106

Click here to load reader

JAMAL HILMI-FISIP.pdf

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

FENOMENA KEBERADAAN PENGAMEN ANAK DI

LINGKUNGAN WISATA; STUDI KASUS PENGAMEN ANAK

DI LINGKUNGAN WISATA KOTA TUA JAKARTA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

Jamal Hilmi

108032200011

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015

Page 2: JAMAL HILMI-FISIP.pdf
Page 3: JAMAL HILMI-FISIP.pdf
Page 4: JAMAL HILMI-FISIP.pdf
Page 5: JAMAL HILMI-FISIP.pdf
Page 6: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

i

ABSTRAKSI

Dalam penelitian skripsi ini penulis berusaha menganalisa tentang

Fenomena Keberadaan Pengamen Anak di Lingkungan Wisata Kota Tua

Jakarta. Tujuan penelitian ini ialah untuk memperoleh gambaran mengenai

perilaku sosial serta keberadaan pengamen anak di Kota Tua Jakarta.

Adapun subjek penelitian ini adalah pengunjung wisata, pengamen

anak, dan pengelola wisata Kota Tua Jakarta. Metode penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan

menggunakan metode wawancara dan observasi sebagai metode

pengumpulan data. Dalam skripsi ini penulis menggambarkan faktor

ekonomi, budaya dan faktor sosial, untuk mengetahui perilaku sosial dan

keberadaan pengamen anak di lingkungan wisata Kota Tua Jakarta.

Hasil dari penelitian ini menunjukan adanya dua faktor yang

mempengaruhi perilaku sosial dan keberadaan pengamen anak di Kota Tua

Jakarta yaitu; faktor ekonomi, dan faktor sosial. Faktor ekonomi mengacu

pada tindakan mereka untuk mengamen berdasarkan faktor kemiskinan.

Dari faktor sosial perilaku pengamen jalanan dipengaruhi oleh perilaku

dalam bentuk sikap yang berasal dari keadaan lingkungan alam dan

lingkungan sosial atau keadaan dari dalam dan rangsangan dari luar atau

ajakan dari teman sebaya.

Page 7: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

ii

KATA PENGATAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang selalu

melimpahkan nikmat, hidaya dan karunia-Nya, sehingga penulis mampu

menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat dan salam tak lupa kita

curahkan kehadirat Nabi Besar kita Muhammad SAW, Keluarga, dan para

sahabat yang telah memperjuangkan dan menyebarkan agama islam dari

zaman jahiliyah sampai zaman sekarang sehingga kita tetap di berikan

keselamatan dan kebahagian.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapkan terima kasih

yang setulus-tulusnya dan penghargaa yang setinggi-tingginya, terutama

kepada :

1. Prof. Dr. Zulkifli, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Husnul Khitam, M.Si selaku sekretaris jurusan yang telah

mendukung dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi

ini.

3. Bapak Muhammad Ismail, M.Si selaku dosen pembimbing yang

dengan sabar memberi bimbingan, arahan, tenaga, masukan dan

kritikan sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik

4. Ayahanda (Alm) Hasan Ishak serta Ibunda tercinta Dede Zubaidah

yang selalu senantiasa memberikan suport dan mendoakan penulis.

Terima kasih atas segala jerih payah dan pengorbanan yang tak

Page 8: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

iii

terhingga serta senantiasa memberikan dukungan dan semangat

tanpa henti-hentinya hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini.

5. Kakak Nur Hasanah, Kakak Miskah Rusdianah, Kakak laili

Syarifah, Kakak Dina Kamila, Kak Husni Mubarok, Kak Ahmad

Zaki yang selalu senantiasa membimbing, mengarahkan,

memberikan semangat, dukungan dan memotivasi penulis dalam

penulisan skripsi ini.

6. Para Staf dan anggota Unit Pengelola Kota Tua Jakarta yang

memberikan kemudahan, membantu dan meluangkan waktunya

kepada penulis selama melakukan penelitian, serta semua

informan, atas segala informasi yang diberikan Khususnya Ir.M.

Kadir Sasmita, MT.

7. Keluarga besar Sosiologi angkatan 2008 dan seluruhnya terutama

Abdul Yasir (Cacing) Ahmad Syah, Wahid Manan dan Dian

Pertiwi yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas

dukungan dan motivasi kalian.

8. Sahabat PMII, HMI, yang tidak dapat penulis sebutkan nama-

namanya atas segala bantuan, motivasi, dan dukungannya, terima

kasih banyak.

9. Kemudian tidak lupa teruntuk kepala suku yang selalu penulis

mintai saran dan gagasannya semoga Tuhan memberikan imbalan

baik buat anda sekalian, beliau adalah Bapak Nur Kafid , M.Sc,

Page 9: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

iv

Rizq Arby Bawaka, Raden Hamid Kemale, Gus Sholeh Kaffah

Mufassir, Uda Majenk, Bos Niko Muhammad serta tidak lupa putra

Jepara Raden Kamal Abdul Jalil yang selalu penulis hormati.

Bagi instansi atau seseorang yang namanya belum penulis sebut mohon

maaf sebelumnya dan semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi seluruh para

pembaca

Jakarta, 05 Juli 2015

Jamal Hilmi

Page 10: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

v

DAFTAR ISI

ABSTRAKSI .................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii

DAFTAR ISI......................................................................... ........................... v

BAB I PENDAHULUAN

A. Pernyatan Masalah................................................................................ 1

B. Pertanyaan Penelitian............................................................................ 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian.............................................................. 4

D. Tinjuan Pustaka...................................................................................... 5

E. Kerangka Konsep Dan Kerangka Berfikir................................... 10

1. Kerangka Konsep.............................................................. 10

a. Pengamen Jalanan...................................................... 10

b. Pengamen Anak......................................................... 10

2. Kerangka Berfikir............................................................. 13

F. Metode Penelitian..................................................................... 14

G. Sistematika Penulisan............................................................... 18

BAB II GAMBARAN UMUM

A. Gambaran Umum Sejarah Kota Tua Jakarta............................ 19

1. Letak Geografis Kota Tua.................................................. 19

2. Sejarah dan Pembentukan Kota Tua..................... ............ 19

B. Pengamen di Kota Tua Jakarta................................................ 26

Page 11: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

vi

BAB III TEMUAN DAN ANALISIS

A. Pengamen Anak di Lingkungan Wisata Kota Tua Jakarta.............. 28

B. Faktor Ekonomi Pengamen Anak di Wisata Kota Tua................... 34

1. Faktor Ekstrinsik........................................................................ 34

2. Faktor Instrinsik........................................................................ 35

C. Faktor Sosial Pengamen Anak di Wisata Kota Tua........................ 39

D. Perilaku Sosial Pengamen Anak di Lingkungan Wisata Kota Tua

Jakarta ............................................................................................ 42

1. Bersifat Rasional........................................................................43

2. Berorientasi Nilai...................................................................... 43

3. Tradisional................................................................................ 44

BAB IVPENUTUP

A. Kesimpulan.................................................................................. 45

B. Saran............................................................................................. 46

DAFTAR PUSTAKA............................................................ ...................... vii

LAMPIRAN-LAMPIRAN................................. ........................................ vi

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat penelitian

2. Lembaran Bimbingan

3. Dokumentasi

4. Rekap Wawancara

Page 12: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Wawancara dengan para pengamen

Lampiran II Wawancara dengan staff pengelola Kota Tua Jakarta

Lampiran III Wawancara dengan Kepala satuan pusat informasi pelayanan dan

promosi

vi

Page 13: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

DAFTAR TABEL

Tabel II.D.1. Populasi Pengamen di Kota Tua Jakarta............................. 29

iv

Page 14: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pernyataan Masalah

Penelitian ini membahas tentang fenomena keberadaan pengamen di

lingkungan wisata Kota Tua Jakarta. Secara spesifik skripsi ini mencoba

menjelaskan fakor apa yang menyebabkan mereka mengamen di lingkungan

wisata Kota Tua Jakarta, serta melihat bagaimana perilaku sosial pengamen

anak Kota Tua Jakarta.

Hidup di Kota metropolitan tentu tidak mudah dengan karakteristik

masyarakat perkotaan yang bersifat individualistik menyebabkan adanya

persaingan satu sama lain dalam memperoleh suatu pekerjaan, sedangkan

lapangan kerja yang tersedia tentunya harus disesuaikan dengan keahlian dan

keterampilan pendidikan yang cukup. Oleh karena itu, membutuhkan referensi

untuk meningkatkan kinerja yang memadai supaya memaksimalkan kualitas

maupun kuantitas yang bagus dalam dunia industri, guna mendapatkan suatu

pekerjaan yang layak

Akibat itu timbul pekerjaan sektor informal sebagai akibat dari kesulitan

menghadapi kehidupan perkotaan. Adanya pekerjaan sektor informal yang

dikarenakan kesulitan dalam memperoleh kehidupan di perkotaan, hal itu

berimplikasi pada munculnya kegiatan yang marginal maupun terbentuknya

sekumpulan komunitas pengamen anak yang terjun ke jalan untuk mencari

rezeki dikarenakan faktor ekonomi yang lemah tidak memadai, tidak adanya

perlindungan terhadap anak dalam aspek pendidikan, adanya eksploitasi

Page 15: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

2

pekerja anak dan kurangnya perlindungan anak dalam menjalankan kehidupan

sosial di Kota (Damsar,2002;149).

Anak adalah harapan masa depan suatu bangsa, tunas yang berpotensi

membawa bangsa ke arah yang lebih baik atau bisa juga lebih buruk. Maka dari

itu, amat miris rasanya melihat anak-anak yang hidup mengamen di jalanan,

bukannya bersekolah. Rasanya lebih menyedihkan dari pada melihat orang

dewasa yang melakukan pekerjaan serupa. Banyaknya para pengamen anak di

pinggiran Ibu kota untuk bisa bertahan hidup. Hal ini sangat terasa kalau hidup

ini adalah penuh dengan perjuangan namun bagaimana dengan tanggungjawab

Pemerintah. Apakah hal ini terus akan berjalan sesuai dengan kodrat yang di

jalani oleh setiap manusia, jika kita bernasib sama dengan mereka.

Saat ini, permasalahan terkait anak semakin banyak dan beragam.

Indikasinya adalah semakin banyaknya anak-anak terlantar dan yatim-piatu

yang tidak terurus, pemberdayaan anak-anak yang tidak pada tempatnya, kita

semua mengetahui bahwa kehidupan anak-anak seharusnya diisi dengan

bermain, belajar, dan bersukaria. Begitu juga dengan permasalahan pengamen

anak di perkotaan merupakan suatu hal yang dianggap wajar oleh masyarakat,

hal ini merupakan suatu hal yang tidak wajar terjadi. Permasalahan pengamen

anak merupakan salah satu dampak dari kurangnya kesadaran dan kepedulian

sosial di masyarakat terhadap kondisi anak-anak.

Terbentuknya anak jalanan bervariasi maka kehidupan yang dijalani pun

menjadi beragam, faktor utama anak jalanan tumbuh dan berkembang adalah

latar belakang kehidupan yang akrab dengan kemiskinan, penganiayaan, dan

Page 16: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

3

hilangnya rasa kasih sayang, sehingga memberatkan jiwa dan membuat

berperilaku negatif. Sebagai contoh anak-anak jalanan latar belakang ekonomi

keluarganya kurang mampu menyebabkan mereka turun ke jalan untuk

mencari tambahan penghasilan keluarganya. Dengan kata lain mereka berusaha

menafkahi diri mereka sendiri, bahwa anak-anak jalanan yang lepas dari

bimbingan orang tua dan keluarganya pada umumnya, mereka tinggal di luar

lingkungan keluarganya dan tinggal bersama-sama dengan teman sebayanya,

kemudian membentuk suatu kelompok.

Banyak orang tua yang mempekerjakan anak-anaknya menjadi pengamen

anak jalanan. Data dari Susenas (2009) juga memperkirakan 19 %, 13 s/d 15

tahun, sudah tidak bersekolah lagi atau droup out, dikarenakan dengan alasan

faktor ekonomi keluarga yang tidak mampu, sehngga mereka menjadi

pengamen anak di jalanan.

Kekhawatiran akan perkembangan anak yang bekerja di jalanan

dilontarkan oleh praktisi pemberdayaan perempuan dan anak nasional Wardah

Hafidz pada diskusi antara Jaringan Fenomena Anak Jalanan yang

diselenggarakan oleh Media Konsultan Almadina bersama Forum Komunikasi

Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (FKP3A), bahwa Indonesia

15 tahun mendatang akan menjadi bangsa pengemis, karena banyak orang tua

yang mengeksploitasi anaknya dengan bekerja sebagai pengamen atau

pengemis..( repository. Unand.ac.id)

Dapat dilihat bahwasananya persoalan pengamen anak jalan di Ibu Kota

Jakarta, terutama pengamen anak di lingkungan wisata Kota Tua Jakarta sangat

Page 17: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

4

serius sehingga perlu mendapatkan perhatian yang sungguh-sungguh dari

semua pihak-pihak yang terkait, baik itu pemerintah pusat maupun daerah

dalam menangani pengamen anak dan eksploitasi anak menjadi mengamen,

persoalan ini menjadi daya tarik sendiri bagi penulis untuk melakukan pene-

litian lebih lanjut, dengan judul “Fenomena Keberadaan Pengamen Anak Di

Lingkungan Wisata. Studi Kasus; Pengamen Anak di Lingkungan Wisata

Kota Tua Jakarta”.

B. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian pernyataan masalah diatas, maka pertanyaan penelitian

yang akan diteliti adalah:

1. Faktor apa saja yang menyebabkan adanya pengamen anak mengamen

di lingkungan wisata Kota Tua?

2. Bagaimana perilaku sosial pengamen anak di lingkungan wisata Kota

Tua Jakarta?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui faktor penyebab anak-anak mengamen di

lingkungan wisata Kota Tua Jakarta

2. Untuk mengetahui bagaimana perilaku sosial pengamen anak di

lingkungan wisata Kota Tua Jakarta.

Page 18: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

5

2. Manfaat Penelitian

1. Penelitian ini memberikan kontribusi bagi pemerintah DKI dalam

menggambil kebijakan tentang penanggulangan di tempat wisata

terutama masalah pengamen anak.

2. Penelitian ini secara akademis bermanfaat untuk memberi

sumbangan bagi sosiologi kemiskinan di daerah perkotaan

D. Tinjauan Pustaka

Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini, peneliti fokus

melakukan tinjauan beberapa literatur yang terkait sebagai berikut:

1. Laporan penelitian yang dilakukan Baruddin (2006), dengan judul

“Perkembangan Medan Menuju Kota Metropolitan dalam Perspektif

Sosiologi Perkotaan.” Dalam penelitian ini, Baruddin melihat bahwa

perkembangan Kota di suatu Negara berakibat meningkatnya jumlah

imigran yang ingin mengadu nasib di kota. Kehadiran imigran ke kota

tentu membutuhkan berbagai fasilitas perkotaan seperti, lahan,

perumahan, pendidikan, listrik dan pekerjaan. Untuk memenuhi

berbagai kebutuhan tersebut pemerintah berupaya membuat berbagai

kebijakan dan program pembangunan.

2. Laporan penelitian yang dilakukan Yuliarti (2012), dengan judul

“Eksploitasi Anak Jalanan sebagai Pengamen dan Pengemis di

Terminal Tidar oleh Keluarga” Metode penelitian menggunakan

pendekatan kualitatif, pengumpulan data dilakukan dengan cara

observasi,wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan

Page 19: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

6

bahwa anak jalanan di terminal tidar berasal dari keluarga miskin dan

pendidikan rendah, anak-anak dieksploitasi menjadi pengamen anak

jalanan untuk kepentingan ekonomi.

3. Penelitian Sumartono (2013), tesis dengan judul “Pelanggaran

Mengamen, Meminta-Minta dan Memberi Uang Kepada Pengamen,

Pengemis dan Anak Jalanan di Kota Madiun” Adapun metode

kuantitatif dalam analisinya menggunakan pendekatan deskriptif-

evaluasi, dan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pentingnya

perda Nomor 8 tahun 2010 untuk menjaga ketentraman dan ketertiban

umum di kota Madiun, namun pelaksanaannya masih kurang efektif

dalam menyesaikan masalah pengemis, pengamen dan anak jalanan.

4. Laporan penelitian Riady (2011) yang berjudul “Tindakan Sosial

Anak Jalanan di Kawasan Pantai Losari,” di latar belakangi oleh

fenomena anak jalanan dianggap sebagai produk gagal dari

pembangunan yang sedang digalak oleh pemerintah kita saat ini. Anak

jalanan memilih hidup di jalan terkadang bukan hanya faktor kondisi

kesulitan ekonomi namun juga karena mereka menikmati kondisi

lingkungan di jalan. Pantai Losari yang merupakan kawasan

pariwisata di Kota Makassar, tempat ini selalu ramai dengan

pengunjung sore maupun malam hari karena keramaian tempat ini

menjadikan lahan bagi para pengamen mencari nafkah dan

mendapatkan teman. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan

dengan melakukan survey dan menyebarkan angket atau kuesioner,

Page 20: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

7

wawancara, serta dokumentasi pada saat penelitian di lapangan. Hasil

penelitian ini menunjukan bahwa tindakan mereka pada umumnya

didasari pada hasrat ingin menuangkan kreatifitas mereka akan bakat

nyanyi lewat pengamen. Sebab pengamen menurut mereka merupakan

kegiatan yang menyenangkan bagi mereka karena dengan mengamen

mereka bisa menyalurkan hobi dan bakat mereka di bidang seni.

5. Laporan penelitian Fitriadi (2011), dengan judul “Citra Diri

Pengamen Pedesaan.” Metode yang digunakan adalah penelitian

deskriptif kualitatif, dalam penelitian tersebut ditemukan bahwa

motivasi menjadi seorang pengamen terdiri dari himpitan ekonomi,

pengaruh lingkungan konflik internal keluarga atau pelampiasan dan

kenakalan remaja. Pembagian kerja pengamen mengenal dua pola

yaitu secara individu dan secara berkelompok, pengamen dalam

penelitian tersebut mengalami kemiskinan struktur di mana pengamen

tidak memiliki sarana untuk terlibat dalam proses politik sehingga

menyebabkan mereka berada dalam lapisan paling bawah di pedesaan.

Terkait dengan penelitian-penelitian yang telah dilakukan mengenai

keberadaan pengamen anak di kota sesuai dengan apa yang tergambarkan di

atas, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Kehadiran imigran untuk mengadu nasib ke kota tentu membutuhkan

berbagai fasilitas perkotaan seperti, lahan, perumahan, pendidikan,

listrik dan pekerjaan. Untuk memenuhi berbagai kebutuhan tersebut

Page 21: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

8

pemerintah berupaya membuat berbagai kebijakan dan program

pembangunan.

2. Anak jalanan di terminal tidar berasal dari keluarga miskin dan

pendidikan rendah, anak-anak dieksploitasi menjadi pengamen anak

jalanan untuk kepentingan ekonomi sehari-hari.

3. Perda Nomor 8 tahun 2010 untuk mengatasi dan menjaga ketentraman

serta ketertiban umum di kota Madiun, namun pelaksanaannya masih

kurang efektif dalam menyelesaikan masalah pengemis, pengamen

dan anak jalanan.

4. Anak jalanan memilih hidup di jalan terkadang bukan hanya faktor

kondisi kesulitan ekonomi namun juga karena mereka menikmati

kondisi lingkungan di jalan. Pantai Losari yang merupakan kawasan

pariwisata di kota Makassar, pada umumnya didasari pada hasrat ingin

menuangkan kreatifitas mereka akan bakat nyanyi lewat mengamen.

Sebab pengamen menurut mereka merupakan kegiatan yang

menyenangkan bagi mereka karena dengan mengamen mereka bisa

menyalurkan hobi dan bakat mereka di bidang seni.

5. Pembagian kerja pengamen mengenal dua pola yaitu secara individu

dan secara berkelompok, pengamen dalam penelitian tersebut

mengalami kemiskinan struktur di mana pengamen tidak memiliki

sarana untuk terlibat dalam proses politik sehingga menyebabkan

mereka berada dalam lapisan paling bawah di pedesaan.

Page 22: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

9

Dari apa yang sudah disimpulkan terkait hasil riset yang dilakukan

sebelumnya mengenai pengamen anak di Kota. Maka adapun persamaan dan

perbedaan peeneliti dengan penelitian sebelumnya adalah bahwa persamaan

penelitian sebelumnya melihat pada perkembangan Kota Negara berakibat

meningkatnya jumlah imigran yang ingin mengadu nasib di kota. Adapun

metode dalam analisisnya menggunakan pendekatan deskriptif, evaluatif,

metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif, pengumpulan data

dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Fenomena anak

jalanan dianggap sebagai produk gagal dari pembangunan yang sedang digalak

oleh pemerintah kita saat ini.

