44
TUGAS UJIAN AKHIR SEMESTER KAJIAN KURIKULUM SMK Oleh: Susilo Praptomo 095514306 Kelas: S1 Elkom 2 2010 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 2013 1

Jawaban UAS Kajian Kurikulum

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Jawaban UAS Kajian Kurikulum

TUGAS

UJIAN AKHIR SEMESTER

KAJIAN KURIKULUM SMK

Oleh:

Susilo Praptomo 095514306

Kelas: S1 Elkom 2 2010

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

2013

1

Page 2: Jawaban UAS Kajian Kurikulum

1. Silabus yang digunakan sebagai acuan adalah silabus SMK Negeri 1 Nganjuk dengan rincian

penjelasan sebagai berikut:

a. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional

Tujuan Pendidikan Nasional, sesuai dengan Tap MPRS No. XXVI/MPRS/1966 tentang

Agama, pendidikan dan kebudayaan, maka dirumuskan bahwa tujuan pendidikan adalah untuk

membentuk manusia Pancasila sejati berdasarkan pembukaan UUD 1945. Selanjutnya dalam

UU No. 2 tahun 1989 ditegaskan lagi bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk

mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu

manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan YME dan berbudi pekerti luhur,

memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, berkepribadian yang

mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Fungsi pendidikan adalah menghilangkan segala sumber penderitaan rakyat dari

kebodohan dan ketertinggalan. Sedangkan menurut UUSPN No.20 tahun 2003 menyatakan

bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak

serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Pendidikan diupayakan dengan berawal dari manusia apa adanya (aktualisasi) dengan

mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang apa adanya (potensialitas), dan diarahkan

menuju terwujudnya manusia yang seharusnya atau manusia yang dicita-citakan (idealitas).

Tujuan pendidikan itu tiada lain adalah manusia yang beriman dan bertaqwa kapada Tuhan

YME, berakhlak mulia, sehat, cerdas, berperasaan, berkemauan, dan mampu berkarya; mampu

memenuhi berbagai kebutuhan secara wajar, mampu mngendalikan hawa nafsunya;

berkepribadian, bermasyarakat dan berbudaya. Implikasinya, pendidikan harus berfungsi

untuk mewujudkan (mengembangkan) berbagai potensi yang ada pada manusia dalam konteks

dimensi keberagaman, moralitas, moralitas,individualitas/personalitas, sosialitas dan

keberbudayaan secara menyeluruh dan terintegrasi. Dengan kata lain, pendidikan berfungsi

untuk memanusiakan manusia.

b. Kebijakan Dasar Pemerintah di Bidang Pendidikan

Kebijakan-kebijakan pendidikan di Indonesia berpijak pada legalitas hukum yang

diatur secarahirarkis dari yang tertinggi sampai yang paling rendah. Berdasarkan logika

yuridis, kebijakan mengenai kebijakan pendidikan yang ada dewasa ini pada saatnya sudah

dibuat sedemikian rupa sehingga selaras dengan logika hukum tersebut.

Sebagai orang yang bertugas di wilayah praktis pendidikan. Sudah selayaknya

memahami tentang kebijakan-kebijakan bidang pendidikan,. khususnya yang ada dalam 2

Page 3: Jawaban UAS Kajian Kurikulum

lingkup pendidikan dasar dan menengah. Hal ini, sangat penting untuk diperhatikan, agar

selaku guru jenjang pendidikan dasar dan menengah memiliki pedoman yang jelas dalam

melaksanakan tugas sehari – hari sambil terus meningkatkan profesionalisme diri. Agar

diperoleh gambaran yang jelas dan sitematis mengenai kebijakan – kebijakan bidang

pendidikan dasar dan menengah.

Secara umum mengulas tentang pokok-pokok materi sebagai berikut:

Kedudukan Pancasila dan UUD 45 sebagai landasan idiil dan konstitusional dari

sistem pendidikan di Indonesia

Pokok-pokok kebijakan bidang pendidikan yang tertera dalam GBHN

UU No.2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Kebijakan desentralisasi pendidikan (UU No. 22 tahun 1999)

Propenas 2001 - 2005 di bidang pendidikan.

c. Tujuan Tingkat Satuan Pendidikan

Tujuan utama Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah memandirikan dan

memberdayakan sekolah atau lembaga pendidikan dalam mengembangkan kompetensi  yang

akan disampaikan pada peserta didik yang sesuai dengan tuntutan lingkungan. Implementasi

KTSP menuntut dukungan tenaga kerja yang terampil dan berkualitas agar dapat

membangkitkan motivasi kerja yang lebih produktif dan memberdayakan otoritas daerah

setempat serta mengefisienkan sistem dan menghilangkan birokrasi yang tumpang tindih.

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang

Standar Nasional Pendidikan Pasal 26 ayat (3). Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah

meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk

hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.

Perkembangan dan tantangan masa depan seperti: perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi; globalisasi yang sangat cepat; era informasi; dan berubahnya kesadaran masyarakat

dan orang tua terhadap pendidikan memicu sekolah untuk merespon tantangan sekaligus

peluang itu. Tujuan tingkat satuan pendidikan sebuah sekolah mengacu pada tujuan dan visi

misi sekolah tersebut. Berikut tujuan SMK Negeri 1 Nganjuk adalah:

1. Mewujudkan lembaga pendidikan kejuruan yang akuntabel

2. Menghasilkan sumber daya manusia yang beretos kerja tinggi

3. Mengangkat keunggulan lokal sebagai modal daya saing tamatan

4. Menerapkan manajemen sekolah yang efektif dan efisien

3

Page 4: Jawaban UAS Kajian Kurikulum

Sedangkan visi dan misi SMK Negeri 1 Nganjuk sebagai berikut:

Visi:

Terciptanya lembaga pendidikan dan pelatihan kejuruan bertaraf internasional.

Visi tersebut di atas mencerminkan cita-cita sekolah yang berorientasi ke depan

dengan memperhatikan potensi kekikinian, sesuai dengan norma dan harapan

masyarakat. Untuk mewujudkannya, Sekolah menentukan langkah-langkah strategis

yang dinyatakan dalam Misi berikut:

Misi:

1. Meningkatkan Profesionalisme tenaga pendidik dan tenaga kependidikan sesuai

bidang keahliannya.

2. Mewujudkan pembelajaran yang efektif dan efisien berbasis teknologi informasi.

3. Mengembangkan sekolah seutuhnya sesuai dengan perkembangan Dunia

Pendidikan dan Dunia Usaha / Dunia Industri.

4. Menciptakan lingkungan sekolah yang asri dengan suasana yang kondusif.

5. Mencetak tamatan yang kompeten dan terserap di dunia kerja.

6. Mencetak tamatan yang bertaqwa, berperilaku mandiri, terampil, kreatif, dan

inovatif.

d. Standar Kompetensi Lulusan

Penetapan standar kompetensi lulusan pada KTSP SMK menggunakan acuan Standar

Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran (SKL-MP) Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang

Standar Kompetensi Lulusan.

Standar Kompetensi Lulusan MP dasar kejuruan merupakan pernyataan yang

menggambarkan kompetensi prasyarat untuk menguasai kompetensi kejuruan, disusun oleh

SMK bersama Komite SMK sesuai kebutuhan program keahlian.

Standar Kompetensi Lulusan MP kompetensi kejuruan merupakan pernyataan yang

menggambarkan kristalisasi standar kompetensi SKKNI, disusun oleh SMK bersama Komite

4

Page 5: Jawaban UAS Kajian Kurikulum

SMK. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Muatan Lokal, disusun oleh SMK dan

komite SMK. Keseluruhan standar kompetensi lulusan tersebut adalah kompetensi minimum.

e. Struktur Kurikulum dalam Standar Isi

Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan yang terdiri dari mata pelajaran, muatan

lokal dan pengembangan diri. Susunan mata pelajaran dibagi ke dalam tiga kelompok

program, yaitu kelompok program normatif, adaptif, dan produktif. Muatan lokal merupakan

kegiatan kurikuler. Pengembangan diri bukan mata pelajaran dapat diperoleh dari kegiatan

intrakurikuler, kokurikuler dan atau ekstrakurikuler. Dalam struktur kurikulum harus memuat

durasi waktu sesuai dengan Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi.

Kecakapan hidup, keunggulan lokal dan global, lingkungan hidup serta materi lain yang tidak

termasuk dalam struktur kurikulum dapat diintegrasikan ke dalam pengalaman belajar.

Adapun Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) selengkapnya

SMK/MAK :

1. Berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianut sesuai dengan perkembangan remaja

2. Mengembangkan diri secara optimal dengan memanfaatkan kelebihan diri serta

memperbaiki kekurangannya

3. Menunjukkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab atas perilaku, perbuatan, dan

pekerjaannya

4. Berpartisipasi dalam penegakan aturan-aturan sosial

5. Menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi dalam

lingkup global

6. Membangun dan menerapkan informasi dan pengetahuan secara logis, kritis, kreatif, dan

inovatif

7. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif dalam pengambilan

keputusan

8. Menunjukkan kemampuan mengembangkan budaya belajar untuk pemberdayaan diri

9. Menunjukkan sikap kompetitif dan sportif untuk mendapatkan hasil yang terbaik

10. Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah kompleks

11. Menunjukkan kemampuan menganalisis gejala alam dan sosial

12. Memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab

13. Berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara secara

demokratis dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia

14. Mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan budaya

5

Page 6: Jawaban UAS Kajian Kurikulum

15. Mengapresiasi karya seni dan budaya

16. Menghasilkan karya kreatif, baik individual maupun kelompok

17. Menjaga kesehatan dan keamanan diri, kebugaran jasmani, serta kebersihan lingkungan

18. Berkomunikasi lisan dan tulisan secara efektif dan santun

19. Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat

20. Menghargai adanya perbedaan pendapat dan berempati terhadap orang lain

21. Menunjukkan keterampilan membaca dan menulis naskah secara sistematis dan estetis

22. Menunjukkan keterampilan menyimak, membaca, menulis, dan berbicara dalam bahasa

Indonesia dan Inggris

23. Menguasai kompetensi program keahlian dan kewirausahaan baik untuk memenuhi

tuntutan dunia kerja maupun untuk mengikuti pendidikan tinggi sesuai dengan

kejuruannya

Struktur kurikulum SMK Negeri 1 Nganjuk kompetensi keahlian Teknik Audio Video

dalam standar isi disajikan dalam Lampiran 1.

f. Cakupan Mata Pelajaran yang Ada pada Satuan Pendidikan

Struktur kurikulum SMK Negeri 1 Nganjuk, mata pelajaran merupakan materi bahan ajar

berdasarkan landasan keilmuan yang akan dibelajarkan kepada peserta didik sebagai beban

belajar melalui metode dan pendekatan tertentu. Beban belajar pada mata pelajaran ditentukan

oleh keluasan dan kedalaman pada masing-masing tingkat satuan pendidikan. Metode dan

pendekatan pada mata pelajaran bergantung pada ciri khas dan karakteristik masing-masing

mata pelajaran dengan menyesuaikan pada kondisi yang tersedia di sekolah. Sejumlah mata

pelajaran tersebut terdiri dari mata pelajaran wajib dan pilihan pada SMK.

Untuk mencapai standar kompetensi yang telah ditetapkan oleh industri/dunia

usaha/asosiasi profesi, substansi mata pelajaran di SMK dikemas dalam berbagai mata

pelajaran yang dikelompokkan dan diorganisasikan menjadi program normatif, adaptif, dan

produktif.

Program normatif adalah kelompok mata pelajaran yang berfungsi membentuk peserta

didik menjadi pribadi utuh, yang memiliki norma-norma kehidupan sebagai makhluk individu

maupun makhluk sosial (anggota masyarakat) baik sebagai warga negara Indonesia maupun

sebagai warga dunia. Program normatif diberikan agar peserta didik bisa hidup dan

berkembang selaras dalam kehidupan pribadi, sosial, dan bernegara. Program ini berisi mata

pelajaran yang lebih menitikberatkan pada norma, sikap, dan perilaku yang harus diajarkan,

ditanamkan, dan dilatihkan pada peserta didik, di samping kandungan pengetahuan dan

6

Page 7: Jawaban UAS Kajian Kurikulum

keterampilan yang ada di dalamnya. Mata pelajaran pada kelompok normatif berlaku sama

untuk semua program keahlian.

Program adaptif adalah kelompok mata pelajaran yang berfungsi membentuk peserta didik

sebagai individu agar memiliki dasar pengetahuan yang luas dan kuat untuk menyesuaikan diri

atau beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di lingkungan sosial, lingkungan kerja, serta

mampu mengembangkan diri sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan

seni. Program adaptif berisi mata pelajaran yang lebih menitikberatkan pada pemberian

kesempatan kepada peserta didik untuk memahami dan menguasai konsep dan prinsip dasar

ilmu dan teknologi yang dapat diterapkan pada kehidupan sehari-hari dan atau melandasi

kompetensi untuk bekerja.

Program adaptif diberikan agar peserta didik tidak hanya memahami dan menguasai “apa”

dan “bagaimana” suatu pekerjaan dilakukan, tetapi memberi juga pemahaman dan penguasaan

tentang “mengapa” hal tersebut harus dilakukan. Program adaptif terdiri dari kelompok mata

pelajaran yang berlaku sama bagi semua program keahlian dan mata diklat yang hanya berlaku

bagi program keahlian tertentu sesuai dengan kebutuhan masing-masing program keahlian.

Program produktif adalah kelompok mata pelajaran yang berfungsi membekali peserta

didik agar memiliki kompetensi kerja sesuai standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia

(SKKNI). Dalam hal SKKNI belum ada, maka digunakan standar kompetensi yang disepakati

oleh forum yang dianggap mewakili dunia usaha/industri atau asosiasi profesi. Program

produktif bersifat melayani permintaan pasar kerja, karena itu lebih banyak ditentukan oleh

dunia usaha/industri atau asosiasi profesi. Program produktif diajarkan secara spesifik sesuai

dengan kebutuhan tiap program keahlian.

