Upload
doancong
View
224
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Redaksi Account menerima artikel penelitian untuk
dimuat pada terbitan
berikunya yang sesuai dengan ruangl lingkup jurnal ac-
count.
Kirim artikel anda ke
Sesuaikan format tulisan an-
da dengan format yang terse-
dia di halaman belakang, atau kirim email dengan isi
request for format ke email
diatas
Account
Jurnal Akuntansi, Keuangan dan Perbankan
ISSN 2338-9753
Implementasi Standard Akuntansi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
(SKA-ETAP) dalam Proses Akuntansi dan Penyusunan Laporan Keu-
angan Pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Hal 90-96,
Nedsal Sixpria Titi Suhartati, Sabar Warsini.
Pengaruh Krisis Subprime Mortgage Terhadap Kinerja Keuangan Indi-
kator Return Saham Industri Konsumsi Yang Terdaftar di BEI. Hal 97-
106. Ridwan Zulpi Agha
Studi Terhadap Implementasi Kurikulum Program Studi Komputerisasi
Akuntansi di Indonesia. Hal 107-117, Ali Masjono.
Kajian Kualitas Audit Terhadap Kualitas Informasi dalam Laporan Keu-
angan. Hal 118-125, Eli Suhayati.
Faktor Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit Going Con-
cern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Hal 126-135, Sharlita Sara Izzati, Lana Sularto.
Analisa Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Pengungkapan Corporate
Social Responsilbility pada Perusahaan Farmasi yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Periode 2010-2013. Hal 136-143, Shinta Nur Amalia, Lana
Sularto.
Optimalisasi Dana Bergulir dalam Meningkatkan Perekonomian Masyara-
kat Miskin (Studi Kasus Dana PNPM Mandiri Perkotaan di Provinsi Su-
matera Barat). Hal 144-150, Veriyetmi Wira, Gustati.
Apakah Mahasiswa di Kelas Pengauditan Mendukung Penggunaan Cross-
word Puzzle?, Hal 151-157, Yanto Darmawan, Yudi Santara Setyapurnama.
Pengaruh Anggaran Partisipatip terhadap Kinerja Manajerial dengan Lo-
cus of Control sebagai Variabel Moderating (studi Perguruan Tinggi Swasta
di Kota Bandung). Hal 158-163, Dena Adilla Gunawan, Ivan A. Setiawan.
Profile Demografis Nasabah E-Banking. Hal 164-169, Petrus Hari Kuncoro
Seno, Ali Masjono.
Volume 1 No 2 Desember 2014
Ruang Lingkup: Account merupakan jurnal yang diterbitkan untuk memberikan ma-
sukan bagi pengembangan ilmu pengetahuan dibidang akuntansi, keuangan dan per-
bankan. Artikel yang dimuat di jurnal ini merupakan kajian teoritis dan hasil riset
terapan dibidang akuntansi, keuangan dan perbankan
Redaksi Account
menerima artikel penelitian untuk dimuat
pada terbitan berikutnya
yang sesuai dengan ruang lingkup jurnal account.
Kirim artikel anda ke [email protected].
Sesuaikan format tulisan an-da dengan format yang terse-
dia di halaman belakang,
atau kirim email dengan isi request for format ke email
diatas
Volume 1 No 2 Desember 2014
ISSN 2338-9753
Susunan Redaksi:
Pengarah: Abdillah, Fachrudin Mukhtar, Agus Supriadi, Lenny Brida, Zainal Nur Arifin
Penangung Jawab :
Elly Mirati
Pimpinan Redaksi Ali Masjono
Tim Redaksi:
Agus Purwaji, Titi Suhartati, Petrus Hari Kuncoro Seno, Nur Hasyim, Ah-mad Abror, Bambang Waluyo , Chaterina Somangungsong, Silvia Roza, Supriatnoko
Mitra Bestari:
Dr Cipto Wardoyo SE. M.Pd. M.Si., Ak. CA. (Universitas Negeri Malang) Dr. Lana Sularto SE. M.M.Si. (Universitas Gunadharma) Utami Puji Lestari. Ph.D. (Politeknik Negeri Jakarta
Layout dan sirkulasi : Darwin dan Afriza Wijaya
Artikel yang dimuat di Account, jurnal akuntansi, keuangan dan perbankan berupa
hasil penelitian sesuai dengan ruang lingkup jurnal yang ditulis oleh dosen, praktisi,
mahasiswa, pelaku ekonomi, dan siapa saja yang berminat dalam pengembangan
bidang akuntansi, keuangan dan perbankan.
Tujuan dari penerbitan jurnal ini untuk menyediakan forum khusus untuk publikasi
hasil penelitian bagi para praktisi, dosen atau siapa saja yang berminat. Untuk
menyalurkan berbagai pemikiran baru dan tujuan lainnya yang relevan.
Volume 1 No 2 Desember 2014
ISSN 2338-9753
Dari Redaksi
Syukur Alhamdulillah, jurusan akuntansi Politeknik Negeri Jakarta dapat mener-
bitkan jurnal ilmiah yang kedua “Account” dengan No ISSN 2338-9753. Dalam
kesempatan terbitan kedua ini (Vol 1 No 2 Edisi Desember 2014) diturunkan tuli-san hasil penelitian para dosen program studi akuntansi, program studi keuangan
dan perbankan konvensional dan syariah dimana pada edisi ini ada sumbangan
artikel dari Perguruan Tinggi lain, redaksi mengucapkan terima kasih atas
partisipasinya.
Pada edisi kedua ini diterbitkan tulisan mengenai implementasi standar Akuntansi
SAK-ETAB, studi implementasi kurikulum program studi komputerisasi, kajian
kualitas informasi dalam laporan keuangan, faktor factor yang mempengaruhi pen-
erimaan opini audit going concern di BEI, Analisis pengaruh kinerja keuangan ter-
hadap pengungkapan Corporate Social Responsibility pada perusahaan farmasi yang
terdaftar di BEI dan beberapa kajian lainnya yang telah tersaji pada terbitan kali ini.
Ucapan terima kasih disampaikan kepada tim editor yang telah bekerja sama da-
lam menyukseskan terbitan kedua ini. Besar harapan dari redaksi bahwa para
dosen dari seluruh Indonesia yang berkepentingan dengan publikasi hasil penelitian
dapat berpartisipasi dengan mengirimkan artikelnya ke redaksi.
Semoga bermanfaat
Depok 1 Desember 2014
Pimpinan Redaksi
Account: Sharlita Sara Izzati, Lana Sularto
Politeknik Negeri Jakarta, 2014 Halaman 126
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit Going
Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia
Sharlita Sara Izzati
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma
Lana Sularto
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma
Abstract
This study aims to analyze the factors that affect the going concern audit opinion on companies listed in
Indonesia Stock Exchange. This study uses the size of the public accounting firms, the previous year's audit
opinion, profitability, leverage, and company growth as the independent variables. This study conducted to
examine whether the size of the public accounting firms, the previous year's audit opinion, profitability,
leverage, and company growth affect the going concern audit opinion.
