21
MAKALAH CIRI DAN TIPOLOGI KEPRIBADIAN MUSLIM Ditujukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah: PATOLOGI MUSLIM Dosen Pembimbing : Dr. H. Abd. Syakur, M.Ag Oleh Kelompok 2: 1. Mohammad Hafiz Bin Kusairi (B43212062) 2. Ni’matus Sholikha (B33212050) 3. Ujang Abdul Basir (B33212056) FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM

JADI SATU

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: JADI SATU

MAKALAH

CIRI DAN TIPOLOGI KEPRIBADIAN MUSLIM

Ditujukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah:

PATOLOGI MUSLIM

Dosen Pembimbing :

Dr. H. Abd. Syakur, M.Ag

Oleh Kelompok 2:

1. Mohammad Hafiz Bin Kusairi (B43212062)

2. Ni’matus Sholikha (B33212050)

3. Ujang Abdul Basir (B33212056)

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

SURABAYA

2014

Page 2: JADI SATU

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah

serta ridho-Nya. Yang mana telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah

ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongannya mungkin penyusun tidak

akan sanggup terselesaikan dengan baik.Makalah ini disusun untuk

menyelesaikan dan memenuhi nilai tugas mata kuliah “Patologi Muslim” yang

kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai buku referensi yang kami

baca.

Makalah ini memuat tentang pembahasan “Ciri-Ciri dan Tipologi

Kepribadian Islam”. Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat

kekurangan. Oleh karena itu, kepada para pembaca, kami mengharapkan saran

dan kritik konstruktif untuk kesempurnaan penyusunan makalah berikutnya.

Semoga kajian dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, terutama bagi

penulis makalah.

Surabaya, 16 Maret 2014

Penyusun

i

Page 3: JADI SATU

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................i

DAFTAR ISI .........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..........................................................................1

B. Rumusan Masalah.....................................................................2

C. Tujuan.......................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Ciri-Ciri Kepribadian Muslim...................................................3

B. Tipologi Muslim........................................................................6

BAB III PENUTUP

A. Simpulan....................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................

ii

Page 4: JADI SATU

iii

Page 5: JADI SATU

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Akhir-akhir ini kita sering sekali mendengar berbagai kekacauan

dimana-mana, baik itu di perkotaan maupun di pedesaan. Kekacauan itu

bisa berupa demo besar-besaran yang disertai merusak perangkat negara,

pencurian, mabuk-mabukan, perjinahan bahkan kolusi, korupsi dan

nepotisme sudah tidak asing lagi di dengar di telinga kita. Dan yang lebih

anehnya yang melakukan semua itu ada sebagian orang yang identitasnya

seorang muslim. Apakah di Islam di ajarkan untuk berlaku jelek? Bahkan

sekarang ini kita sudah agak kebingungan membedakan mana orang islam

dan mana orang non Islam.

Tidak sedikit orang beridentitas agama Islam, tapi kejahatan masih

di lakukan, shalat terus berjalan tapi korupsi terus di budayakan, puasa

terus di laksanakan tapi memakan harta anak yatim telah menjadi adat

kebiasaan, Naudzubillah Mindzalik.

Padahal Rasulullah SAW pernah bersabda “Aku tinggalkan dua

pusaka kepada kalian, yang dengannya kamu tidak akan tersesat selama

tetap memegang teguh pada keduanya itu, pusaka tersebut yaitu

Kitabullah dan Sunah Rasul”

Kalau kita menelaah pada sabda Rasulullah di atas, berarti jika umat

Islam telah meninggalkan pada hukum-hukum atau ketentuan Allah yang

termuat di Al-Quran atau Hadist maka Akhlak umat Islam akan rusak dan

moralnya akan bejat, sehingga pasti akan terjadi kekacauan dimuka bumi

ini yang di lakukan oleh umat Islam sendiri.

Dan Rasulullah padahal tidak sedikitpun mengajarkan kepada umat

Islam khususnya untuk mengajarkan sifat jelek, bahkan Rasulullah sangat

menginginkan Umat islam selalu menyeru pada yang ma’ruf dan

mencegah pada yang mungkar.

1

Page 6: JADI SATU

Kalau begitu, lalu seperti apakah ciri-ciri orang Islam yang yang

benar-benar menjalankan syariat keislamannya (muslim ideal) dan akan

mendapat kasih sayang dari Allah SWT?

Untuk mengetahui hal itu di sini kami akan menjelaskan mengenai

ciri-ciri dan tipologi kepribadian muslim yang sangat di banggakan oleh

Allah dan di benci oleh Allah.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang ada, maka rumusan masalah yang

akan kami bahas, yaitu

a. Bagaimana ciri-ciri dan tipologi kepribadian seorang muslim?

C. Tujuan

a. Untuk mengetahui ciri-ciri dan tipologi kepribadian seorang muslim

yang sebenarnya.

2

Page 7: JADI SATU

BAB II

PEMBAHASAN

A. CIRI-CIRI KEPRIBADIAN ORANG MUSLIM

Sebelum membicarakan tentang ciri-ciri muslim yang ideal, terlebih

dahulu akan dijelaskan tentang pengertian muslim.

Yang dimaksud dengan muslim adalah orang yang memeluk agama

islam, kata ini mengisyaratkan makna penuh ketundukan terhadap Tuhan.

Idealnya orang muslim adalah orang yang tunduk.

“Sedang yang disebut orang muslim artinya orang yang berpasrah

diri, dalam hal ini berpasrah kepada Tuhan, tetapi dalam rangking manusia

berkualitas”.1

Menurut Najahy Majid muslim ialah orang yang menerima dan

mengamalkan kewajiban seorang mukmin.2

Dari pengertian tersebut di atas dapat dikatakan bahwa mukmin

sama dengan muslim dalam arti muslim yang ideal, sehingga ciri-ciri atau

sifat-sifat mukmin yang tersebut dalam Al-Qur’an dikategorikan juga

sebagai ciri-ciri muslim yang ideal.

Adapun ciri-ciri mukmin ideal adalah sebagai berikut:

Surat Al-Anfaal ayat 2 - 4

Artinya:

Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila

disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila

1 Achmad Mubarok, Panduan Akhlak Mulia Membangun Manusia & Bangsa Berkarakter, (Jakarta: PT. Bina Rena Pariwara, 2001), hal.4.2 Najahy Majid, Bimbingan Sholat Lengkap dan Mutiara – Mutiara yang Dikandungnya, (Semarang: CV. Aneka Ilmu, 1979), hal. 16.

3

Page 8: JADI SATU

dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka

(karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.

(yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang

menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada

mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-

benarnya. mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian

di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezki (nikmat) yang mulia.

Dalam ayat tersebut di atas. Tuhan menjelaskan lima (5) sifat

orang mukmin yaitu:

1. Bergetar hati mereka ketika disebut nama Tuhan.

2. Bertambah iman mereka ketika membaca ayat–ayat Al-

Qur’an.

3. Bertawakkal kepada Allah.

4. Mengerjakan sholat dengan aktif.

5. Memberikan infaq dari rizki yang telah diberi Tuhan.3

Adapun ciri-ciri muslim ideal yang lain:

1. Menjauhi Alkohol

Seorang pemabuk lebih suka kehilangan hidupnya daripada

meninggalkan minuman tersebut. Jika tidak memperoleh alkohol,

orang ini menjadi lebih parah daripada orang yang sakit secra fisik.

Namun, bagi muslim sejati hal semacam itu dirinya bisa

menjaga dari setiap barang yang memabukan agar tidak memasuki

ke dalam tubuhnya. Karena mereka ingin jasannya tidak di sentuh

oleh barang-barang yang dapat membawa kepada neraka.

