45
Jika dikembalikan langsung ke lahan sawah, pembusukan jerami membutuhkan waktu sekitar 1,5 1 bulan. Jika ingin melakukan penanaman segera maka yang dilakukan adalah menjadikan jerami sebagai bahan baku pembuatan pupuk organik (kompos). Dengan pengomposan, waktu dekomposisi jerami menjadi kompos menjadi lebih singkat. Cara pembuatan kompos jerami adalah sbb: Bahan yang diperlukan : jerami padi segar 1 m3 (1 m x 1 m X 1m), Urea 2 kg dan SP-36 1 kg atau NPK 2-3 kg, Kapur 1 kg, pupuk kandang 20 kg dan starter trichoderma 0,5 kg. Cara Pembuatan: Jerami segar direndam selama 1 malam. Perendaman ini bertujuan agar jerami tetap lembab. Bahan aktif (Urea, SP-36, kapur, pupuk kandang, starter trichoderma) dicampur dan diaduk sampai rata dan dibagi atas 4 bagian. Jerami ditumpuk 1 m3 dibagi atas 4 lapisan Pada lapisan jerami pertama (1/4 bagian jerami) ditaburkan bahan aktif 1/4 bagian dan dipercikkan air untuk menjaga kelembabannya. Setelah itu, tumpukkan kembali lapisan jerami kedua (1/4 bagian jerami) dan taburkan kembali bahan aktifnya ¼ bagian. Demikian seterusnya hingga jerami habis. Tinggi tumpukan jerami sebaiknya kurang dari 1,5 m agar memudahkan dalam pembalikannya Tutup tumpukan dengan plastik agar terlindung dari hujan dan panas, atau dapat diletakkan ditempat yang terlindung

Jika Dikembalikan Langsung Ke Lahan Sawah

  • Upload
    lee-ndr

  • View
    78

  • Download
    4

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Jika Dikembalikan Langsung Ke Lahan Sawah

Jika dikembalikan langsung ke lahan sawah, pembusukan jerami membutuhkan waktu sekitar 1,5   1 bulan. Jika ingin melakukan penanaman segera maka yang dilakukan adalah menjadikan jerami sebagai bahan baku pembuatan pupuk organik (kompos). Dengan pengomposan, waktu dekomposisi jerami menjadi kompos menjadi lebih singkat. Cara pembuatan kompos jerami adalah sbb:

Bahan yang diperlukan :jerami padi segar 1 m3 (1 m x 1 m X 1m), Urea 2 kg dan SP-36 1 kg atau NPK 2-3 kg, Kapur 1 kg, pupuk kandang 20 kg dan starter trichoderma 0,5 kg.

 

Cara Pembuatan:

Jerami segar direndam selama 1 malam. Perendaman ini bertujuan agar jerami tetap lembab.

Bahan aktif (Urea, SP-36, kapur, pupuk kandang, starter trichoderma) dicampur dan diaduk  sampai rata dan dibagi atas 4 bagian.

Jerami ditumpuk 1 m3 dibagi atas 4 lapisan

Pada lapisan jerami pertama (1/4 bagian jerami) ditaburkan bahan aktif 1/4

bagian dan dipercikkan air untuk menjaga kelembabannya. Setelah itu, tumpukkan kembali lapisan jerami kedua (1/4 bagian jerami) dan

taburkan kembali bahan aktifnya ¼ bagian. Demikian seterusnya hingga jerami habis. Tinggi tumpukan jerami sebaiknya kurang dari 1,5 m agar memudahkan dalam pembalikannya

Tutup tumpukan dengan plastik agar terlindung dari hujan dan panas, atau dapat diletakkan ditempat yang terlindung

Lakukan pembalikkan tumpukan jerami setiap minggu Kelembaban tumpukan jerami dijaga agar kadar airnya 60 - 80 % dengan

cara menyiram/memercikkan air (kalau diremas jeraminya maka air tidak menetes)

Kompos siap digunakan setelah 3 - 4 minggu.

Page 2: Jika Dikembalikan Langsung Ke Lahan Sawah

Ciri-ciri Kompos yang sudah siap digunakan:1.       Berwarna coklat gelap sampai hitam, remah/gembur2.       Bersuhu dingin3.       Tidak berbau atau berbau daun lapuk

1. Kompos JeramiBahan dan peralatan yang digunakan terdiri dari jerami padi, dekomposer, ember, tali, bambu, plastik hitam dan parang/pisau. Tahapan pembuatan kompos jerami padi adalah sebagai berikut :- Larutkan dekomposer sesuai dosis dalam 250 liter air, lalu aduk sampai homogen.- Buat tumpukan jerami padi secara berlapis dengan ukuran 1m x 1m x 1m.- Setiap lapis (20 cm) disiram dengan larutan dekomposer 50 liter secara merata, dan begitu seterusnya hingga mencapai ketinggian 1 m.- Padatkan setiap lapisan jerami dengan cara diinjak-injak.- Setelah selesai tutup dengan plastik hitam, lalu diikat dengan tali.- Tumpukan jerami dibiarkan 2 - 4 minggu.- Pengomposan berjalan baik apabila terjadi penurunan tinggi tumpukan, jika dipegang terasa panas, tidak berbau menyengat, tidak kering dan jerami mulai melunak.

