Jasa Berikut Pemecahannya - Badan Pendidikan Dan Pelatihan Keuangan

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/25/2019 Jasa Berikut Pemecahannya - Badan Pendidikan Dan Pelatihan Keuangan

    1/7

    BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

    KEMENTERIAN KEUANGAN

    Publikasi

    Serambi Publikasi Artikel Artikel Anggaran dan PerbendaharaanMasalah Jabatan Fungsional Pengelola Pengadaan Barang/Jasa Berikut Pemecahannya

    Masalah Jabatan Fungsional Pengelola Pengadaan Barang/Jasa

    Berikut Pemecahannya

    Dibuat: Senin, 02 Juni 2014 16:52

    Ditulis oleh BPPK

    Dr s. Manurgas Simamora, M.M.

    Widyaiswara Pusdikl at Anggaran dan Perbendaharaan

    Abstraksi

    Sebagaimana dimaklumi, pemerintah telah menetapkan PERMENPAN No 77 tahun 2012

    yang melahirkan jabatan fungsional Pengelola Pengadaan Barang/Jasa dan

    ditindaklanjuti dengan Peraturan Bersama Kepala LKPP dan Kepala BKN Nomor 1 tahun

    2013 dan Nomor 14 tahun 2013. Setelah disimak kedua Peraturan tersebut, ternyata masih

    ditemukan adanya permasalahan. Untuk menghadapi masalah tersebut, maka dalam

    tulisan berikut akan disampaikan saran perbaikannya.

    Kata Kunci

    Perlu segera diterbitkan petunjuk teknis jabatan fungsional Pengelola Pengadaan Barang

    dan Jasa, sehingga jabatan fungsional Pengelola PBJ dapat segera dilaksanakan oleh setiap

    satuan kerja pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

    Pendahuluan

    Dalam rangka pengembangan karier dan peningkatan profesionalisme Pegawai Negeri Sipil

    yang bertugas dibidang pengadaan barang/jasa Pemerintah, maka dengan PERMENPAN

    No 77 telah ditetapkan jabatan fungsional Pengelola Pengadaan Barang/Jasa.

    Jabatan fungsional Pengelola Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah adalah jabatan yang

    mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh untuk

    melaksanakan kegiatan perencanaan pengadaan, pemilihan penyedia, manajemen kontrak

    dan manajemen aset kementerian/lembaga yang prosesnya dimulai dari perencanaan

    kebutuhan sampai diselesaikannya seluruh kegiatan untuk memperoleh barang/jasa

    Pemerintah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

    PALING BA

    Kalender DiklatAnggaran 2016

    Kalender Diklat Bal

    Pelatihan Keuanga

    Anggaran 2016

    Baca Selengkapnya

    Lokakarya bagiPendampingan PKeuangan PemeAnggaran 2016

    Masih Ada CelahPenerimaan Paja

  • 7/25/2019 Jasa Berikut Pemecahannya - Badan Pendidikan Dan Pelatihan Keuangan

    2/7

    Yang dimaksud dengan Pengelola Pengadaan Barang/Jasa adalah Pegawai Negeri Sipil

    yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang

    berwenang untuk melaksanakan kegiatan perencanaan pengadaan, pemilihan penyedia,

    manajemen kontrak, dan manajemen informasi aset.

    Organisasi Pengadaan Barang/Jasa terdiri dari: Pengguna Anggaran (PA)/Kuasa Pengguna

    Anggaran (KPA), Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Unit Layanan Pengadaan

    (ULP)/Pejabat Pengadaan, dan Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan.

    Tugas pokok Pengelola Pengadaan Barang/Jasa adalah melaksanakan kegiatan perencanaanpengadaan, pemilihan penyedia, manajemen kontrak dan manajemen informasi aset.

    Masing-masing tugas tersebut dibagi lagi menjadi beberapa kegiatan. Kegiatan-kegiatan

    inilah yang akan dilaksanakan oleh pejabat fungsional pengadaan barang dan jasa.

