11
JEMBATAN WHEATSON 1. Tujuan Memahami prinsip kerja jembatan wheaston Mengetahui kesetimbangan arus dan tegangan dari resistor 2. Pendahuluan 2.1 Multimeter Multimeter adalah alat ukur yang di pakai untuk mengukur tegangan listrik, arus listrik dan tahanan (resistansi). Multimeter di bagi menjadi 2 jenis, yaitu multimeter analog dan multimeter digital. Multimeter Analog, yaitu multimeter yang pembacaan hasil ukurannya menggunakan penunjuk jarum. Multimeter Digital, yaitu multimeter yang pembacaan hasil ukurannya berupa digit angka. Fungsi Multimeter : Mengukur tegangan DC Mengukur tegangan AC Mengukur kuat arus DC Mengukur nilai hambatan sebuah resistor

Jembatan Wheaston

Embed Size (px)

DESCRIPTION

praktikum alat ukur

Citation preview

JEMBATAN WHEATSON1. Tujuan Memahami prinsip kerja jembatan wheaston Mengetahui kesetimbangan arus dan tegangan dari resistor

2. Pendahuluan2.1 MultimeterMultimeter adalah alat ukur yang di pakai untuk mengukur tegangan listrik, arus listrik dan tahanan (resistansi). Multimeter di bagi menjadi 2 jenis, yaitu multimeter analog dan multimeter digital.Multimeter Analog, yaitu multimeter yang pembacaan hasil ukurannya menggunakan penunjuk jarum.Multimeter Digital, yaitu multimeter yang pembacaan hasil ukurannya berupa digit angka.

Fungsi Multimeter :

Mengukur tegangan DC Mengukur tegangan AC Mengukur kuat arus DC Mengukur nilai hambatan sebuah resistor Mengecek hubung-singkat / koneksi Mengecek transistor Mengecek kapasitor elektrolit Mengecek dioda, led dan dioda zener Mengecek induktor MengukurHFEtransistor (type tertentu) Mengukur suhu (type tertentu)2.2 Potensio MeterSalah satu jenis resistor yang nilai resistansinya dapat diatur sesuai dengan kebutuhan rangkaian elektronika ataupun kebutuhan pemakainya. Potensiometer merupakan keluarga resistor yang tergolong dalam kategori variable resistor. Secara struktur, potensiometer terdiri dari 3 kaki Terminal dengan sebuah shaft atau tuas yang berfungsi sebagai pengaturnya.Berdasarkan bentuknya, Potensiometer dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu: a) Potensiometer Slider, yaitu Potensiometer yang nilai resistansinya dapat diatur dengan cara menggeserkan Wiper-nya dari kiri ke kanan atau dari bawah ke atas sesuai dengan pemasangannya. Biasanya menggunakan Ibu Jari untuk menggeser wiper-nya.b) Potensiometer Rotary, yaitu Potensiometer yang nilai resistansinya dapat diatur dengan cara memutarkan Wiper-nya sepanjang lintasan yang melingkar. Biasanya menggunakan Ibu Jari untuk memutar wiper tersebut. Oleh karena itu, Potensiometer Rotary sering disebut juga dengan Thumbwheel Potentiometer.c) Potensiometer Trimmer, yaitu Potensiometer yang bentuknya kecil dan harus menggunakan alat khusus seperti Obeng (screwdriver) untuk memutarnya. Potensiometer Trimmer ini biasanya dipasangkan di PCB dan jarang dilakukan pengaturannya.

SDSF

2.3 Power SupplyPower Supply atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Catu Daya adalah suatu alat listrik yang dapat menyediakan energi listrik untuk perangkat listrik ataupun elektronika lainnya. Pada dasarnya Power Supply atau Catu daya ini memerlukan sumber energi listrik yang kemudian mengubahnya menjadi energi listrik yang dibutuhkan oleh perangkat elektronika lainnya. Oleh karena itu, Power Supply kadang-kadang disebut juga dengan istilah Electric Power Converter.Bagian-bagian power supply

ABCDEHAFGJINMLK

Keterangan:A = Range amperemeterH = pengaturan arus negativB = switch power supplyI = tempat mencolokan kabel negativC = switch ampereJ = pengaturan tegangan positivD = voltage dual tarckingK = pengaturan arus positivE = switch voltL = indicator overflowF = dual trackingM = range voltmeterG = pengaturan tegangan negativN = tempat mencolokan kabel positive2.4 GalvanometerGalvanometer adalah alat yang digunakan untuk menentukan keberadaan arah dan kekuatan dari sebuah arus listrik dalam sebuah konduktor. Berbeda dengan amperemeter, galvanometer digunakan hanya untuk mengukur kuat arus dan beda potensial listrik yang relative kecil.

2.5 ResistorResistor adalah salah satu komponen elekronika yang berfungsi untuk menahan arus yang mengalir dalam suatu rangkaian/sistim elekronika. Resistor berupa terminal 2 komponen elektronik yang menghasilkan tegangan pada terminal yang sebanding dengan arus listrik yang melewatinya sesuai dengan hukum Ohm.

