Upload
ngokien
View
220
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Volume 1, Nomor 1, Februari 2010 ISSN: 2087·5428
Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Kejadian Hipermetropia di Poliklinik Mata RSUD Arifin Achmad Pekanbaru Periode 1 Januari -31 Desember 2009 l aode Burhanuddin Mursali , Asniel Sanatu, dan Tengku Anita 01 - 06
Pengaruh Latihan Berjalan dan latihan Beban Terhadap Kekuatan Otot Tungkai Bawah pada Manusia Usia lanjut MiflahAzrin 07 -16
Analisis Pengendalian Robot Pengangkut Barang Dengan Remote Joystick Noveri Lysbetti M 17 -28
The Effects Density Toward Growth and Survival Rate of Motan (Thynnicthys thynnoides Blkr) Sukendi, Ridwan Manda Putra dan Yurisman 29 - 35
Penentuan Potens; dan Tingkat Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan di Perairan Bengkalis (Potency and Exploitation level of fisheries resources in Bengkalis Waters) Pareng Rengi, Usman Muhammad Tang dan HamdanAlawi 36 -50
Kontaminasi logam Berat pada Ikan Budidaya dalam Keramba Jaring Apung di Waduk Cirata EttyRiani 51 -61
Pemanfaatan Umbah Industri Mebel dan Kusen sebagai Bahan Baku Papan Partikel Konvensional Rudianda Sulaeman, dan Defri Yoza 62 - 71
Kandungan logam Cd, Cu, Pb Dan Zn Pada Ikan Gulama (Sciaena RusseJIIJ dari Perairan Duma;, Riau : Amankah Untuk Oikonsumsi? Irvina Nurrachmi, dan BinlalAmin 72-84
Simulasi Rekayasa Alur Sungai dengan Krib untuk Mereduksi Intrusi Air Asin di Sungai yang Dipengaruhi Pasang Surut Bambang Sujatmoko 85 -100
J urnal Teknobiologi,I(I) 2010: 51 · 61 ISSN : 2087·5428
KONTAM INASI LOG AI\'! BERAT PAOA l KAN BUDI DAYA OALAM Kf<: RAMIJA JARING APUNG 01 WADUK CI RATA
ETrY RIANI
Dcpartemen MSP, Laboraturium Ekobiologi & KOllservasi, FI)IK, Institut Pertanian Bogor, Bogor
ABSTRACT
Cirata lake is often used to throw garbage and wasted water (domestic, industrial and agricultural waste). It is causing pollution. One o f the pollution subtances is heavy metal like mercury (Hg), plumbum (Pb), Cromium (Cr) and cadmium (Cd). Heavy metal pollution will create negative effcct on living organism. Heavy metals may becomc carcinogenic, mutagenic and teratogenic agcnt. The aim of this research is to evaluate heavy metaJs in fish that were cultured in pan culture in Cirata Lake. The research were conducted ill three steps, i.e. to determine water quality (physical and chemical parameters), to determine heavy metals pollution and to detemline heavy metals contamination in fishes were cultured in pan cultured, especially in gill, liver, lymph and meat. The result of the rcscarch revealed that waler quality in Cirata Lake was good enough category, but that lake was polluted by heavy metals (Pb, Cd and Hg). The cultured fishes in pan cultured (Cyprinus carpio and Oreochromis niliticus) were high contaminated by heavy metals, especially in gi ll , liver and lymph; but heavy metals contamination on meat is lower than gi ll, liver and lymph. The meat of cultured fi shes in pan cultured in Cirata Lake is re latively being safe for consumption.
Keywords: ?
PENDAUULUAN
Waduk CiTata adalah salah satu
waduk yang ada di Indonesia yang
mempunyal berbagai fungsi (waduk
serbaguna). Waduk Cirata terletak
diantara Waduk Saguling dan Waduk
Juanda-Jaliluhur saling
berhubungan satu dengan lainnya, yakni
Waduk Saguling di bagian hulu, Waduk
Ci rata di bagian tengah dan Waduk
Juanda latiluhur di bt..:= ian hilir, yang
"
kescluruhannya terdapat dalam DAS
Citarum.
