Upload
nguyenkien
View
226
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada ban IV ini membahas mengenai pelaksanaan pembelajaran siklus I,
hasil tindakan siklus I, hasil belajar siklus I, hasil refleksi siklus I, pelaksanaan
pembelajaran siklus II, hasil tindakan siklus II, hasil belajar siklus II, hasil refleksi
siklus II, hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian yang akan disajikan
di bawah ini:
4.1. Pelaksanaan Penelitian
Pada deskripsi pelaksanaan penelitian ini akan menguraikan tentang tahap
pelaksanaan pra siklus dan perencanaan, pelaksanaan tindakan, pelaksanaan
observasi, hasil tindakan serta refleksi pada siklus I dan siklus II. Kegiatan siklus I
dan siklus II dibagi menjadi 3 kali pertemuan, masing-masing pertemuan
berlangsung selama 2x35 menit.
4.2. Hasil Penelitian Siklus I
4.2.1. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
Setelah diperoleh informasi pada waktu observasi, maka peneliti
melakukan diskusi dengan kolaborator yaitu guru kelas IV untuk menentukan
waktu pelaksanaan, materi pembelajaran yang akan disampaikan serta alat
penunjang lain yang perlu digunakan. Peneliti merancang siklus I yang terdiri dari
3 pertemuan, setiap pertemuan berlangsung selama 70 menit (dua jam pelajaran),
yang direncanakan pada tanggal 31 Agustus, 2 dan 7 September 2016. Kemudian
menentukan materi yang disampaikan sesuai dengan standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang ditetapkan. Persiapan lain yang dilakukan peneliti pada
siklus I ini adalah merancang pelaksanaan pembelajaran sesuai pokok bahasan
pada setiap pertemuan, menyiapkan alat peraga dalam bentuk video dan benda
nyata, lembar kerja siswa, lembar observasi guru untuk melihat bagaimana
kondisi pelaksanaan pembelajaran di kelas, serta lembar observasi siklus I.
42
4.2.2. Pelaksanaan Siklus I Pertemuan I
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari rabu, 31 Agustus 2016 pukul
09.35 WIB sampai 10.44 WIB. Pada kegiatan pendahuluan guru membuka
pelajaran dengan mengucapkan salam, melakukan presensi, mengatur suasana
kelas dan menanyakan keadaan siswa. Pada pertemuan pertama ini guru
mengajarkan tentang pengertian kelipatan dan kelipatan persekutuan terkecil
(KPK). Dalam kegiatan apersepsi guru menanyakan tentang berapa kali kalian
mandi dalam sehari kemudian dilanjutkan dengan menyampaikan topik dan tujuan
pembelajaran hari ini.
Pada kegiatan inti, diawali dengan guru menampilkan video dan
memberikan masalah kepada siswa. Siswa yang belum mengerti diberi
kesempatan bertanya tentang hal yang belum dimengerti. Kegiatan selanjutnya
siswa masuk kedalam kelompok agar dapat menyelesaikan masalah dengan baik,
guru memberikan soal cerita kepada siswa. Pada kegiatan ini kelompok berdiskusi
dan bertukar pikiran menyelesaikan masalah. Siswa dalam kelompok berbagi
tugas, mencari kelipatan dari soal cerita dan menulis hasilnya. Sebagian masih ada
siswa yang bermalas-malasan cenderung ramai sendiri dalam jalannya diskusi dan
tidak memperhatikan hasil dari kerja kelompok.
Guru memberikan dorongan dan motivasi kepada siswa memecahkan
masalah. Guru berkeliling untuk memberikan bimbingan terhadap kelompok yang
mengalami kesulitan dalam pemecahan masalah dan mengamati jalannya kerja
kelompok. Namun sebagian siswa masih sulit untuk memberikan pendapat,
mereka tampak masih kesulitan karena penerapan pembelajaran problem solving
masih kali pertama dilakukan. Guru dalam memberikan bimbingan terhadap siswa
masih belum menyeluruh dan sebagian kelompok yang dibimbing.
43
4.2.3. Pelaksanaan Siklus I Pertemuan II
Pelaksanaan pembelajaran pertemuan kedua dilaksanakan pada hari jumat,
2 September 2016 pukul 07.15 WIB sampai 08.30 WIB. Pada pertemuan kedua
ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan yang dilaksanakan oleh siswa pada
pertemuan pertama. Peneliti telah menyusun rencana pembelajaran yang baik agar
kekurangan pada pertama dapat diperbaiki. Dalam kegiatan awal guru
mengucapkan salam, menanyakan kabar siswa dan melakukan presensi. Dalam
kegiatan guru bertanya apa saja yang telah dikerjakan pada pertemuan pertama
dan bagaimana hasil kerja kelompok siswa.
Pada kegiatan inti yang merupakan tindak lanjut pada pertemuan pertama,
tiap kelompok mencari KPK dari soal cerita yang diberikan oleh guru dan
menuliskan hasil kerja kelompok di papan tulis siswa yang lain memperhatikan.