2. Menghindari Kejahatan

Muslim yang ideal selalu menjauhi perbuatan yang merujuk

pada doa, baik dosa kecil maupun dosa besar. Kita bisa ambil

khazanah dari cerita seorang pemuda pada masa Rasulullah SAW

yang mengaku secara terang-terangan kepada Nabi Muhammad

3 Ragwan Al-baar, Patologi Muslim, (Surabaya: Dakwah Digital Press, 2007), hal.19 – 20.

4

Page 9: JADI SATU

tentang kejahatan yang telah dilakukan oleh dirinya, yaitu telah

melakukan zina. Dia mengetahui akan hukum cambuk yang pasti

di berikan kepada dirinya karena telah berbuat dosa. Akan tetapi

karena imannya yang kuat apapun yang terjadi dia lebih baik di

cambuk daripada harus menanggung dosa nanti di akhirat

walaupun belum tahu oleh Allah dosanya di ampuni atau tidak.

Tapi dia lebh baik di cambuk di dunia dan mengakui dosa-dosanya

dari pada nanti di akhirat lebih parah balasannya.

.

3. Membangun Ikatan Kekeluargaan

Kita juga tahu bahwa di dunia ini tak seorang pun yang

lebih sayang kepada kita daripada keluarga kita. Ayah, ibu, anak,

begitu kita sayangi, sampai-sampai apa saja kita korbankan demi

mereka. Muslim sejati tentunya akan selalu membangun ikatan

keluarga baik itu dengan ahli fi nasab atau ahli fi dzin.

4. Meninggalkan Norma dan Tradisi4

Namun kita tahu bahwa islam praktis menghapus seluruh

tradisi jahiliyah yang berlangsung di tanah Arab. Kejahatan

terbesar tradisi jahiliyah adalah menyembah berhala, yang telah

dipraktikkan selama beratus-ratus tahun. Islam mengajarkan agar,

seperti halnya alkohol, berzina, perjudian, pencurian dan

perampokkan, menyembah berhala dan lain-lain yang merajalela

saat itu, harus ditinggalkan. Begitu juga dengan zaman sekaran ini

seperti adat kebudayaan atau tradisi leluhur kalau sekiranya itu di

larang agama kita harus tinggalkan.5

Akan tetapi ciri muslim yang tidak ideal bisa di uraikan sebagai berikut,

diantaranya:

a. Mengabdi pada ego

4Abul A’la Maududi, Menjadi Muslim Sejati, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 1999), cet.III, hal. 129 – 133.5Ibid, hal129 – 133.

5

Page 10: JADI SATU

Seseorang yang beragama islam, akan tetapi sulit dan merasa susah

untuk mengikuti ajaran Tuhan dan Rasul-Nya, sehingga

mengakibatkan seseorang ini selalu mengikuti pikirannya sendiri. Ini

bukan muslim yang ideal akan tetapi muslim yang munafik.

b. Ketundukan pada masyarakat dan budaya

Ini masih hampir sama dengan yang diatas, akan tetapi ritual dan

kebudayaan masyarakat yang buruk selalu ia lakukan.

c. Meniru orang lain

Ajaran islam selalu ia jalankan akan tetapi disamping itu hatinya

mudah terpengaruh oleh praktek-praktek barat yang merujuk pada

kesesatan dalam artian (iman Taqlid) yang mudah goyah terpengaruh

jelek oleh orang lain.

B. TIPOLOGI MUSLIM

Setiap usaha untuk memahami dan mengungkapkan prilaku serta

kepribadian manusia akan menghasilkan pengetahuan yang disebut

tipologi.6Tipologi adalah pengetahuan yang berusaha menggolongkan

manusia menjadi tipe-tipe tertentu atas dasar faktor tertentu, misalnya

karakteristik fisik, psikis, pengaruh dominan nilai-nilai budaya, dan

sebagainya.7

Secara umum tipe orang muslim itu dapat kita golongkan kedalam

dua tipe, yaitu Muslim Persial dan Muslim Sejati.