The population used in this study is all companies listed on the Indonesian Stock Exchange (BEI) in the period
of the year 2011 through 2013, sampling conducted using purposive sampling method in order to get a sample
of 25 companies. Logistic regression used as the analytical tool.
The result shows that partially, only the previous year's audit opinion and profitability variables that has
significant influence on the likelihood of going concern audit opinion. While simultaneously, all the variables:
size of the public accounting firms, the previous year's audit opinion, profitability, leverage, and company
growth are significantly influenced the likelihood of going concern audit opinion.
Key words: Going Concern Audit Opinion, Size of the public accounting firms, Provitability, Leverage,
Company Growth
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan opini audit going
concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan
variabel bebas yaitu ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP), opini audit tahun sebelumnya, profitabilitas,
leverage, dan pertumbuhan perusahaan. Penelitian ini dilakukan untuk menguji apakah ukuran KAP, opini
audit tahun sebelumnya, profitabilitas, leverage, dan pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap
penerimaan opini audit going concern.
Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) pada periode 2011 sampai 2013. Penarikan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan metode purposive sampling sehingga didapat sampel sebanyak 25 perusahaan. Alat analisis yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu regresi logistik.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa secara parsial, hanya variabel opini audit tahun sebelumnya dan
profitabilitas yang berpengaruh signifikan terhadap kemungkinan penerimaan opini audit going concern.
Sedangkan secara simultan, variabel ukuran KAP, opini audit tahun sebelumnya, profitabilitas, leverage, dan
pertumbuhan perusahaan berpengaruh signifikan terhadap kemungkinan penerimaan opini audit going
concern.
Kata Kunci: Opini Audit Going Concern, Ukuran KAP, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Profitabilitas,
Leverage, Pertumbuhan Perusahaan
Account: Sharlita Sara Izzati, Lana Sularto
Politeknik Negeri Jakarta, 2014 Halaman 127
Pendahuluan
Latar Belakang
Laporan keuangan merupakan catatan
informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu
periode akuntansi yang dapat digunakan untuk
menggambarkan kinerja perusahaan tersebut.
Dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
dijelaskan bahwa laporan keuangan dibuat dengan
tujuan untuk menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam
mengambil keputusan ekonomi. Dalam hal ini,
auditor memiliki peran penting dalam
menjembatani kepentingan para pemakai laporan
keuangan dengan kepentingan perusahaan sebagai
penyedia laporan keuangan. Auditor berperan
untuk mencegah diterbitkannya laporan keuangan
yang menyesatkan yang tidak mencerminkan
kondisi keuangan perusahaan yang sesungguhnya
dengan cara melakukan audit atas laporan
keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan.
Auditor akan melakukan pemeriksaan
secara objektif atas laporan keuangan suatu
perusahaan untuk menentukan apakah laporan
keuangan tersebut menyajikan secara wajar semua
hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha,
serta arus kas sesuai dengan prinsip-prinsip
akuntansi yang berlaku umum. Auditor akan
menyatakan pendapatnya mengenai laporan
keuangan yang telah diauditnya dengan
mengeluarkan opini audit. Laporan keuangan yang
telah diaudit tentunya sangat berguna bagi pemakai
laporan keuangan untuk mengambil keputusan. Hal
ini disebabkan data keuangan perusahaan akan
lebih mudah dipercaya oleh para pemakai laporan
keuangan apabila laporan keuangan tersebut
mencerminkan kinerja dan kondisi perusahaan
yang sebenarnya yang telah mendapatkan
pernyataan wajar dari auditor.
Walaupun tujuan audit bukan untuk
menilai kesehatan keuangan suatu entitas, namun
auditor juga bertanggung jawab untuk
mengevaluasi apakah terdapat kesangsian besar
terhadap kemampuan entitas dalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya (going
concern) dalam periode waktu yang pantas, tidak
lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan
keuangan yang sedang diaudit (SA Seksi 341).
Kelangsungan hidup dan kegagalan usaha
perusahaan adalah dua sisi yang saling bertolak
belakang. Konsep going concern mengasumsikan
bahwa suatu entitas akan tetap beroperasi selama
jangka waktu di masa depan yang diharapkan
(Horngren et al, 2009). Perusahaan dianggap tidak
akan berhenti, ditutup atau dilikuidasi di masa yang
akan datang (Harahap, 2012). Namun,
kemungkinan perusahaan mengalami kegagalan
dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya
selalu ada, terlebih lagi dalam kondisi krisis
ekonomi dan keuangan.
Seorang auditor bertanggung jawab untuk
menyediakan informasi yang berkualitas tinggi
yang akan berguna bagi para pemakai laporan
keuangan untuk mengambil keputusan. De Angelo
(1981) dalam Ramadhany (2004) menyatakan
bahwa perusahaan audit berskala besar memiliki
insentif lebih untuk menghindari kritikan kerusakan
reputasi dibandingkan perusahaan audit berskala
kecil. Perusahaan audit berskala besar juga lebih
cenderung mengungkapkan masalah-masalah yang
ada karena mereka lebih kuat menghadapi risiko
proses pengadilan. Pendapat tersebut berarti bahwa
perusahaan audit berskala besar cenderung
mengungkapkan masalah going concern kliennya
jika terbukti kliennya memiliki masalah dalam hal
mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Opini audit going concern pada tahun
sebelumnya juga akan menjadi salah satu
pertimbangan auditor dalam mengeluarkan kembali
opini audit going concern pada tahun berjalan.
Nogler (1995) dalam Ramadhany (2004) mendapat
bukti bahwa setelah perusahaan mendapat opini
going concern dari auditor, perusahaan yang
bersangkutan harus menunjukkan peningkatan
yang signifikan sehingga tidak lagi mendapat opini
going concern pada tahun selanjutnya. Jika
perusahaan tidak berhasil menunjukkan
peningkatan signifikan, maka perusahaan akan
mendapatkan opini going concern kembali pada
tahun berikutnya.
Rasio profitabilitas menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk memperoleh
keuntungan (profit) pada tingkat penjualan, aset,
dan modal saham tertentu. Dalam penelitian ini,
rasio profitabilitas yang digunakan adalah Return
On Assets (ROA). ROA menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam memanfaatkan aktivanya untuk
memperoleh laba. Semakin tinggi tingkat ROA
suatu perusahaan, maka semakin baik pula kinerja
perusahaan dalam mengelola asetnya untuk
mendapatkan laba sehingga perusahaan dapat
mempertahankan kelangsungan hidupnya. Dengan
kata lain, dapat pula dikatakan bahwa semakin
tinggi ROA suatu perusahaan, semakin kecil
kemungkinan perusahaan untuk mendapat opini
audit going concern dari auditor.
