3
Jenis Cendawan Yang Menimbulkan PenyakitAntraknosa Penyakit antraknosa disebabkan oleh serangan cendawan. Penyakit ini terutama menyerang pada saat kelembaban udara tinggi dan suhu rendah. Pada musim hujan, penyakit antraknosa bisa menggagalkan areal pertanaman cabai hanya dalam waktu beberapa hari. Penyebaran miselium dan spora cendawan penyebab patek atau antraknosa sangat cepat. Serangan sangat hebat terjadi pada saat kelembaban di atas 95% dan suhu udara dibawah 32C. Beberapa jenis cendawan yang paling sering menyebabkan timbulnya penyakit antraknosa adalah Colletrotichum sp. dan Gloesperium sp. Pada buah cabai, cendawan tersebut mampu bertahan di dalam biji selam 9 bulan. Nama Colletrotichum sp. sangat diperhitungkan dalam dunia pertanian setelah reputasinya memporakporandakan hampir sepertiga lahan strowberry di Perancis pada tahun 1990 Cendawan ini menjadi momok yang paling menakutkan terutama di daerah subtropis dan daerah tropis seperti Indonesia. Gejala Antraknosa Penyakit antraknosa sangat ditakuti terutama oleh petani cabai. Serangan patek atau antraknosa ini mampu membuyarkan impian petani untuk memetik hasil yang besar, bahkan tidak jarang justru menimbulkan kerugian meskipun harga cabai sedang tinggi. Tanaman yang terserang penyakit antraknosa yang disebabkan oleh infeksi cendawan Colletrotichum sp. menunjukkan gejala bercak cokelat kehitaman yang kemudian akan meluas menjadi busuk lunak. Pada bagian tengah bercak terdapat kumpulan titik-titik hitam yang merupakan koloni cendawan. Sedangkan tanaman yang terserang patek atau antraknosa akibat infeksi cendawan Gloesperium sp. menunjukkan bercak cokelat dengan bintik-bintik berlekuk. Pada bagian tepi bintik-bintik tersebut berwarna kuning membesar dan memanjang. Jika kelembaban tinggi, cendawan akan membentuk lingkaran memusat atau konsentris berwarna merah jambu. Serangan pada buah cabai biasanya diawali dari bagian ujung buah yang mengakibatkan dieback atau mati ujung. Pengendalian Patek Atau Antraknosa

Jenis Cendawan Yang Menimbulkan PenyakitAntraknosa

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Penyakit antraknosa disebabkan oleh serangan cendawan. Penyakit ini terutama menyerang pada saat kelembaban udara tinggi dan suhu rendah. Pada musim hujan, penyakit antraknosa bisa menggagalkan areal pertanaman cabai hanya dalam waktu beberapa hari. Penyebaran miselium dan spora cendawan penyebab patek atau antraknosa sangat cepat.

Citation preview

Page 1: Jenis Cendawan Yang Menimbulkan PenyakitAntraknosa

Jenis Cendawan Yang Menimbulkan PenyakitAntraknosa

Penyakit antraknosa disebabkan oleh serangan cendawan. Penyakit ini terutama menyerang pada saat kelembaban udara tinggi dan suhu rendah. Pada musim hujan, penyakit antraknosa bisa menggagalkan areal pertanaman cabai hanya dalam waktu beberapa hari. Penyebaran miselium dan spora cendawan penyebab patek atau antraknosa sangat cepat. Serangan sangat hebat terjadi pada saat kelembaban di atas 95% dan suhu udara dibawah 32C. Beberapa jenis cendawan yang paling sering menyebabkan timbulnya penyakit antraknosa adalah Colletrotichum sp. dan Gloesperium sp. Pada buah cabai, cendawan tersebut mampu bertahan di dalam biji selam 9 bulan. Nama Colletrotichum sp. sangat diperhitungkan dalam dunia pertanian setelah reputasinya memporakporandakan hampir sepertiga lahan strowberry di Perancis pada tahun 1990 Cendawan ini menjadi momok yang paling menakutkan terutama di daerah subtropis dan daerah tropis seperti Indonesia.

