Upload
vucong
View
225
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
ISSN: 1979-9101
DAFTAR ISI
Pengaruh Promosi dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan 1
Di Toko Emas Eka Dwi Lamongan
Sawabi STIE KH Ahmad Dahlan Lamongan
Pengaruh Pelayanan dan Fasilitas Terhadap Tingkat Kepuasan Nasabah 9
Di Bank BTPN Purna Bakti Lamongan
Mu’ah STIE KH. Ahmad Dahlan Lamongan
Pengaruh Harga dan Kualitas Produk Terhadap Minat Beli Konsumen 18
UD. Karunia Pojok Hj. Rochimah Lamongan
Cuk Triono Singgih STIE KH. Ahmad Dahlan Lamongan
Pengaruh Kompetensi Dan Etika Auditor Terhadap Kualitas Audit Pada Kantor 28
Inspektorat Daerah Kabupaten Lamongan
Agung Hirmantono STIE KH Ahmad Dahlan Lamongan
Pengaruh Kompetensi Akuntan, Pemanfaatan Teknologi Informasi, 38
Dan Pengendalian Intern Akuntansi Terhadap Keterandalan Pelaporan Keuangan
PT. Telkom Tbk. Kab. Lamongan
Annita Mahmudah STIE KH. Ahmad Dahlan Lamongan
Pengaruh Biaya Operasional Dengan Pendapatan Operasional Dan Non Perfoming 50
Financing (NPF) Terhadap Profitabilitas Pada PD. Bpr Bank Daerah Lamongan
Tahun 2015 – 2017
Heti Nur Ani STIE KH. Ahmad Dahlan Lamongan
Pengaruh Etika Kerja, Kompetensi Dan Pengalaman Karyawan Dalam Mengelola 60
Aset Tetap Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pada Bank Syariah Mandiri Lamongan Tahun
2014-2017
Masram STIE KH Ahmad Dahlan Lamongan
Pengaruh Manajemen Laba Terhadap Return Saham Dengan Kualitas Audit Sebagai 71
Variabel Pemoderasi (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar
Pada Bursa Efek Indonesia- Surabaya Tahun 2014-2016)
Agung Hirmantono STIE KH. Ahmad Dahlan Lamongan
Analisis Penerapan E-Filing Sebagai Upaya Meningkatkan Kepatuhan 79
Wajib Pajak Dalam Penyampaian SPT Tahunan Pada KPP Pratama Lamongan
Dwi Reni Nisvul Lailyningsih STIE KH Ahmad Dahlan Lamongan
Pengaruh Pembagian Kerja Dan Kompensasi Terhadap Produktivitas Pada 87
PT. Trijaya Cipta Makmur Lamongan Pada Tahun 2016
Yulie Wahyuningsih STIE Muhammadiyah Paciran Lamongan
ISSN : 1979-9101
MELATI
JURNAL MEDIA KOMUNIKASI ILMU EKONOMI
Diterbitkan Oleh : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) KH. Ahmad Dahlan
Lamongan JL. Ahmad Dahlan Lamongan Telp/Fax (0322) 315 987
Terbit tiga kali setahun (April, Agustus dan Desember): 1979-9101 berisi tentang hasil
penelitian, gagasan konseptual, kajian dan aplikasi teori, resensi buku dan tulisan praktis
dalam bidang Ilmu Ekonomi.
Pelindung/Penasehat
Drs. H. Munadji
(Ketua BPH PT Muhammadiyah Lamongan)
Drs. H. Mustofa Nur, MM
(Ketua STIE KH. Ahmad Dahlan Lamongan)
Ketua Pengarah:
Dr. H. Masram, MM., M.Pd., MMKes
Drs. Arfian Mudayan, SE., M.Pd
Ketua Penyunting:
Dr. Hj. Mu’ah, MM., M.Pd
Penyunting Pelaksana:
Drs. Sugeng Utomo., M.Pd
Drs. Matali, MM
Annita Mahmudah, SE., S.Pd., M.Ak
Drs. Salamun, M.Pd
Drs. Maghfur, M.Pd
Drs. Sukahar, MM
Dra. Yulis Saidah, M.Pd
Heti Nur Aini, SE., M.Si
Drs. H. Muhammad Mahbub, MM
Penyunting Ahli/Mitra Bestari:
Dr. Supriyanto, MM (Dosen FE-Universitas Negeri Malang)
Dr. Anang Kistyanto, MM (Dosen FE-Universitas Negeri Surabaya
Alamat Penyunting Pelaksana dan Tata Usaha: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) KH.
Ahmad Dahlan Lamongan, JL. KH. Ahmad Dahlan Lamongan, Telp/Fax (0322) 315987.
Jurnal ini diterbitkan di bawah pembinaan Ketua BPH PT Muhammadiyah Lamongan (Drs.
H. Munadji) dan Ketua STIE KH. Ahmad Dahlan Lamongan (Drs. H. Mustofa Nur, MM).
1
PENGARUH PROMOSI DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN
PELANGGAN DI TOKO EMAS EKA DWI
LAMONGAN
SAWABI
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh promosi dan kualitas pelayanan
terhadap kepuasan pelanggan di toKO emas eka dwi lamongan. Tingkat promosi dan kualitas
pelayanan dijadikan latar belakang masalah dalam penelitian ini. Pengumpulan data dalam
penelitian ini menggunakan metode kuesioner dengan jumlah sampel 50 respoden, teknik
pengambilan sampel menggunakan accidental sampling dan metode analisa data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah uji asumsi klasik, uji validitas, dan reabi;itas, analisis
regresi linier berganda, penguji hipotesis melalui uji t dan uji F,serta analisis koefisien
determinasi (R2). Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel Promosi secara signifikan
berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan, sedangkan variabel Kualitas Pelayanan
secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel Kepuasaan Pelanggan.
Kemudian melalui uji F dapat diketahui bahwa kedua variabel indpenden yang diteliti secara
silmutan berpengaruh terhadap variabel dependen Kepuasan Pelanggan. Angka R Sguare
sebesar 0,57 menunjukan bahwa 57 persen variabel Kepuasan Pelanggan dapat dijelaskan
oleh kedua variabel independen dalam persamaan regresi. Sedangkan sisanya 47 persen
dijelaskan oleh variabel lain di luar kedua variabel yang digunakan dalam penelitian ini.
Kata Kunci :Promosi, Kualitas Pelayanan, dan Kepuasan Pelanggan.
2
PENDAHULUAN
Perkembangan zaman
yang semakin hari semakin canggih
dan bertambah maju dapat di
tunjukan dengan perkembangan
tingkat perekonomian dan kemajuan
di bidang teknologi, pendidikan,
iptek, komunikasi dan transportasi
yang membawa manusia suatu
perekonomian yang modern. Dengan
melihat perkembangan zaman
semakin komplit dan maju dengan
pesat, kebutuhan akan berbelanja
merupakan kebutuhan yang tidak
dapat di hindari termasuk kebutuhan
akan membeli perhiasan emas
Dari tahun ke tahun,
perkembangan perhiasan emas
semakin berkembang.Perkembangan
ini mempengaruhi perilaku
konsumen terhadap emas mulai
berubah.Apalagi dengan adanya
krisis moneter yang mengakibatkan
merosotnya nilai mata uang rupiah
terhadap dollar dapat mempengaruhi
nilai jual emas dipasaran, baik
pasarandalam negeri maupun pasar
luar negeri. Konsumen yang
mempunyai bekal ilmu pengetahuan
yang luas dan pengalaman yang
cukup, mampu dan ingin melakukan
spekulasi yang didasarkan pada
informasi mengenai pergerakan nilai
tukar rupiah yang berdampak pada
minat pembelian emas.
Menurut Swastha
(2000:222),Promosi dipandang
sebagai arus informasi atau persuasi
satu arah yang dibuat untuk
mempengaruhi seseorang atau
organisasi kepada tindakan yang
menciptakan pertukaran dalam
pemasaran.
Menurut Suryana
(2001:112),Promosi adalah cara
mengkomunikasikan barang dan jasa
yang di tawarkan supaya konsumen
mengenal dan membeli.
Menurut Kusmono
(2001:374),Promosi adalah usaha
yang dilakukan pasar untuk
mempengaruhi pihak lain agar
berpartisipasi dalam kegiatan
pertukaran.
MenurutMadura(2001:157),Promosia
dalah tindakan menginformasikan
atau mengingatkan tentang
spesifikasi produk atau merek.
Bauran promosi yang dilakukan
perusahaan akan menciptakan
suatuPenilaian tersendiri pada
pikiran konsumen sehingga penilaian
konsumenterhadappromosi produk
secara langsung maupun tidak
langsung akan menciptakan
imageterhadap suatu produk. Philip
Kotler (2005) juga menjelaskan
bahwa aktivitaspromosi merupakan
usahapemasaran yang memberikan
berbagai upaya intensifjangka
pendek untuk mendorong keinginan
mencoba atau membeli suatu
produkatau jasa.Seluruh kegiatan
promosi bertujuan untuk
mempengaruhi perilakupembelian,
tetapi tujuan promosi yang utama
adalah memberitahukan,
membujukdan mengingatkan
kembali konsumen terhadap sebuah
produk atau jasa.
Kualitas layanan mempunyai
pengaruh terhadap kepuasan
pelanggan (Cronin dan Taylor, dalam
Prabowo 2002). Dampak positif dari
pelayanan yang baik akan
meningkatkan kepuasan dan
kesetiaan pelanggan serta keinginan
untuk melakukan pembelian kembali
(re-buying), yang tentunya akan
meningkatkan pendapatan yang
diterima dari produk yang telah
3
terjual. Agar dapat bersaing,
bertahan hidup, dan berkembang,
maka perusahaan dituntut untuk
mampu memenuhi kebutuhan dan
keinginan pelanggan dengan
memberikan pelayanan yang terbaik
dan berkualitas, maka dengan begitu
pelanggan akan merasa mendapat
kepuasan tersendiri dan merasa
dihargai sehingga mereka senang dan
bersedia untuk menjadi pelanggan
tetap. Harga adalah satu-satunya
unsur dalam berbagai unsur.
Menurut Philip Kotler
(2005), bahwa kepuasan pelanggan
merupakan suatu perasaan senang atau
kecewa seseorang yang muncul
setelah membandingkan antara
persepsi atau kesannya terhadap
kinerja (hasil) suatu produk yang
dihasilkan oleh perusahaan. Kepuasan
pelanggan didefinisikan sebagai
evaluasi pasca konsumsi bahwa suatu
alternatif yang dipilih setidaknya
memenuhi atau melebihi harapan
pelanggan (Engel, Blackwell and
Miniard, 1990 dalam Tjiptono, 1999).
Kepuasan pelanggan berkontribusi
pada sejumlah aspek krusial, seperti
terciptanya loyalitas pelanggan,
meningkatnya reputasi perusahaan,
berkurangnya elastisitas harga,
berkurangnya biaya transaksi masa
depan, dan meningkatnya efisiensi dan
produktivitas karyawan (Anderson, et
al., 1994; Anderson, et al., 1997;
Edvardsson, et al., 2000).
Kualitas pelayanan merupakan
suatu bentuk penilaian konsumen
kualitas tingkat layanan yang diterima
(perceived service)dengantingkat
layanan yang diharapkan(expected
service).
METODE PENELITIAN
Rancangan penelitian ini
menggunakan metode kuantitatif
dengan merumuskan hipotesis untuk
menjawab masalah yang telah di
rumuskan dengan kalimat
pernyataan.
Sygiono (2011;8) mendifinisikan
metode kuantitatif sebagai metode
yang berlandaskan pada filsafat
positivisme,realitas dipadang sebagai
suatu yang kongkrit,dapat diamati
dengan panca indera, dapat di
kategorikan menurut jenis, bentuk,
warna, perilaku, tidak berubah dan
dapat diukur. Dengan ini dalam
penelitian kuantitatif, peneliti dapat
menentukan dengan hanya beberapa
variabel saja dari obyek yang diteliti
dan kemudian dapat membuat
instrument untuk mengukurnya.
Dari segi metode pengumpulan
data, penelitian ini Penelitian ini
menggunakan metode survey dengan
cara peneliti mengajukan pertayaan
kepada obyek Dari segi metode
pengumpulan data, penelitian ini
menggunakan metode survey dengan
cara peneliti mengajukan pertayaan
kepada obyek yang bersangkutan
dengan menyebarkan kuesioner.
Sampel dan populasi penelitian ini
adalah pembeli Emas di Toko Emas
Eka Dwi Lamongan.Populasi dan
sampel penelitian ini adalah pembeli
Emas di Toko Emas Eka Dwi
Lamongan.
HASIL PENELITIAN
Distribusi Frekunsi
berdasarkan Promosi (X1)
4
Berdasarkan penelitihan dapat
diinterprestasikan bahwa rata-rata
25.4 atau50.8 respoden Setuju (S)
untuk variable promosi terhadap
kepuasan pelanggan
Distribusi Frekuensi
berdasarkan Kualitas pelayanan
(X2)
Berdasarkan penelitihan dapat
di interprestasikanbahwa rata-rata
33.8 atau 67.6 % respoden
Normal (N) untuk variable kualitas
pelayanan terhadap kepuasaan
pelanggan
Distribusi Frekuensi
berdasarkan Kepuasaan
Pelanggan
Berdasarkan penelitihan dapat
diinterprestasikan bahwa rata-rata
28.2 atau 56.4 % respoden Setuju
(S) untuk varibel Kepuasaan
Pelanggan terjadi karena pengaruh
promosi dan kualitas pelayanan
HIPOTESIS
UJI HIPOTESIS I
Uji t dilakukan untuk
mengetahui ada tidaknya pengaruh
variabel bebas dengan variabel
terikat baik secara parsial.
Dari hasil uji t untuk variabel
promosil (X1) terhadap kepuasan
pelanggan diperoleh hasil tingkat
signifikansi yaitu sebesar 0.003 <
0.05 dan thitung sebesar 3.194 dan
ttabel sebesar 2.011. Dari data
tersebut di dapat nilai thitung > ttabel
(3.194 > 2.011), maka dapat
disimpulkan bahwa secara parsial
variabel Promosi berpengaruh
signifikan terhadap Kepuasan
Pelanggan.
Dari hasil uji t untuk variabel
kualitas pelayanan(X2) terhadap
kepuasan pelanggan diperoleh hasil
tingkat signifikansi yaitu sebesar
0.140 < 0,05, dan thitung sebesar
1.499 dan ttabel sebesar 2.011. Dari
data tersebut di dapat nilai thitung >
ttabel (1.499 > 2.011). Maka dapat
disimpulkan bahwa secara parsial
variabel Kualitas Pelayanan tidak
berpengaruh signifikan terhadap
Kepuasaan Pelanggan.
UJI HIPOTESIS II
Pengujian terhadap variabel
independen secara simultan (uji F)
dilakukan guna mengetahui apakah
variabel independen (Promosi dan
Kualitas Pelayanan ) secara
bersama-sama berpengaruh
signifikan terhadap variabel
dependen (Kepuasan Pelanggan)
serta untuk mengetahui apakah
model regresi dapat digunakan
untuk memprediksi variabel
dependen atau tidak.
Dari kriteria pengujian statistik
diperoleh hasil sebagai berikut:
df (n1) = k – 1 → jadi 3 – 1 = 2
df (n2) = n – k → jadi 50 – 3 = 47
Taraf signifikan = 5% atau 0,05
Maka diperoleh F tabel sebesar 3.20
Hasil analisis uji hipotesis antara
variabel bebas X1 dan X2 terhadap
Y diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 4.8 Hasil Uji Hipotesis
Secara Simultan (Uji F)
ANOVAa
Model
Su
m of
Squares
D
f
Me
an
Square F
S
ig.
1 Re
gressio
n
115
.808 2
57.
904
9
.427
.
000b
5
Re
sidual
288
.692
4
7
6.1
42
To
tal
404
.500
4
9
a. Dependent Variable: kepuasaan pelanggan
b. Predictors: (Constant), kualitas pelayanan,
promosi
Tabel diatas menunjukkan
bahwa nilai signifikansi 0.000
<0.05, dan sedangkan nilai Fhitung
sebesar 9.427 dan Ftabel adalah
3.20. Dari data tersebut di dapat
nilai Fhitung > Ftabel (9.427>
3.20), maka dapat disimpulkan
bahwa secara bersama-sama
variabel Promosi dan Kualitas
Pelayanan berpengaruh signifikan
terhadap Kepuasan Pelanggan
PEMBAHASAN
Pengaruh Promosi dan
Kualitas Pelayanan terhadap
Kepuasan Pelanggan di Toko
Emas Eka Dwi Lamongan
a.Tingkat Promosi terhadap
Kepuasaan Pelanggan
Dari hasil uji t untuk Promosi (X1)
terhadap Kepuasaan Pelanggan
diperoleh hasil tingkat signifikansi
yaitu sebesar 0.003< 0.05 dan thitung
sebesar 3.194 dan ttabel sebesar 2.011.
Dari data tersebut di dapat nilai
thitung> ttabel (3.194 > 2.011), maka
dapat disimpulkan bahwa secara
parsial variabel Promosi berpengaruh
signifikan terhadap Kepuasaan
Pelanggan .
Menurut (senjaya, 2008) Promosi
sangatlah mempengaruhi kepuasaan
pelanggan.
Dari hasil penelitian bahwa promosi
secara signifikan berpengaruh
terhadap kepuasan pelanggan karena
promosi menujukan adanya dampak
positif terhadap kepuasan pelanggan
seperti memberikan potongan harga
dan hadiah maka akan semakin
tinggi pula tingkat kepuasan
pelanggan .
b. Kualitas Pelayananterhadap
Kepuasan Pelanggan Dari hasil uji t untuk variabel
Kualitas Pelayanan (X2) terhadap
Kepuasan Pelanggan diperoleh hasil
tingkat signifikansi yaitu sebesar
0.140 < 0.05, dan thitung sebesar 1.499
dan ttabel sebesar 2.011. Dari data
tersebut di dapat nilai thitung> ttabel
(1.499 > 2.011). Maka dapat
disimpulkan bahwa secara parsial
variabel Kualitas Pelayanan tidak
berpengaruh signifikan terhadap
Kepuasan Pelanggan.
Menurut (Tjiptono, 2007) bahwa
kualitas pelayanan secara signifikan
tidak berpengaruh terhadap kepuasan
pelanggan.
Dari hasil penelitian bahwa kualitas
pelayanan secara signifikan tidak
berpengaruh diakibatkan karena
kualitas pelayanan yang di berikan
kurang baik sehingga perlu di
tingkatkan kualitas pelayanan seperti
keramaan kepada pelanggan,
kesopanan kepada pelanggan agar
terciptanya kepuasan pada diri
pelanggan
2. Pengaruh Promosi dan Kualitas
Pelayanan secara simultan terhadap
Kepuasan Pelanggan di Toko Emas
Eka Dwi Lamongan Uji hipotesis secara simultan atau
yang dinotasikan dalam bentuk uji F
menyatakan bahwa ada secara
bersama-sama terdapat pengaruh yang
signifikan antara variabel Promosi dan
Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan
Pelanggan di Toko Emas Eka Dwi
Lamongan. Sebagaimana yang telah
dibahas dalam item uji hipotesis
simultan diatas, perhitungan nilai
6
signifikasi 0.000 < 0.05, dan
sedangkan nilai Fhitung sebesar 9.427
dan Ftabel adalah 3.20. Dari data
tersebut di dapat nilai Fhitung> Ftabel
(9.427 > 3.20), yang artinya bahwa
secara bersama-sama variabel Promosi
dan Kualitas Pelayanan berpengaruh
signifikan terhadap Kepuasan
Pelanggan
Menurut (Ghozali, 2011:98)
menunjukan bahwa pengaruh promosi
dan kualitas pelayanan secara
signifikan berpengaruh terhadap
kepuasan pelanggan.
Dari hasil penelitian menunjukan dari
variabel promosi dan kualitas
pelayanan secara silmutan signifikan
berpengaruh karena ditinjau dari segi
promosi dan kualitas yang di berikan
sangatkan menarik pelanggan untuk
membeli emas
3.Variabel yang paling dominan
dari varibel Promosi dan Kualitas
Pelayanan terhadap Kepuasan
Pelanggan.
Dari hasil uji secara keseluruhan
pengaruh variable independen yang
paling dominan terhadap variable
dependen adalah Promosi, hal ini
dapat dilihat dari hasil nilai
Standarlized Coeffcientsyang
menunjukan bahwa variabel Promosi
memiliki nilai tertinggi yaitu 0.426,
sedangkan Kualitas Pelayanan
memiliki nilai 0.200.
Menurut ( Djarwanto, 2007:202 )
menunjukan bahwa promosi
berpengaruh dominan terhadap
kepuasaan pelanggan .di bandingkan
kualitas pelayanan.
Di tinjau dari hasil variabel promosi
yang lebih dominan dari pada variabel
kualitas pelayanan karena pelanggan
di Toko Emas Eka Dwi Lamongan
cenderung memilih hadiah, potongan
harga (promosi) sebab di toko lain-
lain tidak ada sistem tersebut , tetapi di
eka dwi ada sehingga minat membeli
emas ada karena tergiur akan promosi-
promosi yang di berikan. Sehingga
promosi di jadikan salah satu
keunggulan bersaing pada Toko Emas
Eka Dwi lamongan
KEKESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan, maka ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Secara parsial Promosi berpengaruh
secara signifikan terhadap
keputusan pembelian di Toko Emas
Eka Dwi Lamongan , dikarenakan
nilai thitung < ttabel . Nilai thitung 3.197
sedangkan t tabel 2.732
2. Secara parsial Kualitas Pelayanan
tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap Kepuasan Pelanggan di
Toko Emas Eka Dwi Lamongan,
dikarenakan nilai thitung >ttabel . Nilai
thitung 1.499 sedangkan t tabel 2.732
3. Secara simultan Promosi dan
Kualitas Pelayanan berpengaruh
secara signifikan terhadap kepuasan
pelanggan , dikarenakan nilai fhitung
> ftabel adapun nilai fhitung adalah
9.427 sedangkan ftabel 3,20.
4. Dari hasil uji secara keseluruhan
pengaruh variable independen yang
paling dominan terhadap variable
dependen adalah Promosi, hal ini
dapat dilihat dari hasil nilai
Standarlized Coeffcients yang
menunjukan bahwa variabel
Promosi memiliki nilai tertinggi
7
yaitu 0.426, sedangkan Kualitas
Pelayanan memiliki nilai 0.200.
Hal ini berarti bahwa Promosi dan
Kualitas Pelayanan di Toko Emas
Eka Dwi Lamongan mampu
meningkatkan dan mempengaruhi
Kepuasaan di Toko Emas Eka Dwi
Lamongan.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan, maka saran yang
diajukan adalah sebagai berikut :
1. Hasil kuesioner menunjukan
bahwa menurut responden,
promosi yang ada di Toko Emas
Eka Dwi lamongan sudah baik.
Oleh karena itu penulis
menyarankan supaya Toko Emas
Eka Dwi Lamongan tetap menjaga
promosi-promosi yang baik agar
pelanggan merasa puas terhadap
promosi-promosi yang di berikan
di Toko Emas Eka Dwi
Lamongan.
2. Hasil Kuesioner menunjukan
bahwa menurut responden kualitas
pelayanan di Toko Emas Eka Dwi
Lamongan kurang baik oleh sebab
itu Toko Emas Eka Dwi
Lamongan menjaga kualitas
pelayanan yang diberikan kepada
pelanggan agar pelanggan lebih
merasa puas terhadap pelayanan
yang di berikan di Toko Emas Eka
Dwi Lamongan.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.pelajaran.co.id/2017/28/
pengertian-promosi-menurut-para-
ahli.html
http://eprints.undip.ac.id/38724/1/F
ARDIANI.pdf
Kotler. P.2000.,Manajemen
Pemasaran: Analisis,
Perencanaan, Implementasi
dan Pengendalian ,Edisi ke-
2, Penerbit Erlangga, Jakarta
Kotler,P.dan G. Armstrong
2008.Bauran pemasaran.
Edisi 12 jilid 2.Erlangga
2008.Jakarta
Kotler.2008. Prinsip-Prinsip
Pemasaran..Jilid 1 dan 2
Edisi 12 Erlangga.Jakarta.
Kotler.dan Keller.2009.Manajemen
Pemasaran.Jilid I.Edisi ke
13.Erlangga.Jakarta
Sugiyono.2008. Metode Penelitian
Bisnis.CV Alfabeta.
Bandung.
Sugiyono.2012.Statistika untuk
metode Penelitian.CV
Alfabeta. Bandung.
Cannon,J.2008. Pemasaran Dasar-
Pendekatan Manajemen
Global.Saa
http://ciputrauceo.net/blog/2016/2/1
8/kualitas-pelayanan-dimensi-dan-
cara-mengukurnya
http://www.landasanteori.com/2015/
07/pengertian-promosi-tujuan-dan-
bentuk.html
Swasta, Busu, dan
Irawan, Manajemen Pemasaran
Modern, Liberty, Yogyakarta,
1997.
8
Boyd, Happer W, Walker,
Orville C, dan Larreche, Jean-
Claude, Manajemen Pemasaran:
Suatu pendekatan Strategi Dengan
Orientasi Global, Alih Bahasa Iman
Nurmawan, Erlangga, 2000.
Kismono, Gugup, Pengantar Bisnis,
Edisi I, Cetakan I, BPFE,
Yogyakarta, 2001.
Madura, Jeff, Pengantar Bisnis,
Introduction to Business, Alih
Bahasa Saroyini W.R. Salib,
Salemba Empat, Jakarta, 20
8
9
PENGARUH HARGA DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP MINAT BELI
KONSUMEN UD. KARUNIA POJOK HJ. ROCHIMAH LAMONGAN
CUK TRIONO SINGGIH
ABSTRAK
Dalam penelitian ini UD. Karunia Pojok Hj. Rochimah Lamongan memenuhi apa yang
di butuhkan dan di inginkan para konsumen, sehingga bisa memberikan nilai yang lebih baik
dari pada pesaingnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana Harga dan
Kualitas Produk mempengaruhi Minat Beli Konsumen. Berdasarkan penelitian dari 94
konsumen yang diperoleh dari UD. Karunia Pojok Hj. Rochimah Lamongan.Sedangakan
teknik pengambilan sampel menggunakan incidental sampling. Teknik pengumpulan data
yaitu dengan metode kuesioner, wawancara. Adapun variabel yang diteliti meliputi variabel
harga dan kualitas produk sebagai variabel bebas dan minat beli konsumen sebagainvariabel
terikat.Analisis data menggunakan regresi linier berganda. Berdasarkan hasil penelitian
menunjukkan bahwa nilai t hitung masing-masing variabel bebas adalah harga = 3,005 dan
kualitas produk = 2,508 sedangkan nilai t tabel adalah = 1,66159 (t hitung > t tabel) artinya
bahwa variabel harga dan kualitas produk berpengaruh secara signifikan terhadap minat beli
konsumen. Yang artinya pengaruh variabel independent ( harga dan kualitas produk) terhadap
dependent ( minat beli konsumen ) sebesar 0,241 ini menunjukkan bahwa kontribusi
independent adalah sebesar 24,1 %, sedangkan sisanya dipengaruhi factor lain yang tidak
diteliti. Terdapat pengaruh yang signifikan antara harga terhadap minat beli konsumen,
terhadap pengaruh yang signifikan antara kualitas produk terhadap minat beli konsumen,
terdapat pengaruh antara harga dan kualitas produk terhadap minat beli konsumen, terdapat
pengaruh yang paling dominan antara harga terhadap minat beli konsumen.
Kata Kunci : Harga dan Kualitas Produk Terhadap Minat Beli Konsumen.
PENDAHULUAN
Dalam era globalisasi ini persaingan
bisnis tidak dapat terelakan. Pemasar yang
akan menjual produknya, berupa berbagai
oleh-oleh khas lamongan. Toko Karunia
Pojok” didirikan oleh Ibu Hj. Rochimah
sejak tahun 1975, berawal dari usaha
penyedia kebutuhan rumah tangga. Dan di
tahun 1990 “Toko Karunia Pojok” mulai
memasarkan jajan khas Lamongan. Sejak
saat itulah menfokuskan penjualan ke oleh
– oleh khas Lamongan. Memenuhi apa
yang di butuhkan dan di inginkan para
konsumen, sehingga bisa memberikan nilai
yang lebih baik dari pada pesaingnya.
Pemasar harus mencoba mempengaruhi
konsumen dengan segala cara agar
konsumen bersedia membeli produk yang
di tawarkannya, bahkan semula tidak ingin,
menjadi ingin membeli. Karena pada
prinsipnya konsumen yang menolak hari ini
belum tentu menolak hari berikutnya,
akibatnya timbul persaingan dalam
menawarkan produk-produk yang
berkualitas dengan harga yang mampu
bersaing di pasaran.
Minat beli merupakan salah satu
aspek psikologis yang mempunyai
pengaruh cukup besar terhadap sikap
perilaku dan minat juga merupakan sumber
motivasi yang akan mengarah seseorang
dalam melakukan apa yang ingin mereka
lakukan. Minat beli mencerminkan sesuatu
yang pribadi dan berhubungan dengan
sikap, individu yang berminat terhadap
suatu obyek akan mempunyai kekuatan
atau dorongan untuk melakukan
10
serangkaian tingkah laku untuk
mendapatkan
objek tersebut (Ahmadi,2013:78). sehingga
mampu meningkatkan minat beli secara
signifikan terhadap minat beli. Harga dan
kualitas produk menjadi alasan utama yang
mendorong minat pelanggan untuk
menggunakan produk milik Toko Karunia
Pojok Hj. Rochimah. Oleh karena itu,
diharapkan dapat terus mempertahankan
kualiatas produk yang sangat baik. Karena
minat beli merupakan pernyataan sikap
mengenai bagaimana seseorang akan
berperilaku dimasa yang akan datang.
Minat beli merupakan sesuatu yang
berhubungan dengan rencana konsumen
untuk membeli produk tertentu serta berapa
banyak unit produk yang di butuhkan pada
periode tertentu di Toko Karunia Pojok Hj.
Rochimah.
Berdasarkan tingkat kehidupan
masyarakat yang semakin meningkat, maka
kebutuhan masyarakat terhadap barang
juga akan semakin meningkat. Hal ini
membawa pengaruh terhadap perilaku
mereka dalam memilih barang yang akan
mereka beli maupun yang akan mereka
anggap paling sesuai dan benar-benar dapat
memenuhi kebutuhan dan keinginan
mereka. Produk yang berkualitas dengan
harga bersaing merupakan kunci utama
dalam memenangkan pesaing, yang pada
akhirnya akan dapat memberikan nilai
kepuasan yang lebih tinggi kepada
konsumen. Konsumen kini memiliki
tuntutan nilai yang jauh lebih besar dan
beragam karena di hadapkan pada berbagai
pilihan berupa barang yang dapat mereka
beli. Dalam hal ini perusahaan yang cerdas
akan mencoba memahami sepenuhnya
proses pengambilan keputusan konsumen,
semua pengalaman mereka dalam belajar,
memilih, bahkan dalam menggunakan
produk. Di antara proses alternatif dan
pengambilan keputusan terdapat minat beli
konsumen (purchase intention).
Berdasarkan surve awal pada
tanggal 2 Desember 2017 selama sebulan
terdapat 1.500 pembeli. Dari 1.500 pembeli
yang kembali sebanyak 60% pembeli dan
yang tidak kembali 30% dalam hal membeli
produk dan dapat di simpulkan dalam
penelitian adalah masih adanya konsumen
yang tidak berminat kembali membeli
produk di UD. Karunia Pojok Hj.
Rochimah Lamongan.
Harga menurut Kotler (2008:67)
adalah sejumlah uang yang harus di bayar
oleh konsumen untuk mendapatkan produk.
Penetapan harga yang tepat akan
memberikan keuntungan bagi perusahaan,
hal ini penting agar harga yang di tetapkan
cukup untuk menutupi biaya-biaya
produksi serta memberikan untung kepada
perusahaan namun di sisi lain juga di rasa
pas oleh konsumen, pas artinya cocok oleh
kualitas produk.
Dengan semakin banyaknya
produsen yang terlibat dalam pemenuhan
kebutuhan dan keinginan konsumen,
menyebabkan setiap perusahaan harus
dapat teliti dalam menetapkan harga.
Harga sangat menentukan kelangsungan
perusahaan, karena harga merupakan
pondasi laku atau tidaknya produk atau
barang tersebut ketika dijual. Sehingga,
harga hanya dipatok dengan cara yang
kompetitif, antara pebisnis atau dengan
yang lainnya tidak boleh menggunakan
cara-cara yang saling merugikan. Jadi
kualitas dan harga adalah variabel pilihan
penting bagi konsumen, sehingga harga
suatu produk sangat menentukan
kualitasnya.
Kualitas harus diukur melalui
sudut pandang konsumen terhadap
kualitas produk itu sendiri, sehingga selera
konsumen disini sangat berpengaruh. Jadi
dalam mengelola kualitas suatu produk
harus sesuai dengan kegunaan yang
diinginkan oleh konsumen. Dalam hal ini
yang penting adalah menjaga konsistensi
dari output produk pada tingkat kualitas
11
yang diinginkan dan diharapkan konsumen.
Kualitas produk merupakan kemampuan
suatu produk untuk melakukan fungsinya.
Kemampuan itu meliputi : daya tahan,
kehandalan, ketelitian yang dihasilkan,
kemudahan dioperasikan dan diperbaiki,
serta atribut yang berharga pada produk
secara keseluruhan.
Kualitas produk dapat di artikan
sebagai kesesuaian atau kepuasan
konsumen atas suatu produk. Kualitas
merupakan faktor dasar yang
mempengaruhi pilihan konsumen untuk
berbagai jenis produk dan jasa. Kualitas
produk telah menjadi bagian kekuatan yang
penting yang membuahkan keberhasilan
suatu pemasaran. Dalam menjalankan
kegiatan bisnis, pelaku usaha perlu
mengetahui bagaimana perilaku konsumen
terbentuk karena dengan mengetahui hal ini
maka pelaku usaha akan dapat lebih
memahami karakter konsumen, dengan
memahami karakter konsumen maka akan
mempermudah pelaku usaha untuk
merancang strategi-strategi bisnis yang
akan menarik konsumen pada aspek
produk, harga, promosi, saluran pemasaran,
dll. Setiap usaha pasti berorientasi pada ke
untungan, keuntungan dapat di raih apabila
perusahaan mampu mencapai target
penjualan sedangkan target penjualan
hanya akan tercapai jika konsumen
melakukan pembelian terhadap produk
yang bersangkutan.
Bagi perusahaan produk di pandang
sebagai sesuatu yang di hasilkan dan
kemudian ditawarkan kepada konsumen.
Konsumen memandang produk sebagai alat
untuk memenuhi kebutuhan dan
memecahkan masalah yang di hadapi.
Produk yang baik harus sesuai dengan
selera konsumen dan mampu menghasilkan
laba bagi perusahaan. Dan perusahaan juga
perlu mengembangkan produknya agar
dapat mengikuti perkembangan zaman dan
perubahan selera konsumen. Tujuan
perusahaan memproduksi suatu produk
secara umum adalah di terimanya produk
tersebut dengan baik oleh konsumen. Salah
satu upaya agar produk yang dihasilkan
dapat diterima konsumen adalah dengan
melaksanakansecara tepat dan terpadu
sesuai dengan situasi dan kondisi
perusahaan. Adanya yang terkait dengan
pemenuhan kebutuhan dan kegiatan
produksi adalah kualitas produkdan harga,
yang di hasilkan oleh perusahaan.
Harga atau pengaruh harga terhadap
minat beli sangatlah penting, karena dengan
tingkat harga yang ditetapkan oleh
perusahaan dapat menjadi tolak ukur akan
permintaan suatu produk. Penetapan harga
yang salah atas suatu produk dapat
mengakibatkan jumlah penjualan pada
suatu produk tidak dapat maksimal yang
mengakibatkan penjualan menurun dan
pangsa pasarnya berkurang.Tjiptono
(2012:151) harga adalah satuan moneter
atau ukuran lainnya termasuk barang yang
di tukarkan agar memperoleh hak
kepemilikan atau penggunaan suatu barang.
Oleh karena itu, dalam penetapan harga
perusahaan harus dapat menentukan harga
penjualan sesuai dengan pangsa pasar yang
di tuju agar penjualan produk dan pangsa
pasar meningkat.
Kualitas produk terhadap minat
beli, karena kualitas merupakan faktor
dasar yang mempengaruhi pilihan
konsumen untuk berbagai jenis produk.
Kualitas produk telah menjadi bagian
kekuatan yang penting yang membuahkan
keberhasilan suatu pemasaran. Dalam
menjalankan kegiatan bisnis, pelaku usaha
perlu mengetahui bagaimana perilaku
konsumen terbentuk karena dengan
mengetahui hal ini maka pelaku usaha akan
dapat lebih memahami karakter konsumen,
dengan mengalami karakter konsumen
maka akan mempermudah pelaku usaha
untuk merancang strategi-strategi bisnis
yang dapat menarik konsumen.
