Jawaban Atas Tuduhan Terhadap HTI Terkait Status “Ormas Islam” (I) « بحث العلوم والثقافة الإسلامية

Embed Size (px)

Citation preview

  • 6/30/13 Jawaban atas Tuduhan Terhadap HTI Terkait Status Ormas Islam (I)

    irfanabunaveed.wordpress.com/2013/06/18/jawaban-atas-tuduhan-terhadap-hti-terkait-status-ormas-islam-i/ 1/12

    Jawaban atas Tuduhan Terhadap HTI Terkait StatusOrmas Islam (I) by irfanramdhanarraaqiy

    (http://irfanabunaveed.files.wordpress.com/2013/06/2a.jpg)

    Pernyataan Seorang Aktivis Gerakan Underground Sekitar Tahun 2008:

    Hizbut Tahrir Indonesia apa bedanya dengan PKS? Tidak furqan, berkorporasi dengan pemerintah NKRI, Karena HTIdaftar di Departemen Sosial.

    POIN-POIN TANGGAPAN & JAWABAN[1] (/%CE%94%20Smad-Lock%20(Brankas%20Smadav)%20%CE%94/Artikel-

    Artikel%20Irfan%20Abu%20Naveed/Bantahan%20atas%20Tuduhan%20Inkonsistensi%20HTI.docx#_ftn1):

    Pertama: HTI Tidak Daftar di Depsos Tapi Depkumham

    HTI tidak mendaftarkan diri sebagi Ormas Islam di Departemen Sosial (Depsos) tapi di Depkumham. Dengan

    menyebut HTI tidak furqan artinya HTI tidak memisahkan haq dengan bathil? Karena menurut para ulamadiantaranya Al-Hafizh Ath-Thabari (2/70), makna furqan adalah:

    Pemisah antara yang haq & yang bathil.

    HTI mencampuradukkan antara yang haq & yang bathil? Naudzubillaah tsumma naudzubillaah. Allah SWT

    berfirman:

    Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu,sedang kamu mengetahui. (QS. Al-Baqarah [2]: 42)

    Al-Alim al-Syaikh Atha bin Khalil -rahimahullaah- menjelaskan:

    :

    Yakni janganlah kalian mencampurkan antara kebenaran dengan kebatilan, dan huruf ba (dalam ayat ini)untuk menunjukkan pencampuran. Maka ayat ini mengandung dua larangan: Pertama, mencampuradukkankebenaran dengan kebatilan. Kedua, menyembunyikan kebenaran padahal mereka mengetahuinya; makaperbuatan mencampuradukkan kebenaran dan kebatilan merupakan penyesatan, dan menyembunyikan

  • 6/30/13 Jawaban atas Tuduhan Terhadap HTI Terkait Status Ormas Islam (I)

    irfanabunaveed.wordpress.com/2013/06/18/jawaban-atas-tuduhan-terhadap-hti-terkait-status-ormas-islam-i/ 2/12

    kebenaran yakni menyembunyikannya dan menghilangkannya, maka kedua perbuatan tersebut merupakandosa besar dalam Din Allah.[2] (/%CE%94%20Smad-Lock%20(Brankas%20Smadav)%20%CE%94/Artikel-Artikel%20Irfan%20Abu%20Naveed/Bantahan%20atas%20Tuduhan%20Inkonsistensi%20HTI.docx#_ftn2)

    Dan HTI menentang perbuatan mencampuradukkan antara kebenaran dan kebatilan, maka berhati-hatilahdengan perkataan yang mengandung tuduhan tersebut, Karena Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

    .()

    Janganlah kalian saling mendengki, saling memfitnah, saling membenci, dan saling memusuhi. Janganlah adaseseorang di antara kalian yang berjual beli sesuatu yang masih dalam penawaran muslim lainnya dan jadilah kalianhamba-hamba Allah yang saling bersaudara. Muslim yang satu dengan muslim yang lainnya adalah bersaudara tidakboleh menyakiti, merendahkan, ataupun menghina. Takwa itu ada di sini (Rasulullah menunjuk dadanya, beliaumengucapkannya sebanyak tiga kali). Seseorang telah dianggap berbuat jahat apabila ia menghina saudaranya sesama

    muslim. Muslim yang satu dengan yang Iainnya haram darahnya. hartanya, dan kehormatannya. (HR. Muslim)

    Kedua: Kedudukan Hukum Islam di Dr al-Islm & Dr al-Kufr

    Sebelum kita kaji bit-tafsil mari kita perhatikan maqalah para ulama yang masyhur ketaqwaan, keikhlasan serta

    ilmunya tentang halal-haram. Al-Imam al-Syafii menegaskan:

    Bahwa yang halal di Dr al-Islm (Negara Islam), halal pula di Dr al-Kufr, bahwa yang haram di Dr al-Islm

    haram pula di Dr al-Kufr.[3] (/%CE%94%20Smad-Lock%20(Brankas%20Smadav)%20%CE%94/Artikel-

    Artikel%20Irfan%20Abu%20Naveed/Bantahan%20atas%20Tuduhan%20Inkonsistensi%20HTI.docx#_ftn3)

    Dan kami tegaskan bahwa dalam hal ini tidak ada perbedaan di antara para ulama. Al-Imam al-Syawkaniberkata:

    Sungguh hukum-hukum syara itu mengikat bagi kaum Muslim di manapun dia berada dan Dr al-Harbi[4]

    (/%CE%94%20Smad-Lock%20(Brankas%20Smadav)%20%CE%94/Artikel-Artikel%20Irfan%20Abu%20Naveed/Bantahan%20atas%20Tuduhan%20Inkonsistensi%20HTI.docx#_ftn4) tidak

    bisa menghapuskan hukum-hukum syara secara keseluruhan atau sebagian.[5] (/%CE%94%20Smad-Lock%20(Brankas%20Smadav)%20%CE%94/Artikel-

    Artikel%20Irfan%20Abu%20Naveed/Bantahan%20atas%20Tuduhan%20Inkonsistensi%20HTI.docx#_ftn5)

    Sebagai contoh, uang yang diberikan oleh seorang calon Walikota/Gubernur ketika kampanye adalah dianggaprisywah. Mengapa? Rasulullah SAW bersabda:

    Laknat Allah atas penyuap dan yang menerima suap. (HR. Ibn Majah)[6] (/%CE%94%20Smad-

    Lock%20(Brankas%20Smadav)%20%CE%94/Artikel-Artikel%20Irfan%20Abu%20Naveed/Bantahan%20atas%20Tuduhan%20Inkonsistensi%20HTI.docx#_ftn6)

