36
IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1. Kondisi Kependudukan Komponen penting pada bagian ini adalah penyajian dan mendeskripsikan tentang data kependudukan, perkembangan dan kepadatan serta jenis pekerjaan penduduk juga proyeksi pertumbuhan penduduk. Selanjutnya komponen ekonomi yang berkaitan dengan pertumbuhan dan indikator ekonomi serta keunggulan komparatif dan kompetitif berdasarkan masing-masing sektor di deskripsikan juga. Kemudian komponen keuangan daerah disajikan juga untuk melihat sejauh mana penggunaan anggaran pendapatan dan belanja daerah serta realisasinya. Berkaitan dengan komponen lingkungan, maka aspek ekologi wilyah, ekologi Daerah Aliran Sungai (DAS) dan ekologi pantai serta ekologi air menjadi bagian penyajian. Terakhir adalah mendeskripsikan tentang profil rumah tangga di lokasi penelitian. Aspek yang dominan memberikan pengaruh dalam setiap perencanaan pembangunan wilayah sebuah daerah yaitu penduduk. Pentingnya masalah penduduk dikarenakan penduduk merupakan sumberdaya manusia yang berperan dalam menyusun dan mensintesis perencanaan. Peranan atau partisipasinya sangat diperlukan agar hasil perencanaan dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan harapan. Penduduk dapat berperan sebagai pelaku dan juga sebagai sasaran dalam proses perencanaan pembangunan bahkan berpeluang menjadi korban suatu perencanaan yang tidak baik. Dinamika pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali akan menjadi persoalan bagi pemerintah dalam menata pembangunan yang diarahkan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarat, sehingga faktor manusia tetap mengambil peran yang penting terutama dalam mengendalikan pertumbuhan penduduk tersebut, penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan daerah dan kemasyarakatan . Memperhatikan data yang diperoleh, dapat d i ketahui konsentrasi jumlah penduduk yang paling tinggi terdapat di Kecamatan Kabila dengan jumlah penduduk pada tahun 2009 sebesar 18.318 jiwa, sedangkan jumlah penduduk yang terkecil terdapat di Kecamatan Bulango Ulu dengan jumlah penduduk pada tahun yang sama hanya sebesar 3.046 jiwa. Dilihat dari jumlah keseluruhan

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1. Kondisi Kependudukan · penduduk juga proyeksi pertumbuhan penduduk. Selanjutnya komponen ekonomi ... pembangunan wilayah sebuah daerah yaitu penduduk

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1. Kondisi Kependudukan · penduduk juga proyeksi pertumbuhan penduduk. Selanjutnya komponen ekonomi ... pembangunan wilayah sebuah daerah yaitu penduduk

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH

4.1. Kondisi Kependudukan

Komponen penting pada bagian ini adalah penyajian dan mendeskripsikan

tentang data kependudukan, perkembangan dan kepadatan serta jenis pekerjaan

penduduk juga proyeksi pertumbuhan penduduk. Selanjutnya komponen ekonomi

yang berkaitan dengan pertumbuhan dan indikator ekonomi serta keunggulan

komparatif dan kompetitif berdasarkan masing-masing sektor di deskripsikan

juga. Kemudian komponen keuangan daerah disajikan juga untuk melihat sejauh

mana penggunaan anggaran pendapatan dan belanja daerah serta realisasinya.

Berkaitan dengan komponen lingkungan, maka aspek ekologi wilyah, ekologi

Daerah Aliran Sungai (DAS) dan ekologi pantai serta ekologi air menjadi bagian

penyajian. Terakhir adalah mendeskripsikan tentang profil rumah tangga di lokasi

penelitian.

Aspek yang dominan memberikan pengaruh dalam setiap perencanaan

pembangunan wilayah sebuah daerah yaitu penduduk. Pentingnya masalah

penduduk dikarenakan penduduk merupakan sumberdaya manusia yang

berperan dalam men yusun dan mens in t es i s perencanaan. Peranan atau

partisipasinya sangat diperlukan agar hasil perencanaan dapat berjalan dengan

baik dan sesuai dengan harapan. Penduduk dapat berperan sebagai pelaku dan

juga sebagai sasaran dalam proses perencanaan pembangunan bahkan berpeluang

menjadi korban suatu perencanaan yang tidak baik. Dinamika pertumbuhan

penduduk yang tidak terkendali akan menjadi persoalan bagi pemerintah dalam

menata pembangunan yang diarahkan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarat,

sehingga faktor manusia tetap mengambil peran yang penting terutama dalam

mengendalikan pertumbuhan penduduk tersebut, penyelenggaraan pemerintahan,

pembangunan daerah dan kemasyarakatan .

Memperhatikan data yang diperoleh, dapat d i ketahui konsentrasi jumlah

penduduk yang paling tinggi terdapat di Kecamatan Kabila dengan jumlah

penduduk pada tahun 2009 sebesar 18.318 jiwa, sedangkan jumlah penduduk

yang terkecil terdapat di Kecamatan Bulango Ulu dengan jumlah penduduk pada

tahun yang sama hanya sebesar 3.046 jiwa. Dilihat dari jumlah keseluruhan

Page 2: IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1. Kondisi Kependudukan · penduduk juga proyeksi pertumbuhan penduduk. Selanjutnya komponen ekonomi ... pembangunan wilayah sebuah daerah yaitu penduduk

66

penduduk yang ada di Kabupaten Bone Bolango pada tahun 2009 yaitu sebesar

131.797 jiwa, maka diperoleh kepadatan penduduk rata-rata di kabupaten ini

adalah sebesar 66 jiwa per km2. Kepadatan penduduk terus meningkat seiring

adanya pertumbuhan penduduk sekaligus menjadi penentuan peningkatan

permintaan dan penawaran barang dan jasa atau dalam istilah pemasaran sebagai

konsumen. Sebaran penduduk setiap kecamatan di Kabupaten Bone Bolango dapat

dilihat pada (Tabel 11).

Tabel 11. Jumlah Penduduk Kabupaten Bone Bolango dirinci per Kecamatan

Tahun 2005 s/d 2010

No Kecamatan 2005 2006 2007 2008 2009 2010

1 Tapa 19,016 19,177 6,723 6,900 6,575 6.871

2 Bulango

Utara

9,235 9,313 6,423 6,263 6,537 6.933

3 Bulango

Selatan

- - 8,508 8,631 8,775 9.711

4 Bulango

Timur

- - 4,720 5,366 5,325 4.995

5 Bulango Ulu - - 3,481 2,955 3,064 3.612

6 Kabila 18,307 18,459 17,737 18,318 18,759 21.004

7 Botu Pingge 4,953 4,995 5,209 5,389 5,462 5.598

8 Tilong Kabila 14,511 14,634 14,494 14,726 15,375 16.569

9 Suwawa 24,635 24,843 9,267 9,999 9,881 10.688

10 Suwawa

Selatan

- - 4,349 4,466 4,510 4.796

11 Suwawa

Timur

- - 5,710 5,582 5,815 6.578

12 Suwawa

Tengah

- - 5,100 4,999 5,201 5.716

13 Bone Pantai 9,487 9,567 9,655 8,889 9,331 9.776

14 Kabila Bone 9,407 9,487 9,512 9,400 9,176 9.755

15 Bone Raya 9,504 9,584 5,346 4,767 4,979 5.876

16 Bone 7,852 7,918 8,164 8,306 8,307 8.674

17 Bulawa - - 4,650 5,069 4,707 4.763

Jumlah Total 126,907 127,977 129,025 130,026 131,797 141,915

Sumber: Kabupaten Bone Bolango Dalam Angka, 2011

Page 3: IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1. Kondisi Kependudukan · penduduk juga proyeksi pertumbuhan penduduk. Selanjutnya komponen ekonomi ... pembangunan wilayah sebuah daerah yaitu penduduk

67

4.1.1 Pertumbuhan Penduduk

Tingkat pertumbuhan penduduk Kabupaten Bolango selama kurun waktu

4 tahun (tahun 2007 – tahun 2010) mengalami kenaikan sebesar 0,98 persen atau

1.386 jiwa setiap tahunnya, dimana jumlah penduduk pada tahun 2007 berjumlah

129.025; tahun 2008 berjumlah 130.025 dan tahun 2009 jumlah penduduk di

Kabupaten Bone Bolango berjumlah 131.797. Tren pertumbuhan penduduk erat

hubungannya dengan pertumbuhan di sektor lain, meskipun tren pertumbuhannya

tidak sama dengan laju tren pertumbuhan penduduk. Disisi lain kondisi

demografis Kabupaten Bone Bolango yang berbatasan langsung dengan Ibu Kota

Provinsi Gorontalo menjadi pilihan bagi masyarakat untuk menempati

pemukiman-pemukiman yang baru dan nyaman yang telah disiapkan oleh

pemerintah daerah di Kabupaten Bone bolango. Trend nampak pada (Tabel 12).

Tabel 12. Perkembangan Jumlah Penduduk Setiap Tahun di Kabupaten Bone

Bolango Tahun 2007 s/d 2010 (dalam persent)

No Kecamatan 2007

%

2008

%

2009

%

2010

%

1 Tapa -64.9 2.6 -4.71 1,23

2 Bulango Utara -31.0 -2.5 4.37 1,52

3 Bulango Selatan 1.4 1.67 2,63

4 Bulango Timur 14.1 -0.76 1,73

5 Bulango Ulu -15.1 3.08 2,21

6 Kabila -3.9 3.3 2.60 2,51

7 Botu Pingge 4.3 3.5 1.35 2,22

8 Tilong Kabila -1.0 1.6 4.41 2,50

9 Suwawa -62.7 7.9 -1.18 2,63

10 Suwawa Selatan 2.7 0.99 2,15

11 Suwawa Timur -2.2 4.17 1,28

12 Suwawa Tengah -2.0 4.04 2,18

13 Bone Pantai 0.9 -7.9 4.97 2,19

14 Kabila Bone 0.3 -1.2 -2.38 2,23

15 Bone Raya -44.2 -10.8 4.45 1,67

16 Bone 3.1 1.7 0.01 2,37

17 Bulawa 9.0 -7.14 1,01

Jumlah/Total 0,82 % 0,78% 1.36% 2,14%

Sumber: Kabupaten Bone Bolango Dalam Angka, 2010

Page 4: IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1. Kondisi Kependudukan · penduduk juga proyeksi pertumbuhan penduduk. Selanjutnya komponen ekonomi ... pembangunan wilayah sebuah daerah yaitu penduduk

68

4.1.2 Perkembangan Penduduk Menurut Kelompok Umur

Klasifikasi penduduk berdasarkan struktur umur sangat membantu

pemerintah dan dunia usaha untuk menyusun program dan strategi terkait dengan

kesiapan umur produktif dan siap bekerja pada suatu wilayah. Penggambaran

penduduk menurut struktur umur juga berguna untuk mengetahui jumlah

penduduk produktif dan penduduk non produktif. Hal ini akan berpengaruh

pada angkatan kerja di suatu wilayah serta tingkat ketergantungan penduduk

non produktif pada penduduk produktif. Penggambaran penduduk menurut

struktur umur juga diperlukan untuk perhitungan penyediaan fasilitas sosial dan

ekonomi. Dilihat dari struktur umur penduduk, suatu wilayah dapat dikategorikan

dalam 3 klasifikasi, yaitu: 1) Penduduk tua (old population), jika penduduk yang

berumur antara 0-14 tahun < 30 persen dan penduduk yang berumur +65 tahun >

10 persen; 2) Penduduk muda (young population), jika penduduk yang berumur

antara 0-14 tahun > 40persen dan penduduk yang berumur +65 < 5 persen. 3)

Penduduk produktif (productive population), jika penduduk yang berumur antara

0-14 tahun berkisar 30 persen sampai 40 persen dan penduduk yang berumur +65

tahun berkisar antara 5 persen sampai 10 persen. Distribusi penduduk berdasarkan

kelompok umur di Kabupaten Bone Bolango dapat dilihat pada (Tabel 13).

Tabel 13. Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur dan Beban Ketergantungan di

Kabupaten Bone Bolango Tahun 2009

Kelompok Umur (Tahun) Tahun 2009

0 - 14 39.944

15 – 64 83.104

65 + 8.749

JUMLAH 131.797

beban ketergantungan 63,05

Sumber : Diolah dari Data BPS Bone Bolango,Tahun 2010

Berdasarkan data penduduk, struktur penduduk Kabupaten Bone Bolango

menurut kelompok umur memperlihatkan struktur umur produktif. Pada tahun

2009 jumlah penduduk usia produktif relatif lebih banyak dibanding kelompok

usia lainnya. Jumlah penduduk usia produktif pada tahun 2009 mengalami

Page 5: IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1. Kondisi Kependudukan · penduduk juga proyeksi pertumbuhan penduduk. Selanjutnya komponen ekonomi ... pembangunan wilayah sebuah daerah yaitu penduduk

69

kenaikan sebesar 2.216 jiwa dibanding tahun 2008. Diperkirakan laju

pertumbuhan tingkat angkatan kerja akan tumbuh pesat dimana sebagai daerah

yang berkembang, tentu lapangan kerja semakin besar dan akan berdampak

langsung terhadap kebutuhan jumlah tenaga kerja yang besar pula.

4.1.3. Kepadatan Penduduk

Kepadatan penduduk menggambarkan tekanan penduduk terhadap luas

wilayah. Jumlah penduduk terus bertambah, sedangkan lahan yang ada tetap,

mengakibatkan kepadatan semakin bertambah tinggi. Kepadatan penduduk dapat

menjadi alat untuk mengukur kualitas dan daya tampung lingkungan. Kepadatan

penduduk per kecamatan di kabupate Bone Bolango dapat dilihat pada (Tabel 14).

Tabel 14. Kepadatan Penduduk Per Kecamatan Tahun 2010 di Kabupaten Bone

Bolango

No Kecamatan Penduduk Luas (Km 2) Kepadatan Penduduk

(Km 2)

1 Tapa 6,575 6,414 102

2 Bulango Utara 6,537 176,04 37

3 Bulango Selatan 8,775 9,87 889

4 Bulango Timur 5,325 10,82 492

5 Bulango Ulu 3,046 78,41 39

6 Kabila 18,795 193,45 97

7 BotuPingge 5,462 47,11 116

8 Tilongkabila 15,375 79,74 193

9 Suwawa 9,881 33,51 295

10 Suwawa Selatan 4,510 184,09 24

11 Suwawa Timur 5,815 489,2 12

12 Suwawa Tengah 5,201 64,7 80

13 Bone Pantai 9,331 161,82 58

14 Kabila Bone 9,176 143,51 64

15 Bone Raya 4,979 64,12 78

16 Bone 8,307 72,71 114

17 Bulawa 4,707 111,01 42

Jumlah 131,787 1984,58 66

Sumber: Kabupaten Bone Bolango Dalam Angka, 2010

Page 6: IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1. Kondisi Kependudukan · penduduk juga proyeksi pertumbuhan penduduk. Selanjutnya komponen ekonomi ... pembangunan wilayah sebuah daerah yaitu penduduk

70

Kepadatan Kabupaten Bone Bolango mengalami perubahan setiap

tahunnya, berdasarkan hasil perhitungan kepadatan penduduk, diketahui laju

pertambahan kepadatan penduduk meningkat sekitar 1 jiwa/km2

setiap tahun.

Dilihat dari data kepadatan, wilayah yang mengalami tingkat kepadatan paling

tinggi adalah Kecamatan Bulango Selatan dengan kepadatan penduduk tahun

2009 sebesar 889 jiwa per km2, dan kecamatan dengan tingkat kepadatan paling

rendah berada di Kecamatan Suwawa Timur dengan jumlah kepadatan penduduk

pada tahun 2009 sebesar 12 jiwa per km2.

4.1.4 Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Jenis pekerjaan untuk mata pencaharian penduduk yang paling banyak

menyerap tenaga kerja adalah di sektor pertanian, dimana jumlah penduduk pada

tahun 2009 yang bekerja di sektor ini adalah sebanyak 21.095 jiwa atau sebesar

38,7 persen. Jenis pekerjaann yang tergolong sektor terkecil yang menyerap

tenaga kerja adalah penduduk yang bekerja di sektor listrik, gas dan air sebanyak

47 jiwa atau sebesar 0,09 persen dari jumlah penduduk. Jumlah penduduk

berdasarkan jenis pekerjaan dapat di lihat pada (Tabel 15).

Tabel 15. Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan Tahun 2009 di Kabupaten

Bone Bolango

No Jenis Pekerjaan Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1 Pegawai Negeri 3.400 6,2

2 Pertanian 21.095 38,7

3 Pertambangan 1.619 2,9

4 Industri 2.645 4,8

5 Listrik, Gas & Air 47 0,09

6 Konstruksi 6.039 11,1

7 Perdagangan 5.681 10,4

8 Transportasi & Komunikasi 3.680 6,7

9 Keuangan 699 1,3

10 Jasa 9.644 17,7

Jumlah Total 54.549 100 Sumber : Diolah dari Data BPS Bone Bolango,Tahun 2010

Page 7: IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1. Kondisi Kependudukan · penduduk juga proyeksi pertumbuhan penduduk. Selanjutnya komponen ekonomi ... pembangunan wilayah sebuah daerah yaitu penduduk

71

4.1.5 Proyeksi Kependudukan

Untuk dapat merencanakan pembangunan di masa yang akan datang,

maka proyeksi jumlah penduduk sangat diperlukan dalam menghitung besaran

kebutuhan perencanaan kawasan.Tujuannya adalah untuk menjadi informasi

ilmiah bagi para pihak untuk menentukan arah kebijakan pembangunan daerah

terutama kaitannya terhadap ketersediaan daya dukung lahan dan kelembagaan

masyarakat bila asumsi pertumbuhan penduduk akan mencapai jumlah tertentu.

Dalam menentukan arahan pengembangan kawasan perencanaan Kabupaten

Bone Bolango, dibuat proyeksi penduduk selama rentang waktu 2011-2031.

Adapun tahapan yang dilalui dalam penghitungan proyeksi penduduk adalah

dengan menghitung tingkat pertambahan penduduk alamiah (sudah termasuk

komponen migrasi neto). Formulasi yang digunakan untuk menghitung tingkat

pertumbuhan penduduk untuk setiap periode waktu yaitu :

Pt = Po . (1 +r)n

Dimana : Pt = Jumlah penduduk tahun ke-t

Po = Jumlah penduduk tahun dasar

n = kurun waktu

r = Tingkat pertumbuhan penduduk

diasumsikan bahwa kebijakan percepatan pengembangan perekonomian

(melalui penggalian secara intensif potensi-potensi yang dimiliki oleh wilayah

perencanaan) serta kebijakan ketenagakerjaan (pemberian berbagai bentuk

insentif untuk membuka peluang usaha baru dan sekaligus menyerap tenaga

kerja) mempunyai dampak positif kepada pertumbuhan penduduk di wilayah

perencanaan. Proyeksi jumlah penduduk ditampilkan pada (Tabel 16).

Page 8: IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1. Kondisi Kependudukan · penduduk juga proyeksi pertumbuhan penduduk. Selanjutnya komponen ekonomi ... pembangunan wilayah sebuah daerah yaitu penduduk

72

Tabel 16. Proyeksi Jumlah Penduduk Kab. Bone Bolango Tahun 2011–2031

No kecamatan Proyeksi Jumlah Penduduk

2009 2011 2016 2021 2026 2031

1 Tapa 6.575 6.835 7.486 8.137 8.788 9.439

2 Bulango Utara 6.537 6.796 7.443 8.090 8.737 9.385

3 Bulango Selatan 8.775 9.122 9.991 10.860 11.729 12.597

4 Bulango Timur 5.325 5.536 6.063 6.590 7.117 7.645

5 Bulango Ulu 3.046 3.167 3.468 3.770 4.071 4.373

6 Kabila 18.795 19.539 21.400 23.261 25.121 26.982

7 Botupingge 5.462 5.678 6.219 6.760 7.301 7.841

8 Tilongkabila 15.375 15.984 17.506 19.028 20.550 22.072

9 Suwawa 9.881 10.272 11.251 12.229 13.207 14.185

10 Suwawa Selatan 4.510 4.689 5.135 5.582 6.028 6.475

11 Suwawa Timur 5.815 6,045 6.621 7.197 7.772 8.348

12 Suwawa Tengah 5.201 5.407 5.922 6.437 6.952 7.467

13 Bone Pantai 9.331 9.701 10.642 11.548 12.472 13.396

14 Kabila Bone 9.176 9.539 10.448 11.356 12.265 13.173

15 Bone Raya 4.979 5.176 5.669 6.162 6.655 7.148

16 Bone 8.307 8.636 9.458 10.281 11.103 11.926

17 Bulawa 4.707 4.893 5.359 5.825 6.291 6.757

Total 131.797 137.016 150.064 163.112 176.160 189.208 Sumber : Diolah dari Data BPS Bone Bolango,Tahun 2010

Dari hasil perhitungan proyeksi penduduk menunjukkan bahwa rata-rata

pertumbuhan jumlah penduduk Kabupaten Bone Bolango dari tahun 2005-2009

hanya sebesar 0,98 persen, sementara untuk tahun rencana yaitu antara tahun

2011-2031 rata-rata pertumbuhannya sebesar 1,98 persen. Salah satu faktor

pendorong tingginya proyeksi laju pertumbuhan penduduk di kabupaten ini

adalah karena Kabupaten Bone Bolango merupakan daerah pemekaran yang

belum lama ini terbentuk dan masih akan terus berkembang dan

letaknya yang bersebelahan dengan Kota Gorontalo yang merupakan

ibukota Provinsi Gorontalo, sehingga berpotensi untuk menarik

migrasi penduduk dari daerah lainnya (kota Gorontalo).

Page 9: IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1. Kondisi Kependudukan · penduduk juga proyeksi pertumbuhan penduduk. Selanjutnya komponen ekonomi ... pembangunan wilayah sebuah daerah yaitu penduduk

73

4.2 Sektor Ekonomi

Sejak kelembagaan Kabupaten Bone Bolango Tahun 2004 disetujui oleh

Presiden sebagai kabupaten otonomi baru yang ke lima di Provinsi Gorontalo

kelembagaan ekonomi terus dibenahi meskipun terkesan terlambat dan mengalami

kesulitan. Hal ini disebabkan oleh adanya faktor demografis dan geografis

wilayah yaitu secara demografis masyarakat yang berdomisili di Kabupaten Bone

Bolango telah lama memiliki keterikatan langsung dengan kegiatan ekonomi di

Kota Gorontalo (Ibu Kota Provinsi Gorontalo) yang hanya berjarak sekitar 7 km

dari Ibu Kota Kabupaten Bone Bolango baik di sektor pengolahan hasil produksi

maupun sektor jasa. Aspek geografis yaitu kawasan lindung yang tersebar mulai

dari wilayah utara (Kecamatan Bulango Utara) membentang luas sampai

kewilayah selatan (Kecamatan Bone Raya, Bone, Bulawa, dan Bone Pantai) yaitu

sekitar 2/3 wilayah ini adalah Taman Nasional Bogani Nani Wartabone dan hanya

1/3 wilayah atau kawasan budidaya.

