Upload
umi-krisdyantini
View
228
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
llll
Citation preview
1. Jelaskan bagaimana penanganan awal dan lanjutan dari pasien sprain, stain dan kontusio
(NOMOR 5 PADA LT)
Jawab :
Penanganan Memar/ Kontusio
1. Kompres dengan es selama 12-24 jam untuk menghentikan pendarahan kapiler.
Es adalah pilihan paling baik untuk menangani memar. Letakkan sebungkus es di
daerah yang terkena cedera sesegera mungkin dan selama beberapa hari pertama
setelah cedera terjadi. Diamkan selama 15 menit dan alasi kulit Anda dengan handuk
tipis. Es akan mencegah memar tersebar ke daerah sekitar, tetapi Anda harus berhati-
hati supaya tidak terlalu lama meletakkan es batu di permukaan kulit untuk mencegah
terjadinya frost bite.
2. Istirahat untuk mencegah cedera lebih lanjut dan mempercepat pemulihan jaringan
jaringan lunak yang rusak.
Sangat penting untuk mengistirahatkan area tubuh yang memar karena aktifitas yang
berlangsung dapat menyebabkan peningkatan tekanan pada daerah yang memar dan
memperlambat proses penyembuhan. Jika diperlukan dan juga bergantung pada posisi
memar, maka Anda bisa membalut area memar untuk memberikan tekanan
secukupnya supaya aliran darah di tempat memar tersebut menjadi terbatas
3. Hindari benturan di daerah cedera pada saat latihan maupun pertandingan berikutnya.
Penanganan Lanjutan Memar/Kontusio
1. Ketika memar diikuti dengan nyeri, maka Anda bisa menggunakan obat anti nyeri
atau salep anti nyeri untuk meredakan nyeri. Anda bisa mengkonsumsi asetaminofen
untuk meredakan nyeri dan asetaminofen juga dapat mencegah timbulnya endapan
darah. Disarankan juga supaya Anda menghindari penggunaan ibuprofen atau aspirin
karena obat ini cenderung akan menimbulkan perdarahan. Vitamin K juga sangat
baik untuk mempercepat proses penyerapan darah ke dalam tubuh. Untuk membatasi
aliran darah yang dapat memperluas memar, sangat disarankan untuk meminimalisir
pergerakan.
2. Setelah tiga hari, mengompres daerah memar dengan sesuatu yang hangat akan
membantu mempercepat proses pemulihan. Memar akan hilang dengan pengobatan
dan penanganan seperti yang disebutkan di atas dalam waktu seminggu sampai
sepuluh hari
3. Jika memar tidak menghilang dalam dua minggu dan nyeri juga semakin tidak
tertahankan, mungkin terjadi sesuatu yang serius sehingga Anda harus menemui
dokter untuk mendapat pemeriksaan dan tindakan lebih lanjut.
Penanganan Strain dan Sprain
Bahr (2003) menyatakan beberapa hal dapat mengatasi strain dan sprain yaitu :
(a) Sprain/strain tingkat satu
Pada keadaan ini, bagian yang mengalami cedera cukup diistirahatkan untuk memberi
kesempatan regenerasi.
(b) Sprain/strain tingkat dua
Pada keadaan ini penanganan yang dilakukan adalah berdasarkan prinsip RICE (Rest,
Ice, Compession and Elevation).
Rest (istirahat)
Mengistirahatkan bagian tubuh yang cedera, bertujuan untuk mencegah
bertambah parahnya cedera dan mengurangi aliran darah yang menuju kedaerah
yang cedera.
