1
R IBUAN warga Mesir membanjiri tempat-tem- pat pemungutan suara dalam pemilihan umum (pe- milu) parlemen pertama pas- cakejatuhan mantan penguasa Hosni Mubarak. Mereka berha- rap pemilu dapat membuka pe- laksanaan demokrasi di Mesir. “Saya memilih untuk kebe- basan. Selama ini kami hidup dalam perbudakan. Sekarang kami ingin keadilan dalam kemerdekaan,” ujar salah se- orang pemilih Iris Nawar yang berasal dari Distrik Maadi di pinggiran Kairo. Pemilu dilaksanakan di sem- bilan provinsi dengan perkiraan jumlah pemilih mencapai 24 juta orang dari 85 juta warga Mesir. Pemilu diikuti lebih dari 40 partai politik dan 10 ribu kandidat. Rangkaian proses pemilu di Mesir akan berakhir pada Ma- ret 2012. Setidaknya ada tiga tahapan pemungutan yang akan digelar dalam pemilu. Dalam tahap pertama pemilu itu rakyat Mesir akan memilih 498 orang yang akan mengisi kursi Dewan Perwakilan Rak- yat Mesir atau Majelis Rendah. Tahap itu akan berakhir 10 Ja- nuari tahun depan. Tahapan selanjutnya adalah pemilu untuk memilih 390 anggota Majelis Syura atau Ma- jelis Tinggi pada 29 Januari-11 Maret 2012. Terakhir adalah pemilihan presiden yang akan diselenggarakan pada perte- ngahan tahun depan. Namun, negeri yang kini dikuasai Dewan Militer sejak kejatuhan kekuasaan Mubarak sembilan bulan lalu itu diwar- nai aksi demonstrasi yang berujung bentrokan memati- kan. Hingga kemarin, selama sembilan hari, 43 orang tewas akibat bentrokan antara aparat keamanan dan pengunjuk rasa yang menuntut rezim militer mengundurkan diri. Hingga kemarin, para peng- unjuk rasa terus menuntut pe nyerahan kekuasaan dari rezim militer kepada pemerin- tahan sipil. Para pengunjuk rasa itu ma- sih berdiam di Lapangan Tahrir, Kairo--lapangan serupa saat rakyat Mesir melakukan un- juk rasa menuntut Mubarak mundur. Para pengunjuk rasa khawa- tir Dewan Militer yang dipim- pin Marsekal Mohamed Hus- sein Tantawi yang kini mengen- dalikan Mesir akan berbuat apa pun demi mempertahankan kekuasaannya. “Kami menolak menerima se- mua resolusi yang dikeluarkan militer, kecuali menyerahkan kekuasaan kepada pemimpin yang kami inginkan. Selanjut- nya, kamilah yang akan memu- tuskan bentuk politik Mesir,” kata seorang pengunjuk rasa, Samira Hosni. (AP/Reuters/ BBC/DK/I-2) SEBUAH bom berkekuatan besar meledak di tengah pesta perkawinan yang digelar di Ho- tel Atilano Pension House, Zam- boanga, Filipina. Ledakan bom itu mengakibatkan tiga orang tewas dan 27 orang terluka. “Ledakan itu sangat kuat dan membuat sebagian besar lantai dua hotel runtuh, menerbang- kan atap hotel, dan memecah- kan kaca-kaca jendela bangunan yang dekat,” ujar Wali Kota Zamboanga Celso Lobregat. Lobregat menyatakan korban ledakan itu adalah sekelompok orang yang akan menghadiri pesta pernikahan yang dise- lenggarakan Senin (28/11). Mereka menempati 35 kamar di hotel itu. “Kita tidak harus menunjuk- kan bahwa kita panik, karena itu adalah apa yang diharap- kan pembuat onar,” kata Lo- bregat. Direktur Polisi Kota Zambo- anga Edwin de Ocampo me- nyatakan ledakan itu berasal dari 10 kg bubuk TNT. Ia menegaskan, ledakan ter- sebut merupakan satu dari dua perencanaan bom kelompok Al-Qaeda yang terkait dengan kelompok militan Abu Sayyaf. (AP/DK/I-2) Pemilu Disambut Antusiasme Warga 1947: Pembagian Palestina Disahkan MAJELIS Umum PBB yang berada di bawah pengaruh negara-negara Barat, dengan suara mayoritas sederhana, menyetujui pembagian tanah Palestina untuk dua pemerintah, yaitu Palestina dan Zionis. Berdasarkan keputusan itu pula, wilayah Baitul Maqdis dinyatakan sebagai zona internasional. Resolusi yang secara resmi mengakui berdirinya pemerintah Zionis di tanah pendudukan Palestina itu menimbulkan kemarahan negara-negara Arab. Dengan alasan menolak rencana PBB itu, Inggris pada 1948 menarik pasukan mereka dari Palestina. Namun, sesungguhnya aksi Inggris itu bertujuan untuk mempersiapkan pendirian pemerintahan Zionis. Pasukan Zionis segera mengisi pos-pos militer yang semula diduduki Inggris dan mendeklarasikan berdirinya rezim Zionis di tanah Palestina. Segera setelah aksi Zionis tersebut, terjadilah perang pertama Arab- Israel. 