Oleh karena itu dengan harga dan
kualitas produk perusahaan yang baik di
harapkan mampu menambah kepercayaan
12
masyarakat agar lebih memilih produk
perusahaan tersebut. Dan dalam persaingan
seperti sekarang ini, perusahaan di tuntut
untuk menawarkan produk yang berkualitas
dan mempunyai nilai lebih, dan nampak
berbeda dengan produk pesaing. Dengan
harapan agar mampu meningkatkan minat
beli konsumen lebih banyak yang berminat
membeli produk tersebut dan bisa
mendapatkan keuntungan bagi UD.
Karunia Pojok Hj. Rochimah.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif kuantitatif, data yang
diperoleh dari sampel populasi
penelitian dianalisis sesuai dengan
metode statistik yang digunakan
kemudian diinterprestasikan.
Jenis penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode
penelitian kuantitatif, karena adanya
hipotesis yang akan diuji menggunakan
alat statistik. Populasi dalam penelitian
ini berdasarkan surve awal pada tanggal
2 Desember 2017 terdapat 1500
konsumen selama sebulan di UD.
Karunia Pojok Hj. Rochimah
Lamongan.
Sampel digunakan untuk mewakili
populasi yang diteliti. Karena populasi
yang akan diteliti terlalu banyak dan
luas. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan pada penelitian ini adalah 94
konsumen dari 1500 pelanggan di UD.
Karunia Pojok Hj. Rochimah Lamongan
dalam waktu satu bulan.
HASIL PENELITIAN
1) Harga
Berdasarkan penelitian dapat
diinterpretasikan bahwa rata-rata 45,98
% responden memilih Setuju (S) dan
3,82 % responden memiliki sangat
tidak setuju (STS) maka dapat
disimpulkan bahwa responden setuju
untuk harga lebih murah dari pada toko
yang lainnya.
2) Kualitas Produk
Berdasarkan penelitian dapat
diinterpretasikan bahwa rata-rata
41,6125% responden memilih Setuju (S)
dan 0,4 % responden memiliki Sangat
Tidak Setuju (STS) maka dapat
disimpulkan bahwa responden Setuju
untuk memilih kualitas produknya sangat
bagus.
a. Data Variabel Terikat
1) Minat Beli
Berdasarkan penelitian dapat
diinterpretasikan bahwa rata-rata 51,7%
responden memilih Setuju (S) dan 0,4%
responden memiliki Sangat Tidak Setuju
(STS) maka dapat disimpulkan bahwa
konsumen lebih berminat di toko UD.
Karunia Pojok Hj. Rochimah Lamongan.
HIPOTESIS
UJI HIPOTESIS I
Uji t dilakukan untuk mengetahui ada
tidaknya pengaruh variabel bebas dengan
variabel terikat baik secara parsial.
Dari hasil uji t untuk variabel Harga (X1)
terhadap Minat Beli Konsumen diperoleh
hasil tingkat signifikansi yaitu sebesar
0,003 < 0,05 dan thitung sebesar 3.005 dan
ttabel sebesar 1,66159. Dari data tersebut di
dapat nilai thitung > ttabel (3,005 > 1,66159),
maka dapat disimpulkan bahwa secara
parsial variabel Harga berpengaruh
signifikan terhadap Minat Beli Konsumen.
Dari hasil uji t untuk variabel
Kualitas Produk (X2) terhadap Minat Beli
Konsumen diperoleh hasil tingkat
signifikansi yaitu sebesar 0,014 < 0,05, dan
thitung sebesar 2.508 dan ttabel sebesar
1,66159. Dari data tersebut di dapat nilai
thitung > ttabel (2.508 > 1,66159). Maka dapat
disimpulkan bahwa secara parsial variabel
Kualitas Produk berpengaruh signifikan
terhadap Minat Beli Konsumen.
UJI HIPOTESIS II
Pengujian terhadap variabel independen
secara simultan (uji F) dilakukan guna
mengetahui apakah variabel independen
13
(Harga dan Kualitas Produk) secara
bersama-sama berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen (Minat Beli
Konsumen) serta untuk mengetahui apakah
model regresi dapat digunakan untuk
memprediksi variabel dependen atau tidak.
Tabel 4.10 Hasil Uji Hipotesis
Secara Simultan (Uji F)
ANOVAa
Model F Sig.
1 Regression 14,417 ,000b
Residual
Total
a. Dependent Variable: Minat Beli Konsumen
b. Predictors: (Constant), Kualitas Produk, Harga
Tabel diatas menunjukkan
bahwa nilai signifikansi 0,000 <
0,05, dan sedangkan nilai Fhitung
sebesar 14,417 dan Ftabel adalah
3,10. Dari data tersebut di dapat
nilai Fhitung > Ftabel (14,417 > 3,10),
maka dapat disimpulkan bahwa
secara bersama-sama variabel
Harga dan Kualitas Produk
berpengaruh signifikan terhadap
Minat Beli Konsumen.
PEMBAHASAN
1. Pengaruh Harga dan Kualitas
Produk Terhadap Minat Beli
Konsumen UD. Karunia Pojok
Hj. Rochimah Lamongan
a. Pengaruh Harga secara
parsial terhadap Minat Beli
Konsumen UD. Karunia
Pojok Hj. Rochimah
Lamongan
Dari hasil olah data untuk
variabel Harga (X1) terhadap
Minat Beli Konsumen diperoleh
hasil tingkat signifikansi yaitu
sebesar 0,003 < 0,05 dan thitung
sebesar 3,005 dan ttabel sebesar
1,66159. Dari data tersebut di
dapat nilai thitung > ttabel (3,005
>1,66159), maka dapat
disimpulkan bahwa secara parsial
variabel Harga berpengaruh
signifikan terhadap Minat Beli
Konsumen.
Dari hasil penelitian
sebelumnya oleh Fitria Isnaini
(2015) dapat dikatakan bahwa
semakin terjangkau harga akan
semakin tinggi minat beli
smartphone. Sebaliknya semakin
tidak terjangkau harga, maka
semakin rendah pula minat beli
smartphone.
Hasil penelitian ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan
sebelumnya oleh Fitria Isnaini
(2015) dimana variabel Harga
yang diuji secara parsial memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap
variabel Minat Beli smartphone di
kalangan mahasiswa Jurusan
Pendidikan Akuntansi Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Harga berpengaruh terhadap
Minat Beli Konsumen UD.
Karunia Pojok Hj. Rochimah
Lamongan terjadi ketika Harga
yang ditentukan sangat menarik
bagi konsumen UD. Karunia
Pojok Hj. Rochimah Lamongan,
maka lebih banyak konsumen
yang akan memilih produk UD.
Karunia Pojok Hj. Rochimah
Lamongan dengan begitu
keuntungan akan meningkat
namun di sisi lain ketika harga
bahan baku produk naik mau tidak
mau pihak UD. Karunia Pojok Hj.
Rochimah Lamongan akan
menaikkan harga atau mengurangi
ukuran produk yang akan di jual
meski akan beresiko kehilangan
pelanggan.
b. Kualitas Produk terhadap
Minat Beli Konsumen UD.
Karunia Pojok Hj. Rochimah
Lamongan Dari hasil olah data untuk
variabel Kualitas Produk (X2)
terhadap Minat Beli Konsumen
14
diperoleh hasil tingkat signifikansi
yaitu sebesar 0,014 < 0,05, dan
thitung sebesar 2,508 dan ttabel
sebesar 1,66159. Dari data
tersebut di dapat nilai thitung > ttabel
(2,508 >1,66159). Maka dapat
disimpulkan bahwa secara parsial
variabel Kualitas Produk
berpengaruh signifikan terhadap
Minat Beli Konsumen.
Dari hasil penelitian
sebelumnya oleh Fitria Isnaini
(2015) dapat dikatakan bahwa
semakin baik kualitas produk akan
semakin tinggi minat beli
smartphone. Sebaliknya semakin
rendah (tidak baik) kualitas
produk, maka semakin rendah pula
minat beli smartphone.
Hasil penelitian ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan
sebelumnya oleh Hetty Sri
Wardani (2015), dimana variabel
Kualitas Produk yang diuji secara
parsial memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap variabel Minat
Beli Konsumen muslim pada
Jaizah Boutique Tlogosari
Semarang.
Kualitas Produk
berpengaruh terhadap Minat Beli
Konsumen UD. Karunia Pojok Hj.
Rochimah Lamongan karena
kebanyakan orang lebih memilih
barang dengan kualitas produk
yang baik dengan harga bersaing
dari pada kualitas produk rendah
dengan harga murah. Dengan
meningkatkan kualitas produk
maka akan lebih banyak
konsumen yang memiliki minat
beli dan memilih produk dari UD.
Karunia Pojok Hj. Rochimah
Lamongan.
2. Pengaruh Harga dan Kualitas
Produk secara simultan
terhadap Minat Beli Konsumen
UD. Karunia Pojok Hj.
Rochimah Lamongan.
Uji hipotesis secara simultan
atau yang dinotasikan dalam
bentuk uji F menyatakan bahwa
ada secara bersama-sama terdapat
pengaruh yang signifikan antara
Harga dan Kualitas Produk
terhadap variabel Minat Beli
Konsumen yang terjadi di UD.
Karunia Pojok Hj. Rochimah
Lamongan. Sebagaimana yang
telah dibahas dalam item uji
hipotesis simultan diatas,
perhitungan nilai signifikasi 0,000
< 0,05, dan sedangkan nilai Fhitung
sebesar 14,417 dan Ftabel adalah
3,10. Dari data tersebut di dapat
nilai Fhitung > Ftabel (14,417 > 3,10),
maka dapat disimpulkan bahwa
secara bersama-sama variabel
Harga dan Kualitas Produk
berpengaruh signifikan terhadap
Minat Beli Konsumen.
Dari hasil penelitian
sebelumnya oleh Fitria Isnaini
(2015) dapat dikatakan bahwa
kecenderungan peningkatan
kombinasi kualitas produk dan
harga akan diikuti peningkatan
minat beli smartphone. Sebaliknya
kecenderungan penurunan
kombinasi kualitas produk dan
harga akan diikuti penurunan
minat beli smartphone.
Hasil penelitian ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan
sebelumnya oleh Fitria Isnaini
(2015) dimana dari dua variabel
independen (kualitas produk dan
harga) yang diuji secara simultan
memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap variabel minat
beli smartphone di kalangan
Mahasiswa Jurusan Pendidikan
Akuntansi Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Harga dan Kualitas Produk
berpengaruh terhadap Minat Beli
Konsumen. Terjadi karena Harga
dan Kualitas Produk yang terjadi
15
di UD. Karunia Pojok Hj.
Rochimah sudah cukup baik, maka
dapat disimpulkan bahwa secara
bersama sama Harga dan Kualitas
Produk berpengaruh signifikan
terhadap Minat Beli Konsumen.
3. Variabel yang paling dominan
diantara Harga dan Kualitas
Produk terhadap Minat Beli
Konsumen pada UD. Karunia
Pojok Hj. Rochimah Lamongan.
Dari hasil olah data secara
keseluruhan pengaruh variable
independen yang paling dominan
terhadap variable dependen adalah
Harga, hal ini dapat dilihat dari
hasil nilai Standardized
Coefficients yang menunjukkan
bahwa variabel Harga memiliki
nilai tertinggi yaitu 0.311,
sedangkan Kualitas Produk
memiliki nilai 0,260.
Hasil penelitian ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan
sebelumnya oleh Wahyunita Nur
(2016) dimana dari variabel
independen lain yang diuji yang
paling dominan terhadap variable
dependen adalah Harga yang
memiliki nilai koefisiensi
determinasi 0,367.
Dari hasil di atas dapat
disimpulkan bahwa harga
merupakan variabel yang dominan
diantara variabel lainnya. Hal ini
terjadi dikarenakan harga yang di
tawarkan sesuai dengan produk
yang di jual sehingga konsumen
merasa lebih puas dengan harga
yang di tentukan oleh UD. Karunia
Pojok Hj. Rochimah Lamongan.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Pada bagian akhir skripsi ini,
peneliti akan memaparkan beberapa
kesimpulan yang dapat diambil dan
saran yang didasarkan pada temuan
hasil penelitian. Dengan melihat hasil
penelitian yang telah dibahas mengenai
pengaruh Harga dan Kualitas Produk
terhadap Minat Beli Konsumen UD.
Karunia Pojok Hj. Rochimah
Lamongan, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
a. Terdapat pengaruh yang
signifikan antara variabel Harga
terhadap variabel Minat Beli
Konsumen. Hal ini bisa terjadi
dikarenakan pada UD. Karunia
Pojok Hj. Rochimah Lamongan
jika Harga yang ditawarkan
sesuai dengan produk maka
lebih banyak konsumen yang
akan memilih produk UD.
Karunia Pojok Hj. Rochimah
Lamongan dengan begitu
keuntungan akan meningkat
b. Terdapat pengaruh yang
signifikan antara variabel
Kualitas Produk terhadap
variabel Minat Beli Konsumen.
Hal ini bisa terjadi dikarenakan
jika kualitas produk semakin
tinggi maka minat beli
konsumen semakin meningkat
dan lebih baik.
c. Uji hipotesis secara simultan
atau yang dinotasikan dalam
bentuk uji F menyatakan bahwa
ada secara bersama-sama
terdapat pengaruh yang
signifikan antara Harga dan
Kualitas Produk terhadap
variabel Minat Beli Konsumen
yang terjadi di UD. Karunia
Pojok Hj. Rochimah Lamongan.
d. Dalam penelitian ini variabel
harga adalah variabel yang
berpengaruh lebih dominan
terhadap minat beli konsumen.
Hal ini terjadi dikarenakan
harga yang di tawarkan sesuai
dengan produk yang di jual
sehingga konsumen merasa
lebih puas dengan harga yang d
16
tentukan oleh UD. Karunia
Pojok Hj. Rochimah Lamongan.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan
kesimpulan yang telah disajikan, maka
selanjutnya peneliti menyampaikan
saran-saran yang kiranya dapat
memberikan manfaat kepada pihak-
pihak yang terkait atas hasil penelitian
ini. Adapun saran-saran yang dapat
disampaikan adalah sebagai berikut :
1. Bagi Perusahaan
Diharapkan dapat memberikan
konstribusi pada UD. Karunia
Pojok Hj.Rochimah khususnya
pada minat beli Jajanan khas
lamongan, harus menjaga,
meningkatkan atau
mempertahankan agar minat beli
konsumen bisa meningkat.
2. Bagi Peneliti
Peneliti selanjutnya diharapkan
untuk mengkaji lebih banyak
sumber maupun referensi yang
terkait agar hasil penelitiannya
dapat lebih baik dan lebih lengkap
lagi. Dan peneliti selanjutnya juga
diharapkan lebih mempersiapkan
diri dalam proses pengambilan dan
pengumpulan dan segala
sesuatunya sehingga penelitian
dapat dilaksanakan dengan lebih
baik.
3. Bagi Pembaca
Pembaca skripsi ini dapat melihat
referensi yang mendukung
penelitian skripsi ini sehingga tidak
terjadi kesalahan dalam
pemahaman. Dan pembaca dapat
memberi kritik dan saran yang
membangun bagi penelitian untuk
dapat diperbaiki dalam penelitian
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Kotler, Philip dan Kavin lane Keller. 2008.
Manajen pemasaran, Edisi ketiga belas,
jilid kedua. Erlangga. PT. Gelora Aksara
Pratama
Kotler, P and G. Amstrong.2008. Prinsip-
prinsip Pemasaran . Jilid 1. Edisi 12.
Penerbit : Erlangga. Jakarta.
Kotler, P dan K.L. Keller. 2009.
Manajemen Pemasaran, Edisi 12.
Penerbit : Erlangga. Jakarta.
Swastha, Basu. 2008. Manajemen
Pemasaran Analisis Prilaku Konsumen,
Liberty, Yogyakarta.
Lupiyoadi, R. 2011. Manajemen
Pemasaran Jasa Teori dan Praktik.
Penerbit Salemba Empat.
Kotler, P 2012. Marketing Manajemen:
Analysis, Planning, Implementation, and
Control, Prentice Hall International Inc,
Ninth Edition, New Jersey.
Tjiptono, F. 2012. Strategi pemasaran,
Edisi Kedua, Penerbit Andi Offset.
Yogya.
Kotler, P. 2008. Manajemen Pemasaran.
Edisi Milenium Terjemahan Benyamin
Molan. PT. Prenhallindo. Jakarta.
Kotler, P. 2009. Manajemen Pemasaran.
Erlangga. Jakarta
Thamrin Abdullah dan Francis Tantri,
Manajemen pemasaran, Jakarta:
Rajawali Pers, 2013, h. 44.
Tjiptono, Fandy. 2008. Strategi
Pemasaran. CV. Andi, Yogyakarta.
Kotler, P. And Amstrong, G. 2014.
Principles of Marketing 15 Edition.
Pearson. Edinburgh Gate.
Kotler, P. and Amstrong, G. 2012. Marketing 14
Edition. Prentice Hall. Upper Sadle River. New
Jersey.
Tjiptono. Fandy. (2008). Strategi
Pemasaran (Edisi III). Jogjakarta: Andi.
17
Kotler, P and G. amstrong. 2012.
Principles of Marketing. Pearson
Education Limited. New Jersey.
Kotler, P. Dan G. amstrong. 2008. Prinsip-
prinsip Pemasaran. Edisi 12 Erlangga.
Jakarta.
Heizer, Jay dan Barry Render. 2012.
Manajemen Oprasi. Dialih bahasakan oleh
Criswan.
18
PENGARUH PELAYANAN DAN FASILITAS TERHADAP TINGKAT
KEPUASAN NASABAH DI BANK BTPN PURNA BAKTI LAMONGAN
MU’AH
ABSTRAK
This study aims to examine the influence of service and facilities to the satisfaction
level of customs, made the background of the problem in this study.
In this study pusing data collection with questionnaire method with the number of
samples 50 customer, the sampling technique pusing accidental sampling and data
analysis methods used in the study are the classical assumption test, validity and
reliability test, multiple linear regression analysis, hypothesis testing throught t test
and F test, and coefficient of determination analysis (R2).
Data that have fulfilled the validity test, reliability test and classical assumption test
are processed so as to produce regression equation as follows:
Y = 3,691 + 0,347 X1 + 0,357 X2 + e
Where the variable customs satisfaction (Y), variable service (X1), and variable
facilities (X2). Hypothesis testing using t test showed that The two independent
variable studied proved to significantly influence partially to the dependen variable
of customs satisfaction. Then through the F test can be seen that the two independent
studied simultaneously affect the variable variable dependen customs satisfaction.
Figures R Square of 0,437 indicates that 43,2 percent of variable customs
satisfaction variable can be explained by the two independent variable in the
regression equation. While the rest 56,3 percent is explained by other variable
beyond the two variable used in the study.
Keywords: Service, Facilities, and Customs satisfaction
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pelayanan dan fasilitas
terhadap kepuasan nasabah. Tingkat kualitas pelayanan dan fasilitas dijadikan latar
belakang masalah dalam penelitian ini.
Dalam penelitian ini menggunakan pengumpulan data dengan metode
kuesioner dengan jumlah sampel 50 nasabah, teknik pengambilan sampel
menggunakan accidental sampling dan metode analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah uji asumsi klasik, uji validitas dan reliabilitas, analisis regresi
linier berganda, pengujian hipotesis melalui uji t dan uji F, serta analisis koefisien
determinasi (R2).
Data-data yang telah memenuhi uji validitas, uji reliabilitas dan ujiasumsi
klasik diolah sehingga menghasilkan persamaan regresi sebagai berikut:
19
Y = 3,691 + 0,347 X1 + 0,357 X2 + e
Dimana variabel Kepuasan Nasabah (Y), variabel Kualitas Pelayanan (X1)
dan variabel Fasilitas (X2). Pengujian hipotesis menggunakan uji t menunjukkan
bahwa kedua variabel independennya yang diteliti terbukti secara signifikan
berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependen Kepuasan Nasabah.
Kemudian melalui uji F dapat diketahui bahwa kedua kedua variabel independen
yang diteliti secara simultan berpengaruh terhadap variabel variabel dependen
Kepuasan Nasabah. Angka R Square sebesar 0,437 menunjukkan bahwa 43,7
persen variabel Kepuasan Nasabah dapat dijelaskan oleh kedua variabel independen
dalam persamaan regresi. Sedangkan sisanya sebesar 56,3 persen dijelaskan oleh
variabel lain diluar kedua variabel yang digunakan dalam penelitian ini.
Kata kunci : Pelayanan, Fasilitas, dan Kepuasan Nasabah.
PENDAHULUAN
Sektor perbankan merupakan
suatu sektor yang sangat berperan
dalam perekonomian modern saat ini,
di negara maju atau negara industri
sektor perbankan memegang peranan
penting dalam pertumbuhan
perekonimian negara tersebut. Negara
Indonesia merupakan salah satu dari
beberapa negara berkembang di dunia
yang memerlukan sektor perbankan
yang baik untuk menjaga kestabilan
perekonomiannya. Di dalam
melaksanakan pembangunan nasional
juga dperlukan peranan sektor
perbankan yang sehat.
Indonesia pernah mengalami
krisis ekonomi yang berdampak
langsung pada sektor perbankan
indonesia yang sedang dalam masa
pertumbuhan. Masalah yang dihadapi
perbankan tidak hanya sekedar
masalah finansial, namun juga
melimhkupi masalah non finansial
yang mempengaruhi eksistensi
perbankan. Perbankan harus
melakukan pelayanan yang lebih baik
untuk mengatasi krisis perekonimian.
Di sini pemerintah tidak lepas
tangan dalam menangani krisis
ekonomi ini, yaitu dengan
mengadakan pembinaan kepada
lembaga keuangan, agar dapat
mewujudkan suatu kelembagaan
perbankan yang efisien dan efektif,
serta mampu bersaing antar lembaga
keuangan lainnya secara sehat.
Pemerintah juga harus mampu
mengembalikan fungsi perbankan
yang menjadi kepercayaan
masyarakat
PT Bank Tabungan Pensiunan
Nasional (BTPN) Purna Bakti Tbk
Kantor Cabang Pembantu Lamongan
merupakan salah satu perbankan yang
dapar bertahan dalam krisis ekonomi
yang terjadi. Dilaksanakannya
kerjasama dan diambil alih oleh
Texas Pasifik Group Internasional
pada tahun 2008 memberikan nilai
plus kepada PT Bank Tabungan
Pensiunan Nasional (BTPN) Purna
Bakti Tbk Kantor Cabang Pembantu
Lamongan dalam berkompetisi
dengan lembaga keuangan lainnya di
Indonesia. PT Bank Tabungan
Pensiunan Nasional (BTPN) Purna
Bakti Tbk Kantor Cabang Pembantu
Lamongan adalah bank yang
20
dikhususkan membantu para pensiun
menggambil gaji.
PT Bank Tabungan Pensiunan
Nasional (BTPN) Purna Bakti Tbk
Kantor Cabang Pembantu Lamongan
merupakan salah satu bank yang
mempunyai kerjasama dengan bank
lainnya, namun PT Bank Tabungan
Pensiunan Nasional (BTPN) Purna
Bakti Tbk Kantor Cabang Pembantu
Lamongan lebih berfokus terhadap
pelayanan pengelolaan keuangan para
pensiun. Adapun kegiatan pelayanan
yang diberikan oleh PT Bank
Tabungan Pensiunan Nasional
(BTPN) Purna Bakti Tbk Kantor
Cabang Pembantu Lamongan yaitu
pembayaran gaji pensiun, pemberian
kredit khusus bagi para pensiun,
membantu pengurusan pensiun baru,
penyetoran uang pensiun secara
langsung atas nama penerima pensiun
jika ada uang pensiun tersebut tidak
diambil oleh yang bersangkutan, serta
pelayanan lainnya yang bertujuan
untuk selalu memberikan yang
terbaik bagi para nasabahnya. Suatu
kegiatan atau program dinyatakan
efektif, jika kegiatan atau program
tersebut dapat mencapai tujuan yang
telah di tetapkan atau diharapkan
sebelumnya.
Keberhasilan suatu
perusahaan perbankan sangat
dipengaruhi oleh bagaimana cara
perusahaan memberikan pelayanan
terhadap para nasabah agar mereka
merasa puas terhadap pelayan yang
sudah diberikan. Kelangsungan hidup
suatu perusahaan pebankan yang
selalu berusaha untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan nasabah
sangat tergantung pada perilaku
nasabahnya, jadi suatu perusahaan
perbankan harus mampu memberikan
pelayanan yang lebih agar nasabah
merasa puas. Apabila perusahaan
tidak memberikan pelayanan yang
memuaskan, maka nasabah akan
kecewa dan pergi ke bank lain, selain
itu perusahaan akan menghadapi
risiko yang berat karena adanya
pengaruh dari nasabah yang merasa
tidak puas tersebut kepada calon
nasabah lainnya.
Memberikan pelayanan yang
terbaik pada nasabah pensiun sangat
bermanfaat guna meningkatkan daya
saing perusahaan dalam menghadapi
lingkungan bisnis yang kompleks dan
kompompetitif, selain itu juga sangat
penting dimasa datang agar
perusahaan terus berkembang. Setiap
perusahaan perbankan harus pandai
menentukan strategi pelayanan yang
diambil agar seorang nasabah pensiun
tidak berpindah ketempat lain dan
menjadi nasabah yang setia. PT Bank
Tabungan Pensiunan Nasional
(BTPN) Purna Bakti Tbk Kantor
Cabang Pembantu Lamonganpada
umumnya perusahaan perbankan
tentunya membutuhkan pelayanan
yang yang cukup extra terhadap
nasabah untuk mendapatkan nasabah
sebanyak mungkin, misalnya
penerapan kualitas pelayanan yang
ada di PT Bank Tabungan Pensiunan
Nasional (BTPN) Purna Bakti Tbk
Kantor Cabang Pembantu Lamongan
harus selalu di tingkatkan karena
mengingat semakin banyaknya
persaingan dalam dunia perbankan
saat ini. PT Bank Tabungan
Pensiunan Nasional (BTPN) Purna
Bakti Tbk Kantor Cabang Pembantu
Lamongan ini lebih mengunggulkan
pengambilan manfaat pensiunnya.
Fasilitas dalam suatu aktivitas
baik dalam menunjang kegiatan yang
dilakukan oleh perorangan maupun
kelompok, merupakan hal yang perlu
mendapatkan perhatian tersendiri,
bahkan keberadaan fasilitas yang baik
21
akan turut menentukan hasil akhir
dari suatu kegiatan
22
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan
adalah pendekatan kuantitatif atau
kualitatif research yaitu jenis penelitian
yang berusaha menentukan teori, yaitu
subtantif atau formal, yang semuanya
jelas berasal dari data.
Data penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif deskriptif. Metode
statistik deskriptif adalah statistic yang
digunakan untuk menganalisa data
dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah
terkumpul sebagaimana adanya tanpa
bermaksud membuat kesimpulan yang
berlaku untuk umum atau generalisasi
(Sugiyono, 2008 : 147). Penelitian
deskriptif disini menggunakan metode
survey yaitu penelitian yang diadakan
untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-
gejala yang ada dan mencari keterangan-
keterangan secara faktual, baik tentang
institusi social, ekonomi atau politik dari
suatu kelompok ataupun suatu daerah.
Penulis menggunakan metode accidental
sampling yakni bentuk pengambilan
sampel berdasarkan kebetulan yaitu siapa
saja yang kebetulan bertemu dengan
peneliti dan dianggap cocok untuk
menjadi sampel. Penelitian ini dilakukan
pada nasabah yang menggambil manfaat
pensiun di Bank BTPN Purna Bakti
Lamongan pada bulan Januari minggu ke-
III tahun 2
HASIL PENELITIAN
a. Data Variabel Bebas (X)
1) Pelayanan (X1)
Berdasarkan penelitihan bahwa rata-rata
20 atau 40 % responden memilih Sangat
Baik (SB) untuk Variabel Pelayanan
berpengaruh terhadap Kepuasan Nasabah.
2) Fasilitas (X2)
Berdasarkan penelitihan dapat
diinterpretasikan bahwa rata-rata 17,8 atau
34,8 % responden memilih Baik (B) untuk
Variabel Fasilitas berpengaruh terhadap
Kepuasan Nasabah.
b. Data Variabel Terikat
1) Kepuasan Nasabah (Y)
Berdasarkan Tabel 4.3 dapat
diinterpretasikan bahwa rata-rata 26,4
atau 52,8 % responden memilih Baik (B)
untuk Variabel Kepuasan Nasabah terjadi
karena pengaruh tingkat Pelayanan dan
Fasilitas.
Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi,
variabel penganggu atau residual
memiliki distribusi normal. Dalam uji t
dan uji F diasumsikan bahwa nilai residual
mengikuti distribusi normal. Hasil
pengujian moralitas disajiakan pada
Gambar 4.2 sebagai berikut:
Gambar 4.2 Grafik Probability Plot
Dari gambar normal Probability
Plot dapat dilihat bahwa sebaran data
mengikuti garis normal, maka dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa data
terdistribusi normal dan telah memenuhi
asumsi klasik sehingga layak untuk
digunakan.
23
HIPOTESIS
UJI HIPOTESIS I
Uji t dilakukan untuk mengetahui ada
tidaknya pengaruh variabel bebas dengan
variabel terikat baik secara parsial.
Tabel 4.9 Hasil Uji Hepotesis Secara
Parsial (Uji t)
Dari hasil perhitungan dengan
menggunakan program SPSS dapat
diketahui bahwa:
a. Pengaruh Pelayanan (X1) terhadap
kepuasan Nasabah (Y)
Dari hasil uji t untuk variabel
pelayanan (X1) terhadap kepuasan
nasabah (Y) diperoleh hasil tingkat
signifikansi yaitu sebesar 0,002 < 0,05
dan thitung sebesar 2,331 dan ttabel
sebesar 2,010. Dari data tersebut dapat
dinilai thitung > ttabel (2,331 > 2,010).
Maka dapat disimpulkan bahwa secara
parsial variabel Pelayanan
berpengaruh signifikan terhadap
Kepuasan Nasabah.
b. Pengaruh Fasilitas (X2) terhadap
kepuasan Nasabah (Y)
Dari hasil uji t untuk variabel fasilitas
(X2) terhadap kepuasan nasabah (Y)
diperoleh hasil tingkat signifikansi
yaitu sebesar 0,001 < 0,05 dan thitung
sebesar 2,806 dan ttabel sebesar 2,010.
Dari data tersebut dapat dinilai thitung >
ttabel (2,806 > 2,010). Maka dapat
disimpulkan bahwa secara parsial
variabel Fasilitas berpengaruh
signifikan terhadap Kepuasan Nasabah
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standar
dized
Coeffici
ents
T Sig.
Collinearity
Statistics
B
Std.
Error Beta
Toler
ance VIF
1 (Cons
tant) 3,691 1,907
1,93
5 ,059
Pelay
anan ,347 ,149 ,331
2,33
1 ,024 ,594
1,68
3
Fasilit
as ,357 ,127 ,399
2,80
6 ,007 ,594
1,68
3
a. Dependent Variable: Kepuasan Nasabah
24
UJI HIPOTESIS II
Pengujian terhadap variabel independen
secara simultan (uji F) dilakukan guna
mengetahui apakah variabel Independent
(pelayanan dan fasilitas) secara bersama-
sama berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependen (kepuasan nasabah) serta
untuk mengetahui apakah model regresi
dapat digunakan untuk memprediksi
variabel dependen atau tidak.
Tabel 4.10 Hasil Uji Hipotesis Secara
Simultan (Uji F)
Tabel ini menunjukkan bahwa nilai
signifikansi 0,000 < 0,05, sedangkan nilai
Fhitung sebesar 18,217 dan Ftabel sebesar
3,20. Dari data tersebut dapat di nilai
Fhitung > Ftabel (18,217 > 3,20), maka dapat
disimpulkan bahwa secara bersama-sama variabel Pelayanan dan Fasilitas berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan Nasabah.
PEMBAHASAN
1. Pengaruh pelayanan dan fasilitas
secara parsial terhadap kepuasan
nasabah pada Bank BTPN Purna Bakti
Lamongan
a. Pelayanan terhadap Kepuasan
Nasabah
Dari hasil olah data untuk variabel
pelayanan (X1) terhadap kepuasan
nasabah (Y) diperoleh hasil tingkat
signifikansi yaitu sebesar 0,002 < 0,05
dan thitung sebesar 2,331 dan ttabel sebesar
2,010. Dari data tersebut di dapat nilai
thitung > ttabel (2,331 > 2,010), yang artinya
secara parsial variabel Pelayanan
berpengaruh signifikan terhadap
Kepuasan Nasabah.
Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan sebelumnya
oleh Supardi Nani (2014). Dimana
variabel pelayanan yang di uji Sacara
parsial memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap variabel kepuasan nasabah di PT.
Bank SinarMas Cabang Gorontalo.
Pelayanan berpengaruh terhadap
Kepuasan Nasabah pada Bank BTPN
Purna Bakti Lamongan. Tingkat
pelayanan meningkat sehingga
mempengaruhi kepuasan nasabah
terhadap Bank BTPN Purna Bakti
Lamongan. Dengan meningkatnya
pelayanan yang diberikan kepada
nasabah, maka akan mempengaruhi
tingkat kepuasan nasabah terhadap
pelayanan yang diberikan. Berdasarkan
hasil penelitian ini nilai pelayanan
meningkat, maka tingkat kepuasan akan
naik dan sebaliknya. Variabel pelayanan
berpengaruh secara signifikan terhadap
pergerakan kepuasan nasabah.
b. Fasilitas terhadap Kepuasan
Nasabah
Dari hasil olah data untuk variabel
fasilitas (X2) terhadap kepuasan nasabah
(Y) diperoleh hasil tingkat signifikansi
yaitu sebesar 0,01 > 0,05, dan thitung
sebesar 2,806 dan ttabel sebesar 2,010. Dari
data tersebut di dap nilai thitung > ttabel
(2,806 > 2,010). Yang artinya bahwa
secara parsial variabel Fasilitas
berpengaruh signifikan terhadap
Kepuasan Nasabah.
ANOVAa
Model
Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
1 Regressi
on 101,448 2 50,724 18,217 ,000b
Residual 130,872 47 2,785
Total 232,320 49
a. Dependent Variable: Kepuasan Nasabah
b. Predictors: (Constant), Fasilitas, Pelayanan
25
Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan sebelumnya
oleh Thomas Aquinas Wahyu Adi
Putranto (2016), dimana variabel fasilitas
yang di uji secara parsial memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap
variabel kepuasan nasabah di PT. Kereta
Api Indonesia Daerah Operasional VI
Yogyakarta.
Dari variabel tingkat fasilitas terdapat
pengaruh positif terhadap kepuasan
nasabah. Peningkatan fasilitas berarti
mencerminkan tingkat keinginan nasabah
dalam menggunakan fasilitas dalam
sarana dan prasarana yang disedikan oleh
Bank BTPN Purna Bakti Lamongan
dalam meningkatkan kepuasan nasabah.
Dengan demikian variabel fasilitas
berpengaruh signifikan terhadap kepuasan
nasabah.
2. Pengaruh pelayanan dan fasilitas
secara simultan terhadap kepuasan
nasabah pada Bank BTPN Purna Bakti
Lamongan
Uji hipotesis secara simultan atau yang
dinotasikan dalam bentuk uji F
menyatakan bahwa ada secara bersama-
sama terdapat pengaruh yang signifikan
antara variabel pelayanan dan fasilitas
terhadap kepuasan nasabah yang terjadi di
Bank BTPN Purna Bakti Lamongan.
Sebagaimna yang telah dibahas dalam
item uji hipotesis simultan diatas,
perhitungan nilai signifikan 0,000 < 0,05,
sedangkan nilai Fhitung sebesar 18,217 dan
Ftabel adalah 3,20. Dari data tersebut di
dapat nilai Fhitung > Ftabel (18,217 > 3,20),
yang artinya bahwa secara bersama-sama
variabel Pelayanan dan Fasilitas
berpengaruh secara signifikan terhadap
variabel Kepusan Nasabah.
Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan sebelumnya
oleh AP WIDYASARI (2015), dimana
variabel Pelayanan yang di uji secara
simultan memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap variabel kepuasan
nasabah di KSP Syariah Peta
Tulungagung.
Dari hasil temuan peneliti di Bank BTPN
Purna Bakti Lamongan, menunjukkan
bahwa pelayanan dan fasilitas masih
menjadi faktor yang sangat penting bagi
kepuasan nasabah di Bank BTPN Purna
Bakti Lamongan. Atau dengan kata lain,
tingkat pelayanan dan fasilitas masih
perlu mendapatkan perhatian penuh oleh
Bank BTPN Purna Bakti Lamongan untuk
meminimalisir tingkat kepuasan nasabah
yang cukup tinggi.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan
pembahasan yang dilakukan, maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil uji statistik menunjukkan
bahwa variabel pelayanan memiliki
pengaruh positif terhadap kepuasan
nasabah Bank BTPN Purna Bakti
Lamongan. Hal ini memberikan bukti
bahwa thitung > ttabel (2,331 > 2,010),
pelayanan dari penyedia jasa yang
ditunjukkan dalam memberikan
pelayanan kepada nasabah akan
menentukan kepuasan nasabah.
