Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR KM 307 TAHUN 2020
TENTANG
PERSETUJUAN KEPADA PT PELABUHAN MUARA SAMPARA UNTUK
MELAKSANAKAN KEGIATAN KERJA KERUK DAN REKLAMASI YANG
BERLO RASI DI PERAIRAN TERMINAL KHUSUS PT PELABUHAN MUARA
SAMPARA DI DESA LALIMBUE JAYA KECAMATAN KAPOIALA
KABUPATEN KONAWE PROVINSI SULAWESI TENGGARA
MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa berdasarkan Pasal 28 Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor PM 125 Tahun 2018 tentang
Pengerukan dan Reklamasi, persetujuan kegiatan kerja
keruk di alur-pelayaran dan wilayah perairan pelabuhan
utama, pelabuhan pengumpul, serta terminal yang
berada di luar daerah kerja atau daerah lingkungan
kepentingan pelabuhan dan terminal khusus, serta
semua kegiatan kerja keruk dan reklamasi yang sumber
dananya dari APBN dan lokasi pembuangan hasil
pengerukan (Dumping Area) digunakan untuk kegiatan
reklamasi diberikan oleh Menteri;
b. bahwa dalam rangka pengerukan untuk memperdalam
areal dermaga terminal khusus dan pemanfaatan material hasil kegiatan kerja keruk untuk kegiatan kerja reklamasi
guna pembangunan mesin pengering bijih nikel dan
stockpile bijih nikel, PT Pelabuhan Muara Sampara
berencana akan melaksanakan kegiatan kerja keruk dan
reklamasi yang berlokasi di perairan terminal khusus PT
Pelabuhan Muara Sampara di Desa Lalimbue Jaya
Kecamatan Kapoiala, Kabupaten Konawe, Provinsi
Sulawesi Tenggara;
- 2 -
Mengingat
c. bahwa berdasarkan hasil penelitian teknis dan
administrasi serta kelestarian lingkungan, PT Pelabuhan
Muara Sampara telah memenuhi persyaratan untuk
diberikan persetujuan kegiatan kerja keruk dan
reklamasi;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu
menetapkan Keputusan Menteri Perhubungan tentang
Persetujuan Kepada PT Pelabuhan Muara Sampara untuk
Melaksanakan Kegiatan Kerja Keruk dan Reklamasi yang
Berlokasi di Perairan Terminal Khusus PT Pelabuhan
Muara Sampara di Desa Lalimbue Jaya Kecamatan
Kapoiala, Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara;
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4849);
2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta
Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020
Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6573);
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5059);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang
Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5070) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun
2015 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah
Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 193, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5731);
- 3 -
5. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang
Kenavigasian (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2010 Nomor 8, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5093);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2010 tentang
Perlindungan Lingkungan Maritim (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 27, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5109);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang
Izin Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2012 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5285);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018 tentang
Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara
Elektronik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2018 Nomor 90);
9. Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang
Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 75);
10. Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2019 tentang
Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 203);
11. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 30 Tahun
2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Distrik
Navigasi;
12. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 62 Tahun
2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Unit
Penyelenggara Pelabuhan sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor PM 77 Tahun 2018 tentang
Perubahan Ketiga atas Peraturan Menteri Perhubungan
Nomor KM 62 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1184);
- 4 -
Memperhatikan :
Menetapkan
PERTAMA
13. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 89 Tahun
2018 tentang Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria
Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik
Sektor Perhubungan di Bidang Laut (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1335);
14. Peraturan Menteri Perhubugan Nomor PM 122 Tahun
2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Perhubungan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2018 Nomor 1844);
15. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 125 Tahun
2018 tentang Pengerukan dan Reklamasi (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1740);
Surat Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor
AL.328/21/4/DJPL/2020 tanggal 20 November 2020 perihal
Permohonan Persetujuan Kegiatan Kerja Keruk dan
Reklamasi oleh PT Pelabuhan Muara Sampara;
MEMUTUSKAN:
KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN TENTANG
PERSETUJUAN KEPADA PT PELABUHAN MUARA SAMPARA
UNTUK MELAKSANAKAN KEGIATAN KERJA KERUK DAN
REKLAMASI YANG BERLOKASI DI PERAIRAN TERMINAL
KHUSUS PT PELABUHAN MUARA SAMPARA DI DESA
LALIMBUE JAYA KECAMATAN KAPOIALA KABUPATEN
KONAWE, PROVINSI SULAWESI TENGGARA.