Rasio leverage mengukur seberapa
banyak perusahaan menggunakan dana dari hutang
(pinjaman). Dalam penelitian ini, rasio leverage
yang digunakan adalah Debt to Equity Ratio
(DER). Debt to Equity Ratio merupakan
perbandingan total hutang yang dimiliki
perusahaan dengan modal sendiri (ekuitas). Rasio
leverage yang tinggi mengindikasikan kinerja
keuangan perusahaan yang buruk sehingga
menimbulkan ketidakpastian mengenai
kelangsungan hidup perusahaan (Wibisono, 2013).
Dengan demikian, semakin tinggi Debt to Equity
Ratio (DER) suatu perusahaan maka semakin besar
kemungkinan perusahaan mendapatkan opini audit
going concern dari auditor.
Account: Sharlita Sara Izzati, Lana Sularto
Politeknik Negeri Jakarta, 2014 Halaman 128
Perusahaan yang mempunyai
pertumbuhan laba yang tinggi cenderung memiliki
laporan sewajarnya sehingga kemungkinan untuk
mendapatkan opini yang baik (opini non going
concern) akan lebih besar (Santosa dan Wedari,
2007). Sedangkan perusahaan dengan negative
growth mengindikasikan kecenderungan yang lebih
besar ke arah kebangkrutan. Kebangkrutan ini
merupakan salah satu alasan bagi auditor untuk
memberikan opini audit going concern.
Permasalahan
Berdasarkan latar belakang yang telah
dikemukakan di atas, penelitian ini difokuskan
pada masalah berikut:
1. Apakah ukuran KAP, opini audit tahun
sebelumnya, profitabilitas, leverage, dan
pertumbuhan perusahaan secara parsial
berpengaruh terhadap penerimaan opini audit
going concern pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
2. Apakah ukuran KAP, opini audit tahun
sebelumnya, profitabilitas, leverage, dan
pertumbuhan perusahaan secara simultan
berpengaruh terhadap penerimaan opini audit
going concern pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
Tujuan
Adapun tujuan dilaksanakannya penelitian
ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah ukuran KAP, opini
audit tahun sebelumnya, profitabilitas,
leverage, dan pertumbuhan perusahaan secara
parsial berpengaruh terhadap penerimaan opini
audit going concern pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
2. Untuk mengetahui apakah ukuran KAP, opini
audit tahun sebelumnya, profitabilitas,
leverage, dan pertumbuhan perusahaan secara
simultan berpengaruh terhadap penerimaan
opini audit going concern pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
Review Pustaka
A. Going Concern Asumsi going concern merupakan salah
satu asumsi yang dipakai dalam menyusun laporan
keuangan suatu entitas ekonomi. Kelangsungan
hidup entitas dipakai sebagai asumsi dalam
pelaporan keuangan sepanjang tidak terbukti
adanya informasi yang menunjukkan hal yang
berlawanan. Biasanya informasi yang secara
signifikan berlawanan dengan asumsi
kelangsungan hidup entitas berhubungan dengan
ketidakmampuan entitas dalam memenuhi
kewajibannya pada saat jatuh tempo tanpa
melakukan penjualan sebagian besar aktiva kepada
pihak luar melalui bisnis biasa, restrukturisasi
utang, perbaikan operasi yang dipaksakan dari luar,
dan kegiatan serupa yang lain (SA Seksi 341).
Konsep kelangsungan usaha
mengasumsikan bahwa suatu entitas akan tetap
beroperasi selama jangka waktu di masa depan
yang diharapkan (Horngren et al, 2009).
Perusahaan didirikan tentunya dengan maksud
untuk tidak dilikuidasi (dibubarkan) dalam jangka
waktu dekat, akan tetapi perusahaan diharapkan
akan tetap terus beroperasi dalam jangka waktu
yang lama. Meskipun banyak mengalami
kegagalan bisnis, diasumsikan bahwa perusahaan
akan hidup cukup lama atau memiliki
kelangsungan hidup yang panjang untuk
menjalankan visi dan misinya (Hery, 2013).
B. Opini Audit Going Concern Meskipun tujuan audit bukan untuk
menilai kesehatan keuangan suatu entitas, auditor
bertanggung jawab untuk menilai apakah entitas
yang diaudit memiliki kemampuan untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya
(Mulyadi, 2002). Auditor dapat mengidentifikasi
informasi mengenai kondisi atau peristiwa tertentu
yang jika dipertimbangkan secara keseluruhan
menunjukkan adanya kesangsian besar tentang
kemampuan entitas dalam mempertahankan
kelangsungan hidupnya. Berikut ini adalah
beberapa kondisi dan peristiwa yang dapat
menyebabkan keraguan besar terhadap kemampuan
entitas dalam mempertahankan kelangsungan
hidupnya seperti yang tercantum dalam SA Seksi
341:
1. Trend negatif, sebagai contoh, kerugian
operasi yang berulang kali terjadi; kekurangan
modal kerja; arus kas negatif dari kegiatan
usaha; serta ratio keuangan penting yang jelek.
2. Petunjuk lain tentang kemungkinan
kesulitan keuangan, sebagai contoh,
kegagalan dalam memenuhi kewajiban
utangnya atau perjanjian serupa; penunggakan
pembayaran dividen; penolakan oleh pemasok
terhadap pengajuan permintaan pembelian
kredit biasa; restrukturisasi utang; kebutuhan
untuk mencari sumber atau metode pendanaan
baru; atau penjualan sebagian besar aktiva.
3. Masalah intern, sebagai contoh, pemogokan
kerja atau kesulitan hubungan perburuhan
yang lain; ketergantungan besar atas sukses
projek tertentu; komitmen jangka panjang
yang tidak bersifat ekonomis; serta kebutuhan
untuk secara signifikan memperbaiki operasi.
4. Masalah ekstern, sebagai contoh, pengaduan
gugatan pengadilan; keluarnya undang-undang
atau masalah-masalah lain yang kemungkinan
membahayakan kemampuan entitas untuk
beroperasi; kehilangan franchise, lisensi atau
paten penting; kehilangan pelanggan atau
pemasok utama; kerugian akibat bencana besar
seperti gempa bumi, banjir, dan kekeringan
Account: Sharlita Sara Izzati, Lana Sularto
Politeknik Negeri Jakarta, 2014 Halaman 129
yang tidak diasuransikan namun dengan
pertanggungan yang tidak memadai.
Apabila setelah mempertimbangkan
dampak kondisi dan peristiwa seperti yang telah
disebutkan di atas, auditor tidak menyangsikan
kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan
kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas
maka auditor menerbitkan pendapat wajar tanpa
pengecualian.
