12
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks, yaitu saling berkaitan dengan masalah-masalah lain diluar kesehatan sendiri. Demikian pula pemecahan masalah kesehatan, tidak hanya dilihat dari segi kesehatannya sendiri, tapi harus dilihat dari segi – segi yang ada pengaruhnya terhadap masalah “sehat sakit” atau kesehatan tersebut. Tujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas SDM yang dilakukan secara berkelanjutan. Berdasarkan visi pembangunan nasional melalui pembangunan kesehatan yang ingin dicapai untuk mewujudkan Indonesia sehat 2025. Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat bangsa. Negara yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam longkungan dan dengan prilaku hidup sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang tinggi. Pelayanan keperawatan berupa bantuan yang diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan serta kurangnya kemauan, sehingga dengan bantuan yang diberikan tersebut diperoleh kemampuan m elaksanakan kegiatan hidup sehari-hari secara mandiri. Keperawatan sebagai profesi dituntut untuk mengembangkan keilmuannya sebagai wujud kepeduliannya dalam meningkatkan kesejahteraan umat manusia baik dalam tingkatan preklinik maupun klinik. Untuk dapat mengembangkan keilmuannya maka keperawatan dituntut untuk peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dilingkungannya setiap saat Keperawatan komunitas sebagai cabang ilmu keperawatan juga tidak terlepas dari adanya berbagai perubahan tersebut, seperti teknologi alat kesehatan, variasi jenis penyakit dan teknik intervensi keperawatan. Adanya ber bagai perubahan yang terjadi akan menimbulkan berbagai trend dan isu yang menuntut peningkatan pelayanan asuhan keperawatan. Berdasarkan fenomena diatas, penulis

Isu Isu2 Madil

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Keperawatan

Citation preview

Page 1: Isu Isu2 Madil

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat

kompleks, yaitu saling berkaitan dengan masalah-masalah lain diluar

kesehatan sendiri. Demikian pula pemecahan masalah kesehatan,

tidak hanya dilihat dari segi kesehatannya sendiri, tapi harus dilihat

dari segi – segi yang ada pengaruhnya terhadap masalah “sehat

sakit” atau kesehatan tersebut. Tujuan utama pembangunan nasional

adalah peningkatan kualitas SDM yang dilakukan secara

berkelanjutan.

            Berdasarkan visi pembangunan nasional melalui

pembangunan kesehatan yang ingin dicapai untuk mewujudkan

Indonesia sehat 2025. Gambaran masyarakat Indonesia di masa

depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah

masyarakat bangsa. Negara yang ditandai oleh penduduknya hidup

dalam longkungan dan dengan prilaku hidup sehat, memiliki

kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu

secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang tinggi.

            Pelayanan keperawatan berupa bantuan yang diberikan

karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan

pengetahuan serta kurangnya kemauan, sehingga dengan bantuan

yang diberikan tersebut diperoleh kemampuan m elaksanakan

kegiatan hidup sehari-hari secara mandiri.

            Keperawatan sebagai profesi dituntut untuk mengembangkan

keilmuannya sebagai wujud kepeduliannya dalam meningkatkan

kesejahteraan umat manusia baik dalam tingkatan preklinik maupun

klinik. Untuk dapat mengembangkan keilmuannya maka keperawatan

dituntut untuk peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi

dilingkungannya setiap saat

            Keperawatan komunitas sebagai cabang ilmu keperawatan

juga tidak terlepas dari adanya berbagai perubahan tersebut, seperti

teknologi alat kesehatan, variasi jenis penyakit dan teknik intervensi

keperawatan. Adanya ber bagai perubahan yang terjadi akan

menimbulkan berbagai trend dan isu yang menuntut peningkatan

pelayanan asuhan keperawatan. Berdasarkan fenomena diatas,

penulis tertarik untuk membahas Trend dan Isu Keperawatan

Komunitas serta Implikasinya terhadap Perawat di Indonesia

2. Tujuan

Page 2: Isu Isu2 Madil

a. Tujuan umum

Mahasiswa diharapkan mampu  mengetahui Trend dan Isu

Keperawatan Komunitas terkini.

