12
EFLORESENSI KULIT A. Jenis Efloresensi (ruam kulit): 1. Ruam Kulit Primer Makula Perubahan warna kulit tanpa disertai perubahan bentuk, contohnya pada : tinea versikolor, morbus hansen. Eritema Makula yang berwarna merah seperti pada dermatitis, lupus eritromatosus. Papula Penonjolan padat di atas permukaan kulit, berbatas tegas, ukuran < 1cm.

Jenis Efloresensi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

makalah

Citation preview

Page 1: Jenis Efloresensi

EFLORESENSI KULIT

A. Jenis Efloresensi (ruam kulit):

1. Ruam Kulit Primer Makula

Perubahan warna kulit tanpa disertai perubahan bentuk, contohnya pada : tinea versikolor, morbus hansen.

EritemaMakula yang berwarna merah seperti pada dermatitis, lupus eritromatosus.

PapulaPenonjolan padat di atas permukaan kulit, berbatas tegas, ukuran < 1cm.

NodulaSeperti papula tapi diameter > 1cm, contoh pada prurigo nodularis.

Page 2: Jenis Efloresensi

VesikulaGelembung yang berisi cairan serosa dengan diameter < 1cm, contoh pada herpes zooster, varisela.

BulaVesikel dengan diameter > 1cm, misal pada pemfigus, luka bakar.Jika vesikel/bula berisi darah --> vesikel/bula hemoragik.Jika bula berisi nanah disebut bula purulen.

PustulaVesikel berisi nanah, contoh : variola, varisela, psoriasis pustulosa.

Page 3: Jenis Efloresensi

UrtikaPenonjolan di atas permukaan kulit berdasarkan pertumbuhan sel maupun jaringan tubuh.

TumorPenonjolan di atas permukaan kulit berdasarkan pertumbuhan sel maupun jaringan tubuh.

KistaPenonjolan di atas permukaan kulit berupa kantong yang berisi cairan serosa atau padat atau setengah padat, contoh : kista epidermoid.

Page 4: Jenis Efloresensi

2. Ruam Kulit Sekunder

Page 5: Jenis Efloresensi

SkuamaPelepasan lapisan tanduk dari permukaan kulit. Dapat berupa sisik halus (TV), sedang (dermatitis), kasar (psoriasis). Skuama dapat berwarna putih (psoriasis), coklat (TV), atau seperti sisik ikan (iktiosis).

KrustaOnggokan cairan darah, kotoran, nanah, dan obat yang sudah mengering di atas permukaan kulit, misalnya pada impetigo krustosa, dermatitis kontak. Krusta dapat berwarna hitam (pada jaringan nekrosis), merah (asal darah) atau coklat (asal darah, nanah, serum).

ErosiKerusakan kulit sampai ujung stratum spinosum. Kulit nampak menjadi merah dan keluar cairan serosa, misalnya pada dermatitis kontak.

Page 6: Jenis Efloresensi

EkskoriasiKerusakan sampai ujung stratum papilaris sehingga kulit tampak merah disertai bintik-bintik perdarahan. Ditemukan pada dermatitis kontak dan ektima.

UlkusKerusakan kulit (epidermis dan dermis) yang memiliki dasar, dinding, tepi dan isi. Misal, ulkus tropikum, ulkus durum.

RhagadenBelahan-belahan kulit dengan dasar yang sangat kecil/dalam misal pada keratoskisis, keratodermia.

Page 7: Jenis Efloresensi

Parut (sikatriks)Jaringan ikat yang menggantikan epidermis dan dermis yang sudah hilang. Jaringan ikat ini dapat lebih cekung dari jaringan sekitarnya (sikatriks atrofi), dapat lebih menonjol (sikatriks hipertrofi), dan dapat normal (eutrofi?luka sayat). Sikatriks tampak licin, garis kulit dan adneksa hilang.

KeloidHipertrofi yang pertumbuhannya melampaui batas.

AbsesKantong berisi nanah di dalam jaringan. Misal abses bartholini dan abses banal.

Page 8: Jenis Efloresensi

LikenifikasiPenebalan kulit sehingga garis-garis lipatan/relief kulit tampak lebih jelas, seperti pada prurigo, neurodermatitis.

GumaEfloresensi sekunder berupa kerusakan kulit yang destruktif, kronik, dengan penyebaran serpiginosa. Misal pada sifilis gumosa.

HiperpigmentasiPenimbunan pigmen berlebihan sehingga kulit tampak lebih hitam dari sekitarnya. Misal, pada melasma pasca inflamasi.

HipopigmentasiKelainan yang menyebabkan kulit menjadi lebih putih dari sekitarnya, misal skleroderma dan vitiligo.

Page 9: Jenis Efloresensi

3. Efloresensi khusus :

KanalikuliSaluran-saluran pada stratum korneum, yang timbul sejajar dengan permukaan kulit, seperti yang terdapat pada skabies.

Milia (white head) Penonjolan di atas permukaan kulit yang berwarna putih yang ditimbulkan oleh penyumbatan saluran kelenjar sebasea, seperti pada akne sistika.

KomedoRuam kulit berupa bintik-bintik hitam yang timbul akibat proses oksidasi udara terhadap sekresi kelenjar sebasea di permukaan kulit, seperti pada akne.

EksantemaRuam permukaan kulit yang timbul serentak dalam waktu singkat dan tidak berlangsung lama, biasanya didahului demam,  seperti pada demam berdarah.

RoseolaEksantema lentikular berwarna merah tembaga seperti pada sifilis dan frambusia.

PurpuraPerdarahan di dalam/di bawah kulit yang tampak kemerahan, dan tidak hilang pada penekanan kulit, seperti pada dermatitis medikamentosa. 

B. Sifat-sifat efloresensi :

1. Ukuran Miliar (sebesar kepala jarum pentul) Lentikular (sebesar kacang hijau-jagung)

Numular (sebesar uang logam seratus rupiah)

Plakat (lebih besar dari uang logam seratus rupiah)

2. Gambaran Linear (seperti garis lurus) Sirsinar/anular (melingkar)

Arsinar (menyerupai bulan sabit)

Polisiklis (menyerupai bunga)

Korimbiformis (jika efloresensi besar dikelilingi oleh efloresensi kecil {hen and chicken configuration})

Page 10: Jenis Efloresensi

3. Bentuk Bundar (impetigo) Lonjong (ptiriasis rosasea)

Serpiginosa (sifilis stadium III)

Herpetiformis (menyerupai dermatitis herpetiformis)

Konfluen (jika beberapa efloresensi bergabung menjadi satu efloresensi besar {variola})

Iris formis (menyerupai iris --> bentuk bulat/lonjong, pada bagian tengah tampak putih atau hitam {pada eritema multiforme}). 

4. Lokalisasi/penyebaran Solitar, jika hanya satu lesi (ulkus durum). Multipel, jika lesi banyak (varisela).

Regional, menyerang satu regio (pada prurigo, urtikaria).

Diskrit, lesi-lesi terpisah satu dengan yang lain (ektima).