11
Jelasakan Faktor - faktor penyebab Obesitas? Berdasarkan hukum termodinamik, obesitas disebabkan adanya keseimbangan energi positif, sebagai akibat ketidak seimbangan antara asupan energi dengan keluaran energi, sehingga terjadi kelebihan energi yang disimpan dalam bentuk jaringan lemak. 3,4 Sebagian besar gangguan keseimbangan energi ini disebabkan oleh faktor eksogen/nutrisional (obesitas primer) sedang faktor endogen (obesitas sekunder) akibat kelainan hormonal, sindrom atau defek genetik hanya sekitar 10%. Penyebab obesitas belum diketahui secara pasti. Obesitas adalah suatu penyakit multifaktorial yang diduga bahwa sebagian besar obesitas disebabkan oleh karena interaksi antara faktor genetik dan faktor lingkungan, antara lain aktifitas, gaya hidup, sosial ekonomi dan nutrisional yaitu perilaku makan. 1. Faktor Genetik . Parental fatness merupakan faktor genetik yang berperanan besar. Bila kedua orang tua obesitas, 80% anaknya menjadi obesitas; bila salah satu orang tua obesitas, kejadian obesitas menjadi 40% dan bila kedua orang tua tidak obesitas, prevalensi menjadi 14%. 5 Hipotesis Barker menyatakan bahwa perubahan lingkungan nutrisi intrauterin menyebabkan gangguan perkembangan organ-organ tubuh terutama kerentanan terhadap pemrograman janin yang

Jelasakan Faktor

Embed Size (px)

DESCRIPTION

risk Factor

Citation preview

Page 1: Jelasakan Faktor

Jelasakan Faktor - faktor penyebab Obesitas?

Berdasarkan hukum termodinamik, obesitas disebabkan adanya keseimbangan energi

positif, sebagai akibat ketidak seimbangan antara asupan energi dengan keluaran energi,

sehingga terjadi kelebihan energi yang disimpan dalam bentuk jaringan lemak.3,4

Sebagian besar gangguan keseimbangan energi ini disebabkan oleh faktor

eksogen/nutrisional (obesitas primer) sedang faktor endogen (obesitas sekunder) akibat

kelainan hormonal, sindrom atau defek genetik hanya sekitar 10%.

Penyebab obesitas belum diketahui secara pasti. Obesitas adalah suatu penyakit

multifaktorial yang diduga bahwa sebagian besar obesitas disebabkan oleh karena

interaksi antara faktor genetik dan faktor lingkungan, antara lain aktifitas, gaya hidup,

sosial ekonomi dan nutrisional yaitu perilaku makan.

1. Faktor Genetik .

Parental fatness merupakan faktor genetik yang berperanan besar. Bila kedua orang

tua obesitas, 80% anaknya menjadi obesitas; bila salah satu orang tua obesitas,

kejadian obesitas menjadi 40% dan bila kedua orang tua tidak obesitas, prevalensi

menjadi 14%.5 Hipotesis Barker menyatakan bahwa perubahan lingkungan nutrisi

intrauterin menyebabkan gangguan perkembangan organ-organ tubuh terutama

kerentanan terhadap pemrograman janin yang dikemudian hari bersama-sama dengan

pengaruh diet dan stress lingkungan merupakan predisposisi timbulnya berbagai

penyakit dikemudian hari. Mekanisme kerentanan genetik terhadap obesitas melalui

efek pada resting metabolic rate, thermogenesis non exercise, kecepatan oksidasi lipid

dan kontrol nafsu makan yang jelek.10,11 Dengan demikian kerentanan terhadap

obesitas ditentukan secara genetik sedang lingkungan menentukan ekspresi fenotipe.