Ice (aplikasi dingin)
Yaitu memberikan es selama dua hari setelah cedera untuk melokalisir daerah
cedera, mematikan ujung syaraf sehingga mengurangi rasa nyeri, dan mencegah
agar jaringan yang cedera tidak bertambah bengkak karena pemberian es akan
menyebabkan vasokontriksi sehingga aliran darah yang menuju daerah cedera
berkurang. Pemberian es jangan sampai terlalu lama karena akan mengakibatkan
iritasi, hypothermia, dan frost bite yaitu kerusakan yang terjadi karena penerapan
aplikasi dingin yang berlebihan. Cara penerapan aplikasi dingin atau pemberian es
yaitu:
a) Es ditempatkan pada kantong plastik kemudian dibungkus dengan
handuk.
b) Kompres es dilakukan selama 2-3 menit
c) Bila sudah terasa kesemutan atau telihat pucat pemberian es dapat dihentikan
sementara. Ini merupakan tanda telah terjadi vasokontriksi
Compression (pembalutan)
Yaitu mempergunakan kompresi elastis selama dua hari untuk mencegah
pembengkakan dan menghentikan perdarahan. Pembalutan dapat menggunakan
perban atau pembalut tekan yang elastis (tensocrepe) dan harus dipakai senyaman
mungkin.
Elevation (meninggikan daerah cedera)
Berusaha agar bagian yang cedera ada di atas letak jantung untuk mengurangi
kemungkinan terjadinya pembengkakan akibat perdarahan dan peradangan.
Dalam perawatan nyeri yang disebabkan karena cedera, terapi dingin dilakukan
sampai pembengkakan berkurang. Terapi dingin biasanya digunakan pada 24
sampai 48 jam setelah terjadinya cedera dan dipakai untuk mengurangi sakit dan
pembengkakan. Panas selanjutnya digunakan dalam fase rehabilitasi fase kronis.
Beberapa kondisi yang dapat ditangani dengan RICE antara lain cedera memar,
strain dan sprain, dan kram otot.
Tindakan istirahat yang dilakukan sebaiknya dalam bentuk fiksasi dan imobilisasi
(suatu tindakan yang diberikan agar bagian yang cedera tidak dapat digerakan)
dengan cara balut tekan, spalk maupun gibs. Tindakan imobilisasi dilakukan selama
3-6 minggu. Terapi dingin yang dilakukan dilakukan pada fase awal cedera. Pada fase
lanjut terapi dingin digantikan dengan terapi panas. Pada keadaan subkronis dimana
tanda tanda peradangan sudah menurun dilakukan terapi manual berupa massage.
Pada fase akhir dapat dilakukan terapi latihan untuk memaksimalkan proses
penyembuhan.
(c) Sprain/strain tingkat tiga
Pada keadaan ini, penderita diberi pertolongan pertama dengan metode RICE dan
segera diikirim kerumah sakit untuk dijahit dan menyambung kembali robekan
ligamen, otot maupun tendo.
2. Jelaskan diagnosa keperawatan/Masalah keperawatan yang mungkin muncul pada pasien
dengan sprain, strain dan kontusio (NOMOR 7 PADA LT)
Jawab :
Masalah keperawatan yang mungkin muncul pada pasien dengan sprain, strain dan
kontusio adalah
1. Nyeri Akut
Nyeri Akut merupakan pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan
yang muncul akibat kerusakan jaringan yag actual atau potensial atau digambarkan
dalam hal kerusakan sedemikian rupa (International Association for the study of
pain). Awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan
akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung < 6 bulan. Pada pasien
dengan sprain,strain dan kontusio akan mengalami pembengkakan dan menimbulkan
nyeri tekan pada daerah yang terkena.
Diagnosa Keperawatan :
Nyeri Akut berhubungan dengan agens cedera fisik yang ditandai dengan sikap
melindungi area nyeri dan melaporkan nyeri secara verbal.
2. Kerusakan Integritas Jaringan
Kerusakan Integritas Jaringan merupakan kerusakan jaringan pada daerah membrane
mukosa, kornea, integumen atau subkutan. Pada pasien dengan sprain, strain, dan
kontusio akan mengalami kerusakan jaringan berupa kerusakan jaringan ikat di
bawah kulit yaitu tendon, otot serta ligament akibat putusnya ligament atau robekan
pada otot.
.
Diagnosa Keperawatan :
Kerusakan Integritas Jaringan berhubungan dengan faktor mekanik (mis., tekanan,
koyakan/robekan, friksi) yang ditandai dengan kerusakan jaringan
3. Hambatan Mobilitas Fisik
Hambatan Mobilitas Fisik adalah keterbatasan pada pergerakan fisik tubuh atau satu
atau lebih ekstremitas secara mandiri dan terarah. Pada pasien dengan sprain, strain
dan kontusio pada fase lanjut atau sprain dan strain tingkat III akan mengalami
kesulitan pergerakan atau tidak dapat bergerak seperti biasa pada daerah yang
terserang karena putusnya seluruh ligament atau terjadi robekan total pada unit
musculo tendineus.
