36
IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengamatan Penelitian ini dilaksanakan di hutan primer Gunung Pesawaran Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman Bandar Lampung yang memiliki ketinggian 1200 sampai 1660 mdpl. Penelitian yang dilaksanakan pada bulan agustus 2008 mendapatkan hasil sebagai berikut 1. Hasil Pengukuran Faktor Abiotik Dalam penelitian dilakukan pengukuran terhadap kondisi lingkungan, yaitu suhu udara, kelembaban udara, dan intensitas cahaya. Berdasarkan pengukuran yang telah dilakukan dilakukan dilapangan didapat hasil sebagai berikut: a. Suhu rata-rata pada malam hari berkisar antara 15-20 o C sedangkan suhu rata-rata pada siang hari berkisar antara 18-29 o C. b. Kelembaban udara berkisar antara 60%-86%. c. Intensitas cahaya berkisar antara 600 Lux ditempat yang ternaung sampai 1070 Lux pada tempat yang terdedah.

IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil …digilib.unila.ac.id/19980/15/4.Pembahasan.pdfHasil Pengukuran Faktor Abiotik ... terestrial. Batang bulat, mencapai 50 cm, hijau, berumpun

  • Upload
    vudat

  • View
    241

  • Download
    4

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil …digilib.unila.ac.id/19980/15/4.Pembahasan.pdfHasil Pengukuran Faktor Abiotik ... terestrial. Batang bulat, mencapai 50 cm, hijau, berumpun

IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Penelitian ini dilaksanakan di hutan primer Gunung Pesawaran Taman

Hutan Raya Wan Abdul Rachman Bandar Lampung yang memiliki

ketinggian 1200 sampai 1660 mdpl. Penelitian yang dilaksanakan pada

bulan agustus 2008 mendapatkan hasil sebagai berikut

1. Hasil Pengukuran Faktor Abiotik

Dalam penelitian dilakukan pengukuran terhadap kondisi lingkungan, yaitu

suhu udara, kelembaban udara, dan intensitas cahaya. Berdasarkan

pengukuran yang telah dilakukan dilakukan dilapangan didapat hasil

sebagai berikut:

a. Suhu rata-rata pada malam hari berkisar antara 15-20oC sedangkan suhu

rata-rata pada siang hari berkisar antara 18-29oC.

b. Kelembaban udara berkisar antara 60%-86%.

c. Intensitas cahaya berkisar antara 600 Lux ditempat yang ternaung sampai

1070 Lux pada tempat yang terdedah.

Page 2: IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil …digilib.unila.ac.id/19980/15/4.Pembahasan.pdfHasil Pengukuran Faktor Abiotik ... terestrial. Batang bulat, mencapai 50 cm, hijau, berumpun

27

2. Jumlah Spesies

Dari hasil penjelajahan dan pengoleksian sampel di lokasi penelitian pada

bulan Agustus 2008 ditemukan beberapa spesies anggrek. Setelah dilakukan

identifikasi diperoleh 20 spesies anggrek liar yang terbagi dalam 15 genus.

Daftar inventarisasi spesies-spesies anggrek tersebut dapat dilihat dalam

tabel berikut.

Tabel 1. Anggota orchidales yang ditemukan di daerah jelajah

No Genus Spesies

1 Acriopsis Acriopsis javanica

2 Agrostophyllum Agrostophyllum sp1

3 Agrostophyllum sp2

4 Apendiculata Apendiculata ramosa Bl.,Bijdr

5 Angraecum Angraecum mahavahens

6 Bulbophyllum Bulbophyllum vaginatum (Lindl.) Rchb.f

7 Bulbophyllum sp

8 Calanthe Calanthe sp

9 Coelegine Coelegyne incrassata Bl Lindl

10 Dendrobium Dendrobium paniferum J.J.Sm

11 Eria Eria oblitterata

12 Eria sp1

13 Eria sp2

14 Gastrochilus Gastrochilus sororius

15 Nephelaphyllum Nephelaphyllum tenuiflorum Bl.,Bijdr

16 Oncidium Oncidium cebolleta

17 Phalaenopsis Phalaenopsis sumatrana-alba Korth. & Rchb.f

18 Pholidola Pholidota carnea (Bl.) Lindl.

19 Pholidola chinensis Lindl

20 Spatoglotis Spatoglotis sp

Page 3: IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil …digilib.unila.ac.id/19980/15/4.Pembahasan.pdfHasil Pengukuran Faktor Abiotik ... terestrial. Batang bulat, mencapai 50 cm, hijau, berumpun

28

3. Deskripsi Spesies Anggrek

Spesies 1 : Acriopsis javanica

Nama daerah : tidak diketahui

Gambar 8. Acriopsis javanica foto pengamatan

Habitus herba, tahunan, epifit. Batang bulat, tidak mempunyai pseudobulp,

rimpang pendek, berumpun. Daun tunggal, bangun garis, ujung runcing, tepi

rata, panjang 20-30 cm, lebar 2-5 cm, upih daun memeluk rimpang,

pertulangan sejajar, berwarna hijau. Akar serabut, putih kotor.

Page 4: IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil …digilib.unila.ac.id/19980/15/4.Pembahasan.pdfHasil Pengukuran Faktor Abiotik ... terestrial. Batang bulat, mencapai 50 cm, hijau, berumpun

29

SPESIES 2

Spesies : Agrostophyllum sp1

Nama daerah : tidak diketahui

a b

Gambar 9. Agrostophyllum sp1 foto pengamatan (a) dan foto

http://images.google.co.id (b)

Habitus herba, tahunan, epifit. Batang pipih, hijau. Daun tunggal, lancet,

ujung tumpul, tepi rata, panjang 5-20 cm, lebar 1-2 cm, pelepah daun

memeluk batang, duduk berselang seling, pertulangan sejajar, berwarna

hijau. Akar serabut, putih kotor.

