12
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Surabaya merupakan kota dengan jumlah penduduk yang sangat padat. Kebutuhan akan sarana dan prasaranan pendukung di kota tersebut sangat di perlukan salah satunya adalah kebutuhan akan tempat tinggal yang terus meningkat. Sementara itu ketersediaan lahan untuk tempat tinggak di kota tersebut semakin sempit,hal tersebut menjadi satu alasan banyak bangunan tempat tinggal di kota surabaya dibangun bertingkat dan salah satunya Apartement East Coast Recidence yang terletak dikawasan perumahan pakuwon city. Gedung Apartemen East Coast Recidence Pakuwon city Surabaya, dan mempunyai luas lahan ± 47681,56 m 2 terdiri atas bangunan 18 lantai. Perencanan awal pembangunan Gedung Apartemen East Coast Recidence ini, seluruh pekerjaan struktural meliputi pelat, balok dan kolom dibangun dengan menggunakan beton bertulang konvensional. Pada Proyek Akhir ini penulis merencanakan ulang Gedung Apartemen East Coast Recidence dengan menggunakan struktur komposit baja beton pada struktur utamanya meliputi pelat, balok dan kolom. Struktur komposit semakin banyak dipakai dalam rekayasa struktur. Dari beberapa penelitian, struktur komposit mampu memberikan kinerja struktur yang baik dan lebih efektif dalam meningkatkan kapasitas pembebanan, kekakuan dan keunggulan ekonomis. Balok komposit merupakan campuran beton dengan baja profil, dimana pada beton bertulang gaya-gaya tarik yang dialami suatu elemen struktur dipikul oleh besi tulangan tetapi pada struktur komposit ini gaya-gaya tarik yang terjadi pada suatu elemen struktur dipikul oleh profil baja. Komposit balok baja dan pelat beton adalah satu usaha dalam mendapatkan suatu konstruksi yang baik dan efisien. Keistimewaan yang nyata dalam sistem komposit adalah (1) Penghematan berat baja, (2) Penampang balok baja yang digunakan lebih kecil, (3) kekakuan lantai meningkat, (4) kapasitas menahan beban lebih besar, (5) Panjang bentang untuk batang tertentu dapat lebih besar (Salmon, Charles G. & E.Johnson, John.1991 ). Sistem gedung yang digunakan pada modifikasi perancangan gedung ini adalah sistem struktur SRPMB.Pada Tugas Akhir ini menggunakan peraturan SNI 03-2847-2002 tentang tata cara perhitungan beton untuk bangunan gedung dan SNI 03-1726-2002 tentang tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk bangunan gedung serta SNI 03-1729-2002 tentang tata cara perencanaan struktur baja dan PPIUG 1983. 1.2. Permasalahan Permasalahan yang ditinjau dalam modifikasi perancangan gedung Apartemen East Coast Recidence dengan menggunakan struktur komposit baja beton, antara lain : 1. Bagaimana menentukan Preliminary design penampang struktur primer dan struktur sekunder. 2. Bagaimana menghitung pembebanan setelah adanya modifikasi. 3. Bagaimana memodelkan dan menganalisa struktur setelah adanya modifikasi. 4. Bagaimana merencanakan sambungan yang memenuhi kriteria perancangan struktur. 5. Bagaimana merencanakan pondasi yang sesuai dengan besar beban yang dipikul dan kondisi tanah di lapangan. 6. Bagaimana menuangkan hasil perhitungan dan perencanaan dalam bentuk gambar teknik. . 1.3. Tujuan Adapun tujuan dari modifikasi perancangan gedung Apartemen East Coast Recidence dengan struktur komposit baja beton, yaitu : 1. Dapat menentukan Preliminary design penampang struktur primer dan struktur sekunder. 2. Bagaimana asumsi pembebanan setelah adanya modifikasi. 3. Dapat memodelkan dan menganalisa struktur dengan menggunakan program bantu ETABS 9.6. 4. Dapat merencanakan sambungan yang memenuhi kriteria perancangan struktur, yaitu kekuatan, kekakuan dan stabilitas (stability). 5. Dapat merencanakan pondasi yang sesuai dengan besar beban yang dipikul dan kondisi tanah di lapangan. 6. Dapat menuangkan hasil modifikasi perencanaan dan perhitungan dalam bentuk gambar teknik. 1.4. Batasan Masalah 1. Perencanaan struktur utama meliputi balok induk dan kolom dan struktur sekunder meliputi balok anak, tangga dan pelat lantai.

ITS Undergraduate 16362 3105100063 Paper

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ITS Undergraduate 16362 3105100063 Paper

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Kota Surabaya merupakan kota dengan

jumlah penduduk yang sangat padat. Kebutuhan

akan sarana dan prasaranan pendukung di kota

tersebut sangat di perlukan salah satunya adalah

kebutuhan akan tempat tinggal yang terus

meningkat. Sementara itu ketersediaan lahan

untuk tempat tinggak di kota tersebut semakin

sempit,hal tersebut menjadi satu alasan banyak

bangunan tempat tinggal di kota surabaya

dibangun bertingkat dan salah satunya

Apartement East Coast Recidence yang terletak

dikawasan perumahan pakuwon city.

Gedung Apartemen East Coast Recidence

Pakuwon city Surabaya, dan mempunyai luas

lahan ± 47681,56 m2 terdiri atas bangunan 18

lantai.