Seperti halnya waduk yang lain,
Waduk Cirata merupakun perairan
umum, yang dapat dimanfaatkan oleh
setiap orang. Kondisi ini memberi
peluaug kcpada hampir semua orang
untuk melakukan usaha, kesempatan dan
memperoleh pendapatan, seperti untuk
budidaya ib n. Oleh karena itu maka
Waduk Cirata walau awalnya dibangun
untuk pembangkit listrik tenaga au,
namun dengan be1jalannya waktu j uga
dimanfaalkan untuk kegiatan perikw1an,
balk perik:man rangkap maupun kegilltan
perikanan budidaya, serta kegi atan lain
seperti pariwisata, dsb.
Sclain dimanfaatkan untuk
kcgiatan tersebut, Waduk Cirata juga
dimanfaaLkan (secara tidak sengaja)
untuk menampung limbah cai r yang
berasal dan kcgialan antropogcnik seperti
Iimbah rumah tangga (domcslik),
pcrtanian, perkolaan, industri. dan limbah
lain, serta seringkali dimanfaatkan Ilnluk
me.tllbunng sampah yang dibawa o lch
Sllngai Cilarum. Selain Iimbuh yang
bernsal dan luar yang masuk ke dalam
peralraJl melalui Sungai Citarum Juga
tcnlapal limbah yang bernsal dari
kegilltan yang ada di dalam waduk,
terutama kegiatan budidaya ibn dalam
K1A. Oleh karena itu maka Waduk Cirata
merupakan waduk yang sudoh jenuh
dengan bfabagai limbah baik benlpa
limbah organik, maupun limbah
anorganik. sehingga sangat berpotcnsi
~ruk mengakibatkan terjadioya
degradasi lingkungan.
K.hu.~us untuk limbah organik.
menllrut Garno (2002) diantara kesemu3.
penyumbang bahan organik di Waduk
Cirata, penyumbang paling besar justru
berasal dari kegialau budidaya ibn
52
dalam KIA. Selanjumya dikatakan babwa
di Waduk Cirata, sumbangan bahan
organik dan KJA mcncapal gOOIo.
Melimpahnya limbah organik dalam
waduk telah mtnimbulkan berbagai
masalah, diantarauya adalah masalah
umbalan yang seringkali meng.1kibalkan
tCJjadinya kematian masal pada ikan yang
dibudidaya dalam KJA. Namun di lain
pihak, limbah anorganik juga cutup
melimpah, terutama bemsaI dari kegialan
ioollstri yang membu.ang limbahnya di
sepanjang Sungai Citarum alau anak
SWlgai Cilarum alau bahkan di sekitar
Waduk Cicala. Adapun salah satu jenis
limbah anorganik yang cukup
mengkhawarirkan mcngillgnl dihasilkan
dati berbagai kegiatan. lerutama kegiatan
industri serta bersifat toksik dan dapat
terllkumulasi pada tubuh mahluk rudup
adaJah logam beral
Penelitian logam bera! di per3iran
Waduk Saguling, Icrutruna pada air dan
scdimeMya sudah dilakukan olel!
beberapa peneliti, namun kontaminasinya
p3da b iota air yang hidup di daJaamya,
infonnasinya masih sangat minim. Oleb.
karena itu maka kajian mengenaJ
konlaminasi logam bernl pada biota air
yang ada <Ii Waduk C irata menarik unruk
di lakukan. Mengingat ikan yang ada di
Waduk Cirala yaug paling dominan
adalah ikan budidaya dalam KJA, yakni
ikan mas dan ikan nila, dan ikan ini
merupakan ikan konsumsi yang wilayah
distribusinya eukup luas, maka kajian
kontaminasi logam berat pada ikan mas
dan ikan nila menarik untuk dilakukan.
Penelitian m. bertujuan untuk
mempelajari kualitas air seeara umum di
Waduk Cirata d," mempeJajari
kontaminasi logam berat pada air dan
ikan.
METODA PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di Waduk
Cirata, Kabupaten Purwakarta yang
terbentang dari 6° 40'-- 6° 48' 1.S dan
1070 14' __ 107° 22' BT. Waduk Cirata
merupakan lokasi yang dipilih pada
penelitian ini mengingat Waduk Cirata
menghadapi berbagai masalah, terutama
karena keberadaan kegiatan budi daya
ikan dalam KJA dapat dikategorikan
melebihi daya dukung lingkungan
peralran tersebut serta masuknya
berbagai limbah yang berasal dari
kegiatan antropogenik yang berada di
sepanjang Sungai Citarum dan di sekitar
Waduk Cirata.
