24

Click here to load reader

JAGUNG

Embed Size (px)

DESCRIPTION

jagung

Citation preview

JAGUNG

Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting, selain padi dan gandum. Sebagai sumber karbohidrat utama, di Amerika Tengah dan selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di Amerika Serikat. Penduduk beberapa daerah di Indonesia (misalnya di Madura dan Nusa Tenggara) juga menggunakan jagung sebagai pakan ternak (hijauan maupun tongkolnya), diambil minyaknya (dari biji), dibuat tepung (dari biji yang dikenaln dengan istilah tepung jagung maizena), dan bahan baku industri(dari tepung biji dan tepung tongkolnya). Tongkol jagung kaya akan pentosa, yang dipakai sebagai bahan baku pembuatan furfual. Jagung yang telah direkayasa genetika juga sekarang ditanaman sebagai penghasil bahan farmasi. Berdasarkan bukti genetik, antropologi, dan arkeologi diketahui bahwa daerah asal jagung adalah Amerika Tengah (Meksiko bagian selatan). Budidaya jagung telah dilakukan di daerah ini 10.000 tahun yang lalu, kemudian teknologi ini dibawa ke Amerika Selatan (Ekuador) sekitar 7000 tahun yang lalu, dan mencapai daerah pegunungan di selatan Peru pada 4000 tahun yang lalu. Kajian filogenik menunjukkan bahwa jagung (Zea mays ssp. mays) merupakan keturunan langsung dari teosinte (Zea mays ssp. parviglumis). Dalam proses domestiknya, yang berlangsung paling tidak 7000 tahun oleh penduduk asli setempat, masuk gen-gen dari subspesies lain terutama, Zea mays ssp.mexicana. Istilah teosinte sebenarnya digunakan untuk menggammbarkan semua spesies dalam genus Zea, kecuali Zea mays ssp.mays. Proses domestikasi menjadikan jagung merupakan satu-satunya spesies tumbuhan yang tidak dapat hidup secara liar di alam. Hingga kini dikenal 50.000 varietas jagung, baik ras lokal maupun kultivar.Jagung merupakan tanaman berumah satu (monoecious), yaitu letak bunga jantan terpisah dengan bunga betina dalam satu tanaman. Dalam taksonominya jagung termasuk dalam ordo Tripsaceae, famili Poaceae, sub famili Panicoideae, genus Zea, dan spesies Zea mays L, (Muhadjir, 1988).

Hama Pada Tanaman Jagung1. Penggerek Batang Jagung (Ostrina furnacalis Guen)(Ordo : Lepidoptera, Famili : Noctudiae)BioteknologiNgengat aktif malam hari, dan menghasilkan beberapa generasi pertahun, umur imago/ngengat dewasa 7 11 hari.Telur diletakkan berwarna putih, berkelompok, satu kelompok telur beragam antara 30-50 butir, seekor ngengat betina mampu meletakkan telur 602-817 butir, umur telur 3-4 hari. Ngengat betina lebuh menyukai meletakkan telur pada tanaman jagung yang tinggi dan telur diletakkan pada permukaan bagian bawah daun utamanya pada daun ke 5-9, umur telur 3-4 hari,Larva, larva yang baru menetas berwarna putih kekuning-kuningan, makan berpindah-pindah, larva muda makan pada bagian alur bunga jantan, setelah instar lanjut menggerek batang, umur larva 17-30 hari.Pupa biasanya terbentuk di dalam batang, berwarna cokelat kemerahan, umur pupa 6-9 hari.Gejala seranganLarva O. Furnacalis ini mempunyai karakteristik kerusakan pada setiap bagian tanaman jagung yaitu lubang kecil pada daun, lubang gorokan pada batang, bunga jantan atau pangkal tongkol, batang dan tassel yang mudah patah, tumpukan tassel yang rusak.Pengendaliana). Kultur teknis- Waktu tanam yang tepat.- Tumpang sari jagung dengan kedelai atau kacang tanah.- Pemotongan sebagian bunga jantan (4 dari 6 baris tanaman).b). Pengendalian hayati Pemanfaatan musuh alami seperti : Parasitoid Trichogramma spp. Parasitoid tersebut dapat memarasit telur O. furnacalis. Predator Euborellia annulata memangsa larva dan pupa O. Furnacalis. Bakteri Bacillus thuringiensis Kurstaki mengendalikan larva O. Furnacalis, Cendawan sebagai entomopatogenik adalah Beauveria bassiana dan Metarhizium anisopliae mengendalikan larva O. furnacalis. Ambang ekonomi 1 larva/tanaman.c). Pengendalian kimiawiPenggunaan insektisida yang berbahan aktif monokrotofos, triazofos, diklhrofos, dan karbofuran efektif untuk menekan penggerek batang jagung.2. Ulat Grayak (Spodoptera litura F.)(Ordo : Lepidoptera, Famili: noctuidae) BioekologiNgengat dengan sayap bagian depan berwarna coklat atau keperak-perakan, sayap belakang berwarna keputihan, aktif pada malam hari.Telur berbentuk hampir bulat dengan bagian datar melekat pada daun (kadang tersusun 2 lapis), warna coklat kekuning-kuningan, berkelompok (masing-masing berisi 25-500 butir) tertutup bulu seperti beludru.Larva mempunyai warna yang bervariasi, ulat yang baru menetas berwarna hijau muda, bagian sisi coklat tua atau hitam kecoklatan dan hidup berkelompok. Ulat menyerang tanaman pada malam hari, dan pada siang hari bersembunyi dalam tanah (tempat yang lembab). Biasanya ulat berpindah ke tanaman lain secara bergerombol dalam jumlah besar.Pupa. Ulat berkepompong dalam tanah , membentuk pupa tanpa rumah pupa (kokon) berwarna coklat kemerahan dengan panjang sekitar 1,6 cm.Siklus hidup berkisar antara 30-60 hari (lama stadium telur 2-4 hari, larva yang terdiri dari 5 instar : 20 46 hari, pupa 8 11 hari).Gejala serangan, larva yang masih kecil merusak daun yang menyerang secara serentak berkelompok. Dengan meninggalkan sisa-sisa epidermis bagian atas, transparan dan tinggal tulang-tulang daun saja. Biasanya larva berada di permukaan bawah daun, umumnya terjadi pada musim kemarau.Tanaman inang, hama ini bersifat polifag, selain jagung ulat grayak juga menyerang tomat, kubis, cabai, buncis, bawang merah, terung, kentang kangkung, bayam, padi, tebu, jeruk, pisang, tembakau, kacang-kacangan, tanaman hias, gulma Limnocharis sp, dll.Pengendaliana). Kultur teknis- Pembakaran tanaman- Pengolahan tanah yang intensif.b). Pengendalian fisik / mekanis- Mengumpulkan larva atau pupa dan bagian tanaman yang terserang kemudian memusnahkannya.- Penggunaan perangkap feromonoid seks untuk ngengat sebanyak 40 buah per hektar atau 2 buah per 500 m2 dipasang di tengah tanaman sejak tanaman berumur 2 minggu.c). Pengendalian HayatiPemanfaatan musuh alami seperti : patogen SI-NPV (Spodoptera litura- Nuclear Polyhedrosis Virus), Cendawan Cordisep, Aspergillus flavus, Beauveria bassina, Nomuarea rileyi, dan Metarhizium anisopliae, bakteri Bacillus thuringensis, nematoda Steinernema sp,. Predator Sycanus sp,. Andrallus spinideus, Selonepnis geminada, parasitoid Apanteles sp., Telenomus spodopterae, Microplistis similis, dan Peribeae sp. d). Pengendalian KimiawiBeberapa insektisida yang dianggap cukup efektif adalah monokrotofos, diazinon, khlorpirifos, triazofos, dikhlorovos, sianofenfos, dan karbaril.3. Penggerek tongkol jagung ( Helicoverpa armigera Hbn. Noctuidae Leppidoptera)

Imago, betina H. Armigera meletakkan telur pada rambut jagung. Rata-rata produksi telur imago betina adalah 730 butir, telur menetas dalam tiga hari setelah diletakkan.Larva spesies ini terdiri dari lima sampai tujuh instar. Khususnya pada jagung, masa perkembangan larva pada suhu 24 sampai 27,2 C adalah sampai 21,3 hari. Larva serangga ini memiliki sifat kanibalisme. Spesies ini mengalami masa pra pupa selama satu sampai empat hari. Masa pra pupa dan pupa biasanya terjadi dalam tanah dan kedalamannya bergantung pada kekerasan tanah.Pupa, pada umumnya pupa terbentuk pada kedalaman 2,5 sampai 17,5 cm. Terkadang pula serangga ini berpupa pada permukaan tumpukan limbah tanaman atau pada kotoran serangga ini yang terdapat pada tanaman. Pada kondisi lingkungan mendukung, fase pupa bervariasi dari enam hari pada suhu 35C sampai 30 hari pada suhu 15C.