    Kegiatan dan Jenjang Jabatan Fungsional Pengadaan Barang dan Jasa

    Kegiatan Perencanaan Pengadaan barang dan jasa, meliputi: penyusunan rencana

    kebutuhan barang/jasa; analisis pasar barang/jasa; penyusunan biaya pengadaan

    barang/jasa; pemaketan, penyusunan organisasi PBJ; penyusunan dan pengumumanrencana umum pengadaan barang/jasa; cara pengadaan barang/jasa, penetapan strategi

    pengadaan barang/jasa; dan pengelolaan dokumen perecanaan pengadaan

    Kegiatan Pemilihan penyedia barang dan jasa , meliputi penyusunan rencana pemilihan

    penyedia barang/jasa; penyusunan spesifikasi teknis, penetapan HPS, penyusunan

    rancangan kontrak, penyusunan dokumen pengadaan, pengumuman pengadaan barang/jasa,

    evaluasi kualifikasi, pemberian penjelasan, pembukaan dokumen penawaran, evaluasi

    penawaran, penetapan dan pengumuman pemenang, pengelolaan sanggahan, dan

    penunjukan penyedia barang/jasa.

    Kegiatan manajemen kontrak mencakup penandatanganan kontrak, penerbitan surat

    perintah mulai kerja, persiapan pelaksanaan kontrak, pengelolaan program mutu,

    pengendalian dan pengawasan pelaksanaan kontrak, penilaian prestasi pelaksanaan

    pekerjaan, penyelesaian perbedaan/perselisihan kontrak, perubahan kontrak, penanganan

    kegagalan teknis pelaksanaan kontrak, pemutusan kontrak, penerimaan dan penyerahan

    barang/hasil pekerjaan.

    Kegiatan Manajemen informasi aset pengadaan barang dan jasa meliputi: penyampaian

    informasi aset hasil pengadaan barang/jasa; inventarisasi kebutuhan aset dalam rangka

    pengadaan barang/jasa; pengelolaan data dan informasi aset; peningkatan komunikasi dan

    koordinasi informasi aset dan pengelolaan/penataan dokumen informasi aset;

    Semua kegiatan-kegiatan diatas masih diperinci lagi kedalam beberapa unsur/butir kegiatan

    yang lebih spesifik dan menjadi kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan oleh setiap

    pejabat fungsional Pengelola Pengadaan barang/jasa. Misalnya kegiatan penyusunan

    dokumen rencana kebutuhan barang/jasa masih diperinci lagi menjadi 3 butir kegiatan yaitu

    membuat dokumen rencana kebutuhan PBJ, memeriksa kesiapan dan kelengkapan

    dokumen pendukung pelaksanaan PBJ dan menyiapkan kebutuhan sarana dan prasarana

    untuk pelaksanaan survei harga pasar. Jumlah rincian kegiatan tersebut adalah sebanyak187 butir kegiatan. Sehingga jelas terlihat bahwa tidak satupun aktivitas pengadaan barang

    dan jasa yang tidak masuk kedalam rincian kegiatan-kegiatan diatas.

    Adapun Jenjang jabatan fungsional Pengelola Pengadaan Barang/Jasa terdiri dari tiga

    tingkatan, yaitu :

  • 7/25/2019 Jasa Berikut Pemecahannya - Badan Pendidikan Dan Pelatihan Keuangan

    3/7

    a. Pengelola Pengadaan Barang/Jasa Pertama (disingkat dengan Pengelola PBJ Pertama):

    golongan III/a dan III/b, dengan tugas melaksanakan 187 kegiatan-kegiatan pengadaan

    barang dan jasa tingkat dasar.

    b. Pengelola Pengadaan Barang/Jasa Muda (disingkat dengan Pengelola PBJ Muda):

    golongan III/c dan III/d, dengan tugas melaksanakan 175 kegiatan pengadaan barang dan

    jasa tingkat menengah.

    c. Pengelola Pengadaan Barang/Jasa Madya (disingkat dengan Pengelola PBJ Madya):

    golongan VI/a sampai dengan IV/c dengan tugas melaksanakan 92 kegiatan pengadaanbarang dan jasa tingkat lanjut.