Penelitian ini dibagi menjadi dua,
yakni penelitian kualitas air dilakukan di
tujuh stasiun, sedangkan penelitian
kontaminasi logam berat pada ikan hanya
dilakukan di satu lokasi. Pcnelitian
kualitas air di lakukan pada tujuh stasiun
53
yang mewakili yakni di Stasiun Tailrace
(outlet UP Pintu TV), Stasiun Intake UP,
Stasiun Batas daerah bahaya, Stasiun
Zona II Purwakarta (tengah waduk),
S!asiun Muara Cisokan, Cilincing,
Stasiun Babakan Garut, Cilincing,
Stasiun Leuwi Jurig (inlet/pertemuan
Cimeta-Citarum). Pemilihan ketujuh
lokasi pengamatan ini di dasarkan pada
pertimbangan bahwa lokasi-lokasi
tersebut dapat mewa1cili wilayah Waduk
Cirata seeara keseluruhan.
Alat-alat yang digunakan dalam
penelitiao adalah peralatao analisis bmia
di laboratorium dan AAS (Atomic
Absorption Spectroscopy), dan peralatan
lain yang digunakan untuk analisis
kualitas air.
Pengambilall Contoh dan Pengukuran
Parameter Fisika-Kimia
Contoh air uotuk sample logam
berat yang diambil dan setiap lokasi unit
eootoh dimasukkan ke dalam botol
sampel dan diawetkan dengan HNO)
serta untuk parameter lainnya dilakukan
pengawetan dengan disimpan pada suhu
< 4°C. Sample au dianalisis di
Laboratorium Limnologi FPIK-IPB dan
pemeriksaan logam berat di lakukan di
Laboratorium Lingkungan TIN-Fateta
IPB dengan menggunakan metoda
standar. Data parameter kualitas air yang
diperoleh pada penelitian ini dianalisa
dengan membandingkannya dengan baku
mutu yang tertera pada PP Nomor 82
tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas
Air dan Pengendalian Pencemaran Air
serta dengan hasil dari kajian ilmiah.
Parameter Fisika - Kimia Air
Pada penelitian ini dilakukan
pengambilan sampel di tuj uh stasiun yang
dianggap mewakili daerah sekitamya.
Sampel air diambil dengan menggunakan
botol contoh dilakukan setiap bulan
selama tiga bulan. Pengukuran parameter
seperti suhu, kecerahan, kekeruhan,
wama air, keJarutan okslgen, kandung,lIl
karbondioksida dan pH pengukurannya
dilakukan sccara in silll sedangkan unluk
mengukur parameter alkalinitas, nitrit,
nitrat , amonium, amonia, sulfat, fosfat,
kandungan zat organik, BODs, COD,
HzS, phenol, deterjen, pesti sida dan
kandungan logam berat (Hg, Pb, Cr, dan
Cd) dilakukan di laboratorium dengan
menggunakan berbagai peralatan,
diantaranya spektrofOlometer dan AAS
(Atomic Absorption Spectroscopy).
Parameter Biologi
Selain dilakukan pengambilan
sampel air dan sedimen, pada penelitian
ini juga dilakukan pengambilan sampel
biOla air berupa ikan di stasiun KIA
untuk dilihat kontaminasi logam bcratnya
pada ikan. Pada penelitian ini ikan
contoh yang diambil adalah ikan
54
budidaya, dan selanjUlnya ikan dibedah
untuk diambil hati, insang ginjal dan
limpanya untuk dilihat kandungan logam
beratnya (Hg, Pb, Cr, dan Cd)
Analisis Data
Kualitas Air
Data parameter kualitas air yang
diperoleh pada pene!itian ini dianalisis
berdasarkan baku mutu air dilakukan
dengan cara membandingkan tlilai dan
masing-masing parameter fisika-kimia air
dengan Peraturan Pemerintah Provinsi
Jawa Barat tentang Baku Mulu Air
Tawar.
Tahapan analisis data:
I. Mencari rata-rata dan masing-masing
parameter dan standar deviasinya
pada seliap stasiun selama dua kali
pengamatan.
2. Membandingkan data dengan baku
mutu kualitas air dan litcratur yang ada
untuk melihat kualitas pcrairan.