2. Bokashi JeramiBahan dan peralatan yang digunakan terdiri dari jerami padi yang dicacah sebanyak 800 kg, sekam 150 kg, dedak 50 kg, dekomposer, air secukupnya, ember, plastik hitam, cangkul dan sekop. Tahapan pembuatan bokashi jerami adalah sebagai berikut :- Larutkan dekomposer dalam 250-300 liter air.- Jerami, sekam dan dedak dicampur secara merata, kemudian disiram dengan larutan dekomposer yang telah disiapkan.- Penyiraman dilakukan perlahan-lahan sampai kandungan air adonannya mencapai 30%.- Selanjutnya adonan di hamparkan setinggi 30-40 cm di tempat yang kering/diatas lantai.- Tutup adonan dengan palstik hitam atau terpal.- Selama fermentasi berlangsung, suhu tetap dijaga 40–50 derajat C.- Jika suhu melebihi 50 derajat C, bukalah penutupnya, kemudian dibalik atau diaduk agar udara masuk, dan selanjutnya ditutup kembali.- Lama fermentasi berkisar antara 3-4 minggu.- Bokashi telah jadi ditandai dengan timbul bau sedap dan muncul lapisan jamur putih serta tidak panas lagi. 

3. Bokashi KoheBahan yang digunakan terdiri dari kotoran sapi 850 kg, abu dapur 100 kg, serbuk gergaji 50 kg, kaptan 20 kg, probion 2,5 kg, pupuk SP-36 2,5 kg dan air 60 %. Selanjutnya peralatan meliputi : sekop, cangkul, garpu dan tempat pembuatan. Tahapan pembuatan bokashi kohe adalah sebagai berikut :- Siapkan tempat, alat dan bahan yang digunakan.- Larutkan dekomposer probion dan pupuk SP-36 dalam 250 liter air.- Campurkan kotoran sapi dengan bahan lainnya dan aduk secara merata, kemudian siramkan larutan dekomposer yang telah disiapkan, lalu tutup dengan palstik hitam atau terpal plastik.- Lama fermentasi atau pengomposan 3-4 minggu, dimana setiap minggu dilakukan pembalikan.- Proses pengomposan berjalan baik apabila suhu bahan meningkat.- Setelah diperam 3-4 minggu, pupuk telah menjadi matang dengan warna coklat kehitaman, bertekstur remah dan tidak berbau.- Lakukan pengayakan untuk mendapatkan ukuran dan bentuk yang seragam serta memisahkan dari bahan yang tidak diharapkan.- Pupuk organik siap dikemas atau diaplikasikan ke lahan sebagai pupuk dasar. 

Page 3: Jika Dikembalikan Langsung Ke Lahan Sawah

MEMBUAT KOMPOS JERAMIKerap kali petani dibuat bingung dan pening dengan kondisi tanah sawah yang dimilikinya,jumlah pupuk yang digunakan selalu bertambah,jika tidak ditambah,tanaman padi miliknya tidak sebagus musim yang lalu.Mungkin mereka lupa,bahwa tanaman padi menyerap unsur-unsur hara  yang dibutuhkan untuk pertumbuhannya.Tetapi yang mereka lakukan adalah terus melakukan pemupukan yang berlebihan,akhirnya sampai pada titik jenuh,di mana penambahan pupuk malah membawa penurunan hasil panen.

Kondisi yang sebenarnya terjadi adalah kondisi miskin bahan organik pada tanah.Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Tanah,bahwa kandungan bahan organik di sebagian besar areal persawahan di pulau Jawa telah menurun drastis hingga tersisa hanya 1 % saja.Sedangkan persyaratan yang ideal adalah kandungan bahan organik sebesar 5%.Kondisi penurunan ini terjadi karena berbagai sebab antara lain efisiensi pupuk yang rendah,artinya pupuk yang diberikan tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal,karena tidak dapat terurai secara maksimal oleh mikroba tanah.Keberadaan mikroba-mikroba tanah ini sangat sedikit jumlahnya karena tidak adanya pemasukan bahan organik ke dalam tanah,penggenangan air pada lahan sawah yang menyebabkan kondisi anaerob,padahal dalam perkembangannya, mikroba juga membutuhkan udara,dan penggunaan pestisida di atas ambang batas ketentuan penggunaannya,juga pemasukan solar dan bahan-bahan kimia lain ke lahan sawah,semuanya ini akhirnya menciptakan lingkungan yang tidak nyaman bagi pertumbuhan mikroba tanah.

Maka tak heran,tanah sawah menjadi tidak subur.Tanpa disadari oleh petani,karena kurangnya tingkat penyuluhan pengetahuan kepada mereka,semua yang selama ini mereka berikan kepada tanah, secara tidak langsung membuat sawah kehilangan kesuburannya.Tetapi semua ini belum terlambat untuk diperbaiki,dengan niat dan kerja keras,kesuburan tanah akan dapat dipulihkan secara perlahan dan berkesinambungan.Dengan kemajuan tekhnologi dan hasil penelitian dari Institut Pertanian Bogor,salah satu lembaga penelitian pertanian, yang reputasinya tidak diragukan lagi,banyak cara-cara penanganan yang sehat dalam pertanian, yang akhirnya  membawa peningkatan pola berpikir petani dalam bercocok tanam.

Kami sendiri sangat yakin,bahwa lahan sawah pertanian di Karawang,sebenarnya sangatlah subur. Adapun alasannya  adalah melihat dari banyak produk pertanian yang mengklaim dapat menaikkan hasil panen tanpa penambahan kompos dan bahan organik lain. Secara logika,pasti akan kita pertanyakan mengapa?apa bedanya dengan pupuk npk yang biasa digunakan petani,apakah pupuk cair itu begitu ajaibnya,begitu hebatnya sehingga mampu menyulap hasil panen menjadi meningkat drastis.Sempat hal ini kami pertanyakan pada salah satu produsen pupuk cair organik yang mengklaim hal ini,ternyata dari jawabannya dapat kami tarik kesimpulan,pupuk cair yang dijual itu,bisa begitu hebat, karena produk ini mengandung mikroba pelarut fosfat yang akan mengurai fosfat di tanah. Memang benar fosfat yang diberikan selama ini ,tidak dapat diuraikan secara keseluruhan, mengikat pada tanah.