    Pengelola PBJ Pertama melaksanakan 187 butir kegiatan yang terdiri dari:

    - 12 butir kegiatan yang hanya dilaksanakan pengelola PBJ Pertama dan tidak dilakukan

    oleh pengelola PBJ Muda maupun pengelola PBJ Madya, misalnya pelaksanaan

    pengumuman pengadaan barang dan jasa, karena sifat pekerjaannya sangat sederhana,

    maka cukup ditangani oleh pengelola PBJ Pertama.

    - 175 butir kegiatan yang dilaksanakan juga oleh pengelola PBJ Muda atau sebagian

    diantaranya diakukan oleh pengelola PBJ Madya. Misalnya kegiatan penyusunan HPS,

    apabila dilakukan oleh pengelola PBJ Pertama maka uraian kegiatannya adalah

    penyusunan HPS tingkat dasar, dan apabila dilakukan pengelola PBJ Muda uraian

    kegiatannya penyusunan HPS tingkat menengah, sedang apabila dilakukan oleh

    Pengelola PBJ Madya maka uraian kegiatannya adalah penyusunan HPS tingkat lanjut.

    Pengelola PBJ Muda melaksanakan 175 butir kegiatan yang terdiri dari:

    - 6 butir kegiatan yang hanya dilakukan oleh Pengelola PBJ Muda dan tidak dilakukan

    Pengelola PBJ Madya dan uraian butir kegiatannya adalah tingkat menengah, misalnya

    melakukan pemeriksaan barang/pekerjaan tingkat menengah atau membuat Berita Acara

    hasil pemeriksaan barang/pekerjaan tingkat menengah.

    - 92 butir kegiatan yang dilaksanakan juga oleh pengelola PBJ Madya. Butir Kegiatan ini

    diberi uraian tingkat menengah. Contoh Penyusunan HPS tingkat Menengah.

    - 77 butir kegiatan yang hanya dilakukan oleh Pengelola PBJ Muda dan tidak dilakukan

    Pengelola PBJ Madya namun uraian butir kegiatanya adalah tingkat lanjut. Misalnya

    melakukan evaluasi penawaran tingkat lanjut atau melaksanakan penandatanganan

    kontrak tindak lanjut. Hal ini disebabkan karena kegiatan Evaluasi Penawaran dan

    penandatanganan kontrak itu sifat pekerjaannya sudah ada standarnya sehingga tidak

    perlu melibatkan Pengelola PBJ Madya. Dengan demikian Pengelola PBJ Muda,

    disamping melaksanakan kegiatan tingkat menengah juga melaksanakan kegiatan tingkat

    lanjut.

    Dari uraian tersebut diatas jelas pengelola PBJ Muda, melaksanakan butir-butir kegiatan

    untuk tingkat menengah (kegiatan dimaksud pasti dilaksanakan pengelola madya) dan

    tingkat lanjut (kegiatan dimaksud sama sekali tidak dilaksanakan oleh pengelola madya).

  • 7/25/2019 Jasa Berikut Pemecahannya - Badan Pendidikan Dan Pelatihan Keuangan

    4/7

    Pengelola PBJ Madya melaksanakan 92 butir kegiatan, dengan menggunakan istilah tingkat

    lanjut, Misalnya Penyusunan HPS Tingkat Lanjut.

    Dengan demikian, jelas terlihat bahwa Pengelola PBJ Pertama melaksanakan kegiatan

    paling banyak, disusul Pengelola PBJ Muda dan paling sedikit Pengelola Madya.

    Disamping itu, dari 187 butir kegiatan yang dilaksanakan oleh pejabat fungsional PBJ, 92

    butir dilakukan oleh Pengelola PBJ pertama (tingkat dasar), dan Pengelolala PBJ Muda

    (tingkat menengah) serta Pengelola PBJ Madya (tingkat lanjut).