2. Hasil uji statistik menunjukkan
bahwa variabel Fasilitas memiliki
pengaruh positif terhadap kepuasan
nasabah. Hal ini memberikan bukti bahwa
thitung > ttabel (2,806 > 2,010), dengan
adanya fasilitas yang memadai akan
mempengaruhi tingkat kepuasan nasabah
Bank BTPN Purna Bakti Lamongan.
3. Uji hipotesis secara simultan atau
yang dinotasikan dalam bentuk uji F
menyatakan bahwa ada secara bersama-
sama terdapat pengaruh yang signifikan
antara variabel pelayanan dan fasilitas
terhadap kepuasan nasabah yang terjadi di
Bank BTPN Purna Bakti Lamongan. Hal
ini juga memberikan bukti bahwa nilai
Fhitung sebesar 18,217 dan Ftabel adalah
26
3,20. Dari data tersebut di dapat nilai
Fhitung > Ftabel (18,217 > 3,20), yang artinya
bahwa secara bersama-sama variabel
Pelayanan dan Fasilitas berpengaruh
secara signifikan terhadap variabel
Kepusan Nasabah. Sedangkan hasil
analisis korelasi ganda (R) adalah 0,661,
maka dapat diartikan bahwa ada
hubungan yang kuat antara pelayanan dan
fasilitas terhadap tingkat kepuasan
nasabah di Bank BTPN Purna Bakti
Lamongan,
B.SARAN
Berdasarkan hasil analisis dan
pembahasan yang dilakukan, maka saran
yang diajukan adalah sebagai berikut:
1. Hasil kuesioner menunjukkan
bahwa menurut responden, pelayanan
yang ada di Bank BTPN Purna Bakti
Lamongan sudah baik. Oleh kerena itu,
penulis menyarankan supaya Bank BTPN
Purna Bakti Lamongan tetap menjaga
kualitas pelayanan dengan baik agar
nasabah Bank BTPN Purna Bakti
Lamongan merasa puas terhadap
pelayanan yang diberikan, seperti
keramahtamahan petugas, jam pelayanan,
menjaga sopan santun dalam memberikan
pelayanan kepada nasabah, serta
mengucapkan terima kasih karena telah
berkunjung di Bank BTPN Purna Bakti
Lamongan.
2. Hasil kuesioner menunjukkan
bahwa menurut responden, fasilitas yang
ada pada Bank BTPN Purna Bakti
Lamongan sudah baik oleh sebab itu,
Bank BTPN Purna Bakti Lamongan tetap
menjaga fasilitas yang ada dan menambah
fasilitas guna untuk menunjang kebutuhan
nasabah dalam memperoleh kenyamanan.
3. Bagi peneliti lain masih terbuka
peluang dan disarankan untuk menambah
variabel-variabel lain yang lebih banyak
seperti promosi, tingkat kinerja karyawan
sehingga penelitian dapat berkembang
dan dapat mengungkap lebih banyak lagi
permasalahan yang dapat mempengaruhi
kepuasan nasabah Bank BTPN Purna
Bakti Lamongan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. Prosedur
Penelitian.Cet. VIII; Jakarta: RinekaCipta,
1992.
Basu Swastha dan Irawan, 2005, Asas-asas
Marketing, Liberty, Yogyakarta.
Kotler Philip, 2009, Manajemen
Pemasaran, Edisi Ketiga Belas, Erlangga,
Jakarta
Soewadji, Jusuf., (2012), “Pengantar
Metedeologi Penelitian”, Jakarta, Mitra
Wacana Media;
Sugiyono, 2011. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
AFABETA, cv. Kotler Philip Dan Kevin
Lane Keller, 2007, Manajemen Pemasaran.
Edisi Kedua Belas. Indeks : Jakarta
Rutoto, Sabar. 2007. Pengantar Metodologi
Penelitian. FKIP: Universitas Muria
Kudus.
Tjiptono Ph.D., Fandy., Gregorius Chandra
(2011), “Service, Quality &
Satisfaction Edisi : 3”, Yogyakarta,
ANDI.
27
Tjiptono, Fandy dan Anastasia Diana.
2003. Total Quality Manajemen.
Edisi Revisi. Andy: Yogyakarta
Tjiptono, Fandy. (2008), “Strategi
Pemasaran Edisi : 3”, Yogyakarta,
ANDY.
Tandjung, 2004. Marketing Management:
Pendekatan pada Nilai-Nilai
Pelanggan, Edisi Kedua. Penerbit
Bayumedia, Malang
Umar, Husein. 1997. Study Kelayakan
Bisnis. Edisi Ketiga. Gramedia
Pustaka Utama :Jakarta.
http://pustakabakul.blogspot.com/2013/05/
pengertian-dan-definisi-
kepuasan_8.html
http://pustakabakul.blogspot.com/2013/05/
pengertian-dan-definisi-
kepuasan_8.html.
http://www.pendidikanekonomi.com/2012/
07/pengertian-dan-pengukuran-
kepuasan.html.
https://sugithewae.wordpress.com/2012/11
/13/pengertian-populasi-dan-sampel-
dalam-penelitian
28
28
PENGARUH KOMPETENSI DAN ETIKA AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT
PADA KANTOR INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN LAMONGAN
AGUNG HIRMANTONO
ABSTRACT
This study aims to determine the influence of competence and auditor ethics on audit quality
at the Regional Inspectorate of Lamongan District Office. This research uses quantitative method.
The research data is obtained through questionnaires distributed to respondents who work in
Inspectorate of Lamongan District Office. The questionnaire of this study was measured using
Likert scale. The data were analyzed by using multiple linear regression analysis and tested by
classical test using SPSS version 22 software. The result of this research indicates that the
competence and ethics of auditor have positive and significant influence partially or
simultaneously to audit quality at auditor of Inspectorate Office of Lamongan District.
Competence partially (individual) effect on Quality Audit at Regional Inspectorate Office of
Lamongan Regency. This is indicated by the value of t arithmetic Competence variable of 2.911
greater than the value of t table of 2.032 and with a significance value of 0.006 smaller than 0.05.
Ethics Auditor partially (individual) effect on Quality Audit at Regional Inspectorate Office of
Lamongan Regency. This is indicated by the value of t count variable Ethics Auditor of 2.158 is
greater than the t table value of 2.032 and with a value of 0.038 significance smaller than 0.05.
Competence and Ethics Auditor simultaneously (together) have an effect on to Quality Audit at
Regional Inspectorate Office of Lamongan Regency. This is evidenced by the value of f arithmetic
of 72.043 greater than the value of f table 3.28 with significant value 0.000 smaller than 0.05
Keywords: competence, auditor ethics, audit quality.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh kompetensi dan etika auditor terhadap
kualitas audit pada Kantor Inspektorat Daerah Kabupaten Lamongan. Penelitian ini
menggunakan metode kuantitatif. Data penelitian diperoleh melalui kuisioner yang disebarkan
kepada responden yang bekerja di Kantor Inspektorat Daerah Kabupaten Lamongan. Kuesioner
penelitian ini diukur menggunakan skala likert. Data dianalisis dengan menggunakan analisis
regresi linear berganda dan diuji dengan uji klasik dengan menggunakan software SPSS versi
22. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kompetensi dan etika auditor mempunyai pengaruh
positif dan signifikan secara parsial maupun simultan terhadap kualitas audit pada auditor Kantor
Inspektorat Daerah Kabupaten Lamongan.
Kompetensi secara parsial (individu) berpengaruh terhadap Kualitas Audit pada Kantor
Inspektorat Daerah Kabupaten Lamongan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai t hitung variabel
Kompetensi sebesar 2,911 lebih besar dari pada nilai t tabel sebesar 2,032 serta dengan nilai
signifikansi 0,006 yang lebih kecil dari 0,05. Etika Auditor secara parsial (individu) berpengaruh
terhadap Kualitas Audit pada Kantor Inspektorat Daerah Kabupaten Lamongan. Hal ini
29
ditunjukkan dengan nilai t hitung variabel Etika Auditor sebesar 2,158 lebih besar dari pada nilai
t tabel sebesar 2,032 serta dengan nilai signifikansi 0,038 yang lebih kecil dari 0,05. Kompetensi
dan Etika Auditor secara simultan (bersama-sama) berpengaruh terhadap Kualitas Audit pada
Kantor Inspektorat Daerah Kabupaten Lamongan. Hal ini dibuktikan dengan nilai f hitung sebesar
72,043 lebih besar dari pada nilai f tabel 3,28 dengan nilai signifikan 0,000 lebih kecil dari 0,05.
Kata kunci: kompetensi, etika auditor, kualitas audit
PENDAHULUAN
Semakin meningkatnya tuntutan
masyarakat atas penyelenggaraan
pemerintahan yang bersih, adil, transparan,
dan dapat dipertanggungjawabkan harus
disikapi dengan serius dan sistematis oleh
pemerintah. Dana negara yang dikelola oleh
pemerintah mencakup dana yang cukup besar
jumlahnya. Pertanggungjawaban atas
penggunaan dana untuk penyelenggaraan
pemerintah seharusnya didukung dengan
suatu pengawasan yang cukup handal guna
menjamin pendistribusian dana dapat
dipertanggungjawabkan. Terdapat tiga
aspek utama yang mendukung terciptanya
tata kelola pemerintahan yang baik, yaitu
pengawasan, pengendalian, dan
pemeriksaan. Sesuai dengan Peraturan
Pemerintah No. 60 Tahun 2008 tentang
“sistem pengendalian intern pemerintah,
pelaksanaan pengendalian intern
dilaksanakan oleh Aparat Pengawasan Intern
Pemerintah (APIP), yaitu Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan (BPKP),
Inspektorat Jenderal, Inspektorat Provinsi,
dan Inspektorat Kota”.
Salah satu unit yang melakukan
pemeriksaan/audit dalam pemerintahan
adalah Inspektorat Daerah Kabupaten
Lamongan. Inspektorat Daerah Kabupaten
Lamongan mempunyai tugas pada
pengawasan penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah terhadap perencanaan, evaluasi dan
pelaporan, serta administrasi dan umum
sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten
Lamongan No.04 Tahun 2008 dan Peraturan
Bupati Lamongan No.44 Tahun 2008. Dalam
penyelenggaraan pemerintahan saat ini
masih ada yang belum sepenuhnya
menjalankan sistem pemerintahan ini untuk
menyelenggarakan pemerintahan sesuai
dengan tata kelola pemerintahan yang baik.
Seperti kasus yang belakangan sedang ramai
di kalangan masyarakat yakni Adanya
kelalaian, ketidakcermatan dan kurang
tegasnya pengawasan Inspektorat Daerah
Kabupaten Lamongan dalam kegiatan Alokasi
Dana Desa (ADD) dan Dana Desa (DD).
Pelaksaan ADD dan DD masih belum bisa
memberikan kepuasan pada masyarakat
karena kegiatan pembangunan yang
dilaksanakan di sebagian besar desa di
Lamongan dinilai masih kurang maksimal.
Hal itu disampaikan oleh Bakir salah
satu anggota LSM yang menyatakan
kekhawatirannya terhadap tingkat kualitas
bangunan-bangunan yang didirikan
menggunakan uang negara tersebut, yang
dianggap tidak memenuhi standart, baik
bahan maupun cara pengerjaan. Beliau
menyampaikan, kurangnya pengawasan dari
pihak-pihak terkait seperti inspektorat, beliau
beranggapan kekurangan ini merupakan
salah satu faktor kegagalan pelaksanaan
pembangunan di desa. Beliau mengharapkan
pihak pengawas harus lebih tegas lagi untuk
memantau jalannya kegiatan, dari data di atas
dapat diketahui bahwa fungsi dari inspektorat
tidak berperan sebagaimana semestinya,
kemudian dapat kita lihat bahwa masih
terdapat kelalaian di lapangan dan tidak
melakukan monitoring secara keseluruhan
karena hal tersebut akan berdampak pada
30
tugas Inspektorat daerah sebagai auditor
internal pemerintahan kabupaten
Lamongan. Luthans dalam Ayuningtyas
(2012: 11) menjelaskan tentang teori atribusi
yaitu “teori atribusi mengacu pada
bagaimana seseorang menjelaskan penyebab
perilaku orang lain atau dirinya sendiri yang
ditentukan apakah dari faktor internal
misalnya sifat, karakter, sikap ataupun faktor
eksternal misalnya tekanan situasi atau
keadaan tertentu yang akan memberikan
pengaruh terhadap perilaku individu”, lalu
untuk menghasilkan kualitas audit yang
lebih baik diperlukan faktor internal
maupun faktor eksternal dari dalam diri
auditor yang dapat meningkatkan kualitas
audit.
Pengertian kualitas audit menurut De
Angelo (1981) dalam Winda dkk (2014),
yaitu sebagian besar probabilitas dimana
seorang auditor menemukan dan melaporkan
tentang adanya suatu pelanggaran dalam
sistem akuntansi kliennya. Probabilitas
penemuan suatu pelanggaran tergantung pada
kemampuan teknikal auditor atau kompetensi
dan probabilitas dari pelaporan kesalahan itu
tergantung pada independensi auditor
tersebut.
Kompetensi menurut Suraida
(2005:190) adalah “kualifikasi yang
dibutuhkan oleh auditor untuk
melaksanakan audit dengan benar, yang
diukur dengan indikator mutu personal,
pengetahuan umum, dan keahlian khusus”.
Sedangkan pada penelitian Alim et al.
(2007:6) mendefinisikan “kompetensi yaitu
pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan
yang berhubungan dengan pekerjaan, serta
kemampuan yang dibutuhkan untuk
pekerjaan-pekerjaan non-rutin”. Menurut
definisi di atas dapat disimpulkan bahwa
auditor harus mempunyai pengetahuan,
keterampilan, kemampuan dan kompeten
dalam menentukan permasalahan yang
kemudian mampu menghasilkan kesimpulan
yang tepat.
Etika Menurut Sari (2011:24)
“merupakan ilmu tentang penilaian hal yang
baik dan hal yang buruk, tentang hak dan
kewajiban moral (akhlak)”. Guna
meningkatkan kinerja auditor, maka auditor
dituntut untuk selalu menjaga standar
perilaku etis. Auditor bukan hanya sekedar
ahli tetapi harus dapat melaksanakan
pekerjaan profesinya dengan hati-hati dan
selalu menjunjung tinggi kode etik profesi
yang ada. Nampak bahwa kualitas audit
dapat dicapai jika auditor memiliki
kompetensi dan etika auditor yang baik.
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk
meneliti kasus ini dengan menggunakan
variabel terikatnya adalah kualitas hasil
audit yang diikuti oleh variabel bebasnya
yakni: kompetensi dan etika auditor.
Penelitian ini dibuat karena adanya
permasalahan dan sebagai referensi peneliti
mengambil penelitian sebelumnya yaitu
penelitian yang dilakukan oleh Winda
Kurnia, dkk (2014) tentang pengaruh
kompetensi, independensi, tekanan waktu,
dan etika auditor terhadap kualitas audit
memiliki hasil penelitian yang menunjukkan
bahwa kompetensi, independensi, tekanan
waktu, dan etika auditor berpengaruh
signifikan terhadap kualitas audit. Penelitian
Ayu Priyansari (2015) tentang pengaruh
kompetensi, independensi dan etika auditor
terhadap kualitas audit memiliki hasil yang
juga menunjukkan bahwa kompetensi,
independensi dan etika auditor berpengaruh
signifikan terhadap kualitas audit. Dan
penelitian oleh Izzatul Farida, dkk (2016)
tentang Pengaruh Independensi,
Kompetensi, Due Professional Care, dan Etika terhadap Kualitas Audit menemukan
Independensi, Kompetensi, Due Professional
Care, dan Etika berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Audit.
METODE PENELITIAN
Jenis metode penelitian yang
digunakan adalah jenis penelitian kuantitatif.
31
Pengumpulan data dalam penelitian ini yakni
dengan studi satu tahap (cross-sectional
study). “Penelitian yang pengumpulan
datanya dilakukan hanya satu kali, dalam
periode hari, minggu, atau bulan untuk
menjawab suatu pertanyaan penelitian”
(Sekaran dan Roger, 2009: 119).
Penelitian ini menggunakan skala
likert (likert scale) sebagai skala pengukuran
atau skala Interval. Skala Interval
merupakan skala yang bisa mengukur
operasi aritmetik dan mempunyai nilai awal
angka berapa saja. Metode pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah kuesioner (angket) yang diberikan
kepada responden.
Populasi yang digunakan adalah
auditor internal pada Kantor Inspektorat
Daerah Kabupaten Lamongan. Sedangkan,
yang dijadikan responden dalam penelitian
ini adalah auditor internal Kantor
Inspektorat Daerah Kabupaten Lamongan
dengan jumlah auditor sebanyak 36 orang.
Dikarenakan jumlah populasi yang tidak
terlalu banyak sehingga, jumlah sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah 36
orang juga.
HASIL PENELITIAN
1) Penyajian Khusus Data Responden
Variabel Bebas (X)
a) Variabel Kompetensi (X1)
Rekapitulasi Jawaban Responden Variabel
(X1) Kompetensi pada Auditor Kantor
Inspektorat Daerah Kabupaten
Lamongan
Pada Tabel 4.6. di atas menunjukan
bahwa dapat diketahui variabel Kompetensi
(X1) diukur dengan menggunakan sembilan
(9) buah pertanyaan, seluruh tanggapan
responden yang terkumpul untuk variabel
Kompetensi adalah sebanyak 324
pertanyaan, yang berasal dari 36 responden
dengan 9 jumlah pertanyaan. Apabila ditinjau
dari jawaban responden yang sangat setuju,
setuju, netral, tidak setuju dan sangat tidak
setuju sebanyak 324 atau 100%.
b) Variabel Etika Auditor (X2)
Adapun hasil dari jawaban responden
dapat disajikan dalam tabel 4.7. sebagai
berikut :
Tabel 4.7. Tabel Rekapitulasi
Jawaban Responden Variabel
(X2) Etika Auditor pada
Auditor Kantor Inspektorat
Daerah Kabupaten Lamongan
Pada Tabel 4.7. di atas menunjukan
bahwa dapat diketahui variabel Etika Auditor
(X2) diukur dengan menggunakan enam (6)
buah pertanyaan, seluruh tanggapan
No. Skor
Total Presentase
Total 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
1 3 17 7 9 0 36 8,3% 47,2% 19,4% 25,0% 0,0% 100,0%
2 4 17 12 2 1 36 11,1% 47,2% 33,3% 5,6% 2,8% 100,0%
3 8 17 4 7 0 36 22,2% 47,2% 11,1% 19,4% 0,0% 100,0%
4 7 12 5 12 0 36 19,4% 33,3% 13,9% 33,3% 0,0% 100,0%
5 11 12 7 6 0 36 30,6% 33,3% 19,4% 16,7% 0,0% 100,0%
6 9 13 7 6 1 36 25,0% 36,1% 19,4% 16,7% 2,8% 100,0%
7 6 19 6 4 1 36 16,7% 52,8% 16,7% 11,1% 2,8% 100,0%
8 10 15 6 5 0 36 27,8% 41,7% 16,7% 13,9% 0,0% 100,0%
9 15 12 4 5 0 36 41,7% 33,3% 11,1% 13,9% 0,0% 100,0%
No.
Skor
Total
Presentase
Total
5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
1 6 15 5 9 1 36 16,7% 41,7% 13,9% 25,0% 2,8% 100,0%
2 4 19 7 6 0 36 11,1% 52,8% 19,4% 16,7% 0,0% 100,0%
3 9 12 9 5 1 36 25,0% 33,3% 25,0% 13,9% 2,8% 100,0%
4 4 19 7 5 1 36 11,1% 52,8% 19,4% 13,9% 2,8% 100,0%
5 10 15 6 5 0 36 27,8% 41,7% 16,7% 13,9% 0,0% 100,0%
6 13 13 5 5 0 36 36,1% 36,1% 13,9% 13,9% 0,0% 100,0%
32
responden yang terkumpul untuk variabel
Etika Auditor adalah sebanyak 219
pertanyaan, yang berasal dari 36 responden
dengan 6 jumlah pertanyaan. Apabila ditinjau
dari jawaban responden yang sangat setuju,
setuju, netral, tidak setuju dan sangat tidak
setuju sebanyak 219 atau 100%.
a. Data Variabel Terikat (Y)
1. Kualitas Audit (Y)
Adapun hasil dari jawaban responden
menunjukan bahwa dapat diketahui variabel
Kualitas Audit (Y) diukur dengan
menggunakan delapan (8) buah pertanyaan,
seluruh tanggapan responden yang terkumpul
untuk variabel Kualitas Audit adalah
sebanyak 288 pertanyaan, yang berasal dari
36 responden dengan 8 jumlah pertanyaan.
Apabila ditinjau dari jawaban responden
yang sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju
dan sangat tidak setuju sebanyak 288 atau
100%.
HIPOTESIS
UJI HIPOTESIS I
Hasil uji parsial (uji t) dapat dilihat pada
tabel di bawah ini :
Tabel 4.13. Tabel Hasil Uji Parsial (Uji t)
No. Variabel t hitung t tabel Sig Ket.
1 Kompetensi 2,911 2,032 0,006 Signifikan
2 Etika Auditor 2,158 2,032 0,038 Signifikan
Sumber : Hasil Pengelolaan Data
SPSS Diolah (2018)
Hasil uji parsial (uji t) dengan jumlah
sampel sebanyak 36 responden dan jumlah
variabel bebas sebanyak 2 macam maka
untuk nilai t tabel sebesar 2,032 dengan nilai
signifikansi 0,05. Dalam hal ini dapat
dijabarkan hasil dari tabel di atas sebagai berikut :
a) Variabel Kompetensi menghasilkan nilai
t hitung 2,911 dimana nilai t hitung lebih
besar dari pada nilai t tabel 2,032 serta
nilai signifikansi 0,006 dimana lebih
kecil dari 0,05. Sehingga dapat diartikan
bahwa variabel Kompetensi secara
parsial berpengaruh terhadap Kualitas
Audit.
b) Variabel Etika Auditor menghasilkan
nilai t hitung 2,158 dimana nilai t hitung
lebih besar dari pada nilai t tabel 2,032
serta nilai signifikansi 0,038 dimana
lebih kecil dari 0,05. Sehingga dapat
diartikan bahwa variabel Etika Auditor
secara parsial berpengaruh terhadap
Kualitas Audit.
Dari perhitungan dengan
menggunakan aplikasi SPSS tersebut dapat
diketahui bahwa diantara variabel
Kompetensi dan variabel Etika Auditor
merupakan variabel yang berpengaruh
terhadap Kualitas Audit.
UJI HIPOTESIS II
Uji simultan (uji f) dilakukan dengan
bantuan software SPSS versi 22 yang
hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini
:
Tabel 4.14. Tabel Hasil Uji
Simultan (Uji f)
ANOVAa
Model
Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
1 Regressio
n 933.053 2 466.526
72.0
43
.000
b
Residual 213.697 33 6.476
Total 1146.750 35
a. Dependent Variable: kualitas audit
b. Predictors: (Constant), etika auditor, kompetensi
Sumber : Hasil Pengelolaan Data
SPSS Diolah (2018)
Hasil uji simultan (uji f) dengan
jumlah sampel sebanyak 36 responden,
jumlah variabel bebas sebanyak 2 macam,
dan jumlah variabel terikat sebanyak 1
33
macam maka untuk nilai f tabel sebesar 3,28
dengan nilai signifikansi 0,05. Dalam tabel
dapat dilihat bahwa nilai f hitung sebesar
72,043 lebih besar dari pada nilai f tabel 3,28
dengan nilai signifikan 0,000 lebih kecil dari
0,05 yang artinya bahwa variabel
Kompetensi dan Etika Auditor secara
simultan atau bersama-sama berpengaruh
terhadap Kualitas Audit.
PEMBAHASAN
1. Kompetensi secara parsial atau individu
berpengaruh signifikan positif terhadap
Kualitas Audit.
Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa Kompetensi secara parsial atau
individu berpengaruh signifikan positif
terhadap Kualitas Audit. Hal ini ditunjukkan
dengan nilai t hitung variabel Kompetensi
sebesar 2,911 lebih besar dari pada nilai t
tabel sebesar 2,032 serta dengan nilai
signifikansi 0,006 yang lebih kecil dari 0,05,
bahwa hipotesis 1 (H1) yaitu Kompetensi
berpengaruh signifikan terhadap kualitas
audit diterima. Hal ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Winda
Kurnia, dkk (2014), Ayu Priyansari (2015),
dan Izzatul Farida, dkk (2016) dimana
kompetensi mempunyai pengaruh signifikan
terhadap kualitas audit secara parsial atau
individu.
Kompetensi merupakan kemampuan
auditor untuk mengaplikasikan pengetahuan,
keahlian, pengalaman, keterampilan, sikap
dan kecakapan yang dimiliki dalam
melakukan tugasnya dengan teliti, cermat,
dan objektif. Kompetensi di sini diukur
melalui pengetahuan auditor tentang fakta-
fakta dan prosedur dalam mengaudit melalui
pendidikan, pelatihan, kursus, pengalaman.
Untuk memenuhi persyaratan sebagai
seorang auditor yang profesional, auditor
harus memiliki pengetahuan, pendidikan,
serta pengalaman yang cukup dengan
menjalani pelatihan teknis yang baik.
Penelitian ini memberikan bukti empiris
bahwa kompetensi akan mempengaruhi
kemampuan para auditor untuk mengetahui
kekeliruan yang ada di unit kerjanya.
Penelitian ini juga memberikan bukti bahwa
pengetahuan, pendidikan, serta pelatihan
yang dilakukan oleh auditor tetap akan
meningkatkan keahlian mereka saat
mengaudit. Kecakapan dalam mengetahui
fakta-fakta, prosedur mengaudit, dan
kemampuan untuk mengetahui kekeliruan
merupakan salah satu bagian dari kompetensi
dalam menghasilkan audit menjadi
berkualitas.
2. Etika Auditor secara parsial atau
individu berpengaruh signifikan positif
terhadap Kualitas Audit.
Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa Etika Auditor secara parsial atau
individu berpengaruh signifikan positif
terhadap Kualitas Audit. Hal ini ditunjukkan
dengan nilai t hitung variabel Etika Auditor
sebesar 2,158 lebih besar dari nilai t tabel
sebesar 2,032 serta dengan nilai signifikansi
0,038 yang lebih kecil dari 0,05. Hal ini
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Winda Kurnia, dkk (2014), Ayu Priyansari
(2015), dan Izzatul Farida, dkk (2016)
dimana etika auditor mempunyai pengaruh
signifikan terhadap kualitas audit secara
parsial atau individu.
Etika merupakan pemikiran/penilaian
moral, seperangkat aturan atau norma atau
pedoman yang mengatur manusia, baik
yang harus dilakukan maupun yang harus
ditinggalkan yang dianut oleh sekelompok
atau segolongan manusia atau masyarakat
ataupun profesi. Auditor harus memiliki
etika yang baik atas setiap tugas dan
pekerjaan yang dilakukannya serta mematuhi
kode etik yang mengaturnya. Pada etika
auditor, hal yang perlu diperhatikan adalah
konsep diri dari sistem nilai yang ada pada
pengauditan sebagai pribadi yang tidak lepas
dari sistem nilai pada dirinya serta
ketaatannya pada peraturan.
3. Kompetensi dan Etika Auditor secara
Simultan atau bersama-sama
34
berpengaruh signifikan positif terhadap
Kualitas Audit.
Hasil penelitian ini menunjukkan
nilai f hitung sebesar 72,043 lebih besar dari
pada nilai f tabel sebesar 3,28 serta dengan
nilai signifikansi 0,000 yang lebih kecil dari
0,05. Hal ini berarti bahwa kompetensi dan
etika auditor secara simultan atau bersama-
sama berpengaruh signifikan positif terhadap
kualitas audit. Hal ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Winda
Kurnia, dkk (2014) dan Ayu Priyansari
(2015) dimana kompetensi dan etika auditor
mempunyai pengaruh signifikan terhadap
kualitas audit secara simultan atau bersama-
sama.
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan yang dilakukan oleh peneliti di
Kantor Inspektorat Daerah Kabupaten
Lamongan dengan judul “Pengaruh
Kompetensi dan Etika Auditor Terhadap
Kualitas Audit pada Kantor Inspektorat
Daerah Kabupaten Lamongan” dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Kompetensi secara parsial (individu)
berpengaruh terhadap Kualitas Audit
pada Kantor Inspektorat Daerah
Kabupaten Lamongan. Hal ini
ditunjukkan dengan nilai t hitung
variabel Kompetensi sebesar 2,911
lebih besar dari pada nilai t tabel
sebesar 2,032 serta dengan nilai
signifikansi 0,006 yang lebih kecil
dari 0,05. Nilai koefisien regresi
sebesar 0,463 yang berarti setiap
kenaikan variabel Kompetensi
sebesar satu satuan maka variabel
Kualitas Audit akan naik sebesar
0,463 satuan dengan asumsi variabel
yang lain tetap.
2. Etika Auditor secara parsial
(individu) berpengaruh terhadap
Kualitas Audit pada Kantor
Inspektorat Daerah Kabupaten
Lamongan. Hal ini ditunjukkan
dengan nilai t hitung variabel Etika
Auditor sebesar 2,158 lebih besar dari
pada nilai t tabel sebesar 2,032 serta
dengan nilai signifikansi 0,038 yang
lebih kecil dari 0,05. Nilai koefisien
regresi sebesar 0,519 yang berarti
setiap kenaikan variabel Etika
Auditor sebesar satu satuan maka
variabel Kualitas Audit akan naik
sebesar 0,519 satuan dengan asumsi
variabel yang lain tetap.
3. Kompetensi dan Etika Auditor secara
simultan (bersama-sama)
berpengaruh terhadap Kualitas Audit
pada Kantor Inspektorat Daerah
Kabupaten Lamongan. Hal ini
dibuktikan dengan nilai f hitung
sebesar 72,043 lebih besar dari pada
nilai f tabel 3,28 dengan nilai
signifikan 0,000 lebih kecil dari 0,05.
SARAN
Berdasarkan kesimpulan yang
diperoleh oleh hasil penelitian dan
pembahasan di atas, maka peneliti
menyarankan :
1. Auditor Kantor Inspektorat Daerah
Kabupaten Lamongan tetap
mempertahankan Kompetensi dan
Etika yang dimiliki, kemudian
mampu mengembangkannya supaya
bisa menjadi lebih baik lagi sehingga
dalam bekerja mampu
mempertanggungjawabkan dan
menghasilkan pekerjaan dengan baik
dan benar.
2. Hasil penelitian ini diharapkan bisa
menambah ilmu pengetahuan dan
memperkaya informasi khususnya
tentang Auditing.
3. Agar dapat dijadikan literatur dan
acuan untuk penelitian selanjutnya
mengenai Kualitas Audit.
35
4. Pengembangan penelitian dengan
menambahkan variabel lain di luar
variabel yang telah peneliti teliti
dalam penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, S. dan I Cenik, A., 2009, Etika Bisnis
dan Profesi: Tantangan Membangun
Manusia Seutuhnya, Jakarta, Salemba
Empat.
Agusti, R. dan Nastia, P.P., 2013, Pengaruh
Kompetensi, Independensi Dan
Profesionalisme Terhadap Kualitas
Audit (Studi Empiris Pada Kantor
Akuntan Publik Se Sumatera), Jurnal
Ekonomi, (Online), Volume 21 Nomor
3 September 2013,
(https://www.google.com/search?hl=id
&noj=1&q=pengaruh+kompetesi%2C
+independensi+dan+keahlian+profesio
nal+terhadap+kualitas+audit+dengan+
e tika+sebagai+variabel+moderasi,
diakses pada 02 Januari 2018).
Alim, M.N., Trisni H., dan Liliek, P., 2007,
Pengaruh Kompetensi dan
Independensi terhadap Kualitas Audit
dengan Etika Auditor sebagai Variabel
Moderasi, Simposium Nasional
Akuntansi, (Online) 26-27 Juli 2007,
(http://digilib.mercubuana.ac.id/manag
er/file.../Isi_Artikel_273752358680.pd
f, diakses pada 24 Desember 2017).
Aprianti, D., 2010, Pengaruh Kompetensi,
Independensi, dan Keahlian
Profesional Terhadap Kualitas Audit
dengan Etika sebagai Variabel
Moderasi Studi Kasus pada Kantor
Akuntan Publik di Wilayah Jakarta
Selatan, Skripsi diterbitkan, (Online),
(http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bi
tstream/.../DEVA%20APRIANTI-
FEB.pdf, diakses pada 29 Desember
2017).
Ashari, R., 2011, Pengaruh Keahlian,
Independensi, Dan Etika terhadap
Kualitas Auditor Pada Inspektorat
Provinsi Maluku Utara, Skripsi
diterbitkan, Makassar: Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Hasanuddin.
Ayu Priyansari dan Natalistyo TAH, 2015,
“Pengarauh Kompetensi, Independensi
dan Etika Auditor Terhadap Kualitas
Audit”, Dokumen Karya Ilmiah, Tugas
Akhir, Program Studi Akuntansi - S1,
Fakultas Ekonomi & Bisnis .
Universitas Dian Nuswantoro
Semarang.
Ayuningtyas, Y., H., 2012, Pengaruh
Pengalaman Kerja, Independensi,
Obyektifitas, Integritas Dan
Kompetensi Terhadap Kualitas Hasil
Audit (Studi Kasus Pada Auditor
Inspektorat Kota/Kabupaten Di Jawa
Tengah), Skripsi diterbitkan, (Online),
(http://eprints.undip.ac.id/36161/,
diakses pada 24 Desember 2017).
Ghozali, Imam., 2005, Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program SPSS,
Semarang : Badan Penerbit UNDIP.
Ghozali, Imam., 2013, Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program SPSS,
Edisi Ketujuh, Semarang : Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.
Iqbal, Hasan, 2006, Analisis Data Penelitian
Dengan Statistik, Jakarta : PT Bumi
Aksara.
Izzatul Farida, Abdul Halim, dan Retno
Wulandari, 2016, "Pengaruh
Independensi, Kompetensi, Due
Professional Care, dan Etika terhadap
Kualitas Audit (Studi Empiris pada
KAP di Kota Malang)", Journal
36
RisetMahasiswaxxxxxxx (JRMx) ISSN:
2337-56xx, Volume: xx, Nomor: xx,
(Program Studi Akuntansi, Fakultas
Ekonomika dan Bisnis Universitas
Kanjuruhan, Malang)
Jelic, M., 2012, The Impact Of Ethics On
Quality audit Results, International
Journal for Quality research, (Online),
Vol.6, No. 4, 2012,
(http://ijqr.net/journal/v6-n4/4.pdf ,
diakses pada 23 Desember 2017).
Media SIndoRaya, 24 Agustus 2017,
BCCNW Nilai, Pelaksanaan DD/ADD
di Lamongan, Kurang Maksimal,
(Online)
(http://www.mediasindoraya.com/2017
/08/24/bccnw-nilai-pelaksanaan-
ddadd-di-lamongan-kurang-maksimal/,
diakses pada 23 Desember 2017).
Muhidin, S.,A., dan Maman A., 2007,
Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur:
Dalam Penelitian, Bandung : CV.
Pustaka Setia.
Mulyadi dan Kanaka P., 1998, Auditing
(Buku Satu Edisi Lima), Jakarta:
Salemba Empat.
Notoatmodjo, S., 2002, Metodologi
Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta,
Jakarta
Peraturan Bupati Lamongan Nomor 56
Tahun 2016 tentang kedudukan
susunan organisasi, tugas dan fungsi
serta tata kerja inspektorat kabupaten
Lamongan, 2016. (Online),
(https://kablamongan.jdih.jatimprov.go
.id/peraturan-bupati/, diakses pada 14
Maret 2018).
Peraturan Pemerintah RI Nomor 60 Tahun
2008 tentang sistem pengendalian
intern pemerintah, 2008, (Online),
(http://itjen.deptan.go.id/index.php/per
aturan-perundangan/272-pp-nomor-60-
thn-2008, diakses pada 24 Desember
2017).
Rayendar, 2013, metode penelitian menurut
Sugiyono,
(http://rayendar.blogspot.co.id/2015/06
/metode-penelitian-menurut-sugiyono-
2013.html?m=1, diakses pada 29
Desember 2017)
Salsabila, A., 2011, Pengaruh Akuntabilitas,
Pengetahuan Audit, dan Gender
Terhadap Kualitas Hasil Kerja Auditor
Internal Studi Empiris Pada Inspektorat
Wilayah Provinsi DKI Jakarta, Skripsi
diterbitkan, (Online),
(http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/TRA/
article/view/590, diakses pada 28
Desember 2017).
Santoso, Singgih, 2012, Panduan Lengkap
SPSS Versi 20, Jakarta: PT Elex Media
Komputindo.
Sari, N.N., 2011, Pengaruh Pengalaman
kerja, Independensi, Obyektifitas,
Integritas, Kompetensi, dan Etika
Terhadap kualitas audit, Skripsi
diterbitkan, (Online),
(http://eprints.undip.acid.28766/,
diakses pada 24 Desember 20174).
Sekaran, U., dan Bougie, R., 2009, Research
Methods for Business: A Skill Buliding
Approach (5thed.), United Kingdom:
John Wiley & Sons Ltd.
Sugiyono, 1999, Statistik Nonparametris
Untuk Penelitian, Penerbit CV Alfabeta
: Bandung.
Sugiyono, 2003, Metode Penelitian Bisnis,
edisi 1, Bandung: Alfabeta.
37
Sugiyono, 2007, Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.,
Bandung: Alfabeta.
Sugiyono, 2008, Statistika untuk Penelitian,
Bandung: Alfabeta.
Sugiyono, 2010, Metode Penelitian Bisnis,
Bandung: Alfabeta.
Sugiyono, 2011, Metode Penelitian
Kuantitatif, kualitatif dan R.,
Bandung: Alfabeta.
Sugiyono, 2012, Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&B.,
Bandung: Alfabeta
Sugiyono, 2015, Statistika untuk Penelitian,
Bandung: Alfabeta.
Sularso, S., 2003/2004, Buku Pelengkap
Metode Penelitian Akuntansi: Sebuah
Pendekatan Replikasi, Yogyakarta:
BPFE-YOGYAKARTA.
Suraida, I., 2005, Pengaruh etika,
kompetensi, pengalaman audit dan
risiko Audit terhadap skeptisisme
profesional auditor dan Ketepatan
pemberian opini akuntan public,
Sosiohumaniora, (Online), Vol. 7 No.
3., November 2005: 186 – 202,
(http://eprints.unpad.ac.id/.../IDA-
SURAIDA, diakses pada 24 Desember
2017).
Suraida, I., 2005, Pengaruh etika,
kompetensi, pengalaman audit dan
risiko Audit terhadap skeptisisme
profesional auditor dan Ketepatan
pemberian opini akuntan publik,
Sosiohumaniora, (Online), Vol. 7, No.
3, November 2005: 186 – 202,
(http://eprints.unpad.ac.id/.../IDA-
SURAIDA, diakses pada 23 Desember
2017).
Tandirerung, Gloria, 2015, Pengaruh
Kompetensi, Akuntabilitas dan Etika
Auditor terhadap kualitas audit (Studi
Kasus pada Perwakilan BPKP Provinsi
Sul-sel), Skripsi, Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Hasanuddin.
Website akuntansi terapan, 2010, Standar
Profesional Akuntan Publik (online)
(https://akuntansiterapan.com/2010/06/
15/standar-profesional-akuntan-
publik/, diakses pada 02 Januari 2018).
Winda, Kurnia, Khomsiyah, dan Sofie,
2014, “Pengaruh kompetensi,
independensi, tekanan waktu, dan
etika auditor terhadap kualitas audit”,
Journal Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Trisakti, Jakarta
38
PENGARUH KOMPETENSI AKUNTAN, PEMANFAATAN TEKNOLOGI
INFORMASI, DAN PENGENDALIAN INTERN AKUNTANSI TERHADAP
KETERANDALAN PELAPORAN KEUANGAN
PT. TELKOM Tbk. KAB. LAMONGAN
ANNITA MAHMUDAH
ABSTRACT
This study aims to determine the effect of variable application of public sector accounting
and reporting system simultaneously and partially, and to know the dominant variable affecting
employee performance accountability At PT.BPRS Madinah Lamongan. The type of research used
is explanatory (explanation) or known as hypothesis testing to determine the effect of public sector
accounting application and reporting system to the dependent variable that is employee
performance accountability by using quantitative approach. In the data collection, the technique
used is the distribution of questionnaires with a sample of 31 employees. Analyzer used is multiple
linear regression. To test the hypothesis used F test and t test. The results of multiple regression
analysis show that the application of public sector accounting and reporting system simultaneously
affect the accountability of employee performance. In addition, the results obtained for the
application of public sector accounting and reporting systems have a significant effect partially on
employee performance accountability. Of the two independent variables that have a dominant
influence on employee performance accountability is the variable application of public sector
accounting. Then seen from the value of Adjusted R Square shows that the magnitude of influence
between variables of 0.034 which means that there is influence between the application of public
sector accounting and reporting system to employee performance of 67.2% while the remaining
32.8% explained by other variables not examined in this research.
Keywords: Public Sector Accounting Implementation, Reporting System, Employee Performance
Accountability
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari variabel penerapan akuntansi
sektor publik dan sistem pelaporan secara simultan maupun parsial, serta untuk mengetahui
variabel yang dominan berpengaruh terhadap akuntabilitas kinerja karyawan Pada PT. TELKOM
Tbk, Lamongan. Jenis penelitian yang digunakan adalah explanatory (penjelasan) atau dikenal
sebagai pengujian hipotesis untuk mengetahui pengaruh penerapan akuntansi sektor publik dan
sistem pelaporan terhadap variabel terikat yaitu akuntabilitas kinerja karyawan dengan
menggunakan pendekatan kuantitatif. Dalam pengumpulan data, teknik yang digunakan adalah
penyebaran kuesioner dengan sampel sebanyak 31 karyawan. Alat analisis yang digunakan adalah
regresi linier berganda. Untuk pengujian hipotesis digunakan uji F dan uji t, Hasil dari analisis
regresi berganda menunjukkan bahwa kompetensi akuntan, pemanfaatan teknologi informasi dan
pengendalian intern akuntansi,secara simultan berpengaruh pada keterandalan pelaporan
keuangan. Selain itu didapat hasil untuk kompetensi akuntan, pemanfaatan teknologi informasi
dan pengendalian intern akuntansi berpengaruh signifikan secara parsial terhadap keterandalan
pelaporan keuangan. Dari ketiga variabel bebas tersebut yang memiliki pengaruh dominan
terhadap keterandalan pelaporan keuangan yaitu variable kompetensi akuntan dan pemanfaatan
39
teknologi informasi. Kemudian dilihat dari nilai Adjusted R Square menunjukkan bahwa besarnya
pengaruh antar variabel sebesar 0.833 yang berarti bahwa terdapat pengaruh antara kompetensi
akuntan, pemanfaatan teknologi informasi dan pengendalian intern akuntansi terhadap
keterandalan pelaporan keuangan sebesar 100%.
Kata kunci : Kompetensi Akuntan,Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Pengendalian
Intern Akuntansi Terhadap Keterandalan Pelaporan Keuangan
PENDAHULUAN
Para pemakai laporan keuangan akan
selalu melakukan pemeriksaan dan mencari
informasi tentang kehandalan laporan
keuangan perusahaan. Cara yang umum
dapat ditempuh untuk mendapatkan
informasi yang handal adalah dengan
mengharuskan dilakukan audit
secaraindependen agar informasi yang
digunakan dalam pengambilan keputusan
lengkap, akurat, dan tidak biasa.Tanpa
menggunakan jasa auditor independen,
manajemen perusahaan tidak akan dapat
meyakinkan pihak luar bahwa laporan
keuangan yang disajikan manajemen
perusahaan berisi informasi yang dapat
dipercaya.
Teknologi merupakan hal penting
yang dapat memengaruhi segala aspek
kehidupan, salah satunya adalah dalam
bekerja.Teknologi informasi semakin
berkembang dengan pesat sehingga
mempengaruhi kehidupan manusia.
Teknologi informasi banyak membawa
perubahan dalam organisasi dan proses
bisnis(Alannita,2014). Keberadaan teknologi
informasi di era globalisasi, tidak dapat
dipungkiri merupakan suatu kebutuhan yang
penting bagi individu maupun organisasi
modern (Mahendra danAffandy, 2013).
Teknologi informasi telah mengubah prilaku
masyarakat dan peradaban manusia secara
global. Perkembangan teknologi dan
informasi dewasa ini memengaruhi
kehidupan perekonomian secara global, baik
di dunia pada umumnya dan di Indonesia
pada khususnya. Dengan perkembangan
teknologi yang makin pesat dan cepat,
individu dapat menggunakan teknologi
dengan baik sesuai dengan kebutuhannya.
Perkembangan teknologi dan informasi telah
membawa masyarakat Indonesia kearah
hidup yang bersifat modern. Perkembangan
teknologi dan informasi memberikan
kemudahan kepada masyarakat dan
memberikan masukan untuk dapat
memahami perkembangan teknolog
informasi agar masyarakat dapat
berkomunikasi dan bersosialisasi dengan
siapapun dan dimanapun keberadaanya
dengan baik dan benar. Sistem informasi
dapat meningkatkan keunggulanbersaing
perusahaan dalam
Perkembangan organisasi yang
modern. Sistem informasi dapat digunakan
untuk meningkatkan kecepatan,
fleksibilitas, integrasi dan keakuratan
informasi yang dihasilkan, dengan
demikian banyak pihak yang memanfaatkan
system informasi untuk mencapai
keunggulan perusahaan (Mahendra dan
Affandy, 2013). Sistem informasi akan
membantu perusahaan untuk menyajikan
informasi yang relevan, tepat waktu, akurat
dan lengkap sehingga mempermudah dalam
pengambilan keputusan dalam perusahaan.
Informasi merupakan hal yang sangat
penting untuk proses pengambilan
keputusan. Namun dalam prosesnya,
informasi tersebut tentu harus berkualitas dan
mempunyai nilai. Seluruh lingkungan bisnis
perusahaan sangat membutuhkan informasi
baik manajer, karyawan maupun akuntan.
Ketepatan dan keefesienan informasi akan
40
sangat bermanfaat bagi perusahaan maupun
di luar perusahaan. Kualitas informasi akan
sangat menentukan bagi pihak internal dan
eksternal perusahaan dalam mengambil
keputusan. Akuntansi keuangan disusun
terutama untuk menghasilkan informasi,
biasanya dalam bentuk laporan keuangan
yang ditujukan kepada pihak-pihak luar
perusahaan. Umunya laporan keuangan
menurut Standar Akuntansi Keuangan terdiri
dari : Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan
Perubahan Ekuitas, Laporan Arus Kas dan
Catatan Atas Laporan Keuangan (Akmal,
Sugiarto, 2011).
Laporan-laporan tersebut merupakan
ringkasan dari keadaan perusahaan dan hasil
kegiatannya ditujukan kepada pihak luar
perusahaan yang mempunyai kepentingan
terhadap perusahaan seperti pemegang
saham, kreditur, pemerintah dan masyarakat
pada umumnya ( Akmal, Sugiarto, 2011).
Untuk menghasilkan laporan keuangan yang
berkualitas, tepat, dan handal, maka dari itu
perusahaan membutuhkan sistem informasi
akuntansi berbasis teknologi informasi.
Dengan adanya teknologi informasi tersebut,
diperlukan aplikasi-aplikasi pendukung
untuk proses berjalanya sistem laporan
keuangan. Maka dari itu, aplikasi-aplikasi
pendukung tersebut sangat mendukung untuk
proses pengambilan keputusan.
Selain itu, penyampaian laporan
keuangan juga berhubungan dengan
signaling theory dimana karena terdapatnya
asimetri informasi antara manajer dan
pemegang saham mengenai prospek
perusahaan di masa mendatang dalam M.
Saleh dan V Lat (2013). Untuk
meminimalisir hal tersebut perusahaan
mengeluarkan sinyal-sinyal melalui
penyampaian laporan keuangan.
Penyampaian informasi melalui laporan
keuangan oleh manajemen nantinya akan
diterima oleh masyarakat sebagai suatu
sinyal ( M Saleh dan V lat, 2013). Kemudian
informasi tersebut akan sangat bermanfaat.
Informasi akan bermanfaat jika informasi
tersebut dapat mendukung keputusan dan
andal. Untuk memperoleh efektivitas dalam
penyampaian informasi pelaporan keuangan
dibutuhkan karakterisitik kualitatif yang akan
menghasilkan nilai informasi laporan
keuangan yang berkualitas.
Teknologi informasi merupakan
kebutuhan di seluruh lapisan masyarakat baik
organisasi, perusahaan maupun kalangan
individu. Teknologi yang semakin
berkembang dari waktu ke waktu membuat
banyak perusahaan meningkatkan
kualitasnya untuk mendukung kegiatan
operasional perusahaan terutama dalam
penyajian laporan keuangan. Pesatnya
kemajuan teknologi informasi serta potensi
pemanfaatannya secara luas dapat membuka
peluang bagi berbagai pihak untuk
mengakses, mengelola, dan
mendayagunakan informasi keuangan secara
cepat dan akurat. Manfaat lain yang
ditawarkan dalam pemanfaatan teknologi
informasi adalah kecepatan dalam
pemrosesan informasi sehingga laporan
keuangan dapat disajikan secara tepat waktu
( M Saleh dan V Lat, 2013).Namun selain
pemanfaatan teknologi informasi yang turut
berperan dalam menghasilkan nilai informasi
pelaporan keuangan. Ada hal penting lainnya
yang harus diperhatikan yaitu sistem
pengendalian intern. Pengendalian intern
yang efektif akan menghasilkan laporan
keuangan yang akurat dan membantu
perusahaan untuk menjalankan aktivitas
sistem informasinya. Menurut V.Wiratna
(2015), pengendalian intern diharapkan dapat
melindungi kekayaan perusahaan yang
diakibatkan dari pencurian, penggelapan
keuangan oleh karyawan, penyalahgunaan
aktiva.
Perkembangan teknologi informasi
berdampak luas pada aktivitas organisasi
bisnis. Indriasari dan Ertambang (2007)
41
menyatakan teknologi informasi dalam hal
ini merupakan pemampu (enabler)
keberhasilan praktik bisnis tersebut. Semakin
pentingnya teknologi informasi bagi
keberhasilan organisasi secara keseluruhan
memperluas peran system informasi. Fungsi
system informasi perlu lebih dilibatkan
dalam perumusan strategic perusahaan.
Adapun fenomena-fenomena
penyampaian informasi pelaporan keuangan.
Forum Indonesia untuk Transportasi
Anggaran (Fitra) telah memaparkan BUMN
dinilai sebagai sarang korupsi dan merugikan
negara dikarenakan beberapa hal, khususnya
pengendalian intern yang amburadul.
Koordinator Investigasi dan Advokasi
Seknas dalam keterangan tertulis, Senin
(17/7/2012) mengatakan bahwa kelemahan
sistem pengendalian intern, terbagi menjadi
tiga, sistem pengendalian akuntansi dan
pelaporan, dimana pencatatannya tidak
akurat dan proses penyusunan laporan tidak
sesuai ketentuan. Ditambahkan, sistem
pengendalian pelaksanaan anggaran juga
menjadi sebab hilangnya potensi penerimaan
negara dari sektor BUMN. Dan ia juga
mengatakan perencanaan tidak memadai,
penyimpangan terhadap perundang-
undangan bidang teknis tertentu, kebijakan
yang tidak tepat dan penetapan kebijakan
yang tidak tepat. Selain itu, ia mengatakan
kelemahan struktur pengendalian intern juga
berpengaruh terhadap penyelenggaraan
BUMN. Tidak memiliki SOP yang formal,
tidak ada pemisahan tugas dan fungsi yang
memadai. PT Rajawali Nusantara Indonesia
(Persero) dengan nilai kerugian negara
sebesar Rp904 miliar, dengan 33 kasus
temuan. PT Jasa Marga (Persero) Tbk
(JSMR) dengan nilai kerugian negara sebesar
Rp 605 miliar, dengan 65 kasus temuan. Tak
ketinggalan, yang termasuk 5 besar BUMN
terkorup masuk nama PT PLN (Persero),
dengan nilai kerugian negara sebesar Rp556
miliar, dengan 260 kasus temuan.
Adapun kasus yaitu Manajemen PT
Leo Investment Tbk (IITG) menyampaikan
bahwa penyebab keterlambatan penyampaian
laporan keuangan Perseroan untuk periode
2009-2012 sebanyak 4 kali karena
menggunakan sistem semi-manual. Hal itu
disampaikan oleh Direktur Utama Leo
Investment, dalam keterangan tertulisnya
kepada Otoritas Pasar Modal, PT Bursa Efek
Indonesia (BEI), di Jakarta, Rabu. Ia
mengungkapkan, bahwa Perseroan masih
menggunakan sistem semi-manual dalam
pembuatan Laporan Keuangannya selama
periode 2009 sampai dengan awal kuartal II
2012. Ia mengatakan bahwa hal tersebut
menyebabkan penutupan buku dan
penyusunan laporan keuangan memerlukan
waktu yang cukup panjang. Ia menjelaskan,
bahwa mulai kuartal II 2012, Perseroan sudah
menggunakan teknologi software accounting
yang terpadu untuk pembukuan Perseroan
dan akan dilakukan perusahaan. Ia
menjelaskan bahwa dengan telah
dipergunakannya software accounting
terpadu tersebut, ia berkeyakinan untuk dapat
menyampaikan laporan keuangan sesuai
dengan batas waktu penyampaikan laporan
keuangan ke Bursa (Desi Indriasari 2008).
Berdasarkan fenomena-fenomena
tersebut, dapat dinyatakan bahwa laporan
keuangan perusahaan masih belum
seluruhnya memenuhi kriteria keterandalan
dan ketepatwaktuan. Keterlambatan
penyampaian pelaporan keuangan pada kasus
tersebut membuktikan bahwa perusahaan
tidak menjalankan proses penyajian laporan
keuangan secara handal dan tepat waktu.
Karena penyampaian pelaporan keuangan
harus sesuai dengan karakteristik kualitatif
informasi seperti keterandalan dan
ketepatwaktuan. Semakin lama waktu
tertunda dalam penyajian laporan keuangan
suatu perusahaan ke publik, maka semakin
banyak kemungkinan berkembangnya isu
maupun kemungkinan terdapatnya insider
information mengenai perusahaan tersebut.
42
Semakin panjang waktu untuk publikasi
laporan keuangan tahunan sejak akhir tahun
buku suatu perusahaan, maka semakin besar
kemungkinan informasi tersebut bocor
kepada investor tertentu atau bahkan
menimbulkan terjadinya masalah bagi
perusahaan tersebut di bursa saham ( M Saleh
dan V lat, 2013). Pemanfaatan teknologi
informasi pada kasus tersebut tidak berjalan
dengan maksimal. Seperti halnya software
accounting pada PT Leo Investment Tbk
yang dipergunakan masih semi manual
sehingga akan membuat laporan keuangan
menjadi terlambat karena membutuhkan
waktu yang sangat panjang. Lemahnya
lingkungan pengendalian pada sistem
pengendalian intern di PT Leo Investment
Tbk dalam menyampaikan laporan
keuangannya. Seperti tidak mengubah sistem
pelaporannya selama 4 kali dan juga kurang
dalam penilaian resiko yang dihadapi
perusahaan. Sehingga laporan keuangan
menjadi terlambat.
Kemudian perubahan PSAK yang
membuat perusahaan kurang siap untuk
merubah sistem pelaporan keuangannya
terutama dalam sistem teknologi informasi
berbasis komputer yang harus merubah
sistem informasi akuntansinya dalam
menyajikan proses laporan keuangan.
Perusahaan harus memaksimalkan perangkat
teknologi informasi seperti software yang
lebih memadai untuk menyesuaikan
perubahan-perubahan aturan, sistem maupun
resiko yang dihadapi. Sistem pengendalian
intern di perusahaan-perusahaan tersebut
terutama lingkungan pengendalian dalam
menghadapi resiko seperti perubahan
peraturan masih belum siap. Sehingga
menyebabkan terlambatnya laporan
keuangan. Perusahaan seharusnya
mempersiapkan resiko yang akan dihadapi
dan pengendalian harus ditingkatkan lagi.
Selain itu, diungkapkan kelemahan sistem
pengendalian intern pada perusahaan-
perusahaan BUMN. Hal ini menunjukkan
tidak adanya pemisahan tugas dan fungsi
tidak memadai yang tidak sesuai dengan
komponen sistem pengendalian intern.
Dengan lemahnya sistem pengendalian intern
tersebut mengakibatkan pencatatan laporan
keuangan tidak akurat. Karena dalam
penyampaian informasi laporan keuangan
harus akurat, relevan dan handal.
Pemanfaatan teknologi informasi kurang
dimaksimalkan sehingga pencatatannya tidak
akurat dan proses penyusunan laporan
keuangan tidak dapat disusun dengan baik.
Perlunya perangkat teknologi informasi yang
memadai terutama aplikasi-aplikasi
pendukung sehingga input, proses dan ouput
akan berjalan dengan sesuai. Sehingga
laporan keuangan akan akurat, tepat waktu
dan dapat diandalkan. Sebaliknya, jika
pelaporan ditunda sampai seluruh aspek
diketahui, informasi yang dihasilkan
mungkin sangat andal tetapi kurang
bermanfaat bagi pengambil keputusan (R. Ait
Novatiani dan Jeanny, 2013).
Kompetensi dapat diperoleh melalui
pendidikan dan pengalaman, kompetensi
yang dapat meyakinkan bahwa kualitas jasa
audit yang diberikan memenuhi tingkat
profesionalisme tinggi. Dalam
melaksanakan audit, akuntan publik harus
bertindak sebagai seorang yang ahli di
bidang akuntansi.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan
adalah pendekatan kuantitatif yang
merupakan pengujian teori melalui
pengukuran variable penelitian dengan angka
dan melakukan analisis data dengan prosedur
statistic.
Sumber data populasi yang di
gunakan dalam penelitian ini adalah seluruh
karyawan administrasi keuangan PT.
TELKOM Tbk. Kab. Lamongan. Jumlah
populasi yang diteliti 31. Dalam penelitian
43
ini, peneliti menggunakan teknik total
sampling menurut Sujoko Efferin, dkk (2008)
yaitu teknik pengambilan sampel dimana
jumlah sampel sama dengan jumlah populasi.
HASIL PENELETIAN
DISKRIPSI VARIABEL PENELITIAN
a. Tanggapan Responden Atas Variabel
Bebas (X)
1) Variabel Kompetensi Akuntan (X1)
Adapun hasil dari jawaban
responden dapat disajikan dalam
tabel sebagai berikut :
No
SKOR TO
TA
L
PERSENTASE TOT
AL 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
P1 5 0 2
6 0 0 31 16,1% 0
83,9
% 0 0 100%
P2 5 0 2
6 0 0 31 16,1% 0
83,9
% 0 0 100%
P3 5 2
6 0 0 0 31 16,1%
83,9
% 0 0 0 100%
P4 4 1 2
6 0 0 31 12,9%
3,2
%
83,9
% 0 0 100%
P5 4 1 2
6 0 0 31 12,9%
3,2
%
83,9
% 0 0 100%
P6 4 1 2
6 0 0 31 12,9%
3,2
%
83,9
% 0 0 100%
P7 5 2
6 0 0 0 31 16,1%
83,9
% 0 0 0 100%
Pada Tabel di atas menunjukan bahwa
dapat diketahui variabel Kompetensi
Akuntan (X1) diukur dengan menggunakan
sembilan buah pertanyaan, seluruh tanggapan
responden yang terkumpul untuk variabel
adalah sebanyak 217 pertanyaan, yang
berasal dari 31 responden dengan 7 jumlah
pertanyaan. Apabila ditinjau dari jawaban
responden yang sangat setuju, setuju, netral,
tidak setuju dan sangat tidak setuju sebanyak
217 atau 100%.
2) Variabel Pemanfaatan Teknologi
Informasi (X2)
Adapun hasil dari jawaban
responden dapat disajikan dalam tabel
sebagai berikut :
Pada Tabel di atas menunjukan
bahwa dapat diketahui variabel Pemanfaatan
Teknologi Informasi (X2) diukur dengan
menggunakan delapan buah pertanyaan,
seluruh tanggapan responden yang terkumpul
untuk variabel etika adalah sebanyak 217
pertanyaan, yang berasal dari 31 responden
dengan 7 jumlah pertanyaan. Apabila ditinjau
dari jawaban responden yang sangat setuju,
setuju, netral, tidak setuju dan sangat tidak
setuju sebanyak 217 atau 100%.
3) Variabel (X3)
Adapun hasil dari jawaban responden
dapat disajikan dalam tabel sebagai
berikut :
No
SKOR TOT
AL
PERSENTASE TOT
AL 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
P1 9
1
4 8 0 0 31
29,0
%
45,2
%
25,8
% 0 0 100%
P2 6
1
6 9 0 0 31
19,4
%
51,6
%
29,0
% 0 0 100%
No
SKOR TOT
AL
PERSENTASE TOT
AL
5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
P1 6
2
2 3 0 0 31
19,
4%
71,
0%
9,7
% 0 0 100%
P2 9
1
9 3 0 0 31
29,
0%
61,
3%
9,7
% 0 0 100%
P3 4
2
7 0 0 0 31
12,
9%
87,
1% 0 0 0 100%
P4 4
2
4 3 0 0 31
12,
9%
77,
4%
9,7
% 0 0 100%
P5 5
2
3 3 0 0 31
16,
1%
74,
2%
9,7
% 0 0 100%
P6 5
2
3 3 0 0 31
16,
1%
74,
2%
9,7
% 0 0 100%
P7 7
2
4 0 0 0 31
22,
6%
77,
4% 0 0 0 100%
44
P3 8
2
2 1 0 0 31
25,8
%
71,0
% 3,2% 0 0 100%
P4 9
1
4 8 0 0 31
29,0
%
45,2
%
25,8
% 0 0 100%
P5 6
1
6 9 0 0 31
19,4
%
51,6
%
29,0
% 0 0 100%
P6 8
1
4 9 0 0 31
29,0
%
41,9
%
29,0
% 0 0 100%
P7 1
1
1
9 1 0 0 31
35,5
%
61,3
% 3,2% 0 0 100%
Pada Tabel di atas menunjukan
bahwa dapat diketahui variabel pengendalian
(X3) diukur dengan menggunakan sembilan
buah pertanyaan, seluruh tanggapan
responden yang terkumpul untuk variabel
Pengendalian Intern adalah sebanyak 217
pertanyaan, yang berasal dari 31 responden
dengan 7 jumlah pertanyaan. Apabila ditinjau
dari jawaban responden yang sangat setuju,
setuju, netral, tidak setuju dan sangat tidak
setuju sebanyak 217 atau 100%.
a. Tanggapan Responden atas variabel
Terikat (Y)
Kualitas Laporan Keuangan (Y)
Adapun Hasil dari jawaban responden
dapat disajikan dalam tabel sebagai
berikut :
No
SKOR TOT
AL
PERSENTASE TOTA
L
5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
P1 5
2
3 3 0 0 31
16,1
%
74,2
%
9,7
% 0 0 100%
P2 8
2
0 3 0 0 31
25,8
%
64,5
%
9,7
% 0 0 100%
P3 4
2
7 0 0 0 31
12,9
%
87,0
% 0 0 0 100%
P4 6
2
2 3 0 0 31
19,4
%
71,0
%
9,7
% 0 0 100%
P5 6
2
2 3 0 0 31
19,4
%
67,7
%
12,9
% 0 0 100%
P6 6
2
2 3 0 0 31
19,4
%
71,0
%
9,7
% 0 0 100%
P7 8
2
3 0 0 0 31
25,8
%
74,2
% 0 0 0 100%
Pada Tabel 10 di atas
menunjukan bahwa dapat diketahui
variabel kualitas laporan keuangan
(Y) diukur dengan menggunakan
sembilan buah pertanyaan, seluruh
tanggapan responden yang terkumpul
untuk variabel etika adalah sebanyak
217 pertanyaan, yang berasal dari 31
responden dengan 7 jumlah
pertanyaan. Apabila ditinjau dari
jawaban responden yang sangat
setuju, setuju, netral, tidak setuju dan
sangat tidak setuju sebanyak 217 atau
100%.
HIPOTESIS
UJI HIPOTESIS I
Hasil uji parsial (t-test) dapat dilihat
pada tabeldibawah ini :
Hasil uji parsial (t-test) dengan
jumlah sampel sebanyak 31 responden dan
jumlah variabel bebas sebanyak 3 macam
maka untuk nilai t tabel sebesar dengan nilai
signifikansi 0,05. Dalam hal ini dapat
dijabarkan hasil dari tabel di atas sebagai
berikut :
a) Variabel Kompetensi menghasilkan nilai
t hitung 5,020 dimana nilai t hitung lebih
besar dari nilai t tabel serta nilai
signifikansi 0,000 dimana lebih kecil
dari 0,05 Sehingga dapat diartikan
No. Variabel t
hitung
t
tabel
Sig Keterangan
1
Kompetensi
Akuntan
5,020
2,048
0,000
Signifikan
2
Pemanfaatan
Teknologi
Informasi
6,663
2,048
0,000
Signifikan
3
pengendalian
Intern
2,659
2,048
0,013
Signifikan
45
bahwa variabel kompetensi secara
parsial berpengaruh terhadap
keterandalan pelaporan keuangan.
b) Variabel Pemanfaatan menghasilkan
nilai t hitung 6,663 dimana nilai t hitung
lebih besar dari nilai t tabel serta nilai
signifikansi 0,000 dimana lebih kecil
dari 0,05. Sehingga dapat diartikan
bahwa variabel pemanfaatan teknologi
informasi secara parsial berpengaruh
terhadap Keterandalan laporan
keuangan.
c) Variabel pengendalian menghasilkan
nilai t hitung 2,659 dimana nilai t hitung
lebih besar dari nilai t tabel serta nilai
signifikansi 0,013 dimana lebih besar
dari 0,05. Sehingga dapat diartikan
bahwa variabel pengalaman secara
parsial berpengaruh terhadap kualitas
laporan keuangan.
Dari perhitungan dengan
menggunakan aplikasi SPSS tersebut dapat
diketahui bahwa diantara variabel
Kompetensi akuntansi, pemanfaatan
teknologi dan pengendalian, variabel
pengendalian merupakan variabel yang
paling dominan atau lebih besar pengaruhnya
terhadap kualitas laporan keuangan.
UJI HIPOTESIS II
Uji simultan (F-test) dilakukan
dengan bantuan software SPSS versi 22 yang
hasilnya dapat dilihat pada tabeldibawah ini :
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 231.203 3 77.068 44.961 .000b
Residual 46.281 27 1.714
Total 277.484 30
a. Dependent Variable: Keterandalan Pelaporan Keuanagan
b. Predictors: (Constant), pengendalian Intern, Pemanfaatan Teknologi Informasi,
Kompetensi Akuntan
Hasil uji simultan (F-test) dengan
jumlah sampel sebanyak 31 responden dan
jumlah variabel bebas sebanyak 3 macam
maka untuk nilai F tabel sebesar 2,95 dengan
nilai signifikansi 0,05. Dalam tabel dapat
dilihat bahwa nilai F hitung sebesar 8,629
lebih besar dari nilai F tabel 2,95 dengan nilai
signifikan 0,000 lebih kecil dari 0,05 yang
artinya bahwa variabel kompetensi akuntan,
pemanfaatan teknologi informasi dan
pengendalian intern secara simultan
berpengaruh terhadap kualitas laporan
keuangan.
PEMBAHASAN
1. Kompetensi dalam mengelola aset tetap
secara parsial berpengaruh terhadap
Keterandalan laporan keuangan.
Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa Kompetensi
akuntan dalam mengelola keuangan
tetap secara parsial berpengaruh
terhadap keterandalan laporan keuangan.
Hal ini ditunjukkan dengan nilai t hitung
variabel Kompetensi sebesar 5,020 lebih
besar dari nilai t tabel sebesar 2,048 serta
dengan nilai signifikansi 0,000 yang
lebih kecil dari 0,05.
Kompetensi merupakan nilai-
nilai atau aturan-aturan tingkah laku
yang digunakan oleh setiap individu
yaitu karyawan. Aturan kompetensi
menjelaskan kapan suatu perilaku dapat
diterima dan kapan dianggap salah atau
tidak diterima. Pada Kompetensi, hal
yang perlu diperhatikan adalah konsep
diri dari sistem nilai yang ada pada
pengelola keuangan tetap sebagai pribadi
yang tidak lepas dari sistem nilai pada
dirinya.
2. Pemanfaatan Teknologi dalam
mengelola pelaporan keuangan tetap
46
secara parsial berpengaruh terhadap
keterandalan pelaporan keuangan.
Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa pemanfaatan
teknologi informasi dalam mengelola
pelaporan keuangan tetap secara parsial
berpengaruh terhadap keterandalan
pelaporan keuangan. Hal ini ditunjukkan
dengan nilai t hitung variabel
pemanfaatan teknologi informasi sebesar
0,663 lebih besar dari nilai t tabel sebesar
2,048 serta dengan nilai signifikansi
0,000 yang lebih kecil dari 0,05.
Yang dimaksud dengan
variabel pemanfaatan teknologi adalah
suatu studi, perancangan,
pengembangan, implementasi,
dukungan atau manajemen sistem
informasi berbasis komputer, khususnya
aplikasi perangkat lunak dan perangkat
keras komputer.
Berkaitan dengan pengaruh
pemanfaatan teknologi informasi
terhadap kualitas laporan keuangan, jelas
sangat nyata sejak awal proses
penganggaran hingga
pertanggungjawaban laporan keuangan.
Pemanfaatan teknologi informasi yang
dimaksud seperti penggunaan komputer
dan perangkat lunak secara optimal, akan
berdampak pada pemrosesan transaksi
yang lebih cepat dan perhitungannya
juga akan memiliki tingkat keakurasiaan
yang tinggi sehingga akan berujung pada
peningkatan kualitas pelaporan
keuangan yang lebih andal karena
pemanfaatan teknologi akan mengurangi
kesalahan yang bersifat material
3. Pengendalian dalam mengelola
keuangan tetap secara parsial
berpengaruh terhadap keterandalan
pelaporan keuangan.
Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa pengendalian
intern dalam mengelola keuangan tetap
secara parsial berpengaruh terhadap
keterandalan pelaporan keuangan. Hal
ini ditunjukkan dengan nilai t hitung
variabel Pengendalian sebesar 2,659
lebih besar dari nilai t tabel sebesar 2,048
serta dengan nilai signifikansi 0,013
yang lebih besar dari 0,05.
Pengendalian Intern adalah
proses yang integral pada tindakan
dan kegiatan yang dilakukan secara
terus-menerus oleh pimpinan dan
seluruh pegawai untuk memberikan
keyakinan memadai atas tercapainya
tujuan organisasi melalui kegiatan yang
efektif dan efisien, keandalan
pelaporan keuangan, pengamanan aset
perusahaan kompetensi, pemanfaatan
dan pengendalian dalam mengelola
keuangan secara parsial berpengaruh
terhadap keterandalan pelaporan
keuangan.
Hasil penelitian ini
menunjukkan nilai F hitung 44,961 lebih
besar dari nilai F tabel sebesar 2,95 serta
dengan nilai signifikan 0,000 yang lebih
dari 0,05. Hal ini berarti bahwa
kompetensi, pemanfaatan dan
pengendalian dalam mengelola
pelaporan keuangan tetap secara parsial
berpengaruh terhadap keterandalan
pelaporan keuangan.
Laporan keuangan merupakan
suatu ringkasan dari suatu proses
pencatatan, suatu ringkasan dari
transaksi keuangan yang terjadi selama
satu tahun buku yang bersangkutan dan
47
merupakan suatu pertanggungjawaban
atas pengelolaan dana nasabah atau
masyarakat.
Beberapa informasi penting
yang berkualitas terkandung dalam
laporan keuangan menurut Standar
Akuntansi Keuangan (SAK) yaitu dapat
dipahami, relevansi, keterandalan, dan
dapat diperbandingkan. Informasi yang
berkualitas ditampung dalam laporan
keuangan untuk kemudahannya segera
dapat dipahami oleh pengguna laporan
keuangan.
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh Kompetensi Akuntan,
Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan
Sistem Pengendalian Intern Akuntansi
Terhadap Keterandalan Pelaporan Keuangan
PT. TELKOM Tbk. Kabupaten Lamongan.
Berdasarkan hasil penelitian, maka
kesimpulan ini dapat diuraikan sebagai
berikut:
1. Kompetensi Akuntan berpengaruh
terhadap Keterandalan pelaporan
keuangan PT. TELKOM Tbk.
Kabupaten Lamogan. Artinya bahwa
semakin baik Kompetensi Akuntan maka
semakin baik pula Keterandalan
Pelaporan Keuangan yang dihasilkan.
2. Pemanfaatan Teknologi Informasi
berpengaruh terhadap Keterandalan
Pelaporan Keuangan Kabupaten
Lamongan. Artinya bahwa semakin baik
pemanfaatan teknologi informasi, maka
semakin baik pula Keterandalan
pelaporan keuangan PT. TELKOM Tbk.
yang dihasilkan.
3. Sistem Pengendalian Intern Akuntansi
berpengaruh terhadap Keterandalan
Pelaporan Keuangan PT. TELKOM Tbk.
Artinya bahwa, semakin baik pelaksanaan
unsur Sistem Pengendalian intern
Akuntansi maka semakin baik pula
Keterandalan Pelaporan Keuangan PT.
TELKOM Tbk. yang dihasilkan.
1. Implikasi Hasil Penelitian Berdasarkan pembahasan dan
kesimpulan diatas, implikasi dari penelitian
ini adalah:
Bagi PT. TELKOM Tbk. Lamongan,
hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan
evaluasi dan pertimbangan untuk PT.
