12
Sejuta Kenangan Danau Zuri Karya: Kezia Odelia Danau terlihat sangat teduh, burung-burung beterbangan di atas permukaan air, menunggu ikan-ikan yang lengah yang siap untuk dimangsa. Aku duduk diatas batu besar menikmati pemandangan yang amat sejuk. Yang ku dengar hanyalah suara angin yang berhembus, mungkin inilah sebab aku tidak mempunyai teman yang cukup banyak, aku lebih menyukai suasana tenang. Di danau itu tidak ada sama sekali orang yang menemaniku, hanya aku seorang diri saja. Tiba-tiba dari belakang, terdengar suara tepakan kaki, ku berdiri dan mencoba melihat dengan baik ke semak-semak, ternyata hanyalah musang. Orang-orang menyebut danau itu, Danau Zuri. Tiba-tiba dari arah belakangku terdengar suara mamaku berteriak memanggil namaku, aku langsung bergegas pulang karena aku takut mamaku khawatir. Mamaku adalah seorang yang sangat gampang untuk khawatir, ia selalu memanggilku untuk pulang sebelum jam 5 sore. Ia selalu khawatir jika aku pulang lewat jam 5 sore. Tetapi aku tahu ia memarahiku karena dengan suatu alasan, tapi mungkin ia belum berani memberitahuku. Keesokan harinya, aku bangun dan pergi berjalan ke sekolahku, setiap pagi ketikaku berjalan ke sekolah, aku selalu melihat seorang laki-laki masuk kedalam hutan tempat danau Zuri berada. Tinggi badannua, mukanya terlihat tampan dan sangat bersih penampilannya. Saat ku tiba di sekolah, aku langsung duduk di bangku tempat ku duduk dan langsung membaca

Janji Pangeran Danau Zuri

  • Upload
    kezia

  • View
    222

  • Download
    2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

cerpen kelas IX 2015

Citation preview

Page 1: Janji Pangeran Danau Zuri

Sejuta Kenangan Danau Zuri

Karya: Kezia Odelia

Danau terlihat sangat teduh, burung-burung beterbangan di atas permukaan air,

menunggu ikan-ikan yang lengah yang siap untuk dimangsa. Aku duduk diatas batu besar

menikmati pemandangan yang amat sejuk. Yang ku dengar hanyalah suara angin yang

berhembus, mungkin inilah sebab aku tidak mempunyai teman yang cukup banyak, aku lebih

menyukai suasana tenang. Di danau itu tidak ada sama sekali orang yang menemaniku, hanya

aku seorang diri saja. Tiba-tiba dari belakang, terdengar suara tepakan kaki, ku berdiri dan

mencoba melihat dengan baik ke semak-semak, ternyata hanyalah musang. Orang-orang

menyebut danau itu, Danau Zuri. Tiba-tiba dari arah belakangku terdengar suara mamaku

berteriak memanggil namaku, aku langsung bergegas pulang karena aku takut mamaku

khawatir. Mamaku adalah seorang yang sangat gampang untuk khawatir, ia selalu

memanggilku untuk pulang sebelum jam 5 sore. Ia selalu khawatir jika aku pulang lewat jam

5 sore. Tetapi aku tahu ia memarahiku karena dengan suatu alasan, tapi mungkin ia belum

berani memberitahuku.

Keesokan harinya, aku bangun dan pergi berjalan ke sekolahku, setiap pagi ketikaku

berjalan ke sekolah, aku selalu melihat seorang laki-laki masuk kedalam hutan tempat danau

Zuri berada. Tinggi badannua, mukanya terlihat tampan dan sangat bersih penampilannya.