Kandllngan logam berat pada organ
tubuh ikan
Data logam berat yang di dapat
pada seliap organ tubuh ikan dibuat rata
ratanya per jenis logam berat dan setiap
ikan contoh. Selanjutnya kandungan
pada dagingnya akan dibandingkan
dengan baku mutu yang berlaku di
Negara Eropa, tepatnya dengan baku
mutu Negara Belanda. Pada penelitian
ini selain dilakukan analisa logam berat
pada organ tubuh ikan, juga dilakukan
analisa terhadap logam berat pada sampel
air dan sedimcn.
HASIL OAt'1 PEMBAHASAN
Waduk Cirata adalah waduk yang
berada diantara Waduk Saguling dan
Waduk Juanda. Waduk ini terlc!ak di
DAS Ci!arum. Pada DAS Citamm
!crdapal berbagai kegia!an seperti
pertanian, pennukiman, perkolaan,
industri , dan berbagai kegiatan lainnya,
sehingga kc dalam Sungai Cig bcsar
adalah limbah organic, sedangkan limbah
anorganiknya dalam jumlah yang
reltarum banyak terbawa limbah, bail..
limbah domestik, limbah pcrtanian,
limbah perkotaan maupun limbah
induSlri. Bcrdasarkan jellis kegialan yang
lerdapat di OAS Citarum tersebul, diduga
limbah yang berasal dari kegiatan
kegialan lersebut dalam jumlah yanative
sedikil. Berdasarkan jenis kegialan
tersebut di alas, limbah anorganik yang
diperkirakan masuk dalam jumlah yang
cukup banyak anlara lain adalah logam
bera!. Hal ini disebabkan logam berat
dapat dihasi lkan dari berbagai kcgiatan
seperti industri tehlil, indUSlri
penyamakan kuJit, kegiatan pertanian,
kegiatan perkotaan, kcgiatan rumnh
tangga, dsb. Oi lain pihak logam berat
bcrsifat akumulatif, olch karena itu maka
"
kajian kontaminasi logam berat pada ikan
budidaya di Waduk Cirata mcrupakan
kaj ian yang mcnarik.
Kualitas Air Waduk C irala
Kualitas air Waduk Cirata pada
saal dilakukan peneli tian adalah sebagai
berikut. Kecerahan berkisar 63 em - 178
em. Rendahnya nilai keeerahan di setiap
stasiun juga sudah tcrcennin dari aimya
yang berwama hijau, akibal tingginya
kclimpahan filoplankton yang akan
menghalangi penelrasi sinar matahari
masuk ke dalam air. Oleh karenanya,
walaupun pengukuran kecerahan
dilakukan pada siang hari dcngan cuaca
ccrah (intensitas cahayanya cukup
tinggi), tidak serta mcrta mengakibatkan
lingginya kecerahan.
Suhu peralran di seliap stasiun
berkisar dari 25 - 32"C. Suhu 25()C
teljadi pada pengambilan sample pertama
(paling pagi), dan suhu 32()C pada
pengambilan sample siang hari. Kisaran
suhu tersebut mClllpcrlihalkan bahwa
Waduk Cirata cukup mendukung
kehidupan yang ada di dalamnya.
Kckcruhan Waduk Cirata berkisar
135 - 270 NTU. Tingginya kekeruhan
ai r tersebut disebabkan adanya masukan
limbah kc dalam Waduk Cirala yang
bcrasal dari bahan organik sisa pakan dan
berasal dari sungal yang membawa
limbah rumah tangga, limbah perkotaan,
limbah penallian, limbah industri, sena
tingginya kelimpahall plankton ,
pH peralran Waduk Cirata
berkisar 6,55-7,88. Kondisi ,m
memperlihatkan bahwa pH peralran
Waduk Cirata relatif bersifat basa,
sehingga cukup baik lllltuk mt::ndukullg
kehidupan yang ada di dalamnya.
Oksigen terlarut dalam air (DO)
Waduk Cirata berkisar 3,34-7,8 mgll.
Secara umum DO di perairan Waduk
Cirata cukup tinggi. Hal ini terjadi karena
pengukuran DO dilakukan pada siang
hari , sehingga pada saat itu aktivitas
fotosintesis tinggi yang menyebabkan
tingginya sumbangan oksigen kc dalam
peraJran. Namun demikian di staS\Ull
sekitar KJA nilai DO-nya rendah. Hal ini
diduga ada kaitannya dengan banyaknya
sisa pakan dari KJA, di lain pihak llnluk
menguraikan pakan tersebut dibutuhkan
oksigen, sehingga mengakibatkan
rendahnya DO di stasiun sekilar KJA.