1952: Eisenhower Kunjungi Korea PRESIDEN AS Dwight D Eisenhower memenuhi janjinya untuk mengunjungi Korea. Janji itu ia utarakan pada kampanye sebelum menjabat presiden. Pada saat itu, ia mengkritik kebijakan Presiden Truman tentang kebijakan politik luar negeri AS yang kurang gereget. Truman kemudian menantang Eisenhower untuk membuat gebrakan baru kebijakan luar negeri. Eisenhower kemudian menerima tantangan Truman dengan janji mengunjungi Korea yang tengah perang saudara. Janji itulah yang kemudian memenangkan Eisenhower dalam pemilu presiden dengan mengalahkan calon presiden dari Demokrat, Adlai E Stevenson. Janji ke Korea bukan sekadar berkunjung, Eisenhower juga berhasil meredam perang saudara tersebut. Selain itu, ia menjadi tokoh kunci dalam memerangi komunisme di Asia lewat penandatanganan perjanjian dengan Korea Selatan dan China. 1981: Aktris Natalie Wood Tewas Tenggelam AKTRIS Natalie Wood yang saat itu berusia 43 tahun ditemukan tewas tenggelam di California. Wood aktris berbakat Hollywood yang lahir pada 20 Juli 1938. Saat berusia 25 tahun, ia menerima Academy Award sebanyak tiga kali. Nominasi pertama sebagai aktris pendukung terbaik dalam Rebel Without a Cause pada 1955. Dua lagi nominasi aktris terbaik dalam film Splendor in Grass pada 1961 dan Love with the Proper Stranger pada 1963. Kematiannya terjadi ketika ia sedang bersama suaminya, aktor Robert Wagner, di kapal pribadi mereka. Aktor Christopher Walken juga berada di sana pada saat kejadian. Wagner dan Walken tidak mengetahui apa yang terjadi pada Wood. Jasadnya kemudian ditemukan pada pagi harinya. Namun, dugaan terkuat penyebab kematian Wood ialah terpeleset dari kapal sebelum tenggelam. 29 November l History l Dok MI ON THIS DAY Kairo, Mesir 04.03 WIB ANTRE MENCOBLOS: Sejumlah perempuan Mesir sedang antre untuk memperoleh giliran mencoblos di luar tempat pemungutan suara di Kairo, kemarin. Pemilu disambut antusiasme warga Mesir. SELASA, 29 NOVEMBER 2011 13 J A GAT Yangon, Myanmar 13.55 WIB TENTARA Myanmar dituduh telah melanggar hak asasi ma- nusia selama operasi penum- pasan kelompok gerilyawan di bagian utara negara itu. Kelompok Partners Relief and Development mengatakan tindakan tersebut termasuk kejahatan perang. Kelompok pembela kemanusiaan itu men- desak Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton membahas ma- salah itu dalam kunjungannya ke Myanmar, Rabu (20/11). Perwakilan dari kelompok itu mengunjungi wilayah Kachin di utara Myanmar pada Juni lalu, saat militer negeri yang dulu bernama Burma itu meme- rangi Organisasi Kemerdekaan Kachin (KIO). Pertempuran itu menghancurkan gencatan senjata selama 17 tahun yang disepakati kedua belah pihak. “Saat situasi politik di Burma ditafsirkan memiliki terobosan besar, kondisi dari jutaan orang di wilayah pedalaman men- ja di lebih buruk dalam dua dekade terakhir,” kata pendiri kelompok Partners Relief and Development Oddny Gumaer di Bangkok, Thailand. “Hillary Clinton harus membahas ini.” Gerilyawan etnis minoritas telah berjuang untuk memper- oleh status merdeka sejak Myanmar memperoleh ke- merdekaan dari Inggris pada 1948. Namun, selama beberapa dekade, junta militer mulai mengambil alih pemerintahan sipil dan membelenggu oposisi. (*/Reuters/I-2) Pelanggaran Serius Terus Terjadi Manila, Filipina 09.55 WIB Bom Hotel Tewaskan 3 Orang AP/WALLY FONG, FILE WIKIPEDIA AP REUTERS/AHMED JADALLAH