Saat ku tiba di sekolah, aku langsung duduk di bangku tempat ku duduk dan langsung

membaca novelku sejenak. Diriku ini memang terkenal amat pendiam dan tidak bisa menjadi

terbuka dengan siapapun, makanya aku tidak mempunyai teman di sekolah, aku selalu

melakukan segalanya sendiri tanpa bantuan temanku. Tetapi aku suka hidup individualis

seperti ini, menikmati hidup sendirian tanpa ada beban dari teman. Saat bel berbunyi,

menandakan usainya sekolah pada hari itu, aku pun langsung memasukkan bukuku yang

berserakan dan langsung pergi menarik tasku unutk pergi pulang. Setiapku berjalan pulang,

aku selalu melihat laki-laki yang sama berjalan meninggalkan hutan. Aku selalu ingin

menghampirinya tetapi tidak pernah bisa, aku terlalu takut untuk memulai pembicaraan

duluan dengan laki-laki. Saatku tiba dirumah, aku langsung masuk ke kamar, mengganti

pakaianku, mengambil novel dan bergegas ingin pergi ke danau. Tetapi ibuku tiba-tiba

memanggilku

Page 2: Janji Pangeran Danau Zuri

“Chloe, mau kemana kamu?”

“Seperti biasa ma, ke Danau Zuri untuk menenangkan pikiranku sejenak”

“Sudah cukup nak, mama khawatir kamu kenapa-napa”

“Kenapa ma? Emangnya di danau itu ada apa?”

“Sudah! Masuk kedalahdak tahu kamarmu dan baca novelmu dikamar saja!”

“Baiklah ma”

Aku menjadi risih dengan kelakuan mamaku pada hari ini, aku sendiri pun tahu mengapa

mamaku sudah tidak membolehkan diriku untuk ke danau Zuri, padahal danau itu terlihat

fine-fine saja. Saat sudah malam, Papaku pulang dan menyapaku, dengan nada sedikit kesal

aku menjawab papaku.

“Ada apa denganmu nak?”

“Mama tidak membolehkanku untuk pergi ke danau Zuri lagi”

“Dengarkan saja apa yang mamamu katakan, Papa yakin pasti itu semua demi kebaikanmu,

kamu adalah anak papa dan mama satu-satunya, kami tidak bisa kehilanganmu nak.”

“Tetaoi aku sudah besar pa, aku sudah bisa menjaga diriku sendiri, apalagi danau itu sudah

berapa tahun kukunjungi, tidak pernah ada kisah yang mengerikan disana”

“Nanti papa coba bicara kepada mamamu”

Lambat laun, aku pun tertidur, jika biasanya aku membaca novel sebelum tidur, kali

ini tidak. Keesokan harinya, hari itu adalah hari sabtu, Papa dan Mama ku memanggilku dari

luar kamarku

“Sini nak, Papa Mama ingin bertanya”

“Ada apa Pa, Ma?’

“Papa dan Mama ingin sekali kau berkuliah di luar negri untuk kuliah kedokteran…”

“Apa?! Kedokteran?! Melihat orang saja aku sudah malas untuk berbicara, kau menyuruhku

unutk menjadi dokter?!”

Page 3: Janji Pangeran Danau Zuri

“Jika kau tidak ingin menjadi dokter, jadilah Arsitek, Papa akan menyekolahkanmu di

Jepang.”

“Mimpiku adalah menjadi Desain Grafis pa, sekolahkan aku saja di Jepang berjurusan Desain

Grafis”

“Tetapi itu tak bisa menjamin kehidupan mu kelak nanti Chloe!”

Aku menjadi kesal, masuk ke kamarku, mengambil novel dan jaketku dan segera

pergi ke danau Zuri, disana aku menangis dan berpikiran kacau. Tiba-tiba dari arah belakang

ada yang menepuk pundakku, aku terkejut dan melihat siapa itu, ternyata ia adalah laki-laki

yang sering kutemui sebelum dan setelah ku bersekolah.

“Siapakah namamu? Mengapa kau menangis disini?”

“Namaku Chloe, aku mengalami hari yang buruk bersama anggota keluargaku”

“Aku siap mendengar ceritamu”

Aku hanya bisa terdiam dan mengusap air mataku.

“Aku dapat menjadi temanmu kalau kamu mau”

“Siapakah namamu?”