Page 4: Jika Dikembalikan Langsung Ke Lahan Sawah

Dapat dilihat pada tanah sawah yang berwarna merah,keras,apabila berjalan di atas tanah tersebut,seperti berjalan di atas pecahan kaca.

Menurut kami, ternyata benar selama ini orang tua dulu selalu bilang harta karun ada di bawah tanah,pada kenyataannya memang petani selama ini menabung fosfat yang berguna bagi tanaman,ada di dalam tanah,jadi sebenarnya petani karawang itu mempunyai harta yang tidak ternilai jumlahnya,asalkan dapat dimanfaatkan. Jadi yang dibutuhkan adalah mikroba

pelarut fosfat.Hanya dari sisi kami mempunyai prinsip tak mungkin ada perbaikan lahan sawah tanpa adanya penambahan kompos dan bahan organik.

Limbah dari hasil panen padi sangat berlimpah, berupa jerami,sekam,bekatul.Semuanya dapat dimanfaatkan untuk mengembalikan kesuburan tanah.Prinsipnya dari tanah kembali ke tanah dan zero waste,tidak ada yang tidak dimanfaatkan. Mari kita coba dulu dengan limbah berupa jerami.

Jerami  

limbah yang satu ini jumlahnya sangat besar,kira-kira besarnya 1,4 kali hasil panen.Selama ini jerami dibakar begitu saja,petani telah membuang salah satu komponen yang sangat penting bagi lahan sawah.Salah satu bahan baku termurah yang ada ,yang bisa dijadikan kompos dasar.Dulu kesulitan

Page 5: Jika Dikembalikan Langsung Ke Lahan Sawah

pengaplikasian jerami ini,adalah harus dicacah terlebih dahulu, tapi itu mah sudah jadul. Dengan teknologi yang terkini, jerami dapat langsung dijadikan kompos, tanpa harus dicacah terlebih dahulu. IPB mengeluarkan produk dengan merk dagang PROMI, mempunyai kemampuan mendekomposisi jerami secara langsung di lahan sawah,tanpa adanya penambahan bahan-bahan organik lain,cukup dengan jerami saja.Ini dapat menghemat waktu dan mempermudah kerja petani yang ingin memanfaatkan jerami sebagai pupuk dasar.

Dengan memanfaatkan jerami sebagai bahan baku kompos,berarti petani turut serta dalam menjaga lingkungan dan iklim global.Seperti sering diberitakan bahwa pembakaran jerami akan melepas gas metan yang dituding sebagai salah satu penyebab anomali iklim atau efek rumah kaca.Ada juga yang membenamkan jerami secara langsung ke tanah sawah,cara ini bukannya tidak bagus,hanya tidak efektif,bagi yang sudah menerapkannya,pasti bilang bagus padinya hanya mudah rebah.Lebih baik  dan efektif jika jerami dijadikan kompos terlebih dahulu,untuk membantu mikroba-mikroba tanah untuk langsung mengurai zat hara yang ada pada jerami.Penguraian jerami secara langsung di lahan sawah akan membutuhkan waktu yang lama,jadi tingkat efektifitasnya kurang.

Kompos jerami dapat dibuat setelah proses pemanenan dilakukan, juga langsung dibuat di lahan sawah  tersebut.Alat-alat yang dibutuhkan antara lain:1. Sabit / parang2. Cetakan pagar yang terdiri dari 4 bagian, 2 bagian berukuran 2 m x 1 m,sedangkan 2 bagian lainnya  berukuran 1m x 1m3. Ember untuk menampung air4. Air yang cukup untuk membasahi jerami5. Aktivator PROMI6. Ember untuk  menyiramkan PROMI7. Tali plastik 1 gulung8. Plastik penutup.biasanya digunakan plastik mulsa hitam perak

Tahap pembuatan (dicopas dengan seijin sumber dari:http://isroi.wordpress.com/)

1. Siapkan bak dan air. Masukkan air ke dalam bak. Kemudian larutkan aktivator sesuai dosis yang diperlukan ke dalam bak air. Aduk hingga aktivator tercampur merata.

Page 6: Jika Dikembalikan Langsung Ke Lahan Sawah

                                                                                   Gambar 1. Menyiapkan air untuk pengomposan jerami.

                                                                    Gambar 2. Aktivator dimasukkan ke dalam bak air sesuai dosis yang diperlukan.

Page 7: Jika Dikembalikan Langsung Ke Lahan Sawah

                                                                                         Gambar 3. Aduk aktivator hingga tercampur merata.

2. Siapkan cetakan dari bambu. Pasang cetakan tersebut. Sesuaikan ukuran cetakan dengan jerami dan seresah yang tersedia. Apabila jerami cukup banyak cetakan dapat berukuran 2 x 1 x 1 m. Namun bila jerami sedikit cetakan bisa dibuat lebih kecil dari ukuran tersebut.

                                                                  Gambar 4. Siapakan cetakan kompos yang dibuat dari bambu.

3. Masukkan satu lapis jerami ke dalam cetakan. Jika tersedia dapat dimasukkan pula kotoran ternak. Jerami atau seresah yang berukuran besar dipotong-potong terlebih dahulu dengan parang.

Page 8: Jika Dikembalikan Langsung Ke Lahan Sawah

                                                         Gambar 5. Masukkan jerami dan bahan-bahan lain lapis demi lapis ke dalam cetakan kompos        

4. Siramkan aktivator yang telah disiapkan merata dipermukaan jerami.

                                                                   Gambar 6. Setiap lapis tumpukan disiram dengan aktivator secukupnya.