Perencanan awal pembangunan Gedung

Apartemen East Coast Recidence ini, seluruh

pekerjaan struktural meliputi pelat, balok dan

kolom dibangun dengan menggunakan beton

bertulang konvensional. Pada Proyek Akhir ini

penulis merencanakan ulang Gedung Apartemen

East Coast Recidence dengan menggunakan

struktur komposit baja beton pada struktur

utamanya meliputi pelat, balok dan kolom.

Struktur komposit semakin banyak dipakai

dalam rekayasa struktur. Dari beberapa penelitian,

struktur komposit mampu memberikan kinerja

struktur yang baik dan lebih efektif dalam

meningkatkan kapasitas pembebanan, kekakuan

dan keunggulan ekonomis.

Balok komposit merupakan campuran beton

dengan baja profil, dimana pada beton bertulang

gaya-gaya tarik yang dialami suatu elemen

struktur dipikul oleh besi tulangan tetapi pada

struktur komposit ini gaya-gaya tarik yang terjadi

pada suatu elemen struktur dipikul oleh profil

baja. Komposit balok baja dan pelat beton adalah

satu usaha dalam mendapatkan suatu konstruksi

yang baik dan efisien. Keistimewaan yang nyata

dalam sistem komposit adalah (1) Penghematan

berat baja, (2) Penampang balok baja yang

digunakan lebih kecil, (3) kekakuan lantai

meningkat, (4) kapasitas menahan beban lebih

besar, (5) Panjang bentang untuk batang tertentu

dapat lebih besar (Salmon, Charles G. &

E.Johnson, John.1991 ).

Sistem gedung yang digunakan pada

modifikasi perancangan gedung ini adalah sistem

struktur SRPMB.Pada Tugas Akhir ini

menggunakan peraturan SNI 03-2847-2002

tentang tata cara perhitungan beton untuk

bangunan gedung dan SNI 03-1726-2002 tentang

tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk

bangunan gedung serta SNI 03-1729-2002 tentang

tata cara perencanaan struktur baja dan PPIUG

1983.

1.2. Permasalahan Permasalahan yang ditinjau dalam

modifikasi perancangan gedung Apartemen East

Coast Recidence dengan menggunakan struktur

komposit baja beton, antara lain :

1. Bagaimana menentukan Preliminary

design penampang struktur primer dan

struktur sekunder.

2. Bagaimana menghitung pembebanan

setelah adanya modifikasi.

3. Bagaimana memodelkan dan menganalisa

struktur setelah adanya modifikasi.

4. Bagaimana merencanakan sambungan

yang memenuhi kriteria perancangan

struktur.

5. Bagaimana merencanakan pondasi yang

sesuai dengan besar beban yang dipikul

dan kondisi tanah di lapangan.

6. Bagaimana menuangkan hasil

perhitungan dan perencanaan dalam

bentuk gambar teknik.

.

1.3. Tujuan Adapun tujuan dari modifikasi perancangan

gedung Apartemen East Coast Recidence dengan

struktur komposit baja beton, yaitu :

1. Dapat menentukan Preliminary design

penampang struktur primer dan struktur

sekunder.

2. Bagaimana asumsi pembebanan setelah

adanya modifikasi.

3. Dapat memodelkan dan menganalisa

struktur dengan menggunakan program

bantu ETABS 9.6.

4. Dapat merencanakan sambungan yang

memenuhi kriteria perancangan struktur,

yaitu kekuatan, kekakuan dan stabilitas

(stability).

5. Dapat merencanakan pondasi yang sesuai

dengan besar beban yang dipikul dan

kondisi tanah di lapangan.

6. Dapat menuangkan hasil modifikasi

perencanaan dan perhitungan dalam

bentuk gambar teknik.

1.4. Batasan Masalah 1. Perencanaan struktur utama meliputi

balok induk dan kolom dan struktur

sekunder meliputi balok anak, tangga dan

pelat lantai.

Page 2: ITS Undergraduate 16362 3105100063 Paper

2

2. Perencanaan kolom komposit

menggunakan tipe kolom baja

berselubung beton ( king cross ) dimana

desain awal gedung menggunakan kolom

beton bertulang.

3. Perencanaan balok komposit dimana

desain awal gedung menggunakan balok

beton bertulang.

4. Perencanaan pelat lantai menggunakan

bondex.

5. Merencanakan pondasi bangunan.

6. Jumlah lantai yang semula 18 lantai akan

direncanakan ulang menjadi 12 lantai.

7. Tidak memperhitungkan segi ekonomis

dan hanya memperhitungkan metode

pelaksanaan konstruksi yang berhubungan

dengan perhitungan struktur.

8. Perencanaan tidak meliputi instalasi

mekanis, instalasi listrik, plumbing dan

saluran air.

9. Permodelan dan analisa struktur

dilakukan dengan program bantu ETABS

9.6.

1.5. Manfaat Manfaat yang dapat diambil dari Tugas

akhir ini adalah sebagai berikut :

1. Menghasilkan perencanaan struktur

gedung komposit baja-beton yang

rasional dengan memenuhi persyaratan

keamanan struktur

2. Mendapatkan suatu analisa dari

perencanaan struktur tersebut sehingga

dapat meminimalisasi kegagalan pada saat

perencanaan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Umum

Pada tugas akhir ini “Gedung Apartemen

East Coast Recidence “ akan dimodifikasi

menggunakan struktur komposit baja beton, yaitu

dengan mengkombinasikan dua penampang yang

terdiri dari profil baja dan campuran beton

digabung bersama untuk memikul beban tekan

dan lentur. Batang yang memikul lentur

umumnya disebut dengan balok komposit

sedangkan batang yang memikul beban tekan,

tekan dan lentur umumnya disebut dengan kolom

komposit.