Gejala SeranganImago betina akan meletakkan telur pada silk jagung dan sesaat setelah menetas, larva kan menginvasi masuk kedalam tongkol dann akan memakan biji yang sedang mengalami perkembangan. Infestasi serangga ini akan menurunkan kualitas dan kuantitas tongkol jagung.Pengendalian a). Kultur teknisPengolahan tanah yang baik akan merusak pupa yang terbentuk dalam tanah dan dapat mengurangi populasi H. Armigera berikutnya.b). Pengendalian HayatiMusuh alami yang digunakan sebagai pengendali hayati dan cukup efektif untuk mengendalikan penggerek tongkol adalah Parasit, Trchogramma spp yang merupakan parasit telur dan Eriborus argentiopilosa (Ichneumonidae) parasit pada larva muda. Cendawan, Metarhizium anisopliae.menginfeksi larva. Bakteri, Bacillus thuringensis dan Virus Helicoverpa armigera Nuclear Polyhedrosis Virus (HaNPV).menginfeksi larva.c). KimiawiUntuk mengendalikan larva H. Armigera pada jagung, penyemprotan insektisida Decis dilakukan setelah terbentuknya rambut jagung pada tongkol dan diteruskan (1-2) hari hingga rambut jagung berwarna coklat.

4. Lalat Bibit (Atherigona sp, Ordo: Diptera)Imago, lama hidup serangga dewasa bervariasi antara 5 23 hari dimana betina hidup dua kali lebih lama daripada jantan. Serangga dewasa sangat aktif terbang dan sangat tertarik pada kecambah atau tanaman yang baru muncul di atas permukaan tanah. Imago kecil dengan ukuran panjang 2,5 mm 4,5 mm.Telur imago betina mulai meletakkan telur 3 5 hari setelah kawin dengan jumlah telur 7 22 butir atau bahkan hingga 70 butir. Imago betina meletakkan selama 3 7 hari, diletakkan secara tunggal, berwarna putih, memanjang diletakkan dibawah permukaan daun. Larva terdiri dari tiga instar yang berwarna putih krem pada awalnya dan selanjutnya menjadi kuning hingga kuning gelap. Larva yang baru menetas melubangi batang yang kemudian membuat terowongan hingga dasar batang sehingga tanaman menjadi kuning dan akhirnya mati.Pupa terdapat pada pangkal batang dekat atau di bawah permukaan tanah, umur pupa 12 hari pada pagi atau sore hari. Puparium berwarna coklat kemerah-merahan sampai coklat dengan ukuran panjang 4,1 mm.Pengendaliana). Pengendalian hayatiParasitoid yang memarasit telur adalah Trichogramma spp, dan parasit larva adalah Opius sp. Dan Tetrastichus sp. Predator Clubiona japonicola yang merupakan predator imago.b). Kultur teknis dan pola tanamOleh karena aktivitas lalat bibit hanya selama 1 2 bulan pada musim hujan, maka dengan mengubah waktu tanam, pergiliran tanaman dengan tanaman bukan padi, tanaman dengan tanaman bukan padi, dengan tanam serempak serangan dapat dihindari.c). Varietas ResistenGalur-galur jagung QPM putih yang tahan terhadap lalat bibit adalah MSQ-P1 (S1)-C1-12, MSQ-P1(S1)-C1-44, MSQ-P1(S1)-C1-45, sementara galur-galur jagung QPM kuning yang tahan terhadap serangan hama ini adalah MSQ-K1(S1)-C1-16, MSQ-K1(S1)-C1-35, MSQ-K1(S1)-C1-50.d). KimiawiPengendalian dengan insektisida dapat dilakukan dengan perlakuan benih (seed dressing), yaitu thiodikarb dengan dosis 7,5-15g b.a./kg benih atau karbofuran dengan dosis 6g b.a./kg benih. Selanjutnya setelah tanaman berumur 5-7 hari, tanaman disemprot dengan karbosulfan dengan dosis 0,2kg b.a./ha atau thiodikarb 0,75 kg b.a/ha. Penggunaan insektisida hanya dianjurkan di daerah endemik.5. Sitophilus zeamais (Motsch) , Coleoptera, CurculionidaeBioekologi