5. Injak-injak agar jerami padat.

Page 9: Jika Dikembalikan Langsung Ke Lahan Sawah

                                                                   Gambar 7. Setiap lapis tumpukan jerami diinjak-injak agar padat.

6. Tambahkan lagi satu lapis jerami/seresah.7. Siramkan kembali aktivator ke tumpukan jerami tersebut dan jangan lupa injak-injak agar tumpukan menjadi padat.8. Ulangi langkah-langkah diatas hingga cetakan penuh atau seluruh jerami/seresah telah dimasukkan ke dalam cetakan.9. Setelah cetakan penuh, buka tali pengikatnya dan lepaskan cetakannya.

                                                               Gambar 8. Tumpukan jerami yang siap ditutup dengan plastik.

10. Tutup tumpukan jerami tersebut dengan plastik yang telah disiapkan.

Page 10: Jika Dikembalikan Langsung Ke Lahan Sawah

                                                                        Gambar 9. Tumpukan jerami ditutup dengan plastik.

11. Ikat plastik dengan tali plastik agar tidak mudah lepas.12. Kalau perlu bagian atas jerami diberi batu atau pemberat lain agar plastik tidak terbuka karena angin.13. Lakukan pengamatan suhu, penyusutan volume, dan perubahan warna tumpukan jerami.14. Inkubasi/fermentasi tumpukan jerami tersebut hingga kurang lebih satu bulan.

                                                     Gambar 10. Tumpukan diinkubasi selama satu bulan.

Pengamatan Selama FermentasiSelama masa fermentasi akan terjadi proses pelapukan dan penguraian jerami menjadi kompos. Selama waktu fermentasi ini akan terjadi perubahan fisik dan kimiawi jerami. Proses pelapukan ini dapat diamati secara visual antara lain dengan peningkatan suhu, penurunan volume tumpukan jerami, dan perubahan warna.

Page 11: Jika Dikembalikan Langsung Ke Lahan Sawah

Suhu tumpukan jerami akan meningkat dengan cepat sehari/dua hari setelah inkubasi. Suhu akan terus meningkat selama beberapa minggu dan suhunya dapat mencapai 65-70 oC. Pada saat suhu meningkat, mikroba akan dengan giat melakukan penguraian/dekomposisi jerami. Akibat penguraian jerami, volume tumpukan jerami akan menyusut. Penyusutan ini dapat mencapai 50% dari volume semula. Sejalan dengan itu wana jerami juga akan berubah menjadi coklat kehitam-hitaman.

                                               Gambar 11. Tumpukan jerami akan mengalami penyusutan selama masa fermentasi.

MENGATASI MASALAH YANG TERJADI SELAMA FERMENTASI

Masalah Pengomposan Jerami yang Paling Sering DitemuiSaya ingin menekankan masalah pengomposanini, karena hampir selalu ditemui pada teman-teman yang baru pertama kali mengomposkan jerami, yaitu:KURANG AIR.Kompos jerami biasanya kurang air pada bagian tengahnya.Oleh karena itu sangat saya sarankan untuk selalu memeriksa kompos pada minggupertama.Periksa sampai bagian dalam, kalau kering. Tambahkan air secukupnya, kemudian kompos ditutup kembali.Jika setelah dua atau tiga hari tidak terjadi peningkatan suhu, atau tidak terjadi penyusutan volume selama proses fermentasi kemungkinan proses penguraian mengalami hambatan. Proses penguraian berjalan lambat atau bahkan tidak berlangsung sama sekali. Jika hal ini terjadi maka diperlukan langkah-langkah untuk mengatasi permasalahan ini.

Buka plastik penutup. bongkar dan amati tumpukan jerami tersebut. Apakah tumpukan tersebut kering atau ada bagian-bagian yang kering? Apakah

Page 12: Jika Dikembalikan Langsung Ke Lahan Sawah

tumpukan jerami tersebut terlalu basah? Apakah muncul bau yang kurang sedap? Apakah tumpukan jerami tersebut dingin atau panas?

Apabila tumpukan jerami kering, tambahkan air secukupnya. Kalau perlu lakukan pembalikan. Apabila jerami terlalu basah dan muncul bau tidak sedap, lakukan pembalikan dan jika perlu tambahkan bilah-bilah bambu yang diberi lubang untuk menambah aerasi.

PANEN DAN APLIKASI KOMPOS JERAMI

                                                    Kompos jerami yang sudah jadi: warna coklat kehitaman, lunak dan volumenya menyusut.

Kompos yang telah cukup matang ditandai dengan adanya perubahan fisik jerami. Perubahan itu antara lain:

Jerami berwarna coklat kehitam-hitaman,

lunak dan mudah dihancurkan,

suhu tumpukan sudah mendekati suhu awal pengomposan,

tidak berbau menyengat, dan

volume menyusut hingga setengahnya.

Kompos jerami yang sudah memiliki ciri-ciri demikian berarti sudah cukup matang dan siap diaplikasikan ke sawah. Kompos jerami diaplikasikan di tempat di mana jerami tersebut diambil.

Page 13: Jika Dikembalikan Langsung Ke Lahan Sawah

                                                                       Padi yang dipupuk dengan kompos jerami tumbuh lebih subur.

