Isolasi Dan Morfologi Koloni Bakteri

Embed Size (px)

Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI ISOLASI DAN MORFOLOGI KOLONI BAKTERI

Oleh : Afifi Rahamdetiassani Rika Safira Rifky Cahyo Oktavianto Ely Akbar Dita Rahayu 083112620150008 083112620150026 083112620150010 083112620150017 083112620150001

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI DAN GENETIKA FAKULTAS BIOLOGI UNIVERSITAS NASIONAL JAKARTA 2011

ISOLASI DAN MORFOLOGI KOLONI BAKTERI

I.

Tujuan Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari teknik memindahkan kultur

murni, membuat pemisahan bakteri untuk mendapatkan koloni tunggal bakteri, mengisolasi bakteri dari berbagai sumber untuk mendapatkan kultur tunggal bakteri, mengenal berbagai macam bentuk koloni bakteri, dan mendeterminasi karakteristik morfologi koloni bakteri. II. Tinjauan Pustaka Bakteri merupakan salah satu mikroba yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Bakteri adalah makhluk mikroskopik yang sangat kecil dan umumnya bersel tunggal. Struktur selnya sederhana tanpa nukleus (inti sel) dan jumlahnya banyak. Bentuk bakteri bisa bermacam-macam dan umumnya berukuran 0,5 - 5 mikrometer (Anneahira,2004). Dalam kehidupan di ekosistem bakteri memiliki peranan yang menguntungkan dan merugikan. Bakteri yang menguntungkan dapat dibudidayakan untuk kepentingan manusia, seperti Lactobacillus strain yang dimanfaatkan untuk pembutan youghurt. Sedangkan Salmonella thyphosa merupakan penyebab penyakit tifus (Zaky, 2008). Nama bakteri itu berasal dari kata Bakterion (bahasa Yunani) yang berarti tongkat atau batang. Berdasarkan bnetuk morfologinya, maka bakteri dapat dibagi atas tiga golongan, yaitu golongan basil, golongan kokus, dan golongan spiril. (Dwidjoseputro, 1990). a. Basil (dari bacillus) berbentuk serupa tongkat pendek, silindris. Basil dapat bergandeng-gandengan panjang disebut streptobasil, bergandengan dua-dua disebut diplobasil atau terlepas satu sama lain. b. Kokus (dari coccus) adalah bakteri yang bentuknya serupa dengan bola-bola kecil. Bentuk kokus ini ada yang bergandengan panjang yang serupa dengan tali leher disebut streptokokus, ada yang bergandengan dua-dua disebut diplokokus,

ada yang mengelompok empat disebut tetrakokus, yang bentuknya mengelompok merupakan untaian disebut stafilakokus, sedangkan kokus yang mengelompok serupa kubus disebut sarsina. c. Spiril (dari spirillum) adalah baktrei yang bengkok atau berbengko-bengkok serupa spiral. Golongan ini paling sedikit ditemukan dibandingkan dengan golongan kokus maupun golongan basil. Pada individu intraseluler, bila sel-selnya membelah diri individunya menjadi bertambah banyak, pada mikroorganisme uniseluler pembelahan berarti bertambah banyaknya individu, jadi dalam hal ini pembelahan berarti multiplikasi. Bakteri bermultiplikasi secara aseksual dengan pembelahan menjadi dua, dua menjadi empat, empat menjadi delapan, dan seterusnya. Setiap keturunannya secara individu dapat melanjutkan proses reproduksi secara tidak terbatas dengan cara sama dengan induknya atau individu sebelumnya dengan syarat tersedia makanan dan energi yang cukup dan keadaan lingkungan (pH, suhu) bebas polusi oleh sisa buang yang beracun dan sebagainya (Irianto, 2006). Dalam perkembangannya, bakteri sangat penting untuk diteliti, artinya bakteri yang ada di alam atau sumbernya dapat diisolasi ke dalam medium buatan untuk dikembangkan lebih lanjut. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui bagaimana mengisolasi bakteri (mikroba) dari alam dan mengidentifikasinya (paling tidak dari karakteristik koloninya). Identifikasi dan determinasi suatu biakan murni bakteri yang diperoleh dari hasil isolasi dapat dilakukan dengan cara pengamatan sifat morfologi koloni, morfologi sel bakteri, pengujian sifa-sifat fisiologi dan biokimianya. Selain itu, identifikasi juga dapat dilakukan dengan pengujian sifat patogenitas dan serologinya. Pertumbuhan bakteri di alam dipengaruhi oleh berapa faktor luar seperti substrat pertumbuhan, pH, temperatur, dan bahan kimia. Bakteri yang nampak dapat memiliki morfologi yang sama, namun keperluan nutrisi dan persyaratan ekologinya berbeda (Dwidjoseputro, 1990).

