31
I. PENDAHULUAN Sistem persarafan terdiri dari sel-sel saraf yang disebut neuron dan jaringan penunjang yang disebut neuroglia . Tersusun membentuk sistem saraf pusat (SSP) dan sistem saraf tepi (SST). SSP terdiri atas otak dan medula spinalis sedangkan sistem saraf tepi merupakan susunan saraf diluar SSP yang membawa pesan ke dan dari sistem saraf pusat. Sistem persarafan berfungsi dalam mempertahankan kelangsungan hidup melalui berbagai mekanisme sehingga tubuh tetap mencapai keseimbangan. Stimulasi yang diterima oleh tubuh baik yang bersumber dari lingkungan internal maupun eksternal menyebabkan berbagai perubahan dan menuntut tubuh dapat mengadaptasi sehingga tubuh tetap seimbang. Stimulasi diterima oleh reseptor sistem saraf yang selanjutnya akan dihantarkan oleh sistem saraf tepi dalam bentuk impuls listrik ke sistem saraf pusat. Bagian sistem saraf tepi yang menerima rangsangan disebut reseptor, dan diteruskan menuju sistem saraf pusat oleh sistem saraf sensoris. Pada sistem saraf pusat impuls diolah dan diinterpretasi untuk kemudian jawaban atau respon diteruskan kembali melalui sistem saraf tepi menuju efektor yang berfungsi sebagai pencetus jawaban 1

jaras

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: jaras

I. PENDAHULUAN

Sistem persarafan terdiri dari sel-sel saraf yang disebut neuron dan jaringan penunjang yang

disebut neuroglia . Tersusun membentuk sistem saraf pusat (SSP) dan sistem saraf tepi (SST).

SSP terdiri atas otak dan medula spinalis sedangkan sistem saraf tepi merupakan susunan

saraf diluar SSP yang membawa pesan ke dan dari sistem saraf pusat. Sistem persarafan

berfungsi dalam mempertahankan kelangsungan hidup melalui berbagai mekanisme sehingga

tubuh tetap mencapai keseimbangan. Stimulasi yang diterima oleh tubuh baik yang

bersumber dari lingkungan internal maupun eksternal menyebabkan berbagai perubahan dan

menuntut tubuh dapat mengadaptasi sehingga tubuh tetap seimbang.

Stimulasi diterima oleh reseptor sistem saraf yang selanjutnya akan dihantarkan oleh sistem

saraf tepi dalam bentuk impuls listrik ke sistem saraf pusat. Bagian sistem saraf tepi yang

menerima rangsangan disebut reseptor, dan diteruskan menuju sistem saraf pusat oleh sistem

saraf sensoris. Pada sistem saraf pusat impuls diolah dan diinterpretasi untuk kemudian

jawaban atau respon diteruskan kembali melalui sistem saraf tepi menuju efektor yang

berfungsi sebagai pencetus jawaban akhir. Sistem saraf yang membawa jawaban atau respon

adalah sistem saraf motorik. Bagian sistem saraf tepi yang mencetuskan jawaban disebut

efektor. Jawaban yang terjadi dapat berupa jawaban yang dipengaruhi oleh kemauan

(volunter) dan jawaban yang tidak dipengaruhi oleh kemauan (involunter). Jawaban volunter

melibatkan sistem saraf somatis sedangkan yang involunter melibatkan sistem saraf otonom.

Efektor dari sitem saraf somatik adalah otot rangka sedangkan untuk sistem saraf otonom,

efektornya adalah otot polos, otot jantung dan kelenjar sebasea.

1

Page 2: jaras

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. RESEPTOR SENSORIS

Reseptor sensoris berupa sel-sel khusus atau proses sel yang memberikan informasi

tentang kondisi didalam dan diluar tubuh kepada susunan saraf pusat. Indera peraba pada

kulit adalah indera yang digunakan untuk merasakan sensitivitas temperatur, nyeri,

sentuhan, tekanan, getaran, dan propriosepsi. Indera peraba di kulit memiliki reseptor

yang tersebar di seluruh tubuh dan terdiri dari struktur yang sederhana. Beberapa

informasi dikirim di susunan saraf pusat dan sampai pada kortek sensoris primer

sehingga kita bisa mengetahui ataupun mengenal rangsangannya. Rangsangan sensoris

dapat kita interpretasikan melalui frekuensi-frekuensi basis setelah terjadi potensial aksi.

Datangnya informasi atau rangsangan pada kulit kita itulah yang dinamakan sensasi, dan

saat kita mengenal rangsangan yang datang dari kulit kita inilah yang dinamakan

persepsi.

Adapun indera-indera khusus pada tubuh kita seperti penciuman, penglihatan, perasa

pada lidah, keseimbangan dan pendengaran. Sensasi yang datang pada tubuh kita

diterima oleh reseptor yang khusus yang strukturnya lebih komplek daripada reseptor 

pada kulit. Reseptor indera ini terletak pada indera khusus pada manusia seperti mata,

telinga dimana reseptornya dilindungi oleh jaringan-jaringan di sekitarnya. Informasi

yang datang pada reseptor memberikan distribusi pada daerah-daerah khusus pada kortek

serebri seperti auditory kortek, visual kortek yang akan diterima sebagai rangsangan

khusus dan pusat lainnya di batang otak.

Reseptor pada kulit dapat dibagi menjadi tiga macam antara lain exteroceptors dimana

receptor ini memberi informasi terhadap lingkungan luar, proprioseptor merupakan

receptor yang menerima informasi terhadap posisi otot skeletal dan sendi dan yang

terakhir interoceptor yang berfungsi untuk memonitor fungsi organ visceral. Untuk lebih

detailnya receptor pada kulit dapat diklasifikasikan menjadi empat bagian yaitu 

2

Page 3: jaras

nosiceptor untuk rasa nyeri, thermoreceptor untuk temperature, mechanoreceptor untuk

rangsangan fisik, dan chemoreceptor untuk rangsangan kimiawi. Tiap-tiap receptor

mempunyai fungsi dan struktur yang berbeda.  Perbedaan antara somatik receptor dan

visceral receptor terletak pada lokasi bukan pada strukturnya. Reseptor nyeri di wajah

sama seperti reseptor nyeri di kulit, akan tetapi dua sensasi itu dikirim pada lokasi yang

berbeda di susunan saraf pusat, bagaimanapun juga propriosepsi adalah sensasi somatik

yang unik. Terdapat proprioseptor pada organ viseral thorak dan kavum abdominopelvic.