Page 5: IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil …digilib.unila.ac.id/19980/15/4.Pembahasan.pdfHasil Pengukuran Faktor Abiotik ... terestrial. Batang bulat, mencapai 50 cm, hijau, berumpun

30

SPESIES 3

Spesies : Agrostophylum sp2

Nama daerah : tidak diketahui

a b

Gambar 10. Agrostophyllum sp2 foto pengamatan pada habitat (a) dan foto

di laboratorium (b)

Habitus herba, menahun, epifit. Batang bulat, hijau berumpun dengan

pertumbuhan simpodial, umbi semu beruas banyak bentuk pipih, tertutup

oleh upih daun yang terlihat rapuh tetapi tidak mudah layu atau rontok.

Daun Tunggal, lancet, pangkal runcing, ujung runcing, tepi rata, panjang 5-8

cm, lebar 2-5 cm, mempunyai upih daun yang memeluk umbi semu, tidak

bertangkai, duduk berselang seling, pertulangan sejajar, berwarna hijau.

Akar serabut, putih kotor

Page 6: IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil …digilib.unila.ac.id/19980/15/4.Pembahasan.pdfHasil Pengukuran Faktor Abiotik ... terestrial. Batang bulat, mencapai 50 cm, hijau, berumpun

31

SPESIES 4

Spesies : Apendiculata ramosa Bl.,Bijdr

Nama daerah : tidak diketahui

a

b

Gambar 11. Apendiculata ramosa Bl.,Bijdr foto pengamatan pada habitat

(a) dan foto di laboratorium (b)

Habitus herba, tahunan, terestrial. Batang bulat, mencapai 50 cm, hijau,

berumpun. Daun tunggal, lancet, pangkal memeluk batang, ujung tumpul,

tepi rata, panjang 1,5-2 cm, lebar 0,5-1 cm, duduk berselang seling,

Page 7: IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil …digilib.unila.ac.id/19980/15/4.Pembahasan.pdfHasil Pengukuran Faktor Abiotik ... terestrial. Batang bulat, mencapai 50 cm, hijau, berumpun

32

pertulangan sejajar, berwarna hijau. Bunga tunggal terminalis, berwarna

putih. Buah berupa buah kotak, bulat, hijau. Akar serabut, putih kotor.

SPESIES 5

Spesies : Angraecum mahavahens

Nama daerah : tidak diketahui

Gambar 12. Angraecum mahavahens foto pengamatan

Habitus herba, tahunan, epifit. Batang bulat, mempunyai pseudobulp, hijau,

berumpun. Daun tunggal, pangkal daun memiliki upih daun yang memeluk

batang, ujung runcing, tepi rata, panjang 2-5 cm, lebar 0,3-0,5 cm,

bertangkai, duduk berselang seling, pertulangan sejajar, berwarna hijau.

Akar serabut, putih kotor.

Page 8: IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil …digilib.unila.ac.id/19980/15/4.Pembahasan.pdfHasil Pengukuran Faktor Abiotik ... terestrial. Batang bulat, mencapai 50 cm, hijau, berumpun

33

SPESIES 6

Spesies : Bulbophyllum vaginatum (Lindl.) Rchb.f

Nama daerah : tidak diketahui

a

b

Gambar 13. Bulbophyllum vaginatum (Lindl.) Rchb.f foto pengamatan (a)

dan foto http://www.orchidsindonesia.com (b)

Habitus herba, tahunan, epifit. Batang bulat, mempunyai pseudobulp,

rimpang panjang merayap. Daun tunggal, lancet, pangkal runcing, ujung

tumpul, tepi rata, bentuk bulat telur meruncing, tekstur kaku, panjang 5-8

cm, lebar 2-5 cm, bertangkai pendek menancap pada pseudobulb,

Page 9: IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil …digilib.unila.ac.id/19980/15/4.Pembahasan.pdfHasil Pengukuran Faktor Abiotik ... terestrial. Batang bulat, mencapai 50 cm, hijau, berumpun

34

pertulangan sejajar, berwarna hijau. Bunga tunggal terminalis,

menggantung. Buah tidak ditemukan. Akar serabut, putih kotor.

SPESIES 7

Spesies : Bulbophyllum sp

Nama daerah : tidak diketahui

Gambar 14. Bulbophyllum sp foto pengamatan

Habitus herba, tahunan, epifit. Batang bulat, mempunyai pseudobulp, hijau,

rimpang pendek. Daun tunggal, lancet, menancap pada pseudobulp, pangkal

runcing, ujung runcing, tepi rata, panjang 5-8 cm, lebar 2-5 cm, bertangkai,

pertulangan sejajar, berwarna hijau. Akar serabut, putih kotor.

Page 10: IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil …digilib.unila.ac.id/19980/15/4.Pembahasan.pdfHasil Pengukuran Faktor Abiotik ... terestrial. Batang bulat, mencapai 50 cm, hijau, berumpun

35

SPESIES 8

Spesies : Calanthe sp

Nama daerah : tidak diketahui

a b

Gambar 15. Calanthe sp foto tandan bunga (a) dan foto saat pengambilan

sampel (b)

Habitus herba, tahunan, terestrial. Batang bulat, hijau dengan rimpang yang

pendek. Daun tunggal, lancet, pangkal runcing, ujung runcing, tepi rata,

panjang 30-50 cm, lebar 10-15 cm, bertangkai cukup panjang, duduk

berselang seling, pertulangan melengkung, berwarna hijau. Bunga majemuk

terminalis, menggantung, panjang tandan 75-100 cm, bunga berwarna

kuning cerah. Akar serabut, putih kotor.