Penampang komposit mempunyai kekakuan

yang lebih besar dibandingkan dengan penampang

lempeng beton dan gelagar baja yang bekerja

sendiri-sendiri dan dengan demikian dapat

menahan beban yang lebih besar atau beban yang

sama dengan lenturan yang lebih kecil pada

bentang yang lebih panjang. Apabila untuk

mendapatkan aksi komposit bagian atas gelagar

dibungkus dengan lempeng beton, maka akan

didapat pengurangan pada tebal seluruh lantai,

dan untuk bangunan-bangunan pencakar langit,

keadaan ini memberikan penghematan yang

cukup besar dalam volume, pekerjaan

pemasangan kabel-kabel, pekerjaan saluran

pendingin ruangan, dinding-dinding, pekerjaan

saluran air, dan lain-lainnya.( Amon, R.,

Knobloch, B.,& Mazumder, A.,1999).

Keuntungan utama dari perencanaan

komposit yaitu penghematan berat baja,

penampang balok baja dapat lebih rendah,

kekakuan lantai meningkat, panjang bentang

untuk batang tertentu dapat lebih besar, kapasitas

pemikul beban meningkat. Penghematan berat

baja sebesar 20 % sampai 30 % seringkali dapat

diperoleh dengan memanfaatkan semua

keuntungan dari sistem komposit. Pengurangan

berat pada balok baja ini biasanya memungkinkan

pemakaian penampang yang lebih rendah dan

juga lebih ringan. Keuntungan ini bisa banyak

mengurangi tinggi bangunan bertingkat banyak

sehingga diperoleh penghematan bahan bangunan

yang lain seperti dinding luar dan tangga.

2.2 Balok komposit

Balok adalah salah satu diantara

elemen-elemen struktur yang paling

banyak dijumpai pada setiap struktur.

Balok adalah elemen struktur yang

memikul beban yang bekerja tegak lurus

dengan sumbu longitudinalnya. Hal ini

akan menyebabkan balok melentur

(Spiegel & Limbrunner,1998).

Sebuah balok komposit

(composite beam) adalah sebuah balok

yang kekuatannya bergantung pada

interaksi mekanis diantara dua atau lebih

bahan (Bowles,1980). Beberapa jenis

balok komposit antara lain :

a. Balok komposit penuh

Untuk balok komposit penuh,

penghubung geser harus disediakan dalam

jumlah yang memadai sehingga balok

mampu mencapai kuat lentur

maksimumnya. Pada penentuan distribusi

tegangan elastis, slip antara baja dan

beton dianggap tidak terjadi (SNI 03-

1729-2002 Ps.12.2.6).

b. Balok komposit parsial

Pada balok komposit parsial,

kekuatan balok dalam memikul lentur

Page 3: ITS Undergraduate 16362 3105100063 Paper

3

C

hr

D

tb T

(Pyc-T)/2

fy

d1

d2d3

Pyc

PNA

fy

dibatasi oleh kekuatan penghubung geser.

Perhitungan elastis untuk balok seperti

ini, seperti pada penentuan defleksi atau

tegangan akibat beban layan, harus

mempertimbangkan pengaruh adanya slip

antara baja dan beton (SNI 03-1729-2002

Ps. 12.2.7).

c. Balok baja yang diberi selubung beton

Walaupun tidak diberi angker,

balok baja yang diberi selubung beton di

semua permukaannya dianggap bekerja

secara komposit dengan beton, selama

hal-hal berikut terpenuhi (SNI 03-1729-

2002 Ps.12.2.8)

1.1.1. Menghitung momen nominal Perhitungan Mn berdasarkan distribusi

tegangan plastis :

Gambar 2.1. Distribusi tegangan plastis

(Sumber :Charles G. Salmon, 1996)

Menghitung momen nominal ( Mn ) positif

1. Menentukan gaya tekan ( C ) pada

beton :

C = 0,85.f’c.tp.beff .

Menentukan gaya tarik ( T) pada baja :

T = As.fy

Dipilih nilai yang terkecil dari kedua

nilai di atas

2. Menentukan tinggi blok tekan effektif :

effc

ys

bf

fAa

'..85,0

.

3. Kekuatan momen nomimal :

1.dCnM atau T.d1

Bila kekuatan nominal dinyatakan dalam bentuk

gaya baja akan diperoleh :

22.

at

dfAM sysn

Gambar 2.4. Distribusi tegangan elastis

Menghitung momen nominal ( Mn ) negatif.

1.Menentukan lokasi gaya tarik pada

balok baja

T = n.Ar.fyr

Pyc = As.fy

Gaya pada sayap ; yfff ftbP ..

Gaya pada badan ; f

yc

w PTP

P2

yw

w

ft

Pa

w .

2.Menghitung jarak ke centroid

d1 = hr + tb – c

d2 = wf

webfwff

PP

atPtP ).5,0(().5,0.(

d3 = 2

d

3.Menghitung momen ultimate :

Mn = T(d1 + d2) + Pyc(d3 - d2)

b efektifbtr

GNE

yt

GNE komposit

ts

hr

d GN baja

Gambar 2.2. Metode transformasi luasan

Perhitungan Mn berdasar distribusi tegangan

elastis :

1. Menghitung nilai transformasi beton ke baja

Ec = 4700 . 'c

f Mpa .......... untuk

beton normal.