Kita tidak menyadari bila organ-organ tersebut mulai bekerja, kita tidak bisa

menceritakanyya contohnya saat spleen, appendik, ataupun pankreas bekerja saat itu.

organ viseral mempunyai reseptor rasa nyeri,temperatur,sentuhan yang lebih rendah

daripada reseptor pada kulit dan informasi sensoris yang diterima lokasinya lebih sedikit

karena daerah reseptor tersebar luas di organ.

a. NOCISEPTOR

Reseptor nyeri atau nociseptor  terletak pada daerah superfisial kulit, kapsul sendi,

dalam periostea tulang sekitar dinding pembuluh darah. Jaringan dalam dan organ

viseral mempunyai beberapa nociseptor. Reseptor nyeri merupakan free nerve ending

dengan daerah reseptif yang luas, sebagai hasilnya sering kali sulit membedakan

sumber rasa nyeri yang tepat.

Nociseptor sensitif terhadap temperatur yang ekstrim, kerusakan mekanis dan kimia

seperti mediator kimia yang dilepaskan sel yang rusak. Bagaimanapun juga

rangsangan yang kuat akan diterima oleh ketiga tipe reseptor. Untuk itulah kita bisa

merasakan sensasi rasa nyeri yang disebabkan oleh asam, panas, luka yang dalam.

Rangsangan pada dendrit di nociseptor menimbulkan depolarisasi, bila segmen akson

mencapai batas ambang dan terjadi potensial aksi di susunan saraf pusat.

b. THERMORESEPTOR

Temperatur reseptor atau thermorseptor merupakan free nerve ending yang terletak

pada dermis, otot skeletal, liver, hipothalamus. Reseptor dingin tiga atau empat kali

lebih banyak daripada reseptor panas. Tidak ada struktur yang membedakan reseptor

dingin dan panas.

3

Page 4: jaras

Sensasi temperatur diteruskan pada jalur yang sama dengan sensasi nyeri. Mereka

dikirim sampai formasio retikularis, thalamus, dan korteks primer sensoris.

Thermoreseptor merupakan phasic reseptor, aktif bila temperatur berubah, tetapi cepat

beradaptasi menjadi temperatur yang stabil. Jika kita menghidupkan air conditioning

dalam ruangan pada musim panas, temperatur berubah drastis pada saat pertama kali

tetapi kita cepat merasakan nyaman karena sudah terjadi adaptasi.

c. MECHANORESEPTOR

Mechanoreseptor sangat sensitif terhadap rangsangan yang terjadi pada membran sel.

Membran sel memiliki regulasi mekanis ion channel dimana bisa terbuka ataupun

tertutup bila ada respon terhadap tegangan, tekanan, dan yang bisa menimbulkan

kelainan pada membran. Terdapat tiga jenis mechanoreseptor antara lain:

1. Tactile reseptor memberikan sensasi sentuhan, tekanan dan getaran. Sensasi

sentuhan memberikan informasi tentang bentuk atau tekstur, dimana tekanan

memberikan sensasi derajat kelainan mekanis. Sensasi getaran memberikan

sensasi denyutan atau debaran.

2. Baroreseptor untuk mendeteksi adanya perubahan tekanan pada dinding pembuluh

darah dan pada tractus digestivus, urinarius dan sistem reproduksi.

3. Proprioseptor untuk memonitor posisi sendi dan otot, hal ini merupakan struktur

dan fungsi yang komplek pada reseptor sensoris

Tactile reseptor

Memberikan sensasi secara lengkap tentang sumber rangsangan seperti lokasinya,

bentuk, ukuran, tekstur. Reseptor ini sangat sensitif dan mempunyai daerah reseptif

yang sempit. Reseptor sentuhan dan tekanan memiliki lokasi yang sedikit karena

mempunyai daerah reseptif yang luas dan memberikan sedikit informasi terhadap

rangsangannya.

Ada beberapa tipe tactil reseptor pada kulit seperti free nerve ending sentuhan dan

tekanan yang terdapat pada sel epidermis, nerve ending pada root hair pleksus, tactile

disk  (Merkel’s), tactil corpuskel (Meissner’s), lamelated corpuscle (Pacinian

corpuscle),dan Ruffini corpuscle.

4

Page 5: jaras

1. Free nerve ending pada epidermis untuk sensasi rasa nyeri dan suhu. Reseptor ini

hanya terdapat pada permukaan cornea pada mata dan bagian permukaan bagian

tubuh lainnya.

2. Nerve ending root hair pleksus untuk memonitor adanya kelainan dan pergerakan 

yang melewati permukaan tubuh. Seperti saat kita memakai baju maka kita dapat

merasakan sesuatu benda menempel pada kulit kita.

3. Tactile disk (Merkel’s) merupakan reseptor sentuhan dan tekanan yang terdapat

pada kulit yaitu pada sel epithel kulit pada lapisan stratum germinativum.

4. Tactil corpuscle ( Meissner’s) menerima sensasi dari sentuhan dan tekanan dan

getaran yang rendah. Reseptor ini terdapat pada kelopak mata, bibir, jari-jari

tangan, puting susu dan genetalia eksterna.