Jika auditor yakin bahwa terdapat
kesangsian besar mengenai kemampuan entitas
dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya
dalam jangka waktu pantas, maka auditor harus
mempertimbangkan rencana manajemen dalam
menghadapi dampak merugikan dari kondisi atau
peristiwa yang mengindikasikan adanya keraguan
besar terhadap kemampuan entitas dalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Pertimbangan auditor yang berhubungan dengan
rencana manajemen meliputi:
a. Rencana untuk menjual aktiva
b. Rencana penarikan utang atau restrukturisasi
utang
c. Rencana untuk mengurangi atau menunda
pengeluaran
d. Rencana untuk menaikkan modal pemilik
Jika entitas yang bersangkutan tidak
memiliki rencana manajemen, maka auditor
berkesimpulan bahwa rencana manajemen entitas
tersebut tidak efektif mengurangi dampak negatif
dari kondisi atau peristiwa yang mengindikasikan
adanya masalah going concern sehingga auditor
menyatakan tidak memberi pendapat (disclaimer
opinion). Namun jika auditor berkesimpulan bahwa
rencana manajemen dapat dilaksanakan secara
efektif, maka auditor harus mempertimbangkan
mengenai kecukupan pengungkapan mengenai sifat
dan dampak kondisi dan peristiwa yang semula
menyebabkan adanya kesangsian mengenai
kelangsungan hidup satuan usaha.
Apabila auditor berkesimpulan bahwa
pengungkapan tersebut memadai, maka auditor
dapat memberikan pendapat wajar tanpa
pengecualian dengan bahasa penjelasan
(unqualified opinion with explanatory language)
mengenai kemampuan entitas dalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya. Namun
jika auditor berkesimpulan bahwa pengungkapan
tersebut tidak memadai maka auditor akan
memberi pendapat wajar dengan pengecualian
(qualified opinion) atau pendapat tidak wajar
(adverse opinion) karena terdapat penyimpangan
dari prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia.
C. Faktor–Faktor yang Mempengaruhi
Penerimaan Opini Audit Going Concern 1. Ukuran KAP
Seorang auditor bertanggung jawab untuk
menyediakan informasi yang berkualitas tinggi
yang akan berguna bagi para pemakai laporan
keuangan untuk mengambil keputusan. De Angelo
(1981) dalam Ramadhany (2004) menyatakan
bahwa perusahaan audit skala besar memiliki
insentif lebih untuk menghindari kritikan kerusakan
reputasi dibandingkan perusahaan audit skala kecil.
Perusahaan audit berskala besar juga lebih
cenderung mengungkapkan masalah-masalah yang
ada karena mereka lebih kuat menghadapi risiko
proses pengadilan. Pendapat tersebut berarti bahwa
perusahaan audit berskala besar cenderung
mengungkapkan masalah going concern kliennya
jika terbukti kliennya memiliki masalah dalam hal
mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan
sebelumnya, maka hipotesis yang dirumuskan
adalah:
H1: Ukuran KAP berpengaruh positif terhadap
penerimaan opini audit going concern
2. Opini Audit Tahun Sebelumnya
Mutchler (1984) dalam Ramadhany
(2004) menyatakan bahwa perusahaan yang
menerima opini going concern pada tahun
sebelumnya lebih cenderung menerima opini yang
sama pada tahun berjalan. Nogler (1995) dalam
Ramadhany (2004) mendapat bukti bahwa setelah
perusahaan mendapat opini going concern dari
auditor, perusahaan yang bersangkutan harus
menunjukkan peningkatan yang signifikan
sehingga tidak lagi mendapat opini going concern
pada tahun selanjutnya. Jika perusahaan tidak
berhasil menunjukkan peningkatan signifikan,
maka perusahaan akan mendapatkan opini going
concern kembali pada tahun berikutnya. Oleh
karena itu, dapat dikatakan bahwa penerimaan
opini audit going concern yang diterima tahun
sebelumnya memiliki hubungan yang positif
dengan penerimaan opini audit going concern pada
tahun berjalan. Berdasarkan uraian di atas, maka
hipotesis yang dirumuskan adalah:
H2: Opini audit going concern yang diterima pada
tahun sebelumnya berpengaruh positif
terhadap penerimaan opini audit going
concern pada tahun berikutnya.
3. Profitabilitas
Rasio profitabilitas mengukur kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan
(profit) pada tingkat penjualan, aset, dan modal
saham tertentu. Dalam penelitian ini, rasio
profitabilitas yang digunakan adalah Return On
Assets (ROA). Return On Assets mengukur
kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih
berdasarkan tingkat aset tertentu (Sartono, 2001).
Semakin tinggi Return On Assets maka semakin
baik kinerja perusahaan dalam mengelola aset-aset
yang dimilikinya untuk menghasilkan laba.
Perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang
tinggi mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut
mampu menjalankan usahanya dengan baik
sehingga dapat mempertahankan kelangsungan
hidupnya. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa
semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan,
Account: Sharlita Sara Izzati, Lana Sularto
Politeknik Negeri Jakarta, 2014 Halaman 130
maka semakin rendah kemungkinan perusahaan
mendapat opini audit going concern dari auditor
(Kristiana, 2012). Berdasarkan uraian yang telah
dikemukakan sebelumnya, maka hipotesis yang
dirumuskan adalah:
H3: Rasio profitabilitas berpengaruh negatif
terhadap penerimaan opini audit going
concern
4. Leverage
Rasio leverage mengukur seberapa
banyak perusahaan menggunakan dana dari hutang
(pinjaman) kepada kreditur. Dalam penelitian ini,
rasio leverage yang digunakan adalah Debt to
Equity Ratio (DER). Debt to Equity Ratio
merupakan perbandingan total hutang yang dimiliki
perusahaan dengan modal sendiri (ekuitas). Rasio
leverage yang tinggi mengindikasikan kinerja
keuangan perusahaan yang buruk sehingga
menimbulkan ketidakpastian mengenai
kelangsungan hidup perusahaan (Wibisono, 2013).
Dengan demikian, semakin tinggi rasio leverage
suatu perusahaan maka semakin besar
kemungkinan perusahaan mendapatkan opini audit
going concern dari auditor. Berdasarkan uraian di
atas, maka hipotesis yang dirumuskan adalah:
H4: Rasio leverage berpengaruh positif terhadap
penerimaan opini audit going concern pada
tahun berikutnya.
5. Pertumbuhan Perusahaan
Perusahaan yang mempunyai
pertumbuhan laba yang tinggi cenderung memiliki
laporan sewajarnya sehingga kemungkinan untuk
mendapatkan opini yang baik (opini non going
concern) akan lebih besar (Santosa dan Wedari,
2007). Sedangkan perusahaan dengan negative
growth mengindikasikan kecenderungan yang lebih
besar ke arah kebangkrutan. Kebangkrutan ini
merupakan salah satu alasan bagi auditor untuk
memberikan opini audit going concern. Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa perusahaan
dengan pertumbuhan yang negatif cenderung
mendapatkan opini going concern dari auditor.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan
sebelumnya, maka hipotesis yang dirumuskan
adalah:
H5: Pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif
terhadap penerimaan opini audit going
concern
Metode Penelitian
Definisi Operasional Variabel
Variabel Dependen (Y):
Variabel ini diukur menggunakan variabel dummy.
