Click here to load reader
View
59
Download
3
Embed Size (px)
ANALISA PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE
PERFORMANCE PRISM
(Studi Kasus: PT Petrokimia Gresik)
Eka Zusan Arianto, Sri Gunani Partiwi
Jurusan Teknik Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya
Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111
Email: [email protected]; [email protected]
Abstrak
Metode pengukuran kinerja Performance Prism digunakan untuk memperbaiki metode
pengukuran kinerja pada PT Petrokimia Gresik. PT Petrokimia Gresik sebuah perusahaan yang
bergerak dalam bidang industri pupuk. Selama ini sistem pengukuran kinerja di PT Petrokimia
Gresik belum merepresentasikan kinerja organisasi secara komprehensif dan integratif karena
hanya menggunakan pengukuran kinerja berdasarkan individu (SKI). Perancangan dan
pengukuran kinerja dengan metode Performance Prism digunakan karena dapat merefleksikan
kebutuhan dan keinginan dari setiap stakeholder yang diidentifikasikan dalam bentuk tujuan
(objective). Pengukuran kinerja tersebut merupakan pengukuran yang terintegrasi, meliputi
seluruh aspek perusahaan (stakeholder) yang menyangkut kepuasan stakeholder dan kontribusi
stakeholder kepada perusahaan. Pengukuran kinerja dalam penelitian ini juga didukung oleh
beberapa metode antara lain pembobotan dengan Analytic Hierachy Process (AHP) untuk
mengetahui skala nilai prioritas setiap KPI, Scoring System dengan metode Objectives Matrix
(OMAX) dan Traffic Light System untuk mengetahui nilai indeks total perusahaan pada tingat
korporasi dan kategori dari indeks tersebut. Hasil perancangan pengukuran kinerja pada PT
Petrokimia Gresik dengan Performance Prism berupa 55 KPI meliputi 13 KPI pada perspektif
Customer, 9 KPI pada perspektif Supplier, 14 KPI pada perspektif Investor, 11 KPI pada
perspektif Emplooye, 8 KPI pada perspektif Regulator. Dari perhitungan pengukuran kinerja
dengan menggunakan Objective Matrix diperoleh nilai kinerja perusahaan sebesar 8,681.
Kata Kunci : Performance Prism, Key Performance Indicator, Pengukuran kinerja, Stakeholder.
Abstract
Performance Prism method is used to improve performance measurement method in PT
Petrokimia Gresik. PT Petrokimia Gresik a company engaged in the fertilizer industry. During
this performance measurement system in PT Petrokimia Gresik not represent the organization's
performance in a comprehensive and integrative because it only uses measurements based on
individual performance (SKI). The design and performance measurement methods used for
Performance Prism can reflect the needs and desires of each stakeholder identified in the form of
goals (objectives). Performance measurement is an integrated measurement, covering all aspects
of the company (stakeholders) involving stakeholder satisfaction and stakeholder contribution to
the company. Performance measurement in this study is also supported by several methods such
as weighting by Hierachy Analytic Process (AHP) to determine the scale of priority value of
each KPI, Scoring System Objectives Matrix method (OMAX) and Traffic Light System to
determine the total index value of the company on corporate tingat and categories of the index.
Design of performance measurement results on PT Petrokimia Gresik to the Performance Prism
includes a 55 KPI 13 KPIs at Customer's perspective, the perspective of 9 supplier KPI, KPI 14
investor perspective, the perspective of 11 KPI Emplooye, 8 KPI on Regulator's perspective.
From the calculation of performance measurement by using the Objective Matrix obtained by the
company's performance value 8.681.
Keywords : Performance Prism, Key Perfomance Indicator, Performance Measurement,
Stakeholder.
1. Pendahuluan Seiring dengan perkembangan industri
pupuk di Indonesia yang semakin tinggi,
terutama untuk industri pupuk non subsidi
yang bersaing sempurna. Hal ini ditunjukkan
dengan banyaknya perusahaan penghasil
pupuk non subsidi yang ada sehingga
memunculkan adanya persaingan antar
perusahaan pupuk non subsidi. Untuk
menghadapi persaingan yang semakin ketat
ini, setiap perusahaan pupuk dituntut untuk
melakukan beberapa usaha agar
mendapatkan performansi kerja dan layanan
bagi konsumen yang semakin baik.
Sehingga dengan kondisi ini perusahaan
pupuk akan memiliki daya saing untuk
berkompetisi dengan lainya.
Begitu juga halnya dengan PT
Petrokimia Gresik, sebagai satu-satunya
perusahaan penghasil pupuk terlengkap di
Indonesia, perusahaan ini senantiasa
mengevalusai kinerja karyawanya. Dalam
menilai kinerja perusahaan, pihak
manajemen melakukan suatu pengukurn
kinerja yang dinamakan SKI (Sistem
Kinerja Individu), SKI ini disebar kepada
setiap bagian untuk penilaian kinerja
personal. Penilaian ini akan diisi langsung
oleh atasan dari setiap karyawan di setiap
bagian. Dengan adanya SKI ini, kinerja dari
setiap personal dapat terukur dengan baik,
tetapi ada satu kelemahan yang terjadi yaitu
belum adanya pengukuran kinerja tingkat
korporasi yang dapat menilai performa
perusahaan secara keseluruhan.