Page 14: Jika Dikembalikan Langsung Ke Lahan Sawah

HAMA KEONG MAS

                                                                                    

Keong mas merupakan salah satu dari hama utama pada tanaman padi.Hama yang satu ini kerap membuat jengkel para petani,karena sering memakan batang padi yang muda bahkan padi yang baru ditanam bisa dilenyapkan dalam sekejap oleh keong mas, yang akhirnya mengakibatkan petani mengeluarkan biaya ekstra untuk membeli benih baru untuk  melakukan penanaman ulang.Tetapi ALLAH menciptakan sesuatu di dunia ini bukan tiada manfaatnya,untuk mengimbangi daya perusaknya,keong mas ini dapat digunakan sebagai bahan dasar dalam pembuatan pupuk cair hayati atau dalam bahasa kerennya MOL (Mikroorganisme Lokal). MOL yang dibuat dengan bahan dasar keong mas ini sering disebut dengan nama MOL Keong.

Untuk membuat mol keong ini,bahan-bahan yang diperlukan adalah sebagai berikut:

1. Wadah plastik yang dapat ditutup rapat,umumnya dipakai wadah plastik yang sering digunakan untuk menaruh krupuk.

2. 1 kilogram keong mas hidup.

3. 1/4 kilogram gula merah.

4. 1 butir buah berenuk yang tua.

5. 1 butir buah pepaya.

Page 15: Jika Dikembalikan Langsung Ke Lahan Sawah

6. 10 liter air kelapa.

7.  1 Selang plastik sepanjang 30 cm, biasa digunakan selang untuk filter akuarium.

8. 1 potong lilin mainan anak-anak.

9. 1 botol cairan bayclin ukuran kecil.

10. 1 botol kosong bekas air mineral ukuran 600 ml.

buah berenuk

Tahap pertama:

- membuat tempat untuk fermentasi keong mas yang kemudian akan disebut dengan fermentor sederhana,dibuat dari wadah plastik yang dapat ditutup rapat,di mana pada bagian atasnya dibuat 1 lubang yang ukurannya sebesar selang plastik yang akan digunakan.Lalu  tutup botol air mineral juga dibuat lubang yang besarnya juga sesuai dengan ukuran selang plastik yang digunakan.Masukkan  selang plastik tersebut ke  dalam tutup wadah plastik yang akan digunakan dengan ketinggian kira-kira 5 cm dari tutup wadah plastik,sedangkan ujung selang yang satu dimasukkan ke dalam botol kosong yang terlebih dahulu diisi dengan bayclin sebanyak 1 botol. Penggunaan bayclin ini untuk menghindari kontaminasi atau cemaran dari luar, dapat diganti dengan air biasa. lalu pada lubang bagian yang luar yang digunakan untuk memasukkan selang ditutup rapat dengan lilin mainan anak-anak.

Page 16: Jika Dikembalikan Langsung Ke Lahan Sawah

                   

                                                                                              

Tahap kedua:

1. Keong mas hidup dikeluarkan dari cangkangnya,kemudian  ditumbuk  hingga halus. jangan lupa bagian yang berwarna hijau yang merupakan empedu keong mas dan bagian belakangnya yang lunak agar dibuang. kemudian hasil tumbukan tersebut dicampur dengan gula merah,lalu diaduk hingga tercampur merata.

2. Hasil campuran tersebut  dimasukkan ke dalam fermentor. Setelah itu ditambahkan air kelapa ke dalamnya,kembali diaduk hingga tercampur merata.

3. Tahap berikutnya,dimasukkan buah berenuk ( berupa daging buahnya), kemudian dimasukkan buah pepaya yang sudah  dihancurkan atau diblender. kembali diaduk hingga tercampur merata.

Page 17: Jika Dikembalikan Langsung Ke Lahan Sawah

4. Tutup wadah plastik yang berisi cairan tersebut  hingga rapat.

5. Kemudian didiamkan selama 2 minggu,proses ini disebut dengan proses fermentasi.

Setelah 2 minggu,MOL ini sudah siap digunakan.MOL yang sudah jadi,akan berwarna coklat kehitaman, dan baunya seperti bau tapai.Hanya perlu diingat, karena yang digunakan di sini, adalah mikroba,yang juga mempunyai siklus hidup, maka hasil fermentasi ini tidak dapat disimpan lama.Maksimal 2 minggu,karena umumnya hanya efektif dalam jangka waktu 1 bulan. Adanya penambahan pepaya di sini,untuk mempercepat pembentukan protein,karena kandungan enzim papain dalam buah pepaya, mampu merubah protein bahan organik menjadi protein secara alami.

                  

Pemakaian:

- 1/2 liter mol dicampur dengan 14 liter air,kemudian diaduk hingga tercampur merata. Penyiraman MOL ini sebaiknya dilakukan pada sore hari,setelah matahari tidak terik lagi. Karena umumnya mikroba tidak tahan dengan sinar matahari. Dan penyemprotan tidak dilakukan pada saat akan turun hujan,karena akan mudah tercuci oleh air hujan.

Cangkang keong mas yang sudah tidak ada isinya lagi jangan dibuang,karena masih ada manfaatnya. Cangkang dijemur dengan sinar matahari selama 1 hari,kemudian cangkang tersebut ditumbuk sampai halus,hasil tumbukannya dapat ditaburkan langsung atau dapat pula menjadi bahan tambahan pada pembuatan kompos,karena cangkang mempunyai kandungan kalium yang dibutuhkan oleh tanaman.

Page 18: Jika Dikembalikan Langsung Ke Lahan Sawah

Ketertarikan kami terhadap MOL keong ini,setelah membaca artikel  padi dalam karung yang bisa dibaca di http://clearwaste.blogspot.com/2008/08/padi-raksasa-dalam-karung.html ,apa yang ada di benak petani kalau melihat gambar ini? dan MOL yang digunakan adalah MOL keong.