Es = 200000 Mpa

n =

cE

sE

Page 4: ITS Undergraduate 16362 3105100063 Paper

4

300

150

252

Balok tangga channal260 x 90 x 10 x 14

Pelat Anak Tangga = 3mm

150150

btr = n

effb

Atr = btr . ts

2. Menentukan letak garis netral penampang

transformasi (dimomen ke ambang atas)

GNE =

str

s

AA

2

d

st.A

2

st

.tr

A

3. Menghitung momen inersia penampang

transformasi

It =

2

s

2

tr

3

tr Ghs

t2

dA

xI

2

st

GA12

)s

t(.bNE

rNE

4. Menghitung modulus penampang transformasi

yc = GNE

yt = d + ts + hr - GNE

Str.c =

cy

Itr

dan Str.t =

ty

Itr

5. Menghitung momen ultimate

Kapasitas momen positif penampang balok

komposit penuh digunakan dari nilai yang terkecil

dari :

Mn1 = 0,85 . fc’ . n . Str.c

Mn2 = fy . Str.t

Jadi : Mu . Mn

1.1.2. Penghubung Geser Kekuatan penghubung geser jenis paku

(LRFD Pasal 12.6.3)

u

f.sc

As

r.c

E.c'

f.sc

A.0,5n

Q

Dimana :

rs untuk balok tegak lurus balok : 11**85.0

r

s

r

r

r

sh

H

h

w

Nr

rs untuk balok sejajar balok : 11**6.0r

s

r

rs

h

H

h

wr

Keterangan :

Nr = jumlah stud setiap gelombang

Hs = tinggi stud

Hr = tinggi bondek

Wr = lebar effektif bondek

Asc = Luas penampang shear

connector

fu = Tegangan putus penghubung

paku/stud

Qn = Kuat nominal geser untuk

penghubung geser

Jumlah penghubung geser (shear

connector) yang dibutuhkan yaitu : n =

nQ

C

BAB III

METODOLOGI

3.1 DIAGRAM ALIR METODOLOGI

BAB IV

PERENCANAAN STRUKTUR

SEKUNDER

4.1. Perencanaan tangga

4.1.1.Data – data Perencanaan Tangga

lantai 1 – 11 tipikal : Ketinggian antar lantai : 350 cm

Tinggi bordes : 175 cm

Tinggi injakan (t) : 17,5 cm

Lebar injakan ( i ) : 28 cm

Page 5: ITS Undergraduate 16362 3105100063 Paper

5

50

50

BALOK

Tulangan negatif

8-150

Tebal plat

0,8 mm

300

150

252

Balok tangga channal260 x 90 x 10 x 14

Pelat Anak Tangga = 3mm

150150Balok Penumpu LiftBalok Penggantung Lift

2,5 m

1,25 m

4,3 m

2,15 m

Balok Anak

Jumlah tanjakan (Σt) :5,17

175= 10 buah

Jumlah injakan (Σi) : (Σt) –1 = 10 - 1

= 9 buah

Lebar bordes : 150 cm

Panjang bordes : 300 cm

Lebar tangga : 150 cm

Sudut Kemiringan ( ) : arc tg28

5,17=

32,010

a. Persyaratan tangga :

60 cm 2t + i 65 cm

60 cm (2 x 17,5) + 28 65 cm

60 cm 63 cm 65 cm …..

OK

b. Syarat sudut kemiringan :

250 40

0 25

0 32,01

0

400 ….. OK

Gambar 4.1 Tangga

4.2 Perencanaan Plat

Pada perencanaan struktur pelat

direncanakan menggunakan bondek,

• Tebal Pelat Atap :

11 cm

• Tebal Pelat lantai 1 – 11 :

11 cm

Gambar 4.2 pelat

4.3 Balok Anak

Balok Anak lantai direncanakan

menggunakan profil Wf 350x175x6x9

Balok Anak Atap direncanakan

menggunakan profil Wf

300X150X5,5X8

4.2. Perencanaan Balok Lift Perencanaan balok lift meliputi

balok – balok yang berkaitan dengan ruang

mesin lift, yaitu terdiri dari balok penumpu

dan balok penggantung lift. Untuk lift pada

bangunan ini menggunakan lift yang

diproduksi oleh Sigma elevator company,

dengan data – data sebagai berikut :

Tipe lift : Penumpang

Merk : Sigma

Kapasitas :15 orang/1000 kg

Lebar pintu (opening width) : 900 mm

Dimensi sangkar (car size) :

inside : 1600 x 1500 mm2

Outside : 1650 x 1665 mm2

Dimensi ruang luncur: 4300 x 2150 mm2

Dimensi ruang mesin: 4300 x 2150 mm2

Beban reaksi ruang mesin :

R1 = 6150 Kg

(Berat mesin penggerak + beban kereta +

perlengkapan)

R2 = 4600 Kg

(Berat bandul pemberat + perlengkapan)

Gambar 4.3 Denah Perencanaan lift

• Balok Penggantung lift : WF 300 x

150 x 5,5 x 8

• Balok Penumpu lift : WF 300 x

150 x 5,5 x 8

Page 6: ITS Undergraduate 16362 3105100063 Paper

6

) 95539,34.3() 198209,92.4() 90605,26.3() 3261879.5,2(

3261879.5,12

BAB V

ANALISA STRUKTUR UTAMA 5.1 Perencanaan Balok Induk Memanjang

Sebagai contoh perhitungan adalah balok

utama memanjang interior.

