Jasa Assurance, Atestasi dan Auditing Internal

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/21/2019 Jasa Assurance, Atestasi dan Auditing Internal

    1/27

    RESUME

    JASA ASSURANCE, ATESTASI,

    DAN AUDITING INTERNAL

    Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Auditing II

    Dosen Pengampu : Drs. Wasito, M.Si, Ak

    Oleh :

    Desi Nilasari 120810301082

    Azzilizza Febri Ratsidyaningtyas 120810301112

    Jean Suha Theresia Br. A 120810301162

    Kelas E

    PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

    FAKULTAS EKONOMI

    UNIVERSITAS JEMBER

    2014

  • 8/21/2019 Jasa Assurance, Atestasi dan Auditing Internal

    2/27

    1.1. JASA ASSURANCE

    Jasa assurance merupakan jasa profesional independen yang meningkatkan

    mutu atau kualitas informasi bagi pengambil keputusan.Dari definisi tersebut,terdapat

    beberapa konsep penting.Pertama,berfokus pada pengambilan keputusan.Membuat

    keputusan yang baik memerlukan informasi berkualitas,yang dapat berupa informasi

    keuangan ataupun nonkeuangan.Kedua,terkait dengan meningkatkan kualitas

    informasi.Perikatan jasa assurance dapat meningkatkan kualitas keputusan dengan

    meningkatkan keyakinan mengenai keandalan dan relevansi informasi.Konteks dapat

    ditingkatkan melalui format penyajian informasi.Ketiga,berfokus pada

    indenpendensi.Sebagaimana halnya pembahasan terdahulu mengenai audit laporan

    keuangan,indenpendensi adalah tanda pengenal bagi profesi.Keempat adalah jasa

    profesional,yang mencerminkan penerapan pertimbangan profesional.Praktisi yang

    menerapkan pertimbangan profesional pada informasi yang merupakan subjek dari jasa

    assurance.Singkatnya,jasa assurance dapat memperoleh informasi, meningkatkan

    kualitasnya, dan menambah manfaatnya bagi pembuat keputusan.

    AICPA melalui Komite Eksekutif Jasa Assurance, menyebutkan dan mengembangkan

    enam kategori umum dari jasa assurance , yaitu :

    1. Penentuan resiko , bahwa profil resiko bisnis entitas sudah komprehensif serta

    evaluasi atas keberadaan sistem yang memadai agar dapat mengelola resiko tersebut

    dengan efektif.

    2.

    Pengukuran kinerja bisnis , bahwa sistem pengukuran kinerja entitas berisi ukuran-

    ukuran yang relevan dan menilai sampai sejauh mana tujuan dan sasaran entitas telah

    dicapai dan bagaimana kinerjanya dibandingkan dengan pesaing.

  • 8/21/2019 Jasa Assurance, Atestasi dan Auditing Internal

    3/27

    3. Perdagangan elektronik , bahwa sistem dan alat-alat yang digunakan dalam e-

    commerce memberikan integritas data yang memadai , keamanan , privasi , dan

    keandalan.

    4. Keandalan sistem informasi , bahwa sistem informasi internal memberi informasi

    yang andal bagi keputusan operasi dan keuangan.

    5. Pengukuran kinerja perawatan kesehatan , bahwa mengenai efektifitas dari jasa

    perawatan kesehatan yang diberikan oleh perusahaan asuransi kesehatan , rumah

    sakit , dokter ,dan pemberi jasa lain.

    6.

    PrimePlus , bahwa berbagai tujuan tertentu yang terkait dengan orang lanjut usia telah

    dipenuhi oleh para penyedia jasa perawatan.

    Jasa Assurance Dalam Teknologi Informasi

    Satu faktor kuat yang berpengaruh terhadap permintaan untuk jasa assurance lain adalah

    perkembangan internet dan E-Commerce (jasa keuangan elektronik).

    Beberapa jasa assurance dalam Teknologi Informasi (TI)

    1. Web Trust Services. Untuk menghadapi peningkatan kebutuhan akan jaminan/keyakinan

    yang berkaitan dengan transaksi usaha/bisnis melalui internet, AICPA (American Institute

    of Certified Public Accountants) dan CICA (Canadian Institute of Chartered Accountants)

    bergabung membentuk Jasa Assurance Web Trust. CPAs Firm yang telah memperoleh

    ijin untuk menjalankan jasa ini menyediakan jaminan/keyakinan yang memadai bagi

    pengguna/pemakai Web Sites, dimana CPAs electronics Web Trust melampirkan tanda

    (segel) pada web sites.Segel ini memberikan keyakinan bagi para pengguna bahwa

    pemilik web site dalam praktik usahanya, integritas transaksi, dan pemrosesan

    informasinya sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Web Trust adalah jasa atestasi dan

    Web Trust Seal adalah tanda/segel yang mewakili laporan profesi akuntan public (CPA)

    atas asersi manajemen mengenai pengungkapan praktik E-Commerce.

    2. Sys Trust Services. AICPA dan CICA bergabung membentuk Sys Trust Services untuk

    menyediakan jasa assurance mengenai keandalan sistem informasi.Sys Trust adalah salah

  • 8/21/2019 Jasa Assurance, Atestasi dan Auditing Internal

    4/27

    satu jenis atestasi untuk menilai dan menguji keandalan system dalam suatu area, seperti

    keamanan dan integritas data.Sys Trust dijalankan CPA untuk memberikan keyakinan

    memadai kepada manajemen, Dewan Direksi, atau pihak ketiga mengenai keandalan

    sistem informasi yang digunakan dalam menghasilkan informasi aktual (real-time).

    Jasa assurance dalam Jenis Informasi Lainnya

    1. CPA Performance View. Perusahaan membutuhkan faktor-faktor sukses selain

    informasi keuangan dalam mengelola usahanya. Contoh: Kepuasan pelanggan dan

    kualitas produk. CPA membantu manajemen mengidentifikasi dan mengukur faktor-

    faktor kesuksesan yang kritis.

    2.

    CPA Elder Care Servies. CPA menyediakan jasa assurance kepada paramanula/lansia yang membutuhkan jaminan bahwa mereka mendapatkan perawatan

    yang baik.

    3. CPA Risk AdvisoryServices. Keberhasilan dalam dunia usaha dapat ditunjukkan

    dengan keberhasilan perusahaan dalam mengambil risiko dan me-

    manage/mengendalikan risiko.

    Contoh : ketika perusahaan memperluas usahanya, mungkin menghadapi risiko atas

    perubahan nilai tukar uang, kericuhan politik negara lain. CPA menyediakan jasa

    untuk membantu mereka mengidentifikasi dan mengendalikan risiko.

    Jasajasa Non-assurance yang diberikan Akuntan Publik

    KAP melakukan berbagai jasa lain yang umumnya berada di luar lingkup jasa assurance.