                                                                                                                                                         

Page 19: Jika Dikembalikan Langsung Ke Lahan Sawah

 Ada juga cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi serangan hama keong mas ini pada lahan yang tergenang. Lahan sawah dapat diberikan arang sekam,karena struktur arang sekam ini seperti butiran atau serpihan.Keong mas bergerak dengan cara merayap secara perlahan,jika berjalan pada tanah yang telah diberikan sekam,secara langsung arang sekam akan menyulitkan keong mas untuk menutup cangkangnya,dan jika keong mas tidak dapat lagi menutup cangkang,dengan sendirinya keong mas ini akan mati dengan sendirinya. Pemberian arang sekam juga baik bagi penyerapan sisa pestisida dan herbisida sehingga dapat mengurangi kadar pencemaran bahan-bahan kimia.

Dibalik segala keburukan keong mas ini,ada juga kegunaannya yang sangat berguna bagi petani. Sering digunakan batang yang ditancapkan ke tanah sawah sebagai perangkap keong mas. Nah dari sini dapat diramalkan cuaca yang akan datang,apabila keong mas menaruh telurnya pada ketinggian yang tidak jauh dari genangan air,berarti kurangnya curah hujan,tetapi bila telur keong mas ini diletakkan pada ketinggian yang jauh dari genangan air berarti curah hujan akan cukup tinggi.

Keong mas sendiri  dapat dijadikan konsumsi, karena proteinnya yang tinggi,tapi jangan lupa membuang empedunya, yang sering membuat orang keracunan.Dugaan kami ,empedu ini menyimpan racun kimia yang diserap dari dalam tanah.mungkin di masa yang akan datang, akan ada penelitian yang mendetil tentang keong mas ini,karena mungkin ada enzim tertentu dari keong mas ini yang dapat memisahkan racun pestisida kimia dalam tanah melalui sistem pencernaannya. Dan juga dari yang kami baca, ada literatur yang menjelaskan bahwa keong mas dapat juga dijadikan bahan dasar pembuatan kecap.

Dengan adanya pemanfaatan hama keong ini,diharapkan dapat memaksimalkan hasil panen dan membangkitkan kemandirian petani. Mudah-mudahan informasi ini dapat bermanfaat bagi petani Karawang.

Page 20: Jika Dikembalikan Langsung Ke Lahan Sawah

MEMBUAT PUPUK ORGANIK CAIR SENDIRIDalam bertani dengan murah dan mudah, salah satu komponen biaya yang dapat dihemat adalah dengan membuat pupuk cair sendiri.Di sekeliling kita banyak sekali bahan baku dan limbah yang dapat dimanfaatkan untuk membuat pupuk cair dalam jumlah besar.

Selain kompos yang berfungsi sebagai pupuk dasar,ada baiknya diberikan juga pupuk cair sebagai pupuk tambahan.Pemilihan pupuk cair ini dengan alasan agar lebih mudah diserap oleh tanaman.Banyak sekali literatur mengenai tata cara pembuatan pupuk cair.Kami pilihkan salah satu artikel dari seorang praktisi lapangan yang kami kagumi, Bang Syam Asinar Radjam dengan blognya yang bernama dusunlaman (http://dusunlaman.net/).

Bahan dan alat yang dibutuhkan:1.Kotoran domba/kambing2.Air bersih3.Ragi tape(boleh ditambahkan dengan mol buatan sendiri)4.Drum plastik ukuran volume 100-120 liter air

Cara pembuatannya dapat dibuat dengan 4 langkah sederhana,yang bisa dilihat pada gambar di bawah ini

Dengan cara seperti di atas,dalam waktu seminggu,pupuk cair sudah siap digunakan,cara penggunaannya,campurkan 15 cc pupuk cair untuk setiap 1 liter air,diberikan pada tanaman seminggu sekali.(sumber diambil dari http://dusunlaman.net/?p=227)

Jika sulit untuk mendapatkan kotoran hewan, dapat pula disiasati dengan cara yang diajarkan kang Utju Suiatna dari Ganesha Organic SRI,caranya:

Disiapkan tong plastik untuk diisi dengan air biasa,jika ada air kolam,boleh digunakan

Page 21: Jika Dikembalikan Langsung Ke Lahan Sawah

karena airnya mengandung populasi mikroba yang besar.Kemudian dikumpulkan daun-daunan dan rumput-rumputan yang mudah busuk seperti daun kipait yang biasa tumbuh liar di pinggir-pinggir jalan.Baik daun dan rumput dikumpulkan dalam karung goni kemudian diikat.Langkah selanjutnya karung goni direndam di dalam air pada tong plastik.Untuk menambah populasi mikrobanya dapat ditambahkan mol yang dibuat sendiri ke dalam air.Tutup tong plastik rapat,dan dibiarkan selama seminggu.Hasilnya daun kipait dalam karung akan menyerupai kotoran sapi baik dari bentuk maupun baunya,sedangkan airnya akan menyerupai urine sapi.(sumber diambil dari:  http://www.healthy-rice.com/artikel08.html)

Pada setiap fase pertumbuhan pada tanaman,diperlukan kandungan tinggi yang berbeda.Pengetahuan akan pupuk dengan unsur N,P dan K tinggi yang berbeda berguna untuk memahami unsur apa yang sangat dibutuhkan tanaman pada setiap fasenya.Kebetulan ada literatur mengenai cara pembuatan dengan kandungan tinggi yang berbeda.Tulisan ini merupakan pedoman tepat guna dari Universitas Islam Indonesia.

1.Pupuk cair dengan kandungan N tinggi.   Bahan-bahan:   - 5 kg akar kacang tanah   - Mikroorganisme lokal (mol) buatan sendiri   - 5 kg rumput marenggo,bandotan,daun bambu kering,daun salam,daun sirsak

   - 30 liter air kelapa   -  1 kg air gula   - urine sapi   Alat-alat: parang,ember,plastik,tali,tong plastikCara pembuatan: masukkan semua bahan ke dalam tong,tutup rapat dengan plastik.biarkan selama 2-3  minggu.Setelah masa tersebut,pupuk bisa dipakai dengan terlebih dahulu disaring sampai bersih.Penggunaannya setiap 1 liter pupuk cair dicampur

Page 22: Jika Dikembalikan Langsung Ke Lahan Sawah

dengan 15-20 liter air.