Sitophilus zeamais Motsch dikenal dengan maize weevil atau kumbang bubuk, danmerupakan serangga yang bersifat polifag, selain menyerang jagung, juga beras, gandum,kacang tanah, kacang kapri, kacang kedelai, kelapa dan jambu mente, S. zeamais lebihdominan terdapat pada jagung dan beras. S. zeamais merusak biji jagung dalampenyimpanan dan juga dapat menyerang tongkol jagung yang masih berada dipertanaman.Telur diletakkan satu per satu pada lubang gerekan didalam biji, Keperidian imagosekitar 300-400 butir telur; stadia telur kurang lebih enam hari pada suhu 250CLarva kemudian menggerek biji dan hidup di dalam biji, umur kurang lebih 20 hari padasuhu 250C dan kelembaban nisbi 70%.Pupa terbentuk di dalam biji dengan stadia pupa berkisar 5-8 hari.Imago yang terbentuk berada di dalam biji selama beberapa hari sebelum membuatlubang keluar. Imago dapat bertahan hidup cukup lama yaitu dengan makan sekitar 3-5bulan jika tersedia makanan dan sekitar 36 hari jika tanpa makan.Siklus hidup sekitar 30-45 hari pada kondisi suhu optimum 290C, kadar air biji 14% dankelembaban nisbi 70%. Perkembangan populasi sangat cepat bila bahan simpanan kadarairnya di atas 15%.Cara pengendaliano Pengelolaan tanamanSerangan selama tanaman di lapangan dapat terjadi jika tongkol terbuka, sehingga..Tanaman yang kekeringan, dengan pemberian pupuk yang rendah menyebabkan tanamanmudah terserang busuk tongkol sehingga dapat diinfeksi oleh kumbang bubuk. Panenyang tepat pada saat jagung mencapai masak fisiologis, Panen yang tertunda dapatmenyebabkan meningkatnya kerusakan biji di penyimpanan.o Varietas tanamanPenggunaan varietas dengan kandungan asam fenolat tinggi dan kandungan asamaminonya rendah dapat menekan kumbang bubuk. Penggunaan varietas yangmempunyai penutupan kelobot yang baiko Kebersihan dan pengelolaan gudangKebanyakan hama gudang cenderung bersembunyi atau melakukan hibernasisesudah gudang tersebut kosong. Taktik yang digunakan termasuk membersihkan semuastruktur gudang dan membakar semua biji yang terkontaminasi dan membuang dari areagudang. Selain itu karung-karung bekas yang masih berisi sisa biji harus dibuang. Semuastruktur gudang harus diperbaiki, termasuk dinding yang retak-retak dimana seranggadapat bersembunyi, dan memberi perlakuan insektisida baik pada dinding maupun plafongudang.o Persiapan biji jagung yang disimpanKadar air biji _ 12% dapat menghambat perkembangan kumbang bubuk.Perkembangan populasi kumbang bubuk akan meningkat pada kadar air 15% atau lebih.o Pengendalian secara fisik dan mekanisPada suhu lebih rendah dari 50C dan di atas 350C perkembangan serangga akanberhenti. Penjemuran dapat menghambat perkembangan kumbang bubuk. Sortasi dapatdilakukan dengan memisahkan biji rusak yang terinfeksi oleh serangga dengan biji sehat(utuh).o Bahan TanamanBahan nabati yang dapat digunakan yaitu daun Annona sp., Hyptis spricigera,Lantana camara, daun Ageratum conyzoides, Chromolaena odorata, akar dari Khayasenegelensis, Acorus calamus, bunga dari Pyrethrum sp., Capsicum sp., dan tepung bijidari Annona sp. dan Melia sp.o Pengendalian hayatiPenggunaan agensi patogen dapat mengendalikan kumbang bubuk sepertiBeauveria bassiana pada konsentrasi 109 konidia/ml takaran 20 ml/kg biji dapatmencapai mortalitas 50%. Penggunaan parasitoid Anisopteromalus calandrae (Howard)mampu menekan kumbang bubuk.o FumigasiFumigan merupakan senyawa kimia yang dalam suhu dan tekanan tertentuberbentuk gas, dapat membunuh serangga/hama melalui sistem pernafasan. Fumigasidapat dilakukan pada tumpukan komoditas kemudian ditutup rapat dengan lembaranplastik. Fumigasi dapat pula dilakukan pada penyimpanan yang kedap udara sepertipenyimpanan dalam silo, dengan menggunakan kaleng yang dibuat kedap udara ataupengemasan dengan menggunakan jerigen plastik, botol yang diisi sampai penuhkemudian mulut botol atau jerigen dilapisi dengan parafin untuk penyimpanan skalakecil. Jenis fumigan yang paling banyak digunakan adalah phospine (PH3), dan MethylBromida (CH3Br).C. Penyakit Pada Tanaman Jagung1. BulaiGejalaGejala penyakit ini terjadi pada permukaan daun jagung berwarna putih sampaikekuningan diikuti dengan garis-garis klorotik dan ciri lainnya adalah pada pagi hari disisi bawah daun jagung terdapat lapisan beledu putih yang terdiri dari konidiofor dan konidium jamur.Penyakit bulai pada tanaman jagung menyebabkan gejala sistemik yang meluaskeseluruh bagian tanaman dan menimbulkan gejala lokal (setempat). Gejala sistemikterjadi bila infeksi cendawan mencapai titik tumbuh sehingga semua daun yang dibentukterinfeksi. Tanaman yang terinfeksi penyakit bulai pada umur masih muda biasanyatidak membentuk buah, tetapi bila infeksinya pada tanaman yang lebih tua masihterbentuk buah dan umumnya pertumbuhannya kerdil.PenyebabPenyakit bulai di Indonesia disebabkan oleh cendawan Peronosclerospora maydisdan Peronosclerospora philippinensis yang luas sebarannya, sedangkan Peronosclerosporasorghii hanya ditemukan di dataran tinggi Berastagi Sumatera Utara dan BatuMalang Jawa Timur.Cara pengendalian- Menanam varietas tahan: Sukmaraga, Lagaligo, Srikandi, Lamuru dan Gumarang- Melakukan periode waktu bebas tanaman jagung minimal dua minggu sampaisatu bulan- Penanaman jagung secara serempak- Eradikasi tanaman yang terinfeksi bulai- Penggunaan fungisida metalaksil pada benih jagung (perlakuan benih) dengandosis 0,7 g bahan aktif per kg benih.

2. Bercak daunGejalaPenyakit bercak daun pada tanaman jagung dikenal dua tipe menurut raspatogennya yaitu ras O, bercak berwarna coklat kemerahan dengan ukuran 0,6 x (1,2_1,9)Cm. Ras T bercak berukuran lebih besar yaitu (0,6_1,2) x (0,6_2,7) Cm, berbentukkumparan dengan bercak berwarna hijau kuning atau klorotik kemudian menjadi coklatkemerahan. Kedua ras ini, ras T lebih virulen dibanding ras O dan pada bibit jagungyang terserang menjadi layu atau mati dalam waktu 3_4 minggu setelah tanam.Tongkol yang terinfeksi dini, biji akan rusak dan busuk, bahkan tongkol dapatgugur. Bercak pada ras T terdapat pada seluruh bagian tanaman (daun, pelepah, batang,tangkai kelobot, biji dan tongkol). Permukaan biji yang terinfeksi ditutupi miseliumberwarna abu-abu sampai hitam sehingga dapat menurunkan hasil yang cukup besar.Cendawan ini dalam bentuk miselium dan spora dapat bertahan hidup dalam sisa tanaman.

3. Hawar daunGejala :Pada awal infeksi gejala berupa bercak kecil, berbentuk oval kemudian bercaksemakin memanjang berbentuk ellips dan berkembang menjadi nekrotik dan disebuthawar, warnanya hijau keabu-abuan atau coklat. Panjang hawar 2,5_15 Cm, bercakmuncul awal pada daun yang terbawah kemudian berkembang menuju daun atas. Infeksiberat dapat mengakibatkan tanaman cepat mati atau mengering dan cendawan ini tidakmenginfeksi tongkol atau klobot. Cendawan ini dapat bertahan hidup dalam bentukmiselium dorman pada daun atau pada sisa sisa tanaman di lapang.Penyebab penyakit hawar daun adalah : Helminthosporium turcicumCara pengendalian- Menanam varietas tahan Bisma, Pioner2, pioner 14, Semar 2 dan 5- Eradikasi tanaman yang terinfeksi bercak daun- Penggunaan fungisida dengan bahan aktif mankozeb dan dithiocarbamate.

4. Karat

GejalaBercak-bercak kecil (uredinia) berbentuk bulat sampai oval terdapat padapermukaan daun jagung di bagian atas dan bawah, uredinia menghasilkan uredosporayang berbentuk bulat atau oval dan berperan penting sebagai sumber inokulum dalammenginfeksi tanaman jagung yang lain dan sebarannya melalui angin. Penyakit karatdapat terjadi di dataran rendah sampai tinggi dan infeksinya berkembang baik padamusim penghujan atau musim kemarau.Penyebab penyakit karat adalah Puccinia polysoraCara pengendalian :- Menanam varietas tahan Lamuru, Sukmaraga, Palakka, Bima 1 dan Semar 10- Eradikasi tanaman yang terinfeksi karat daun dan gulma- Penggunaan fungisida dengan bahan aktif benomil

5. Busuk pelepahGejalaGejala penyakit busuk pelepah pada tanaman jagung umumnya terjadi padapelepah daun, bercak berwarna agak kemerahan kemudian berubah menjadi abu-abu,bercak meluas dan seringkali diikuti pembentukan sklerotium dengan bentuk yang tidakberaturan mula-mula berwarna putih kemudian berubah menjadi cokelat.Gejala hawar dimulai dari bagian tanaman yang paling dekat dengan permukaantanah dan menjalar kebagian atas, pada varietas yang rentan serangan jamur dapatmencapai pucuk atau tongkol. Cendawan ini bertahan hidup sebagai miselium dansklerotium pada biji, di tanah dan pada sisa-sisa tanaman di lapang. Keadaan tanah yangbasah, lembab dan drainase yang kurang baik akan merangsang pertumbuhan miseliumdan sklerotia, sehingga merupakan sumber inokulum utama.Penyebab penyakit busuk pelepah adalah Rhizoctonia solaniCara pengendalian :- Menggunakan varietas/galur yang tahan sampai agak tahan terhadap penyakithawar pelepah misalnya: Semar 2, Rama, Galur GM 27,- Diusahakan agar pertanaman tidak terlalu rapat sehingga kelembaban tidak terlalutinggi- Lahan mempunyai drainase yang baik- Mengadakan pergiliran tanaman, tidak menanam jagung terus menerus di lahanyang sama- Penggunaan fungisida dengan bahan aktif mancozeb dan carbendazim6. Busuk BatangGejalaTanaman jagung tampak layu atau kering seluruh daunnya. Umumnya gejala tersebutterjadi pada stadia generatif, yaitu setelah fase pembungaan. Pangkal batang yang terinfeksiberubah warna dari hijau menjadi kecoklatan, bagian dalam busuk, sehingga mudah rebah, padabagian kulit luarnya tipis. Pada pangkal batang terinfeksi tersebut ada yang memperlihatkanwarna merah jambu, merah kecoklatan atau coklat.Penyakit busuk batang jagung dapat disebabkan oleh delapan spesies/cendawan sepertiColletotrichum graminearum, Diplodia maydis, Gibberella zeae, Fusarium moniliforme,Macrophomina phaseolina, Pythium apanidermatum, Cephalosporium maydis, danCephalosporium acremonium. Di Sulawesi Selatan penyebab penyakit busuk batang yang telahberhasil diisolasi adalah Diplodia sp., Fusarium sp. dan Macrophomina sp.PenularanCendawan patogen penyebab penyakit busuk batang memproduksi konidia padapermukaan tanaman inangnya . Konidia dapat disebarkan oleh angin, air hujan ataupun serangga.Pada waktu tidak ada tanaman, cendawan dapat bertahan pada sisa-sisa tanaman yang terinfeksidalam fase hifa atau piknidia dan peritesia yang berisi spora. Pada kondisi lingkungan yang sesuaiuntuk perkembangannya, spora akan keluar dari piknidia atau peritesia. Spora pada permukaantanaman jagung akan tumbuh dan menginfeksi melalui akar ataupun pangkal batang. Infeksi awaldapat melalui luka atau membentuk sejenis apresoria yang mampu penetrasi ke jaringan tanaman.Spora/konidia yang terbawa angin dapat menginfeksi