Upload
others
View
12
Download
7
Embed Size (px)
Citation preview
35
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian
4.1.1 Sejarah Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Singosari
Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Singosari merupakan kantor BPP di
bawah naungan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten
Malang. BPP Singosari mengalami renovasi pada tahun 2013 oleh Pemerintah
Kabupaten Malang dan mulai ditempati pada tahun 2014. Kantor BPP Kecamatan
Singosari terletak di Jalan Tumapel Kecamatan Singosari. BPP Kecamatan
Singosari memiliki bangunan yang cukup besar dan terdapat halaman yang
ditanami beberapa tanaman. Fasilitas yang tersedia di BPP Singosari, seperti
perpustakaan, ruang pertemuan, tempat ibadah, toilet, lapangan, dan tempat
parkir.
Kantor BPP Kecamatan Singosari termasuk kedalam wilayah UPT-BPP
Kecamatan Singosari yang membawahi 4 wilayah kerja yaitu, Kecamatan
Singosari, Kecamatan Lawang, Kecamatan Karangploso, dan Kecamatan Dau.
Unit Pelaksanaan Teknis Balai Penyuluhan Pertanian (UPT-BPP) Singosari
dipimpin oleh Bapak Adi Hadi Utomo, SP sedangkan di BPP Singosari dipimpin
oleh koordinator penyuluh pertanian yaitu Bapak Moh. Zamil, Amd, SP. Kantor
UPT-BPP Kecamatan Singosari dan kantor BPP Kecamatan Singosari terletak
pada satu bangunan yang berada di Kecamatan Singosari.
Pada tahun 2013 sampai tahun 2016, BPP Kecamatan Singosari di bawah
unit kerja Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksanaan Penyuluhan (BKP3) dengan
nama UPT-BP Singosari yang di dalamnya terdapat penyuluh pertanian, penyuluh
perikanan, penyuluh peternakan, dan penyuluh perkebunan yang dipimpin oleh
Bapak Moh. Zamil, Amd, SP. Pada tahun 2015 BPP Singosari menjadi BPP
percontohan sekabupaten Malang. Namun, pada akhir tahun 2016 terdapat
perubahan UU No. 23 tahun 2014 terdapat perubahan Susunan Organisasi Tingkat
Kabupaten (SOTK), sejak saat itu penyuluh yang semula dinaungi oleh BKP3
sekarang dinaungi oleh Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan.
36
4.1.2 Visi dan Misi BPP Kecamatan Singosari
4.1.2.1 Visi
Adapun visi dari kantor Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Singosari
yaitu:
Terwujud penyuluh dan pelaku utama di Kecamatan Singosari yang
MAPan MaDEP MaNTEEB (Makmur, Aman, Pangan, Mandiri, Daya Saing,
Ekonomis, Produktif, Maju, Nilai Tambah, Tentram, Efektif, Efisien,
Berwawasan, Ramah Lingkungan).
4.1.2.2 Misi
Adapun Misi dari kantor Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Singosari
yaitu:
1. Dalam Pengelolaan atau penyelenggaraan penyuluh pertanian tingkat BPP
Kecamatan dengan menerapkan 5 unsur menejemen, antara lain perencanaan
yang baik, pengorganisasian suatu kegiatan, pelaksanaan sesuai rencana,
pelaporan kegiatan, pengawasan melalui monitoring dan evaluasi (monev)
serta rencana tindak lanjut (RTL).
2. Penyuluh sebagai agen perubahan berusaha semaksimal mungkin untuk
meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap pelaku utama/petani
beserta keluarganya.
3. Agar pelaku utama/petani dapat berupaya menjadi better farming, bertani
yang lebih maju dan produktif, yang dapat berproduktivitas lebih baik lagi.
4. Agar pelaku utama/petani dapat berorientasi pada better bussines,
berusahatani yang lebih efektif dan efisien serta secara ekonomis lebih
menguntungkan, selain itu petani dapat berdaya saing serta memiliki nilai
tambah, berkecukupan pangan dan kemandirian yang lebih baik lagi.
5. Agar pelaku utama/petani dapat mewujudkan better living, kehidupan dan
penghidupan petani dan keluarganya yang layak, lebih makmur dan tentram
serta sejahtera.
6. Agar pelaku utama dalam berusahatani berlandasan pembangunan pertanian
yang berwawasan ramah lingkungan agar pangan dan kehidupan yang lebih
berkualitas, sehat dan aman.
37
4.1.3 Struktur Organisasi BPP Kecamatan Singosari
Setiap anggota dari sebuah organisasi memiliki tanggung jawab terhadap
atasan atau pimpinannya yang sudah memberikan kewenangan. Begitu juga
dengan penyuluh pertanian yang berada di BPP Kecamatan Singosari memiliki
kedudukan dan tanggung jawab masing-masing. Pembagian kedudukan dan
tanggung jawab dipermudah dengan adanya struktur organisasi. Berikut adalah
struktur organisasi Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Singosari dapat
dilihat pada bagan di bawah ini.
Gambar 3. Struktur Organisasi BPP Singosari
Sumber: Data Primer (diolah), 2017
UPT BPP Singosari
Kepala Sub. Bag Tata
Usaha
(Septi Dwi Hapsari, SP)
BPP Lawang BPP Singosari BPP
Karangploso BPP Dau
Koordinator Penyuluh
(Moh Zamil, SP)
