Click here to load reader
View
215
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
>
1
OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI UNTUK PRODUK PESANAN
PADA PERUSAHAAN PESTISIDA MENGGUNAKAN
METODE GOAL PROGRAMMING
Nama : Rossy Susanti
NRP : 1207 100 007
Jurusan : Matematika FMIPA-ITS
Dosen Pembimbing : Drs. Suharmadi S., DiplSc.,Mphil
Abstrak
Perencanaan produksi mempunyai peranan penting dalam manajemen perusahaan. Pada
Perusahaan Pestisida yang menghasilkan beberapa produk berdasarkan jumlah pesanan, perencanaan
produksi sangat diperhatikan agar jumlah pesanan terpenuhi dalam satu periode. Produk yang dipilih
pada Tugas Akhir ini adalah dua produk pesanan yang bersifat kontinu. Pengolahan data pada Tugas
Akhir ini menggunakan Minitab, SPSS, SAS, dan LINDO. Metode yang digunakan untuk optimasi
perencanaan produksi adalah metode goal programming karena mampu menyelesaikan permasalahan
optimasi yang menghendaki beberapa sasaran dengan berbagai prioritas untuk mencapai semua tujuan
secara optimal dan simultan.
Biaya transportasi ke gudang sebesar Rp. 2.299.190 pada periode pertama dan Rp. 2.842.810 pada
periode kedua dari anggaran perusahaan sebesar Rp. 4.500.000 per periode. Biaya penyimpanan produk
di gudang sebesar Rp. 1.839.352 pada periode pertama dan Rp. 2.274.248 pada periode kedua dari
anggaran sebesar Rp. 2.500.000 per periode. Perusahaan dapat menambah penggunaan mesin untuk
produksi produk I hingga 27.778 menit pada periode pertama dan 34.993 menit pada periode kedua dari
target sebesar 15.000 menit per periode.
Kata kunci: Goal Programming, Optimasi, Perencanaan Produksi.
1. Pendahuluan Perencanaan produksi merupakan hal penting
dalam manajemen perusahaan karena perusahaan
sering menghadapi masalah keterbatasan sumber
daya. Hal ini mengakibatkan penundaan dalam
produksi dan kekurangan persediaan barang se-
hingga perusahaan tidak dapat memenuhi pesan-
an. Dalam merencanakan produksi harus mem-
perhatikan kendala yang ada di pabrik karena
seluruh konsep, rencana, dan umpan balik akan
ditransformasikan ke dalam pabrik (Hadiguna,
2009). Untuk produksi pesanan diperhatikan pula
ketepatan waktu dan jumlah pesanan.
Optimasi perencanaan produksi agregat
pernah diterapkan pada Tugas Akhir Megasari
(2010). Faktor kendala pada tugas akhir tersebut
adalah bahan baku, jam tenaga kerja, dan
kapasitas mesin. Sedangkan pada penelitian ini akan dibahas bagaimana menentukan model
optimasi perencanaan produksi dan penyele-
saiannya sehingga diperoleh hasil optimal, dalam
hal ini lebih ditekankan pada kendala dan tujuan
yang mempengaruhi setiap periode produksi atau
pesanan, yaitu mempertimbangkan persediaan
bahan baku, pemanfaatan kapasitas mesin secara
maksimum, terpenuhinya anggaran dana untuk
biaya transportasi dan penyimpanan produk di
gudang, pemanfaatan kapasitas gudang, serta
terpenuhinya pesanan produk setiap periode.
Batasan masalah pada penelitian ini adalah:
a. Fungsi tujuan yang akan dicapai antara lain: terpenuhinya pesanan produk, meminimum-
kan biaya transportasi dari pabrik ke gudang,
meminimumkan biaya penyimpanan produk
di gudang, dan memaksimumkan pemanfaat-
an kapasitas mesin.
b. Data yang dianalisis adalah data penjualan dari Perusahaan Pestisida selama periode
Januari 2006 Maret 2011, dan perencanaan produksi dilakukan untuk dua periode.
c. Tidak ada masalah dalam pengadaan bahan baku (pembelian, penyimpanan, transportasi,
dsb), pabrik berproduksi menggunakan
sistem mesin tunggal, dan proses produksi
dianggap berjalan normal, sehingga tidak ada
hambatan dalam proses produksi.
d. Peramalan jumlah permintaan dianalisis dari data penjualan periode sebelumnya dengan
metode time series model ARIMA.
Pendekatan goal programming digunakan
dalam menentukan model optimasi perencanaan
produksi karena menghendaki beberapa sasaran
dengan berbagai prioritas dari perencanaan pro-
duksi. Pada dasarnya, struktur goal programming
2
dan linier programming adalah sama, namun
konsep goal programming adalah untuk mem-
perkenalkan tambahan variabel bantu yang
disebut deviasi, jarak atau selisih antara nilai
target yang diinginkan dan hasil yang diperoleh,
yang bertindak bukan sebagai pengambil
keputusan tetapi hanya sebagai fasilitator untuk
merumuskan model (Leung & Chan, 2009).
Pengolahan data untuk peramalan dan optimasi
goal programming menggunakan Minitab, SPSS,
SAS, dan LINDO.