Memberikan Persetujuan Kegiatan Kerja Keruk dan
Reklamasi kepada:
a. Nama Perusahaan : PT Pelabuhan Muara Sampara.
b. Bidang Usaha : Aktivitas Pelayanan
Kepelabuhanan Laut
b. Alamat : Jl. Kapten P. Tandean Lrg
Effendi Kelurahan Baruga,
Kecamatan Baruga, Kota
Kendari, Provinsi Sulawesi
Tenggara.
- 5 -
c. Penanggung Jawab : Li Kefeng (Direktur Utama PT
Pelabuhan Muara Sampara)
Untuk melaksanakan kegiatan kerja keruk dan reklamasi di
perairan Terminal Khusus PT Pelabuhan Muara Sampara
dengan desain kedalaman pengerukan -9 s/d -15 mLWS dan
total volume kegiatan kerja keruk ± 4.822.233,2 m3 serta
kegiatan kerja reklamasi dengan total 31,3 Ha yang berlokasi
di Desa Lalimbue Jaya, Kecamatan Kapoiala, Kabupaten
Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara pada titik koordinat
geografis sebagai berikut:
a. Lokasi kegiatan kerja keruk sebagai berikut:
1) 03° 49’ 14.8099” LS /
2) 03° 49’ 25.9201” LS /
3) 03° 48’ 58.6252” LS /
4) 03° 49’ 02.5874” LS /
5) 03° 48’ 56.7319” LS /
6) 03° 48’ 46.2099” LS /
7) 03° 48’ 49.2901” LS /
8) 03° 48’ 38.8001” LS /
9) 03° 48’ 57.7801” LS /
10) 03° 49’ 00.6954” LS /
11) 03° 49’ 03.9149” LS /
122° 29’ 38.8899” BT;
122° 29’ 25.4500” BT;
122° 29’ 03.0298” BT;
122° 28’ 58.2957” BT;
122° 28’ 53.5892” BT;
122° 29’ 05.8599” BT;
122° 29’ 08.5400” BT;
122° 29’ 20.5600” BT;
122° 29’ 33.6899” BT;
122° 29’ 30.6165” BT;
122° 29’ 29.8964” BT.
b. Lokasi pembuangan hasil material pengerukan (Dumping
Area) yang digunakan untuk kegiatan kerja reklamasi
sebagai berikut:
1) Lokasi kegiatan kerja reklamasi sesuai izin lingkungan
PT Pelabuhan Muara Sampara seluas 13,2 Ha:
a) 03° 49’ 37.41” LS / 122° 29’ 05.51” BT;
b) 03° 49’ 28.17” LS / 122° 29’ 14.23” BT;
c) 03° 49’ 36.92” LS / 122° 29’ 22.06” BT;
d) 03° 49’ 45.12” LS / 122° 29’ 13.45” BT;
2) Lokasi kegiatan kerja reklamasi sesuai izin lingkungan
PT Virtue Dragon Nickel Industriai Park seluas 18,1
Ha:
a) 03° 49’ 15.37” LS / 122° 28’ 56.22” BT;
b) 03° 49’ 17.19” LS / 122° 29’ 05.23” BT;
c) 03° 49’ 00.70” LS / 122° 29’ 02.46” BT;
d) 03° 49’ 12.12” LS / 122° 29’ 11.79” BT;
e) 03° 49’ 10.61” LS / 122° 28’ 50.37” BT.
Peralatan yang digunakan untuk kegiatan kerja keruk antara
lain:
No. Nama Jenis/Merk Kapasitas Jumlah Benderà
1 .Batang
Hari 30
Cutter
Suction
Dredger
30 Inch 1 Unit Indonesia
2. Bunati II
Cutter
Suction
Dredger
18 Inch 1 Unit Indonesia
3. Galileo
Cutter
Suction
Dredger
24 Inch 1 Unit Indonesia
4.Yu Da 1
Hao
Cutter
Suction
Dredger
30 Inch 1 Unit Indonesia
5.
Sapta
Buana
16
Cutter
Suction
Dredger
16 Inch 1 Unit Indonesia
6.Crocodile
II
Cutter
Suction
Dredger
24 Inch 1 Unit Indonesia
Peralatan yang digunakan untuk kegiatan kerja reklamasi
antara lain:
No. Nama Kapasitas Jumlah
1 . Crane 25 Ton 2 Unit
2. Mobile Crane 75 Ton 1 Unit
- 7 -
KEDUA
KETIGA
3. Crawler Orane 75 Ton 1 Unit
4. Crawler Orane 180 Ton 1 Unit
5. Wheel Loader - 2 Unit
6. Short Arm Excavator - 4 Unit
7. Pump Truck 54 m3 1 Unit
8. Kapal Piling - 1 Unit
9. Tongkang (Barge) - 2 Unit
10. Long Arm Excavator - 2 Unit
11. Platform (Trailer) - 4 Unit
: Persetujuan kegiatan kerja keruk dan reklamasi
sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA dilarang
untuk diperdagangkan dan/atau dialihkan/
dipindahtangankan kepada pihak lain dalam bentuk apapun.
: Pemegang persetujuan kegiatan kerja keruk dan reklamasi
sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA diwajibkan:
a. membayar Penerimaan Negara Bukan Pajak atas
persetujuan kegiatan kerja keruk dan reklamasi sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. menaati ketentuan peraturan perundang-undangan di
bidang pelayaran dan kelestarian lingkungan;
c. selama pelaksanaan kegiatan kerja keruk dan reklamasi
memasang tanda-tanda beserta rambu-rambu navigasi
yang dapat dilihat dengan jelas pada siang maupun
malam hari dan berkoordinasi dengan Distrik Navigasi
Kelas III Kendari;
d. bertanggung jawab sepenuhnya atas seluruh dampak
yang ditimbulkan dari kegiatan kerja keruk dan
reklamasi yang dilakukan;
e. menyerahkan hak pengelolaan lahan hasil kegiatan kerja
reklamasi kepada Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan
Kelas III Molawe;
f. menyerahkan seluas 5% (lima persen) dari total lahan
hasil kegiatan kerja reklamasi kepada Kantor Unit
Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Molawe yang
digunakan untuk kegiatan Pemerintah;
- 8 -
g. melaporkan kegiatan kerja keruk dan reklamasi setiap
bulan kepada Direktur Jenderal Perhubungan Laut
dengan diketahui oleh Kantor Unit Penyelenggara
Pelabuhan Kelas III Molawe; dan
h. memulai kegiatan kerja keruk dan reklamasi paling
lambat 3 (tiga) bulan sejak persetujuan kegiatan kerja
reklamasi diterbitkan.
KEEMPAT : Persetujuan kegiatan kerja keruk dan reklamasi hanya
didasarkan pada kepentingan keselamatan dan keamanan
pelayaran, sehingga hal-hal di luar tersebut agar
diselesaikan oleh pemegang persetujuan kegiatan kerja
keruk dan reklamasi dengan instansi terkait.
KELIMA : Persetujuan kegiatan kerja keruk dan reklamasi dapat
dicabut apabila pemegang persetujuan melanggar ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEDUA dan tidak
melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam
Diktum KETIGA Keputusan Menteri ini serta ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang pelayaran.
KEENAM : Pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan kerja keruk dan
reklamasi sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA
dilakukan oleh Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas
III Molawe dan Distrik Navigasi Kelas III Kendari.
KETUJUH : Persetujuan kegiatan kerja reklamasi sebagaimana dimaksud
dalam Diktum PERTAMA berlaku selama 18 (delapan belas)
bulan sepanjang pemegang persetujuan kegiatan kerja keruk
dan reklamasi tidak melanggar ketentuan dalam Keputusan
Menteri ini.
KEDELAPAN : Direktur Jenderal Perhubungan Laut melaksanakan
pembinaan dan pengawasan teknis terhadap pelaksanaan
Keputusan Menteri ini.
KESEMBILAN : Keputusan
ditetapkan.
Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
Ditetapkan di Jakartapada tanggal 25 November 2020
MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA
ttd.
BUDI KARYA SUMADI
Salinan Keputusan ini disampaikan kepada:
1. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi;
2. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian;
3. Menteri Dalam Negeri;
4. Menteri Kelautan dan Perikanan;
5. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional;
6. Menteri Badan Usaha Milik Negara;
7. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia;
8. Kepala Staf TNI Angkatan Laut;
9. Gubernur Sulawesi Tenggara;
10. Sekretaris Jenderal, Inspektur Jenderal, dan Direktur Jenderal
Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan;
11. Walikota Kendari;
12. Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Molawe;
13. Kepala Distrik Navigasi Kelas III Kendari;
14. Kepala Lembaga Pengelola dan Penyelenggara OSS;
15. Direksi PT Pelabuhan Muara Sampara.
T