26
Sidang Tugas Akhir (TM091486) Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Soeharto, DEA Oleh : Budi Darmawan NRP 2105 100 160 Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 20010

ITS Undergraduate 13590 Presentation 1644709

Embed Size (px)

Citation preview

  • Sidang Tugas Akhir (TM091486)

    Dosen Pembimbing :

    Dr. Ir. Soeharto, DEA

    Oleh :

    Budi DarmawanNRP 2105 100 160

    Jurusan Teknik MesinFakultas Teknologi IndustriInstitut Teknologi Sepuluh NopemberSurabaya20010

  • 1. Baja AISI 1045 merupakan material yang sangat banyak digunakandalam bidang industri.

    2. Sifat mekanik yang dimiliki sangat beragam dan mudah untukdirekayasa.

    3. Pembebanan dinamis sering dialami pada aplikasi penggunaanmaterial ini terutama pada poros berputar.

    4. Intensitas pembebanan mengakibatkan kelelahan dan berakibat pada

    kegagalan material

    Perumusan Masalah

    Bagaimana perubahan umur lelah baja AISI 1045 setelah mengalamivariasi proses tempering pada pembebanan rotating bending.

    Latar Belakang

  • 1. Membandingkan umur lelah material awal dengan material yang telahmengalami proses quench-tempering (perbandingan kurva S-N)sebagai akibat perbedaan nilai kekerasan dan struktur mikro.

    2. Membandingkan sifat mekanik secara umum dari baja AISI 1045 awaldengan hasil quench temper variasi temperatur dan waktu temperserta melihat pengaruhnya terhadap umur lelah material.

  • 1. Komposisi material dianggap homogen dan kekasaran permukaanyang sama di setiap sisi.

    2. Pengujian dilakukan di temperatur kamar dan fluktuasi temperatursekitar tidak terlalu signifikan.

    3. Dimensi poros satu dan lainnya dianggap sama.4. Pengaruh lingkungan tidak signifikan.5. Kecepatan perputaran mesin uji dianggap konstan di setiap

    pengamatan.

  • 1. Memberi sumbangan data umur lelah material Baja AISI 1045terhadap dunia pendidikan dan industri.

    2. Menjadi acuan untuk penelitian selanjutnya yang lebih dalam danmenyeluruh.

    3. Melengkapi dan memperkaya data umur lelah material Baja AISI 1045yang didapat sebelumnya.

  • Baja karbon : material paduan unsur besi (Fe) dan Karbon (C) berkadar antara0.008% sampai 2% dan elemen-elemen lain dengan kadar tertentu.

    Untuk Baja AISI 1045

    Komposisi Kimia material Sifat Mekanik Material

    Nama Kimia Persentase(%)

    Carbon 0.42-0.50

    Mangan 0.50-0.80

    Silikon Maks. 0.40

    Sulfur 0.02-0.04

    Crom+Molibdenum+Nikel

    Maks. 0.63

    Sifat Mekanik Keterangan

    Kekuatan Tarik 596 N/mm2

    Kekuatan Luluh 380 N/mm2

    Elongation 16% per 50 mm

    Modulus Elastisitas 200 GPa

    Massa Jenis 7.87 gr /cm

    Dasar Teori

  • Umur lelah didefinisikan sebagai jumlah siklus yang dicapai materialsampai material tersebut mengalami patah dengan pembebanantertentu.

    Batas lelah (fatigue limit) didefinisikan sebagai besarnya bebanmaksimal yang menghasilkan umur lelah tak terhingga.

    (Soeharto, Dr. Ir. 1999 Diktat Kuliah : Mekanika Patahan. Surabaya : Teknik Mesin FTI ITS)

  • 1. Sebagian besar kelelahan muncul akibat pembebanan fluktuatif dibawah kekuatan statisnya.

    2. Munculnya slip di daerah konsentrasi tegangan.

    3. Beban berulang merambatkan slip ke batas butir yang lain.

    4. Perambatan terus terjadi sejauh pembebanan berlangsung.

    5. Material mengalami kegagalan setelah kelelahan mencapai kekuatanstatisnya.

    Crack Initiation

    Crack Propagation Patah Statik

    Prinsip Kelelahan Material

  • Intrusi dan Ekstrusi di bidang permukaan material

    Skema terjadinya mekanisme awal retak dan perambatannya.

  • Merupakan kombinasi operasi pemanasan dan pendinginanterhadap logam atau paduan dalam keadaan padat dengan waktutertentu, dimaksudkan untuk memperoleh sifat tertentu darimaterial tersebut.

    Proses Tempering

    proses memanaskan kembali martensit ke suatu temperaturtertentu dan menahannya pada temperatur itu selama beberapa

    saat lalu didinginkan kembali.