Gambar 5.1 Denah Pembalokan lantai 3

Pada perencanaan ini, ditunjukkan contoh

perhitungan balok Induk pada lantai 4 dengan

kode balok B-167. Pada perhitungan berikut

Balok Induk direncanakan dengan profil WF

450x200x9x14. Panjang balok (L) = 720 cm.

Adapun data – data profil adalah sebagai berikut :

A = 96,76 cm2 ix = 18,6 cm r = 18 mm

W = 76kg/m tw = 9 mm Zx = 1621 cm3

d = 450 mm tf = 14 mm

Zy = 289 cm3

b = 200 mm Ix = 33500 cm2 Sx = 1490 cm

3

iy = 4,4 cm Iy = 1870 cm4 Sy = 187 cm

3

h = 422 mm f’c= 25 Mpa

Bj 41

hr =53 mm

5.5.1 Kondisi Balok Induk memanjang

Sebelum Komposit

Dari hasil output ETABS v9.6.0 untuk

batang B-177, didapatkan :

Mmax (-) = 3261879 Kgcm

L = 720 cm

Kontrol Kekuatan Penampang (Local

Buckling)

Pelat badan :

88,469

422

tw

h

25,106250

16801680

fyp

tw

h< λp..............OK

14,7

28

200

2tf

bf

75,10250

170170

fy

tw

h<

fy

170 ..............OK

Jadi, termasuk penampang kompak, maka

Mnx = Mpx

Kontrol Lateral Buckling

Jarak Penahan Lateral Lb = 240 cm

Berdasarkan tabel untuk BJ 41 profil WF

450.200.9.14 didapatkan :

Lp = 223,450 cm,

Lr = 666,363 cm

Jadi, Lb >Lp → bentang menengah,

Untuk komponen struktur yang memenuhi

Lr > Lb > Lp, kuat nominal komponen

struktur adalah :

MpLpLr

LbLrMMMCbMn rpr

)(

)()(

MA = 90605,26 Kgcm

MB = 198209,92 Kgcm

MC = 95539,34 Kgcm

3,23435,2

5,12

CBA MMMMmaks

MmaksCb

= 4,2 > 2,3 → dipakai 2,3

My = Sx.fy

= 1490 . 2500

= 3725000 Kgcm

Mp = fy.Zx

= 2500 . 1621

= 4052500 kgcm < 1,5 My

MR = (fy-fr)Sx = 1800. 1490

= 2682000 kgcm

MpMn)450,223363,666(

)240363,666() 26820004052500( 26820003,2

= 9202965,96 kgcm > 4052500 kgcm

Dipakai Mn = Mp = 4052500 kgcm

Persyaratan :

Mu ≤ φMn

3261879 Kgcm ≤ 0,9. 4052500 kgcm

3261879 Kgcm < 3647250 kgcm............OK

Jadi Penampang profil baja sebelum komposit

mampu menahan beban yang terjadi.

5.1.2 Kondisi Balok Utama Setelah Komposit

Zona momen Positif Dari hasil output ETABS v9.6.0 didapatkan

momen positif adalah

Mmaks = 3048474,023 Kgcm (batang B-

186).

L= 7,2 m

Menghitung Momen Nominal

Page 7: ITS Undergraduate 16362 3105100063 Paper

7

Kontrol kriteria penampang

Untuk Badan

fytw

h 1680

88,469

422

tw

h

25,106250

16801680

fyp

46,88 < 106,25.......ok

Profil penampang kompak, sehingga

kapasitas momen penampang dianalisa

dengan distribusi tegangan plastis.

L = 720 cm

beff ≤ ¼ .L = ¼.720 cm = 180 cm

jadi beff = 180 cm

tp = tb- hr = 11-5,3 = 5,7 cm

Penampang Bondek // Balok

Menentukan gaya tekan yang terjadi pada

pelat

Karena letak balok induk (B-186) sejajar

dengan penampang bondek, maka :

T = As.fy = 96,76.2500 = 241900 kg

C = 0,85 x fc’ x tpt x beff

= 0,85 x 250 x 5,7 x 180

= 218025 kg (menentukan)

C < T (maka GNP berada pada baja)

Menentukan jarak-jarak dari centroid gaya-

gaya yang

bekerja:

Gambar 5.2 Diagram tegangan pada Daerah

Momen positif balok memanjang

e = y + hr + ( ½.tb )= 23,66 + 53+(½.57)

=32,16 cm

e’ = y – (δ/2) = 23,66- (0,239/2) = 23,54 cm

Mn = Mp = C.e +C’’.e’

=( 218025.32,16 )+ ( 11937,5.23,54)

= 7293112,422 kg cm

Syarat :

Mu ≤ Mn.

3048474,023 kgcm ≤ 27293112,42 .85,0 kgcm

3048474,023 kgcm ≤ 6199145,559 kgcm

Kekuatan nominal penampang

komposit lebih besar daripada momen akibat

beban berfaktor, sehingga penampang

mampu menahan beban yang terjadi.

Zona momen negatif Dari hasil output program ETABS v9.6.0

didapatkan momen negatif Mmaks =

3731493,88 Kgcm (batang B-186).