Struktur kurikulum dan cakupan mata pelajaran pada satuan pendidikan SMK Negeri 1

Nganjuk Kompetensi Keahlian Teknik Audio Video disajikan pada Lampiran 2.

g. Standar Kompetensi Mata Pelajaran

Acuan yang diperlukan untuk melaksanakan pembelajaran dan memantau perkembangan

mutu pendidikan adalah standar kompetensi. Standar kompetensi dapat didefinisikan sebagai

pernyataan tentang pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai siswa serta

tingkat penguasaan yang diharapkan dicapai siswa dalam mempelajari suatu mata pelajaran.

Standar kompetensi mata pelajaran Keahlian Teknik Audio Video SMK Negeri 1 Nganjuk

disampaikan pada tabel dibawah ini beserta Kompetensi Dasar , mata pelajaran, dan beban

belajar.

h. SK (Standar Kompetensi) dan KD (Kompetensi Dasar) dalam mata pelajaran

7

Page 8: Jawaban UAS Kajian Kurikulum

SK (Standar Kompetensi) adalah kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang

menggambarkan pemilikan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diharapkan dicapai

melalui mata-mata pelajaran tertentu pada setiap tingkat dan/atau semester.

KD (Kompetensi Dasar) adalah acuan beku yang harus dicapai dan berlaku nasional.

Standar kompetensi dan kompetensi dasar yang digunakan di SMK Negeri 1 Nganjuk

disajikan dalam tabel dibawah ini bersama dengan standar kompetensi, beban belajar dan mata

pelajaran adalah sebagai berikut.

I.II. Tabel Mata Pelajaran, Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar SMK Negeri 1 Nganjuk Kompetensi

Keahlian Teknik Audio Video

Kelas / Semester

Mata Pelajaran

Standar Kompetensi Kompetensi DasarBeban Belajar

KetTM PS PI

Alokasi Waktu

X / 1 1. Dasar kompetensi kejuruan

1.1. Menerapkan Dasar-Dasar Kelistrikan

1.1.1. Menjelaskan arus, tegangan dan tahanan listrik

4 5(10)

72 jam x

45menit

1.1.2. Menjelaskan sifat-sifat beban yang bersifat resistif, kapasitif dan induktif pada rangkaian dc

4 5(10)

1.1.3. Menjelaskan prinsip-prinsip kemagnitan listrik

4 4(8)

1.1.4. Menjelaskan konsep rangkaian listrik

4 4(8)

1.1.5. Menggunakan hukum-hukum rangkaian listrik arus searah

3 4(8)

1.1.6. Menggunakan hukum-hukum rangkaian listrik arus bolak-balik

3 3(6)

X / 1 1.2. Menerapkan Dasar-Dasar Elektronika

1.2.1. Mengidentifikasi komponen elektronika pasif, aktif dan elektronika optic

614

(28) 108jam x 45

menit

1.2.2. Menjelaskan sifat-sifat komponen elektronik pasif dan aktif

615

(30)1.2.3. Menjelaskan konsep rangkaian

elektronika8

15 (30)

X / 1 1.3. Menerapkan Dasar-Dasar Teknik Digital

1.3.1. Menjelaskan sistem bilangan8

11 (22) 90

jam x 45

menit

1.3.2. Menjelaskan operasi logika8

11 (22)

1.3.3. Menjelaskan prinsip register8

11 (22)

X / 1 1.4. Menerapkan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)

1.4.1. Mendeskripsikan keselamatan dan kesehatan kerja

2 1(2)

36 jam x

45 menit

1.4.2. Menerapkan keselamatan kerja berdasarkan OSHA (Occupational Safety and Health Administration )

2 1(2)

1.4.3. Mengidentifikasi gejala kejutan listrik (Electric shock)

3 2(4)

1.4.4. Mendemonstrasikan Penggunaan fasilitas peralatan keselamatan kerja

3 2(4)

1.4.5. Mengoperasikan alat dan perlengkapan pemadam kebakaran

3 2(4)

1.4.6. Mengidentifi-kasi bahan kimia Polychlorinated Biphenyls (PCBs)

3 2(4)

X / 1 2. Kompetensi

II.1. Memahami Sifat Dasar

II.1.1. Memahami elemen gelombang, jenis-jenis dan interaksi gelombang

10 2(4) 2(8) 90 jam x

8

Page 9: Jawaban UAS Kajian Kurikulum

Kejuruan Teknik Audio Video

Sinyal Audio

45 menit

II.1.2. Memahami sifat dan kegunaan penguat

9 2(8)

II.1.3. Menjelaskan attenuasi gelombang 9 2(8)II.1.4. Menjelaskan decibel 9 2(8)II.1.5. Menjelaskan konversi besaran

listrik pada mikrophon dan loudspeaker

9 2(8)

X / 1 II.2. Melakukan Instalasi Sound System

II.2.1. Mengidentifikasi bagian-bagian dan fungsi dari sound system

8

100 jam x

45 menit

II.2.2. Menjelaskan pengaruh arah speaker 8 4(8)II.2.3. Menjelaskan hal-hal yang

mempengaruhi kualitas suara8

II.2.4. Menggunakan wireless sesuai karakteristiknya

8 1(4)

II.2.5. Pengawatan peralatan sound system 8

5 (20)

II.2.6. Melakukan perawatan peralatan sound sistem

85

(20)X / 2 II.3.Memahami

Pembuatan Master

II.3.1. Menjelaskan fungsi mastering 5

72 jam x

45 menit

II.3.2. Menjelaskan perbedaan studio pembuatan master dan rekaman

5

II.3.3. Mengidentifikasi kebutuhan alat untuk rekaman audio

4 3(6)

II.3.4. Memahami fungsi alat pendukung perekaman suara

45

(20)II.3.5. Menjelaskan macam dan

penempatan mikropon pada instrument

45

(20)

II.3.6. Menjelaskan mekanisme perekaman suara

4

X / 2 II.4.Membuat Rekaman Audio Di Studio

II.4.1. Menjelaskan proses duplikasi 1480

jam x 45

menit

II.4.2. Mengoperasikan peralatan rekam10

4 (16)

II.4.3. Merawat peralatan rekam 10 2(4)II.4.4. Melacak gangguan kerja sistem

104

(16)X / 2 II.5. Memperbaiki

Radio PenerimaII.5.1. Menjelaskan jenis – jenis radio

penerima9

100 jam x

45 menit

II.5.2. Menjelaskan prinsip kerja radio penerima AM

9

II.5.3. Menjelaskan prinsip kerja radio penerima FM

9

II.5.4. Mengoperasikan radio 9 4(8)II.5.5. Menala tuning dan penguat 8II.5.6. Merawat radio 8II.5.7. Memperbaiki radio

88

(23)X / 2 II.6. Memperbaiki

Compact Cassete Recorder

II.6.1. Menjelaskan prinsip rekam magnetik

8

90 jam x

45 menit

II.6.2. Mendiskripsikan jenis – jenis cassete dan kegunaannya

8

II.6.3. Menjelaskan prinsip kerja compact cassette recorder

8

II.6.4. Mengoperasikan cassette recorder 8 4(8)II.6.5. Menginstall cassette recorder 8 2(8)II.6.6. Merawat cassette recorder 7 2(8)II.6.7. Memperbaiki cassette recorder

73

(12)XI / 3 II.7. Memperbaiki

Cd OlayerII.7.1. Menjelaskan media rekan CD 8 108

jam x 45

II.7.2. Menyebutknan jenis – jenis CD 8II.7.3. Menjelaskan cara kerja CD player 8

9

Page 10: Jawaban UAS Kajian Kurikulum

menit

II.7.4. Mengoperasikan CD player 8II.7.5. Merawat CD player

86

(24)II.7.6. Memperbaiki CD player

87

(28)XI / 3 II.8.Menjelaskan

Dasar – Dasar Sinyal Video

II.8.1. Menjelaskan hubungan jumlah piksel dan resolusi gambar

14

120 jam x

45 menit

II.8.2. Menjelaskan bagian – bagian sinyal video komposit dan fungsinya

14

II.8.3. Menjelaskan perbedaan sistem PAL dan NTSC

13

II.8.4. Menjelaskan sistem pembentukkan gambar

13

II.8.5. Melakukan pengujian sinyal video13

9 (36)

II.8.6. Menjelaskan prinsip kerja tabung gambar

13 2(4)

XI / 3 II.9.Memperbaiki Sistem Penerima Televisi

II.9.1. Menjelaskan bagian-bagian dan fungsi dalam sistem penerima TV hitam putih

6

120 jam x

45 menit

II.9.2. Menjelaskan prinsip kerja penerima TV hitam putih dan warna

8

II.9.3. Menjelaskan macam-macam penerima televisi meliputi sistem penerima TV HP, TV Warna, TV kabel, TV satelit, TVIP, TVio dan HDTV

10

II.9.4. Menjelaskan monitor komputer 8II.9.5. Menjelaskan perbedaan TV, LCD

dan plasma8

II.9.6. Mengoperasikan penerima TV 8 4(8)II.9.7. Mengisntall penerima TV 8 2(8)II.9.8. Merawat penerima TV

83

(12)II.9.9. Memperbaiki penerima TV

85

(20)XI / 4 II.10. Memperbaiki

Alat Reproduksi Sinyal Audio Video Compact Cassette

II.10.1. Memilih jenis kaset sesuai kegunaan

760

jam x 45

menit

II.10.2. Menjelaskan prinsip kerja VCR 7II.10.3. Menginstal VCR 6 2(4)II.10.4. Merawat VCR 6 2(8)II.10.5. Memperbaiki VCR

64

(16)XI / 4 II.11.Memperbaiki

Alat Reproduksi Sinyal Audio CD

II.11.1. Menjelaskan perbedaan media rekam VCD dan DVD

8

II.11.2. Menjelaskan prinsip kerja DVD player

8

II.11.3. Mengoperasikan DVD player 4 2(4)II.11.4. Menginstal DVD player 4 2(8)II.11.5. Merawat DVD player

63

(12)II.11.6. Memperbaiki DVD player

65

(20)XI / 4 II.12.Melakukan

Konversi Cassette Ke CD

II.12.1. Menjelaskan prinsip konversi 20II.12.2. Mengoperasikan peralatan

konversi10 2(4) 2(8)

II.12.3. Merawat peralatan konversi10

7 (28)

XII/6 II.13. Melakukan Install Home Theater

II.13.1. Menjelaskan kebutuhan peralatan pembuatan home theater

1090

jam x 45 II.13.2. Menempatkan peralatan audio 10

10

Page 11: Jawaban UAS Kajian Kurikulum

menghasilkan suara surround dengan sistem 4.1, 5.1 dan 7.1

menit

II.13.3. Menjelaskan TV proyektor 8II.13.4. Menempatkan monitor gambar

sesuai dengan jarak tempat duduk8

II.13.5. Mengistall peralatan home theater dengan konfigurasi 4.1 dan 6.1

6 4(8)

II.13.6. Melakukan trouble shooting hasil install

6 2(8)

II.13.7. Merawat home theater6

5 (20)

XII / 5 II.14. Melakukan Install Video Game

II.14.1. Menjelaskan urutan perkembangan video game

1070

jam x 45

menit

II.14.2. Menjelaskan bagian – bagian dan fungsi playstation

8

II.14.3. Menginstall video game 6 2(4)II.14.4. Merawat video game

69

(36)XII / 5 II.15.Mempersiapka

n Pembuatan Dokumentasi Video

II.15.1. Membuat skenario rancangan pengambilan gambar

15

72 jam x

45 menit

II.15.2. Mengidentifikasikan jenis dan fungsi alat – alat pendukung pembuatan dokumentasi video

12

II.15.3. Menjelaskan prinsip kerja dan pengaturan kamera

12 2(4)

II.15.4. Menjelaskan teknik pengambilan gambar

134

(16)XII / 6 II.16.Membuat

Dokumentasi Video

II.16.1. Mengoperasikan kamera 5

56 jam x

45 menit

II.16.2. Mengistal kamera 5II.16.3. Melakukan perekaman gambar 5 4(8)II.16.4. Melakukan editing gambar 5 2(8)II.16.5. Melakukan reproduksi hasil

rekaman4 1(4)

II.16.6. Merawat kamera 4 2(8)XII / 6 II.17.Melakukan

Instal Sistem Audio Video CCTV

II.17.1. Menjelaskan prinsip CCTV 10

90 jam x

45 menit

II.17.2. Mengidentifikasi kebutuhan CCTV

10

II.17.3. Menjelaskan prinsip penempatan kamera pemantau

10

II.17.4. Menginstal monitor pemantau 8 4(8)II.17.5. Menginstal CCTV untuk security

83

(12)II.17.6. Menginstall CCTV untuk

konversi terbatas8

4 (16)

XII / 6 II.18. Melakukan Install Peralatan Audio Video Mobil

II.18.1. Menjelaskan kebutuhan peralatan audio video mobil

12 70 jam x

45 menit

II.18.2. Memasang pengawatan peralatan audio video mobil

127

(28)II.18.3. Mengatur suara surround 12 3(6)

Keterangan :TM : Tatap MukaPS : Praktek di Sekolah (1 jam praktik di sekolah setara dengan 2 jam tatap muka)PI : Praktek di Industri (1 jam praktik di Du/ Di setara dengan 4 jam tatap muka)

i. Kompetensi keahlian

Kompetensi keahlian adalah kemampuan bersikap, berpikir , dan bertindak secara konsisen

sebagai perwujudan dari pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dimiliki oleh peserta

11

Page 12: Jawaban UAS Kajian Kurikulum

didik pada sebuah bidang keahlian tertentu. Kompetensi keahlian yang dimiliki oleh SMK

Negeri 1 Nganjuk adalah Kompetensi Keahlian Teknik Audio Video

j. Ruang lingkup materi pelajaran

Ruang lingkup materi pelajaran untuk mencapai standar kompetensi yang telah ditetapkan

oleh industri/dunia usaha/asosiasi profesi, substansi mata pelajaran di SMK dikemas dalam

berbagai mata pelajaran yang dikelompokkan dan diorganisasikan menjadi program normatif,

adaptif, dan produktif.

