isu Global

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/22/2019 isu Global

    1/14

    ISU GLOBAL

    Isu mengenai energi, lingkungan hidup, dan pemanasan global menjadi isu yang penting

    untuk dibahas karena melibatkan banyak pihak dan kepentingan. Setiap umat manusia sebagai

    anggota ekosistem dunia yang mempunyai tanggung jawab besar dalam memelihara bumi dan

    isinya. Adanya faktor jumlah manusia yang semakin meningkat dan kurang bijak dalam

    mengelola dan memanfaatkan lingkungan menjadi salah satu dari sedikit faktor yang

    menyebabkan masalah-masalah global seperti: penipisan lapisan ozon, pemanasan global,

    penggundulan hutan, polusi dan lain sebagiannya, sekarang ini telah menjadi polemik yang terus

    meluas.

    Dengan memahami lingkungan dan isu-isu global tersebut. Dalam pembelajaran perspektif

    global, diharapkan mampu menyadarkan pada kita semua bahwa tanggung jawab untuk

    memelihara bumi dan isinya ini merupakan tugas kita semua. Segala masalah yang ada di sekitar

    kita seperti : penipisan lapisan ozon, pemanasan global, penggundulan hutan, polusi, semakin

    langkanya spesies tanaman maupun hewan, krisis energi dan sebagainya, harus segera dicari

    solusinya.

    A. Isu-isu Global Masa Kini dan Masa Depan

    Secara garis besar permasalahan pokok yang dihadapi umat manusia di masa kini dan masadepan adalah :

    1. Bahan Makanan

    Pentingnya permasalahan ini dikarenakan banyaknya kasus kekurangan bahan makanan,

    berupa bencana kelaparan. Jumlah manusia yang meninggal akibat bencana ini sudah jutaan

    orang karena kelaparan yang terjadi di China, India, dan sebagainya. Masalah ini berkaitan

    dengan :

    a. Kebutuhan Obyektif pangan

    Ketika PBB melaporkan bahwa jumlah kalori yang dimakan oleh orang-orang Amerika Utara

    dan Eropa per harinya ternyata berlebihan 1/3 dari yang diperlukan oleh tubuh mereka,

    sementara orang-orang Afrika jumlah kalori yang dimakan masih kurang 6%. Untuk menutupi

    kekurangan produksi dan konsumsi, negara-negara berkembang semakin tergantung kepada

    negara-negara maju dalam impor bahan pangan utama yang semakin meningkat dari 12 juta ton

  • 7/22/2019 isu Global

    2/14

    pada tahun 1950-an menjadi 36 juta ton pada tahun 1972 hal ini dikarenakan pertumbuhan

    penduduk pertahun yang mencapai 10%, sedangkan pertumbuhan pengan hanya meningkat 2%

    saja. Dan juga akan semakin meningkat pada tahun-tahun mendatang.

    b. Kendala fisik ataupun ekonomi dalam upaya peningkatan produktivitas pertanian.

    Terbatasnya tanah subur, apakah karena penanaman 1 jenis pohon yang sama secara terus

    menerus dan keterbatasan air minum dan irigasi telah menyebabkan produksi bahan makan sulit

    untuk dipertahankan apalagi bencana alam seperti : El Nino, banjir, kekeringan, dan sebagainya

    menyebabkan terjadinya krisis bahan makanan.

    2. Penduduk

    Meningkatnya kehidupan sosial ekonomi masyarakat dan semakin berkembangnya sarana

    kesehatan sehingga mengurangi angka kematian/mortalitas bayi merupakan hal-hal yang

    menebabkan terjadinya pertumbuhan penduduk yang cepat pada abad-abad belakangan ini.

    Pertumbuhan penduduk akan berakibat pada banyak aspek kehidupan pendidikan,

    ketenagakerjaan, dan lingkungan hidup.

    Revolusi Industri yang terjdi di Eropa dan menyebar ke Amerika Utara sebelum pertengahan

    abad ke-18 telah menyebabkan terjadinya peningkatan jumlah penduduk secara tajam. Penemuan

    teknologi untuk meningkatkan hasil pertanian, perternakan, dan perikanan sehingga suplai bahan

    makanan terpenuhi dan juga kemajuan teknologi kesehatan yang mampu meningkatkan

    pemiliharaan kesehatan manusia. Setelah PD II selesai juga merupakan awal terjadinya

    pertambahan penduduk di abad ke-20. pemilikan akan tanah yang subur, air yang melimpah,

    mineral, kekayaan hutan, minyak dan sebagainya, mempengaruhi budaya masing-masing

    kawasan. Semakin meningkat jumlah penduduk semakin meningkat pula pengekspoitasian

    terhadap sumber bahan mentah yang ada, sehingga mencapai titik batas kemampuan alam

    sehingga menyebabkan sumber-sumber alam tidak mampu memenuhi kebutuhan penduduk.