5. Lamellated corpuscle (Pacinian corpuscle) reseptor ini sensitif terhadap sentuhan

yang dalam. Karena reseptor ini sangat cepat beradaptasi sehingga sangat senstif

terhadap denyutan atau getaran dengan frekuensi yang tinggi. Reseptor ini

terdapat pada dermis, jari-jari, glandula mamae dan genetalia eksterna, pada

permukaan dalam dan luar fascia, capsul sendi. Informasi sensoris visceral

diberikan oleh corpuskel lamela di mesenteries, pancreas, dinding urethra, dan

kandung kemih.

6. Corpuscle Ruffini juga sensitif terhadap tekanan dan perubahan-perubahan pada

kulit. Reseptor ini berlokasi pada lapisan retikular dermis.

Baroreseptor

Baroreseptor bisa memonitor perubahan dari tekanan. Baroreseptor terdiri dari free

nerve ending yang bercabang didalam jaringan elastic pada dinding organ berongga,

seperti pembuluh darah, bagian pernafasan, pencernaan dan tractus urinarius. Bila ada

perubahan tekanan dinding jaringan elastik mengecil atau membesar.

Baroreseptor memonitor dinding pembuluh darah yang besar seperti arteri carotis,

aorta. Hal ini juga mempengaruhi regulasi dari kerja jantung sehingga pembuluh

darah tetap mengalir pada organ –organ vital. Baroreseptor pada paru juga memonitor

derajat ekspansi dari paru.

5

Page 6: jaras

Proprioseptor

Proprioseptor memonitor perubahan posisi sendi dan otot, adanya tegangan pada

tendon dan ligamen dan kontraksi dari otot. Proprioseptor dapat dibagi menjadi:

1. Muscle spindle yang terdapat pada otot skeletal memonitor panjang dari otot dan

tanda tegangan dari reflek.

2. Golgi tendon yang fungsinya mirip dengan corpuscle Ruffini tetapi berlokasi di

otot skeletal dan tendon. Rangsangan pada reseptor dapat berupa tekanan pada

tendon sehingga terjadi kontraksi otot.

3. Reseptor capsul pada sendi. Reseptor ini sangat kaya dengan free nerve ending

yang bisa mendeteksi tekanan, sentuhan dan pergerakan dalam sendi. Adanya

perubahan posisi tubuh merupakan hasil dari integrasi informasi pada reseptor ini

dan juga pada musle spindle, golgi tendon organ, dan reseptor pada telinga dalam.

d. CHEMORESEPTOR

Spesialisasi pada neuron chemoreseptiv dapat dideteksi dengan perubahan kecil dari

konsentrasi kimia. Umumnya chemoreseptor berespon terhadap substansi water-

soluble dan lipid-soluble yang larut dalam cairan.

Chemoreseptor tidak mengirim informasi pada kortek primer sensoris, jadi kita tidak

tahu adanya sensasi yang diberikan kepada reseptor tersebut. Saat informasi sensoris

datang lalu diteruskan menuju batang otak yang merupakan pusat otonomik yang

mengatur pusat respirasi dan fungsi cardiovaskuler. Neuron pada pusat respirasi

merespon konsentrasi ion hidrogen (pH) dan tingkat karbondioksida pada cairan

cerebrospinal. Neuron chemoreseptive ini berlokasi di carotid bodies, dekat arteri

karotis inaerna pada tiap sisi leher, dean aortik bodies diantara cabang utama

lengkungan aorta. Reseptor ini memonitor pH dan karbondioksida dan tingkat oksigen

pada darah arteri. Serabut – serabut afferent meninggalkan carotid dan aortik bodies

mencapai pusat respirasi dengan berjalan ke nervus IX (glossopharyngeal) dan X

(vagus).

6

Page 7: jaras

B. TRAKTUS ASCENDENS MEDULA SPINALIS

Saat memasuki medula spinalis serabut saraf sensoris berbagai tipe dan fungsi dipilih

serta dipisahkan menjadi berkas atau traktus saraf. Beberapa serabut saraf

menghubungkan segmen medula spinalis, sementara yang lain naik dari medula spinalis

ke pusat-pusat yang lebih tinggi dan menghubungkan medula spinalis dan otak. Semua

ini disebut serabut ascendens atau traktus ascendens. Substantia alba medula spinalis

terdiri atas traktus ascendens dan traktus descendens.

Traktus ascendens menghantarkan informasi aferen dapat atau tidak dapat mencapai

kesadaran. Informasi ini dapat dibagi menjadi dua kelompok:

1. Informasi eksteroseptif, yang berasal dari luar tubuh seperti rasa nyeri, suhu dan raba

2. Informasi proprioseptif, yang berasal dari dalam tubuh seperti otot dan sendi.

ORGANISASI ANATOMINYA

Informasi umum dari ujung sensoris tepi dihantarkan melalui susunan saraf oleh suatu

seri neuron. Lintasan ascendens yang menuju kesadaran terdiri dari 3 neuron :

1. Neuron ordo pertama mempunyai badan sel dalam ganglion radiks posterior

medula spinalis, suatu prosesus tepi berhubungan dengan ujung reseptor sensoris,

sementara suatu prosesus sentralis memasuki medula spinalis melalui radiks

posterior untuk bersinaps dengan ujung neuron ordo kedua

2. Neuron ujung kedua mempunyai suatu akson yang berdecussatio (menyilang

kesisi yang berlawanan) dan naik ke tingkat susunan saraf sentral yang lebih

tinggi untuk bersinaps dengan ujung neuron ordo ketiga.

3. Neuron ordo ketiga terdapat dalam talamus dan mengeluarkan serabut proyeksi

melintasi daerah sensoris korteks serebri.

FUNGSI TRAKTUS ASCENDENS

Sensasi rasa nyeri dan suhu naik dalam traktus spinothalamikus lateralis, raba dan

tekanan ringan naik kedalam traktus spinothalamikus anterior. Raba diskriminatif

(kemampuan untuk melokalisir secara tepat daerah tubuh yang diraba dan menyadari

bahwa dua titik yang disentuh secara serempak) naik dalam kolumna alba posterior

termasuk juga informasi dari otot-otot dan sendi-sendi yang berkaitan dengan gerakan

7

Page 8: jaras

dan posisi, disamping itu sensasi getaran juga naik dalam kolumna alba posterior.