Page 11: IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil …digilib.unila.ac.id/19980/15/4.Pembahasan.pdfHasil Pengukuran Faktor Abiotik ... terestrial. Batang bulat, mencapai 50 cm, hijau, berumpun

36

SPESIES 9

Spesies : Coelegyne incrassata (Bl).Lindl

Nama daerah : tidak diketahui

a b

Gambar 16. Coelegyne incrassata (Bl).Lindl foto habitus dengan buah (a)

dan bunga (b)

Habitus herba, tahunan, epifit. Batang bulat, mempunyai pseudobulp, hijau,

berumpun. Daun tunggal, lancet, pangkal runcing, ujung runcing, tepi rata,

panjang 5-8 cm, lebar 2-5 cm, bertangkai pendek, duduk berhadapan,

menancap pada pseudobulb, pertulangan sejajar, berwarna hijau. Bunga

majemuk terminalis, bentuk bulir, menggantung, panjang tandan 15-25 cm,

berwarna kuning pucat. Buah berupa buah kotak, bulat gada dengan 6 sirip,

hijau. Akar serabut, putih kotor.

Page 12: IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil …digilib.unila.ac.id/19980/15/4.Pembahasan.pdfHasil Pengukuran Faktor Abiotik ... terestrial. Batang bulat, mencapai 50 cm, hijau, berumpun

37

SPESIES 10

Spesies : Dendrobium paniferum J.J.Sm

Nama daerah : tidak diketahui

a b

Gambar 17. Dendrobium paniferum J.J.Sm foto pengamatan (a) dan foto

http://www.orchidsindonesia.com (b)

Habitus herba, tahunan, epifit. Batang bulat, mempunyai pseudobulp, hijau

Daun tunggal, lancet, pangkal memeluk batang, ujung runcing, tepi rata,

panjang 0,5-1 cm, lebar 1 cm, bertangkai, duduk berselang seling,

pertulangan sejajar, berwarna hijau. Bunga tunggal, menggantung. Akar

serabut, putih kotor.

Page 13: IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil …digilib.unila.ac.id/19980/15/4.Pembahasan.pdfHasil Pengukuran Faktor Abiotik ... terestrial. Batang bulat, mencapai 50 cm, hijau, berumpun

38

SPESIES 11

Spesies : Eria oblitterata

Nama daerah : tidak diketahui

Gambar 18. Eria oblitterata foto habitus di laboratorium

Habitus herba, tahunan, epifit menggantung. Batang bulat, mempunyai

pseudobulp, hijau. Daun tunggal, lancet, pangkal runcing, ujung runcing,

tepi rata, panjang 5-8 cm, lebar 2-5 cm, bertangkai, duduk berselang seling,

pertulangan sejajar, berwarna hijau. Bunga majemuk lateralis, bentuk bulir,

menggantung, panjang tandan 15-25 cm, berwarna merah muda. Buah

berupa buah kotak, bulat, hijau. Biji tidak ditemukan dalam pengamatan.

Akar serabut, putih kotor.

Page 14: IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil …digilib.unila.ac.id/19980/15/4.Pembahasan.pdfHasil Pengukuran Faktor Abiotik ... terestrial. Batang bulat, mencapai 50 cm, hijau, berumpun

39

SPESIES 12

Spesies : Eria sp1

Nama daerah : tidak diketahui

a b

Gambar 19. Eria sp1 foto batang (a), dan foto dari Handayani (1997) (b)

Habitus herba, tahunan, epifit. Batang bulat, berwarna coklat, berumpun,

pertumbuhan simpodial, batang beruas banyak, panjang 81-90 cm, diameter

2-2,5 cm, bulat berwarna cokelat bata. Daun tunggal, lancet, pangkal

meruncing, ujung runcing, tepi rata, panjang 5-8 cm, lebar 2-5 cm,

bertangkai, duduk berselang seling, pertulangan sejajar, upih daun memeluk

Page 15: IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil …digilib.unila.ac.id/19980/15/4.Pembahasan.pdfHasil Pengukuran Faktor Abiotik ... terestrial. Batang bulat, mencapai 50 cm, hijau, berumpun

40

batang dan terdapat banyak trikoma yang berwarna merah bata, berwarna

hijau tua, panjang 14-15 cm, ]ebar 4,5-5 cm. Akar serabut, putih kotor.

SPESIES 13

Spesies : Eria sp2

Nama daerah : tidak diketahui

a b

Gambar 20. Eria sp2 foto pengamatan pada habitat (a) dan foto

di laboratorium (b)

Habitus herba, tahunan, epifit, berumpun. Batang bulat, hijau, mempunyai

rimpang yang semu, tumbuh simpodial. Daun tunggal terdapat diujung

batang berjumlah 4-6 helai, bentuk pedang, pangkal runcing, ujung runcing,

tepi rata, panjang 10-20 cm, lebar 0,5-1,5 cm, duduk berselang seling,

pertulangan sejajar, berwarna hijau. Akar serabut, putih kotor.

Page 16: IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil …digilib.unila.ac.id/19980/15/4.Pembahasan.pdfHasil Pengukuran Faktor Abiotik ... terestrial. Batang bulat, mencapai 50 cm, hijau, berumpun

41

SPESIES 14

Spesies : Gastrochilus sororius Schltr

Nama daerah : tidak diketahui

a

b

Gambar 21. Gastrochilus sororius Schltr foto pengamatan (a)

dan foto http://www.orchidsindonesia.com (b)

Habitus herba, tahunan, epifit. Batang bulat, tidak mempunyai pseudobulp,

berwarna hijau. Daun tunggal, bangun garis, pangkal runcing, ujung

runcing, tepi rata, panjang 10-20 cm, lebar 0,5-1 cm, tidak bertangkai, upih

daun memeluk batang, duduk berselang seling, pertulangan sejajar,

berwarna hijau. Bunga berupa bunga tandan lateralis, bentuk bulir,

menggantung, panjang tandan 15-25 cm, tenda bunga berwarna kuning

Page 17: IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil …digilib.unila.ac.id/19980/15/4.Pembahasan.pdfHasil Pengukuran Faktor Abiotik ... terestrial. Batang bulat, mencapai 50 cm, hijau, berumpun

42

dengan bercak-bercak coklat, diameter bunga1,5 cm. Akar serabut, abu-abu

kehijauan.