b. Tujuan Khusus

            Mahasiswa mampu:

1.       Mengetahui Trend Keperawatan Komunitas

2.       Mengetahui Isu Keperawatan Komunitas

BAB II

PEMBAHASAN

1. Trend Keperawatan Komunitas

1. Pengertian

Konsep dasar tentang tren (trend) adalah hal yang sangat

mendasar dalam berbagai pendekatan analisa berbasis teknikal.

Semua aspek yang ada bertujuan sama yaitu untuk membantu

mengukur tren suatu hal atau topik, dalam rangka berpartisipasi

dalam tren tersebut. Anda mungkin sering mendengar istilah populer

seperti “always trade in the direction of the trend”, “never buck the

trend”, atau “the trend is your friend”.      Tulisan singkat ini mencoba

mengupas dan mendefinisikan apa yang dimaksud dengan tren dan

mengklasifikasikannya dalam beberapa kategori.

Page 3: Isu Isu2 Madil

            Secara umum, tren adalah ke arah mana sesuatu bergerak.

Tapi kita membutuhkan definisi yang lebih akurat untuk dapat

memanfaatkannya dalam analisa teknikal. Pertama yang harus

diingat adalah bahwa gerakan kepopuleran atau sesuatu yang aktual

tidak berbentuk garis lurus ke satu arah. Melainkan bergerak dalam

bentuk serangkaian zigzag.     Gerakan Zigzag ini membentuk

rangkaian gelombang yang berurutan, dengan puncak (peak/top) dan

“tembusan” (through) yang cukup jelas. Arah peak dan through ini

yang     menentukan tren. Peak dan through ini bergerak naik, turun,

atau menyamping (sideways). Arah gerakan inilah yang

memberitahukan kita tentang sebuah tren. Sebuah tren menaik

(uptrend) didefinisikan sebagai serangkaian urutan peak dan through

yang menaik. Tren menurun (downtrend) adalah kebalikannya, yaitu

serangkaian peak dan through yang semakin menurun. Adapun

serangkaian peak dan through yang cenderung menyamping disebut

sebagai sideways/ranging. Namun tren yang dimaksud disini adalah

tren yang bergerak naik yang ditandai dengan peak dan trough.

            Jadi, Tren keperawatan komunitas adalah sesuatu yang

sedang booming, actual, dan sedang hangat diperbincangkan dalam

ruang lingkup keperawatan komunitas.

2.Kasus

Dalam rangka memantapkan sistem Siaga, Dinas Kesehatan

Kota Cimahi menyelenggarakan Pelatihan Pengorganisasian Desa

Siaga pada tanggal 23 – 25 April 2008 di Aula Puskesmas Cimahi

Tengah.

Hadir membuka acara dr. Hj. Endang Kesuma Wardani, Kepala

Dinas Kesehatan Kota Cimahi. Dalam sambutannya dr. Endang

mengatakan bahwa sistem Siaga merupakan pengembangan dari

Gerakan Sayang Ibu (GSI). Dengan mengedepankan partisipasi

masyarakat, bukan hanya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka

Kematian Bayi (AKB) saja yang terus ditekan dalam sistem Siaga,

tetapi bagaimana Usia Harapan Hidup (UHH) masyarakat pun dapat

meningkat. Melalui pelatihan yang difasilitasi oleh Health Services

Program (SHP) ini, diharapkan Kota Cimahi dapat memenuhi target

pembentukan sistem Siaga di seluruh tingkatan Rukun Warga.