TELKOM Tbk,. Lamongan dalam proses
penyusunan keuangan agar dapat tercapai
kualitas laporan keuangan yang baik. Hal ini
dapat dilakukan dengan meningkatkan
kompetensi akuntan dengan yang mudah
dipahami, meningkatkan pemanfaatan
teknologi informasi melalui jaringan internet,
meningkatkan pemantauan pengendalian
intern akuntansi. Sehingga kualitas laporan
keuangan dapat memenuhi syarat normative.
Karena rata-rata responden memilih setuju.
SARAN
1. Penelitihan selanjutnya untuk bias
mendapatkan data secara keseluruan dari
semua dinas badan kantor yang ada, agar
hasil yang didapat lebih maksimal.
2. Untuk penelitihan selanjutnya dapat
melengkapi meode penelitihan dengan
menggunakan daftar pertanyaan dan
melakukan wawancara langsung.
DAFTAR PUSTAKA
A. Arens, Alvin. 2008. Audit Jasa
Assurance, Edisi Kedua belas Jilid 1.
Jakarta:
Erlangga.
48
Cristiawan,Y.J. 2002. Kompetensi dan
Independensi Akuntan Publik:
Refleksi Hasil Penelitian
Empiris. Journal Directory:
Kumpulan Jurnal Akuntansi
danKeuangan Unika Petra.
Vol. 4 / No. 2.
Dr. Krismiaji, M.Sc., Ak. CA. 2015. Sistem
Informasi Akuntansi, Edisi
Keempat. Yogyakarta.
Fadila, Ariesta. 2013. Pengaruh Kualitas
Sumber Daya Manusia,
Pemanfaatan Teknologi
Informasi dan Pengendalian
Intern Akuntannsi Terhadap
Nilai Informasi Pelaporan
Keuangan Pemerintah
Daerah. Jurnal.Universitas
Negeri Padang
Hajriyah Ulfah, 2015. Pengaruh Pemanfaatan
Teknologi Informasi dan
Sistem Pengendalian Intern
terhadap Nilai Informasi
Pelaporan Keuangan PDAM
Tirta Raharja. Jurnal.
Universitas Pasundan
Bandung.
Hidayat Akmal, Sugiarto. 2012. Penerapan
Sistem Informasi Akuntansi
Berbasis Komputer Pada
Kopinspek PT Sucofindo
Cabang Medan. Jurnal Wira
Ekonomi Mikroskil. STIE
Mikroskil. Vol.2. Nomor 1
Ikatan Akuntan Indonesia. 2012. Standar
Akuntansi Keuangan. Jakarta:
Salemba Empat.
Indriasari, Desi & Ertambang Nahartyo.
2007. Pengaruh Kapasitas
Sumberdaya Manusia,
Pemanfaatan Teknologi
Informasi, Dan Pengendalian
Intern Akuntansi Terhadap
Nilai Informasi Pelaporan
Keuangan Pemerintah Daerah
(Studi Pada Pemerintah Kota
Palembang dan Kabupaten
Ogan Ilir). Simposium
Nasional Akuntansi IX.
Padang.
Indriasari, D.&Nahartyo, E. 2008. Pengaruh
Kapasitas Sumber Daya
Manusia, Pemanfaatan
Teknologi Informasi dan
Pengendalian Intern
Akuntansi Terhadap Nilai
Informasi Pelaporan
Keuangan Pemerintah Daerah
(Studi pada Pemerintah Kota
Palembang dan Kabupaten
Ogan Illir). Kumpulan
SimposiumNasional
Akuntansi XI di Pontianak,
23-24 Juli.
Kinarwanto, Bangun. 2013. Faktor-Faktor
Pemanfaatan Teknologi
Informasi
dan Pengaruhnya Terhadap
Kinerja Individual (Studi pada
PDAM Kota Malang). Jurnal
Ilmiah Mahasiswa FEB
Universitas Brawijaya Vol.1
no. 2
Nazir, Moch. 2011. Metode Penelitian.
Cetakan 6. Bogor : Penerbit Ghalia
Indonesia
Muhammad Saleh, Ventje Ilat. 2013.
Pengaruh Kualitas Sumber
Daya Manusia,
Pemanfaatan Teknologi
Informasi, dan Sistem
Pengendalian Intern terhadap
Keandalan Pelaporan
49
Keuangan pada Perusahaan
Dealer Mobil di Sulawesi
Utara. Jurnal.
Mulyadi, 2008. Sistem Akuntansi Edisi
Ketiga. Jakarta: Penerbit
Salemba Empat
Peraturan Pemerintah Republik IndonesiaNo.
71 Th. 2010 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan.
Salamun, Suyono. 2007. Analisis Laporan
Keuangan Daerah. Availabel
online at www.google.co.id
Sugiyono, 2016. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono, 2016. Metode Penelitian Bisnis.
Bandung: Alfabeta.
Sutarman, 2012. Pengantar Teknologi
Informasi. Edisi satu
cetakan kedua.
Jakarta: Bumi Aksara
Warih Komarasari, 2016. Pengaruh
Kapasitas Sumber Daya
Manusia, Pemanfaatan
Teknologi Informasi, dan
Pengendalian Intern
Akuntansi terhadap
Keterandalan Pelaporan
Keuangan Daerah Kabupaten
Bantul, Jurnal.
50
PENGARUH BIAYA OPERASIONAL DENGAN PENDAPATAN OPERASIONAL DAN
NON PERFOMING FINANCING (NPF) TERHADAP PROFITABILITAS PADA PD.
BPR BANK DAERAH LAMONGAN TAHUN 2015 – 2017
HETI NUR ANI
ABSTRACT
This study aims to determine the effect of Operating Expenses with Operating Income
and Financing Risk Level (NPF) on Profitability PD. BPR of Lamongan Regional Bank. The data
used are annual PD financial reports. BPR Lamongan Regional Bank since 2015 to 2017. The
sample in this study is the financial statements per month from 2015 to 2017, ie 36 samples of
research data used is secondary data. Statistical method used is multiple linear regression
analysis. Calculation of significant value 0,000 <0,05, daan while the value of Fcount> Ftable
equal to (104,769> 3,28) which means H3 which states there is influence between operational cost
variable with operating income and non perfoming financing (NPF) profitability. From result of
data for variable of operational cost with operational earnings (X1) to profitability (Y) obtained
result of significant level that is equal to 0,000 <0,05 and) Thitung equal to 3,600 and Ttabel equal
to 2,032. From the data can be Thitung> Ttable (3,600> 2,032) so it can be concluded that H1 is
accepted which means there is a significant influence partially variable operating costs with
operating income on profitability. From the results of data for non-financing perfoming (NPF)
(X2) to profitability (Y), the result of significant level 0,025 <0,05 and Thitung> Ttable (2,346>
2,032) hence can be concluded that H2 is accepted which means partially non perfoming financing
affects profitability
Keywords: Operational Costs with Operating Income, Non Performing Financing (NPF) and
Profitability.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Beban Operasional dengan
Pendapatan Operasional dan Tingkat Resiko Pembiayaan (NPF) terhadap Profitabilitas pada PD.
BPR Bank Daerah Lamongan. Data yang digunakan adalah laporan keuangan tahunan PD. BPR
Bank Daerah Lamongan sejak tahun 2015 sampai 2017. Sampel dalam penelitian ini adalah
laporan keuangan per bulan dari tahun 2015 sampai 2017, yaitu 36 sampel penelitian data yang
digunakan adalah data sekunder. Metode statistik yang digunakan adalah analisis regresi linier
berganda. Perhitungan nilai signifikan 0,000 < 0,05, daan sedangkan nilai Fhitung > Ftabel sebesar
(104,769 > 3,28) yang artinya H3 yang menyatakan ada pengaruh antara variabel biaya operasional
dengan pendapatan operasional dan non perfoming Financing (NPF) berpengaruh signifikan
terhadap profitabilitas. Dari hasil data untuk variabel biaya operasional dengan pendapatan
operasional (X1) terhadap profitabilitas (Y) diperoleh hasil tingkat signifikan yaitu sebesar 0,000
< 0,05 dan Thitung sebesar 3,600 dan Ttabel sebesar 2,032. Dari data tersebut dapat nilai Thitung >
Ttabel (3,600> 2,032) sehingga dapat disimpulkan bahwa H1 diterima yang artinya terdapat
pengaruh signifikan secara parsial variabel biaya operasional dengan pendapatan operasional
terhadap profitabilitas. Dari hasil olah data untuk variabel non perfoming financing (NPF) (X2)
terhadap profitabilitas (Y) diperoleh hasil tingkat signifikan 0,025 < 0,05 dan Thitung > Ttabel (2,346
> 2,032) maka dapat disimpulkan bahwa H2 diterima yang artinya secara parsial variabel non
perfoming financing berpengaruh terhadap profitabilitas
51
Kata Kunci: Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional, Non Perfoming Financing
(NPF) dan Profitabilitas
PENDAHULUAN
Bank (pengucapan bahasa Indonesia:
bang) adalah sebuah lembaga intermediasi
keuangan umumnya didirikan dengan
kewenangan untuk menerima simpanan
uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan
promes atau yang dikenal sebagai banknote.
Kata bank berasal dari bahasa Italia banca
berarti tempat penukaran uang. Bank
merupakan suatu lembaga yang mendapatkan
izin untuk mengerahkan dana yang berasal
dari masyarakat berupa simpanan dan
menyalurkan dana tersebut kepada
masyarakat yang berupa pinjaman, sehingga
bank berfungsi sebagai perantara antara
penabung dan pemakai akhir, rumah tangga
dan perusahaan. Masyarakat pada umumnya
memerlukan adanya mekanisme yang dapat
dijadikan perantara penyaluran tabungan dari
penabung ke investor, berdasarkan
kesepakatan mengenai pembayaran dan
pelunasannya. Kurangnya komunikasi serta
aneka ragam pengalaman berkenaan dengan
likuiditas, risiko, waktu dan sebagainya, telah
membuat hubungan langsung antara
penabung dengan investor tidak efisien dan
terbatas ruang lingkupnya.
Seiring dengan terjadinya krisis multi
dimensi yang menimpa Indonesia sejak
pertengahan tahun 1997 yang dimulai dengan
merosotnya nilai rupiah terhadap dolar
Amerika Serikat telah menghancurkan sendi-
sendi ekonomi termasuk pada sektor
perbankan. Krisis moneter yang terus
menerus mengakibatkan krisis kepercayaan,
akibatnya banyak bank dilanda penyakit yang
sama.
Perkembangan dinamika
perekonomian Indonesia ternyata tidak
berlangsung lama untuk dapat mengangkat
negara dalam hal kesejahteraan masyarakat,
jika dibandingkan dengan negara-negara lain
di Asia Tenggara. Hal tesebut terhenti dan
mengalami kemunduran total akibat adanya
krisis ekonomi pada awalnya adalah krisis
moneter (krisis nilai tukar) pada pertengahan
tahun 1997.
Menurut (Siamat : 2010), sejak saat
itu kinerja perekonomian Indonesia menurun
tajam dan berubah menjadi krisis di berbagai
bidang (multidimensional crisis). Krisis
tersebut berkembang semakin parah karena
terdapat berbagai kelemahan mendasar di
dalam perekonomian nasional terutama di
tingkat mikro. Kelemahan fundamental
mikroekonomi juga tercermin pada
kerapuhan (fragility) yang terdapat didalam
sektor keuangan, khususnya sektor
perbankan. Dengan semakin parahnya krisis,
aktifitas di sektor keuangan, terutama
perbankan, terganggu sehingga aliran dana
untuk membiayai kegiatan investasi dan
produksi mengalami berbagai hambatan.
Keadaan tersebut menyebabkan
perubahan kondisi perekonomian di
Indonesia sebagai berikut:
1. Tingkat kepercayaan masyarakat
dalam dan luar negeri menurun
drastis
2. Sebagian besar bank tidak dalam
keadaan sehat
3. Adanya “negative spread”
4. Munculnya peraturan peraturan
perundangan yang baru
5. Jumlah bank umum menurun
Berdasarkan UU No. 23 tahun 1999,
Bank Indonesia menetapkan peraturan
memberikan dan mencabut izin atas
kelembagaan dan kegiatan usaha tertentu dari
bankdan mengenakan sanksi terhadap bank
(pasal 25). Dalam tugas mengatur dunia
usaha bank perlu dinilai dalam kinerja
kesehatannya dalam periode tertentu, dimana
52
faktok penilaian tingkat kesehatan tersebut
penting dalam usaha pencapaian predikat
sebagai bank yang sehat dan menentukan
kelangsungan usaha bank.
Konsekuensi dari tidak terpenuhinya
persyaratan untuk bisa disebut sebagai bank
yang sehat tidak hanya mengakibatkan
menyempitnya keleluasaan skala ekonomi
yang dimiliki oleh bank, lebih dari itu
pencabutan izin usaha bank atau yang lebih
ringan lagi berupa pengambil alihan bank
untuk sementara oleh Bank Indonesia dapat
dilakukan. Tujuan lainnya adalah untuk
memberikan perlindungan kepada
masyarakat juga instansi yang terkait yang
terlibat dalam transaksi keuangan. Apabila
hal ini tidak diperhatikan bisa menyebabkan
panik pihak perbankan dan menghambat
berkembangnya dunia perbankan. Agar suatu
bank dapat menjalankan seluruh kegiatannya
dengan baik,maka tindakan yang perlu
dilakukan adalah perencanaan,
pengoperasian, pengendalian, dan
pengawasan.
Proses aliran keuangan secara terus
menerus dan mencatatnya dalam laporan
keuangan yang terdiri dari neraca dan
perhitungan laba-rugi. Pada mulanya laporan
keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah
suatu alat penguji dari pekerjaan bagian
pembukuan akan tetapi selanjutnya laporan
keuangan tidak hanya sebagai alat penguji
saja tetapi juga sebagai dasar untuk dapat
menentukan atau menilai posisi atau kondisi
keuangan perusahaan tersebut. Dimana
dengan hasil analisa keuangan pihak-pihak
yang berkepentingan seperti manajer,
kreditur, dan investor.
Menurut (Siamat : 2010), penyaluran
pembiayaan yang dilakukan Bank dapat
mengakibatkan munculnya potensi
pembiayaan macet atau yang biasa disebut
pembiayaan bermasalah. Karena pada
praktiknya, tidak semua nasabah dapat
mengembalikan pembiayaan tanpa adanya
kendala. Pembiayaan bermasalah terjadi jika
pada pembiayaan yang disalurkan mengalami
ketidak lancaran. Pembiayaan bermasalah
adalah pembiayaan yang dalam
pengembaliannya mengalami kesulitan yang
dikarenakan faktor kesengajaan atau ketidak
mampuan nasabah pembiayaan dalam
melunasi pinjaman.
Menurut (Hadiyati & Baskara, 2013),
Besar kecilnya pembiayaan bermasalah suatu
Bank bergantung pada pengelolaan dana
pembiayaan yang disalurkan. Jika jumlah
pembiayaan bermasalah mengalami
kenaikan, maka pendapatan Bank akan
semakin berkurang dan akan mempengaruhi
profitabilitas.
Menurut (Riyadi : 2010), seiring
dengan terus berjalannya kegiatan
operasionalnya, Bank Daerah harus tetap
menjaga efisiensi biaya kegiatan operasi
yang telah dikeluarkan atas upaya yang
dilakukan untuk memperoleh
pendapatannya. Efisiensi operasional adalah
biaya yang harus dikeluarkan bank dalam
memenuhi pengoperasian usahanya.
Menurut (Sabir, Ali, & Habbe : 2012),
semakin tinggi efisiensi operasional yang
dikeluarkan, maka kinerja manajemen bank
tersebut semakin baik. Tingginya efisiensi
operaional suatu bank ditunjukkan oleh
rendahnya biaya operasinalnya. Biaya
operasional yang rendah akan meningkatkan
peluang bank memperoleh keuntungan. Oleh
sebab itu, tingginya efisiensi operasional
yang dimiliki suatu Bank Daerah maka akan
semakin tinggi pula kemampuan dalam
meningkatkan laba.
Kemampuan dalam menghasilkan
laba (profitabilitas) bagi Bank sangat
berdampak dalam meningkatkan
pertumbuhan Bank itu sendiri. Karena
didalam meningkatkan pertumbuhan Bank,
diperlukan adanya sebuah komponen yang
53
dapat mendukung tingkat keberhasilan dalam
pencapaiannya, yaitu banyaknya laba yang
diperoleh. Tingginya profitabilitas
menunjukkan bahwa Bank memiliki kinerja
yang baik, terutama dalam hal menghasilkan
laba. Rendahnya profitabilitas
mengindikasikan Bank tersebut tidak
berkinerja baik, terlebih dalam hal meraup
keuntungan. Perlu usaha dalam menjaga
pertumbuhan profitabilitas Bank Daerah
dengan melihat faktor-faktor yang
mempengaruhinya, sehingga dimungkinkan
adanya usaha dalam mendorong
pertumbuhan profitabilitas ke arah yang lebih
baik. Pengetahuan tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi profitabilitas dapat
mendorong nilai profitabilitas menjadi lebih
tinggi pada saat berpotensi menguat dan
menjaganya tidak mengalami penurunan
pada saat berpotensi melemah. Oleh karena
itu, perlu kiranya mengidentifikasi faktor-
faktor yang mempengaruhi profitabilitas
Bank Daerah, terutama dari sisi kinerja
internal Bank itu sendiri.
Beberapa faktor yang berpengaruh
terhadap ROA bank adalah CAR, BOPO,
NPF, dan FDR. CAR adalah rasio keuangan
yang berkaitan dengan permodalan
perbankan dimana besarnya modal suatu
bank akan berpengaruh pada mampu atau
tidaknya suatu bank secara efisien
menjalankan kegiatannya. Jika modal yang
dimiliki oleh bank tersebut mampu menyerap
kerugian-kerugian yang tidak dapat
dihindarkan, maka bank dapat mengelola
seluruh kegiatannya secara efisien, sehingga
kekayaan bank (kekayaan pemegang saham)
diharapkan akan semakin meningkat
demikian juga sebaliknya. Dengan demikian
CAR mempunyai pengaruh terhadap kinerja
bank.
Menurut ketentuan Bank Indonesia,
BOPO merupakan perbandingan antara total
biaya operasi dengan total pendapatan
operasi. BOPO bertujuan mengukur efisiensi
kegiatan operasional bank Semakin tinggi
BOPO maka kegiatan operasional menjadi
tidak efisien. Jika kegiatan dilakukan efisien
maka laba akan semakin besar dan pada
akhirnya meningkatkan kinerja keuangan.
Dengan demikian efisiensi operasi suatu
bank yang dapat dilihat dengan rasio BOPO
akan mempengaruhi ROA bank tersebut.
Bank dalam menjalankan operasinya
tentunya tak lepas dari risiko penyaluran
dana. Risiko penyaluran dana adalah risiko
kerugian yang diderita bank akibat tidak
dapat memperoleh kembali tagihannya atas
pinjaman yang diberikan atau investasi yang
dilakukan Bank. NPF merupakan rasio
keuangan yang berkaitan dengan risiko
pembiayaan. Risiko pembiayaan adalah
risiko dari kemungkinan terjadinya kerugian
bank sebagai akibat dari tidak dilunasinya
kembali pembiayaan yang diberikan bank
kepada debitur. NPF adalah perbandingan
antara total pembiayaan bermasalah dengan
total pembiayaan yang di berikan kepada
debitur. Bank dikatakan mempunyai NPF
yang tinggi jika banyaknya pembiayaan yang
bermasalah lebih besar daripada jumlah
kredit yang diberikan kepada debitur.
Apabila suatu bank mempunyai NPF yang
tinggi, maka akan memperbesar biaya, baik
biaya pencadangan aktiva produktif maupun
biaya lainnya, dengan kata lain semakin
tinggi NPF suatu bank, maka hal tersebut
akan mengganggu kinerja bank tersebut.
Bank pemerintah yang ikut mengalami
gejolak akibat krisis ekonomi adalah PD.
BPR Bank Daerah Lamongan.
Perusahaan Daerah tersebut termasuk
Badan Usaha Milik Daerah yang paling maju
di Kota Lamongan baik secara
operasionalnya maupun dalam perolehan
keuntungan. Hal tersebut bila dibandingkan
dengan perusahaan lain seperti: PDAM, PD.
Aneka Usaha Lamongan Jaya. Perusahaan
Daerah Bank Perkreditan Rakyat Bank
Daerah Lamongan adalah salah satu diantara
54
Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang
kegiatan operasionalnya masih dinyatakan
sehat sehingga kontribusi terhadap
pemerintah dari tahun 2001 sampai dengan
sekarang mengalami peningkatan (Profil
Bank Daerah Lamongan : 21).
Tinggi rendahnya profitabilitas
Bank tidak terlepas dari faktor yang
mempengaruhinya. Faktor tersebut adalah
faktor internal dan eksternal. Faktor
internal dapat didefinisikan sebagai faktor
yang dipengaruhi oleh keputusan manajemen
Bank, sedangkan faktor eksternal
merupakan faktor yang diluar kendali
manajemen Bank.
Perusahaan Daerah Bank Perkreditan
Rakyat Bank Daerah Lamongan harus
senantiasa menunjukkan prestasinya kepada
Bank Indonesia untuk mendapatkan predikat
sehat, tingkat kesehatan tersebut diperoleh
dari dilakukannya perhitungan terhadap lima
indikator yang telah ditetapkan oleh Bank
Indonesia tersebut, sehingga nantinya dapat
dijadikan pijakan pembenahan pada kinerja
keuangannya.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini menggunakan
deskriptif kuantitatif. Istilah deskriptif
berasal dari istilah bahasa Inggris yang
berarti memaparkan sesuatu hal, misalnya
keadaan, kondisi, situasi, peristiwa, kegiatan
dan lain-lain, maka penelitian dekstiptif
adalah penelitian yang dimaksudkan untuk
menyelidiki keadaan, kondisi, atau hal lain-
lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya
dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian.
Menurut (Sudjana:2005) populasi
adalah totalitas semua nilai yang mungkin
hasil menghitung ataupun pengukuran
kuantitatif maupun kualitatif mengenai
karakteristik tertentu dari semua anggota
kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin
dipelajari sifat-sifatnya. Dalam penelitian ini
populasi dan sampel yang digunakan adalah
Laporan Keuangan PD. BPR Bank Daerah
Lamongan tahun 2015 – 2017. Sampel
ditentukan dengan total sampling..
HASIL PENELITIAN
DISKRIPSI VARIABEL
PENELITIAN
1) Biaya Operasional dengan
Pendapatan Operasional
Bulan 2015 2016 2017
Januari 3,69 3,66 3,73
Februari 4,40 4,38 4,45
Maret 5,12 5,09 5,18
April 5,84 5,81 5,91
Mei 6,56 6,52 6,63
Juni 7,28 7,24 7,36
Juli 8,00 7,95 8,09
Agustus 8,72 8,67 8,82
September 9,44 9,38 9,54
Oktober 10,16 10,10 10,27
November 9,80 9,74 9,91
Desember 10,88 10,81 11,00
Total 89,88 89,38 90,88
Berdasarkan tabel 4.3 dapat
diinterprestasikan bahwa selama tahun 2015
biaya operasional dengan pendapatan
operasional sebesar 89,88, tahun 2016 biaya
operasional dengan pendapatan operasional
sebesar 89,38 dan tahun 2017 biaya
operasional dengan pendapatan operasional
sebesar 90,88. Dimana jumlah biaya
operasional dengan pendapatan operasional
setiap bulannya sudah dijelaskan dalam tabel
diatas
55
2) Non Perfoming Financing (NPF)
BLN 2015 2016 2017
Januari 3,77 3,99 3,95
Februari 4,51 4,77 4,72
Maret 5,24 5,55 5,49
April 5,98 6,33 6,27
Mei 6,71 7,11 7,04
Juni 7,45 7,89 7,81
Juli 8,18 8,67 8,58
Agustus 8,92 9,45 9,35
September 9,65 10,23 10,12
Oktober 10,39 11,01 10,89
November 10,02 10,62 10,51
Desember 11,13 11,78 11,66
Total 91,95 97,39 96,40
Berdasrkan tabel 4.4 dapat
diinterprestasikan bahwa selama 3 tahun,
tahun 2015 diperoleh NPF sebesar 91,95,
tahun 2016 sebesar 97,39 dan tahun 2017
sebesar 96,40. Dimana jumlah NPF yang
digunakan setiap bulannya sudah dijelaskan
dalam tabel diatas.
3) Profitabilitas
Hasil penelitian berdasarkan
Profitabilitas 36 bulan akan disajikan
pada tabel 4.5 sebagai berikut:
BLN 2015 2016 2017
Januari 0,10 0,09 0,08
Februari 0,12 0,11 0,09
Maret 0,14 0,13 0,11
April 0,16 0,15 0,12
Mei 0,18 0,16 0,14
Juni 0,20 0,18 0,15
Juli 0,22 0,20 0,16
Agustus 0,24 0,22 0,18
September 0,26 0,24 0,19
Oktober 0,28 0,25 0,21
November 0,27 0,25 0,20
Desember 0,30 0,27 0,22
Total 2,47 2,25 1,85
Berdasrkan tabel 4.4 dapat
diinterprestasikan bahwa pada tahun 2015
Profitabilitas memiliki nilai sebesar 2,47,
tahun 2016 sebesar 2,25 dan tahun 2017
sebesar 1,85. Dimana profitabilitas setiap
bulannya muncul setelah perhitungan hasil
penjualan dikurangi biaya, pajak, beban dan
lain sebagainya.
HIPOTESIS
UJI HIPOTESIS I
Uji t dilakukan untuk mengetahui ada
tidaknya pengaruh variabel bebas dengan
variabel terikat baik secara parsial.
Diketahui df (n-k-1) adalah 36 dan
signifikansi adalah 5%, maka dapat diketahui
t-table adalah 2,032. Hasil analisis uji
hipotesis antara variabel bebas X1 dan X2
terhadap Y diperoleh hasil sebagai berikut:
Model Ttabel
Taraf
Signifikan
Thitung Signifikan
Biaya
Operasional
dengan
pendapatan
operasional
2,032 0,05 3,600 0,000
Non
Perfoming
2,032 0,05 2,346 0,000
56
Financing
(NPF)
Dari hasil perhitungan dengan
menggunakan progam SPSS dapat diketahui
bahwa :
a. Pengaruh Biaya Operasional dengan
Pendapatan Operasional terhadap
Profitabilitas
Berdasarkan tabel diatas
menunjukkan hasil Thitung sebesar 3,600
dan Ttabel sebesar 2,032. Dari data
tersebut di dapat nilai Thitung > Ttabel
(3,600> 2,032). Sedangkan nilai
signifikan menunjukkan 0,000, maka
nilai signifikan 0,000 < 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa secara parsial
variabel Biaya Operasional dengan
Pendapatan Operasional berpengaruh
signifikan terhadap Profitabilitas.
b. Pengaruh Non Perfoming Financing
(NPF) terhadap profitabilitas
Berdasarkan tabel diatas
menunjukkan hasil Thitung sebesar 2,346 dan
Ttabel sebesar 2,032. Dari data tersebut di
dapat nilai Thitung > Ttabel (2,346 > 2,032.
Sedangkan nilai signifikan menunjukkan
0,000, maka nilai signifikan 0,000 < 0,05
maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial
variabel non perfoming financing (NPF)
berpengaruh signifikan terhadap
Profitabilitas.
UJI HIPOTESIS II
Dari kriteria pengujian statistik
diperoleh hasil sebagai berikut:
df (n1) = k – 1 jadi 3 – 1 = 2
df (n2) = n – k jadi 36 – 3 = 33
Taraf signifikan = 5% atau 0,05
Maka diperoleh F tabel sebesar 3,28
Hasil analisis uji hipotesis antara
variable bebas X1 dan X2 terhadap Y
diperoleh hasil sebagai berikut :
Residual Ftabel
Taraf
Signifikan
Fhitung Signifikan
0,018 3,28 0,05 104,769 0,000
Berdasarkan tabel diatas
menunjukkan bahwa nilai Fhitung sebesar
104,769 dan Ftabel adalah 3,28. Dari data
tersebut di dapat nilai Fhitung > Ftabel (104,769
> 3,28). Sedangkan nilai signifikan
menunjukkan0,000, maka nilai signifikan
0,000 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa
bersama – sama variable (Biaya Operasional
dengan Pendapatan Operasional dan Non
Perfoming Financing (NPF)) berpengaruh
signifikan terhadap Profitabilitas PD.BPR
Bank Daerah Lamongan.
PEMBAHASAN
Dari uji yang dilakukan Uji F
menunjukkan nilai Fhitung sebesar 104,769
dan Ftabel adalah 3,28. Dari data tersebut di
dapat nilai Fhitung > Ftabel (104,769 > 3,28).
Sedangkan nilai signifikan menunjukkan
0,000, maka nilai signifikan 0,000 < 0,05,
maka dapat disimpulkan bahwa bersama –
sama variable Biaya Operasional dengan
Pendapatan Operasional dan Non
Perfoming Financing (NPF)) berpengaruh
signifikan terhadap Profitabilitas.
Uji T menunjukkan nilai Biaya
Operasional dengan Pendapatan
Operasional Thitung sebesar 3,600 dan Ttabel
sebesar 2,032. Dari data tersebut di dapat
nilai Thitung > Ttabel (3,600> 2,032).
Sedangkan nilai signifikan menunjukkan
0,000, maka nilai signifikan 0,000 < 0,05
maka dapat disimpulkan bahwa secara
parsial variabel Biaya Operasional dengan
Pendapatan Operasional berpengaruh
signifikan terhadap Profitabilitas.
Uji T menunjukkan nilai Non
Perfoming Financing Thitung sebesar 2,346
dan Ttabel sebesar 2,032. Dari data tersebut
di dapat nilai Thitung > Ttabel (2,346 > 2,032.
57
Sedangkan nilai signifikan menunjukkan
0,000, maka nilai signifikan 0,000 < 0,05
maka dapat disimpulkan bahwa secara
parsial variabel non perfoming financing
(NPF) berpengaruh signifikan terhadap
Profitabilitas.
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Dari penelitian tentang pengaruh
biaya operasinal dengan pendapatan
operasional terhadap profitabilitas pada PD.
BPR Bank Daerah Lamongan Tahun 2015 –
2017, penelitian ini memiliki tujuan sebagai
berikut : untuk mengetahui pengaruh biaya
operasional dengan pendapatan operasional
terhadap profitabilitas pada PD. BPR Bank
Daerah Lamongan tahun 2015 – 2017, untuk
mengetahui pengaruh Non Perfoming
Finance (NPF) terhadap profitabilitas pada
PD. BPR Bank Daerah Lamongan tahun
2015 – 2017, untuk mengetahui pengaruh
biaya operasional dengan pendapatan
operasional dan Non Perfoming Finance
(NPF) pada PD. BPR Bank Daerah
Lamongan tahun 2015 – 2017 .
Dari uji yang dilakukan Uji F
menunjukkan nilai Fhitung sebesar 104,769
dan Ftabel adalah 3,28. Dari data tersebut di
dapat nilai Fhitung > Ftabel (104,769 > 3,28).
Sedangkan nilai signifikan
menunjukkan0,000, maka nilai signifikan
0,000 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa
bersama – sama variable (Biaya Operasional
dengan Pendapatan Operasional dan Non
Perfoming Financing (NPF)) berpengaruh
signifikan terhadap Profitabilitas.
Uji T menunjukkan nilai Biaya
Operasional dengan Pendapatan Operasional
thitung sebesar 3,600 dan ttabel sebesar 2,032.
Dari data tersebut di dapat nilai Thitung > Ttabel
(3,600> 2,032). Sedangkan nilai signifikan
menunjukkan 0,000, maka nilai signifikan
0,000 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
secara parsial variabel Biaya Operasional
dengan Pendapatan Operasional berpengaruh
signifikan terhadap Profitabilitas.
Uji T menunjukkan nilai Non
Perfoming Financing Thitung sebesar 2,346
dan Ttabel sebesar 2,032. Dari data tersebut di
dapat nilai Thitung > Ttabel (2,346 > 2,032.
Sedangkan nilai signifikan menunjukkan
0,000, maka nilai signifikan 0,000 < 0,05
maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial
variabel non perfoming financing (NPF)
berpengaruh signifikan terhadap
Profitabilitas.
SARAN
Berdasarkan hasil analisis
pembahasan serta beberapa kesimpulan pada
penelitian ini, adapun saran-saran yang dapat
diberikan melalui hasil penelitian ini, yaitu:
1. PD. Bank Perkreditan Rakyat Lamongan
Sebaiknya meningkatkan profitabilitas
yang mampu menekan besarnya biaya
operasional dengan pendapatan
operasional, sehingga biaya operasional
dengan pendapatan operasional yang
dikeluarkan bank akan semakin efisien.
Besarnya rasio biaya operasional dengan
pendapatan operasional yang sudah
termasuk dalam kategori efisien
diharapkan tetap bisa dipertahankan,
karena pergerakan rasio biaya
operasional dengan pendapatan
operasional haruslah menjadi perhatian
khusus agar bank selalu berada tingkkat
efisien yang dapat menghasilkan laba
yang maksimal.
2. PD. Bank Perkreditan Rakyat Lamongan
sebaiknya bank tidak membuat cadangan
kerugian piutang yang besar untuk
meminimalisir rasio kredit bermasalah,
untuk memperoleh Non Perfoming
Financing yang rendah dan profit yang
tinggi maka sebelum memberikan kredit
bank diharuskan bisa melakukan
penilaian/analisis terhadap permohonan
58
pinjaman. Pemantauan penggunaan
kredit lebih selektif dan memberikan
kredit kepada nasabah yang memiliki
kredibilitas tinggi, pemeriksaan jaminan
kredit dan menggunakan prinsip –
prinnsip yang harus diperhatikan yaitu
prinsip 5C + 1 (Character, Capacity,
Capital, Collateral,
Conditions,Constranint). Sehinngga
pertumbuhan profitabilitas akan
bertambah meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, 2010, Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,
Rineka Cipta, Jakarta.
Dendawijaya, L. 2005. Manajemen
Perbankan. PT Ghalia Indonesia.
Jakarta.
Ghozali, Imam, 2005, Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program SPSS,
Edisi 3, Badan Penerbit Universitas
Diponegoro, Semarang.
Hasibuan, Malayu. 2008. Dasar-dasar
Perbankan. Cetakan ke-5. PT. Bumi
Aksara, Jakarta.
Kasmir. 2008. Manajemen Perbankan. Edisi
1, Cetakan ke-3. PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta
M. Suhardjono Kuncoro,2008 Manajemen
Perbankan Teori dan Aplikasi Edisi
Pertama, Yogyakarta: BPFE,
Yogyakarta.
Moh Nazir. 2003. Metode Penelitian, Ghalia
Indonesia, Jakarta.
Munawir, 2011, Analisis Laporan Keuangan.
Edisi Kesebelas. Liberti.
Yogyakarta
Penmen, S.H.2001.Financial statement
analysis and Securities Valution.
Edisi kedua. Mc Graw-Hill inc
Riyadi, S. 2010. Banking Assets and Liability
Management. Edisi Ketiga Penerbit
Lembaga Fakultas Indonesia.
Jakarta.
Siamat, Dahlan 2010.Manajemen Lembaga
Keuangan Kebijakan Moneter dan
perbankan. Salemba Empa. Jakarta.
Sugiyono, 2010. Metode Penelitian
Pendidikan Alfabeta. Bandung.
Sugiyoono, 2012. Metode Penelitian
Kuantitatif dan R&D. Alfabeta,
Bandung.
Almilia & herdaningtyas, 2010, “Analisis
rasio Camel terhadap prediksi
kondisi bermasalah pada lembaga
perbankan 2000-2002”,Jurnal
Akuntansi dan keuangan,vol 7, no.2.
November 2010: 131-147.
Fitri Zulfiah dan Joni Susilowibowo 2014. “
Menganalisis analisis pengaruh
Inflasi, Capital Adequacy Ratio
(CAR), Non Performing Finance
(NPF), Biaya Operasional dan
Pendapatan Operasional (BOPO)
terhadap Profitabiitas Bank Umum
Syariah Periode 2008-2012”.
Hadiyati, P., & Baskara, R.A. (2013).
Pengaruh Non Performing
Financing Pembiayaan
Mudharabah dan Musyarakah Pada
Bank Muamalat Indonesia, e-Jurnal
Manajemen dan Bisnis, 1(1).
PANDU MAHARDIAN, S.T.2008, “
ANALISIS PENGARUH RASIO
CAR, BOPO, NPL, NIM DAN LDR
TERHADAP KINERJA
KEUANGAN PERBANKAN
59
(STUDI KASUS PERUSAHAAN
PERBANKAN YANG TERCATAT
DI BEJ PERIODE JUNI 2002 – JUNI
2007) ”
Sabir, M., M, Muhammad Ali, M.M., &
Habbe, A.H. (2012). Pengaruh
Rasio Kesehatan Bank Terhadap
Kinerja Keuangan Bank Umum
Syariah dan Bank Konvensional Di
Indonesia. Jurnal Analisis, 1(1).
http://pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/
870a91eb9495ed13bfe071e5bf0015
4a.pdf.