Oleh karena itu faktor-faktor pertumbuhan ekonomi tersebut sedikit

terlambat bila dibandingkan dengan wilayah Kabupaten pemekaran lain di

Provinsi Gorontalo seperti Kabupaten Pohuwato yang berada di ujung paling barat

dan berbatasan langsung dengan Provinsi Sulawesi Tengah bila dibandingkan

dengan Kabupaten Bobe Bolango yang berbatasan langsung dengan Sulawesi

utara merupakan Provinsi dengan pertumbuhan ekonominya lebih tinggi. Wilayah

ini adalah hinterland dari kota Gorontalo sehingga keterkaitan langsung maupun

tidak langsung tetap memilki peluang untuk ditumbuhkembangkan seperti sektor

properti (pemukiman) dimana wilayah kota Gorontalo semakin terdesak oleh

kebutuhan ketresediaan lahan yang notabene lahan-lahan tersebut masih cukup

tersedia di Kabupaten Bone Bolango.

4.2.1 Pertumbuhan Ekonomi

Aspek utama menjadi pertimbangan dalam mengukur pertumbuhan

ekonomi yaitu pada tingkatan mana klasifikasi pertumbuhan antarsektor tersebut.

Artinya makna pertumbuhan ekonomi di suatu daerah yang masih berada pada

tingkatan primer akan berbeda dengan daerah yang telah naik peringkatnya pada

sektor sekunder, demikian pula daerah yang telah lebih meningkat lagi yaitu pada

Page 10: IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1. Kondisi Kependudukan · penduduk juga proyeksi pertumbuhan penduduk. Selanjutnya komponen ekonomi ... pembangunan wilayah sebuah daerah yaitu penduduk

74

tingkatan tersier. Kabupaten Bone Bolango masih berada pada tingkatan pertama

yaitu primer sehingga hal ini akan memengaruhi pemaknaan pertumbuhan

ekonomi di Kabupaten Bone Bolango.

Indikator pertumbuhan ekonomi wilayah merupakan kebutuhan untuk

mengetahui sejauh mana peningkatan atau penurunan pertumbuhan ekonomi

wilayah secara agregat, sehingga para pihak dapat mengetahui kinerja ekonomi

tersebut untuk menjadi rujukan arah kebijakan pengembangan ekonomi ke depan

dengan mengamati sektor-sektor manakah yang dapat menjadi penghela

perekonomian wilayah. Oleh karena itu kemungkinan-kemungkinan yang menjadi

rujukan lain di luar sektor yang menjadi penghela ekonomi bisa saja terjadi karena

adanya keterkaitan antar wilayah di suatu daerah.

Analisis ekonomi dilakukan untuk mewujudkan ekonomi wilayah yang

berkelanjutan melalui keterkaitan ekonomi lokal dalam sistem ekonomi wilayah

yang lebih luas. Analisis ekonomi diarahkan untuk menciptakan keterkaitan

ekonomi antar kawasan di dalam wilayah kabupaten dan keterkaitan ekonomi

antar wilayah kabupaten. Dari analisis ini, diharapkan diperoleh pengetahuan

mengenai karakteristik perekonomian wilayah dan ciri-ciri ekonomi kawasan

dengan mengidentifikasi basis ekonomi kabupaten, sektor-sektor unggulan,

besaran kesempatan kerja, pertumbuhan dan disparitas pertumbuhan ekonomi di

wilayah kabupaten. Selain itu penilaian terhadap tingkat pertumbuhan

perekonomian juga dapat digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan

penduduk di wilayah rencana dengan melihat dominasi kegiatan perekonomian

yang dilakukan oleh mayoritas penduduk.

Kemampuan sektor basis selalu dipandang sebagai sektor penghela

ekonomi akan tetapi sektor basis akan nampak peningkatannya bila terjadi

hubungan antarsektor. Dengan mengetahui tingkat pertumbuhan sektor ekonomi

di Kabupaten Bone Bolango maka hal ini akan membantu dalam upaya mengenali

kekayaan dan potensi yang dimiliki untuk menunjang kemajuan pembangunan

secara umum maupun secara sektoral. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

adalah jumlah nilai tambah bruto seluruh kegiatan ekonomi di wilayah tertentu

pada periode waktu tertentu, tanpa memperhatikan kepemilikan faktor produksi.

Dalam penyajian PDRB dapat dibuat dalam dua bentuk, yaitu PDRB atas harga

Page 11: IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1. Kondisi Kependudukan · penduduk juga proyeksi pertumbuhan penduduk. Selanjutnya komponen ekonomi ... pembangunan wilayah sebuah daerah yaitu penduduk

75

berlaku dan PDRB atas harga konstan. PDRB Kabupaten Bone Bolango

berdasarkan harga berlaku dan harga konstan mulai tahun 2005-2009 .

Indikator ekonomi melalui analisis PDRB di Kabupaten Bone Bolango

bila dilihat seperti pada (Tabel 17), nampak bahwa sektor yang memainkan peran

cukup besar yaitu sektor pertanian. Sektor ini sejak tahun 2005-2010 terus

mengalami peningkatan yaitu sekitar 4 persen. Peningkatan sektor pertanian

disusul sektor industri pengolahan sejak tahun 2005-2010 terus mengalami

peningkatan yaitu 3 persen dari rata-rata kenaikan per tahunnya. Sektor

perdagangan hotel dan restoran merupakan urutan berikutnya pada periode tahun

yang sama terus mengalami peningkatan yaitu sekitar 6 persen. Meskipun dari

prosentase sektor perdagangan restoran dan yang lebih tinggi namun dari total

masing-masing setiap tahun sektor pertanian yang lebih unggul.

Bila dilihat dari urutannya maka sektor yang menempati urutan kedua

yang mengalami peningkatan setelah sektor pertanian yaitu sektor jasa-jasa yaitu

Rp 146,583. Dengan demikian pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bone Bolango

telah berada pada stadia sekunder. Peningkatan pertumbuhan sektor jasa-jasa

belum dapat menempatkan posisi perekonomian daerah ini seperti yang

didefinisikan dalam stadia sekunder tersebut. Karena indikator ekonomi dalam

perhitungan ini bersifat makro dimana hal-hal yang berkaitan dengan perilaku

ekonomi ditingkat rumahtanga perekonomian suatu wilayah belum dapat

dikategorikan dalam perhitungan PDRB. Adapun perkembangan PDRB atas dasar

harga berlaku dapat dilihat pada (Tabel 17).

Page 12: IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1. Kondisi Kependudukan · penduduk juga proyeksi pertumbuhan penduduk. Selanjutnya komponen ekonomi ... pembangunan wilayah sebuah daerah yaitu penduduk

76

Tabel 17. Perkembangan PDRB (Atas Dasar Harga Berlaku) Menurut

Lapangan Usaha di Kabupaten Bone Bolango Tahun 2005 –2009

(Juta Rupiah)

No Sektor Tahun

2005 2006 2007 2008 2009 2010

1 Pertanian,

Peternakan,

Kehutanan dan

Perikanan

183.529 221.732 253.122 290.984 349.473 371 620

2 Pertambangan

dan Penggalian

2.901 3.045 3.300 3.983 6.746 5 941

3 Industri

Pengolahan

68.668 77.794 86.176 95.055 103.262 113 618

4 Listrik, Gas dan

Air Bersih

1.853 2.154 2.751 2.773 2.873 2 922

5 Bangunan 25.602 28.594 30.283 34.404 45.958 43 767

6 Perdagangan,

Hotel dan

Restoran

60.667 69.026 72.982 96.460 111.291 114 236

7 Pengangkutan

dan

Komunikasi

18.731 20.956 26.847 29.427 43.722 36 221

8 Keuangan,

Persewaan dan

Jasa

Perusahaan

43.361 48.632 63.285 76.485 82.218 102 779

9 Jasa-Jasa 54.275 63.891 72.523 87.817 103.719 146 583

PDRB (Atas Dasar

Harga Berlaku)

459.585 535.822 611.269 717.387 849.263 937.685

Sumber : BPS Bone Bolango,Tahun 2011

Berdasarkan hasil penghitungan PDRB Kabupaten Bone Bolango (atas

dasar harga berlaku) tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 mengalami kenaikan

yang cukup signifikan dari total jumlah PDRB 459,585 juta rupiah di tahun 2005

menjadi 849,263 juta rupiah pada tahun 2009 atau mengalami peningkatan rata-

rata sebesar 16,6 persen per tahun. PDRB Bone Bolango (atas dasar harga

berlaku) masih didominasi oleh sektor pertanian, sektor lain yang turut berperan

besar dalam pembentukan PDRB adalah sektor perdagangan, sektor industri

pengolahan dan sektor jasa. Sedangkan hasil perhitungan untuk nilai PDRB

Kabupaten Bone Bolango (atas dasar harga konstan) pada rentang waktu

yang sama, rata-rata per tahunnya mengalami kenaikan sebesar 6,09 persen,

Page 13: IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1. Kondisi Kependudukan · penduduk juga proyeksi pertumbuhan penduduk. Selanjutnya komponen ekonomi ... pembangunan wilayah sebuah daerah yaitu penduduk

77

dimana jumlah PDRB pada tahun 2005 sebesar 208,386 juta rupiah dan pada

tahun 2009 PDRB sebesar 264,028. Selanjutnya perkembangan PDRB Kabupaten

Bone Bolango atas dasar harga kontan dapat dilihat pada (Tabel 18).

Tabel 18. Perkembangan PDRB (Atas Dasar Harga Konstan) Menurut Lapangan

Usaha di Kabupaten Bone Bolango Tahun 2005 – Tahun 2011 (Juta

Rupiah)

N

o Sektor

Tahun

2005 2006 2007 2008 2009 2010

1 Pertanian,

Peternakan,

Kehutanan &

Perikanan

63.373 68.342 70.801 75.286 85.607 87 262

2 Pertambangan &

Penggalian

2.656 2.736 2.932 3.203 3.364 3 659

3 Industri

Pengolahan

31.396 32.205 33.436 34.399 35.589 37 200

4 Listrik, Gas & Air

Bersih

870 942 1.016 1.023 1.054 1 045

5 Bangunan 17.621 18.393 19.366 20.093 21.020 22 037

6 Perdagangan,

Hotel & Restoran

23.429 24.029 24.341 25.495 26.022 27 859

7 Pengangkutan &

Komunikasi

20.116 21.762 22.103 22.747 23.342 24 345

8 Keuangan,

Persewaan & Jasa

Perusahaan

22.047 23.144 29.608 34.998 37.726 44 017

9 Jasa-Jasa 26.879 27.843 28.686 29.787 30.305 33 144

PDRB (Atas Dasar

Harga Konstan)

208.386 219.396 232.300 247.031 264.028 280.568

Sumber : BPS Bone Bolango,Tahun 2011

Tabel 19 mendeskripsikan distribusi persentase Produk Domestik

Regional Bruto atas dasar harga berlaku menurut lapangan usaha. Dari sembilan

sektor ini terdapat enam sektor yang mengalami penurunan yaitu sektor industri

pengolahan 12,82 persen pada tahun 2009 turun menjadi 12,12 persen pada tahun

2010, demikian pula sektor listrik gas dan air bersih pada tahun 2009 0,35 persen

turun menjadi 0,31 persen tahun pada 2010. Sektor konstruksi pada tahun 2009

sebesar 4,79 persen turun menjadi 4,67persen pada tahun 2010, demikian pula

sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 12,54 persen tahun pada 2009

Page 14: IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1. Kondisi Kependudukan · penduduk juga proyeksi pertumbuhan penduduk. Selanjutnya komponen ekonomi ... pembangunan wilayah sebuah daerah yaitu penduduk

78

turun menjadi 12,18 persen pada tahun 2010 juga diikuti oleh sektor

pengangkutan dan sektor jasa-jasa.