L = 720 cm

beff ≤ ¼ .L = ¼.720 cm = 180 cm

tbondex = 0,75 mm

fyr = 240 Mpa

ts = 100 mm

Dipasang tulangan pada pelat beton 10 D 10

disepanjang beff.

Batang tulangan menambah kekuatan tarik

nominal pada pelat beton

Menentukan Lokasi Gaya Tarik pada Balok

Baja

Batang tulangan menambah kekuatan

tarik nominal pada pelat beton.

Tc = n.Asr . fyr

= 10. ¼ . л . 12 . 2400

= 18849,56 Kg

Gaya tekan nominal maksimum dalam

penampang baja

Pyc = As . fy

= 96,76. 2500

= 241900 Kg

Gambar 5.3 Diagram tegangan pada Daerah

momen negatif balok memanjang

Karena Pyc > Tc, maka PNA pada web,

berlaku persamaan.

2''

CTC kg5,11937

2

218025241900

fy

CA

'' cm78,4

2500

5,11937

bf

A'mm39,2

200

478

'

2'.

2.

AAs

AdAsy cm66,23

78,476,96

)2/239,0.(78,4)2/45.(76,96

Page 8: ITS Undergraduate 16362 3105100063 Paper

8

2

56,18849241900

2

TcPycTs

= 111525,22 Kg

Gaya pada sayap, Tf = bf . tf . fy

= 20 . 1,4 . 2500

= 70000 Kg

Gaya pada badan, Tw = TfTcPyc

2

= 111525,22 –

70000

= 41525,22 Kg

Jarak garis netral dari tepi bawah sayap :

9,0.2500

22,41525

.twfy

Twaw

= 18,45 cm

Menenentukan Jarak Gaya yang Bekerja

dari Centroid

d2 =TwTf

awtfTwtfTf ))5,0(()5,0.(

=

22,4152570000

))45,18.5,04,1.(22,41525()4,1.5,0.70000(

= 4,39 cm

d3 = D/2 =45/2

= 22,5 cm

d1 = ts – c

= 10-2,5 = 7,5 cm

Perhitungan Momen Nominal Negatif

Mn = Tc (d1+ d2) + Pyc(d3 – d2)

= 18849,56(7,5 + 4,39) + 241900

(22,5 – 4,39)

= 4604930,26 Kgcm

Persayaratan :

Mu ≤ φMn

3731493,88 Kgcm ≤ 0,85 . 4604930,26

Kgcm

3731493,88 Kgcm ≤ 3914190,72

Kgcm.......OK

Perencanaan Penghubung Geser

Untuk penghubung geser yang dipakai

adalah tipe stud:

ds = 16 mm

Asc = 200,96 mm2

fu = 410 Mpa = 41 kg/mm2

Ec =

25041,0.2400'.041,0. 5,15,1 fcw

= 24102,979 Mpa

Qn = 0,5.Asc. Ecfc'. = 0,5.200,96

979,24102.25

= 77998,274 N

= 7799,827 kg/stud

Syarat : Qn ≤ Asc.fu

7799,827 kg/stud ≤ 200,96.41

7799,827 kg/stud ≤ 8239,36

kg/stud...................ok

Jumlah stud untuk setengah bentang :

45,31827,7799

241900

Qn

TN = 32 buah

Jadi, dibutuhkan 64 buah stud untuk

seluruh bentang.

Jarak seragam (P) dengan 2 stud pada

masing-masing lokasi :

5,2232

720

N

LP cm

5.2 Perencanaan Kolom Komposit

Gambar 5.4 Tampak Depan

Dari hasil output ETABS v9.2.0 diperoleh gaya –

gaya yang bekerja pada kolom C 79 lantai 1

adalah :

Pu = 565825 Kg

Mux = 38238,8 Kgcm

Muy = 107594 Kgcm

Vux = 24919,6 Kg

Vuy = 9198,82 Kg

Kolom komposit direncanakan dengan

menggunakan profil K 500.200.10.16 dengan

spesifikasi material sebagai berikut :

A = 228,4 cm2

tw = 10 mm

Sx

= 1997,6 cm3

w = 179,2 kg/m tf = 16 mm

Sy = 2046,6 cm3

H = 500 mm Ix = 49940 cm4

ix = 14,79 cm

B = 200 mm Iy = 52189 cm

iy = 15,17 cm

r = 20 mm f’c = 25 MPa

Page 9: ITS Undergraduate 16362 3105100063 Paper

9

3.5

7.2

3.5

7.2

Ix = 49940 cm4

Ix = 49940 cm

Ix = 46800 cmIx = 46800 cm4 4

4

Gambar 5.5 Penampang Kolom Komposit

Zx = (( .2

1d.tw. .

2

1d) + (b-tw)(tf)(d-tf)) + (( .

2

1

b.tf. .2

1b).2 +

(d-2tf).( .2

1tw).( .

2

1tw))

= (( .2

150.1. .

2

150)+(20-1)(1,6)(50-1,6))+(( .

2

1

20.1,6. .2

120).2

+ (50-2.1,6).( .2

11).( .

2

11))

= 2428,06 cm3

Zy = (( .2

1tf.b. .

2

1b).2 + (d-2tf). .

2

1tw. .

2

1tw) + (

2

1

(d+tw).tw.2

1

(d+tw) + (b-tw).tf.(d+tw-tf))

= (( .2

11,6.20. .

