Upload
nahzim-rahmat
View
214
Download
16
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Chemistry Physic
Citation preview
I. Jawaban Pertanyaan
Penentuan Titik Leleh
1. Digunakannya balok logam atau alat Thiele dalam menentukan titik leleh, karena pada
alat ini perambatan panas lebih merata, sehingga untuk menentukan titik leleh lebih
efektif dan eisien.
2. Zat pada pipa kapiler diketuk-ketuk dan harus memadat secara merata agar tidak ada
rongga udara di dalam pipa kapiler yang dapat menganggu proses pemanasan, selain itu
juga dapat menganggu pengamatan dalam menentukan titik leleh.
3. Digunakan penangas minyak goreng dan menggunakan alat Thiele, karena kita ketahui
umumnya senyawa-senyawa organik memiliki titik didih yang cukup tinggi. Sehingga
jika digunakan penangas air maka air akan lebih dahulu mendidih sehingga menganggu
proses pengamatan akibat munculnya gelembung-gelembung air. Selain itu karena titik
didih minyak goreng yang sangat tinggi dan dapat menentukan serta mempermudah kita
dalam mengamati zat cair ketika diuji titik leleh senyawa dengan titik leleh di atas 2000
C.
4. Alat Thiele dipanaskan pada posisi yang benar, yakni api didekatkan pada bengkokan
alat, agar terjadi sirkulasi panas yang dapat mengoptimalkan kondensasi yang terjadi
pada zat yang akan diuji dipanaskan. Sehingga panas berputar sesuai dengan bengkokan
alat.
5. Trayek titik leleh tidak boleh lebih dari 10C karena umumnya kristal dari senyawa
organik murni biasanya mempunyai titik leleh yang tertentu dan tajam, artinya kisaran
titik leleh (yaitu perbedaan suhu pada saat kristal mulai meleleh dan pada saat kristal
meleleh sempurna) tidak lebih 10 C. Jika pada percobaan ditemukan kesalahan (perbedaan
trayek lebih dari 10 C) maka hasil pengamatan dapat dikatakan kurang tepat.
6. Kriteria zat padat yang murni yakni memiliki titik leleh tidak lebih dari 10C, jika pada
percobaan ditemukan titik leleh lebih dari 10 C maka zat padat tersebut tidak murni.
7. Untuk mendapatkan titik leleh yang akurat, temperatur hasil pengamatan perlu dikonversi
dengan rumus tertentu, rumus konversi tersebut yakni,
Dalam penentuan titik leleh, termometer harus dikoreksi. Jika Va adalah suhu terbaca,
maka suhu sebenarnya vw dapat dihitung dengan rumus berikut:
Vw = va + n • γ (va – vf)
8. Cara mengamati bentuk kristal zat padat yakni dengan mengamati bentuk kristal zat padat
dimulai dari warnanya, bentuknya, apakah cacat atau tidak.
Penentuan titik didih
1. Rangkaian alat destilasi sederhana, dengan posisi termometer yang tepat dan benar untuk
mengukur titik didih zat cair dalam jumlah banyak yakni
3. Berikut adalah rumus konversi titik didih dari derajat celsius. Dari Celsius
Skala yang diinginkan Formula
Kelvin K = °C + 273,15
Fahrenheit °F = °C × 1,8 + 32
Rankine °Ra = °C × 1,8 + 491,67
Delisle °De = (100 − °C) × 1,5
Newton °N = °C × 33/100
Réaumur °Ré = °C × 0,8
Rømer °Rø = °C × 21/40 + 7,5
4. Cara menyimpulkan zat cair yakni jika range perbedaan temperatur sampel yang diuji
tidak lebih besar dari 10 C. Selain itu, adanya zat lain dalam sampel organik dapat
menyebabkan turunnya harga titik leleh dari seyawa organik yang sesungguhnya dapat
mengurangi kemurnian sampel.
5. Termometer yang digunakan perlu dikalibrasi terutama untuk termometer air raksa.
Kalibrasi termometer ini diperlukan terutama dikala penggunaan termometer yang
memerlukan data yang akurat. Kalibrasi dilakukan dengan stem correction.
Penentuan Indeks Bias
1. Cara menggunakan alat refraktometer yang ada di labratorium organik yakni
- Prisma refraktometer dibuka, dibersihkan dengan menggunakan kapas berlakohol
kemudian dikeringkan. Sesudah kering zat diteteskan yang akan diperiksa sampai
menutup semua permukaan prisma tersebut secara merata kemudian tutup.
- Cahaya yang masuk diatur apabila belum jelas. Putar makrometer, apabila tidak
kelihatan batas terang gelap putar mikrometer, kemudian putar kembali makrometer
sampai batas terang gelap memotong titik perpotongan dua garis diagonal yang
saling berpotongan.
- Angka pada layar dibaca. Pembacaan hanya dilakukan pada angka bagian atas,
dengan bilangan keempat di belakang koma ditentukan berdasarkan penafsiran si
pembaca.
2. Hubungan antara temperatur dengan indeks bias yakni indeks bias sangat bergantung
pada suhu. Untuk senyawa-senyawa organik, indeks bias akan turun dengan naiknya
suhu, kira-kira sebesar 4-5 x 10-4 per derajat.
Mendeteksi Karbon dan Hidrogen
1. Persamaan reaksi antara zat organik dengan CuO adalah
C(s) + CuO(s) → CO2(g) + Cu(s)
Fungsi CuO yakni agar sampel dapat bereaksi dengan CuO, sehingga ketika pemanasan
sampel dapat dioksidasi dengan CuO. Ketika sampel bereaksi dengan CuO, maka gas
CO2 dan H2O dapat dideteksi.
2. Cara menguji adanya CO2 yakni,
Secara teoritis, untuk mendeteksi karbon dapat dilakukan dengan memanaskan
senyawa organik dengan tembaga oksida (CuO) kering. Pada proses ini karbon dioksidasi
menjadi karbon dioksida. Cara untuk menguji karbon dioksida yakni diuji dengan
mengalirkan gas yang dihasilkan ke dalam air kapur. Jika air kapur menjadi keruh oleh
CO2, maka senyawa tersebut mengandung unsur karbon.
Namun pada praktikum ini, untuk menguji timbulnya gas CO2 pada pereaksi
tersebut yakni dengan mendekatkan bara api pada dupa ke dekat mulut tabung. Sehingga
bara api pada dupa menjadi padam. Hal ini membuktikan adanya gas CO2 yang
dihasilkan pada proses pemanasan. Secara teori, padamnya bara api disebabkan karena
adanya gas CO2. Gas CO2 memiliki berat molekul yang lebih besar daripada gas O2
sehingga molekul O2 tertindih oleh molekul CO2 sehingga bara api pada dupa menjadi
padam.
3. Cara menguji adanya H2O, yakni
Secara teoritis, untuk mendeteksi hidrogen dapat dilakukan dengan memanaskan
senyawa organik dengan tembaga oksida (CuO) kering. Pada proses ini hidrogen menjadi
air. Cara untuk menguji air diuji dengan uji tembaga sulfat anhidrat. Jika tembaga sulfat
menjadi biru karena pembentukan CuSO4.5H2O (uap air) maka senyawa mengandung
hidrogen. Jika air kapur menjadi keruh oleh CO2, maka senyawa tersebut mengandung
unsur karbon.
Sedangkan, pada praktikum ini, untuk menguji adanya H2O dilakukan dengan
mengamati tabung reaksi. Pada tabung reaksi terbentuk titik-titik air. Sehingga dapat
diidentifikasi bahwa zat yang diuji mengandung H2O.
Pembuatan Ekstrak Natrium
1. Logam natrium dipergunakan karena mudah larut dalam air.
2. Kelebihan natrium harus diusir dengan etanol, agar natrium yang lebih tersebut dapat
diminimalisir. Sebab, natrium merupakan logam yang sangat reaktif ketika bereaksi
dengan air pada saat pemecahan tabunga reaksi di dalam air suling. Jika natrium masih
berlebih, maka akan terjadi reaksi yang terjadi antara logam natrium dengan air sehingga
timbul ledakan. Jadi untuk menghindari ledakan yang terjadi maka natrium harus diusir
dengan etanol.
3. Persamaan reaksi yang terjadi dengan Pb-asetat, yakni:
Na2S + Pb(CH3COO)2 2CH3COONa + PbS(s)
4. Persamaan reaksi yang terjadi dengan Na-nitropirusid, yakni:
S2-(s) + [Fe(CN)5NO]-2
(aq) → [Fe(CN)5NOS]-4(aq)
Mendeteksi Nitrogen
1. Digunakan garam Mohr dengan rumus Fe(NH3)SO4 karena mengandung ion Fe(II) yang
bersifat sebagai pereduksi kuat.
2. Tidak boleh terlalu asam karena ion besi (II) dapat dengan mudah menjadi besi (III)
sehingga suasana asam dapat mempengaruhi perubahan tersebut dan menyebabkan
kerusakan pada larutan.
3. Persamaan reaksi yang terjadi yakni
[C3H7NO2S] + Na NaCN
(senyawa organik)
FeS04 + 2NaCN Fe(CN)2 + Na2S04
Fe(CN)2 + 4NaCN Na4[Fe(CN)6]
natrium ferosianida
3Na4Fe(CN)6] + 4FeCl3 Fe4[Fe(CN)6]3 + 12NaCl
feriferosianida (berwarna biru prusian)
4. Senyawa yang berwarna biru Prusian yakni Fe4[Fe(CN)6]3 atau feriferosianida.
5. Bila N dan S ada bersama-sama pereaksi yang dapat digunakan untuk menguji CNS
adalah larutan besi (III) klorida. Persamaan reaksinya yakni
3SCN- + Fe3+ → Fe(SCN)3
Mendeteksi Halogen
1. Diasamkan dengan asam nitrat pekat karena dapat melarutkan analit logam.
2. Karena perlu menghilangkan zat-zat penggangu yang terdapat dalam ekstrak natrium.
3.
Mendeteksi Gugus Fungsional
1. Persamaan reaksi untuk tes Baeyer yakni
2. Warna KMnO4 pudar atau menghilang karena telah bereaksi dengan zat yang akan diuji
sehingga KMnO4 tereduksi menjadi MnO2- dan warna KMnO4 menjadi memudar.
3. Persamaan reaksi tes Bromin
4. Warna cokelat dari Br2 hilang karena Br2 akan digunakan untuk membentuk visual
dibromida yang tidak berwarna, sehingga warna cokelat menghilang.
5. Jenis reaksi tes Baeyer adalah reduksi dan oksidasi, sedangkan tes bromin merupakan
reaksi adisi.
Mendeteksi Alifatis atau aromatis
Mendeteksi gugus hidroksi senyawa alkohol
Mendeteksi Gugus Fenolat
1. Persamaan yang terjadi yakni,
OH
OH
+ FeCl3 [Fe(OH2C6H4)3]3+ + 3 Cl-
Mendeteksi Gugus Aldehida
1. Reaksi yang terjadi bila Fehling A ditambah Fehling B yakni
CH2
Na+
C
O O-
CH2
-OO
C
Na+
+ Cu2+ kompleks
CO O
CH2
OO
C
CH2 CH2
C
O O
CH2
O O
C
Cu2+
2+
+ Na2SO4
2. Rumus struktur senyawa kompleks Fehling
CH2
Na+
C
O O-
CH2
-OO
C
Na+
+ Cu2+ kompleks
CO O
CH2
OO
C
CH2 CH2
C
O O
CH2
O O
C
Cu2+
2+
+ Na2SO4
3. Persamaan reaksi antara aldehida dengan pereaksi fehling
RCHO + 2 Cu2+ + 3OH- → RCOO- + 2 Cu+ + 2H2O
2 Cu+ + 2 OH- → Cu2O + H2O
RCHO + 2 Cu2+ + 5OH- → RCOO- + Cu2O + 3H2O
4. Reaksi yang terjadi yakni reduksi dan oksidasi, oksidator adalah ion tembaga (II) yang
mengalami reduksi menjadi ion tembaga (I).
Tes Tollen
1. Reaksi yang terjadi saat membuat pereaksi tollen yakni AgNO3 + NaOH →Ag(OH) +
NaNO3
2. Persamaan reaksi antara pereaksi tollen dengan aldehida yakni
AgNO3 + 2 NH3 → Ag(NH3)2+ + NO3
-
CH3CHO + 2 Ag(NH3)2+ + 3OH- → 2 Ag+ + CH3COO- + 4NH3 + 2H2O
3. Perak mengalami reduksi, aldehid mengalami oksidasi.
4. Fungsi pereaksi tollen adalah untuk mengidentifikasi adanya gugus aldehid.
5. Pereaksi yang dapat digunakan untk mendeteksi gugus aldehida yakni 2,4
dinitrofenilhidrazin atau chromic acid test.
Mendeteksi Gugus Keton
1. Senyawa yang dihasilkan dari tes DNP yakni 2,4 dinitrofenilhidrazin.
CH3 C
OH
CH3
NH NH
NO2
NO2 CH3 C
CH3
N NH
NO2
NO2
2. Tidak, karena tes iodoform hanya positif terhadap keton yang salah satu rantai utamanya
mengandung metil yang dapat diserang oleh OH-.
3. Titik leleh iodoform adalah 1230 C.
4. Gugus yang positif dengan tes iodoform adalah asetaldehid dan alkohol dengan gugus
OH- ada di C no.2 (2-alkanol).
Tes Pembentukan Ester
1. Persamaan reaksi senyawa karboksilat dengan natrim bikarbonat yakni
RCOOH + NaHCO3 → CH3COO-Na+ + H2CO3
H2CO3 → CO2 + H2O
C
O
OH+ NaHCO 3
C
O
O-Na+
+ H2CO
3 (tidak stabil)
2. Reaksi asam karboksilat dengan etil alkohol dan asam sulfat pekat, yakni
3. Reaksi dapat berjalan tanpa asam sulfat, namun berjalan denga lambat, karena asam
sulfat berperan sebagai katalis yang mempercepat reaksi.
4. Bila menggunakan asam slfat encer maka reaksinya tidak dapat berjalan hal ini
dikarenakan asam lemah cenderung sulit terionisasi menjadi proton (H+). Dalam hal ini
fungsi katalis adalah sebagai donor H+ pada atom O di gugus karboksil sehingga atom C
di gugus karboksil bermuatan positif.
5. Cara membaui hasil reaksi kimia adalah mengibaskan gas yang keluar melalui tabung
reaksi ke hidung.
Mendeteksi Ester
1. Persamaan reaksi dalam mendeteksi ester yakni,
+ H2N-OH +
hidroksilamina asam hidroksamat
2. Hidroksilaminhidroklorida dan KOH dilarutkan dalam metanol, karena zat tersebut
mudah dilarutkan pada KOH dan tidak mudah larut pada air.
3. Perlu diasamkan untuk menimbulkan suasana asam pada reaksi ini, sehingga prosesnya
berjalan dengan optimal.
CH3 C OH
O
+CH3CH2 OHH2SO4
O
CCH3 O CH2CH3
+ H2O
Asam asetat etilalkohol etil asetat
R C NH
O
OH R C
O
O R' OH R'