Setelah perwakilan kelompok yang telah selesai menuliskan hasil kerja kelompok
di papan tulis, siswa yang lain memberikan tanggapan atau pertanyaan yang
terkait dengan hasil kerja kelompok. Di pertemuan kedua kondisi pembelajaran
sudah cukup baik, hal ini terlihat pada kondisi kelas lebih kondusif pada waktu
berlangsungnya kerja kelompok walaupun masih ada siswa yang belum aktif
tanya jawab dalam kerja kelompok. Setelah kegiatan siswa dilakukan siswa
bersama guru menyimpulkan tentang kelipatan persekutuan terkecil dari dua
bilangan.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-
hal yang belum dimengerti. Terdapat beberapa siswa yang bertanya dan guru
menjelaskan jawaban dari pertanyaan siswa. Kemudian guru menyampaikan
pelajaran yang akan dilakukan dipertemuan selanjutnya. Sebelum guru menutup
pelajaran guru meluruskan pemahaman siswa yang salah, mencatat rangkuman
pelajaran yang telah dipelajari. Guru meminta siswa untuk pelajari materi
selanjutnya.
44
4.2.4. Pelaksanaan Siklus I Pertemuan III
Pertemuan ketiga dilaksanakan hari rabu, 7 September 2016 pukul 09.35
WIB sampai 10.44 WIB. Di pertemuan ketiga guru menjelaskan KPK dari tiga
bilangan. Kegiatan pembelajaran diawali dengan menanyakan pelajaran
sebelumnya yaitu tentang KPK dari dua bilangan. Dalam pertemuan ketiga ini
siswa diberi tugas untuk mencari KPK dari tiga bilangan.
Pada kegiatan inti siswa dan guru membahas tentang KPK dari tiga
bilangan, serta guru memberikan contoh soal untuk dikerjakan oleh siswa. Dari
hasil latihan soal yang dikerjakan siswa terlihat beberapa siswa belum memahami
materi. Kemudian guru menjelaskan materi yang belum dikuasai siswa. Siswa
terlihat antusias memperhatikan penjelasan guru, setelah selesai guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya tetapi tidak ada yang bertanya. Karena
tidak ada siswa yang bertanya, guru memberikan lembar evaluasi sebagai tes
siklus I.
4.2.5. Hasil Pengamatan Siklus I
4.2.5.1. Hasil Analisis Observasi Guru
Berdasarkan data hasil observasi kegiatan mengajar pada pertemuan
pertama, kedua dan ketiga siklus I dilakukan oleh observer yaitu guru kelas IV,
pelajaran Matematika pelajaran KPK dan FPB menggunakan penerapan problem
solving, Standar Kompetensi 2. Memahami dan menggunakan faktor dan
kelipatan dalam pemecahan masalah. Kompetensi Dasar 2.3 Menentukan
kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dan faktor persekutuan terbesar (FPB). Hasil
observasi dapat dilihat pada tabel berikut:
45
Tabel 1 Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus I
Kegiatan Indokator KBM 1 KBM 2 KBM 3
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Awal
1 Menyiapkan peserta didik sebelum mengikuti pembelajaran.
√
√
√
2 Guru melakukan apersepsi dan motivasi sebelum masuk pada kegiatan pembelajaran.
√
√
√
3 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dalam menerapkan model pembelajaran problem solving.
√
√
√
4 Guru membimbing siswa dalam merumuskan masalah.
√
√
√
Inti
5 Guru dan siswa menelaah masalah yang telah dirumuskan.
√
√
√
6 Guru mengarahkan siswa dalam merumuskan hipotesis berdasarkan masalah yang telah dirumuskan.
√
√
√
7 Guru menampung seluruh hipotesa yang diberikan oleh siswa berdasarkan rumusan masalah.
√
√
√
8 Guru membimbing siswa dalam membuktikan hipotesis yang diperoleh.
√
√
√
9
Guru dan siswa mengoreksi pembuktian hipotesis jawaban, membimbing siswa dalam mencari alternatif cara yang berbeda.
√
√
√
10 Guru membimbing siswa dalam malakukan refleksi pembahasan masalah.
√
√
√
Akhir
11 Guru dan siswa melakukan penyimpulan terhadap pembelajaran yang telah berlangsung.
√
√
√
12 Guru melakukan kegiatan evaluasi setelah kegiatan penyampaian materi.
√
√
√
13 Membimbing siswa membuat kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari bersama.
√
√
√
14
Melaksanakan evaluasi dengan memberikan tes formatif kepada siswa. √ √ √
Jumlah 9 5 6 8 1 13
Total Skor 47 50 55
46
Dari tabel 4.2 hasil observasi kegiatan mengajar guru siklus I, perolehan
total skor pertemuan pertama sebanyak 47, pertemuan kedua sebanyak 50,
pertemuan ketiga sebanyak 55. Dapat disimpulkan bahwa, berdasarkan pemberian
skor akhir yang dilakukan oleh observer dari masing-masing pertemuan terjadi
peningkatan.