Pada tahun 2006 dan 2007, terdapat masing-masing 10 kasus

kematian ibu bersalin di Kota Cimahi. Sejak awal tahun 2008 hingga

hari pelaksanaan pelatihan ini, tercatat 1 kasus kematian ibu bersalin

di Kecamatan Cimahi Selatan. Hal ini terungkap

saat paparan Kebijakan Desa Siaga Provinsi Jawa Barat oleh drg.

Pratiwi, M.Kes., Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Masyarakat,

Dinas Kesehatan Kota Cimahi.

Page 4: Isu Isu2 Madil

Diundang sebagai peserta pelatihan adalah perwakilan PKK

Kota Cimahi, BPMKB Kota Cimahi, Kesra Kota Cimahi, 3 Kecamatan

di Kota Cimahi, 15 Ketua LPM tingkat kelurahan di Kota Cimahi,

tenaga kesehatan Puskesmas di Kota Cimahi, dan Ketua Yayasan

Eureka Indonesia (YEI) sebagai LSM kesehatan yang berkedudukan

di Kota Cimahi.

Setelah paparan Kebijakan Desa Siaga Provinsi Jawa Barat,

Materi pelatihan Desa Siaga disampaikan secara lengkap meliputi:

Konsep, Komponen, dan Pesan Desa Siaga; Pemberdayaan

Masyarakat dalam Sistem Desa Siaga; Pengorganisasian Masyarakat;

Survey Mawas Diri (SMD); Musyawarah Masyarakat Desa (MMD);

Format Alat Bantu dan Mekanisme Desa Siaga; Peran dan Fungsi

Fasilitator Desa Siaga; Pendampingan dan Pelaporan Desa Siaga.

Di akhir pelatihan, disepakati pula Rencana Tindak Lanjut

pengorganisasian RW Siaga. Peserta pelatihan berbagi tugas sebagai

fasilitator untuk menggarap pengorganisasian 1 (satu) RW menjadi

RW Siaga di masing-masing kelurahan tempat domisili atau wilayah

kerjanya.

Selain mendapatkan tugas bersama-sama dengan fasilitator

LPM Kelurahan Leuwigajah untuk menggarap RW 17, rencananya

YEI pun akan turut membantu HSP dalam pendampingan

perorganisasian RW Siaga di 14 kelurahan lainnya. Dengan

pendampingan, diharapkan 15 RW yang dimaksud akan sukses

digarap untuk kemudian direplikasi di semua RW lainnya yang belum

mengorganisasikan sistem Siaga.

3. Deskripsi Kasus

Sebuah program desa siaga yang dikhususkan bagi para ibu

melahirkan ini merupakan sebuah hasil dari sebuah pemikiran yang

sangat kontributif dalam menangani masalah – masalah yang terjadi

pada ibu melahirkan. Desa siaga ini sangat fungsional dalam

mengadakan sedikit pemulihan terhadap kondisi fisik para ibu

melahirkan dimana yang pada usianya sekarang, ibu melahirkan

sudah mengalami beberapa penurunan kualitas terhadap fungsi dari

beberapa bagian anggota tubuhnya. Pemulihan anggota gerak dan

peningkatan kebugaran adalah tonggak yang mendasari adanya desa

siaga ini.

4.Teori

Desa Siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan

sumber daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan

mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencana dan

kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri. Sebuah Desa dikatakan

Page 5: Isu Isu2 Madil

menjadi desa siaga apabila desa tersebut telah memiliki sekurang-

kurangnya sebuah Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) (Depkes, 2007).

Poskesdes adalah Upaya Kesehatan Bersumberdaya

Masyarakat (UKBM) yang dibentuk di desa dalam rangka

mendekatkan/menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi

masyarakat desa. UKBM yang sudah dikenal luas oleh masyarakat

yaitu Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), Warung Obat Desa, Pondok

Persalinan Desa (Polindes), Kelompok Pemakai Air, Arisan Jamban

Keluarga dan lain-lain (Depkes, 2007).