Edy’s Hartono, 2010, Kerangka Kerja
(Outline)
http://edytono.blogspot.co.id/2010_0
4-01-archive.html?m=1,
diakses tanggal 4 Maret 2017 Pukul
02:00
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung:
Tarsito.
http://mdonisanjaya.blogspot.co.id/2
012/01/populasi-dan-
sampel_25.html.
Diakses Tanggal 6 Maret 2017 Pukul
03:00
60
PENGARUH ETIKA KERJA, KOMPETENSI DAN PENGALAMAN KARYAWAN
DALAM MENGELOLA ASET TETAP TERHADAP KUALITAS LAPORAN
KEUANGAN
PADA BANK SYARIAH MANDIRI LAMONGAN TAHUN 2014-2017
MASRAM
ABSTRACT
An accountable, accurate and transparent financial statement in managing fixed asset has
been expected by Manager to be used as making decision component in controlling, supervising
and managing the assets in each public sector as well as for preparing monthly financial statement
and annual report on year end budget. The financial statements are presented by the head of the
office per fiscal year period as the budget execution accountability that has been implemented. To
obtain a qualified financial statement, it requires employees with good work ethic, competence
and experienced on preparing financial statement.
This study aims to determine the influence of employees work ethics, competence and
experience either partially or simultaneously in managing fixed assets to the quality of financial
statements of Bank Syariah Mandiri Lamongan year 2014-2017. This analysis uses multiple liniear
regresion to test how the influence of employees work ethics, competence and experience variable
to the quality of financial statements variabel.
Based on the results of multiple linear regression analysis at the 0.05 significance level
shows that (1) there are partially significant effects on the employee work ethics in managing fixed
asset toward the quality of financial statements with a significance level 0,044 and t arithmetic
2.108 (2) there are partially significant effects on the employee competence in managing fixed
assets toward the quality of financial statements with a significance level 0.009 and t arithmetic
2,818 (3) there are partially significant effects on the employee experience in managing fixed
assets toward the quality of financial statements with a significance level of 0.000 and t count
4.791 (4) employees work ethics, competence and experience in managing fixed assets are
simultaneously significantly influence to the quality of financial statements with the value of F
arithmetic 19,800 with a significance level of 0.000. Employees work ethics, competence and
experience contributed to the quality of financial statements of 68%, while the remaining 32%
influenced by other factors such as information technology.
Keywords: Ethics, Competence, Experience and Kialitas Financial Report
ABSTRAK
Pengelolaan aset tetap dalam bentuk laporan yang akuntabel, akurat dan transparan
diharapkan dapat dijadikan bahan untuk pengambilan keputusan Manajer dalam mengendalikan,
mengawasi dan mengelola aset yang terdapat di masing-masing sektor publik serta berkontribusi
untuk pembuatan laporan keuangan baik laporan bulanan maupun laporan tahunan pada akhir
tahun anggaran. Laporan keuangan disajikan oleh pimpinan kantor per periode tahun anggaran
sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran yang telah dilaksanakan pada periode tersebut.
Untuk memperoleh Laporan Keuangan yang berkualitas dibutuhkan karyawan yang mempunyai
etika kerja yang baik, kompeten dan memiliki pengalaman dalam menyusun laporan keuangan.
61
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh etika kerja, kompetensi
dan pengalaman karyawan baik secara parsial maupun secara simultan dalam mengelola aset tetap
terhadap kualitas laporan keuangan Bank Syariah Mandiri Lamongan Tahun 2014-2017. Analisis
ini menggunakan regresi linier berganda untuk menguji seberapa kuat pengaruh variabel etika
kerja, kompetensi dan pengalaman karyawan terhadap variabel kualitas laporan keuangan.
Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda pada taraf signifikansi 0,05 menunjukkan
bahwa (1) etika kerja dalam mengelola aset tetap secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
kualitas laporan keuangan dengan nilai taraf signifikansi 0,044 dan t hitung 2,108 (2) Kompetensi
dalam mengelola aset tetap secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan
keuangan dengan nilai taraf signifikansi 0,009 dan t hitung 2,818 (3) Pengalaman karyawan dalam
mengelola aset tetap secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan
dengan nilai taraf signifikansi 0,000 dan t hitung 4,791 (4)terdapat pengaruh etika kerja,
kompetensi dan pengalaman karyawan dalam mengelola aset tetap secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap kualitas laporan keuangan dengan nilai F hitung 19,800 dengan taraf
signifikansi 0,000. Etika kerja, kompetensi dan pengalaman karyawan memberikan kontribusi
terhadap kualitas laporan keuangan sebesar 68%, sedangkan sisanya sebesar 32% dipengaruhi oleh
faktor lain salah satunya yaitu teknologi informasi.
Kata Kunci : Etika, Kompetensi, Pengalaman dan Kialitas Laporan Keuangan
PENDAHULUAN
Dengan semakin berkembangnya
teknologi informasi, pada setiap negara
membutuhkan sektor publik yang baik dalam
pengelolaan keuangan atau yang biasa
disebut dengan istilah Good Corporate
Governance. Sektor publik yang baik
merupakan bentuk keberhasilan dalam
menjalankan tugas untuk membangun negara
dan mensejahterakan masyarakat sesuai
dengan tujuan yang telah direncanakan.
Sektor publik dalam menjalankan tugas dan
fungsi organisasi maupun pelayanan kepada
masyarakat memerlukan berbagai sarana dan
prasarana termasuk yang berbentuk aset
tetap. Aset tetap tersebut disediakan melalui
mekanisme pengadaan barang dan jasa
maupun mekanisme lainnya. Sektor Publik
diharapkan mampu mengelola aset tetap
seoptimal mungkin sehingga mampu
menunjang pelaksanaan tugas dalam
pelayanan masyarakat dengan sebaik-
baiknya sehingga terciptanya Good
Corporate Governance. Penerapan prinsip-
prinsip Good Corporate Governance dalam
penyelenggaraan negara tidak lepas dari
masalah akuntabilitas dan transparansi dalam
pengelolaan keuangan, karena pengelolaan
keuangan merupakan hal penting untuk
dipertanggung jawabkan karena dana yang
dikelola sektor publik merupakan dana dari
publik atau masyarakat. Pengelolaan aset
tetap yang profesional dan modern dengan
mengedepankan Good Corporate
Governance disatu sisi diharapkan mampu
meningkatkan kepercayaan pengelolaan
keuangan dari masyarakat.
Pengelolaan aset tetap dalam bentuk
laporan yang akuntabel, akurat dan
transparan diharapkan dapat dijadikan bahan
untuk pengambilan keputusan Manajer dalam
mengendalikan, mengawasi dan mengelola
aset yang terdapat di masing-masing sektor
publik serta berkontribusi untuk pembuatan
laporan keuangan baik laporan bulanan
maupun laporan tahunan pada akhir tahun
anggaran. Laporan keuangan perlu
diperhatikan karena bukan hanya sebagai
suatu kewajiban belaka namun lebih
menjadikan sebagai sumber informasi untuk
pengambilan kebijakan para pimpinan yang
akan datang.
62
Laporan keuangan disajikan oleh
pimpinan kantor per periode tahun anggaran
sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan
anggaran yang telah dilaksanakan pada
periode tersebut. Setelah membuat Laporan
Keuangan, maka untuk keandalan data yang
telah disajikan, maka akan direviu oleh
internal auditor kemudian dari pihak luar
yaitu audit eksternal. Reviu dimaksudkan
untuk memberikan keyakinan akurasi,
keandalan dan keabsahan informasi yang
disajikan dalam laporan keuangan untuk
diserahkan kepada Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) sebagai pengawasan dalam sektor
keuangan.
Berdasarkan pasal 6 UU Nomor 21
Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan,
tugas utama dari Otoritas Jasa Keuangan
adalah melakukan pengaturan dan
pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan
di sektor perbankan, kegiatan jasa keuangan
di sektor Pasar Modal serta kegiatan jasa
keuangan di sektor perasuransian, dana
pensiun, lembaga pembiayaan dan lembaga
jasa keuangan lainnya.
Dalam penyusunan laporan keuangan
biasanya terdapat permasalahan yang muncul
dari pihak pendukung pembuat Laporan
Keuangan maupun masalah yang terjadi
dalam sektor publik itu sendiri. Permasalah
dalam pembuatan Laporan Keuangan dapat
terjadi dalam hal Sistem Pengendalian Intern
(SPI). Kepatuhan terhadap ketentuan
Perundang-undangan maupun dalam
penyusunan Laporan Keuangan, etika
sebagai karyawan dalam menerapkan
kepatuhan terhadap kode etik karyawan yang
menjadi suatu permasalahan dalam
mengelola aset tetap sektor publik. Jika hal
ini dibiarkan, maka akan berpengaruh pada
penilaian Laporan Keuangan yang dilakukan
oleh auditor serta pengawasan oleh Otoritas
Jasa Keuangan karena ketidak patuhannya
terhadap etika dalam pembuatan laporan
keuangan.
Untuk memperoleh Laporan
Keuangan yang berkualitas dibutuhkan
karyawan yang mempunyai kompeten dalam
membuat laporan keuangan yaitu karyawan
yang memiliki latar belakang ilmu akuntansi
sehingga tidak mengalami kesulitan dalam
mengerjakan laporan keuangan.
Selain itu juga diperlukan
pengalaman dalam menyusun laporan
keuangan. Pengalaman pribadi karyawan
dalam membuat laporan keuangan dapat
dijadikan pengetahuan dan informasi serta
akan mematangkan karyawan untuk
menghadapi masalah-masalah yang terjadi.
Pengalaman yang dilalui karyawan akan
membantu yang bersangkutan untuk
menentukan langkah-langkah tertentu yang
dapat menunjang keberhasilan kerja
demikian juga hal-hal yang harus dihindari
karena akan menjadi penghambat
pekerjaannya atau mungkin karyawan
tersebut sengaja memperlambat pekerjaan
karena suatu alasan tertentu padahal yang
bersangkutan tahu kapan dan bagaimana
tugas tersebut selesai.
Dewasa ini perkembangan perbankan
pada umumnya banyak yang menjalankan
operasionalnya menggunakan prinsip syariah
baik dengan melakukan perubahan dari
sistem perbankan konvensional menjadi
perbankan syariah atau dengan membuka
unit syariah oleh bank konvensional.
Perubahan ini terbukti memiliki beberapa
keunggulan, seperti saat ini Bank Syariah
Mandiri adalah bank syariah nomor satu
diantara bank syariah lainnya. Bank Syariah
Mandiri Lamongan memiliki nasabah yang
semakin banyak baik dari kalangan individu
maupun dari organisasi atau lembaga
pemerintah lainnya. Dengan semakin
banyaknya nasabah maka kinerja dalam Bank
Syariah Mandiri Lamongan juga dipantau
oleh para masyarakat baik dalam pelayanan
maupun pertanggungjawaban dalam
pengelolaan dana investasi masyarakat.
Dalam pelayanan masyarakat, Bank Syariah
63
Mandiri diharapkan memiliki aset tetap yang
memadai agar para nasabah merasa nyaman
serta dalam penggunaan aset tetap tersebut
juga dibutuhkan pertanggungjawaban.
Karena dalam pengadaan aset tetap juga
menggunakan dana investasi dari nasabah.
Pembuatan laporan keuangan yang
berkualitas khususnya dalam pengelolaan
aset tetap dibutuhkan etika kerja, kompetensi
dan pengalaman karyawan sehingga sistem
pertanggunjawaban pengelolaan aset tetap
menuju laporan keuangan dapat akuntanbel.
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah penelitian deskriptif
kuantitatif yaitu hasil penelitian yang
kemudian diolah dan dianalisis untuk diambil
kesimpulan, artinya penelitian yang
dilakukan adalah penelitian dengan
menekankan analisisnya pada data-data dan
angka. Dengan menggunakan metode
penelitian ini akan diketahui hubungan yang
signifikan sehingga menghasilkan
kesimpulan.
Populasi dan sampel yang akan
digunakan pada penelitian ini adalah
Karyawan Bank Syariah Mandiri Lamongan
dengan subyek penelitian sebanyak 32 orang.
Teknik sampling yang digunakan adalah total
sampling dikarenakan jumlah pegawai yang
tidak terlalu banyak sehingga semua
karyawan bisa menjadi responden.
HASIL PENELITIAN
DISKRIPSI VARIABEL
PENELITIAN
a. Tanggapan Responden Atas
Variabel Bebas (X)
1) Variabel Etika (X1)
Adapun hasil dari jawaban responden
dapat disajikan dalam tabel sebagai berikut :
No
SKOR TO
TA
L
PERSENTASE TOTA
L 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
P1 16 16 0 0 0 32 50,
0%
50,
0%
0,0
%
0,0
%
0,0
% 100%
P2 19 13 0 0 0 32 59,
4%
40,
6%
0,0
%
0,0
%
0,0
% 100%
P3 21 11 0 0 0 32 65,
6%
34,
4%
0,0
%
0,0
%
0,0
% 100%
P4 20 12 0 0 0 32 62,
5%
37,
5%
0,0
%
0,0
%
0,0
% 100%
P5 15 16 1 0 0 32 46,
9%
50,
0%
3,1
%
0,0
%
0,0
% 100%
P6 15 17 0 0 0 32 46,
9%
53,
1%
0,0
%
0,0
%
0,0
% 100%
P7 10 20 2 0 0 32 31,
3%
62,
4%
6,3
%
0,0
%
0,0
% 100%
P8 0 0 0 17 15 32 0,0
%
0,0
%
0,0
%
53,
1%
46,9
% 100%
P9 15 17 0 0 0 32 46,
9%
53,
1%
0,0
%
0,0
%
0,0
% 100%
Pada Tabel di atas menunjukan bahwa
dapat diketahui variabel etika (X1) diukur
dengan menggunakan sembilan buah
pertanyaan, seluruh tanggapan responden
yang terkumpul untuk variabel etika adalah
sebanyak 288 pertanyaan, yang berasal dari
32 responden dengan 9 jumlah pertanyaan.
Apabila ditinjau dari jawaban responden
yang sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju
dan sangat tidak setuju sebanyak 288 atau
100%.
2) Variabel Kompetensi (X2)
Adapun hasil dari jawaban responden
dapat disajikan dalam tabel sebagai berikut :
No
SKOR
TOT
AL
PERSENTASE
TOT
AL
5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
P1 1
3
1
9 0 0 0 32
40,
6%
59,
4%
0,0
%
0,0
%
0,0
%
100
%
P2 0 0 0
1
9
1
3 32
0,0
%
0,0
%
0,0
%
59,
4%
40,6
%
100
%
P3 1
4
1
8 0 0 0 32
43,
8%
56,
2%
0,0
%
0,0
%
0,0
%
100
%
P4 1
1
2
1 0 0 0 32
34,
4%
65,
6%
0,0
%
0,0
%
0,0
%
100
%
64
P5 1
0
2
2 0 0 0 32
31,
3%
68,
8%
0,0
%
0,0
%
0,0
%
100
%
P6 8
2
4 0 0 0 32
25,
0%
75,
0%
0,0
%
0,0
%
0,0
%
100
%
P7 6
2
4 2 0 0 32
18,
7%
75,
0%
6,2
%
0,0
%
0,0
%
100
%
P8 2
1
1
1 0 0 0 32
65,
6%
34,
4%
0,0
%
0,0
%
0,0
%
100
%
P9 2
1
9
1
1 0 0 32
6,2
%
59,
4%
34,4
%
0,0
%
0,0
%
100
%
Pada Tabel di atas menunjukan bahwa
dapat diketahui variabel kompetensi (X2)
diukur dengan menggunakan sembilan buah
pertanyaan, seluruh tanggapan responden
yang terkumpul untuk variabel etika adalah
sebanyak 288 pertanyaan, yang berasal dari
32 responden dengan 9 jumlah pertanyaan.
Apabila ditinjau dari jawaban responden
yang sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju
dan sangat tidak setuju sebanyak 288 atau
100%.
3) Variabel Pengalaman (X3)
Adapun hasil dari jawaban responden
dapat disajikan dalam tabel sebagai
berikut :
No
SKOR TOT
AL
PERSENTASE TOT
AL 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
P1 1
4
1
8 0 0 0 32
43,8
%
56,3
%
0,0
%
0,0
%
0,0
% 100%
P2 1
9
1
3 0 0 0 32
59,4
%
40,6
%
0,0
%
0,0
%
0,0
% 100%
P3 1
4
1
8 0 0 0 32
43,8
%
56,3
%
0,0
%
0,0
%
0,0
% 100%
P4 1
1
2
1 0 0 0 32
34,4
%
65,6
%
0,0
%
0,0
%
0,0
% 100%
P5 1
3
1
8 1 0 0 32
40,6
%
56,3
%
3,1
%
0,0
%
0,0
% 100%
P6 1
6
1
6 0 0 0 32
50,0
%
50,0
%
0,0
%
0,0
%
0,0
% 100%
P7 1
4
1
6 2 0 0 32
43,8
%
50,0
%
6,2
%
0,0
%
0,0
% 100%
P8 0 0 0
1
2
2
0 32
0,0
%
0,0
%
0,0
%
37,5
%
62,5
% 100%
P9 1
3
1
9 0 0 0 32
40,6
%
59,4
%
0,0
%
0,0
%
0,0
% 100%
Pada Tabel di atas menunjukan bahwa
dapat diketahui variabel pengalaman (X3)
diukur dengan menggunakan sembilan buah
pertanyaan, seluruh tanggapan responden
yang terkumpul untuk variabel etika adalah
sebanyak 288 pertanyaan, yang berasal dari
32 responden dengan 9 jumlah pertanyaan.
Apabila ditinjau dari jawaban responden
yang sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju
dan sangat tidak setuju sebanyak 288 atau
100%.
b. Tanggapan Responden atas variabel
Terikat (Y)
Kualitas Laporan Keuangan (Y)
Adapun Hasil dari jawaban responden
dapat disajikan dalam tabel sebagai berikut :
No
SKOR TOTA
L
PERSENTASE TOTA
L 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
P1 14 18 0 0 0 32 43,8%
56,3
%
0,0
%
0,0
% 0,0% 100%
P2 13 19 0 0 0 32 40,6%
59,4
%
0,0
%
0,0
% 0,0% 100%
P3 15 17 0 0 0 32 46,9%
53,1
%
0,0
%
0,0
% 0,0% 100%
P4 15 17 0 0 0 32 46,9%
53,1
%
0,0
%
0,0
% 0,0% 100%
P5 16 16 0 0 0 32 50,0%
50,0
%
0,0
%
0,0
% 0,0% 100%
P6 13 19 0 0 0 32 40,6%
59,4
%
0,0
%
0,0
% 0,0% 100%
P7 13 19 0 0 0 32 40,6%
59,4
%
0,0
%
0,0
% 0,0% 100%
P8 12 20 0 0 0 32 37,5%
62,5
%
0,0
%
0,0
% 0,0% 100%
P9 14 18 0 0 0 32 43,8%
56,3
%
0,0
%
0,0
% 0,0% 100%
Pada Tabel 10 di atas menunjukan bahwa
dapat diketahui variabel kualitas laporan
keuangan (Y) diukur dengan menggunakan
sembilan buah pertanyaan, seluruh tanggapan
responden yang terkumpul untuk variabel
etika adalah sebanyak 288 pertanyaan, yang
berasal dari 32 responden dengan 9 jumlah
pertanyaan. Apabila ditinjau dari jawaban
responden yang sangat setuju, setuju, netral,
tidak setuju dan sangat tidak setuju sebanyak
288 atau 100%.
HIPOTESIS
65
UJI HIPOTESIS I
Hasil uji parsial (t-test) dapat dilihat pada
tabel dibawah ini :
Hasil uji parsial (t-test) dengan
jumlah sampel sebanyak 32 responden dan
jumlah variabel bebas sebanyak 3 macam
maka untuk nilai t tabel sebesar 2,045 dengan
nilai signifikansi 0,05. Dalam hal ini dapat
dijabarkan hasil dari tabel di atas sebagai
berikut :
a) Variabel etika kerja menghasilkan nilai t
hitung 2,108 dimana nilai t hitung lebih
besar dari nilai t tabel serta nilai
signifikansi 0,044 dimana lebih kecil
dari 0,05 Sehingga dapat diartikan
bahwa variabel etika kerja secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap kualitas
laporan keuangan.
b) Variabel kompetensi menghasilkan nilai
t hitung 2,818 dimana nilai t hitung lebih
besar dari nilai t tabel serta nilai
signifikansi 0,009 dimana lebih kecil
dari 0,05. Sehingga dapat diartikan
bahwa variabel kompetensi secara
parsial berpengaruh signifikan terhadap
kualitas laporan keuangan.
c) Variabel pengalaman karyawan
menghasilkan nilai t hitung 4,791 dimana nilai t hitung lebih besar dari
nilai t tabel serta nilai signifikansi 0,000
dimana lebih kecil dari 0,05. Sehingga
dapat diartikan bahwa variabel
pengalaman karyawan secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap kualitas
laporan keuangan.
Dari perhitungan dengan
menggunakan aplikasi SPSS tersebut dapat
diketahui bahwa diantara variabel etika kerja,
kompetensi dan pengalaman karyawan,
variabel pengalaman karyawan merupakan
variabel yang paling dominan atau lebih
besar pengaruhnya terhadap kualitas laporan
keuangan.
UJI HIPOTESIS II
Uji simultan (F-test) dilakukan
dengan bantuan software SPSS versi 22 yang
hasilnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini
:
Hasil uji simultan (F-test) dengan jumlah
sampel sebanyak 32 responden dan jumlah
variabel bebas sebanyak 3 macam maka
untuk nilai F tabel sebesar 2,95 dengan nilai
signifikansi 0,05. Dalam tabel dapat dilihat
bahwa nilai F hitung sebesar 19,800 lebih
besar dari nilai F tabel 2,95 dengan nilai
signifikan 0,000 lebih kecil dari 0,05 yang
artinya bahwa variabel etika kerja,
kompetensi dan pengalaman karyawan secara
simultan berpengaruh signifikan terhadap
kualitas laporan keuangan.
PEMBAHASAN
1. Etika kerja dalam mengelola aset tetap
secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap kualitas laporan keuangan.
Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa etika kerja dalam mengelola aset
tetap secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap kualitas laporan
keuangan. Hal ini ditunjukkan dengan
No. Variabel t hitung t tabel Sig Keterang
an
1 Etika Kerja 2,108 2,045 0,044 Signifika
n
2 Kompetensi 2,818 2,045 0,009 Signifika
n
3 Pengalaman
Karyawan
4,791 2,045 0,000 Signifika
n
ANOVAa
Model Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 86,993 3 28,998 19,800 ,000b
Residual 41,007 28 1,465
Total 128,000 31
a. Dependent Variable: KUALITAS LAPORAN KEUANGAN
b. Predictors: (Constant), PENGALAMAN KARYAWAN, KOMPETENSI,
ETIKA KERJA
66
nilai t hitung variabel etika kerja sebesar
2,108 lebih besar dari nilai t tabel sebesar
2,045 serta dengan nilai signifikansi
0,044 yang lebih kecil dari 0,05.
Bukti penelitian ini didukung
oleh hasil penelitian Aditya Bachtiar
Rifa’i (2014) yang menyatakan bahwa
etika kerja berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kualitas laporan
keuangan.
Menurut Widjadja (2012), etika
didefinisikan sebagai ilmu tentang
tingkah laku manusia, prinsip-prinsip
yang disistematisasikan tentang tindakan
moral yang betul.
Sikap pandang dan kepekaan
terhadap etika kerja yang dimiliki
seseorang berinteraksi dengan nilai-nilai
yang ditemui dalam profesinya, tak
terkecuali profesi sebagai seorang yang
ikut serta dalam pengelolaan aset tetap.
Interaksi ini menghasilkan suatu sikap
dan orientasi etika kerja yang baru, yang
nantinya akan menentukan tindakan atau
keputusan sebagai pengelola aset tetap
dalam masalah etika.
Etika merupakan nilai-nilai atau
aturan-aturan tingkah laku yang
digunakan oleh setiap individu yaitu
karyawan. Aturan etika menjelaskan
kapan suatu perilaku dapat diterima dan
kapan dianggap salah atau tidak
diterima. Pada etika, hal yang perlu
diperhatikan adalah konsep diri dari
sistem nilai yang ada pada pengelola aset
tetap sebagai pribadi yang tidak lepas
dari sistem nilai pada dirinya.
Dalam hal ini karyawan pada
Bank Syariah Mandiri sudah memiliki
etika kerja yang bagus terutama dalam
hal mengelola aset tetap, sehingga dalam
pembuatan laporan keuangan mengalami
kemudahan dan menghasilkan laporan
yang sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan.
2. Kompetensi dalam mengelola aset tetap
secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap kualitas laporan keuangan.
Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa kompetensi dalam mengelola aset
tetap secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap kualitas laporan
keuangan. Hal ini ditunjukkan dengan
nilai t hitung variabel kompetensi
sebesar 2,818 lebih besar dari nilai t tabel
sebesar 2,045 serta dengan nilai
signifikansi 0,009 yang lebih kecil dari
0,05.
Bukti penelitian ini didukung
oleh hasil penelitian Aditya Bachtiar
Rifa’i (2014) yang menyatakan bahwa
kompetensi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kualitas laporan
keuangan.
Menurut Sutrisno (2012),
kompetensi adalah pengetahuan,
keterampilan dan kemampuan yang
dikuasai oleh seseorang yang telah
menjadi bagian dari dirinya.
Pengetahuan dan keterampilan tersebut
dapat diperoleh melalui pendidikan
formal, keikutsertaan dalam pelatihan,
seminar tentang bagaimana tata cara
mengelola aset tetap yang baik.
Untuk memenuhi persyaratan
sebagai seorang profesional, pengelola
aset tetap harus menjalani pelatihan
teknis yang cukup. Dalam penelitian
juga disimpulkan bahwa program
pelatihan mempunyai pengaruh yang
lebih besar dalam peningkatan keahlian
dalam pembuatan laporan keuangan.
Penelitian ini memberikan bukti
empiris bahwa kompetensi akan
mempengaruhi kemampuan para
pembuat laporan keuangan untuk
mengetahui kekeliruan yang ada di unit
kerja. Penelitian ini juga memberikan
bukti bahwa pelatihan yang dilakukan
oleh pembuat laporan aset tetap akan
meningkatkan keahlian mereka untuk
67
mengelola aset. Kecakapan dalam
membuat laporan keuangan dan
kemampuan untuk mengetahui
kekeliruan merupakan salah satu bagian
dari kompetensi pembuat laporan
keuangan menjadi berkualitas.
3. Pengalaman karyawan dalam mengelola
aset tetap secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap kualitas laporan
keuangan.
Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa pengalaman karyawan dalam
mengelola aset tetap secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap kualitas
laporan keuangan. Hal ini ditunjukkan
dengan nilai t hitung variabel
kompetensi sebesar 4,791 lebih besar
dari nilai t tabel sebesar 2,045 serta
dengan nilai signifikansi 0,000 yang
lebih kecil dari 0,05.
Bukti penelitian ini didukung
oleh hasil penelitian Aditya Bachtiar
Rifa’i (2014) yang menyatakan bahwa
pengalaman berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kualitas laporan
keuangan.
Menurut Sutrisno (2012),
pengalaman adalah suatu dasar atau
acuan seorang karyawan dapat
menempatkan diri secara tepat kondisi,
berani mengambil resiko, mampu
menghadapi tantangan dengan penuh
tanggung jawab serta mampu
berkomunikasi dengan baik terhadap
berbagai pihak untuk tetap menjaga
produktivitas, kinerja dan menghasilkan
individu yang kompeten dalam
bidangnya.
Pengalaman karyawan dapat
meningkatkan keterampilan dalam
bekerja, karena dengan pekerjaan yang
dilakukan secara berulang-ulang
tentunya dapat menambah pengetahuan
dan mendapatkan cara yang terbaik,
efektif dan efisien dalam menjalankan
tugasnya, selain itu seseorang yang
memiliki pengalaman tentunya memiliki
cara berfikir yang lebih terperinci dan
lengkap jika dibanding dengan seseorang
yang belum memiliki pengalaman.
Dalam penelitian ini, pengalaman
memberikan pengaruh yang lebih tinggi
dalam menghasilkan laporan keuangan
yang berkualitas.
4. Etika kerja, kompetensi dan pengalaman
karyawan dalam mengelola aset secara
simultan berpengaruh signifikan
terhadap kualitas laporan keuangan.
Hasil penelitian ini menunjukkan
nilai F hitung sebesar 19,800 lebih besar
dari nilai F tabel sebesar 2,95 serta
dengan nilai signifikansi 0,000 yang
lebih dari 0,05. Hal ini berarti bahwa
etika kerja, kompetensi dan pengalaman
karyawan dalam mengelola aset tetap
secara simultan berpengaruh signifikan
terhadap kualitas laporan keuangan.
Bukti penelitian ini didukung
oleh hasil penelitian Aditya Bachtiar
Rifa’i (2014) yang menyatakan bahwa
etika, kompetensi dan pengalaman
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kualitas laporan keuangan.
Laporan keuangan merupakan
suatu ringkasan dari suatu proses
pencatatan, suatu ringkasan dari
transaksi keuangan yang terjadi selama
satu tahun buku yang bersangkutan dan
merupakan suatu pertanggungjawaban
atas pengelolaan dana nasabah atau
masyarakat.
Beberapa informasi penting yang
berkualitas terkandung dalam laporan
keuangan menurut Standar Akuntansi
Keuangan (SAK) yaitu dapat dipahami,
relevansi, keterandalan, dan dapat
diperbandingkan. Informasi yang
berkualitas ditampung dalam laporan
keuangan untuk kemudahannya segera
dapat dipahami oleh pengguna laporan
keuangan.
68
Dalam penelitian ini, laporan
keuangan Bank Syariah Mandiri
Lamongan selama tiga tahun mengalami
kemajuan, baik dalam penginputan
sampai pembuatan laporan keuangan
yang dikirimkan ke kantor pusat. Hal ini
dikarenakan karyawan Bank Syariah
Mandiri Lamongan memiliki etos kerja
yang baik, bekerja sesuai aturan yang
berlaku, tidak mudah menyerah dan
tidak malu untuk bertanya kepada
sesama teman yang lebih paham
sehingga dalam menyelesaikan
pekerjaan tidak mengalami hambatan
yang terlalu rumit karena pasti ada jalan
keluar yang baik, serta memiliki kerja
tim yang solid.
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan penelitian yang berjudul
Pengaruh Etika Kerja, Kompetensi dan
Pengalaman Karyawan dalam Mengelola
Aset Tetap Terhadap Kualitas Laporan
Keuangan dapat disimpulkan sebagai berikut
:
1. Secara parsial etika kerja dalam
mengelola aset tetap berpengaruh
signifikan terhadap kualitas laporan
keuangan. Hal ini dibuktikan dengan
nilai t hitung sebesar 2,108 yang lebih
besar dari nilai t tabel 2,045 dengan nilai
signifikansi 0,044 yang lebih kecil dari
0,05. Nilai koefisien regresi sebesar
0,364 yang berarti setiap kenaikan etika
kerja satu satuan maka variabel kualitas
akan naik sebesar 0,364 satuan dengan
asumsi variabel yang lain tetap.
2. Kompetensi dalam mengelola aset tetap
secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap kualitas laporan keuangan. Hal
ini ditunjukkan dengan nilai t hitung
sebesar 2,818 yang lebih besar dari t
tabel 2,045 dengan nilai signifikansi
0,009 yang lebih kecil dari 0,05. Nilai
koefisien regresi sebesar 0,325 yang
berarti setiap kenaikan kompetensi satu
satuan maka variabel kualitas akan naik
sebesar 0,325 satuan dengan asumsi
variabel yang lain tetap.
3. Pengalaman karyawan dalam mengelola
aset tetap secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap kualitas laporan
keuangan. Hal ini dibuktikan dengan
nilai t hitung sebesar 4,791 yang lebih
besar dari t tabel 2,045 dengan nilai
signifikansi 0,000 yang lebih kecil dari
0,05. Nilai koefisien regresi sebesar
0,609 yang berarti setiap kenaikan
pengalaman karyawan satu satuan maka
variabel kualitas akan naik sebesar 0,609
satuan dengan asumsi variabel yang lain
tetap.
4. Terdapat pengaruh etika kerja,
kompetensi dan pengalaman karyawan
dalam mengelola aset tetap secara
simultan berpengaruh signifikan
terhadap kualitas laporan keuangan. Hal
ini dibuktikan dengan nilai F hitung
sebesar 19,800 yang lebih besar dari F
tabel 2,95 dengan nilai signifikansi 0,000
yang lebih kecil dari 0,05.
SARAN
Berdasarkan hasil analisis,
pembahasan dan kesimpulan adapun saran
yang dapat diberikan yaitu :
1. Bagi PT. Bank Syariah Mandiri
Lamongan
a) Dalam menjalankan pekerjaan,
setiap karyawan pengelola aset tetap
harus saling berdiskusi, saling
menghargai dan bekerja secara tim
dengan karyawan yang lainnya.
b) Dalam hal pengalaman, karyawan
pengelola aset tetap yang sudah
senior berkenan untuk mengajarkan
bagaimana cara pengelolaan aset
tetap yang baik kepada junior
69
(melakukan regenerasi), sehingga
jika terjadi rotasi atau mutasi
pekerjaan pada pengelolaan aset
tetap tidak sampai terbengkalai.
2. Bagi penelitian selanjutnya
a) Mengevaluasi kembali
pertanyaan-pertanyaan yang
terdapat pada kuesioner agar dapat
memperlihatkan keakuratan
variabel dalam hasil penelitian ini.
b) Penelitian selanjutnya diharapkan
memperhatikan waktu penyebaran
kuesioner agar mendapatkan
responden yang maksimal. Waktu
penyebaran kuesioner disarankan
tidak pada waktu jam sibuk
sehingga penyebaran kuesioner
tidak mengganggu pekerjaan
responden serta lebih banyak
responden yang akan bersedia
untuk mengisi kuesioner.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2013, Surat Edaran Bank Indonesia
Nomor 15/26DPbS tentang Pelaksanaan
Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah
Indonesia, Bank Indonesia, Jakarta.
Anonim, 2011, Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 21 Tahun 2011 tentang
Otoritas Jasa Keuangan, Presiden
Republik Indonesia, Jakarta.
Bertens, K., 2010, Pengantar Etika Bisnis,
Alfabeta, Bandung.
Frasti, Hessy Erlisa, 2013, Akuntansi
Keuangan Menengah 1, Mediatama,
Surakarta.
Hertanto, Eko. 2014, Pengaruh Pendidikan,
Pengalaman Kerja dan Kompetensi
Pada PT. BPRS Bangun Drajat Warga
Yogyakarta, Tesis, Jurusan Manajemen
Bisnis FE UPN, Yogyakarta.
Ihsanti, Emilda. 2014, Pengaruh Kompetensi
Sumber Daya Manusia dan Penerapan
Sistem Akuntansi Keuangan Daerah
Terhadap Kualitas Laporan Keuangan
Daerah (Studi Empiris Pada SKPD
Kabupaten Lima Puluh Kota), Skripsi,
Jurusan Akuntansi FE UNP, Padang.
Ikatan Akuntansi Indonesia, 2012, Standar
Akunntansi Keuangan, Salemba, Jakarta.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, 2016,
Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi
kelima, Balai Pustaka, Jakarta.
Rifa’i, Aditya Bachtiar. 2014, Pengaruh
Etika, Kompetensi dan Pengalaman
Dalam Mengelola Barang Milik Negara
Terhadap Kualitas Laporan Keuangan
Pemerintah Pusat (Survai Pada Badan
Pertanahan Nasional Republik
Indonesia Di Lingkungan Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta), Skripsi,
Jurusan Akuntansi FE UNY,
Yogyakarta.
Saputra, Ari Utomo. 2017, Pengaruh
Kompetensi dan Pengalaman Dalam
Mengelola Barang Milik Daerah
Terhadap Kualitas Laporan Keuangan
Daerah Dengan Etika Sebagai Variabel
Moderating (Studi Pada Badan
Pengelola Keuangan dan Aset Daerah
Kabupaten Kolaka), Skripsi, Jurusan
Akuntansi FE dan Bisnis Islam UIN
Alauddin, Makassar.
Sugiyono. 2015, Metode Penelitian Tindakan
Komprehensif, Alfabeta, Bandung.
Sugiyono. 2015, Statistika Untuk Penelitian,
Alfabeta, Bandung.
Sujarweni, Wiratna. 2014, Metodologi
Penelitian, Pustaka Baru Press,
Yogyakarta.
70
Syamsiyatun, Siti. 2013, Filsafat, Etika dan
Kearifan Lokal, Globethics, Yogyakarta.
Widjaja. 2012, Etika Administratsi Negara,
Bumi Aksara, Jakarta.