Salah satu alasan penurunan pertumbuhan ekonomi yaitu karena adanya

kenaikan harga-harga barang dan jasa-jasa. Karakteristik masyarakat Gorontalo

termasuk di Kabupaten Bone Bolango suka mengkonsumsi banyak cabai (rica).

Kondisi tersebut terkadang dapat mempengaruhi suplai komoditi cabai karena

permintaan terus meningkat sementara produksi cabai (rica) belum memenuhi

permintaan, apalagi bila terjadi musim kemarau produksinya cukup menurun dan

dapat mempengaruhi inflasi. Distribusi presentasi Produk Domestic Regional

Bruto (PDRB) menurut lapangan usaha dapat dilihat pada (Tabel 19).

Tabel 19. Distribusi Persentase Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga

Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Persen) Di Kabupaten Bone

Bolango, 2008-2010

No Lapangan Usaha

Industrial Origin

Tahun

Year

2008 2009*

2010**

1 Pertanian 40,44 39,31 39,63

2 Pertambangan dan Penggalian 0,55 0,59 0,63

3 Industri Pengolahan 13,52 12,82 12,12

4 Listrik, Gas dan Air Bersih 0,39 0,35 0,31

5 Konstruksi 4,78 4,79 4,67

6 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 13,40 12,54 12,18

7 Pengangkutan dan Komunikasi 4,09 3,91 3,86

8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 10,63 10,73 10,96

9 Jasa-jasa 12,20 14,96 15,63

PDRB 100,00 100,00 100,00

Sumber: BPS Bone Bolango tahun 2011

Distribusi persentase Produk Domestik Bruto atas dasar harga konstan

menurut lapangan usaha terdapat empat sektor yang mengalami peningkatan yaitu

sektor pertanian 39,31 persen pada tahun 2009 naik menjadi 39,63 persen tahun

pada 2010. Sektor pertambangan dan penggalian sebesar 0,59 persen tahun 2009

naik menjadi 0,63 persen tahun pada 2010, demikian pula sektor keuangan

persewaan dan jasa perusahaan 10,73 persen tahun pada 2009 naik menjadi 10,96

Page 15: IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1. Kondisi Kependudukan · penduduk juga proyeksi pertumbuhan penduduk. Selanjutnya komponen ekonomi ... pembangunan wilayah sebuah daerah yaitu penduduk

79

persen tahun pada 2010. Namun terdapat lima sektor yang mengalami penurunan

yaitu sektor industri pengolahan, listrik gas dan air bersih, konstruksi,

perdagangan hotel, dan restoran serta pengangkutan dan komunikasi juga sektor

jasa-jasa. Distribusi persentase Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga

kontan 2000 menurut lapangan usaha dapat dilihat pada (Tabel 20).

Tabel 20. Distribusi Prosentase Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga

Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha (Persen) Di Kabupaten Bone

Bolango, 2008-2010

No

Lapangan Usaha

Tahun

2008 2009*

2010**

1 Pertanian 40,43 39,31 39,63

2 Pertambangan dan Penggalian 0,55 0,59 0,63

3 Industri Pengolahan 13,52 12,82 12,12

4 Listrik, Gas dan Air Bersih 0,39 0,35 0,31

5 Konstruksi 4,78 4,79 4,67

6 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 13,40 12,55 12,18

7 Pengangkutan dan Komunikasi 4,09 3,91 3,86

8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 10,63 10,73 10,96

9 Jasa-jasa 12,20 14,96 15,63

PDRB 100,00 100,00 100,00

Sumber: BPS Bone Bolango tahun 2011

4.2.2 Keunggulan Komparatif dan Kompetitif

Sektor basis dan non basis di suatu wilayah merupakan sektor yang

berpotensi untuk berkembang dan mendukung pertumbuhan serta perkembangan

ekonomi wilayah. Sektor basis yaitu sektor utama atau unggulan di wilayah

tersebut, sedangkan sektor non basis merupakan sektor penunjang (sektor servis)

atau bukan sektor utama. Perkembangan setiap sektor dapat dianalisis

menggunakan teknik analisis LQ (Location Quetion), dimana teknik ini

merupakan suatu cara untuk mengetahui kemampuan suatu daerah dalam sektor

kegiatan tertentu. Pada dasarnya teknik ini menyajikan perbandingan relatif antara

kemampuan suatu sektor di daerah yang diselidiki dengan kemampuan sektor

yang sama pada daerah yang lebih luas. Sektor yang memiliki nilai LQ > 1 di

nyatakan sebagai sektor basis, sedangkan sektor yang memiliki nilai LQ < 1

Page 16: IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1. Kondisi Kependudukan · penduduk juga proyeksi pertumbuhan penduduk. Selanjutnya komponen ekonomi ... pembangunan wilayah sebuah daerah yaitu penduduk

80

dinyatakan sebagai sektor servis. Nilai LQ sektor ekonomi di Kabupaten Bone

Bolango dapat dilihat pada (Tabel 21).

Tabel 21. Nilai LQ Sektor-Sektor Ekonomi di Kabupaten Bone Bolango Tahun

2005 – Tahun 2007

Sektor 2005 2006 2007

1. Pertanian 0,94 0,89 0,87

a. Tanaman Bahan Makanan 0,71 0,64 0,62

b. Tanaman Perkebunan 0,87 0,93 0,97

c. Peternakan dan hasil-hasilnya 1,30 1,58 1,65

d. Kehutanan 2,08 1,57 1,48

e. Perikanan 1,12 0,80 0,76

2. Pertambangan & Penggalian 1,16 1,07 0,98

a. Minyak & Gas bumi - - -

b. Pertambangan Non Migas 0,40 0,47 0,38

c. Penggalian 1,22 1,11 1,03

3. Industri Pengolahan 1,82 2,17 2,27

a. Industri Migas - - -

1. Pengilangan Minyak Bumi - - -

2. Gas Alam Cair - - -

b. Industri tanpa Migas 1,82 2,17 2,27

1. Makanan, Minuman & Tembakau 1,74 1,95 2,07

2. Tekstil Barang Kulit & Alas Kaki 2,58 2,72 2,86

3. Barang Kayu & Hasil Hutan Lainnya 2,13 3,37 3,39

4. Kertas dan Barang Cetakan - - -

5. Pupuk Kimia dan barang Cetakan - - -

6. Semen dan Barang galian bukan logam 3,04 2,86 2,77

7. Logam dasar besi & baja - - -

8. Alat angkutan mesin dan peralatan 1,61 1,28 1,16

9. Barang lainnya - - -

4. Listrik, Gas & Air Bersih 0,46 0,54 0,54

a. Listrik 0,44 0,51 0,52

b. Gas - - -

c. Air Bersih 0,58 0,68 0,64

5. Bangunan 1,17 1,08 1,08

6. Perdagangan, Hotel & Restoran 0,82 0,83 0,82

a. Perdagangan Besar & Eceran 0,79 0,80 0,79

b. Hotel - - -

c. Restoran 0,99 1,01 1,01

7. Pengangkutan dan Komunikasi 1,04 1,03 0,93

a. Pengangkutan 1,18 1,26 1,24

1. Angkutan Rel - - -

2. Angkutan Jalan Raya 1,27 1,45 1,50

3. Pengangkutan Laut - - -

4. Angkutan Sungai, Danau & Penyebrangan - - -

5. Angkutan Udara - - -

6. Jasa Penunjang Angkutan 3,10 2,86 3,01

Dilanjutkan pada halaman berikutnya

Page 17: IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1. Kondisi Kependudukan · penduduk juga proyeksi pertumbuhan penduduk. Selanjutnya komponen ekonomi ... pembangunan wilayah sebuah daerah yaitu penduduk

81

Lanjutan tabel 21

b. Komunikasi 0,45 0,34 0,26

1. Pos dan Telekomunikasi 0,45 0,34 0,26

2. Jasa Penunjang Komunikasi 0,40 0,33 0,29

8. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 0,88 0,90 1,07

a. Bank 0,77 0,82 1,12

b. Lembaga Keuangan non Bank 0,58 0,44 0,44

c. Lembaga Penunjang Keuangan - - -

d. Sewa Bangunan 1,14 1,26 1,28

e. Jasa Perusahaan 1,09 1,08 1,07

9. Jasa – Jasa 0,43 0,44 0,43

a. Pemerintahan Umum 0,24 0,24 0,23

1. Administrasi Pemerintahan &

Pertahanan 0,24 0,24 0,23

2. Jasa Pemerintahan lainnya - - -

b. Swasta 1,39 1,55 1,66

1. Sosial Kemasyarakatan 1,13 1,27 1,38

2. Hiburan dan Rekreasi 2,46 2,85 3,08

3. Perorangan dan Rumah Tangga 1,46 1,59 1,67

4.3 Struktur Ekonomi

Aspek penting lainya yang dapat ditelaah yaitu struktur ekonomi, karena

pertumbuhan ekonomi akan dapat terjabarkan lebih rinci dan jelas pada struktur

ekonomi. Untuk itu akan dijabarkan masing-masing struktur ekonomi di

Kabupaten Bone Bolango berdasarkan pertumbuhan yang nampak pada Produk

Domestik Regional Bruto atas dasar harga konstan.

4.3.1 Sektor Pertanian

Sektor pertanian merupakan kontributor terbesar terhadap PDRB

Kabupaten Bone Bolango. Total kontribusi sektor pertanian pada tahun 2009

terhadap nilai PDRB kabupaten adalah sebesar 41,15 persen. Artinya sektor ini

menyumbang hampir sebagian dari keseluruhan nilai PDRB Kabupaten Bone

Bolango. Semenjak tahun 2005 sampai dengan tahun 2009, persentase kontribusi

sektor pertanian terhadap PDRB ditinjau dari harga berlaku terus mengalami

peningkatan rata rata sebesar 17,50 persen per tahun. Pada dasarnya dalam

bidang pertanian terdiri atas beberapa subsektor, seperti subsektor tanaman

perkebunan, subsektor tanaman makanan, subsektor peternakan dan subsektor

perikanan.