    Permasalahan Penentuan Kriteria Kegiatan

    Dengan adanya tiga istilah kegiatan pengadaan barang dan jasa yaitu tingkat dasar,

    tingkat menengah dan tingkat lanjut, akan menimbulkan pertanyaan atau multi tafsir.

    Bagaimana kriteria kegiatan pengadaan barang/jasa yang termasuk tingkat dasar, belum ada

    . Demikian juga untuk kegiatan tingkat menengah maupun kegiatan tingkat lanjut. Secara

    umum kegiatan-kegiatan Pengelola PBJ pertama adalah lebih sederhana dibandingkan

    dengan tingkat menengah, sedang tingkat lanjut lebih kompleks dibandingkan dengan

    kegiatan tingkat menengah.

    Kegiatan-kegiatan yang akan dikerjakan oleh seorang pejabat fungsional PBJ, jelas

    mencakup semua kegiatan yang harus dilakukan dalam setiap proses pengadaan barang

    dan jasa. Artinya seorang pejabat fungsional tingkat dasar bertugas untuk melaksanakan

    keseluruhan tahap-tahap kegiatan pengadaan barang dan jasa. Hanya saja kriteria yang

    mana menjadi wilayah tugas tingkat dasar, tingkat menengah maupun tingkat lanjut belum

    ada.

    Salah satu tugas KPA adalah menyusun rencana umum PBJ. Kegiatan ini

    dilaksanakan oleh Pengelola PBJ Pertama, Pengelola PBJ Muda dan Pengelola PBJ Madya.

    Pengelola PBJ Pertama melaksanakan penyusunan rencana umum PBJ untuk tingkat dasar.

    Pengelola PBJ Muda melaksanakan penyusunan rencana umum PBJ untuk tingkat

    menengah sedang Pengelola PBJ Madya melaksanakan penyusunan rencana umum PBJ

    tingkat lanjut. Demikian juga salah satu tugas PPK adalah menyusun HPS. Kegiatan ini

    juga dilaksanakan baik oleh Pengelola PBJ Pertama dan atau Pengelola PBJ Muda maupun

    Pengelola PBJ Madya dengan uraian kegiatan menyusun HPS tingkat dasar, tingkat

    menengah atau tingkat lanjut. Sampai dimana batas kewenangan tingkat dasar atau tingkat

    menengah maupun tingkat lanjut belum jelas.Untuk membedakan batas kewenangan tersebut, maka perlu ditentukan batasan nilai

    paket yang menjadi wewenang masing-masing tingkat. Untuk pengadaan barang/pekerjaan

    konstruksi/ jasa lainnya dengan nilai paket sampai Rp 200 juta serta nilai paket sampai

    dengan Rp 50 juta untuk jasa konsultan, karena sifat pekerjaannya sangat sederhana dan

    nilai paketnya juga kecil, maka semua kegiatannya disarankan masuk ke kategori tingkat

    dasar. Hal ini sejalan dengan proses pemilihannya cukup dilakukan dengan pengadaan

    langsung dan bukti perjanjiannya hanya berupa surat perintah kerja atau kwitansi atau bukti

    pembelian. Untuk pengadaan barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya dengan nilai diatas

    Rp 200 juta sampai dengan Rp 5 milyar dan untuk pekerjaan konsultan dengan nilai diatas

    Rp 50 juta sampai dengan Rp 200 juta dapat dimasukkan ke kategori tingkat menengah.