4.2.5.2. Hasil Analisis Observasi Siswa
Analisis data hasil kegiatan belajar siswa pelaksanaan siklus I selama tiga
kali pertemuan yang dilakukan oleh observer yaitu guru kelas IV, dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 2 Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus I
Kegiatan Indokator KBM 1 KBM 2 KBM 3
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Awal
1 Siswa mempersiapkan diri dalam mengikuti pelajaran.
√
√
√
2
Siswa merespon positif terhadap kegiatan apersepsi dan motivasi yang dilakukan oleh guru.
√
√
√
3
Siswa menyimak dengan baik penyampaian tujuan pembelajaran dalam menerapkan problem solving.
√
√
√
4 Siswa aktif dalam menyelesaikan masalah berdasarkan arahan guru.
√
√
√
Inti
5 Siswa aktif dalam menelaah masalah yang telah dirumuskan bersama.
√
√
√
6 Siswa berperan aktif dalam memberi jawaban sementara atau hipotesis.
√
√
7 Siswa aktif dalam kegiatan pembuktian hipotesis.
√
√
√
8 Siswa aktif dalam memberikan jawaban yang berbeda.
√
√
√
9
Siswa berperan aktif dalam kegiatan refeksi dan kesimpulan materi pelajaran.
√
√
√
Akhir 10
Siswa merespon positif kegiatan evaluasi pada akhir pelajaran.
√
√
√
Jumlah 9 1 3 7 2 8
Total Skor 31 37 38
47
Analisis hasil observasi kegiatan belajar siswa siklus I selama tiga kali
pertemuan, perolehan total skor pertemuan pertama sebanyak 31, pertemuan
kedua sebanyak 37, pertemuan ketiga sebanyak 38. Penskoran tersebut
membuktikan bahwa kegiatan belajar siswa dalam tiap pertemuan terjadi
peningkatan pada keaktifan siswa dan respon positif terhadap pembelajaran yang
berlangsung.
4.2.6. Hasil Belajar Siklus I
Perolehan data berdasarkan hasil analisis nilai formatif akhir pelaksanaan
siklus I dalam tiga kali pertemuan tersedia dalam tabel berikut:
Tabel 3 Destribusi Hasil Belajar Matematika pada Siklus I
Rentang Kategori Siklus I
Frekuensi Persentase Keterangan
86 – 100 Tinggi 11 50,00% Tuntas
70 – 85 Sedang 6 27,27%
55 – 69 Rendah 1 4,54% Tidak Tuntas
40 – 54 Sangat rendah 4 18,18%
Total 22 100%
Nilai Mak 100
Nilai Min 40
Rata-rata 63,86
KKM 70
Data tabel 4.3 diatas menggambarkan banyaknya siswa yang tuntas pada
kategori tinggi 11 siswa 50,00%, kategori sedang 6 siswa 27,27%, jadi total
keseluruhan siswa yang tuntas sebanyak 17 siswa 77,27%, sedangkan siswa yang
tidak tuntas dengan kategorikan rendah sebanyak 1 siswa 4,54%, kategori sangat
rendah sebanyak 4 siswa 18,18%, jumlah siswa yang tidak tuntas sebanyak 5
siswa 22,72%. Berdasarkan tabel di atas dapat digambarkan dalam diagram
berikut:
48
Gambar 1
Kekuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus I
Berdasarkan gambar 2 terlihat jelas bahwa ketuntasan hasil belajar
matematika sudah mengalami peningkatan. Siswa yang sudah tuntas mencapai
77% dan siswa yang belum tuntas mencapai 23%.
4.2.7. Refleksi Penelitian Siklus I
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II dari pertemuan
I, II dan III, maka selanjutnya akan diadakan refleksi atas segala kegiatan dalam
proses pembelajaran. Hasil refleksi diambil dari hasil observasi, lembar angket
dan soal evaluasi yang dilaksanakan pada siklus II. Refleksi ini digunakan sebagai
bahan perbaikan dengan membandingkan hasil tindakan dalam proses
pembelajaran apakah sudah sesuai dengan indikator kinerja. Berdasarkan hasil
observasi yang dilakukan observer bersama peneliti pada siklus II maka dapat
direfleksi sebagai berikut:
1) Hasil Observasi
Berdasarkan lembar observasi guru dalam menerapkan pembelajaran
problem solving, guru sudah melaksanakan semua kegiatan pembelajaran dengan
baik dan sesuai yang ingin diajarkan kepada siswa. Hal ini terlihat dari tahapan
kegiatan pembelajaran yang sudah dilaksanakan dari awal hingga akhir dan sudah
tidak ada catatan berupa masukan dan perbaikan dari observer seperti yang telah
dijelaskan pada hasil tindakan. Sehingga dalam penerapan pembelajaran problem
solving, aktivitas guru sudah mencapai indikator proses yang telah ditetapkan.
77%
23%
Siklus I
Tuntas Tidak Tuntas
49
Pada siklus II ini guru sudah menerapkan pembelajaran matematika realistik
dengan maksimal.
2) Hasil Belajar
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan pembelajaran
problem solving, jumlah siswa yang tuntas ≥70 sebanyak 17 siswa (77,27%), nilai
rata-rata 63,86, dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 40. Hal ini
membuktikan hasil belajar matematika sudah mencapai indikator hasil yang telah
ditetapkan dan mengalami peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
matematika dibanding siklus I.