Untuk dapat menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi

masyarakat desa, Poskesdes memiliki kegiatan:

1.            Pengamatan epidemiologi sederhana terhadap penyakit terutama

penyakit menular yang berpotensi menimbulkan

2.            Kejadian Luar Biasa (KLB) dan faktor resikonya termasuk status gizi

serta kesehatan ibu hamil yang beresiko.

3.            Penanggulangan penyakit, terutama penyakit menular dan penyakit

yang berpotensi menimbulkan KLB serta faktor resikonya termasuk

kurang gizi.

4.            Kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana dan kegawatdarutan

kesehatan.

5.            Pelayanan medis dasar sesuai dengan kompetensinya.

6.            Promosi kesehatan untuk peningkatan keluarga sadar gizi,

peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), penyehatan

lingkungan dan lain-lain.

Dengan demikian Poskesdes diharapkan sebagai pusat

pengembangan atau revitalisasi berbagai UKBM yang ada di

masyarakat desa. Dalam melaksanakan kegiatan tersebut, Poskesdes

harus didukung oleh sumber daya seperti tenaga kesehatan (minimal

seorang bidan) dengan dibantu oleh sekurang-kurangnya 2 orang

kader. Selain itu juga harus disediakan sarana fisik berupa bangunan,

perlengkapan dan peralatan kesehatan serta sarana komunikasi

seperti telepon, ponsel atau kurir.

Untuk sarana fisik Poskesdes dapat dilaksanakan melalui berbagai

cara/alternatif yaitu mengembangkan Polindes yang telah ada

menjadi Poskesdes, memanfaatkan bangunan yang sudah ada

misalnya Balai Warga/RW, Balai Desa dan lain-lain serta membangun

baru yaitu dengan pendanaan dari Pemerintah (Pusat atau Daerah),

donatur, dunia usaha, atau swadaya masyarakat.

5. Kriteria Desa Siaga

Kriteria desa siaga meliputi :

1.    Adanya forum masyarakat desa

2.    Adanya pelayanan  kesehatan dasar

Page 6: Isu Isu2 Madil

3.    Adanya UKBM Mandiri yang dibutuhkan masyarakat desa

setempat

4.    Dibina Puskesmas Poned

5.    Memiliki system surveilans (faktor resiko dan penyakit) berbasis

masyarakat.

6.    Memiliki system kewaspadaan dan kegawatdaruratan bencana

berbasis masyarakat.

7.    Memiliki system pembiayaan kesehatan berbasis masyarakat.

8.    Memiliki lingkungan yang sehat.

9.    Masyarakatnya ber perilaku hidup bersih dan sehat.

Tahapan desa siaga :

1. Bina yaitu desa yang baru memiliki forum masyarakat desa,

pelayanan kesehatan dasar, serta ada UKBM Mandiri.

2. Tumbuh yaitu desa yang sudah lebih lengkap dengan criteria

pada tahapan bina ditambah dengan dibina oeh puskesmas Poned,

serta telah memiliki system surveilans yang berbasis masyarakat.

3. Kembang yaitu desa dengan criteria tumbuh dan memiliki

system kewaspadaan dan kegawatdaruratan bencana serta system

pembiayaan kesehatan berbasis masyarakat yang telah berjalan.

4. Paripurna yaitu desa yang telah memiliki seluruh criteria desa

siaga.

5. Opini

Ditinjau dari kondisi fisik pada ibu melahirkan yang mengalami

banyak sekali penurunan kualitas, program semacam desa siaga yang

kini tengah menjadi tren dalam ruang lingkup kesehatan, merupakan

sebuah hal inovatif dan mampu bersifat progresif terhadap kondisi

fisik para ibu melahirkan untuk menuju titik dimana keadaan

kesehatan akan membaik dan dapat sedikit dikendalikan. Setidaknya

banyak sekali hal yang bisa dikembangkan dari program ini seperti

kolaborasi antara kegiatan fisik dan pemenuhan nutrisi yang

diaplikasikan dalam pengaturan pola dan porsi makan.

2.Isu Keperawatan Komunitas

1. Pengertian

                        Isu adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat

diperkirakan terjadi atau tidak terjadi di masa mendatang, yang

menyangkut ekonomi, moneter, sosial, politik, hukum, pembangunan

nasional, bencana alam, hari kiamat, kematian, ataupun tentang

krisis.

Page 7: Isu Isu2 Madil

                        Secara sederhana isu dapat diartikan sebagai sebuah

persoalan, atau isu dapat juga dikatakan sebagai sebuah masalah,

sesuatu yang sedang menjadi perhatian, yang terlintas khabar, desas

desus atau banyak lagi peristilahan lain. Isu berarti sebuah pokok

persoalan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Tahun 1997, isu

adalah “masalah yang     dikedepankan”. Sedangkan Kamus Besar

Bahasa Indonesia tahun 1993, isu adalah :

1. Masalah yang dikedepankan untuk ditangani;

2. Kabar angin yang tidak jelas asal usulnya dan tidak terjamin

kebenarannya;

3. Kabar, desas-desus.

Dalam praktiknya, aktual memiliki beberapa makna antara lain:

benar terjadi atau   akan terjadi, sedang menjadi perhatian orang

banyak dan merupakan berita hangat. Jadi,            isu keperawatan

komunitas adalah suatu masalah yang dikedepankan untuk

ditangani             atau     desas - desus dalam ruang lingkup

keperawatan komunitas.

2 Kasus

                        Senin, 15 Desember 2008 | 22:45 WIB

ENDE, SENIN - Sekitar 220 warga Desa Wolotopo, di

Kecamatan Ndona, Kabupaten Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur

ditemukan menderita penyakit kulit scabies atau kudis. Banyaknya

kasus scabies itu ditemukan setelah digelar pengobatan

ratis kerja sama antara Puskesmas Rukun Lima, Ende dengan Bank

Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Ende, Sabtu (13/12), pekan lalu, di

aula Gereja Katolik St Fransiskus Xaverius, Desa Wolotopo.

Dalam pengobatan gratis itu tercatat warga yang

memeriksakan kesehatannya sebanyak 333 orang. Umumnya wilayah

Ende banyak ditemukan kasus malaria, diare, atau demam berdarah.

"Tapi di Desa Wolotopo ternyata banyak warga yang menderita

scabies," kata Kepala Puskesmas Rukun Lima, Ende Heny Ratnawati,

Senin (15/12), di Ende.

Kepala Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan (PMK) Dinas

Kesehatan Kabupaten Ende Ellya Dewi ketika dikonfirmasi

menjelaskan, kawasan Wolotopo memang banyak ditemukan kasus

scabies. Relevansi munculnya kasus penyakit kulit dan diare biasanya

terkait dengan ketersediaan air. Wilayah Wolotopo merupakan

daerah yang sulit bagi warga setempat untuk mengakses air bersih,

kata Dewi.

3 Deskripsi Kasus

Page 8: Isu Isu2 Madil

Banyaknya kasus scabies itu ditemukan setelah digelar

pengobatan gratis kerja sama antara Puskesmas Rukun Lima, Ende

dengan

Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Ende, Sabtu (13/12), pekan lalu,

di aula Gereja Katolik St Fransiskus Xaverius, Desa Wolotopo.

Dalam pengobatan gratis itu tercatat warga yang

memeriksakan kesehatannya sebanyak 333 orang. Umumnya wilayah

Ende banyak ditemukan kasus malaria, diare, atau demam berdarah.