III.

Alat, Bahan, dan Cara Kerja

A. Teknik pemindahan biakan Alat dan Bahan : 1. NA miring steril atau NB steril 2. Kultur murni bakteri dalam NA miring atau NB 3. Jarum inokulasi berujung bulat 4. Label nama 5. Lampu spirtus B. Teknik memperoleh koloni tunggal bakteri Alat dan Bahan : 1. Agar cawan steril 2. Kultur bakteri C. Isolasi bakteri dari berbagai sumber Alat dan Bahan : 1. Agar cawan steril 2. NA miring 3. Sumber bakteri (tanah) 4. Larutan fisiologis 5. Gelas beacker steril ukuran 25 mL 6. Loop inokulasi 7. Lampu spirtus 8. Kantung plastik D. Morfologi koloni Alat dan Bahan : 1. Kultur murni bakteri pada agar cawan yang disediakan saat praktikum. 2. Kultur murni bakteri yang telah anda diisolasi dari berbagai sumber dan telah dilakukan penipisan Koch pada NA cawan. CARA KERJA : A. Teknik pemindahan biakan 3. Loop inokulasi 4. Lampu spirtus

1. Nama mikroba dan tanggal yang akan diinokulasikan ditulis pada label dan ditempel pada tabung. 2. Kedua tabung dipegang dengan posisi seperti V. 3. Jarum inokulasi dibakar hingga membara. 4. Jarum inokulasi dipegang sambil dibuka tutup tabung 5. Mulut tabung dipanaskan dengan melewatkan di atas nyala api. 6. Biakan dipindahkan dari biakan padat ke biakan cair atau sebaliknya. Biakan yang diambil adalah cuplikan. 7. Mulut tabung dipanaskan kembali. 8. Kemudian tabung ditutup dengan kapas. 9. Jarum inokulasi disterilkan kembali. B. Teknik memperoleh koloni tunggal bakteri 1. Cuplikan biakan diambil dengan loop inokulasi, digoreskan pada area 1 sebanyak empat kali. Jarum loop inokulasi disterilkan dengan pembakaran dan dibiarkan dingin sejanak. Posisi cawan digeser 90. Jarum loop inokulasi digoreskan empat kali pada area pertama menuju area kedua. Cawan petri digeser 90. 2. Jarum inokulasi disterilkan kembali. Setelah dingin, loop inokulasi digoreskan pada area 2 menuju area 3. Loop inokulasi disterilisasikan kembali. Posisi cawan petri digeser 90. 3. 4. 1. Hal ini dilakukan sebanyak empat kali sehingga kelak didapat koloniHasil streak diinkubasi selama 24 jam, lalu diamat hasilnya. Sumber bakteri (tanah) ditimbang sebanyak 1 gram, lalu dimasukkan koloni bakteri yang terpisah satu dengan lainnya. C. Isolasi bakteri dari berbagai sumber ke dalam gelas Beacker dan ditambahkan 9 mL larutan fisiologis steril. Setelah itu diratakan. 2. Loop inokulasi disterilkan, lalu diambil satu loop larutan sumber bakteri (tanah), dan dibuat isolasi dengan streak plate.

3. 4. 5.

Setelah itu agar cawan ditutup selama 30 menit. Lalu diinkubasi selama 24 jam pada suhu kamar dan diamati hasilnya. Diinokulasi minimal 2 koloni bakteri yang terpisah dan berbeda

morfologinya ke dalam NA miring. Kultur murni diinkubasi selama 24 jam hingga terlihat pertumbuhannya. Hasilnya ini merupakan langkah awal identifikasi bakteri yang dilakukan. D. Morfologi koloni : 1. Kultur bakteri yang tersedia dan kultur murni bakteri yang telah diisolasi dideterminasi dengan menentukan karakteristik dibawah ini: a. Ukuran : Bentuk titik Kecil Moderat atau sedang Besar

b. Pigmentasi (Warna koloni) Putih Kuning Merah Sirkuler Ireguler Rhizoid Entire Lobate Undulate Serrate : Bulat, bertepi : Tidak beraturan, bertepi : Bentuk seperti akar, pertumbuhan menyebar : Tepian rata : Tepian berlekuk :Tepian bergelombang : Tepian bergerigi Ungu Dan lain-lain

c. Form (Bentuk koloni)

d. Margin (Bentuk tepian luar)