2

120).2 + (50-2.1,6). .

2

11. .

2

11)

+

(2

1(50+1).1.

2

1(50+1) + (20-1).1,6.(50+1-

1,6))

= 2483,71 cm3

Kontrol luas penampang minimum profil baja :

Ac

As%100.

)7070(

4,228

x= 4,7 > 4%

Tulangan Longitudinal 4D22

Jarak spesi tulangan = 700-(2x40)-(2x12)-(22)

= 574 mm

Luas tulangan longitudinal (Ar) = 4.222..

4

1

= 1519,76 mm2

Ar minimum = 0,18x574 = 103,32 mm2 <

1519,76/4= 379,9mm2

Tulangan Lateral ( sengkang dipasang Ø 12 –

200 mm)

Luas tulangan sengkang = 212..4

1= 113,04

mm

Luas sengkang minimum = 0,18x200 = 36 mm2

< 113,04 mm2

Luas penampang bersih (Acn)

= (70x70) - (228,4+15,19) = 4656,41 cm2

Untuk baja yang diberi selimut beton :

7,01c 6,02c 2,03c

Kuat nominal aksial kolom komposit

s

cc

s

ryrymy

A

Afc

A

Afcff '.. 21

4,228

41,4656.256,0

4,228

19,152407,0250 xxfmy

= 566,98 Mpa

Modulus Elastisitas (E) diubah menjadi

modulus elastisitas modifikasi (Em)

'041,0 5,1

cfxxwEc =

252400041,0 5,1 xx

= 24102,979 Mpa

200000Es Mpa

s

cncm

A

AxEcEE .3

= 4,228

41,4656.979,241022,010.2 5 x

= 298277,89 Mpa

Jari-jari girasi penampang (r) diubah menjadi

jari-jari girasi modifikasi (rm)

rm = 0,3.b = 0,3x70 = 21 cm > iy (dipakai rm)

Panjang efektif Kx dalam rangka bidang

ditentukan dengan menggunakan faktor-faktor

kekangan G dengan gambar sebagai berikut :

Terhadap sumbu y

12 - 200

4 22

Ix=33500 cm4 Ix= 33500 cm4

Ix= 90400 cm4

Page 10: ITS Undergraduate 16362 3105100063 Paper

10

3.5

46

3.5 Iy = 52189 cm4

Iy = 52189 cm4

Iy = 90400 cm4Iy = 90400 cm4

Kolom 1 (K1) = Kolom 2 (K2) : K

500.200.10.16

Ix = 49940 cm4 Iy = 52189 cm

4

ix = 14,79 cm4 iy = 15,17 cm

4

A = 226,4 cm2

Balok 1 (B1) = Balok 2 (B2) : WF 450 x 200 x

9 x 14 Ix = 33500 cm4

Tekuk terhadap sumbu x : Ic = Ix kolom

GA =

720

335002

350

499402

x

x

L

Ix

L

Ix

balok

kolom= 3,06

GB = 1 (ujung kolom di anggap jepit)

Jenis rangka tidak bergoyang sehingga dari

nomogram didapatkan nilai :

Kcx = 0,84

Lkx = kcy x L = 0,84 x 350 = 294 cm

1421

294

mr

Lkxx cm (menentukan)

Terhadap sumbu x

Tekuk terhadap sumbu y : Ic = Iy kolom

GA =

400

11100

640

11100

350

521892x

L

Iy

L

Iy

balok

kolom=

1,26

GB = 1 (ujung kolom di anggap jepit)

Jenis rangka tidak bergoyang sehingga dari

nomogram didapatkan nilai :

Kcy = 0,79

Lk = kcy x L = 0,79 x 350 = 276,5 cm

16,1321

5,276

mr

Lkyy cm

m

my

E

fc =

89,298277

98,56614 = 0,319

(0,25 < c < 1,2) termasuk dalam kategori

kolom menengah, dimana:

319,067,06,1

43,1

67,06,1

43,1

xcx=

1,031

my

cr

ff =

031,1

98,566 = 549,93Mpa = 5499,3

kg/cm2

3,54994,228. xfAP crsn kg/cm2 =

1256040,12kg

102,106763412,125604085,0. xPn kg

> Pu

Semua beban desain kolom ditopang oleh

kolom komposit (terdiri dari profil baja dan

beton)

Persyaratan luas minimal penampang beton

yang menahan beban desain kolom adalah :

Kemampuan profil baja menahan beban :

25004,22885,0..85,0. xxfAP ysns =

485350 kg

Kemampuan penampang beton menahan beban

:

485350102,1067634. nsnnc PPP

= 582284,102 kg

Syarat yang harus dipenuhi untuk luas

penampang beton :

bcnc AfP ...7,1. '

08,137025085,07,1

102,58228485.0

..7,1

.

' xx

x

f

PA

c

ncb

cm

Luas penampang beton yang ada (Acn)

= 4656,41 cm2 > 1370,08

cm2....................................ok

Kuat Nominal Momen Kolom Komposit

menurut formula Smith :

Luasan badan profil (Aw) = twxd= ( 1x50) = 50

cm2

2

221240Cr = 63 mm

h1 = h2 = 700 mm

529,0102,1067634

565825

.Pn

Pu> 0,2

Mnx = Zx.fy + 3

1(h2-2Cr).Ar.fyr +

fyAwhfc

fyAwh..

'..7,1

.