SPESIES 15

Spesies : Nephelaphyllum tenuiflorum Bl.

Nama daerah : tidak diketahui

a b

Gambar 22. Nephelaphyllum tenuiflorum Bl. foto pengamatan (a) dan foto

bunga dari http://www.orchidsindonesia.com bunga (b)

Habitus herba, tahunan, terestrial. Batang bulat, mempunyai pseudobulp,

berwarna ungu. Daun tunggal, bentuk tombak, pangkal rata, ujung runcing,

tepi rata, panjang 5-8 cm, lebar pangkal 4-6 cm, bertangkai, duduk

berselang seling, pertulangan sejajar, berwarna hijau. Akar serabut, putih

kotor.

Page 18: IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil …digilib.unila.ac.id/19980/15/4.Pembahasan.pdfHasil Pengukuran Faktor Abiotik ... terestrial. Batang bulat, mencapai 50 cm, hijau, berumpun

43

SPESIES 16

Spesies : Oncidium cebolleta

Nama daerah : tidak diketahui

Gambar 23. Oncidium cebolleta foto pengamatan

Habitus herba, tahunan, epifit. Batang bulat pendek. Daun tunggal, tebal

berdaging, bangun paku, pangkal daun dengan upih yang memeluk batang,

ujung daun tumpul, tepi rata, panjang 5-12 cm, lebar 0,3-0,5 cm, duduk

berselang seling, pertulangan sejajar, berwarna hijau keputih-putihan. Akar

serabut, putih kotor.

Page 19: IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil …digilib.unila.ac.id/19980/15/4.Pembahasan.pdfHasil Pengukuran Faktor Abiotik ... terestrial. Batang bulat, mencapai 50 cm, hijau, berumpun

44

SPESIES 17

Spesies : Phalaenopsis sumatrana Korth. & Rchb.f

Nama daerah : tidak diketahui

Gambar 24. Phalaenopsis sumatrana-alba Korth. & Rchb.f. foto

pengamatan

Habitus herba, tahunan, epifit. Batang bulat, sangat pendek, hijau. Daun

tunggal, berjumlah 4-6, bulat telur terbalik, tepi rata, panjang 15-25 cm,

lebar 5-9 cm, bertangkai, duduk berselang seling, pertulangan sejajar,

berwarna hijau. Bunga majemuk tandan terminalis, panjang tandan 20 cm,

berbunga 3-9 buah, besar sedang, daun kelopak punggung oval memanjang,

warna putih, dengan labelum berwarna kuning, daun kelopak dengan bentuk

dan warna kurang lebih sama.

Page 20: IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil …digilib.unila.ac.id/19980/15/4.Pembahasan.pdfHasil Pengukuran Faktor Abiotik ... terestrial. Batang bulat, mencapai 50 cm, hijau, berumpun

45

SPESIES 18

Spesies : Pholidota carnea (Bl)Lindl

Nama daerah : tidak diketahui

a b

Gambar 25. Pholidota carnea (Bl)Lindl foto habitus dengan buah (a) dan

bunga (b)

Habitus herba, tahunan, epifit. Batang bulat, mempunyai pseudobulp, hijau.

Daun tunggal terdapat di ujung pseudobulb berjumlah 2, lancet, pangkal

runcing, ujung runcing, tepi rata, panjang 8-20 cm, lebar 2-5 cm, bertangkai

pendek, duduk berselang seling, pertulangan sejajar, berwarna hijau. Bunga

majemuk (tandan) terminalis, menggantung, panjang tandan 15-25 cm,

berwarna merah muda. Buah berupa buah kotak, bulat, hijau. Akar serabut,

putih kotor, abu-abu.

Page 21: IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil …digilib.unila.ac.id/19980/15/4.Pembahasan.pdfHasil Pengukuran Faktor Abiotik ... terestrial. Batang bulat, mencapai 50 cm, hijau, berumpun

46

SPESIES 19

Spesies : Pholidola chinensis Lindl

Nama daerah : anggrek bongko, Anggrek bongkol

a c

Gambar 26. Pholidola chinensis Lindl. foto di laboratorium(a), dan foto dari

http:// www.springerlink.com (b)

Habitus terna, epifit, tinggi, tahunan, tinggi 20-40 cm. Batang bulat, alau

bulat telur, diameter 2-5 cm, panjang 5-8 cm, berair atau sukulen, licin,

hijau. Daun tunggal, tangkai pendek, berseling, helaian daun bentuk lanset

atau lonjong, panjang 10-20 cm, lebar 4-8 cm, ujung meruncing, pangkal

rimcing, tepi rata, pertulangan sejajar melengkung, permukaan licin, hijau.

Bunga majemuk, bentuk bulir, di ketiak daun, kelopak bentuk oval, ujung

runcing, panjang 1-2 cm, coklat, kelopak lepas, 5 helai, bentuk tidak sama,

putih. Buah kotak, bentuk kapsul, permukaan berusuk, panjang 2-3 cm,

Page 22: IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil …digilib.unila.ac.id/19980/15/4.Pembahasan.pdfHasil Pengukuran Faktor Abiotik ... terestrial. Batang bulat, mencapai 50 cm, hijau, berumpun

47

hijau. Biji bulat, kecil, jumlah sangat banyak, halus, coklat. Akar serabut,

berwarna coklat kehijauan.