Program normatif adalah kelompok mata pelajaran yang berfungsi membentuk peserta

didik menjadi pribadi utuh, yang memiliki norma-norma kehidupan sebagai makhluk individu

maupun makhluk sosial (anggota masyarakat) baik sebagai warga negara Indonesia maupun

sebagai warga dunia. Program normatif diberikan agar peserta didik bisa hidup dan

berkembang selaras dalam kehidupan pribadi, sosial, dan bernegara. Program ini berisi mata

pelajaran yang lebih menitikberatkan pada norma, sikap, dan perilaku yang harus diajarkan,

ditanamkan, dan dilatihkan pada peserta didik, di samping kandungan pengetahuan dan

keterampilan yang ada di dalamnya. Mata pelajaran pada kelompok normatif berlaku sama

untuk semua program keahlian.

Program adaptif adalah kelompok mata pelajaran yang berfungsi membentuk peserta didik

sebagai individu agar memiliki dasar pengetahuan yang luas dan kuat untuk menyesuaikan diri

atau beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di lingkungan sosial, lingkungan kerja, serta

mampu mengembangkan diri sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan

seni. Program adaptif berisi mata pelajaran yang lebih menitikberatkan pada pemberian

kesempatan kepada peserta didik untuk memahami dan menguasai konsep dan prinsip dasar

ilmu dan teknologi yang dapat diterapkan pada kehidupan sehari-hari dan atau melandasi

kompetensi untuk bekerja.

Program adaptif terdiri dari kelompok mata pelajaran yang berlaku sama bagi semua

program keahlian dan mata diklat yang hanya berlaku bagi program keahlian tertentu sesuai

dengan kebutuhan masing-masing program keahlian.

Program produktif adalah kelompok mata pelajaran yang berfungsi membekali peserta

didik agar memiliki kompetensi kerja sesuai standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia

(SKKNI). Dalam hal SKKNI belum ada, maka digunakan standar kompetensi yang disepakati

oleh forum yang dianggap mewakili dunia usaha/industri atau asosiasi profesi. Program

produktif bersifat melayani permintaan pasar kerja, karena itu lebih banyak ditentukan oleh

dunia usaha/industri atau asosiasi profesi. Program produktif diajarkan secara spesifik sesuai

dengan kebutuhan tiap program keahlian.

12

Page 13: Jawaban UAS Kajian Kurikulum

k. Beban belajar

Beban belajar ditentukan berdasarkan penggunaan sistem pengelolaan program pendidikan

yang berlaku di sekolah. Sistem tersebut terdiri dari sistem paket dan sistem kredit semester

(SKS). Adapun pengaturan beban belajar pada kedua sistem tersebut sebagai berikut.

SMK Negeri 1 Nganjuk menggunakan sistem paket kategori standar. Beban belajar

dalam sistem kredit semester (SKS) hanya untuk bidang tertentu saja.

Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada sistem paket dialokasikan

sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Pengaturan alokasi waktu untuk setiap

mata pelajaran yang terdapat pada semester ganjil dan genap dalam satu tahun ajaran

dapat dilakukan secara fleksibel dengan jumlah beban belajar yang tetap. Satuan

pendidikan dimungkinkan menambah maksimum empat jam pem belajaran per minggu

secara keseluruhan. Pemanfaatan jam pembelajaran tambahan mempertimbangkan

kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi, di samping dimanfaatkan untuk

mata pelajaran lain yang dianggap penting dan tidak terdapat di dalam struktur

kurikulum yang tercantum di dalam Standar Isi.

Alokasi waktu untuk praktik, dua jam kegiatan praktik di sekolah setara dengan satu

jam tatap muka. Empat jam praktik di luar sekolah setara dengan satu jam tatap muka.

Beban belajar pada SMK Negeri 1 Nganjuk Kompetensi Keahlian Teknik Audio Video

dapat dilihat pada tabel sebelumnya.

l. Kalender pendidikan

Kalender pendidikan sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik pendidikan sistem

ganda, pembelajaran berbasis kompetensi, karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik dan

masyarakat. Kalender pendidikan untuk setiap satuan pendidikan disusun oleh masing-masing

satuan pendidikan berdasarkan alokasi waktu sebagaimana tersebut pada dokumen Standar Isi

dengan memperhatikan ketentuan dari Pemerintah/pemerintah daerah. Kalender pendidikan

mencakup permulaan tahun ajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan

hari libur. Berikut lampiran kalender akademik SMK Negeri 1 Nganjuk

1.

13

Page 14: Jawaban UAS Kajian Kurikulum

2. Dalam pengembangan KTSP, kajian menyeluruh tentang hal – hal sebagai berikut:

a. Landasan

Dalam implementasi kurikulum sekolah pada suatu negara selalu dilandasi juga oleh

landasan legal berupa kebijakan-kebijakan pendidikan yang diberlakukan di negara tersebut.

Penyelenggaraan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang saat ini diterapkan di

Indonesia dilandasi oleh kebijakan perundang-undangan sebagai berikut:

a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, Pasal 1 ayat (19); Pasal 18 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 32 ayat (1), (2), (3); Pasal 35

ayat (2); Pasal 36 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 37 ayat (1), (2), (3); Pasal 38 ayat (1), (2).

b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan, Pasal 1 ayat (5), (13), (14), (15); Pasal 5 ayat (1), (2); Pasal 6 ayat (6);

Pasal 7 ayat (1), (2), (3), (4), (5), (6), (7), (8); Pasal 8 ayat (1), (2), (3); Pasal 10 ayat (1), (2),

(3); Pasal 11 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 13 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 14 ayat (1), (2), (3);

Pasal 16 ayat (1), (2), (3), (4), (5); Pasal 17 ayat (1), (2); Pasal 18 ayat (1), (2), (3); Pasal 20.

c. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006

tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Standar isi ini mencakup

lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan

jenis pendidikan tertentu. Termasuk dalam standar isi adalah: kerangka dasar dan struktur

kurikulum, Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) setiap mata pelajaran pada

setiap semester dari setiap jenis dan jenjang pendidikan dasar dan menengah.

d. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006

tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Standar

Kompetensi Lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,

pengetahuan dan keterampilan.

e. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2006

tentang Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang

Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dan Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan

Pendidikan Dasar dan Menengah.

Terbitnya UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang disertai

dengan munculnya kebijakan-kebijakan lainnya seperti PP Nomor 19/2005, Permendiknas

Nomor 22, 23, dan 24 Tahun 2006 saat ini membawa pemikiran baru dalam pengelolaan

sistem pendidikan di Indonesia yang mengarah pada berkembangnya keinginan untuk

melaksanakan otonomi pengelolaan pendidikan. Otonomi pengelolaan pendidikan ini 14

Page 15: Jawaban UAS Kajian Kurikulum

diharapkan akan mendorong terciptanya peningkatan pelayanan pendidikan kepada

masyarakat yang bermuara pada upaya peningkatan kualitas pengelolaan pendidikan pada

tataran paling bawah (at the bottom) yaitu sekolah atau satuan pendidikan. Penerapan

kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dewasa ini sebagai bukti bahwa sekolah

diharapkan menjadi centre of excellence dari inovasi implementasi kebijakan pendidikan saat

ini yang bukan hanya harus dikaji sebagai wacana dalam pengelolaan pendidikan namun

sebaiknya dipertimbangkan sebagai langkah strategis ke arah peningkatan mutu pendidikan.

b. Tujuan Panduan Penyusunan KTSP

Tujuan utama Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah memandirikan dan

memberdayakan sekolah atau lembaga pendidikan dalam mengembangkan kompetensi  yang

akan disampaikan pada peserta didik yang sesuai dengan tuntutan lingkungan. Implementasi

KTSP menuntut dukungan tenaga kerja yang terampil dan berkualitas agar dapat

membangkitkan motivasi kerja yang lebih produktif dan memberdayakan otoritas daerah

setempat serta mengefisienkan siatem dan menghilangkan birokrasi yang tumpang tindih.

Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan mencakup sejumlah kompetensi, dan

seperangkat tujuan pembelajaran yang dinyatakan sedemikian rupa, sehingga pencapaiannya

dapat diamati dalam bentuk perilaku atau keterampilan peserta didik menguasai sekurang-

kurangnyatingkat kompetensi minimal, agar mereka dapat mencapai tujuan-tujuan yang telah

ditetapkan. Sesuai dengan belajar tuntas dan pengembangan bakat, setiap peserta didik harus

diberi kesempatan untuk mencapai tujuan sesuai dengan kemampuan dan kecepatan belajar

masing-masing.

c. Pengertian

KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) adalah operasional seperangkat rencana

dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai

pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu

yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari

tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan

pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus

d. Prinsip Pengembangan KTSP

Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum biasanya ditulis secara eksplisit dalam buku atau

dokumen kurikulum sekolah. Implementasi dari prinsip-prinsip pengembangan kurikulum

tersebut dapat dikaji atau dipelajari dalam keseluruhan isi buku kurikulum tersebut, dalam

15

Page 16: Jawaban UAS Kajian Kurikulum

pelaksanaan kurikulum, dan evaluasi kurikulum. Sering terjadi implementasi prinsip-prinsip

kurikulum itu sukar diidentifikasi, bahkan kadang-kadang yang nampak menonjol justru

terjadinya peristiwa-peristiwa kurikuler yang menyimpang dari prinsip-prinsip yang

digunakan dalam pengembangan kurikulum itu.

KTSP dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum sebagai

berikut.:

1. Berpusat pada Potensi, Perkembangan, Kebutuhan, dan Kepentingan Siswa dan

Lingkungannya.

Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa siswa memiliki posisi

sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman

dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi siswa

disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan siswa serta

tuntutan lingkungan. Memiliki posisi sentral berarti kegiatan pembelajaran berpusat

pada siswa.

2. Beragam dan Terpadu

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik

siswa, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan tidak

diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat isti-adat, status sosial

ekonomi, dan jender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib

kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam

keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi.

3. Tanggap terhadap Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni

Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,

teknologi dan seni yang berkembang secara dinamis. Karena itu, semangat dan isi

kurikulum memberikan pengalaman belajar siswa untuk mengikuti dan memanfaatkan

perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

4. Relevan dengan Kebutuhan Kehidupan

Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku

kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan

kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia

kerja. Karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir,

keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan

keniscayaan.

16

Page 17: Jawaban UAS Kajian Kurikulum

5. Menyeluruh dan Berkesinambungan

Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang

kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara

berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.

6. Belajar Sepanjang Hayat

Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan

pemberdayaan siswa yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan

keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan informal dengan

memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah

pengembangan manusia seutuhnya.

7. Seimbang antara Kepentingan Nasional dan Kepentingan Daerah.

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan

kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan

bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan

memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara

Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Dalam pelaksanaannya, KTSP menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi siswa

untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. Dalam hal ini siswa harus

mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu, serta memperoleh kesempatan

untuk mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis dan menyenangkan.

2. Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar, yaitu: (a) belajar

untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, (b) belajar untuk

memahami dan menghayati, (c) belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara

efektif, (d) belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain, dan (e) belajar

untuk membangun dan menemukan jati diri, melalui proses pembelajaran yang aktif,

kreatif, efektif, dan menyenangkan.

3. Pelaksanaan kurikulum memungkinkan siswa mendapat pelayanan yang bersifat

perbaikan, pengayaan, dan/atau percepatan sesuai dengan potensi, tahap

perkembangan, dan kondisi siswa dengan tetap memperhatikan keterpaduan

pengembangan pribadi siswa yang berdimensi ke-Tuhanan, keindividuan, kesosialan,

dan moral.

4. Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan siswa dan pendidik yang saling

menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat, dengan prinsip tut wuri

17

Page 18: Jawaban UAS Kajian Kurikulum

handayani, ing madia mangun karsa, ing ngarsa sung tulada (di belakang memberikan

daya dan kekuatan, di tengah membangun semangat dan prakarsa, di depan

memberikan contoh dan teladan).

5. Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multistrategi dan

multimedia, sumber belajar dan teknologi yang memadai, dan memanfaatkan

lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, dengan prinsip alam takambang jadi guru

(semua yang terjadi, tergelar dan berkembang di masyarakat dan lingkungan sekitar

serta lingkungan alam semesta dijadikan sumber belajar, contoh dan teladan).

6. Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial dan budaya

serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan muatan seluruh bahan

kajian secara optimal.

7. Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran, muatan

lokal dan pengembangan diri diselenggarakan dalam keseimbangan, keterkaitan, dan

kesinambungan yang cocok dan memadai antarkelas dan jenis serta jenjang

pendidikan.

e. Acuan Operasional Penyusunan KTSP

Acuan operasional penyusunan KTSP harus memperhatikan hal – hal sebagai berikut:

1. Peningkatan iman dan taqwa serta akhlak mulia.

2. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan

dan kemampuan peserta didik.

3. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan.

4. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional.

5. Tuntutan dunia kerja.

6. Perkembangan ilmu pengetahuan teknologi dan seni.

7. Agama

8. Dinamika perkembangan global.

9. Persatuan nasional dan niai-nilai kebangsaan.

10. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat.