    Tiga contoh yang spesifik adalah :

    1. Jasa akuntansi dan pembukuan

    2.

    Jasa pajak

    3.

    Jasa konsultasi dan manajemen

    1.1. Pengertian Jasa Atestasi

    Salah satu kategori jasa assurance yang diberikan oleh akuntan publik adalah jasa atestasi.

    Jasa atestasi (attestation service) adalah jenis jasa assurance di mana KAP mengeluarkan

    laporan tentang reliabilitas suatu asersi yang disiapkan pihak lain.

  • 8/21/2019 Jasa Assurance, Atestasi dan Auditing Internal

    5/27

    Dalam Standar Profesional Akuntan Publik, Ikatan Akuntan Indonesia (2001:1000.1)

    menjelaskan pengertian perikatan atestasi sebagai berikut :

    Suatu perikatan atestasi adalah perikatan yang didalamnya praktisi mengadakan

    perikatan untuk menerbitkan komunikasi tertulis yang menyatakan suatu simpulan

    tentang keandalan asersi tertulis yang menjadi tanggung jawab pihak lain.

    Atestasi yang dimaksud dalam pengertian perikatan atestasi tersebut adalah suatu pernyataan

    pendapat atau pertimbangan orang yang independen dan kompeten apakah asersi suatu entitas

    sesuai, dalam semua hal yang material, dengan kriteria yang telah ditetapkan ( SPAP

    2001:1000.1). Sedangkan asersi adalah suatu deklarasi, atau suatu rangkaian deklarasi secara

    keseluruhan, ole pihak yang bertanggung jawab atas deklarasi tersebut. Jadi, asersi adalah

    pernyataan yang dibuat oleh satu pihak yang secara implisit dimaksudkan untuk digunakan

    oleh pihak lain (pihak ketiga). Untuk laporan keuangan historis, asersi merupakan pernyataan

    dalam laporan keuangan oleh manajemen sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku

    umum (SPAP 2001:1000.1).

    Contoh asersi yang dibuat oleh manajemen adalah ketika manajemen membuat

    asersi bahwa sediaan produk jadi yang tercantum dalam neraca adalah tersedia untuk dijual

    pada tanggal neraca, atau asersi bahwa penjualan dalam laporan laba rugi menunjukkanpertukaran barang atau jasa dengan kas atau aktiva bentuk lain (misalnya piutang usaha)

    dengan customer selama periode tertentu. Pernyataan tersebut dapat bersifat implisit atau

    eksplisit.

    Standar Umum (SPAP 2001:1000.3-7)

    Standar umum untuk seorang praktisi yang melaksanakan perikatan jasa atestasi, antara lain

    adalah :

    1. Perikatan harus dilaksanakan oleh seorang praktisi atau lebih, yang memiliki

    keahlian dan pelatihan teknis cukup dalam fungsi atestasi.

    Pelaksanaan jasa atestasi tidak sama dengan penyusunan dan penyajian suatu

    asersi. Pelaksanaan kegiatan terakhir ini mencakup pengumpulan, penggolongan,

    peringkasan, dan pengkomunikasian informasi yang biasanya mencakup

    pengurangan data rinci dalam jumlah besar ke dalam bentuk yang dapat difahami

    dan dapat ditangani (manageable). Di lain pihak, pelaksanaan jasa atestasi

  • 8/21/2019 Jasa Assurance, Atestasi dan Auditing Internal

    6/27

    mencakup pengumpulan bukti untuk mendukung asersi dan secara obyektif

    menentukan pengukuran dan pengkomunikasian yang dilakukan oleh pembuat

    asersi. Jadi, jasa atestasi bersifat analitik, kritis, dan bersifat penyelidikan, serta

    berkaitan dengan dasar dan dukungan asersi.

    Pencapaian keahlian sebagai seorang ahli dalam atestasi dimulai dari

    pendidikan formal dan berlanjut sampai dengan pengalaman selanjutnya.

    Pelatihan harus memadai baik teknis maupun pendidikan umum .

    2. Perikatan harus dilaksanakan oleh seorang praktisi atau lebih yang memiliki

    pengetahuan cukup dalam bidang yang bersangkutan dengan asersi.

    Praktisi dapat memperoleh pengetahuan cukup tentang hal yang dilaporkan

    melalui pendidikan formal atau pendidikan profesional berkelanjutan, termasuk

    belajar secara mandiri, atau melalui pengalaman praktik.

    3.

    Standar umum ketiga adalah praktisi harus melaksanakan perikatan hanya jika ia

    memiliki alasan untuk meyakinkan dirinya bahwa dua kondisi berikut ini ada :

    a. Asersi dapat dinilai dengan kriteria rasional, baik yang telah ditetapkan oleh

    badan yang diakui atau yang dinyatakan dalam penyajian asersi tersebut

    dengan cara cukup jelas dan komprehensif bagi pembaca yang diketahui

    mampu memahaminya.

    b. Asersi tersebut dapat diestimasi atau diukur secara konsisten dan rasional

    dengan menggunakan kriteria tersebut.

    4. Standar umum keempat adalah dalam semua hal yang bersangkutan dengan

    perikatan, sikap mental independen harus dipertahankan oleh praktisi.

    5. Standar umum kelima adalah kemahiran profesional harus selalu digunakan oleh

    praktisi dalam melaksanakan perikatan, mulai dari tahap perencanaan sampai

    dengan pelaksanaan perikatan tersebut.

    Standar Pekerjaan Lapangan ( SPAP 2001:1000.7-10)

    Standar pekerjaan lapangan adalah :

    1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus

    disupervisi dengan semestinya.

  • 8/21/2019 Jasa Assurance, Atestasi dan Auditing Internal

    7/27

    Perencanaan dan supervisi memadai membantu efektivitas prosedur atestasi.

    Perencanaan memadai secara langsung memperngaruhi pemilihan prosedur yang

    semestinya dan ketetapan penerapannya, serta supervisi memadai membantu

    menjamin bahwa prosedur yang direncanakan tersebut diterapkan semestinya.

    2. Bukti yang cukup harus diperoleh untuk memberikan dasar rasional bagi simpulan

    yang dinyatakan dalam laporan.

    Dalam menentukan kombinasi prosedur memadai untuk membatasi risiko

    atestasi, praktisi harus mempertimbangkan asumsi berikut ini, dengan catatan

    bahwa masing-masing tidak saling meniadakan dan masing-masing dapat

    mengandung pengecualian penting :

    a. Bukti yang diperoleh dari sumber independen dari luar entitas memberikan

    keyakinan yang lebih besar mengenai keandalan asersi daripada bukti yang

    diperoleh hanya dari dalam entitas.

    b. Informasi yang diperoleh dari pengetahuan pribadi langsung oleh

    pengatestasi lebih meyakinkan daripada yang diperoleh secara tidak

    langsung ( sebagai contoh melalui prosedur pemeriksaan fisik, pengamatan,

    penghitungan, pengujian operasi, atau inspeksi).

    c.