    Keadaan ini telah menyebabkan terjadinya masalah-masalah yang diakibatkan oleh jumlah

    penduduk, dari yang namanya krisis ekonomi, sosial, kelaparan, mingrasi, sampai peperangan.

    3. Energi dan konservasi

    Embargo minyak yang dilakukan oleh OPEC (Organization of Petroleum Exporting

    Countries) atau organisasi negara-negara pengespor minyak termasuk Indonesia terhadap negara

  • 7/22/2019 isu Global

    3/14

    industri barat di tahun 1973 menyadarkan kepada kita betapa pentingnya energi terutama yang

    berupa minyak. Minyak merupakan sumber energi alam yang non-renewable artinya begitu habis

    ya sudah.

    Seluk beluk energi dinyatakan oleh Jarolimeck sebagai berikut :

    1. Seluruh kehidupan tergantung pada energi dan matahari merupakan sumber energi yang

    utama

    2. Sebagian besar dari masalah lingkungan yang serius yang dihadapi oleh umat manusia

    saat ini disebabkan oleh andanya perumbuhan yang menyebabkan semakin meningkatnya

    konsumsi energi

    3. Sumber-sumber energi berukut penggunaanya berkaitan erat dengan tingkat

    perkembangan teknologi dan budayanya. Artinya mesyarakat masyarakat yang sudah

    mencapai tingkatan industri semakin membutuhkan energi yang sangat besar

    4. Perkembangan ekonomi sangat dipengaruhi oleh industrialisasi yang pada gilirannya juga

    membutuhkan energi dalam jumlah besar

    5. Sumber-sumber energi di dunia ini dan distribusinya sangat merata sehingga ada bangsa

    yang sudah maju namun demikian saling ketergantungan antar bangsa yang merupakan

    suatu keharusan belum berjalan sebagaiana mestinya/masih terjadi ketimpangan.

    B. Isu Pemanasan Global

    1. Pengertian Pemanasan Global

    Pemanasan global atau Global Warmingadalah adanya proses peningkatan suhu rata-

    rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi. Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah

    meningkat 0,74 0,18 C (1,33 0,32 F) selama seratus tahun terakhir. Model iklim yang

    dijadikan acuan oleh projek IPCC menunjukkan suhu permukaan global akan meningkat 1.1

    hingga 6,4 C (2,0 hingga 11,5 F) antara tahun 1990 dan 2100. Perbedaan angka perkiraan itu

    disebabkan oleh penggunaan skenario-skenario berbeda mengenai emisi gas-gas rumah kaca di

    masa mendatang, serta model-model sensitivitas iklim yang berbeda. Walaupun sebagian besar

    penelitian terfokus pada periode hingga 2100, pemanasan dan kenaikan muka air

    lautdiperkirakan akan terus berlanjut selama lebih dari seribu tahun walaupun tingkat emisi gas

    rumah kaca telah stabil. Ini mencerminkan besarnya kapasitas panas dari lautan.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Suhuhttp://id.wikipedia.org/wiki/Atmosferhttp://id.wikipedia.org/wiki/Lauthttp://id.wikipedia.org/wiki/Lauthttp://id.wikipedia.org/wiki/Bumihttp://id.wikipedia.org/wiki/Celsiushttp://id.wikipedia.org/wiki/Fahrenheithttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kapasitas_panas&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Atmosferhttp://id.wikipedia.org/wiki/Lauthttp://id.wikipedia.org/wiki/Bumihttp://id.wikipedia.org/wiki/Celsiushttp://id.wikipedia.org/wiki/Fahrenheithttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kapasitas_panas&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Suhu
  • 7/22/2019 isu Global

    4/14

    2. Penyebab Pemanasan Global (Global warming)

    1. Efek rumah kaca

    Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari. Sebagian besar energi

    tersebut berbentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini tiba

    permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan Bumi. Permukaan

    Bumi, akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini

    berwujud radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap

    terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air,

    karbon dioksida, dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini

    menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya

    panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Keadaan ini terjadi terus menerus sehingga

    mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat. Gas-gas tersebut berfungsi

    sebagaimana gas dalam rumah kaca. Dengan semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di

    atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap di bawahnya.

    Efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang ada di bumi, karena

    tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin. Dengan temperatur rata-rata sebesar 15 C

    (59 F), bumi sebenarnya telah lebih panas 33 C (59 F)dari temperaturnya semula, jika tidak

    ada efek rumah kaca suhu bumi hanya -18 C sehingga es akan menutupi seluruh permukaan

    Bumi. Akan tetapi sebaliknya, apabila gas-gas tersebut telah berlebihan di atmosfer, akan

    mengakibatkan pemanasan global.