Namun demikian nilai-nilai tersebut
masih memenuhi syarat unluk kehidllpan
biota air yang hidup di Waduk Cirata.
Kandungan total fosfor selama
penelitian memperlihatkan nilai dengan
kisaran nilai yang cukup lingg!, yakni
0,17 - 0,38 mg/I. Tingginya fosfor di
Waduk Cirata diduga berasal dari sisa
pakan ikan budidaya dalam KJA, limbah
rumah tangga, limbah pertanian maupun
56
Iimbah perkolaan yang masuk ke dalam
Waduk Cirata, sehingga kandungan
fosfomya melebihi baku mUlu yang
sudah diletapkan.
Konsentrasl nilril di Waduk
Cirata berkisar 0,00 0,07 mg.
Kandungan nitrit yang tinggi terjadi di
stasi un sekitar KJA, sedangkan d! lokasi
\ainnya mtnt tidak terdeteksi. Tingginya
nitrit di sckitar KJA bcrbading lurus
dengan kandungan bahan organik di
lobsi lersebllt serta berbanding terbalik
dengan DO yang memungkinkan
letjadinya kondisi anaerobic.
Konsenlrasi nitrat di Waduk
Clrata cukup linggi, yakni 0,17 - 0,34
mgtL Tingginya nitrat ini berbanding
lurns dengan jumlah bahan organik yang
terdapat di Waduk Cirata. Dalam hal ini
bahan organik yang jumlahnya banyak
tersebuI, dengan adanya oksigen tedamt
akan diuraikan dcngan hasil akhir nitra!.
Berbeda dengan di stasiun lainnya, di
stasiun sekilar KJA kOllselllrasi nilratnya
relatif rendah, karena penguraian bahan
organik di lokasi ini tidak sempuma. Hal
ini lerbukli dari tingginya nilrit di lokasi
mL
Nilai amoniak selama penc!itian
mempunyai ki;;aran 0,00 - 0,24 mg/1.
Seperti halnya nitrit, !lilai amoniak
tertinggi juga lerjadi di stasiun lOA,
sedangkan di slasiun lainnya tidak
tcrdetcksi. Hal 1m terjadi karcna
keberadaan olcsigen di stasiun sclain
stasiun KJA cuJrup tinggi, sehingga
amoniak yang merupakan senyawa labil,
teroksidasi menjadi nitmt, yang
mengakibatkan amoniak menjadi tidak
terdeteksi.
Konsentrasi hidrogen sul fida
(t hS) berkisar 0,00- 0, 16 mg/I. Pada
stasiuJl lain selain Stasiun KJA H2S tidak
tcrdeteksi, dan hanya pada stasiun KJA
dengan DO yang relative rendah, yang
konsentrasinya mencapal 0,16 mgll.
Tingginya kandungan sulfida, nitrit dan
amoniak di Stasiun KJA ini diduga
sebagai akibat tingginya bahan org,mik
sisa pakan yang kaya akan protein di
Slasiun KJA, sehingga mengakibatkan
rendahnya DO dan tingginya sulfida,
nitrit dan amoniak. Oi lain pihak sulfida,
nitri t dan amoniak yang tinggi ini dapal
mengancam ikan budidaya yang ada
dalam KJA.
Kontaminasi Logam Rerat Pada Air
dan ikan 8udidaya
Pada pcnelitian ini di lihat logam
berat yang mcmpunyai toksis itas tinggi
dan diduga konsentrasinya tinggi, yalmi
logam berat Pb, Cr, Ug dan Cd, pada ikan
yang dominan dibudidaya, yakni ikan
nila dan ikan mas pada organ tubuh
limpa, hati , insang dan daging. Adapun
hasi l pemeriksaan logam beral pada air,
sedimen dan organ tubuh ikan dapat
dilihat pada Tabel I.