    Perlakuan panas

  • Material dipanaskan hingga temperatur austenit

    Penahanan selama kurang lebih satu jam.

    Quenching ke temperatur 50C

    Memanaskan kembali material hingga temperatur tertentu

    Penahanan dilakukan sesuai parameter

    Melakukan pendinginan di udara terbuka

    T

    e

    m

    p

    e

    r

    a

    t

    u

    r

    Waktu

    Skema Proses laku panas tempering

  • Kurva Perbandingan kekerasan pada prosestempering dengan variasi waktu dan temperatur

  • Tegangan pada pengujian lentur putar dihitung dengan menggunakan persamaan berikut :

    M = Sd3/32 atau M = 0,0982Sd3

    dimana :

    M = Penyetelan untuk beban momen (lb-in)

    d = Penampang diameter terkecil spesimen(in)

    S = Tegangan spesimen (psi)

  • Metodologi Penelitian

    Flowchart

    PercobaanSpesimen baja poros AISI 1045

    Persiapan dan

    Pembentukan Spesimen

    Tanpa Perlakuan

    Tempering (temperatur

    200 ,300 ,400 C dan

    waktu temper 1 jam, 3jam, dan 5

    jam)

    Pembentukan Spesimen

    sesuai standart

    Pendapuran (temperatur

    850 C)

    ditahan selama 1 jam

    Quenching (air, temperatur:

    20 C-30 C)

    A

    B

    START

  • Uji Tarik

    Uji

    KelelahanPengamatan

    Struktur MikroUji Kekerasan

    (Rockwell C)

    Analisa dan pembahasan

    Kesimpulan

    END

    Pola patahan

    A B

    Flowchart lanjutan

  • Spesimen Uji Tarik

  • Material : Baja AISI 1045

    Spesimen Uji Lelah

  • Uji Kelelahan

    Dilakukan pada spesimen yang telah mengalami variasi perlakuanpanas quench-temper

    Mesin yang digunakan adalah Mesin Uji Lelah Rotating Beam modelRBF 200 dari Fatique Dinamics Inc.

    Pengujian dilakukan dengan pembebanan pada : 0,7u ; 0,6u dan 0,5upada R=-1 dan frekwensi = 50 Hz.

  • Nama mesin : RBF-200

    Daya mesin : 0.33 Hp

    Voltage mesin : 115 V

    Frekuensi : 100 Hz

    Beban Bending maksimum : 200 lb-in terbagi

    tiap 10 lb-in

    Putaran maksimum : 10.000 rpm

    Ukuran cycle maksimum : 999.999.900

    cycle disajikan dalam 7 digit dengan

    rasio pembacaan 1: 100

  • Pengujian dilakukan untuk melihat struktur mikro material. Perbedaan

    yang akan terlihat cukup jelas adalah besar butir antara variasi satu denganyang lainnya.

    mm Area pengambilan sampel struktur mikro

  • Untuk mengetahui perubahan kekerasan material setelah perlakuan panas.

    Dalam hal ini digunakan mesin uji Rockwel skala C.

    Area atau titik-titik yang akan diindentasi.

  • Pengujian dilakukan dengan mesin uji hardness Rockwell C

  • Tempering akan dilakukan untuk variasi temperatur 200 C,300 C, dan 400 C dengan waktu temper 3, 5, dan 7 jam.

  • Data pengujian tarik material awal

    No. Spesimen Kekuatan yield(MPa)

    Kekuatan tarik(MPa)

    1 396,21 590,33

    2 399,45 596,12

    3 398,10 605,43

    Rata-rata 397,92 597,55

    Pengujian tarik dilakukan di laboratorium Metalurgi dengan alat yang

    telah terkalibrasi

  • Hasil uji tarik material hasil tempering dan material awal

    Parameter PengujianSpesimen

    I II III

    Diameter spesimen (mm) 9 7.9 8.4

    Luas penampang (mm) 63.64 49.04 55.44

    Gauge length (mm) 51.4 49.3 50

    Beban lumer (kN) 24.8 75.32 49.7

    Beban maksimum (kN) 38.3 95.4 53

    Diameter akhir (mm) 6.20 7.50 7.80

    Luas penampang akhir (mm2) 30.20 44.20 47.80

    Gauge length setelah patah, L1 (mm) 62.25 50.3 52.3

    L setelah patah (mm) 10.85 1 2.3

    Yield strength (N/mm2) 389.7 1535.9 896.5

    Tensile strength (N/mm2) 601.8 1945 1136.4

    Poisons ratio () 0.67 0.4 0.64

    Modulus Elasticity (GPa) 194.85 767.9 448.25

    Elongation (%) 21 2 4.6