    Imam Al-Qaari menjelaskan: Maksud (hadits tersebut) yang memberi dan yang mengambil risywah. Yang

    dimaksud risywah adalah sarana (yang mengantarkan) pada suatu hajah (maksud) dengan rekayasa. Ada (juga)yang menyatakan bahwa risywah adalah yang diberikan untuk membatilkan yang haq atau menjadikan yang

    batil menjadi haq.[7] (/%CE%94%20Smad-Lock%20(Brankas%20Smadav)%20%CE%94/Artikel-

    Artikel%20Irfan%20Abu%20Naveed/Bantahan%20atas%20Tuduhan%20Inkonsistensi%20HTI.docx#_ftn7)

    Hal yang sama dinyatakan oleh Al-Hafizh Ibn Al-Atsir seperti dikutip oleh Ibn Mandzur dalam kitab LisaanulAraab-nya.[8] (/%CE%94%20Smad-Lock%20(Brankas%20Smadav)%20%CE%94/Artikel-

    Artikel%20Irfan%20Abu%20Naveed/Bantahan%20atas%20Tuduhan%20Inkonsistensi%20HTI.docx#_ftn8)

    Dalam riwayat lainnya, Abdullah bin Amru berkata:

  • 6/30/13 Jawaban atas Tuduhan Terhadap HTI Terkait Status Ormas Islam (I)

    irfanabunaveed.wordpress.com/2013/06/18/jawaban-atas-tuduhan-terhadap-hti-terkait-status-ormas-islam-i/ 3/12

    Rasulullah SAW melaknat penyuap dan yang menerima suap. (HR. Al-Tirmidzi. Hadits hasan shahih)[9]

    (/%CE%94%20Smad-Lock%20(Brankas%20Smadav)%20%CE%94/Artikel-Artikel%20Irfan%20Abu%20Naveed/Bantahan%20atas%20Tuduhan%20Inkonsistensi%20HTI.docx#_ftn9)

    Di sisi lain, menjadi Gubernur (dalam sistem jahiliyyah seperti Demokrasi) hukumnya haram. Gubernur adalah

    hakim sebagaimana Presiden. Jadi kita tidak boleh mencalonkan menjadi Presiden atau Gub/Wagub. Maka,hukum memilihpun sama. Dalam hal ini, hukum memberi/menerima uang dalam Pilgub termasuk risywah dan

    tidak boleh karena Pilgub termasuk aktivitas batil dan menjadikan yang batil menjadi yang haq. Inilah hujjah

    sehingga kita memasukkan kasus di atas ke dalam makna risywah. Wallaahu alam.

    Ketiga: HTI Tidak Mengikuti Perbuatan Menghalalkan Apa yang Diharamkan Allah Atau Sebaliknya

    Benar bahwa hukum yang berlaku di negeri ini adalah hukum kufur. Lalu apakah registrasi di Depkumham

    adalah bertahkim pada hukum kufur/thaghut? Al-Hafizh Ibn Katsir meriwayatkan bahwa ketika Al-Quranmenyebut orang-orang Yahudi & Nasrani menjadikan pendeta-pendeta mereka sebagai Arbaab (QS. At-Taubah :

    31), Adi bin Hatim berkata: mereka tidak menyembah pendeta dan rahib-rahib mereka? Nabi pun menegaskan,

    tapi mereka mengharamkan yang halal & menghalalkan yang haram lalu mereka, orang Nasrani & Yahudi, mengikutimereka, maka itulah (pengertian) bahwa mereka beribadah pada pendeta dan rahib mereka.[10] (/%CE%94%20Smad-

    Lock%20(Brankas%20Smadav)%20%CE%94/Artikel-Artikel%20Irfan%20Abu%20Naveed/Bantahan%20atas%20Tuduhan%20Inkonsistensi%20HTI.docx#_ftn10)

    Lebih lengkapnya, hadiits ini diriwayatkan Imam al-Thabraniy dalam kitabal-Mujam al-Kabiir[11]

    (/%CE%94%20Smad-Lock%20(Brankas%20Smadav)%20%CE%94/Artikel-

    Artikel%20Irfan%20Abu%20Naveed/Bantahan%20atas%20Tuduhan%20Inkonsistensi%20HTI.docx#_ftn11):

    Dari Adiy bin Hatim, ia berkata: Aku pernah mendatangi Nabi SAW dan di leherku tergantung sebuah salib

    yang terbuat dari emas. Lantas Rasulullah SAW bersabda:

    Wahai Adiy, tanggalkan berhala itu dari lehermu.

    Lalu aku tanggalkan salib ini (dari leherku-pen.) lalu beliau SAW membaca ayat baraah (surat al-Tawbah) yaknimembaca ayat ini:

    Mereka menjadikan para pendeta dan rahib mereka sebagai Rabb selain Allah (QS. Al-Tawbah [9]: 31)

    Hingga beliau terdiam, maka aku berkata: Sesungguhnya kami tidak menyembah mereka. Lalu Rasulullah

    SAW bersabda:

    Bukankah mereka mengharamkan apa yang dihalalkan Allah dan kalian ikut mengharamkannya? Dan mereka

    menghalalkan apa yang diharamkan Allah dan kalian pun ikut menghalalkannya?.

    Aku berkata: Ya. Lalu beliau SAW bersabda:

    Itulah bentuk penyembahan kepada mereka.

    Maka siapa pun yang menghalalkan yang haram atau sebaliknya, lalu orang-orang mengikuti dan

    membenarkannya, menghalalkan apa yang diharamkan Allah atau sebaliknya, artinya orang-orang tersebutmenjadikan mereka sebagai Rabb! Disini HTI perlu tegaskan bahwa kita tidak mengikuti atau membenarkan

    mereka yang menghalalkan yang diharamkan Allah atau sebaliknya, wal iyadzu billaah.

    Justru sebaliknya, selama ini HTI aktif dan lantang dalam mendakwahi penguasa zhalim yang menerapkan

  • 6/30/13 Jawaban atas Tuduhan Terhadap HTI Terkait Status Ormas Islam (I)

    irfanabunaveed.wordpress.com/2013/06/18/jawaban-atas-tuduhan-terhadap-hti-terkait-status-ormas-islam-i/ 4/12

    Justru sebaliknya, selama ini HTI aktif dan lantang dalam mendakwahi penguasa zhalim yang menerapkan

    hukum thaghut di negeri ini agar kembali kepada penerapan syariat Islam secara menyeluruh dalam naungan

    Al-Khilaafah Al-Islaamiyyah, menunaikan kewajiban dari Allah dan Rasul-Nya. Bukankah kita semua mendengarsabda yang mulia Rasulullah SAW:

    Sebaik-baik jihad adalah perkataan yang haq pada pemimpin yang zhalim. (HR. Ahmad, Ibn Majah, al-Thabrani,

    al-Bayhaqi & al-Nasai. Lihat: Imam al-Suyuthi, kitab al-Jami, juz. I, hlm. 187, hadits no. 1246)

    Keempat: Hukum Mendaftar Sebagai Ormas Islam di Depkumham

    Jika daftar hukumnya bagaimana? Yaa akhiy al-kariim.. Al-Quran & Al-Sunnah tidak melarang kita

    bermuamalah di Daarul Kufr sepanjang tidak mengharamkan yang dihalalkan Allah atau sebaliknya. Tentu

    muamalah tersebut ada administrasinya, misalnya berjual-beli barang ada kwitansinya, begitu pula ketikatransaksi kredit/cash ada aturannya, kadang complicated kadang simple, tergantung masalahnya. Adakalanya

    berhubungan langsung dengan negara, dan adakalanya tidak. Misal beli rumah, kita perlu sertifikat, tentu yang

    mengeluarkan adalah negara. Hal ini sekali lagi (kami tegaskan) termasuk perkara administratif yang secara syari

    hukumnya mubah dan tidak ada ulama yang terpercaya (alim ilmu dan kejujurannya) yang mengharamkannya.

    Bukankah kita mengetahui apa yang dilakukan oleh Khalifah Umar bin al-Khaththab r.a. ketika ia mengadopsi

    sistem pembukuan administrasi dari Persia? Beliau dijuluki al-faruuq, bukan hanya karena mengharamkan apa

    yang diharamkan Allah, tapi juga menghalalkan apa yang dihalalkan Allah. Dan beliau termasuk Khalifah di

    antara al-Khulafaa al-Raasyidiin, para khalifah seperti yang digambarkan para ulama sebagai berikut:

    (()) .

    .(())

    Dan tujuan para khalifah yang empat ini adalah berkhidmat untuk Islam dalam aktivitas mendakwahkannya

    dan membangun negaranya, dan mereka sangat memerhatikan kemaslahatan umum bagi kaum muslimin, dan

    setiap khalifah ini mengambil petunjuk dengan petunjuk yang sempurna dari Al-Quran dan perkataan serta

    perbuatan Rasulullah SAW (al-sunnah-pen.) baik dalam kepemimpinan maupun kebijakan yang mereka

    kehendaki. Oleh karena itulah mereka dinamakan al-Khulafaa al-Raasyidiin, dan masa pemerintahan merekadikenal pun dengan masa al-Khulafaa al-Raasyidiin. [12] (/%CE%94%20Smad-

    Lock%20(Brankas%20Smadav)%20%CE%94/Artikel-

    Artikel%20Irfan%20Abu%20Naveed/Bantahan%20atas%20Tuduhan%20Inkonsistensi%20HTI.docx#_ftn12)

    Semoga Allah menjauhkan kita semua dari sifat orang-orang yang sedikit ilmu namun berani banyak berbicara

    dan berfatwa, menyatakan ini halal atau haram tanpa ilmu sehingga ia termasuk orang yang disabdakan

    Rasulullaah SAW:

    Barangsiapa berfatwa tanpa ilmu, maka dilaknat oleh Malaikat langit dan bumi. (HR. Ibn Asaakir dari Ali r.a,

    hadits ini sanadnya hasan ditakhrij pula oleh al-Hafizh al-Suyuthi dalam kitab al-Jaami al-Shaghiir)[13](/%CE%94%20Smad-Lock%20(Brankas%20Smadav)%20%CE%94/Artikel-

    Artikel%20Irfan%20Abu%20Naveed/Bantahan%20atas%20Tuduhan%20Inkonsistensi%20HTI.docx#_ftn13)

    Al-Syaikh Al-Alim Nawawi al-Bantani menjelaskan hadits ini:

    Hal itu karena perbuatannya menjelaskan tentang hukum Allah tanpa ilmu, sebagaimana dijelaskan Imamal-Aziziy.

    Dalam ilmu ushl al-fiqh, hadits di atas jelas mengandung indikasi tegas (qarnah jzimah)[14]

    (/%CE%94%20Smad-Lock%20(Brankas%20Smadav)%20%CE%94/Artikel-Artikel%20Irfan%20Abu%20Naveed/Bantahan%20atas%20Tuduhan%20Inkonsistensi%20HTI.docx#_ftn14)

  • 6/30/13 Jawaban atas Tuduhan Terhadap HTI Terkait Status Ormas Islam (I)

    irfanabunaveed.wordpress.com/2013/06/18/jawaban-atas-tuduhan-terhadap-hti-terkait-status-ormas-islam-i/ 5/12

    mengharamkan perbuatan berfatwa tanpa ilmu dengan keberadaan lafazh laana yang dimaknai para ulamasebagai berikut:

    : . :

    . .

    Lafazh al-lan secara bahasa yakni jauh dan terhempas dari kebaikan, dikatakan pula yakni terjauhkan dari

    rahmat Allh dan dari makhluk-Nya secara terhina dan terkutuk. Adapun makna laknat (al-lan) secara syari

    adalah terhempas dan terjauhkan dari rahmat Allh dan makna ini merupakan bagian dari maknanya secarabahasa pula, maka barangsiapa yang dilaknat Allh, maka Allh telah menghempaskan dan menjauhkannya dari

    rahmat-Nya dan layak mendapatkan adzab-Nya. Dan perbuatan-perbuatan yang terlaknat itu merupakan dosa

    besar.[15] (/%CE%94%20Smad-Lock%20(Brankas%20Smadav)%20%CE%94/Artikel-

    Artikel%20Irfan%20Abu%20Naveed/Bantahan%20atas%20Tuduhan%20Inkonsistensi%20HTI.docx#_ftn15)

    Imam al-Raghib al-Ashfahani menjelaskan:

    . :

    Makna laknat (al-lan) adalah terhempas dan terjauhkan masuk ke jalan kemurkaan, yakni terhempas dan

    terjauhkan dari Allh, di akhirat mendapat siksa, dan di dunia ia terputus dari rahmat dan taufik-Nya.[16]

    (/%CE%94%20Smad-Lock%20(Brankas%20Smadav)%20%CE%94/Artikel-

    Artikel%20Irfan%20Abu%20Naveed/Bantahan%20atas%20Tuduhan%20Inkonsistensi%20HTI.docx#_ftn16)

    Kelima: Tidak Ada Ketentuan yang Menjerumuskan HTI Mengharamkan yang Halal (Atau Sebaliknya)

    Registrasi yang dilakukan HTI tidak ada syarat batil yang memaksa, menjerumuskan dan mengkondisikan HTI

    menghalalkan apa yang diharamkan Allah atau sebaliknya, karena jika ada syarat yang seperti itu tentu hal

    tersebut menjadi batil. Rasulullah SAW menegaskan:

    Setiap syarat yang bukan dari Kitabullaah maka ia bathil. (HR. Ibnu Hibban 10/84)

    Dalam riwayat Imam al-Nasai diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:

    Setiap syarat yang tidak ada di dalam Kitab Allah adalah batil walaupun seratus syarat. (HR. al-Nasai. Para

    perawi dalam hadits ini tsiqah)[17] (/%CE%94%20Smad-Lock%20(Brankas%20Smadav)%20%CE%94/Artikel-

    Artikel%20Irfan%20Abu%20Naveed/Bantahan%20atas%20Tuduhan%20Inkonsistensi%20HTI.docx#_ftn17)

    Keenam: Pesan Islam Kepada Kita untuk Menjaga Lisan

    Penulis berpesan kepada mereka yang menuduh dan mencela HT karena masalah ini dengan nasihat JagalahLisan Anda, karena Islam menasihati kita dengan nasihat-nasihat emas berikut ini:

    Rasulullah SAW bersabda:

    Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka berkatalah yang baik atau diam. (HR. al-Bukhari,

    Muslim, Abu Dawud, al-Tirmidzi, Ahmad & Malik)

    Hadits shahih yang mulia di atas telah meletakkan prinsip yang agung dalam berbicara. Tuntutan perintah dalam

    hadits ini hukumnya wajib, karena mengandung indikasi yang tegas Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari

    akhir terhadap kata-kata perintah maka berkatalah yang baik atau diam.

    Kalimat Dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir merupakan indikasi yang menunjukkan hukum

    wajib. Al-Syaikh Atha bin Khalil menjelaskan:

    ()

  • 6/30/13 Jawaban atas Tuduhan Terhadap HTI Terkait Status Ormas Islam (I)

    irfanabunaveed.wordpress.com/2013/06/18/jawaban-atas-tuduhan-terhadap-hti-terkait-status-ormas-islam-i/ 6/12

    Jika adanya tuntutan tersebut disertai keterangan iman atau yang semakna dengannya. Misalnya kalimat

    (Barangsiapa yang mengharapkan rahmat Allah dan (tibanya) hari Akhir) maka sesungguhnya kalimat tersebut

    mengindikasikan hukum wajib.[18] (/%CE%94%20Smad-Lock%20(Brankas%20Smadav)%20%CE%94/Artikel-Artikel%20Irfan%20Abu%20Naveed/Bantahan%20atas%20Tuduhan%20Inkonsistensi%20HTI.docx#_ftn18)

    Lafazh qul dan liyashmut pun termasuk bentuk mufrad yang memberikan arti perintah. Kata liyashmut

    merupakan kata kerja mudhaari (sekarang atau yang akan datang) yang disertai laam al-amr (laam perintah). Al-Syaikh Atha bin Khalil ketika menjelaskan berbagai ungkapan yang bermakna perintah mengutarakan:

    ()

    Kata kerja al-mudhaari yang disertai huruf laam perintah.[19] (/%CE%94%20Smad-

    Lock%20(Brankas%20Smadav)%20%CE%94/Artikel-

    Artikel%20Irfan%20Abu%20Naveed/Bantahan%20atas%20Tuduhan%20Inkonsistensi%20HTI.docx#_ftn19)

    Sama halnya dengan penjelasan Syaikh al-Utsaimin ketika menjelaskan shiyaghul amri (lafazh-lafazh perintah),diantaranya:

    Kata kerja al-mudhaari yang disertai laam perintah.[20] (/%CE%94%20Smad-

    Lock%20(Brankas%20Smadav)%20%CE%94/Artikel-Artikel%20Irfan%20Abu%20Naveed/Bantahan%20atas%20Tuduhan%20Inkonsistensi%20HTI.docx#_ftn20)

    Lebih menariknya, al-Hafizh al-Nawawi menjelaskan hadits di atas:

    . .

    .

    Maknanya adalah jika seseorang ingin mengatakan sesuatu, jika didalamnya mengandung kebaikan dan

    ganjaran pahala, sama saja apakah wajib atau sunnah untuk diungkapkan maka ungkapkanlah. Jika belum jelaskebaikan perkataan tersebut diganjar dengan pahala maka ia harus menahan diri darinya, sama saja apakah jelashukumnya haram, makruh atau mubah. Dan dalam hal ini perkataan yang mubah dianjurkan untuk

    ditinggalkan, disunnahkan untuk menahan diri darinya, karena khawatir perkataan ini berubah menjadiperkataan yang diharamkan atau dimakruhkan. Dan kasus kesalahan seperti ini banyak terjadi.

    Imam Ibn Daqiiq al-Ied (w. 702 H) menjelaskan hadits ini:

    : :

    .{ } : .{} :

    Sabda Rasulullah SAW: Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir yakni barangsiapa yang beriman

    dengan keimanan yang sempurna terlindung dari adzab Allah dan menyampaikan kepada keridhaan-Nya makaberkatalah yang baik atau diam karena barangsiapa yang beriman kepada Allah, maka di antara tuntutankeimanannya adalah merasa takut terhadap peringatan-Nya, mengharapkan pahala dari-Nya, dan bersungguh-

    sungguh dalam melaksanakan segala hal yang diperintahkan Allah kepadanya dan meninggalkan segala halyang dilarang-Nya, dan diantara hal yang paling penting: menjaga apa yang ada pada dirinya yang mesti dijaga

    (dari kemaksiatan-pen.) dan ia bertanggungjawab terhadap itu semua sebagaimana firman Allah SWT:Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungjawaban.[21](/%CE%94%20Smad-Lock%20(Brankas%20Smadav)%20%CE%94/Artikel-

    Artikel%20Irfan%20Abu%20Naveed/Bantahan%20atas%20Tuduhan%20Inkonsistensi%20HTI.docx#_ftn21) Danfirman Allah SWT: Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas

    yang selalu hadir[22] (/%CE%94%20Smad-Lock%20(Brankas%20Smadav)%20%CE%94/Artikel-Artikel%20Irfan%20Abu%20Naveed/Bantahan%20atas%20Tuduhan%20Inkonsistensi%20HTI.docx#_ftn22).[23](/%CE%94%20Smad-Lock%20(Brankas%20Smadav)%20%CE%94/Artikel-

    Artikel%20Irfan%20Abu%20Naveed/Bantahan%20atas%20Tuduhan%20Inkonsistensi%20HTI.docx#_ftn23)

    Imam Ibn Daqiiq al-Ied pun menegaskan:

  • 6/30/13 Jawaban atas Tuduhan Terhadap HTI Terkait Status Ormas Islam (I)

    irfanabunaveed.wordpress.com/2013/06/18/jawaban-atas-tuduhan-terhadap-hti-terkait-status-ormas-islam-i/ 7/12

    : . :

    . .