JAGAT - ftp.unpad.ac.id · sebagai zona internasional. Resolusi yang secara resmi mengakui Resolusi yang secara resmi mengakui berdirinya pemerintah Zionis di tanah pendudukan Palestina

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: JAGAT - ftp.unpad.ac.id · sebagai zona internasional. Resolusi yang secara resmi mengakui Resolusi yang secara resmi mengakui berdirinya pemerintah Zionis di tanah pendudukan Palestina

RIBUAN warga Mesir mem banjiri tempat-tem-pat pemungutan sua ra

dalam pemilihan umum (p e-mi lu) parlemen pertama pas-ca kejatuhan mantan pe ngua sa Hosni Mubarak. Mereka berha-rap pemilu dapat membuka pe-laksanaan demokrasi di Mesir.

“Saya memilih untuk kebe-bas an. Selama ini kami hidup dalam perbudakan. Sekarang kami ingin keadilan dalam ke merdekaan,” ujar salah se-orang pemilih Iris Nawar yang berasal dari Distrik Maadi di pinggiran Kairo.

Pemilu dilaksanakan di sem-bilan provinsi dengan perkiraan jumlah pemilih mencapai 24 juta orang dari 85 juta warga Mesir. Pemilu diikuti lebih dari 40 partai politik dan 10 ribu kandidat.

Rangkaian proses pemilu di Mesir akan berakhir pada Ma-ret 2012. Setidaknya ada tiga tahapan pemungutan yang akan digelar dalam pemilu.

Dalam tahap pertama pemilu itu rakyat Mesir akan memilih 498 orang yang akan mengisi kursi Dewan Perwakilan Rak-yat Mesir atau Majelis Rendah. Tahap itu akan berakhir 10 Ja-nuari tahun depan.

Tahapan selanjutnya adalah pemilu untuk memilih 390 ang gota Majelis Syura atau Ma-jelis Tinggi pada 29 Januari-11

Maret 2012. Terakhir adalah pe milihan presiden yang akan diselenggarakan pada perte-ngahan tahun depan.

Namun, negeri yang kini di kuasai Dewan Militer sejak ke jatuhan kekuasaan Mubarak sembilan bulan lalu itu diwar-nai aksi demonstrasi yang ber ujung bentrokan memati-kan. Hingga kemarin, selama

sembilan hari, 43 orang tewas akibat bentrokan antara aparat keamanan dan pengunjuk rasa yang menuntut rezim militer mengundurkan diri.