Penelitian ini lebih menekankan pada anak di lingkungan Wisata Kota Tua

Jakarta serta melihat bagaimana perilaku sosial pengamen anak di Wisata Kota

Tua Jakarta dengan melihat dari aspek sosiologi perkotaan. dengan unit

analisisnya yaitu pengamen anak pengunjung Wisata Kota Tua Jakarta, dan

Pengelola Wisata Kota Tua Jakarta. Penelitian ini juga menggunakan analisis

pendekatan teori pilihan rasional ekonomi. Dengan didasari perbedaan

penelitian tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian ini, guna

menambah khazanah ilmiah Sosiologi Perkotaan tentang keberadaan pengamen

anak di lingkungan Wisata Kota Tua Jakarta.

Page 23: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

10

E. Kerangka Konsep dan Kerangka Berfikir

1. Kerangka Konsep

a. Pengamen Jalanan

Pengamen sering disebut pula sebagai penyayi jalanan ( Inggris: street

singers ), sementara musik-musik yang dimainkan umumnya disebut sebagai

musik jalanan. Pengertian anak musik jalanan dengan kata lain penyayi

jalanan. Secara terminologi tidaklah sederhana, karena musik jalanan dan

penyayi jalanan masing-masing mempunyai disiplin dan pengertian yang

spesifik bahkan dapat dikatakan suatu bentuk dari sebuah warna musik yang

berkembang di dunia kesenian.

Perkembangan pengamen telah ada sejak abad pertengahan terutama

di Eropa bahkan di kota lama London terdapat jalan bersejarah bagi pengamen

yang berada di Islinton, London, pada saat itu musik di Eropa berkembang

sejalan dengan penyebaran musik keagamaan yang kemudian dalam

perkembangannya beberapa pengamen merupakan sebagai salah satu landasan

kebudayaan yang berpengaruh dalam kehidupan umat manusia.

b. Pengamen Anak

Pengamen anak dapat dikatakan sebagai anak jalanan, karena

mengacu pada anak-anak yang mempunyai kegiatan ekonomi di jalanan

(misalnya juga; pengemis, anak punk, pengamen jalananan dan lainnya).

Perbedaan pengamen anak dengan pengamen jalanan lebih didasarkan atas usia

yang mereka miliki. Perlu dicatat, bahwa yang masuk dalam kategorisasi usia

anak berkisar 5-17 tahun yang rentan bekerja di jalanan, sehingga jika sesorang

Page 24: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

11

memiliki usia di atas 17 tahun melakukan tindakan mengamen, maka aktor

tersebut di istilahkan dengan sebutan pengamen jalanan.

Ada tiga dimensi konsep diri pada umumnya yang dimiliki oleh

pengamen anak, yakni pengetahuan, harapan, dan penilaian atau evaluasi,

terlihat sekali subjek menyadari bahwa ia adalah seorang pengamen anak yang

tidak mungkin dapat mewujudkan harapan-harapannya seperti sekolah

kembali, dan bukan menjadi seorang anak jalanan. Hal ini dapat menimbulkan

konsep diri yang mengarah ke konsep diri yang negatif pada diri subjek.

Adapun beberapa faktor pembentukan konsep diri diantaranya yaitu; faktor

orang tua (keluarga), kawan sebaya, dan masyarakat (Papalia, Olds, dan

Feldman, 2004). Faktor pertama adalah orang tua. Hubungan subjek dengan

keluarganya tidak begitu erat. Sebelum kedua orang tuanya bercerai, subjek

sering mendengar mereka bertengkar dan saling menyalahkan satu sama

lainnya, dan mendengar bahwa namanya disebut-sebut sebagai pembawa

masalah. Ditinjau dengan teori Baldwin dan Holmes (dalam Calhoun dan

Acocella: 1995), orang tua adalah kontak sosial yang paling awal dan yang

paling kuat. Akibatnya, orang tua menjadi sangat penting dimata anak. Apa

yang dikomunikasikan oleh orang tua pada anak lebih menancap dari pada

informasi lain yang diterima anak sepanjang hidupnya.

Bagaimanapun perlakuan orang tua terhadap anak yang menduga

bahwa dirinya memang pantas diperlakukan begitu (Le Roux dan Smith,1998).

Perasaan nilai dirinya sebagai orang berasal dari nilai yang diberikan orang tua

kepada mereka (Coopersmith dalam Calhoun dan Acocella, 1995). Dalam

Page 25: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

12

kasus ini, subjek mengatakan bahwa dirinya sering disebut sebagai pembawa

masalah oleh kedua orang tuanya, hal tersebut dapat membentuk konsep diri

yang negatif pada diri subjek. Begitu pula dengan perasaan subjek bahwa

kedua orang tuanya tidak menyayangi dirinya, hal ini menimbulkan konsep diri

yang negatif.

Faktor kedua adalah kawan sebaya, subjek memiliki teman dari

berbagai kalangan, ada yang sebagai pengamen, preman, anak kuliahan,

bahkan juga yang bekerja di kantoran. Selama ini subjek merasa bahwa teman

temannya, baik yang anak jalanan maupun yang orang kantoran dan anak

kuliahan, dapat menerima akan keberadaan dirinya, kelompok kawan sebaya

anak menempati kedudukan kedua setelah orang tuanya dalam mempengaruhi

konsep diri (D‟Abreu ,Mullis, dan Cook,1999).

Namun di sisi lain subjek merasa bahwa dirinya tidak ada apa-apanya

dan merasa minder jika dibandingkan dengan teman-temannya yang anak

kuliahan dan yang bekerja di kantor. Subjek berpikiran bahwa tidak mungkin

seorang anak jalanan seperti dirinya dapat berkenalan bahkan sampai berteman

dengan orang yang bekerja dikantoran dan yang kuliahan. Hal yang terkait

bahwa, yang dikatakan seorang pengamen anak tersebut berbeda status

pendidikan maupun realistis maka malu untuk berkenalan kepada orang lain

maka tidak ada perbedaan status pendidikan atau tidak ada yang lainya demi

memperbanyak pergaulan dan wawasan bagi pengamen anak, oleh karena itu

setiap manusia sama diciptakan tidak ada perbedaannya.

Page 26: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

13

Di samping masalah penerimaan atau penolakan, peran yang diukir

anak dalam kelompok teman sebayanya mungkin mempunyai pengaruh yang

dalam pada pandangan tentang dirinya sendiri (Burns ,1993). Di dalam kasus

ini, subjek, yang menyadari bahwa dirinya hanya seorang anak jalanan, merasa

interior dengan teman-temannya yang bekerja di kantor dan yang kuliah. Hal

ini menunjukkan bahwa subjek memiliki konsep diri yang cenderung mengarah

kepada konsep diri yang negatif.

Faktor berikutnya adalah masyarakat. Subjek mengatakan bahwa

dirinya pernah dikejar-kejar oleh petugas tantib. Subjek merasa kesal pada para

petugas tantib tersebut karena subjek merasa apa yang subjek lakukan adalah

semata untuk mencari uang dengan halal dan subjek sempat merasa dirinya dan

orang-orang miskin yang hidup di jalanan adalah orang-orang yang tidak

diharapkan. Perasaan berbeda dengan orang kebanyakan menyebabkan banyak

anak jalanan mengembangkan konsep diri yang negatif (de Moura, 2002). Di

dalam kasus subjek, walaupun subjek pernah mengalami kejadian yang

membuatnya merasa dihargai dan dianggap sebagai seorang manusia, yakni

ketika ada seorang bapak-bapak yang memberikan semua uang kembalian

kepadanya.

2. Kerangka Berfikir

Setiap penelitian tentu diperlukan adanya kerangka berfikir sebagai

pijakan atau sebagai pedoman dalam menentukan arah dari penelitian, hal ini

diperlukan agar penelitian tetap terfokus pada kajian yang akan diteliti. Alur

kerangka berfikir pada penelitian ini akan dijelaskan sebagai berikut:

Page 27: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

14

Bagan I.E.1: Skema Kerangka Berfikir

Peneliti mencoba memakai dua faktor ini yaitu faktor ekonomi dan faktor

sosial yang nantinya sebagai penunjang terjadinya hubungan antara kerangka

berfikir dan temuan data yang nantinya akan dijadikan sebagai acuan untuk

menemukan faktor-faktor pendorong terjadinya fenomena pada pengamen

anak.

F. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif.

pendekatan penelitian ini dapat diartikan sebagai pendekatan penelitian yang

dapat menghasilkan data deskriptif mengenai kata-kata lisan maupun tertulis,

dan tingkah laku yang dapat diamati secara mendalam dari orang-orang yang

diteliti (Lexy J.Moleong.2009:3). Disamping itu, pendekatan penelitian ini juga

menekankan pada persoalaan kedalaman data bukan banyaknya data tersebut.

Karena data yang didapat akan relevan apabila dalam penelitian data yang

didapat dari informan merupakan suatu hal yang memang menjadi problem

permasalahan tanpa dibuat-buat atau direkayasa oleh informan. Penelitian ini

FAKTOR EKONOMI

Instrinsik

Ekstrinsik

FAKTOR SOSIAL

PENGAMEN ANAK

Page 28: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

15

juga berusaha menerangkan suatu fenomena sosial perkotaan mengenai

keberadaan pengamen anak di lingkungan wisata Kota. Fenomena sosial

perkotaan menjadi salah satu pokok permasalahan yang sangat menarik untuk

dilakukan penelitian.

Sedangkan dalam penelitianya menggunakan metode studi kasus metode

studi kasus digunakan karena peneliti ingin menerangkan suatu peristiwa yang

sedang terjadi di dalam lingkungan wisata Kota Tua Jakarta khususnya

mengenai keberadaan pengamen anak di lingkungan wisata tersebut. Walaupun

secara garis besar pokok-pokok problem sosial yang terjadi secara umumnya

memiliki kecenderungan yang sama. Namun perlu diingat setiap objek yang

diteliti memiliki problem tersendiri. Karena penelitian ini bersifat mendalam,

untuk mendapatkan data yang akurat, maka akan membutuhkan waktu yang

relatif lama (Burhan Bungin. 2008:69).

2. Subjek Penelitian

Subjek Penelitian ini adalah pengamen anak yang berada di lingkungan

wisata Kota Tua Jakarta, informan yang akan diwawancarai sebanyak 8 orang

anak pengamen yakni; IR, IN, AD, BA, MA, DI, AJ, UD. Selain itu peneliti

juga mewawancarai 5 orang informan pengujung wisata Kota Tua Jakarta

yakni; YA, GU, DW, RU, JT, dan terakhir yang menjadi subjek penelitian

ialah kepada pengelola tempat wisata Kota Tua Jakarta tersebut, adapun

informan yang diwawancarai sebanyak 4 orang yakni: BNP, DE, HE, dan

BAM.

Page 29: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

16

3. Jenis data dan sumber data

Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua

jenis, yaitu:

a. Data primer, yaitu data yang diperoleh dengan melakukan wawancara

dan pegamatan terhadap 17 orang informan termasuk pengamen anak

di Kota Tua Jakarta, 8 pengunjung wisata Kota Tua Jakarta 5 orang,

unit pengelola Kota Tua Jakarta 4 orang.

b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari kajian pustaka dan

sebagai penunjang dari data primer seperti, dokumen, artikel, koran,

dan sebagainya.

4. Teknik Pengumpulan Data

Data-data yang diambil dari penelitian ini dikumpulkan dengan teknik

sebagai berikut:

a. Wawancara

Dengan wawancara mendalam atau bertatap muka secara langsung antara

penanya dengan informan yang dilengkapi dengan pedoman wawancara yang

sesuai agar mempermudah dalam mengajukan pertanyaan serta eksplorasi.

Teknik ini merupakan yang terbaik dalam mendapatkan data pribadi dan dapat

dijadikan perlengkap teknik pengumpulan data (Husnainy Usman & Purnomo

Setiadi Akbar. 2008:57).

b. Obervasi

merupakan pengumpulan data dengan cara mengamati objek yang sedang

diteliti atau yang sedang berlangsung. Observasi digunakan untuk melengkapi

Page 30: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

17

data yang tidak dapat diambil dari teknik wawancara. Teknik ini akan membuat

data yang diperoleh dalam sebuah penelitian akan semakin akurat. Observasi

yang dilakukan tidak terstuktur dilaksanakan sebelum dan saat penelitian

berlangsung (participant Observation), mencatat yang berkaitan dengan objek

penelitian, dan penelitian ikut terlibat langsung di lapangan. Observasi akan

digunakan untuk mengamati tingkah laku para pengamen dan pengunjung

selama melaksanakan aktivitasnya, Obyek pengamatannya adalah ingin

mengetahui faktor keberadaan pengamen anak, dan proses menggamen

pengamen anak.

c. Dokumentasi

Pengumpulan data-data yang bersangkutan dengan penelitian ini atau

sumber-sumber tertulis dari bahan-bahan kepustakaan yang berkaitan dengan

objek penelitian yang dimaksud

5. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kota tua, yang berada di Jalan Pintu Besar Utara

Gedung Batavia Kelurahan Pinansia Kecamatan Taman Sari, berdekatan

dengan Stasiun Jakarta Kota Tua. Di kota Tua itu banyak terdapat pengamen

anak dari pagi sampai sore hari, karena memang tempat wisata tersebut

memiliki tempat yang sangat strategis serta merupakan tempat wisata yang

ramai akan pengunjung dan juga pengamen anak.

Lokasi penelitian yang diambil adalah di area Kota Tua, lokasi ini diambil

untuk melihat bagaimana keberadaan pengamen anak di lingkungan Kota Tua

Jakarta barat. Pengamen anak di Kota Tua dalam kegiatannya bekerja sebagai

Page 31: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

18

seorang mengamen. Di pilihnya lokasi inilah banyak terdapat pengamen anak-

anak yang bekerja mencari uang dalam kegiatan dan aktivitas pekerjaan

sebagai mengamen. Adapun penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari

2015 sampai bulan Juli tahun 2015.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari empat bab yang meliputi:

Bab I membahas pernyataan masalah, pertanyaan penelitian tujuan dan

manfaat penenlitian, tinjuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, kerangka

berfikir, metodelogi penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II menjelaskan sejarah Kota Tua Jakarta, kondisi pengamen anak di

lingkungan Kota Tua Jakarta.

Bab III peneliti memaparkan temuan penelitian dengan menganalisis hasil

penelitian dan temuan-temuan di lapangan, mengenai fenomena keberadaan

pengamen anak serta prilaku sosial di lingkungan Kota Tua Jakarta.

Bab IV yaitu bab penutup, membentuk kesimpulan dan saran.

Page 32: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

19

BAB II

GAMBARAN UMUM

A. Sejarah Kota Tua Jakarta

1. Letak Geografis Kota Tua

Jakarta memiliki kawasan yang terkenal yaitu Kawasan Kota Tua jakarta

yang identik dengan keindahan Batavia dengan bangunan-bangunan bergaya

arsitektur Eropa (Belanda) dengan luas 88 ha atau sekitar 3% dari luas kota

Jakarta 650 km2 (6500 ha) (Suratminto, 2012:7).

Kota Tua Jakarta, juga dikenal dengan sebutan Batavia Lama (Oud

Batavia), yang merupakan sebuah wilayah kecil di Jakarta, Indonesia. Wilayah

khusus Kota Tua Jakarta memiliki luas 1,3 kilometer persegi melintasi Jakarta

Utara dan Jakarta Barat (Pinangsia, Taman Sari dan Roa Malaka).

Kota Tua Jakarta juga dijuluki "Permata Asia" dan "Ratu dari Timur" pada

abad ke-16 oleh pelayar Eropa, Jakarta Lama dianggap sebagai pusat

perdagangan untuk benua Asia karena lokasinya yang strategis dan sumber

daya melimpah (https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Tua_Jakarta). Diunduh

pada hari minggu 05/07/2015.

2. Sejarah dan Pembentukan Kota Tua

Kota Tua Jakarta terdapat beberapa macam bangunan cagar budaya yang

memilik makna berarti suatu nilai bangunan yang terkait masa sejarah historis

yang kebetulan memang di kawasan Kota Tua Jakarta ini memiliki nilai kental

Page 33: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

20

nilai sejarah, sejarahnya Kota Tua ini disebut Batavia yang di kenal sebutan

Sunda Kelapa berupa menjadi Kota Tua Jakarta, makna tersebut yang

menjadikan kawasan ini di Kota Tua Jakarta karena adanya bangunan cagar

budaya yang usianya cukup tua dan bangunan itu memilki nilai tertua sesuai

dengan sejarahnya, jadi disebut Kota karena jesifikasinya Kota itu dulu Pusat

Kota pemerintahan pada masa penjajahan Belanda.

Dalam rangka pengelolaan Kota Tua Jakarta untuk itu diperlukan program

penataan pengembangan pelestarikan dan pemanfaatan yang pemakna kawasan

sebagai upaya revitalisasi Kawasan Kota Tua Jakarta gunanya adalah ingin

memunculkan kembali nilai-nilai sejarah Kota tersebut yang ada dimasa

penjajahan Belanda di Indonesia ini, khususnya Ibu Kota Tua Jakarta pada

masa lalu, sebagai contoh; Kota Tua ini dulu pernah ada memiliki pelabuhan

Sunda Kelapa dan Benteng Kastil Batavia sebagai tern Kota Tua.

Program kerja sesuai dengan tugas dan fungsi bagi pengelola Kota Tua

antara lain yaitu, fungsi pengelola Kota Tua Jakarta diatur dalam peraturan

Gubenur Propinsi DKI Jakarta No 7 Tahun 2011, hal ini kemudian sertifikasi

lebih lanjut kedudukan tugas dan fungsi tersebut atau unit Pengelola Kota Tua

tersebut diatur dalam pasal 3 dan pasal 4 di dalam No 7 Tahun 2011,

diantaranya kita adalah menyusun suatu rencana anggaran maupun rencana

program kegiatan yang terkait akan penataan Kota Tua Jakarta dalam

Pemerintah DKI Jakarta dengan tingkatan Wali Kota Jakarta. Kota Tua Batavia

dengan Pelabuhan Sunda Kelapa adalah cikal bakal dari kota Jakarta saat ini.

Sejarah Kota Tua Jakarta dimulai dari sebuah pelabuhan yang kini dikenal

Page 34: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

21

sebagai Sunda Kelapa atau Kerajaan Tarumanegara (Thomas B. Ataladjar,

2003: 6). Prasasti yang terakhir yang paling banyak memberikan keterangan

dan petunjuk mengenai kerajaan Hindu tertua di Pulau Jawa, yaitu

Tarumanegara. Prasasti Tugu ditemukan pada tahun 1878 di Kampung Batu

Tumbuh, Desa Tugu, Kelurahan Semper, Kecamatan Cilincing, sebelah

Tenggara Tanjung Priok, Jakarta Utara. Pada 1910, prasasti ini dipindahkan ke

Museum Pusat (Thomas B.Ataladjar, 2003:7). Kini Museum Nasional/Museum

Gajah dan replica-nya masih dapat kita saksikan di Museum Sejarah Jakarta

atau Museum Fatahillah.

Pada 22 Juni 1527 (Tangal 22 Juni 1527 inilah yang hingga saat ini

diperingati sebagai hari jadi Kota Jakarta). Kesultanan Demak, Cirebon dan

Banten bersatu dibawah pimpinan Fatahillah menyerbu Sunda Kalapa yang

secara cepat berhasil merebut dan menguasai Sunda Kalapa. Bangsawan asal

Sumatera sekaligus menantu dari Sultan Trenggono penguasa Demak ini,

kemudian mengganti nama Sunda Kalapa yang baru direbutnya itu menjadi

pelabuhan “Jayakarta” yang berarti kemenangan sempurna (Alwi Shihab,

Maria van Engels 2006).

Sebagaimana yang diungkapkan oleh BNP, salah satu kepala satuan

pelaksana pengawasan dan penataan perkembangan.

“Kota Tua itu di dalam wilayahnya terdapat beberapa macam banyaknya

bangunan cagar budaya bermakna berarti suatu nilai bangunan yang terkait

amat masa sejarah, histori yang kebetulan emang di kawasan Kota Tua Jakarta

Page 35: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

22

ini memiliki nilai kental akan sejarah, sejarahnya Kota Tua ini disebut Kota

Tua Batavia yang dikenal dengan sebutan Sunda Kelapa berubah menjadi Kota

Batavia dan berubah menjadi Jayakarta berubah menjadi Kota Tua Jakarta,

nach makna tersebutlah yang menjadikan kawasan ini disebut Kota Tua Jakarta

karena adanya bangunan cagar budaya yang usia dan makna bangunan itu

memiliki nilai tertua sesuai dengan sejarahnya jadi disebut kota karena

jesifikasinya kota itu dulu pusat kota pemerintahan pada masa penjajahan

Belanda” (Hasil wawancara pribadi dengan Bayu Niti Permana pada tanggal 26

Maret 2015).

Fatahillah, kemudian diangkat menjadi Bupati Jayakarta, yang secara

hierarkis bertanggungjawab kepada Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung

Jati, wali yang berkedudukan di Cirebon. Penguasaan Jayakarta berlangsung

dari 1527 hingga 1619 yang berakhir ketika orang-orang Belanda di bawah

bendera VOC (Sagimun MD, 1999:59-60). Pimpinan Jan Pieterszoon Coen (

Gubernur Jenderal VOC ke-4 di Belanda, dan pertama di Batavia Hindia

Belanda), berhasil menaklukan Jayakarta (Daerah tempat dikuburkannya

Pangeran Ahmad Jakarta (penguasa terakhir dari Keraton Jayakarta) itu kini

dinamakan dengan Jatinegara Kaum).

Jp. Coen dengan bebasnya menghancurkan keraton dengan seluruh isinya

dan mengganti nama Jayakarta menjadi Batavia. Pusat kota Batavia terletak di

bekas Balai Kota yang kini menjadi Museum Sejarah Jakarta atau Museum

Fatahillah. Bangunan bertingkat dua yang menjadi pusat kota dan

pemerintahan VOC se-Asia Tenggara itu diselesaikan pada tahun 1712.

Page 36: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

23

Batavia seluas 139 hektar tetapi kemudian diperluas menjadi 846 hektar

dimana termasuk Pelabuhan Sunda Kelapa, Pasar Ikan, Pecinan Glodok.

Tanah tempat Museum Bahari berdiri pada waktu galangan ini mulai

beroperasi masih merupakan rawa-rawa dan empang. Tentang Kali Besar ini,

hingga awal abad ke-18 merupakan daerah elit Batavia. Di sekitar kawasan ini

juga dibangun rumah Koppel yang dikenal kini sebagai Toko Merah

dikarenakan balok, kusen dan papan dinding di dalamnya di cat merah.

Willard A. Hanna dalam bukunya “Hikayat Jakarta” mencatat, bahwa

kejadian itu diawali oleh gempa bumi yang begitu dahsyat. Malam tanggal 4-5

November 1699, yang menyebabkan kerusakan besar pada gedung-gedung dan

mengacaukan persediaan air dan memporak-porandakan sistem pengaliran air

di seluruh daerah. Pada abad ke-18, orang-orang kaya memang mampu

meninggalkan rumah mereka di Jalan Pangeran Jayakarta dan pindah ke

selatan, ke kawasan Jalan Gajah Mada dan Lapangan Banteng sekarang.

Penanggulangan keadaan buruk itu baru dilaksanakan waktu pemerintahan

Marsekal Daendels pada zaman Perancis tahun 1809. Operasi yang dilanjutkan

oleh para Insinyur yang cakap, berhasil menormalkan arus sungai tersebut.

Sementara itu, pada 09 Mei 1821 Bataviasche Courant melaporkan, bahwa 158

orang meninggal akibat kolera di Kota dan tiga hari kemudian 733 korban lagi

di seluruh wilayah Batavia. Tragedi ini menjadi akhir kisah Oud Batavia dan

menjadi awal pembentukan Nieuw Batavia (Batavia Baru) di

tanah Weltevreden (kini sekitar Gambir dan Monas).

Page 37: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

24

VOC hanya bertahan hingga 1799 (pada tahun ini VOC dibubarkan karena

hutang dan korupsi besar-besaran sehingga mengalami kebangkrutan. VOC

dikenal oleh masyarakat pribumi sebagai Kompeni).Setelah itu pemerintahan

Nederlansche India (Hindia Belanda) diambil alih langsung oleh Kerajaan

Belanda. Di bawah penguasaan langsung dari Kerajaan Belanda, pada

pertengahan abad ke-19, kawasan Nieuw Batavia ini berkembang pesat.

Banyak bangunan-bangunan berarsitektur indah menghiasi kawasan ini. Pada

1942 tentara Jepang berhasil mengambil alih kekuasaan kerajaan Belanda atas

Batavia dan mengganti namanya menjadi Jakarta begitu pun pelabuhan Batavia

digantinya menjadi pelabuhan Jakarta (Dinas Kebudayaan dan Permuseuman,

2003:97). Pada periode ini banyak bangunan peninggalan Belanda yang

diratakan dengan tanah. Jepang berkuasa tidak lebih dari tiga tahun, tepat pada

pada 17 Agustus 1945, Hindia Belanda diproklamasikan rakyat Indonesia dan

Jakarta namanya diabadikan sebagai Ibu Kota dari Republik Indonesia.

Kota Batavia didirikan di sebuah wilayah dulunya bernama Jayakarta

(1527-1619).VOC menamai kota baru itu sebagai Batavia dengan pusat

kotanya tepat berada disekitar Taman Fatahillah sekarang. Dari sinilah VOC

mengendalikan semua kegiatan perdagangan, militer, dan politiknya selama

menguasai Nusantara.

Dengan latar belakang sejarah yang begitu panjang, maka sangat layak jika

kemudian daerah bekas kekuasaan berbagai kerajaan dan negara itu kita sebut

sebagai Kota Tua. Sebagai Kota yang tua (lama), sudah tentu banyak

Page 38: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

25

menyimpan bangunan-bangunan (tua) sisa peninggalan para pendahulu yang

bernilai sejarah, arsitektur dan arkelologis dari beberapa zaman yang berbeda.

Kota Tua Jakarta merupakan pusat perdagangan bagi benua Asia pada

zaman Hindia Belanda yang sekarang terkenal sebagai objek wisata bersejarah.

Benda Cagar Budaya seperti yang dimaksud di dalam undang-undang adalah

benda buatan manusia, bergerak atau tidak bergerak, yang merupakan kesatuan

atau kelompok, atau bagian-bagiannya, atau sisanya, yang berusia sekurang-

kurangnya 50 tahun, atau mewakili masa gaya yang khas dan mewakili masa

gaya sekurang-kurangnya 50 tahun, serta dianggap mempunyai nilai penting

bagi sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan. Semua benda cagar budaya,

yang terdapat di wilayah hukum Republik Indonesia, dikuasai oleh negara.

Di kawasan Kota Tua Jakarta terdapat bebeberapa bangunan (tua) cagar

budaya seperti Pelabuhan Sunda Kelapa, Taman Fatahillah, Kawasan Glodok

sebagai perkampungan orang-orang Cina di Batavia, Kawasan Pusat Bisnis

Kota Tua, Gereja Sion, area bekas Gudang VOC Sisi Barat (Westijzsche

Pakhuiszen) yang kini Museum Bahari, Menara Syahbandar, Pasar Ikan,

Galangan VOC, Masjid Luar Batang, gedung Stasiun Beos ( Bangunannya

sekarang dilindungi berdasarkan SK Gubenur DKI No. 475 tahun 1993,

Museum Seni Rupa dan Keramik, Museum Sejarah Jakarta, Museum Wayang,

Gedung Kantor Pos, Café Batavia, Jembatan Kota Intan, Toko Merah dan

Museum Bank Mandiri. (Unit Pengelola Kawasan Kota Tua Jakarta, 2014: 15-

23)

Page 39: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

26

B. Pengamen di Kota Tua Jakarta

Pada dasarnya pengamen mempunyai ikatan kuat antara pengamen dan

masyarakat disekitarnya, sehingga dapat mengakibatkan kondisi sosial

komunitas pengamen terjalin dengan baik dan interaksi mereka dengan yang

lainnya berjalan dengan baik, seperti halnya anak-anak yang lain. Bahkan

mereka mempunyai kepedulian yang tinggi kalau ada temannya yang

mengalami kesusahan. yaitu saling membantu dan saling memotivasi agar

mereka bisa bangkit dari kesuhannya tersebut.

Selanjutnya, hubungan sosial antara pengamen dengan orang tua, pada

umumnya baik. Mereka sebagian besar kembali ke orang tua setelah

melakukan aktifitas di jalanan. Relasi sosial antara anak dan orang tua ini

tampaknya cukup baik. Hal ini dicermati dari penuturan anak jalanan, di mana

sebagian besar dari mereka merasa bangga dengan orang tuanya. Penilaian

anak jalanan terhadap orang tuanya, bahwa orang tua sebagai pekerja keras dan

sayang kepada mereka.

Data mengenai populasi pengamen di Kota Tua Jakarta, merupakan aspek

yang sangat penting dalam mencermati permasalahan pengamen. Di mana dari

hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa jumlah pengamen Kota Tua

Jakarta sebanyak 8 anak yang terdiri dari 5 anak laki-laki dan 3 anak

perempuan. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat dalam tabel berikut ini:

Page 40: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

27

Tabel II.D.1. Profil Informan Pengamen di Kota Tua Jakarta

No Nama (Inisial) Jenis Kelamin Usia Pendidikan

1 (AD) Laki-Laki 9 Tidak Tamat Sekolah

2 (BA) Laki-Laki 9 Tidak Tamat Sekolah

3 (MA) Laki-Laki 13 Tidak Tamat Sekolah

4 (DI) Perempuan 11 Tidak Tamat Sekolah

5 (AJ) Laki-Laki 12 Tidak Tamat Sekolah

6 (UD) Laki-Laki 10 Tidak Tamat Sekolah

7 (IN) Perempuan 11 Tidak Sekolah

8 (IR) Perempuan 11 Tidak Sekolah

Tabel 1 menggambarkan bahwa jumlah pengamen di Kota Tua Jakarta

sebanyak 8 anak, yaitu 5 anak laki-laki dan 3 anak perempuan. Selanjutnya,

dilihat dari tingkat pendidikan ialah mayoritas tidak tamat sekolah SD dan

tidak sekolah. Selanjutnya, selain sebagai pengamen jalanan, mereka

membantu orang tuanya untuk berdagang dan membantu pekerjaan rumah,

seperti memasak, mengepel dan menngurus saudaranya.

Page 41: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

28

BAB III

TEMUAN DAN ANALISIS

Dalam bab ini penulis akan menjelaskan berdasarkan temuan lapangan

terkait dengan fenomena pengamen anak di lingkungan wisata Kota Tua

Jakarta. Mencakup faktor-faktor yang mempengaruhi anak-anak mengamen

serta perilaku sosial pengamen anak di lingkungan wisata Kota Tua Jakarta.

A. PENGAMEN ANAK DI LINGKUNGAN WISATA KOTA TUA

JAKARTA

Pada dasarnya tidak ada definisi khusus mengenai pengamen anak, seperti

penelitian yang pernah dilakukan oleh Baruddin (2006), Yuliarti (2012), Riyadi

(2011), Fitriadi (2011), dan Sumartono (2013) terkait dengan definisi anak

jalanan. Namun secara umum anak jalanan atau pengamen anak mempunyai

ciri-ciri sebagai berikut yaitu; berada di tempat umum seperti jalanan,

pertokoan, tempat hiburan atau wisata selama 4 sampai 24 jam; berpendidikan

rendah kebanyakan putus sekolah dan sedikit sekali yang menamatkan SD

berasal dari keluarga yang tidak mampu kebanyakan kaum urban, beberapa

diantaranya tidak diketahui jelas keluarganya dan melakukan aktifitas ekonomi

melakukan pekerjaan pada sektor informal (Nusa putra, 1996: 112).

Pada kasus ini, pengamen anak memiliki ciri aktivitas mengamen yang

berada di tempat wisata Kota Tua Jakarta. Seperti pada ciri umumnya

pengamen anak, waktu atau lamanya pengamen anak di Kota Tua Jakarta

terbilang sangat lama, hampir separuh waktu hari mereka habiskan di tempat

Page 42: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

29

wisata Kota Tua Jakarta untuk mengamen, seperti apa yang diungkapkan oleh

IR:

„‟Sendirian berdua sama ade saya, sekitar 4-15 jam saya ngamen disini

karena saya gak sekolah‟‟ (hasil wawancara tanggal 14 Maret 2015).

Hal senada juga dipertegas oleh AD:

„‟Mengamen kadang berdua, kadang sendiri, kadang berama-ramai, sekitar

12 jam bang gue ngamen disini, kadang gue pindah-pindah ketempat lain

sampe gue tidur di jalanan, yach bisa 24 jam lah bang gue di jalanan, gue jadi

pengamen karena mengamen karena keluarga gue kurang mampu, sekolah aja

gak sampe lulus SD‟‟. (hasil wawancara tanggal 14 Maret 2015).

Biasanya para pengamen mulai turun ke jalan sejak pagi hingga malam

hari, merupakan bukti waktu yang digunakan oleh para pengamen anak dalam

menjalankan rutinitas kegiatan mengamen di lingkungan wisata Kota Tua

Jakarta, Selain itu, yang menjadikan alasan para pengamen anak di Kota Tua

Jakarta melakukan tindakan mengamen yang cukup lama karena para

pengamen anak ini “gak sekolah.”

Dengan sebab tidak bersekolah ini, menjadi sebuah pilihan para pengamen

anak untuk menghabiskan waktu di lingkungan wisata Kota Tua Jakarta

sebagai seorang pengamen anak, karena secara naluriah tindakan perorangan

mengarah pada suatu tujuan dan tujuan ini ditentukan oleh nilai atau pilihan

(George Ritzer. 2007:110). Meskipun ada dorongan-dorongan tertentu yang

mengarahkan perseorangan bertindak, namun perilaku pengamen anak ini

berbeda dengan anak-anak pada umumnya yang banyak menghabiskan

Page 43: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

30

waktunya di tempat sekolah, tempat hiburan, dan sebagainya (Didin Saripudin.

2010:41).

Realitas yang ada di lapangan, pengamen anak di lingkungan wisata Kota

Tua Jakarta memiliki keunikan tersendiri dalam menjalankan aktivitas

mengamen-nya, hal ini ditunjukkan dengan ragam alat dan cara yang

digunakan para pengamen anak sebagai salah satu pendukung dalam

menjalankan aksi mengamen. Seperti yang diungkapkan oleh informan yang

bernama IN:

„‟Saya mengamen kemauan sendiri memakai alat musik yaitu salon supaya

simple dan gampang untuk mengamen, kadang saya mengamen berdua sama

teman saya bang‟‟. (hasil wawancara dengan Indah tanggal 14 Maret 2015).

Adanya ragam cara yang dilakukan para pengamen anak dalam mengamen

dengan menggunakan “salon, gitar, dan radio tipe” merupakan strategi yang

dilakukan para pengamen anak agar dapat menarik perhatian dan minat para

pengunjung wisata Kota Tua Jakarta untuk bersimpati mendengarakan dan

memberikan uang yang sesuai dengan harapan para pengamen anak tersebut.

Strategi yang dilakukan para pengamen anak ini merupakan pilihan rasionalitas

dalam pertukaran ekonomi, dimana para pengamen anak yang lebih suka

mengamen dengan strategi menggunakan “gitar” lebih banyak mendapatkan

uang dari pada dengan strategi menggunakan “salon atau radio tape”.

Selanjutnya, pengamen yang mempunyai kegiatan ekonomi sebagai

pekerja di jalan atau disebut juga dengan children on the street, namun masih

mempunyai hubungan yang kuat dengan orang tua mereka. Sebagian

Page 44: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

31

penghasilan mereka di jalan diberikan kepada orang tuanya. Fungsi anak

jalanan pada kategori ini adalah untuk membantu memperkuat penyangga

ekonomi keluarganya karena beban atau tekanan kemiskinan yang mesti

ditanggung tidak dapat diselesaikan sendiri oleh kedua orang tuanya dengan

cara bekerja sebagai pengamen di jalanan yang dikategorikan kepada jenis

pengamen jalanan.

Dalam penelitian ini pengamen anak jalanan Kota Tua memiliki usia yang

bervariasi mulai dari yang terkecil yaitu 9 tahun sampai yang paling tua yaitu

berumur 14 tahun. Namun demikian, pengamen yang menjadi informan dalam

penelitian ini berusia lebih kurang dari 8 tahun. Pendidikan terakhir dari

pengamen jalanan yang ada di Kota Tua Jakarta, mayoritas belum tamat SD.

Beberapa Pengamen jalanan yang ada di Kota Tua Jakarta, terutama yang

peneliti temukan bahwa sebagian besar sudah lebih dari 4 tahun hidup di jalan

melakukan aktivitas ngamennya, dari data yang didapatkan dari informan di

lapangan, bahkan ada yang selama 5 tahun menjadi seorang pengamen jalanan

di Kota Tua Jakarta.

Dengan melihat kecenderungan pengalaman selama “5 tahun” menjadi

pengamen di Kota Tua Jakarta, mengidentifikasikan bahwa pengamen anak di

lingkungan Kota Tua Jakarta merasa sangat akrab dan menciptakan budaya

kebiasan menjadi seorang anak pengamen, demikian dengan apa yang

diungkapkan oleh Pardon (1990) bahwa perilaku seseorang dalam melakukan

tindakan ekonomi sebagai sebuah pilihan sang aktor disebabkan oleh faktor

Page 45: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

32

budaya (Mulyadi, 2008:23). Di mana kata budaya itu terlihat pada lamanya

seorang pengamen anak melakukan aktivitas kegiatan mengamen.

Oleh karena itu, anak jalanan merupakan permasalahan yang kompleks, di

mana setiap tahunnya terus mengalami peningkatan. Kerena banyak faktor

yang menyebabkan anak-anak terjerumus dalam kehidupan jalanan, seperti:

rendahnya ekonomi keluarga atau tekanan kemiskinan, ketidak harmonisan

rumah tangga orang tua, dan masalah khusus menyangkut hubungan anak

dengan orang tua (Suyanto, 2010: 196). Tidak bisa dipungkiri lagi anak jalanan

atau pengamen telah menjadi fenomena yang menuntut perhatian dari semua

pihak khususnya Dinas Sosial. Mereka memerlukan perhatian khusus untuk

diberikan pengarahan, pelatihan, dan pembinaan terhadap perilaku mereka agar

kehidupan ekonomi mereka lebih baik dari pada jadi pengamen yang selama

ini mereka jalanin sehari-hari.

Kehadiran pengamen terkadang sangat mengganggu kenyamanan apalagi

banyak dari mereka yang memaksa untuk diberi imbalan, ada juga yang

menolak jika diberi sejumlah uang yang nilainya terlalu kecil misalnya

Rp.1000,- dan meminta jumlah yang lebih besar. Sebagaimana yang YA

ungkapkan sebagai pengunjung Kota Tua Jakarta:

„‟Adanya pengamen anak dirasa kurang nyaman dik karena menganggu

kenyamanan saya disini dan saya merasa terganggu‟‟. (Hasil wawancara

tanggal 15 Maret 2015).

Keberadaan pengamen di Kota Tua merupakan fenomena yang harus

mulai dipandang sebagai masalah serius, terutama dengan semakin banyaknya

Page 46: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

33

permasalahan sosial, ekonomi dan budaya yang mereka hadapi. Salah satu

permasalahan sosial yang ada di Indonesia yaitu semakin meningkatnya jumlah

masyarakat miskin di negara ini. Hal ini dapat dilihat dengan semakin

banyaknya jumlah pengemis atau pengamen jalanan, terutama di Ibu Kota

Jakarta. Pengamen jalanan timbul akibat adanya kemiskinan dan kesenjangan

pendapatan di kota ini.

Bahkan ada yang menganggap keberadaan pengamen jalanan sering kali

dianggap sebagai sampah masyarakat, karena baik pemerintah maupun

masyarakat merasa terganggu oleh kehadiran mereka yang lalu lalang di

kawasan Kota Tua, perempatan lalu lintas, di pinggir jalan, dan banyak tempat-

tempat lain yang seringkali dijadikan tempat beroperasi. Belakangan ini baik

pengamen, pengemis, dan gelandangan semakin banyak berkeliaran di jalanan,

terutama di Kota Jakarta dan kota-kota besar lainnya. Pemuda, remaja,

pasangan suami-istri, anak-anak, dan perempuan renta semakin menyesaki

ruang publik kita. Itulah yang menyebabkan sebagian besar dari kita merasa

sangat terganggu dengan keberadaan mereka yang hampir ada dimana-mana

membuat kita merasa tidak nyaman.Banyaknya kriminalitas juga sering kali

dikaitkan terutama dengan anak-anak jalanan, karena mereka dibeberapa

kesempatan terlihat melakukan tindak-tindak kriminalitas seperti pencopetan,

perampasan, melakukan tindak kekerasan, penodongan, pelecehan seksual,

perkelahian, dan masih banyak kejahatan-kejahatan lain yang rentan dilakukan

oleh anak-anak jalanan. Mungkin hal-hal tersebut yang akhirnya membuat

pemerintah dan masyarakat menganggap mereka sebagai sampah masyarakat.

Page 47: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

34

Jadi tidak bisa dipungkiri lagi anak jalanan yang melakukan tindakan sebagai

pengamen karena semata-semata hanya untuk membantu kebutuhan ekonomi

keluarganya yang didasari atas kemauan sendiri (motif instristik) dan juga atas

dorongan orang lain yang seperti disuruh orang tuanya dan preman jalanan

yang disebut motif ekstrinstik.

B. FAKTOR EKONOMI PENGAMEN ANAK DI WISATA KOTA TUA

JAKARTA

1. Faktor Ekstrinsik

Faktor eksternal yang dimaksudkan di sini adalah keadaan yang

mendorong seorang menjadi pengamen yang berasal dari luar diri pengamen

itu sendiri, yang disebabkan karena pengamen dihadapkan kepada kemiskinan

keluarga dan pendidikan sehingga susah untuk mencari pekerjaan dikarenakan

tidak memiliki keterampilan yang memadai.

Dari ciri-ciri umum di atas, penulis dapat mengetahui bahwa faktor

penyebab utama kehadiran pengamen anak adalah karena faktor kemiskinan,

Sehingga keadaan yang menjadikan mereka sebagai pengamen anak dalam

kehidupan sehari-harinya, oleh karena itu kehidupan mereka tersebut sangat

berbeda dengan kehidupan anak-anak sebaya yang berada di lingkungan

keluarga yang harmonis. Pada kenyataannya, tuntutan ekonomi yang

menggerakkan setiap orang untuk melakukan apapun. Sebagaimana dari hasil

pengamatan dan wawancara penulis ternyata mayoritas pengamen yang ada di

Kota Tua Jakarta mempunyai latar belakang sosial ekonomi yang rendah,

karena dari hasil wawancara yang dilakukan di lapangan pada pengamen anak,

Page 48: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

35

mayoritas mengungkapkan bahwa menjadi seorang pengamen jalanan, mereka

bertujuan untuk memenuhi kebutuhan agar dapat bertahan hidup di samping itu

untuk membantu ekonomi keluarga. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan,

diketahui bahwa pendapatan yang diperoleh dari informan atau pengamen

tersebut ternyata cukup beragam, ada yang mendapatkan Rp. 20.000,- sampai

Rp. 70.000,- perharinya, ada yang dapat Rp. 50.000,- dan juga ada yang dapat

Rp. 100.000,- perharinya. Dari uang tersebut sebagian besar diserahkan kepada

orang tua untuk mencukupi kebutuhan keluarga sehari-hari. Hal itu sesuai

dengan alasan mereka memilih menjadi pengamen, agar bisa membantu

ekonomi keluarga. Sebagaimana yang diungkapkan oleh IR pengamen di Kota

Tua.

„‟Saya biasanya dapat Rp. 20.000, kadang-kadang Rp. 70.000 dalam sehari

bang. Uang tersebut untuk membantu orang tua saya buat kebutuhan sehari-

sehari karena kasihan orang tua gak punya pendapatan yang menentu‟‟(hasil

wawancara tanggal 14 Maret 2015 ).

Selain itu menurut pengakuan mereka, dikarenakan adanya paksaan dari

orang tua, diajak temannya serta dipaksa oleh orang lain yang bukan

keluarganya (ditipu/diperdaya secara halus ataupun dipaksa dengan kekerasan).

2. Faktor Instrinsik

Faktor yang menyebabkan anak mengamen di jalanan atas kemauan

sendiri, baik karena prihatin terhadap kondisi kehidupan orang tua dan

keluarganya ataupun karena ingin mendapatkan penghasilan yang dapat

memenuhi kebutuhannya.

Page 49: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

36

Pengamen anak melakukan kegiatan setiap hari di Kota Tua Jakarta, atas

dasar kemauan sendiri, hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh salah

satu pengamen anak yang bernama IR, menyatakan:

„‟Ya saya mengamen atas dasar kemauan sendiri, walau pun ada dorongan

dari masalah kebutuhan hidup saya sehari-hari bang‟‟. (hasil wawancara

tanggal 2015).

Alasan menjadi pengamen Kota Tua dikarenakan merasa bosan berada di

rumah sepanjang hari seperti yang disampaikan oleh MA, mengaku:

„‟Ya memang kemauan diri saya sendiri merasa nyaman, asyik selama

menjalani sebagai mengamen dan untuk membantu perekonomian keluarga,

membayar, kebutuhan hidup sehari-hari saja sudah tercukupi bang.‟‟(Hasil

wawncara Tanggal 14 Maret 2015)

Sedangkan AJ memilih sebagai pengamen anak di tempat wisata Kota

Tua dikarenakan tuntutan ekonomi dan keluarga, hal ini sesuai dengan apa

yang disampaikan oleh Pardon bahwa seseorang melakukan tindakan ekonomi

didasarkan dua motif salah satunya motif melihat adanya dari dalam dirinya.

(Damsar. 2002:45)

Kemudian tidak jauh berbeda dengan yang disampaikan oleh Irwanto dan

R. Pardon dan Mulyadi yang menjelaskan bahwa pekerja anak di latar

belakangi oleh: Pertama, teori budaya, menurut teori tersebut bahwa dalam

budaya tertentu anak memang diharapkan menimba pengalaman bekerja dari

orang dewasa sejak usia muda. Kedua, teori kemiskinan, faktor mendasar

terjadinya fenomena pekerja anak adalah kemiskinan. Ketiga, teori ekonomi

Page 50: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

37

bahwa ada perhitungan ekonomis rasional yang melatar belakangi persoalan

pekerja anak. Salah satu keberadan pengamen di Kota Tua disebabkan faktor

budaya, seperti faktor kebiasaan, seperti kesadaran individu masing-masing

untuk membantu perekonomian keluarga dan hobi. Hidup dalam keluarga

pengamen, sehingga mengamen menjad hal yang biasa dilakukanya , kebiasaan

orang tua mengamen kerap kali dianggap sebagai budaya yang diwariskan

kepada anak mereka, bahkan anak mereka dilatih agar terampil menjadi

pengamen.

Sehingga tidak jarang anak yang seharusnya mencari ilmu malah sibuk

berkeliaran mencari nafkah. Secara psikologi anak jalanan, anak-anak yang

telah terbiasa mengais rezeki dari kerasnya jalanan akan lebih keras

perwatakannya. Dan mereka yang telah terbiasa memegang uang akan lebih

suka mencari uang dari pada bersekolah. Dari sini sudah tertanam didiri

mereka bahwa mencari uang akan lebih mudah dengan cara mengamen. Ini

tentu dapat dibuktikan, bahwa dalam sehari baik pengemis maupun pengamen

dapat meraih pendapatan hingga Rp. 100.000 ,-. Dan karena pekerjaan ini

mudah tanpa butuh skill, maka berbondong-bondonglah para pengamen mulai

memarakkan budayanya pada anak cucu mereka.

Menjadi pengamen Kota Tua adalah kemauanya sendiri hal itu seperti

hasil wawancara dengan informan yang bernama IR menyatakan:

“Biasanya saya mengamen atas kemauan sendirian bang kadang pula saya

berdua sama adhe saya, sekitar 4-15 jam saya mengamen di sini karena saya

Page 51: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

38

tidak sekolah karena orang tua saya sudah mengetahui saya mengamen

bang‟‟.(hasil wawncara dengan Irma tanggal 14 Maret 2015).

Sesuai dengan apa yang dinyatakan oleh IR, IN, MA, dan AJ bahwa

dirinya melakukan tindakan sebagai seorang pengamen anak karena atas dasar

“untuk kebutuhan hidup “membantu perekonomian orang tuanya” inilah

sebagai salah satu motif menjadi pengamen anak di lingkungan wisata Kota

Tua jelas terlihat bahwa pengamen anak dipengaruhi oleh kondisi

lingkungannya seperti keluarga.

Pardon mengungkapkan bahwa seseorang melakukan tindakan ekonomi

didasarkan atas faktor ekonomi ekstrinsik yaitu adanya dorongan orang lain,

sebagai perilaku seseorang yang diubah oleh kondisi lingkungannya dimana

tempat munculnya perilaku, entah iu berupa sosial atau fisik, dipengaruhi oleh

perilaku selanjutnya dalam bertindak dan kembali dengan berbagai cara.

(George Ritzer. 2007:356). Seperti informan IN yang menyatakan:

“Saya mengamen atas kemauan diri sendiri, dan saya mengamen sendiri

kalau saya merasa bosan maka saya ajak teman saya untuk mengamen bareng

ma saya, dan teman saya sudah mengetahui bahwa saya mengamen akan tetapi

orang tua saya sudah mengetahui, dan rata-rata pendapatan dan berbagai

macam pekerjaan yaitu berdagang, pemulung, bekerja di kantor sekitar Rp.

30.000,- sampai Rp. 600.000,- dan pendapatan kotor Rp. 50.000,- sampai Rp.

500.000,-.”(Hasil wawancara tanggal 17 Maret 2015)

Sesuai dengan apa yang dinyatakan oleh IN dan kalangan bahwa dirinya

melakukan tindakan sebagai pengamen anak karena atas dasar kalangan

Page 52: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

39

pengamen anak yang sudah terterah di atas. Bahwasannya “atas keinginan

sendiri untuk mengamen dan orang orang tua sudah mengetahui, berbagai

macam pekerjaan dan pendapatan bersih maupun kotor itu semua untuk

kebutuhan ekonomi sehari-hari.” Inilah yang mengacu pada motif individu

untuk melakukan tindakan ekonomi.

C. FAKTOR SOSIAL PENGAMEN ANAK DI WISATA KOTA TUA

JAKARTA

Dalam penelitian ini penulis lebih memfokuskan pada pada perilaku sosial

pengamen anak di Kota Tua Jakarta, sebagai sesuatu yang bisa diamati secara

nyata. Menurut Alport bahwa perilaku merupakan hasil belajar yang diperoleh

melalui pengalaman dan interaksi yang terus-menerus dengan lingkungan.

Dengan seringnya berinteraksi dengan lingkungan, akan menjadikan seseorang

untuk dapat menentukan sikap karena disadari atau tidak, perilaku tersebut

tercipta karena pengalaman yang dialaminya. Sikap juga merupakan penafsiran

dan tingkah laku yang mungkin menjadi indikator yang sempurna, atau bahkan

tidak memadai. (Jalaluddin Rahmat, 2001: 201)

Fenomena kemunculan pengamen di Indonesia khususnya di Kota Jakarta

semakin terlihat, di Indonesia fenomena merebaknya pengamen merupakan

permasalahan sosial yang komplek. Hidup menjadi pengamen memang bukan

merupakan pilihan yang menyenangkan, karena mereka berada dalam kondisi

yang tidak mempunyai masa depan yang jelas, dan keberadaan mereka tidak

jarang menjadi masalah bagi banyak pihak, keluarga, dan masyarakat. Selain

itu keadaan atau kondisi ekonomi keluarga yang lemah, yang diperparah

Page 53: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

40

dengan keadaan krisis ekonomi yang melanda negeri ini, turut berperan

menjadikan mereka pengamen.

Pengamen bagaimanapun telah menjadi fenomena yang menuntut

perhatian kita semua. Secara psikologis mereka adalah anak-anak jalanan yang

pada taraf tertentu belum mempunyai bentukan mental emosional yang kokoh,

sementara pada saat yang sama mereka harus bergelut dengan dunia jalanan

yang keras dan cenderung berpengaruh negatif bagi perkembangan dan

pembentukan kepribadiannya. Aspek psikologis ini berdampak kuat pada aspek

sosial. Dari fenomena sosial yang terjadi, maka terlihat bagaimana perilaku

yang ditunjuk kan oleh para pengamen dalam menghadapi setiap fenomena

sosial yang terjadi disekitarnya. Jadi pola perilaku pengamen jalanan

dipengaruhi oleh perilaku dalam bentuk sikap yang berasal dari keadaan

lingkungan alam dan lingkungan sosial atau keadaan dari dalam dan ransangan

dari luar.

Dimana labilitas emosi dan mental mereka yang ditunjang dengan

penampilan yang kumuh, banyak tato, celana sobek yang disengaja, dan

berpenampilan seperti preman, masyarakat akan memberikan stigma bahwa

pekerjaan mengamen yang dilakukan anak jalanan itu merupakan modus

belaka, dan mempunyai motif atau tujuan lain, seperti mencopet. Oleh karena

itu, perilaku tersebut dipandang sebagai wibawa negatif oleh sebagian besar

masyarakat terhadap para pengamen yang diidentikan dengan membuat onar,

anak-anak kumuh, suka mencuri, sampah masyarakat yang harus diasingkan.

Pada taraf tertentu stigma masyarakat yang seperti ini justru akan memicu

Page 54: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

41

perasaan alienatif mereka yang pada gilirannya akan melahirkan kepribadian

introvet, cenderung sukar mengendalikan diri dan sosial. Padahal tak dapat

dipungkiri bahwa mereka adalah generasi penerus bangsa untuk masa

mendatang.

Namun pada kenyataannya, perilaku para pengamen tidak semuanya

berperilaku negatif. Dari hasil observasi dan wawancara di lapangan, perilaku

asertif masih dimiliki oleh para pengamen. Perilaku asertif merupakan perilaku

yang positif karena tidak merugikan orang lain dan juga tidak merugikan diri

sendiri. Karena pengamen jalanan yang ada di Kota Tua Jakarta tidak

semuanya berperilaku kasar terhadap masyarakat dalam menjalankan

aktivitasnya ketika pengamen jalanan tersebut tidak diberikan imbalan oleh

masyarakat. Bahkan masyarakat yang ada di Kota Tua merasa terhibur atas

penampilan pengamen tersebut,

Karena penampilan mereka hanya semata-mata untuk mempengaruhi

respon masyarakat untuk memberikan imbalan dan masyarakat mengatakan

tidak merasa terganggu dengan keberadaan pengamen yang tujuannya benar-

benar untuk mencari nafkah di jalanan, selama mereka bertingkah laku yang

baik sopan, tidak maksa-maksa dan ramah. Bahkan masyarakat merasa

simpatik dengan keadaan kehidupan pengamen yang berkeliaran di jalanan

dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebagaimana yang diungkap

kan oleh BAM selaku karyawan tetap di Kota Tua Jakarta:

“Menurut saya mereka baik, karena saya lihat langsung kadang saya lagi

duduk didatangi oleh pengamen dan mereka sopan, baik dan menyanyikan lagu

Page 55: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

42

yang enak didengar maka saya kasih uang sekedarnya, jikalau pengamen anak

prilaku sosialnya tidak menyenangkan maupun memaksa-maksa maka saya

akan tangani langsung dan memberi peringatan secara tegas, karena saya ingin

mewujudkan Kota Tua ini enak merasa nyaman bagi para pengunjung maupun

bagi para turis lainnya. Dan saya gak merasa terganggu, selama mereka

mengamen tidak berbuat onar maka para pengunjung pun merasa senang

terhibur ada juga sich yang kurang menyenangkan.” (Hasil wawancara pribadi

dengan bapak BAM pada tanggal 27 April 2015).

Jadi, pada dasarnya mereka yang bekerja sebagai pengamen bukan hanya

karena ingin menyalurkan hobi atau bakat akan menyanyi akan tetapi dapat

juga dilihat dari tindakan mereka yang cenderung sebagian besar suka

memaksa terhadap pengujung hal ini tidak terjadi pada Pengunjung Kota Tua,

karena pengamen yang ada di Kota Tua memiliki perilaku yang baik dan tidak

maksa-maksa ketika tidak diberikan uang. Perilaku pengamen sangat beraneka

macam, tidak semua diantara mereka memiliki prilaku yang negatif, tetapi ada

juga hal positif dari mereka, yaitu: pandai membaca peluang, tahan bekerja

keras, memiliki solidaritas yang tinggi dengan sesama teman, mudah membuat

keterampilan, bersikap terbuka dan saling percaya.

D. PRILAKU SOSIAL PENGAMEN ANAK DI LINGKUNGAN

WISATA KOTA TUA JAKARTA

Perilaku sosial adalah perbuatan atau perilaku manusia untuk mencapai

tujuan subjekif dirinya. Misalnya: sejak kecil manusia sudah melakukan

tindakan sosial, antara lain membagi makanan dengan temannya, dan memberi

Page 56: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

43

sesuatu kepada pengemis. Tindakan sosial manusia diperoleh melalui proses

belajar dan proses pengalaman dari orang lain.Jika tindakan sosial itu dianggap

baik, maka manusia akan melakukan tindakan yang sama. Jika tindakan sosial

itu baik dan bermanfaat bagi orang lain, makin lama tindakan sosial tersebut

dapat dianggap sebagai suatu kebisaaan yang harus dilakukan oleh seluruh

anggota kelompok sosial.

Perilaku sosial dapat dibedakan menjadi Tiga tipe

(www.mediaindonesiaonline.com diunduh pada tanggal 28 Juli 2015). Ketiga

tipe perilaku itu diuraikan seperti berikut:

1. Bersifat Rasional (Instrumental)

Perilaku sosial yang bersifat rasional adalah tindakan sosial yang

dilakukan dengan pertimbangan dan pilihan secara sadar (masuk akal). Artinya

tindakan sosial itu sudah dipertimbangkan masak-masak tujuan dan cara yang

digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Contohnya: MA memutuskan

pengamen daripada memilih melanjutkan sekolahnya di tingkat dasar.

Alasannya karena MA ingin membantu perekonomian orang tua dan

membiayai sekolah adik-adiknya.

2. Berorientasi Nilai

Perilaku sosial yang berorientasi nilai dilakukan dengan memperhitungkan

manfaat, sedangkan tujuan yang ingin dicapai tidak terlalu dipertimbangkan.

Perilaku ini menyangkut kriteria baik dan benar menurut penilaian masyarakat.

Bagi perilaku sosial ini yang penting adalah kesesuaian tindakan dengan nilai-

nilai dasar yang berlaku dalam kehidupan masyarakat. Contohnya: tidak pernah

Page 57: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

44

mempersoalkan mengapa kita harus makan dan minum dengan tangan kanan.

Tindakan tersebut kita lakukan karena pandangan masyarakat yang

menekankan kalau makan dan minum dengan tangan kanan lebih sopan

daripada dengan tangan kiri.

Seperti halnya yang terjadi pada pandangan masyarakat terhadap

pengamen anak di wisata Kota Tua Jakarta, yang cenderung memiliki citra

negatif, tanpa menilai secara sudut pandang mereka. Sehingga tidak jarang

sering terjadi kekeliruan penilain atas mereka.

3. Tradisional

Perilaku sosial tradisional adalah tindakan sosial yang menggunakan

pertimbangan kondisi kebisaaan yang telah baku dan ada di masyarakat. Oleh

karena itu, tindakan ini cenderung dilakukan tanpa suatu rencana terlebih

dahulu, baik tujuan maupun caranya, karena pada dasarnya mengulang dari

yang sudah dilakukan.

Contohnya: Kegiatan mengamen di wisata Kota Tua Jakarta sudah terlihat

sejak dari dulu kala, sehingga regenarsi yang terjadi pada masa kini tidak

menutup kemungkinan adalah sebuah kebiasaan yang telah turun temurun

secara generatif yang terjadi pada masyarakat tingkat perekonomian rendah,

khususnya yang terjadi di wilayah sekitar wisata Kota Tua Jakarta.

Page 58: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

45

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah diuraikan dalam pembahasan

pada bab-bab sebelumnya, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut:

1. Keberadaan pengamen anak di lingkungan wisata Kota Tua Jakarta

dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor ekonomi dan faktor sosial. Faktor

ekonomi mengacu pada tindakan mereka untuk mengamen berdasarkan faktor

kemiskinan. Dari faktor sosial perilaku pengamen jalanan dipengaruhi oleh

perilaku dalam bentuk sikap yang berasal dari keadaan lingkungan alam dan

lingkungan sosial atau keadaan dari dalam dan ransangan dari luar atau ajakan

dari teman sebayanya.

2. Bentuk perilaku sosial pengamen anak di lingkungan wisata Kota Tua

Jakarta memiliki dua hal, yaitu perilaku negatif dan perilaku positif. Bentuk

dari perilaku negatif pengamen anak dilihat dari labilitas emosi dan mental

mereka yang ditunjang dengan penampilan yang kumuh, banyak tato, celana

sobek yang disengaja, dan berpenampilan seperti preman. Hal ini juga

meyinggung pekerjaan pengamen yang dilakukan anak jalanan itu hanya

sebagai modus belaka, dan mempunyai motif atau tujuan lain, seperti

mencopet. Sedangkan perilaku positif dilihat dari tingkah laku pengamen yang

tidak merugikan orang lain dan juga tidak merugikan diri sendiri. Pengamen

anak tidak berperilaku kasar terhadap masyarakat dalam menjalankan

Page 59: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

46

aktivitasnya. Karena pada saat mengamen tidak memaksa saat meminta

imbalan oleh pengunjung. Bahkan pengunjung yang ada di Kota Tua merasa

terhibur atas penampilan pengamen tersebut dan perilaku positif yang lain

seperti, pandai membaca peluang, tahan bekerja keras, memiliki solidaritas

yang tinggi dengan sesama teman, mudah membuat keterampilan, bersikap

terbuka dan saling percaya.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut diatas maka saran dari penulis

diharapkan dapat memberi manfaat adalah:

1. Kepada para orang tua pengamen penulis menyarankan agar lebih

memberikan kasih sayang, ketentraman, penerimaan diri bahwa anak jalanan

tidak hanya sebagai tulang punggung keluarga atau pencari nafkah utama

sehingga orang tua dapat memberikan hak yang sama seperti anak-anak

lainnya.