    Disamping itu pengadaan barang/jasa dengan penunjukan langsung, sayembara dan kontes

    juga masuk kategori tingkat menengah. Yang masuk kedalam kategori tingkat lanjut adalah

    pengadaan barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya dengan nilai diatas Rp 5 milyar dan

  • 7/25/2019 Jasa Berikut Pemecahannya - Badan Pendidikan Dan Pelatihan Keuangan

    5/7

    jasa konsultan dengan nilai diatas Rp 200 juta. Sebagai contoh apabila suatu satker

    membutuhkan pengadaan komputer sebesar Rp 150 juta, maka semua proses kegiatannya

    masuk ke dalam kategori tingkat dasar dan dilaksanakan oleh pengelola PBJ Pertama. Jika

    suatu satuan kerja akan melakukan perencanaan gedung dengan nilai sebesar Rp 500 juta,

    maka kegiatannya termasuk kategori tingkat lanjut dan dilaksanakan oleh pengelola PBJ

    Madya.

    Jika masukan diatas dilaksanakan, maka akan muncul pertanyaan berikutnya bagaimana

    kriteria kategori kegiatan 72 kegiatan tingkat lanjut yang dilaksanakan Pengelola PBJmuda?

    Permasalahan Penunjukan Pejabat Fungsional

    Salah satu persyaratan untuk diangkat menjadi seseorang pejabat fungsional PBJ adalah

    harus tersedia formasi jabatan fungsional yang ditetapkan oleh MENPAN setelah mendapat

    persetujuan dari BKN.

    Jumlah Formasi jabatan fungsional Pengelola Pengadaan Barang/Jasa dilingkungan

    kementerian/lembaga diatur sebagai berikut:a. setiap 1 (satu) satuan kerja K/L diperlukan paling kurang 2 (dua) orang dan paling

    banyak 3 (tiga) orang;

    b. setiap 1 (satu) ULP diperlukan paling kurang 3 (tiga) orang, paling banyak 7 (tujuh)

    orang;

    Jelas terlihat bahwa untuk setiap satuan kerja K/L, minimal 2 orang pejabat fungsional PBJ.

    Namun, hingga saat ini belum diperoleh data, berapa jumlah satker yang sudah mengangkat

    pejabat fungsional PBJ.

    Penetapan formasi jabatan fungsional Pengelola Pengadaan Barang/Jasa didasarkan pada

    beberapa indikator, antara lain: jumlah satuan kerja K/L; jumlah ULP; jumlah paket yang

    dilaksanakan; nilai pekerjaan; kompleksitas pelaksanaan pekerjaan; rentang kendali;

    analisis jabatan dan perhitungan beban kerja.

    Pengangkatan dalam jabatan fungsional pbj dapat dilakukan melalui dua cara yaitu

    I. Pengangkatan Pertama melalui CPNS yang diangkat untuk pertama kali dalam jabatan

    fungsional Pengelola PBJ dengan syarat ijazah S1, pangkat Penata Muda dan memiliki

    sertifikat ahli pengadaan nasional, atau

    II. Pengangkatan dari jabatan lain berupa pengangkatan PNS dari jabatan lain ke dalam

    jabatan fungsional pengelola PBJ dengan persyaratan seperti pengangkatan pertama

    tersebut diatas dan usia max 50 tahun.

    Pengangakatan jabatan fungsional melalui cara pertama, nampaknya tidak ada masalah,

    karena begitu tersedia formasi jabatan fungsional, maka segera dapat dilakukan seleksi

    pegawai. Yang menjadi masalah adalah untuk pilihan kedua yakni pegawai/pejabat mana

    yang paling pantas untuk dialihkan menduduki jabatan fungsional tersebut. Sebagaimana

    diketahui, setiap satuan kerja instansi pemerintah pasti mempunyai KPA, PPK, Pejabat

    Pengadaan dan Panitia Penerima Hasil pekerjaan. Khusus untuk Kantor Pusat Kementerian

    Lembaga masih ada lagi tambahan berupa anggota (Pokja) ULP. KPA maupun PPKkelihatannya tidak berminat menjadi pejabat fungsional karena sudah menduduki jabatan

    structural. Dengan demikian yang mempunyai peluang adalah pejabat pengadaan, anggota

    pokja ULP atau Panitia Penerima Hasil Pekerjaan. Jika ketiga pejabat ini yang akan

    diangkat, maka mereka harus memahami dan mampu melaksanakan tugas-tugas KPA

  • 7/25/2019 Jasa Berikut Pemecahannya - Badan Pendidikan Dan Pelatihan Keuangan

    6/7

    (antara lain perencanaan umum PBJ), maupun tugas PPK (antara lain mengelola kontrak).