11. Kesetaraan gender.

12. Karakteristik satuan pendidikan.

Meskipun berbasis kompetensi dilihat dari prinsip dan acuan operasional KTSP di atas

tidak hanya ilmu pengetahuan dan teknologi saja yang diperhatikan, unsur kemanusiaan,

sosial, dan spiritual juga diperhatikan. KTSP menggunakan model pendekatan campuran

18

Page 19: Jawaban UAS Kajian Kurikulum

yakni, sebagian dikembangkan oleh pusat, yaitu Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan,

sebagian lagi dikembangkan oleh daerah/sekolah. Sekolah menterjemahkan SI dan SKL ke

dalam bentuk kurikulum operasional yang digunakan oleh setiap jenjang dan jenis pendidikan

masing-masing sekolah dengan berpedoman kepada rambu – rambu prosedur pengembangan

KTSP yang dikembangkan BNSP.

f. Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan

Komponen tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dirumuskan dengan mengacu

kepada tujuan umum pendidikan, yaitu meletakkan dasar dan meningkatkan kecerdasan,

pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan

mengikuti pendidikan lebih lanjut. Dalam kegiatan pengembangan kurikulum tingkat satuan

pendidikan ini peran tujuan sangatlah menentukan. Ivor K. Davies (dalam Hamid Hasan,

1990) menyatakan bahwa tujuan dalam suatu kurikulum akan menggambarkan kualitas

manusia yang diharapkan terbina dari suatu proses pendidikan. Dengan demikian suatu tujuan

memberikan petunjuk mengenai arah perubahan yang dicitacitakan dari suatu kurikulum yang

sifatnya harus merupakan sesuatu yang final. Tujuan memberikan pegangan apa yang harus

dilakukan, bagaimana cara melakukannya, dan merupakan patokan untuk mengetahui sampai

di mana tujuan itu telah dicapai (S. Nasution, 1987). Tujuan memegang peranan penting, akan

mewarnai keseluruhan komponen-komponen lainnya dan akan mengarahkan semua kegiatan

mengajar (Nana Syaodih, 1988). Tujuan kurikulum yang dirumuskan menggambarkan pula

pandangan para pengembang kurikulum mengenai pengetahuan, kemampuan, serta sikap yang

ingin dikembangkan (Hamid Hasan, 1990). Tujuan yang jelas akan memberi petunjuk yang

jelas pula terhadap pemilihan isi/konten, strategi dan media pembelajaran, dan evaluasi,

bahkan dalam berbagai model pengembangan kurikulum, tujuan ini dianggap sebagai dasar,

arah, patokan dalam menentukan komponen-komponen yang lainnya.

g. Struktur dan Muatan KTSP

Komponen struktur dan muatan kurikulum memuat penjelasan – penjelasan yang rinci

berkaitan dengan mata pelajaran, muatan lokal, kegiatan pengembangan diri, pengaturan

beban belajar, ketuntasan belajar, kenaikan kelas dan kelulusan, penjurusan, pendidikan

kecakapan hidup, pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global (penjelasan secara rinci

mengenai komponen ini dapat dilihat dalam buku panduan penyusunan KTSP yang diterbitkan

oleh Badan Standar Nasional Pendidikan).

Struktur kurikulum pada dasarnya merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus

ditempuh oleh siswa dalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman muatan kurikulum pada setiap

19

Page 20: Jawaban UAS Kajian Kurikulum

mata pelajaran pada setiap satuan pendidikan dituangkan dalam kompetensi yang harus

dikuasai siswa sesuai dengan beban belajar yang tercantum dalam struktur kurikulum

tersebut. Kompetensi yang dimaksud terdiri atas standar kompetensi dan kompetensi dasar

yang dikembangkan berdasarkan standar kompetensi lulusan. Muatan lokal dan kegiatan

pengembangan diri merupakan bagian integral dari struktur kurikulum pada jenjang

pendidikan dasar dan menengah. Jika ditelaah dari dokumen Standar Isi sebagai lampiran

Permendiknas No. 22/2006, struktur ku rikulum tersebut dibedakan pada masing-masing

tingkat satuan pendidikan (SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK).

Struktur kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah Kejuruan

(MAK) diarahkan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia,

serta keterampilan siswa untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai

dengan program kejuruannya.

Selain terdiri atas sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya merupakan

beban belajar bagi siswa pada satuan pendidikan tertentu, dalam struktur kurikulum

pendidikan dasar dan menengah terdapat muatan lain, yaitu muatan lokal dan kegiatan

pengembangan diri. Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan

kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan

daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada.

Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan. Kegiatan pengembangan diri

bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru. Pengembangan diri bertujuan

memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri

sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, setiap siswa sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan

pengembangan diri difasilitasi dan/atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga

kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan

pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan

masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karier siswa. Khusus

untuk sekolah menengah kejuruan pengembangan diri terutama ditujukan untuk

pengembangan kreativitas dan bimbingan karier. Pengembangan diri untuk satuan pendidikan

khusus menekankan pada peningkatan kecakapan hidup dan kemandirian sesuai dengan

kebutuhan khusus siswa.

h. Kalender Pendidikan

Kalender pendidikan disusun oleh masing – masing satuan pendidikan disesuaikan dengan

kebutuhan daerah, karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik dan masyarakat, dengan

memperhatikan kalender pendidikan sebagaimana yang dimuat dalam Standar Isi.

20

Page 21: Jawaban UAS Kajian Kurikulum

Kalender pendidikan mengatur waktu kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu

tahun ajaran, di antaranya meliputi uraian mengenai permulaan tahun pelajaran, waktu

belajar, kegiatan tengan semester, libur sekolah, jadwal kegiatan, dsb.

i. Pengembangan Silabus

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata

pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi , kompetensi dasar, materi

pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan

sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi

dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian

kompetensi untuk penilaian.

Silabus merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan

pembelajaran, pengelolaan kelas, dan penilaian hasil belajar.

Silabus berisikan komponen pokok yang dapat menjawab pertanyaan berikut.:

(1) Kompetensi apa yang akan dikembangkan siswa?

(2) Bagaimana cara mengembangkannya?

(3) Bagaimana cara mengetahui bahwa kompetensi tersebut sudah dicapai siswa?

Prinsip Pengembangan Silabus

1. Ilmiah

Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar

dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.

2. Relevan

Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus

sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spritual

peserta didik.

3. Sistematis

Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam

mencapai kompetensi.

4. Konsisten

Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar,

indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian.

5. Memadai

21

Page 22: Jawaban UAS Kajian Kurikulum

Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem

penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.

6. Aktual dan Kontekstual

Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem

penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam

kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.

7. Fleksibel

Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta didik,

pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat.

8. Menyeluruh

Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif,

psikomotor).

Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau

berkelompok dalam sebuah sekolah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru

Mata Pelajaran (MGMP) pada atau Pusat Kegiatan Guru (PKG), dan Dinas Pendikan.

1. Disusun secara mandiri oleh guru apabila guru yang bersangkutan mampu mengenali

karakteristik siswa, kondisi sekolah dan lingkungannya.

2. Apabila guru mata pelajaran karena sesuatu hal belum dapat melaksanakan

pengembangan silabus secara mandiri, maka pihak sekolah dapat mengusahakan untuk

membentuk kelompok guru mata pelajaran untuk mengembangkan silabus yang akan

digunakan oleh sekolah tersebut.

3. Semua guru SMK, dari kelas X sampai dengan kelas XII, menyusun silabus secara

bersama. Di SMP/MTs untuk mata pelajaran IPA dan IPS terpadu disusun secara

bersama oleh guru yang terkait.

4. Sekolah yang belum mampu mengembangkan silabus secara mandiri, sebaiknya

bergabung dengan sekolah-sekolah lain melalui forum MGMP/PKG untuk bersama-

sama mengembangkan silabus yang akan digunakan oleh sekolah-sekolah dalam

lingkup MGMP/PKG setempat.