“Namaku Robert”

“Senang bertemu denganmu bert”

“Jadi, apakah kamu ingin menceritakannya”

Karena aku tidak mempunyai teman, disaat keadaan saat inilah aku ingin mencurahkan segala

keluh kesahku kepada seseorang. Untungnya Robert sangat baik ingin mendengar ceritaku.

Aku merasa sangat tenang saat bersama Robert, entalah mengapa aku dapat menjadi terbuka

bersama dengan Robert, tidak seperti bersama temanku yang lain, bahkan dengan orang tua

ku sendiri saja, aku tidak bisa menjadi terbuka seperti bersama Robert.

Setiap hari Robert mengajakku untuk pergi ke danau Zuri, kita suah menjadi sangat

akrab, aku selalu tidak mempunyai kesempatan unutk menanyakan mengenai kehidupan dia.

Karena hari itu kita sedang saling berdiaman, inilah kesempatan besarku untuk bertanya.

Page 4: Janji Pangeran Danau Zuri

“Tinggal dimana kamu?”

“Tidak jauh dari rumahmu”

“Dimanakah orang tuamu?”

“Orang tuaku tinggal di Jepang”

“lalu? Kau tak bersekolah?”

“Aku homeschooling tepatnya”

Baru kali ini aku merasakan berada nyaman bersama seseorang. Menjadi terbuka bersama

seseorang. Baru kali ini juga ada yang dapat mengerti perasaanku dan mengerti bagaimana

rasanya hidup di posisiku.

Setelah beberapa tahun kulewati, aku telah melewati masa SMA dan hari itu tiba.

Papa Mamaku selalu bertanya padaku mengenai kuliah. Sampai suatu hari, Papa Mama ku

akhirnya memutuskan bahwa aku boleh kuliah di jurusan Desain Grafis. Tetapi aku berpikir

bahwa jika aku akan ke Jepang, aku akan terpisah lama dari Robert. Kekhawatiran ini

membautku merasa bahwa sebenarnya aku telah Jatuh Cinta, aku sudah lama menyukainya,

tetapi aku tidak pernah dapat memeberi tahunya kepada siapapun. Aku takut ternyata ia sudah

mempunyai perempuan lain, lalu disaat itu aku akan patah hati dan menjalani hidupku yang

membosankan seperti dahulu sebelum bertemu Robert, Robert memberiku sejuta kenangan

yang membuatku tidak pernah ingi meninggalkan ia. Saat hari selasa tiba, aku memulai

percakapanku dengan nada agak serius.

“Rob, aku ingin pergi kuliah”

“Jadi? Kamu ingin meninggalkanku?”

“Hmmm, tapi inilah yang terbaik untukku, tapi kau bisa kan pergi ke Jepang bersamaku?

Orang tuamu ada disana kan?”

“Benarkah? aku tidak mempunyai cukup uang untuk pergi ke Jepang bersamamu”

“Pakailah uang tabunganku dahulu”

Pada saat yang kutunggu-tunggu, Robert dan aku pergi ke Jepang untuk bersekolah

bersama. Saat tiba di Jepang, Robert benar-benar tidak mengetahui dimanakah orang tuanya

Page 5: Janji Pangeran Danau Zuri

berada. Akhirnya Robert pun tinggal bersamaku di apartment. Robert tidur pisah kamar

denganku. Saat ku memasuki kamarnya, aku melihat setumpuk foto yang ia bawa di lantai,

sepertinya ia menjatuhkannya dengan tidak sengaja. Ternyata itu adalah sejumlah foto

dimana persahabatan kita berawal. Sejumlah kenangan, ia dokumentasikan, lalu tiba-tiba

Robert datang dan menunjukkan muka merah layaknya tomat.

“Kau mendokumentasikan semua kenangan kita di danau Zuri?”

“I…Iya, ku print semua fotonya untuk kenang-kenangan, sebagai tanda bahwa aku pernah

menemukan perempuan cantik yang mengenal diriku begitu dalam.”