T"'" I . Rata-rata konsenlrasi logam beral Pb, Cr, Cd dan Hg di Waduk Cirala No. Sampel Kandungan logam beral (ppm)
Pb C. Hg Cd , Air 0,036 0,045 0,011 0,032 BakumUlu· 0,030 0,050 0,001 0,010
2 Ikan nila: Lirnpa 1,624 1,984 1,352 1,403 Hali 1,097 1,099 0,892 1,028 Insang 0,658 0,798 0,504 0,528 Daging 0,076 0,042 0,026 0,030
3 Ikan mas: Limpa 1,296 1,398 1,084 1,402 Hati 1,020 1,098 0,984 1,080 Insang 0,560 0,654 0,540 0,582 Daging 0,098 0,060 0,046 0,042
8 akumutu Belanda·· 0,5 , ,0 0,3 0,05
leaku mutu PP Nomor 82 tahun 200 1 Kelas I
2Standar Kandungan logam berat yang dipcrbolchkan dalam ikan dan hasi l perikanan lainnya, khusus untuk ikan yang dimakan di Negeri 8 elanda
57
Konsentrasi merkuri (Hg) pada
aI r rata-rata 0,0 11 mg/\ (Tabel I).
Tingginya kandungan merkuri ini diduga
berasal dari industri listrik dan
elektronik, balerai, bahMl pclcdak,
industri fotograti, peiapis3Jl c enlllll,
pe1cngkap pcngukur (tennometer,
barometer, monometer), industri bahan
pengawet, industri pestis ida, industti
kimia, petrokimia, Iimbah dati kegiatan
laboratorium serta pembangkit tenaga
listrik yang menggunakan bahan baku
bakar fosil yang berada di DAS Citarum.
lIal ini sesuai dengan pendapat Forst.ner
dan Prosi (1979) yang mengatakan
bahwa sumbcr Hg adalah industri
selulosa, penanian, elektronika, plastik,
limn~i , klor dan soda api, eat dan
pcrkapalan. Se!ain hal tcrsl.:oul mcrkuri
juga diduga befoso! dari serta bernsal
dari penambangan cmas scperti Sorenng
dan Pangalengan. Berdasarkan
konsentras i Icrs..:but di atas, terlibal
bahwa konsentTasi Hg dalam air di
Waduk Cirala lelah mclebihi baku m utu
yang sudall di tetapkan (Tabel 1).
Konsenlrasi limbal (Pb) pada mr
0,036 mg/I (Tabel I). Tingginya
kon~!:m trasi timbal ini diduga berasal oari
buallgan Limbah daTi kegiatan domt:~l i k
dan induslri ke datam pcrairan scrta
bera~al dari industri baterai , bahnn bakar
kendi!T~an bermotor, bahnn kabel,
sekcring listrik, amUlllSl, solder da[l
indUSlri percetakan (Iinla) sena dari
pembangkit tenaga listrik yang '
menggunakan bahan baku bakar fosil
yang berasal dari daJam DAS CitaMim.
Hal ini ~suai dengan pendapat Moore
and Ramamoorthy (1984), y.>ng
mengatabn bahwa limbal dapat masuk
ke dalam perauan mcJal\li prose!;
pengendapan, jaluhall dt:bu yang
mcngandung limbal yang umuTiulya
berasal dati pcmbakaroln hcnsin yang
mengandung tetraetil lead, erosi dan
limbah industri . HaL ini diperkual oleh
Fardiaz ( 1992) yang mengatakan bahwa
penggunaan Pb tcrbesur terjadi pada
produksi baterai dan umllk bahan adit if
untuk meningkalkan kuali tas bensin.
Konsenlrasi Vb dalam air di Wadllk Cirata
ini me lebihi baku mum y.m.\; sudab
ditetapkan.
Konsenlrasi kromium (er) dalam
aIr rala-rala 0,045 rog/I. Kromiwn ini
diduga terut.1.ma berasal dan industri
tckstiJ di Kota dan Kabupaten Bandwlg
scrta dati pcnyamakan kulit yang
merupakan industri rumah tangga di
sekitar Waduk Cirata. Konscotrasi Cr ini
bclum mclewati baku mlllli yang sudah
diletapkan, sehingga peramm Waduk
Cirata belum tercemar Cr . Namun
demik ian konscntrasi tersebul telap hams
diwaspadai mengingal kOllSclltrasinya
lekail dengan fungsi seliap organ lersebm
di alas, yakni hali dan limpa sebagai
organ yang berperan dalam imunllas sena
ltlsang berperan dalam mclakukan
TCSplraSl dengan jalan mcngalirkan air
masuk kc dalam insang. Berbeda dengan
hati, limpa dan insang, daglng mcrupakan
prodllk hasil anabolismc, sehingga daging
akan terkonlaminasl bahan pencemar
dalam jumlah yang relative sedikil
dibanding organ yang berperan dalam
imunitas, detoksifikasi dan eksressi.