2. Hormonal

Pada wanita yang telah mengalami menopause, fungsi hormone tiroid didalam

tubuhnya akan menurun. Oleh karena itu kemampuan untuk menggunakan energi

akan berkurang. Terlebih lagi pada usia ini juga terjadi penurunan metabolisme basal

tubuh, sehingga mempunyai kecenderungan untuk meningkat berat badannya

(Wirakusumah, 1997). Selain hormon tiroid hormone insulin juga dapat

Page 2: Jelasakan Faktor

menyebabkan kegemukan. Hal ini dikarenakan hormone insulin mempunyai peranan

dalam menyalurkan energi kedalam sel-sel tubuh. Orang yang mengalami

peningkatan hormone insulin, maka timbunan lemak didalam tubuhnyapun akan

meningkat. Hormon lainnya yang berpengaruh adalah hormone leptin yang

dihasilkan oleh kelenjar pituitary, sebab hormone ini berfungsi sebagai pengatur

metabolisme dan nafsu makan serta fungsi hipotalmus yang abnormal, yang

menyebabkan hiperfagia (Purwati, 2001)

3. Obat - Obatan

Saat ini sudah terdapat beberapa obat yang dapat merangsang pusat lapar didalam

tubuh. Dengan demikian orang yang mengkonsumsi obat - obatan tersebut, nafsu

makannya akan meningkat, apalagi jika dikonsumsi dalam waktu yang relative lama,

seperti dalam keadaan penyembuhan suatu penyakit, maka hal ini akan memicu

terjadinya kegemukan (Purwati,2001)

4. Penyakit

Beberapa penyakit yang dapat menyebabkan obesitas

1. Sindroma Metabolik

2. Hipotiroids

3. Cushing Sindrom

4. Dll

5. Faktor lingkungan.

Lingkungan Faktor lingkungan ternyata juga mempengaruhi seseorang untuk menjadi

gemuk. Jika seseroang dibesarkan dalam lingkungan yang menganggap gemuk

adalah simbol kemakmuran dan keindahan maka orang tersebut akan cenderung

untuk menjadi gemuk. Selama pandangan tersebut tidak dipengaruhi oleh faktor

eksternal maka orang yang obesitas tidak akan mengalami masalah-masalah

psikologis sehubungan dengan kegemukan.

Page 3: Jelasakan Faktor

1) Aktifitas fisik.

Aktifitas fisik merupakan komponen utama dari energy expenditure, yaitu sekitar

20-50% dari total energy expenditure. Penelitian di negara maju mendapatkan

hubungan antara aktifitas fisik yang rendah dengan kejadian obesitas. Individu

dengan aktivitas fisik yang rendah mempunyai risiko peningkatan berat badan

sebesar ≥ 5 kg. Penelitian di Jepang menunjukkan risiko obesitas yang rendah

Penelitian terhadap anak Amerika dengan tingkat sosial ekonomi yang sama

menunjukkan bahwa mereka yang nonton TV ≥ 5 jam perhari mempunyai risiko

obesitas sebesar 5,3 kali lebih besar dibanding mereka yang nonton TV ≤ 2 jam

setiap harinya.

Kurang Gerak/Olahraga

Tingkat pengeluaran energi tubuh sangat peka terhadap pengendalian berat tubuh.

Pengeluaran energi tergantung dan dua faktor: 1) tingkat aktivitas dan olahraga

secara umum; 2) angka metabolisme basal atau tingkat energi yang dibutuhkan

untuk mempertahankan fungsi minimal tubuh. Dan kedua faktor tersebut

metabolisme basal memiliki tanggung jawab dua pertiga dan pengeluaran energi

orang normal Meski aktivitas fisik hanya mempengaruhi satu pertiga pengeluaran

energi seseorang dengan berat normal, tapi bagi orang yang memiliki kelebihan

berat badan aktivitas fisik memiliki peran yang sangat penting. Pada saat

berolahraga kalori terbakar, makin banyak berolahraga maka semakin banyak

kalori yang hilang. Kalori secara tidak langsung mempengaruhi sistem

metabolisme basal. Orang yang duduk bekerja seharian akan mengalami penurunn

metabolisme basal tubuhnya. Kekurangan aktifitas gerak akan menyebabkan suatu

siklus yang hebat, obesitas membuat kegiatan olahraga menjadi sangat sulit dan

kurang dapat dinikmati dan kurangnya olahraga secara tidak langsung akan

mempengaruhi turunnya metabolisme basal tubuh orang tersebut. Jadi olahraga

sangat penting dalam penurunan berat badan tidak saja karena dapat membakar

kalori, melainkan juga karena dapat membantu mengatur berfungsinya metabolis

normal.

2) Faktor nutrisional.