Informasi tidak sadar otot, sendi, kulit dan jaringan subkutan mencapai serebelum

melalui traktus spinoserebelaris anterior dan posterior serta melalui traktus

cuneoserebelaris.

Traktus ascendens lainya untuk informasi nyeri suhu dan raba dialirkan ke kolikulus

superior dari otak tengah melalui traktus spinotectalis untuk keperluan refleks

spinovisual. Traktus spinoretikularis merupakan lintasan dari otot dan sendi dan kulit

ke formasio retikularis. Sementara traktus spinoolivarius merupakan lintasan tidak

langsung untuk informasi aferen yang mencapai serebelum.

a. Traktus Spinothalamicus Lateralis Untuk Rasa Nyeri Dan Suhu

Reseptor nyeri dan suhu dalam kulit dan jaringan lainya merupakan ujung saraf bebas.

Impuls nyeri,panas dan dingin memasuki medula spinalis dari ganglion radiks

posterior melanjutkan keujung kolumna grisea posterior dan membagi diri menjadi

cabang ascendens dan descendens. Cabang-cabang ini berjalan dalam satu atau dua

segmen medula spinalis dan membentuk traktus posterolateralis lissauer. Serabut dari

neuron ordo pertama ini berakhir dengan cara bersinaps dengan sel-sel dalam

kolumna grisea posterior termasuk sel-sel dalam substantia gelatinosa.

Akson dari neuron ordo kedua menyilang secara oblique ke sisi yang berlawanan

dalam komisura grisea dan alba anterior dalam satu segmen medula spinalis dan

serabut baru ditambah pada spek anteromedial traktus ini sehingga dalam segmen

servikalis atas serabut-serabut sakral terletak posterolateral dan segmen servikal

terletak anteromedial. Dengan naiknya traktus spinothalamikus lateralis melalui

medula oblongata maka terletak dekat lateral diantara nukleus olivarius inferior dan

nulkeus traktus spinalis nervus trigeminus. Dan saat ini traktus diikuti oleh traktus

spinothalamikus anterior dan traktus spinotectalis bersama sama  membentuk

lemniscus spinalis dan melanjutkan diri naik bagian posterior pons, dalam otak tengah

ia terletak dalam tegmentum lateral lemniscus medialis, dan bersinaps dengan neuron

ordo ketiga nukleus posterolateralis ventralis thalamus.

Akson neuron ordo ketiga dalam nukleus posterolateralis ventralis thalamus melintas

ke posterior kapsula interna dan korona radiata untuk mencapai daerah somastatik

dalam girus postsentralis korteks serebri. Paruhan kontralateral tubuh diwakili secara

8

Page 9: jaras

terbalik, tangan dan mulut terletak di inferior, tungkai terletak di superior, kaki dan

anogenital pada permukaan medial hemisferium. Dari sini informasi ditransmisikan

pada daerah korteks serebri untuk digunakan area motorik dan area asosiasi parietal.

Peranan korteks serebri adalah menginterpretasikan informasi sensorik pada tingkat

kesadaran.

b. Traktus Spinothalamikus Anterior Untuk Raba Dan Tekanan Ringan

Mirip seperti traktus spinothalamikus lateralis yang memberi kontribusi untuk traktus

posterolateralis dari lisssouer, diduga neuron ordo pertama berakhir dengan sel

kelompok substantia gelatinosa dalam kolumna grisea posterior.

Akson neuron ordo kedua menyilang oblique ke sisi yang berlawanan dalam komisura

grisea dan alba anterior dalam beberapa segmen spinal dan naik dalam kolumna alba

anterolateral yang berlawanan sebagai traktus spinothalamikus anterior. Saat ia naik

melalui medula spinalis serabut baru ditambahkan pada medialis traktus, sehingga

pada segmen servikalis atas medula spinalis serabut sakral merupakan segmen yang

sebagian besar terletak di lateral dan segmen servikal di medial. Dan ia naik melalui

medula oblongata bersama dengan traktus spinothalamikus lateralis dan spinotektalis

membentuk lemiscus spinalis (untuk raba kasar dan tekanan diduga diapresiasi disini).

Akson neuron ordo ketiga dalam nukleus posterolateralis ventralis thalamus melalui

posterior kapsula interna dan korona radiata mencapai daerah somastetik dalam girus

postsentralis korteks serebri. Paruhan kontralateral tubuh diwakili sacara terbalik

tangan dan mulut terletak di inferior. Apresiasi sadar, raba dan tekanan tergantung

pada aktifitas korteks serebri. Harus ditekankan bahwa rasa hanya dapat dilokalisir

secara kasar, dan hanya memungkinkan diskriminasi intensitas yang sangat kecil.

c. Columna Alba Posterior: Fasciculus Gracilis Dan Fasciculus Cuneatus Untuk

Rasa Raba Diskriminatif, Rasa Getaran, Rasa Sendi Otot Sadar

Akson masuk medula spinalis radik ganglion posterior dan melintas columna alba

posterior sisi yang sama. Disini serabut membagi diri menjadi cabang ascenden

panjang dan descenden pendek. cabang descenden melintas turun dalam sejumlah

segmen yang variabel, memberi cabang contralateral yang bersinap dengan sel dalam

cornu grisea posterior , dengan neuron internunsial dan dengan sel cornu anterior,

9

Page 10: jaras

jelas bahwa serabut descenden pendek terlibat dengan reflek intersegmental. Serabut

ascenden panjang juga berakhir dengan cara bersinap dengan sel cornu grisea

posterior neuron internunsial dan sel cornu anterior. Distribusi ini meluas meliputi

beberapa segmen medula spinalis. Pada serabut descenden pendek, berperan dalam

reflek intersegmental.