Aku terpaku dan hanya bisa tersenyum karena malu, lalu tiba-tiba dia menerima

telepon dari seseorang, dari suaranya terdengar itu adalah perempuan. Lalu sambil berbicara,

ia berjalan cepat keluar dari kamar. Aku masuk kembali ke kamarku dan masih merasa

berbunga-bunga karena Robert menyebutku “perempuan cantik”. Keesokan harinya, aku

memutuskan untuk masuk ke dalam kamar Robert untuk menyatakan perasaanku kepadanya,

teryata ia sudah tiada, barangnya tidak ada yang ditinggalkannya, aku pun menjadi bingung,

kemanakah dia.

Aku menelepon Robert, dan alangkah terkejutnya aku mendengar bahwa Robert kembali ke

Indonesia.

“Kemanakah kamu rob?”

“Maafkan aku Chloe, aku harus pulang kembali.”

“Tetapi mengapa?

“Aku….”

“Kenapa? Ceritakan saja!”

“Aku pergi menjenguk pacarku yang sedang sakit”

Aku langsung menutup telepon dan terpaku akan kenyataan yang aku hadapi sekarang. Detak

jantungku melambat. Kenangan yang terputar dipikiranku tiba-tiba menghilang. Aku

menjatuhkan badanku ke tempat tidur dan mulai meneteskan segelintir air mata. Robert

meneleponku berulang kali, tetapi aku masih tidak dapat menerima keadaan yang baru saja

terjadi. Baru saja ku ingin putuskan untuk menyatakan perasaanku, ternyata ia sudah

Page 6: Janji Pangeran Danau Zuri

mempunyai yang lain. Missed Call dari Robert sungguh amat banyak sampai diriku

memutuskan untuk mematikan telepon genggamku. Keesokan harinya aku pergi ke

Universitas dan memulai pelajaran pertamaku di Desain Grafis, diriku masih belum bisa

menjadi orang yang ceria kembali, rasanya sangat hampa setelah tidak ada Robert. Aku tidak

tahu apakah ia tahu apa yang kurasakan selama ini, tetapi rasanya sangat berat untuk hanya

mendengar namanya, diriku yang sudah lama menunggu untuk dapat menyatakan

perasaanku, ternyata terhenti karena ia sudah mempunyai yang lain. Aku memikirkannya

seharian dan tidak dapat fokus dengan materi yang dipelajari. Kalau biasanya aku pulang ke

apartemen bersama dengan Robert, kali ini aku berjalan ke apartemenku sendirian dengan

hati yang tak pernah kunjung pulih.

Setelah beberapa tahun, akhirnya aku mendapat kesempatan untuk berlibur ke

Indonesia kembali, menemui Papa Mamaku tentunya. Disamping keinginanku ingin bertemu

dengan Papa Mamaku, ku tidak bertemu dengan Robert, walaupun aku rindu untuk bertemu

dengannya. Tetapi aku tak kuasa melihatnya sudah bersama perempuan lain. Tetapi, Papa dan

Mamaku menginginkanku untuk pulang.

Saatku tiba di Indonesia, aku pulang kerumah orang tua ku dan berbincang-bincang cukup

lama dan membagikan pengalaman hidup masing-masing kita berpisah. Sampai pada satu

momen..

“Chloe, apakah kamu tidak tertarik dengan laki-laki di Jepang, hahaha”

“Tidak pa, aku ingin fokus ke kuliah dulu, baru aku akan mencari jodoh”

Orang tuaku tidak pernah tahu apa yang kurasakan sejak dahulu kepada Robert, bahkan

mereka tidak mengenal Robert sama sekali. Setelah melepaskan rasa rindu, aku pun pergi ke

danau Zuri, aku sudah lama rindu dengan suasana Danau itu. Tiba-tiba tanpa kusadari, Robert

datang membawa bunga matahari dan memberikannya kepadaku, kuambil bunganya tanpa

mengucapkan satu kata pun.

“Ternyata benar, tidak ada perempuan lain yang sepertimu”

“Tidak usah berbohong, diriku ini bukan apa-apa dibanding dengan perempuan yang kau

jenguk waktu itu”

“Ia telah meninggal tahun lalu, aku sudah tidak mempunyai siapa-siapa sekarang”

Page 7: Janji Pangeran Danau Zuri

“Turut berduka cita”

Saat mendengar kalau perempuan itu telah tiada, tidak ada satu perasaan pun yang

membuatku ingin kembali menyatakan perasaan yang terpendam itu.