Angka 1 diberikan untuk perusahaan yang
mendapat opini audit dengan going concern audit
report (GCAR). Sedangkan angka 0 diberikan
untuk perusahaan yang menerima opini audit tanpa
going concern audit report (Non GCAR)
Variabel Independen (X):
a. Ukuran KAP
Variabel ini diukur menggunakan variabel
dummy. Angka 1 diberikan untuk perusahaan
yang diaudit oleh auditor yang bekerja di KAP
yang berafiliasi dengan KAP big four.
Sedangkan angka 0 diberikan untuk
perusahaan yang diaudit oleh auditor yang
bukan bekerja di KAP yang berafiliasi dengan
KAP big four.
b. Opini Audit Tahun Sebelumnya
Variabel ini diukur menggunakan variabel
dummy. Angka 1 diberikan untuk perusahaan
yang mendapatkan opini audit dengan going
concern audit report pada tahun sebelum tahun
berjalan. Sedangkan angka 0 diberikan untuk
perusahaan yang tidak mendapat opini audit
dengan going concern audit report pada tahun
sebelum tahun berjalan.
c. Profitabilitas
Rasio profitabilitas yang digunakan adalah
Return On Assets (ROA).
Rumus:
d. Leverage
Rasio leverage yang digunakan adalah Debt to
Equity Ratio (DER).
Rumus:
e. Pertumbuhan Perusahaan
Pertumbuhan perusahaan diukur menggunakan
rasio pertumbuhan laba.
Rumus:
Populasi dan Sampel
Pada penelitian ini, populasi yang
digunakan adalah seluruh perusahaan manufaktur
yang terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesia
(BEI) pada tahun 2011 sampai dengan 2013.
Penarikan sampel dalam penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan metode purposive
sampling. Purposive sampling adalah teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu
(Sugiyono, 2008). Proses seleksi sampel
berdasarkan pertimbangan atau kriteria penarikan
sampel yang digunakan oleh penulis adalah sebagai
berikut:
Account: Sharlita Sara Izzati, Lana Sularto
Politeknik Negeri Jakarta, 2014 Halaman 131
Tabel 1. Proses Seleksi Sampel berdasarkan Kriteria
No. Kriteria Jumlah Akumulasi
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesia
(BEI) antara tahun 2011 sampai tahun 2013
143
2. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
setelah tanggal 1 Januari 2011.
(12) 131
3. Perusahaan manufaktur yang delisting selama periode penelitian (2011 –
2013)
(7) 124
4. Perusahaan manufaktur yang datanya tidak tersedia pada website IDX. (5) 119
5. Perusahaan manufaktur yang menghasilkan laba secara konsisten selama
periode penelitian (2011 – 2013).
(80) 39
6. Perusahaan manufaktur yang laporan keuangannya tidak menggunakan
mata uang Rupiah secara konsisten selama periode penelitian (2011 –
2013).
(14) 25
Jumlah sampel penelitian/tahun 25
Jumlah tahun pengamatan 3
Total sampel selama periode penelitian 75
Sumber : Data olahan penulis
Metode Analisis Data
Alat analisis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis regresi logistik dengan
dibantu software SPSS versi 20.0. Model regresi
logistik digunakan untuk menguji apakah variabel-
variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini
seperti ukuran KAP, opini audit tahun sebelumnya,
profitabilitas, leverage, dan pertumbuhan
perusahaan berpengaruh terhadap penerimaan opini
audit dengan going concern audit report.
Model regresi logistik dalam penelitian ini
dinyatakan dalam persamaan berikut:
Keterangan:
GC : Opini audit going concern
Α : Konstanta
β1, β2, β3, β4, β5 : Koefisien regresi
KAP : Ukuran KAP
OASBLM : Opini audit tahun sebelumnya
ROA : Return On Assets
(Profitabilitas)
DER : Debt to Equity Ratio
(Leverage)
EATGR : EAT Growth (Pertumbuhan
perusahaan)
Pengujian menggunakan model regresi logistik ini
memperhatikan pengujian-pengujian berikut ini:
a. Kelayakan Model Regresi
Kelayakan model regresi dinilai dengan
menggunakan Hosmer and Lemeshow‟s Goodness
of Fit Test. Jika nilai statistik Hosmer and
Lemeshow‟s Goodness of Fit Test lebih besar dari
0,05, maka model mampu memprediksi nilai
observasinya atau model cocok dengan data. Begitu
pula sebaliknya.
b. Keseluruhan Model (Overall Model Fit)
Apabila nilai - 2 LL pada saat Block
Number = 0 lebih besar dari nilai - 2 LL pada saat
Block Number = 1, maka model regresi dapat
dikatakan baik. Log Likelihood pada regresi
logistik mirip dengan pengertian “sum of square
error” pada model regresi, sehingga penurunan Log
Likelihood menunjukkan model regresi yang lebih
baik.
c. Pengujian Hipotesis
Pengujian ini dilakukan untuk menguji
apakah variabel bebas yang dimasukkan dalam
model mempunyai pengaruh terhadap variabel
terikat. Pengujian ini dilakukan dengan
membandingkan nilai probabilitas (sig) dengan
tingkat signifikansi (α) sebesar 5%. Jika nilai
probabilitas (sig) lebih kecil dari tingkat
signifikansi (α) 5%, maka Ho ditolak. Hal ini
berarti bahwa variabel bebas berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel terikat. Begitu pula
sebaliknya.
d. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) di dalam
regresi logistik mengukur proporsi varian di dalam
variabel dependen yang dijelaskan oleh variabel
independen (Widarjono, 2010). Nilai koefisien
determinasi (R2) dalam regresi logistik
menggunakan versi yang disarankan oleh
Nagelkerke, sehingga disebut dengan Nagelkerke R
Square.
Pembahasan
a. Kelayakan Model Regresi Seperti yang terlihat pada tabel 2 di bawah
ini, nilai statistik Hosmer and Lemeshow‟s
Goodness of Fit Test sebesar 0,503. Nilai tersebut
Account: Sharlita Sara Izzati, Lana Sularto
Politeknik Negeri Jakarta, 2014 Halaman 132
lebih besar dari 0,05 model mampu memprediksi
nilai observasinya atau model cocok dengan data.
Tabel 2. Hasil Uji Kelayakan Model Regresi
Hosmer and Lemeshow Test
Step Chi-square df Sig.
1 6.315 7 .503
b. Keseluruhan Model (Overall Model Fit) Pada tabel 3, nilai -2 Log Likelihood pada
awal (Block Number = 0) sebesar 100,085,
sedangkan pada tabel 4, nilai -2 Log Likelihood
akhir pada saat (Block Number = 1) mengalami
penurunan menjadi 33,995. Penurunan Log
Likelihood ini menunjukkan model regresi yang
lebih baik.