Page 18: IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1. Kondisi Kependudukan · penduduk juga proyeksi pertumbuhan penduduk. Selanjutnya komponen ekonomi ... pembangunan wilayah sebuah daerah yaitu penduduk

82

Besarnya kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB kabupaten

merupakan implikasi dari luasnya lahan pertanian yang dimiliki serta banyaknya

tenaga kerja yang bergerak di sektor ini. Secara riil (berdasarkan interpretasi

citra), penggunaan lahan di Kabupaten Bone Bolango untuk keperluan lahan

pertanian campuran mencapai 46.092,93 hektar atau setara dengan 23.54 persen

luas wilayah Kabupaten Bone Bolango dengan angkatan kerja yang bergerak di

bidang pertanian sebanyak 21.095 jiwa.

Pengembangan sektor pertanian sebagai basis ekonomi kabupaten,

diperlukan kebijakan dan investasi yang tepat sasaran. Investasi pada sektor

pertanian ditujukan pada beberapa sub sektor yang dianggap memberi andil yang

cukup berarti dalam pengembangan perekonomian daerah, antara lain : subsektor

tanaman pangan dan hortikultura, subsektor perkebunan, subsektor peternakan,

subsektor kelautan dan perikanan, serta subsektor kehutanan. Khusus untuk

subsektor tanaman pangan dan hortikultura, investasi diutamakan pada

pengadaan dan distribusi bahan-bahan pertanian seperti penyediaan bibit unggul,

pupuk dan pestisida guna peningkatan kualitas dan kapasitas hasil pertanian.

Sedangkan untuk subsektor perkebunan, program investasi diutamakan pada

pengadaan industri pengelolaan hasil-hasil perkebunan, selain itu juga

diperlukan Investasi sumberdaya manusia guna penelitian dan pengembangan

produktivitas hasil perkebunan. Bagi subsektor perikanan, investasi diutamakan

untuk pembangunan fasilitas penangkapan ikan, baik yang digunakan untuk

keperluan menjala ikan maupun untuk keperluan pendistribusian hasil-hasil

perikanan ke daerah-daerah lain di luar Kabupaten Bone Bolango.

4.3.2 Sektor Pertambangan dan Penggalian

Optimalisasi pemanfaatan sumberdaya mineral di sektor pertambangan dan

penggalian belum dapat dirasakan manfaatnya, karena yang melakukan kegiatan

pertambangan yaitu pertambangan tanpa izin (PETI). Menurut Undang-Undang

Minerba model kegiatan tambang tidak dapat dipungut pajak maupun bentuk

retribusi lainnya karena belum menjadi bagian dari sektor yang memberikan

kontribusi yang signifikan dalam pembangunan ekonomi di kabupaten Bone

Bolango. Sektor ini memerupakan penyumbang terkecil kedua dalam PDRB

Page 19: IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1. Kondisi Kependudukan · penduduk juga proyeksi pertumbuhan penduduk. Selanjutnya komponen ekonomi ... pembangunan wilayah sebuah daerah yaitu penduduk

83

kabupaten Bone Bolango. Nilai PDRB sektor pertambangan dan barang galian

hanya sebesar 6.746 juta rupiah atau hanya sebesar 0,79 persen dari total jumlah

nilai PDRB (atas dasar harga berlaku). Walaupun Kabupaten Bone Bolango

kaya akan hasil tambang dan sejak dahulu telah ditambang secara tradisional oleh

masyarakat, belum adanya Perda tentang setoran pertambangan tradisional ke kas

daerah menjadi salah satu penyebab belum maksimalnya perolehan dari sektor

pertambangan.

4.3.3 Sektor Perdagangan

Menempati urutan kedua penyumbang nilai PDRB terbesar di Kabupaten

Bone Bolango, sektor perdagangan, hotel dan restoran mulai dilirik untuk terus

dikembangkan melihat eksistensi pertumbuhannya yang semakin pesat.

Berdasarkan data PDRB, sektor Perdagangan, hotel dan restoran mengalami

peningkatan cukup signifikan dimana PDRB (Atas Dasar Harga Berlaku) tahun

2005 sebesar 60.667 juta rupiah meningkat menjadi 111.291 juta rupiah pada

tahun 2009 atau mengalami kenaikan rata-rata sebesar 16,76 persen pertahun.

4.3.4 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan merupakan

penyumbang terbesar ke lima dari total nilai PDRB Kabupaten Bone Bolango.

Sektor ini terus mengalami peningkatan tiap tahun sebesar 17,65 persen per

tahun. Beberapa faktor yang penggerak sektor keuangan, persewaan dan jasa

perusahaan adalah antara lain pengeluaran konsumsi masyarakat, pembentukan

modal usaha, serta pengeluaran pemerintah yang terus mengalami peningkatan

seiring dengan perkembangan kabupaten.

4.3.5 Sektor Jasa

Sebagai sektor penggerak nilai PDRB Kabupaten Bone Bolango terbesar

ketiga, sektor jasa-jasa mengalami peningkatan yang cukup signifikan yaitu

sebesar 54.275 juta rupiah pada tahun 2005 dan meningkat 103.719 juta rupiah pada

tahun 2009 atau mengalami rata-rata kenaikan sebesar 17,6 persen per tahun.

Page 20: IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1. Kondisi Kependudukan · penduduk juga proyeksi pertumbuhan penduduk. Selanjutnya komponen ekonomi ... pembangunan wilayah sebuah daerah yaitu penduduk

84

Peningkatan di sektor ini didorong oleh meningkatnya kebutuhan masyarakat

akan jasa.

4.3.6 Sektor Industri Pengolahan

Industri yang ada di kabupaten ini hanya terdiri atas industri kecil dan

rumah tangga, dimana jumlahnya terus meningkat tiap tahun. Pada Tahun 2005

jumlah perusahaan industri kecil di Kabupaten Bone Bolango tercatat sebanyak

1.146 unit dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 2.361 orang. Pada tahun 2009

jumlah industri kecil dan rumah tangga meningkat menjadi 1.984 unit usaha

dengan jumlah tenaga kerja 3.652 orang. Jumlah industri kecil yang tersebar

diseluruh Kecamatan di Kabupaten Bone Bolango dapat dilihat pada (Tabel 22).

Tabel 22. Jumlah Industri Kecil di Kabupaten Bone Bolango Tahun 2009

No Kecamatan

Indikator

Unit

Usaha

Tenaga

Kerja Investasi

Nilai

Produk

Nilai Bahan

Baku

1 Tapa 217 285 778,150 1,076,775 643,000

2 Bulango Utara 502 789 1,275,516 2,635,640 2,159,638

3 Bulango Selatan *) - - - - -

4 Bulango Timur *) - - - - -

5 Bulango Ulu *) 257 409 881,140,684 5,664,262 1,356,547

6 Kabila 262 575 745,250 5,257,565 3,609,750

7 Botupingge 37 141 276,800 463,860 182,875

8 Tilongkabila 203 446 575,000 2,367,250 1,501,000

9 Suwawa 119 339 654,340 2,859,725 1,908,650

10 Suwawa Selatan *) - - - - -

11 Suwawa Timur *) - - - - -

12 Suwawa Tengah *) - - - - -

13 Bone Pantai 190 309 293,250 1,937,864 1,324,025

14 Kabila Bone 73 136 89,150 1,155,925 605,475

15 Bone Raya 27 49 19,600 301,450 202,150

16 Bone 97 174 89,500 1,171,275 785,725

17 Bulawa *) - - - - -

Total 1.984 3.652 885.937.240 24.891.591 14.278.835 Sumber : Diolah dari Data Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi Usaha Kecil, dan

Penanaman Modal Kabupaten Bone Bolango,Tahun 2010

*) Data masih gabung dengan Kecamatan Induk

Page 21: IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1. Kondisi Kependudukan · penduduk juga proyeksi pertumbuhan penduduk. Selanjutnya komponen ekonomi ... pembangunan wilayah sebuah daerah yaitu penduduk

85

4.3.7 Sektor Listrik dan Air Bersih

Khusus Air Bersih diinformasikan bahwa Kabupaten Bone Bolango

memiliki potensi pengelolaan air yang cukup melimpah karena adanya dua sungai

besar (Sungai Bone dan Sungai Bolango) yang mengalir dan bermuara ke Kota

Gorontalo. Hasil pengamatan sektor ini belum dikelola secara optimal untuk

memberikan kontribusi terhadap pendapatan asli daerah sekaligus agar potensi air

bersih memiliki angaran yang dapat memelihara potensi dalam bentuk jasa

lingkungan. Pelayanan listrik di Kabupaten Bone Bolango diselenggarakan oleh

PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN), Wilayah Kerja PT. PLN (Persero) Wilayah

VII Cabang Gorontalo dengan sistem interkoneksitas. Pembangkit listrik di

wilayah administratif Kabupaten Bone Bolango ada 3 PLTD, yaitu:

S.R.Bilunggala, KJG Kabila, PP Tapa. Di sektor pelistrikan jumlah pelanggan

listrik yang menggunakan listrik PLN selama tahun 2008 mencapai 12.287.

Jumlah pelanggan listrik dapat dilihat pada (Tabel 23).

Tabel 23. Pelanggan Listrik Menurut Unit Kerja Di Kabupaten Bone Bolango

Tahun 2005-2008

No. Unit Tahun

2005 2006 2007 2008

1 KJG. Kabila 6.406 6.491 6.623 6.643

2 PP. Tapa 3.062 3.079 3.130 3.132

3 S.R Bilungala 2.309 2.436 2.502 2.512

Jumlah 11.777 12.006 12.255 12.287 Sumber: PT PLN Persero Cabang Gorontalo 2009

Kebutuhan air bersih berdasarkan data dari Perusahaan Air Minum Daerah

Kabupaten Bone Bolango Jumlah pelanggan PDAM dari tahun 2008 mengalami

penambahan jumlah pelanggan yang signifikan tahun 2009. Data pelanggan

PDAM tahun 2008 sejumlah 659 pelanggan dan pada tahun 2009 jumlah

pelanggan PDAM sebesar 1.101 pelanggan, artinya mengalami kenaikan sebesar

67,07 persen. Sebagian besar pelanggan PDAM disalurkan pada kategori

kelompok III yaitu klasifikasi rumah tangga (selain RSS dan mewah), niaga kecil,

instansi pemerintahan tingkat Kabupaten/kodya dan Hankam tingkat

Page 22: IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1. Kondisi Kependudukan · penduduk juga proyeksi pertumbuhan penduduk. Selanjutnya komponen ekonomi ... pembangunan wilayah sebuah daerah yaitu penduduk

86

Kabupaten/kodya yaitu sebesar 90,64 persen. Jumlah pelanggan air bersih di

Kabupaten Bone Bolango mulai Tahun 2008-2009 nampak pada (Tabel 24).

Tabel 24. Banyaknya Pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di

Kabupaten Bone Bolango Tahun 2008-2009

Kecamatan

Tahun 2008 Tahun 2009

KLP

I

KLP

II

KLP

III

KLP

IV

KLP

V Jml KLP I

KLP

II

KLP

III

KLP

IV

KLP

V Jml

Tapa 32 19 465 0 0 516 23 19 494 0 0 536

Kabila 0 0 0 0 0 0 4 6 148 0 0 158

Tilong-

kabila

0 0 0 0 0 0 5 32 132 0 0 169

Bulawa 0 0 0 0 0 0 0 0 10 0 0 10

Bone Pantai 2 9 132 0 0 143 3 11 214 0 0 228

Jumlah 34 28 597 0 0 659 35 68 998 0 0 1.1

01

Sumber: PDAM Kabupaten Bone Bolango 2010

Catatan :

KLP I : Hidran Umum, Kamar mandi/WC umum, Terminal Air, Tempat ibadah

KLP II : Rumah Sangat Sederhana, Panti Asuhan, Yayasan Sosial, RS

Pemerintah, Sekolah Negeri, Instansi Pemerintahan dan Hankam tingkat

Kelurahan dan Kecamatan.