1. Muslim Persial

Banyak orang islam yang mengaku percaya kepada Tuhan

dan Nabi dan menyatakan islam sebagai agamanya. Namun,

kemudian mereka menerapkan islam itu hanya untuk sebagaian

dari hidup mereka. Sampai batas tertentu, mereka menunjukkan

sikap cinta terhadap islam, secara ekstensif memperlihatkan

ritual-ritual seperti shalat, membawa tasbih, selalu menyebut

asma-asma Tuhan. Lebih khusus lagi, mereka memperlihatkan

6Kuntjojo, Psikologi Kepribadian, (Kediri: Universitas Nusantara PGRI, 2009), hal. 15.7Ujam Jaenudin, Psikologi Kepribadian, (Bandung: PUSTAKA SETIA, 2012), hal. 147.

6

Page 11: JADI SATU

kesalehan-kesalehan formal seperti dalam hal makanan, pakaian,

hal-hal yang bersifat sosial lain, termasuk tradisi budaya. Dengan

demikian mereka sepenuhnya “religius”.

Tetapi di luar kebiasaan itu, kehidupan mereka sama sekali

tidak mengikuti bimbingan Tuhan. Jika mereka mencintai, cinta

mereka adalah demi diri mereka sendiri, negara mereka, bangsa

mereka, atau yang lain, bukan demi Allah.

2. Muslim Sejati

Muslim yang kedua adalah orang yang meleburkan secara

keseluruhan kepribadian dan eksitensinya ke dalam islam. Peran-

peran yang mereka mainkan berapa di dalam kerangka satu peran

sebagai muslim. Mereka benar-benar muslim, baik di kala

sebagai seorang ayah, anak, suami atau istri, pengusaha, tuan

tanah, pekerja atau buruh. Perasaan mereka, nurani mereka,

ideologi, pikiran, dan opini, sikap suka atau benci mereka, semua

didasarkan atas nilai islam.8

Kalau dari sudut pandang dari segi perkembangan kesadaran

beragamanya itu ada dua tipe juga, yaitu tipe periang (the healthy

mindedness) dan tipe penyedih (the sick soul).

a. Tipe Periang

Pada perkembangan kesadaran beragam tipe periang akan

ditemukan sifat-sifat sebagai berikut:

1. Optimis dan riang gembira: Tipe periang menghayati kehidupan

beragama yang dialaminya secara natural sebagaimana adanya,

mudah, gampang, penuh kelapangan, kejembaran serta pegangan

hidup yang menggembirakan. Di kala ia mengalami ke bimbangan,

konflik, dan keraguan tapi karena karakternya yang optimis

akhirnya dia dapat memecahkannya dan menyadari bahwa Tuhan

8 Abul A’la Maududi, Menjadi Muslim Sejati, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 1999), cet.III, hal. 139 – 141.

7

Page 12: JADI SATU

maha pemurah. Akan tetapi semua sifatnya itu tidak mewarnai

sikap dan prilakunya.

2. Sikap terarah ke dunia luar: pola kehidupannya lebih di

dominasi oleh Faktor Eksternal, biasanya orang seperti ini mudah

terombang ambing dengan nuansa luar karena kurang

memperhatikan kemampuannya sendiri (kurang introspeksi)9

3. Kematangan kesadaran beragama secara bertahap: tipe seperti

ini menjalani hidup dalam beragama setapak demi setapak di

tekuni baik nilai intlektual, moral, dan spiritual hingga mencapai

kematangan dalam beragama yang pada intinya selalu di dasari

rasa riang dan yakin bahwa Tuhan akan membawanya pada

kesuksesan.

Hal yang harus di waspadai dalam tipe periang ini antara lain

1. Selalu merasa unggul, merasa dirinya paling alim dan paling

berjasa. Bila kesadaran agamanya mulai tumbuh ia merasa

sukses, puas gembira terlalu meremehkan dan kurang melihat

pada kenyataan kekuatan musuh-musuh agamanya.

2. Ia mudah di pengaruhi oleh orang lain yang berada di atas

dirinya.