SPESIES 20

Spesies : Spatoglotis sp

Nama daerah : tidak diketahui

Gambar 27. Spatoglotis sp. foto pengamatan

Habitus herba, tahunan, terestrial. Batang bulat, rizoma pendek. Daun

tunggal, lancet, pangkal runcing, ujung runcing, tepi rata, panjang 5-8 cm,

lebar 2-5 cm, bertangkai panjang, duduk berselang seling, pertulangan

sejajar melengkung, berwarna hijau tua. Akar serabut, putih kotor.

B. Pembahasan

Sebagaian besar kaki Gunung Pesawaran bahkan sampai lereng gunung telah

menjadi kebun kopi atau ladang yang dikelola oleh penduduk, meskipun

Page 23: IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil …digilib.unila.ac.id/19980/15/4.Pembahasan.pdfHasil Pengukuran Faktor Abiotik ... terestrial. Batang bulat, mencapai 50 cm, hijau, berumpun

48

kawasan ini telah ditetapkan sebagai kawasan taman hutan raya. Kondisi ini

menyebabkan hanya sebagian kecil dari kawasan gunung pesawaran yang

masih termasuk dalam hutan primer. Selain perkebunan kopi penduduk,

sebagian lagi berupa ladang dan semak semak belukar bekas kebun yang telah

ditinggalkan oleh penduduk.

Hutan primer gunung pesawaran hanya pada ketinggian 1200 mdpl sampai

1600 mdpl. Dengan kondisi habitat yang gelap dengan naungan dan pohon-

pohon yang ditumbuhi lumut. Dari ketinggian 1200 sampai 1600 mdpl hanya

dalam jarak 2 km. Ini menunjukkan bahwa pada hutan ini merupakam daerah

yang memiliki rata-rata kemiringan yang cukup tajam. Meskipun memiliki

kemiringan yang cukup tajam, namun terdapat banyak pohon-pohon yang besar

yang mendominasi dan membentuk naungan yang rapat.

Penelitian dilakukan pada bulan Agustus sampai September. Pada masa ini

musim hujan belum tiba, namun musim kemarau hampir berakhir. Sedangkan

waktu anggrek berbunga pada umumnya pada awal musim penghujan, hal ini

menyebabkan banyak anggrek yang diketemukan belum berbunga atau

bunganya belum mekar.

Inventarisasi dilakukan dengan menggunakan metode jelajah dengan

menyusuri jalan setapak di hutan primer gunung pesawaran. Keuntungan

metode ini peneliti dapat menghindari daerah yang tidak mudah di jangkau

seperti jurang dan tebing. Inventarisasi dilakukan dengan mencatat setiap

spesies yang ditemukan kemudian melakukan pengambilan gambar, dan

sampel apabila memungkinkan untuk di identifikasi. Identifikasi berdasarkan

Page 24: IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil …digilib.unila.ac.id/19980/15/4.Pembahasan.pdfHasil Pengukuran Faktor Abiotik ... terestrial. Batang bulat, mencapai 50 cm, hijau, berumpun

49

gambar dan sampel tumbuhan dilakukan dilaboratorium pembelajaran biologi

Universitas Lampung.

Berdasarkan dari hasil pengoleksian dan identifikasi sampel anggrek yang

tumbuh di hutan primer Gunung Pesawaran, diperoleh 20 spesies yang terbagi

dalam 15 genus yaitu genus Acriopsis, Agrostophyllum, Apendiculata,

Agraecum, Bulbophyllum, Calanthe, Coelegine, Dendrobium, Eria,

Gastrochilus, Nephelaphyllum, Oncidium, Phalaenopsis, Pholidota, dan

Spatoglotis.

Genus Acriopsis ditemukan hanya satu spesies epifit yaitu Acriopsis javanica.

Genus Agrostophyllum ditemukan dua spesies, dua epifit yaitu Agrostophyllum

sp1, Agrostophyllum sp2. Genus Apendiculata ditemukan satu spesies yaitu

Apendiculata ramosa Bl.,Bijdr. Genus Agraecum ditemukan satu spesies epifit

yaitu Angraecum mahavahens. Genus Bulbophyllum ditemukan dua spesies

epifit yaitu Bulbophyllum vaginatum (Lindl.)Rchb.f dan Bulbophyllum sp.

Genus Calanthe ditemukan hanya satu spesies terestrial yaitu Calanthe sp.

Genus Coelegine ditemukan satu spesies epifit yaitu Coelegyne incrassata Bl

Lindl. Genus Dendrobium ditemukan satu spesies yaitu Dendrobium paniferum

J.J.Sm. Genus Eria ditemukan tiga spesies yang semuanya epifit yaitu Eria

oblitterata, Eria sp1dan Eria sp2. Genus Pholidota ditemukan dua spesies yaitu

Pholidola chinensis Lindl, dan Pholidola charnea (Bl.) Lindl. Sedangkan

genus Gastrochilus, Nephelaphyllum, Oncidium, Phalaenopsis, dan Spatoglotis

hanya ditemukan masing-masing satu spesies yang sebagian besar epifit hanya

genus Spatoglotis dan Nephelaphyllum yang merupakan tumbuhan terestrial.

Page 25: IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil …digilib.unila.ac.id/19980/15/4.Pembahasan.pdfHasil Pengukuran Faktor Abiotik ... terestrial. Batang bulat, mencapai 50 cm, hijau, berumpun

50

Spesies yang dimaksud adalah Gastrochilus sororius, Nephelaphyllum

tenuiflorum Bl.,Bijdr, Oncidium cebolleta, Phalaenopsis sumatrana-alba Korth.