Pupuk dengan kandungan N tinggi digunakan pada masa pertumbuhan tanaman/vegetatif. Kegunaannya untuk membangun pertumbuhan akar,batang dan daun.

2.Pupuk cair dengan kandungan P tinggi.   Bahan-bahan:   - Batang pisang yang dipotong secara vertikal   - 1 kg gula pasir   -  Mikroorganisme Lokal (mol) buatan sendiri

Cara pembuatannya:  batang pisang yang sudah dipotong vertikal dimasukkan ke dalam tong dan disusun rapi dengan posisi pori-pori menghadap ke atas,kemudian tong diisi dengan air  yang telah dicampur dengan gula pasir dan mol buatan sendiri.Selanjutnya tong ditutup rapat dengan plastik.Kemudian didiamkan selama 2-3 minggu.Setelah masa tersebut,pupuk cair bisa digunakan, dengan terlebih dahulu disaring sampai bersih.Penggunaanya setiap 1 liter pupuk cair dicampur dengan 15-20 liter air.

Pupuk dengan kandungan  P tinggi digunakan pada masa setelah bunga selesai atau mendekati masa pembentukan buah.

Page 23: Jika Dikembalikan Langsung Ke Lahan Sawah

3.Pupuk cair dengan kandungan K tinggi.   Bahan-bahan:   - Serabut kelapa   - 1 kg gula pasir   - Mikroorgansime Lokal (mol) buatan sendiri.

Cara pembuatannya: semua serabut kelapa dimasukkan ke dalam air yang sudah ditambahkan gula dan dicampur dengan mol buatan sendiri.Didiamkan selama 2-3 minggu.Setelah masa tersebut,pupuk cair bisa digunakan dengan terlebih dahulu disaring sampai bersih.Penggunaan pupuk cair dengan kandungan K tinggi ini diaplikasikan bersama dengan pupuk cair dengan kandungan P tinggi pada masa tanaman mulai tumbuh dan mulai berbuah.berfungsi untuk mengisi buah.

Cara menggabungkan kedua pupuk cair ini adalah sebagai berikut: 1 liter pupuk cair dengan kandungan P tinggi yang belum ditambah dengan air ditambahkan dengan  1 liter

Page 24: Jika Dikembalikan Langsung Ke Lahan Sawah

pupuk cair dengan kandungan K tinggi yang sudah ditambahkan dengan 15-20 liter air.Hasil gabungan kedua pupuk cair ini dapat diberikan langsung  ke lahan.

daun marenggo

bandotan

kacang tanah

Page 27: Jika Dikembalikan Langsung Ke Lahan Sawah

MENGATASI HAMA WERENG COKLAT

                                                    sumber gambar: http://erlanardianarismansyah.wordpress.com/

Ledakan hama wereng terjadi di sebagian besar lahan sawah di Kabupaten Karawang,bahkan sudah mengakibatkan kembalinya virus tungro /penyakit kerdil yang sudah lama tidak terjadi di Karawang.Banyak biaya yang sudah dihabiskan oleh para petani untuk mengatasinya,tetapi yang terjadi adalah sebaliknya,hama makin mengganas.Sebaiknya para petani berpikir ulang, mengapa dengan penyemprotan berbagai macam merk pestisida,masih belum dapat mengatasinya.Penyemprotan pestisida yang berlebihan menyebabkan semakin imun atau kebalnya hama tersebut.Yang terjadi di karawang adalah penggunaan pestisida kimia di atas ambang batas pemakaian yang akan dengan sendirinya meracuni tanah dan air yang ada di dalam tanah.

Kita tahu masyarakat Karawang masih banyak yang menggunakan air tanah,memang belum ada pengecekan terhadap air tanah yang digunakan,jadi belum dapat diketahui seberapa tinggi tingkat pencemarannya.Perlahan dengan pasti, kita meracuni bukan hanya diri kita sendiri,tetapi keseluruhan keluarga kita,seperti yang kita ketahui pestisida yang ada di dalam tanah dan air,tidak dapat terurai secara otomatis,harus digunakan penanganan tertentu,dengan dimasak matangpun,yang terbunuh hanya kuman,tetapi cemaran kimia masih tetap ada .

Page 28: Jika Dikembalikan Langsung Ke Lahan Sawah

Tulisan ini dibuat atas dasar kecemasan akan masa depan masyarakat Karawang, dengan mengkonsumsi hasil tanaman dan air yang tercemar,akan menyebabkan timbulnya wabah penyakit baru.

Ada cara yang lebih arif,yang dapat ditempuh oleh para petani Karawang,dengan cara penggunaan agents hayati dan pestisida nabati,agents hayati adalah penghalau hama dengan menggunakan mikroorganisme  dan jamur yang menjadi musuh hama tersebut seperti Beauvaria sp yang efektif untuk hama wereng coklat dan walang sangit,Corynebacterium untuk mengatasi penyakit kresek.Sedangkan pestisida nabati adalah pestisida yang dapat dibuat sendiri dengan bahan-bahan yang ada di sekitar kita,mudah didapat dan terjangkau harganya seperti buah berenuk,umbi gadung racun,jahe,lengkuas,sambiloto,mimba,jengkol,mengkudu,dan masih banyak lagi. Dengan penggunaan agents hayati dan pestisida nabati ini selain bertani dengan biaya rendah,kita juga tidak mencemari lahan dan air,setidaknya kita mewariskan hal-hal yang baik bagi generasi penerus kita.