4 Teori

Kudis atau Scabies adalah penyakit kulit yang disebabkan

oleh tungau(mite) Sarcoptes scabiei yang dicirikan dengan

adanya keropeng, kebotakan, dan kegatalan pada kulit

Sarcoptes scabiei adalah tungau dengan ciri-ciri berbentuk

hampir bulatdengan 8 kaki pendek, pipih, berukuran (300–600 μ) x

(250-400 μ) pada betina, dan (200- 240 μ) x (150-200 μ) pada jantan,

biasanya hidup di lapisan epidermis. Permukaan dorsal dari tungau

ini ditutupi oleh lipatan dan lekukan terutama bentuk garis melintang

sehingga menghasilkan sejumlah skala segitiga kecil. Selain itu, pada

betina terdapat bulu cambuk pada pasangan kaki ke-3 dan ke-4

sedangkan pada jantan, bulu cambuk hanya terdapat pada pasangan

kaki ke-3

5 Opini

Sabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau.

Tungau tersebut akan bereaksi pada mala hari, sehingga yang

terkena penyakit scabies mengalami susah tidur dan akan selalu

terasa gatal. Di siang hari tungau akan istirahat. Penularan tungau

biasanya melalui baju, handuk, dll.

Page 9: Isu Isu2 Madil

BAB III PEMBAHASAN

A.Pengertian

Pembangunan Kesehatan Adalah suatu sistem pelayanan kesehatan

yangpentingdalam meningkatkan derajat kesehatan. Kebijakan sistem

pelayanan kesehatantergantung dari berbagai komponen yang masuk

dalam pelayanan kesehatan diantara perawat dokter atau tim

kesehatan lain yang satu dengan yang lain saling menunjang.

B.Tujuan

Tujuan pembangunan kesehatan meningkatkan kesadaran, kemauan,

kemampuan hidup sehat bagi setiap orang.

C.Keperawatan Kesehatan Masyarakat

Adalah perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat

dengan dukungan peran serta aktif masyarakat, mengutamakan

pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa

mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secaramenyuluh dan

terpadu, ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan

masyarakatuntuk ikut meningkatkan fungsi kehidupan manusia

secara optimal, sehingga mandiridalam upaya kesehatannya

masyarakat, terpadu, individu, keluarga.

D.Tingkat Pelayanan Kesehatan

1.Health promotion ( promosi kesehatan )Tingkat pelayanan

kesehatan ini merupakan tingkat pertama dalam

memberikan pelayanan melalui peningkatan kesehatan. Pelaksanaan

ini bertujuan untuk meningkatkan status kesehatan agar masyarakat

atau sasarannya tidak terjadigangguan kesehatan. Tingkat pelayanan

ini dapat meliputi, kebersihan perseorangan, perbaikan sanitasi

lingkungan, pemeriksaan kesehatan berkala, penigkatan status

gizi,kebiasaan hidup sehat, layanan prenatal, layanan lansia, dan

semua kegiatan yang berhubungan dengan peningkatan status

kesehatan.

2.Specific protection ( perlindungan khusus )Perlindungan khusus

ini dilakukan dalam melindungi masyarakat dari bahaya yangakan

menyebabkan penurunan status kesehatan, atau bentuk perlindungan

terhadap penyakit-penyakit tertentu, ancaman kesehatan, yang

termasuk dalam tingkat pelayanan kesehatan ini adalah pemberian

imunisasi yang digunakan untuk  perlindungan pada penyakit

tertentu seperti imunisasi BCG, DPT, Hepatitis, campak dan lain-lain.

Pelayanan perlindungan keselamatan kerja dimana pelayanan

Page 10: Isu Isu2 Madil

kesehatanyang diberikan pada seseorang yang bekerja di tempat

risiko kecelakaan tinggiseperti kerja di bagian produksi bahan kimia,

bentuk perlindungan khusus berupa pelayanan pemakaian alat

pelindung diri dan lain sebagainya.

3.Early diagnosis and prompt treatment ( diagnosis dini dan

pengobatansegera )Tingkat pelayanan kesehatan ini sudah masuk ke

dalam tingkat dimulainya atautimbulnya gejala dari suatu penyakit.

