30
- 1 - Mata Kuliah Pengantar Ilmu Antropologi Disusun oleh : Erika 0706291243 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS INDONESIA 2007 Jepang Masa Kini, Sebuah Studi Kasus tentang Globalisasi dan Pengaruhnya terhadap Supernatural Beliefs di Jepang

Jepang Masa Kini, Sebuah Studi Kasus Tentang Globalisasi Dan Pengaruhnya Terhadap Supernatural Beliefs Di Jepang

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Jepang Masa Kini, Sebuah Studi Kasus Tentang Globalisasi Dan Pengaruhnya Terhadap Supernatural Beliefs Di Jepang

- 1 -

Mata Kuliah

Pengantar Ilmu Antropologi

Disusun oleh : Erika

0706291243

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS INDONESIA

2007

Jepang Masa Kini,

Sebuah Studi Kasus tentang Globalisasi dan Pengaruhnya

terhadap Supernatural Beliefs di Jepang

Page 2: Jepang Masa Kini, Sebuah Studi Kasus Tentang Globalisasi Dan Pengaruhnya Terhadap Supernatural Beliefs Di Jepang

- 2 -

Kata Pengantar

Puji dan syukur saya haturkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat-

Nya lah, makalah antropologi ini dapat saya selesaikan. Saya juga mengucapkan terima

kasih kepada Ibu Indra yang telah menugaskan saya membuat makalah antropologi ini,

karena dengan membuat makalah ini, saya menjadi semakin paham dan mengerti konsep-

konsep globalisasi, culture change, dan supernatural beliefs.

Makalah ini berjudul ―Jepang Masa Kini, Sebuah Studi Kasus tentang Globalisasi

dan Pengaruhnya terhadap Supernatural Beliefs di Jepang‖. Sesuai dengan judulnya,

makalah ini akan membahas mengenai berbagai dampak globalisasi yang dialami Jepang

serta pengaruh dari globalisasi tersebut terhadap supernatural beliefs di Jepang, yang

nantinya akan menyebabkan terjadinya perubahan budaya (culture change) di Jepang.

Akhir kata, tiada gading yang tak retak. Begitu pula dengan makalah ini, yang

tentunya masih jauh dari sempurna. Maka dari itu penulis mohon maaf atas segala

kekurangan yang terdapat dalam makalah ini. Semoga makalah ini dapat berguna bagi

segenap pembaca, dan dapat digunakan dengan sebaik-baiknya untuk kemajuan ilmu

antropologi sendiri.

Sekian kata pengantar ini, akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih.

Jakarta, 5 Desember 2007

Hormat saya,

Penulis

Page 3: Jepang Masa Kini, Sebuah Studi Kasus Tentang Globalisasi Dan Pengaruhnya Terhadap Supernatural Beliefs Di Jepang

- 3 -

Bab 1 – Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

Pada awalnya, Jepang merupakan sebuah negara di Asia yang tidak begitu jauh

berbeda dengan negara Asia lainnya : memiliki budaya dan adat istiadat yang unik,

berbagai macam kepercayaan, dengan tata cara pergaulan yang berpegang erat

pada sopan santun dan tata-krama. Perbedaan besar terjadi pada sekitar abad ke-

19, di mana waktu itu Jepang mulai menyadari bahwa dirinya tertinggal dari

negara Barat, baik dari segi ekonomi, pemerintahan, militer, dan lain-lain. Untuk

mengatasi ketertinggalannya itu, Jepang kemudian mengadakan restorasi besar-

besaran, yang dinamakan Restorasi Meiji. Pada abad itu, westernisasi terjadi di

segala bidang : pemerintahan, militer, ekonomi, teknologi, dan lain-lain kecuali

budaya. Jepang tidak meninggalkan budayanya sama sekali, baik itu dari ritual-

ritual yang biasa mereka lakukan, sistem kepercayaan mereka, dan lain-lain. Hal

inilah yang berhasil menjadikan Jepang sebagai negara yang cukup disegani :

Jepang mampu menghadirkan unsur modern dengan tanpa menghilangkan budaya

tradisionalnya.

1.2. Pembatasan Masalah

Makalah ini akan membahas mengenai berbagai proses globalisasi yang terjadi di

Jepang, serta perubahan budaya yang terjadi akibat proses globalisasi itu. Makalah

ini juga akan mengulas Jepang dari segi agama, kepercayaan, dan berbagai ritual

yang masih dilakukan di Jepang. Lebih lanjut, makalah ini akan mengkaji

mengenai dampak dan pengaruh globalisasi terhadap supernatural beliefs di

Jepang.

1.3. Kerangka Teori

Cochrane dan Pain menegaskan bahwa dalam kaitannya dengan globalisasi,

terdapat tiga posisi teroritis yang dapat dilihat, yaitu:

Page 4: Jepang Masa Kini, Sebuah Studi Kasus Tentang Globalisasi Dan Pengaruhnya Terhadap Supernatural Beliefs Di Jepang

- 4 -

a. Para globalis percaya bahwa globalisasi adalah sebuah kenyataan yang

memiliki konsekuensi nyata terhadap bagaimana orang dan lembaga di

seluruh dunia berjalan. Mereka percaya bahwa negara-negara dan

kebudayaan lokal akan hilang diterpa kebudayaan dan ekonomi global

yang homogen.

b. Para tradisionalis tidak percaya bahwa globalisasi tengah terjadi. Mereka

berpendapat bahwa fenomena ini adalah sebuah mitos semata atau, jika

memang ada, terlalu dibesar-besarkan.

c. Para transformasionalis berada di antara para globalis dan tradisionalis.

Mereka setuju bahwa pengaruh globalisasi telah sangat dilebih-lebihkan

oleh para globalis. Namun, mereka juga berpendapat bahwa sangat

bodoh jika kita menyangkal keberadaan konsep ini.

Anthony F.C. Wallace mendefinisikan agama sebagai ‖seperangkat upacara, yang

diberi rasionalisasi mitos, dan yang menggerakkan kekuatan-kekuatan

supernatural dengan maksud untuk mencapai atau untuk menghindarkan sesuatu

perubahan keadaan pada manusia atau alam.

Page 5: Jepang Masa Kini, Sebuah Studi Kasus Tentang Globalisasi Dan Pengaruhnya Terhadap Supernatural Beliefs Di Jepang

- 5 -

2.1. Awal Globalisasi di Jepang

Masuknya pengaruh dari dunia Barat (atau yang lebih sering disebut westernisasi

atau globalisasi) berawal pada tahun 1854. Pada saat itu, Komodor AS, Matthew

Perry memaksa dibukanya Jepang kepada Barat melalui Persetujuan Kanagawa.

Akibat dari dibukanya Jepang ini yaitu munculnya Restorasi Meiji.

Restorasi Meiji (明治維新), dikenal juga dengan sebutan Meiji Ishin, Revolusi,

atau Pembaruan, adalah rangkaian kejadian yang menyebabkan perubahan pada

struktur politik dan sosial Jepang. Restorasi Meiji terjadi pada tahun 1866 sampai

1869.

Jepang mengadopsi beberapa institusi Barat pada periode Meiji, termasuk

pemerintahan modern, sistem hukum, dan militer. Perubahan-perubahan ini

mengubah Kekaisaran Jepang menjadi kekuatan dunia.

Sejak Restorasi Meiji inilah, Jepang menjadi terbuka pada berbagai pengaruh dari

negara Barat. Pada abad itu, westernisasi terjadi di segala bidang : pemerintahan,

militer, ekonomi, teknologi, dan lain-lain.

2.2. Berbagai Dampak Globalisasi di Jepang

Globalisasi telah memberikan berbagai kemajuan bagi Jepang, dari negara yang

tertutup dan tidak berkembang menjadi negara Asia yang kini mampu

‗berhadapan‘ dengan negara-negara Barat superior seperti Amerika Serikat,

Inggris, dan lain-lain.

Page 6: Jepang Masa Kini, Sebuah Studi Kasus Tentang Globalisasi Dan Pengaruhnya Terhadap Supernatural Beliefs Di Jepang

- 6 -

2.2.1. Proses Pembangunan Gedung-gedung Bertingkat

Salah satu dampak globalisasi yang dirasakan Jepang adalah menjamurnya

gedung bertingkat. Jepang memang sudah berubah. Jika kita mengunjungi Jepang,

kita akan menjumpai berbagai gedung bertingkat layaknya yang kita jumpai pada

berbagai negara maju di Barat.

Pemandangan salah satu kota di Jepang, gedung - gedung tinggi menjulang, dampak dari

globalisasi yang terjadi di Jepang.

2.2.2. Gaya berpakaian “harajuku style”

Pengaruh globalisasi tidak hanya dapat dilihat dari berbagai pembangunan yang

ada di Jepang. Salah satu pengaruh yang juga dapat kita lihat adalah dari gaya

berpakaian para remaja putri di Jepang.

Belakangan ini muncul tren bagi remaja putri di Jepang untuk memakai pakaian

serba ditumpuk-tumpuk, serba terbuka, dan tabrak motif serta warna. Gaya

berpakaian seperti ini sangat dipengaruhi oleh tren dunia Barat, yang kemudian

dicontoh oleh remaja-remaja putri Jepang melalui berbagai majalah mode.

Harajuku (原宿) sendiri adalah sebutan populer untuk kawasan di sekitar Stasiun

JR Harajuku, Distrik Shibuya, Tokyo. Kawasan ini terkenal sebagai tempat anak-

anak muda berkumpul.

Page 7: Jepang Masa Kini, Sebuah Studi Kasus Tentang Globalisasi Dan Pengaruhnya Terhadap Supernatural Beliefs Di Jepang

- 7 -

Setelah dibukanya berbagai department store pada tahun 1970-an, Harajuku

menjadi pusat busana. Kawasan ini menjadi terkenal di seluruh Jepang setelah

diliput majalah fesyen seperti Anan dan non-no. Pada waktu itu, kelompok gadis-

gadis yang disebut Annon-zoku sering dijumpai berjalan-jalan di kawasan

Harajuku. Gaya busana mereka meniru busana yang dikenakan model majalah

Anan dan non-no.

Berbagai foto remaja putri yang berpakaian ”harajuku style”

2.2.3. Manga dan Anime

2.2.3.1. Anime

Anime (アニメ) (baca: a-ni-me, bukan a-nim) adalah animasi khas Jepang, yang

biasanya dicirikan melalui gambar-gambar berwarna-warni yang menampilkan

tokoh-tokoh dalam berbagai macam lokasi dan cerita, yang ditujukan pada

beragam jenis penonton. Anime dipengaruhi gaya gambar manga, komik khas

Jepang.

Kata anime tampil dalam bentuk tulisan dalam tiga karakter katakana a, ni, me (ア

ニメ ) yang merupakan bahasa serapan dari bahasa Inggris "Animation" dan

diucapkan sebagai "Anime-shon".

Page 8: Jepang Masa Kini, Sebuah Studi Kasus Tentang Globalisasi Dan Pengaruhnya Terhadap Supernatural Beliefs Di Jepang

- 8 -

Anime pertama yang mencapai kepopuleran yang luas adalah Astro Boy karya

Ozamu Tezuka pada tahun 1963. Sekarang anime sudah sangat berkembang jika

dibandingkan dengan anime jaman dulu. Dengan grafik yang sudah berkembang

sampai alur cerita yang lebih menarik dan seru.

Masyarakat Jepang sangat antusias menonton anime. Dari anak-anak sampai

orang dewasa. Mereka menganggap, anime itu sebagai bagian dari kehidupan

mereka. Untuk bisa mendapatkan anime, mereka harus membeli dvd/vcd anime

atau mereka bisa mendownload anime itu dari situs-situs penyedia layanan Direct

Download Link (DDL).

Sekarang anime menjadi sebuah bisnis yang menggiurkan bagi semua orang, dan

banyak juga orang yang memanfaatkan hal ini untuk sebuah tindakan kejahatan.

Pembuat anime itu sendiri disebut animator. Para Animator itu bekerja disebuah

perusahaan media untuk memproduksi sebuah anime. Di dalam perusahaan itu,

terdapat beberapa animator yang saling bekerja sama untuk menghasilkan sebuah

anime yang berkualitas.Tapi sangat disayangkan, gaji dari para animator tersebut

kecil jika dibandingkan dengan kerja keras mereka. Hal ini yang membuat para

animator enggan untuk bekerja secara professional.Mereka merasa hal itu tidak

sebanding dengan usaha yang telah mereka lakukan.Para animator itu sendiri

sering disebut Seniman Bayangan. Karena mereka bekerja seperti seorang

seniman yang berusaha mengedepankan unsur cerita dan unsur intrinsiknya.

2.2.3.2. Manga

Manga (漫画 ) (baca: man-ga, atau ma-ng-ga) merupakan kata komik dalam

bahasa Jepang; di luar Jepang, kata tersebut digunakan khusus untuk

membicarakan tentang komik Jepang. Mangaka (漫画家) (baca: man-ga-ka, atau

ma-ng-ga-ka) adalah orang yang menggambar manga.

Perbedaan mendasar antara sebutan manga dan komik adalah pembedaan

pengelompokan, di mana manga lebih terfokus kepada komik-komik Jepang

(kadang juga termasuk Asia), dan komik lebih kepada komik komik buatan

Eropa/Barat.

Page 9: Jepang Masa Kini, Sebuah Studi Kasus Tentang Globalisasi Dan Pengaruhnya Terhadap Supernatural Beliefs Di Jepang

- 9 -

2.2.3.2.1. Manga di Jepang

Majalah-majalah manga di Jepang biasanya terdiri dari beberapa judul komik

yang masing-masing mengisi sekitar 30-40 halaman majalah itu (satu bab).

Majalah-majalah tersebut sendiri biasanya mempunyai tebal berkisar antara 200

hingga 850 halaman. Jika sukses, sebuah judul manga bisa terbit hingga bertahun-

tahun.

Setelah beberapa lama, cerita-cerita dari majalah itu akan dikumpulkan dan

dicetak dalam bentuk buku berukuran biasa, yang disebut tankōbon (atau kadang

dikenal sebagai istilah volume). Komik dalam bentuk ini biasanya dicetak di atas

kertas berkualitas tinggi dan berguna buat orang-orang yang tidak atau malas

membeli majalah-majalah manga yang terbit mingguan yang memiliki beragam

campuran cerita/judul.

Dari bentuk tankōbon inilah manga biasanya diterjemahkan ke dalam bahasa-

bahasa lain di negara-negara lain seperti Indonesia.

Manga yang khusus ditujukan untuk laki-laki disebut shonen

sedangkan yang untuk perempuan disebut shoujo.

Dua penerbit manga terbesar di Jepang adalah Shogakukan (小学館 ) dan

Shueisha (集英社).

2.2.3.2.2. Gaya Penggambaran

Rata-rata mangaka di Jepang menggunakan gaya/style sederhana dalam

menggambar manga. Tetapi, gambar latar belakangnya hampir semua manga

digambar serealistis mungkin, biarpun gambar karakternya benar-benar sederhana.

Para mangaka menggambar sederhana khususnya pada bagian muka, dengan ciri

khas mata besar, mulut kecil dan hidung sejumput. Ada juga gaya menggambar

Lolicon maupun Shotacon.

Tidak semua manga digambarkan dengan sederhana. Beberapa mangaka

menggunakan style yang realistis, walaupun dalam beberapa elemen masih bisa

Page 10: Jepang Masa Kini, Sebuah Studi Kasus Tentang Globalisasi Dan Pengaruhnya Terhadap Supernatural Beliefs Di Jepang

- 10 -

dikategorikan manga. Seperti contohnya Vagabond, karya Takehiko Inoue yang

menonjolkan penggunaan arsir, proporsi seimbang dan setting yang realistis.

Tetap, Vagabond dikategorikan manga karena gaya penggambaran mata, serta

beberapa bagian yang simpel. Manga juga biasa digambar dalam monochrome

dan gradasinya yang biasa disebut tone.

Untuk komik jangka panjang atau yang memiliki ratusan volume, umumnya

seiring dengan perkembangan waktu, para mangaka akan mengalami perubahan

goresan yang cukup signifikan. Contoh yang umum di Indonesia mungkin karaya

Hojo Tsukasa yang dari Cat Eyes berubah menjadi seperti dalam City Hunter.

Atau karya lain Ah ! My Goddess yang dimulai sejak 1988 dan sampai sekarang

masih terus berjalan. One Piece and Naruto pun cukup berubah bila dibandingkan

pada goresan volume volume awal.

2.2.3.2.3. Doujinshi

Doujinshi adalah sebutan bagi manga yang dibuat oleh fans manga tersebut yang

memiliki alur cerita atau ending yang berbeda dari manga aslinya. Para fans ini

biasa mendistribusikannya dari tangan ke tangan, dijual secara indie di toko

doujinshi, atau mengikuti konvensi akbar doujinshi yang biasa disebut Comiket.

Disini dijual ribuan judul doujinshi tiap tahunnya. Pengunjungnya bisa mencapai

400.000 orang.

Doujinshi sendiri kadang menjadi batu loncatan seseorang/kelompok untuk

menjadi mangaka. Ken Akamatsu (Love Hina, Negima) juga sering membuat

dojin karyanya sendiri. Manga yang bertema hentai biasanya adalah dojin dari

manga tertentu yang sudah terkenal. Biasanya karakter manga tersebut memang

didesain untuk jadi "sasaran" para dojin-ka (sebutan bagi para pembuat dojin,

sama seperi manga-ka).

2.2.3.2.4. Pengaruh pada kultur di Indonesia

Karena banyaknya manga yang diterbitakan di Indonesia sejak dari zaman

Doraemon, Candy Candy, maupun Kungfu Boy yang membanjiri pasar Indonesia

Page 11: Jepang Masa Kini, Sebuah Studi Kasus Tentang Globalisasi Dan Pengaruhnya Terhadap Supernatural Beliefs Di Jepang

- 11 -

yang berlangsung selama bertahun-tahun dengan distribusi yang cukup teratur

sehingga menyebabkan manga terbitan Elex Media Komputindo sangat mudah

diperoleh apabila dibandingkan dengan peredaran komik Eropa/Amerika yang

relatif lebih susah dan lebih mahal, kecuali Donal Bebek yang masih bisa didapat

secara teratur tiap minggunya.

Gambar beberapa manga Jepang yang cukup terkenal (kiri : Chobit, kanan : Ah! My

Goddess)

Hal ini mengakibatkan terjadinya debat kusir pada proses pembentukan komik

karya "Indonesia", karena secara tidak langsung banyak generasi komikus muda

di Indonesia baik tanpa sadar maupun sadar, terpengaruh oleh gaya aliran Jepang

(manga) ini. Hal ini pun masih diperdebatkan, namun mengingat dengan beberapa

pengarang asal Korea dan Hong Kong yang memiliki goretan yang cukup mirip

dengan manga Jepang, harusnya hal ini tidak dipermasalahkan. Senada dengan ini,

beberapa pendapat, seperti Anthony Ann, yang menganggap terlalu naif bila kita

mengkotak-kotak komik.

Di Indonesia juga terdapat komunitas-komunitas penggemar manga dan anime.

Biasanya mereka berkumpul dan berbagi dengan penggemar lain lewat internet

atau berkumpul di suatu tempat. Para penggemar yang bertemu di internet/forum

biasa mengadakan gathering (pertemuan) untuk saling berjumpa satu sama lain.

2.2.3.2.5. Kontroversi

Page 12: Jepang Masa Kini, Sebuah Studi Kasus Tentang Globalisasi Dan Pengaruhnya Terhadap Supernatural Beliefs Di Jepang

- 12 -

Belakangan, penerbit Indonesia, seperti Level Comics, berani menerbitkan manga

yang berbau DEWASA (Seinen). Pada awal kemunculannya, ini sempat ditentang

keras. Bahkan manga Vagabond sempat ditarik dari peredaran. Setelah

pemberlakuan sensor yang lebih ketat, para penerbit tidak lagi diprotes oleh para

ibu yang anaknya membaca manga-manga tersebut. Manga juga sering dinilai

tidak mengindahkan rating karena pencantumannya kurang mengena oleh

sebagian kalangan yang menilai.

Kontroversi terbesar, mungkin, adalah protes terhadap komik "Jigoku Sensei

Nube" yang sekarang ini tidak terbit lagi tanpa diketahui alasannya.

2.2.3.2.6. Manga di luar Jepang

Manga telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa di negara-negara di luar

Jepang termasuk China, Perancis, Italia, Malaysia, Indonesia dan lainnya. Untuk

beberapa negara terdapat sebutan tersendiri untuk menyebut komik:

Manhua untuk China/Hongkong/Taiwan

Manhwa untuk Korea

2.2.3.2.7. Jenis manga

kodomo (子供) — untuk anak-anak.

josei (女性) (atau redikomi) — wanita.

seinen (青年) — pria.

shōjo (少女) — remaja perempuan.

shōnen (少年) — remaja lelaki.

2.2.4. J-Pop

J-Pop (singkatan dari Japanese pop; bahasa Indonesia: musik pop Jepang) adalah

istilah yang digunakan untuk merujuk kepada musik populer Jepang. Istilah J-pop

digunakan untuk membedakannya dari Enka dan musik rakyat Min'yō. Contoh

aliran musik yang termasuk J-pop adalah pop, rock, soul, rap, jazz.

Page 13: Jepang Masa Kini, Sebuah Studi Kasus Tentang Globalisasi Dan Pengaruhnya Terhadap Supernatural Beliefs Di Jepang

- 13 -

Selain J-pop, masih adalah istilah lainnya seperti "J-Rap", "J-Rock", yang

merujuk kepada sejenis aliran musik Jepang secara spesifik. Meskipun begitu,

aliran-aliran tersebut juga dianggap sebagai bagian dari J-pop.

2.2.4.1. Ayumi Hamasaki

Ayumi Hamasaki (浜崎 あゆみ Hamasaki Ayumi) atau dikenal sebagai "Ayu"

oleh fansnya adalah seorang penyanyi wanita paling terkenal di Jepang. Ayu

dijuluki sebagai "ratu pop Jepang" karena kesuksesannya.

Sejak debutnya di tahun 1998 dengan single pertamanya "poker face", sampai saat

ini ia telah menjual lebih dari 50 juta kopi album dan single hanya di Jepang saja,

belum terhitung di banyak negara lainnya. Ia telah merilis 8 album studio, 40

single, satu mini album, 4 album kompilasi dalam naungan perusahaan rekaman

Avex Trax yang telah menghasilkan banyak hits serta menduduki puncak - puncak

tangga lagu di Jepang. Ia adalah artis solo dan artis wanita tersukses sekaligus

artis kedua tersukses dalam sejarah industri musik Jepang sampai saat ini. Dengan

single ke-40nya, "Blue Bird", ia telah memecahkan rekor melampaui angka

penjualan single yang mencapai 20 juta kopi.

Ayumi Hamasaki, salah satu ikon J-Pop yang sudah mendunia.

Dengan perilisan singlenya yang ke 39, "Startin' / Born To Be..." di tahun 2006,

Ayumi telah menjadi artis wanita pertama yang mempunyai 27 single yang duduk

di nomor 1 tangga lagu Jepang yang terkenal Oricon.

Page 14: Jepang Masa Kini, Sebuah Studi Kasus Tentang Globalisasi Dan Pengaruhnya Terhadap Supernatural Beliefs Di Jepang

- 14 -

Ayumi juga telah mendapat penghargaan Grand Prix Japan Record Taishou,

semacam Grammmy Award Jepang 3 kali berturut-turut. Tapi pada tahun 2004 ia

menolak penghargaan untuk singlenya "Inspire", dikarenakan adanya konflik

dalam Avex antara Max Matsuura dengan Tatsumi Yoda. Setelah itu Ayu juga

kerap kali menolak penghargaan yang ditujukan untuk dirinya dikarenakan Ayu

ingin memberikan kesempatan bagi penyanyi-penyanyi muda lainnya.

2.2.4.2. L‘Arc~en~Ciel

L'Arc~en~Ciel ラルク アン シエル (Raruku An Shieru?) adalah nama grup

musik band Jepang beraliran J-Rock (rock ala Jepang). Band ini beranggotakan

Tetsuya Ogawa (bas), Hideto Takarai atau Hyde (vokal), Ken Kitamura (gitar),

Yukihiro Awaji (drum), band ini didirikan oleh Tetsu pada Februari 1991. Nama

L'Arc~en~Ciel berasal dari sebuah kata dalam bahasa Perancis yang berarti

"Lengkungan di Langit" atau "Pelangi", nama ini diambil dari judul sebuah film

Perancis yang pernah ditonton oleh Tetsu.

Di Jepang saja, band ini telah menjual lebih dari 25 juta kopi album dan single.

Mantan personel yang sempat memperkuat band ini:

Sakura (drum) (1992-1997) digantikan oleh Yukihiro karena Overdosis

Hiro (gitar) (1991-1992)

Pero (drum) (1991-1992)

L’Arc~en~Ciel, salah satu band Jepang yang beraliran J-Rock

Page 15: Jepang Masa Kini, Sebuah Studi Kasus Tentang Globalisasi Dan Pengaruhnya Terhadap Supernatural Beliefs Di Jepang

- 15 -

2.2.5. Perusahaan Besar Jepang Berskala Dunia

2.2.5.1. Honda

Honda Motor Co., Ltd. (本田技研工業株式会社 Honda Giken Kōgyō

Kabushiki Kaisha) (NYSE: HMC) adalah produsen mobil, truk, sepeda motor dan

skuter asal Jepang. Mereka juga membuat kendaraan segala medan (ATV),

generator listrik, mesin kelautan, dan peralatan taman.

Honda didirikan pada 24 September 1948 oleh Soichiro Honda. Dengan lebih dari

14 juta mesin pembakaran dalam dibuat setiap tahun, Honda merupakan produsen

mesin terbesar di dunia. Pada 2004, perusahaan ini mulai memproduksi motor

diesel, yang sangat tenang dan tidak membutuhkan penyaring untuk dapat

melewati standar polusi.

Kiri : Salah satu hasil produksi Honda, sepeda motor Honda Rune 1832cc. Kanan : Logo

Honda Motor, Co Ltd

Honda menggunakan merk Acura untuk mobil mewahnya di Amerika Utara.

Mobil Honda terkenal dengan daya tahan dan jarang rusak. Honda di Indonesia

paling terkenal dengan sepeda motornya.

Honda bermarkas di Tokyo. Saham mereka diperdagangkan di Bursa Saham

Tokyo, Bursa Saham New York, dan juga perdagangan di Osaka, Nagoya,

Sapporo, Kyoto, Fukuoka, London, Paris dan Swiss. American Honda Motor Co.,

bermarkas di Torrance, California.

Page 16: Jepang Masa Kini, Sebuah Studi Kasus Tentang Globalisasi Dan Pengaruhnya Terhadap Supernatural Beliefs Di Jepang

- 16 -

2.2.5.2. Sony

Sony (dalam katakana: ソニー) adalah perusahaan elektronik yang berpusat di

Tokyo, Jepang. Sekarang ini Sony merupakan produsen elektronik terbesar di

dunia dan salah satu perusahaan terbesar di Jepang dan dunia.

Perusahaan Sony diperdagangkan di Bursa Saham Tokyo dengan nomor 6758 dan

Bursa Saham New York sebagai SNE melalui ADR.

2.2.5.2.1. Sejarah

Sony didirikan pada 7 Mei 1946 dengan nama Perusahaan Telekomunikasi Tokyo

dengan sekitar 20 karyawan. Produk konsumen mereka yang pertama adalah

sebuah penanak nasi pada akhir 1940an. Seiring dengan berkembangnya Sony

sebagai perusahaan internasional yang besar, ia membeli perusahaan lain yang

mempunyai sejarah yang lebih lama termasuk Columbia Records (perusahaan

rekaman tertua yang masih ada, didirikan pada tahun 1888).

Ketika Tokyo Tsushin Kogyo sedang mencari nama yang sudah diromanisasi

(bukan dalam bahasa maupun tulisan Jepang) untuk memasarkan perusahaan

mereka, mereka mempertimbangkan dengan kuat untuk menggunakan singkatan

mereka, TTK. Alasan mereka tidak memilihnya adalah karena ada perusahaan

kereta api Tokyo Kyuko yang saat itu dikenal sebagai TKK.

Nama "Sony" dipilih sebagai gabungan kata Latin sonus, yang merupakan akar

dari sonik dan bunyi, dan kata Inggris sunny ("cerah"). Pada saat itu, sangatlah

aneh bagi sebuah perusahaan Jepang untuk menggunakan huruf Roman untuk

mengeja namanya, apalagi penggunaan aksara fonetis yang digunakan dalam

penulisan bahasa Jepang (daripada menggunakan aksara Tionghoa).

Langkah ini mendapatkan tentangan; bank yang merupakan sponsor TTK saat itu,

Mitsui mempunyai persaan yang kuat terhadap nama tersebut. Mereka

menginginkan nama seperti Sony Electronic Industries, atau Sony Teletech.

Tetapi pendirian Akio Morita tetap teguh, karena dia tidak ingin nama

Page 17: Jepang Masa Kini, Sebuah Studi Kasus Tentang Globalisasi Dan Pengaruhnya Terhadap Supernatural Beliefs Di Jepang

- 17 -

perusahaannya terkait dengan industri apapun juga. Akhirnya, sang Ketua Bandai

dan Presiden Masaru Ibuka memberikan persetujuannya.

Pada 1988, Sony membeli CBS (Columbia) Records Group dari CBS. Ia

kemudian dinamakan "Sony Music Entertainment".

Logo Sony

Pada 2000, Sony mempunyai penjualan sebesar US $63 milyar dan 189.700

karyawan. Sony mengakuisisi perusahaan Aiwa pada 2002.

Sony juga memiliki saluran televisi di India dan saluran-saluran yang ditujukan

untuk komunitas India di Eropa.

2.2.5.2.2. Perkembangan

Pada 20 Juli 2004, Uni Eropa menyetujui merger 50-50 antara Sony Music

Entertainment dan BMG. Perusahaan baru tersebut akan bernama Sony BMG dan

akan bersama rekan RIAA Universal, menguasai 60% dari pasar musik dunia.

Pada 13 September 2004, sebuah konsorsium pimpinan Sony menyelesaikan

perjanjian untuk membeli studio film terkenal Metro-Goldwyn-Mayer seharga $5

milyar, termasuk $2 juta dalam bentuk hutang.

2.3. Supernatural Beliefs di Jepang

Hal yang sangat menarik dari Jepang adalah walaupun Jepang telah berkembang

menjadi salah satu negara yang mampu menyaingi negara Barat, namun negara ini

sama sekali tidak meninggalkan budaya dan tradisinya. Berbagai kepercayaan dan

ritual-ritual tetap mereka lakukan. Jepang juga masih mempercayai berbagai

mitologi-mitologi yang telah ada sejak jaman dahulu kala.

Page 18: Jepang Masa Kini, Sebuah Studi Kasus Tentang Globalisasi Dan Pengaruhnya Terhadap Supernatural Beliefs Di Jepang

- 18 -

2.3.1. Agama di Jepang

Di Jepang, ada 2 jenis agama yang dianut oleh sebagian besar rakyatnya. Agama

itu adalah agama Budha dan Shinto. Sebenarnya penduduk Jepang juga menganut

agama lain, namun yang akan dibahas pada makalah ini adalah 2 agama mayoritas,

yaitu agama Budha dan Shinto. Walaupun demikian identitas agama di Jepang

sudah sedemikian pudarnya sehingga kebanyakan orang Jepang merayakan

kelahiran di kuil Sinto, pernikahan di gereja, dan upacara kematian di kuil Budha.

2.3.1.1. Budha

Pada dasarnya, agama Budha di Jepang tidak berbeda dengan agama Budha yang

dianut di Indonesia. Agama yang paling dominan di Jepang adalah Budha. Data

pada tahun 1994 mencatat pemeluk agama ini 90 juta jiwa.Di Jepang, tempat

beribadah untuk umat beragama Budha disebut dengan Temple. Temple dipakai

untuk terjemahan kata "Tera" atau bangunan suci untuk agama Budha.

Temple, tempat ibadah umat Budha di Jepang

2.3.1.2.Shinto

Shinto (神道 Shintō; secara harafiah bermakna "jalan/jalur dewa") adalah sebuah

agama yang berasal dari Jepang. Shinto merupakan kepercayaan yang

menekankan bahwa alam ini memiliki kekuatan, seperti sungai, batu, dan lain

sebagainya.

Page 19: Jepang Masa Kini, Sebuah Studi Kasus Tentang Globalisasi Dan Pengaruhnya Terhadap Supernatural Beliefs Di Jepang

- 19 -

Agama Shinto melibatkan penyembahan kami, yang bisa diterjemahkan sebagai

dewa, roh alam, atau sekedar kehadiran spiritual. Sebagian kami berasal dari

daerah setempat dan bisa dianggap sebagai roh yang mewakili daerah tersebut,

namun kami lainnya mewakili benda-benda dan proses alami utama, misalnya

Amaterasu, sang dewi matahari.

Tempat ibadah agama Shinto atau

"Jinja" diterjemahkan dengan Shrine.

Tempat berdoa ada di banyak tempat

dengan fungsi yang berbeda beda. Ada

tempat berdoa khusus untuk naik

pangkat, usaha sukses, cepat bertemu

jodoh, dan lain-lain. Atau cukup di altar

utama atau bangunan induk, dengan

melempar sekeping uang logam dilanjutkan dengan mencakupkan tangan dan

selesai dalam dua atau tiga detik.

Sejumlah wanita yang mengabdi pada Kuil. Bisa bersifat sementara atau juga ada yang

bersifat tetap

Pada masa sebelum Perang Dunia II, Shinto merupakan agama resmi negara.

Namun saat ini tidak lagi. Kepopulerannya dikalahkan Agama Budha. Setelah

Perang Dunia II, Shinto kehilangan statusnya sebagai agama resmi; sebagian

Page 20: Jepang Masa Kini, Sebuah Studi Kasus Tentang Globalisasi Dan Pengaruhnya Terhadap Supernatural Beliefs Di Jepang

- 20 -

ajaran dan kegiatan Shinto yang sebelumnya dianggap penting pada masa perang

ditinggalkan dan tidak lagi diajarkan. Sebagian lagi tetap bertahan, namun telah

kehilangan konotasi keagamaannya, misalnya omikuji (semacam undian untuk

menebak keberuntungan).

Pintu gerbang kuil Shinto yang sangat khas. Warna merah kadang sangat dominan, dan

menyatu dengan alam, yang merupakan ciri khas Shinto.

Matsuri

Matsuri (祭) adalah kata dalam bahasa Jepang yang menurut pengertian agama

Shinto berarti ritual yang dipersembahkan untuk Kami, sedangkan menurut

pengertian sekularisme berarti festival, perayaan atau hari libur perayaan. Matsuri diadakan di banyak tempat di Jepang dan pada umumnya diselenggarakan

jinja atau kuil, walaupun ada juga matsuri yang diselenggarakan gereja dan

matsuri yang tidak berkaitan dengan institusi keagamaan. Di daerah Kyushu,

matsuri yang dilangsungkan pada musim gugur disebut Kunchi.

Page 21: Jepang Masa Kini, Sebuah Studi Kasus Tentang Globalisasi Dan Pengaruhnya Terhadap Supernatural Beliefs Di Jepang

- 21 -

Garis besar

Sebagian besar matsuri diselenggarakan dengan maksud untuk mendoakan

keberhasilan tangkapan ikan dan keberhasilan panen (beras, gandum, kacang,

jawawut, jagung), kesuksesan dalam bisnis, kesembuhan dan kekebalan terhadap

penyakit, keselamatan dari bencana, dan sebagai ucapan terima kasih setelah

berhasil dalam menyelesaikan suatu tugas berat. Matsuri juga diadakan untuk

merayakan tradisi yang berkaitan dengan pergantian musim atau mendoakan

arwah tokoh terkenal. Makna upacara yang dilakukan dan waktu pelaksanaan

matsuri beraneka ragam seusai dengan tujuan penyelenggaraan matsuri. Matsuri

yang mempunyai tujuan dan maksud yang sama dapat mempunyai makna ritual

yang berbeda tergantung pada daerahnya.

Pada penyelenggaraan matsuri hampir selalu bisa ditemui prosesi atau arak-arakan

Mikoshi, Dashi (Danjiri) dan Yatai yang semuanya merupakan nama-nama

kendaraan berisi Kami atau objek pemujaan. Pada matsuri juga bisa dijumpai

Chigo (anak kecil dalam prosesi), Miko (anak gadis pelaksana ritual), Tekomai

(laki-laki berpakaian wanita), Hayashi (musik khas matsuri), penari, peserta dan

penonton yang berdandan dan berpakaian bagus, dan pasar kaget beraneka macam

makanan dan permainan.

Kios-kios berjualan makanan atau pakaian yang biasa ditemui pada perayaan Matsuri

Page 22: Jepang Masa Kini, Sebuah Studi Kasus Tentang Globalisasi Dan Pengaruhnya Terhadap Supernatural Beliefs Di Jepang

- 22 -

Sejarah

Matsuri berasal dari kata matsuru (祀る menyembah, memuja) yang berarti

pemujaan terhadap Kami atau ritual yang terkait. Dalam teologi agama Shinto

dikenal empat unsur dalam matsuri: penyucian (harai), persembahan, pembacaan

doa (norito), dan pesta makan. Matsuri yang paling tua yang dikenal dalam

mitologi Jepang adalah ritual yang dilakukan di depan Amano Iwato.

Matsuri dalam bentuk pembacaan doa masih tersisa seperti dalam bentuk

Kigansai (permohonan secara individu kepada jinja atau kuil untuk didoakan dan

Jichinsai (upacara sebelum pendirian bangunan atau konstruksi). Pembacaan doa

yang dilakukan pendeta Shinto untuk individu atau kelompok orang di tempat

yang tidak terlihat orang lain merupakan bentuk awal dari matsuri.

Pada saat ini, Ise Jingū merupakan salah satu contoh kuil agama Shinto yang

masih menyelenggarakan matsuri dalam bentuk pembacaan doa yang eksklusif

bagi kalangan terbatas dan peserta umum tidak dibolehkan ikut serta.

Kiri : Chichibuyo Matsuri, salah satu Matsuri yang diadakan di kota Chichibushi, Prefektur

Saitama, 2 - 3 Desember. Kanan : Kemeriahan pasar kaget (Hana Matsuri-Ayu Matsuri).

Page 23: Jepang Masa Kini, Sebuah Studi Kasus Tentang Globalisasi Dan Pengaruhnya Terhadap Supernatural Beliefs Di Jepang

- 23 -

Sesuai dengan perkembangan zaman, tujuan penyelenggaraan matsuri sering

melenceng jauh dari maksud matsuri yang sebenarnya. Penyelenggaraan matsuri

sering menjadi satu-satunya tujuan dilangsungkannya matsuri, sedangkan matsuri

hanya tinggal sebagai wacana dan tanpa makna religius.

Lampion-lampion yang dipakai pada Matsuri

Perayaan budaya atau yang biasa dikenal dengan nama Matsuri ini bisa dijumpai

di hampir setiap daerah dengan ciri dan keunikannya sendiri. Waktu perayaannya

juga berbeda beda namun biasanya dilangsungkan pada hari minggu atau hari

libur di musim panas.

Kiri : Salah satu perayaan matsuri yang sangat terkenal, Gion Matsuri di kota Kyoto dan

sudah berlangsung ratusan tahun. Kanan : Perayaan yang lebih kecil berlangsung di Osaka.

Page 24: Jepang Masa Kini, Sebuah Studi Kasus Tentang Globalisasi Dan Pengaruhnya Terhadap Supernatural Beliefs Di Jepang

- 24 -

Sebagai salah satu negara maju, dimana segala aktifitas bergerak dengan sangat

cepat dan kerja adalah segalanya, menjadikan kegiatan budaya ini menjadi

kehilangan kesemarakannya. Di daerah atau kuil yang lebih kecil, perayaan

dilangsungkan dengan jumlah anggota yang sangat sedikit atau dengan anggota

yang kebanyakan anak anak dan wanita.

Kiri dan kanan : anak-anak di Jepang yang ikut merayakan Matsuri. Tengah : Peniup

seruling yang bertugas memberi semangat, kebanyakan terdiri dari wanita dan anak-anak.

Mitologi Jepang

Mitologi Jepang adalah mitologi yang disampaikan secara turun temurun di

Jepang.

Folklor yang sekarang disebut mitologi Jepang, hampir seluruhnya berdasarkan

cerita yang terdapat dalam Kojiki, Nihonshoki, dan Fudoki dari berbagai provinsi

di Jepang. Dalam kata lain, mitologi Jepang sebagian besar berkisar pada berbagai

kami penghuni Takamanohara (Takaamahara, atau Takamagahara), dan hanya

sedikit sumber literatur tertulis yang dapat dijadikan rujukan.

Di zaman kuno, setiap daerah di Jepang diperkirakan memiliki sejenis

kepercayaan dalam berbagai bentuk dan folklor. Bersamaan dengan meluasnya

kekuasaan Kekaisaran Yamato, berbagai macam kepercayaan diadaptasi menjadi

Kunitsugami atau "dewa yang dipuja" yang bentuknya menjadi hampir seragam,

dan semuanya dikumpulkan ke dalam "mitologi Takamanohara". Sementara itu,

Page 25: Jepang Masa Kini, Sebuah Studi Kasus Tentang Globalisasi Dan Pengaruhnya Terhadap Supernatural Beliefs Di Jepang

- 25 -

wilayah dan penduduk yang sampai di abad berikutnya tidak dikuasai Kekaisaran

Yamato atau pemerintah pusat Jepang yang lain, seperti Suku Ainu dan orang

Kepulauan Ryūkyū masing-masing juga memiliki mitologi sendiri.

Di abad pertengahan berkembang mitologi Jepang abad pertengahan (Chūsei

Nihongi) dengan isi yang berbeda dari mitologi sebelumnya. Mitologi Jepang

abad pertengahan tetap berpedoman pada Nihonshoki tapi dikembangkan hingga

menjadi sangat berbeda dengan versi aslinya. Mitologi Jepang abad pertengahan

ditemukan dalam epik perang seperti Taiheiki, buku penggubahan syair dan

anotasinya, serta berbagai Engi (buku catatan asal-usul dan sejarah milik kuil

agama Buddha dan Shinto).

Mitologi Jepang abad pertengahan bercampur dengan unsur-unsur yang diambil

dari seni dan cerita rakyat, mitologi berbagai daerah, serta menampilkan tingkat

kedewaan dan benda-benda yang tidak ada di dalam Kojiki dan Nihonshoki.

K A R U R A

Karura (Jepang : 迦楼羅) adalah seekor makhluk besar yang memiliki nafas

panas dan merupakan bagian dari mitologi Hindu-Buddha Jepang. Makhluk ini

memiliki tubuh manusia dan kepala seekor elang. Makhluk ini berdasarkan

Garuda dan dibawa ke Jepang dengan penyebaran agama Buddha.

Nama Karura juga merupakan pelafazan bahasa Jepang dari kata Sansekerta

garuḍa. Namun nampaknya bentuk Jepang ini diambil dari bahasa Pali garuḷa.

Karura seringkali dikacaukan dengan Hōō (鳳凰), atau Phoenix.

Page 26: Jepang Masa Kini, Sebuah Studi Kasus Tentang Globalisasi Dan Pengaruhnya Terhadap Supernatural Beliefs Di Jepang

- 26 -

2.4. Perubahan Budaya (Culture Change) di Jepang

Seperti yang sudah disebutkan pada awal makalah, segala proses globalisasi yang

masuk ke Jepang tidak membuat Jepang meninggalkan segala bentuk kebudayaan

dan kepercayaannya. Rakyat Jepang masih melakukan ritual-ritual kepercayaan

mereka, serta masih mempercayai mitologi-mitologi yang mereka dapatkan dan

wariskan secara turun-temurun. Namun sayangnya, semua ritual kepercayaan

yang mereka lakukan (seperti Matsuri, ritual kepercayaan agama Shinto untuk

menghormati Kami) menjadi tidak jelas tujuannya. Rakyat Jepang seperti lupa

pada nilai-nilai kepercayaan yang sudah ditanamkan generasi sebelumnya sejak

dahulu, ritual Matsuri yang tadinya diadakan untuk menghormati dan berterima

kasih pada Kami kini bergeser nilainya menjadi sekadar ritual untuk bersenang-

senang (bagi rakyat Jepang / pengunjung ‖festival‖) dan untuk berjualan (bagi

pedagang yang berjualan pada festival).

Begitu juga dengan agama. Walaupun masih ada rakyat Jepang yang dengan setia

tetap percaya dan beribadah sesuai agama masing-masing, namun sebagian besar

masyarakat Jepang dewasa ini seakan tidak peduli lagi dengan agama mereka.

Identitas agama di Jepang sudah sedemikian pudarnya sehingga kebanyakan orang

Jepang merayakan kelahiran di kuil Sinto, pernikahan di gereja, dan upacara

kematian di kuil Budha.

Apa yang terjadi di Jepang ini sangat ironis, mengingat Jepang adalah negara yang

sangat maju. Globalisasi memang membawa dampak positif bagi Jepang, namun

globalisasi juga kini telah menghilangkan nilai-nilai agama dan kepercayaan yang

ada di Jepang. Globalisasi telah mendatangkan perubahan budaya (culture change)

di Jepang, dari rakyat yang melakukan ritual kepercayaan karena memahami arti

dalam ritual itu, menjadi rakyat yang melakukan seluruh ritual kepercayaan tanpa

memahami nilai-nilai yang terkandung dalam ritual itu.

Page 27: Jepang Masa Kini, Sebuah Studi Kasus Tentang Globalisasi Dan Pengaruhnya Terhadap Supernatural Beliefs Di Jepang

- 27 -

Bab III - Kesimpulan

Jepang adalah negara yang sarat dengan teknologi, berbagai kemajuan dalam

bidang teknologi telah berhasil dicapai Jepang. Hal ini salah satunya disebabkan

karena Jepang sangat terbuka menerima segala pengaruh dari dunia luar. Dampak

globalisasi sangat mudah kita temukan dalam Jepang. Dampak globalisasi yang

paling menonjol adalah kemajuan teknologi yang dialami Jepang hingga mampu

menghasilkan berbagai perusahaan kelas dunia, di antaranya yang paling terkenal

adalah Honda dan Sony. Gaya berpakaian anak muda Jepang, yang lazim dikenal

dengan sebutan harajuku style juga sangat terpengaruh dengan gaya berpakaian

remaja Barat. Dampak globalisasi yang diterima Jepang lain adalah dalam bentuk

anime dan manga, kedua hal ini merupakan bentuk adaptasi Jepang terhadap

cartoon dari Barat. Dampak globalisasi juga dapat kita lihat dari jenis musik

Jepang, yang lazim dikenal dengan sebutan J-Pop. Musik Jepang yang tadinya

merupakan musik rakyat yang sederhana, kini menjadi terpengaruh dengan musik

dunia Barat seperti jazz, pop, rock, soul, dan lain-lain.

Walaupun dampak globalisasi benar-benar terasa di Jepang dewasa ini, namun

rakyat Jepang berbeda dengan rakyat Barat. Rakyat Jepang tetap melakukan

sejumlah ritual dan kepercayaan-kepercayaan (supernatural beliefs), serta tetap

mempercayai berbagai mitologi yang sudah diwariskan pada mereka sejak dahulu

kala. Rakyat Jepang mayoritas menganut 2 agama, yaitu Budha dan Shinto.

Sedangkan mengenai ritual yang berhubungan dengan kepercayaan, Jepang

mempunyai Matsuri, sebuah ritual yang diadakan dengan tujuan untuk bersyukur

pada Kami (dewa, roh alam, atau kekuatan spiritual pada agama Shinto).

Namun sayangnya, globalisasi telah menyebabkan lunturnya nilai-nilai

kepercayaan (supernatural beliefs) yang ada pada diri rakyat Jepang. Semua ritual

yang mereka lakukan kini sudah bergeser maknanya. Hanya sedikit dari rakyat

Jepang yang mengetahui tujuan sebenarnya dari setiap ritual itu. Sisanya, hanya

menganggap ritual itu sebagai salah satu waktu untuk bersenang-senang dan

Page 28: Jepang Masa Kini, Sebuah Studi Kasus Tentang Globalisasi Dan Pengaruhnya Terhadap Supernatural Beliefs Di Jepang

- 28 -

berkumpul bersama. Begitu juga dengan agama.rakyat Jepang memang masih

tetap beragama, dalam pengertian tidak atheis dan tetap beribadah sesuai

kepercayaannya. Namun kehadiran globalisasi dalam hidup mereka membuat

mereka tidak begitu peduli lagi dengan agama mereka. Mereka seringkali menjadi

terlalu sibuk untuk beribadah, agama kini hanya menjadi status bagi mereka. Dan

yang lebih parah lagi, mereka sama sekali tidak menganggap hal itu sebagai hal

yang salah. Mereka seperti sudah terbiasa dengan status mereka yang ‘terlihat-

seperti-orang-beragama-tetapi-sebenarnya-sama-sekali-tidak-paham-tentang-

agama‘.

Ironis, memang. Sebuah negara Asia yang kini berhasil menyaingi negara Barat,

kini malah kehilangan jati dirinya sebagai negara Asia. Padahal, satu-satunya

yang membedakan kita dari negara Barat adalah kepercayaan kita pada sesuatu

yang menciptakan bumi dan segala isinya. Bila Jepang kini sudah tidak peduli

dengan supernatural beliefs mereka, lantas apa yang membedakan Jepang dengan

negara-negara Barat lainnya? Jepang seharusnya lebih mewaspadai hal ini.

Menjadi maju seperti negara Barat bukan berarti ia harus melepaskan statusnya

sebagai negara Asia.

Page 29: Jepang Masa Kini, Sebuah Studi Kasus Tentang Globalisasi Dan Pengaruhnya Terhadap Supernatural Beliefs Di Jepang

- 29 -

Daftar Pustaka

http://www.ko-ryo.co.jp/limadaki/budaya/jepang/photo/index.htm, diakses pada 1

Desember 2007, pukul 13.42.

http://www.pmij.org/index.php/content/view/119/15/, diakses pada 1 Desember

2007, pukul 14.06.

http://id.wikipedia.org/wiki/Matsuri, diakses pada 1 Desember 2007, pukul 14.14.

http://id.wikipedia.org/wiki/Shinto, diakses pada 1 Desember 2007, pukul 14.28.

http://id.wikipedia.org/wiki/Harajuku, diakses pada 1 Desember 2007, pukul

14.41.

http://id.wikipedia.org/wiki/Jepang, diakses pada 1 Desember 2007, pukul 15.06.

http://didats.net/page/215/soichiro-honda-1/, diakses pada 4 Desember 2007,

pukul 15.21.

http://id.wikipedia.org/wiki/Sony, diakses pada 4 Desember 2007, pukul 15.28.

http://id.wikipedia.org/wiki/J-pop, diakses pada 4 Desember 2007, pukul 15.32.

http://id.wikipedia.org/wiki/Manga, diakses pada 4 Desember 2007, pukul 15.34.

http://id.wikipedia.org/wiki/Anime, diakses pada 4 Desember 2007, pukul 15.35.

http://id.wikipedia.org/wiki/Ayumi_Hamasaki, diakses pada 4 Desember 2007,

pukul 15.38.

Page 30: Jepang Masa Kini, Sebuah Studi Kasus Tentang Globalisasi Dan Pengaruhnya Terhadap Supernatural Beliefs Di Jepang

- 30 -

http://id.wikipedia.org/wiki/Honda, diakses pada 4 Desember 2007, pukul 15.41.

http://id.wikipedia.org/wiki/L%27Arc~en~Ciel, diakses pada 4 Desember 2007,

pukul 15.44.

http://www.ko-ryo.co.jp/limadaki/budaya/jepang/photo/index.htm, diakses pada 5

Desember 2007, pukul 17.17.

http://www.ko-ryo.co.jp/limadaki/budaya/jepang/artikel/s_agama.html, diakses

pada 5 Desember 2007, pukul 17.21.

http://id.wikipedia.org/wiki/Restorasi_Meiji, diakses pada 5 Desember 2007,

pukul 17.35.

http://id.wikipedia.org/wiki/Mitologi_Jepang, diakses pada 5 Desember 2007,

pukul 17.38.

http://id.wikipedia.org/wiki/Karura, diakses pada 5 Desember 2007, pukul 17.40.