Penyuluh Pertanian
1. Erdi Prang Basuki R.
2. Sugito
3. Rizal Udin Idiamin, A.Md
4. Sri Ismiyati, SP
5. Septi Dwi Hapsari, SP
38
4.1.4 Gambaran Kegiatan Penyuluh Pertanian BPP Singosari
Penyuluh pertanian di BPP Kecamatan Singosari terdiri dari 6 penyuluh
pertanian. Setiap penyuluh pertanian memiliki Wilayah Kerja Penyuluh Pertanian
(WKPP). Kegiatan yang dilakukan penyuluh pertanian BPP Singosari seperti
membuat program penyuluhan pertanian dan menyusun Rencana Kerja Tahunan
Penyuluh (RKTP/RKPP), penyuluh pertanian juga membuat jadwal kunjungan
dan pembuatan materi penyuluhan. Penyuluh pertanian melakukan kegiatan
penyuluhan dan pengawalan, serta pendampingan program untuk
mengembangkan komoditas unggulan lokal/daerah yang memiliki nilai tambah
dan daya saing. Pembagian WKPP di BPP Singosari dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Pembagian Wilayah Kerja Penyuluh Pertanian (WKPP) BPP Singosari
No Penyuluh Pertanian WKPP
Jumlah
Kelompok
Tani
1. Erdi Prang Basuki R. Ds. Banjararum 6
Ds. Watugede 6
Kel. Pangentan 3
2. Sugito Ds. Tunjungtirto 7
Ds. Gunungrejo 4
Kel. Candirenggo 6
3. Rizal Udin Idiamin, Amd Ds. Purwoasri 7
Ds. Baturetno 8
Kel. Losari 1
4. Septiana Hapsari, SP Ds. Lang lang 2
Ds. Tamanharjo 4
Ds. Toyomarto 10
5. Moh Zamil Amd. SP Ds. Klampok 10
Ds. Randuagung 7
6. Sri Ismiati, SP Ds. Dengkol 6
Ds. Ardimulyo 3
Ds. Wonorejo 4
Sumber: Data Sekunder BPP Singosari, 2013
39
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui pembagian WKPP di BPP
Singosari, dari pembagian wilayah tersebut penyuluh pertanian melakukan
kegiatan penyuluhan, pengawalan, dan pendampingan. Kegiatan tersebut
merupakan bentuk dari kunjungan penyuluh pertanian. Kunjungan dilakukan ke
setiap WKPP yang terdiri dari beberapa desa dan terbagi menjadi beberapa
kelompok tani. Kegiatan kunjungan lapang merupakan kegiatan rutin yang
dilakukan penyuluh pertanian BPP Singosari, kegiatan tersebut membuat
penyuluh pertanian selalu aktif untuk menanggapi setiap permasalahan yang
dihadapi oleh petani, tak jarang petani mengandalkan penyuluh pertanian sebagai
sumber informasi yang dipercaya petani. Oleh karena itu penyuluh pertanian
harus memiliki pengetahuan dan informasi yang beragam dan terbaru untuk
memenuhi perannya sebagai penyuluh pertanian. Informasi yang dibutuhkan
tentunya didapatkan dari beberapa sumber informasi, sumber informasi yang
digunakan penyuluh pertanian BPP Singosari menggunakan majalah, koran,
leaflet, buku, televisi dan internet.
4.2 Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada kantor BPP
Kecamatan Singosari, dapat dideskripsikan tentang penggunaan internet sebagai
media informasi dalam memenuhi kebutuhan informasi penyuluh pertanian yang
dilakukan oleh penyuluh pertanian di BPP Kecamatan Singosari. Berdasarkan
hasil penelitian yang berupa wawancara mendalam dan observasi dan beberapa
informasi pendukung yang diperoleh dari key informan yang dianggap memiliki
informasi mengenai penggunaan internet sebagai media informasi dalam
memenuhi kebutuhan informasi penyuluh pertanian yaitu penyuluh pertanian BPP
Kecamatan Singosari. Pertanyaan yang diajukan mengenai penggunaan internet
penyuluh di BPP Kecamatan Singosari dalam memenuhi kebutuhan informasi
sebagai penyuluh pertanian. Kemudian hasil wawancara dan observasi diuji
kebenarannya berdasarkan teknik keabsahan data triagulasi.
40
33%
67%
Karakteristik Informan Berdasarkan Usia
30 - 50 tahun
> 50 tahun
4.2.1 Karakteristik Informan
Informan dari penelitian ini adalah penyuluh BPP Kecamatan Singosari.
Informan dalam penelitian ini berjumlah 6 informan. Terdapat 5 karakteristik
informan pendukung diantaranya adalah jenis kelamin, usia, jabatan, tingkat
pendidikan, dan masa kerja penyuluh. Berikut adalah penjabaran dari karakteristik
informan, yaitu:
1. Karakteristik Informan Berdasarkan Usia
Usia penyuluh pertanian BPP Singosari merupakan salah satu faktor yang
dapat mempengaruhi penggunaan internet, yaitu bagaimana penyuluh pertanian
memiliki kemampuan dalam mempelajari teknologi yang semakin berkembang.
Tinggi rendahnya pemahaman terhadap teknologi dapat mempengaruhi
kemampuan penyuluh pertanian dalam mengakses internet. Umumnya penyuluh
pertanian yang berusia muda lebih mudah dalam menerima dan mengikuti
perkembangan teknologi, sehingga lebih aktif dalam mencari informasi melalui
berbagai media, seperti halnya internet. Anggapan tersebut ada karena orang yang
lebih tua cenderung lebih lambat dalam menerima perkembangan teknologi.
Karakteristik informan berdasarkan usia dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 4. Diagram Karakteristik Informan Berdasarkan Usia
Sumber: Data primer (diolah), 2017
41
Berdasarkan gambar 4, dapat dilihat bahwa penyuluh pertanian di BPP
Singosari yang berusia 30-50 tahun sebesar 33%, sedangkan penyuluh pertanian
yang berusia lebih dari 50 tahun sebesar 67%. Penyuluh pertanian di BPP
Singosari didominasi oleh penyuluh pertanian yang memiliki usia lebih dari 50
tahun. Sehingga penyuluh pertanian membutuhkan waktu untuk menerima dan
dapat mempelajari perkembangan teknologi, seperti dalam menggunakan internet.
Penyuluh pertanian yang lebih muda lebih aktif dalam menggunakan internet,
sedangkan beberapa penyuluh pertanian yang memiliki usia lebih dari 50 tahun
juga dapat mempelajarinya, namun memiliki kemampuan yang berbeda bila
dibandingkan dengan penyuluh pertanian yang berusia muda. Penyuluh pertanian
yang memiliki usia lebih dari 50 tahun dan kurang memahami dalam
menggunakan internet lebih sering melakukan diskusi dengan penyuluh pertanian
yang memiliki usia lebih muda untuk berbagi informasi.
2. Karakteristik Informan Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Pendidikan memegang peran penting dalam meningkatkan kompetensi
penyuluh pertanian. Sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, sangat
berpengaruh untuk membangun pertanian yang lebih maju, terutama SDM
penyuluh sebagai pendamping dan penggerak usaha tani dalam masyarakat.
Pendidikan dapat mempengaruhi cara berfikir penyuluh pertanian dalam
menerima hal baru seperti teknologi, sehingga pendidikan mejadi hal penting
dalam menigkatkan pengetahuan. Tingkat pendidikan penyuluh pertanian BPP
Singosari dapat dilihat pada gambar 4.
42
Gambar 5. Diagram Karakteristik Informan Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Terakhir
Sumber: Data primer (diolah), 2017
Pada gambar 5 menjelaskan bahwa jumlah informan yang memiliki
tingkat pendidikan terakhir SLTA sebesar 33,33 %, sedangkan informan dengan
tingkat pendidikan terakhir D3 sebesar 16,67 %, dan informan yang memiliki
tingkat pendidikan terakhir Sarjana sebesar 50 %. Dari data tersebut dapat
diketahui bahwa penyuluh pertanian di BPP Kecamatan Singosari didominasi
dengan penyuluh yang memiliki tingkat pendidikan terakhir Sarjana. Penyuluh
pertanian dengan tingkat pendidikan sarjana mampu menerima perkembangan
teknologi seperti internet, penyuluh pertanian dengan tingkat pendidikan sarjana
menggunakan internet dalam mencari informasi yang dibutuhkan. Penyuluh
pertanian dengan tingkat pendidikan SLTA cenderung lebih lambat dalam
menggunakan internet, karena tingkat kesadaran untuk menerima teknologi baru
lebih rendah, namun ada yang menerimanya dengan mudah, bahkan internet
digunakan dalam kegiatan sehari-hari untuk berkomunikasi dan memenuhi
kebutuhan informasi.