KLP III : Rumah Tangga (selain RSS & mewah), niaga kecil, industri rumah

tangga, Instansi Pemerintahan dan Hankam tingkat Kabupaten/Kodya

KLP IV : Rumah mewah, niaga besar dan industri besar

KLP V : Pelanggan Khusus

4.3.8. Keuangan Daerah

Analisis mengenai pembiayaan pembangunan daerah dilakukan untuk

mengidentifikasi sumber-sumber pembiayaan pembangunan terutama yang

potensial dan besaran biaya pembangunan baik dari Pendapatan Asli Daerah

(PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), bantuan dan

pinjaman luar negeri, perkiraan sumber-sumber pembiayaan masyarakat, dan

sumber-sumber pembiayaan lainnya.

Page 23: IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1. Kondisi Kependudukan · penduduk juga proyeksi pertumbuhan penduduk. Selanjutnya komponen ekonomi ... pembangunan wilayah sebuah daerah yaitu penduduk

87

Tabel 25. Ringkasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah di Kabupaten

Bone Bolango Tahun 2009-2010

No Jenis Pendapatan

Daerah

Jumlah

Realisasi Tahun

2009 %

Realisasi Tahun

2010 %

1.1 Pendapatan Asli

Daerah 11.105.324.881,80 3,49 6.712.335.537,70

2,03

1.1.1 Pajak Daerah 1.412.844.731,00 0,44 1.158.032.561,00 0,35

1.1.2 Retribusi Daerah 3.246.961.234,00 1,02 4.407.467.502,83 1,34

1.1.3 Hasil Pengelolaan

Kekayaan Daerah

Yang dipisahkan

- 0 - 0

1.1.4 Lain-lain

Pendapatan Asli

Daerah yang sah

6.445.518.916,80 2,03 1.146.835.473,87 0,34

1.2 Dana Perimbangan 297.595.066.405 93,75 312.170.424.730,00 94,50

1.2.1 Dana Bagi Hasil

Pajak/bagi Hasil

Bukan Pajak

21.834.067.405,00 6,87 26.392.828.130,00 7,99

1.2.2 Dana Alokasi

Umum

230.411.999.000,00 72,58 251.362.396.600,00 76,10

1.2.3 Dana Alokasi

Khusus

45.349.000.000,00 14,28 34.415.200.000,00 10,41

1.3

Lain-lain

Pendapatan Daerah

yang sah

8.733.775.121,00 2,75 11.439.942.411,00

3,46

1.3.1 Hibah - 0 - 0

1.3.2 Dana Darurat - 0 - 0

1.3.3 Bagi Hasil Pajak

dari Provinsi dan

dari Pemerintah

Daerah Lainnya

4.148.150.371,00 1,31 3.958.347.936,00 1,19

1.3.4 Pendapatan lainnya 4.585.624.750,00 1,44 - 0

1.3.4 Dana Penyesuaian

dan Otonomi

Khusus

- 0 4.317.000.000,00 1,32

1.3.5 Bantuan Keuangan

dari Pemerintah

Daerah Lainnya**)

- 0 3.164.594.475,00 0,95

JUMLAH PENDAPATAN

DAERAH (1.1 + 1.2 +1.3) 317.434.166.407,80 100 330.322.702.678,70 100

Sumber : Dinas Pengelolaan Aset Daerah & Keuangan, Kab.Bone Bolango, 2010

Dari data pada Tabel 25 diketahui bahwa total pendapatan Kabupaten Bone

Bolango tahun 2009 meningkat sebesar 5 persen dibanding tahun sebelumnya.

Dimana total pendapatan pada tahun 2008 sebesar 317.434.166.407 juta rupiah

dan pendapatan pada tahun 2009 sebesar 330.322.702.678 juta rupiah. Besarnya

Page 24: IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1. Kondisi Kependudukan · penduduk juga proyeksi pertumbuhan penduduk. Selanjutnya komponen ekonomi ... pembangunan wilayah sebuah daerah yaitu penduduk

88

jumlah pendapatan ini didominasi oleh Dana Perimbangan sebesar 94,50 persen

dimana komponen penyumbang terbesarnya diperoleh dari dana alokasi umum

yaitu sebesar 76,10 persen dari total jumlah pendapatan yang diperoleh.

4.4 Ekologi Wilayah

Wwilayah Kabupaten Bone Bolango memiliki kawasan lindung paling luas

di Provinsi Gorontalo yaitu Taman Nasional Bogani Nani Wartabone sehingga

didalamnya memiliki daerah aliran sungai yang banyak dan menyebar diseluruh

Kecamatan yang ada di Kabupaten Bone Bolango. Diperkirakan terdapat 400

jenis pohon, dengan lebih kurang 24 jenis anggrek, 120 jenis epifit, dan 90 jenis

tumbuhan obat yang tumbuh di Taman Nasional Bogani Nani Wartabone. Jenis

pepohonan khas dan langka antara lain adalah kayu hitam (Dyospiros spp), kayu

besi (Intsia spp), kayu matayangan (Pholidocarpus ihur), dan pohon ara pencekik

yang menyediakan buah berlimpah bagi banyak satwa. Buah pohon arah adalah

makanan utama bagi kera yaki (Macaca nigra) dan julang sulawesi (Rhyticetos

cassidix). Selain itu, terdapat beberapa jenis palem seperti palem sarai (caryota

mitis), palem landak (Oncosperma horridum), palem tinggi berdaun kipas

(Livistona rotundifolia), dan palem liar penghasil gula (Arenga spp). Jenis lainnya

adalah kantong semar (Nephenthes sp) dan kayu hitam (Dyospiros celebica).

Fauna yang sudah diketahui di kawasan ini terdiri dari 24 jenis mamalia,

11 jenis reptilia, 2 jenis amfibia, 68 jenis aves, 36 jenis kupu-kupu, 200 jenis

kumbang, dan 19 jenis ikan. Jenis-jenis mamalia endemik Pulau Sulawesi yang

terdapat di kawasan ini adalah babi rusa (Babyrousa babyrousa) yang bertumbuh

seperti babi, mempunyai taring panjang yang melengkung ke atas dan tidak

makan umbi-umbian, tetapi makan buah-buah yang jatuh; anoa besar (Bubalus

depresicornus) dan anoa kecil (Bubalus quar-lesi) sering disebut sebagai kerbau

kerdil; musang sulawesi (Macrogalidia musschenbroeckii) yang sulit sekali

ditemui; serta kuskus beruang (Phalanger ursinus) dan kuskus kerdil (Phalanger

celebensis), satwa ini adalah mamalia bergantung. Jenis primata endemik adalah

monyet yaki (Macaca nigra) dan tarsius atau tangkasi (Tarsius spectrum). Jenis

aves yang paling unik adalah burung maleo (Macrosephalon maleo), burung ini

tidak mengerami telurnya melainkan memendamnya di di dalam tanah dan

Page 25: IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1. Kondisi Kependudukan · penduduk juga proyeksi pertumbuhan penduduk. Selanjutnya komponen ekonomi ... pembangunan wilayah sebuah daerah yaitu penduduk

89

dibiarkan menetas sendiri karena panas bumi atau pantai. Sedikitnya ada 125 jenis

burung dengan 45 jenis di antaranya adalah endemik. Jenis endemik lainnya

adalah julang sulawesi (Rhyticetos cassidix), burung berparuh besar yang

memiliki warna bulu hitam, ekor dan paruh kuning, serta berjambul merah.

Burung ini termasuk bertubuh paling besar dibandingkan dengan 54 jenis

rangkong yang tersebar di daerah tropis Asia dan Afrika (Kajian Base Line Study

UNG, ITB, 2006).

4.4.1 Ekologi DAS

Kawasan TNBNW merupakan hulu sungai-sungai yang mengalir di

wilayah Kabupaten Bolang Mongondouw dan Kabupaten Gorontalo. Kawasan ini

merupakan daerah tangkapan air bagi Daerah Aliran Sungai (DAS) Ongkag-

Dumoga dan DAS Mongondouw yang keduanya terletak di Kabupaten Gorontalo.

Sedikitnya ada 20 sungai yang sumbernya berada di kawasan ini. Terpeliharanya

daerah tangkapan air yang terdapat di dalam kawasan Taman Nasional Bogani

Nani Wartabone akan menjamin ketersediaan produksi air bagi ketiga bendungan

yang ada di sekitar kawasan taman nasional (Bendungan Kasinggolan dan

Bendungan Toraut di Kecamatan Dumoga serta bendungan Lolak di Kecamatan

Bolaang Uki), sehingga suplai air bagi lahan pertanian, baik di hilir maupun di

sekitar taman nasional dengan luas kurang lebih 10.815 hektar, akan tetap

tersedia.

Bendungan sangat membantu pertanian, sehingga Kecamatan Dumoga

merupakan lumbung beras andalan Propinsi Sulawesi Utara. Produksi Domestik

Bruto (PBRB) sektor pertanian untuk Kabupaten Bolaang Mongondouw adalah

16 persen dan Kabupaten Gorontalo sebesar 32 persen, menunjukkan betapa

pentingnya kawasan Taman Nasional Bogani Nani Wartabone sebagai sumber air

bagi pertanian. Produksi air bersih dari kawasan taman nasional yang dikelola

oleh PDAM akan menjamin kebutuhan air minum bagi masyarakat, khususnya di

sekitar kawasan dan umumnya yang ada di Sulawesi Utara bagian tengah dan

timur.

Sungai merupakan salah satu sumberdaya alam yang mempunyai potensi

sosial ekonomi dan ekologi yang sangat potensial untuk dikembangkan. Tetapi

Page 26: IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1. Kondisi Kependudukan · penduduk juga proyeksi pertumbuhan penduduk. Selanjutnya komponen ekonomi ... pembangunan wilayah sebuah daerah yaitu penduduk

90

tentu saja kondisi dan kompleksitas biofisik setiap daerah aliran sungai berbeda

satu dengan yang lainnya, oleh sebab itu maka dalam upaya pengelolaan daerah

aliran sungai diperlukan adanya keterpaduan antara kebijakan pembangunan

dengan rencana pengelolaan kawasan. Selain itu peran penduduk dan masyarakat

yang bermukim di DAS terutama di daerah hulu dan sekitar sungai, sangat

diperlukan untuk ikut memelihara dan melestarikan kawasan ini.

Daerah Aliran Sungai merupakan gabungan sejumlah sumberdaya darat

dan perairan, dalam suatu hubungan interaksi dan interchange yang saling terkait.

DAS dapat disebut sebagai suatu sistem dan tiap-tiap sumberdaya penyusunnya

menjadi sub-sistem atau anasirnya (component). Anasir-anasir DAS meliputi

iklim hayati (bioclimate); relief permukaan daratan; geologi atau sumberdaya

mineral, tanah, air (air permukaan dan air tanah), flora, fauna, manusia dan

berbagai sumberdaya budaya lainnya.