71
PENGARUH MANAJEMEN LABA TERHADAP RETURN SAHAM DENGAN
KUALITAS AUDIT SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI
(Studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia-
Surabaya tahun 2014-2016)
AGUNG HIRMANTONO
ABSTRACT
When a company conducts an IPO, the prospectus is the only information that can be used
by an investor to decide on investments in the company. This condition allows management to
make earnings management. Profit management conducted by the company will get a negative
reaction by investors so that the stock return will decrease. High quality auditors are often assumed
to be able to prevent the occurrence of earnings management, because high quality auditors can
improve the informativeness of earnings management by blocking aggressive and opportunistic
earnings reporting by managers.
The purpose of this research is to know whether earnings management influence to stock
return and to know whether audit quality influences the relationship between earnings management
and stock return.
Result of research indicate that earnings management influence to stock return, while audit
quality also influence relation between earnings management with stock return
Keywords: Profit Management, Stock Return, Audit Quality
ABSTRAK
Ketika perusahaan melakukan IPO, prospectus adalah satu-satunya informasi yang dapat
digunakan oleh investor untuk memutuskan investasi pada perusahaan tersebut. Kondisi ini
memungkinkan manajemen melakukan manajemen laba. Manajemen laba yang dilakukan oleh
perusahaan akan mendapatkan reaksi negative oleh para investor sehingga return saham akan
mengalami penurunan. Auditor berkualitas tinggi sering diasumsikan mampu mencegah terjadinya
manajemen laba, hal tersebut dikarenakan auditor berkualitas tinggi dapat meningkatkan
keinformatifan manajemen laba dengan mengahalangi pelaporan laba yang agresif dan
oportunistik oleh manajer.
Penelitin ini bertujuan untuk mengetahui apakah manajemen laba berpengaruh terhadap
return saham dan mengetahui apakah kualitas audit mempengaruhi hubungan antara manajemen
laba dengan return saham.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen laba berpengaruh terhadap return saham,
sedangkan kualitas audit juga mempengaruhi hubungan antara manajemen laba dengan return
saham
Kata Kunci: Manajemen Laba, Return Saham, Kualitas Audit
72
PENDAHULUAN
Perusahaan dapat memperoleh dana
untuk modal tambahan perusahaan untuk
memenuhi kebutuhan oprasional perusahaan
adalah dengan menerbitkan saham atau
menjual saham kepada masyarakat melalui
IPO (Initial Publik Offering). IPO merupakan
penawaran umum perdana saham kepada
publik (calon emiten) (Tambunan, 2013).
Perusahaan yang akan melakukan
penawaran umum perdana saham melalui
Initial Publik Offering (IPO)diwajibkan
menerbitkan Prospektus awal yang umumnya
dibagikan kepada para calon investor saat
acara paparan publik (publik expose).
Prospektus diterbitkan setelah calon emiten
mamasukkan pendaftaran ke Badab
Pengawas Pasar Modal – Lembaga Keuangan
(Bapepam-LK) dan sudah mendapatkan
semacam release dari Bapepam-LK yang
memperbolehkan perusahaan menerbitkan
prospektus. Prospektus berbentuk buku
cetakan yang bersifat material mengenai
perusahan penerbit sekuritas dan informasi
lainnya yang berkaitan dengan sekuritas yang
terjual (Tambunan, 2013).
Informasi-informasi dalam
prospektus ini akan memberikan gambaran
mengenai kondisi, prospek ekonomi, rencana
investasi, serta ramalan laba dan deviden
yang akan dijadikan dasar dalam pembuatan
keputusan rasioal mengenai risiko dan nilai
saham yang ditawarkan perusahaan.
Informasi ini dibutuhkan investor untuk
menilai, menentukan, dan membuat
keputusan apakah perusahaan bersangkutan
merupakan perusahaan yang layak dipilih
sebagai tempat untuk menginvestasikan
dananya (Sulistyanto, 2008).
Pada saat IPO prospektus merupakan
satu-satunya sumber informasi dalam
prospek penawaran saham perdana ini sebab
selain prospektus hampir tidak ada sumber
informasi lain yang tersedia untuk investor.
Oleh sebab itu, investor cenderung
menyandarkan diri kepada prospektus untuk
mengetahui informasi dan menilai
perusahaan yang melakukan penawaran
saham tersebut. Investor menjadi tergantung
pada informasi yang dicantum dalam
prospektus. Akibatnya semakin banyak
informasi yang didalam prospektus maka
semakin banyak pula informasi yang dapat
diterima investor, sebaliknya semakin sedikit
informasi yang ada dalam prospektus maka
semakin sedikit pula informasi yang dapat
diterima investor. Oleh sebab itu kualitas
informasi yang diterima dan dikuasai
investor sangat tergantung pada kualitas
informasi yang ada dalam prospektus
perusahaan pada saat penawaran perdana
(Sulistyanto, 2008).
Minimnya informasi yang tersedia
akan mendorong manajer perusahaan untuk
melaporkan informasi yang menguntungkan
bagi perusahaannya dengan mempercantik
laporan keuangan (fashioning accounting
reports). Apalagi jika melihat hubungan
positif antara informasi akuntansi dan harga
saham perusahaan bersangkutan. Semakin
bagus informasi yang dipublikasikan
perusahaan maka semakin bagus pula harga
saham perusahaan bersangkutan atau
sebaliknya semakin buruk informasi yang
dipublikasikan maka semakin buruk pula
harga sahamnya (Sulistyanto, 2008).
Hal inilah yang menyebabkan
perusahaan cenderung menginformasikan
hal-hal yang positif agar investor juga positif
merespon harga saham yang ditawarkan. Ini
sebabnya manajer melakukan manajemen
laba pada saat penawaran saham perdana.
Perusahaan memiliki dorongan untuk
melakukan manajemen laba yang dapat
meningkatkan penerimaan melalui
pengaturan tingkat laba yang dilaporkan pada
propektus. Perusahaan melaporkan labanya
lebih tinggi (overstate) dibandingkan laba
73
sesungguhnya ketika penawaran
(Sulistyanto, 2008).
Selain itu informasi asimmatry yang
tinggi juga memberikan peluang kepada
manajer untuk melakukan manajemen laba.
Informasi asimmatry antara manajemen
perusahaan dengan investor sangat mungkin
terjadi untuk perusahaan yang belum
melalukan IPO. Hal ini disebabkan informasi
mengenai perusahaan yang belum go public
relatif sulit diperoleh oleh para investor.
Ketika dilakukan IPO, investor hanya
mengandalkan informasi yang ada didalam
prospektus. Kondisi ini memungkinkan
manajemen melakukan manajemen laba
untuk meningkatkan pendapatannya dengan
harapan harga saham akan tinggi pada saat
penawaran perdana (Saiful, 2002)
Gumanti (2001) menjelaskan bahwa
manajemen laba dapat dilakukan dengan cara
memilih dan menggunakan metode-metode
akuntansi yang bertujuan untuk
meningkatkan pendapatan dan keuntungan.
Gumanti (2001) berhasil membuktikan
terjadi manajemen laba pada periode dua
tahun sebelum IPO dan periode satu tahun
sebelum IPO. Hasil penelitian terdahulu
sebagian besar memperoleh kesimpulan
bahwa perusahaan yang melakukan
kebijakan IPO terindikasi melakukan
kebijakan earnings management sebagai
upaya untuk memberikan informasi yang
lebih baik agar pasar merespon kebijakan
IPO secara positif.
Seperti yang dikutip Amin (2007),
manipulasi yang dikenal dengan
istilahearnings managementini akan
mengakibatkan penurunan kinerja
(underperformance) setelah penawaran.
Kondisi ini terjadi karena earnings yang
diumumkan pada saat IPO relatif tampak baik
sehingga respon pasar menjadi positif.
Mayangsari (2002) menyatakan bahwa nilai
pasar perusahaan dipengaruhi oleh motivasi
manajer yang mendasari adanya
discretionary accrual dalam kebijakan
earnings management.
Kebijakan earnings management
dalam hal ini ditujukan untuk memberikan
sinyal positif kepada pasar tentang
perusahaan yang dikelolanya. Sinyal positif
tersebut diwujudkan dalam kinerja yang
dilaporkan (biasanya dalam dalam
prospektus penawaran). Namun dalam
jangka panjang sinyal positif ini tidak dapat
dipertahankan oleh manajemen, yang
tercermin dari penurunan kinerja yang
dilaporkan oleh perusahaan tersebut (Teoh et
al., 1998 dalam Amin, 2007). Rangan (1998)
dalam Joni (2008) membuktikan bahwa
perusahaan yang melakukan manajemen laba
menjelang SEO akan memiliki retrun saham
lebih rendah dibandingkan perusahaan yang
tidak melakukan manajemen laba.
Auditing dapat mengurangi
asimmetry informasi yang ada antara
manajemen dan stakeholders perusahaan
dengan memungkinkan pihak diluar
perusahaan untuk memverifikasi validitas
laporan keuangan, efektifitas auditing dan
kemampuannya untuk mencegah manajemen
laba di harapkan akan bervariasi dengan
kualitas auditor. Sebagai perbandingan
dengan auditor berkualitas rendah, auditor
berkualitas tinggi lebih mempunyai
kemampuan untuk mendeteksi paktik-praktik
akuntansi yang dipertanyakan, dan ketika hal
itu terdeteksi maka auditor akan
mengeluarkan pendapat selain pendapat
wajar tanpa perkecualian (unqualified
opinion) dalam laporan audit mereka.
Oleh karena itu auditing berkualitas
tinggi (high-quality auditing) bertindak
sebagai pencegah manajemen laba yang
efektif, karena reputasi manajemen akan
hancur dan nilai perusahaan akan turun
apabila pelaporan yang salah (misreporting)
ini terdeteksi dan terungkap (Ardianti, 2003).
Berdasarkan latar belakang tersebut, penguji
ingin kembali menguji apakah perusahaan
74
yang akan IPO melakukan manjemen laba
sebelum IPO dan menguji pengaruh
manajemen laba sebelum IPO terhadap
return saham setelah IPO dengan kualitas
audit sebagai variabel pemoderasi.
METODE PENELITIAN
Jenis metode penelitian yang
digunakan adalah metode penelitian
kuantitatif. Metode penelitian
kuantitatif merupakan salah satu jenis
penelitian yang spesifikasinya adalah
sistematis, terencana, dan terstruktur dengan
jelas sejak awal hingga pembuatan desain
penelitiannya.
Menurut Sugiyono (2012), metode
penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai
metode penelitian yang berlandaskan pada
filsafat positivisme, digunakan untuk
meneliti pada populasi atau sampel tertentu.
Teknik pengambilan sampel pada umumnya
dilakukan secara random, pengumpulan data
menggunakan instrumen penelitian, analisis
data bersifat kuantitatif/statistik dengan
tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan (Sugiyono, 2012).
Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014
sampai dengan tahun 2015. Teknik
penentuan sampel yang dilakukan pada pada
penelitian ini bersifat tidak acak (non-
random sampling) yaitu purposive sampling.
Pada jenis sampel-sampel ini, anggota
sampel ditentukan berdasarkan ciri-ciri
tertentu yang dianggap mempunyai
hubungan erat dengan ciri populasi (Sugiono,
2000 dalam Sari 2012).
HASIL PENELITIAN
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dalam penelitian ini
digunakan untuk mengetahui apakah data
discretionary accrual sebelum Initial Public
Offering (IPO) yaitu pada periode t-2 dan
periode t-1 terdistribusi secara normal atau
tidak.Untuk membuktikan apakah
discretionary accrual dalam penelitian ini
terdistribusi normal atau tidak digunakan uji
One-Sample Kolmogorov Smirnov-Z. Suatu
data dikatakan terdistribusi normal jika nilai
probabilitas (p) uji One-Sample Kolmogorov
Smirnov-Z ≥ 0,05 dan sebaliknya jika nilai
probabilitas (p) uji One-Sample Kolmogorov
Smirnov-Z < 0,05 maka data tersebut tidak
terdistribusi secara normal. Berikut ini hasil
uji normalitas yang telah dilakukan:
Tabel 4.5
Uji Normalitas Discretionary
Accrual
Berdasarkan tabel di atas dapat
diketahui bahwa nilai probabilitas DA t-2
Dan DA t-1 lebih dari 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa data discretionary
accrual pada penelitian ini terdistribusi
secara normal.
2. Analisis Regresi Moderasi (MRA)
Analisis regresi moderasi digunakan
untuk menjawab rumusan masalah pertama
dan kedua. Berikut ini hasil analisis yang
telah dilakukan:
Tabel 4.6
Analisis Regresi
DA t-
2
DA
t-1
N 8 8
Normal
Parameters
Mean -
,6396750
-
,8397225
Std.
Deviation 1,043
19016
1,7
4693130
Most Extreme
Differences
Absolute ,271
,34
8
Positive ,271
,34
8
Negative -,145
-
,191
Test Statistic ,271
,34
8
Asymp. Sig. (2-tailed) ,086c
,00
5c
75
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 ,606a ,367 -,108 ,195129
a. Predictors: (Constant), DAC*NBIG4, NBIG4, DAC
ANOVAb
Model
Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
1 Regressio
n ,567 3 ,129 ,773 ,088b
Residual ,152 4 ,038
Total ,808 7
a. Dependent Variable: Return
b. Predictors: (Constant), DAC*NBIG4, NBIG4, DAC
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -,193 ,017 -1,902 ,013
DAC -,978 ,055 -,215 -,230 ,002
NBIG4 ,215 ,157 ,600 1,364 ,044
DAC*NBI
G4 -,718 ,090 ,887 ,387 ,003
a. Dependent Variable: Return
Dari hasil analisis regresi pada tabel 4.3 di
atas maka dapat dibuat suatu model persamaan
regresi sebagai berikut:
Y= -0,193 - 0,978 DAC + 0,215 NBIG4 -
0,718 DAC*NBIG4
Y : Analisis Regresi
-0,193 : Konstanta
-0,978 : DAC
0,215 : NBIG4
-0,718 : DAC*NBIG4
a. Pengaruh Manajemen Laba Terhadap
Return Saham
Berdasarkan hasi analisis regresi
variabel DAC diperoleh koefisien regresi
sebesar -0,978 dan nilai probabilitas sebesar
0,002. Nilai probabilitas < 0,05
menunjukkan manajemen laba berpengaruh
terhadap return saham.
b. Pengaruh Kualitas Audit terhadap
Hubungan Antara Manajemen Laba dengan
Return Saham
Berdasarkan hasil analisis regresi
variabel DAC*NBIG4 diperoleh nilai
koefisien regresi sebesar -0,718 dan nilai
probabilitas sebesar 0,003. Nilai
probabilitas < 0,05 menunjukkan bahwa
kualitas audit mempengaruhi hubungan
antara manajemen laba dengan return
saham.
PEMBAHASAN
Hasil analisis menunjukkan bahwa
manajemen laba berpengaruh terhadap return
saham. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis
regresi sebesat -0,978 dan nilai probabilitas
sebesar 0,002. Nilai koefisien regresi
bertanda negative menunjukkan bahwa
semakin tinggi manajemen laba maka return
saham akan semakin turun. Manajemen laba
yang dilakukan oleh perusahaan
menyebabkan laporan laba perusahaan tidak
sesuai kondisi yang sesungguhnya
menunjukkan rendahnya kualitas laba.
Rendahnya kualitas laba tersebut berakibat
pada kesalahan pembuatan keputusan oleh
para pemakai laporan keuangan tersebut
seperti para investor dan kreditor, sehingga
harga akan berkurang. Kesalahan pembuatan
keputusan tersebut menyebabkan para
investor enggan menanamkan dananya
keperusahaan, akibatnya saham perusahaan
kurang diminati. Hal tersebut dapat
menyebabkan harga perusahaan turun.
Hasil analisis menunjukan bahwa
manajemen laba berpengaruh terhadap return
saham. Hal tersebut menunjukkan bahwa
perusahaan yang melakukan Initial Public
Offering (IPO) di pasar modal akan
melakukan manajemen laba. Hasil penelitian
ini memperkuat pernyataan Teoh et al. (1990)
yang menyatakan bahwa ketika prospektus
merupakan satu-satunya informasi yang
digunakan oleh investor untuk melakukan
berinvestasi pada perusahaan yang sedang
Intial Public Offering (IPO) maka akan
terjadi asimetri informasi yang tinggi antara
manajemen dengan pihak eksternal. Asimetri
informasi ini terjadi karena pihak manajemen
mempunyai informasi yang lebih bayak
dibandingkan dengan pihak eksternal
76
mengenai kondisi perusahaan.Hal ini
memberikan peluang kepada pihak
manajemen untuk melakukan laba.
Rao (1993) dalam Kusumawardhani
dan Siregar (2008) menyatakan bahwa pada
periode sebelum terjadi Initial Public
Offering (IPO), hampir tidak ada
pemberitahuan apapun mengenai perusahaan
yang bersangkutan baik di media masa
maupun media elektronik.Adanya
keterbatasan informasi yang dimiliki para
investor mengharuskan mereka untuk
mengandalkan laporan keuangan yang ada
untuk melakukan penilaian atas kinerja
emiten sebelum Initial Public Offering (IPO)
dan juga menilai kemungkinan terjadinya
manajemen laba. Manajer dapat menyusun
laporan keuangan dengan memilih metode
akuntansi atau akrual yang akan
meningkatkan laba, dan laba yang tinggi
diharapkan akan dihargai tinggi oleh investor
berupa harga penawaran yang tinggi (Assih et
al., 2005 dalam Kusumawardhani dan Siregar
2008). Dengan asumsi demikian,
diperkirakan bahwa praktik manajemen laba
yang dilakukan pada saat IPO dimaksudkan
untuk mendongkrak harga saham perdana.
Berdasarkan hasil analisis diketahui
bahwa kualitas audit mempengarui hubungan
antara manajemen laba dengan return saham.
Hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien
regresi sebesar -0,718 dan nilai probabilitas
sebesar 0,003. Hal ini menunjukkan bahwa
ketika seorang auditor sudah memliki
reputasi baik maka ia akan berusaha
mempertahankan reputasinya itu dan
menghindarkan diri dari hal-hal yang bisa
merusak reputasinya tersebut, sehingga
mereka selalu obyektif terhadap pekerjaanya
(Barners dan Huan, 1993 dalam Praptitorini
dan Januarti, 2007). Hasil penelitian ini
memperkuat penyataan Becker et al. (1998)
dalam Ardiati (2003) yang menyatakan
bahwa KAP Big 4 lebih baik dalam
mendeteksi terjadinya manajemen laba
malalui akrual diskresioner dibandingkan
KAP non-Big 4, karena tugas auditor tidak
mendeteksi terjadinya manajemen laba,
tetapi auditing dilakukan untuk
meningkatkan kredibilitas laporan keuangan.
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Penelitian ini dilakukan dengan
tujuan untuk mengetahui apakah manajemen
laba berpengaruh terhadap return saham dan
mengetahui apakah kualitas audit
mempengaruhi hubungan antara manajemen
laba dengan returns aham. Penelitian ini
dilakukan pada perusahaan manufaktur yang
melakukan Initial Public Offering (IPO) di
Bursa Efek Indonesia-Surabaya tahun 2014-
2016. Setelah dilakukan penelitian sampel
berdasarkan sampel penelitian diperoleh 8
perusahaan.
Berdasarkan analisis data yang telah
dilakukan, kesimpulan penelitian adalah
sebagaibeikut :
1. Manajemen laba berpengaruh terhadap
return saham. Kondisi tersebut
menunjukkan bahwa manajemen laba
yang dilakukan perusahaan
menyebabkan laporan laba perusahaan
tidak sesuai dengan kondisi yang
sesungguhnya. Hal tersebut berakibat
pada kesalahan pembuatan keputusan
oleh para pemakai laporan keuangan,
kesalahan pembuatan keputusan
menyebabkan para investor enggan
menanamkan dananya ke perusahaan,
saham perusahaan kurang diminati dan
harga perusahaan akan turun.
2. Kualitas audit mempengaruhi hubungan
antara manajemen laba dengan return
saham. Kondisi tersebut menunjukkan
bahwa kondisi ketika seorang auditor
sudah memiliki reputasi yang baik maka
ia akan berusaha mempertahankan
reputasinya itu dan menghindarkan diri
dari hal-hal yang bisa merusak reputasi
tersebut, sehingga mereka selalu
obyektif terhadap pekerjaanya.
77
SARAN
Berdasarkan keterbatasan penelitian,
saran yang dapat penulis berikan kepada
penelitian selanjutnya yaitu :
1. Penelitian selanjutnya dapat melakukan
penelitian tidak hanya pada perusahaan
manufaktur yang melakukan Initial Public
Offering (IPO).
2. Penelitian selanjutnya dapat
memperpanjang periode penelitian
sehingga diperoleh hasil yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Adianti, Aloysia Yanti. 2003. Pengaruh
Manajemen Laba terhadap Return
Saham Dengan Kualias Audit
Sebagai Variabel Pemoderasi.
Simposium Nasional Akuntansi VI.
Amin, Aminul. 2007. Pendeteksian Earning
Manajemen, Underpricing dan
Pengukuran Kinerja Pengukuran
Kinerja Perusahaan Yang
Melakukan Kebijakan Initial Public
Offering (IPO) Di Indonesia.
Simposium Jurnal Akuntansi X.
Gumanti, TatangAry. 2001. Earning
Manajemen Dalam Penawaran
Saham Perdana Di Bursa Efek
Jakarta. JurnalRisetAkuntansi
Indonesia. Vol.4 No.2 2001 : 165-
183
Handayani, Sri dan Rachadi, Agustono Dwi.
2009. Pengaruh Ukuran Terhadap
Manajemen Laba. Jurnal Bisnis dan
Akuntansi I. Vol. 11 No. 1 April
2009 : 33-56
Istiqomah, Aisyah dan Adhariani, Desi.
2017. Pengaruh Manjemen Laba
Terhadap Stock Return Dengan
Kualitas Audit Dan Efektifitas
Komite Audit SebagaiVariabel
Moderasi. Jurnal Akuntansi dan
Keuangan. Vol.19 No.1 Mei 2017 :
1-12
Joni dan H. Jogiyanto.2009. Hubungan
Manajemen Laba Sebelum IPO dan
Return Saham Dengan Kecerdasan
Investor Sebagai Variabel
Pemoderasi. Jurnal Riset Akuntansi
Indonesia. Vol.12 No.1 Januari
2009
Sari, Puspita. 2013. Pengaruh Manjamen
Laba Terhadap Return Saham
Dengan Kualitas Audit Sebagai
Variabel Moderating. Skripsi
Yogyakarta: Program Sarjana
Universitas Sanata Darma.
Sulistyanto, Sri, 2008, Manajemen Laba:
Teoridan Model Empiris, Penerbit
PT GramediaWidiasarana
Indonesia, Jakarta.
Tambunan, Andy, 2013, Analisis Penawaran
Perdana Saham (IPO), Penerbit PT
Gramedia Widiasarana Indonesia,
Jakarta.
Kusumawardhani dan Siregar, 2009,
Fenomena Manajemen Laba
Menjelang IPO dan Kaitannya
dengan Nilai Perusahaan Perdana
Serta Kinerja Perusahaan Pasca IPO
di Indonesia 2000-2003, Simposium
Nasional Akuntansi 11
Mawarti, Yiluana., 2007, Pengaruh Income
Smoothing (Perataan Laba)
Terhadap Earnings Respone (Reaksi
Pasar) Pada Perusahaan Manufaktur
di Bursa Efek Jakarta, Skripsi,
Universitas Negri Semarang.
78
Mulyani. Sri, Nur Fadjerih Asik dan
Andayani. 2007. Faktor-Faktor yang
mempengaruhi Earnings Response
Coefficient Pada Perusahaan yang
Terdaftar di Bursa Efek Jakarta.
JAAI. Volume 11. Nomer 1
Rahmawani, Yacob Suparno dan Nurul
Qomariyah, 2006, Pengaruh
Asimetri Informasi Terhadap
Praktik Manajemen Laba Pada
Perusahaan Perbankan Publik yang
Terdaftar, Simposium Nasional 9,
Padang
Setiawati, Lilis dan Ainun Na’im, 2000,
Manajemen Laba, Jurnal Ekonomi
dan Bisnis Indonesia, Vol. 15, No. 4
Setiawati, Lilis, 2001. Manajemen Laba dan
IPO di Bursa Efek Jakarta.
Kumpulan Makalah SNA V. Hal
122-115
Suardana, Ketut Ali. 2009. Pengaruh Rasio
Camel Terhadap Return Saham.
Jurnal Akuntansi dan Bisnis.
Volume 4. Nomor 2
Tarjo, 2008, Pengaruh Konsentrasi
Kepemilikan Instutusional dan
Leverage terhadap Manajemen
Laba, Nilai Pemegang Saham Serta
Cost Of Equity Capital, Simposium
Nasional Akuntansi 11
Mayangsari, Sekar., dan Wilopo., 2002.
Konservatisme Akuntansi, Value
Relevance dan Discretionary
Accruals: Implikasi Empiris model
Feltham-Olhson (1996). Jurnal
Riset Akuntansi Indonesia. Vol 5 No
3 Semtember: 291-310
Hartono, Jogiyanto. 2009. Teori Portofolio
dan Analisi Investasi. Edisi
Kedelapan. BPFE Yogyakarta
79
ANALISIS PENERAPAN E-FILING SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN
KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM PENYAMPAIAN SPT TAHUNAN PADA
KPP PRATAMA LAMONGAN
DWI RENI NISVUL LAILYNINGSIH
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan e-filing sebagai upaya
meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam penyampaian SPT tahunan pada KPP Pratama
Lamongan. Data wajib pajak yang terdaftar tahun 2017 adalah 103.146 wajib pajak, terdiri dari
8.025 wajib pajak badan dan 95.121 wajib pajak orang pribadi. Jumlah wajib pajak badan yang
menyampaikan dengan e-filing tahun 2017 sejumlah 641 wajib pajak, sedangkan dengan cara
manual sejumlah 803 wajib pajak. Untuk wajib pajak orang pribadi sejumlah 22.109 telah
menyampaikan mengunakan e-filing sejumlah 22.109 wajib pajak, 4.630 wajib pajak pribadi
masih mengunakan cara manual dalam penyampaian SPT Tahunan.
Teknis analisis data yang digunakan ini adalah metode analisis deskriptif kualitatif yakni
dengan melakukan pengumpulan data, menganalisis data, mengambil kesimpulan dan
memberikan interprestasi. Hasil penelitian adalah berdasarkan total penerimaan SPT tahunan yang
direkap selama 2 (dua) tahun terakhir, penerapan e-filing sebagai sarana pelaporan SPT tahunan
yang diterapkan oleh KPP Pratama Lamongan memberikan dampak positif terhadap tingkat
kepatuhan wajib pajak. Dengan di buktikan adanya peningkatan tingkat kepatuhan wajib pajak
yang sejalan dengan meningkatnya jumlah wajib pajak yang telah terdaftar di tahun sebelumnya.
Kata Kunci : e-filing, penyampaian SPT Tahunan
PENDAHULUAN
Indonesia sebagai negara yang
berkembang, memiliki berbagai potensi
untuk menjadi negara yang lebih maju. Akan
tetapi pada kenyataannya Indonesia tidak
bisa memanfaatkan berbagai potensi itu,
Indonesia mengalami banyak masalah
hampir di semua sektor yang ada, salah
satunya adalah di sektor ekonomi, untuk
mengatasi hal tersebut pajak merupakan
solusi yang efektif. Pajak merupakan potensi
penerimaan negara terbesar. Perpajakan
merupakan salah satu instrumen kebijakan
fiskal yang dinamis, penerapannya harus
mengikut dinamika perekonomian baik
domestik maupun internasional (Rosdiana
2006). Mengingat adanya dua fungsi yang
melekat pada pajak (budgetair dan
regulerend), maka dalam pemungutan pajak
bukan hanya ditujukan untuk menjaga dan
meningkatkan momentum perekonomian
tetapi juga untuk meningkatkan penerimaan
negara. Oleh karena itu, setiap tahun Dirjen
pajak dituntut untuk selalu meningkatkan
kebutuhan dana untuk pembangunan yang
dilaksanakan (Rahayu,2007).
Pada tahun 2015 sebesar
1.240.418,86 (dalam milyar), pada tahun
2016 sebesar 1.503.294,70 (dalam milyar),
pada tahun 2017 sebesar 1.461.818, 70
(dalam milyar). Untuk memaksimalkan
penerimaan pajak, pemerintah telah
mengambil langkah-langkah kebijakan agar
dapat memancing kesadaran masyarakat
untuk mau membayar pajak. Sebelum
membuat kebijakan - kebijakan tesebut, ada
beberapa hal yang harus diketahui oleh
pemerintah sebagai pembuat kebijakan.
80
Salah satunya faktor-faktor apa saja yang
dapat mempengaruhi penerimaan pajak.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
penerimaan pajak diantaranya pemerintah.
Mengingat begitu pentingnya peranan
pajak, maka pemerintah dalam hal ini
Direktorat Jendral Pajak telah melakukan
berbagai upaya strategis untuk
memaksimalkan penerimaan pajak. Salah
satunya dilakukan adalah melalui reformasi
perpajakan dengan diberlakukanya self
assessment system. Self assessment system
mengharuskan wajib pajak untuk memenuhi
kewajiban perpajakannya, yaitu dengan
mengisi dan menyampaikan Surat
Pemberitahuan (SPT) di Kantor Pelayanan
Pajak. Kesadaran dan kepatuhan yang tinggi
dari wajib pajak merupakan faktor penting
dalam pelaksanaan sistem tersebut
(Priyantini, 2008:3). Implikasi dari sistem ini
adalah bahwa instansi yang bertugas
memungut pajak harus memiliki kemampuan
baik untuk pengadministrasikan pajak, serta
wajib pajak harus diawasi oleh fiskus
sehingga dapat diketahui apakah kewajiban
perpajakan telah dijalankan dengan benar
oleh wajib pajak. Dari data wajib pajak yang
mengadministrasikan akan terlihat apakah
wajib pajak tersebut telah patuh atau
belum(Brotodiharjo, 1998).
Menurut Direktur Jendral Pajak (
Dirjen Pajak) Fuad Rachmany, belum
optimalnya penerimaan pajak di Indonesia
disebabkan adanya hambatan dikarenakan
tingkat kepatuhan pajak badan maupun
pribadi dalam membayar pajak sangat
rendah. Dari total 240 juta penduduk
Indonesia, 110 juta adalah penduduk yang
bekerja aktif, pekerja yang dimasukan
kategori wajib pajak berjumlah 60 ribu
pekerja baru 25 juta sudah bayar pajak
penghasilan sedangkan 35 juta masih bebas
berkeliaran dan belum membayar pajak.
Untuk wajib pajak badan ada total 5 juta
badan usaha yang ada di Indonesia baru 250
ribu badan usaha yang membayar pajak dan
melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT)
pajak, dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa lemahnya penegak hukum merupakan
salah satu faktor utama menyebabkan tingkat
kepatuhan wajib pajak di Indonesia masih
rendah disamping kurangnya kesadaran
wajib pajak untuk membayar pajak.
Penerapan e-filing sebagai sarana
pelaporan SPT tahunan di harapakan akan
meningkatkan kepatuhan pajak di KPP
Pratama Lamongan. mengunakan data yang
diperoleh digunakan untuk menganalisis
penerapan e-filing sebagai upaya
meningkatkan kepatuhan pajak dalam
menyampaikan SPT pada KPP Pratama
Lamongan. Metode pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian data sekunder.
Mengacu pada uraian tersebut,
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai analisis penerapan e-filing sebagai
upaya meningkatkan kepatuhan pajak dalam
penyampaian SPT tahunan pada KPP
Pratama Lamongan. Dengan mengunakan
data primer, yaitu data yang bersumber dari
hasil wawancara dengan kepala bagian
pelayanan, kepala bagian ekstentifikasi,
kepala bagian umum dan pengolahan data
dan informasi. Selain itu peneliti juga
mengunakan data sekunder yang diperoleh
dari laporan-laporan dan informasi dalam
bentuk dokumentasi yang bersumber dari
KPP Pratama Lamongan. Data sekunder yang
diperoleh seperti data statistik yang diperoleh
meliputi jumlah wajib pajak yang terdaftar
dan total penerimaan SPT tahunan sebagai
perbandingan antara SPT manual dengan e-
filing serta kelebihan dan kelemahan yang
dihadapi dalam penerapan e-filing sebagai
upaya meningkatkan kepatuhan wajib pajak
dalam penyampaian SPT tahunan pada KPP
Pratama Lamongan. Untuk itu peneliti
melakukan penelitian yang bejudul :
“Analisis Penerapan E-filing Sebagai
Upaya Meningkatkan Kepatuhan Wajib
Pajak Dalam Penyampaian SPT Tahunan
Pada KPP Pratama Lamongan”.
81
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah penelitian deskriptif
kualitatif yaitu hasil penelitian yang
kemudian diolah dan dianalisis untuk diambil
kesimpulan, artinya penelitian yang
dilakukan adalah penelitian dengan
menekankan analisisnya pada data-data dan
angka. Dengan menggunakan metode
penelitian ini akan diketahui hubungan yang
signifikan sehingga menghasilkan
kesimpulan.
Populasi dan sampel yang akan
digunakan pada penelitian ini adalah
Karyawan Bank Syariah Mandiri Lamongan
dengan subyek penelitian sebanyak 32 orang.
Teknik sampling yang digunakan adalah total
sampling dikarenakan jumlah pegawai yang
tidak terlalu banyak sehingga semua
karyawan bisa menjadi responden.
HASIL PENELITIAN
1. Layanan e-filing melalui Website
Direktorat Jendral Pajak
Direktorat Jendral Pajak memberi
kemudahan bagi wajib pajak dalam
penyampaian SPT melalui situs
www.pajak.go.id adalah sistem
pelaporan SPT mengunakan sarana
internet tanpa melalui pihak lain tanpa
biaya apapun, yang dibuat oleh DJP
untuk memberikan kemudahan bagi
wajib pajak dalam pembuatan dan
penyerahan laporan SPT kepada DJP
secara lebih mudah, lebih cepat, dan
lebih murah. Dengan e-filing wajib pajak
tidak perlu lagi menunggu antrian
panjang dilokasi drop box maupun
Kantor Pelayanan Pajak (KPP). Hal ini
merupakan salah satu terobosan baru
pelaporan SPT yang dibuat DJP untuk
membuat wajib pajak semakin mudah
dan nyaman dalam melaksanakan
kewajiban perpajakannya.
2. Alat dan Tata Cara Penggunaan e-
filing
Berdasarkan Peraturan Direktorat
Jendral Pajak Nomor: PER-1/PJ/2014,
tentang alat kelengkapan e-filing
meliputi :
1. Penyedia Jasa Aplikasi (ASP);
adalah perusahaan yang ditunjuk oleh
Direktorat Jendral Pajak yang dapat
menyalurkan penyampaian Surat
Pemberitahuan (SPT) secara elektronik
langsung ke Direktorat Jendral Pajak.
2. Surat permohonan memperoleh e-FIN
;
adalah surat yang diajukan oleh wajib
pajak sebagai permohonan untuk
melaksanakan e-filing.
3. e-FIN atau Electronic Filing
Indentification Number
adalah nomor identitas yang diberikan
oleh Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
tempat terdaftar kepada wajib pajak yang
mengajukan permohonan e-filing, e-FIN
ini tidak sama dengan Nomot Pokok
Wajib Pajak.
4. Digital Certificate,
adalah sebuah sertifikat berbentuk
digital yang diberikan oleh Direktorat
Jendral Pajak untuk kepentingan
pengamanan data SPT. Sertifikat ini
diberikan oleh pihak berkompeten untuk
menjamin validasi transaksi saat
melakukan pembayaran secara online
e-SPT adalah Surat Pemberitahuan masa
atau surat pemberitahuan tahunan (SPT)
yang berbentuk formulir elektronik
(compact disk) yang merupakan lembar
pengganti lembar manual SPT. e-SPT ini
tersedia untuk berbagai jenis laporan dan
dapat diperoleh di KPP dimana wajib
pajak terdaftar.
5. Bukti Penerimaan e-SPT
82
adalah bukti penerimaan Surat
Pemberitahuan (SPT) yang dikirimkan
lewat penyedia jasa aplikasi (ASP)
secara online, fungsi bukti penerimaaan
ini adalah sama dengan bukti
penerimaan SPT secara off line.
Peraturan Direktorat Jendral Pajak
Nomor : PER-01/PJ/2014 tentang tata
cara penggunaan e-filing adalah :
1. WP yang akan menyampaikan SPT
Tahunan secara e-filing melalui website
Direktorat Jendral Pajak
(www.pajak.go.id) harus memiliki e-
FIN yang diterbitkan oleh Kantor
Pelayanan Pajak kepada WP yang
mengajukan permohonan untuk
melaksanakan e-filing.