Konsentrasi logam berat Pb, Cd,
Hg dan Cr pada ikan mas dan ikan nila
konsenlrasinya masih ada di bawah baku
mutu yang dikcluarkan oleh Pcmerinlah
Belanda. Hal ini mengandllng, an i bahwa
daging ikan mas dan daging ikan nlla
yang dibudidaya pada KJA Waduk Cirala
relalif aman untuk dikonsumsl. Namnn
demikian konsentrasi Cd yang sudah
mendekati baku mntn perIn segera
diwaspadai. Selain hal ilU, walaupnn
kandungan Pb, Cd, Hg dan Cr pada ikan
mas dan ikan nl la konsentrasinya masih
di bawah baku mUIU, namun konsentrasi
tersebut dapat dikatakan relative tlnggi,
sehingga konsnmsi ikan mas dan ikan
nila yang dipelihara dalam IUA di
Waduk Cirata harus diperhatikan dcngan
seksama dan jangan bcrlebihan dalam
mengkonsumsinya.
60
KES Ii'lIPULAN DAN SARAN'
1. Kuali tas air Waduk Cirata, dilihat dari
parameler kuali las air selain logam
berat eulcup baik, sehingga
mendukung kehidupan yang ada di
dalamnya.
2. Konsentrasl logam berat aI r raksa
(Hg), timbal (Pb), dan kadmium (Cd)
pada ai r Waduk Cirata bcrada di alas
ambang batas yang di tentukan, dan
hanya krominm (Cr) yang masih
berada dibawah ambang balas,
sehingga perairan Waduk Cirata dapat
dikalakan tcrecmar logam berat.
3. Konsentrasi logam berat pada organ
hal i, limpa dan imang ikan mas dan
ikan nila yang dibudidaya, cukup
tlnggi, namun kandungannya dalam
daging masih bcrada di bawah
ambang balas )'ang ditenl\lkan,
schingga ikan mas dan ikan ni la yang
dibudidaya di Waduk Cirata masih
cukup aman untnk dikonsumsi.
4. Mengingat Waduk Cirata almya
sudah tercemar logam beral Pb, Hg
dan Cd yang mempunyai toksisitas
tinggi, maka di Waduk Cirala hams
dilakukan pengelolaan sccara seksama
terhadap logam berat, mengingat
logam beral dapal Icrakumulasi pada
biola yang hidup di dalamnya dan
dapat membahayakan manusia yang
mengkonsumsi biOla ai r 1I.-'lSebut.
DAFT AR I'UST AKA
Bryan, G.W. 1976. Heavy nidal cOllta.Oljn>ltion in the sea. III marine rollulion. Ed. R.1onhson cds. Academic press. 185 - 302 pp.
forstner U. & F Prosi. 1979. Heavy Uletal Pollution II I Freshw~ter
ecosystem, In: O.R~ver.:l.: Biological Aspects of Freshwater Pollution. 272 - 280.
Garno, V.S. 2002. Behan Pt:ncemar,ln Limbah Perikan.:m Budidaya dan eutroftkasi di Perairan Wacluk pad:! DAS Cilarum. l ,.mal Tekoologi Linglrungan. PJ'rlr BPPT 3: 112 - 120.
Klaassen, C.O, Doul, 1 & Amdur, MO 1986. Toxicology. The basic science of poisons. Third edi tioll. Macmillan Publ i shi !!~
Company. New York. 974 hll1l.
M!lson,C.F. 1981. Biologyoffreshwater pollution. Longman. Harlon. 250 p.
61
Moore, l.W. & Ramamoorthy, S. 1984. Heavy metals in neutral water. Springer Verlag. New York.
Riani. E. 2004. Dampak bahan pencemar terhadap kecacatan dan kepunahan organisma lallt. http://www.ww(of.id (23 Scptcmber2008).
Riani, E. , Sudarso, Y. & Amanda, R. 2005. Pengaruh Pencemaran Logam Beral terhllU<lP Caclll Bawaan pllda taNH Diptern _ Chironom!dae; Dicrotendipes simpsoni Seminar Nasional Pcrikanan Ind()Ilcsia, 2 1 - 22 September 200S. Sekolah Tinggi Perikanan, Jakarta.
PI' Nomor 82 tahlln. 200 1. lentang PengelolHHI1 Kunlit!ls Air dan Pengendaliiln Pencemar;m Air.