Berdasarkan informasi dari observer secara keseluruhan hasil refleksi yang
diperoleh pada proses pembelajaran siklus II adalah sebagai berikut:
1. Kelebihan
a. Rancangan pembelajaran sudah terprogram
b. Siswa lebih tertarik pada pembelajaran dengan menggunakan
pembelajaran problem solving.
c. Siswa lebih terlihat aktif didalam proses pembelajaran.
d. Siswa yang berkemampuan rendah dalam belajar dapat dibanyu oleh
teman kelompoknya.
e. Antara rencana pembelajaran dengan proses pembelajaran sudah
sesuai.
f. Keberanian siswa sudah tumbuh dalam mengemukakan pendapat dan
memberi tanggapan.
g. Guru dan siswa terbiasa menerapkan kegiatan pembelajaran problem
solving.
2. Kekurangan
a. Hambatan
Guru masih kesulitan dalam mengarahkan pembelajaran dalam setiap
kegiatan.
b. Penyelesaian
Dalam proses pembelajaran memerlukan pengaruh yang maksimal
dalam kegiatan suatu pembelajaran.
50
4.3. Hasil Penelitian Siklus II
4.3.1. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
Seperti halnya siklus I, siklus II juga masih menggunakan pembelajaran
problem solving. Perencanaan pembelajaran pada siklus II ini sebagai
penyempurnaan dan tindak lanjut dari kekurangan yang terjadi pada siklus I.
Peneliti juga merancang siklus II yang terdiri dari 3 pertemuan, setiap pertemuan
berlangsung selama 70 menit (dua jam pelajaran). Kemudian menentukan materi
yang akan disampaikan sesuai standar kompetensi dan kompetensi dasar yang
ditetapkan. Persiapan lain yang dilakukan peneliti pada siklus II ini adalah
merancang pelaksanaan pembelajaran sesuai pokok bahasan pada setiap
pertemuan, menyiapkan alat peraga dalam bentuk video dan benda nyata, lembar
kerja siswa, lembar observasi guru untuk melihat bagaimana kondisi pelaksanaan
pembelajaran di kelas, serta lembar observasi siklus II.
4.3.2. Pelaksanaan Siklus II Pertemuan I
Pertemuan pertama pada siklus II ini dilaksanakan pada hari jumat 09
september 2016 pukul 07.15-08.45 dan terdiri dari kegiatan pembelajaran, yaitu
kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Langkah-langkah pembelajaran
pada pertemuan pertama adalah sebagai berikut:
a) Kegiatan Awal
Pada kegiatan awal, sebelum memulai pelajaran guru melakukan
pengkondisian kelas agar siswa siap mengikuti pembelajaran. Kemudian
guru melakukan apersepsi dengan melakukan tanya jawab tentang “berapa
kali kalian senam dalam seminggu?”, kemudian dilanjut dengan
pertanyaan pengertian faktor. Sebelum masuk dalam kegiatan inti guru
menyampaikan topik dan tujuan pembelajaran hari ini.
b) Kegiatan inti
Pada kegiatan inti, diawali dengan guru memberikan masalah kepada
siswa. Siswa yang belum paham diberi kesempatan bertanya tentang hal
yang diberikan. Kegiatan selanjutnya siswa masuk dalam kelompok, agar
dapat menyelesaikan masalah dengan baik, guru memberikan soal cerita
kepada setiap kelompok untuk kelompok cari faktor dari soal cerita
51
tersebut. Siswa secara berkelompok mencari faktor dari soal cerita yang
diberikan oleh guru.
c) Kegiatan penutup
Pada kegiatan penutup, guru memberikan penguatan dengan menanyakan
beberapa soal terkait materi ajar secara lisan. Kemudian siswa dalam
menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Kegiatan pembelajaran pada
pertemuan I siklus II diakhiri dengan pemberian tindak lanjut oleh guru
dengan meminta siswa pelajari materi selanjutnya.
4.3.3. Pelaksanaan Siklus II Pertemuan II
Pertemuan kedua pada siklus II ini dilaksanakan pada hari rabu 14
September 2016 pukul 09.35-10.45 dan terdiri dari kegiatan pembelajaran, yaitu
kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Langkah-langkah pembelajaran
pada pertemuan pertama adalah sebagai berikut:
a) Kegiatan awal
Pada kegiatan awal, peneliti telah menyusun rencana pembelajaran yang
baik agar kekurangan pada pertemuan pertama dapat diperbaiki. Dalam
kegiatan awal guru mengucapkan salam, mengatur suasana kelas dan
melakukan presensi. Dalam kegiatan apersepsi guru bertanya kegiatan apa
saja yang telah dikerjakan pada pertemuan pertama dan bagaimana hasil
kerja kelompok siswa.
b) Kegiatan inti
Pada kegiatan inti merupakan tindak lanjut pada pertemuan pertama,
perwakilan tiap-tiap kelompok menulis hasil diskusi kelompok di papan
tulis. Setelah perwakilan kelompok menulis hasil kerja kelompok di papan
tulis, siswa yang lain memberikan tanggapan ataupun pertanyaan yang
terkait dengan hasil diskusi kelompok siswa. Di pertemuan kedua kondisi
pembelajaran sudah cukup baik, hal terlihat pada kondisi kelas yang lebih
kondusif pada waktu tanya jawab untuk menggapi hasil diskusi kelompok.