Robert memegang tanganku dan mengambil bunga matahari itu.

“Disinilah tempat kita pertama kali bertemu, dan disinilah kita akan mengakhiri kisah hidup

kita bersama nantinya”

“Apa Maksudmu?”

“Aku tidak mau melewatkan satu haripun tanpamu, kau kan sahabatku”

Kukira ia akan menyatakan perasaan sesungguhnya kepadaku, ternyata memang benar

selama ini dia hanya menganggapku sebatas sahabat. Tetapi apa boleh buat, lebih baik ku

menjadi sahabatnya sampai akhir hayat hidupku daripada menjadinya kekasihnya hanya

untuk sementara saja. Perasaan yang masih terpendam dikedalaman hatiku ini tetapku akan

simpan sampai mungkin nanti kita akan berpisah. Sejuta kenangan di danau Zuri yang

kulewatkan bersamanya tidak akan pernah kulupakan. Sampai akhir hidupku, kuakan terus

menunggu hingga nanti saatnya ia akan mencintaku juga.

Setelah seminggu di Indonesia, aku pun kembali berkuliah di Jepang. Sangat berat

rasanya harus meninggalkan kampung halaman, rasanya baru saja aku melepas rindu bersama

orang tuaku dan tentu juga bersama Robert. Setelah beberapa tahun, akhirnya aku dapat lulus

dari universitas jurusan Desain Grafis. Setelah sekian lama aku menunggu, akhirnya

impiankuyang dari dulu ingin kucapai, sudah terbayar lunas dengan hasil kerja kerasku

selama ini. Pada hari aku akan wisuda, Papa Mamaku datang ke Jepang dan hadir, aku pun

tak dapat mendeskripsikan betapa bahagianya hatiku saat itu dengan kata-kataku. Alangkah

terkejutnya aku, Robert hadir dan membawa sekumpulan bunga mawar putih dan

memberikannya kepadaku, ada rasa bahagia dan senang pada saat itu tetapi aku tak dapat

banyak-banyak berharap.

“Selamat ya, kamu sudah lulus dan menempuh masa kerja sebentar lagi”

“Terima kasih bert, kamu kapan lulus kuliah di Indonesia?”

“Sebulan lagi Chloe”

Page 8: Janji Pangeran Danau Zuri

Setelah aku lulus, aku libur setahun sebelum aku akan menempuh masa aku bekerja, kali ini

aku hanya bekerja sebagai freelance designer didunia maya saja. Aku kembali ke Indonesia.

Waktu itu hari sabtu, pada malam hari, Robert mengajakku pergi ke Danau Zuri bersama

dirinya, saat tiba di danau, ada sampan yang telah tersedia. Sampan itu dikelilingi bunga

mawar putih dan merah muda. Ada meja kecil disampannya, diatas mejanya ada 2 lilin dan

makanan kesukaanku. Robert mengulurkan tangannya dan memegang tanganku, ia

mengajakku untuk berkeliling danau, aku tidak bisa mengatakan apa-apa, yang ada didalam

pikiranku saat ini adalah, senyumah Robert yang terpapar didepan mukaku dengan manisnya.

Saat ditengah danau, ia mengeluarkan bunga mawar merah dan mengulurkannya kepadaku

“Maukah kau menjadi pasangan hidupku?”

Aku terpaku mendengar perkataannya dan aku hanya bisa menganggukkan kepalaku

dan melihat ia mengeluarkan satu buah lampion dan menerbangkannya. Kita berdua terdiam

dan melihat lampion itu terbang jauh ke atas. Lalu Robert mengajakku untuk kembali pulang.

Selama di perjalanan, aku dan Robert hanya bisa saling tersenyum. Saatku tiba dirumah, aku

masuk kamarku dan mengingat bahwa momen itu hanya terjadi sekali seumur hidupku.

Bersambung…