3. Karakteristik Informan Berdasarkan Masa Kerja
Masa kerja merupakan lamanya seseorang bekerja atau mempunyai
pengalaman di bidang pekerjaannya. Masa kerja akan berpengaruh terhadap
perilaku pekerja. Seseorang yang sudah lama bekerja mempunyai wawasan yang
33%
17%
50%
Karakteristik Informan Berdasarkan Pendidikan
Terakhir
SLTA
D3
Sarjana
43
lebih luas dan pengalaman yang lebih banyak (Notoatmodjo, 2003). Masa kerja
penyuluh pertanian di BPP Singosari dapat dilihat pada gambar 5.
Gambar 6. Diagram Karakteristik Informan Berdasarkan Masa Kerja
Sumber: Data primer (diolah), 2017
Pada gambar 6 menjelaskan bahwa jumlah informan dengan masa kerja
kurang dari 20 tahu sebesar 33,33 %, sedangkan informan dengan masa kerja 10
tahun sampai 30 tahun sebesar 0 %, dan jumlah informan dengan masa kerja lebih
dari 30 tahun sebesar 66,67 %. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa
penyuluh pertanian di BPP Kecamatan Singosari didominasi dengan penyuluh
pertanian yang telah bekerja selama lebih dari 30 tahun. Penyuluh pertanian
dengan masa kerja lebih dari 30 tahun memiliki pengalaman kerja yang lebih jika
dibandingkan dengan penyuluh pertanian dengan masa kerja kurang dari 30 tahun.
Penyuluh pertanian dengan masa kerja lebih dari 30 tahun akan lebih cenderung
mendapatkan informasi dari media yang dianggap mudah dalam mendapatkanya.
Beberapa penyuluh pertanian di BPP Singosari dengan masa kerja lebih dari 30
tahun lebih mengandalkan media selain internet, namun beberapa juga lebih
mengandalkan internet sebagai sumber informasi. Sedangkan penyuluh pertanian
di BPP Singosari dengan masa kerja kurang dari 30 tahun cenderung lebih
mengandalkan internet untuk memenuhi kebutuhan informasi tersebut.
64%
25%
11%
Karakteristik Informan Berdasarkan Masa Kerja
< 10 tahun
10 - 30 tahun
> 30 tahun
44
4. Karakteristik Informan Berdasarkan Jabatan
Penyuluh pertanian dengan jabatan Pegawai Negeri Sipil (PNS) memiliki
tanggung jawab lebih besar untuk melaksanakan tugasnya sebagai penyuluh
pertanian. Informasi yang didapatkan penyuluh pertanian dapat menyelesaikan
permasalahan yang sedang dialami oleh petani sehingga penyuluh pertanian dapat
melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik. Menurut Rivai (2000), penyuluh
dengan jabatan PNS memiliki tanggung jawab lebih tinggi jika dibandingkan
dengan penyuluh pertanian dengan jabatan Tenaga Kerja Harian Lepas (THL),
karena semakin tinggi jabatan maka memiliki tanggung jawab yang lebih besar.
Jabatan merupakan tingkatan karir seseorang dengan peningkatan tanggung jawab
dan wewenang. Karakteristik informan berdasarkan jabatan penyuluh pertanian di
BPP Kecamatan Singosari dapat dilihat pada gambar 7.
Gambar 7. Diagram Karakteristik Informan Berdasarkan Jabatan
Sumber: Data primer (diolah), 2017
Berdasarkan gambar 7 dapat diketahui bahwa 83% penyuluh pertanian di
BPP Singosari memiiki jabatan sebagai PNS dan 17% penyuluh pertanian di BPP
Singosari memiliki jabatan sebagai THL. Berdasarkan data tersebut dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar penyuluh pertanian di BPP Singosari adalah
PNS. Kedua penyuluh pertanian dengan jabatan PNS dan THL sama-sama
menggunakan internet untuk memenuhi kebutuhan informasinya. Akan tetapi
83%
17%
Karakteristik Informan Berdasarkan Jabatan
PNS
THL
45
penyuluh pertanian dengan jabatan PNS lebih memiliki rasa tanggung jawab
karena memiliki program yang mengharuskan penyuluh pertanian mengakses
internet setiap hari untuk melakukan pelaporan kegiatan.
4.2.2 Mekanisme Penyuluh Pertanian BPP Singosari Sebagai Fasilitator
dalam Mendapatkan Sumber Informasi
Mekanisme merupakan suatu rangkaian proses yang memiliki tujuan
tertentu. Penyuluh BPP Singosari memiliki mekanisme dalam mendapatkan
sumber informasi. BPP Kecamatan Singosari menyediakan beberapa fasilitas bagi
penyuluh pertanian dalam memenuhi kebutuhan informasi. Fasilitas yang tersedia
di BPP Singosari seperti, koran, majalah, leaflet, dan buku. Namun penyuluh
pertanian di BPP Singosari juga menggunakan sumber informasi lain, seperti
sumber informasi dari internet. Macam-macam media informasi yang digunakan
penyuluh pertanian, yaitu:
1. Koran
Kantor BPP Singosari menyediakan koran sebagai media informasi bagi
penyuluh pertanian. Salah satu koran pertanian yang tersedia yaitu “Sinar Tani”,
kantor BPP Singosari berlangganan “Sinar Tani” untuk sumber informasi
penyuluh pertanian. Penyuluh pertanian di BPP Singosari menggunakan koran
untuk memenuhi informasi terkait berita seputar pertanian. Koran “Sinar Tani”
mudah didapatkan penyuluh pertanian di perpustakaan yang berada di kantor BPP
Singosari.
2. Majalah
Majalah yang tersedia di kantor BPP Singosari, seperti majalah “Trubus”
dan majalah “Abdi Tani”. Majalah digunakan penyuluh pertanian sebagai sumber
informasi untuk menambah pengetahuan penyuluh pertanian. Majalah mudah
didapatkan penyuluh pertanian karena tersedia di perpustakaan kantor BPP
Singosari.
3. Buku
Buku digunakan penyuluh pertanian di BPP Singosari sebagai sumber
informasi. Buku panduan di dapatkan dari Dinas Pertanian, buku ini berisi tentang
panduan seperti teknik budidaya, teknik mengatasi hama penyakit tanaman, dan
46
cara pengaplikasian pupuk. Buku panduan digunakan penyuluh pertanian untuk
mempersiapkan materi yang disampaikan ketika melakukan penyuluhan kepada
petani. Buku panduan ini sangat membantu penyuluh pertanian untuk memahami
materi yang nantinya akan disampaikan pada saat pelaksanaan penyuluhan.