Tingkat pelayanan ini dilaksanakan dalammencegah meluasnya

penyakit yang lebih lanjut serta dampak dari timbulnya penyakit

sehingga tidak terjadi penyebaran. Bentuk tingkat pelayanan

kesehatan inidapat berupa kegiatan dalam rangka survei pencarian

kasus baik secara individumaupun masyarakat, survei penyaringan

kasus serta pencegahan terhadap meluasnyakasus.

4.Disability limitation ( pembatasan cacat )Pembatasan kecacatan

ini dilakukan untuk mencegah agar pasien atau masyarakattidak

mengalami dampak kecacatan akibat penyakit yang ditimbulkan.

Tingkat inidilaksanakan pada kasus atau penyakit yang memiliki

potensi kecacatan. Bentuk kegiatan yang dapat dilakukan dapat

berupa perawatan untuk menghentikan penyakit, mencegah

komplikasi lebih lanjut, pemberian segala fasilitas untuk mengatasi

kecacatan dan mencegah kematian.

5.Rehabilitation ( rehabilitasi )Tingkat pelayanan ini dilaksanakan

setelah pasien didiagnosis sembuh. Sering padatahap ini dijumpai

pada fase pemulihan terhadap kecacatan sebagaimana

programlatihan-latihan yang diberikan pada pasien, kemudian

memberikan fasilitas agar  pasien memiliki keyakinan kembali atau

gairah hidup kembali ke masyarakat danmasyarakat mau menerima

dengan senang hati karena kesadaran yang dimilikinya.

E.Lembaga Pelayanan Kesehatan

1. Rawat Jalan Lembaga pelayanan kesehatan ini bertujuan

memberikan pelayanan kesehatan padatingkat pelaksanaan diagnosis

dan pengobatan pada penyakit yang akut ataumendadak dan kronis

yang dimungkinkan tidak terjadi rawat inap. Lembaga ini

dapatdilaksanakan pada klinik-klinik kesehatan, seperti klinik dokter

spesialis, klinik  perawatan spesialis dan lain-lain.

2. Institusi Institusi merupakan lembaga pelayanan kesehatan

yang fasilitasnya cukup dalammemberikan berbagai tingkat

pelayanan kesehatan, seperti rumah sakit, pusatrehabilitasi dan lain-

lain.

Page 11: Isu Isu2 Madil

3. Hospice Lembaga ini bertujuan memberikan pelayanan

kesehatan yang difokuskan pada klienyang sakit terminal agar lebih

tenang dan dapat melewati masa-masa terminalnyadengan tenang.

Lembaga ini biasanya digunakan dalam home care.

4. Community Based AgencyMerupakan bagian dari lembaga

pelayanan kesehatan yang dilakukan pada klien pada keluarganya

sebagaimana pelaksanaan perawatan keluarga seperti

praktek  perawat keluarga dan lain-lain.

F.Lingkup Sistem Pelayanan Kesehatan

1. Primary health care ( pelayanan kesehatan tingkat

pertama )Pelayanan kesehatan ini dibutuhkan atau dilaksanakan pada

masyarakat yangmemiliki masalah kesehatan yang ringan atau

masyarakat sehat tetapi inginmendapatkan peningkatan kesehatan

agar menjadi optimal dan sejahtera sehinggasifat pelayanan

kesehatan adalah pelayanan kesehatan dasar. Pelayanan kesehatan

inidapat dilaksanakan oleh puskesmas atau balai kesehatan

masyarakat dan lain – lain.

2. Secondary health care ( pelayanan kesehatan tingkat

kedua )Bentuk pelayanan kesehatan ini diperlukan bagi masyarakat

atau klien yangmembutuhkan perawatan di rumah sakit atau rawat

inap dan tidak dilaksanakan di pelayanan kesehatan utama.

Pelayanan kesehatan ini dilaksanakan di rumah sakityang tersedia

tenaga spesialis atau sejenisnya.

3. Tertiary health services ( pelayanan kesehatan tingkat ketiga )