Gejala Antraknosa

Penyakit antraknosa sangat ditakuti terutama oleh petani cabai. Serangan patek atau antraknosa ini mampu membuyarkan impian petani untuk memetik hasil yang besar, bahkan tidak jarang justru menimbulkan kerugian meskipun harga cabai sedang tinggi. Tanaman yang terserang penyakit antraknosa yang disebabkan oleh infeksi cendawan Colletrotichum sp. menunjukkan gejala bercak cokelat kehitaman yang kemudian akan meluas menjadi busuk lunak. Pada bagian tengah bercak terdapat kumpulan titik-titik hitam yang merupakan koloni cendawan. Sedangkan tanaman yang terserang patek atau antraknosa akibat infeksi cendawan Gloesperium sp. menunjukkan bercak cokelat dengan bintik-bintik berlekuk. Pada bagian tepi bintik-bintik tersebut berwarna kuning membesar dan memanjang. Jika kelembaban tinggi, cendawan akan membentuk lingkaran memusat atau konsentris berwarna merah jambu. Serangan pada buah cabai biasanya diawali dari bagian ujung buah yang mengakibatkan dieback atau mati ujung.

Pengendalian Patek Atau Antraknosa

Di Indonesia, penyakit ini tergolong penyakit yang paling sulit dijinakkan, terutama pada saat musim hujan. Untuk petani cabai yang melakukan penanaman dengan musim berbuah pada saat musim hujan harus melakukan pengontrolan yang ketat dan terus-menerus. Berikut ini beberapa upaya penanganan untuk mengendalikan serangan patek atau antraknosa

1. Perlakuan pada bibit atau biji tanaman yang akan dibudidayakan, misalnya untuk tanaman cabai atau tomat, rendam bibit atau biji menggunakan larutan fungisida sistemik, seberti benomil, metil tiofanat, atau karbendazim. Dosis atau konsentrasi larutan adalah 2 g/l. Perendaman dilakukan selama 4-6 jam.

2. Secara teknis, bagian tanaman yang terserang harus dimusnahkan dari lahan atau areal pertanaman. Lakukan pengamatan di lapangan secara kontinu atau terus menerus.

3. Berikan pupuk dengan kandungan P, K, dan Ca tinggi agar jaringan tanaman lebih kuat. Jangan melakukan pemupukan N berlebihan, karena akan menyebabkan jaringan tanaman berair sehingga rentan terhadap serangan cendawan.

4. Berikan pupuk organik yang banyak. Pemupukan organik akan meningkatkan ketahanan tanaman dari serangan hama maupun penyakit.

Page 2: Jenis Cendawan Yang Menimbulkan PenyakitAntraknosa

5. Hindari adanya genangan air di areal pertanaman, pembersihan lahan termasuk penyiangan gulma.

6. Perlebar jarak tanam dengan pola tanam zigzag untuk menjaga sirkulasi udara dan mengurangi kelembaban tinggi saat terjadi hujan berkepanjangan.

7. Jika kelembaban di sekitar areal pertanaman tinggi, misalnya hujan terus menerus, lakukan pencegahan menggunakan pestisida kimia. Beberapa bahan aktif yang bisa digunakan untuk mengendalikan penyakit patek atau antraknosa adalah fungisida sistemik dengan bahan aktif benomil, karbendazim, metil tiofanat, difenokonazol. Fungisida kontak dengan bahan aktif mankozeb, klorotalonil, dan propineb. Lakukan penyelingan bahan aktif tersebut setiap kali melakukan penyemprotan dengan dosis atau konsentrasi sesuai pada kemasan.

8. Berdasarkan pengalaman pribadi, saya melakukan kombinasi dari beberapa bahan aktif, misalnya benomil + mankozeb masing-masing ½ dosis, karbendazim + mankozeb masing-masing ½ dosis, metil tiofanat + klorotalonil masing-masing ½ dosis, difenokonazol + propineb masing-masing ½ dosis. Setiap kali penyemprotan lakukan penggantian kombinasi bahan aktif tersebut, setelah satu putaran kemudian kembali ke kombinasi awal yang pertama kali digunakan.