Tabel 3. Nilai -2 Log Likelihood pada Awal
(BlockNumber = 0)
Iteration History
a,b,c
Iteration -2 Log likelihood Coefficients
Constant
Step 0
1 100.086 -.453
2 100.085 -.461
3 100.085 -.461
a. Constant is included in the model. b. Initial -2 Log Likelihood: 100.085 c. Estimation terminated at iteration number 3 because parameter estimates changed by less than .001.
Tabel 4. Nilai -2 Log Likelihood pada saat Block Number = 1
Iteration History
a,b,c,d
Iteration -2 Log likelihood Coefficients
Constant KAP OASBLM ROA DER EATGR
Step 1
1 42.417 -1.610 -.610 3.246 -1.544 .003 -.001
2 35.388 -2.222 -1.475 4.520 -3.499 .008 -.002
3 34.107 -2.506 -2.350 5.241 -4.214 .008 -.004
4 33.996 -2.575 -2.720 5.500 -4.347 .004 -.005
5 33.995 -2.580 -2.767 5.532 -4.355 .003 -.006
6 33.995 -2.580 -2.768 5.533 -4.355 .003 -.006
a. Method: Enter b. Constant is included in the model. c. Initial -2 Log Likelihood: 100.085 d. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed by less than .001.
c. Persamaan Regresi
Tabel 5. Persamaan Regresi Logistik
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 1a
KAP -2.768 1.549 3.194 1 .074 .063
OASBLM 5.533 1.195 21.421 1 .000 252.866
ROA -4.355 2.179 3.996 1 .046 .013
DER .003 .051 .003 1 .958 1.003
EATGR -.006 .020 .084 1 .771 .994
Constant -2.580 .658 15.375 1 .000 .076
a. Variable(s) entered on step 1: KAP, OASBLM, ROA, DER, EATGR.
Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 20.0
Dari tabel 5 dapat diperoleh persamaan regresi logistik sebagai berikut:
d. Pengujian Hipotesis
Pada tabel 5, dapat dilihat hasil uji
hipotesis untuk masing-masing variabel
independen sebagai berikut:
H1: Ukuran KAP berpengaruh positif terhadap
penerimaan opini audit going concern.
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan
bahwa variabel ukuran KAP tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap penerimaan
opini audit going concern. Hal ini dapat dilihat dari
hasil pengujian pada tabel 5 yang menunjukkan
bahwa nilai probabilitas (sig) variabel ukuran KAP
(KAP) sebesar 0,074. Nilai ini lebih besar dari
tingkat signifikansi (α) sebesar 5% atau 0,05.
Persamaan regresi pada tabel 5 menunjukkan
bahwa koefisien regresi untuk variabel ukuran
KAP bertanda negatif, yaitu sebesar -2,768. Hal ini
tidak sesuai dengan hipotesis yang diajukan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Santosa dan Wedari
Account: Sharlita Sara Izzati, Lana Sularto
Politeknik Negeri Jakarta, 2014 Halaman 133
(2007), Susanto (2009), serta Arsianto dan
Rahardjo (2013) yang menemukan bukti bahwa
kualitas audit atau reputasi auditor yang
diproksikan dengan ukuran KAP tidak berpengaruh
signifikan terhadap penerimaan opini audit going
concern. Hal ini menunjukkan bahwa ketika
auditor menjalankan tugasnya untuk melakukan
pemeriksaan dan memberikan pendapat atas
laporan keuangan kliennya, auditor tersebut akan
berusaha menjaga dan mempertahankan
reputasinya dengan selalu bersikap objektif dan
independen terhadap kliennya. Apabila auditor
menilai bahwa kliennya mempunyai masalah dalam
hal mempertahankan kelangsungan hidupnya, maka
auditor tersebut akan mengeluarkan opini audit
going concern tanpa memandang apakah auditor
berasal dari KAP Big Four ataupun KAP Non Big
Four. Dengan demikian, besar kecilnya KAP tidak
mempengaruhi besar kecilnya kemungkinan
penerimaan opini audit going concern.
H2: Opini audit yang diterima pada tahun
sebelumnya berpengaruh positif terhadap
penerimaan opini audit going concern pada
tahun berikutnya.
Pengujian terhadap variabel opini audit
tahun sebelumnya menunjukkan bahwa opini audit
tahun sebelumnya mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap kemungkinan penerimaan opini
audit going concern. Dari hasil pengujian pada
tabel 5 diketahui bahwa nilai probabilitas (sig)
variabel opini audit tahun sebelumnya sebesar
0,000. Nilai ini lebih kecil dibandingkan tingkat
signifikansi (α) sebesar 5% atau 0,05. Persamaan
regresi pada tabel 5 menunjukkan bahwa koefisien
regresi dari variabel opini audit tahun sebelumnya
bertanda positif yaitu sebesar 5,533. Tanda dari
koefisien regresi variabel opini audit tahun
sebelumnya sudah sesuai dengan hipotesis yang
diajukkan. Dengan demikian, variabel opini audit
pada tahun sebelumnya selain berpengaruh
signifikan juga berpengaruh secara positif terhadap
penerimaan opini going concern. Hal ini berarti
bahwa jika perusahaan mendapat opini going
concern pada tahun sebelumnya, perusahaan
tersebut cenderung akan menerima opini yang
sama dengan tahun sebelumnya untuk tahun
berjalan.
Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil
penelitian Ramadhany (2004), Santosa dan Wedari
(2007), serta Solikhah dan Kiswanto (2010) yang
menemukan bukti bahwa jika perusahaan mendapat
opini audit going concern pada tahun sebelumnya,
perusahaan tersebut cenderung akan menerima
opini yang sama dengan tahun sebelumnya untuk
tahun berjalan jika perusahaan tidak berhasil
menunjukkan peningkatan yang signifikan. Hal ini
menunjukkan bahwa auditor akan
mempertimbangkan opini audit yang diterima
auditee pada tahun sebelumnya dalam
mengeluarkan opini audit untuk tahun berjalan.
Meskipun demikian, penerbitan kembali
opini audit going concern pada tahun berjalan tidak
semata-mata didasarkan pada opini audit going
concern yang diterima pada tahun sebelumnya.
Namun lebih kepada efek yang terjadi akibat
pemberian opini audit going concern yang
menyebabkan hilangnya kepercayaan dari publik
akan kemampuan perusahaan untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya sehingga
akan mempersulit perusahaan untuk bangkit dari
keterpurukan usaha yang dihadapinya.
H3: Rasio profitabilitas berpengaruh negatif
terhadap penerimaan opini audit going
concern.
Rasio profitabilitas mengukur kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan
(profit). Dalam penelitian ini, rasio profitabilitas
yang digunakan adalah Return On Assets (ROA).