Kabupaten Bone Bolango mempunyai dua Daerah Aliran Sungai Besar,

yaitu DAS Bone dan DAS Bolango, kedua DAS ini bermuara pada satu

tempat yaitu teluk Tomini. Selain DAS besar, di Kabupaten ini terdapat juga

DAS-DAS kecil lainnya yang umumnya terdapat hampir di seluruh wilayah

pegunungan di pinggiran kawasan pantai. DAS Bone jauh lebih luas daripada

DAS Bolango. Secara bersama-sama, DAS Bolango-Bone mempunyai luas

sekitar 1.845.706 km2. DAS Bolango-Bone didominasi (80 persen) oleh wilayah

dengan kemiringan lereng lebih dari 40 persen.

DAS ini juga rentan terhadap proses degradasi yang cepat jika kawasan

hulu dari catchment areanya dikelola secara tidak tepat. DAS ini sangat rentan

banjir. Ini terlihat jelas pada seringnya kejadian banjir di Kota Gorontalo. DAS

Bolango-Bone (terutama DAS Bolango) memberi kontribusi besar terhadap

sedimentasi Danau Limboto yang saat ini lebih banyak berbentuk daratan dari

pada perairan, karena sebagian besar dari mangkuk danau telah berubah menjadi

daratan. Selanjutnya nama-nama daerah aliran sungai (DAS) di Kabupaten Bone

Bolango ditampilkan pada (Tabel 26).

Page 27: IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1. Kondisi Kependudukan · penduduk juga proyeksi pertumbuhan penduduk. Selanjutnya komponen ekonomi ... pembangunan wilayah sebuah daerah yaitu penduduk

91

Tabel 26. Nama-Nama Sungai Besar dan Kecil Di Kabupaten Bone Bolango

Nama Sungai Panjang (Km) Kecamatan yang Dilalui

Bone 90,00 Suwawa, Botupingge

Bolango 40,00 Tapa, Bulango, Tilongkabila

Tamboo 3,50 Kabila Bone

Inengo 10,25 Kabila Bone

Kiki 5,00 Kabila Bone

Molotabu 5,50 Kabila Bone

Aladi 5,00 Kabila Bone

Bututonuo 7,25 Kabila Bone

Oluhuta 3,75 Kabila Bone

Olele 4,00 Bone Pantai

Tolotio 6,25 Bone Pantai

Butalo 11,50 Bone Pantai

Bilungala 15,00 Bone Pantai

Tongokiki 6,50 Bone Pantai

Tongodaa 2,75 Bone Pantai

Uabanga 7,75 Bone Pantai, Bone Raya

Tombulilato 20,00 Bone Raya

Ombulo 3,50 Bone Raya

Mamunga Daa 7,00 Bone Raya

Mopuya Daa 5,00 Bone Raya

Mopuya Kiki 3,50 Bone Raya

Tapambudu 3,25 Bone Raya, Bone

Monano 9,50 Bone

Topidaa 3,50 Bone

SogitaDaa 6,50 Bone

Sogita Kiki 5,50 Bone

Taludaa 18,00 Bone

Sumber : Peta Rupabumi Indonesia, 1993

4.4.2 Ekologi Pantai

Umumnya fisiografi pesisir pantai di Kabupaten Bone Bolango

d idominas i hamparan pas i r pu t ih dan l andscapen ya t i dak

menunjukkan kehidupan ekos i s t em mangrove . o l eh karena i tu

perlunya perlakuan teknis untuk meredam atau meminimalisir aktivitas eksogen,

sehingga sedini mungkin dapat dihindari kerusakan kawasan sempadan pantai.

Berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 32 Tahun 1990 tentang

pengelolaan kawasan lindung ditetapkan bahwa daratan sepanjang tepian yang

lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik pantai minimal 100

meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat adalah kawasan sempadan pantai.

Page 28: IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1. Kondisi Kependudukan · penduduk juga proyeksi pertumbuhan penduduk. Selanjutnya komponen ekonomi ... pembangunan wilayah sebuah daerah yaitu penduduk

92

Kawasan ini mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian

fungsi pantai. Tentunya ketentuan ini semata-mata untuk melindungi sumber

daya air yang dimiliki oleh setiap daerah di Indonesia.

4.4.3 Ekologi Air Tanah

Sumber air tanah di Kabupaten Bone Bolango umumnya dimanfaatkan

oleh masyarakat untuk kegiatan sehari-hari sebagai sumber air bersih berupa

sumur. Sedangkan air sumur bor sampai dengan saat ini terdapat 2 buah sumur

bor yang telah dibangun umumnya terdapat di Desa Pauwo dan Desa Moutong

Kecamatan Kabila. Sumur bor yang ada saat ini dimanfaatkan untuk mengairi

sawah dan ladang dengan kapasitas 25 liter/detik dan 10 liter/detik. Data Sumur

Bor di Kabupaten Bone Bolango dapat dilihat pada (Tabel 27).

Tabel 27. Data Pembangunan Sumur Bor di Kabupaten Bone Bolango

No Uraian I II

1. No. /Jenis TWG 55 TWG 56

2. Lokasi (Desa, Kecamatan) Pauwo Kabila Moutong Kabila

3. Tahun Pemboran

4. Koordinat : X 511024,000 513964,000

Y 61938,000 61669,000

Z 14,000 17,000

5. Kedalaman (m)

6. Debit (L/Detik) 25 10

Sumber : Balai Sungai Wilayah Sulawesi II (2005)

Sumber air baku potensial lainnya yang dapat dimanfaatkan sebagai air

bersih penduduk dan kegiatan pertanian disamping Sungai Bone, Sungai Bolango

dan beberapa sungai kecil lainnya. Terdapat beberapa tempat/daerah genangan

dengan luasan bervariasi, salah satu yang terbesar adalah danau perintis dengan

luas genangan ± 4,0 hektar berada di Kecamatan Suwawa. Sumber air danau

berasal dari aliran permukaan tanah dan suplai air dari Saluran Sekunder Irigasi

Alale menggunakan Pompa Air Tanpa Mesin (PATM). Model pompa air ini

menjadi daya tarik tersendiri bagi pemerintah daerah lain untuk meninjaunya.

Page 29: IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1. Kondisi Kependudukan · penduduk juga proyeksi pertumbuhan penduduk. Selanjutnya komponen ekonomi ... pembangunan wilayah sebuah daerah yaitu penduduk

93

Data daerah irigasi baik irigasi teknis dan irigasi non teknis dapat dilihat pada

(Tabel 28).

Tabel 28. Data Daerah Irigasi (DI) di Kabupaten Bone Bolango Tahun 2005

Data Uraian

DI Teknis DI Non Teknis

Alale Lomaya

Hulu-

duo-

tamo

Mou-

tong Ulanta

Waduk

Perintis

Luas

Areal

(Ha)

Luas

Fungsional 425 2263 21 125 7 21

Luas

Belum

Berfungsi

140 320 79 75 143 179

Luas

Rencana 565 2583 100 200 150 200

Panjang

Saluran

(m)

Panjang

Saluran

Primer

3130 3130 874 1250 1080 195

Panjang

Saluran

Sekunder

34467 34467 - - - -

Sumber : Balai Sungai Wilayah Sulawesi II (2005)

4.5 Tinjauan Demografi Lokasi Penelitian

Tinjauan demografi dalam penelitian ini telah dimulai dengan melakukan

wawancara langsung dengan responden dengan dimulai pada kondisi profil rumah

tangga responden dengan tujuan unutk lebih mengetahui keadaan dan jumlah

keluarga disetiap rumah tangga.

4.5.1 Profil Rumah Tangga Responden

Penelitian ini dimulai dengan mendalami data tentang jumlah kepala

keluarga. Nampak bahwa dari total jumlah 83 responden terdiri dari 15

perempuan atau 18,1 persen dan laki-laki 67 atau 80,7 persen serta yang tidak

jelas 1 responden atau 1,2 persen. Kepala keluarga lebih didominasi oleh laki-laki

bila dibandingkan dengan kepala keluarga perempuan. Perilaku sosial ekonomi ini

dapat diinformasikan bahwa meskipun kondisi alam (medan) penambang tanpa

izin serta karakter atau watak penambang cukup keras namun tetap member

kesempatan bagi perempuan untuk mengurus rumah tangga keluarga. Hal ini

nampak pada (Tabel 29).

Page 30: IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1. Kondisi Kependudukan · penduduk juga proyeksi pertumbuhan penduduk. Selanjutnya komponen ekonomi ... pembangunan wilayah sebuah daerah yaitu penduduk

94

Tabel 29. Jumlah Kepala Keluarga

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid perempuan 15 18.1 18.3 18.3

laki-laki 67 80.7 81.7 100.0

Total 82 98.8 100.0

Missing System 1 1.2

Total 83 100.0

Jumlah kepala keluraga obyek penelitian ini memiliki peran strategis bagi

para pihak, karena logika keputusan melembaga yang dibangun dan disepakati

oleh responden terutama penambang tanpa izin sangat terkait dengan salah satu

aspek yaitu kapasitas pendidikan. Demikian halnya dengan kemampuan

responden untuk memahami aturan hukum dan perundang-undangan beserta

turunanya terutama berkaitan hokum pertambangan dan bagaimana pelaksanaan

praktek penambangan yang baik (Good Mining Practice) sangat dipengaruhi pula

oloh kapasitas pendidikan.

Bila ditelaah seperti pada Tabel 30 nampak bahwa tingkat pendidikan

responden yang paling banyak yaitu pendidikan SLTP dengan jumlah 47 orang

atau 56,6 persen dan diikuti oleh pendidikan SD berjumlah 21 atau 25,3persen,

sedangkan responden yang tamat pendidikan SLTA dan Perguruan Tinggi yaitu 4

orang atau 4,8 persen serta responden yang tidak sekolah atau tidak berpendidikan

yaitu 1 orang atau 1,4 persen. Akan tetapi dalam penelitian ini terdapat 10 atau

12,0 persen responden yang tidak memberikan informasi terkait dengan tingkat

pendidikannya, sehingga total responden yaitu 83 orang.

Page 31: IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1. Kondisi Kependudukan · penduduk juga proyeksi pertumbuhan penduduk. Selanjutnya komponen ekonomi ... pembangunan wilayah sebuah daerah yaitu penduduk

95

Tabel 30. Tingkat Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tdk sekolah 1 1.2 1.4 1.4

Tamat SD 21 25.3 28.8 30.1

Tamat SMP 47 56.6 64.4 94.5

Tamat SMA-

PT

4 4.8 5.5 100.0

Total 73 88.0 100.0

Missing System 10 12.0

Total 83 100.0

Meskipun dirasakan sulit untuk mengeksplorasi data secara terstruktur

melalui angket yang telah diedarkan, namun usaha tersebut tidak sia-sia. Karena

dari total 83 responden yang berhasil diwawancarai terdapat 54 responden (65,1

persen) yang memiliki mata pencaharian penambang tanpa izin dan diikuti oleh

petani sebanyak 19 responden atau 22,9 persen serta nelayan sebanyak 4

responden atau 4,8 persen. Namun responden yang tidak menyampaikan tentang

pekerjaan utama yang dilakukan yaitu berjumlah 6 responden atau 7,2 persen.

