Upload
good2sora
View
279
Download
18
Embed Size (px)
DESCRIPTION
tugas termodinamika tentang jenis-jenis fasa dan kesetimbangan antar fasa
Citation preview
Jenis-fasa zat
Fasa atau wujud dari sebuah zat umumnya dikelompokan menjadi 3 macam, yaitu fasa padat, fasa
cair, dan fasa gas. Contoh dari fasa padat adalah es, batu, kayu, besi, plastik dsb. Umumnya fasa
padat ini memiliki ciri-ciri ikatan (gaya tarik menarik) antar molekul kuat dan rapat sehingga tidak
mudah untuk mengubah bentuknya, mudah untuk digenggam dan pada umumnya keras.
Fasa cair memiliki ciir-ciri diantaranya adalah memiliki ikatan (gaya tarik menarik) antar molekul
cukup kuat namun sangat renggang jadi sangat mudah dipisahkan dan berubah bentuk, sukar untuk
digenggam. Contoh dari fasa ini adalah air, alkohol, sirup, dsb. Sedangakan untuk fasa gas ciri-cirinya
adalah memiliki ikatan (gaya tarik menarik) antar molekulnya sangat lemah dan sangat renggang
sehiingga sangat mudah dipisahkan, umumnya gas tidak memiliki warna dan tidak dapat digenggam.
Contohnya adalah udara, uap air, gas CO2, dsb.
Gambar 1. Contoh jenis-jenis fasa
Kesetimbangan antar fasa
Pada kehidupan sehari-hari kita dapat menemukan ketiga fasa diatas dalam kondisi setimbang. Yang
dimaksud dengan setimbang adalah kedaan statis atau tidak ada perubahan. Dalam termodinamika
setimbang tidak hanya berarti tidak adanya perubahan, tetapi juga tidak adanya kecenderungan
untuk berubah dalam skala makroskopik. Sebuah sistem dikatakan setimbang saat tidak ada
perubahan keadaan atau semua gaya yang ada pada sistem tersebut dalam keadaan setimbang atau
saling meniadakan.
Kesetimbangan antar fasa adalah keadaan dimana terdapat dua atu lebih fasa dan tidak ada
kencenderungan untuk berubah sama sekali. Dengan kata lain besarnya perubahan fasa dari satu
fasa ke fasa yang lain adalah sama, sehingga saling meniadakan. Contohnya seperti Gambar 2
dibawah ini.
Gambar 2. Contoh kesetimbangan fasa.
Pada Gambar 2 panah berwarna merah (mengarah keatas) mewakili perubahan fasa dari cair ke gas
sedangkan panah berwarna biru (mengarah ke bawah) mewakili perubahan fasa dari gas ke cair.
Pada keadaan setimbang besarnya perubahan kedua fasa tersebut sama, sehingga secara
makroskopik tidak ada perubahan yang terjadi.
Aturan fasa Gibbs
Saat dua fasa mengalami kesetimbangan keadaan dari sistem tetap (fix) tida berubah dan hanya ada
satu kondisi. Contohnya adalah sistem dengan kesetimbangan antara uap air dengan air pada
tekanan 101,33 kPa hanya akan terjadi pada suhu 1000C, tidak pada suhu lain. Saat tekanan diubah,
otomatis suhu kesetimbangan sistem tersebut juga berubah.
Untuk semua sistem yang berada dalam keadaan setimbang, jumlah variabel bebas yang harus
diketahui diberikan oleh aturan fasa Gibbs yang dirumuskan sebagai berikut.
F = 2 – π + N
Dengan F adalah derajat kebebasan yang menyatakan jumlah variabel bebas yang harus diketahui, π
adalah jumlah fasa pada sistem kesetimbangan, dan N adalah jumlah senyawa kimia.
Nilai minimum dari F (derajat kebebasan)adalah 0. Saat F =0 keadaan sistem sudah tertentu tekanan
dan suhuya. Contohnya ada pada titik tripel (triple point) pada air. Dimana pada titik ini terdapat
uap air, air dan es secara bersamaan (π = 3), N = 1 karena senyawanya hanya ada air (H2O), maka F =
0. Titik trple air hanya terjadi pada 0,010C dan 0,0061 bar, perbahan salah satu atau dua variabel
tersebut akan menyebaban salah satu fasa menghilang dari sistem.
Gambar 3. Diagram PT dari komponen murni.
Gambar 3 diatas menunjukan diagram PT (tekanan-suhu) sebuah komponen murni. Pada Gambar 3
jelas diperlihatkan titik tripel pada titik 2 dan hanya ada satu titik tripel. Dan jelas hanya terjadi pada
tekanan dan suhu tertentu saja.
Keterangan dari Gambar 3 adalah sebagai berikut:
Garis 1-2 adalah kurva sublimasi (sublimation curve) yang membatasi fasa gas dan fasa
padat.
Garis 2-3 adalah kurva fusi (fusion curve) yang membatasi fasa padat dan fasa cair.
Garis 2-C adalah kurva penguapan (vaporization curve) yang membatasi fasa gas dan fasa
cair.
Garis-garis diatas disebut garis jenuh (saturated curve) yitu suatu keadaan dimana saat tekanan atau
suhunya berubah sedikit saja maka akan terjadi perubahan fasa. Titik-titik yang terdapat pada garis
tersebut adalah titik jenuh (saturated) dimana terdapat dua fasa yang setimbang, sehingga untuk
komponen murni menghasilkan nilai F = 1. Artinya hanya dengan 1 varibel (tekanan atau suhu) saja
dapat diketahui varibel yang lainnya. Contohnya titik D saat kita mengetahui besar tekanannya kita
dapat langsung mengetahui besar suhunya, begitu juga sebaliknya saat kita mengetahui besar
suhunya kita dapat langsung mengetahui tekanannya dengan cara menarik garis lurus sejajar sumbu
x atau sumbu y.
Daerah yang dibatasi garis-garis diatas disebut daerah satu fasa, sehingga untuk komponen murni
daerah ini memiliki nilai F = 2. Yang artinya harus diketahui dua variabel untuk mengetahui sifat
(properties) dari komponen yang bersangkutan.
Garis yang membatasi fasa cair dan fasa gas tidak dapat secara kontinu digambar, karena pada suhu
dan tekannan tertentu kedua fasa ini tidak dapat dibedakan. Daerah yang diarsir (Gambar 3) adalah
daerah fluid (fluid region) atau kadang disebut supercritical fuild dimana antara fasa gas dan fasa cair
sudah tidak dapat dibedakan. Daerah ini terletak diatas tekanan kritis dan diatas suhu kritis dari
komponen murni. Titik koordinat antara tekanan kritis dan suhu kritis ini dinamakan titik kritis
(critical point) (titik C pada Gambar 3) yaitu titik dimana tekanan dan suhu tertinggi saat fasa gas dan
cair masih dapat dibedakan. Kuva A-B adalah perubahan fasa dari cair ke gas yang tidak melewati
tahap jenuh, ini dapat dilakukan dengan mengatur suhu dan tekanan.