Return On Assets mengukur kemampuan
perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan
tingkat aset tertentu. Hasil pengujian hipotesis pada
tabel 5 menunjukkan bahwa variabel profitabilitas
(ROA) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
penerimaan opini audit going concern. Hal ini
dapat dilihat dari hasil pengujian yang
menunjukkan bahwa nilai probabilitas (sig)
variabel profitabilitas (ROA) sebesar 0,046. Nilai
ini lebih kecil dari tingkat signifikansi (α) sebesar
5% atau 0,05. Persamaan regresi pada tabel 5
menunjukkan bahwa koefisien regresi dari variabel
profitabilitas (ROA) bertanda negatif yaitu sebesar
-4,355. Tanda dari koefisien regresi variabel
profitabilitas (ROA) sudah sesuai dengan hipotesis
yang diajukkan. Dengan demikian, variabel
profitabilitas (ROA) selain berpengaruh signifikan
juga berpengaruh secara negatif terhadap
penerimaan opini audit going concern. Hal ini
berarti bahwa semakin tinggi profitabilitas (ROA)
suatu perusahaan, maka semakin rendah
kemungkinan perusahaan tersebut mendapat opini
audit going concern dari auditor.
Hasil penelitian ini mendukung hasil
penelitian Januarti dan Fitrianasari (2008), Susanto
(2009), dan Kristiana (2012) yang menemukan
bukti bahwa profitabilitas memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap penerimaan opini audit going
concern secara negatif. Hal ini menunjukkan
bahwa semakin tinggi ROA suatu perusahaan,
maka semakin baik kinerja perusahaan dalam
mengelola aset-aset yang dimilikinya untuk
menghasilkan laba. Perusahaan dengan
profitabilitas yang tinggi menunjukkan bahwa
perusahaan tersebut mampu menjalankan usahanya
dengan baik sehingga dapat mempertahankan
kelangsungan hidupnya. Dengan demikian,
semakin tinggi profitabilitas suatu perusahaan,
maka semakin rendah kemungkinan perusahaan
tersebut mendapat opini audit going concern.
H4: Rasio leverage berpengaruh positif terhadap
penerimaan opini audit going concern pada
tahun berikutnya.
Account: Sharlita Sara Izzati, Lana Sularto
Politeknik Negeri Jakarta, 2014 Halaman 134
Rasio leverage mengukur seberapa
banyak perusahaan menggunakan dana dari hutang
(pinjaman) kepada kreditur. Dalam penelitian ini,
rasio leverage yang digunakan adalah Debt to
Equity Ratio (DER). Debt to Equity Ratio
merupakan perbandingan total hutang yang dimiliki
perusahaan dengan modal sendiri (ekuitas). Dari
hasil pengujian pada tabel 5 didapat bahwa variabel
leverage (DER) tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap penerimaan opini audit going
concern. Hal ini dapat dilihat dari nilai probabilitas
(sig) variabel leverage (DER) yaitu sebesar 0,958.
Nilai ini lebih besar dari tingkat signifikansi (α)
sebesar 5% atau 0,05. Meskipun variabel leverage
(DER) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap penerimaan opini audit going concern
tetapi nilai koefisien regresi dari variabel leverage
(DER) seperti yang tercantum dalam tabel 5
bertanda positif sesuai dengan hipotesis yang
diajukkan yaitu sebesar 0,003. Angka ini
menunjukkan bahwa semakin tinggi leverage
(DER) suatu perusahaan, maka semakin tinggi pula
kemungkinan perusahaan mendapatkan opini audit
going concern dari auditor.
Hasil penelitian ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Januarti dan
Fitrianasari (2008), Susanto (2009), dan Wibisono
(2013) yang menemukan bukti bahwa leverage
tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan
opini audit going concern. Variabel leverage yang
tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit
going concern menunjukkan bahwa meskipun
tingkat hutang (pinjaman) perusahaan tinggi,
namun selama perusahaan masih dapat menjaga
kinerja perusahaannya dengan baik, maka
perusahaan tidak mendapat opini going concern
dari auditor. Dalam hal ini, tingginya hutang
(pinjaman) yang dimiliki perusahaan harus selalu
diiringi dengan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba (profit). Dengan adanya laba,
investor atau pemakai laporan keuangan lainnya
menganggap bahwa perusahaan masih dapat
menjalankan operasinya dengan baik. Dengan kata
lain, kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut
dapat menjaga kelangsungan usahanya.
H5: Pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif
terhadap penerimaan opini audit going
concern.
Pertumbuhan perusahaan diukur
menggunakan rasio pertumbuhan laba (EAT
Growth). Dari hasil pengujian didapat bahwa
variabel pertumbuhan perusahaan (EAT Growth)
tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap penerimaan opini audit going concern.
Hal ini dapat dilihat dari nilai probabilitas (sig)
variabel pertumbuhan perusahaan (EAT Growth)
sebesar 0,771. Nilai ini lebih besar dari tingkat
signifikansi (α) sebesar 5% atau 0,05. Meskipun
variabel pertumbuhan perusahaan (EAT Growth)
tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap penerimaan opini audit going concern
tetapi nilai koefisien regresi dari variabel
pertumbuhan perusahaan (EAT Growth) seperti
yang tercantum dalam tabel 5 bertanda negatif
sesuai dengan hipotesis yang diajukkan yaitu
sebesar -0,006. Angka ini menunjukkan bahwa
semakin tinggi pertumbuhan perusahaan (EAT
Growth), maka semakin rendah kemungkinan
perusahaan mendapatkan opini audit going concern
dari auditor.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Santosa dan Wedari (2007) yang
menemukan bukti bahwa pertumbuhan perusahaan
tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap penerimaan opini audit going concern.
Variabel pertumbuhan perusahaan yang tidak
berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going
concern menandakan bahwa apabila perusahaan
mengalami penurunan laba, perusahaan tersebut
tidak mendapat opini audit going concern selama
perusahaan tersebut tetap memperoleh laba.
Kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba
mengindikasikan bahwa perusahaan dapat
menjalankan usahanya dengan baik. Dengan kata
lain, adanya laba yang didapat oleh perusahaan
menandakan perusahaan dapat mempertahankan
kelangsungan usahanya.
e. Koefisien Determinasi Tabel 6. Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summary
Step -2 Log likelihood
Cox & Snell R Square
Nagelkerke R Square
1 33.995a .586 .795
a. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed by less than .001.
Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan
SPSS 20.0
Nilai Nagelkerke R Square pada tabel 6
adalah 0,795 atau 79,5%. Hal ini menunjukkan
bahwa 79,5% variasi dari opini audit dengan going
concern audit report bisa dijelaskan oleh variasi
dari kelima variabel independen (ukuran KAP,
opini audit tahun sebelumnya, profitabilitas,
leverage, dan pertumbuhan perusahaan).
Sedangkan sisanya sebesar 20,5% dijelaskan oleh
faktor-faktor lain yang tidak digunakan dalam
penelitian ini
.