2 1

2

Ix= 11100 cm4 Ix=11100 cm4

Page 11: ITS Undergraduate 16362 3105100063 Paper

11

WF 450x200x9x14

WF 450x200x9x14

100 mm

WF 350x175x6x9

A

A'POTONGAN A-A'

Ø 16 mm

Ø 16 mm

25 mm

50 mm

25 mm

30 mm

WF 350x175x6x9

Pelat ++60x60x6

25 mm

50 mm

25 mm

30 mm

Pelat L 60x60x6

WF 450x200x9x14

K 500.200.10.16K 500.200.10.16

T400x400x30x50T400x400x30x50

A

A'

Mnx = 2428,06x2500+ 3

1(70-

2x6,3).15,19.2400 +

2500.50.70.250.7,1

2500.50

2

70 = 10617464,72

kgcm

Mny = Zy.fy + 1/3.(h2 – 2Cr)Ar.fyr +

fyAwhfc

fyAwh.

'..7,1

.

2 1

2

Mny = 2483,7.2500+ 3

1(70-2.6,3).15,19.2400

+ 2500.50.70.250.7,1

2500.50

2

70 = 10756564,72

kgcm

Untuk Pn

Pu

.> 0,2...............rumus 2 SNI 03-

1729 ps.12.5-2

0,1..9

8

. Mny

Muy

Mnx

Mux

Pn

Pu

0,172,10756564.9,0

107594

72,10617464.9,0

38238,8

9

8529,0

= 0,542 < 1............................ok

Jadi kolom komposit digunakan profil K

500.200.10.16 dengan beton 70 cm x 70 cm

Contoh Perencanaan Sambungan

Gambar 6.1 Sambungan Balok Anak Lantai

dengan Balok Induk Eksterior

Gambar 6.6 Sambungan Balok

Interior – Kolom

Gambar 6.8 sambungan kolom –

kolom

Sambungan Las pada Base Plate :

BAB VI

PERENCANAAN PONDASI

Tiang Dipakai tiang pancang beton pratekan

(Prestressed Concrete Pile) dengan bentuk

penampang bulat berongga (Round Hollow).

Mutu beton tiang pancang K-600 (concrete

cube compressive strength is 600 kg/cm2 at

28 days).

Tiang pancang yang direncanakan adalah

menggunakan alternatif jenis tiang dengan

spesifikasi WIKA Pile sebagai berikut :

- Diameter tiang = 500 mm

- Tebal tiang = 90 mm

- Class = C

- Luas beton = 1159,25 cm2

- Modulus Section = 10583,74 cm2

- Pbahan = 221120 kg

- Daya dukung bahan :

Dari spesifikasi bahan tiang pancang

(tabel spesifikasi WIKA), didapat :

A A

B

B

KolomK 500x300x10x16Baut Ø25.4

Baut Ø25.5

Baut Ø25.4

Pelat 20mm

100

100100

100

100

100

100

100

Page 12: ITS Undergraduate 16362 3105100063 Paper

12

P 1tp = 221,12 ton

- Daya dukung tanah :

Direncanakan menggunakan tiang pancang

60 cm , A = 2826 cm2 , ,

Diambil tiang pancang dengan kedalaman

(D) 20 m dari perhitungan yang ditabelkan

(terlampir), didapat nilai daya dukung satu

tiang pancang :

1tp = 73240 kg × 0,677 = 49583,48 kg =

49,58 ton

Jadi diambil 1tp = 49,58 ton (dari daya

dukung tanah

BAB VIII

PENUTUP

8.1. Kesimpulan

Dimensi Profil ;

Dari hasil perhitungan dan analisis yang

telah dilakukan pada struktur gedung,

didapatkan hasil sebagai berikut :

Tebal Pelat :

Tebal pelat atap : 11 cm

Tebal pelat lantai : 11 cm

Balok anak

a. Untuk lantai 12 (Atap) :

WF 300 x 150 x 5,5 x 8

b. Untuk lantai 1 - 11 :

WF 350 x 175 x 6 x 9

Balok Induk Memanjangr :

WF 450x200x9x14

Balik Induk melintang :

WF 350x175x6x9

Kolom :

Kingkros 500x200x10x16

Penulangan Poer ;

Poer Pondasi :

a. Arah x :

Tulangan tarik yang dibutuhkan

:

As = ρ b dx

= 0,0034 1000 939

= 3192,6 mm2

Digunakan Tulangan 9D22 –

118,75

Tulangan tekan yang

dibutuhkan :

As’ = 0,5 As = 1596,3 mm2

Digunakan Tulangan Lentur

5D22 – 237,5

a. Arah y :

Tulangan tarik :

As = ρ b dy

= 0,0034 1000 917

= 3117,8 mm2

Digunakan Tulangan 9D22 –

118,75

Tulangan tekan :

As’ = 0.5 As = 1558,9 mm2

Digunakan Tulangan Lentur

5D22 – 237,5

8.2. Saran

Perlu dilakukan studi yang lebih mendalam

untuk menghasilkan perencanaan struktur

dengan mempertimbangkan aspek teknis,

ekonomi, dan estetika. Sehingga diharapkan

perencanaan dapat dilaksanakan mendekati

kondisi sesungguhnya di lapangan dan hasil

yang diperoleh sesuai dengan tujuan

perencanaan yaitu kuat, ekonomi, dan tepat

waktu dalam pelaksanaannya.

P

P