Peranan faktor nutrisi dimulai sejak dalam kandungan dimana jumlah lemak

Page 4: Jelasakan Faktor

tubuh dan pertumbuhan bayi dipengaruhi berat badan ibu. Kenaikan berat badan

dan lemak anak dipengaruhi oleh : waktu pertama kali mendapat makanan padat,

asupan tinggi kalori dari karbohidrat dan lemak serta kebiasaan mengkonsumsi

makanan yang mengandung energi tinggi.

Penelitian di Amerika dan Finlandia menunjukkan bahwa kelompok dengan

asupan tinggi lemak mempunyai risiko peningkatan berat badan lebih besar

dibanding kelompok dengan asupan rendah lemak dengan. Penelitian lain

menunjukkan peningkatan konsumsi daging akan meningkatkan risiko obesitas

sebesar 1,46 kali. Keadaan ini disebabkan karena makanan berlemak mempunyai

energy density lebih besar dan lebih tidak mengenyangkan serta mempunyai efek

termogenesis yang lebih kecil dibandingkan makanan yang banyak mengandung

protein dan karbohidrat. Makanan berlemak juga mempunyai rasa yang lezat

sehingga akan meningkatkan selera makan yang akhirnya terjadi konsumsi yang

berlebihan.Selain itu kapasitas penyimpanan makronutrien juga menentukan

keseimbangan energi. Protein mempunyai kapasitas penyimpanan sebagai protein

tubuh dalam jumlah terbatas dan metabolisme asam amino di regulasi dengan

ketat, sehingga bila intake protein berlebihan dapat dipastikan akan di oksidasi;

sedang karbohidrat mempunyai kapasitas penyimpanan dalam bentuk glikogen

hanya dalam jumlah kecil. Asupan dan oksidasi karbohidrat di regulasi sangat

ketat dan cepat, sehingga perubahan oksidasi karbohidrat mengakibatkan

perubahan asupan karbohidrat. Bila cadangan lemak tubuh rendah dan asupan

karbohidrat berlebihan, maka kelebihan energi dari karbohidrat sekitar 60-80%

disimpan dalam bentuk lemak tubuh. Lemak mempunyai kapasitas penyimpanan

yang tidak terbatas. Kelebihan asupan lemak tidak diiringi peningkatan oksidasi

lemak sehingga sekitar 96% lemak akan disimpan dalam jaringan lemak.

3) Pola Makan Berlebihan

Orang yang kegemukan lebih responsif dibanding dengan orang berberat badan

normal terhadap syarat lapar eksternal, seperti rasa dan bau makanan, atau saatnya

waktu makan. Orang yang gemuk cenderung makan bila ia merasa ingin makan,

bukan makan pada saat ia lapar. Pola makan berlebih inilah yang menyebabkan

mereka sulit untuk keluar dan kegemukan jika sang individu tidak memiliki

Page 5: Jelasakan Faktor

kontrol diri dan motivasi yang kuat untuk mengurangi berat badan

3. Faktor sosial ekonomi.

Perubahan pengetahuan, sikap, perilaku dan gaya hidup, pola makan, serta

peningkatan pendapatan mempengaruhi pemilihan jenis dan jumlah makanan

yang dikonsumsi. Suatu data menunjukkan bahwa beberapa tahun terakhir terlihat

adanya perubahan gaya hidup yang menjurus pada penurunan aktifitas fisik,

seperti: ke sekolah dengan naik kendaraan dan kurangnya aktifitas bermain

dengan teman serta lingkungan rumah yang tidak memungkinkan anak-anak

bermain diluar rumah, sehingga anak lebih senang bermain komputer / games,

nonton TV atau video dibanding melakukan aktifitas fisik. Selain itu juga

ketersediaan dan harga dari junk food yang mudah terjangkau akan berisiko

menimbulkan obesitas.