Banyak serabut ascenden yang panjang berjalan dalam columna alba posterior sebagai

fasciculus gracillis dan cuneatus. Fasciculus gracillis ditemukan disepanjang seluruh

medula spinalis dan mengandung serabut ascenden panjang saraf sacral, lumbal dan

enam saraf thorakal bagian bawah. Fasciculus cuneatus terletak dilateral pada segmen

thorakalis atas dan servikalis medula spinalis serta dipisahkan dari fasciculus gracillis

oleh septum. Fasciculus cuneatus mengandung serabut ascenden panjang enam

serabut saraf thorakal dan semua nervus spinalis servikalis.

Serabut fasciculucs gracillis dan cuneatus naik ipsilateral dan berakhir dengan

bersinaps dengan neuron ordo ke dua dalam nuklei gracillis dan cuneatus medula

oblongata. Akson ordo ke dua ini juga disebut dengan serabut arkuata interna,

memanjang anteromedial di sekeliling substantia grisea centralis dan menyilang

median , berdecusatio dengan serabut yang bersesuaian pada sisi yang berlawanan

dalam decusatio sensorik, Serabut kemudian naik sebagai berkas tunggal dan kompak

yaitu lemniskus medialis melalui medula oblongata, pons, dan otak tengah. Serabut

berakhir dengan bersinaps dengan ordo ke tiga dalam nukleus postero lateralis

ventralis thalamus.

Akson neuron ordo ke tiga meninggalkan dan melintas melalui posterior capsula

minterna dan corona radiata untuk mencapai daerah somestetik pada gyrus

postcentralis cortek cerebri. Paruhan conteralateral tubuh diwakili secara terbalik,

tangan dan mulut diinferior. Dengan cara ini, kesan seperti raba dengan tingkat

intensitas halus, lokalisasi yang tepat dan diskriminasi dua titik dapat diapresiasi.

Rasa getaran dan posisi bagian tubuh yang berbeda-beda dapat diketahui secara sadar.

Sejumlah serabut dalam fasciculus cuneatus segmen servikalis dan thorakalis atas,

setelah berakhir pada neuron ordo kedua nukleus cuneatus, direlay dan berjalan

sebagai akson neuron ordo kedua untuk memasuki cerebellum melalui pedunkulus

cerebellaris inferior sisi yang sama . lintasan ini disebut Tractus Cuneocerebellaris

10

Page 11: jaras

dan serabut diketahui sebagai serabut arkuata externa. Fungsi serabut ini untuk

mengalirkan informasi rasa otot sendi ke cerebellum.

TRACTUS SPINOCEREBELLARIS POSTERIOR UNTUK RASA SENDI OTOT KE

CEREBELLUM

d. Traktus Spinocerebellaris Posterior

Akson yang memasuki medula spinalis dari radix ganglion posterior memasuki

columna grisea posterior serta berakhir dengan bersinap pada neuron ordo kedua pada

dasar dari columna grisea posterior. Neuron ini secara kolektif diketahui sebagai

nukleus dorsalis (Columna Clarck). Akson neuron ordo kedua ini memasuki

posterolateral columna alba lateral pada sisi yang sama dan naik sebagai tractus

spinocerebellaris posterior ke medulla oblongata. Disini tractus bersatu dengan

pedunkulus cerebellaris inferior dan berakhir pada cortex cerebellaris. Perhatikan

bahwa ia tidak naik ke kortek cerebri. Karena nukleus dorsalis hanya membentang

dari segmen servikalis kedelapan ke arah kaudal ke segmen lumbal ketiga dan

keempat, akson ini memasuki medula spinalis radik posterior segmen lumbal bawah

dan sacral naik dalam columna alba posterior sehingga mencapai segmen lumbal

ketiga atau keempat masuk ke nukleus dorsalis

Serabut spinocerebellaris posterior menerima informasi dari otot sendi, spindel-

spindel otot, organ-organ tendon dan reseptor-reseptor sendi badan dan anggota gerak

bawah. Informasi mengenai tegangan otot dan tendon serta gerakan-gerakan otot dan

sendi digunakan oleh serebellum dalam mengkoordinasi gerakan-gerakan anggota

gerak serta mempertahankan postur.

e. Tractus Spinocerebellaris Anterior

Akson yang memasuki medula spinalis ganglion radik posterior berakhir dengan

bersinap dengan neuron ordo kedua dalam nukleus dorsalis pada basis columna grisea

anterior. Sebagian besar akson neuron ordo kedua menyilang sisi yang berlawanan

dan naik sebagai tractus spinocerebellaris anterior pada columna alba sisi yang

berlawanan. Sebagian kecil akson naik sebagai tractus spinocerebellaris anterior

dalam columna alba sisi yang sama. Setelah naik melalui medula oblongata dan pons,

11

Page 12: jaras

serabut masuk kedalam cerebellum melalui pedunkulus cerebellaris superior dan

berakhir dalam cortek cerebellaris.

Diduga bahwa serabut yang menyilang kesisi yang berlawanan dalam medula spinalis

menyilang kembali dalam cerebellum. Tractus spinocerebellaris anterior mengalirkan

informasi otot sendi dari spindel-spindel otot, organ-organ tendon, reseptor-reseptor

sendi badan dan anggota gerak atas dan bawah. Diduga juga bahwa melalui facia ini

cerebellum menerima informasi dari kulit dan facia superficial

f. Tractus Cuneocerebellaris

Serabut ini berasal dari nukleus cuneatus dan memasuki cerebellum melalui

pedunculus cerebellaris inferior sisi yang sama. Serabut ini diketahui sebagai serabut

arkuata externa posterior dan fungsinya adalah mengalirkan informasi rasa otot sendi

ke cerebellum.

LINTASAN-LINTASAN ASCENDEN LAINNYA

g. Tractus Spinotectalis

Akson memasuki medula spinalis ganglion radik posterior dan berjalan ke substantia

grisea yang bersinap pada neuron ordo kedua yang tidak diketahui. Akson neuron

ordo kedua menyilang bidang median dan naik sebagai tractus spinotectalis dalam

columna alba anterolateral yang terletak berdekatan dengan tractus spinothalamikus

lateralis. Setelah melintasi medula oblongata dan pons berakhir dengan bersinap

dengan neuron dalam colicullus utak tengah . lintasan ini memberikan informasi

aferen untuk reflek spinovisualis serta membawa gerakan-gerakan mata dan kepal

kearah sumber stimuli.

h. Tractus Spinoreticularis

Akson memasuki medula spinalis ganglion radik posterior dan berakhir pada neuron

ordo kedua yang tidak diketahui dalam substantia grisea. Akson neuron ordo kedua

ini naik dalam medula spinalis sebagai tractus spinoreticularis dalam columna alba

lateralis. Sebagian besar serabut ini tidak menyilang dan berakhir dengan cara

bersinap dengan neuron formatio reticularis dalam medula oblongata, pons, otak

12

Page 13: jaras

tengah. Tractus spinoreticularis memberikan lintasan aferen untuk formatio reticularis

yang memainkan peranan penting dalam mempengaruhi tingkat kesadaran.

i. Tractus Spino-Olivarius

Akson memasuki medula spinalis ganglion radik posterior dan berakhir pada neuron

ordo ke dua yang tidak diketahui dalam columna grisea posterior. Akson dalam

neuron ordo kedua melintasi garis tengah dan naik sebagai tractus spino-olivarius

dalam substantia alba pada sambungan columna anterior dan lateralis. Akson ini

berakhir dengan bersinap pada neuron ordo ketiga dalam nuklei olivarius medula

oblongata. Akson ini melintasi garis tengah dan memasuki cerebellum melalui

pedunculus cerebellaris inferior. Tractus spino-olivarius mengalirkan informasi dari

organ-organ kulit dan proprioseptif ke cerebellum.

j. Tractus Sensorik Viseralis

Sensasi yang timbul dari visera berlokasi dalam toraks dan abdomen memasuki

medula spinalis melalui radiks posterior. Badan-badan sel neuron orde pertama

terletak dalam ganglion radiks posterior. Prosesus tepi sel ini menerima impuls saraf

dari ujung reseptor regangan dan nyeri dalam visera. Prosesus sentral, setelah masuk

medula spinalis bersinaps dengan neuron orde kedua dalam substansia grisea,

kemungkinan ke dalam columna grisea anterior atau lateralis

Akson-akson neuron orde kedua diduga bersatu dengan traktus spinothalamicus dan

naik serta barakhir pada neuron orde ketiga dalam nukleus posterolateral ventral

thalamus. Tujuan akhir akson neuron orde ketiga kemungkinan terdapat pada girus

postcentralis korteks serebri. banyak serabut viseral aferen yang memasuki medula

spinalis bercabang dan berpartisipasi dalam aktifitas refleks.(7)

C. TRAKTUS DESENDEN MEDULA SPINALIS

Neuron motorik dalam kolumna grisea anterior medula spinalis mengirimkan akson-

akson untuk menginervasi otot skelet melalui radiks-radiks anterior medula spinalis.

Neuron-neuron motorik ini disebut sebagai lower motor neuron dan merupakan lintasan

umum akhir ke otot.

13

Page 14: jaras

Lower motor neuron secara konstan mengalami pemboman impuls saraf yang turun dari

medula oblongata, pons, otak tengah dan korteks serebri. Demikian juga dengan impuls

yang masuk sepanjang serabut sensorik radiks posterior. Serabut saraf yang turun dalam

substantia alba dari pusat saraf supraspinal dipisahkan menjadi berkas saraf yang

dipisahkan menjadi berkas saraf yang disebut traktus desenden. Neuron-neuron

supraspinal ini beserta traktusnya disebut upper motor neuron dan memberikan banyak

lintasan terpisah yang dapat mempengaruhi aktifitas motorik.

ORGANISASI ANATOMIS

Pengendalian akitifitas otot skelet dari kortek serebri dan pusat-pusat lebih tinggi lainya

dihantarkan melalui susunan saraf boleh suatu seri-seri neuron. Lintasan desenden kortek

serebri seringkali terbentuk dari tiga neuron :

1. Neuron ordo pertama, mempunyai badan sel dalam kortek serebri. Aksonya turun

untuk bersinaps pada neuron orde kedua, suatu neuron internunseal yang terletak

dalam columna grisea anterior medula spinalis

2. Neuron orde kedua pendek dan bergabung dengan neuron orde ketiga yaitu lower

motor neuron dalam kolumna grisea anterior.

3. Neuron orde ketiga menginervasi otot skelet melalui radiks anterior nervus spinalis.

FUNGSI TRAKTUS DESCENDEN

Traktus kortikospinalis merupakan lintasan yang berkaitan dengan gerakan terlatih,

berbatas jelas, volunter terutama bagian distal anggota gerak. Traktus retikospinalis dapat

mempermudah atau menghambat aktifitas neuron motorik alfa dan gamma pada kolumna

grisea anterior sehingga mempermudah atau menghambat gerakan volunter dan aktifitas

refleks. Traktus spinotectalis berkaitan dengan gerakan refleks postural sebagai respon

terhadap stimulasi visual.

Serabut-serabut yang berhubungan dengan neuron simpatis dalam kolumna grisea

lateralis berkaitan dengan refleks pupilodilatasi sebagai respon terhadap keadaan gelap.

Traktus rubrospinalis bertindak baik terhadap neuron motorik alpa dan gama pada

kolumna grisea anterior dan mempermudah aktifitas otot ekstensor. Traktus

vestibulospinalis bekerja pada neuron motorik dalam kolumna grisea anterior

mempermudah otot ekstensor, menghambat aktifitas otot fleksor yang berkaitan dalam

14

Page 15: jaras

keseimbangan. Traktus olivospinalis berkaitan dalam aktifitas muskuler. Serabut

otonomik desenden berkaitan dengan pengendalian aktifitas viseral.

a. Tractus Cortikospinalis

Serabut corticospinal timbul sebagai akson sel-sel piramidal yang terletak dalam

lapisan kelima kortek cerebri  sepertiga berasal dari kortek motorik primer (area 4),

sepertiga dari kortek motorik sekunder (area 6), sepertiga dari area parietalis (area-

area 3, 1, dan 2 ); sehingga, duapertiga dari serabut timbul gyrus precentralis serta

sepertiga timbul dari gyrus postcentralis. Karena stimulus listrik terhadap bagian-

bagian berbeda dari gyrus precentralis menimbulkan kontraksi bagian-bagian berbeda

dari sisi tubuh yang berlawanan, kita dapat mewakili bagian tubuh pada cortex ini.

Perhatikan bahwa daerah yang mengendalikan muka terletak di inferior dan anggota

gerak bawah terletak di superior dan pada permukan medial hemisfer. Homunculus

merupakan gambaran tubuh yang mengalami distorsi, dengan berbagai bagian yang

mempunyai ukuran yang sebanding dengan daerah cortek cerebri yang diperuntukan

bagi pengendalianya.

Serabut desendens  berkonvergensi pada corona radiata dan kemudian melintasi

exremitas posterior capsula interna. Serabut diorganisis sehingga terdekat dengan

genu berkaitan dengan servical tubuh yang terletak di medialis sementara yang

terletak di posterior berkaitan dengan extremitas inferior yang terletak di lateral.

Kemudian tractus berlanjut melalui tiga perlima bagian tengah basis pedunculi otak

tengah .

Saat memasuki pons, taktus terbagi menjadi banyak serabut yaitu serabut

pontoserebral trasversa. Dalam medula oblongata, serabut dikelompokan secara

bersama di batas anterior membentuk pembesaran yang disebut sebagai traktus

piramidalis. Pada sambungan medula oblongata dan medula spinalis, sebagian serabut

menyilang garis tengah pada decussatio pyramidum dan memasuki kolumna alba

anterior dari medula spinalis untuk membantu traktus cortiko spinalis lateralis.

Serabut selebihnya tidak menyilang dalam decussatio, tetapi turun dalam columna

alba medula spinalis sebagai traktus cortiko spinalis anterior. Serabut ini akhirnya

menyilang garis tengah pada columna grisea anterior segmen-segmen medula spinalis

dalam daerah servikalis dan torakalis atas.

15

Page 16: jaras

Traktus kortikospinalis turun sepanjang medula spinalis dimana serabutnya berakhir

dalam kolumna grisea anterior semua segmen-segmen medula spinalis. Sebagian

besar serabut kortikospinal bersinaps dengan neuron internunsial, yang pada giliranya

bersinaps dengan neuron motorik alpa dan beberapa neuron motorik gama. Hanya

serabut kortikospinal terbesar bersinaps langsung dengan neuron motorik.

Penting untuk dimengerti bahwa traktus kortikospinalis tidak merupakan satu-satunya

lintasan yang melayani gerakan volunter. Malahan, membentuk lintasan yang

bersesuaian dengan kecepatan dan ketangkasan pada gerakan-gerakan volunter dan

karena itu digunakan dalam melakukan gerakan-gerakan terlatih yang cepat. Banyak

gerakan volunter dasar, sederhana ini diduga dihantarkan oleh traktus-traktus

descenden lain.

CABANG TRAKTUS KORTIKOSPINALIS

1. Cabang ini diberikan secara dini pada saat turun dan kembali ke korteks serebri

untuk menghambat daerah korteks yang berdekatan.

2. Cabang ini melintas ke nuklei lentiformis dan caudati,nukleus rubrum,nukleus

orifarius serta formatio retikularis . cabang ini menjaga agar daerah-darah

subcortikal  mendapat informasi mengenai aktivitas kortikal. Sekali dalam

keadaan waspada daerah-daerah subkortikal bereaksi dan mengirimkan impuls ke

neuron motorik alpha dan gamma melalui lintasan desendens lainnya.

b. Traktus Reticulospinalis

Diseluruh otak tengah, pons  dan medula oblongata terdapat kelompok-kelompok sel-

sel saraf dan serabut saraf yang tersebar dan secara kolektif dikenal sebagai formatio

reticularis. Dari pons, nueron ini mengirimkan akson-akson, yang sebagian besar

tidak menyilang, ke medula spinalis dan membentuk tractus reticulospinalis medula

pontine. Dari medula neoron-neuron yang sama mengirimkan akson secara menyilang

dan tidak menyilang terhadap medula spinalis lalu membentuk traktus retikulospinalis

medularis.

Serabut retikulospinalis dari pons turun melalui kolumna alba anterior, sementara

serabut dari medula oblongata turun dalam kolumna alba lateralis. Kedua sel serabut

ini memasuki kolumna grisea anterior medula spinalis dan mempermudah atau

16

Page 17: jaras

menghambat aktifitas dari neuron motorik alpa dan gama. Dengan cara ini traktus

retikulospinalis mempengaruhi gerakan-gerakan volunter dan aktifitas reflek. Saat ini

diduga bahwa serabut retikulospinalis termasuk serabut otonom descenden. Karena itu

traktus retikulospinalis memberikan suatu lintasan melalui hipotalamus dapat

mengendalikan aliran keluar simpatik dan parasimpatik.

c. Traktus Tectospinalis

Serabut traktus ini timbul sel-sel saraf dalam kolikulus superior otak tengah. Sebagian

besar serabut ini menyilang garis tengah segera setelah keluar dari asalnya dan turun

melalui batang otak yang berdekatan melalui fasikulus longitudinalis medialis.