Hingga kemarin, para peng-unjuk rasa terus menuntut pe nyerahan kekuasaan dari re zim militer kepada pemerin-tahan sipil.

Para pengunjuk rasa itu ma-

sih berdiam di Lapangan Tahrir, Kairo--lapangan serupa saat rakyat Mesir melakukan un-juk rasa menuntut Mubarak mundur.

Para pengunjuk rasa khawa-tir Dewan Militer yang dipim-pin Marsekal Mohamed Hus-sein Tantawi yang kini mengen-dalikan Mesir akan berbuat apa pun demi mempertahankan

kekuasaannya.“Kami menolak menerima se-

mua resolusi yang dikeluar kan militer, kecuali menyerahkan kekuasaan kepada pemimpin yang kami inginkan. Selanjut-nya, kamilah yang akan memu-tuskan bentuk politik Mesir,” kata seorang pengunjuk rasa, Samira Hosni. (AP/Reuters/BBC/DK/I-2)

SEBUAH bom berkekuatan be sar meledak di tengah pesta per kawinan yang digelar di Ho-tel Atilano Pension House, Zam-boanga, Filipina. Ledakan bom itu mengakibatkan tiga orang tewas dan 27 orang terluka.

“Ledakan itu sangat kuat dan membuat sebagian besar lantai dua hotel runtuh, menerbang-kan atap hotel, dan memecah-kan kaca-kaca jendela bangunan yang dekat,” ujar Wali Kota Zamboanga Celso Lobregat.

Lobregat menyatakan korban ledakan itu adalah sekelompok orang yang akan menghadiri pesta pernikahan yang dise-lenggarakan Senin (28/11). Me reka menempati 35 kamar di hotel itu.

“Kita tidak harus menunjuk-

kan bahwa kita panik, karena itu adalah apa yang diharap-kan pembuat onar,” kata Lo-bregat.

Direktur Polisi Kota Zambo-anga Edwin de Ocampo me-nyatakan ledakan itu berasal

dari 10 kg bubuk TNT. Ia menegaskan, ledakan ter-

sebut merupakan satu dari dua perencanaan bom kelompok Al-Qaeda yang terkait dengan kelompok militan Abu Sayyaf. (AP/DK/I-2)

Pemilu Disambut Antusiasme Warga1947: Pembagian Palestina DisahkanMAJELIS Umum PBB yang berada di bawah pengaruh negara-negara Barat, dengan suara mayoritas sederhana, menyetujui pembagian tanah Palestina untuk dua pemerintah, yaitu Palestina dan Zionis.

Berdasarkan keputusan itu pula, wilayah Baitul Maqdis dinyatakan sebagai zona internasional. Resolusi yang secara resmi mengakui berdirinya pemerintah Zionis di tanah pendudukan Palestina itu menimbulkan kemarahan negara-negara Arab.

Dengan alasan menolak rencana PBB itu, Inggris pada 1948 menarik pasukan mereka dari Palestina. Namun, sesungguhnya aksi Inggris itu bertujuan untuk mempersiapkan pendirian pemerintahan Zionis.

Pasukan Zionis segera mengisi pos-pos militer yang semula diduduki Inggris dan mendeklarasikan berdirinya rezim Zionis di tanah Palestina. Segera setelah aksi Zionis tersebut, terjadilah perang pertama Arab-Israel.

1952: Eisenhower Kunjungi KoreaPRESIDEN AS Dwight D Eisenhower memenuhi janjinya untuk mengunjungi Korea. Janji itu ia utarakan pada kampanye sebelum menjabat presiden.