    Dan bahaya lisan itu banyak sekali, oleh karena itu Rasulullah SAW bersabda: Tidaklah manusia dijatuhkan ke

    dalam neraka di atas hidung mereka melainkan akibat lisan-lisan mereka[24] (/%CE%94%20Smad-Lock%20(Brankas%20Smadav)%20%CE%94/Artikel-Artikel%20Irfan%20Abu%20Naveed/Bantahan%20atas%20Tuduhan%20Inkonsistensi%20HTI.docx#_ftn24) dan

    sabdanya: Setiap perkataan anak cucu Adam itu membahayakannya (tidak berguna baginya) kecuali berdzikir kepadaAllah dan perkataan yang memerintahkan kepada kebaikan dan melarang kemungkaran[25] (/%CE%94%20Smad-

    Lock%20(Brankas%20Smadav)%20%CE%94/Artikel-Artikel%20Irfan%20Abu%20Naveed/Bantahan%20atas%20Tuduhan%20Inkonsistensi%20HTI.docx#_ftn25) Maka

    siapa saja yang mengetahui hal ini dan beriman terhadapnya maka diantara tuntutan keimanannya bertakwakepada Allah dalam menjaga lisannya, dan tidaklah ia berkata-kata kecuali perkataan baik atau diam.[26](/%CE%94%20Smad-Lock%20(Brankas%20Smadav)%20%CE%94/Artikel-

    Artikel%20Irfan%20Abu%20Naveed/Bantahan%20atas%20Tuduhan%20Inkonsistensi%20HTI.docx#_ftn26)

    Rasulullah SAW pun berpesan:

    Sesungguhnya seorang hamba Allah yang asal bicara tanpa memikirkan baik buruknya, bisa tergelincir ke dalamjurang neraka yang dalamnya melebihi jarak antara Timur dan Barat. (HR. al-Bukhari & Muslim)

    Lebih jelasnya, penulis nukil hadits-hadits yang diriwayatkan Imam al-Tirmidzi:

    Tidaklah manusia itu dijatuhkan ke dalam neraka di atas muka atau hidung mereka melainkan akibat lisan-lisan

    mereka. (HR. al-Tirmidzi, Ahmad & Ibn Majah. Ini lafazh al-Tirmidzi. Imam al-Tirmidzi menuturkan:Hadits ini hasan shahih)

    Setiap perkataan anak cucu Adam itu membahayakannya, tidak berguna baginya kecuali perkataan menyuruh kepadakebaikan dan melarang kemungkaran, atau berdzikir kepada Allah. (HR. al-Tirmidzi & Ibn Majah. Imam al-Tirmidzi berkata: Hadits ini hasan gharib, kami tidak mengetahuinya kecuali dari hadits Muhammad

    bin Yazid bin Khunais)

    Imam Ibn Daqiiq al-Ied lebih jauh lagi menjelaskan:

    :

    Sebagian ulama berkata dalam menjelaskan hadits ini: Jika manusia ingin mengatakan suatu perkataan yang

    mengandung kebaikan memperoleh pahala maka katakanlah, jika selainnya maka ia harus menahan diri darinyasama saja apakah perkataan yang diharamkan, makruh atau mubah. Oleh karena itu, perkataan mubah

    diperintahkan untuk ditinggalkan, disukai agar menahan diri darinya, lebih ringan daripada peringatan untukmeninggalkan perkataan yang diharamkan atau dihukumi makruh.

    Allah SWT berfirman:

    Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir. (QS.

    Qaaf [50]: 18)

    Imam Ibn Daqiiq al-Ied menjelaskan ayat ini:

    .. {} :

  • 6/30/13 Jawaban atas Tuduhan Terhadap HTI Terkait Status Ormas Islam (I)

    irfanabunaveed.wordpress.com/2013/06/18/jawaban-atas-tuduhan-terhadap-hti-terkait-status-ormas-islam-i/ 8/12

    Dan para ulama berbeda pendapat, apakah dituliskan (dihisab-pen.) seluruh perkataan manusia termasukperkataan-perkataan yang mubah atau tidak dituliskan perkataannya kecuali perkataan yang mengandungbalasan kebaikan atau siksa? Ibn Abbas dan selainnya mengambil pendapat yang kedua. Oleh karena itu, ayat al-

    Quran yang mulia ini bersifat khusus: Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnyamalaikat pengawas yang selalu hadir. [27] (/%CE%94%20Smad-

    Lock%20(Brankas%20Smadav)%20%CE%94/Artikel-Artikel%20Irfan%20Abu%20Naveed/Bantahan%20atas%20Tuduhan%20Inkonsistensi%20HTI.docx#_ftn27)

    Al-Hafizh al-Nawawi bahkan menuliskan satu bab khusus tentang Hifzh al-Lisaan (menjaga lisan) dalam salahsatu kitabnya -al-Adzkaar al-Nawawiyyah-, ia berkata:

    Ketahuilah bahwa setiap mukallaf wajib menjaga lisannya dari setiap perkataan kecuali perkataan yang jelasmengandung kemaslahatan, dan ketika memutuskan untuk tidak berbicara karena lebih bermaslahat, maka

    disunnahkan untuk menahan diri darinya, karena terkadang ditemukan perkataan mubah mengantarkan kepadakeharaman atau makruh, bahkan hal ini merupakan fenomena yang banyak terjadi atau sudah menjadikebiasaan.[28] (/%CE%94%20Smad-Lock%20(Brankas%20Smadav)%20%CE%94/Artikel-

    Artikel%20Irfan%20Abu%20Naveed/Bantahan%20atas%20Tuduhan%20Inkonsistensi%20HTI.docx#_ftn28)

    Seorang muslim itu ialah yang kaum muslimun selamat dari lisan dan tangannya. (HR. Al-Bukhari & Abu

    Dawud)[29] (/%CE%94%20Smad-Lock%20(Brankas%20Smadav)%20%CE%94/Artikel-Artikel%20Irfan%20Abu%20Naveed/Bantahan%20atas%20Tuduhan%20Inkonsistensi%20HTI.docx#_ftn29)

    Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi SAW bersabda:

    Pada setiap ruas tulang ada kewajiban shadaqah. Setiap hari dimana seseorang terbantu dengan tunggangannya yangmengangkat atau mengangkut barang-barangnya di atasnya adalah shadaqah. Ucapan yang baik adalah shadaqah dansetiap langkah yang dilakukan seseorang menuju shalat adalah shadaqah dan orang yang menunjuki jalan adalah

    shadaqah. (HR. Al-Bukhari)

    Rasulullah SAW pun bersabda:

    Jagalah diri kalian dari neraka sekalipun hanya dengan sebiji kurma, kalaulah tidak bisa, lakukanlah dengan ucapanyang baik. (HR. Al-Bukhari)

    Al-Hafizh al-Nawawi menuturkan dalam kitab fatwanya bahwa seorang alim berkata: Lidah itu bagaikanbinatang buas, jika engkau tidak mengikatnya ia yang akan menerkammu.[30] (/%CE%94%20Smad-

    Lock%20(Brankas%20Smadav)%20%CE%94/Artikel-Artikel%20Irfan%20Abu%20Naveed/Bantahan%20atas%20Tuduhan%20Inkonsistensi%20HTI.docx#_ftn30)

    Ketujuh: Agama adalah Nasihat

    Agama adalah nasihat, dan jika ada saudara sesama muslim melakukan kesalahan, siapapun ia, aktivis dakwahdari harakah islamiyyah manapun diantaranya syabab Hizbut Tahrir maka perhatikan bahwa Rasulullah SAWbersabda:

    Agama itu adalah nasihat

  • 6/30/13 Jawaban atas Tuduhan Terhadap HTI Terkait Status Ormas Islam (I)

    irfanabunaveed.wordpress.com/2013/06/18/jawaban-atas-tuduhan-terhadap-hti-terkait-status-ormas-islam-i/ 9/12

    Para sahabat bertanya: Untuk siapa? Rasulullah SAW bersabda:

    Untuk Allah, kitab suci-Nya, Rasul-Nya, pemimpin kaum muslimin dan kaum muslimin pada umumnya. (HR.Muslim)

    Apa maknanya? Para ulama menjelaskan:

    : :

    Makna sabda Rasulullah SAW: Agama itu adalah nasihat yakni tiang agama dan pondasinya adalah al-nasiihah.

    Imam Ibn Daqiq al-Ied menjelaskan:

    . . : :

    Lafazh al-nashiihah secara bahasa: al-ikhlaash (kemurnian), dikatakan: nashahtu al-asala (saya telah memurnikan

    madu) jika menyucikannya, dan dikatakan pula makna selainnya. Wallaahu alam.

    Adapun penafsiran terdahap lafazh al-nasihah dan jenis-jenisnya dalam hadits ini, dijelaskan Imam Ibn Daqiq

    al-Ied yang menukil pernyataan Imam al-Khithabi dan para ulama lainnya, diantaranya bentuk nasihat untukkaum muslimin:

    . .

    Adapun nasihat untuk kaum muslimin pada umumnya selain para penguasa-, yakni dengan menunjuki merekakepada kemaslahatan diri di akhirat dan di dunia, menolong mereka untuk mewujudkannya, menasihati agar

    mereka menutupi auratnya, menutupi aib mereka, menyingkirkan bahaya dari mereka dan mewujudkankemaslahatan-kemaslahatan bagi mereka, memerintahkan kepada kebaikan dan mencegah mereka darikemungkaran dengan cara yang lembut dan niat ikhlas, mengasihi mereka, menghormati orang tua dan

    mengasihi yang kecil di antara mereka, memikat hati mereka dengan nasihat yang baik serta menjauhi sifat culasdan dengki, mencintai kebaikan bagi mereka sebagaimana ia mencintai untuk dirinya sendiri, dan membenci

    keburukan terjadi pada mereka sebagaimana ia benci jika hal itu terjadi padanya, membela harta, kehormatandan lain sebagainya yang menjadi hak mereka dengan perkataan dan perbuatan dan mendorong mereka untukbertingkahlaku sebagaimana yang telah kami sebutkan dari beragam nasihat ini. Wallaahu Alam.

    Catatan Irfan Abu Naveed:

    Silahkan jika ada yg mau menyanggah, maka sanggahlah dengan ilmu: tulis kajian tentang masalah ini secaramendalam, sertakan dalil-dalil dengan tahqiiq al-manath dan istidlaal berdasarkan ilmu. Karena selama ini yg

    mengkritik HTI tentang statusnya sbg ormas, hanya komentar-komentar pendek dengan simpulan gegabahdalam masalah hukum dan takalluf dalam penggunaan dalil-dalil syara (termasuk kritik dari pemuda aktivis ygdiskusi dengan ana di dlm artikel ini). Jika sudah dikaji dan ditulis, silahkan bagikan ke fb ane:Irfan Abu Naveed

    (https://www.facebook.com/irfan.ramadhanalraaqiy)

    [1] (/%CE%94%20Smad-Lock%20(Brankas%20Smadav)%20%CE%94/Artikel-Artikel%20Irfan%20Abu%20Naveed/Bantahan%20atas%20Tuduhan%20Inkonsistensi%20HTI.docx#_ftnref1)

    Jawaban ini penulis susun dari jawaban KH. Mushthafa Ali Murtadha (tokoh HTI), Ustadz Yuana Ryan Tresna(Ketua DPD HTI Kota Bandung), KH. Drs. Agus Akhyar Purakusumah (tokoh HTI Jabar) dan penulis sendiri,

    namun perlu penyusun (Irfan Abu Naveed) tegaskan bahwa jawaban kami ini tidak mewakili Hizbut Tahrirsebagai institusi dakwah. Yang penyusun maksud dgn bukan jawaban HT sebagai institusi dakwah yakni inibukan jawaban resmi dari HT, meski dijawab oleh sejumlah pengurus HTI. Sebagaimana tertulis dalam website

    resmi HTI -www.hizbut-tahrir.or.id- (ini terkait etika berorganisasi):

  • 6/30/13 Jawaban atas Tuduhan Terhadap HTI Terkait Status Ormas Islam (I)

    irfanabunaveed.wordpress.com/2013/06/18/jawaban-atas-tuduhan-terhadap-hti-terkait-status-ormas-islam-i/ 10/12

    Publikasi-publikasi yang diterbitkan atas nama Hizbut Tahrir Pusat dan Wilayah, Kantor Media (al-Maktab al-Ilami), Juru Bicara dan Perwakilan Media Hizbut Tahrir saja yang merupakan pendapat Hizbut Tahrir. Dan yang

    selain itu merupakan pendapat penulisnya, sekalipun dipublikasikan dalam website Hizbut Tahrir Indonesia,Majalah, Tabloid, Multimedia yang diproduksi Hizbut Tahrir Indonesia.

    Dan tertulis pula di website resmi Al-Maktab Al-Ilami HT:

    [2] (/%CE%94%20Smad-Lock%20(Brankas%20Smadav)%20%CE%94/Artikel-Artikel%20Irfan%20Abu%20Naveed/Bantahan%20atas%20Tuduhan%20Inkonsistensi%20HTI.docx#_ftnref2)Lihat: Al-Taysr f Ushl al-Tafsr (Srah al-Baqarah), Syaikh Atha bin Khalil Abu Rusythah Dar al-Ummah:

    Beirut. Cet. II: 1427 H/ 2006.

    [3] (/%CE%94%20Smad-Lock%20(Brankas%20Smadav)%20%CE%94/Artikel-Artikel%20Irfan%20Abu%20Naveed/Bantahan%20atas%20Tuduhan%20Inkonsistensi%20HTI.docx#_ftnref3)Lihat: Al-Umm, IV/160.

    [4] (/%CE%94%20Smad-Lock%20(Brankas%20Smadav)%20%CE%94/Artikel-Artikel%20Irfan%20Abu%20Naveed/Bantahan%20atas%20Tuduhan%20Inkonsistensi%20HTI.docx#_ftnref4)

    Negara yang memerangi Islam.

    [5] (/%CE%94%20Smad-Lock%20(Brankas%20Smadav)%20%CE%94/Artikel-Artikel%20Irfan%20Abu%20Naveed/Bantahan%20atas%20Tuduhan%20Inkonsistensi%20HTI.docx#_ftnref5)Lihat: Al-Sil Al-Jarr, 4/152.

    [6] (/%CE%94%20Smad-Lock%20(Brankas%20Smadav)%20%CE%94/Artikel-Artikel%20Irfan%20Abu%20Naveed/Bantahan%20atas%20Tuduhan%20Inkonsistensi%20HTI.docx#_ftnref6) Para

    perawi hadits ini tsiqah dari sanad:

    Telah menceritakan kepada kami Ali bin Muhammad berkata telah menceritakan kepada kami Waki berkatatelah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Dzi`b dari pamannya Al-Harits bin Abdurrahman dari Abu Salamahdari Abdullah bin Amru ia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: (redaksi hadits di atas).

    [7] (/%CE%94%20Smad-Lock%20(Brankas%20Smadav)%20%CE%94/Artikel-

    Artikel%20Irfan%20Abu%20Naveed/Bantahan%20atas%20Tuduhan%20Inkonsistensi%20HTI.docx#_ftnref7)Lihat: Aunul Mabud, 8/80.

    [8] (/%CE%94%20Smad-Lock%20(Brankas%20Smadav)%20%CE%94/Artikel-Artikel%20Irfan%20Abu%20Naveed/Bantahan%20atas%20Tuduhan%20Inkonsistensi%20HTI.docx#_ftnref8)Lihat: Lisaanul Araab, 14/322.

    [9] (/%CE%94%20Smad-Lock%20(Brankas%20Smadav)%20%CE%94/Artikel-

    Artikel%20Irfan%20Abu%20Naveed/Bantahan%20atas%20Tuduhan%20Inkonsistensi%20HTI.docx#_ftnref9) Lihatpula riwayat Imam Ahmad dalam Musnad-nya dan Imam Abu Dawud dalam Sunan-nya.

    [10] (/%CE%94%20Smad-Lock%20(Brankas%20Smadav)%20%CE%94/Artikel-Artikel%20Irfan%20Abu%20Naveed/Bantahan%20atas%20Tuduhan%20Inkonsistensi%20HTI.docx#_ftnref10)

    Lihat: Tafsir Ibnu Katsir, 2/66

    [11] (/%CE%94%20Smad-Lock%20(Brankas%20Smadav)%20%CE%94/Artikel-

    Artikel%20Irfan%20Abu%20Naveed/Bantahan%20atas%20Tuduhan%20Inkonsistensi%20HTI.docx#_ftnref11)Lihat pula: Al-Taariikh Al-Kabiir (VII h.108), Sunan Al-Tirmidzi (V h.279 no.3020), Al-Mujam Al-Kabiir (XVIIh.92), Sunan Al-Bayhaqi Al-Kubra (X h.116).

    [12] (/%CE%94%20Smad-Lock%20(Brankas%20Smadav)%20%CE%94/Artikel-

    Artikel%20Irfan%20Abu%20Naveed/Bantahan%20atas%20Tuduhan%20Inkonsistensi%20HTI.docx#_ftnref12)Lihat: Shuwarun Min Al-Taariikh Al-Islaamiy - Jaamiatul Imaam Muhammad bin Suuud Al-Islaamiyyah Cet.II: 1425 H/ 2004.

  • 6/30/13 Jawaban atas Tuduhan Terhadap HTI Terkait Status Ormas Islam (I)

    irfanabunaveed.wordpress.com/2013/06/18/jawaban-atas-tuduhan-terhadap-hti-terkait-status-ormas-islam-i/ 11/12

    [13] (/%CE%94%20Smad-Lock%20(Brankas%20Smadav)%20%CE%94/Artikel-Artikel%20Irfan%20Abu%20Naveed/Bantahan%20atas%20Tuduhan%20Inkonsistensi%20HTI.docx#_ftnref13)

    Lihat: Mirqaatu Shuuud al-Tashdiiq

    [14] (/%CE%94%20Smad-Lock%20(Brankas%20Smadav)%20%CE%94/Artikel-Artikel%20Irfan%20Abu%20Naveed/Bantahan%20atas%20Tuduhan%20Inkonsistensi%20HTI.docx#_ftnref14)Pembahasan tentang ini bisa dirujuk dalam Taysr al-Wushl il al-Ushl, al-Alim al-Syaikh Atha bin Khalil

    (Amir HT).

    [15] (/%CE%94%20Smad-Lock%20(Brankas%20Smadav)%20%CE%94/Artikel-Artikel%20Irfan%20Abu%20Naveed/Bantahan%20atas%20Tuduhan%20Inkonsistensi%20HTI.docx#_ftnref15)Lihat: al-Malnn f al-Sunnah al-Shahhah, Doktor Fayshal al-Jawabirah Wizrah al-Syun al-Islmiyyah.

    [16] (/%CE%94%20Smad-Lock%20(Brankas%20Smadav)%20%CE%94/Artikel-Artikel%20Irfan%20Abu%20Naveed/Bantahan%20atas%20Tuduhan%20Inkonsistensi%20HTI.docx#_ftnref16)

    Lihat: Mufradt Alfzh al-Qurn al-Karm, Imam al-Raghib al-Ashfahani. Lihat pula As-ilatun Bayniyyatun f al-Qurn al-Karm karya Dr. Fadhil Shalih al-Saamar-iy.

    [17] (/%CE%94%20Smad-Lock%20(Brankas%20Smadav)%20%CE%94/Artikel-Artikel%20Irfan%20Abu%20Naveed/Bantahan%20atas%20Tuduhan%20Inkonsistensi%20HTI.docx#_ftnref17)

    Telah mengabarkan kepada kami Ishaq bin Ibrahim, ia berkata; telah memberitakan kepada kami Jarir dariHisyam bin Urwah dari ayahnya dari Aisyah binti Abi Bakr. Begitu pula riwayat yang diriwayatkan Imam Ibn

    Majah dalam Sunan-nya.

    [18] (/%CE%94%20Smad-Lock%20(Brankas%20Smadav)%20%CE%94/Artikel-

    Artikel%20Irfan%20Abu%20Naveed/Bantahan%20atas%20Tuduhan%20Inkonsistensi%20HTI.docx#_ftnref18)Lihat: Taysr al-Wushl il al-Ushl: Dirst fii Ushl al-Fiqh, Syaikh Atha bin Khalil Abu Rusythah Dar al-Ummah: Beirut Cet. III: 1421 H/ 2000.

    [19] (/%CE%94%20Smad-Lock%20(Brankas%20Smadav)%20%CE%94/Artikel-Artikel%20Irfan%20Abu%20Naveed/Bantahan%20atas%20Tuduhan%20Inkonsistensi%20HTI.docx#_ftnref19)Lihat: Taysr al-Wushl il al-Ushl: Dirst fii Ushl al-Fiqh, Syaikh Atha bin Khalil.

    [20] (/%CE%94%20Smad-Lock%20(Brankas%20Smadav)%20%CE%94/Artikel-

    Artikel%20Irfan%20Abu%20Naveed/Bantahan%20atas%20Tuduhan%20Inkonsistensi%20HTI.docx#_ftnref20)Lihat: Ushuul al-Fiqh, al-Syaikh Muhammad Shalih al-Utsaimin.

    [21] (/%CE%94%20Smad-Lock%20(Brankas%20Smadav)%20%CE%94/Artikel-Artikel%20Irfan%20Abu%20Naveed/Bantahan%20atas%20Tuduhan%20Inkonsistensi%20HTI.docx#_ftnref21)

    Lihat: QS. Al-Israa [17]: 36

    [22] (/%CE%94%20Smad-Lock%20(Brankas%20Smadav)%20%CE%94/Artikel-Artikel%20Irfan%20Abu%20Naveed/Bantahan%20atas%20Tuduhan%20Inkonsistensi%20HTI.docx#_ftnref22)Lihat: QS. Qaaf [50]: 18

    [23] (/%CE%94%20Smad-Lock%20(Brankas%20Smadav)%20%CE%94/Artikel-Artikel%20Irfan%20Abu%20Naveed/Bantahan%20atas%20Tuduhan%20Inkonsistensi%20HTI.docx#_ftnref23)Lihat: Syarh al-Arbaiin al-Nawawiyyah fii al-Ahaadiits al-Shahiihah al-Nawawiyyah, Imam Ibn Daqiiq al-Ied.

    [24] (/%CE%94%20Smad-Lock%20(Brankas%20Smadav)%20%CE%94/Artikel-

    Artikel%20Irfan%20Abu%20Naveed/Bantahan%20atas%20Tuduhan%20Inkonsistensi%20HTI.docx#_ftnref24) HR.Imam Ahmad (5/236 dan 237) dan al-Tirmidzi dalam al-Iman (no. 2616); hadits ini merupakan hadits shahih yangpanjang. Adapun Imam al-Tirmidzi memandang bahwa hadits ini hasan shahih.

    [25] (/%CE%94%20Smad-Lock%20(Brankas%20Smadav)%20%CE%94/Artikel-

    Artikel%20Irfan%20Abu%20Naveed/Bantahan%20atas%20Tuduhan%20Inkonsistensi%20HTI.docx#_ftnref25) HR.al-Tirmidzi dalam Al-Zuhd (no. 2412) dari Ummu Habibah r.a.. Abu Isa (Imam al-Tirmidzi) berkata: Hadits inihasan gharib, tidak diketahui kecuali dari riwayat Muhammad bin Yazid bin Khunays.

    [26] (/%CE%94%20Smad-Lock%20(Brankas%20Smadav)%20%CE%94/Artikel-

  • 6/30/13 Jawaban atas Tuduhan Terhadap HTI Terkait Status Ormas Islam (I)

    irfanabunaveed.wordpress.com/2013/06/18/jawaban-atas-tuduhan-terhadap-hti-terkait-status-ormas-islam-i/ 12/12

    [26] (/%CE%94%20Smad-Lock%20(Brankas%20Smadav)%20%CE%94/Artikel-Artikel%20Irfan%20Abu%20Naveed/Bantahan%20atas%20Tuduhan%20Inkonsistensi%20HTI.docx#_ftnref26) Ibid

    [27] (/%CE%94%20Smad-Lock%20(Brankas%20Smadav)%20%CE%94/Artikel-

    Artikel%20Irfan%20Abu%20Naveed/Bantahan%20atas%20Tuduhan%20Inkonsistensi%20HTI.docx#_ftnref27)Lihat: Syarh al-Arbaiin al-Nawawiyyah fii al-Ahaadiits al-Shahiihah al-Nawawiyyah, Imam Ibn Daqiiq al-Ied.

    [28] (/%CE%94%20Smad-Lock%20(Brankas%20Smadav)%20%CE%94/Artikel-Artikel%20Irfan%20Abu%20Naveed/Bantahan%20atas%20Tuduhan%20Inkonsistensi%20HTI.docx#_ftnref28)

    Lihat: Al-Adzkr Al-Muntakhabah Min Kalaam Sayyid Al-Abraar Shallallaahu Alayhi wa Sallam-, Al-HafizhMuhyiddin Abu Zakariya Yahya bin Syarf al-Nawawi (631-676 H) Al-Dar al-Mishriyyah al-Lubnaniyyah: Mesir.

    [29] (/%CE%94%20Smad-Lock%20(Brankas%20Smadav)%20%CE%94/Artikel-Artikel%20Irfan%20Abu%20Naveed/Bantahan%20atas%20Tuduhan%20Inkonsistensi%20HTI.docx#_ftnref29)

    Hadits ini hadits mutawatir

    [30] (/%CE%94%20Smad-Lock%20(Brankas%20Smadav)%20%CE%94/Artikel-Artikel%20Irfan%20Abu%20Naveed/Bantahan%20atas%20Tuduhan%20Inkonsistensi%20HTI.docx#_ftnref30)Lihat: Fataawaa Al-Imaam Al-Nawawi Al-Musammaa Al-Masaa-il Al-Mantsuurah, Al-Hafizh al-Imam Muhyiddin

    Abu Zakaria bin Syarf al-Nawawi Dar al-Fikr: Beirut.

    This entry was posted in ,.

    Blog pada WordPress.com. | Tema: Quintus oleh Automattic.