Setelah kegiatan siswa dilakukan siswa bersama guru menyimpulkan
tentang faktor dari dua bilangan.
52
c) Kegiatan penutup
Pada kegiatan penutup, guru membimbing siswa dalam membuat
kesimpulan dan dilanjutkan dengan pemberian tindak lanjut yaitu dengan
meminta siswa pelajari materi selanjutnya dirumah.
4.3.4. Pelaksanaan Siklus II Pertemuan III
Pertemuan ketiga pada siklus II ini dilaksanakan pada hari jumat 16
September 2016 pukul 07.15-08.45 dan terdiri dari kegiatan pembelajaran, yaitu
kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Langkah-langkah pembelajaran
pada pertemuan pertama adalah sebagai berikut:
a) Kegiatan awal
Pada kegiatan awal, guru memberikan salam dan berdoa bersama, guru
menyiapkan kelas agar siap untuk belajar. Setelah itu guru melakukan
apersepsi dengan membahas pelajaran yang lalu. Kemudian dilanjutkan
dengan pemberian informasi dari guru mengenai materi yang akan
dipelajari.
b) Kegiatan inti
Pada kegiatan inti, guru menjelaskan materi tentang FPB dari tiga bilangan
itu tidak dengan hafalan tetapi siswa harus memahami konsepnya. Guru
memberikan pertanyaan-pertanyaan mengenai materi yang telah dipelajari
oleh siswa untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan siswa dalam
menerima pelajaran. Siswa kembali pada kelompok masing-masing untuk
mendiskusikan materi yang diberikan oleh guru mengenai FPB dari tiga
bilangan dalam bentuk soal cerita. Ketika siswa mengalami kesulitan siswa
yang lain bisa membantu siswa yang masih kesulitan dalam belajar. Dalam
hal ini siswa dapat belajar bersama untuk mempersiapkan diri menghadapi
tes evaluasi yang telah disampaikan guru pada pertemuan sebelumnya.
53
c) Kegiatan penutup
Pada kegiatan penutup ini, guru memberikan soal evaluasi kepada siswa
sebagai evaluasi setelah melakukan pembelajaran. Setelah melakukan
evaluasi, guru memberikan penguatan kepada siswa untuk belajar lebih
giat lagi dirumah.
4.3.5. Hasil Pengamatan Siklus II
4.3.5.1. Hasil Analisis Observasi Guru
Analisis data hasil observasi kegiatan mengajar guru pada pertemuan
pertama, kedua dan ketiga pada siklus II dilakukan oleh observer yaitu guru kelas
IV, pelajaran matematika dalam mencari KPK dan FPB menggunakan penerapan
Problem Solving. Standar Kompetensi 2. Memahami dan menggunakan faktor
dan kelipatan dalam pemecahan masalah. Kompetensi Dasar 2.3 Menentukan
kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dan faktor persekutuan terbesar (FPB). Hasil
observasi dapat dilihat pada tabel berikut:
Hasil observasi kegiatan mengajar guru pada siklus II terlihat jelas bahwa
terjadi peningkatan dalam setiap pertemuan, hal tersebut dinyatakan pada
penskoran pada pertemuan pembelajaran. Perolehan total skor pertemuan pertama
sebanyak 53, pertemuan kedua sebanyak 55 dan pertemuan ketiga sebanyak 56.
54
Tabel 4 Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus II
Kegiatan Indokator KBM 1 KBM 2 KBM 3
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Awal
1 Menyiapkan peserta didik sebelum mengikuti pembelajaran. √ √ √
2
Guru melakukan apersepsi dan motivasi sebelum masuk pada kegiatan pembelajaran. √ √ √
3
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dalam menerapkan model pembelajaran problem solving. √ √ √
4 Guru membimbing siswa dalam merumuskan masalah. √ √ √
Inti
5 Guru dan siswa menelaah masalah yang telah dirumuskan. √ √ √
6
Guru mengarahkan siswa dalam merumuskan hipotesis berdasarkan masalah yang telah dirumuskan. √ √ √
7
Guru menampung seluruh hipotesa yang diberikan oleh siswa berdasarkan rumusan masalah. √ √ √
8
Guru membimbing siswa dalam membuktikan hipotesis yang diperoleh. √ √ √
9
Guru dan siswa mengoreksi pembuktian hipotesis jawaban, membimbing siswa dalam mencari alternatif cara yang berbeda. √ √ √
10
Guru membimbing siswa dalam malakukan refleksi pembahasan masalah. √ √ √
Akhir
11
Guru dan siswa melakukan penyimpulan terhadap pembelajaran yang telah berlangsung. √ √ √
12
Guru melakukan kegiatan evaluasi setelah kegiatan penyampaian materi. √ √ √
13
Membimbing siswa membuat kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari bersama. √ √ √
14
Melaksanakan evaluasi dengan memberikan tes formatif kepada siswa. √ √ √
Jumlah 3 11 1 13 14
Total Skor 53 55 56
55
4.3.5.2. Hasil Analisis Observasi Siswa
Analisis data hasil kegiatan belajar siswa dalam tiga kali pertemuan
pelaksanaan siklus II yang dilakukan oleh observer yaitu guru kelas IV, dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5
Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus II
Kegiatan Indokator KBM 1 KBM 2 KBM 3
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Awal
1
Siswa mempersiapkan diri dalam mengikuti pelajaran. √ √ √
2
Siswa merespon positif terhadap kegiatan apersepsi dan motivasi yang dilakukan oleh guru. √ √ √
3
Siswa menyimak dengan baik penyampaian tujuan pembelajaran dalam menerapkan problem solving. √ √ √
4
Siswa aktif dalam menyelesaikan masalah berdasarkan arahan guru. √ √ √
Inti
5
Siswa aktif dalam menelaah masalah yang telah dirumuskan bersama. √ √ √
6
Siswa berperan aktif dalam memberi jawaban sementara atau hipotesis. √ √ √
7
Siswa aktif dalam kegiatan pembuktian hipotesis. √ √ √
8
Siswa aktif dalam memberikan jawaban yang berbeda. √ √ √
9
Siswa berperan aktif dalam kegiatan refeksi dan kesimpulan materi pelajaran. √ √ √
Akhir 10
Siswa merespon positif kegiatan evaluasi pada akhir pelajaran. √ √ √
Jumlah 3 7 2 8 10
Total Skor 31 38 40
56
Analisis hasil observasi kegiatan belajar siswa siklus II selama tiga kali
pertemuan, perolehan total skor pertemuan pertama sebanyak, pertemuan kedua
sebanyak 38 dan pertemuan ketiga sebanyak 40. Hasil penilaian observer
berdasarkan item penilaian pelaksanaan kegiatan belajar siswa terdapat
peningkatan dalam setiap pertemuan.
4.4. Hasil Belajar Siklus II
Perolehan data berdasarkan hasil analisis nilai tes formatif akhir
pelaksanaan siklus II dalam tiga kali pertemuan tersedia dalam tabel berikut:
Tabel 6
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika pada Siklus II
Rentang Kategori Pra Siklus
Frekuensi Persentase Keterangan
86 - 100 Tinggi 13 59,09%
Tuntas 70 - 85 Sedang 9 40,91%
55 - 69 Rendah 0 0,00% Tidak Tuntas
40 - 54 Sangat rendah 0 0,00%
Total 22 100%
Nilai Mak 100
Nilai Min 73
Rata-rata 88
KKM 70
Data tabel 4.7 diatas menggambarkan banyaknya siswa yang tuntas pada
kategori tinggi 13 siswa 59,09%, kategori sedang 9 siswa 40,91%, jadi total
keseluruhan siswa yang tuntas sebanyak 22 siswa 100%, sedangkan siswa yang
tidak tuntas dengan kategori rendah sebanyak 0 siswa 0,00%, kategori sangat
rendah sebanyak 0 siswa 0,00%, jumlah siswa yang tidak tuntas sebanyak 0 siswa
0,00%. Berdasarkan tabel di atas dapat digambarkan dalam diagram berikut:
57
Gambar 2
Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus II
Berdasarkan gambar 3 terlihat jelas bahwa ketuntasan hasil belajar
matematika meningkat menjadi 100%
4.5. Refleksi Penelitian Siklus II
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II dari pertemuan
1, 2 dan 3, maka selanjutnya diadakan refleksi atas segala kegiatan dalam proses
pembelajaran. Hasil refleksi diambil dari hasil observasi, lembar soal evaluasi
yang dilaksanakan pada siklus II. Refleksi ini digunakan sebagai bahan perbaikan
dengan membandingkan hasil tindakan dalam proses pembelajaran apakah sudah
sesuai dengan indikator kinerja. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan
observer bersama peneliti pada siklus II maka dapat direfleksi sebagai berikut:
a) Hasil Observasi
Berdasarkan lembar observasi guru dalam menerapkan pembelajaran
problem solving, guru sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik.
Sehingga dalam penerapan model problem solving, aktivitas guru sudah mencapai
indikator proses yang telah ditetapkan. Pada siklus II ini guru sudah menerapkan
pembelajaran matematika realistik dengan maksimal.
100%
0%
Siklus II
Tuntas Tidak Tuntas
58
b) Hasil Belajar
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan pembelajaran
problem solving, jumlah siswa yang tuntas 22 siswa dengan nilai rata-rata 88. Hal
ini membuktikan hasil belajar matematika sudah mencapai indikator hasil yang
telah ditetapkan dan mengalami peningkatan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran matematika dibanding siklus I
Berdasarkan informasi dari observer secara keseluruhan hasil refleksi yang
diperoleh pada proses pembelajaran siklus II adalah sebagai berikut:
1. Kelebihan
a. Rancangan pembelajaran sudah terprogram.
b. Siswa lebih tertarik pada pembelajaran dengan menggunakan
pembelajaran problem solving.
c. Siswa lebih terlihat aktif dalam proses pembelajaran.
d. Siswa yang berkemampuan rendah dalam belajar dapat dibantu oleh
teman dalam kelompoknya.
e. Antara rencana pembelajaran dengan proses pembelajaran sudah
sesuai.
f. Guru dan siswa terbiasa menerapkan kegiatan pembelajaran problem
solving.