5. Dinas Pendidikan setempat dapat memfasilitasi penyusunan silabus dengan membentuk

sebuah tim yang terdiri dari para guru berpengalaman di bidangnya masing-masing.

j. Pelaksanaan Penyusunan KTSP

Analisis Konteks

22

Page 23: Jawaban UAS Kajian Kurikulum

1. Mengidentifikasi Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL)

sebagai acuan dalam penyusunan KTSP

Langkah pertama dalam penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan adalah mengidentifikasi landasan-landasan pembuatan kurikulum tersebut.

Selain dari Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan, beberapa acuan yang perlu

diidentifikasi untuk penyusunan KTSP antara lain:

a. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

b. PP No.19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

c. Permendiknas No.22 tahun 2006 tentang Standar Isi

d. Permendiknas No.23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan

e. Permendiknas No.24 tahun 2006 dan No.6 tahun 2007 mengenai pelaksanaan

Permendiknas No.22-23 tahun 2006

Pengidentifikasian acuan-acuan penyusunan KTSP ini diperlukan untuk merumuskan

kurikulum agar sesuai dengan kebutuhan serta dapat mencapai tujuan pendidikan nasional.

Standar Isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan

dalam persyaratan kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata

pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi peserta didik pada jenjang

dan jenis pendidikan tertentu. Sehingga Standar Isi merupakan pedoman untuk

pengembangan KTSP yang memuat antara lain:

o Kerangka dasar dan struktur kurikulum

o Beban belajar

o Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang dikembangkan di tingkat

satuan pendidikan, dan

o Kalender pendidikan

Standar Kompetensi Lulusan digunakan sebagai pedoman

penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. SKL

meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran.

Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,

pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati.

2. Menganalisis kondisi yang ada di satuan pendidikan yang meliputi peserta

didik, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana prasarana, biaya, dan program-program.

Dalam pelaksanaan penyusunan KTSP, selain menganalisis acuan

penyusunan, diperlukan juga analisis terhadap kondisi satuan pendidikan. Karena, 23

Page 24: Jawaban UAS Kajian Kurikulum

sesuai dengan pengertian dari KTSP sendiri yang merupakan kurikulum operasional

yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan, sehingga untuk

setiap satuan pendidikan akan ada perbedaan kebutuhan dan kondisi. Hal inilah yang

termasuk dalam pertimbangan sebelum pelaksanaan penyusunan KTSP. Mulai dari

peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasana, biaya, dan

program-program yang ada pada setiap satuan pendidikan akan dianalisis, sehingga

nantinya kurikulum yang tersusun akan bisa berjalan dengan efisien.

3. Menganalisis peluang dan tantangan yang ada di masyarakat dan lingkungan

sekitar : Komite Sekolah, Dewan Pendidikan, Dinas Pendidikan, Asosiasi Profesi, Dunia

Industri dan Dunia Kerja, Sumber Daya Alam dan Sosial Budaya.

Peluang dan tantangan yang hadir di masyarakat dan lingkungan

sekitar juga menjadi pertimbangan dalam penyusunan kurikulum. Karena siswa dalam

pendidikannya di sekolah, selain untuk meningkatkan kualitas diri mereka, juga

dipersiapkan untuk terjun langsung dalam masyarakat. Sehingga sangat penting untuk

menganalisis peluang dan tantangan yang hadir dalam masyarakat sebelum

penyusunan KTSP. Analisis ini dilakukan agar setiap satuan pendidikan akan siap

dengan rencananya saat ada peluang, dan siap dengan solusinya saat ada tantangan.

Sehingga KTSP menjadi kurikulum yang siap mengantar siswa per satuan pendidikan

sesuai tujuan pendidikan nasional.

Mekanisme Penyusunan

1. Tim Penyusun

Tim penyusun KTSP untuk SD, SMP, SMA dan SMK terdiri atas guru, konselor,

dan kepala sekolah sebagai ketua merangkap anggota. Di dalam kegiatan tim

penyusun melibatkan komite sekolah, dan nara sumber, serta pihak lain yang terkait.

Di Supervisi dilakukan oleh dinas yang bertanggung jawab di bidang pendidikan

tingkat kabupaten/kota untuk SD dan SMP dan tingkat provinsi untuk SMA dan SMK.

2. Kegiatan

Penyusunan KTSP merupakan bagian dari kegiatan perencanaan sekolah/madrasah.

Kegiatan ini dapat berbentuk rapat kerja dan atau lokakarya sekolah/madrasah dan

atau kelompok sekolah/madrasah yang diselenggarakan dalam jangka waktu sebelum

tahun pelajaran baru.

Tahap kegiatan penyusunan KTSP secara garis besar meliputi:

a. Penyiapan dan penyusunan draft

24

Page 25: Jawaban UAS Kajian Kurikulum

Pada tahap ini tim penyusun kurikulum dibagi ke dalam kelompok-kelompok

yang lebih kecil sesuai dengan subjek yang akan disusun. Misalnya kelompok

yang menyusun visi dan misi. Baru kemudian dalam kelompok-kelompok kecil

tersebut dirumuskan draft awal KTSP.

b. Review dan revisi

Setelah draft KTSP telah selesai, draft tersebut kemudian akan diteliti

kesesuaiannya oleh dinas bidang pendidikan setempat. Apabila draft telah

dianggap sesuai dengan analisis konteks sebelumnya, maka draft bisa kemudian

difinalisasi, namun apabila ternyata terdapat beberapa kekurangan atau kesalahan,

maka draft tersebut akan dikembalikan ke tim penyusun untuk kemudian di revisi.

Terus berproses seperti itu sampai telah dianggap sesuai oleh dinas bidang

pendidikan setempat.

c. Finalisasi

Setelah lulus pengamatan dinas bidang pendidikan, kemudian KTSP disahkan

oleh Kepala Sekolah yang bersangkutan. Mulai sejak disahkannya itu maka KTSP

berlaku di sekolah tersebut.

Langkah yang lebih rinci dari masing-masing kegiatan diatur dan diselenggarakan

oleh tim penyusun kurikulum masing-masing satuan pendidikan.

3. Pemberlakuan

Dokumen KTSP pada SD, SMP, SMA, dan SMK dinyatakan berlaku oleh Kepala

Sekolah setelah mendapatkan pertimbangan dari Komite Sekolah dan diketahui oleh

Dinas tingkat kabupaten/kota yang bertanggung jawab di bidang pendidikan untuk

SMA dan SMP, dan tingkat propinsi untuk SMA dan SMK.

Dokumen KTSP pada MI, MTs, MA, dan MAK dinyatakan berlaku oleh Kepala

Madrasah setelah mendapat pertimbangan dari Komite Madrasah dan diketahui oleh

departemen yang menangani urusan pemerintahan di bidang agama

Pemberlakuan KTSP ini, sebagaimana yang ditetapkan dalam Peraturan Mentri

Pendidikan Nasional No.24 tahun 2006 tentang SI dan SKl, ditetapkan oleh Kepala

Sekolah setelah memperhatikan pertimbangan Komite Sekolah. Sedangkan Dinas

bidang pendidikan atau departemen hanya mengetahui, dengan kata lain pemberlakuan

KTSP sepenuhnya diserahkan kepada sekolah, tidak ada intervensi dari dinas ataupun

departemen pendidikan.

25

Page 26: Jawaban UAS Kajian Kurikulum

Daftar Pustaka

26