3. Kurang merasakan permasalahan yang mendalam sehingga

sukar menjadi pemikir yang kreatif dan orsinal, tapi

pemikirannya lebih bersikap produktif. Ia kurang suka dengan

ilmu-ilmu Kala. Pemikiran ke-Tuhanan hanyalah bersifat

praktis yang bersangkutan dalam kehidupan sehari-hari

b. Tipe Penyedih

Tipe penyedih biasanya mendapatkan perhatian masyarakat

umum maupun para serjana Ilmu Sosial terutama pada masa

perkembangan kematangan kehidupan agamanya.Salah satu ciri tipe

ini adalah tidak menyenangi popularitas, tidak mau menonjolkan diri,

merenngkan tentang kehadiran Allah secara mendalam, uzlah, bertapa,

9Abdul Aziz Ahyadi, PSIKOLOGI AGAMA, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2005), hal. 99.

8

Page 13: JADI SATU

zuhud, dan sebagainya.10Tipe inilah yang sering mendapatkan sinar

Ilahi atau semacam penghayatan “Kehadiran Tuhan”.Biasanya tipe ini

mampu mengubah pola hidup masyarakat luas, Misalnya seperi Al-

Ghazali, Abdul Qadir Al-Jailani, dan Wali Songo.

Tipe penyedih adalah lawan kutub tipe periang.Oleh karena itu

ciri-ciri penyedih terutama pada masa perkembangannya adalah

kebalikan dari tipe periang. Harus di ingat bahwa tipe penyedih tidak

selamanya merasa sedih dan tidak pula selamanya merasa menderita,

bisa jadi secara lahiriyah kelihatannya sangat menyedihkan akan tetapi

di hati mereka sangat merasa bahagia karena merasakan hidup dengan

kedekatan dengan Ilahi.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah mengetahui berbagai macam ciri-ciri dan tipologi seorang

muslim itu. Ternyata tidak selamanya yang namanya orang mengaku

muslim itu semuanya mempunyai intelektual, moral dan spiritual yang

baik akan tetapi itu memiliki dimensi kepribadian yang berbeda-beda.

Terkadang ada orang muslim yang benar-benar muslimnya itu lahiriyah

10Ali Syamsuddin, Mengukir Sifat Kepribadian Muslim, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), hal. 67.

9

Page 14: JADI SATU

dan batiniahnya. Pola hidupnya selalu di dasari dengan nilai-nilai agama

baik itu di saat sedang ada dalam kebahagiaan atau juga di saat sedang

mengalami kesusahan.Terkadang juga ada yang sekedar formalitas saja.

Nama islam hanya sekedar topeng belaka yang menutupi atas

kebohongannya itu, akan tetapi di balik semua itu merupakan musuh

yang nyata bagi kaum Islam khususnya.

B. Saran

Semoga dengan mempelajari Mata kuliah Patologi Muslim ini kita

mempertambah keilmuan kita terutama mengenai artiu muslim yang

sebenarnya. Dan di samping itu dalam memahami seorang muslim itu kita

harus mengkaji dari sudut pangdang yang berbeda-beda. Agar nanti kita

tidak terjebak dalam satu teori saja dalam mengemukakan pendapat.

Karena manusia muslim dalam menjalani hidupnya itu dipengaruhi oleh

aspek fisik dan psikisnya.

10

Page 15: JADI SATU

DAFTAR PUSTAKA

Mubarok, Achmad. Panduan Akhlak Mulia Membangun Manusia &

Bangsa Berkarakter. Jakarta: PT. Bina Rena Pariwara.

Al-baar, Ragwan. Patologi Muslim. Surabaya: Dakwah Digital Press.

2007.

A’la, Abdul Maududi. Menjadi Muslim Sejati. Yogyakarta: Mitra Pustaka.

1999. cet. III.

Aziz, Abdul Ahyadi. PSIKOLOGI AGAMA. (Bandung: Sinar Baru

Algensindo. 2005.

Jaenudin, Ujam. Psikologi Kepribadian. Bandung: PUSTAKA SETIA.

2012.

Kuntjojo. Psikologi Kepribadian. Kediri: Universitas Nusantara PGRI.

2009.

Majid. Najhy Bimbingan Sholat Lengkap dan Mutiara – Mutiara yang

Dikandungnya. Semarang: CV. Aneka Ilmu 2000.

Syamsuddin, ali. Mengukir Sifat Kepribadian Muslim. Yogyakarta: Graha

Ilmu. 2009.