4. Leaflet
Leaflet memberikan informasi seperti panduan pengendalian hama dan
teknik budidaya. Jumlah leaflet yang tersedia di kantor BPP Singosari cukup
banyak sehingga dapat digunakan oleh semua penyuluh pertanian. Media leaflet
juga sangat membantu penyuluh pertanian, karena memuat penjelasan yang
singkat dan disertai gambar ilustrasi.
5. Televisi
Penyuluh pertanian di BPP Singosari menggunakan media televisi sebagai
sumber informasi mengenai berita seputar pertanian, tidak ada acara televisi
tertentu untuk mendapatkan informasi tersebut hanya menonton acara berita.
Televisi digunakan sebagai sumber informasi ketika penyuluh pertanian sedang
berada di rumah.
6. Internet
Internet menyediakan berbagai informasi yang dibutuhkan penyuluh
pertania, informasi tersebut bisa didapatkan dengan mudah. Penyuluh pertanian di
BPP Singosari menggunakan internet untuk mengakases informasi yang
dibutuhkan dengan menggunakan Hand Phone (HP) android atau laptop. Kantor
BPP Singosari tidak menyediakan fasilitas untuk mengakses internet, namun
sebagian besar penyuluh pertanian di BPP Singosari memiliki fasilitas pribadi
untuk mengakses internet. Terdapat beberapa alamat web yang sering diakses oleh
penyuluh pertanian, dapat dilihat pada tabel 2.
47
Tabel 2. Alamat Web yang Sering diaksees Penyuluh Pertanian BPP Singosari
No Jenis Web Alamat Web
1. Dinas Pertanian http://www.pertanian.go.id/
http://pertanian.jatimprov.go.id/
http://distanbun.malangkab.go.id/
2. Sistem Informasi Toko
Tani Indonesia
http://tti.pertanian.go.id/laporan/panduan/web
3. Berita Pertanian http://www.litbang.pertanian.go.id/berita/
https://kabartani.com/
4. Cyber Extension http://cybex.pertanian.go.id/
5. Media Sosial http://facebook.com/
6. Lain-lain https://www.google.co.id/
Sumber: Data Primer (diolah), 2017
Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui situs web yang sering diakses oleh
penyuluh pertanian BPP Singosari. Situs Web Dinas Pertanian merupakan website
yang memuat informasi seputar pertanian, seperti informasi terkait kebijakan
program dan rencana strategi yang akan dilakukan, web Dinas Pertanian juga
memuat berita terkini tentang kegiatan Dinas Pertanian kabupaten Malang. Web
sistem informasi toko tani Indonesia memuat tentang informasi harga jual
komoditas dari petani. Masing-masing BPP memiliki beberapa ussername untuk
mengakses informasi tersebut dan melaporkan harga komoditas setiap harinya.
Penyuluh pertanian juga mengakses web yang berkaitan dengan berita pertanian
untuk menambah informasi seputar berita terkini tentang pertanian, alamat web
yang diakses sepersti litbang pertanian dan kabartani. Penyuluh pertanian juga
bisa mendapatkan materi penyuluhan melalui cyber extension, terdapat banyak
materi yang dapat digunakan untuk melakukan penyuluhan. Informasi lain
didapatkan penyuluh pertanian melalui media sosial seperti Facebook dan
whatsapp untuk berbagi informasi sesama penyuluh pertanian, dalam media
tersebut terdapat grup diskusi sesama penyuluh, sehingga mempermudah
penyuluh pertanian dalam berbagi informasi. Informasi lain didapatkan dengan
mengakses google dengan menggunakan sistem pencarian yang memuat berbagai
48
informasi. Berikut merupakan gambar tampilan web yang diakses penyuluh
pertanian BPP Singosari.
Gambar 8. Tampilan web yang Diakses Penyuluh Pertanian BPP Singosari;
(A) Sistem Informasi Toko Tani Indonesia, (B) Cyber Extention.
Berdasarkan gambar 8. Dapat diketahui tampilan situs web yang sering
diakses oleh penyuluh pertanian BPP Singosari. Gambar tampilan tersebut dapat
menunjukkan bahwa setiap web memiliki informasi yang berbeda-beda. Penyuluh
pertanian BPP Singosari menggunakan internet untuk mengakses informasi untuk
mempersiapkan materi penyuluhan dalam beberapa bentuk informasi, bentuk
informasi yang digunakan penyuluh pertanian dapat dilihat melalui tebel 3.
A
B
49
Tabel 3. Bentuk Informasi yang Digunakan Penyuluh Pertanian BPP Singosari
No Bentuk Informasi
1. Artikel
2. PDF
3. Word
4. Gambar
5. Video
Sumber: Data Primer (diolah), 2017
Berdasarkan tabel 3, dapat diketahui bahwa penyuluh pertanian BPP
Singosari mendapatkan informasi melalui internet dalam bentuk artikel, PDF dan
word untuk digunakan sebagai bahan materi dalam penyuluhan yang disajikan
dalam bentuk power point. Bentuk informasi seperti gambar dan video digunakan
penyuluh pertanian untuk menarik perhatian petani. Selain itu gambar dan video
sangat membantu penyuluh pertanian agar petani dapat menerima materi dengan
baik dan dapat mempermudah petani untuk memahami materi.
Gambar 9. Media informasi penyuluh pertanian BPP Singosari: (A) Koran,
(B) Buku Panduan, (C) Majalah, dan (D) Leaflet
B
D
A C
50
Berdasarkan gambar 9. Dapat dilihat fasilitas yang tersedia di kantor BPP
Singosari seperti buku dan leaflet digunakan penyuluh pertanian untuk membantu
dalam memberikan materi ketika melaksanakan kegiatan penyuluhan. Selain
menggunakan buku dan leaflet penyuluh pertanian juga menambahkan beberapa
materi yang didapatkan dari internet. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat
dijelaskan dengan bagan pada gambar 10.
Keterangan
: Alur mekanisme mendapatkan informasi
: Alur penyampaian informasi
Gambar 10. Bagan Mekanisme Penyuluh Pertanian BPP Singosari dalam
Mendapatkan Informasi
Petani
PPL
Koordinasi di
BPP (FGD dan
diskusi)
Informasi yang
didapatkan
Buku
Majalah
Koran
BPTP
Penyuluh
lain
Televisi
Internet
Cetak
(Perpustakaan BPP)
Elektronik
(Fasilitas Pribadi)
Sumber
Lain
Informasi yang dibutuhkan
51
Berdasarkan gambar 10 dapat diketahui mekanisme penyuluh pertanian BPP
Singosari dalam mendapatkan informasi. Petani yang memiliki permasalahan atau
kendala dalam melakukan usaha tani membutuhkan penyuluh pertanian yang
memiliki peran sebagai fasilitator. Penyuluh pertanian akan melakukan koordinasi
di BPP Singosari untuk mengkaji permasalahan tersebut, setelah itu penyuluh
pertanian membutuhkan informasi mengenai permasalahn tersebut. Informasi
yang dibutuhkan bisa didapatkan melalui beberapa media, yaitu media cetak
seperti buku, majalah dan koran. Sumber informasi tersebut dapat diperoleh di
perpustakaan kantor BPP Singosari. Buku dan leaflet didapatkan dari Dinas
Pertanian, sedangkan majalah dan koran, BPP Singosari berlangganan untuk
informasi penyuluh pertanian. Sumber informasi yang digunakan penyuluh
pertanian BPP Singosari melalui media elektronik seperti televisi dan internet.
Televisi digunakan untuk memenuhi berita seputar pertanian, sedangkan internet
dapat digunakan kapan saja untuk memenuhi berbagai macam informasi yang
dibutuhkan. Media elektronik yang digunakan penyuluh pertanian BPP Singosari
yaitu menggunakan fasilitas priadi. Media-media tersebut digunakan penyuluh
pertanian BPP Singosari dalam mendapatkan informasi. Setelah mendapatkan
informasi yang dibutuhkan kemudian penyuluh pertanian mendiskusikan kembali
dengan rekan penyuluh pertanian di kantor BPP kemudian menyampaikan
hasilnya kepada petani.
Hal ini dikatakan oleh Bapak Moh. Zamil, SP yang merupakan koordinator
penyuluh pertanian BPP Singosari mengatakan:
“......saya menggunakan media informasi dari Sinar Tani,
kedua dari Trubus, bisa dari Liptan (Liputan Pertanian), dari leaflet
yang didapat dari dinas dan dari balai penelitian. Kemudian kalau
dari internet itu dari web pertanian yaitu web kementan jadi
langsung klik-klik, berikutnya dari sucses story petani, dari situ kita
kaji, jadi menurut saya itu juga sebagai sumber informasi. Terus
sumber informasi lain yaitu dari pelatihan-pelatihan teknis yang
sifatnya budidaya atau pelatihan fungsional yang bentuknya
pemberdayaan.” (Wawancara Mei, 2017).
Pak Zamil menggunakan beberapa media informasi seperti ketika
mempersiapkan materi penyuluhan Pak Zamil menggunkan buku pedoman dari
Dinas Pertanian dan internet, kedua sumber infomasi tersebut disesuaikan dengan
kondisi di lapang. Pak Zamil juga menggunakan kisah petani sukses yang
52
kemudian dibagi dengan para petani yang lain untuk memberi motivasi. Pak
Zamil juga menggunakan koran Sinar Tani merupakan fasilitas yang tersedia di
BPP Singosari, sehingga para penyuluh pertanian dapat menggunakannya untuk
mendapatkan informasi. Informasi yang didapatkan melalui internet, Pak Zamil
menggunakan fasilitas pribadi seperti laptop, HP, dan paket data pribadi. Selain
Pak Zamil selaku koordinator penyuluh pertanian di BPP Singosari, Pak Erdi juga
lebih sering menggunakan internet untuk mendapatkan informasi yang
dibutuhkan. Hal ini dikatakan Pak Erdi salah satu penyuluh pertanian,
mengatakan:
“......saya biasanya menggunakan media buku, internet, kalau
koran Sinar Tani, majalah Trubus, dan leaflet. Media yang sering
digunakan leaflet dan internet. Leaflet dapatnya dari dinas. Kalau
internet yang diakses ya dari dinas, paling mudah dari google mbak
dari situ banyak yang keluar jadi kita harus pintar memilah informasi.
Saya sering mencari informasi dari google.” (Wawancara Mei, 2017).
Penyuluh pertanian di BPP Kecamatan Singosari juga menggunakan sumber
informasi yang diperoleh dari BPTP (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian) yang
dirasa informasi yang didapatkan dari BPTP lebih akurat karena sudah diuji dan
disesuaikan dengan kondisi di lapang. Hal ini dikatakan oleh Pak Sugito sebagai
salah satu Penyuluh Pertanian di BPP Singosari mengatakan:
“......yang sering saya andalkan yaitu BPTP dari situ
seandainya ada kendala pada petani dan saya tidak bisa
mengatasinya maka saya mencari solusi ke BPTP seperti melakukan
konsultasi, semisal seperti permasalahan pengendalian hama dan
cara budidaya tanaman tertentu, kalau majalah saya dari Sinar Tani,
kalau internet paling informasi mengenai Kartu Tani, yang paling
sering ya BPTP. Selain itu saya juga sharing dengan teman-teman.”
(Wawancara Mei, 2017).
Menurut Pak Sugito informasi dari BPTP sangat membantu beliau dalam
menyelesaikan permasalahan ditingkat petani dan memberikan informasi yang
dapat dibagi kepada petani. Pak Sugito jarang menggunakan internet maupun
media leaflet yang tersedia di kantor BPP Singosari. Beliau lebih senang
melakukan sharing informasi dengan rekan penyuluh yang memperoleh informasi
dari internet sehingga beliau mengetahui informasi terbaru. Namun Pak Sugito
juga menggunakan internet jika membutuhkan informasi yang mendesak dan
harus diketahui dengan cepat.
53
Media informasi yang berupa media cetak tersedia di perpustakaan di
kantor BPP Singosari. Penyuluh pertanian di BPP Singosari dapat
menggunakannya. Perpustakaan yang terdapat di kantor BPP Singosari hanya
memiliki beberapa buku, majalah, koran dan leaflet saja. Oleh karena itu penyuluh
pertanian melengkapi informasi yang dibutuhkan melalui internet. Penyuluh
pertanian mengakses internet menggunakan fasilitas yang dimilki secara pribadi.
Selain informasi dari internet penyuluh pertanian di BPP Singosari juga dapat
mendapat informasi dari kisah petani sukses dan pertemuan rutin yang dilakukan
setiap minggu sekali di kantor BPP Singosari. Selain itu penyuluh pertanian di
kantor BPP Singosari mendapatkan informasi yang dibutuhkan dari BPTP. Media
informasi yang sering digunakan oleh penyuluh pertanian BPP Singosari yaitu
internet, leaflet, dan dari Balai Penelitian. Media tersebut merupakan media yang
mudah digunakan dan mudah dalam mendapatkan informasi, salah satunya media
interrnet. Namun kantor BPP Singosari belum menyediakan fasilitas untuk
penyuluh pertanian yang menggunakan internet, seperti wifi yang dapat
mempermudah penyuluh pertanian dalam mengakses internet untuk mendapatkan
informasi yang dibutuhkan.
Informasi yang didapatkan penyuluh pertanian dari leaflet merupakan
informasi tentang pengendalian hama atau gulma, informasi tersebut dilengkapi
dengan gambar. Informasi yang didapatkan dari buku merupakan informasi
seperti teknik budidaya dan pengendalian hama. Informasi dari buku juga
dilengkapi dengan gambar sehingga memudahkan untuk memahami informasi
tersebut. Untuk informasi yang didapatkan melalui media seperti koran dan
majalah, informasi tersebut tentang berita pertanian terkini seperti informasi harga
dan teknologi terbaru di bidang pertanian. Informasi yang didapatkan penyuluh
pertanian dari internet bisa berupa berbagai informasi berita pertanian, teknik
budidaya, pengendalian hama, dan informasi lain. Situs yang sering dikunjungi
seperti situs berita online, web Dinas Pertanian, dan cyber exstention. Penyuluh
pertanian di BPP Singosari tetap melakukan seleksi informasi jika informasi
tersebut bersumber dari blog.
Penyuluh pertanian yang memiliki peran sebagai fasilitator bagi petani
harus memiliki informasi dan pengetahuan yang bisa membantu permasalah
54
seorang petani. Menurut Suhardiyono (1990) seorang penyuluh harus mengenal
dengan baik sistem usaha tani setempat dan mempunyai pengetahuan tentang
sistem usaha tani, bersimpati terhadap kehidupan petani serta pengambilan
keputusan yang dihadapi oleh petani baik secara teori maupun praktik. Dalam hal
ini penyuluh pertanian di BPP Singosari memenuhi peran tersebut dengan mencari
informasi yang dibutuhkan menggunakan media leaflet, koran, majalah, buku,
televisi dan internet. Penyuluh pertanian BPP Singosari juga menggunakan
sumber lain seperti dari BPTP dan kisah petani sukses.
4.2.3 Tingkat Penggunaan Internet Oleh Penyuluh Pertanian BPP Singosari
Penggunaan internet oleh penyuluh pertanian BPP Singosari merupakan
intensitas dalam mengakses internet atau berapa lama dan berapa sering penyuluh
pertanian di BPP Singosari menggunakan internet, untuk mengetahui seberapa
sering penyuluh pertanian di BPP Singosari dalam mengakses internet dilihat dari
frekuensi dengan menggunakan waktu. Pada penelitian ini satuan waktu yang
digunakan adalah berapa kali dalam seminggu. Durasi yang digunakan untuk
gambaran berapa lama penyuluh pertanian di BPP Singosari dalam menggunakan
internet pada penelitian ini adalah berapa jam dalam sehari. Presentase tingkat
penggunaan internet oleh penyuluh pertanian BPP Singosari dijelaskan pada tabel
4.
Tabel 4. Penggunaan Internet Penyuluh Pertanian di BPP Singosari
No Indikator Skor
Maks
Skor
Lapangan
Presentase
(%) Kategori
1.
Frekuensi penggunaan
internet dalam
seminggu
3 2,67 88,89 Tinggi
2. Durasi mengakses
internet dalam sehari 3 2,33 77,78 Sedang
3.
Kesesuaian dengan
kebutuhan (informasi
pertanian)
3 2,17 72,22 Sedang
Total 9 7,17 79,63 Tinggi
Sumber: Analisis Data Primer, 2017 (diolah)
55
Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa 88,89% penyuluh pertanian di
BPP Singosari mengakses internet setiap hari. Hal ini dikarenakan 88,89%
penyuluh pertanian BPP Singosari memiliki fasilitas HP android yang dapat
digunakan untuk mengakses internet. Penyuluh pertanian BPP Singosari
mengakses internet setiap melakukan komunikasi dan mengakses informasi,
karena penyuluh pertanian BPP Singosari setiap harinya menggunakan whatsapp
untuk melakukan komunikasi dengan sesama penyuluh, dan saling berbagi
informasi melalui grup whatsapp. Selain itu terdapat situs web yang setiap hari
digunakan untuk melaporkan kegiatan program yaitu sistem toko tani Indonesia,
penyuluh pertanian melaporkan harga jual padi ditingkat petani. Hal ini seperti
dikatakan oleh Pak Erdi salah satu penyuluh pertanian di BPP Singosari,
mengatakan:
“.....saya setiap hari menggunakan internet, seperti setiap
senin saya membuka web sitani untuk melaporkan pembelian gabah
milik gapoktan, itu setiap senin. Saya juga sering buka WA
(whatsapp) karena banyak informasi seperti dari dinas atau informasi
dari teman-teman yang biasanya dikirim di grup.” (Wawancara Mei,
2017).
Berdasarkan pernyataan Pak Erdi dapat diketahui bahwa beliau
menggunakan internet setiap hari, karena dalam melakukan peloporan kegiatan
dilakukan secara online. Selain itu media sosial whatsapp sangat membantu dalam
berbagi informasi. Banyak informasi yang dibagikan melalui grup whatsapp dari
rekan kerja sesama penyuluh pertanian.
Pak Rizal salah satu penyuluh pertanian di BPP Singosari juga
mengatakan:
“.....kalau saya memang tergolong masih junior diantara
penyuluh yang lain, jadi saya lebih sering mencari informasi di
internet. Setiap hari mengakses internet karena sekarang semuanya
pakek internet mbak seperti whatsapp juga kan. Kalau butuh
informasi apa saja mudah dicarinya, tinggal kita harus pintar dalam
memilih informasi yang digunakan.” (Wawancara Mei, 2017).
Berdasarkan pernyataan Pak Rizal bahwa beliau lebih sering mengakses
informasi melalui internet. Frekuensi Pak Rizal dalam menggunakan internet
tinggi karena beliau menggunakan internet setiap hari. Selain digunakan dalam
mencari informasi, beliau menggunakan internet untuk berkomunikasi.
56
Bu Septi salah satu penyuluh pertanian di BPP Singosari juga mengatakan:
“.....ya saya mengakses internet setiap hari, karena internet
sekarang menjadi kebutuhan.” (Wawancara Mei, 2017).
Penyuluh pertanian yang mengakses internet kurang dari 3 hari dalam
seminggu dikarenakan penyuluh pertanian tersebut tidak memiliki fasilitas seperti
HP android. Kantor BPP Singosari tidak menyediakan fasilitas internet sehingga
hanya penyuluh pertanian yang memiliki fasilitas pribadi yang dapat dengan
mudah mengakses internet. Penyuluh pertanian di BPP Singosari tidak semua
mahir dalam menggunakan internet, karena seperti yang telah dijelaskan pada
gambar 3 bahwa 67% penyuluh pertanian di BPP Singosari berusia diatas 50
tahun. Hal ini dijelaskan Pak Sugito salah satu penyuluh pertanian di BPP
Singosari, mengatakan:
“.....mungkin akses internet dalam 3 bulan sekali belum
tentu, karena menurut saya belum begitu mendesak, kemarin ada
kartu tani jadi saya membuka internet. Kadang ya saya minta tolong
anak saya di rumah.” (Wawancara Mei, 2017).
Berdasarkan pernyataan dari Pak Sugito pada saat wawancara, beliau
menjelaskan bahwa jarang menggunkan internet. Pak Sugito juga tidak
menggunakan media sosial seperti whatsapp, namun Pak Sugito sering
mendapatkan informasi dari rekan penyuluh yang sering menggunakan internet.
Jadi jika bukan kebutuhan yang mendesak, Pak Sugito lebih suka mencari
informasi dari sumber lain, seperti BPTP daripada melalui internet.
Selain frekuensi dalam penggunaan internet, perlu juga diketahui durasi
dalam menggunakan internet untuk mengetahui seberapa sering penyuluh
pertanian dalam menggunakan internet. Beberapa penyuluh pertanian mengalami
kesulitan dalam mengakses internet, dikarenakan terkendala signal jika
melaksanakan kunjungan lapang di beberapa daerah tertentu. Penyuluh pertanian
lebih sering membuka sosial media untuk berhubungan dengan rekan kerja atau
keluarga jika mengakses internet dengan durasi yang sebentar namun dengan
intensitas yang sering. Jika mengakses internet untuk mengetahui informasi
penyuluh pertanian lebih sering melakukannya di kantor atau di rumah. Hal ini
dijelaskan Bu Septi salah satu penyuluh pertanian di BPP Singosari, mengatakan:
57
“.....saya jarang mbak, karena di rumah juga ada anak kecil,
tapi setiap hari mengakses internet, ya ada kalau lebih dari 5 jam,
tapi bukanya sebentar-sebentar.” (Wawancara Mei, 2017).
Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat diketahui bahwa Bu Septi
menggunakan internet dengan durasi sedang karena memiliki durasi 5 jam sampai
10 jam. Beliau mejelaskan bahwa tidak memiliki banyak waktu untuk mengakses
internet. Selain disibukkan menjadi penyuluh pertanian, beliau disibukkan dengan
kegiatan sebagai ibu rumah tangga.
Pak Zamil salah satu koordinator penyuluh pertanian di BPP Singosari,
mengatakan:
“.....saya akses internet sesuai kebutuhan, kalau info dari wa
ya sering mbak, jadi informasi dari wa kalau bagus ya saya simpan ke
laptop saya, entah itu video atau foto, semisal info dari BPTP tentang
hidroponik, ya saya simpan. Jadi kalau internet lebih sering akses
karena membuka WA, ya kira-kira 5 sampai 10 jam, karena kadang 1
jam ngikuti terus sudah enggak gitu”. (Wawancara Mei, 2017).
Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat diketahui bahwa beliau mengakses
internet untuk mendapatkan informasi, seperti informasi dari whatsapp, beliau
sering menyimpan informasi yang dianggap penting dari whatsapp ke dalam
laptop. Informasi tersebut bisa berupa foto atau video. Durasi pengguaan internet
Pak Zamil dapat dikatakan sedang, karena beliau menggunakan internet dengan
durasi 5 jam sampai 10 jam dalam sehari.
Pak Rizal salah satu penyuluh pertanian di BPP Singosari, mengatakan:
“.....internet sekarang menjadi kebutuhan, jadi sebentar-
sebentar ya mengakses internet. Apa lagi sebagai penyuluh, informasi
juga sering saya dapat dari FB (Facebook) dan wa, ya mungkin kalau
diakumulasi ada lebih dari 10 jam”. (Wawancara Mei, 2017).
Beberapa pernyataan tersebut telah dikatakan oleh penyuluh pertanian di
BPP Singosari sebagai informan. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat diketahui
bahwa pada saat ini internet menjadi kebutuhan bagi penyuluh pertanian. Dengan
adanya internet penyuluh pertanian saling berkomunikasi dan berbagi informasi
seputar pertanian dan informasi yang dibutuhkan oleh penyuluh pertanian.
Tabel 4 menunjukkan bahwa penggunaan internet penyuluh pertanian di
BPP Singosari tinggi dengan hasil 79,63%. Data tersebut didapatkan dari
frekuensi penggunaan internet, durasi penggunaan internet, dan kesesuaian
58
dengan kebutuhan (informasi pertanian). Penyuluh pertanian yang menggunakan
internet sering membuka situs untuk mendapatkan informasi seputar pertanian.
Penggunaan internet yang tinggi oleh penyuluh pertanian di BPP Singosari,
penyuluh pertanian bisa mendapatkan berbagai informasi yang dibutuhkan,
sehingga membantu penyuluh dalam mengatasi permasalahan petani. Menurut
Andarwati dan Sankarto (2005), keaktifan dan kemampuan dalam menggunakan
internet merupakan keterampilan sehingga mampu memenuhi kebutuhan
informasi dan berkomunikasi. Berdasarkan data yang telah dipaparkan tersebut,
sebagian besar penyuluh pertanian di BPP Singosari memiliki keterampilan dan
kemampuan dalam menggunakan internet.
4.2.4 Tingkat Kesesuaian Media Internet dalam Memenuhi Kebutuhan
Informasi Penyuluh Pertanian BPP Singosari
Internet merupakan salah satu media yang digunakan penyuluh pertanian
BPP Singosari dalam memenuhi kebutuhan informasi penyuluh pertanian. Internet
dapat diakses dengan jangkauan yang luas, dan dapat tersimpan dalam kurun
waktu yang relatif lama. Penyuluh pertanian di BPP Singosari memiliki beberapa
jenis informasi yang dibutuhkan yaitu budidaya, teknologi pertanian, pasca panen,
pemasaran, berita pertanian, laporan kegiatan, penelitian bidang pertanian,
pengolahan hasil pertanian, iklim, dan analisis usaha tani. Internet menjadi media
yang mudah digunakan dalam mencari informasi yang dibutuhkan, namun belum
tentu semua informasi yang dibutuhkan dapat terpenuhi melalui media internet.
Tingkat kesesuaian media internet dalam memenuhi kebutuhan informasi
penyuluh pertanian dapat dilihat pada tabel 5.
59
Tabel 5. Kebutuhan Informasi Penyuluh Pertanian BPP Singosari
No Jenis Informasi Informan
1 2 3 4 5 6
1. Budidaya √ √ √ √ √ √
2. Teknologi Pertanian √ √ √ √ √ √
3. Pasca Panen √ √ √ √ √ √
4. Pemasaran √ √ √ - √ √
5. Berita Pertanian √ √ √ √ √ √
6. Laporan Kegiatan √ - √ - - -
7. Penelitian Bidang Pertanian √ √ √ √ √ √
8. Pengolahan Hasil Pertanian √ - - - - -
9. Iklim - - - √ - -
10. Analisis Usaha Tani - - - - √ -
Sumber: Data Primer (diolah), 2017
Berdasarkan tabel 5, dapat diketahui bahwa penyuluh pertanian BPP
Singosari membutuhkan informasi tentang budidaya, teknologi pertanian, pasca
panen, berita pertanian dan penelitian bidang pertanian. Sebagian besar penyuluh
pertanian membutuhkan informasi mengenai pemasaran. Beberapa penyuluh
pertanian tidak membutuhkan informasi tentang laporan kegiatan, karena hanya
beberapa penyuluh pertanian yang membutuhkan informasi tersebut karena tidak
melaksanakan program yang sama. Informasi yang berkaitan dengan pengolahan
hasil pertanian, iklim, dan analisis usaha tani hanya dibutuhkan penyuluh tertentu
karena berkaitan dengan materi penyuluhan yang sedang dilakukan. Tidak semua
informasi dipenuhi menggunakan media internet karena penyuluh pertanian BPP
Singosari juga menggunaka media lain untuk memenuhi kebutuhan tersebut,
seperti koran, majalah, buku, leaflet, dan televisi.
60
Tabel 6. Media dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi Penyuluh Pertanian BPP
Singosari
Informan Media yang Digunakan
Internet Media Lain
1. 87,5% 12,5%
2. 0% 100%
3. 71,4% 28,6%
4. 80% 20%
5. 71,4% 28,6%
6. 50% 50%
Rata-rata 60,05% 39,05%
Sumber: Data Primer, 2017 (Diolah)
Penyuluh pertanian memiliki kebutuhan informasi yang berbeda-beda.
Penyuluh pertanian di BPP Singosari memenuhi kebutuhan informasinya melalui
internet dan media lain. Berdasarkan data dari tabel 6, sebagian besar informasi
yang dibutuhkan oleh penyuluh pertanian di BPP Singosari dipenuhi melalui
internet dan media lain seperti televisi, koran, dari pertemuan, atau dari BPTP.
Informasi yang lebih banyak diperoleh dari internet seperti budidaya, teknologi
pertanian, laporan kegiatan, penelitian bidang pertanian, pengolahan hasil
pertanian, dan hama penyakit. Informasi yang lebih banyak didapatkan melalui
media lain seperti pasca panen dan berita pertanian. Sedangkan informasi yang
didapatkan melalui internet dan media lain yaitu pemasaran, iklim, dan analisis
usaha tani. Berdasarkan informasi tersebut maka dapat dilihat bahwa internet
merupakan media yang paling banyak digunakan dalam memenuhi kebutuhan
informasi penyuluh pertanian di BPP Singosari. Internet memiliki persentase rata-
rata sebesar 60,05 % dapat memenuhi kebutuhan informasi penyuluh pertanian,
Terdapat rincian media yang digunakan penyuluh pertanian BPP Singosari pada
lampiran 4.
Penyuluh pertanian di BPP Singosari yang memenuhi kebutuhan
informasinya melalui internet mengatakan bahwa internet mudah digunakan dan
informasi yang didapatkan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh penyuluh
pertanian BPP Singosari. Hal ini dikatakan oleh Pak Zamil salah satu penyuluh
pertanian di BPP Singosari.
“.....internet efektif untuk memenuhi kebutuhan informasi, bisa
didapatkan dengan cepat dan mudah. Banyak informasi lain jadi
bisa membandingkannya,” (Wawancara Mei, 2017).
61
Menurut Pak Zamil, internet memang memudahkan penyuluh pertanian
dalam mendapatkan informasi, seperti tentang teknis budidaya, informasi pasar
dan tentang analisis usaha tani, namun penggunaan internet juga memiliki kendala
dalam mengaksesnya yaitu biaya kuota internet, karena di kantor BPP Singosari
tidak menyediakan fasilitas tersebut. Hal ini juga dikatakan oleh Bu Septi yang
menganggap bahwa kendala dalam mengakses internet yaitu semuanya
menggunakan fasilitas pribadi. Menurut Pak Rizal dan Pak Erdi, kendala dalam
menggunakan internet yaitu signal yang susah didapatkan ketika berada didaerah
yang tidak memungkinkan untuk mengakses internet.
Hal ini berbeda dengan pendapat penyuluh pertanian yang tidak
menganggap bahwa internet tidak sesuai untuk memenuhi kebutuhan informasi.
Pak Sugito salah satu penyuluh pertanian di BPP Singosari mengatakan:
“.....menurut saya internet kurang terpercaya karena tidak
semua informasi bisa diterapkan, karena saya sendiri lebih sering
mendapatkan informasi dari BPTP.” (Wawancara Mei, 2017).
Menurut Pak Sugito lebih mudah melalui BPTP daripada internet dalam
mendapatkan informasi yang dibutuhkannya, karena informasi yang didapatkan
dari BPTP lebih terpercaya. Seperti pernyataan yang telah dijelaskan Pak Sugito
lebih sering mendapatkan informasi dari BPTP. Frekuensi beliau dalam
menggunakan internet cukup rendah. Beliau mendapatkan informasi dari
rekannya sesama penyuluh yang sering mendapatkan informasi dari internet.
Selain itu, Pak Sugito tidak memiliki fasilitas untuk mengakses internet, seperti
HP android, karena penyulu pertanian yang lain menggunakan fasilitas pribadi
seperti HP android untuk memudahkan akses internet.
62
Tabel 7. Tingkat Kesesuaian Internet Sebagai Media Informasi dalam Memenuhi
Kebutuhan Informasi Penyuluh Pertanian BPP Singosari
Informan Jenis Informasi yang
Dibutuhkan
Skor
Maksimal
Skor yang
Didapatkan
Persentase
(%)
1 8 8 7 87,5
2 6 6 0 0
3 7 7 5 71,4
4 6 6 5 83,3
5 7 7 5 71,4
6 6 6 3 50
Rata-rata 6,67 4,17 60,6
Sumber: Data Primer (diolah), 2017
Berdasarkan tabel 7 dapat diketahui bahwa tingkat kesesuaian internet
sebagai media informasi dalam memenuhi kebutuhan informasi penyuluh
pertanian BPP Singosari sebesar 60,6%. Tingkat kesesuaian internet sebagai
media informasi dalam memenuhi kebutuhan informasi penyuluh pertanian
didapatkan dari kesesuaian informasi yang didapatkan dengan informasi yang
dibutuhkan oleh penyuluh pertanian BPP Singosari. Berdasarkan tabel tersebut
maka internet menjadi media informasi yang memiliki tingkat kesesuaian sebesar
60,6% dalam memenuhi kebutuhan informasi penyuluh pertanian BPP Singosari.
Menurut Mulyandari (2011) dalam Elian (2015), menyatakan begitu banyak hasil
penelitian di bidang pertanian yang telah dilaksanakan. Hasil penelitian yang
berupa informasi pertanian, baik berupa teknik produksi maupun pemasaran, pada
dasarnya digunakan untuk memperbaiki permasalahan dalam bidang pertanian.
Informasi tersebut bisa didapatkan melalui internet, akan tetapi tidak semua
informasi yang diperoleh dari internet sesuai dengan informasi yang dibutuhkan
oleh penyuluh pertanian di BPP Singosari.