2. Untuk para orang tua diharapkan agar lebih mengarahkan anaknya

untuk belajar dengan baik dan terus bersekolah sampai sekolah tingkat tinggi

agar nantinya dapat memperbaiki ekonomi keluarga dan mengangkat

kehidupan keluarga dari himpitan ekonomi.

3. Kepada Pemerintah Kota khususnya Kota Pemprov Jakarta agar lebih

memperhatikan lagi kehidupan pengamen diantaranya dengan program-

program bantuan masyarakat kurang mampu, program pelatihan dan

keterampilan, beasiswa untuk siswa miskin, dan penertiban anak jalanan secara

rutin dan berkala, serta mendirikan rumah singgah untuk anak jalanan

Page 60: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

47

khususnya pengamen anak sehingga tidak ada lagi anak-anak yang berkeliaran

di jalanan.

Page 61: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

vii

DAFTAR PUSTAKA

Ainul Yakin, Moh. Upaya Penertipan Kerja pada Pengamen oleh Organisasi

pengamen Pengasong Lasem (OPPEL) dikecamatan Lasem Kabupaten

Rembang. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga Yogyakart, 2008.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rhineka Cipta, 2006.

Damsar.Sosiologi Ekonomi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2009.

Echols, John M. dan Shadily, Hassan. Kamus Inggris-Indonesia. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama, 2002.

Evy, Clara. Status Sosial Ekonomi dan Keluarga dalam Menunjang prestasi

Belajar Siswa. Depok: Universitas Indonesia, 2000.

Mulyadi Ekonomi Sumber Daya Manusia Dalam Perspektif Pembangunan.

Jakarta: Rajawali Pres,2008.

Mustafa. Pendidikan Anak Pada Keluarga Miskin, Studi Kasus pada Keluarga

Miskin di Jakarta. Depok: Universitas Indonesia, 2004.

Nas.P.J.M. Kota di Dunia Ketiga. Jakarta: Bhratara Karya Ausara, 1984.

Putra, Nusa. Potret Puram Anak Jalanan. Bandung: Yayasan Akatiga dan Gugus

Analisis, 1996.

Rahmat, Jalaluddin. Psikologi Agama. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007.

Robinson, Philip. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press, 1986.

Sringarimbun, Masri dkk.Sosiologi Perkotaan. Jakarta: Universitas Terbuka.

Tim Penyusun Panduan Akademik. Panduan Penyusun Proposal dan Penulisan

Skripsi. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012.

Widodo.Cerdik Menyusun Proposal Penelitian Skripsi, Tesis, dan Disertasi.

Jakarta: Magna Script, 2004.

Page 62: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

viii

INTERNET:.

Bagus, Tirta Yoa Ida. 2014. “Pengertian, Asas, Tujuan, Dari Wisata Menurut UU

No 10 Tahun 2009.“. Kunaroh. Blogspot.com. Diunduh pada 17 Desember

2014. http://kunaroh.blogspot.com

Farhan, Afif. 2013. “Ini Gambaran Kota Tua Jakarta.” Detik.com. Diunduh

pada tanggal 21 Januari 2015 http;//travel.detik.com.

Khoirli, Tri hatnanto. 2014. “Mengais Rejeki Akhir Tahun di Wisata Kota Tua“ di

uduh pada 12 Januari 20015.http://www.varia.id

Nugroho, Fentiny. 2011. “Target DKI Jakarta Bebas Anak Jalanan Bakal

Tercapai.” Berita on-line-kompas.com. Di unduh 16 Desember

2014.http://megapolitan.kompas.com.

(www.mediaindonesiaonline.com diunduh pada tanggal 28 Juli 2015)

JURNAL:

Baruddin. “Perkembangan Medan Menuju Kota Metropolitan.”. Jurnal Hormoni

Sosial Vol.1, Fisip USU, 2006.

Fitriadi, Irfan. “Citra Diri Pengamen Pedesaan.” Jurnal Universitas Sebelas

Maret Surakarta, 2001.

Wawancara

Irma, Pengamen di Kota Tua Jakarta 14 Maret 2015

Indah, Pengamen di Kota Tua Jakarta 14 Maret 2015

Adiputera¸ pengamen di Kota Tua Jakarta15 Maret 2015

Asnelly Dewita Ali, BA, Kepala Satuan Pelaksana Informasi, Pelayanan Dan

Promosi 26 Maret 2015

Hesty yuliaty Staff Unit Pengelola Kota Tua Jakarta 27 April 2015

Page 63: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

WAWANCARA KEPADA PENGAMEN

Nama : IR

Usia : 11 tahun

Pekerjaan : Mengamen

Pendidkan : Tidak Sekolah

Tanggal : 14 Maret 2015

1. Suah berapa lama anda mengamen? Saya mengamen kurang lebih hampir 3 Tahun

2. Kenapa anda mengamen? Saya mengamen untuk membantu orang tua saya dalam

kebutuhan sehari-sehari dan saya kasihan orang tua tidak punya pendapatan yang

menentu

3. Biasanya anda mengamen sendiri atau berdua dan berapa jam setiap harinya?

Sendirian berdua sama ade saya, sekitar 4-15 jam saya ngamen disini karena saya gak

sekolah.

4. Siapa yang mengajak anda mengamen pertama kali? Kemauan sendiri

5. Apakah kebutuhan hidup anda tercukupi dari hasil mengamen? Peenghasilan dari

mengamen cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup

6. Apakah keluarga, saudara dan teman lingkungan anda tau mengenai profesi anda

sebagai pengamen? Ada tua orang tua saya

7. Apa pendidikan formal terakhir ayah anda? Kelas 3 SD

8. Apa pendidikan terakhir ibu anda? Kelas 5 SD

9. Apa pekerja utama ayah anda? pekerjaan ayah saya membersikan got

10. Apa pekerja utama ibu anda? pekerjaan ibu saya menjual kopi di fatahillah

11. Berapakah penghasilan pokok ayah setiap bulan? Rp 200.000 kadang-kadang Rp

400.000

12. Berapakah penghasilan pokok ibu setiap bulan? Rp 200.000

13. Rata-rata dalam sebulan, berapa rupiah kira-kira pendapatan kotor ‘’rumah tangga’’

keluarga anda? 30 ribu

14. Berapa jumlah anggota keluarga ( anak) ? 6 orang

15. Berapa jumlah tanggungan keluarga yang masih sekolah? Gak ada

16. Berapa besar pengeluaran untuk menu makanan keluarga anda sehari-hari? Kadang-

kadang Rp 5.000 sampai Rp10.000

Page 64: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

17. Berapa biaya yang dikeluarkan untuk biaya listrik? Rp100.000 perbulan

18. Apakah mengamen karena kebutuhan ekonomi? Ya buat kebutuhan hidup yang tidak

tercukupi

19. Apa kegiatan sehari-hari anda selain mengamen? Saya di rumah membantu orang tua

20. Kenapa anda mengamen di tempat Kota Tua Jakarta dan mengamen di tempat Wisata

yang lain? Kalau di sini aman dan baik gak jahat, kalau di tempat lain di tangkap ma

satpol pp

21. Apakaah anda pernah mengamen pendidikan formal? Saampai kelas berapa! Pernah

sekolah sampai kelas 3 SD

Page 65: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

Nama : IN

Usia : 11 Tahun

Pekerjaan : Pengamen

Pendidkan : Tidak Sekolah

Tanggal : 14 Maret 2015

1. Bagaimana cara anda mengamen? Pakai salon musik2.

2. Kenapa anda memilih cara itu? Simple

3. Biasanya anda mengamen sendiri atau berdua dan berapa jam setiap harinya? Sendiri,

kadang bertiga, paling sekitar 4 jam bang

4. Siapa yang mengajak anda mengamen pertama kali? Kemauan sendiri

5. Selama mengamen pernahkah anda mendapatkan pengahasilan selain mengamen?

Kadang mengamen kadang menjadi pemulung

6. Apakah kebutuhan hidup anda tercukupi dari hasil mengamen? Alhamdulilallah

tercukupi kebutuhan hidup saya

7. Apakah keluarga, saudara dan teman lingkungan anda tau mengenai profesi sebagai

pengamen? Yang mengetahui saya mengamen hanya saudara saya

8. Apa pendidikan formal terakhir ayah anda? Sampai kelas 6 SD

9. Apa pendidikan terakhir ibu anda? kelas 5 SD

10. Apa pekerja utama ayah anda? Kantor

11. Apa pekerja utama ibu anda? Pemulung

12. Berapakah penghasilan pokok ayah setiap bulan?Rp. 600.000

13. Berapakah penghasilan pokok ibu setiap bulan? Rp. 300.000

14. Rata-rata dalam sebulan, berapa rupiah kira-kira pendapatan kotor ‘’rumah tangga’’

keluarga anda? Rp. 500.000

15. Berapa jumlah anggota keluarga ( anak) ? 6 orang

16. Berapa besar pengeluaran untuk menu makanan keluarga anda sehari-hari? Rp.

10.000

17. Berapa biaya yang dikeluarkan untuk biaya listrik? Rp. 40.000

18. Apakah mengamen karena kebutuhan ekonomi? Membutuhkan ekonomi

19. Sejak kapan anda mengamen? 4 bulan

Page 66: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

20. Apa sebab-sebab anda mengamen? Karena faktor ekonomi saya menmbantuorang tua

mencari tambahan penghasilan agar kebutuhan hidup tercuupi

21. Kenapa anda mengamen di tempat Kota Tua Jakarta dan tidak mengamen di tempat

Wisata yang lain? Karena disini rame juga

22. Apaka anda nyaman menjadi mengamen? Nyaman

23. Apakah benar anda mengamen kemauan sendiri? Saya mengamen karena kemauan

sendiri sekaligus membantu oorang tua mencari uang

Page 67: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

Nama : AD

Usia : 9 tahun

Pekerjaan : Pengamen

Pendidkan : Tidak Sekolah

Tanggal : Cikunir

1. Kenapa anda mengamen? saya mengamen karena mengikuti kemauan bapak saya

2. Biasanya anda mengamen sendiri atau berdua dan berapa jam setiap harinya?

Mengamen kadang berdua, kadang sendiri kadang berama-ramai, sekitar 12 jam bang

guengamen disini kadang gue pindah-pindah ketempat lain sampai gue tidur di

jalanan, yach bisa 24 jamlah bang gue di jalanan.

3. Siapa yang mengajak anda mengamen pertama kali? Di ajak mengamen oleh orang

tua

4. Apakah kebutuhan hidup anda tercukupi dari hasil mengamen?Alhamdulilallah

tercukupi

5. Apakah keluarga, saudara dan teman lingkungan anda tau mengenai profesi sebagai

pengamen? Tetangga dan keluarga tau kalau mengamen karena keluarga gue kurang

mampu, sekolah aja engak sampai lulus SD

6. Apa pendidikan formal terakhir ayah anda? 3 SMP

7. Apa pendidikan terakhir ibu anda? 5 SD

8. Apa pekerja utama ayah anda? pekerjaan ayah saya sebagai kuli Batu

9. Apa pekerja utama ibu anda? profesi ibu saya sebagai pemulung

10. Apa pekerjaan tambahan ayah anda? Pedagang

11. Apa pekerjaan tambahan ibu anda? Ibu RumahTangga

12. Berapakah penghasilan pokok ayah setiap bulan? Rp 500.000 lebih

13. Berapakah penghasilan pokok ibu setiap bulan? Rp 30.000

14. Rata-rata dalam sebulan, berapa rupiah kira-kira pendapatan kotor ‘’rumah tangga’’

keluarga anda? Rp. 500.000-100.000

15. Berapa jumlah anggota keluarga ( anak) ? 5 orang

16. Berapa besar pengeluaran untuk menu makanan keluarga anda sehari-hari? Rp 5000

17. Berapa biaya yang dikeluarkan untuk biaya listrik? Rp 30.000

Page 68: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

18. Apakah mengamen karena kebutuhan ekonomi? Ya bang karena kami pendatang di

sini dan penghasilan orang tua tidak mencukupi kebutuhan hidup jadi mencari

tambahanpenghasilan dengan cara mengamen

19. Sejak kapan anda mengamen? Umur 5 tahun

20. Apa sebab-sebab anda mengamen? Karena orang tua yang tidak mampu mencukupi

kebutuhan hidup

21. Kenapa anda mengamen di tempat Kota Tua Jakarta dan gak mengamen di tempat

Wisata yang lain? gue gak cuma mengamen disini bang di tempat lain juga

Page 69: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

Nama : BA

Usia : 9 tahun

Pekerjaan : Pengamen

Pendidkan : Tidak bersekolah

Tanggal : 14 Maret 2015 Kampung bandan

1. Biasanya anda mengamen sendiri atau berdua dan berapa jam setiap harinya?

Mengamen dengan ibu kadang dengan teman, paling cuma 6 jam soalnya gue pindah-

pindah tempat.

2. Siapa yang mengajak anda mengamen pertama kali? Bapak

3. Apakah kebutuhan hidup anda tercukupi dari hasil mengamen? dicukup-cukupin

bang.

4. Apakah keluarga, saudara dan teman lingkungan anda tau mengenai profesi seebagai

pengamen? Ya meereka pada tau saya mengamen

5. Apa pendidikan formal terakhir ayah anda? 6 SD

6. Apa pendidikan terakhir ibu anda? 5 SD

7. Apa pekerja utama ayah anda? Berdagang dan menjadi supir

8. Apa pekerja utama ibu anda? Mengamen

9. Apa pekerjaan tambahan ayah anda? Pedagang

10. Berapakah penghasilan pokok ayah setiap bulan? 300.000

11. Berapakah penghasilan pokok ibu setiap bulan? 300.000

12. Rata-rata dalam sebulan, berapa rupiah kira-kira pendapatan kotor ‘’rumah tangga’’

keluarga anda? 500.000

13. Berapa jumlah anggota keluarga ( anak) ? 3 orang

14. Berapa besar pengeluaran untuk menu makanan keluarga anda sehari-hari? 5000

sampai 10000

15. Kenapa anda mengamen? Mengikuti bapak

16. Apakah mengamen karena kebutuhan ekonomi? ya

17. Sejak kapan anda mengamen? Sejak ayah mengamen

18. Apa sebab-sebab anda mengamen? Banyak teman

19. Kenapa anda mengamen di tempat Kota Tua Jakarta dan tidak mengamen di tempat

Wisata yang lain? karena tempatnya nyaman dan banyak pengunjung

Page 70: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

20. Apakah anda nyaman menjadi mengamen? Ya nyaman karena ada ibu yang membuat

aman.

Page 71: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

Nama : MA

Usia : 13 tahun

Pekerjaan : Serabutan

Pendidkan : putus sekolah sejak kelas 4 SD

Tanggal : 14 Maret 2015

1. Kenapa anda memilih cara itu? Karena lebih aman di tempat gue mengamen yaitu di

Kota Tua Jakarta

2. Biasanya anda mengamen sendiri atau berdua dan berapa jam setiap harinya? Sendiri

kalau bosan berdua

3. Siapa yang mengajak anda mengamen pertama kali? Kemauan sendiri

4. Apakah kebutuhan hidup anda tercukupi dari hasil mengamen? Tidak mencukupi

kebutuhan hidup gue sehari-hari

5. Apakah keluarga, saudara dan teman lingkungan anda tau mengenai profesi sebagai

pengamen? Ya mereka sudah tahu kalau gue mengamen

6. Apa pendidikan formal terakhir ayah anda? SMK

7. Apa pendidikan terakhir ibu anda? SMP

8. Apa pekerja utama ayah anda? karyawan swasta

9. Apa pekerja utama ibu anda? ibu bekerja di laudry

10. Apa pekerjaan tambahan ayah anda? Pedagang

11. Berapakah penghasilan pokok ayah setiap bulan? Rp. 1.500.000

12. Berapakah penghasilan pokok ibu setiap bulan? Rp 500.000

13. Rata-rata dalam sebulan, berapa rupiah kira-kira pendapatan kotor ‘’rumah tangga’’

keluarga anda? Rp 500.000

14. Berapa besar pengeluaran untuk menu makanan keluarga anda sehari-hari? Rp

20.000- 40.000

15. Berapa biaya yang dikeluarkan untuk biaya listrik? Rp 100.000

16. Apakah mengamen karena kebutuhan ekonomi? Tidak, karena kebutuhan ekonomi,

keluarga tidak kekurangan

17. Sejak kapan anda mengamen? Sejak tahun 2010

18. Kenapa anda mengamen di tempat Kota Tua Jakarta dan gak mengamen di tempat

Wisata yang lain? Disini nyaman

Page 72: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

19. Apakah anda nyaman menjadi mengamen? Tidak karena perkumpulannya kasar

Page 73: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

Nama : DI

Usia : 11 tahun

Pekerjaan : Pengamen

Pendidikan : Tidak Sekolah

Tanggal : 14 Maret 2015

1. Biasanya anda mengamen sendiri atau berdua? Berdua

2. Siapa yang mengajak anda mengamen pertama kali? Orang tua

3. Apakah kebutuhan hidup anda tercukupi dari hasil mengamen? Tercukupi

4. Apakah keluarga, saudara dan teman lingkungan anda tau mengenai profesi sebagai

pengamen? Ya ereasemua uda pada tahu kalau saya mengamen

5. Apa pendidikan formal terakhir ayah anda? Tidak bersekolah

6. Apa pendidikan terakhir ibu anda? Sampai SD saja

7. Apa pekerja utama ayah anda? Serabutan

8. Apa pekerja utama ibu anda? Berdagang

9. Berapakah penghasilan pokok ayah setiap bulan? Tidak ada

10. Berapakah penghasilan pokok ibu setiap bulan? Rp 200.000

11. Rata-rata dalam sebulan, berapa rupiah kira-kira pendapatan kotor ‘’rumah tangga’’

keluarga anda? 100.000

12. Berapa jumlah anggota keluarga (anak) ? 8 orang

13. Berapa besar pengeluaran untuk menu makanan keluarga anda sehari-hari? Rp 10.000

14. Berapa biaya yang dikeluarkan untuk biaya listrik? Rp 50.000

15. Kenapa anda mengamen? Karena untuk membantu orang tua membayar kontrakan

rumah

16. Apakah mengamen karena kebutuhan ekonomi? Ya untuk membantu orang tua dalam

mencukupi kebutuhan hidup

17. Sejak kapan anda mengamen? 6 Bulan

18. Apa sebab-sebab anda mengamen? Karena saya ingin meembantu orang tua saya

membayar kontrakan rumah

19. Kenapa anda mengamen di tempat Kota Tua Jakarta dan mengamen di tempat Wisata

yang lain? Di tempat lain di gajahmada mengamen ada razia.

20. Apakah anda nyaman menjadi mengamen? Ya nyaman

Page 74: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

Nama : AJ

Usia : 12 Tahun

Pekerjaan ; Pengamen

Pendidkan : Tidak Sekolah

Tanggal : 14 maret 2015

1. Biasanya anda mengamen sendiri atau berdua? Sendiri

2. Siapa yang mengajak anda mengamen pertama kali? Kemauan diri gue sendiri

3. Apakah kebutuhan hidup anda tercukupi dari hasil mengamen? Tidak cukup

4. Apakah keluarga, saudara dan teman lingkungan anda tau mengenai profesi seebagai

pengamen? Ya pada tahu terutama teman gue

5. Apa pendidikan formal terakhir ayah anda? kelas 2 SMP

6. Apa pendidikan terakhir ibu anda? kelas 5 SD

7. Apa pekerja utama ayah anda? bekerja serabutan

8. Apa pekerja utama ibu anda? peekeerjaan ibu saya sebagai pedagang

9. Apa pekerjaan tambahan ibu anda? kuli cuci baju

10. Berapakah penghasilan pokok ayah setiap bulan? Tidak menentu, kadang Rp 350.000

11. Berapakah penghasilan pokok ibu setiap bulan? Rp 200.000

12. Rata-rata dalam sebulan, berapa rupiah kira-kira pendapatan kotor ‘’rumah tangga’’

keluarga anda? Rp 150.000

13. Berapa jumlah anggota keluarga (anak) ? 3 orang

14. Berapa besar pengeluaran untuk menu makanan keluarga anda sehari-hari? Rp 10.000

15. Berapa biaya yang dikeluarkan untuk biaya listrik? 100.000

16. Kenapa anda mengamen? Untuk keebutuhan hidup dan membantu perekonomian

orang tua gue

17. Apakah mengamen karena kebutuhan ekonomi? Ya

18. Sejak kapan anda mengamen? Sudah lama saya mengamen

19. Apa sebab-sebab anda mengamen? Kemauan diri gue sendiri

20. Kenapa anda mengamen di tempat Kota Tua Jakarta dan mengamen di tempat Wisata

yang lain? Karena ditempat lain banyak resiko dan pendapatan hanya tidak menentu,

gue mengamen di Kota Tua karena banyak pengunjung dan pendapatan gue lumayan

tercukupi dan w merasa enjoy disini

Page 75: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

21. Apakah anda nyaman menjadi mengamen? Sangat nyaman dan asyik selama gue

menjalani sebagai pengamen

Page 76: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

Nama : UD

Usia : 10 Tahun

Pekerjaan : Pengamen

Pendidkan : Tidak sekolah

Tanggal : 14 Maret 2015

1. Biasanya anda mengamen sendiri atau berdua? Kadang berdua

2. Siapa yang mengajak anda mengamen pertama kali? Dari teman

3. Apakah kebutuhan hidup anda tercukupi dari hasil mengamen? Tidak cukup

4. Apakah keluarga, saudara dan teman lingkungan anda tau mengenai profesi seebagai

pengamen? Tidak tahu

5. Apa pendidikan formal terakhir ayah anda? kelas 6 SD

6. Apa pendidikan terakhir ibu anda? kelas 4 SD

7. Apa pekerja utama ayah anda? kuli bangunan

8. Apa pekerja utama ibu anda? berjualan minuman di Kota Tua Jakarta

9. Apa pekerjaan tambahan ayah anda? tukang servise eletronik

10. Berapakah penghasilan pokok ayah setiap bulan? Rp 500.000

11. Berapakah penghasilan pokok ibu setiap bulan? Rp 150.000

12. Rata-rata dalam sebulan, berapa rupiah kira-kira pendapatan kotor ‘’rumah tangga’’

keluarga anda? Rp 300.000

13. Berapa jumlah anggota keluarga ( anak) ? 3 orang

14. Berapa besar pengeluaran untuk menu makanan keluarga anda sehari-hari? Rp 10.000

15. Berapa biaya yang dikeluarkan untuk biaya listrik? Rp 100.000

16. Kenapa anda mengamen? Gue mengamen untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri dan

membantu orang tua yang kurang mampu

17. Apakah mengamen karena kebutuhan ekonomi? Ya karena orag tua uran mampu

memenuuhi kebutuhan hidup

18. Sejak kapan anda mengamen? Sudah cukup lama w mengamen

19. Kenapa anda mengamen di tempat Kota Tua Jakarta dan mengamen di tempat Wisata

yang lain? W merasa nyaman tempat di Kota Tua ini dari pada di tempat yang lain

berisiko

20. Apakah anda nyaman menjadi mengamen? Ya w merasa nyaman menjadi pengamen

Page 77: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

WAWANCARA PENGUNJUNG WISATA

Nama : YA

Usia : 30

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Pendidkan : SMA

Tanggal : 15 Maret 2015

1. Bagaimana pendapat anda tentang banyaknya pengamen anak di lingkungan wisata

kota tua? Adanya pengamen anak di kota tua jadi kurang nyaman

2. Apakah anda merasa terganggu dengan banyaknya pengamen anak di kota tua? Ya

saya merasa terganggu kurang nyaman

4 Apakah anda sering mengunjungi kota tua? Lumayan sering mengunjungi kota tua

5 Apa pendapat anda tentang kota tua jakarta? Tempat masih bagus, fasilitasnya masih

kurang, masih berdesak-desakan dan kalau hujan bingung mau kemana.

6 Bagaimana pendapat anda tentang pengamen anak? Pengamen dirasa kurang nyaman

karena terus-menerus berdatangan.

7 Apakah setiap pengamen anak yang datang untuk mengibur anda, anda berikan

imbalan dan apa alasannya? Kadang memberikan imbalan karena kasihan dengan

anak kecil.

8 Menurut bapak/ibu faktor apa yang sebenarnya menyebabkan mereka mengamen

disini? Faktor ekonomi dan biasanya tuch untuk membantu orang tua dan untuk

tambahan biaya sekolah kan mereka ini kan biasanya mengamen di sekitar kawasan

Kota Tua

9 Bagaimana perilaku sosial pengamen anak terhadap di kawasan Kota Tua Jakarta ini?

Mereka baik-baik dan tidak aneh-aneh tidak menganggu kawasan kita biarkan aj

10 Apakah bapak/ibu dengan keberadaan pengamen di Kota Tua ini merasa terganggu?

Kenapa? Gak karena selama para pengunjung tidak merasa terganggu maka gak

terganggu, karena selalu baik dan sopan ramah dan juga tidak merasa ganggu

11 Sejauh ini menurut pengetahuan bapak/ibu apakah pengamen di Kota Tua ini selalu

bertingkah laku yang kurang baik? Gak, karenakan kebanyakan yang kita lihat disini

anak-anaknya pada baik, ibarat kata loe lagi-loe lagi kalau pada dasarnya tingkah laku

mereka baik, mereka punya orang tua ya pasti kan di sayang ma orang tuanya

Page 78: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

Nama : GN

Usia : 30 tahun

Pekerjaan : Karyawan

Pendidkan : SMK

Tanggal : 15 Maret 2015

1. Bagaimana pendapat anda tentang banyaknya pengamen anak di lingkungan wisata

kota tua? Sedikit terganggu tetapi menghilangkan kepanatan

2. Apakah anda merasa terganggu dengan banyaknya pengamen anak di kota tua?

Sedikit terganggu adanya pengamen anak.

3. Apakah anda sering mengunjungi kota tua?Jarang

4. Apa pendapat anda tentang kota tua jakarta? Kota tua adalah museum bangunan dari

zaman dahulu bagus untuk refreshing.

5. Bagaimana pendapat anda tentang seniman musik/pengamen anak? Seniman musik

lumayan mengganggu tapi jangan keseringan.

6. Apakah setiap pengamen anak yang datang untuk mengibur anda, anda berikan

imbalan dan apa alasannya? Memberi karena kasihan dan ia seniman menghibur

7. Menurut bapak/ibu faktor apa yang sebenarnya menyebabkan mereka mengamen

disini? Faktor ekonomi dan biasanya tuch untuk membantu orang tua dan uang jajan

mereka sehari-hari biasanya seperti itu, dan untuk tambahan biaya sekolah kan

mereka ini kan biasanya mengamen di sekitar kawasan Kota Tua sini

8. Bagaimana perilaku sosial pengamen anak terhadap di kawasan Kota Tua Jakarta ini?

Mereka baik-baik dan tidak aneh-aneh tidak menganggu kawasan maka kita biarkan

saja bakat mereka itu

9. Apakah bapak/ibu dengan keberadaan pengamen di Kota Tua ini merasa terganggu?

Kenapa? Engak, karena selama para pengunjung tidak merasa terganggu maka gak

terganggu, karena selalu baik dan sopan ramah

10. Sejauh ini menurut pengetahuan bapak/ibu apakah pengamen di Kota Tua ini selalu

bertingkah laku yang kurang baik? Gak, karenakan kebanyakan yang kita lihat disini

anak-anaknya pada baik, kalau pada dasarnya tingkah laku mereka baik maka mereka

akan baik kalau mereka tidak baik pengunjung pun tidak baik, mereka punya orang

tua ya pasti kan di sayang ma prang tuanya.

Page 79: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

Nama : DI

Usia : 20 tahun

Pekerjaan : Karyawan swasta

Pendidkan : SMA

Tanggal : 15 Maret 2015

1. Bagaimana pendapat anda tentang banyaknya pengamen anak di lingkungan wisata

kota tua? Kalau pengamen benar-benar mempunyai bakat dan mampu kenapa tidak

bisa kerja, kalau ia punya ijazah bisa melamar ke tempat yang lain.

2. Apakah anda merasa terganggu dengan banyaknya pengamen anak di kota tua?

Lumayan juga merasa terganggu

3. Apakah anda sering mengunjungi kota tua? Tidak pernah ke kota tua

4. Apa pendapat anda tentang kota tua jakarta? Kota tua merupakan tempat wisata yang

mencerminkan gedung- gedung tua atau gedung masa dulu yang masih bertahan

sampai sekarang

5. Bagaimana pendapat anda tentang pengamen anak? Musik menjual mahal

6. Apakah setiap pengamen anak yang datang untuk mengibur anda, anda berikan

imbalan dan apa alasannya? Kalau saya ada uang maka saya kasih, kasian masih kecil

udah mencari uang

7. Menurut bapak/ibu faktor apa yang sebenarnya menyebabkan mereka mengamen

disini? Faktor ekonomi dan biasanya tuch untuk membantu orang tua dan uang jajan

mereka sehari-hari biasanya seperti itu, dan untuk tambahan biaya sekolah kan

mereka ini kan biasanya mengamen di sekitar kawasan Kota Tua sini

8. Bagaimana perilaku sosial pengamen anak terhadap di kawasan Kota Tua Jakarta ini?

Mereka baik-baik dan tidak aneh-aneh kepada pengunjung dan tidak menganggu

kawasan ini.

9. Apakah bapak/ibu dengan keberadaan pengamen di Kota Tua ini merasa terganggu?

Kenapa! Saya gak merasa terganggu, karena mereka selalu baik dan sopan ramah

dansaya terasa terhibur dengan keberadaan pengamen anak tersebut.

10. Sejauh ini menurut pengetahuan bapak/ibu apakah pengamen di Kota Tua ini selalu

bertingkah laku yang kurang baik? Gak, karenakan kebanyakan yang kita lihat disini

Page 80: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

anak-anaknya pada baik, pada dasarnya tingkah laku mereka baik maka mereka akan

baik kalau mereka tidak baik pengunjung tidak baik.

Page 81: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

Nama : RA

Usia : 63 Tahun

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Pendidkan : S1

Tanggal :18 April 2015

1. Bagaimana pandangan bapak/ibu mengenai keberadaan pengamen disini? Kalau bisa

di atur& di tata dengan rapih, anak-anak kalau bisa jangan menjadi kemalesan

2. Menurut bapak/ibu faktor apa yang sebenarnya menyebabkan mereka mengamen

disini? Karena kekurangan faktor ekonomi ada juga yang memang malas& ada juga

orang tuanya yang memang males juga sehingga anak itu mencari uang tiap hari

merasa enak gitu tapi tidak memiliki kedewasaan pada akhirnya ikut terus mengamen

3. Bagaimana perilaku social pengamen anak terhadap pengunjung di kawasan Kota Tua

Jakartaini? Ya mungkin seolah-olah di biarkan saja&tidak di atasi, negara pendidikan

anak-anak harus di tingkatkan di arahkan& mengurangi orang-orang miskin supaya

masa depan anak-anak tidak suram khususnya di indonesia

4. Apakah bapak/ibu dengan keberadaan pengamen di Kota Tua ini merasa terganggu?

Kenapa? Ya menganggu misalnya yang enak-enak gitu ngamen kan, kalau ma saya

gak& merasa kasihan nanti keburu malas kan ekonominya kurang, pengamen anak

tersebut bisa mengatasi solusi faktor keluarga mereka

5. Sejauh ini menurut pengetahuan bapak/ibu apakah pengamen di Kota Tua ini selalu

bertingkah laku yang kurangbaik? Ya ada ngamen anak& tidak semuanya ada orang

tuanya yang bisa memahami seperti senior yang saya amati itu kebanyakan pada

malakin ke pengamen anak yang kecil, baik2, jangan menjadi orang yang pemalas,

tidak dewasa, tertib, ada moral yang baik, anak pengamen dan anak di desa itu kan

lain

6. Bagaimana pendapat anda tentang banyaknya pengamen anak di lingkungan wisata

kota tua? Sedikit terganggu tetapi menghilangkan kejenuhan di kantor

7. Menurut anda apa yang melatar belakangi mereka mengamen? Karena orang tua tidak

mampu mengurus anaknya dengan baik dan kurang perhatian dari pemerintah serta

lingkungan.

Page 82: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

8. Apa pendapat anda tentang kota tua jakarta? Museum bangunan bagus untuk refreshin

bagi saya.

9. Bagaimana pendapat anda tentang seniman musik yang ada di kota tua? Bagus

10. Apakah anda merasa terganggu dengan kehadiran mereka? Tidak

11. Bagaimana pendapat anda tentang seniman musik/pengamen anak? saya merasa

senang kehadiran mereka dan Seniman musik membuat terhibur bagi saya

12. Apakah setiap pengamen anak yang datang untuk mengibur anda, anda berikan

imbalan dan apa alasannya? Saya merasa kasihan dan ia seniman menghibur bagi para

pengunjung.

Page 83: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

Nama : JT

Usia : 17 tahun

Pekerjaan : Masih pelajar

Pendidkan : SMA

Tanggal :18 April 2015

1. Bagaimana pandangan bapak/ibu mengenai keberadaan pengamen disini? Cukup

menghibur tapi kasihan juga pengamen anak kan seharusnya warga di indonesia itu di

didik ibu oleh negara tapi kenapa gak ada yang mengurusin khususnya ke pengamen

anak mereka berjiwa seperti begitu

2. Menurut bapak/ibu faktor apa yang sebenarnya menyebabkan mereka mengamen

disini? Saya punya teman pengamen juga 1 karena faktornya mau kepengen ngamen&

g punya duet atau kepengen membantu orang tuanya, mungkin mereka punya bakat

nyanyi akan tetapi mereka tidak bisa menyalurin bakat mereka

3. Bagaimana perilaku sosial pengamen anak terhadap pengunjung di kawasan Kota Tua

Jakarta ini? Perilaku mereka ada yang baik& ada juga yang sok berbuat begitu, rata-

rata pada baik sich.

4. Apakah bapak/ibu dengan keberadaan pengamen di Kota Tua ini merasa terganggu?

Kenapa! Saya gak merasa terganggu juga, saya terasa nyaman da gtu suaranya pada

bagus& banyak yang memakai alat musik jadi terasa terhibur saja.

5. Sejauh ini menurut pengetahuan bapak/ibu apakah pengamen di Kota Tua ini selalu

bertingkah laku yang kurang baik? Saya kurang tahu karena saya jarang ke sini

6. Bagaimana pendapat anda tentang banyaknya pengamen anak di lingkungan wisata

kota tua? Harus di tata dengan rapih dan disiplin supaya pengamen anak di bina gitu

7. Menurut anda apa yang melatar belakangi mereka mengamen? Karena orang tua tidak

mampu memberikan pendidikan yang menjamin kepada anaknya dan kurang

perhatian dari pemerintah serta lingkungan.

8. Apa pendapat anda tentang kota tua jakarta? Kota tua adalah museum bangunan dari

zaman dahulu bagus untuk refreshing, prasejarah.

9. Bagaimana pendapat anda tentang seniman musik yang ada di kota tua? Bagus,

menarik

10. Apakah anda merasa terganggu dengan kehadiran mereka? Tidak juga

Page 84: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

11. Bagaimana pendapat anda tentang seniman musik/pengamen anak? Seniman musik

12. Apakah setiap pengamen anak yang datang untuk mengibur anda, anda berikan

imbalan dan apa alasannya? Memberi uang karena kasihan dan seniman menghibur

saya

Page 85: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

WAWANCARA KEPADA UNIT PENGELOLA KOTA TUA JAKARTA

Nama : BNP

Usia : 41 tahun

Jabatan : Kepala Satuan Pelaksana Pengawasan Dan Penataan Perkembangan

Pendidikan : S1

Tanggal : 26 Maret 2015

1. Sejak kapan berdirinya kota tua jakarta? Berdirinya kota tua ini semejak tahun 2006,

tahun 2006 tapi itu adalah intestasinya yaitu kami bagi unit pengelola kota tua jakarta,

bukan berarti kawasan kota tua jakarta kalau yang di maksud dengan kawasan kota

tua jakarta itu berdiri sudah sejak penataan pemerintahan dizaman penjajah belanda.

2. Mengapa mengambil nama kota tua jakarta? karena kami terletak di kawasan kota tua

jakarta, tugas dan fungsi kami adalah penata perkembangan di kota tua jakarta.

apakah ada makna tertentu! Kota Tua itu di dalam wilayahnya terdapat beberapa

macam banyaknya bangunan jagar budaya bermakna berarti suatu nilai bangunan

yang terkait amat masa sejarah, histori yang kebetulan emang di kawasan kota tua

jakarta ini memiliki nilai kental akan sejarah, sejarahnya kota tua ini disebut kota tua

Batavia yang dikenal dengan sebutan sunda kelapa berubah menjadi kota batavia dan

berupah menjadi Jayakarta berubah menjadi kota tua Jakarta, nach makna tersebutlah

yang menjadikan kawasan ini disebut Kota Tua Jakarta karena adanya bangunan jagar

budaya yang usia dan makna bangunan itu memiliki nilai tertua sesuai dengan

sejarahnya, jadi di sebut kota karena jesifikasinya kota itu dulu pusat kota

pemerintahan pada masa penjajahan Belanda

3. Apa tujuan atau motivasi pelestarian kota tua jakarta? Kita terus menerus ingin

menata akan struktur dari setiap instansi bagian dan yang mengelolah kota tua

jakarta, sehingga mencapai suatu program yang disebutkan penataan pengembangan

pelestarikan dan pemanfaatan yang pemakna kawasan yang tercetus berjudul

rapitalisasi kawasan kotatua jakarta gunanya adalah ingin memunculkan kembali

nilai-nilai sejarah tersebut yang ada di masa penjajahan belanda diindonesia

ini,khususnya di ibu kota tua ini kita ingin membuka kembali contohnya di kota tua

ini dulu pernah ada dari utara itu pelabuhan sunda kelapa dan ada benteng dinamakan

kastil batavia dan ada tren kota tua nach itu poin objek tersebutlah yang lain kita

Page 86: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

munculkan dan kita kelolah, dan juga berbagai macam poilemik maupun dengan

komunal masyarakat, hanya ada masyarakat lokal itu tidak kemungkinan adanya

perubahan perkembangan dikota tua ini lah yang kita kelolah, gunanya kita tidak

hilangkan maupuntidak menghapus zaman dan kita ingin fokus perkembangan dan

memgikuti perkembangan zaman kita akan memunculkan kembali, karena kita ini

adalah bagian2 objek wisata kita tatah pada khususnya mencerminkan atau nilai2

sejarah kota tua jakarta

4. Sejak kapan bapak/ ibu menjabat/ bekerja? Adanya perubahan stuktur baru sesuai

dengan pemimpinan bapak gubenur baru kita provinsi DKI jakarta yaitu basuki cahya

purnama dari mulai stuktur gubenur hingga berubah hingga menjadi terkait unit kami

berubah, nach itu kami menjabat secara pribadi menjabat kepala satuan pelaksana

pengawasan dan penataan perkembangan di kota tua ini sejak febuari 2 tahun 2015

5. Apa saja program yang di dirikan terhadap anggotanya? kita sesuai dengan tugas dan

fungsi itu kebetulan fungsi pengelolah kota tua jakarta di atur dalam peraturan

gubenur propinsi DKI jakarta no 7 tahun 20011, hal kemudian sertifikasi lebih lanjut

kedudukan tugas dan fungsi tersebut atau unit pengelolah kota tua tersebut di atur

dalam pasal 3 dan asal 4 di dalam no 7 tahun 20011, di antaranya kita adalah

menyusun suatu rencana anggaran maupun rencana program kegiatan yang terkait

akan penataan kota tua jakarta dalam pemerintah DKI jakarta dengan tingkatan wali

kota jakarta

6. Dalam pelaksanaan pemberdayaan yang di lakukan UPK ini, apakah bapak/ ibu

menemui kendala? Kalo berbicara kendala pasti ada mas salah satunya yang sering

kami hadapi seperti kawasan yang kurang terawat, tidak aman, berpolusi, program-

programnya masih terpisah antar dinas karena yang masih berada di dua Kotamadya

sehingga kepengurusan kami sulit untuk menyusun planning kegiatan.

7. Bagaimana cara mengatasi semua kendala yang di hadapi tersebut? Yaitu kami

sebanyakmungkin mengadakan atau kerjasama atau mencari profed sistem itu ada

tenaga –tenaga ahli yang memiliki kemampuan yang dapat membantu kami dalam

berbagai bidang atau pelaksana tersebut, sejujurnya adalah penyebab karena adanya

kekurangan SDM memang kurang ini sehingga kami memerlukan tenaga ahli

sebaiknya, dan kita bentukan tenaga-tenaga ahli akademikan seperti mahasiswa

maupun mahasiswi yang ingin siap membantu kami dan sesuai dengan bidang

masing-masing maupun kemampuan dan jurusan masing-masing.