Untuk mengatasi hal ini, digunakan suatu
pengukuran kinerja yang mengedepankan
pentingnya menyelaraskan aspek perusahaan
(stakeholder) secara keseluruhan ke dalam
suatu framework pengukuran yang strategis.
Stakeholder ini meliputi investor, customer,
tenaga kerja, supplier, dan masyarakat.
Konsep pengukuran kinerja ini dikenal
dengan istilah Performance Prism.
Performance Prism merupakan salah satu
pengukuran kinerja yang mempunyai lima
sisi (facets) yang membentuk framework
tiga dimensi berupa prisma segitiga. Sisi
atas dan bawah merupakan stakeholder
satisfaction dan stakeholder contribution.
Sedangkan tiga sisi yang lain adalah
strategies, processes, dan capabilities.
Performance Prism memberikan
pengukuran yang komprehensif dan sudut
pandang yang luas, sehingga memberikan
gambaran yang realistis mengenai penentu
kesuksesan bisnis. Selain itu, Performance
Prism tidak hanya mengukur hasil akhir,
tetapi juga aktivitas-aktivitas penentu hasil
akhir. Dengan demikian, pengukuran kinerja
dapat memberikan gambaran yang jelas dan
nyata tentang kondisi perusahaan yang
sebenarnya.
Berikut adalah beberapa KPI yang
dapat menunjukkan dibutuhkannya
pengukuran tentang tingkat kepuasan
stakeholder. Indeks kepuasan pelanggan
sebesar 81,12% pada 2007 menjadi 80,93%
pada 2008 mengalami penurunan, itu artinya
menuntut perusahaan memberikan kepuasan
kepada customer. Untuk tingkat
ketersediaan pupuk di pasar juga semakin
menurun dari 81,64% pada 2007 menjadi
80,56% pada 2008, juga menuntut
perusahaan memberikan kepuasan kepada
customer mereka. Begitupun dengan
supplier yang mengharapkan lamanya
pembayaran tagihan supplier menjadi lebih
singkat dari 25 hari pada 2007 menjadi 20
hari pada 2008 . Indeks kepuasan
masyarakat juga mengalami penurunan dari
78,4% pada 2007 menjadi 78,24% pada
2008, sehingga perusahaan memerlukan
perbaikan tingkat pelayanan kepada
masyarakat. Berdasarkan pengamatan dan
brainstorming yang dilakukan di PT.
Petrokimia Gresik, dapat disimpulkan
adanya kekurangan atau kelemahan pada
Sistem Kinerja Individu (SKI) yang telah
dilakukan oleh PT. Petrokimia Gresik dan
perlu diperbaiki.
Pada penelitian ini akan diterapkan
konsep Performance Prism tersebut untuk
sistem pengukuran kinerja PT Petrokimia
Gresik. Pemilihan model sistem pengukuran
kinerja PT Petrokimia Gresik
memperhatikan tujuan/keinginan perusahaan
untuk mengukur kinerja perusahaan secara
keseluruhan. PT. Petrokimia Gresik
merupakan salah satu perusahaan penghasil
pupuk terlengkap yang ada di Indonesia
sehingga sangat mementingkan adanya
perbaikan kinerja dalam setiap prosesnya.
Performance Prism merupakan metode
pengukuran kinerja yang mengakomodasi
kemampuan Balance Scorecard yang
dibangun dari strategi dan financial serta
Integrated Performance Measurement
System (IPMS) yang dibangun dari
stakeholder requirement dan tujuan
perusahaan. Didasarkan atas hal ini, maka
perancangan dan implementasi sistem
pengukuran kinerja pada PT Petrokimia
Gresik akan menggunakan Performance
Prism. Desain pengukuran kinerja dengan
menggunakan Performance Prism pada PT
Petrokimia Gresik ini dirancang untuk
mengantisipasi persaingan antara sesama
perusahaan pupuk non subsidi (PT Gunung
Mas Perkasa Indonesia, PT Indo Chito
Internasional, PT Suryaindo Tirta Kreasi, PT
Agribizforesta Lestari). Penggunaan
Performance Prism ini perlu dimodifikasi
dengan menggunakan AHP (Analytic
Hierarchi Process), Scoring System dengan
OMAX (Objective Mtrix), dan Traffic Light
System.
Pengukuran kinerja ini akan
merekomendasikan proses perbaikan yang
dapat digunakan sesuai dengan hasil
pengukuran kinerja yang dilakukan. Dari
hasil pengukuran kinerja, akan terlihat pada
bagian mana kinerja perusahaan yang
bermasalah. Dengan adanya rekomendasi
perbaikan ini, perusahaan dapat m