2. Tinjauan Pustaka 2.1 Pestisida Pestisida adalah semua zat kimia atau bahan
lain serta jasad renik dan virus yang digunakan
untuk mengendalikan atau mencegah hama dan
penyakit tanaman, mengatur dan atau mensti-
mulir pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian
tanaman (Kementerian Pertanian Indonesia,
2010). Perusahaan pestisida merupakan pabrik
formulasi pestisida yang termasuk dalam industri
agrokimia. Formulasi adalah campuran bahan
aktif dan bahan tambahan tertentu agar pestisida
dapat efektif, efisien dan ekonomis. Dalam per-
dagangan pestisida, bahan aktif diformulasikan
terlebih dahulu dengan dicampur bahan pem-
bantu, misalnya solvent (pelarut), emulsifier
(pembuat emulsi), diluent (pembasah dan peng-
encer), carrier (bahan pembawa), atau synergist
(untuk meningkatkan efektifitas pestisida).
2.2 Manajemen Produksi dan Perencanaan Produksi Pesanan
Dalam pengorganisasian kegiatan pabrik
dikendalikan oleh manajemen pabrik. Salah satu
kinerja manajemen pabrik yaitu melakukan
fungsi perencanaan. Pandangan modern dalam
operasional pabrik adalah menetapkan hasil dari
setiap elemen sebagai upaya mencapai tujuan
global yang optimum. Optimasi produksi adalah
mendayagunakan keterbatasan sumber daya
untuk mendapatkan hasil yang maksimum pada
proses produksi. Sehingga dalam proses optimasi
produksi diperlukan adanya perencanaan
produksi agar kebutuhan produksi terpenuhi
meskipun adanya keterbatasan sumber daya.
Perencanaan produksi adalah aktivitas untuk
menetapkan produk yang diproduksi, jumlah
yang dibutuhkan, kapan produk tersebut harus
selesai dan sumber-sumber yang dibutuhkan
(Kliping Nurmala, 2010). Proses produksi
pesanan adalah perusahaan akan melakukan
produksi apabila terdapat pesanan. Tujuan
produksi pesanan adalah menghasilkan barang
dengan spesifikasi tertentu memenuhi permin-
taan pelanggan dan dalam kurun waktu yang te-
lah disepakati. Sehingga perencanaan produksi
pesanan adalah aktivitas perencanaan produksi
untuk memenuhi jumlah pesanan dalam satu
periode. Perusahaan yang mengerjakan order
yang terputus-putus berdasarkan permintaan pe-
langgan yang pemenuhannya pada waktu yang
akan datang, tingkat kesulitan dalam menyusun
perencanaan lebih sulit dibanding perusahaan
yang mengerjakan produksi kontinu. Oleh karena
itu, produk yang dipilih dalam studi kasus ini
adalah produk pesanan herbisida yang produksi-
nya bersifat kontinu. Produksi pada produk
herbisida dilakukan secara kontinu karena
produk ini banyak dibutuhkan dalam pertanian.
2.3 Program Linier Program linier adalah cara untuk menye-
lesaikan persoalan pengalokasian sumber yang
terbatas di antara beberapa aktivitas yang ber-
saing. Program linier menggunakan model mate-
matis yang berkarakteristik linier untuk menemu-
kan suatu penyelesaian optimal, yaitu dengan
memaksimumkan atau meminimumkan fungsi
tujuan terhadap suatu susunan kendala (Dimyati,
2009). Langkah penting pertama pada penerapan
teknik riset operasi adalah perumusan model,
yaitu membuat peralihan dari realita ke model
kuantitatif. Model program linier mempunyai
tiga unsur utama, yaitu variabel keputusan yang
mempengaruhi nilai tujuan yang hendak dicapai,
fungsi tujuan yang dimaksimumkan atau dimini-
mumkan terhadap kendala yang ada, fungsi
kendala berupa pembatas, syarat, atau keharusan.
Menurut Siswanto (2007), bentuk umum
model matematis program linier adalah:
Fungsi tujuan: =
=1 , = 1,2, , (1)
Fungsi kendala:
=1 , = 1,2, , 0 (2)
atau
=1 , = 1,2, , 0 (3)
dengan:
: koefisien dari fungsi tujuan
: koefisien variabel desain
: variabel desain : target atau tujuan
2.4 Goal Programming Model goal programming merupakan
perluasan dari model program linier, sehingga
seluruh asumsi, notasi, formulasi model mate-
matis, prosedur perumusan model dan penyele-
saiannya tidak berbeda. Perbedaan hanya terletak
3
pada variabel deviasi (
+) yang muncul pada fungsi kendala dan fungsi tujuan. Oleh
karena itu, konsep dasar program linier selalu
melandasi pembahasan model goal programming
(Siswanto, 2007). Variabel deviasional berfungsi
untuk menampung deviasi hasil terhadap sasaran
yang dikehendaki. Menurut Siswanto (2007),
Variabel deviasional dibedakan menjadi dua
yaitu:
a. Variabel deviasional untuk menampung de-viasi di bawah sasaran. Variabel deviasional
berfungsi untuk menampung deviasi negatif, maka persamaan (3) menjadi:
=1 +
= (4)
= 1,2, ,