2. WP yang sudah mendapatkan e-FIN
harus mendaftarkan diri paling lama 30
hari kalender sejak diterbitkan e-FIN
untuk terdaftar sebagai WP e-filing
melalui website Direktorat Jendral Pajak
(www.pajak.go.id). Pendaftaran
dilakukan melalui website Direktorat
Jendral Pajak dengan mencantumkan
alamat elektronik (email address), nomor
telepon gengam, untuk pengiriman kode
verifikasi dan notifikasi dan bukti
penerimaan Elektronik. e-FIN yang
sudah diperoleh WP yang sudah
mendapatkan e-FIN tersebut tidak
mendaftarkan diri sebagai WP e-filing
melalui website Direktorat Jendral Pajak
sampai batas waktu yang ditentukan ,
maka e-FIN tidak akan bisa digunakan
sehingga WP harus mendaftarkan diri
lagi untuk memperoleh e-FIN yang baru.
3. WP yang terdaftar sebagai WP e-
filing melalui website Direktorat Jendral
Pajak dapat menyampaikan SPT tahunan
dengan cara mengisi e-SPT dengan
benar, lengkap dan jelas. Verifikasi
melalui website Direktorat Jendral Pajak
(www.pajak.go.id). Kode verifikasi
tersebut berlaku sebagai tanda tangan
elektronik atau tanda tangan digital.
Hasil pengisian aplikasi e-SPT dianggap
lengkap apabila seluruh elemen data
digitalnya telah diisi.
4. Dalam hak e-SPT dinyatakan
lengkap oleh Direktorat Jendral Pajak,
kepada WP diberikan tanda bukti
penerimaan elektronik sebagai tanda
terima penyampaian SPT tahunan. Bukti
penerimaan disampaikan kepada WP
melalui surat elektronik (email address).
5. WP mendapatkan notifikasi setiap
penyampaian SPT tahunan secara e-
filing melalui website
(www.pajak.go.id).
6. Keterangan dan/atau dokumen lain
terkait SPT tahunan tidak perlu
disampaikan pada saat penyampaian
SPT tahunan secara e-filing tetapi wajib
disimpan sesuai ketentuan perundang-
undangan perpajakan.
Penyampaian SPT tahunan Secara e-
filing melaui website DJP dapat
dilakukan setiap saat dengan standar
Waktu Indonesia Barat
3. Penerapan e-filing
E-filing merupakan aplikasi yang
mempunyai fungsi untuk menyampaikan
SPT dan pemberitahuan perpanjangan
SPT tahunan secara elektronik yang
dilakukan secara online dan real time
dimana data dilaporkan akan dijaga
keamanan dan kerahasiaannya. Dengan
adanya aplikasi e-filing diharapakan
kepatuhan wajib pajak dapat meningkat
sehingga berdampak pada penerimaan
negara yang juga akan bertambah seiring
dengan meningkatnya kepatuhan wajib
pajak dalam penyampaian SPT tahunan.
Data penerapan dalam penyampaian
laporan pada KPP Pratama Lamongan
bisa dilihat pada awal tahun 2014, karena
Peraturan dari Direktorat Jendral Pajak
(DJP) penerapan dimulai tahun 2014.
Berikut ini adalah data statistik yang
83
menggambarkan laporan pengunaan e-
filing serta perkembangan kepatuhan
wajib pajak pada KPP Pratama
Lamongan selama 3 (tiga) tahun.
WP OP Terdaftar Tahun 2015-2017
KPP Pratama Lamongan
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa
total penerimaan SPT Tahunan WP OP
yang direkap selama 3 (tiga) tahun
terakhir mengalami peningkatan yang
sejalan dengan meningkatnya jumlah
wajib pajak yang terdaftar setiap
tahunnya. Sejak e-filing diterapkan Pada
tahun pajak 2015 Wajib Pajak yang
terdaftar di KPP Pratama Lamongan
sejumlah 79.119 dengan total
penerimaan SPT Tahunan sejumlah
31.792 dengan laporan e-filing 23.393
dan manual 8.399. Pada tahun 2016
wajib pajak yang terdaftar di KPP
Pratama Lamongan meningkat menjadi
87.583 dengan total penerimaan SPT
Tahunan sejumlah 29.592 dengan
laporan e-filing 22.784 dan manual
6.808. Pada tahun 2017 wajib pajak yang
terdaftar di KPP Pratama Lamongan
meningkat menjadi 95.121 dengan total
penerimaan SPT Tahunan sejumlah
26.739 dengan laporan e-filing 22.109
dan manual 4.630.
Jumlah WP Badan Lapor SPT
Tahunan, Tahun Pajak 2015 – 2017
KPP Pratama Lamongan
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa
total penerimaan SPT Tahunan WP
Badan yang direkap selama 3 (tiga)
tahun terakhir mengalami peningkatan
yang sejalan dengan meningkatnya
jumlah wajib pajak yang terdaftar setiap
tahunnya. Sejak e-filing diterapkan Pada
tahun pajak 2015 Wajib Pajak yang
terdaftar di KPP Pratama Lamongan
sejumlah 6.300 dengan total penerimaan
e-SPT Tahunan sejumlah 1.665 dengan
laporan e-SPT 488 dan manual 1.177.
Pada tahun 2016 wajib pajak Badan yang
terdaftar di KPP Pratama Lamongan
meningkat menjadi 7.574 dengan total
penerimaan SPT Tahunan sejumlah
1.588 dengan laporan e-SPT 577 dan
manual 1.011. Pada tahun 2017 wajib
pajak yang terdaftar di KPP Pratama
Lamongan meningkat menjadi 8.025
dengan total penerimaan e-SPT Tahunan
sejumlah 8.025 dengan laporan e-SPT
641 dan manual 803.
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Dari tabel diatas dapat diketahui
bahwa total penerimaan SPT Tahunan WP
Badan yang direkap selama 3 (tiga) tahun
terakhir mengalami peningkatan yang sejalan
dengan meningkatnya jumlah wajib pajak
yang terdaftar setiap tahunnya. Sejak e-filing
diterapkan Pada tahun pajak 2015 Wajib
Pajak yang terdaftar di KPP Pratama
Lamongan sejumlah 6.300 dengan total
penerimaan e-SPT Tahunan sejumlah 1.665
dengan laporan e-SPT 488 dan manual 1.177.
Pada tahun 2016 wajib pajak Badan yang
terdaftar di KPP Pratama Lamongan
meningkat menjadi 7.574 dengan total
penerimaan SPT Tahunan sejumlah 1.588
84
dengan laporan e-SPT 577 dan manual
1.011. Pada tahun 2017 wajib pajak yang
terdaftar di KPP Pratama Lamongan
meningkat menjadi 8.025 dengan total
penerimaan e-SPT Tahunan sejumlah 8.025
dengan laporan e-SPT 641 dan manual 803.
SARAN
Berdasakan pembahasan yang telah
dilakukan, ada beberapa hal yang dapat
dijadikan saran dan masukan dalam
pengunaan e-filing antara lain :
1. Bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Lamongan
a. Diharapkan untuk tetap mengadakan
sosialisasi dan penyuluhan yang gencar
kepada para wajib pajak agar menambah
pengetahuan para wajib pajak mengenai e-
filing.
b. Disarankan juga melakukan uji coba untuk
melakukan uji coba agar wajib pajak bisa
memiliki minat yang tinggi terhadap
penggunaan e-filing dan lebih mengerti
tentang e-filing sehingga dapat meningkatkan
kepatuhan wajib pajak.
2. Bagi Wajib Pajak
Disarankan kepada wajib pajak agar
lebih aktif lagi dalam menggali informasi
mengenai perpajakan karena saat sekarang
sudah banyak kemudahan yang dapat
diperoleh dalam melakukan prosedur
perpajakan dengan memanfaatkan teknologi
informasi sehingga diharapakan mampu
meningkatkan kesadaran sebagai wajib pajak
agar lebih patuh dalam penyampaian SPT
tahunan.
DAFTAR PUSTAKA
Casavera. “Perpajakan”, Cetakan Pertama,
Graha Ilmu, Yogyakarta, 2009.
Diana, Anastasia dan Lilis Setiawati. “
Perpajakan Indonesia”, Edisi kedua,
ANDI, Yogyakarta, 2009.
Direktorat Jendral Pajak. (2011).
Pengamanan Penerimaan Pajak.
(http://www.pajak.go.id/content/ditjen-
pajak-amankan-penerimaan-pajak-
2011) diakses pada tanggal 7 Juni 2018.
Direktorat Jendral Pajak
(http:www.pajak.go.id) Penyedia
Layanan SPT Elektronik atau
Aplplication Service Provider (ASP)
diakses pada tanggal 8 Juni 2018.
Endang Sulistyowati ( 2018). Wawancara
jumlah Wajib pajak Orang Pribadi dan
Wajib Badan menggunakan e-filing.
Lamongan : KPP Pratama Lamongan.
Fitriyani, Dewi. “ Peran Savant Dalam
Perencanaan Pajak Menghadapi
Penerapan UU PPh Tahun 2008 dan
Kewajiban Kepemilikan NPWP Bagi
Wajib Pajak”. ISSN. Vol.100, 2009.
Herryanto, Marisa dan Agus Arianto Toli. “
Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak,
Kegiatan Sosialisasi Perpajakan,
Pemeriksaan Pajak terhadap Penerimaan
Pajak Penghasilan di KPP Pratama
Surabaya Sawahan”, Tax and
Accounting Review, vol.1. No, 2013.
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo,
Metodologi Penelitian bisnis Untuk
Akuntansi dan Manajemen”, Edisi
Pertama, BPFE, Yogyakarta, 2004.
Keputusan Menteri Keuangan No.
243/PMK.03/2014.
Liputan 6. RPBN. (2016). Nota Keuangan
dan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara Tahun Anggaran 2016. (online)
(http://liputan6.com/) diakses pada
tanggal 6 April 2018.
Madiasmo. (2011). Perpajakan Edisi Revisi.
Jakarta : Andi.
Marsyahrul . (2003). Pengantar Perpajakan.
Jakarta : Grasindo.
Munari. “Pengaruh Tax Payer terhadap
Keberhasilan Penerimaan Pajak
Penghasilan (Studi Kasus KPP
85
Yogyakarta Satu)”. Jurnal Eksekutif
Vol.2, No.2, Agustus 2005.
Prastowo, Yustinius. “Panduan Lengkap
Pajak, Raih Asa Sukses”, Jakarta, 2009.
Purba, Arifanda. “ analisis Hasil Pemeriksaan
Pajak Tahun 2008-2011 untuk
Menentukan Pola Profil wajib pajak
Badan dan Potensial di Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Jakarta
Palmerah”. Tesis Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia, 2012.
Rahayu, Siti Kurnia. “Perpajakan Indonesia
(Konsep dan Aspek Sosial)”, Cetakan
Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2010.
Pawitro & Lembaga Kajian Islam dan Sosial
LKIS (2007) Peneitian Kuantitatif.
Yogyakarta : PT LKIS Pelangi Aksara.
Peraturan Direktorat Jendral Pajak Nomor :
per- 39/PJ/2011. Tentang Tata
Penyampaian Surat Pemberitahuan
Tahunan Bagi Wajib Pajak Orang
Pribadi yang mengunakan Formulir 1770
S atau 1770 SS secara e-filing melalui
website Direktorat Jenderal Pajak
(www.pajak.go.id). (online).
(http://www.ortax.org) diakses pada
tanggal 4 Juni 2018.
Peraturan DJP Nomor KEP-05/PJ/2005.
Tentang tata cara e-filing melalui
perusahaan ASP (online).
(www.pajak.go.id). Diakses pada
tanggal 2 Juni 2018.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor
132/PMK.01/2006. Tentang Elektronik
Surat Pemberitahuan (e-SPT).
Peraturan Direktorat Jendral Pajak Nomor:
PER-1/PJ/2014. Tentang alat
kelengkapan e-filing.
Peraturan Direktorat Jendral Pajak PENG-
04/PJ.09/2016. Tentang Kewajiban
Pelaporan Pajak secara Elektronik.
Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER-
26/PJ/2012. Tentang tata cara
penerimaan dan pengelolaan SPT
Tahunan secara khusus, penyampaian
SPT Tahunan secara e-filing (online).
(www.pajak.go.id) diakses pada tanggal
2 Juni 2018.
Peraturan Jendral Pajak Nomor PER-
39/PJ/2011. Tentang tata cara
penyampaian SPT Tahunan bagi wajib
pajak orang pribadi mengunakan
Formulir 1770S atau 1770SS secara e-
filing (online). (www.pajak.go.id).
Diakses pada tanggal 2 Juni 2018.
Peraturan DJP Nomor PER-1/PJ/2014.
Tentang tata cara penyampaian SPT
Tahunan bagi wajib pajak orang pribadi
yang mengunakan formulir 1770S atau
1770SS secara e-filing (online).
(www.pajak.go.id). Diakses pada
tanggal 3 Juni 2018.
Peraturan DJP Nomor PER-01/PJ/2017.
Tentang tata cara penyampaian SPT
Tahunan bagi wajib pajak badan, ada
formulir 1771. (online).
(www.pajak.go.id). Diakses pada
tanggal 4 Juni 2018.
Sarwono. (2006). Metode Penelitian
Kuantitatif & Kualitatif. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Sosialisasi. (2018). Kendala dan Solusi
Dalam Penerapan e-filing. Sosialisasi
Pelaporan melalui e-filing di lamongan:
Instansi Pemerintah.
SPT e-filing. (2013). Kelemahan Sistem
Berbasis Elektronik di Indonesia.
(online).
(http://www.tukarcerita.com/2013/03/m
elaporkan-spt-2013-melalui-e-
filing.html) di akses 3 Juni 2018.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian
Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Supramono & Damayanti (2005). Perpajakan
Indonesia. Salatiga : Andi
86
Sri Hanung Menang (2018). Wawancara
Penerapan e-filing. Lamongan : KPP
Pratama Lamongan.
Undang-Undang Dasar 1945. Segala
Pungutan Pajak Harus Berdasarkan
Undang-Undang.
Undang-Undang Nomor 28 tahun 2007
Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan. (online).
(www.dpd.go.id/dokumen/uu/UU/2007.
28.pdf) diakses pada tanggal 28 Mei
2018.
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009.
Tentang ketiga atas Undang-Undang No.
6 tahun 1983 mengenai tata cara
perpajakan. (online).
(www.ortax.org/ortax/?aturan&age=sho
w&id=13752) diakses pada tanggal 1
Juni 2018.
87
PENGARUH PEMBAGIAN KERJA DAN KOMPENSASI TERHADAP
PRODUKTIVITAS PADA PT. TRIJAYA CIPTA MAKMUR LAMONGAN
PADA TAHUN 2016
YULIE WAHYUNINGSIH
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah Paciran Lamongan
ABSTRAK
Persaingan dunia usaha saat ini semakin kompetitif, karena itu setiap perusahaan harus
mampu mengatur dan mengolah semua sumber daya yang dimilikinya dengan efektif dan
efesien agar tetap dapat bertahan hidup dan berkembang. Manajemen sumber daya manusia
pada umumnya untuk memperoleh tingkat perkembangan yang setinggi-tingginya, hubungan
kerja yang serasi antara karyawan dan penyatu paduan sumber daya manusia secara efektif atau
tujuan efesiensi dan kerja sama sehingga diharapkan akan meningkatkan produktivitaskerja
pada suatu perusahaan atau instansi tersebut (Sunyoto, 2012: 1).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembagian kerja dan kompensasi
terhadap produktivitas pada PT. Trijaya Cipta Makmur Lamongan Pada Tahun 2016.
Berdasarkan pengujian hipotesis yaitu uji t, menunjukan bahwa nilai t hitung untuk pembagian
kerja yaitu sebesar 5.228 dan t tabel (0.66757), nilai t kompensasi untuk yaitu 1.740 t tabel
(0.66757). Hal ini menunjukan bahwa pembagian kerja dan kompensasi mempunyai pengaruh
yang signifikan. Hasil pembahasan menujukan bahwa hasil pengujian hipotesis yaitu uji f,
menunjukan bahwa F hitung sebesar 19.136 dan F tabel adalah 2,38. Hasil Regresi Linier
Berganda Y= 22.498 + 0.807X1 + 0.254X2. Besarnya pengaruh variabel pembagian kerja dan
kompensasi terhadap poduktivitas sebesar 36%. Dominasi variabel yang paling berpengaruh
dapat dilihat dari uji t hitung untuk pembagian kerja 5.228 > t tabel (0.66757) lebih besar pada
variabel lain, hal ini menunjukan variabel pembagian kerja lebih dominan. Mengacu dari hasil
diatas, dapat disimpulkan pembagian kerja dan kompensasi berpengaruh terhadap
produktivitas pada PT. Trijaya Cipta Makmur Lamongan pada tahun 2016. Hasil ini dapat
dilihat dari nilai pembagian kerja (X1) 0.807 yang lebih besar nilai (X2) 0.254.
Kata Kunci : Pembagian Kerja, Kompensasi, Produktivitas.
88
PENDAHULUAN
Persaingan dunia usaha saat
ini semakin kompetitif, karena itu
setiap perusahaan harus mampu
mengatur dan mengolah semua
sumber daya yang dimilikinya dengan
efektif dan efesien agar tetap dapat
bertahan hidup dan berkembang.
Manajemen sumber daya manusia
pada umumnya untuk memperoleh
tingkat perkembangan yang setinggi-
tingginya, hubungan kerja yang serasi
antara karyawan dan penyatu paduan
sumber daya manusia secara efektif
atau tujuan efesiensi dan kerja sama
sehingga diharapkan akan
meningkatkan produktivitaskerja
pada suatu perusahaan atau instansi
tersebut (Sunyoto, 2012: 1). Sumber
daya manusia mengandung dua hal
yaitu di pandang dari kualitas usaha
kerja atau jasa yang dapat diberikan
dalam proses produksi dalam jangka
waktu tertentu, untuk meningkatkan
barang dan jasa. Dalam
memanajemen suatu kegiatan itu
tidaklah mudah seperti yang kita
bayangkan, baik kegiatan dalam suatu
organisasi ataupun kegiatan yang ada
pada suatu perusahaan. Oleh karena
itu perusahaan perlu mengelola
sumber daya manusia sebaik mungkin
sebab kunci sukses suatu perusahaan
bukan hanya pada keunggulan
teknologi dan tesedianya dana saja,
Tapi faktor manusia merupakan
faktor yang terpenting pula.
Tanpa adanya manajemen
yang baik kita tidak akan bisa
menjalankan suatu kegiatan yang
sesuai dengan tujuan. Dalam suatu
perusahaan tujuan awal adalah meraih
keberhasilan yang berdampak pada
kemajuan suatu perusahaan. Salah
satu ukuran keberhasilan kinerja
individu, organisasi atau perusahaan
terletak pada produktivitasnya.
Apabila produktivitasnya
tinggi atau bertambah, maka suatu
organisasi atauperusahaan tersebut
bisa dikatakan berhasil. Apabila lebih
rendah dari standar ataumenurun, bisa
dinyatakan tidak atau kurang berhasil
(Wibowo, 2007: 109). Lynch dan
kordis (1988) yang menyatakan
bahwa organisasi yang akanmampu
bersaing dan dapat bertahan dalam
gelombang perubahan yang
sedangmelanda dunia adalah
organisasi yang memiliki tingkat
produktivitas yang tinggi.Organisasi
yang dianggap prima adalah
organisasi yang mampu
menciptakanmekanisme untuk
meningkatkan nilai tambah dari
seluruh aset, potensi dansumber daya
organisasi. Sebaliknya organisasi atau
perusahaan yang memilikitingkat
produktivitas yang rendah secara
perlahan ataupun cepat akan kalah
dalamarena pertandingan usaha dan
akhirnya akan runtuh tidak berdaya
(Mulyadi, 2003:234).
Perusahaan atau suatu
wirausahawan yang sukses harus
memilikikemampuan dalam
meningkatkan kinerja dan
produktivitas, apabila
produktivitasnya tinggi, dan untuk
mencapai produktivitas yang tinggi
sumber daya manusia harus mampu
bekerja atau mampu melakukan
kegiatan yang mempunyai nilai
ekonomis. Menaikan produktivitas
dapat dilakukan dengan memperbaiki
rasio produktivitas dengan
menghasilkan lebih banyak keluaran
atau output yang lebih baik dengan
tingkat masukan sumber daya tertentu
(Blecher,1987: 3). Dan dalam
pencapaian produktivitas yang tinggi
89
perlu lah usaha – usaha dan perlu
memperhatikan berapa hal - hal
sehingga mendapatkan hasil yang
optimal. Oleh karena itu, pentingnya
mengelola produktivitas dalam
menentukan keberlangsungan suatu
kegiatan, maka pembagian kerja,
pemberian kompensasi serta peran
sumber daya manusia dapat
mempengaruhi dalam meningkatkan
produktivitas.
Menurut Hasibuan (2007)
“Pembagian kerja yaitu informasi
tertulis yang menguraikan tugas dan
tanggung jawab, kondisi pekerjaan,
hubungan pekerjaan, dan aspek-aspek
pekerjaan pada suatu jabatan tertentu
dalam organisasi”. Oleh karena itu
perlu dilaksanakan secara seksama
dengan pertimbangan. Hal ini berarti
dalam pembagian kerja harus ada
penyesuaian antara kemampuan dan
jenis pekerjaan yang akan ditangani,
dengan demikian akan membuat
produktivitas kerja yang tinggi dan
perusahaan akan mudah mencapai
tujuannya.
Menurut Wibowo (2007:133)
dalam Frins E.J “kompensasi
merupakan kontra prestasi terhadap
penggunaan tenaga atau jasa yang
telah diberikan oleh tenaga kerja.
Kompensasi merupakan jumlah paket
yang ditawarkan organisasi kepada
pekerja sebagai imbalan atas
penggunaan tenaga kerjanya. Dengan
demikian pemberian kompensasi
sangat di harapkan oleh para tenaga
kerja untuk menunjang kebutuhan
kehidupannya dan akan membuat
semangat kerjanya lebih tinggi serta
dapat pula mempengaruhi
produktivitas kerja.
Menurut Sunyoto Danang
(2012:203)”Produktivitas kerja
adalah ukuran yang menunjukkan
pertimbangan antara input dan output
yang dikeluarkan perusahaan serta
peran tenaga kerja yang dimiliki
persatuan jam. Sedangkan menurut
Muehdarsyah Dlm Sedarmayanti
(2011:198)”Produktivitas diartikan
sebagai hubungan antara hasil nyata
maupun fisik (barang)atau jasa
dengan masukan sebenarnya”. Dari
definisi-definisi tersebut maka
penulis dapat menyimpulkan bahwa
produktivitas merupakan
perbandingan hasil yang dicapai oleh
seorang pekerja pada waktu tertentu
dengan sumberdaya yang digunakan.
Melalui perencanaan Sumber daya
manusia yang matang, produktivitas
kerja dari tenaga kerja yang sudah ada
dapat di tingkatkan. Hal ini dapat
diwujudkan melalui adanya
penyesuaian. Seperti peningkatan
pembagian kerja dan kompensasi
yang baik, sehingga setiap karyawan
dapat menghasilkan sesuatu yang
berkaitan langsung dengan
kepentingan organisasi. Sebab
melalui adanya dua faktor tersebut
akan menciptakan tingkat
produktivitas kerja yang tinggi
sehingga menunjang keberhasilan
perusahaan. Sebaliknya jika tingkat
produktivitas kerja menurun akan
menghambat perusahaan tersebut
dalam mencapai tujuannya.
Agar karyawan mau bekerja
giat dan dengan semangat kerja yang
tinggi sehingga dapat meningkatkan
produktivitas perusahaan maka di
perlukan sesuatu yaitu salah satunya
dengan memperhatikan pembagian
kerja yang dapat mendukung
kelancaran jalannya produk dalam
perusahaan di perlukan pula
karyawan yang kemampuannya baik
dan sesuai dengan kondisi
pekerjaanya.kemampuan itu sangat
90
tinggi nilainya, jika dikongkritkan
menjadi kegiatan bisnis yang
kompetitif, sebagai kemampuan yang
tidak dimiliki oleh semua manusia.
Oleh karena itu jumlah yang banyak
tidak akan berarti apabila bukan
terdiri dari sumber daya manusia
yang potensial dan berkualitas.
Sebaliknya seorang atau beberapa
orang saja, yang potensial dan
berkualitas dimiliki oleh organisasi
atau perusahaan, maka akan mampu
mengantarkan organisasinya dalam
mencapai sukses.
Manusia adalah sumber daya
yang harus disediakan
pembiayaannya untuk imbalan atas
pekerjaan dan jasa-jasanya kepada
organisasi atau perusahaan. Imbalan
tersebut pada dasarnya merupakan
penghargaan, dan sekaligus ganjaran
agar memberikan kontribusinya
secara maksimal pada usaha
mencapai tujuan organisasi atau
perusahaan. Oleh karena itu jumlah
dana yang dibayarkan berupa
kompensasi langsung atau tidak
lagsung akan menjadi sangat besar,
yang secara langsung akan
mempengaruhi harga dasar produk
(barang dan jasa) yang dipasarkan.
Dengan kata lain pembiayaan (cost)
tersebut, secara otomatis berfungsi
sebagai modal. Dalam kenyataannya
pembiayaan itu menjadi bertambah
besar apabila Sumber daya manusia
sebagai sumber daya merupakan
tenaga kerja langka, yang ketrampilan
dan keahliannya sangat terbatas di
pasar tenaga kerja. Sumber daya
manusia seperti itu mengharuskan
perusahaan memprogramkan dan
membayarkan kompensasinya secara
bersaing dengan organisasi atau
perusahaan sejenis. Oleh karena
itulah Sumber daya manusia di
lingkungan perusahaan ditempatkan
juga sebagai modal (non material atau
non finansial), yang harus
diperhitungkan dalam pembiayaan
(cost), agar tujuannya untuk meraih
keuntungan dapat diwujudkan.
Setelah diketahui latar
belakang, dapat disimpulkan bahwa
pembagian kerja dan kompensasi
terhadap produktivitas PT. Trijaya
Cipta Makmur sangat berpengaruh
pada sumber daya manusia di
lingkungan perusahaan tersebut.
METODE PENELITIAN
Rancangan penelitian ini
menggunakan metode kuantitatif
dengan merumuskan hipotesis untuk
menjawab masalah yang telah di
rumuskan dengan kalimat pernyataan.
Sygiono (2011;8) mendifinisikan
metode kuantitatif sebagai metode
yang berlandaskan pada filsafat
positivisme,realitas dipadang sebagai
suatu yang kongkrit,dapat diamati
dengan panca indera, dapat di
kategorikan menurut jenis, bentuk,
Dari segi metode
pengumpulan data, penelitian ini
Penelitian ini menggunakan metode
survey dengan cara peneliti
mengajukan pertayaan kepada obyek
Dari segi metode pengumpulan data,
penelitian ini menggunakan metode
survey dengan cara peneliti
mengajukan pertayaan kepada obyek
yang bersangkutan dengan
menyebarkan kuesioner.
Sampel dan populasi penelitian ini
adalah karyawan PT. Trijaya Cipta
Makmur. Metode analisa data
menggunakan Analisa Kuantitatif.
91
HASIL PENELITIAN
1. Distribusi Frekunsi
berdasarkan Pembagian Kerja
(X1)
Berdasarkan penelitihan dapat
diinterprestasikan bahwa rata-rata
26,4 atau 51,9 respoden Setuju (S)
untuk variable pembagian kerja
terhadap Produktivitas.
2. Distribusi Frekuensi
berdasarkan Kompensasi (X2)
Berdasarkan penelitihan dapat
di interprestasikan bahwa rata-rata
31.8 atau 57.6 % respoden Normal
(S) untuk variable Kompensasi
terhadap Produktivitas.
3. Distribusi Frekuensi
berdasarkan Produktivitas (Y)
Berdasarkan penelitihan dapat
diinterprestasikan bahwa rata-rata
25.2 atau 56.4 % respoden Setuju
(S) untuk varibel Produktivitas
terjadi karena pengaruh Pembagian
kerja dan Kompensasi
HIPOTESIS
UJI HIPOTESIS I
a. Pengaruh Pembagian Kerja
Terhadap Produktivitas
Dari hasil uji t untuk variabel
pembagian kerja (X1) terhadap
produktivitas diperoleh hasil tingkat
signifikan yaitu sebesar 0.00 < 0.10
dan thitung sebesar 5.228 dan ttabel
sebesar 0.66757. Dari data tersebut di
dapat nilai thitung > ttabel (5.228 >
0.66757), maka dapat disimpulkan
bahwa secara parsial variabel
pembagian kerja berpengaruh
signifikan terhadap produktivitas .
b. Pengaruh kompensasi
Terhadap Produktivitas
Dari hasil uji t untuk variabel
kompensasi (X2) terhadap
produktivitas diperoleh hasil tingkat
signifikansi yaitu sebesar 0.000 <
0,10 dan thitung sebesar 1.740 dan
ttabel sebesar 0.66757. Dari data
tersebut di dapat nilai thitung > ttabel
(1.740 > 0.66757). Maka dapat
disimpulkan bahwa secara parsial
variabel kompensasi berpengaruh
signifikan Terhadap produktivitas.
UJI HIPOTESIS II
Pengujian terhadap variabel
independen secara simultan (uji F)
dilakukan guna mengetahui apakah
variabel independen (pembagian
kerja dan kompensasi) secara
bersama-sama berpengaruh
signifikan terhadap variabel
dependen (produktivitas) serta untuk
mengetahui apakah model regresi
dapat digunakan untuk memprediksi
variabel dependen atau tidak.
Dari kriteria pengujian statistik
diperoleh hasil sebagai berikut:
df (n1) = k – – 1 = 2
df (n2) = n – – 2 = 68
Taraf signifikan = 10% atau 0,10
Maka diperoleh F tabel sebesar 2,38
Hasil analisis uji hipotesis
antara variabel bebas X1 dan X2
terhadap Y diperoleh hasil sebagai
berikut:
92
Tabel diatas menunjukkan bahwa
nilai signifikansi 0.000 < 0.10, dan
sedangkan nilai Fhitung sebesar
19.136 dan Ftabel adalah 2,38. Dari
data tersebut di dapat nilai Fhitung >
Ftabel (19.136 > 2,38), maka dapat
disimpulkan bahwa secara bersama-
sama variabel pembagian kerja dan
kompensasi berpengaruh signifikan
terhadap produktivitas.
PEMBAHASAN
1. Pengaruh pembagian kerja dan
Kompensasi secara parsial
terhadap produktivitas pada
PT.Trijaya Cipta Makmur
Lamongan
a. Pembagian kerja terhadap
Produktivitas
Dari hasil olah data untuk
variabel pembagian kerja (X1)
terhadap produktivitas diperoleh hasil
tingkat signifikansi yaitu sebesar
0.000 < 0.10 dan thitung sebesar
5.228 dan ttabel sebesar 0.66757.
Dari data tersebut di dapat nilai
thitung > ttabel (5.228 > 0.66757),
yang artinya bahwa secara parsial
variabel Tingkat Bagi Hasil
berpengaruh signifikan terhadap
produktivitas.
b. Kompensasi terhadap
Produktivitas
Dari hasil uji t untuk variabel
kompensasi (X2) terhadap
produktivitas diperoleh hasil tingkat
signifikansi yaitu sebesar 0.000 <
0,10 dan thitung 1.740 dan ttabel
sebesar 0.66757.. Dari data tersebut di
dapat nilai thitung(1.740 > 0.66757
)Maka dapat disimpulkan bahwa
secara parsial variabel kompensasi
berpengaruh signifikan Terhadap
produktivitas.
2. Pengaruh Pembagian kerja dan
kompensasi dan Produktivitas
Pada PT.Trijaya Cipta Makmur
Uji hipotesis secara simultan atau
yang dinotasikan dalam bentuk uji F
menyatakan bahwa ada secara
bersama-sama terdapat pengaruh
yang signifikan antara variabel
Pembagian kerja dan kompensasi
terhadap produktivitas PT.Trijaya
cipta makmur. Sebagaimana yang
telah dibahas dalam item uji hipotesis
simultan diatas, Tabel diatas
menunjukkan bahwa nilai
signifikansi 0.000 < 0.10, dan Fhitung
sebesar 19.136 dan Ftabel adalah 2,38
Dari data tersebut di dapat nilai
Fhitung > Ftabel (19.136 > 2,38)
maka dapat disimpulkan bahwa
secara bersama-sama variabel
Pembagian kerja dan kompensasi
berpengaruh signifikan terhadap
Produktivitas
KEKESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan, maka ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Terdapat pengaruh yang signifikan
antara variabel Pembagian Kerja
terhadap variabel Kompensasi.
Bisa dilihat bahwa nilai t hitung
untuk pembagian kerja yaitu
sebesar 5.228 dan t tabel
93
(0.66757), nilai t kompensasi
untuk yaitu 1.740 t tabel (0.66757).
Hal ini menunjukan bahwa
pembagian kerja dan kompensasi
mempunyai pengaruh yang
signifikan terjadi dikarenakan pada
PT.Trijaya Cipta Makmur
Lamongan.
2. Terdapat pengaruh yang signifikan
antara variabel Pembagian Kerja
terhadap variabel Produktivitas.
Hal ini bisa dapat dilihat nilai
thitung > ttabel (5.228 > 0.66757),
yang artinya bahwa variabel
Tingkat Bagi Hasil berpengaruh
signifikan terhadap produktivitas,
terjadi dikarenakan jika
kompensasi yang dimiliki para
karyawan tinggi maka akan
berdampak pada meningkatnya
Produktivitas.
3. Terdapat pengaruh yang signifikan
antara variabel Pembagian Kerja.
Kompensasi terhadap
Produktivitas. menunjukkan bahwa
nilai signifikansi 0.000 < 0.10, dan
Fhitung sebesar 19.136 dan Ftabel
adalah 2,38 Dari data tersebut di
dapat nilai Fhitung > Ftabel
(19.136 > 2,38) maka dapat
disimpulkan bahwa secara
bersama-sama variabel Pembagian
kerja dan kompensasi berpengaruh
signifikan terhadap Produktivitas.
SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
kesimpulan yang telah disajikan,
maka selanjutnya peneliti
menyampaikan saran-saran yang
kiranya dapat memberikan manfaat
kepada pihak-pihak yang terkait atas
hasil penelitian ini. Adapun saran-
saran yang dapat disampaikan adalah
sebagai berikut :
1. Bagi perusahaan
Hasil penelitian ini di harapkan dapat
dijadikan bahan masukan dan
pertimbangan bagi perusahaan dalam
menentukan langkah yang berkaitan
dengan pembagian kerja dan
kompensasi dengan produktivitas
kerja karyawan.
2. Bagi Peneliti
Dengan penelitian ini diharapkan
peneliti dapat menerapkan ilmu yang
diperoleh selama perkuliahan dan
menambah pengalaman, wawasan
serta belajar sebagai praktisi dalam
menganalisis suatu masalah kemudian
mengambil keputusan dan
kesimpulan.
3. Bagi Pembaca
Pembaca skripsi ini dapat melihat
referensi yang mendukung penelitian
skripsi ini sehingga tidak terjadi
kesalahan dalam pemahaman. Dan
pembaca dapat memberi kritik dan
saran yang membangun bagi
penelitian untuk dapat diperbaiki
dalam penelitian selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Malayu S.P Hasibuan. Manajemen
Sumber Daya Manusia.
Jakarta:PT. BumiAskara.
2014
Mangkunegara, Anwar Prabu 2006.
Manajemen Sumber Daya
Manusia. Bandung: remaja
Rosdakarya.
Handoko, Hani.T.2000. Manajemen.
Edisi ke II. Penerbit BPFE,
Yogyakarta.
94
Sutrisno, Edy, 2009. Manajemen
sumber daya manusia,
Kencana Prenada Media
Grup, Jakarta.
Tulus, Agus , 1992 .Manajemen
sumber daya manusia,
Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
Sinungan, muchdarsyah,2005,
Produktivitas apa dan
bagaimana.Jakarta : PT.
Bumi Askara.
Ravianto,J. 1986.produktivitas &
tenaga kerja SIUP: Jakarta.
Siagian, Sondang P, 2002. Kiat
Meningkatkan Produktivitas
Kerja, Jakarta: Rineka Cipta.
http://www.psychologymania.com/2
013/05/pengertian-pembagian-
kerja.html.
https://coretansimahasiswa.wordpres
s.com/2016/11/06/pembagian-kerja-
dalam-masyarakat/
http://www.academia.edu/25998979/
pentingnya-pembagian-kerja-
didalam-meningkatkan-efektivitas-
kerja-karyawan-firma-fera-
145213010-D3-Administrasi-bisnis.
https://media.neliti.com/media/public
ations/131792-ID-Pengaruh-
PengalamanKerja-Pembagian-Kerja.
https://aqillahbuntina.wordpress.com
/2015/01/30/bab-ii-kompensasi/
https//orygom.blogspot.co.id/2016/0
4/manajemen-sumber-daya-
manusia.html?m=1
Http://www.akuntansilengkap.com/k
euangan/18-faktor-yang-
mempengaruhi-kompensasi-
menurut-para-ahli/
http://risnasinaba.blogspot.co.id/201
5/02/kompensasi-16.html?m=1
http://117house.blogspot.co.id/2016/
01/pengertian-produktivitas-
kerja.html
http://www.landasanteori.com/2015/
07/pengertian-produktivitas-kerja-
dan.html