    2. Efek umpan balik

    Penyebab pemanasan global juga dipengaruhi oleh berbagai proses umpan balik yang

    dihasilkannya. Sebagai contoh adalah pada penguapan air. Pada kasus pemanasan akibat

    bertambahnya gas-gas rumah kaca seperti CO2, pemanasan pada awalnya akan menyebabkan

    lebih banyaknya air yang menguap ke atmosfer. Karena uap air sendiri merupakan gas rumah

    kaca, pemanasan akan terus berlanjut dan menambah jumlah uap air di udara sampai tercapainya

    suatu kesetimbangan konsentrasi uap air. Efek rumah kaca yang dihasilkannya lebih besar bila

    dibandingkan oleh akibat gas CO2 sendiri. (Walaupun umpan balik ini meningkatkan kandungan

    air absolut di udara, kelembaban relatifudara hampir konstan atau bahkan agak menurun karena

    http://id.wikipedia.org/wiki/Cahaya_tampakhttp://id.wikipedia.org/wiki/Infra_merahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Gas_rumah_kacahttp://id.wikipedia.org/wiki/Uap_airhttp://id.wikipedia.org/wiki/Karbon_dioksidahttp://id.wikipedia.org/wiki/Metanahttp://id.wikipedia.org/wiki/Bumihttp://id.wikipedia.org/wiki/Rumah_kacahttp://id.wikipedia.org/wiki/Airhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kelembaban_relatifhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kelembaban_relatifhttp://id.wikipedia.org/wiki/Cahaya_tampakhttp://id.wikipedia.org/wiki/Infra_merahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Gas_rumah_kacahttp://id.wikipedia.org/wiki/Uap_airhttp://id.wikipedia.org/wiki/Karbon_dioksidahttp://id.wikipedia.org/wiki/Metanahttp://id.wikipedia.org/wiki/Bumihttp://id.wikipedia.org/wiki/Rumah_kacahttp://id.wikipedia.org/wiki/Airhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kelembaban_relatif
  • 7/22/2019 isu Global

    5/14

    udara menjadi menghangat). Umpan balik ini hanya berdampak secara perlahan-lahan karena

    CO2 memiliki usia yang panjang di atmosfer.

    Umpan balik penting lainnya adalah hilangnya kemampuan memantulkan cahaya (albedo)

    oleh es. Ketika temperatur global meningkat, es yang berada di dekat kutub mencair dengan

    kecepatan yang terus meningkat. Bersamaan dengan melelehnya es tersebut, daratan atau air di

    bawahnya akan terbuka. Baik daratan maupun air memiliki kemampuan memantulkan cahaya

    lebih sedikit bila dibandingkan dengan es, dan akibatnya akan menyerap lebih banyak radiasi

    Matahari. Hal ini akan menambah pemanasan dan menimbulkan lebih banyak lagi es yang

    mencair, menjadi suatu siklus yang berkelanjutan.

    Umpan balik positif akibat terlepasnya CO2 dan CH4 dari melunaknya tanah beku

    (permafrost) adalah mekanisme lainnya yang berkontribusi terhadap pemanasan. Selain itu, es

    yang meleleh juga akan melepas CH4 yang juga menimbulkan umpan balik positif. Kemampuan

    lautan untuk menyerap karbon juga akan berkurang bila ia menghangat, hal ini diakibatkan oleh

    menurunya tingkat nutrien pada zona mesopelagic sehingga membatasi pertumbuhan diatom

    daripada fitoplankton yang merupakan penyerap karbon yang rendah.

    3. Dampak Pemanasan Global (Global warming)

    1. Iklim Mulai Tidak Stabil

    Para ilmuan memperkirakan bahwa selama pemanasan global, daerah bagian Utara dari

    belahan Bumi Utara (Northern Hemisphere) akan memanas lebih dari daerah-daerah lain di

    Bumi. Akibatnya, gunung-gunung es akan mencair dan daratan akan mengecil. Akan lebih

    sedikit es yang terapung di perairan Utara tersebut. Daerah-daerah yang sebelumnya mengalami

    salju ringan, mungkin tidak akan mengalaminya lagi. Pada pegunungan di daerah subtropis,

    bagian yang ditutupi salju akan semakin sedikit serta akan lebih cepat mencair. Musim tanam

    akan lebih panjang di beberapa area. Temperatur pada musim dingin dan malam hari akan

    cenderung untuk meningkat.

    Daerah hangat akan menjadi lebih lembab karena lebih banyak air yang menguap dari lautan.