Lokasi Penelitian berada di posisir Teluk Tomini yang berada diwilayah

administrasi Kabupaten Bone Bolango. Dijumpai sebagian besar masyarakat yang

berdomisili di pesisir berprofesi bukan nelayan, terutama masyarakat yang

bermukim di wilayah konsesi Kontrak Karya PT Gorontalo Minerals,

penduduknya lebih banyak berprofesi sebagai penambang tanpa izin. Demikian

pula petani telah banyak yang beralih profesi yang sama bukan karena disebabkan

oleh adanya obyek pekerjaan baru yaitu PETI, namun disebabkan oleh kurangnya

perhatian pemerintah dalam membasmi binatang babi dan hewan lainnya yang

memakan tanaman petani seperti jagung, sayur mayur dan tanaman lainnya.

“Kitorang ini masih mau bertani, tapi pemerintah tidak memberikan bantuan dan

penyuluhan bagaimana membasmi binatang Babi. Seandainya menanam jagung

hari ini maka sampai dipanen harus dijaga terus dari Babi (Ujair Nusa/Paci Kuja

,Tokoh Masyarakat dan Petani di Tombulilato)”

Page 32: IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1. Kondisi Kependudukan · penduduk juga proyeksi pertumbuhan penduduk. Selanjutnya komponen ekonomi ... pembangunan wilayah sebuah daerah yaitu penduduk

96

Tabel 31. Pekerjaan Utama Responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid petani 19 22.9 24.7 24.7

nelayan 4 4.8 5.2 29.9

Penambang 54 65.1 70.1 100.0

Total 77 92.8 100.0

Missing System 6 7.2

Total 83 100.0

Tabel 32 berikut mendeskripsikan bahwa profesi atau mata pencaharian

penduduk yang bermukim di wilayah yang berhimpitan langsung dengan konsesi

Kontrak Karya dijumpai memiliki pekerjaan sampingan diantaranya aparat Desa

sebanyak 3 responden (3,6 persen), aparat Pemerintah sebanyak 1 responden (1,2

persen), buruh sebanyak 1 responden (1,2 persen), karyawan sebanyak 1

responden (1,2 persen), kontraktror dan pengusaha sejumlah 5 responden (5,8

persen), Lurah 1 responden (1,2 persen) dan pedagang sejumlah 9 responden (10,8

persen), serta penambang 9 responden (10,8 persen). Informasi ini penting karena

terkait dengan adanya kelembagaan yang memiliki kekuatan hukum seperti

adanya Kepala Desa dan aparat Desa membuktikan bahwa di wilayah ini telah ada

Desa-Desa yang definitif secara melembaga.

Page 33: IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1. Kondisi Kependudukan · penduduk juga proyeksi pertumbuhan penduduk. Selanjutnya komponen ekonomi ... pembangunan wilayah sebuah daerah yaitu penduduk

97

Tabel 32. Pekerjaan Sampingan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 42 50.6 50.6 50.6

Aparat Desa 3 3.6 3.6 54.2

Aparat

Pemerintah

1 1.2 1.2 55.4

Buruh 1 1.2 1.2 56.6

Karyawan 1 1.2 1.2 57.8

Kontraktor 1 1.2 1.2 59.0

Lurah 1 1.2 1.2 60.2

Material 1 1.2 1.2 61.4

Nelayan 1 1.2 1.2 62.7

pedagang 1 1.2 1.2 63.9

Pedagang 8 9.6 9.6 73.5

Penambang 9 10.8 10.8 84.3

Pengawas 1 1.2 1.2 85.5

Pengurus KUBE 1 1.2 1.2 86.7

Pengusaha 1 1.2 1.2 88.0

Petani 5 6.0 6.0 94.0

Tukang 2 2.4 2.4 96.4

Wiraswasta 3 3.6 3.6 100.0

Total 83 100.0 100.0

Tabel 33 berikut mendiskripsikana bahwa rata-rata umur responden yaitu

30-39 atau 31,1 persen dan responden yang berumur 30-39 tahun sebanyak 30

orang atau 36,1 persen. Responden yang paling tua berusia 50 tahun sebanyak 18

responden atau 21,7 persen. Dengan demikian bahwa wilayah tumpang tindih

antara pemukiman masyarakat dan konsesi kontrak karya penduduknya rata-rata

berumur produktif dan kreatif. Umur responden ini mengindikasikan tentang

semangat kerja dan semangat utnuk menanggapi isu-isu terkait dengan tumpang

tindih kawasan. Hal ini sesuai dengan obyek penelitian yaitu isu-isu terkait

dengan pertambang tanpa izin semakin menggema di masyarakat.

Page 34: IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1. Kondisi Kependudukan · penduduk juga proyeksi pertumbuhan penduduk. Selanjutnya komponen ekonomi ... pembangunan wilayah sebuah daerah yaitu penduduk

98

Tabel 33. Umur Anggota Rumah Tangga Keluarga

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid <=29 6 7.2 7.5 7.5

30-39 30 36.1 37.5 45.0

40-49 26 31.3 32.5 77.5

50+ 18 21.7 22.5 100.0

Total 80 96.4 100.0

Missing System 3 3.6

Total 83 100.0

Data responden yang berkaitan dengan jumlah anggota keluarga yaitu

anggota keluarga paling banyak atau diatas 5 orang yaitu 49 responden atau 59,0

persen sedangkan responden yang memiliki anggota keluarga 3-4 orang yaitu 28

responden atau 33,7 persen dan sisanya 4 responden dengan jumlah keluarga 1

sampai 2 orang atau 4,8 persen. Penduduk yang bermukim diwilayah berhimpitan

langsung dengan konsesi Kontrak Karya Rata-rata anggota 4,95 dan anggota

keluarga paling sedikit yaitu 1 anggota keluarga, jumlah keluarga yang paling

banyak yaitu 14. Nampak pada Tabel 34 yang menjelaskan jumlah keluarga

disetiap rumah tangga yang bermukim diwilayah tumpang tindih dengan kawasan

kontrak karya PT Gorontalo Minerals masih relafif sedikit, hal ini diperkuat juga

oleh jumlah penduduk Kabupaten Bone Bolango yang masih relatif sedikit.

Tabel 34. Jumlah Anggota Keluarga Rumah Tangga

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 1-2 4 4.8 4.9 4.9

3-4 28 33.7 34.6 39.5

5+ 49 59.0 60.5 100.0

Total 81 97.6 100.0

Missing System 2 2.4

Total 83 100.0

Tabel 35 mendeskripsikan dua aspek yaitu anggota keluarga responden

yang sedang sekolah yaitu 57,86 persen dan yang tidak sekolah yaitu 42,14

persen. Persentase keluarga responden yang sedang sekolah dan tidak sekolah

Page 35: IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1. Kondisi Kependudukan · penduduk juga proyeksi pertumbuhan penduduk. Selanjutnya komponen ekonomi ... pembangunan wilayah sebuah daerah yaitu penduduk

99

relatif hampir sama, hal ini dijumpai karena anggota keluarga yang produktif lebih

memilih untuk membantu orang tua memenuhi kebutuhan keluarga bila

dibandingkan dengan keputusan untuk bersekolah. Alasan lain yang dijumpai

karena peluang usia sekolah untuk bekerja menjadi buruh di penambangan tanpa

izin cukup terbuka karena menjadi tenaga buruh di PETI tidak terlalu

membutuhkan keterampilan dan keahlian tertentu, hanya dengan modal fisik yang

cukup kuat untuk mencungkil batu (rep) dalam lubang atau menjadi buruh

pengangkat barang ke lokasi PETI (kijang) sudah cukup mendapatkan upah.

Kendala lain juga dijumpai bahwa akses pendidikan terutama ke Perguruan Tinggi

cukup sulit karena setiap anggota keluarga yang akan melanjutkan kependidikan

tinggi harus ke Kota Gorontalo jaraknya sekitar 60 Km.

Tabel 35. Prosentase Anggota Keluarga Rumah Tangga Responden yang Sedang

Sekolah

Tingkat pendidikan Laki-laki Perempuan Total

SD 33.91 38.60 36.24

SMP 21.74 21.93 21.83

SLTA 40.00 30.70 35.37

PT 4.35 8.77 6.55

Tabel 35 mendeskripsikan tentang anggota keluarga yang berpartisipasi

kesokolah. Perempuan bersekolah lebih banyak bila dibandingkan dengan

partisipasi laki-laki bersekolah, kecuali partisipasi sekolah di tingkat SLTA.

Nampak pada Tabel 35 mendeskripsikan bahwa partisipasi perempuan bersekolah

di SD yaitu 38,60 persen, sedangkan laki-laki 33,91 persen, demikian pula

ditingkat SLTP nampak perempuan yang lebih banyak yaitu 21,93 persen

sedangkan laki-laki 21,74 persen, berbeda dengan partisipasi bersekolah di tingkat

SLTA dimana laki-laki lebih banyak yaitu 40.00 persen sedangkan perempuan

30.70 persen. Akan tetapi di tingkat Perguruan Tinggi, siswa perempuan lebih

banyak yaitu 8.77 persen sedangkan laki-laki hanya 4.33 persen. Kesempatan

untuk melanjutkan keperguruan tinggi lebih dimanfaatkan oleh perempuan

meskipun akses untuk melanjutkan studi keperguruan tinggi cukup jauh dan

bahkan memilih untuk tinggal sementara (asrama/sewa kamar) di Kota Gorontalo.

Page 36: IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1. Kondisi Kependudukan · penduduk juga proyeksi pertumbuhan penduduk. Selanjutnya komponen ekonomi ... pembangunan wilayah sebuah daerah yaitu penduduk

100

Anggota keluarga umur produktif umumnya dijumpai baik pada laki-laki

maupun perempuan. Jenis pekerjaan yang dimiliki terdiri dari tiga jenis pekerjaan

utama yaitu laki-laki umur produktif sedang bekerja sebanyak 69,93 persen dan

perempuan umur produktif yang sedang bekerja yaitu 10,46 persen. Selanjutnya

laki-laki umur produktif yang sedang sekolah yaitu 26,14 persen dan perempuan

umur produktif yang sedang sekolah yaitu 35,29 persen. Sedangkan laki-laki umur

produktif mengurus rumah tangga yaitu 3.92 persen serta perempuan umur

produktif mengurus rumah tangga yaitu 54,25 persen.

Nampak bahwa perempuan yang berumur produktif lebih banyak memiliki

pekerjaan bila dibanding dengan laki-laki yang berumur produktif, meskipun laki-

laki memegang peran penting dalam pekerjaan namun perempuan selain

mengurus rumah tangga juga bersekolah. Hal lain dijumpai juga laki-laki umur

produktif yang mengurus rumah tangga karena dijumpai di lokasi penambang

tanpa izin seperti di pegunungan Waluhu terdapat beberapa perempuan yang ikut

bekerja sebagai buruh dan menjual makanan serta pedagang asongan, hasil

wawancara dengan seorang ibu yaitu:

“Saya pe jualan makanan deng rokok capat habis disini, kalau cuaca bagus saya

dua kali balik bawa makan deng minuman kesini, soalnya disini harga makanan

mahal jadi depe untung lumayan juga cukup untuk biaya anak-anak pigi

disekolah.(Bu Nou)”

Tabel 36. Jumlah Anggota Keluarga Umur Produktif

Laki-laki Perempuan Total

Bekerja 69.93 10.46 40.20

Sekolah 26.14 35.29 30.72

URT 3.92 54.25 29.08

Lainnya