Filamentous : Tepian seperti benang-benang Flat Raised Convex : Ketinggian tidak terukur, nyaris rata dengan medium : Ketinggian nyata terlihat, namun rata pada seluruh Permukaan. : Bentuk cembung seperti tetesan air

e. Elevasi (Ketinggian pertumbuhan koloni bakteri)

Umbonate : Bentuk cembung, dibagian tengah lebih menonjol

2. Hasil dari determinasi dimasukkan ke dalam tabel pengamatan. IV. Hasil dan Pembahasan Pigmentasi Putih Putih Merah Kuning Putih kuning Form Circular Circular Circular Circular Circular Margin Entire Entire Entire Entire Entire Elevasi Flat Convex Convex Umbonate Flat Ukuran Besar Kecil Sedang sedang Sedang

Jenis bakteri Bacilus subtilis Staphylococcu s aureus Seratia marcecens E.coli Sarcina lutea

Dalam praktikum ini terdapat beberapa jenis bakteri yang berhasil di identifikasi berdasarkan morfologi koloninya dengan metode quadrant streak saat pengisolasian. Terdapat 5 jenis bakteri yang didapat dari laboratorium, yaitu Staphylococcus aureus, Serratia marcecens, Bacillus subtilis, Escherichia colii dan Sarcina lutea. Masing-masing bakteri memiliki morfologi dan ciri-ciri yang berbeda. Morfologi koloni dapat dilihat dengan jelas jika sebagai kultur murni dalam suatu medium. Namun dari hasil pengamatan, terlihat pula dua jenis koloni bakteri yang berbeda bersatu, sehingga menghasilkan warna perpaduan. Morfologi

koloni bakteri dapat dibedakan berdasarkan ukuran, pigmentasi, form, margin dan elevasi. Bacillus subtilis memiliki pigmentasi koloni berwarna putih yang berbentuk bulat dengan garis pinggir kolono yang rata. Dari topografi koloni, bakteri jenis ini datar dan ukurannya relatif besar. Bakteri Stapilococcus aureus memiliki cirri-ciri koloni yang sama dengan Bacillus subtilis dalam hal pigmentasi, bentuk koloni, garis pinggir koloni, namun berbeda dalam ciri-ciri topografi dan ukuran yang berbeda, yaitu elevasi convex (melengkung) dan ukuran koloni yang relatif kecil. Seratia marcecens yang diidentifikasi memiliki cirri-ciri koloni berwarna merah, bentuk koloni yang bulat, garis pinggir yang rata, topografi yang melengkung dan ukuran koloni yang relatif sedang. Sementara itu, bakteri yang lain juga adalah E.coli dan Sarcina lutea yang koloninya sama-sama berbentuk bulat dengan garis tepi yang rata dan ukran koloni yang sedang. Namun keduanya berbeda dalam hal pigementasi dan topografi, E.coli memiliki warna koloni kuning dengan topografi yang menonjol di bagian tengah. Sedangkan Sarcina lutea berwarna putih kekuningan dengan topografi yang rata.

DAFTAR PUSTAKA Amarullah, Zaky. Kumpulan Ilmu Pengetahuan. 2008. http://senyawa-

kimia.blogspot.com/2009/12/kegunaan-dan-kerugian-bakteri.html. Diakses pada tanggal 6 Maret 2011 Anneahira. Ciri dan Bentuk Bateri. 2004. http://www.anneahira.com/bentukbakteri.htm. Diakses pada tanggal 6 Maret 2011. Dwidjoseputro, Prof.Dr.D. 1990. Dasar-dasar Mikrobiologi. Djambatan: Jakarta http://dydear.multiply.com/journal/item/1. Diakses pada tanggal 6 Maret 2011.

Noverita, R. Widowati, Yulneriwarni dan Darnely. Penuntun Praktikum Mikrobiologi. Fakultas Biologi Universitas Nasional. Jakarta. 2009.