Diagnosa Keperawatan :
Hambatan Mobilitas Fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot dan
intoleransi aktivitas yang ditandai dengan keterbatasan kemampuan melakukan
keterampilan motorik kasar (berjalan) dan pergerakan lambat.
3. Pasien dengan sprain dan kontusion biasanya baru datang ke tempat pelayanan kesehatan
jika kondisinya terlalu parah dan tidak bisa ditangani di rumah atau dengan pengobatan
tradisional. Jelaskan Obat tradisional atau penanganan tradisional atau kearifan local
(local wishdom) yang anda ketahui sering digunakan oleh masyarakat dalam menangani
sprain, stain dan kontusio (ceritakan apa yang anda ketahui dan temukan di lingkungan
sekitar anda. Boleh menggunakan pendapat pribadi dan tidak menggunakan sumber
ilmiah) (NOMOR 10 PADA LT)
Jawab :
a. Salah satu penanganan menggunakan obat tradisional pada pasien dengan sprain,
strain dan kontusio adalah menggunakan buah pala atau yang biasa dikenal dengan
jebu garum oleh masyarakat bali serta ditambahkan dengan arak api. Beberapa
masyarakat bali percaya bahwa keseleo atau terkilir dapat disembuhkan dengan
pengobatan tradisional ini. Isi buah pala atau jebu garum dihancurkan dan
dicampurkan dengan arak api, lalu kasa atau kapas direndam dalam ramuan tersebut
dan ditempelkan pada kaki yang keseleo. Beberapa masyarakat bali percaya bahwa
buah pala atau jebu garum dapat meringankan keseleo serta mengobati bengkak pada
kaki yang keseleo, sedangkan arak api dipercaya memberikan sensasi dingin dan
nyaman pada kaki karena kandungan alkohol yang tinggi pada arak api.
b. Cendana adalah pohon tahunan yang sangat bermanfaat dan banyak tumbuh di
Indonesia. Kayu cendana sudah banyak dimanfaatkan sebagai bahan bangunan,
furniture, kriya atau kerajinan tangan, karya seni, hingga tasbih. Namun, dibalik
manfaat kayu cendana sebagai kerajinan, tanaman ini sebenarnya bermanfaat juga
untuk kesehatan. Salah satu manfaat dari kayu cendana dalam bidang kesehatan adalah
meringankan bengkak pada keseleo. Kebanyakan masyarakat, khususnya masyarakat
Bali percaya nyeri dan bengkak yang ditimbulkan karena keseleo dapat berkurang
dengan menggunakan gosokan kayu cendana. Kayu cendana digosokkan pada tempat
gosokan kayu cendana yang telah berisi sedikit air, kemudian digosok hingga air
tersebut berwarna kecoklatan. Setelah berwarna kecoklatan, ambil gumpalan kapas
kemudian celupkan pada air ramuan tadi dan ditempelkan pada daerah kaki yang
bengkak.
c. Kencur merupakan tanaman yang tumbuh subur di daerah dataran rendah atau
pegunungan yang tanahnya gembur dan tidak terlalu banyak air. Tanaman yang
memiliki daging buah yang lunak dan tidak berserat ini berwarna putih, berkulit luar
coklat dan rimpangnya memiliki aroma yang spesifik. Selain digunakan sebagai bumbu
masakan kencur juga kerap kali digunakan sebagai bahan obat-obatan tradisional. Salah
satu khasiat kencur sebagai obat tradisional adalah untuk meringankan memar. Di
masyarakat, kencur biasanya ditumbuk bersama dengan beras hingga lunak, kemudian
di balurkan pada bagian yang memar atau keseleo. Masyaraklat percaya bahwa dengan
menggunakan kencur yang ditumbuk bersamaan dengan beras dapat memberikan
sensasi nyaman.