ke tongkol, dan biji yang terinfeksi biladitanam dapat menyebabkan penyakit busuk batang.Cara pengendalian1. Pengendalian penyakit busuk batang jagung dapat dilakukan dengan menanamvarietas tahan, hasil pengujian 54 varietas/galur jagung terhadap Fusarium sp. melaluiinokulasi tusuk gigi di dapat 17 varietas/galur yang paling tinggi ketahanannya yaituBISI-1, BISI-4, BISI-5, Surya, Exp.9572, Exp. 9702, Exp. 9703, CPI-2, FPC 9923,Pioneer-8, Pioneer-10, Pioneer-12, Pioneer-13, Pioneer-14, Semar-9, Palakka, dan J1-C3.2. Pergiliran tanaman, pemupukan berimbang, menghindari pemberian N tinggi dan Krendah, dan drainase yang baik.3. Pengendalian penyakit busuk batang (Fusarium) secara hayati dapat dilakukandengan cendawan antagonis Trichoderma sp.7. Busuk tongkolPenyakit busuk tongkol dapat disebabkan oleh beberapa jenis cendawan antara lain :a. Busuk tongkol FusariumGejalaPermukaan biji pada tongkol berwarna merah jambu sampai coklat, kadangkadangdiikuti oleh pertumbuhan miselium seperti kapas yang berwarna merah jambu.Cendawan berkembang pada sisa tanaman dan di dalam tanah, cendawan ini dapatterbawa benih , dan penyebarannya dapat melalui angin atau tanahPenyakit busuk tongkol fusarium disebabkan oleh infeksi cendawan Fusariummoniliformeb. Busuk tongkol DiplodiaGejalaKelobot yang terinfeksi pada umumnya berwarna coklat, infeksi pada kelobotsetelah 2 minggu keluarnya rambut jagung, menyebabkan biji berubah menjadi coklat,kisut dan busuk. Miselium berwarna putih, piknidia berwarna hitam tersebar pada klobotinfeksi dimulai pada dasar tongkol berkembang ke bongkol kemudian merambat kepermukaan biji dan menutupi klobot. Cendawan dapat bertahan hidup dalam bentuk sporadan piknidia yang berdinding tebal pada sisa tanaman di lapang.Gejala busuk tongkol Dilodia disebabkan oleh infeksi cendawan Diplodia maydisc. Busuk tongkol GibberellaGejalaTongkol yang terinfeksi dini oleh cendawan dapat menjadi busuk dan klobotnyasaling menempel erat pada tongkol, badan buah berwarna biru hitam tumbuh dipermukaan klobot dan bongkol.Gejala busuk tongkol Gibberella disebabkan oleh infeksi cendawan Gibberella roseumCara pengendalian :- Pemeliharaan tanaman yang sebaik-baiknya, antara lain dengan pemupukanseimbang- Tidak membiarkan tongkol terlalu lama mengering di lapangan, jika musim hujanbagian batang dibawah tongkol dipatahkan agar ujung tongkol tidak mengarahkeatas- Mengadakan pergiliran tanaman dengan tanaman yang bukan termasuk padipadian,karena patogen ini mempunyai banyak tanaman inangPenyakit yang disebabkan Virus8. Virus mosaik kerdil jagungGejalaGejala penyakit ini tanaman menjadi kerdil, daun berwarna mosaik atau hijaudengan diselingi garis-garis kuning, dilihat secara keseluruhan tanaman tampak berwarnaagak kekuningan mirip dengan gejala bulai tetapi apabila permukaannya daun bagianbawah dan atas dipegang tidak terasa adanya serbuk spora. Penularan virus dapat terjadisecara mekanis atau melalui serangga Myzus percicae dan Rhopalopsiphum maydissecara non persisten. Tanaman yang terinfeksi virus ini umumnya terjadi penurunanhasilnya.Cara pengendalian :- Mencabut tanaman yang terinfeksi seawal mungkin agar tidak menjadi sumberinfeksi bagi tanaman sekitarnya ataupun pertanaman yang akan datang- Mengadakan pergiliran tanaman, tidak menanam jagung terus menerus di lahanyang sama- Penggunaan peptisida apabila di lapangan populasi vektor cukup tinggi- Tidak penggunakan benih yang berasal dari tanaman yang terinfeksi virus.