Pada saat itu, ia mengkritik kebijakan Presiden Truman tentang kebijakan politik luar negeri AS yang kurang gereget. Truman kemudian menantang Eisenhower untuk membuat gebrakan baru kebijakan luar negeri.

Eisenhower kemudian menerima tantangan Truman dengan janji mengunjungi Korea yang tengah perang

saudara. Janji itulah yang kemudian memenangkan Eisenhower dalam pemilu presiden dengan mengalahkan calon presiden dari Demokrat, Adlai E Stevenson.

Janji ke Korea bukan sekadar berkunjung, Eisenhower juga berhasil meredam perang saudara tersebut. Selain itu, ia menjadi tokoh kunci dalam memerangi komunisme di Asia lewat penandatanganan perjanjian dengan Korea Selatan dan China.

1981: Aktris Natalie Wood Tewas Tenggelam

AKTRIS Natalie Wood yang saat itu berusia 43 tahun ditemukan tewas tenggelam di California. Wood aktris berbakat Hollywood yang lahir pada 20 Juli 1938. Saat berusia 25 tahun, ia menerima Academy Award sebanyak tiga kali.

Nominasi pertama sebagai aktris pendukung terbaik dalam Rebel Without

a Cause pada 1955. Dua lagi nominasi aktris terbaik dalam film Splendor in Grass pada 1961 dan Love with

the Proper Stranger pada 1963.

Kematiannya terjadi ketika ia sedang bersama suaminya, aktor Robert Wagner, di kapal pribadi mereka. Aktor Christopher Walken juga berada di sana pada saat kejadian. Wagner

dan Walken tidak mengetahui apa yang terjadi pada Wood. Jasadnya kemudian ditemukan pada pagi harinya. Namun, dugaan

terkuat penyebab kematian Wood ialah terpeleset dari kapal sebelum tenggelam.

29 November l History l Dok MI

ON THIS DAY Kairo, Mesir04.03 WIB

ANTRE MENCOBLOS: Sejumlah perempuan Mesir sedang antre untuk memperoleh giliran mencoblos di luar tempat pemungutan suara di Kairo, kemarin. Pemilu disambut antusiasme warga Mesir.

SELASA, 29 NOVEMBER 2011 13JAGAT

16.17 WIB Yangon, Myanmar13.55 WIB

TENTARA Myanmar dituduh te lah melanggar hak asasi ma-nusia selama operasi penum-pasan kelompok gerilyawan di bagian utara negara itu.

Kelompok Partners Relief and Development mengatakan tindakan tersebut termasuk ke jahatan perang. Kelompok pembela kemanusiaan itu men-desak Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton membahas ma-salah itu dalam kunjungannya ke Myanmar, Rabu (20/11).

Perwakilan dari kelompok itu mengunjungi wilayah Kachin di utara Myanmar pada Juni lalu, saat militer negeri yang du lu bernama Burma itu me me-rangi Organisasi Kemerdekaan Kachin (KIO). Pertempuran itu menghancurkan gencatan

senjata selama 17 tahun yang disepakati kedua belah pihak.

“Saat situasi politik di Burma ditafsirkan memiliki terobosan besar, kondisi dari jutaan orang di wilayah pedalaman men-ja di lebih buruk dalam dua de kade terakhir,” kata pendiri kelompok Partners Relief and Development Oddny Gumaer di Bangkok, Thailand. “Hillary Clinton harus membahas ini.”

Gerilyawan etnis minoritas telah berjuang untuk memper-oleh status merdeka sejak Myanmar memperoleh ke-merdekaan dari Inggris pada 1948. Namun, selama beberapa dekade, junta militer mulai mengambil alih pemerintahan sipil dan membelenggu oposisi. (*/Reuters/I-2)

Pelanggaran Serius Terus Terjadi

Manila, Filipina09.55 WIB

Bom Hotel Tewaskan 3 Orang

AP/WALLY FONG, FILE

WIKIPEDIA

AP

REUTERS/AHMED JADALLAH