    Semakin efektif struktur pengendalian intern semakin besar keyakinan

    tentang keandalan asersi.

    Standar Pelaporan (SPAP 2001:1000.10-15)

    1.

    Standar pelaporan pertama adalah laporan harus menyebutkan asersi yang

    dilaporkan dan menyatakan sifat perikatan atestasi yang bersangkutan.

    Praktisi yang menerima perikatan atestasi harus menerbitkan laporan atas

    asersi tertentu atau menarik diri dari perikatan atestasi. Jika laporan diterbitkan,

    laporan harus menyatakan bahwa asersi yang bersangkutan merupakan tanggung

    jawab pembuat asersi dan bukan tanggung jawab praktisi.

    2. Standar pelaporan kedua adalah laporan harus menyatakan simpulan praktisi

    mengenai apakah asersi disajikan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan

    atau kriteria yang dinyatakan dipakai sebagai alat pengukur.

    Laporan atestasi yang didistribusikan kepada umum harus dibatasi ke dua

    tingkat keyakinan :

    1.

    Didasarkan atas suatu pengurangan risiko atestasi ke tingkat yang cukup

    rendah (suatu pemeriksaan).

  • 8/21/2019 Jasa Assurance, Atestasi dan Auditing Internal

    8/27

    2. Didasarkan atas suatu pengurangan risiko atestasi ke tingkat yang menengah

    ( suatu review).

    Dalam suatu perikatan untuk mencapai tingkat keyakinan tertinggi (suatu

    pemeriksaan) simpulan praktisi harus dinyatakan dalam bentuk pendapat

    positif. Jika risiko atestasi telah dikurangi hanya ke tingkat menengah (suatu

    review), simpulan harus dinyatakan dalam bentuk keyakinan negatif .

    Pemeriksaan (Examination)

    Pada waktu menyatakan suatu pendapat positif, praktisi harus secara jelas

    menyatakan apakah, menurut pendapatnya, asersi disajikan sesuai dengan

    kriteria yang telah ditetapkan atau telah dinyatakan.

    Berikut contoh laporan pemeriksaan yang berisi pernyataan pendapat wajar

    tanpa pengecualian atas suatu penyajian asersi, dengan anggapan tidak

    terdapat bentuk laporan khusus yang telah diterapkan dalam standar Ikatan

    Akuntan Indonesia atau badan lain yang berwenang.

    Kami telah memeriksa.........[sebutkan penyajian asersi-seperti,

    Laporan Statistik Hasil Investasi Dana Perusahaan XYZ untuk tahun yangberakhir tanggal 31 Desember 20X1]. Pemeriksaan kami laksanakan sesuai

    dengan standar yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia, oleh karena itu,

    meliputi prosedur yang kami pandang perlu sesuai dengan keadaan.

    [Tambahkan paragraf dapat dicantumkan untuk menekankan masalah

    tertentu yang bersangkutan dengan perikatan atestasi atau penyajian asersi].

    Menurut pendapat kami,....[sebutkan penyajian seperti Laporan Statistik Hasil

    Investasi] seperti yang telah kami sebutkan dalam paragraf di atas,

    menyajikan.....[sebutkan asersi seperti, hasil investasi dana perusahaan XYZ

    untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 20X1] sesuai dengan

    [ sebutkan kriteria yang ditetapkan atau telah dinyatakan misalnya kriteria

    pengukuran dan pengungkapan sebagaimana dicantumkan dalam Catatan 1.]

    Review

  • 8/21/2019 Jasa Assurance, Atestasi dan Auditing Internal

    9/27

    Dalam memberikan keyakinan negatif, simpulan praktisi harus menyatakan

    apakah informasi yang diperoleh praktisi dari pekerjaan yang dilakukan

    menunjukkan bahwa asersi tersebut tidak disajikan, dalam segala hal yang

    material, sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan atau yang telah

    dinyatakan.

    Berikut disajikan contoh laporan review yang menyatakan keyakinan negatif

    tanpa pengecualian yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia atau badan

    berwenang lainnya.

    Kami telah me-review.....[sebutkan penyajian asersi-sebagai contoh, Laporan

    Statistik Hasil Kinerja Investasi Dana KXT untuk tahun yang berakhir tanggal

    31 Desember 20X1]. Review kami laksanakan berdasarkan standar yang

    ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia.

    Review memiliki lingkup yang sangat terbatas dibandingkan dengan

    pemeriksaan, yang bertujuan untuk menyatakan suatu pendapat atas [sebutkan

    penyajian asersi sebagai contoh, Laporan Statistik Kinerja Investasi Dana

    KXT]. Oleh karena itu, kami tidak menyatakan pendapat seperti itu.

    Berdasarkan review kami, tidak terdapat penyebab hal yang menjadikan kami

    yakin bahwa [sebutkan penyajian asersi sebagai contoh, Laporan Statistik

    Kinerja Investasi] tidak disajikan sesuai dengan [sebutkan kriteria yang

    ditetapkan sebagai contoh, kriteria pengukuran dan pengungkapan

    sebagaimana dicantumkan dalam Catatan No.1] .

    3. Standar pelaporan ketiga adalah laporan harus menyatakan semua keberatan

    praktisi yang signifikan tentang perikatan dan penyajian asersi.

    4. Standar pelaporan keempat adalah laporan suatu perikatan untuk mengevaluasi

    suatu asersi yang disusun berdasarkan kriteria yang disepakati atau berdasarkan

    suatu perikatan untuk melaksanakan prosedur yang disepakati harus berisi suatu

    pernyataan tentang keterbatasan pemakaian laporan hanya oleh pihak-pihak yang

    menyepakati kriteria atau prosedur tersebut.

    Jenis- jenis Atestasi

    Jasa atestasi menurut Mulyadi (2002:5) dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu :

  • 8/21/2019 Jasa Assurance, Atestasi dan Auditing Internal

    10/27

    a. Audit

    Jasa audit ini meliputi upaya memperoleh dan mengevaluasi bukti yang

    mendasari laporan keuangan historis yang memuat asersi yang dibuat oleh

    manajemen entitas tersebut. Dalam menghasilkan jasa audit ini, auditor

    memberikan pernyataan pendapat positif tentang laporan keuangan tersebut

    sudah disajikan secara wajar dan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.

    Kriteria yang digunakan adalah prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum

    (GAAP). Hasil pengumpulan bukti menentukan tingkat keyakinan yang dapat

    dicapai oleh auditor. Banyaknya jumlah bukti kompeten dan relevan yang

    dapat dikumpulkan, maka semakin tinggi pula tingkat keyakinan yang dicapai

    oleh auditor. Seringkali jasa ini disebut sebagai jasa tradisional profesi akuntan

    publik karena jasa ini merupakan jasa profesi akuntan publik yang paling

    dikenal dalam masyarakat.

    b.