Di Negara-negara maju obesitas banyak di temukan pada golongan ekonomi

rendah, sedangkan di Negara-negara berkembang banyak diketemukan pada

golongan ekomoni menengah ke atas. Hal tersebut dimungkinkan adanya

pandangan sosial di Negara berkembang bahwa ke suksesan dan karier suami

dinilai dari gizi dengan memandang ukuran tubuh istri dan anak-anaknya, jika

mereka gemuk berarti suami sukses dan sebaliknya. Di tambah pula adanya

anggapan bahwa gemuk adalah kemakmuran

4. Kerusakan Pada Salah satu Bagian Otak

Sistern pengontrol yang mengatur perilaku makan terletak pada suatu bagian otak

yang disebut hipotalamus sebuah kumpulan inti sel dalam otak yang langsung

berhubungan dengan bagian-bagian lain dan otak dan kelenjar dibawah otak.

Hipotalamus mengandung lebih banyak pembuluh darah dan daerah lain pada

otak, sehingga lebih mudah dipengaruhi oleh unsur kimiawi dan darah. Dua

bagian hipotalamus yang mempengaruhi penyerapan makan yaitu hipotalamus

lateral (HL) yang menggerakan nafsu makan (awal atau pusat makan);

hipotalamus ventromedial (HVM) yang bertugas menintangi nafsu makan

(pemberhentian atau pusat kenyang). Dan hasil penelitian didapatkan bahwa bila

HL rusak/hancur maka individu menolak untuk makan atau minum, dan akan mati

Page 6: Jelasakan Faktor

kecuali bila dipaksa diberi makan dan minum (diberi infus). Sedangkan bila

kerusakan terjadi pada bagian HVM maka seseorang akan menjadi rakus dan

kegemukan.

5. Pengaruh Emosional

Sebuah pandangan populer adalah bahwa obesitas bermula dan masalah

emosional yang tidak teratasi. Orang-orang gemuk haus akan cinta kasih,

seperti anak-anak makanan dianggap sebagai simbol kasih sayang ibu,

atau kelebihan makan adalah sebagai subtitusi untuk pengganti kepuasan

lain yang tidak tercapai dalam kehidupannya. Walaupun penjelasan

demikian cocok pada beberapa kasus, namun sebagian orang yang

kelebihan berat badan tidaklah lebih terganggu secara psikologis

dibandingkan dengan orang yang memiliki berat badan normal. Meski

banyak pendapat yang mengatakan bahwa orang gemuk biasanya tidak

bahagia, namun sebenarnya ketidakbahagiaan/tekanan batinnya lebih

diakibatkan sebagai kurang mencekam (McKenna, 1999). Dalam suatu

studi yang dilakukan White (1977) pada kèlompok orang dengan berat

badan berlebih dan kelompok orang dengan berat badan yang kurang,

dengan menyajikan kripik (makanan ringan setelah mereka menyaksikan

empat jenis film yang mengundang emosi yang berbeda, yaitu film yang

tegang, ceria, merangsang gairah seksual dan sebuah ceramah yang

membosankan. Pada orang gemuk didapatkan bahwa mereka lebih

banyak menghabiskan kripik setelah menyaksikan film yang tegang

dibanding setelah menonton film yang membosankan. Sedangkan pada

orang dengan berat badan kurang selera makan kripik tetap sama setelah

menonton film yang tegang maupun film yang membosankan. hasil dari

kegemukannya. Hal tersebut karena dalam suatu masyarakat seringkali

tubuh kurus disamakan dengan kecantikan, sehingga orang gemuk

cenderung main dengan penampilannya dan kesulitannya mengendalikan

diri terutama dalam hal yang berhubungan dengan perilaku makan. Orang

gemuk seringkali mengatakan bahwa mereka cenderung makan lebih

banyak apa bila mereka tegang atau cemas, dan eksperimen membuktikan

Page 7: Jelasakan Faktor

kebenarannya. Orang gemuk makan lebih banyak dalam suatu situasi yang

sangat mencekam; orang dengan berat badan yang normal makan dalam

situasi yang

Daftar Pustaka

Guyton and Hall, 2008,Buku Ajar Fisiologi Kedoktean Edisi 11 Revisi, Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC.Price, A.Sylvia dan LorraineM. Wilson, 2006, Patofisiologi Edisi 6 volume2,Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Seluruh Indonesia, 2006, Buku Ajar Penyakit Dalam Jilid 3 Edisi 4, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.Sherwood, Lauralee, 2001, Fisiologi Manusia: Dari Sel ke Sistem Edisi 2,Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC.