61

JENJANG PROGRAM STRATA 1repo.apmd.ac.id/671/1/SKRIPSI_SUSI KRISJUYANI_NIM... · 2019. 5. 16. · Tetangga (RT), ketua PKK, ketua Karang Taruna, ketua kelompok Tani, ketua Dapur Mama

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: JENJANG PROGRAM STRATA 1repo.apmd.ac.id/671/1/SKRIPSI_SUSI KRISJUYANI_NIM... · 2019. 5. 16. · Tetangga (RT), ketua PKK, ketua Karang Taruna, ketua kelompok Tani, ketua Dapur Mama
Page 2: JENJANG PROGRAM STRATA 1repo.apmd.ac.id/671/1/SKRIPSI_SUSI KRISJUYANI_NIM... · 2019. 5. 16. · Tetangga (RT), ketua PKK, ketua Karang Taruna, ketua kelompok Tani, ketua Dapur Mama

ii

PENGELOLAAN DANA DESA DALAM MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN WARGA

(Penelitian Deskriptif Kualitatif di Desa Mapan Jaya Kecamatan Kayan Hulu Kabupaten

Sintang Provinsi Kalimantan Barat)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Untuk Menyelesaikan Jenjang Strata Satu (S1)

Program Studi Ilmu Pemerintahan

Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa “APMD” Yogyakarta

DISUSUN OLEH :

SUSI KRISJUYANI

15520055

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

JENJANG PROGRAM STRATA 1

SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”

YOGYAKARTA

2019

Page 3: JENJANG PROGRAM STRATA 1repo.apmd.ac.id/671/1/SKRIPSI_SUSI KRISJUYANI_NIM... · 2019. 5. 16. · Tetangga (RT), ketua PKK, ketua Karang Taruna, ketua kelompok Tani, ketua Dapur Mama
Page 4: JENJANG PROGRAM STRATA 1repo.apmd.ac.id/671/1/SKRIPSI_SUSI KRISJUYANI_NIM... · 2019. 5. 16. · Tetangga (RT), ketua PKK, ketua Karang Taruna, ketua kelompok Tani, ketua Dapur Mama
Page 5: JENJANG PROGRAM STRATA 1repo.apmd.ac.id/671/1/SKRIPSI_SUSI KRISJUYANI_NIM... · 2019. 5. 16. · Tetangga (RT), ketua PKK, ketua Karang Taruna, ketua kelompok Tani, ketua Dapur Mama
Page 6: JENJANG PROGRAM STRATA 1repo.apmd.ac.id/671/1/SKRIPSI_SUSI KRISJUYANI_NIM... · 2019. 5. 16. · Tetangga (RT), ketua PKK, ketua Karang Taruna, ketua kelompok Tani, ketua Dapur Mama

vi

HALAMAN MOTTO

Arahkanlah perhatianmu kepada didikan, dan telingamu kepada kata-kata

pengetahuan. Jangan menolak didikan dari anakmu ia tidak akan mati kalau

engkau memukulnya dengan rotan.

(Amsal 23:12-13)

Page 7: JENJANG PROGRAM STRATA 1repo.apmd.ac.id/671/1/SKRIPSI_SUSI KRISJUYANI_NIM... · 2019. 5. 16. · Tetangga (RT), ketua PKK, ketua Karang Taruna, ketua kelompok Tani, ketua Dapur Mama

vii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya saya

bisa menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini saya persembahkan kepada orang-orang yang berarti

dalam hidup saya :

1. Untuk kedua orangtuaku yaitu Bapak Jimun dan Ibu Susi Aniaten serta adik tercinta saya

Susi Krisjuli Yanti. Tanpa mereka saya tidak akan bisa menyelesaikan skripsi ini.

2. Untuk kekasih tercinta saya Andyas Jessosa yang selama ini telah bersama saya dalam

keadaan susah maupun senang, yang selalu mendukung dan selalu ada untuk saya.

3. Untuk Bapak Selimin dan Ibu Theresia yang selama ini selalu mendukung saya sejak

awal masuk kuliah, mereka yang mengantarkan saya ke Jogja hingga saat ini selalu

memberi dukungan.

4. Untuk keluarga besar saya yang telah banyak membantu baik dengan dukungan moral

maupun finansial.

5. Untuk teman-teman Miwonku (Novi, Ami, Andina, Siska, Febrian, Rey, Fathur, Adong,

Pega) yang selama ini selalu bersama berjuang dan saling mendukung satu sama lain.

6. Untuk semua teman-teman saya Elsi, Dina, Yeni, Levinia, Dela, Okta, kak Yuni dan

teman-teman seperjuangan lainnya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

Terimakasih untuk segala bentuk motivasi yang telah diberikan.

7. Untuk Almamaterku STPMD”APMD” Yogyakarta.

8. Untuk Dosen Pembimbingku, Ibu Dra. Sri Utami, M.Si. Terimakasi telah bersabar

membimbing saya dan memberikan ilmu serta mengajarkan saya segala kebaikan demi

terselesainya skripsi saya. Tanpa ibu saya tidak dapat menyelesaikan karya ilmiah ini

tepat waktu, hanya Tuhan yang bisa membalas kebaikan ibu.

Page 8: JENJANG PROGRAM STRATA 1repo.apmd.ac.id/671/1/SKRIPSI_SUSI KRISJUYANI_NIM... · 2019. 5. 16. · Tetangga (RT), ketua PKK, ketua Karang Taruna, ketua kelompok Tani, ketua Dapur Mama

viii

UCAPAN TERIMAKASIH

Terima kasih :

Terimakasih kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan segala berkat dan

rahmat-Nya sehingga dapat menyelesaikan Skripsi.

Terimakasih kepada orangtua saya yang selalu meningatkan dan membantu saya dalam

proses penelitian dan menyelesaikan skripsi.

Terimakasih kepada Kekasih saya Andyas Jessosa yang selalu menemani saya dalam

menyelesaikan skripsi.

Terimakasih kepada Bapak Selimin dan Ibu Theresia selama saya menyelesaikan skripsi

selalu mengingatkan saya.

Terimaksih kepada bang Daus, Noker dan bang Mimik yang telah membantu saya dalam

penyusunan skripsi.

Terimakasih kepada Forum Komunikasi Pelajar Mahasiswa Kristiani Sintang

(FKPMKS), selama saya menyelesaikan skripsi ini memberikan banyak pelajaran

ditengah-tengah kegiatan PSBDK yang penuh dengan permasalahan sehingga

memotivasi saya untuk menyelesaikan skripsi ini dengan cepat.

Page 9: JENJANG PROGRAM STRATA 1repo.apmd.ac.id/671/1/SKRIPSI_SUSI KRISJUYANI_NIM... · 2019. 5. 16. · Tetangga (RT), ketua PKK, ketua Karang Taruna, ketua kelompok Tani, ketua Dapur Mama

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat

dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul Pengelolaan Dana Desa

dalam Mewujudkan Kesejahteraan Warga di Desa Mapan Jaya penelitian deskriftif kualitatf

di Desa Mapan Jaya, Kecamatan Kayan Hulu, Kabupaten Sintang, Provinsi Kalimantan Barat.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya ilmiah ini masih banyak kekurangan.

Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikkan dikemudian hari.

Dalam proses penyelesaian karya ilmiah ini tidak lepas dari bimbingan, bantuan serta dukungan

dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada :

1. Bapak Dr. Sutoro Eko. Y. M.Si. selaku Ketua Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat

Desa “APMD” Yogyakarta.

2. Ibu Dra. MC. Candra Rusmala Dibyorini, M.Si selaku Wakil Ketua 1 Sekolah Tinggi

Pembangunan Masyarakat Desa “APMD” Yogyakarta.

3. Ibu Dra. Sri Utami, M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah mengarahkan dalam

penyusunan Skripsi.

4. Ibu Dra. Safitri Endah Winarti, M.Si. selaku Dosen Penguji Samping I yang telah menguji,

memberikan saran dan kritik kepada penulis dalam ujian Skripsi.

5. Bapak Ir. Muhammad Barori, M.Si. selaku Dosen Penguji Samping II yang telah menguji,

memberikan saran dan kritik kepada penulis dalam ujian Skripsi

6. Semua Dosen dan Civitas Akademik Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa

“APMD” Yogyakarta.

7. Pemerintah Desa Mapan Jaya, Kecamatan Kayan Hulu , Kabupaten Sintang, Provinsi

Kalimantan Barat.

Page 10: JENJANG PROGRAM STRATA 1repo.apmd.ac.id/671/1/SKRIPSI_SUSI KRISJUYANI_NIM... · 2019. 5. 16. · Tetangga (RT), ketua PKK, ketua Karang Taruna, ketua kelompok Tani, ketua Dapur Mama

x

8. Kepala Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Pontianak yang telah memberikan izin

penelitian dan memenuhi data Skripsi.

9. Kepala Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Sintang.

10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam

penyelesaian Skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan Skripsi ini masih banyak kekurangan baik

bentuk maupun isinya, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun

guna menyempurnakan penulisan Skripsi ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak

yang telah terlibat dalam penulisan karya ilmiah ini.

Yogyakarta, 24 Maret 2019

Penulis

Susi Krisjuyani

Page 11: JENJANG PROGRAM STRATA 1repo.apmd.ac.id/671/1/SKRIPSI_SUSI KRISJUYANI_NIM... · 2019. 5. 16. · Tetangga (RT), ketua PKK, ketua Karang Taruna, ketua kelompok Tani, ketua Dapur Mama

xi

SINOPSIS

Dalam penelitian ini, penyusun mengambil judul “Pengelolaan Dana Desa dalam

mewujudkan Kesejahteraan Warga”bertempat di Desa Mapan Jaya Kecamatan Kayan Hulu

Kabupaten Sintang Kalimantan Barat. Latar belakang masalah dalam penelitian ini yaitu Dana

Desa yang dikucurkan ke Desa dan selalu mengalami kenaikan yang sangat signifikan setiap

tahunnya menuntut Pemerintah Desa untuk mengelola Dana Desa tersebut untuk kepentingan

masyarakat. Untuk mendapatkan hasil yang baik dari Pengelolaan Dana Desa terhadap

Kesejahteraan Warga, Pemerintah Desa harus melakukan berbagai upaya yaitu dimulai dari

perencanaan Dana Desa, pelaksanaan, penatausahaan hingga pelaporan Dana Desa itu sendiri.

Dari berbagai upaya yang harus dilakukan Pemerintah Desa dituntut untuk menerapkan prinsip-

prinsip dalam Pengelolaan Dana Desa baik itu Transparansi, Akuntabilitas, Partisifatif dan

Kedisiplinan dalam pengelolaan Dana Desa.

Dalam hal ini peneliti membatasi rumusan masalah yaitu bagaimana Pengelolaan Dana

Desa dalam mewujudkan Kesejahteraan Warga? Dan seberapa besar pengaruh Dana Desa

terhadap Masyarakat? Penelitian ini dilakukan di Desa Mapan Jaya Kecamatan Kayan Hulu

Kabupaten Sintang Provinsi Kalimantan Barat. Adapun jumlah responden dalam penelitian ini

berjumlah 20 (dua puluh) orang yang terdiri dari unsur penyelenggaraan Pemerintahan Desa

yaitu kepala Desa, sekretaris Desa, bendahara Desa, kepala urusan dan kepala dusun Desa

Mapan Jaya serta lembaga masyarakat yaitu Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Rukun

Tetangga (RT), ketua PKK, ketua Karang Taruna, ketua kelompok Tani, ketua Dapur Mama

Cerdas (DAMAS), ketua Posyandu Lansia dan Balita dan masyarakat. Jenis penelitian yang

digunakan yaitu kualitatif dengan metode penelitian deskriftif kualitatif. Adapun teknik

pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Dan teknik

analisis data yang digunakan yaitu analisis data kualitatif dengan metode mencatat yang

menghasilkan catatan lapangan, mengumpulkan data dan berpikir.

Berdasarkan hasil penelitian dari “Pengelolaan Dana Desa dalam mewujudkan

Kesejahteraan Warga”. Dana Desa yang dikucurkan oleh Pemerintah ke Desa Mapan Jaya sudah

dikelola dengan baik hal ini didukung dengan adanya Sistem Keuangan Desa (SISKEUDES)

yang membantu Pemerintah Desa untuk melaporkan pengelolaan Dana Desa kepada

Pemeruintah Pusat dengan menerapkan prinsip-prinsip pengelolaan Dana Desa. Berbagai bentuk

pengelolaan Dana Desa yang dilakukan oleh Pemerintah Desa Mapan jaya meliputi bidang

penyelenggaraan Pemerintahan yaitu operasional perkantoran, penghasilan tetap Pemerintah

Desa dan lainnya. Bidang pelaksanaan pembangunan yaitu jembatan, rabat beton, asrama, pagar,

gedung dan lainnya. Bidang pembinaan kemasyarakatan yaitu pelatihan bagi kelompok tani dan

pembinaan kepada PKK, pembinaan kepada DAMAS dan Posyandu. Selanjutnya bidang

pemberdayaan masyarakat yaitu perlombaan antar RT, Bimtek dan lainnya.

Page 12: JENJANG PROGRAM STRATA 1repo.apmd.ac.id/671/1/SKRIPSI_SUSI KRISJUYANI_NIM... · 2019. 5. 16. · Tetangga (RT), ketua PKK, ketua Karang Taruna, ketua kelompok Tani, ketua Dapur Mama

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL……………………………...……………………………………………i

HALAMAN JUDUL………………………………………………………………...……………ii

HALAMAN PERSETUJUAN…………………………………………………………………...iii

HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………………………………iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN………………………………………………………v

HALAMAN MOTTO…………………………………………………………………………….vi

HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………………………………vii

UCAPAN TERIMAKASIH…………………………………………………………….............viii

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………ix

SINOPSIS………………………………………………………………………………………....x

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………..xi

DAFTAR TABEL……………………………………………………………………………….xvi

DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………………………...xvii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………………1

A. Latar Belakang……………………………………………………………………..……...1

B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………………8

C. Tujuan Penelitian………………………………………………………………………….8

D. Manfaat Penelitian………………………………………………………………………...8

E. Kerangka Konseptual…………………………………………………..………………….9

Page 13: JENJANG PROGRAM STRATA 1repo.apmd.ac.id/671/1/SKRIPSI_SUSI KRISJUYANI_NIM... · 2019. 5. 16. · Tetangga (RT), ketua PKK, ketua Karang Taruna, ketua kelompok Tani, ketua Dapur Mama

xiii

1. Desa……………………………………………………………………………………9

2. Dana Desa……………………………………………………………………………11

3. Pengelolaan Dana Desa……………………………………………............................13

4. Kesejahteraan Warga……………………………………..………………………….28

F. Ruang Lingkup…………………………………………………………………………...33

G. Unit Analisis………………..………………………………………………………........33

H. Metode Penelitian………………………………………………………………………..35

1. Jenis Penelitian………………………………………………………………….........35

2. Teknik Pengumpulan Data………………………………………….………………..36

a. Observasi………………………………………………………………..……..…36

b. Interview (Wawancara)…………………………………………………………..37

c. Dokumentasi……………………………………………………………….…….38

3. Analisis Data………………………………………………….………………...........38

BAB II PROFIL DESA………………………………………………………………………….40

2.1 SEJARAH DESA……………………………………………………………………………40

A. Sejarah Pembangunan Desa Mapan Jaya………………………………………………...40

B. Terbentuknya Desa Mapan Jaya…………………………………………………………44

2.2 KONDISI UMUM DESA MAPAN JAYA………………………………………………….45

A. Demografi………………………………………………………………………………..45

1. Letak Geografis………………………………………………………………………45

2. Orbitasi……………………………………………………………………………….46

3. Luas Wilayah………………………………………………………………………...47

Page 14: JENJANG PROGRAM STRATA 1repo.apmd.ac.id/671/1/SKRIPSI_SUSI KRISJUYANI_NIM... · 2019. 5. 16. · Tetangga (RT), ketua PKK, ketua Karang Taruna, ketua kelompok Tani, ketua Dapur Mama

xiv

4. Hidrologi dan Klimatologi…………………………………………………………...47

5. Luas dan Sebaran Penggunaan Lahan……………………………………………..…48

B. Keadaan Sosial…………………………………………………………………………...49

1. Kependudukan……………………………………………………………………….49

2. Kesehatan…………………………………………………………………………….51

3. Pendidikan……………………………………………………………………………52

4. Kesejahteraan Sosial (Masyarakat)…………………………………………………..54

5. Pemuda dan Olahraga………………………………………………………………..55

6. Kebudayaan…………………………………………………………………………..56

7. Keagamaan…………………………………………………………………………...57

C. Keadaan Ekonomi………………………………………………………………………..60

1. Sumber Penerimaan Desa……………………………………………………………61

2. Prasarana dan Sarana Sosial Ekonomi Desa…………………………………………63

3. Transfortasi dan Perhubungan……………………………………………………….64

4. Air Bersih……………………………………………………………………………64

5. Musim………………………………………………………………………………..64

2.3 KONDISI PEMERINTAH DESA MAPAN JAYA…………………………………………65

1. Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa Mapan Jaya……………………...65

2. Visi dan Misi……………………………………………………………………………..68

3. Implementasi Program Pemerintah Desa Mapan Jaya…………………………………...69

4. Kinerja Pemerintah Desa Mapan Jaya…………………………………………………...71

5. Lembaga Kemasyarakatan Desa…………………………………………………………71

2.4 POTENSI DAN MASALAH………………………………………………………………...73

Page 15: JENJANG PROGRAM STRATA 1repo.apmd.ac.id/671/1/SKRIPSI_SUSI KRISJUYANI_NIM... · 2019. 5. 16. · Tetangga (RT), ketua PKK, ketua Karang Taruna, ketua kelompok Tani, ketua Dapur Mama

xv

A. Potensi……………………………………………………………………………………73

1. Potensi Sumber Daya Alam………………………………………………………….73

2. Potensi Sumber Daya Manusia………………………………………………………76

B. Masalah………………………………………………………………………………..…76

1. Berdasarkan penjaringan masalah yang ada di Desa………………………………...76

2. Berdasarkan empat Kewenangan Desa………………………………………………81

BAB III ANALISIS DATA……………………………………………………………………...84

1. Perencanaan Dana Desa dalam Mewujudkan Kesejahteraan Warga…….………………84

2. Pelaksanaan Dana Desa dalam Mewujudkan Kesejahteraan Warga….…………………89

3. Penatausahaan Dana Desa dalam Mewujudkan Kesejahteraan Warga…………..……...94

4. Pelaporan Dana Desa dalam Mewujudkan Kesejahteraan Warga……….……………..100

5. Kesejahteraan Warga…………………………………………………………………...104

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN……………………………………………………….114

A. Kesimpulan……………………………………………………………………………..114

B. Saran……………………………………………………………………………………123

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 16: JENJANG PROGRAM STRATA 1repo.apmd.ac.id/671/1/SKRIPSI_SUSI KRISJUYANI_NIM... · 2019. 5. 16. · Tetangga (RT), ketua PKK, ketua Karang Taruna, ketua kelompok Tani, ketua Dapur Mama

xvi

Daftar Tabel

1. Tabel 1.1 Daftar Informan……………………………………………………………….34

2. Tabel 2.1 Kepala Desa Mapan Jaya dari tahun 2007- Sekarang…………………………44

3. Tabel 2.2 Batas Wilayah Desa Mapan Jaya……………………………………………...45

4. Tabel 2.3 jarak ke ibu Kota Kecamatan, Kabupaten dan Provinsi………………………46

5. Tabel 2.4 Luas Wilayah Menurut Penggunaannya………………………………………48

6. Tabel 2.5 Jumlah Penduduk Desa Mapan Jaya…………………………………………..49

7. Tabel 2.6 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin……………………………………49

8. Tabel 2.7 Jumlah Penduduk Menurut Umur......................................................................50

9. Tabel 2.8 Jumlah Tenaga Kesehatan dan Partisipasi Masyarakat Tahun 2018………….51

10. Tabel 2.9 Jumlah Penduduk menurut Tingkat Pendidikan………………………………53

11. Tabel 2.10 Kondisi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)……………….54

12. Table 2.11 Data Klub/Perkumpulan Olahraga Desa Mapan Jaya………………………..56

13. Tabel 2.12 Jumlah Penduduk Menurut Keyakinan Masyarakat Desa Mapan Jaya……...57

14. Tabel 2.13 Lembaga Keagamaan Di Desa Mapan Jaya…………………………………58

15. Tabel 2.14 Mata Pencaharian Masyarakat Desa Mapan Jaya……………………………59

16. Tabel 2.15 Sumber Pendapatan Desa Mapan JayaTahun 2018………………………….60

17. Tabel 2.16 Penerimaan Dana Desa Tahun 2015-2018…………………………………...61

18. Tabel 2.17 Sarana Tempat Usaha Masyarakat Desa Mapan Jaya……………………….62

19. Tabel 2.18 Lembaga Kemasyarakatan Desa Mapan Jaya………………………………..71

20. Tabel 3.1 Desa Mapan Jaya Sebelum ada Dana Desa 2012-2014……………………...105

21. Tabel 3.2 Pengelolaan Dana Desa Tahun 2015………………………………………...107

22. Tabel 3.3 Pengelolaan dana Desa Tahun 2016…………………………………………108

23. Tabel 3.4 Pengelolaan dana Desa Tahun 2017…………………………………………109

24. Tabel 3.5 Pengelolaan Dana Desa Tahun 2018………………………………………...110

Page 17: JENJANG PROGRAM STRATA 1repo.apmd.ac.id/671/1/SKRIPSI_SUSI KRISJUYANI_NIM... · 2019. 5. 16. · Tetangga (RT), ketua PKK, ketua Karang Taruna, ketua kelompok Tani, ketua Dapur Mama

xvii

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 1.1 Struktur Organisasi Pengelolaan Keuangan Desa…………………………..14

2. Gambar 2.1 Peta Desa Mapan Jaya………………………………………………………45

3. Gambar 2.1 Struktur Organisasi Pemerintah Desa Mapan Jaya…………………………64

4. Gambar 2.2 Alur Penyusunan APBDes Mapan Jaya…………………………………….70

Page 18: JENJANG PROGRAM STRATA 1repo.apmd.ac.id/671/1/SKRIPSI_SUSI KRISJUYANI_NIM... · 2019. 5. 16. · Tetangga (RT), ketua PKK, ketua Karang Taruna, ketua kelompok Tani, ketua Dapur Mama

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Istilah Desa sering kali dikenal dengan masyarakat miskin, tradisional dan kuno atau

kolot. Namun sebenarnya Desa mempunyai keleluhuran dan kearifan lokal yang luar biasa

banyak. Desa adalah pelopor suatu Negara, tanpa adanya Desa maka tidak akan ada suatu

Negara, Desa juga memiliki sistem demokrasi yang otonom dan berdaulat penuh.

Dengan disahkannya UU NO 6 tahun 2014 tentang Desa, diharapkan segala

kepentingan dan kebutuhan masyarakat Desa dapat diakomodir dengan lebih baik. Pemberian

kesempatan yang lebih besar bagi Desa untuk mengurus tata Pemerintahannya sendiri serta

pemerataan pelaksanaan pembangunan diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan dan

kualitas hidup masyarakat Desa. Sehingga permasalahan seperti kesenjangan antar wilayah,

kemiskinan, dan masalah sosial budaya lainnya dapat diminimalisir.

UU Nomor 6 Tahun 2014 beserta peraturan pelaksanaannya telah mengamanatkan

Pemerintah Desa untuk lebih mandiri dalam mengelola Pemerintahan dan berbagai sumber

daya alam yang dimiliki, termasuk di dalamnya pengelolaan keuangan dan kekayaan milik

Desa. Desa kini mendapatkan perhatian khusus, dimana Desa menjadi ujung tonggak

perubahan paradigma pengaturan Desa. Desa tidak lagi dianggap sebagai objek

pembangunan, melainkan ditempatkan menjadi subjek dan ujung tombak pembangunan dan

peningkatan kesejahteraan masyarakat. Desa diberikan kewenangan untuk mengatur dan

mengurus urusan Pemerintahan dan kepentingan masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan

adanya 2 asas penting yaitu, rekognisi dan subsidiaritas. Desa diberikan pengakuan serta

Page 19: JENJANG PROGRAM STRATA 1repo.apmd.ac.id/671/1/SKRIPSI_SUSI KRISJUYANI_NIM... · 2019. 5. 16. · Tetangga (RT), ketua PKK, ketua Karang Taruna, ketua kelompok Tani, ketua Dapur Mama

2

penghargaan untuk mengatur kewenangannya sendiri sesuai hal-hal strategis yang ada di

Desa. Dalam menjalankan roda Pemerintahanya Desa mempunyai 4 kewenangan,

Kewenangan Desa meliputi kewenangan di bidang penyelenggaraan Pemerintahan Desa,

pelaksanaan pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan

masyarakat Desa berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan adat istiadat Desa.

Undang-Undang No. 6 tahun 2014 tentang Desa tersebut, memberikan perubahan

secara signifikan dalam tata kelola Pemerintahan Desa. Desa-desa di Indonesia akan

mengalami reposisi dan pendekatan baru dalam pelaksanaan pembangunan dan tata kelola

Pemerintahannya. Pada hakikatnya UU Desa memiliki visi dan rekayasa yang memberikan

kewenangan luas kepada Desa melalui empat kewenangan Desa. Dana Desa adalah dana yang

bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang diperuntukan bagi Desa dan

Desa adat yang ditransfer melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota

dan digunakan untuk membiayai empat kewenangan Desa.

Pada Peraturan Pemerintah No. 8 tahun 2016 menyebutkan bahwa, dalam rangka

pelaksanaan, pelaporan, serta pemantauan dan evaluasi Dana Desa yang bersumber dari

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, perlu menyesuaikan dan menyempurnakan

Peraturan Pemerintah No. 60 tahun 2014 tentang Dana Desa yang bersumber dari Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah No.

22 tahun 2015 tentang perubahan Atas Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2014 tentang

Dana Desa yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara agar Dana Desa

lebih efektif dan efisien.

Pada kenyataanya, Dana Desa tidak hanya memberikan hasil positif yang telah

dicapai, berdasarkan hasil evaluasi pengelolaan Dana Desa oleh Pemerintah masih terdapat

Page 20: JENJANG PROGRAM STRATA 1repo.apmd.ac.id/671/1/SKRIPSI_SUSI KRISJUYANI_NIM... · 2019. 5. 16. · Tetangga (RT), ketua PKK, ketua Karang Taruna, ketua kelompok Tani, ketua Dapur Mama

3

beberapa permasalahan dalam pengelolaan Dana Desa yang perlu dijadikan perbaikan regulasi

dan penyempurnaan pengelolaan Dana Desa. Hal ini dibuktikan dengan adanya kendala

dalam penyaluran dan penggunaan Dana Desa berdasarkan hasil evaluasi pengelolaan Dana

Desa oleh Menteri Keuangan tahun 2017 dalam buku saku Dana Desa sebagai berikut;

Kendala penyaluran Dana Desa dari RKUN ke RKUD:

a. Peraturan Kepala Daerah (Perkada) tatacara penghitungan Dana Desa belum sesuai

ketentuan.

b. Laporan realisasi penyaluran dan penggunaan belum disampaikan.

c. Daerah mengajukan penyaluran tahap II pada 2 bulan terakhir. Kondisi Akhir 2016

terdapat DD yang tidak tersalur dari RN ke RKUD sebesar Rp302,7M.

Kendala penyaluran DD dari RKUD ke RKD:

a. APBDesa belum/terlambat ditetapkan, Perubahan regulasi,

b. Dokumen perencanaan & laporan penggunaan belum ada,

c. Pergantian kepala desa.

Kendala Penggunaan

Penggunaan Dana Desa di luar bidang prioritas.

Pengeluaran Dana Desa tidak didukung dengan bukti yang memadai.

Pekerjaan yang diutamakan secara swakelola dikerjakan oleh pihak ketiga.

Pemungutan dan penyetoran pajak tidak sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Desa belum mengenal mekanisme uang persediaan, sehingga dana yang telah disalurkan

ke RKDesa, ditarik dan disimpan di luar RKDesa.

Belanja di luar yang telah dianggarkan APBDesa.

Page 21: JENJANG PROGRAM STRATA 1repo.apmd.ac.id/671/1/SKRIPSI_SUSI KRISJUYANI_NIM... · 2019. 5. 16. · Tetangga (RT), ketua PKK, ketua Karang Taruna, ketua kelompok Tani, ketua Dapur Mama

4

Setelah hampir 4 tahun digulirkann kebijakan Pemerintah dalam pemberian Dana

Desa yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) kepada seluruh

Desa di Indonesia, memunculkan pertanyaan besar “sudahkah Pengelolaan Dana Desa

tersebut untuk kesejahteraan warga Desa”?. Dana Desa yang sudah digelontorkan Pemerintah

dalam 4 (empat) tahun terakhir bukan hanya untuk membangun infrastruktur, tapi juga untuk

membangun sumber daya manusia, membangun lingkungan di perdesaan-perdesaan.

Pada awal pemberian Dana Desa, banyak orang khawatir bahwa Pemerintah Desa

dengan kualitas dan kuantitas aparatur yang dimilikinya tidak mampu untuk mengelola Dana

Desa, bahkan banyak yang khawatir bahwa Dana Desa itu akan dikorupsi oleh para elit Desa.

Inilah permasalahan besar sekaligus tantangan besar bagi Pemerintahan Jokowi-JK untuk

mengawal kebijakan yang cukup berani dalam memberikan kepercayaan kepada Pemerintah

Desa untuk Kesejahteraan Warga.

Undang-Undang Desa telah menempatkan Desa sebagai ujung tombak pembangunan

dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Desa diberikan kewenangan dan sumber dana

yang memadai agar dapat mengelola potensi yang dimilikinya guna meningkatkan ekonomi

dan kesejahtaraan masyarakat. Setiap tahun Pemerintah Pusat telah menganggarkan Dana

Desa yang cukup besar untuk diberikan kepada Desa. Sehingga Jumlah Dana Desa yang

dikuncurkan oleh Pemerintah Pusat dari tahun ke tahun selalu mengalami kenaikan yang yang

sangat signifikan. Adapun datanya sebagai berikut:

Pada tahun 2015, Dana Desa dianggarkan sebesar Rp.20,7 triliun, dengan rata-rata setiap

Desa mendapatkan alokasi sebesar Rp.280 juta.

Pada tahun 2016, Dana Desa meningkat menjadi Rp.46,98 triliun dengan rata-rata setiap

Desa sebesar Rp.628 juta.

Page 22: JENJANG PROGRAM STRATA 1repo.apmd.ac.id/671/1/SKRIPSI_SUSI KRISJUYANI_NIM... · 2019. 5. 16. · Tetangga (RT), ketua PKK, ketua Karang Taruna, ketua kelompok Tani, ketua Dapur Mama

5

Dan di tahun 2017 kembali meningkat menjadi Rp.60,00 Triliun dengan rata-rata setiap

Desa sebesar Rp.800 juta.

Pada tahun 2018 Dana Desa yang dikuncurkan oleh Pemerintah Pusat sama dengan tahun

2017, yaitu Rp. 60,00 trilyun dengan rata-rata per Desa Rp.800 juta.

Dana Desa pada tahun 2019 diharapkan naik menjadi Rp.73,00 trilyun dengan rata-rata

per Desa Rp.973 juta.

Dana Desa dikelola secara tertib, taat pada ketentuan peraturan perundang-undangan,

efisien, ekonomis, efektif, transparan dan akuntabel dengan memperhatikan rasa keadilan

dan kepatuhan serta mengutamakan kepentingan masyarakat (UU No. 6 Tahun 2014 Pasal 2

tentang Desa).

Namun pada kenyataannya yang terjadi di lapangan, peran dan tanggung jawab yang

diterima oleh Desa belum diimbangi dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memadai

baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Kendala umum lainnya yaitu Desa belum memiliki

prosedur serta dukungan sarana dan prasarana dalam pengelolaan keuangannya serta

kritisnya masyarakat atas pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes).

Besarnya dana yang harus dikelola oleh Pemerintah Desa memiliki resiko yang cukup tinggi

dalam pengelolaannya, khususnya bagi aparatur Pemerintah Desa, sehingga sering terjadi

penyimpangan-penyimpangan dalam pengelolaan Dana Desa. Aparatur Pemerintah Desa

dan masyarakat Desa yang direpresentasikan oleh BPD harus memiliki pemahaman atas

peraturan perundang-undangan dan ketentuan lainnya, serta memiliki kemampuan untuk

melaksanakan pencatatan, pelaporan dan pertanggungjawaban serta mengelola Dana Desa

sesuai ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah, sehingga kepentingan

masyarakat dapat terpenuhi.

Page 23: JENJANG PROGRAM STRATA 1repo.apmd.ac.id/671/1/SKRIPSI_SUSI KRISJUYANI_NIM... · 2019. 5. 16. · Tetangga (RT), ketua PKK, ketua Karang Taruna, ketua kelompok Tani, ketua Dapur Mama

6

Pada proses Penyaluran Dana Desa dari Pemerintah, Desa tidak sembarangan

menerima tetapi Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2016 tentang Perubahan

Kedua Atas Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang bersumber

dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, pada pasal 16 menyebutkan bahwa

Penyaluran Dana Desa dilakukan secara bertahap pada tahun anggaran berjalan dan

dilakukan paling lambat 7 (tujuh) hari kerja setelah diterima di RKUD. Selanjutnya pada

pasal 17 ayat 1 menyebutkan bahwa penyaluran Dana Desa dari RKUN ke RKUD dilakukan

setelah Menteri menerima dari Bupati/Walikota yaitu peraturan daerah mengenai APBD

kabupaten/kota tahun berjalan, peraturan Bupati/Walikota mengenai tata cara pembagian

dan penetapan rincian Dana Desa serta laporan realisasi penyaluran dan konsolidasi

penggunaan Dana Desa tahap sebelumnya. Selanjutnya pada ayat 2 menyebutkan bahwa

penyaluran Dana Desa dari RKUD ke RKD dilakukan setelah Bupati/Walikota menerima

dari kepala Desa baik itu peraturan Desa mengenai APBDes tahun anggaran berjalan dan

laporan realisasi penggunaan Dana Desa tahap sebelumnya.

Pada Peraturan Bupati Sintang No. 7 Tahun 2015 tentang Pedoman Pengelolaan

Keuangan Desa pasal 2 ayat (1) menyebutkan bahwa keuangan Desa dikelola berdasarkan

asas-asas transparan, akuntabel, partisipatif serta dilakukan secara tertib dan disiplin

anggaran. Yang mana pemegang kekuasaan dalam penggelolaan keuangan Desa adalah

kepala Desa yang mewakili Pemerintah Desa dalam kepemilikan kekayaan Desa yang

dipisahkan tercantum dalam pasal 3 ayat (1).

Selanjutnya tentang Tata Cara Pembagian dan Penetapan Rincian Dana Desa di

kabupaten Sintang tercantum dalam Peraturan Bupati Sintang No. 22 Tahun 2015, yang

mana terdapat dalam pasal 5 menyatakan bahwa penyaluran Dana Desa dilakukan melalui

Page 24: JENJANG PROGRAM STRATA 1repo.apmd.ac.id/671/1/SKRIPSI_SUSI KRISJUYANI_NIM... · 2019. 5. 16. · Tetangga (RT), ketua PKK, ketua Karang Taruna, ketua kelompok Tani, ketua Dapur Mama

7

pemindah bukuan dari Rekening Kas Umum Daerah ke Rekening Kas Umum Desa, yang

dilakukan paling lambat 7 (tujuh) hari kerja setelah Dana Desa diterima di Rekening Kas

Umum Daerah dan dilakukan penyaluran secara bertahap ke Desa tujuan:

a. Tahap I pada bulan April sebesar 40% (empat puluh perseratus)

b. Tahap II pada bulan Agustus sebesar 40% (empat puluh perseratus)

c. Tahap III pada bulan Oktober sebesar 20% (dua puluh perseratus)

Sejak diberlakukannya Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa dan

Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2016 tentang Dana Desa, Desa diberi kewenangan penuh

untuk mengelola dan mengatur proses penyelenggaraan Pemerintahan di Desa, termasuk

dalam penngunaan Dana Desa. Orang yang berperan penting dalam hal ini adalah

Pemerintah Desa. Tetapi pada kenyataannya, pada saat ini masih banyak Pemerintah Desa

belum memahami dengan baik tentang pengelolaan dan kegunaan Dana Desa, sehingga

perlu di lihat Implikasi Pemberian Dana Desa tersebut terhadap Kesejahteran Warga Desa.

Alasan peneliti memilih judul ini, karena melihat bahwa dengan dikeluarkannya

Undang-Undang N0. 6 Tahun 2014 tentang Desa dan Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun

2016 tentang Dana Desa yang bersumber dari APBN, sudah termuat bagaimana penggunaan

dan pelaporan atau pertanggung jawaban mengenai Dana Desa, hanya saja apakah Dana

Desa diperuntukan bagi kesejahteraan warga Desa tetapi pada kenyataannya ada beberapa

kepala Desa dan Perangkat Desa belum memahami dengan baik makna dan tujuan dari

Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah tersebut. Sehingga dalam pelaksanaan

kewenangan Desa dalam mengelola proses pelaksanaan pembangunan Desa dari berbagai

aspek baik aspek sosial, ekonomi, pendidikan dan lainnya, masih belum terlaksana dengan

baik, mengingat banyaknya Pemerintah Desa yang belum memahami kewenangan dalam

Page 25: JENJANG PROGRAM STRATA 1repo.apmd.ac.id/671/1/SKRIPSI_SUSI KRISJUYANI_NIM... · 2019. 5. 16. · Tetangga (RT), ketua PKK, ketua Karang Taruna, ketua kelompok Tani, ketua Dapur Mama

8

menjalankan roda Pemerintahan di Desa terutama dalam penggunaan dan pengelolaan Dana

Desa, maka dari itu peneliti ingin melihat bagaimana Pengelolaan Dana Desa terhadap

Kesejahteraan Warga Desa tersebut.

Berdasarkan permasalahan tersebut diatas, inilah yang menarik peneliti untuk

mengetahui dan meneliti lebih mendalam tentang “Pengelolaan Dana Desa dalam

mewujudkan Kesejahteraan Warga di Desa Mapan Jaya, Kecamatan Kayan Hulu,

Kabupaten Sintang, Provinsi Kalimantan Barat”.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang dikemukan diatas, maka dirumuskan permasalahan

sebagai berikut : “ Bagaimana Pengelolaan Dana Desa dalam Mewujudkan Kesejahteraan

Warga”?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengelolaan Dana

Desa dalam Mewujudkan Kesejahteraan Warga.

D. Manfaat Penelitian

a. Bagi Akademis

Penelitian ini dapat bermanfaat dan dijadikan gambaran serta menambah wawasan

pembaca dalam mengkaji Pengelolaan Dana Desa dalam mewujudkan Kesejahteraan

Warga.

b. Secara Praktis

Diharapkan dengan adanya penelitian ini maka dapat memberikan manfaat serta masukan

bagi berbagai pihak khususnya kepada Pemerintah Desa Mapan Jaya, Kecamatan Kayan

Page 26: JENJANG PROGRAM STRATA 1repo.apmd.ac.id/671/1/SKRIPSI_SUSI KRISJUYANI_NIM... · 2019. 5. 16. · Tetangga (RT), ketua PKK, ketua Karang Taruna, ketua kelompok Tani, ketua Dapur Mama

9

Hulu, Kabupaten sintang, Provinsi Kalimantan Barat dalam melihat Pengelolaan Dana

Desa terhadap Kesejahteraan Warga.

E. Kerangka Konseptual

1. Desa

Desa berasal dari bahasa Sansekerta Dhesi yang berarti “Tanah Kelahiran”. Desa

identik dengan kehidupan yang tradisional atau kuno dan kesederhanaan yang dimiliki.

Penyebutan “Desa” disesuaikan dengan penyebutan yang berlaku di daerah setempat.

Sebutan lain untuk Desa misalnya “huta/nagori” di Sumatera Utara, “gampong” di

Aceh, “nagari” di Minangkabau, “marga” di Sumatera di bagian selatan, “tiuh” atau

“pekon” di Lampung, “desa pakrama/desa adat” di Bali, “lembang” di Toraja, “banua”

dan “wanua” di Kalimantan, dan “negeri” di Maluku. Berikut beberapa pengertian

Desa menurut Undang-Undang dan para ahli:

a. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa

Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya

disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang

berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan Pemerintahan, kepentingan

masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak

tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan

Republik Indonesia.

Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa Desa adalah Desa yang

memiliki batas wilayah dan kesatuan masyarakat hukum yang berwenang untuk

mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan hak asal usul

yang diakui dan dihormati, artinya dengan munculnya undang-undang Desa berarti

Page 27: JENJANG PROGRAM STRATA 1repo.apmd.ac.id/671/1/SKRIPSI_SUSI KRISJUYANI_NIM... · 2019. 5. 16. · Tetangga (RT), ketua PKK, ketua Karang Taruna, ketua kelompok Tani, ketua Dapur Mama

10

Desa diberi kewenangan untuk mengatur diri sendiri sesuai hak asal usul berdasarkan

asas rekognisi.

b. Kamus Umum Besar Bahasa Indonesia

Desa adalah kesatuan wilayah yang dihuni oleh sejumlah keluarga yang

mempunyai sistem Pemerintahan sendiri (dikepalai oleh Kepala Desa) atau Desa

merupakan kelompok rumah diluar kota yang merupakan kesatuan

(Poerwadarminta, 2005:115).

Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa Desa memiliki wilayah

yang dihuni oleh sejumlah kepala keluarga yang dikepalai oleh kepala Desa dan

memiliki system Pemerintahan sendiri, artinya bahwa Desa mempunyai kewenangan

sendiri untuk mengatur dan mengurus sistem Pemerintahan melalui Pemerintah Desa

yang menjalankan fungsi masing-masing.

c. R. Bintarto

Bintarto berpendapat bahwa desa merupakan perwujudan atau kesatuan geografi,

sosial, ekonomi, politik, serta kultural yang terdapat di suatu daerah dalam hubungan

dan pengaruhnya secara timbal balik dengan daerah lain.

Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa Desa ialah perwujudan

geografis, sosial, ekonomi, politik, serta kultural. Artinya bahwa Desa memiliki

geografis jauh dari keramaian kota dan mata pencahariannya dibidang agraris,

kondisi sosialnya masih homogen, dan kondisi ekonomi masih rendah sehingga

masyarakat di Desa dalam hubungan pengaruhnya membutuhkan bantuan pihak lain.

Page 28: JENJANG PROGRAM STRATA 1repo.apmd.ac.id/671/1/SKRIPSI_SUSI KRISJUYANI_NIM... · 2019. 5. 16. · Tetangga (RT), ketua PKK, ketua Karang Taruna, ketua kelompok Tani, ketua Dapur Mama

11

d. Rifhi Siddiq

Rifhi Siddiq mengemukakan bahwa desa adalah suatu wilayah yang mempunyai

tingkat kepadatan rendah yang dihuni oleh penduduk dengan interaksi sosial yang

bersifat homogen, bermata pencaharian di bidang agraris serta mampu berinteraksi

dengan wilayah lain di sekitarnya.

Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan pengertian Desa adalah penduduk

yang memiliki tingkat kepadatan rendah dengan interaksi sosial yang bersifat

homogen dan bermata pencaharian agraris.

2. Dana Desa

Dana Desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja

Negara yang diperuntukkan bagi Desa yang ditransfer melalui APBD Kabupaten/Kota

dan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan Pemerintahan, pelaksanaan

pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat. Pemerintah

menganggarkan Dana Desa secara nasional dalam APBN setiap tahun.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2016 tentang

perubahan kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa

yan bersumber dari APBN, pasal (1) ayat (2) menyebutkan bahwa Dana Desa adalah

dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota

dan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan

pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan kemasyarakatan. (PP RI

No. 8 Tahun 2016:100).

Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2016 tentang Perubahan kedua terhadap Peraturan

Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang bersumber dari APBN ini

Page 29: JENJANG PROGRAM STRATA 1repo.apmd.ac.id/671/1/SKRIPSI_SUSI KRISJUYANI_NIM... · 2019. 5. 16. · Tetangga (RT), ketua PKK, ketua Karang Taruna, ketua kelompok Tani, ketua Dapur Mama

12

antara lain dimaksudkan agar meningkatkan efektifitas dan efisiensi penggunaan Dana

Desa dengan memperbaiki tahapan penyaluran Dana Desa. Percepatan Penyaluran Dana

Desa ke Desa, harus tetap memperbaiki aspek akuntabilitas, oleh karena itu penyaluran

Dana Desa dilakukan berdasarkan kinerja atas penyaluran dan penggunaan Dana Desa

sebelumnya. Dalam rangka mendorong kinerja penyaluran dan penggunaan Dana Desa

yang telah disalurkan tersebut. Mekanisme pelaporan Dana Desa baik dari Desa ke

Kabupaten/Kota maupun dari Kabupaten/Kota ke Pemerintah akan lebih dipertajam

sehingga pelaporan tersebut dibuat sejalan dengan penyaluran Dana Desa. (Undang-

Undang No. 6 Tahun 2014 : 98-105)

UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa Pasal 72 ayat (2) menyebutkan bahwa Alokasi

anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b bersumber dari Belanja Pusat

dengan mengefektifkan program yang berbasis Desa secara merata dan berkeadilan.

Penjelasan Pasal 72 ayat (2): Besaran alokasi anggaran yang peruntukannya langsung ke

Desa ditentukan 10% dari dan di luar dana Transfer Daerah (on top) secara bertahap.

Anggaran yang bersumber dari APBN dihitung berdasarkan jumlah Desa dan

dialokasikan dengan memperhatikan jumlah penduduk, angka kemiskinan, luas wilayah,

dan tingkat kesulitan geografis dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan

pemerataan pembangunan Desa.

Berdasarkan besaran Dana Desa setiap Kabupaten/Kota, bupati/walikota menetapkan

besaran Dana Desa untuk setiap Desa di wilayahnya. Tata cara pembagian dan penetapan

besaran Dana Desa setiap Desa ditetapkan dengan peraturan bupati/walikota.

Kabupaten/Kota menghitung besaran Dana Desa untuk setiap Desa berdasarkan jumlah

Page 30: JENJANG PROGRAM STRATA 1repo.apmd.ac.id/671/1/SKRIPSI_SUSI KRISJUYANI_NIM... · 2019. 5. 16. · Tetangga (RT), ketua PKK, ketua Karang Taruna, ketua kelompok Tani, ketua Dapur Mama

13

penduduk Desa, luas wilayah Desa, angka kemiskinan Desa, dan tingkat kesulitan

geografis.

Adapun Mekanisme dari Penerimaan Dana Desa itu sendiri, Pemerintah

Kabupaten/Kota sesuai mekanisme dalam PP Nomor 60 Tahun 2014, akan menerima

Dana Desa yang selanjutnya akan diteruskan ke Desa. Penerimaan Dana Desa dari

Rekening Kas Umum Negara (RKUN) ke Rekening Kas Umum Daerah (RKUD) akan

dicatat sebagai Pendapatan Transfer-Pendapatan Transfer lainnya, sedangkan penyaluran

ke Desa akan dicatat sebagai Transfer ke Desa.

Yang dimaksud dengan “Dana Desa” adalah dana yang bersumber dari Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara yang diperuntukan bagi Desa yang ditransfer melalui

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota dan digunakan untuk

membiayai penyelenggaran Pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan

kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat.

3. Pengelolaan Dana Desa

A. Keuangan Desa

Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 113 Tahun

2014 Tentang Pengelolaan Keuangan Desa, Keuangan Desa adalah semua hak dan

kewajiban Desa yang dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan

barang yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban Desa. Keuangan

Desa adalah barang publik (public goods) yang sangat langka dan terbatas, tetapi uang

sangat dibutuhkan untuk membiayai banyak kebutuhan dan kegiatan. Pemerintah Desa

dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) merupakan lembaga perwujudan demokrasi

dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pasti pusing memikirkan begitu

Page 31: JENJANG PROGRAM STRATA 1repo.apmd.ac.id/671/1/SKRIPSI_SUSI KRISJUYANI_NIM... · 2019. 5. 16. · Tetangga (RT), ketua PKK, ketua Karang Taruna, ketua kelompok Tani, ketua Dapur Mama

14

banyaknya kebutuhan dan kegiatan Desa, padahal uang yang tersedia sangat terbatas.

Karena itu, Pemerintah Desa dan BPD ditantang untuk mengelola keuangan Desa

secara baik dengan dasar penentuan skala prioritas. Beberapa prinsip pengelolaan

keuangan Desa yang baik antara lain:

1.) Rancangan APBDes yang berbasis program;

2.) Rancangan APBDes yang berdasarkan pada partisipasi unsur-unsur masyarakat dari

bawah;

3.) Keuangan dikelola secara bertanggungjawab (akuntabilitas), keterbukaan

(transparasi), dan daya tanggap (responsivitas), terhadap prioritas kebutuhan

masyarakat;

4.) Memelihara dan mengembangkan pemerintahan, pembangunan dan

kemasyarakatan (pelayanan dan pemberdayaan).

B. Pengelolaan Keuangan Desa

Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 113 Tahun

2014 Tentang Pengelolaan Keuangan Desa, Pengelolaan Keuangan Desa adalah

keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan,

pelaporan, dan pertanggungjawaban keuangan Desa. Pengelolaan Keuangan Desa

mencakup:

1.) Perencanaan (penyusunan) Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa;

2.) Pendapatan dan Belanja;

3.) Pengumpulan pendapatan (atau sering disebut ekstraksi) dari berbagai sumber:

pendapatan asli Desa, swadaya masyarakat, bantuan dari Pemerintah atasan, dan

lain-lain;

Page 32: JENJANG PROGRAM STRATA 1repo.apmd.ac.id/671/1/SKRIPSI_SUSI KRISJUYANI_NIM... · 2019. 5. 16. · Tetangga (RT), ketua PKK, ketua Karang Taruna, ketua kelompok Tani, ketua Dapur Mama

15

4.) Pembelanjaan atau alokasi.

Keuangan Desa sangat terkait dengan Pemerintahan, kemasyarakatan dan

pembangunan, untuk itu ada beberapa prinsip penting yang perlu diperhatikan.

Pertama, pengelolaan keuangan bukan hanya menjadi kewenangan Pemerintah

Desa, tetapi juga menjadi hak milik masyarakat, karena itu perlu partisipasi

masyarakat dalam perencanaan APBDes, masyarakat perlu mengetahui secara

transparan kondisi keuangan Desa, dan Pemerintah Desa wajib bertanggungjawab

mengelola keuangan. Kedua, dalam sektor pemerintahan, keuangan Desa tidak

semata dialokasikan untuk gaji pamong (konsumsi), tetapi bagaimana alokasi itu

juga bias mendorong peningkatan kemampuan SDM pamong Desa. Ketiga, bidang-

bidang kemasyarakatan juga perlu dijadikan sebagai bagian dari program Desa dan

perlu memperoleh dukungan dana yang cukup.

Keuangan Desa memiliki ruang lingkup pengelolaan yang tidak jauh berbeda

dibandingkan pengelolaan keuangan Pemerintah pusat maupun Pemerintahan

daerah Provinsi, Kabupaten dan Kota. Dengan keterbatasan jumlah dana yang

dikelola dan jumlah maupun kapasitas SDM yang mengelola keuangan Desa, maka

tidak mengorbankan asas transparansi dan akuntabilitas. Dalam pengelolaan Dana

Desa, perlu juga mengidentifikasi adanya risiko terjadinya kesalahan baik bersifat

administrative maupun substantive yang dapat mengakibatkan terjadinya

permasalahan hukum mengingat belum memadainya kompetensi kepala Desa dan

aparat Desa dalam hal penatausahaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban

keuangan Desa (Didit Herlianto, 2017:4).

Page 33: JENJANG PROGRAM STRATA 1repo.apmd.ac.id/671/1/SKRIPSI_SUSI KRISJUYANI_NIM... · 2019. 5. 16. · Tetangga (RT), ketua PKK, ketua Karang Taruna, ketua kelompok Tani, ketua Dapur Mama

16

Gambar 1.1

Struktur Organisasi Pengelolaan Keuangan Desa

Sumber: diolah dari PP No.43/2014 Pasal 62 dan 64 serta Permendagri Nomor 113 Tahun 2014

Pasal 13, Penanamaan Seksi bersifat tidak mengikat, disesuaikan dengan ketentuan SOTK Desa

yang diatur lebih lanjut dengan Peratuan Kepala Daerah.

STRUKTUR ORGANISASI

PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

SEKRETARIS

Koordinator PTPKD

KEPALA SEKSI

Pelaksanaan Kegiatan BidangPenyelenggaraan Pemerintahan Desa

KEPALA SEKSI

Pelaksanaan Kegiatan Bidang PembinaanKemasyarakatan Desa

Bendahara Desa

Urusan Keuangan

……………………….

Urusan Program

KEPALA DESA

Pemegang Kekuasaan PengelolaanKeuangan Desa

KEPALA SEKSI

Pelaksanaan Kegiatan BidangPembangunan dan Pemberdayaan Desa

………………………

Urusan Umum

Page 34: JENJANG PROGRAM STRATA 1repo.apmd.ac.id/671/1/SKRIPSI_SUSI KRISJUYANI_NIM... · 2019. 5. 16. · Tetangga (RT), ketua PKK, ketua Karang Taruna, ketua kelompok Tani, ketua Dapur Mama

17

1.) Kepala Desa

Kepala Desa adalah Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Desa dan

mewakili Pemerintah Desa dalam kepemilikan kekayaan milik Desa yang dipisahkan.

Dalam hal ini, kepala Desa memiliki kewenangan:

a. Menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan APBDes;

b. Menetapkan Pelaksanaan Teknis Pengelolaan Keuangan Desa (PTPKD);

c. Menetapkan petugas yang melakukan pemungutan penerimaan Desa;

d. Menyetujui pengeluaran atas kegiatan yang ditetapkan dalam APBDes;

e. Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban APBDes.

Kepala Desa memegang jabatan 6 tahun terhitung tanggal pelantikan dan dapat

menjabat paling lama 3 (tiga) kali masa jabatan secara berturut-turut atau tidak

secara berturut-turut. Dalam melaksanakan kekuasaan Pengelolaan Keuangan

Desa, kepala Desa menguasakan sebagian kekuasaannya kepada perangkat Desa.

2.) Sekretaris Desa

Sekretaris Desa selaku Koordinator PTPKD membantu Kepala Desa dalam

melaksanakan Pengelolaan Keuangan Desa, dengan tugas:

a. Menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan APBDes;

b. Menyusun rancangan peraturan Desa mengenai APBDes, perubahan APBDes dan

pertanggungjawaban pelaksanaan APBDes;

c. Melakukan pengendalian terhadap pelaksanaan kegiatan yang telah ditetapkan

dalam APBDes;

d. Menyusun pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBDes;

Page 35: JENJANG PROGRAM STRATA 1repo.apmd.ac.id/671/1/SKRIPSI_SUSI KRISJUYANI_NIM... · 2019. 5. 16. · Tetangga (RT), ketua PKK, ketua Karang Taruna, ketua kelompok Tani, ketua Dapur Mama

18

e. Melakukan verifikasi terhadap Rencana Anggaran Belanja (RAB), bukti-bukti

penerimaan dan pengeluaran APBDes (SPP).

Sekretaris Desa mendapatkan pelimpahan kewenangan dari Kepala Desa dalam

melaksanakan Pengelolaan Keuangan Desa, dan bertanggungjawab kepada kepala

Desa.

3.) Kepala Seksi

Kepala seksi merupakan salah satu unsur dari PTPKD yang bertindak sebagai

pelaksana kegiatan sesuai dengan bidangnya. Sesuai Pasal 64 PP Nomor 43 Tahun

2014 dinyatakan bahwa Desa paling banyak terdiri dari 3 (tiga) seksi. Kepala seksi

mempunyai tugas:

a. Menyusun RAB kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya;

b. Melaksanakan kegiatan dan/atau bersama Lembaga Kemasyarakatan Desa yang

telah ditetapkan di dalam APBDes;

c. Mengendalikan pelaksanaan dengan melakukan pencatatan dalam Buku Pembantu

Kas Kegiatan;

d. Melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan kepada Kepala Desa;

e. Mengajukan SPP dan melengkapinya dengan bukti-bukti pendukung atas beban

pengeluaran pelaksanaan kegiatan.

4.) Bendahara Desa

Bendahara Desa merupakan salah satu unsur dari PTPKD yang dijabat oleh

kepala/staf urusan keuangan dan memiliki tugas untuk membantu Sekretaris Desa.

Bendahara Desa mengelola keuangan Desa yang meliputi penerimaan pendapatan

Desa dan pengeluaran/pembiayaan dalam rangka pelaksanaan APBDes.

Page 36: JENJANG PROGRAM STRATA 1repo.apmd.ac.id/671/1/SKRIPSI_SUSI KRISJUYANI_NIM... · 2019. 5. 16. · Tetangga (RT), ketua PKK, ketua Karang Taruna, ketua kelompok Tani, ketua Dapur Mama

19

Penatausahaan dilakukan dengan menggunakan Buku Kas Umum, Buku Kas

Pembantu Pajak, dan Buku Bank. Penatausahaan yang dilakukan antara lain meliputi:

a. Menerima, menyimpan, menyetorkan/membayar;

b. Memungut dan menyetorkan PPh dan pajak lainnya;

c. Melakukan pencatatan setiap penerimaan dan pengeluaran serta melakukan tutup

buku setiap akhir bulan secara tertib;

d. Mempertanggungjawabkan uang melalui laporan pertanggungjawaban.

C. Asas Pengelolaan Keuangan Desa

Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 113 Tahun

2014 Tentang Pengelolaan Keuangan Desa, Keuangan Desa dikelola berdasarkan

asas-asas transparan, akuntabel, partisipatif serta dilakukan dengan tertib dan disiplin

anggaran. Pengelolaan keuangan Desa dikelola dalam masa 1 (satu) tahun anggaran

yakni mulai tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember.

1.) Transparan

Prinsip keterbukaan yang memungkinkan masyarakat untuk mengetahui dan

mendapat akses informasi seluas-luasnya tentang keuangan Desa. Asas yang

membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar,

jujur, dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan Pemerintahan Desa dengan

tetap memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan;

2.) Akuntabel

Perwujudan kewajiban untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan dan

pengendalian sumber daya dan pelaksanaan kebijakan yang dipercaya dalam

rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Asas akuntabel yang menentukan

Page 37: JENJANG PROGRAM STRATA 1repo.apmd.ac.id/671/1/SKRIPSI_SUSI KRISJUYANI_NIM... · 2019. 5. 16. · Tetangga (RT), ketua PKK, ketua Karang Taruna, ketua kelompok Tani, ketua Dapur Mama

20

bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir kegiatan penyelenggaraan Pemerintahan

Desa harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat Desa sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan;

3.) Partisipatif

Penyelenggaraan Pemerintahan Desa yang mengikutsertakan kelembagaan Desa

dan unsur masyarakat Desa;

4.) Tertib dan disiplin anggaran

Pengelolaan keuangan Desa harus mengacu pada aturan atau pedoman yang

melandasinya (Herry Kamaroesid, 2017:281).

D. Tahap Pengelolaan Keuangan Desa

Telah dijelaskan sebelumnya bahwa menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 113 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Keuangan Desa, Pengelolaan Keuangan

Desa adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan,

penatausahaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban keuangan Desa. Untuk dapat

melakukan pengelolaan lebih baik maka tahapan atau siklus Pengelolaan Keuangan

Desa bias dimulai dari:

a. Proses Perencanaan dan Penganggaran Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini terkait dengan program Desa, dalam

perencanaan program Desa dapat melibatkan partisipasi masyarakat, dengan

mengoptimalkan musyawarah Desa. Perencanaan program mencakup bidang

pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan. Program berangkat dari

aspirasi, kebutuhan, potensi dan masalah yang dihadapi oleh masyarakat. Dalam

perencanaan perlu penentuan prioritas kebutuhan perencanaan program Desa,

Page 38: JENJANG PROGRAM STRATA 1repo.apmd.ac.id/671/1/SKRIPSI_SUSI KRISJUYANI_NIM... · 2019. 5. 16. · Tetangga (RT), ketua PKK, ketua Karang Taruna, ketua kelompok Tani, ketua Dapur Mama

21

penentuan prioritas program sebaiknya melibatkan partisipasi masyarakat.

Perencanaan program yang partisipatif dari bawah dan menyeluruh memang

membutuhkan tenaga besar, waktu panjang dan melelahkan. Banyak orang yang

jengkel dan tidak sabar dengan partisipasi karena terlalu banyak bicara, lambat,

dan katanya tidak membuahkan hasil. Tetapi, partisipasi sebenarnya akan

memberikan manfaat yang sangat besar pada Pemerintah dan masyarakat Desa.

Dalam perencanaan perlu menyusun sasaran atau hasil-hasil yang akan

dicapai dari masing-masing program operasional Desa. Disamping itu perlu juga

merancang agenda kegiatan untuk mencapai hasil-hasil dari rencana program dan

merancang jadwal kegiatan program dalam satu tahun.

Selanjutnya penganggaran, pada prinsipnya penganggaran adalah

merancang kebutuhan dana yang digunakan untuk membiayai program dan

kegiatan Desa di bidang Pemerintahan, kemasyarakatan dan pembangunan.

Menentukan besaran dana yang digunakan untuk membiayai program dan

kegiatan atau sering disebut dengan pos pengeluaran (belanja). Mengidentifikasi

sumber-sumber pendapatan (baik pendapatan asli Desa maupun Pemerintah)

untuk membiayai pos pengeluaran yang sudah direncanakan. Dalam proses

penganggaran pada prinsipnya perlu menentukan terlebih dahulu pos pengeluaran

(belanja), baru pos pendapatan.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan terkait dengan pelaksanaan program yaitu kegiatan mengelola

dan mengerakan sumberdaya manusia dan dana untuk menyelenggarakan

kegiatan-kegiatan yang sudah dirumuskan dalam perencanaan sesuai dengan

Page 39: JENJANG PROGRAM STRATA 1repo.apmd.ac.id/671/1/SKRIPSI_SUSI KRISJUYANI_NIM... · 2019. 5. 16. · Tetangga (RT), ketua PKK, ketua Karang Taruna, ketua kelompok Tani, ketua Dapur Mama

22

jadwal (waktu) yang ditentukan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam

pelaksanaan program:

Pemerintah Desa bertanggungjawab melaksanakan program kegiatan.

Pemerintah Desa yang dibantu oleh Dusun, RT, RW mengumpulkan dana

(pendapatan) untuk membiayai pengeluaran.

Pemerintah Desa mengalokasikan dana untuk membiayai pelaksanaan

kegiatan.

Kepala Desa melakukan koordinasi dan pengawasan terhadap jalannya

kegiatan Pemerintahan, kemasyarakatan dan pembangunaan.

Masyarakat ikut menyumbangkan tenaga, dana, dan ikut berpartisipasi

mengawasi jalannya pelaksanaan kegiatan.

c. Penatausahaan

Penatausahaan merupakan kegiatan pencatatan yang khususnya dilakukan

oleh bendahara Desa. Media penatausahaan berupa buku kas umum, buku kas

pembantu pajak, buku bank Desa serta setiap bulan membuat laporan

pertanggungjawaban bendahara. Hal-hal yang perlu dilakukan dalam

penatausahaan oleh bendahara desa meliputi:

1) Penatausahaan Penerimaan Desa

Penerimaan yang bersifat tunai yang diterima oleh Bendahara Desa

dibuatkan bukti kwitansi tanda terima dan dicatat oleh Bendahara Desa pada

Buku Kas Umum. Sedangkan untuk penerimaan yang bersifat transfer,

Bendahara Desa akan mendapatkan informasi dari bank berupa Nota Kredit

atas dana-dana yang masuk ke dalam Rekening Kas Desa. Berdasarkan nota

Page 40: JENJANG PROGRAM STRATA 1repo.apmd.ac.id/671/1/SKRIPSI_SUSI KRISJUYANI_NIM... · 2019. 5. 16. · Tetangga (RT), ketua PKK, ketua Karang Taruna, ketua kelompok Tani, ketua Dapur Mama

23

kredit ini selanjutnya Bendahara Desa melakukan pencatatan ke dalam Buku

Bank. Pencatatan penerimaan baik kas maupun transfer harus disertai dengan

bukti yang lengkap dan sah serta dicatat secara benar dan tertib. Selain

pencatatan pada Buku Kas Umum atau Buku Bank, Bendahara Desa juga

membukukan realisasi pendapatan ke dalam Buku Rincian Pendapatan.

2) Penatausahaan Belanja Desa

Belanja kegiatan yang bersifat tunai yang dikeluarkan oleh Bendahara

Desa dibuatkan bukti kwitansi pengeluaran dan dicatat oleh Bendahara Desa

pada Buku Kas Umum. Sedangkan untuk Belanja yang bersifat transfer

langsung ke pihak ketiga, Bendahara Desa melakukan pencatatan ke dalam

Buku Bank (tidak dicatat di BKU, karena BKU untuk transaksi tunai).

Pencatatan penerimaan baik kas maupun transfer harus disertai dengan bukti

yang lengkap dan sah serta dicatat secara benar dan tertib. Selain pencatatan

transaksi pada Buku Kas Umum atau Buku Bank, Bendahara Desa juga

mencatat kewajiban perpajakan yang dipotong/dipungut atas transaksi belanja

yang dilakukan. Atas pemotongan/pungutan pajak yang dilakukan, Bendahara

Desa mencatat dalam Buku Pajak pada kolom penerimaan. Ketika Bendahara

Desa melakukan penyetoran ke Kas Negara dengan batasan waktu yang diatur

dalam ketentuan perpajakan melalui form Surat Setor Pajak (SSP) maka

Bendahara Desa mencatat dalam Buku Pembantu Pajak pada kolom

Pengeluaran.

Page 41: JENJANG PROGRAM STRATA 1repo.apmd.ac.id/671/1/SKRIPSI_SUSI KRISJUYANI_NIM... · 2019. 5. 16. · Tetangga (RT), ketua PKK, ketua Karang Taruna, ketua kelompok Tani, ketua Dapur Mama

24

3) Penatausahaan Pembiayaan Desa

Seperti hal pencatatan pendapatan pada BKU/Buku Bank, untuk

membukukan Realisasi Pembiayaan, baik penerimaan pembiayaan maupun

pengeluaran pembiayaan dicatat dalam Buku Rincian Pembiayaan.

Pencatatan dalam Buku Rincian Pembiayaan berguna untuk mengklasifikasi

rincian dari realisasi pembiayaan. Pencatatn ini diperlukan agar dilaporkan ke

dalam Laporan Realisasi APBDes. Pencatatan seluruh penerimaan

pembiayaan maupun pengeluaran pembiayaan tersebut dilakukan secara

benar dan tertib.

4) Dokumen Penatausahaan Oleh Bendahara Desa

Bendahara Desa tidak menggunakan buku pembantu lain berupa Buku

Pembantu Panjar dan Buku Pembantu Rincian Objek Belanja karena telah

dilaksanakan oleh fungsi yang lain. Buku Pembantu Panjar secara sederhana

telah digantikan dengan Buku Pembantu Kegiatan yang dikelola Pelaksana

Kegiatan. Buku Pembantu Rincian Objek Belanja yang menggambarkan

akumulasi realisasi belanja dapat dilihat pada dokumen SPP terakhir yang

juga didokumentasikan oleh Pelaksana Kegiatan. Buku Pembantu Kas Tunai

tidak ada karena telah digantikan dengan Buku Kas Umum.

5) Laporan Bendahara Desa

Bendahara Desa wajib mempertanggungjawabkan uang melalui laporan

pertanggungjawaban. Laporan Pertanggungjawaban ini disampaikan setiap

bulan kepada Kepala Desa paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.

Sebelumnya, Bendahara Desa melakukan tutup buku setiap akhir bulan secara

Page 42: JENJANG PROGRAM STRATA 1repo.apmd.ac.id/671/1/SKRIPSI_SUSI KRISJUYANI_NIM... · 2019. 5. 16. · Tetangga (RT), ketua PKK, ketua Karang Taruna, ketua kelompok Tani, ketua Dapur Mama

25

tertib, meliputi Buku Kas Umum, Buku Bank, Buku Pajak dan Buku Rincian

Pendapatan. Penutupan buku ini dilakukan bersama dengan Kepala Desa.

6) Penatausahaan Oleh Pelaksana Kegiatan

Penatausahaan yang dilakukan oleh Pelaksana Kegiatan berupa pencatatan

dalam Buku Kas Pembantu Kegiatan dan Laporan Kegiatan ketika kegiatan

sudah selesai. Buku Kas Pembantu Kegiatan mencatat penerimaan yang

diperoleh dari Bendahara Desa (panjar) atau dari masyarakat (swadaya) yang

telah dirupiahkan. Pengeluaran dicatat oleh Pelaksana Kegiatan atas belanja-

belanja yang telah dilakukan baik berupa belanja barang/jasa maupun belanja

modal. Atas saldo yang masih tersisa dan berada di pelaksana kegiatan, maka

dilakukan penyetoran kepada Bendahara Desa. Hal yang perlu menjadi

catatan adalah semua penerimaan dan pengeluaran tersebut didukung dengan

bukti yang sah dan lengkap, tidak hanya pengeluaran tetapi termasuk juga

penerimaan.

d. Laporan dan Pertanggungjawaban

Kepala Desa memiliki kewajiban untuk menyampaikan laporan. Laporan

tersebut bersifat periodik semesteran dan tahunan, yang disampaikan ke

Bupati/Walikota dan ada juga yang disampaikan ke BPD. Rincian laporan sebagai

berikut:

1) Laporan kepada Bupati/Walikota (melalui camat) meliputi:

a) Laporan Semesteran Realisasi Pelaksanaan APBDes

Laporan Realisasi Pelaksanaan APBDes disampaikan kepada

Bupati/Walikota melalui camat, terdiri dari:

Page 43: JENJANG PROGRAM STRATA 1repo.apmd.ac.id/671/1/SKRIPSI_SUSI KRISJUYANI_NIM... · 2019. 5. 16. · Tetangga (RT), ketua PKK, ketua Karang Taruna, ketua kelompok Tani, ketua Dapur Mama

26

Laporan Semester Pertama, disampaikan paling lambat pada akhir

bulan Juli tahun berjalan;

Laporan Semester Akhir Tahun, disampaikan paling lambat pada akhir

bulan Januari tahun berikutnya.

b) Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APBDes kepada

Bupati/Walikota setiap akhir tahun anggaran

Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APBDes Setiap

Akhir Tahun Anggaran disampaikan kepada Bupati/Walikota melalui

camat setelah Pemerintah Desa dan BPD telah sepakat terhadap Laporan

Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APBDes dalam bentuk

Peraturan Desa. Selanjutnya Perdes ini disampaikan kepada

Bupati/Walikota sebagai bagian tidak terpisahkan dari Laporan

Penyelenggaraan Pemerintahan Desa. Laporan disampaikan paling lambat

1 (satu) bulan setelah tahun anggaran berkenaan.

c) Laporan Realisasi Penggunaan Dana Desa

Laporan Realisasi Penggunaan Dana Desa disampaikan kepada

Bupati/Walikota setiap semester. Penyampaian laporan realisasi

penggunaan Dana Desa dilakukan:

Untuk semester I paling lambat minggu keempat bulan Juli tahun

anggaran berjalan.

Untuk semester II paling lambat minggu keempat bulan Januari tahun

anggaran berikutnya.

2) Laporan kepada Badan Permusyawaratan Desa (BPD)

Page 44: JENJANG PROGRAM STRATA 1repo.apmd.ac.id/671/1/SKRIPSI_SUSI KRISJUYANI_NIM... · 2019. 5. 16. · Tetangga (RT), ketua PKK, ketua Karang Taruna, ketua kelompok Tani, ketua Dapur Mama

27

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APBDes

terdiri dari Pendapatan, Belanja, dan Pembiayaan. Laporan

Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APBDes merupakan laporan yang

disampaikan secara periodik kepada BPD terhadap pelaksanaan APBDes yang

telah disepakati di awal tahun dalam bentuk Peraturan Desa. Laporan

Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APBDes meliputi:

a) Format Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APBDes

Tahun Anggaran berkenaan;

b) Format Laporan Kekayaan Milik Desa per 31 Desember Tahun Anggaran

berkenaan;

c) Format Laporan Program Pemerintah dan Pemerintah Daerah yang Masuk

ke Desa.

e. Pengawasan dan Evaluasi

Pengawasan dan evaluasi sangat penting untuk menilai apakah pelaksanaan

program sesuai dengan rencana, apakah dana digunakan sebagaimana mestinya,

apakah kegiatan mencapai hasil sesuai dengan rencana, serta merumuskan agenda

bersama untuk perbaikan pada tahun berikutnya. Ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan dalam pengawasan dan evaluasi:

BPD bertugas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan yang

ditangani oleh Pemerintah Desa.

Pemerintah Desa, BPD dan masyarakat bersama-sama meninjau kembali

apakah pelaksanaan kegiatan sudah sesuai dengan perencanaan.

Page 45: JENJANG PROGRAM STRATA 1repo.apmd.ac.id/671/1/SKRIPSI_SUSI KRISJUYANI_NIM... · 2019. 5. 16. · Tetangga (RT), ketua PKK, ketua Karang Taruna, ketua kelompok Tani, ketua Dapur Mama

28

Pemerintah Desa, BPD dan masyarakat bersama-sama menilai capaian hasil

pelaksanaan kegiatan serta masalah dan kendala yang muncul.

Pemerintah Desa, BPD dan masyarakat bersama-sama mencari faktor-faktor

penyebab masalah dan solusi untuk perbaikan pada perencanaan berikutnya.

BPD dan masyarakat menilai apakah dana digunakan sebagaimana mestinya

secara efisien dan efektif.

Kepala Desa menyampaikan laporan pertanggungjawaban program dan

keuangan kepada BPD, masyarakat dan kabupaten.

Disamping hal tersebut diatas Pemerintah Provinsi wajib membina dan mengawasi

pemberian dan penyaluran Dana Desa, Alokasi Dana Desa, dan Bagi Hasil Pajak dan

Retribusi Daerah dari Kabupaten/Kota kepada Desa. Pemerintah Kabupaten/Kota wajib

membina dan mengawasi pelaksanaan pengelolaan keuangan Desa (Didit Herlianto,

2017:10-18).

4. Kesejahteraan masyarakat

Istilah kesejahteraan sosial sering kali diartikan sebagai kondisi sejahtera (konsepsi

pertama), yaitu suatu keadaan terpenuhinya segala bentuk kebutuhan hidup, khususnya

yang bersifat mendasar seperti makanan, pakaian, perumahan, pendidikan, dan perawatan

kesehatan. Pengertian seperti ini menempatkan kesejahteraan sebagai tujuan dari suatu

kegiatan pembangunan. Misalnya, tujuan pembangunan adalah untuk meningkatkan taraf

kesejahteraan sosial masyarakat. Pemaknaan kesejahteraan sebagai arena menempatkan

kesejahteraan sebagai arena atau wahana atau alat untuk mencapai tujuan pembangunan

(Edi Suharto 2005:3).

Page 46: JENJANG PROGRAM STRATA 1repo.apmd.ac.id/671/1/SKRIPSI_SUSI KRISJUYANI_NIM... · 2019. 5. 16. · Tetangga (RT), ketua PKK, ketua Karang Taruna, ketua kelompok Tani, ketua Dapur Mama

29

Adapun menurut Todaro dan Stephen C. (2006:21) kesejahteraan masyarakat

menunjukan ukuran hasil pembangunan masyarakat dalam mencapai kehidupan ynag

lebih baik meliputi :

a. Peningkatan kemampuan dan pemerataan distribusi kebutuhan dasar seperti makanan,

perumahan, kesehatan dan lingkungan.

b. Peningkatan tingkat kehidupan, pendapatan, pendidikan yang lebih baik dan

peningkatan etensi terhadap budaya dan nilai-nilai kemanusiaan.

c. Memperluas skala ekonomi dan ketersediaan pilihan sosial dari individu dan bangsa.

Definisi kesejahteraan dalam konsep dunia modern yaitu suatu kondisi dimana seorang

dapat memenuhi kebutuhan pokok, baik itu kebutuhan akan makanan, pakaian, tempat

tinggal, air minum yang bersih serta kesempatan untuk melanjutkan pendidikan dan memiliki

pekerjaan yang memadai yang dapat menunjang kualitas hidupnya sehingga memiliki status

sosial yang mengantarkan pada status sosial yang sama terhadap sesama warga lainnya. Kalau

menurut HAM, maka defenisi kesejahteraan kurang lebih berbunyi bahwa setiap laki-laki

ataupun perempuan, pemuda dan anak kecil memiliki hak untuk hidup layak baik dari segi

kesehatan, makanan, minuman, perumahan, dan jasa sosial, jika tidak maka hal tersebut

melanggar HAM (Basri, 2005:24).

Kesejahteraan masyarakat adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan dasar yang tercermin

dari rumah yang layak, tercukupinya kebutuhan sandang, papan dan pangan, biaya pendidikan

dan kesehatan yang murah dan berkualitas atau kondisi dimana setiap individu mampu

memaksimalkan utilitasnya pada tingkat batas anggaran tertentu dan kondisi dimana

tercukupinya kebutuhan jasmani dan rohani.

Page 47: JENJANG PROGRAM STRATA 1repo.apmd.ac.id/671/1/SKRIPSI_SUSI KRISJUYANI_NIM... · 2019. 5. 16. · Tetangga (RT), ketua PKK, ketua Karang Taruna, ketua kelompok Tani, ketua Dapur Mama

30

Kesejahteraan masyarakat tidak terlepas dari kesejahteraan sosial, sebab kesejahteraan

sosial adalah segala sesuatu yang mencakup secara luas berbagai tindakan yang dilakukan

oleh manusia untuk mencapai hidup yang lebih baik. Kata “Kesejahteraan Sosial” itu sendiri

dapat dilihat dari berbagai sudut pandang (Isbandi Rukminto adi, 2018:4-10)

1.) Kesejahteraan Sosial Sebagai Suatu Keadaan (Kondisi)

Kesejahteraan sosial adalah suatu keadaan atau kondisi kehidupan manusia yang tercipta

ketika berbagai permasalahan sosial dapat dikelola dengan baik; ketika kebutuhan

manusia dapat terpenuhi dimaksimalisasikan dan terdiri dari tiga elemen utama, yaitu;

a. Tingkatan di mana suatu masalah sosial dapat dikelola (the degree to which social

problems are managed);

b. Sejauhmana kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi (the extent to which needs are

met); dan

c. Tingkatan di mana kesempatan untuk mengembangkan diri disediakan ataupun

difasilitasi oleh Pemerintah (the degree to which opportunities for advancement are

provided).

Ketiga unsur elemen di atas menjadi elemen utama ataupun ‘parameter umum’ untuk

melihat apakah suatu masyarakat kondisi kesejahteraannya (social well-being) lebih baik

dibandingkan dengan masyarakat yang lain.

Di Indonesia, pandangan yang melihat kesejahteran sosial sebagai suatu keadaan

atau kondisi kehidupan masyarakat antara lain dapat dilihat dari pengertian kesejahteraan

sosial yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Ketentuan-

ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial, dalam pasal 1 ayat (1): “Kesejahteraan sosial ialah

kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga Negara agar dapat

Page 48: JENJANG PROGRAM STRATA 1repo.apmd.ac.id/671/1/SKRIPSI_SUSI KRISJUYANI_NIM... · 2019. 5. 16. · Tetangga (RT), ketua PKK, ketua Karang Taruna, ketua kelompok Tani, ketua Dapur Mama

31

hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi

sosialnya”.

2.) Kesejahteraan sosial dalam kaitan dengan Pembangunan Sektoral

a. Kesejahteraan sosial dalam arti sempit, yaitu salah satu sektor dalam pembangunan.

b. Kesejahteraan sosial dalam arti luas, yaitu bidang yang dikerjakan oleh Kementrian

Koordinator bidang Kesejahteraan rakyat (Kemenko Kesra), serta Kementrian

Koordinator Bidang Ekuin.

Pendefenisian Kesejahteraan Sosial berdasarkan sektor pembangunan ini, antara lain

terlihat dari apa yang dikemukakan Spicker terkait dengan pembahasan kebijakan sosial.

Spicker (1995:3) dalam membahas kebijakan sosial mengemukakan ada lima aspek

utama yang harus dipindahkan. Ke lima aspek ini dikenal dengan nama “big five”, yaitu:

1) Kesehatan;

2) Pendidikan;

3) Perumahan;

4) Jaminan Sosial; dan

5) Pekerjaan Sosial.

3.) Kesejahteraan Sosial sebagai Suatu Layanan dan/atau Sistem Layanan

Kesejahteraan Sosial merupakan sistem yang terorganisasi dari berbagai institusi dan

layanan sosial yang dirancang guna membantu individu ataupun kelompok agar dapat

mencapai standar hidup dan kesehatan yang lebih memuaskan (Friedlander, 1980).

Selanjutnya Kesejahteraan Sosial juga diungkapkan oleh Zastrow mengutip dari

pengertian Kesejahteraan Sosial dari the National Association of Social Workers

(NASW), Kesejahteraan Sosial adalah suatu sistem nasional tentang berbagai program,

Page 49: JENJANG PROGRAM STRATA 1repo.apmd.ac.id/671/1/SKRIPSI_SUSI KRISJUYANI_NIM... · 2019. 5. 16. · Tetangga (RT), ketua PKK, ketua Karang Taruna, ketua kelompok Tani, ketua Dapur Mama

32

manfaat dan layanan yang bertujuan untuk membantu masyarakat memenuhi kebutuhan

sosial, ekonomi, pendidikan, dan kesehatan yang merupakan hal yang mendasar untuk

memelihara dan mempertahankan suatu masyarakat (Zastrow, 2010:3).

4.) Kesejahteraan Sosial sebagai Suatu Ilmu

Kesejahteraan sosial sebagai suatu ilmu dapat di defenisikan sebagai berikut;

a. Ilmu yang mencoba mengembangkan pemikiran, strategi dan teknik untuk

meningkatkan kesejahteraan suatu masyarakat, baik level mikro, mezzo maupun

makro (Adi, 2003:42).

b. The study of agencies, programs, personnel and policies which focus on the delivery

of social services to individuals, groups and communities (Zastrow, 2010:3).

c. Ilmu terapan yang mengkaji dan mengembangkan kerangka pemikiran serta

metodologi yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas hidup (kondisi)

masyarakat antara lain melalui pengelolaan masalah sosial; pemenuhan kebutuhan

hidup masyarakat, dan pemaksimalan kesempatan anggota masyarakat untuk

berkembang (Adi, 2005:17).

Dari ketiga definisi diatas, Kesejahteraan Sosial adalah ilmu yang bersifat terapan,

karena itu kajiannya sangat terkait dengan suatu intervensi sosial (perubahan sosial

terencana) yang dilakukan oleh pelaku perubahan (change agents) terhadap berbagai

sasaran perubahan (target of change) yang terdiri dari individu, keluarga dan kelompok

kecil (level mikro), komunitas dan organisasi (level mazzo), dan masyarakat yang lebih

tingkat global (level makro).

Page 50: JENJANG PROGRAM STRATA 1repo.apmd.ac.id/671/1/SKRIPSI_SUSI KRISJUYANI_NIM... · 2019. 5. 16. · Tetangga (RT), ketua PKK, ketua Karang Taruna, ketua kelompok Tani, ketua Dapur Mama

33

F. Ruang Lingkup

Dari uraian konseptual tersebut yang dimaksud dengan Pengelolaan Dana Desa dalam

mewujudkan Kesejahteraan Warga dalam penelitian ini adalah Pengelolaan Dana Desa yang

dikelola oleh Pemerintah Desa, yang berasal dari Pemerintah Pusat atau yang disebut dana

APBN pada Kesejahteraan Warga.

Asepek-aspek yang diteliti dalam Pengelolaan Dana Desa sebagai berikut:

1. Perencanaan Dana Desa dalam Mewujudkan Kesejahteraan Warga.

2. Pelaksanaan Dana Desa dalam Mewujudkan Kesejahteraan Warga.

3. Penatausahaan Dana Desa dalam Mewujudkan Kesejahteraan Warga.

4. Pelaporan Dana Desa dalam Mewujudkan Kesejahteraan Warga.

G. Unit Analisis

a) Subjek Penelitian

Subjek penelitian pada skripsi ini adalah tentang Pengelolaan Dana Desa dalam

mewujudkan Kesejahteraan Warga di Desa Mapan Jaya, Kecamatan Kayan Hulu,

Kabupaten Sintang, Provinsi Kalimantan Barat. Maka teknik pengambilan informan atau

narasumber tidak dibatasi, tetapi disesuaikan dengan kebutuhan dan kelengkapan data

bagi peneliti. Teknik pengambilan informan dilakukan dengan teknik purposive yakni

mengambil informan berdasarkan pihak-pihak yang terkait untuk menjadi narasumber

yang dapat memberikan informasi. Berikut ini deskripsi tentang informan dan pekerjaan

yang telah diteliti:

Page 51: JENJANG PROGRAM STRATA 1repo.apmd.ac.id/671/1/SKRIPSI_SUSI KRISJUYANI_NIM... · 2019. 5. 16. · Tetangga (RT), ketua PKK, ketua Karang Taruna, ketua kelompok Tani, ketua Dapur Mama

34

Tabel 1.1

Daftar Informan

Sumber. Hasil Data Primer, 2018

No Nama Umur Jenis Kelamin Pendidikan Pekerjaan Jabatan

1 Aten 44 Tahun Perempuan SMA Swasta Kepala Desa Mapan Jaya

2 Amos 37 Tahun Laki-laki SMA Wirausaha Sekretaris Desa

3 Mimilia Sulastri 29 Tahun Perempuan S1 Wirausaha Bendahara Desa

4 Udan 44 Tahun Laki-laki SMA Petani Kaur Ekbang

5 Ajong 43 Tahun Laki-laki SMA Petani Kaur Pemerintahan

6 Yandino 26 Tahun Laki-laki SMA Perani KaurUmum

7 Samin 38 Tahun Laki-laki SMA Petani Ketua BPD

8 Ase Mabong 45 Tahun Laki-laki SMP Petani Wakil Ketua BPD

9 Ajon 39 Tahun Laki-laki SMA Petani Dusun Gupung Pelaik

10 Sadi 55 Tahun Laki-laki SMP Petani RT 01

11 Alias 37 Tahun Laki-laki SMP Petani RT 02

12 Jainal 44 Tahun Laki-laki SMP Petani RT 04

13 Pinda 44 Tahun Perempuan SMP Petani Ketua PKK

14 Jenailin 41 Tahun Perempuan S1 Guru Masyarakat

15 Jimun 45 Tahun Laki-laki SMA Petani Ketua Karang Taruna

16 Apin Oknatalis 24 Tahun Perempuan SMA Ibu Rumah

Tangga

Masyarakat

17 Sepira Nursiani 36 Tahun Perempuan SMA Guru SD Masyarakat

18 Yohanes 45 Tahun Laki-laki SMA Petani Masyarakat

19 Maria 44 tahun Perempuan SD Petani Masyarakat

20 Sukung 76 Tahun Laki-laki SD Petani Masyarakat

Page 52: JENJANG PROGRAM STRATA 1repo.apmd.ac.id/671/1/SKRIPSI_SUSI KRISJUYANI_NIM... · 2019. 5. 16. · Tetangga (RT), ketua PKK, ketua Karang Taruna, ketua kelompok Tani, ketua Dapur Mama

35

b) Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah Pengelolaan Dana Desa dalam mewujudkan

Kesejateran warga. Penelitian ini mengambil tempat di Desa Mapan Jaya, Kecamatan

Kayan Hulu, Kabupaten Sintang, Provinsi Kalimantan Barat.

c) Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini terletak di Desa Mapan Jaya, Kecamatan Kayan Hulu,

Kabupaten Sintang, Provinsi Kalimantan Barat.

H. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif.

Metode deskriptif kualitatif adalah gambaran suatu kelompok masyarakat, suatu objek,

suatu kondisi, suatu pemikiran ataupun peristiwa dari masa sekarang. Tujuan dari

penelitian ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis,

factual, dan akurat mengenai fakta-fakta atau fenomena yang diselidiki. Sedangkan untuk

menganalisis suatu data dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik analisis

kualitatif. Penelitian dengan menggunakan metode ini lebih menekankan pada analisa

data deduktif dan indukatif, serta analisis terhadap dinamika hubungan antar fenomena

yang diamati (Lexi Moleong, 2001).

Dalam penelitian ini peneliti juga menekankan data yang dikumpulkan adalah

berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Hal tersebut disebabkan oleh adanya

penerapan metode kualitatif. Selain itu, semua yang dikumpulkan berkemungkinan

menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti.

Page 53: JENJANG PROGRAM STRATA 1repo.apmd.ac.id/671/1/SKRIPSI_SUSI KRISJUYANI_NIM... · 2019. 5. 16. · Tetangga (RT), ketua PKK, ketua Karang Taruna, ketua kelompok Tani, ketua Dapur Mama

36

Dengan demikian, laporan penelitian berisi kutipan-kutipan data untuk memberi

gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut berasal dari naskah wawancara,

catatan lapangan, foto, videotape, dokumen pribadi, catatan atau memo, dan dokumen

resmi lainnya. Pada penulisan laporan demikian, penelitian menganalisis data yang sangat

kaya tersebut dan sejauh mungkin dalam bentuk aslinya. Pertanyaan dengan kata Tanya

mengapa, alasan apa dan bagaimana terjadi akan senantiasa dimanfaatkan oleh peneliti.

Dengan demikian, peneliti tidak akan memandang bahwa sesuatu itu sudah memang

demikian keadaannya (Lexi Moleong, 2017:11).

2. Teknik Pengumpulan data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menempatkan peneliti sebagai pelaku.

Oleh karenanya proses pengumpulan data, peneliti tidak mengalami hambatan dan

dengan mudah melakukan penyesuaian terhadap kenyataan dilapangan serta mudah

mendapatkan informasi terkait tema penelitian. Jenis data yang dikumpulkan meliputi

data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh peneliti melalui hasil wawancara

dengan narasumber sedangkan data sekunder diperoleh peneliti melalui buku-buku dan

artikel-artikel yang ada di Desa Mapan Jaya baik Pemerintah Desa maupun Lembaga

Desa yang ada yang sesuai dengan tema penelitian. Sedangkan untuk menggali lebih

mendalam tentang informasi Manajemen Pengelolaan Dana Desa dalam Mewujudkan

Kesejahteraan Masyarakat melalui teknik pengumpulan data sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila

dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuisioner. Kalau

Page 54: JENJANG PROGRAM STRATA 1repo.apmd.ac.id/671/1/SKRIPSI_SUSI KRISJUYANI_NIM... · 2019. 5. 16. · Tetangga (RT), ketua PKK, ketua Karang Taruna, ketua kelompok Tani, ketua Dapur Mama

37

wawancara dan kuisioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak

terbatas pada orang, tetapi juga objek-objek alam yang lain.

Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses

yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan

pisikhologis. Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan

ingatan.

Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan penelitian berkenaan

dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang

diamati tidak terlalu besar (Sugiono, 2016:145).

b. Interview (wawancara)

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan ini dilakukan

oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan

terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Maksud

mengadakan wawancara, seperti yang ditegaskan oleh Lincoln dan Guba (1985:266),

antara lain: merekonstruksi mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan, motivasi,

tuntutan, kepedulian dan lain-lain (Lexi Moleong, 2017:186).

Teknik wawancara ini digunakan untuk memperoleh data tentang Implikasi

Pemberian Dana Desa terhadap Kesejahteraan Warga di Desa Mapan Jaya.

Wawancara dilakukan dengan menggunakan wawancara terstruktur, dimana

wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau

pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan

diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah

menyiapkan instrument penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang

Page 55: JENJANG PROGRAM STRATA 1repo.apmd.ac.id/671/1/SKRIPSI_SUSI KRISJUYANI_NIM... · 2019. 5. 16. · Tetangga (RT), ketua PKK, ketua Karang Taruna, ketua kelompok Tani, ketua Dapur Mama

38

alternatif jawabannya pun telah disiapkan. Dengan wawancara terstruktur ini setiap

responden diberi pertanyaan yang sama, dan pengumpul data mencatatnya. Dengan

wawancara terstruktur ini pula, pengumpul data dapat menggunakan beberapa

pewawancara sebagai pengumpul data. Supaya setiap pewawancara mempunyai

keterampilan yang sama, maka diperlukan training kepada calon pewawancara.

Dalam melakukan wawancara, selain harus membawa instrument sebagai

pedoman untuk wawancara, maka pengumpul data juga dapat menggunakan alat batu

seperti tape recorder, gambar, brosur dan material Lain yang dapat membantu

pelaksanaan wawancara menjadi lancar (Sugiono, 2016:134).

c. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang

cara mempelajari dokumen-dokumen yaitu bahan tertulis baik yang bersifat eksternal

maupun internal yang berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam penelitian.

Dokumentasi juga bertujuan untuk mendapatkan data sekunder data yang mendukung

keakuratan data.

3. Analisis Data

Analisis data kualitatif (Bagdan & Biklen, 1982) adalah upaya yang dilakukan

dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya,

menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistensikannya, mencari dan menemukan

pola, menemukan apa yang penting dan apa yan dipelajari, dan memutuskan apa yang

dapat diceritakan kepada orang lain.

Di pihak lain, Analisis data kualitatif (Seiddel, 1998), prosesnya berjalan sebagai

berikut:

Page 56: JENJANG PROGRAM STRATA 1repo.apmd.ac.id/671/1/SKRIPSI_SUSI KRISJUYANI_NIM... · 2019. 5. 16. · Tetangga (RT), ketua PKK, ketua Karang Taruna, ketua kelompok Tani, ketua Dapur Mama

39

Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu diberi kode agar

sumber datanya tetap dapat ditelusuri,

Mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan, mensistensiskan, membuat

ikhtisar, dan membuat indeksnya,

Berpikir, dengan berjalan membuat agar kategori data itu mempunyai makna,

mencari dan menemukan pola dan hubungan-hubungan, dan membuat temuan-

temuan umum (Lexi Moleong, 2017:243).

Page 57: JENJANG PROGRAM STRATA 1repo.apmd.ac.id/671/1/SKRIPSI_SUSI KRISJUYANI_NIM... · 2019. 5. 16. · Tetangga (RT), ketua PKK, ketua Karang Taruna, ketua kelompok Tani, ketua Dapur Mama

40

BAB II

PROFIL DESA MAPAN JAYA

2.1 SEJARAH DESA MAPAN JAYA

A. Sejarah Pembangunan Desa Mapan Jaya

Desa Mapan Jaya adalah salah satu Desa yang berada dalam wilayah Kecamatan

Kayan Hulu Kabupaten Sintang Provinsi Kalimantan Barat dan merupakan salah satu

Desa yang dibentuk berdasarkan SK Bupati, Dengan jarak 3 km2 dari ibu kota

Kecamatan, dan memiliki luas 2.600 km2 dan penduduk 126 KK dengan kepadatan

penduduk 462 jiwa sampai saat ini yang terdiri dari suku Dayak Kebahant dan Dayak

Limbai.

Desa Mapan Jaya juga merupakan salah satu Desa hasil pemekaran dari Desa

Entoggong, ketika itu Desa Entoggong Penduduknya sudah mencapai kurang lebih 2.000

jiwa yang tersebar di wilayah yang begitu luas, sehingga pelaksanaan Pemerintahan

kurang efektif. Berawal dari hal itulah, maka Desa Entoggong harus dimekarkan menjadi

3 (tiga) Desa. Pemekaran Desa tersebut terjadi pada tahun 2008 yaitu Desa Entoggong

sebagai Induk Desa, Desa Mapan Jaya dan Desa Topan Nanga sebagai Desa Pemekaran.

Awal mula Desa Mapan Jaya merupakan pemekaran dari Desa induk yaitu Desa

Entoggong, Kepala Desa pada saat itu ialah Bapak Moran. Pada zaman dahulu

masyarakat tidak hidup menetap atau hidup berpindah-pindah dan berkelompok

(biasanya masyarakat menyebut “Neratak”). Pada saat itu masyarakat adat punya inisiatif

sendiri untuk mendirikan Laman Betang atau sering di sebut rumah Betang Panjang pada

tahun 1960 yang bertujuan untuk menyatukan kelompok-kelompok masyarakat adat dari

berbagai tempat (Teratak/Neratak), dengan panjang kurang lebih 100 m2 dan luas 20 m2

Page 58: JENJANG PROGRAM STRATA 1repo.apmd.ac.id/671/1/SKRIPSI_SUSI KRISJUYANI_NIM... · 2019. 5. 16. · Tetangga (RT), ketua PKK, ketua Karang Taruna, ketua kelompok Tani, ketua Dapur Mama

41

dengan 34 Kepala Keluarga (KK) yang mendiami rumah betang panjang tersebut. Awal

mula yang punya inisiatif untuk mendirikan laman betang ini adalah nenek buyut dari

keturunan umoh agom (nama asli bapak Entangai dan ibu Bulau).

Rumah Betang Panjang atau Laman Betang terdiri dari Serambek, Sodok, Maman,

Dopo, dan Ganggang.

Serambek

Teras depan atau serambi yang berfungsi sebagai tempat untuk masyarakat

berkumpul pada siang ataupun malam hari dan juga digunakan Saat acara pesta adat

atau gawai dayak yang dilaksanakan setiap 2 kali setahun. Selain itu juga digunakan

sebagai tempat aktivitas masyarakat untuk berkarya seni seperti membuat anyaman

dari rotan dan bambu untuk menunjang aktivitas bekerja dalam pertanian.

Sodok

Penghubung antara Serambek dan Maman yang berada ditengah-tengah dan

berfungsi sebagai jalan raya, lalu lintas masyarakat setempat dan kadang digunakan

sebagai penyimpanan lesung untuk menumbuk padi, dan kadang-kadang di gunakan

pada acara adat masyarakat.

Maman

Tempat kediaman masyarakat yang terdiri dari ruang tamu dan kamar.

Dopo

Dapur sebagai tempat untuk memasak.

Ganggang

Sebagai tempat untuk menyimpan penampungan air dan tempat untuk mencuci

piring.

Page 59: JENJANG PROGRAM STRATA 1repo.apmd.ac.id/671/1/SKRIPSI_SUSI KRISJUYANI_NIM... · 2019. 5. 16. · Tetangga (RT), ketua PKK, ketua Karang Taruna, ketua kelompok Tani, ketua Dapur Mama

42

Bahannya dari kayu tebelian dan atap nya dari daun dan kayu. Selanjutnya

masyarakat harus melalui tangga Sempana yang berbentuk percis seperti manusia untuk

masuk kerumah Betang Panjang dengan tingginya kurang lebih 2 m2 dari tanah.

Pada awal bulan April tahun 1993 ada 2 (dua) orang turis dari Belanda berkunjung ke

Laman Betang atau Rumah Betang Panjang untuk melihat keadaan adat istiadat daerah

setempat. Kunjungan kali ke dua sekitar bulan juni tahun 1993, dan kunjungan terakhir

pada bulan Oktober tahun 1993 kurang lebih 10-15 turis dari Belanda, bersama dengan

Departemen Sosial (DEPSOS) dan Warga Komunitas Adat Terpencil (WAKAT)

Kabupaten Sintang sehingga pada tahun 1998-1999 ada tim dari Pemerintah pusat

langsung dari Jakarta untuk pembubaran Laman Betang atau Rumah Betang Panjang

pada zaman Pemerintahan Presiden Megawati Soekaro Putri dan Kepala Departemen

Sosial Tober Manurung dengan alasan faktor-faktor kesehatan seperti penyakit menular,

bahaya kebakaran dan lain-lain. Sebagai antisipasi dari Pemerintah sehingga dipindahkan

ketransmigrasi lokal pada tahun 2000, di pindahkan ke daerah yang sangat strategis dekat

jalan raya yang menghubungkan antara Kecamatan Kayan Hulu dan Kayan Hilir dengan

jarak 3 km dari Betang Lama, masyarakat biasa menyebutnya Kampung Proyek karena

dibangun oleh Pemerintah. Adapun Kepala Pemimpin Kampung Proyek saat itu adalah

Bapak Edam Iskandar dengan 65 Kepala Keluarga dengan jumlah 135 jiwa selama 5

tahun di bina oleh Pemerintah dari tahun 2000-2005.

Pada zaman transmigrasi itu Pemerintah sangat memperhatikan masyarakat adat,

sehingga mendirikan rumah untuk setiap Kepala Keluarga dengan bahan kayu dan atap

seng dengan ukuran 4 X 6 m, serta luas tanah 25 X 50 m dan sertifikat hak milik. Adapun

untuk menunjang hidup masyarakat, Pemerintah Depsos juga memberikan bantuan untuk

Page 60: JENJANG PROGRAM STRATA 1repo.apmd.ac.id/671/1/SKRIPSI_SUSI KRISJUYANI_NIM... · 2019. 5. 16. · Tetangga (RT), ketua PKK, ketua Karang Taruna, ketua kelompok Tani, ketua Dapur Mama

43

kebutuhan pokok sehari-hari yaitu beras 15 kg per KK tiap bulan, gula 4-5 kg, kopi 3-4

kg, dan ikan asin 6-7 kg per bulan. Tidak hanya itu Pemerintah Depsos juga

memperhatikan usaha dan pekerjaan masyarakat dengan memberikan bibit pohon

rambutan unggul siap tanam untuk setiap Kepala Keluarga, dan bibit kacang panjang 1 kg

per KK. Selain bantuan bibit tersebut, Pemerintah Depsos juga memberikan pembinaan

dan pelatihan kepada masyarakat pada tahun 2001 yang di bina ada tiga perwakilan yaitu

Bapak Jimun, Bapak Sitam, dan Bapak Hardiminsyah, kemudian Kepala Kampung

Proyek Bapak Edam Iskandar dan perwakilan dari Depsos Bapak Ucok yang dikirim ke

Bogor, Jawa Barat. Dalam rangka pelatihan pertanian kebun karet. Selain itu juga

didirikan fasilitas untuk masyarakat seperti Gereja dan Gedung Serbaguna atau Balai

Pertemuan. Saat itu Kampung Proyek masih dibawah Pimpinan Desa Entoggong, masuk

dalam wilayah Dusun Entoggong Baru dan Kepala Dusun adalah Bapak Rayung serta RT

pada saat itu adalah Bapak Sitam. Selanjutnya pada tahun 2007 pada masa Pemerintahan

Kepala Desa Ersuk Haryadi terjadilah pemekaran Desa Entogong yaitu Desa Topan

Nanga dan Desa Mapan Jaya.

Awal mula Desa Mapan Jaya diambil dari Kata Liang dan Mapan. Liang berarti

Jurang di sebuah sungai yang ada di Kampung Proyek, dan Mapan artinya Maju. Namun

kata Liang kurang pas terdengar dimasyarakat sehingga yang diambil hanya kata Mapan

nya saja kemudian ditambah Jaya dengan harapan Kampung Proyek dari Laman Betang

yang terpencil dan terisolasi menjadi sebuah Desa yang maju, berkembang dan bisa

menjadi contoh Desa-desa yang ada di wilayah Kecamatan Kayan Hulu, dengan pejabat

sementara Kepala Desa pada saat itu adalah Bapak Jimun. Pada tahun 2008 diadakan

Pilkades adapun bakal calonnya adalah Ibu Aten dan Bapak Amos, dan yang terpilih

Page 61: JENJANG PROGRAM STRATA 1repo.apmd.ac.id/671/1/SKRIPSI_SUSI KRISJUYANI_NIM... · 2019. 5. 16. · Tetangga (RT), ketua PKK, ketua Karang Taruna, ketua kelompok Tani, ketua Dapur Mama

44

yaitu Ibu Aten dengan masa jabatan 2008-2014. Kemudian Pilkades periode ke dua

adapun bakal calonnya yaitu Ibu Aten dan Bapak Simson dan terpilih kembali Ibu Aten

dengan masa jabatan 2015-2021.

B. Terbentuknya Desa Mapan Jaya

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Sintang No 14 Tahun 2007 Tentang

Pemekaran Desa di Kecamatan Kayan Hulu Kabupaten Sintang, terbentuklah dengan

resmi Desa Mapan Jaya sebagai hasil pemekaran Desa Entoggong. Pada saat itu sebagai

Kepala Desa yang pertama diangkat sebagai pejabat sementara yaitu Bapak Jimun.

Selanjutnya sampai saat ini telah beberapa kali terpilih Kepala Desa. Berikut data Kepala

Desa Mapan Jaya dari awal pemekaran padatahun 2007 sampai saat ini:

Tabel 2.1

Kepala Desa Mapan Jaya dari tahun 2007- Sekarang

No Nama Tahun menjabat s/d Keterangan

1 Jimun 2007-2008 Kepala Desa Pertama (PLT)

2 Aten 2009-2014 Kepala Desa Kedua

3 Aten 2015-Sekarang Kepala Desa Ketiga

Sumber. Data Desa Mapan Jaya, 2018

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat, bahwa Kepala Desa Mapan Jaya sudah 2

(dua) kali dipilih tetapi sampai saat ini masih dijabat oleh Kepala Desa yang sama hanya

saja pada saat pemekaran Desa atau awal terbentuknya Desa Mapan Jaya saja di Pimpin

oleh Pejabat sementara yaitu bapak Jimun.