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional Evaluasi
1. Nyeri Akut
berhubungan dengan
agens cedera fisik yang
ditandai dengan sikap
melindungi area nyeri
dan melaporkan nyeri
secara verbal.
Setelah dilakukan asuhan
keperawatan selama ...... x
24 jam, diharapkan nyeri
yang dirasakan pasien
dapat berkurang dengan
kriteria hasil :
Pain Control :
a. Mampu mengontrol
nyeri (tahu penyebab
nyeri, mampu
menggunakan teknik
nonfarmakologi untuk
mengurangi nyeri,
mencari bantuan)
b. Melaporkan bahwa
nyeri berkurang
dengan menggunakan
manajemen nyeri
Pain Level
NIC:
Pain Management
a. Lakukan pengkajian
nyeri secara
komprehensif
termasuk lokasi,
karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas,
dan faktor
predisposisi
b. Observasi reaksi non
verbal dari
ketidaknyamanan
c. Control lingkungan
yang dapat
mempengaruhi nyeri
seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan
kebisingan
d. Kaji tipe dan sumber
Pain Management:
a. Untuk mengetahui
lokasi,
karakteristik,
awitan dan durasi,
frekuensi, kualitas,
intensitas atau
keparahan nyeri,
faktor presipitasi
nyeri.
b. Untuk mengetahui
isyarat nonverbal
ketidaknyamanan
pasien
c. Untuk mengurangi
adanya gangguan
dari lingkungan
luar yang dapat
meningkatkan rasa
nyeri
S : Pasien melaporkan
bahwa nyerinya
berkurang serta
mengatakan merasa
lebih nyaman
setelah nyerinya
berkurang
O : pasien tampak lebih
tenang, skala nyeri
pasien berkurang
dilihat dari ekspresi
wajah pasien serta
tanda-tanda vital
pasien dalam
rentang normal
A: Tujuan
tercapai,masalah
teratasi
P:Pertahankan kondisi
a. Menyatakan rasa
nyaman setelah nyeri
berkurang (tidak
tampak merintih,
menangis, gelisah
serta melindungi area
nyeri)
b. Tanda-tanda vital
pasien dalam rentang
normal (nadi : 90-150
kali/menit, RR : 24-40
kali/menit, tekanan
darah : 80-100, suhu
36,5-37,5oC
nyeri untuk
menentukan
intervensi
e. Ajarkan tentang
teknik non
farmakologi seperti
relaksasi dengan
menarik nafas dalam
serta distraksi seperti
menonton dan
mendengarkan
musik
Analgesic
Administration:
a. Kolaborasi
pemberian obat
analgetik untuk
mengurangi nyeri
b. Berikan informasi
tentang nyeri berapa
lama nyeri akan
berkurang dan
d. Untuk mengetahui
tindakan yang
tepat yang dapat
dilakukan untuk
mengontrol/
mengurangi
intensitas nyeri
e. Mengalihkan
perhatian klien
agar tidak terfokus
pada rasa nyeri
yang dirasakan
Analgesic
Administration:
a. Memberikan efek
untuk mengurangi
rasa nyeri
b. Agar pasien
mengetahui
informasi tentang
nyeri, penyebab
nyeri, berapa lama
pasien
antisipasi
ketidaknyamanan
dari prosedur
c. Monitor vital sign
sebelum dan sesudah
pemberian analgesic
pertama kali
akan berlangsung,
dan antisipasi
ketidaknyamanan
akibat prosedur.
c. Untuk memantau
adanya perubahan
vital sign sebelum
dan sesudah
diberikan
analgesic pertama
kali
DAFTAR PUSTAKA
Bahr, R. and I. Holme (2003). "Risk factors for sports injuries—a methodological approach." British journal of sports medicine
37(5): 384.
Ronald. P. Feiffer. (2009). Sports First Aid (Pertolongan Pertama dan Pencegahan Cedera Olahraga). Jakarta: Erlangga
NANDA International. 2013.Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-2014.Jakarta:EGC
Moorhead S, Jonson M, Mass ML et al. 2008. Nursing Outcome Classfication. USA :Mosby Elsevier.
Doctherman JMC, Bulecheck GN. 2008. Nursing Intervention Classification. USA : Mosby Elsevier