& Rchb.f., dan Spatoglotis sp.

Spesies anggrek yang ditemukan di hutan primer Gunung Pesawaran sebagian

besar merupakan anggrek epifit yaitu 16 spesies dan 4 spesies merupakan

anggrek terestrial. Anggrek epifit hidup menumpang pada dahan-dahan atau

batang pohon. Anggrek epifit mendapatkan unsur-unsur yang dibutuhkan untuk

pertumbuhan dan perkembangan dari air yang menetes/pencucian daun-daun

tanaman yang lebih besar atau dari penguraian bahan-bahan mati dengan

bantuan organisme lain (Gunawan.2005. Hal: 29). Sedangkan anggrek

terestrial mendapatkan nutrisi dari tanah.

Selain itu kondisi lingkungan didaerah ini juga sangat berpengaruh pada

pertumbuhan dan perkembangan angrek. Dari hasil pengukuran dilapangan

didapat suhu rata-rata pada malam hari berkisar antara 15-20oC sedangkan

suhu rata-rata pada siang hari berkisar antara 18-29oC. Menurut Iswanto (2007)

kisaran suhu tersebut sesuai dengan kisaran suhu yang dibutuhkan beberapa

anggrek seperti Cymbidium, Miltonia, Dendrobium, Cattleya, Oncidium,

Vanda, dan Renanthera. Anggrek terestrial umumnya lebih tahan panas dari

pada anggrek epifit. Namun tidak semua anggrek terestrial toleran terhadap

suhu yang tinggi, karena suhu yang tinggi dapat menyebabkan dehidrasi

sehingga menghambat pertumbuhan.

Kelembaban udara turut berpengaruh terhadap pertumbuhan dan

perkembangan anggrek. Pada umumnya kelembaban udara yang dibutuhkan

Page 26: IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil …digilib.unila.ac.id/19980/15/4.Pembahasan.pdfHasil Pengukuran Faktor Abiotik ... terestrial. Batang bulat, mencapai 50 cm, hijau, berumpun

51

anggrek relatif tinggi untuk menunjang pertumbuhan anggrek. Menurut

Iswanto (20007) kelembaban yang dibutuhkan anggrek berkisar antara 60%

sampai 80%. Kelembaban tinggi dibutuhkan antara lain untuk menghindari

proses penguapan yang berlebihan. Dari hasil pengukuran di hutan primer

Gunung Pesawaran didapat bahwa kelembaban udara rata-rata 60%-86%. Pada

kisaran kelembaban tersebut tanaman anggrek dapat mempertahankan

kandungan air yang ada untuk pertumbuhan dan berbagai reaksi metabolisme

didalamnya.

Pengukuran intensitas cahaya pada hutan primer gunung Pesawaran berkisar

antara 600 lux ditempat yang ternaung sampai 1070 lux pada tempat yang

terdedah. Dengan banyaknya pohon yang membuat lantai hutan ternaungi

maka intensitas cahaya yang sampai pada lantai hutan hanya sedikit. Keadaan

ini sesuai untuk pertumbuhan anggrek yang cenderung membutuhkan intensitas

cahaya rendah untuk pertumbuhannya.

Tumbuhan anggrek epifit menempel pada pohon yang memiliki struktur kulit

lunak, tebal dan tidak mengelupas, seperti meranti, waru, rengas, dan lain-lain.

Struktur kulit pohon yang seperti ini memudahkan biji anggrek untuk

menempel dan memperoleh unsur-unsur yang dia perlukan untuk

pertumbuhannya, karena anggrek epifit mendapatkan unsur-unsur untuk

pertumbuhan dan perkembangannya dari pencucian daun-daun tumbuhan yang

lebih tinggi. Struktur kulit pohon yang keras, tipis dan dapat mengelupas

seperti pada kulit pohon jambu biji dan bambu tidak dapat ditumbuhi anggrek,

karena biji anggrek tidak dapat menempel dan tumbuh pada kulit pohon seperti

Page 27: IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil …digilib.unila.ac.id/19980/15/4.Pembahasan.pdfHasil Pengukuran Faktor Abiotik ... terestrial. Batang bulat, mencapai 50 cm, hijau, berumpun

52

ini. Pada kulit pohon seperti ini biji anggrek yang menempel akan ikut jatuh

bersama kulit pohon yang terkelupas sebelum sempat tumbuh.

Dari hasil pengamatan dilapangan, ditemukan anggrek epifit menempel pada

pohon-pohon tinggi yang membentuk naungan untuk lantai hutan atau pada

pohon yang lebih rendah. Kebanyakan spesies anggrek yang ditemukan

tumbuh bersama dengan rumpun lumut yang juga banyak tumbuh pada pohon-

pohon di hutan primer Gunung Pesawaran. Pohon-pohon yang ditumpangi oleh

anggrek antara lain pohon meranti (Shorea leprosura), mahoni (Swietenia

mahagoni), bungur (Lagerstroma speciosa), dan berangan (Castanopsis

argentea). Pohon-pohon ini pada umumnya selain memiliki kulit pohon yang

lunak juga ditumbuhi oleh lumut, sehingga lebih mudah bagi biji anggrek

untuk tumbuh pada pohon yang sudah ditumbuhi lumut karena lumut menjaga

kandungan air untuk pertumbuhn awal biji selain itu juga menyediakan unsur

hara lain untuk pertumbuhan awal kecambah anggrek.