Page 87: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

8. Bagaimana pendapat bapak tentang seniman musik yang ada di kota tua?cukup baik

dan sangat baik kami sangat mendukung akan suatu kegiatan yang diadakan setiap

seniman musik ada di kota tua jakarta ini, dan secara langsung maupun tidak langsung

ikut turut mengembangkan membantu dalam suatu pengembangan kegiatan yang ada

dikota tua jakarta ini, karena untuk mengutamakan suatu potensi objek wisata yang

ada di kota tua jakarta dulu adanya suatu daya tarik tertentu contohnya seniman musik

yang baru kreaksi aktivitasnya masing-masing, tentu saja tidak keluar dari kolidor

seni dan budaya khususnya di kota tua jakarta ini

9. Bagaimana pendapat bapak tentang seniman musik/pengamen anak? kalau secara

persamaan secara pribadi melihatnya itu seharusnya tuch tingkat usia anak2 ini di

maksudkan pengamen baik tuch yaitu kita suatu komvensifkan tidak usia anak di

sebut pengamen baik itu yaitu kita suatu sifat dalam urban masyarakat kita memang

ya.. klo kita sebut yaitu dengan adanya faktor ekonomi berikan kepada suatu rasa

mental yaitu sehingga ada anak2 yang ingin memenuhi perekonomian kebutuhan

akan suatu mata uang yang ingin, akhirnya menjadi seniman pengamen cilik, nach

klo kita lihat tingkatan dari suatu sosiologi dalam pendidikan seharusnya tuch

menurut secara saya pribadi seharusnya anak tersebut masih bersekolah dalam tahap

pembelajaran di tingkat pendidikan dari sekolah tapi dalam tahap pembelajaran, dari

tingkat pendidikan wajib 9 tahun, baru boleh mengembangkan kreativitasnya klo

secara pribadi seperti itu penilainya, dan seharusnya orang tua anak tersebut,

mendukung sepenuhnya dalam pendidikan anak tersebut minimal tingkatan madrasah

MI atau SMP, kalau faktor ekonomi bisa suatu madrasah sanawiyah yang gratis itu

sudah banyak melalui RT/ RW itu yang tidak mampu, pada intinya secara pribadi

jika seusia rata2 sekolah dari tingkat SD , SMP sampai SMA, anak tersebut sudah

sekolah akan tetapi sehari2nya beraktivitas sebagai seniman musik atau pengamen

10. Menurut bapak apa yang melatar belakangi mereka mengamen? adanya faktor

ekonomi biasanya ya.. dan keadaan yang memang linkungan juga ikut berpengaruhi

akan mental dari si anak itu berjuang dalam berarti aktivitas tapi berjuang hidup

dalam suatu pemikiran harus mencari uang untuk memenuhi kebutuhan hidup

keluarganya.

11. Bagaimana pendapat bapak tentang seorang anak yang mencari uang? seharusnya

orang tua anaknya itu dalam suatu bidang pendidikan ,seharusnya mengasuh dan

mengasihinya memberi arahan tetap berpendidikan tidak diwajibkan putus sekolah

atau mengamen terutama utuk kebutuhan, pada intinya kepada orang tuanya berperan

Page 88: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

penting 100 persen untuk anaknya dan kemudian anaknya mengikuti langkah maupun

yang di lakukan orang tua tersebut, contohnya sudah banyak suatu komunitas maupun

lembaga2 yang ada di memisahkan pendidikan secara gratis di antara contoh seperti

komunitas sastra indonesia itu secara gratis komunitas sastra inggris tersebut

mengadakan latihan pengajaran2 anak2 usia dini padausia pendidikan, jadi ada tingkat

kesadaran pada diri sendiri baru di arahkan tetap harus niat dan pemikirannya ke pada

anak, karena itu lebih penting dibandingkan kedewasaan seorang anak itu usia 21

Tahun nach itu lah usia2 anak yang pintar dan berkembang seharusnya kebanyakan

kita melihat di kawasan ini anak2 sudah mencari nafkah sendiri

12. Apakah bapak sudah berkeluarga dan mempunyai anak? Ya saya sudah berkeluarga

dan mempunyai anak 2 laki & perempuan

13. Apakah bapak tinggal di jakarta? di Bkasi

14. Berapakira-kirajumlahpengamen anak disini? Ada sekitar 12 orang dan dalam usia 9

sampai 13 tahun

15. Bagaimana pandangan bapak/ibu mengenai keberadaan pengamen disini? Selama

pengamen anak dan tidak menganggu sama pengunjung maka aman-aman baik saja

16. Apakah pengamen di area fatahillah di bebaskan begitu saja? Pengamen anak disini

kami akan kombinasi dengan baik agar mereka baik juga dan menjadi pengamennya

dengan baik dan juga akan menghasilkan lagu-lagu yang enak didengar bagi

pengunjung yang datang ke Kota Tua Jakarta

17. Menurut bapak/ibu faktor apa yang sebenarnya menyebabkan mereka mengamen di

sini? Faktor ekonomi dan biasanya tuch untuk membantu orang tua dan kebutuhan

mereka sehari-hari biasanya seperti itu, dan untuk biaya tambahan sekolah makanya

mereka biasanya mengamen di sekitar kawasan Kota Tua

18. Bagaimana perilaku social pengamen anak terhadap di kawasan Kota Tua Jakarta ini?

Mereka baik-baik dan selama mereka baik dan tidak aneh-aneh maupun tidak

menganggu kawasan Kota Tua maka kita biarkan aj

19. Apakah bapak/ibu dengan keberadaan pengamen di Kota Tua ini merasa terganggu?

Kenapa? Engak ko karena selama para pengunjung tidak merasa terganggu maka

aman aj, selalu baik dan sopan ramah pengamennya lagu2nya enak klo ganggu maka

pengunjung tidak suka

20. Sejauh ini menurut pengetahuan bapak/ibu apakah pengamen di Kota Tua ini selalu

bertingkah laku yang kurang baik? Engak karenakan kebanyakan yang kita lihat disini

Page 89: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

anak-anaknya pada baik terhadap pengunjung dan mereka punya orang tua ya..pasti

kan di sayang ma orang tuanya

21. Apakah pengamen anak yang ada di kawasan Kota Tua ini Pernah di razia? Dulu

pernah di razia itu pun bekerja sama kecamatan dengan wali kota di bantu oleh salpol

pp untuk di bina atau di kasih pendidikan g itu di tempat panti asuhan dan dinas

sosial.

Page 90: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

Nama : ADA

Usia : 51 tahun

Jabatan : Kepala Satuan Pelaksana Informasi, Pelayanan Dan Promosi

Pendidikan : S1

Tanggal : 26 Maret 2015

1. Sejak kapan berdirinya kota tua jakarta? Berdirinya kota tua ini semejak tahun 2006,

tahun 2006 tapi itu adalah intestasinya yaitu kami bagi unit pengelolah kota tua

jakarta, bukan berarti kawasan kota tua jakarta kalau yang di maksud dengan

kawasan kota tua jakarta itu berdiri sudah sejak penataan pemerintahan di zaman

penjajah belanda.

2. Mengapa mengambil nama kota tua jakarta? karena kami terletak di kawasan kota tua

jakarta, tugas dan fungsi kami adalah penata perkembangan di kota tua jakarta.

apakah ada makna tertentu! Kota tua itu di dalam wilayahnya terdapat beberapa

macam banyaknya bangunan jagar budaya bermakna berarti suatu nilai bangunan

yang terkait amat masa sejarah, histori yang kebetulan emang di kawasan kota tua

jakarta ini memiliki nilai kental akan sejarah dari mulainya masa penjajahan

bangsabelanda indonesia dan khususnya di dahulu itu yang bernama sunda kelapa

berubah menjadi kota batavia dan berubah menjadi jayakarta berupah menjadi kota

tua jakarta, nach makna tersebutlah yang menjadikan kawasan ini di sebut kota tua

jakarta karena adanya bangunan jagar budaya yang usia dan makna bangunan itu

memiliki nilai tertua sesuai dengan sejarahnya, jadi di sebut kota karena jesifikasinya

kota itu dulu pusat kota pemerintahan pada masa penjajahan belanda, karena musiem

kota tua sekarang pernah stadiun itu adalah balai kotanya pada masa penjajahan

belanda di kota tua jakarta ini dan tua adalah mengartikan masa emang kota tua

jakarta adalah yang paling tertua di asia tenggara seperti itu faktanya.

3. Apa tujuan atau motivasi pelestarian kota tua jakarta? Kita terus menerus ingin

menata akan struktur dari setiap instansi bagian dan yang mengelolah kota tua jakarta,

sehingga mencapai suatu program yang di sebutkan penataan pengembangan

pelestarikan dan pemanfaatan yang pemakna kawasan yang tercetus berjudul

rapitalisasi kawasan kota tua jakarta gunanya adalah ingin memunculkan kembali

nilai-nilai sejarah tersebut yang ada di masa penjajahan belanda di indonesia ini,

Page 91: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

khususnya di ibu kota tua ini kita ingin membuka kembali contohnya di kota tua ini

dulu pernah ada dari utara itu pelabuhan sunda kelapa dan ada benteng dinamakan

kastil batavia dan ada tren kota tua nach itu poin objek2 tersebutlah yang lain kita

munculkan dan kita kelolah, dan juga berbagai macam poilemik maupun dengan

komunal masyarakat, hanya ada masyarakat lokal itu tidak kemungkinan adanya

perubahan perkembangan dikota tua ini lah yang kita kelolah, gunanya kita tidak

hilangkan maupun tidak menghapus zaman dan kita ingin fokus perkembangan dan

memgikuti perkembangan zaman kita akan memunculkan kembali, karena kita ini

adalah bagian2 objek wisata kita tatah pada khususnya mencerminkan atau nilai2

sejarah kota tua jakarta

4. Sejak kapan bapak/ ibu menjabat/ bekerja? Adanya perubahan stuktur baru sesuai

dengan pemimpinan bapak gubenur baru kita provinsi DKI jakarta yaitu basuki cahya

purnama dari mulai stuktur gubenur hingga berubah hingga menjadi terkait unit kami

berubah, nach itu kami menjabat secara pribadi menjabat kepala satuan pelaksana

pengawasan dan penataan perkembangan di kota tua ini sejak febuari 2 tahun 2015

5. Apa saja program yang di dirikan terhadap anggotanya? kita sesuai dengan tugas dan

fungsi itu kebetulan fungsi pengelolah kota tua jakarta di atur dalam peraturan

gubenur propinsi DKI jakarta no 7 tahun 20011, hal kemudian sertifikasi lebih lanjut

kedudukan tugas dan fungsi tersebut atau unit pengelolah kota tua tersebut di atur

dalam pasal 3 dan asal 4 di dalam no 7 tahun 20011, di antaranya kita adalah

menyusun suatu rencana anggaran maupun rencana program kegiatan yang terkait

akan penataan kota tua jakarta dalam pemerintah DKI jakarta dengan tingkatan wali

kota jakarta

6. Dalam pelaksanaan pemberdayaan yang dilakukan UPK ini, apakah bapak/ ibu

menemui kendala? Salah satu kendala yang kami hadapi selama jadi staff di Kota Tua

ini adalah minimnya dukungan dari pemerintah setempat dalam mengelola Kota Tua

Jakarta mungkin karena masih berada dibawah dua Kotamadya yaitu Jakarta Utara

dan Jakarta Barat, belum terpadunya pengembangan program-program setiap wilayah

dan juga kawasan Kota Tua yang masih kurang aman, macet dan banyak pedagang-

pedagang yang kurang tertib.

7. Bagaimana cara mengatasi semua kendala yang di hadapi tersebut? Yaitu kami

sebanyak mungkin mengadakan atau kerjasama atau mencari profed sistem itu ada

tenaga–tenaga ahli yang memiliki kemampuan yang dapat membantu kami dalam

berbagai bidang atau pelaksana tersebut, sejujurnya adalah penyebab karena adanya

Page 92: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

kekurangan SDM memang kurang ini sehingga kami memerlukan tenaga ahli

sebaiknya, dan kita bantukan tenaga2 ahli akademikan seperti mahasiswa maupun

mahasiswi yang ingin siap membantu kami dan sesuai dengan bidang masing2

maupun kemampuan dan jurusan masing2

8. Bagaimana pendapat bapak tentang seniman musik yang ada di kota tua? cukup baik

dan sangat baik kami sangat mendukung akan suatu kegiatan yang di adakan setiap

seniman musik ada di kota tua jakarta ini, dan secara langsung maupun tidak langsung

ikut turut mengembangkan membantu dalam suatu pengembangan kegiatan2 yang ada

dikota tua jakarta ini, karena untuk mengutamakan suatu potensi objek wisata yang

ada di kota tua jakarta dulu adanya suatu daya tarik tertentu contohnya seniman musik

yang baru kreaksi aktivitasnya masing2, tentu saja tidak keluar dari kolidor seni dan

budaya khususnya di kota tua jakarta ini

9. Bagaimana pendapat bapak tentang seniman musik/pengamen anak? kalau secara

persamaan secara pribadi melihatnya itu seharusnya tuch tingkat usia anak2 ini di

maksudkan pengamen baik tuch yaitu kita suatu komvensifkan tidak usia anak di

sebut pengamen baik itu yaitu kita suatu sifat dalam urban masyarakat kita memang

ya..klo kita sebut yaitu dengan adanya faktor ekonomi berikan kepada suatu rasa

mental ya itu sehingga ada anak2 yang ingin memenuhi perekonomian kebutuhan

akan suatu mata uang yang ingin, akhirnya menjadi seniman pengamen cilik, nach klo

kita lihat tingkatan dari suatu sosiologi dalam pendidikan seharusnya tuch menurut

secara saya pribadi seharusnya anak tersebut masih bersekolah dalam tahap

pembelajaran di tingkat pendidikan dari sekolah tapi dalam tahap pembelajaran, dari

tingkat pendidikan wajib 9 tahun, baru boleh mengembangkan kreativitasnya klo

secara pribadi seperti itu penilainya, dan seharusnya orang tua anak tersebut,

mendukung sepenuhnya dalam pendidikan anak tersebut minimal tingkatan madrasah

MI atau SMP, kalau faktor ekonomi bisa suatu madrasah sanawiyah yang gratis itu

sudah banyak melalui RT/ RW itu yang tidak mampu, pada intinya secara pribadi

jika seusia rata2 sekolah dari tingkat SD, SMP sampai SMA, anak tersebut sudah

sekolah akan tetapi sehari2nya beraktivitas sebagai seniman musik atau pengamen

10. Menurut bapak apa yang melatar belakangi mereka mengamen? adanya faktor

ekonomi biasanya ya..dan keadaan yang memang linkungan juga ikut berpengaruhi

akan mental dari si anak itu berjuang dalam berarti aktivitas tapi berjuang hidup

dalam suatu pemikiran harus mencari uang untuk memenuhi kebutuhan hidup

keluarga saya sehari-hari

Page 93: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

11. Bagaimana pendapat bapak tentang seorang anak yang mencari uang? seharusnya

orang tua anaknya itu dalam suatu bidang pendidikan, seharusnya mengasuh dan

mengasihinya memberi arahan tetap berpendidikan tidak di wajibkan putus sekolah

atau mengamen terutama utuk kebutuhan, pada intinya kepada orang tuanya berperan

penting 100 persen untuk anaknya dan kemudian anaknya mengikuti langkah maupun

yang di lakukan orang tua tersebut, contohnya sudah banyak suatu komunitas maupun

lembaga2 yang ada di memisahkan pendidikan secara gratis di antara contoh seperti

komunitas sastra indonesia itu secara gratis komunitas sastra inggris tersebut

mengadakan latihan pengajaran2 anak2 usia dini pada usia pendidikan, jadi ada

tingkat kesadaran pada diri sendiri baru di arahkan tetap harus niat dan pemikirannya

ke pada anak, karena itu lebih penting di bandingkan kedewasaan seorang anak itu

usia 21 tahun nach itu lah usia2 anak yang pintar dan berkembang seharusnya

kebanyakan kita melihat di kawasan ini anak2 sudah mencari nafkah sendiri

12. Apakah bapak sudah berkeluarga dan mempunyai anak? Ya saya sudah berkeluarga

dan mempunyai anak 2 laki & perempuan

13. Apakah bapak tinggal di jakarta? Di bekasi

14. Berapa kira-kira jumlah pengamen anak disini? Saya belum melihat pengamen anak

kecil

15. Bagaimana pandangan bapak/ibu mengenai keberadaan pengamen disini? Menurut

saya baik-baik saja pengamen anak tersebut selama saya pernah jalan di lapangan

16. Apakah pengamen anak di area fatahillah di bebaskan begitu saja? Selama pengamen

anak itu baik, sopan dan mengikuti peraturan yang sudah ada ketentuan tersebut maka

para pengamen anak silakan mengamen dikota tua ini baik kepada pengunjung,

sedangkan mereka mencari rezeki untuk kebutuhan hidup

17. Menurut bapak/ibu faktor apa yang sebenarnya menyebabkan mereka mengamen di

sini? Faktor ekonomi yang tidak tercukupi, mungkin untuk membantu perekonomian

keluarga mereka supaya tercukupi kebutuhan mereka gak itu biaya sekolah maupun

buat tambahan uang jajan

18. Bagaimanaperilaku social pengamen anak terhadap di kawasan Kota Tua Jakarta ini?

karena saya lihat langsung kadang saya lagi duduk di datangi oleh pengamen selagi

mereka sopan, baik dan menyayikan lagu yang enak di dengar maka saya kasih uang

sekedarnya, karena saya ingin mewujudkan kota tua ini enak merasa nyaman bagi

para pengunjung maupun bagi para turis lainnya yang datang berkunjung ke Kota Tua

Jakarta

Page 94: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

19. Apakah bapak/ibu dengan keberadaan pengamen di Kota Tua ini merasa terganggu?

Kenapa! enggak, selama mereka mengamen tidak onar maka paara pengunjung pun

merasa senang terhibur ada juga yang kurang menyenangkan saya lagi uduk saja

langsung didatangin pengamen anak selagi saya ada uang receh maka saya kasih jika

saya tidak ada uang receh maka saya bilang maaf pengamen anak tersebut paham ko

20. Sejauh ini menurut pengetahuan bapak/ibu apakah pengamen di Kota Tua ini selalu

bertingkah laku yang kurang baik? Selama saya melihat langsung di lapangan para

pengamen anak pada baik ko

21. Apakah pengamen anak yang ada di kawasan Kota Tua ini Pernah di razia? Pernah

waktu itu di razia khususnya bagi para pengamen anak dan preman bermasalah

Page 95: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

Nama : HY

Usia :50 Tahun

Pekerjaan : Staff Unit Pengelola Kota Tua Jakarta

Pendidikan : S1

Tanggal :27 April 2015

1. Berapa kira-kira jumlah pengamen anak disini? Dalam usia 9 samapai 13 tahun

2. Bagaimana pandangan bapak/ibu mengenai keberadaan pengamen disini? Selama

tidak menganggu aman-aman dan baik saja,

3. Apakah pengamen di area fatahillah di bebaskan begitu saja? Pengamen anak disini

tidak begitu di bebaskan saja tapi kita akan kombinasi dengan baik agar mereka baik

juga dan menjadi pengamennya dengan baik dan juga akan menghasilkan lagu-lagu

yang enak di dengar

4. Menurut bapak/ibu faktor apa yang sebenarnya menyebabkan mereka mengamen

disini? Faktor ekonomi dan biasanya tuch untuk membantu orang tua dan uang jajan

mereka sehari-hari biasanya seperti itu, dan untuk tambahan biaya sekolah kan

mereka ini kan biasanya mengamen di sekitar kawasan Kota Tua sini

5. Bagaimana perilaku sosial pengamen anak terhadap di kawasan Kota Tua Jakarta ini?

Mereka baik-baik dan tidak aneh-aneh selama mereka baik dan tidak menganggu

kawasan kita biarkan aj

6. Apakahn bapak/ibu dengan keberadaan pengamen di Kota Tua ini merasa terganggu?

Kenapa? Gak karena selama para pengunjung tidak merasa terganggu, karena selalu

baik dan sopan ramah dan juga tidak merasa ganggu, mereka itu biasanya kalau ini

sich gak juga sich, selama mereka tidak menganggu pengunjung dan lain-lain

pengamennya lagu2nya enak ya tidak menganggu klo ganggu maka pengunjung tidak

suka

7. Sejauh ini menurut pengetahuan bapak/ibu apakah pengamen di Kota Tua ini selalu

bertingkah laku yang kurang baik? Gak, karenakan kebanyakan yang kita lihat disini

anak-anaknya pada baik, ibarat kata loe lagi-loe lagi, kalau pada dasarnya tingkah

laku mereka baik maka mereka akan baik kalau mereka tidak baik pengunjung tidak

baik,mereka punya orang tua ya..pasti kan di sayang ma prang tuanya

Page 96: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

8. Apakahpengamen anak yang ada di kawasan Kota Tua ini Pernah di razia? Kalau di

razia itu bukan bagian UPK tapi bagian salpol pp dan kecamatan atau dinas sosial,

kalau di kecamatan bukan dinas kas sosial bekerja sama dengan wali kota dinas sosial,

kalau mereka berkiaran kan sanggup tapi kalau bukan satu tempat maka tidak

sanggup, kalau dijalan2 raya itu menganggu lalu lintas dan menganggu orang-orang

lewat juga klo di sikitar sini mungkin tidak ganggu tetep cari pengamennya dan ada

juga peraturan dari pemerintah yang jelas bukan dari UPK yang ngasih dan kita

jangan mengusir para pengamen malah kita membimbing mereka membentuk

komunitas di sini ada komunitas rige dll.