Ada dua karakteristik resistor yang perlu di ketahui yaitu: Nilai Resistansinya. Rating dayanya (Kemampuan untuk menahan arus yang mengalir pada resistor tersebut).Resistor mempunyai harga resistansi yang cukup banyak, mulai dari beberapa ohm di belakang koma sampai beberapa mega ohm didepan koma. Rating daya yang tertinggi ada yang mencapai beberapa ratus watt dan yang terendah sampai mencapai 0,1watt rating daya sangat penting , sebab ia menunjukkan daya maksimum yang bisa di sipasikan tanpa menimbulkan panas-panas yang berlebihan yang dapat mengakibatkan kerusakan pada resistor tersebut.Disipasi artinya bahwa daya sebesar I2R akan di buang kepadanya. Panas yang berlebihan dapat mengakibatkan terbakarnya resistor. 2.6 ProtoboardDigunakan untuk membuat rangkaian elektronik sementara. Dengan memanfaatkan protoboard, komponen komponen elektronik yang dipakai tidak akan rusak dan dapat di gunakan kembali untuk membuat rangkaian yang lain.

3. Gambar Rangkaian

10 V

( a )Percobaan 1

10 V

( b )Percobaan 24. Daftar Alat dan Komponen Power Supply Galvanometer Multimeter Resistor : 470 , 220 , 1 k Potensiometer Protoboard Jumper Crocodile Cable Banana Cable5. Langkah Kerja

Percobaan 11) Siapkan alat dan komponen2) Nyalakan power supply atur tegangan pada multimeter 10 v3) Atur range galvanometer 6 v4) Susun rangkaian sesuai gambar pada protoboard, pasang seri resistor 470 + 220 dan diparalelkan dengan 330 + 1 k5) Sambungkan banana cable pada rangkaian6) Lihat hasil pengukuran tegangan pada galvanometer7) Catat hasil pengukuran tersebut

Percobaan 21) Siapkan alat dan komponen2) Nyalakan power supply, atur tegangan sebesar 10 v3) Susun rangkaian 470 dan 220 pada protoboard, sambungkan banana cable, power supply, galvanometer ke protoboard lalu sambungkan potensiometernya4) Atur range potensiometer secara bergantian dari 0 1k5) Atur range A di galvanometer untuk mengukur arus6) Atur range V di galvano untuk mengukur tegangan7) Catat hasil pengukuran

6. Hasil PengukuranPSU ( V )Resistor ( )Galvanometer

( V )( A )

10470 + 220 // 330 + 1 k50,03

10470 + 220 + 10 k // 330 + 1 k + 4.7 k00

PSU ( V )Resistor ( )Galvanometer

( V )( A )

10470 + 220 // 040,02

10470 + 220 // 10040,02

10470 + 220 // 20040,02

10470 + 220 // 30040,02

10470 + 220 // 40040,02

10470 + 220 // 50040,02

10470 + 220 // 60040,02

10470 + 220 // 70040,02

10470 + 220 // 80040,02

10470 + 220 // 90000

10470 + 220 // 1 k00

7. Pembahasan

Jembatan Wheatstone adalah rangkaian yang terdiri dari empat buah hambatan. Jembatan Wheatstone digunakan secara luas untuk pengukuran presisi tahanan dari sekitar 1 sampai rangkuman mega ohm ( M ) rendah, pengukuran nilai-nilai elemen, seperti tahanan, induktansi, dan kapasitansi, dan parameter rangkaian lainnya yang diturunkan secara langsung dari nilai-nilai elemen antara lain adalah sudut fase, frekuensi dan temperatur. Jembatan Wheatstone hanya mengukur elemen yang tidak diketahui dengan elemen lain yang telah diketahui besarnya secara tepat ( elemen standar) dan ketelitiannya tentu besar.

Jembatan WheatstoneWheatstone BridgePada gambar di atas, Rx adalah komponen yang ingin diketahui hambatannya. R1, R2, dan R3 adalah resistor yang diketahui hambatannya dan hambatan pada R2 dapat diubah dan disesuaikan. Jika perbandingan antara kedua hambatan di sisi yang diketahui (R2/R1) sama dengan perbandingan sisi yang dicari, tegangan antara kedua titik potong (B dan D) akan menjadi nol dan tak ada arus listrik yang mengalir melalui galvanometer Vg. Jika jembatan tak seimbang (atau nilai salah satu sisi hambatan lebih besar dari hambatan lainnya), arah arus yang mengalir akan mengindikasikan apakah R2 terlalu tinggi atau terlalu rendah. R2 akan bervariasi atau diubah-ubah nilainya sampai tidak ada arus mengalir melalui galvanometer, yang berarti terbaca nol.Pada posisi seimbang, perbandingan antara R2 / R1 = Rx / R3Atau dapat ditulis Rx = (R2 / R1) x R3Selain itu, jika R1, R2 dan R3 diketahui namun R2 tidak dapat diubah-ubah nilai hambatannya, perbedaan tegangan yang ada atau arus yang mengalir melalui galvanometer dapat digunakan untuk mengukur nilai Rx. Dari data 6.1 dapat kita ketahui bahwa pada saat arus dan tegangan yang melewatinya tidak seimbang, lalu kita mengganti rangkaiannya menjadi 470 + 220 + 10 k // 330 + 1k + 4k7, maka arus dan tegangan di kedua cabang bernilai sama. Dari data 6.2 diperoleh data bahwa ketika resistor 470 + 220 // 900 dan resistor 470 + 220 // 1 k maka keadaan seimbang.8. Penutup

8.1 Kesimpulan

Galvanometer adalah alat pengukur keseimbangan tegangan dan arus pada suatu rangkaian yang diparalelkan Tegangan dikatakan seimbang pada suatu rangkaian yang bercabang apabila jarum penunjuk, menunjuk pada angka nol pada galvanometer Pada posisi seimbang, perbandingan antara R2 / R1 = Rx / R38.2 Saran Periksa kondisi komponen sebelum melakukan praktikum Sebelum digunakan power supply di atur dalam keadaan minimum Pastikan rangkaian disusun dengan benar