    Para ilmuan belum begitu yakin apakah kelembaban tersebut malah akan meningkatkan atau

    menurunkan pemanasan yang lebih jauh lagi. Hal ini disebabkan karena uap airmerupakan gas

    rumah kaca, sehingga keberadaannya akan meningkatkan efek insulasi pada atmosfer. Akan

    tetapi, uap air yang lebih banyak juga akan membentuk awan yang lebih banyak, sehingga akan

    http://id.wikipedia.org/wiki/Albedohttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Permafrost&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Diatomhttp://id.wikipedia.org/wiki/Fitoplanktonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Musim_dinginhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kelembabanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kelembabanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Uap_airhttp://id.wikipedia.org/wiki/Gas_rumah_kacahttp://id.wikipedia.org/wiki/Gas_rumah_kacahttp://id.wikipedia.org/wiki/Gas_rumah_kacahttp://id.wikipedia.org/wiki/Insulasihttp://id.wikipedia.org/wiki/Albedohttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Permafrost&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Diatomhttp://id.wikipedia.org/wiki/Fitoplanktonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Musim_dinginhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kelembabanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Uap_airhttp://id.wikipedia.org/wiki/Gas_rumah_kacahttp://id.wikipedia.org/wiki/Gas_rumah_kacahttp://id.wikipedia.org/wiki/Insulasi
  • 7/22/2019 isu Global

    6/14

    memantulkan cahaya matahari kembali ke angkasa luar, dimanahal ini akan menurunkan proses

    pemanasan (lihat siklus air). Kelembaban yang tinggi akan meningkatkan curah hujan, secara

    rata-rata, sekitar 1 persen untuk setiap derajat Fahrenheit pemanasan. (Curah hujan di seluruh

    dunia telah meningkat sebesar 1 persen dalam seratus tahun terakhir ini). Badai akan menjadi

    lebih sering. Selain itu, air akan lebih cepat menguap dari tanah. Akibatnya beberapa daerah

    akan menjadi lebih kering dari sebelumnya. Angin akan bertiup lebih kencang dan mungkin

    dengan pola yang berbeda. Topan badai (hurricane) yang memperoleh kekuatannya dari

    penguapan air, akan menjadi lebih besar. Berlawanan dengan pemanasan yang terjadi, beberapa

    periode yang sangat dingin mungkin akan terjadi. Pola cuaca menjadi tidak terprediksi dan lebih

    ekstrim.

    2. Peningkatan permukaan laut

    Ketika atmosfer menghangat, lapisan permukaan lautan juga akan menghangat, sehingga

    volumenya akan membesar dan menaikkan tinggi permukaan laut. Pemanasan juga akan

    mencairkan banyak es di kutub, terutama sekitarGreenland, yang lebih memperbanyak volume

    air di laut. Tinggi muka laut di seluruh dunia telah meningkat 10 25 cm (4 - 10 inchi) selama

    abad ke-20, dan para ilmuan IPCC memprediksi peningkatan lebih lanjut 9 88 cm (4 - 35 inchi)

    pada abad ke-21.

    3. Suhu global cenderung meningkat

    Orang mungkin beranggapan bahwa Bumi yang hangat akan menghasilkan lebih banyak

    makanan dari sebelumnya, tetapi hal ini sebenarnya tidak sama di beberapa tempat. Bagian

    Selatan Kanada, sebagai contoh, mungkin akan mendapat keuntungan dari lebih tingginya curah

    hujan dan lebih lamanya masa tanam. Di lain pihak, lahan pertanian tropis semi kering di

    beberapa bagian Afrika mungkin tidak dapat tumbuh. Daerah pertanian gurun yang

    menggunakan air irigasi dari gunung-gunung yang jauh dapat menderita jika snowpack

    (kumpulan salju) musim dingin, yang berfungsi sebagai reservoir alami, akan mencair sebelum

    puncak bulan-bulan masa tanam. Tanaman pangan dan hutan dapat mengalami serangan

    serangga dan penyakit yang lebih hebat.

    4. Gangguan ekologis

    Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit menghindar dari efek pemanasan ini

    karena sebagian besar lahan telah dikuasai manusia. Dalam pemanasan global, hewan cenderung

    http://id.wikipedia.org/wiki/Dimanahttp://id.wikipedia.org/wiki/Dimanahttp://id.wikipedia.org/wiki/Siklus_airhttp://id.wikipedia.org/wiki/Badaihttp://id.wikipedia.org/wiki/Greenlandhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kanadahttp://id.wikipedia.org/wiki/Afrikahttp://id.wikipedia.org/wiki/Dimanahttp://id.wikipedia.org/wiki/Siklus_airhttp://id.wikipedia.org/wiki/Badaihttp://id.wikipedia.org/wiki/Greenlandhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kanadahttp://id.wikipedia.org/wiki/Afrika
  • 7/22/2019 isu Global

    7/14

    untuk bermigrasi ke arah kutub atau ke atas pegunungan. Tumbuhan akan mengubah arah

    pertumbuhannya, mencari daerah baru karena habitat lamanya menjadi terlalu hangat. Akan

    tetapi, pembangunan manusia akan menghalangi perpindahan ini. Spesies-spesies yang

    bermigrasi ke utara atau selatan yang terhalangi oleh kota-kota atau lahan-lahan pertanian

    mungkin akan mati. Beberapa tipe spesies yang tidak mampu secara cepat berpindah menuju

    kutub mungkin juga akan musnah.

    5. Dampak sosial dan politik

    Perubahan cuaca dan lautan dapat mengakibatkan munculnya penyakit-penyakit yang

    berhubungan dengan panas (heat stroke) dan kematian. Temperatur yang panas juga dapat

    menyebabkan gagal panen sehingga akan muncul kelaparan dan malnutrisi. Perubahan cuaca

    yang ekstrem dan peningkatan permukaan air laut akibat mencairnya es di kutub utara dapat

    menyebabkan penyakit-penyakit yang berhubungan dengan bencana alam (banjir, badai dan

    kebakaran) dan kematian akibat trauma. Timbulnya bencana alam biasanya disertai dengan

    perpindahan penduduk ke tempat-tempat pengungsian dimana sering muncul penyakit, seperti:

    diare, malnutrisi, defisiensi mikronutrien, trauma psikologis, penyakit kulit, dan lain-lain.

    6. Hilangnya Lautan Es

    Menurut WWF, bahkan pemanasan global kurang dari 2C dapat memicu hilangnya lautan es

    kutub utara dan pencairan lapisan es di Greenland . Efek timbal balik kekuatan yang tak terduga

    ini adalah penyebab terlampauinya titik-titik kritis tersebut. Hal ini akan menyebabkan

    peningkatan permukaan laut beberapa meter secara global yang akan mengancam puluhan juta

    manusia di dunia.

    2.5.Cara mencegah Pemanasan Global (Global warming)

    1. Kurangi konsumsi daging. Berdasarkan penelitian, untuk menghasilkan 1 kg daging,

    sumber daya yang dihabiskan setara dengan 15 kg gandum. Bayangkan bagaimana kita

    bisa menyelamatkan bumi dari kekurangan pangan jika kita mengurangi konsumsi

    daging. Peternakan juga penyumbang 18% jejak karbon dunia, yang mana lebih besar

    dari sektor transportasi (mobil, motor, pesawat, dll). Belum ditambah lagi dengan bahaya

    gas-gas rumah kaca tambahan yang dihasilkan oleh aktivitas peternakan lainnya, seperti

    http://id.wikipedia.org/wiki/Habitathttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Heat_stroke&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Malnutrisihttp://id.wikipedia.org/wiki/Dimanahttp://id.wikipedia.org/wiki/Diarehttp://id.wikipedia.org/wiki/Malnutrisihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Defisiensi_mikronutrien&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Defisiensi_mikronutrien&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Habitathttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Heat_stroke&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Malnutrisihttp://id.wikipedia.org/wiki/Dimanahttp://id.wikipedia.org/wiki/Diarehttp://id.wikipedia.org/wiki/Malnutrisihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Defisiensi_mikronutrien&action=edit&redlink=1
  • 7/22/2019 isu Global

    8/14

    metana yang notabene 3 kali lebih berbahaya dari CO2 dan gas NO yang 300 kali lebih

    berbahaya dari CO2. Dan yang pasti banyak manfaat kesehatan dan spiritual jika

    mengurangi konsumsi daging.

    2. Makan dan masaklah dari bahan yang masih segar. Menghindari makanan yang sudah

    diolah atau dikemas akan menurunkan energi yang terbuang akibat proses dan

    transportasi yang berulang-ulang. Makanan segar juga lebih sehat bagi tubuh.

    3. Beli produk lokal, hasil pertanian lokal lebih murah dan juga menghemat energi, terutama

    jika menghitung energi dan biaya transportasinya. Makanan organik lebih ramah

    lingkungan, tetapi periksa juga asalnya. Jika diimpor dari daerah lain, kemungkinan emisi

    karbon yang dihasilkan akan lebih besar daripada manfaatnya.

    4. Daur ulang aluminium, plastik, dan kertas. Akan lebih baik lagi jika Anda bisa

    menggunakannya berulang-ulang. Energi untuk membuat satu kaleng aluminium setara

    dengan energi untuk menyalakan TV selama 3 jam.

    5. Beli dalam kemasan besar. Akan jauh lebih murah, juga menghemat sumber daya untuk

    kemasan. Jika terlalu banyak, ajaklah teman atau saudara Anda untuk berbagi saat

    membelinya.

    6. Matikan oven Anda beberapa menit sebelum waktunya. Jika tetap dibiarkan tertutup,

    maka panas tersebut tidak akan hilang.

    7. Hindari fast food. Fast food merupakan penghasil sampah terbesar di dunia. Selain itu

    konsumsifast foodjuga buruk untuk kesehatan.

    8. Bawa tas yang bisa dipakai ulang. Gunakan gelas yang bisa dicuci. Jika Anda terbiasa

    dengan cara modern yang selalu menyajikan minum bagi tamu dengan air atau kopi

    dalam kemasan. Beralihlah ke cara lama kita. Dengan menggunakan gelas kaca, keramik,

    atau plastikfood grade yang bisa dicuci dan dipakai ulang.

    9. Berbelanjalah di lingkungan sekitar. Akan sangat menghemat biaya transportasi dan

    BBM.

  • 7/22/2019 isu Global

    9/14

    10. Tanam pohon setiap ada kesempatan. Baik di lingkungan ataupun berpartisipasi dalam

    program penanaman pohon. Bisa dengan menyumbang bibit, dana, dan lain-lain.

    Tergantung kesempatan dan kemampuan.

    C. Isu Penipisan Lapisan Ozon

    1. Pengertian Ozon

    Hampir sekitar 90 persen dari jumlah ozon yang ada di atmosfer berada pada lapisan

    teratas yang dikenal dengan nama stratosfer, yang lokasinya sekitar 15-50 km di atas

    permukaan bumi. Wilayah yang berisikan konsentrasi terbesar dari ozon ini dinamakan

    sebagai lapisan ozon.. Pada tahun 1930, Chapman menjelaskan pembentukan ozon

    secara alamiah. Di mana ia menjelaskan bahwa sinar ultraviolet dari pancaran sinar

    matahari mampu menguraikan gas oksigen di udara bebas. Molekul oksigen tersebut

    terurai menjadi dua buah atom oksigen, proses ini dikenal dengan nama photolysis. Lalu

    kedua atom oksigen tadi secara alamiah bertumbukan dengan molekul gas oksigen yang

    ada disekitarnya, kemudian terbentuklah ozon.

    Reaksi Pembentukan Ozon :

    Sinar Ultra Violet O O + O O3

    Selain terjadi proses pembentukan molekul ozon, secara alamiah terjadi juga proses

    penguraian O3. Sinar ultraviolet yang mempunyai energi tinggi dapat memutus ikatan

    rantai molekul ozon, sehingga molekul ozon tersebut kembali menjadi atom oksigen

    bebas (O) dan molekul oksigen (O2). Pada kondisi normal, tanpa adanya Bahan Perusak

    Ozon (BPO), reaksi pembentukan dan penguraian molekul Ozon terjadi dalam keadaan

    seimbang sehingga jumlah molekul Ozon di stratosfir relatif stabil.

    Reaksi Penguraian Ozon :

    Sinar UV + O3 ===> O2 + OO + O3 ===> O2 + O2

    2O3 3O2

    2. Manfaat Lapisan Ozon

  • 7/22/2019 isu Global

    10/14

    Lapisan Ozon sangat bermanfaat bagi segala kehidupan di bumi karena ia

    berfungsi sebagai :

    1) Melindungi makhluk hidup yang ada di bumi dengan cara menyerap hampir 90% radiasi

    sinar ultraviolet yang dipancarkan oleh matahari. Telah diketahui bahwa Sinar UV sangat

    berbahaya dan dapat menyebabkan :

    a. Penyakit kanker kulit

    b. Katarak

    c. Kerusakan genetik pada sel-sel manusia, hewan maupun tumbuhan.

    d. Penurunan sistem kekebalan hewan, tumbuhan dan organisme yang hidup di air

    e. Mengurangi hasil pertanian dan dan merusak tanaman

    f. Mematikan anak-anak ikan, kepiting dan udang di lautan, serta mengurangi jumlah

    plankton yang menjadi salah satu sumber makanan kebanyakan hewan- hewan laut.

    2) Memberi efek pada suhu atmosfer yang menentukan suhu dunia

    3. Faktor Penyebab Penipisan Lapisan Ozon

    Zat-zat perusak ozon tersebut dikenal dengan nama Bahan Perusak Ozon (BPO),

    contohnya yaitu :

    1. Chlorofluorocarbon (CFC)dan Hydrochlorofluorocarbons (HCFC)

    CFC yang berlebihan dikonsumsi oleh masyarakat modern dunia sejak berpuluh-puluh

    tahun yang lalu. CFC dapat melepaskan atom Chlorine dan dapat merusak lapisan ozon.

    CFC digunakan oleh masyarakat di dunia dengan cara yang tidak terkira banyaknya,

    misalnya dengan penggunaan Freon pada alat AC, lemari es, dan alat pendingin lainnya

    merupakan salah satu bentuk yang turut andil dalam pengrusakan lapisan ozon, karena alat

    ini menggunakan CFC-11, CFC-12, CFC 114 dan HCFC-22 dalam proses kerjanya.

    2. Penggunaan CFC-11, CFC-12 dan CFC-114 secara luas juga digunakan pada produk

    dengan alat kerja penyemprot atau disebut aerosol spray seperti kaleng semprot untuk

    pengharum ruangan, penyemprot rambut (hair spray), minya wangi/parfum, insektisida,

    pembersih kaca (jendela), pembersih oven, produk-produk farmasi, cat, minyak pelumas dan

    oli.

    3. Penggunaan CFC-113 sebagai cairan pembersih (cleaning solvent) pada proses

    pembuatan peralatan elektronik, penghilangan lemak (degreasing) logam selama proses

  • 7/22/2019 isu Global

    11/14

    fabrikasi. Selain itu CFC-113 digunakan untukdry-cleaningdanspot-cleaningpada industri

    tekstil.

    4. Haloncarbon yang digunakan dalam zat cair pemadam kebakaran (aerosol fire

    extinguiser) sepertiMethyl Bromide, Carbon Tetrachloride, danMethyl Chloroform.

    5. Penggunaan methyl chloroform dan carbon tetrachloride sebagai bahan pelarut (solvent).

    4. Mekanisme Penipisan Lapisan Ozon

    Pada lapisan Stratosfer radiasi matahari memecah molekul gas yang mengandung khlorin

    atau bromin yang dihasilkan oleh zat/bahan perusak ozon seperti CFC dan Haloncarbon yang

    akan menghasilkan radikal khlor dan brom. Radikal-radikal khlorin dan bromin kemudian

    melalui reaksi berantai memecahkan ikatan gas-gas lain di atmosfer, termasuk ozon. Molekul-

    molekul ozon terpecah menjadi oksigen dan radikal oksigen. Dengan terjadinya reaksi ini akan

    mengurangi konsentrasi ozon di stratosfer. Semakin banyak senyawa yang mengandung khlor

    dan brom perusakan lapisan ozon semakin parah.

    Dalam waktu kira-kira 5 tahun, CFC bergerak naik dengan perlahan ke dalam stratosfer (10

    50 km). Molekul CFC terurai setelah bercampur dengan sinar UV dan membebaskan atom

    Chlorine. Bahan kimia ini menipiskan lapisan ozon dengan bertindak sebagai katalis dalam suatu

    reaksi kimia yang merubah ozon (O3) menjadi oksigen (O2). Reaksi ini dipercepat dengan adanya

    kristal-kristal es di stratosfer yang merupakan salah satu dari sumber bagi kerugian besar ozon di

    Antartika. Karena CFC bertindak sebagai katalis, maka mereka tidak dikonsumsi dalam reaksi

    yang merubah ozon menjadi oksigen, tetapi tetap ada di stratosfer dan terus menerus merusak

    ozon selama bertahun-tahun.

    Menurut hasil penelitian, satu atom Cl dapat menguraikan sampai 100.000 senyawa ozon dan

    bertahan sampai 40-150 tahun di atmosfer. Padahal stratosfer hanya bisa menyerap sejumlah

    atom klorin, sehingga pada akhirnya meskipun penggunaan CFC ditekan, jumlah yang ada dalam

    atmosfer masih cukup besar dan perlu waktu yang sangat lama untuk diserap.

    1. Reaksi Penipisan Ozon Stratosfer karena CFC

    Fotodisosiasi CFC :

    CFCl3 + UV ==> CFCl2 + Cl

    Reaksi dengan O3 :

    O3 + Cl ==> ClO + O2

  • 7/22/2019 isu Global

    12/14

    ClO + O ==> Cl + O2

    Hasil : O3 + O ==> 2O2

    2. Reaksi Perusakan Ozon oleh Bromin

    Senyawa Bromine dipecah oleh sinar UV sehingga melepaskan Bromin, dan

    meng-katalisa perusakan Ozon :

    O3 + Br ==> BrO + O2

    BrO + O ==> Br + O2

    Hasil :

    O3 + O ==> 2O2

    5. Dampak Penipisan Lapisan Ozon

    1) Lapisan ozon akan membentuk lubang sehingga makin banyaknya sinar UV yang

    mencapai bumi, karena untuk tiap 10 persen penipisan lapisan ozon akan terjadi kenaikkan

    radiasi UV sebesar 20 persen. Hal ini sangat berbahaya terhadap kelangsungan makhluk hidup di

    bumi. Sinar ultraviolet dalam jumlah banyak dapat menyebabkan :

    a. Kanker kulit pada manusia

    b. Penyakit katarak pada mata manusia

    c. Rusaknya sistem imunisasi tubuh

    d. Perusakan genetik atau sel-sel hidup pada manusia dan hewan

    e. Kehidupan laut, ekosistem, dan hutan pun akan terganggu bila volume sinar UV

    melebihi batas normal

    f. Menurunkan produktifitas pertanian.

    g. Dengan banyaknya radiasi gelombang pendek UV-B maka akan memicu reaksi

    kimiawi di atmosfer bawah, yang dapat mengakibatkan penambahan jumlah reaksi

    fotokimia yang menghasilkan asap beracun, terjadinya hujan asam dan berakibat naiknya

    gangguan saluran pernapasan pada manusia.

    2) Gunung-gunung es di kutub utara akan mencair yang mengakibatkan naiknya permukaan air

    laut dunia. Sehingga lambat laun daratan di bumi pun akan tenggelam

    3) Kerusakan lapisan ozon juga memiliki pengaruh langsung pada pemanasan bumi yang sering

    disebut sebagai Global Warming. Sebagian besar ozon stratosfer dihasilkan di kawasan tropis

  • 7/22/2019 isu Global

    13/14

    dan diangkut ke ketinggian yang tinggi dengan skala besar putaran atmosfer semasa musim salju

    hingga musim semi. Umumnya kawasan tropis memiliki ozon yang rendah.

    6. Pencegahan dari Penipisan Lapisan Ozon

    1) Mengurangi atau tidak menggunakan lagi produk-produk rumah tangga yang

    mengandung zat-zat yang dapat merusak lapisan pelindung bumi (Bahan Perusak Ozon) dari

    sinar UV.

    2) Menggunakan selalu produk-produk yang berlogo ramah ozon.

    Gambar logo produk ramah ozon :

    3) Menggunakan alat pemadam api yang tidak mengandungHaloncarbon.

    4) Memeriksa dan merawat peralatan pendingin/pengatur suhu dan sistem pemadam api

    secara berkala untuk memastikan tidak adanya kebocoran BPO (CFC, HCFC atau Halon)

    5) Memastikan bahwa CFC/HCFC/Halon yang ada di dalam sistem diambil kembali

    (recovery) dan didaur ulang (recycle) dalam proses perawatan dan perbaikan sistem

    pendingin atau pemadam api.

    6) Mengirim CFC/HCFC/Halon yang sudah tidak terpakai ke fasilitas pengolahan BPO

    bekas seperti Halon Bank, Pusat Reklamasi CFC atau Pemusnahan BPO.

    7) Mengganti alat-alat kebutuhan yang berpotensi menghasilkan zat-zat perusak ozon

    dengan alternatif lain yang lebih ramah lingkungan misalnya pembangkit tenaga listrik dari

    sel surya, angin atau arus air terjun/turbin.

    8) Diperlukan upaya meningkatkan kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat dalam

    program perlindungan lapisan ozon, pemahaman mengenai penanggulangan penipisan

    lapisan ozon, memperkenalkan bahan, proses, produk, dan teknologi yang tidak merusak

    lapisan ozon dengan cara mengadakan seminar Save Our Earth.

    9) Tidak membakar hutan maupun menebang pohon-pohon secara liar.

    7. Penanggulangan Penipisan Lapisan Ozon

    1. Penanggulangan Penipisan Lapisan Ozon oleh Badan Dunia

  • 7/22/2019 isu Global

    14/14

    Isu penipisan lapisan ozon telah dijadikan isu internasional oleh Badan Perserikatan

    Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Lingkungan Hidup, United Nations Environment

    Programme (UNEP) sejak tahun 1987. Pada tahun 1977, pertemuan pakar UNEP

    mengambil tindakan Rencana Dunia terhadap lapisan ozon, dengan ditandatanganinya

    Protokol Montreal pada tahun 1987, suatu perjanjian untuk perlindungan terhadap lapisan

    ozon. Protokol ini kemudian diratifikasi oleh 36 negara termasuk Amerika Serikat.

    2. Penanggulangan Penipisan Lapisan Ozon oleh Indonesia

    Pada tahun 1992, Indonesia meratifikasi Protokol Montreal dan Konvensi Wina melalui

    Keputusan Presiden Nomor 23 Tahun 1992 tentang Pengesahan Konvensi Wina dan

    Protokol Montreal. Dilakukannya hal ini sebagai bentuk upaya Indonesia dalam rangka

    perlindungan lapisan ozon. Aksi nyata yang dilakukan seperti penghapusan CFC sebagai

    salah satu Bahan Perusak Ozon (BPO) pada sektor manufaktur refrigerasi.

    Jadwal penghapusan BPO yang berlaku bagi Indonesia adalah sebagai berikut :

    Bahan Perusak Ozon Jadwal Penghentian Impor

    Halon 1998

    TCA 1998

    CTC 1998

    CFC 2007

    Methyl Bromida 2015

    HCFC 2040