9. Sejak kapan berdirinya kota tua jakarta? Berdirinya kota tua ini semejak tahun 2006,

tahun 2006 tapi itu adalah intestasinya yaitu kami bagi unit pengelola kota tua jakarta,

bukan berarti kawasan kota tua jakarta kalau yang di maksud dengan kawasan kota

tua jakarta itu berdiri sudah sejak penataan pemerintahan di zaman penjajah belanda

sampai sekarang gedung tersebut masih tetep yang lama dan struktur bangunannya

tidak ada yang berubah.

10. Mengapa mengambil nama kota tua jakarta? karena kami terletak di kawasan kota tua

jakarta, tugas dan fungsi kami adalah penata perkembangan di kota tua Jakarta sampai

sekarang di kenal oleh masyarakat. apakah ada makna tertentu! Kota Tua Jakarta

bermakna berarti suatu nilai bangunan yang terkait amat masa sejarah, histori yang

kebetulan emang di kawasan kota tua jakarta ini memiliki nilai kental akan sejarah

yang ketal dan memiliki nilai tertua sesuai dengan sejarahnya, sejarahnya kota tua ini

disebut kota tua Batavia yang dikenal dengan sebutan sunda kelapa berubah menjadi

kota batavia dan berupah menjadi Jayakarta berubah menjadi kota tua Jakarta, nach

makna tersebutlah yang menjadikan kawasan ini disebut Kota Tua Jakarta karena

adanya bangunan jagar budaya jadi di sebut kota karena jesifikasinya kota itu dulu

pusat kota pemerintahan pada masa penjajahan Belanda

11. Apa tujuan atau motivasi pelestarian kota tua jakarta? Sehingga mencapai suatu

program yang disebutkan penataan pengembangan pelestarikan dan pemanfaatan yang

pemakna kawasan yang tercetus berjudul rapitalisasi kawasan kotatua jakarta gunanya

adalah ingin memunculkan kembali nilai-nilai sejarah tersebut yang ada di masa

penjajahan belanda diindonesia ini, khususnya di ibu kota tua ini kita ingin membuka

kembali contohnya di kota tua ini dulu pernah ada dari utara itu pelabuhan sunda

kelapa dan ada benteng dinamakan kastil Batavia dan ada tren kota tua nach itu poin

objek tersebutlah yang lain kita munculkan dan kita kelolah, dan juga berbagai

Page 97: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

macam poilemik maupun dengan komunal masyarakat, hanya ada masyarakat lokal

itu tidak kemungkinan adanya perubahan perkembangan dikota tua ini lah yang kita

kelolah, gunanya kita tidak hilangkan maupun tidak menghapus zaman dan kita ingin

fokus perkembangan dan memgikuti perkembangan zaman kita akan memunculkan

kembali

12. Sejak kapan bapak/ ibu menjabat/ bekerja? Adanya perubahan stuktur baru sesuai

dengan pemimpinan bapak gubenur baru kita provinsi DKI jakarta yaitu basuki cahya

purnama dari mulai stuktur gubenur hingga berubah hingga menjadi terkait unit kami

berubah, nach itu kami menjabat secara pribadi menjabat kepala satuan pelaksana

pengawasan dan penataan perkembangan di kota tua ini sejak febuari 2 tahun 2015

13. Apa saja program yang di dirikan terhadap anggotanya? kita sesuai dengan tugas dan

fungsi pengelolah kota tua jakarta di atur dalam peraturan gubenur propinsi DKI

jakarta no 7 tahun 20011, hal kemudian sertifikasi lebih lanjut kedudukan tugas dan

fungsi tersebut atau unit pengelolah kota tua tersebut di atur dalam pasal 3 dan asal 4

di dalam no 7 tahun 20011, di antaranya kita adalah menyusun suatu rencana

anggaran maupun rencana program kegiatan yang terkait akan penataan kota tua

jakarta dalam pemerintah DKI jakarta dengan tingkatan wali kota jakarta

14. Dalam pelaksanaan pemberdayaan yang di lakukan UPK ini, apakah bapak/ ibu

menemui kendala? Kalo berbicara kendala pasti ada mas salah satunya yang sering

kami hadapi seperti kawasan yang kurang terawat, tidak aman, berpolusi, program-

programnya masih terpisah antar dinas karena yang masih berada di dua Kotamadya

sehingga kepengurusan kami sulit untuk menyusun planning kegiatan.

15. Bagaimana cara mengatasi semua kendala yang di hadapi tersebut? Yaitu kami

sebanyak mungkin mengadakan, kerja sama atau mencari profed sistem itu ada tenaga

–tenaga ahli yang memiliki kemampuan yang dapat membantu kami dalam berbagai

bidang atau pelaksana tersebut, sejujurnya adalah penyebab karena adanya

kekurangan SDM memang kurang ini sehingga kami memerlukan tenaga ahli

sebaiknya, dan kita bentukan tenaga-tenaga ahli akademikan seperti mahasiswa

maupun mahasiswi yang ingin siap membantu kami dan sesuai dengan bidang

masing-masing maupun kemampuan dan jurusan masing-masing.

16. Bagaimana pendapat bapak tentang seniman musik yang ada di kota tua? cukup baik

dan sangat baik kami sangat mendukung akan suatu kegiatan yang diadakan setiap

seniman musik ada di kota tua jakarta ini, dan secara langsung maupun tidak langsung

ikut turut mengembangkan membantu dalam suatu pengembangan kegiatan yang ada

Page 98: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

dikota tua jakarta ini, karena untuk mengutamakan suatu potensi objek wisata yang

ada di kota tua jakarta dulu adanya suatu daya tarik tertentu contohnya seniman musik

yang baru kreaksi aktivitasnya masing-masing, tentu saja tidak keluar dari kolidor

seni dan budaya khususnya di kota tua jakarta ini

17. Bagaimana pendapat bapak tentang seniman musik/pengamen anak? kalau secara

persamaan secara pribadi melihatnya itu seharusnya tuch tingkat usia anak2 ini di

maksudkan pengamen baik kita sebut yaitu dengan adanya faktor ekonomi berikan

kepada suatu rasa mental yaitu sehingga ada anak2 yang ingin memenuhi

perekonomian kebutuhan akan suatu mata uang yang ingin, akhirnya menjadi seniman

pengamen cilik, nach klo kita lihat tingkatan dari suatu sosiologi dalam pendidikan

seharusnya tuch menurut secara saya pribadi seharusnya anak tersebut masih

bersekolah dalam tahap pembelajaran di tingkat pendidikan dari sekolah tapi dalam

tahap pembelajaran, dari tingkat pendidikan wajib 9 tahun, pada intinya secara pribadi

jika seusia rata2 sekolah dari tingkat SD, SMP sampai SMA, anak tersebut sudah

sekolah akan tetapi sehari2nya beraktivitas sebagai seniman musik atau pengamen

18. Menurut bapak apa yang melatar belakangi mereka mengamen? adanya faktor

ekonomi biasanya ya.. dan keadaan yang memang linkungan juga ikut berpengaruhi

akan mental dari si anak itu berjuang dalam berarti aktivitas tapi berjuang hidup

dalam suatu pemikiran harus mencari uang untuk memenuhi kebutuhan hidup

keluarga saya sehari-hari

19. Bagaimana pendapat bapak tentang seorang anak yang mencari uang? Seharusnya

orang tua anaknya itu dalam suatu bidang pendidikan ,seharusnya mengasuh dan

mengasihinya memberi arahan tetap berpendidikan tidak diwajibkan putus sekolah

atau mengamen terutama utuk kebutuhan, pada intinya kepada orang tuanya berperan

penting 100 persen untuk anaknya dan kemudian anaknya mengikuti langkah maupun

yang di lakukan orang tua tersebut, contoh seperti komunitas sastra indonesia itu

secara gratis komunitas sastra inggris tersebut mengadakan latihan pengajaran2 anak2

usia dini pada usia pendidikan, jadi ada tingkat kesadaran pada diri sendiri baru di

arahkan tetap harus niat dan pemikirannya ke pada anak, karena itu lebih penting di

bandingkan kedewasaan seorang anak itu usia 21 tahun nach itu lah usia2 anak yang

pintar dan berkembang seharusnya kebanyakan kita melihat di kawasan ini anak2

sudah mencari nafkah sendiri

20. Apakah bapak sudah berkeluarga dan mempunyai anak? Ya saya sudah berkeluarga

dan mempunyai anak 2 laki & perempuan

Page 99: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

21. Apakah bapak tinggal di akarta? Di tanggerang.

Page 100: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

Nama : BAM

Usia :49 Tahun

Pekerjaan : Karyawan tetap di UPK

Pendidikan:S1

Tanggal :27 April 2015

1. Berapa kira-kira jumlah pengamen anak disini? Saya belum melihat pengamen anak

kecil

2. Bagaimana pandanganbapak/ibu mengenai keberadaan pengamen disini? Menurut

saya baik-baik saja pengamen anak tersebut selama saya di lapangan

3. Apakah pengamen anak di area fatahillah di bebaskan begitu saja? Selama pengamen

anak itu baik, sopan dan mengikuti peraturan yang sudah ada ketentuan tersebut maka

para pengamen anak silakan mengamen dikota tua ini baik kepada pengunjung, masa

saya melarang mereka untuk mengamen sedangkan mereka mencari rezeki untuk

kebutuhan hidup dan saya tidak bisa melarang itu hak mereka mencari uang.

Seandainya kalau anak kita menjadi pengamen anak gimana coba perasan kita pasti

sangat sedih tidak mendapatkan uang untuk kebutuhan hidup, jangan sampai anak kita

menjadi pengamen dech

4. Menurutbapak/ibu faktor apa yang sebenarnya menyebabkan mereka mengamen

disini? Faktor ekonomi yang tidak tercukupi, jujur saja saya juga merasa kasihan

melihat pengamen anak yang masih kecil sudah mencari uang dan di suruh-suruh oleh

orang tuanya mereka mungkin untuk membantu perekonomian keluarga mereka

supaya tercukupi kebutuhan mereka gak itu biaya sekolah maupun buat tambahan

uang jajan

5. Bagaimanaperilaku social pengamen anak terhadap di kawasan Kota Tua Jakarta ini?

Menurut saya mereka baik, karena saya lihat langsung kadang saya lagi duduk di

datangi oleh pengamen dan mereka sopan, baik dan menyayikan lagu yang enak di

dengar maka saya kasih uang sekedarnya, jikalau pengamen anak prilaku sosialnya

tidak menyenangkan maupun memaksa-maksa maka saya akan tangani langsung dan

beri peringatan secara tegas, karena saya ingin mewujudkan kota tua ini enak merasa

nyaman bagi para pengunjung maupun bagi para turis lainnya

Page 101: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

6. Apakah bapak/ibu dengan keberadaan pengamen di Kota Tua ini merasa terganggu?

Kenap? Saya engak merasa tengganggu, selama mereka mengamen tidak berbuat onar

maka para pengunjung pun merasa senang terhibur ada juga sich yang kurang

menyenangkan..

7. Sejauh ini menurut pengetahuan bapak/ibu apakah pengamen di Kota Tua ini selalu

bertingkah laku yang kurang baik? Selama saya melihat langsung di lapangan para

pengamen anak pada baik ko tapi klo di belakang saya kurang tahu juga, jika saya

lihat tingkah laku yang aneh-aneh ada maka saya langsung tegor mereka secara tegas

ttapi saya tidak mengusir mereka hanya saja kasih peringatan

8. Apakahpengamen anak yang ada di kawasan Kota Tuaini Pernah di razia? Waktu

pernah di razia pengamen-pengamen masalah anak atau dewasa kan yang tertangkap

kita belum tahu pokoknya razia preman, pengamen belum lama ada razia kaya begal

kalau malam kejadian dan banyak ini juga ia pengamen anak yang tertangkap razia

mungkin segrombolan bawa musik alat gitar, status mereka pengamen dan

pengunjung mungkin jarang pernah bawa-bawa alat gitar disana yang saya liat

mungkin ia pengamen kena razia preman, itu belum lama lah antara sebulan atau dua

bulan yang lalu.

9. Sejak kapan berdirinya kota tua jakarta? Berdirinya kota tua ini semejak tahun 2006,

tahun 2006 tapi itu adalah intestasinya yaitu kami bagi unit pengelola kota tua jakarta,

bukan berarti kawasan kota tua jakarta kalau yang di maksud dengan kawasan kota

tua jakarta itu berdiri sudah sejak penataan pemerintahan dizaman penjajah belanda

sampai sekarang gedung tersebut masih tetep yang lama dan struktur bangunannya

tidak ada yang berubah.

10. Mengapa mengambil nama kota tua jakarta? Karena kami terletak di kawasan kota tua

Jakarta, tugas dan fungsi kami adalah penata perkembangan di kota tua Jakarta

sampai sekarang di kenal oleh masyarakat. apakah ada makna tertentu! Kota Tua

Jakarta bermakna berarti suatu nilai bangunan yang terkait amat masa sejarah, histori

yang kebetulan emang di kawasan kota tua jakarta ini memiliki nilai kental akan

sejarah yang ketal dan memiliki nilai tertua sesuai dengan sejarahnya, sejarahnya kota

tua ini disebut kota tua Batavia yang dikenal dengan sebutan sunda kelapa berubah

menjadi kota batavia dan berupah menjadi Jayakarta berubah menjadi kota tua

Jakarta, nach makna tersebutlah yang menjadikan kawasan ini disebut Kota Tua

Jakarta karena adanya bangunan jagar budaya jadi di sebut kota karena jesifikasinya

kota itu dulu pusat kota pemerintahan pada masa penjajahan Belanda

Page 102: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

11. Apa tujuan atau motivasi pelestarian kota tua jakarta? Sehingga mencapai suatu

program yang disebutkan penataan pengembangan pelestarikan dan pemanfaatan yang

pemakna kawasan yang tercetus berjudul rapitalisasi kawasan kotatua jakarta gunanya

adalah ingin memunculkan kembali nilai-nilai sejarah tersebut yang ada di masa

penjajahan belanda diindonesia ini, khususnya di ibu kota tua ini kita ingin membuka

kembali contohnya di kota tua ini dulu pernah ada dari utara itu pelabuhan sunda

kelapa dan ada benteng dinamakan kastil Batavia dan ada tren kota tua nach itu poin

objek tersebutlah yang lain kita munculkan dan kita kelolah, dan juga berbagai

macam poilemik maupun dengan komunal masyarakat, hanya ada masyarakat lokal

itu tidak kemungkinan adanya perubahan perkembangan dikota tua ini lah yang kita

kelolah, gunanya kita tidak hilangkan maupun tidak menghapus zaman dan kita ingin

fokus perkembangan dan memgikuti perkembangan zaman kita akan memunculkan

kembali

12. Sejak kapan bapak/ ibu menjabat/ bekerja? Adanya perubahan stuktur baru sesuai

dengan pemimpinan bapak gubenur baru kita provinsi DKI jakarta yaitu basuki cahya

purnama dari mulai stuktur gubenur hingga berubah hingga menjadi terkait unit kami

berubah, nach itu kami menjabat secara pribadi menjabat kepala satuan pelaksana

pengawasan dan penataan perkembangan di kota tua ini sejak febuari 2 tahun 2015

13. Apa saja program yang di dirikan terhadap anggotanya? kita sesuai dengan tugas dan

fungsi pengelolah kota tua jakarta di atur dalam peraturan gubenur propinsi DKI

jakarta no 7 tahun 20011, hal kemudian sertifikasi lebih lanjut kedudukan tugas dan

fungsi tersebut atau unit pengelolah kota tua tersebut di atur dalam pasal 3 dan asal 4

di dalam no 7 tahun 20011, di antaranya kita adalah menyusun suatu rencana

anggaran maupun rencana program kegiatan yang terkait akan penataan kota tua

jakarta dalam pemerintah DKI jakarta dengan tingkatan wali kota jakarta

14. Dalam pelaksanaan pemberdayaan yang di lakukan UPK ini, apakah bapak/ ibu

menemui kendala? Kalo berbicara kendala pasti ada mas salah satunya yang sering

kami hadapi seperti kawasan yang kurang terawat, tidak aman, berpolusi, program-

programnya masih terpisah antar dinas karena yang masih berada di dua Kotamadya

sehingga kepengurusan kami sulit untuk menyusun planning kegiatan.

15. Bagaimana cara mengatasi semua kendala yang di hadapi tersebut? Yaitu kami

sebanyak mungkin mengadakan, kerja sama atau mencari profed sistem itu ada tenaga

–tenaga ahli yang memiliki kemampuan yang dapat membantu kami dalam berbagai

bidang atau pelaksana tersebut, sejujurnya adalah penyebab karena adanya

Page 103: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

kekurangan SDM memang kurang ini sehingga kami memerlukan tenaga ahli

sebaiknya, dan kita bentukan tenaga-tenaga ahli akademikan seperti mahasiswa

maupun mahasiswi yang ingin siap membantu kami dan sesuai dengan bidang

masing-masing maupun kemampuan dan jurusan masing-masing.

16. Bagaimana pendapat bapak tentang seniman musik yang ada di kota tua? cukup baik

dan sangat baik kami sangat mendukung akan suatu kegiatan yang diadakan setiap

seniman musik ada di kota tua jakarta ini, dan secara langsung maupun tidak langsung

ikut turut mengembangkan membantu dalam suatu pengembangan kegiatan yang ada

dikota tua jakarta ini, karena untuk mengutamakan suatu potensi objek wisata yang

ada di kota tua jakarta dulu adanya suatu daya tarik tertentu contohnya seniman musik

yang baru kreaksi aktivitasnya masing-masing, tentu saja tidak keluar dari kolidor

seni dan budaya khususnya di kota tua jakarta ini

17. Bagaimana pendapat bapak tentang seniman musik/pengamen anak? Kalau secara

persamaan secara pribadi melihatnya itu seharusnya tuch tingkat usia anak2 ini di

maksudkan pengamen baik kita sebut yaitu dengan adanya faktor ekonomi berikan

kepada suatu rasa mental yaitu sehingga ada anak2 yang ingin memenuhi

perekonomian kebutuhan akan suatu mata uang yang ingin, pada intinya secara

pribadi jika seusia rata2 sekolah dari tingkat SD, SMP sampai SMA, anak tersebut

sudah sekolah akan tetapi sehari2nya beraktivitas sebagai seniman musik atau

pengamen

18. Menurut bapak apa yang melatar belakangi mereka mengamen? Adanya faktor

ekonomi biasanya ya dan keadaan yang memang linkungan juga ikut berpengaruhi

akan mental dari si anak itu berjuang dalam berarti aktivitas tapi berjuang hidup

dalam suatu pemikiran harus mencari uang untuk memenuhi kebutuhan hidup

keluarga saya sehari-hari

19. Bagaimana pendapat bapak tentang seorang anak yang mencari uang? Seharusnya

orang tua anaknya itu dalam suatu bidang pendidikan, seharusnya mengasuh dan

mengasihinya memberi arahan tetap berpendidikan tidak diwajibkan putus sekolah

atau mengamen terutama utuk kebutuhan, pada intinya kepada orang tuanya berperan

penting 100 persen untuk anaknya dan kemudian anaknya mengikuti langkah maupun

yang di lakukan orang tua tersebut, jadi ada tingkat kesadaran pada diri sendiri baru di

arahkan tetap harus niat dan pemikirannya kepada anak, karena itu lebih penting di

bandingkan kedewasaan seorang anak itu usia 21 tahun nach itu lah usia2 anak yang

Page 104: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

pintar dan berkembang seharusnya kebanyakan kita melihat di kawasan ini anak2

sudah mencari nafkah sendiri

20. Apakah bapak sudah berkeluarga dan mempunyai anak? Ya saya sudah berkeluarga

dan mempunyai anak 3 laki & perempuan

21. Apakah bapak tinggal di Jakarta? Depok

Page 105: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

Foto Dokumentasi Penelitian

Pengamen anak Irma (kiri) sedang menjalankan rutinitas saat mengamen di pusat Kota Tua Jakarta.

Pengamen anak Aji (kanan) sedang menjalankan aktivitasnya saat mengamen di Kota Tua Jakarta.

Seniman saat menampilkan aksinya di Kota Tua pada malam minggu.

Penulis (kanan) saat bersama narasumber dalam sesi interview.

Page 106: JAMAL HILMI-FISIP.pdf

Penulis (kanan) saat interview dengan Kepala

Satuan Pelaksana Informasi, Pelayanan dan

Promosi.

Penulis (Kiri) saat bersama narasumber.

Penulis (kiri) saat bersama narasumber. Penulis (kanan) saat bersama pengamen dewasa di Kota Tua Jakrta.