2. Kekurangan
a. Hambatan
Guru masih kesulitan dalam mengarahkan pembelajaran dalam setiap
kegiatan.
b. Penyelesaian
Dalam proses pembelajaran memerlukan pengaruh yang maksimal
dalam setiap kegiatan.
59
4.6. Rekapitulasi Hasil Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
Proses pengumpulan data pada penelitian yaitu tahap awal penelitian
melalui observasi sebelum melakukan pra siklus, hingga dilaksanakan tindakan
siklus I dan siklus II, sehingga diperoleh data yang tertera pada tabel berikut:
Tabel 7
Rekapitulasi Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
Rentang Kategori Pra Siklus Siklus I Siklus II
Keterangan F Persen F Persen F Persen
86 - 100 Tinggi 1 4,54% 11 50,00% 13 59,09% Tuntas
70 - 85 Sedang 9 40,91% 6 27,27% 9 40,91%
55 - 69 Rendah 6 27,27% 1 4,54% 0 0,00% Tidak Tuntas
40 - 54 Sangat rendah 6 27,27% 4 18,18% 0 0,00%
Total 22 100% 22 100% 22 100%
Nilai Maksimal 90 100 100
Nilai Minimum 40 40 73
Rata-rata 69 63,83 88
KKM 70 70 70
Data pada tabel 4.8 di atas menunjukkan tuntas dan tidak tuntasnya siswa
dalam belajar sebelum dilakukan tindakan hingga setelah dilakukan tindakan.
Banyaknya siswa yang tuntas pada pra siklus sebanyak 10 siswa 45,44%, siswa
yang tidak tuntas sebanyak 12 siswa 54,54%, siklus I terjadi peningkatan menjadi
17 siswa 77,27% yang tuntas, siswa yang tidak tuntas sebanyak 5 siswa 22,72%
dan siklus II mencapai 22 siswa 100% yang tuntas, siswa yang tidak tuntas
sebanyak 0 siswa 0,00%.
60
4.7. Pembahasan
Berdasarkan paparan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap siswa
kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor 06 pada mata pelajaran matematika, maka dapat
diketahui adanya peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan penerapan
model problem solving. Peningkatan hasil belajar siswa terlihat ketika dimulainya
kegiatan perencanaan pembelajaran. Kerja kelompok dan diskusi sebagai awal
untuk mereka bertukar pendapat dan menyampaikan ide masing-masing yang
dimiliki oleh siswa. Pada pertemuan pertama siswa sudah mampu mengemukakan
pendapat dengan pertanyaan yang diberikan oleh guru. Kerja sama antar
kelompok yang tinggi dibuktikan dari hasil kerja kelompok yang begitu detail.
Hasil belajar siswa juga meningkat dari pra siklus, siklus I dan siklus II.
Hasil belajar matematika pada pra siklus, peneliti memberikan soal pretest
untuk mengetahui hasil belajar matematika sebelum diberikan tindakan dengan
menerapkan model Problem Solving dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM)
70. Pada pra siklus terdapat 12 siswa yang tidak tuntas dengan presentase 54,54%
dan yang tuntas terdapat 10 siswa 45,44%. Hal tersebut telah diketahui bahwa
hasil belajar matematika kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor 06 harus ditingkatkan.
Dengan demikian, maka peneliti menerapkan model problem solving pada siklus
I. Hasil evaluasi dari siklus I adalah terdapat 17 siswa yang tuntas dengan
persentase 77,27% dan siswa yang tidak tuntas 5 dengan persentase 22,72%.
Untuk itu penelitian dilanjutkan pada siklus II karena kinerja belum tercapai
sepenuhnya.
Berdasarkan data yang diperoleh pada siklus II ini, penelitian yang
dilakukan pada siklus II mengalami peningkatan dibandingkan pada siklus I.
Siswa dengan nilai di atas KKM terdapat 22 siswa dengan persentase 100% dan
dibawah KKM 0,00%. Dengan demikian, penelitian pada siklus II seluruhnya
sudah mencapai indikator kinerja yang sudah ditetapkan oleh peneliti yaitu 100%.
61
Hasil penelitian yang telah dilaksanakan, terdapat kesamaan dengan hasil
penelitian Rahmad Rismawan. 2014 dengan judul “Penggunaan Metode Problem
Solving Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Pada Mata Pelajaran Gambar
Teknik Di SMK N 3 Yogyakarta”. Hasil penelitian tindakan kelas ini adalah: (1)
pada siklus I 64.583 meningkat menjadi di siklus II 75,875 dan menjadi pada
siklus III 78,375 dan peningkatan yang mendapatkan nilai diatas nilai KKM yaitu
pada siklus I 18 siswa meningkat menjadi 4 siswa pada siklus II dan pada siklus
III siswa sudah berhasil lulus KKM semua; (2) penggunaan metode pembelajaran
Problem Solving sebagai berikut: (a) melakukan identifikasi masalah oleh siswa
atau kelompok; (b) melakukan perencanaan pemecahan yang harus dikerjakan
oleh siswa; (c) melakukan penerapan masalah yang telah direncanakan oleh siswa;
(d) Siswa melakukan penyelesaian masalah yang didukung dengan bimbingan dan
diskusi kemudian dipresentasikan; (e) Melakukan evaluasi bersama siswa
mengenai hasil pembelajaran untuk menunjukan hasil dan tingkatan yang dicapai
oleh siswa.
Salain itu pula terdapat kesamaan penelitian yang dilakukan oleh Chadwan
Dwi Yoganingsih dengan judul “Meningkatkan Hasil Belajar Dalam
Menyelesaikan Soal-Soal Pada Pokok Bahasan Pengukuran (Satuan Ukur
Panjang) Melalui Implementasi Metode Problem Solving Dan Memanfaatkan Alat
Peraga Tangga Satuan Ukur Panjang Pada Siswa Kelas IV Semester I Tahun
Pelajaran 2006/2007 di SDN Karangrejo 02 Kecamatan Gajahmungkur
Semarang”. Hasil penelitian yaitu melalui implementasi metode problem solving
dan memanfaatkan alat peraga tangga satuan ukur panjang pada pokok bahasan
pengukuran (satuan ukur panjang), hasil belajar siswa kelas IV semester I tahun
2006/2007 SDN Karangrejo 02, Kecamatan Gajahmungkur Semarang dapat
ditingkatkan. Pada siklus I nilai rata-rata 71, naik menjadi 80 pada siklus II.
Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Muri Prartifina dengan judul
“Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas III A SMP Negeri 12 Tegal Untuk
Menyelesaikan Soal Cerita Dalam Pokok Bahasan Fungsi Kuadrat Dan Grafiknya
Melalui Model pembelajaran Pemecahan Masalah (Problem Solving)”. Hasil
Penelitian menyimpulkan, penggunaan model pembelajaran Pemecahan Masalah
62
(Problem Solving) dalam menyelesaikan soal cerita tentang fungsi kuadrat dan
grafiknya, dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III A SMP Negeri 12
Tegal, yaitu dari 54,3% menjadi 82,7% secara klasikal.
Metode Problem Solving atau suatu metode dalam pendidikan dan
pengajaran dengan sejalan melatih siswa untuk menghadapi masalah-masalah dari
yang paling sederhana sampai kepada masalah yang paling rumit. Dalam
Problem Solving, peserta didik belajar sendiri untuk mengidentifikasi penyebab
masalah dan alternatif untuk memecahkan masalahnya (Endang, 2011). Kemudian
menurut Arends (2008:45) pembelajaran Problem Solving merupakan bagian dari
pembelajaran berbasis masalah (PBL). Karakteristik pembelajaran problem
solving menurut Tjadimojo (2001:3) yaitu (a). Metode problem solving
merupakan rangkaian pembelajaran artinya dalam implementasi problem solving
ada sejumlah kegiatan yang harusdilakukan siswa, (b). Aktivitas pembelajaran
diarahkan untuk menyelesaikan masalah, metodeini menempatkan sebagai dari
proses pembelajaran, (c). Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan
pendekatanberfikir secara ilmiah.
Sejalan dengan beberapa pendapat para ahli mengenai pembelajaran
problem solving, bahwa dalam kegiatan belajar mengajar siswa yang
mendominasi kegaiatan belajar. Keaktivan siswa dalam pembelajaran dengan
menerapakan model problem solving membuat siswa lebih memahami topik
pembelajaran. Penerapan model problem solving terbukti dapat meningkatkan
hasil belajar matematika pada siswa kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor 06
Kecamatan Sidorejo Semester I Tahun Ajaran 2016/2017.
Implikasi praktis yang terjadi setelah pelaksanaan penelitian tindakan
kelas ini yakni guru dapat menggunakan pembelajaran yang kreatif, inovatif dan
menyenangkan untuk memperbaiki mutu pembelajaran. Selain itu pengetahuan
dan keterampilan guru juga semakin berkembang dengan penggunaan
pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Guru juga dapat menerapkan tindakan
perbaikan pembelajaran sebagai upaya meningkatkan profesionalisme dalam
mendidik siswa.
63
Implikasi dari penerapan model problem solving bagi peserta didik
penelitian ini adalah menumbuhkan motivasi belajar dan hasil belajar serta
menarik perhatian siswa agar lebih giat lagi dalam belajar. Meningkatkan hasil
belajar matematika pada siswa kelas IV sangat membantu siswa dalam mengenali
sesuatu yang masih abstrak menggunakan berbagai media yang konkret serta
membantu siswa dalam menyelesaikan pekerjaan dan menemukan masalah
dengan menggunakan bekal pengetahuan dan pengalaman mereka untuk mampu
menghubungkannya di dunia nyata. Dan manfaat bagi sekolah dapat memberikan
masukan pada sekolah untuk melaksanakan pembelajaran yang kreatif dan
inovatif. Agar hasil belajar siswa meningkat dan memiliki hasil yang sangat
memuaskan melalui perencanaan pembelajaran.