Traktus tectospinalis turun melalui kolumna alba anterior medula spinalis berdekatan

dengan fisura mediana anterior. Sebagian besar serabut berakhir dalam kolumna

grisea anterior segmen-segmen cervikalis bagian atas medula spinalis dengan cara

bersinaps dengan neuron internonsea. Serabut ini diduga mengurusi gerakan-gerakan

refleks postural sebagai respon terhadap stimulus visual.

d. Traktus Rubrospinalis

Nukleus rubrum terletak dalam tegmentum otak tengah setinggi kolikulus superior.

Akson-akson neuron dalam nukleus ini menyilang garis tengah setinggi nukleus dan

turun sebagai traktus rubrospinalis melalui pons dan medula oblongata untuk

memasuki kolumna alba lateralis medula spinalis. Serabut yang berakhir dengan cara

bersinaps dengan neuron internosea pada kolumna grisea anterior medula spinalis.

Neuron-neuron nukleus rubrum menerima impuls aferen melalui hubungan dengan

korteks serebri dan serebelum. Keadaan ini diduga merupakan suatu lintasan tidak

langsung yang penting dengan korteks serebri dan serebelum yang mempengaruhi

aktifitas neuron motorik alpa dan gama medula spinalis. Traktus ini mempermudah

aktifitas otot-otot fleksor dan menghambat aktifitas otot ekstensor dan grafitasi.

e. Traktus Vestibulospinalis

Nuklei vestibularis terletak dalam pons dan medula oblongata di bawah atap

ventrikulus keempat. Nuklei vestibularis menerima serabut aferen dari telinga dalam

melalui saraf vestibularis serta dari serebelum. Neuron-neuron vestibularis merupakan

17

Page 18: jaras

asal dari akson-akson yang membentuk traktus vestibulospinalis. Traktus ini turun

tanpa menyilang melalui medula spinalis dalam kolumna alba anterior. Serabut ini

berakhir dengan neuron internosea kolumna grisea medula spinalis.

Telinga dalam dan serebelum melalui traktus ini mempermudah aktifitas otot-otot

ekstensor serta menghambat aktifitas otot fleksor yang berhubungan dengan

pemeliharaan keseimbangan.

f. Traktus Olivospinalis

Traktus olivospinalis diduga timbul dari nukleus olivarius inferior dan turun dalam

kolumna alba lateralis medula spinalis, untuk mempengaruhi aktifitas neuron motorik

dalam kolumna grisea anterior. Saat ini terdapat keraguan dalam keberadaan traktus

ini.

g. Serabut Descenden Otonomik

Pusat-pusat yang lebih tinggi susunan saraf pusat berhubungan dengan pengendalian

aktifitas otonom yang terletak dalam korteks serebri, hipotalamus, kompleks

amigdaloidea, formatio retikularis. Kendatipun traktus-traktus yang berbatas jelas

belum diketahui, penelitian lesi-lesi medula spinalis memperlihatkan terdapatnya

traktus-traktus otonom descendens dan kemungkinan membentuk bagian dari traktus

retikulospinalis.

Serabut ini timbul dari neuron pada pusat yang lebih tinggi dan menyilang garis

tengah dalam batang otak. Diduga turut dalam kolumna alba lateralis medula spinalis

dan berakhir dengan bersinaps pada sel-sel motorik otonom dalam kolumna grisea

lateral pada tingkat-tingkat torakal dan lumbal atas (aliran keluar simpatis) dan tingkat

sakral tengah (parasimpatis)  medula spinalis.

h. Traktus Intersegmental

Traktus ascendens dan descendens pendek yang berasal dan berakhir dalam medula

spinalis, terdapat dalam kolumna alba anterior lateralis dan posterior. Fungsi lintasan

ini adalah saling menghubungkan neuron-neuron tingkat segmental yang berbeda, dan

penting terutama dalam refleks spinal intersegmental.

18

Page 19: jaras

III. KESIMPULAN

1. Masukan dari sistem sensorik memainkan peranan penting didalam mengontrol fungsi

motorik, dengan melalui koneksi-koneksi didalam korteks sensorimotorik atau jaras-

jaras serebelum. Sebaliknya, impuls dari korteks sensorimotorik – melalui jaras

desenden – mempengaruhi fungsi neuron sensorik didalam sumsum tulang belakang,

batang otak, dan talamus.

2. Jaras Asenden terdiri dari :

Traktus Spinothalamicus Lateralis Untuk Rasa Nyeri Dan Suhu

Traktus Spinothalamikus Anterior Untuk Raba Dan Tekanan Ringan

Columna Alba Posterior: Fasciculus Gracilis Dan Fasciculus Cuneatus Untuk

Rasa Raba Diskriminatif, Rasa Getaran, Rasa Sendi Otot Sadar

Traktus Spinocerebellaris Posterior

Tractus Spinocerebellaris Anterior

Tractus Cuneocerebellaris

3. Jasar Desenden terdiri dari :

Tractus Cortikospinalis

Traktus Reticulospinalis

Traktus Tectospinalis

Traktus Rubrospinalis

Serabut Descenden Otonomik

Traktus Intersegmental

19

Page 20: jaras

DAFTAR PUSTAKA

1. http://www.neuroanatomy.wisc.edu/sc97/text/P4/Pathway.htm

2. http://www.mona.uwi.edu/fpas/courses/physiology/neurophysiology/

DescendingPathways.htm

3. Mardjono, Mahar, Sidarta, Priguna. Neurologi Klinis Dasar. Penerbit Dian Rakyat.

Jakarta: 2004. Hal 21-26.

4. Martini, frederic. Fundamental Of Anatomy & Physiology. Edisi 7. Pearson

International edition. New york. Page 496-513

5. Duus, Peter. Diagnosis Topik Neurologi. EGC. Edisi 2. Jakarta. Hal 29, 4

6. Snell, S, Richard. Neuroanatomi Klinik. EGC. Edisi 2. Jakarta. Hal 365-383.

20