Page 28: IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil …digilib.unila.ac.id/19980/15/4.Pembahasan.pdfHasil Pengukuran Faktor Abiotik ... terestrial. Batang bulat, mencapai 50 cm, hijau, berumpun

53

A. Aplikasi Hasil Penelitian Sebagai Sumber Belajar

Page 29: IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil …digilib.unila.ac.id/19980/15/4.Pembahasan.pdfHasil Pengukuran Faktor Abiotik ... terestrial. Batang bulat, mencapai 50 cm, hijau, berumpun

54

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai salah satu sumber

belajar untuk meningkatkan pemahaman materi pokok fungi pada siswa SMA

kelas X semester 1. Kompetensi dasar yang harus dicapai siswa pada materi

pokok fungi (jamur) menurut kurikulum tingkat satuan pendidikan adalah

siswa mampu mendeskripsikan ciri-ciri dan jenis-jenis jamur berdasarkan hasil

pengamatan, percobaan, dan kajian literatur, serta peranannya dalam

kehidupan.

Untuk mencapai kompetensi dasar tersebut, seorang guru dalam kegiatan

belajar-mengajar harus memiliki strategi agar anak didik dapat belajar secara

efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk

memiliki strategi itu adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian atau

biasanya disebut metode mengajar. Jadi, metode adalah strategi pengajaran

sebagai alat untuk mencapai tujuan (Djamarah dan Zain, 2006).

Selian itu guru juga harus pandai dalam memilih sumber belajar. Karena dalam

proses belajar mengajar ada sejumlah nilai yang disampaikan kepada anak

didik. nilai-nilai itu terambil dari berbagai sumber yang dipakai dalam proses

belajar mengajar. Sumber belajar adalah sesuatu yang dapat dipergunakan

sebagai tempat di mana bahan pengajaran terdapat atau asal untuk belajar

seseorang (Winataputra dan Ardiwinata, 1991: 165 dalam Djamarah dan Zain,

2006). Salah satu sumber belajar yang dapat digunakan adalah alam

lingkungan (Roestiyah, N.K., 1989: 53 dalam Djamarah dan Zain, 2006). Salah

satu sumber belajar yang dapat digunakan dalam pembelajaran materi Fungi

adalah Gunung Betung.

Page 30: IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil …digilib.unila.ac.id/19980/15/4.Pembahasan.pdfHasil Pengukuran Faktor Abiotik ... terestrial. Batang bulat, mencapai 50 cm, hijau, berumpun

55

Materi dari hasil penelitian dapat disampaikan dengan metode karya wisata

salah satu metode yang melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan cara

mengamati dunia sesuai dengan kenyataan yang ada secara langsung, yang

meliputi manusia, hewan, tumbuhan dan benda-benda lain. Dengan mengamati

secara langsung maka anak akan memperoleh kesan yang sesuai dengan

pengamatannya.

Setelah dilakukan perencanaan yang matang, karya wisata dapat dilaksanakan

dengan alokasi waktu 4 x 45 menit. Sebelum karya wisata dilakukan siswa

terlebih dahulu dibagi dalam kelompok kerja dan diberi penjelasan singkat

tentang konsep yang akan dipelajari. Pada saat pelaksanaan siswa secara

langsung melakukan penjelajahan dan pangamatan langsung pada objek di

Gunung Betung di ketinggian 600 m dpl.

Dilokasi siswa langsung melaksanakan pengamatan dengan menggunakan LKS

dan hasil penelitian sebagai penuntun kerja dan penunjang. Menurut Sudjana

(1991) penyampaian materi dengan menggunakan LKS menyebabkan siswa

menjadi lebih aktif. Dengan demikian hasil belajar siswa diharapkan menjadi

lebih baik dibandingkan tanpa menggunakan media tersebut. Siswa

menginventarisasi jamur, kemudian mangamati bagaimana ciri-ciri jamur yang

ditemukan selanjutnya didiskusikan untuk mencari klasifikasi dan peranan

jamur tersebut di alam khususnya di Gunung Betung. Setelah mendapatkan

hasil, siswa dituntut dapat mengkomunikasikan laporan hasil pengamatannya.

Pada akhir kegiatan belajar mengajar dilakukan evaluasi yang bertujuan untuk

mengetaui tingkat keberhasilan siswa dalam menyerap materi yang telah

Page 31: IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil …digilib.unila.ac.id/19980/15/4.Pembahasan.pdfHasil Pengukuran Faktor Abiotik ... terestrial. Batang bulat, mencapai 50 cm, hijau, berumpun

56

diberikan. Evaluasi diberikan dalam bentuk soal yang berisi pertanyaan

mengenai ciri-ciri Basidiomycotina dan peranannya bagi kehidupan.

Aplikasi hasil penelitian Inventarisasi Basidiomycotina pada ketinggian 600 m

dpl di Gunung Betung Tahura Wan Abdul Rachman Bandar Lampung dapat

digambarkan dalam strukturisasi hasil penelitian sebagai sumber belajar biologi

SMA kelas X semester 1 pada materi pokok Fungi yang disajikan pada gambar

5.

Basidiomycotina

Inventarisasi

Faktor biotik:

1.Jumlah individu

2.Jumlah tubuh

buah

Faktor lingkungan:

Suhu, kelembaban,

pH, intensitas

cahaya.

Sumber belajar

Kurikulum SMA 2006 (KTSP)

Page 32: IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil …digilib.unila.ac.id/19980/15/4.Pembahasan.pdfHasil Pengukuran Faktor Abiotik ... terestrial. Batang bulat, mencapai 50 cm, hijau, berumpun

57

Gambar 5. Strukturisasi Konsep Inventarisasi Basidiomycotina Pada Ketinggian 600 m

dpl Di Gunung Betung Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman Bandar

Lampung.