    Mengingat tugas-tugas KPA, dan PPK dibidang pengadaan barang dan jasa sudah jelas

    diperinci dalam Perpres 54 dan Perpres 70, maka supaya jabatan fungsional dapat

    dilaksanakan maka konsekwensinya Perpres 54 dan Perpres 70 harus dirubah yaitu

    mencabut semua wewenang KPA, PPK, Pokja ULP, Pejabat pengadaan, panitia penerima

    hasil pekerjaan sekaligus untuk memberi wewenang tersebut kepada pejabat fungsional

    PBJ.

    Saran

    Penentuan criteria untuk kegiatan PBJ tingkat dasar, tingkat menengah dan tingkat lanjut

    harus dibuat dengan jelas sehingga para pelaksana dilapangan tidak akan mengalami

    kesulitan terutama didalam menentukan paket-paket mana saja yang masuk tingkat dasar,

    tingkat menengah maupun tingkat lanjut. Selanjutnya harus ditentukan pula karakteristik

    bagi 72 kegiatan yang merupakan bagian pekerjaan dari pengelola PBJ Muda tapi uraian

    kegiatannya adalah tingkat lanjut.

    Masalah penunjukan pejabat fungsional sebaiknya diangkat dari organisasi PBJ yang sudahada dengan memilih pejabat PBJ yang paling banyak terlibat dalam pelaksanaan PBJ,

    seperti pejabat pengadaan, anggota kelompok kerja ULP atau panitia penerima hasil

    pekerjaan. Untuk tingkat Satuan Kerja eselon IV, III dan II yang bukan merupakan ULP,

    maka pejabat fungsional yang akan diangkat adalah Pejabat Pengadaan dan Panitia

    Penerima Hasil Pekerjaan, sedang untuk Eselon I dan mempunyai ULP tersendiri (seperti

    Kementerian Keuangan), maka yang diangkat adalah anggota Pokja ULP berkenaan.

    Pengangkatan PNS untuk mengisi formasi jabatan fungsional, terutama yang berasal dari

    CPNS hendaknya dialakukan di tingkat K/L, karena apabila diangkat pada tingkat satker,

    kemungkinan untuk mencapai jabatan tingkat madya tidak mungkin karena nilai paket dan

    kompleksitas PBJ yang dikelola relatif kecil dan sederhana. Sekiranya harus diangkat

    ditingkat satker, maka harus dipertimbangkan untuk satu saat nanti dipindahkan ke satuan

    kerja yang lebih tinggi eselonnya atau ke kantor pusat K/L ybs.

    Masukan diatas kiranya menjadi bahan untuk LKPP didalam mempersiapkan petunjuk

    teknis tentang jabatan fungsional PBJ sebagaimana diatur dalam pasal 45 Peraturan

    Bersama Kepala LKPP dan Kepala BKN Nomor 1 tahun 2013 dan Nomor 14 tahun 2013.

    Daftar Bacaan:

    1. Peraturan Presiden No 54 tahun 2010 dan Peraturan Presiden No 74 tahun 2012;

    2. Peraturan MENPAN & RB Nomor 77 tahun 2012;

    3. Peraturan Bersama Kepala LKPP dan Kepala BKN No. 1 tahun 2013 dan No 14 tahun

    2013.

    ESELON I KEMENTERIAN KEUANGAN

  • 7/25/2019 Jasa Berikut Pemecahannya - Badan Pendidikan Dan Pelatihan Keuangan

    7/7

    Hakcipta BPPK | Peta Situs| Tentang Kami| Email BPPK| FAQ| Prasyarat| Hubungi Kami| Ikuti Kami

    Jalan Purnawarman No 99 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan . Telp: 021-29054300 . Fax: 021-7244912