Kesimpulan
Berdasarkan uraian dan pembahasan
sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Hasil pengujian secara parsial menunjukkan
bahwa hanya variabel opini audit tahun
sebelumnya dan profitabilitas mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap penerimaan
opini audit going concern pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
Account: Sharlita Sara Izzati, Lana Sularto
Politeknik Negeri Jakarta, 2014 Halaman 135
2. Hasil pengujian secara simultan menunjukkan
bahwa variabel ukuran KAP, opini audit tahun
sebelumnya, profitabilitas, leverage, dan
pertumbuhan perusahaan mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap penerimaan
opini audit going concern pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
Daftar Pustaka
Agoes, Soekrisno. 2012. Auditing “Petunjuk
Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh
Akuntan Publik”, Edisi 4. Jakarta:
Salemba Empat.
Agoes, Soekrisno dan Jan Hoesada. 2012. Bunga
Rampai Auditing, Edisi 2. Jakarta:
Salemba Empat.
Arsianto, Maydica Rossa, Shiddiq Nur Rahardjo.
2013. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Penerimaan Opini Audit Going Concern.
Diponegoro Journal of Accounting, Vol.
2, No. 3: 1 – 8.
Baroroh, Ali. 2013. Analisis Multivariat dan Time
Series dengan SPSS 21. Jakarta: PT Elex
Media Komputindo.
Harahap, Sofyan Syafri. 2011. Analisis Kritis atas
Laporan Keuangan, Edisi 1. Jakarta:
Rajawali Pers.
Horngren, Charles T., Walter T. Harrison, dan
Linda Smith Bamber. 2009. Akuntansi,
Edisi Keenam. Jakarta: PT Indeks.
Januarti, Indira dan Ella Fitrianasari. 2008. Analisis
Rasio Keuangan dan Rasio Non Keuangan
yang Mempengaruhi Auditor dalam
Memberikan Opini Audit Going Concern
pada Auditee (Studi Empiris pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
BEJ Tahun 2002 – 2005). Jurnal Maksi,
Vol. 8, No. 1, Januari: 43 – 58.
Kartika, Andi. 2012. Pengaruh Kondisi Keuangan
dan Non Keuangan terhadap Penerimaan
Opini Going Concern pada Perusahaan
Manufaktur di BEI. Dinamika Akuntansi,
Keuangan, dan Perbankan, Vol. 1, No. 1,
Mei: 25 – 40.
Kristiana, Ira. 2012. Pengaruh Ukuran Perusahaan,
Profitabilitas, Likuiditas, Pertumbuhan
Perusahaan terhadap Opini Audit Going
Concern pada Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI). Berkala Ilmiah Mahasiswa
Akuntansi, Vol. 1, No. 1, Januari: 1 – 5.
Mulyadi. 2002. Auditing, Edisi 6. Jakarta: Salemba
Empat.
Praptitorini, Mirna Dyah dan Indira Januarti. 2011.
Analisis Pengaruh Kualitas Audit, Debt
Default, dan Opinion Shopping terhadap
Penerimaan Opini Going Concern. Jurnal
Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Vol.
8, No. 1, Juni: 78 – 93.
Purba, Marisi P. 2009. Asumsi Going Concern
“Suatu Tinjauan terhadap Dampak Krisis
Keuangan atas Opini Audit dan Laporan
Keuangan”, Edisi Pertama. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Ramadhany, Alexander. 2004. Analisis Faktor-
Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan
Opini Audit Going Concern. Tesis
Program Magister Akuntansi Universitas
Diponegoro.
Santosa, Arga Fajar dan Linda Kusumaning
Wedari. 2007. Analisis Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Kecenderungan
Penerimaan Opini Audit Going Concern.
Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia,
Vol. 11, No. 2, Desember: 141 – 158.
Santoso, Singgih. 2012. Aplikasi SPSS pada
Satistik Parametrik. Jakarta: PT Elex
Media Komputindo.
Solikhah, Badingatus dan Kiswanto. 2010.
Pengaruh Kondisi Keuangan,
Pertumbuhan dan Opini Audit Tahun
Sebelumnya terhadap Opini Audit Going
Concern. Jurnal Dinamika Akuntansi,
Vol. 2, No. 1, Maret: 56 – 64.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis.
Bandung: Alfabeta.
Sunyoto Danang. 2014. Auditing (Pemeriksaan
Akuntansi). Yogyakarta: CAPS (Center of
Academic Publishing Service).
Susanto, Yulius Kurnia. 2009. Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit
Going Concern pada Perusahaan Publik
Sektor Manufaktur. Jurnal Bisnis dan
Akuntansi, Vol. 11, No. 3. Desember: 155
– 173.
Warnida. 2011. Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit
Going Concern (Studi Empiris pada
Perusahaan yang Listing di BEI). Jurnal
Akuntansi dan Manajemen, Vol. 6, No. 1,
Juni: 30 – 43.
Wibisono, Edward Akiko. 2013. Prediksi
Kebangkrutan, Leverage, Audit
Sebelumnya, Ukuran Perusahaan terhadap
Opini Going Concern Perusahaan
Manufaktur BEI. Jurnal EMBA, Vol. 1,
No. 4, Desember: 362 – 373.
Widarjono, Agus. 2010. Analisis Statistika
Multivariat Terapan, Edisi Pertama.
Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan
Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.
http://www.idx.co.id/id-
id/beranda/perusahaantercatat/laporankeua
ngandantahunan.aspx
http://www.sahamok.com/perusahaan-manufaktur-
di-bei/
http://alengwee.files.wordpress.com/2011/10/sa-
seksi-341.pdf
Volume 1 No 2 Desember 2014
ISSN 2338-9753
Format Penulisan Artikel
Judul
Nama Penulis Pertama
Program studi, Nama PT,
alamat email
Nama Penulis Kedua
Program studi, Nama PT,
alamat email
Abstract (bhs Inggris)
Abstrak (bhs Indonesia) Pendahuluan
Latar belakang Tujuan
Permasalahan
Review Pustaka
Metode Penelitian
Pembahasan Kesimpulan
Daftar Pustaka
Ketentuan:
Item Ketentuan
Ukuran kertas A4
Judul : Huruf Time New Roman 14 Point, Centre. Ti-tle Case
Nama Penulis, Nama Program studi, nama Perguruan Tinggi:
Times New Roman 12 Point, Italic
Abstract Bahasa Inggris Time New Roman, Italic 10 point.
Abstrak Bahasa Indonesia Times New Roman, Italic, 10 point
Sub judul Time New Roman, Bold, 11 Point, Title Case
Konten Dua Kolom, Times New Roman, 10 Point, satu spasi dan garis diantara dua kolom
Daftar Pustaka Sesuai standard, lihat contoh di artikel terbitan kali ini.
Jumlah Halaman Maksimum 10 halaman
Tabel dan grafik Wajib menyebutkan judul dan sumbernya
Secara menyeluruh Lihat sample pada terbitan kali ini
Volume 1 No 2 Desember 2014
ISSN 2338-9753
Diterbitkan oleh Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Jakarta
Jln Prof. Dr. Ir. G.E. Siwabessy. Kampus UI Depok.
Gedung F Lantai 2, Telp 021-7862537, Fax 021-7863537