    Pemeriksaan

    Istilah pemeriksaan digunakan untuk menguraikan jasa lain yang muncul

    dalam pernyataan positif suatu pendapat tentang kesesuaian asersi yang dibuat

    oleh pihak lain dengan kriteria yang telah ditetapkan. Contoh jasa pemeriksaan

    yang dilakukan meliputi pemeriksaan (1) laporan keuangan prospektif (bukan

    historis), (2) asersi manajemen tentang efektivitas struktur pengendalian intern

    entitas, dan (3) kepatuhan entitas terhadap peraturan tertentu.

    c.Review

    Jasa review terutama terdiri dari permintaan keterangan dari manajemen

    entitas serta analitis komparatif atas informasi keuangan. Dengan demikiantingkat keyakinan yang diberikan oleh akuntan dalam laporan hasil review

    lebih rendah dibandingkan dengan tingkat yang diberikan dalam jasa audit dan

    pemeriksaan. Tujuan review adalah untuk memberikan keyakinan negatif

    sebagai lawan dari pernyataan positif yang diberikan pada suatu audit.

    Terkadang jasa ini dilakukan atas laporan interim perusahaan publik dan

    laporan tahunan perusahaan nonpublik.

    d.

    Prosedur yang Disepakati

  • 8/21/2019 Jasa Assurance, Atestasi dan Auditing Internal

    11/27

    Lingkup kerja pelaksanaan prosedur yang disepakati juga lebih sempit

    dibandingkan dengan jasa audit dan jasa pemeriksaan. Contohnya, klien dan

    akuntan publik membuat kesepakatan bahwa ada prosedur tertentu yang

    dilaksanakan hanya pada elemen dan akun tertentu dalam laporan keuangan

    sebagai lawan dari laporan keuangan secara keseluruhan. Dalam jasa jenis ini,

    Kantor Akuntan Publik dapat menerbitkan suatu ringkasan temuan atau

    suatu keyakinan negatif seperti yang dihasilkan dalam jasa review.

    Standar Atestasi

    Dalam SPAP (2003:1000.1) menjelaskan bahwa standar atestasi memberikan

    kerangka untuk fungsi atestasi bagi jasa akuntan publik yang mencakup tingkatkeyakinan tertinggi yang diberikan dalam jasa audit atas laporan keuangan historis,

    pemeriksaan atas laporan keuangan prospektif, serta tipe perikatan atestasi lain yang

    memberikan keyakinan yang lebih rendah (review, pemeriksaan dan prosedur yang

    disepakati). Standar atestasi dinyatakan secara umum guna memudahkan para praktisi

    untuk menerapkannya pada penugasan atestasi, mencakup jenis-jenis penugasan baru

    yang mungkin timbul.

    Perbandingan Standar Atestasi dengan Standar Auditing (SPAP 2001:1000.18-21)

    Berdasarkan SPAP, Ikatan Akuntan Indonesia (2003:1000.20), perbedaan standar

    atestasi dengan standar auditing dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

  • 8/21/2019 Jasa Assurance, Atestasi dan Auditing Internal

    12/27

  • 8/21/2019 Jasa Assurance, Atestasi dan Auditing Internal

    13/27

  • 8/21/2019 Jasa Assurance, Atestasi dan Auditing Internal

    14/27

  • 8/21/2019 Jasa Assurance, Atestasi dan Auditing Internal

    15/27

    1.2. Proyeksi dan Prakiraan Keuangan (SPAP 2001:2000.3)

    Pengertian prakiraan keuangan dan proyeksi keuangan dalam SPAP 2001 oleh Ikatan

    Akuntan Indonesia adalah :

    Prakiraan keuangan adalah laporan keuangan prospektif yang menyajikan,

    sepanjang pengetahuan dan keyakinan pihak yang bertanggung jawab, posisi

    keuangan, hasil usaha dan arus kas yang diharapkan dari suatu entitas. Prakiraan

    keuangan didasarkan atas asumsi pihak yang bertanggung jawab, yang mencerminkan

    kondisi yang diharapkan aka n terjadi, dan arah tindakan yang diharapkan akan

    diambil.

    Proyeksi keuangam adalah laporan keuangan prospektif yang menyajikan,

    sepanjang pengetahuan dan keyakinan pihak yang bertanggung jawab, atas dasar satu

    atau lebih asumsi hipotesis, posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi

    keuangan yang diharapkan dari suatu entitas. Proyeksi keuangan kadangkala disusun

    untuk menyajikan satu atau lebih arah tindakan yang bersifat hipotesis untuk dinilai,

    sebagai jawaban atas pertanyaan seperti Apa yang akan terjadi jika...? . Proyeksi

    didasarkan atas asumsi pihak yang bertanggung jawab, yang mencerninkan kondisi

    yang diharapkan akan terjadi dan tindakan yang akan diambil, dengan adanya satu

    atau lebih asumsi hipotesis.

    Penggunaan Laporan Keuangan Prospektif (SPAP 2001:2000.4-5)

    Penggunaan laporan keuangan prospektif dapat ditujukan untuk :

    1. Penggunaan umum laporan keuangan prospektif adalah penggunaan laporan oleh

    pihak-pihak yang tidak melakukan negosiasi secara langsung dengan pihak yang

  • 8/21/2019 Jasa Assurance, Atestasi dan Auditing Internal

    16/27

    bertanggung jawab, misalnya dalam suatu pernyataan penawaran obligasi atau

    saham.

    2.

    Penggunaan terbatas laporan keuangan prospektif adalah penggunaan laporan oleh

    pihak yang bertanggung jawab itu sendiri atau oleh pihak yang bertanggung jawab

    dan pihak ketiga yang melakukan negosiasi secara langsung dengan pihak yang

    bertanggung jawab. Contohnya mencakup penggunaan untuk negosiasi pinjaman

    bank, pelaporan untuk suatu instansi yang berwenang dan penggunaan semata-

    mata dalam entitas yang bersangkutan.

    1.3. Pelaporan Pengendalian Intern Suatu Entitas Atas Pelaporan Keuangan

    Jasa Atestasi Lain (SPAP 2001:4000.3)

    Praktisi dapat mengadakan perikatan untuk memberikan tipe jasa lain

    berkaitan dengan pengendalian intern suatu entitas. Sebagai contoh, praktisi dapat

    mengadakan perikatan untuk melaksanakan prosedur yang disepakati asersi

    manajemen tentang efektivitas pengendalian intern suatu entitas. Untuk perikatan

    semacam ini, praktisi harus mengacu ke panduan dalam SAT Seksi 100 [PSAT 02]

    Standar Atestasi. Laporan praktisi tentang efektivitas pengendalian intern suatu

    entitas harus dalam bentuk prosedur dan temuan. Praktisi tidak diijinkan untuk

    memberikan keyakinan negatif tentang apakah asersi manajemen disajikan secara

    wajar.

    Meskipun praktisi dapat memeriksa prosedur yang disepakati terhadap manajemen

    tentang efektivitas pengendalian intern suatu entitas, praktisi tidak diijinkan untuk

    menerima perikatan review dan melaporkan asersi manajemen tersebut.

    Jasa Non-Atestasi

    Jasa non-atestasi adalah jasa yang diberikan oleh akuntan publik yang

    didalamnya tidak memberikan suatu pendapat, tingkat keyakinan, ringkasan

    temuan, atau bentuk keyakinan (assurance) yang lain

    Contoh:

    Jasa kompilasi (pencatatan & pelaporan akuntansi)

    Akuntan publik melaksanakan berbagai jasa akuntansi kliennya, seperti pencatatan

    (baik dengan manual maupun, dengan komputer ) transaksi akuntansi bagi klienya

    sampai dengan penyusunan laporan kuangan.

    Jasa perpajakan (pengisian SPT, keberatan/banding pajak)

  • 8/21/2019 Jasa Assurance, Atestasi dan Auditing Internal

    17/27

    Meliputi bantuan yang diberikan oleh akuntan pihak kepada kliennya dalam

    pengisian Surat Pemberitahuan Pajak Tahunan ( SPPT ), pajak penghasilan,

    perencanaan pajak, dan bertindak mewakili kliennya dalam menghadapi masalah

    perpajakan.

    Jasa konsultan manajemen (keuangan, SDM, dsb)

    Merupakan jasa pemberian konsultasi dengan memberikan saran dan bantuan

    teknis kepada klien untuk meningkatan penggunaan kemampuan dan sumber daya

    untuk mencapai tujuan perusahaan klien.

    Kondisi untuk Pelaksanaan Perikatan (SPAP 2001:4000.4)

    Praktisi dapat memeriksa dan melaporkan asersi manajemen tentang

    efektivitas pengendalian intern jika kondisi berikut terpenuhi:

    1. Manajemen menerima tanggung jawab tentang efektivitas pengendalian intern

    entitas.

    2. Manajemen mengevaluasi efektivitas pengendalian intern entitas dengan

    menggunakan kriteria yang masuk akal untuk pengendalian intern yang efektif

    yang dibentuk oleh badan yang diakui.

    3.

    Terdapat bukti audit yang cukup atau dapat dikembangkan untuk mendukung

    evaluasi manajemen.

    4. Manajemen menyediakan asersi tertulisnya, sebagaimana dijelaskan tentang

    efektivitas pengendalian intern entitas berdasarkan kriteria pengendalian yang

    diacu dalam laporannyaa.

    Standar Jasa Akuntansi Dan Review

    Terdiri dari kompilasi dan review atas laporan keuangan, pelaporan atas

    laporan keuangan komparatif, Laporan kompilasi atas laporan keuangan yang

    dimasukkan dalam formulir tertentu, komunikasi antara akuntan pendahulu dengan

    akuntan pengganti, pelaporan atas laporan keuangan pribadi yang dimasukkan dalam

    rencana keuangan pribadi tertulis.

    http://standarprofesionalakuntanpublik.blogspot.com/p/buku-pendukung.htmlhttp://standarprofesionalakuntanpublik.blogspot.com/p/buku-pendukung.htmlhttp://standarprofesionalakuntanpublik.blogspot.com/p/buku-pendukung.html
  • 8/21/2019 Jasa Assurance, Atestasi dan Auditing Internal

    18/27

    Kompilasi dan Review Atas Laporan Keuangan

    Kompilasi Laporan Keuangan

    Kompilasi laporan keuangan (SPAP 2001:10000.3) adalah penyajian dalam bentuk

    laporan keuangan, informasi yang merupakan pernyataan manajemen tanpa usaha

    untuk memberikan pernyataan suatu keyakinan apa pun terhadap laporan tersebut.

    Bentuk Laporan PSAR menyebutkan tiga jenis laporan kompilasi. Penggunaan

    masing-masing laporan bergantung pada keputusan manajemen untuk memasukkan

    semua pengungkapan yang diperlukan dalam laporan keuangan.

    1. Kompilasi dengan pengungkapan penuh

    Ketika entitas menyajikan seperangkat laporan keuangan yang berisi semuapengungkapan keuangan yang disyaratkan oleh akuntansi berlaku umum atau

    kerangka kerja laporan keuangan lainnya. Singkatnya kompilasi jenis ini

    membutuhkan pengungkapan sesuai dengan GAAP.

    2. Kompilasi yang mengabaikan semua pengungkapan substansial

    Suatu entitas dapat meminta akuntan untuk melakukan kompilasi laporan keuangan

    yang tidak memasukkan hampir semua pengungkapanmaterial sebagaimana

    diharuskan oleh prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, termasuk

    pengungkapan yang mungkin disajikan dalam laporan keuangan pokok. Jika laporan

    keuangan yang telah dikompilasi akuntan tidak memasukkan semua pengungkapan

    material, maka laporan akuntan bentuk baku yang tepat adalah sebagai berikut:

    Kami telah melakukan kompilasi neraca PT KXT tanggal 31 Desember 20X1

    serta laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas yang

    berkaitan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan Standar

    Jasa Akuntansi dan Review yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia,

    3. Kompilasi ketika akuntan tidak independen

    Akuntan tidak dihalangi untuk menerbitkan laporan yang berkaitan dengan kompilasi

    laporan keuangan untuk suatu entitasm yang ia tidak independen. Dalam

    mempertimbangkan tentang apakah akuntan independen, akuntan harus dipandu oleh

    Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik. Jika akuntan tidak independen, maka ia

    harus secaraa spesifik mengungkapkan ketidakindependenan tersebut. Namun alasan

    tidak adanya independensi tidak boleh dijelaskan. Jika akuntan tidak independen, ia

    harus memasukkan pernyataan berikut dalam paragraf terakhir laporannya.

  • 8/21/2019 Jasa Assurance, Atestasi dan Auditing Internal

    19/27

    Kami tidak independen terhadap PT KXT.

    Review Atas Laporan Keuangan

    Review laporan keuangan (SPAP 2001:10000.3) adalah pelaksanaan prosedur

    permintaan keterangan dan analisis yang menghasilkan dasar memadai bagi akuntan

    untuk memberikan keyakinan terbatas, bahwa tidak terdapat modifikasi material yang

    harus dilakukan atas laporann keuangan agar laporan tersebut sesuai dengan prinsip

    akuntansi berlaku umum di Indonesia, atau sesuai dengan basis akuntansi

    komprehensif yang lain.

    Pelaporan Akuntan mengenai hasil revuiew atas laporan keuangan, harus

    disertai dengan laporan akuntan yang menyatakan bahwa :

    1.

    Review dilaksanakan sesuai dengan Standar Jasa Akuntansi dan Review yang

    ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia.

    2. Semua informasi yang dimasukkan dalam laporan keuangan adalah penyajian

    manajemen atau pemilik entitas tersebut.

    3. Review terutama mencakup permintaan keterangan kepada para pejabat penting

    perusahaan dan prosedur analitik yang diterapkan terhadap data keuangan.

    4.

    Lingkup review jauh lebih sermpit dibandingkan dengan lingkup audit yang tujuannya

    untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan secara keseluruhan, dan dengan

    demikian tidak dinyatakan pendapat semacam itu dlalam suatu review.

    5. Akuntan tidak mengetahui adanya suatu modifikasi material yang harus dilakukan

    atas laporan keuangan agar laporan tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang

    berlaku umum di Indonesia, selain dari perubahan, jika ada, yang telah diungkapkan

    dalam laporan akuntan.

    Pelaporan Atas Laporan Keuangan Komparatif

    (SPAP 2001:11000.1)

    Laporan keuangan yang disusun oleh klien untuk beberapa periode yang tidak diaudit,

    direview atau dikompilasi dapat disajikan di halaman terpisah dalam suatu dokumen

    yang juga berisi laporan keuangan periode lain yang dilaporkan oleh akuntan.Laporan

    keuangan komparatif adalah laporan keuangan dua periode atau lebih yang disajikan

    dalam bentuk kolom.

    http://standarprofesionalakuntanpublik.blogspot.com/p/buku-pendukung.htmlhttp://standarprofesionalakuntanpublik.blogspot.com/p/buku-pendukung.htmlhttp://standarprofesionalakuntanpublik.blogspot.com/p/buku-pendukung.html
  • 8/21/2019 Jasa Assurance, Atestasi dan Auditing Internal

    20/27

    Standar Jasa Konsultasi (SPAP 2001:15000.2-3)

    Jasa Konsultansi adalah jasa profesional yang disediakan dengan memadukan

    kemahiran teknis, pendidikan, pengamatan, pengalaman, dan pengetahuan praktisi

    mengenai proses konsultansiI. Jasa konsultansi dapat meliputi jasa-jasa berikut ini:

    a. Konsultasi (Consultations). Untuk jenis jasa ini, fungsi praktisiadalah memberikan

    konsultasi atau saran profesional (professionaladvice) yang memerlukan respon

    segera, berdasarkan padapengetahuan mengenai klien, keadaan, masalah teknis

    terkait, representasi klien, dan tujuan bersama berbagai pihak. Contoh jenis jasa ini

    adalah re-view dan komentar terhadap rencana bisnis buatan klien dan pemberian

    saran tentang perangkat lunak komputer yang cocok digunakan oleh klien

    (berdasarkan investigasi lebih lanjut oleh klien).

    b.

    Jasa Pemberian Saran Profesional (Advisory Services). Untuk jenisjasa ini, fungsi

    praktisi adalah mengembangkan temuan, kesimpulan, dan rekomendasi untuk

    dipertimbangkan dan diputuskan oleh klien. Contoh jenis jasa ini adalah review

    operasional dan improve-ment study, analisis terhadap suatu sistem akuntansi,

    pemberian bantuan dalam proses perencanaan strategik, dan definisi persyaratan yang

    harus dipenuhi oleh suatu sistem informasi.

    c.

    Jasa Implementasi. Untuk jenis jasa ini, fungsi praktisi adalahmewujudkan rencana

    kegiatan menjadi kenyataan. Sumber daya dan personel klien digabung dengan

    sumber daya dan personel praktisi untuk mencapai tujuan implementasi. Praktisi

    bertanggung jawab kepada klien dalam hal pelaksanaan dan manajemen kegiatan

    perikatan. Contoh jenis jasa ini adalah penyediaan jasa instalasi sistem komputer dan

    jasa pendukung yang berkaitan, pelaksanaan tahap-tahap peningkatan produktivitas,

    dan pemberian bantuan dalam proses penggabungan (merger) organisasi.

    d. Jasa Transaksi. Untuk jenis jasa ini, fungsi praktisi adalah untukmenyediakan jasa

    yang berhubungan dengan beberapa transaksi khususklien yang umumnya dengan

    pihak ketiga. Contoh jenis jasa adalah jasa pengurusan kepailitan.

    e. Jasa penyediaan staf dan jasa pendukung lainnya. Untuk jenis jasa ini, fungsi praktisi

    menyediakan staf yang memadai (dalam hal kompetensi dan jumlah) dan

    kemungkinan jasa pendukung lain untuk melaksanakan tugas yang ditentukan oleh

    klien. Staf tersebut akan bekerja di bawah pengarahan klien sepanjang keadaan

    mengharuskan demikian.Contoh jenis jasa ini adalah menajemen fasilitas pemrosesan

    data

    f. Jasa produk.Untuk jenis jasa ini, fungsi praktisi adalah untuk menyediakan bagi klien

  • 8/21/2019 Jasa Assurance, Atestasi dan Auditing Internal

    21/27

    suatu produk dan jasa profesional sebagai pendukung atas instalasi, penggunaan, atau

    pemeliharaan produk tertentu. Contoh jenis jasa ini adalah penjualan dan penyerahan

    paket program pelatihan, penjualan dan implementasi perangkat lunak computer

    Jasa Audit Internal

    Internal Audit merupakan suatu departemen yang berada di dalam struktur

    organisasi perusahaan, peran internal audit ialah membantu tercapainya tujuan

    perusahaan, menambah nilai perusahaan dan mencari, mencegah, atau mengatasi atas

    fraud.Internal Audit sendiri walaupun berada di dalam struktur organisasi perusahaan

    harus bersikap independen dalam menjalankan tugasnya.

    Selain itu, internal audit juga bisa menguji dan menilai aktivitas dalam

    perusahaan dengan mengacu pada kebijakan perusahaan, sehingga dapat mendeteksi

    terjadinya kecurangan.Diharapkan dengan adanya internal audit ini dapat menciptakan

    budaya dan kinerja perusahaan yang baik.Jasa ini bertujuan untuk menguji dan menilai

    aktivitas dalam perusahaan anda berdasar pada kebijakan perusahaan, sehingga dapat

    mendeteksi serta mencegah terjadinya kecurangan.Diharapkan dengan adanya internal

    audit ini dapat menciptakan budaya dan kinerja perusahaan yang baik.

    Jasa internal audit ini mencakup:

    a. Keuangan ( Risk based dan portfolio monthly report ), Audit atas transaksi dan/atau

    catatan akuntansi dan/atau laporan keuangan untuk memastikan transaksi tersebut

    telah diotorisasi, disajikan dalam catatan akuntansi, dan diungkapkan dalam laporan

    keuangan secara tepat dan akurat. memberikan pendapat atas kewajaran transaksi,

    catatan keuangan, dan/atau laporan keuangan.

    b. Kepatuhan / Audit Operasional. Untuk menentukan bagaimana suatu unit mampu

    mengelola penggunaan sumber daya (kekayaan) unitnya secara ekonomis, efektif dan

    efisien dalam memenuhi misi dan tujuan Perusahaan. Pengelolaan sumber daya yang

    dimaksud meliputi prosedur, proses, dan kinerja personil yang melaksanakan fungsi

    pengelolaan tersebut.

    c. Pencatatan Akuntansi termasuk saran untuk software yang digunakan (secara bekala).

    Memutkahirkan pos General Ledger agar semakin optimal untuk pencatatan dan out

    put laporan keuangan.

    http://pasar.in/software/ilmu-akuntansi/http://pasar.in/software/posisi-pos-laporan-keuangan/http://pasar.in/software/buku-besar-dan-buku-tambahan/http://pasar.in/software/buku-besar-dan-buku-tambahan/http://pasar.in/software/posisi-pos-laporan-keuangan/http://pasar.in/software/ilmu-akuntansi/
  • 8/21/2019 Jasa Assurance, Atestasi dan Auditing Internal

    22/27

    Manfaat Audit Internal

    1. Kegiatan assurance dan konsultasi yang independen dan obyektif, yang dirancang

    untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan kegiatan operasi organisasi.

    Auditor Internal membantu organisasi untuk mencapai tujuannya, melalui suatu

    pendekatan yang sistematis dan teratur untuk mengevaluasi dan meningkatkan

    efektivitas pengelolaan resiko, pengendalian, dan proses governance.

    2.

    Tugas dan Tanggung Jawab Unit Audit Internal

    a. Menyusun serta melaksanakan rencana Audit Internal.

    b. Menguji dan mengevaluasi pelaksanaan pengendalian interen sesuai dengan

    kebijakan perusahaan.

    c.

    Melakukan pemeriksaan dan penilaian atas efisiensi dan efektivitas di bidangkeuangan, akuntansi, operasional, teknologi informasi dan kegiatan lainnya.

    d. Melakukan pemeriksaan kepatuhan terhadap ketentuan peraturan dan

    perundangan-undangan yang terkait.

    e. Mengidentifikasi alternatif perbaikan dan peningkatan efisiensi dan efektivitas

    penggunaan sumber daya dan dana.

    f. Memberikan saran perbaikan dan informasi yang obyektif tentang kegiatan

    yang diperiksa pada semua tingkat manajemen.

    g.

    Membuat laporan hasil audit dan menyampaikan laporan tersebut kepada

    Direksi dan Komisaris.

    h. Memantau, menganalisis dan melaporkan pelaksanaan tindak lanjut perbaikan

    yang telah direkomendasikan.

    i. Mendukung pelaksanaan tugas Komite Audit.

    j. Menyusun program untuk mengevaluasi mutu kegiatan audit internal yang

    dilakukannya.

    Kode Etik / Komitmen Profesi Akuntan Publik

    Sehubungan dengan perkembangan yang terjadi dalam tatanan global dan tuntutan

    transparansi dan akuntabilitas yang lebih besar atas penyajian Laporan Keuangan, IAPI

    merasa adanya suatu kebutuhan untuk melakukan percepatan atas proses pengembangan

    dan pemutakhiran standar profesi yang ada melalui penyerapan Standar Profesi

    International. Sebagai langkah awal IAPI telah menetapkan dan menerbitkan Kode Etik

    Profesi Akuntan Publik, yang berlaku efektif tanggal 1 Januari 2010. Untuk Standar

  • 8/21/2019 Jasa Assurance, Atestasi dan Auditing Internal

    23/27

    Profesional Akuntan Publik, Dewan Standar Profesi sedang dalam proses

    adoption terhadap International Standar on Auditing yang direncanakan akan selesai di

    tahun 2010, berlaku efektif 2011.

    Kode Etik Profesi Akuntan Publik yang baru saja diterbitkan oleh IAPI menyebutkan 5

    prinsip-prinsip dasar etika profesi, yaitu:

    1.

    Prinsip Integritas

    Prinsip integritas mewajibkan setiap praktisi untuk tegas, jujur, dan adil dalam

    hubungan profesional dan hubungan bisnisnya.Praktisi tidak boleh terkait dengan

    laporan, komunikais atau informasi lainnya yang diyakininya terdapat :

    a. Kesalahan material atau pernyataan yang menyesatkan;

    b. Pernyataan atau informasi yang diberikan secara tidak hati-hati; atau

    c.

    Penghilangan atau penyembunyian yang dapat menyesatkan atas informasi

    yang seharusnya diungkapkan.

    2. Prinsip Objektivitas

    Prinsip objektivitas mengharuskan praktisi untuk tidak membiarkan subjektivitas,

    benturan kepentingan atau pengaruh yang tidak layak dari pihak-pihak lain

    memengaruhi pertimbangan profesional atau pertimbangan bisnisnya.Praktisi

    mungkin dihadapkan pada situasi yang dapat mengurangi objektivitasnya.Karena

    beragam situasi tersebut, tidak mungkin untuk mendefinisikan setiap situasi

    tersebut.setiap praktisi harus menghindari setiap hubungan yang bersifat subjektif

    atau yang dapat mengakibatkan pengaruh yang tidak layak terhadap pertimbangan

    profesionalnya.

    3. Prinsip Kompetensi serta Sikap Kecermatan dan Kehati-hatian Profesional

    Prinsip kompetensi serta sikap kecermatan dan kehati-hatian profesional mewajibkan

    setiap praktisi untuk :

    a.

    Memelihara pengetahuan dan keahlian profesional yang dibutuhkan untuk

    menjamin pemberian jasa profesional yang kompeten kepada klien atau

    pemberi kerja; dan

    b. Menggunakan kemahiran profesionalnya dengan saksama sesuai dengan

    standar profesi dan kode etik profesi yang berlaku dalam memberikan jasa

    profesionalnya.

  • 8/21/2019 Jasa Assurance, Atestasi dan Auditing Internal

    24/27

    Pemberian jasa profesional yang kompeten membutuhkan pertimbangan yang

    cermat dalam menerapkan pengetahuan dan keahlian profesional. Kompetensi

    profesional dapat dibagi menjadi dua tahap yang terpisah sebagai berikut :

    a. Pencapaian kompetensi profesional; dan

    b. Pemeliharaan kompetensi profesional

    Pemeliharaan kompetensi profesional membutuhkan kesadaran pemahaman

    yang berkelanjutan terhdap perkembangan teknis profesi dan perkembangan

    bisnis yang relevan.Pengembangan dan pendidikan profesional yang

    berkelanjutan sangat diperlukan untuk meningkatkan dan memelihara

    kemampuan Praktisi agar dapat melaksanakan pekerjaannya secara kompeten

    dalam lingkungan profesional.

    Sikap kecermatan dan kehati-hatian profesional mengharuskan setiap praktisi

    untuk bersikap dan bertindak secara hati-hati, menyeluruh dan tepat waktu

    sesuai dengan persyaratan penugasan.

    Setiap praktisi harus memastikan tersedianya pelatihan dan penyeliaan yang

    tepat bagi mereka yang bekerja di bawah wewenangnya dalam kapasitas

    profesional.Praktisi harus menjelaskan keterbatasan jasa profesional yang

    diberikan kepada klien, pemberi kerja, atau pengguna jasa profesional lainnya

    untuk menghindari terjadinya kesalahtafsiran atas pernyataan pendapat yang

    terkait dengan jasa profesional yang diberikan.

    4.

    Prinsip Kerahasiaanan

    Prinsip kerahasiaan mewajibkan setiap praktisi untuk tidak melakukan tindakan-

    tindakan sebagai berikut :

    a.

    Mengungkapkan informasi yang bersifat rahasia yang diperoleh dari hubungan

    profesional dan hubungan bisnis kepada pihak di luar KAP atau jaringan KAP

    tempatnya bekerja tanpat adanya wewenang khusus, kecuali jika terdapat

    kewajiban untuk mengungkapkannya sesuai dengan ketentuan hukum atau

    peraturan lainnya yang berlaku; dan

    b. Menggunakan informasi yang bersifat rahasian yang diperoleh dari hubungan

    profesional dan hubungan bisnis untuk keuntungan pribadi atau pihak ketiga.

    Setiap praktisi harus tetap menjaga prinsip kerahasiaan, termasuk dalam

    lingkungan sosialnya.Setiap praktisi harus waspada terhadap kemungkinan

    pengungkapan yang tidak disengaja, terutama dalam situasi yang melibatkan

  • 8/21/2019 Jasa Assurance, Atestasi dan Auditing Internal

    25/27

    hubungan jangka panjang dengan rekan bisnis maupun anggota keluarga langsung

    atau anggota keluarga dekatnya.

    Setiap praktisi harus menjaga kerahasiaan informasi yang diungkapkan oleh

    calon klien atau pemberi kerja harus mempertimbangkan pentingnya kerahasiaan

    informasi terjaga dalam KAP atau jaringan KAP tempatnya bekerja.

    Setiap praktisi harus menerapkan semua prosedur yang dianggap perlu untuk

    memastikan terlaksananya prinsip kerahasiaan oleh mereka yang bekerja di bawah

    wewenangnya, serta pihak lain yang memberkan saran dan bantuan profesionalnya.

    Kebutuhan untuk mematuhi prinsip kerahasiaan terus berlanjut, bahkan setelah

    berakhirnya hubungan antara praktisi dengan klien atau pemberi kerja.Ketika

    berpindah kerja atau memperoleh klien baru, praktisi berhak untuk menggunakan

    pengalaman yang diperolehnya sebelumnya. Namun demikian, praktisi tetap tidak

    boleh menggunakan atau mengungkapkan setiap informasi yang bersifat rahasia yang

    diperoleh sebelumnya dari hubungan profesional atau hubungan bisnis.

    Situasi-situasi yang mungkin mengharuskan praktisi untuk mengungkapkan

    informasi yang bersifat rahasia atau ketika pengungkapan tersebut dianggap tepat :

    a. Pengungkapan yang diperbolehkan oleh hukum dan disetujui oleh klien atau

    pemberi kerja;

    b.

    Pengungkapan yang diharuskan oleh hukum, sebagai contoh :

    i. Pengungkapan dokumen atau bukti lainnya dalam sidang pengadilan;

    atau

    ii. kepada otoritas publik yang tepat mengenai suatu pelanggaran hukum;

    dan

    c.

    Pengungkapan yang terkait dengan kewajiban profesional untuk

    mengungkapan, selama tidak dilarang oleh ketentuan hukum :

    i.

    Dalam mematuhi pelaksanaan penelaahan mutu yang dilakukan oleh

    organisasi profesi atau regulator;

    ii. Dalam menjawab pertanyaan atau investigasi yang dilakukan oleh

    organisasi profesi atau regulator;

    iii. Dalam melindungi kepentingan profesional praktisi dalam sidang

    pengadilan; atau

    iv. Dalam mematuhi standar profesi dan kode etik profesi yang berlaku.

  • 8/21/2019 Jasa Assurance, Atestasi dan Auditing Internal

    26/27

    Dalam memutuskan untuk mengungkapkan informasi yang bersifat rahasia,

    setiap praktisi harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

    a.

    Dirugikan tidaknya kepentingan semua pihak, termasuk pihak ketiga,

    jika klien atau pemberi kerja mengizinkan pengungkapan informasi

    oleh praktisi;

    b.

    Diketahui tidaknya dan didukung tidaknya semua informasi yang

    relevan. Ketika fakta atau kesimpulan tidak didukung bukti, atau ketika

    informasi tidak lengkap, pertimbangan profesional harus digunakan

    untuk menentukan jenis pengungkapan yang harus dilakukan; dan

    c. Jenis komunikasi yang diharapkan dan pihak yang dituju. Setiap

    praktisi harus memastikan tepat tidaknya pihak yang dituju dalam

    komunikasi tersebut.

    5. Prinsip Perilaku Profesional

    Prinsip perilaku profesional mewajibkan setiap praktisi untuk mematuhi setiap

    ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku, serta menghindari setiap tindakan yang

    dapat mendiskreditkan profesi.Hal ini mencakup setiap tindakan yang dapat

    mengakibatkan terciptanya kesimpulan yang negatif oleh pihak ketiga yang rasional

    dan memiliki pengetahuan mengenai semua informasi yang relevan, yang dapat

    menurunkan reputasi profesi.

    Dalam memasarkan dan mempromosikan diri dan pekerjaannya, setiap praktisi

    tidak boleh merendahkan martabat profesi. Setiap praktisi harus bersikap jujur dan

    tidak boleh bersikap atau melakukan tindakan :

    a. Membuat pernyataan yang berlebihan mengenai jasa profesional yang

    dapat diberikan, kualifikasi yang dimiliki atau pengalaman yang telah

    diperoleh

    b.

    Membuat pernyataan yang merendahkan atau melakukan perbandingan

    yang tidak didukung bukti terhadap hasil perkerjaan praktisi lain.

  • 8/21/2019 Jasa Assurance, Atestasi dan Auditing Internal

    27/27

    DAFTAR PUSTAKA

    Ikatan Akuntan Indonesia, Kompartemen Akuntan Publik. STANDAR

    PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK.2001 . Salemba Empat

    Alvin A. Arens, Randal J. Elder, and Mark S. Beasley. Auditing and Assurance

    Services: An Integrated Approach. Pearson Prentice Hall.

    William F.Messier, Steven M. Glover, Douglas Prawitt. Jasa Audit dan Assurance :

    Pendekatan Sistematis. 2014. Salemba Empat