5. Pembahasan Hasil Penelitian Sebagai Sumber Belajar

Page 33: IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil …digilib.unila.ac.id/19980/15/4.Pembahasan.pdfHasil Pengukuran Faktor Abiotik ... terestrial. Batang bulat, mencapai 50 cm, hijau, berumpun

58

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber belajar di

SMA kelas X semester 2. Kurikulum tingkat satuan pendidikan di SMA kelas

X semester 2 memuat materi Arthropoda sub materi Orthoptera. Salah satu

indikator yang dituntut oleh kurikulum adalah siswa mampu mengidentifikasi

anggota filum Arthropoda dan mendeskripsikan peranannya dalam kehidupan

di alam.

Untuk mencapai indikator tersebut, seorang guru harus dapat menciptakan

kondisi pembelajaran yang menyenangkan dan juga harus terampil dalam

memilih dan menggunakan metode mengajar. Dengan pemilihan metode yang

tepat, siswa diharapkan dapat memahami konsep pelajaran dengan mantap

yang akhirnya berdampak optimal terhadap hasil belajar siswa.

Metode mengajar merupakan suatu cara dalam mengajar agar tujuan yang

diinginkan dapat tercapai dengan baik . Hal ini sesuai dengan pendapat

Surakhmad (1979, 23) yang mengatakan bahwa metode adalah suatu cara yang

dalam fungsinya merupakan suatu alat untuk mencapai suatu tujuan, makin

baik metode itu, makin efektif pula pencapaian tujuannya.

Kurikulum yang menuntut siswa agar dapat mengidentifikasi anggota filum

Arthropoda dan mendeskripsikan peranannya dalam kehidupan dapat dipenuhi

dengan langsung mempelajarinya di alam. Metode yang dianggap cocok untuk

mempelajarinya adalah metode karyawisata. Metode karya wisata adalah suatu

cara mengajar yang dilakukan dengan jalan mengunjungi suatu tempat untuk

mempelajari hal-hal tertentu dibawah bimbingan guru. Dengan membawa

Page 34: IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil …digilib.unila.ac.id/19980/15/4.Pembahasan.pdfHasil Pengukuran Faktor Abiotik ... terestrial. Batang bulat, mencapai 50 cm, hijau, berumpun

59

siswa langsung ke alam, diharapkan timbul sifat ingin menyelidiki dan siswa

dapat pengalaman yang sesungguhnya.

Proses belajar mengajar dengan menggunakan metode ini memerlukan

keahlian dan ketrampilan guru. Banyak hal yang harus dipertimbangkan dan

diperhatikan, mulai dari perancanaan, pelaksanaan sampai tahap tindak lanjut.

Hal ini dimaksudkan agar karya wisata dapat berjalan secara efektif dan

efesien.

Tahap perencanaan meliputi penetapan tujuan, lamanya waktu pelaksanaan,

memperhitungkan jumlah peserta, memeperhitungkan iklim dan suasana objek,

biaya dan menyusun kelompok-kelompok. Tahap pelaksanaan meliputi

kegiatatn observasi dan tertib pelaksanaan di lokasi. Sedangkan tahap tindak

lanjut meliputi tahap mendiskusikan hasil observasi dan membuat laporan

hasil pengamatan.

Karya wisata juga memiliki kelemahan-kelemahan yang harus di perhitungkan.

Diantaranya adalah biaya yang tidak sedikit, dan pada karya wisata juga sering

kali lebih menonjolkan unsur rekreasi dari pada belajar, oleh karena itu perlu

persiapan dan perencanaan yang matang.

Setelah dilakukan perencanaan yang matang, karya wisata dapat dilaksanakan

dengan alokasi waktu selama 4x 45 menit. Sebelum karya wisata dilakukan

siswa terlebih dahulu dibagi kedalam beberapa kelompok kerja dan diberikan

penjelasan singkat tentang konsep yang akan dipelajari. Pada saat pelaksanaan

Page 35: IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil …digilib.unila.ac.id/19980/15/4.Pembahasan.pdfHasil Pengukuran Faktor Abiotik ... terestrial. Batang bulat, mencapai 50 cm, hijau, berumpun

60

siswa secara langsung melakukan pengamatan pada objek di gunung Betung

yang telah terpetakan pada hasil penelitian ini.

Di lokasi siswa langsung melaksanakan pengamatan dengan menggunakan

LKS dan hasil penelitian ” Pemetaan Orthoptera di Gunung Betung” sebagai

penuntun kerja. Siswa menginventarisasi, kemudian mengamati bagaimana

ciri-ciri Orthoptera yang kemudian didiskusikan untuk mencari klasifikasi dan

peranan Orthoptera tersebut di alam, khususnya di gunung Betung. Setelah

mendapatkan hasil, siswa dituntut dapat mengomunikasikan laporan hasil

pengamatan didepan kelas.

Strukturisasi penerapan hasil penelitian ini sebagai sumber belajar Biologi pada

SMA kelas X semester 2 pada materi Arthropoda sub materi Orthoptera

disajikan pada gambar 8.

Pemilihan metode yang

tepat:

Metode Karya Wisata

Perencanaan:

1. Penetapan tujuan.

2. Waktu

3. LKS

4. Memperhitungkan kumlah peserta

5. Memperhitungkan iklim dan suasana objek

6. Biaya

Materi Arthropoda Sub

Materi Orthoptera

Hasil Penelitian dan

LKS sebagai penuntun

kerja siswa

Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan

(KTSP)

Page 36: IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil …digilib.unila.ac.id/19980/15/4.Pembahasan.pdfHasil Pengukuran Faktor Abiotik ... terestrial. Batang bulat, mencapai 50 cm, hijau, berumpun

61

Gambar 8. Strukturisasi Penerapan Hasil Penelitian Pemetaan Orthoptera di

Gunung Betung