Agents hayati bisa didapat di Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBP-OPT) yang berlokasi di Jatisari. Agents hayati ini harganya sangat terjangkau dan efektifitasnya setara dengan pestisida kimia, dan satu lagi keunggulannya adalah dapat diperbanyak sendiri,ya betul,dibuat sendiri oleh para petani,selain caranya mudah juga dapat menekan biaya.

Berdasarkan pengalaman kami yang menggunakan agents hayati Beauvaria sp,tanaman padi kami tidak terserang hama wereng,karena bisa buat sendiri,kami dapat melakukan penyemprotan awal sebagai langkah pencegahan.Mengingat hal ini,kami menghimbau kepada para petani Karawang agar segera beralih ke produk yang aman bagi lingkungan.

Perbaikan kondisi lahan sawah dengan pemakaian pupuk kompos jerami sebagai pupuk dasar,kompos kotoran hewan sebagai pupuk tambahan,berikut pupuk cair yang kita bisa buat sendiri sekaligus pestisida buatan sendiri akan membawa hasil yang jauh lebih baik daripada yang sekarang ini.

Ada alternatif yang bagus dan baik sekaligus murah bagi para petani untuk menanam padi.

Page 29: Jika Dikembalikan Langsung Ke Lahan Sawah

Mudah-mudahan tulisan ini  dapat disampaikan pada para petani yang dikenal,semoga petani Karawang bisa sejahtera,tidak ada yang mampu mengubah dunia tanpa keterlibatan anak muda,semoga harapan kami ini bisa tercapai.

Page 30: Jika Dikembalikan Langsung Ke Lahan Sawah

MENGATASI HAMA PENGGEREK BATANG PADI

Penggunaan agents hayati yang ramah lingkungan dan aman bagi kesehatan,adalah alternatif yang baik untuk menggantikan penggunaan pestisida kimia,selain aman juga dapat diperbanyak sendiri dengan mudah sehingga dapat menekan biaya operasional, salah satu agents hayati yang mudah untuk diperbanyak adalah Nematoda Patogen Serangga (NPS),yaitu hewan golongan cacing yang amat kecil,tidak kelihatan dengan mata telanjang.

NPS merupakan parasit bagi ulat serangga.NPS ini dapat digunakan untuk menghalau hama-hama penggerek batang padi.

Alat-alat yang dibutuhkan:( dicopas dari http://isroi.wordpress.com/)

Bak plastik yang tutupnya diberi jendela dan ditutup kain kassa. Fungsi jendela ini untuk aerasi.

Kertas merang atau kertas saring atau kertas tissue. Manfaatnya untuk menyerap air dan menjaga kelembaban.

Alat gelas kecil

Kain kecil yang bersih

Pinset jika ada

Botol untuk menampung NPS

Bahan:

Bibit/kultur NPS

Ulat hongkong, biasa tersedia di toko penjual makanan burung

Page 31: Jika Dikembalikan Langsung Ke Lahan Sawah

Gambar 1. Ulang hongkong dipakai sebagai inang pembiakan NPS

Air bersih, bisa pake air mineral,

Pelet untuk pakan ulat hongkong.

Cara perbanyakkannya:

NPS diperoleh dari balai/puslit/universitas yang memiliki kultur stok ini. Bibit ini sekali saja membelinya, setelah itu bisa dipelihara sendiri dan dipakai terus menerus.

Page 32: Jika Dikembalikan Langsung Ke Lahan Sawah

Gambar 2. Kultur stok NPS yang disimpan di dalam botol air kemasan

Siapkan bak plastik kecil yang ditutupnya telah diberi jendela.

Page 33: Jika Dikembalikan Langsung Ke Lahan Sawah

Gambar 3. Bak plastik untuk tempat pembiakan NPS

1. Letakkan lembaran kertas merang/tissue ke dalam bak plastik.2. Tuangkan air kultur NPS ke di atas kertas hingga basah. Sisa air dimasukkan kembali ke dalam botol.

Gambar 4. Kertas dibasahi dengan kultur NPS hingga seluruh kertas basah oleh air

Ulat hongkong diletakkan di atas kertas.

Page 34: Jika Dikembalikan Langsung Ke Lahan Sawah

Gambar 5. Ulat hongkong diletakkan ke dalam bak yang sudah ada NPS-nya.

Dengan cara ini maka nematode akan menginfeksi ulat hongkong. Nematoda akan berkembang biak di dalam inang itu sehingga akhirnya ulat mati. Jangan lupa diberi sedikit pellet untuk makanan ulat hongkong.

Bak plastik ditutup dan diinkubasi selama 2 hari.

Page 35: Jika Dikembalikan Langsung Ke Lahan Sawah

Gambar 6. Bak plastik ditutup dan diinkubasi selama 2 hari.

Dalam waktu 2 hari, ulat yang terinfeksi akan mati. Ulat yang mati karena terinfeksi nematode berwarna coklat cerah. Ulat mati yang berwarna hitam atau coklat tua bukan mati karena infeksi nematode.

Gambar 7. Ulat yang mati karena nematode.

Siapkan bak lain untuk tempat panen nematode. Dalam bak itu diletakkan tempat alas gelas kecil yang diletakkan dalam posisi terbalik. Tambahkan air di dalam bak tersebut. Kemudian tutup alas gelas dengan kain putih bersih. Basahi juga kain tersebut.

Page 36: Jika Dikembalikan Langsung Ke Lahan Sawah

Gambar 8. Alat gelas yang diletakkan dalam posisi terbalik.

Ulat yang mati karena nematode dipilih dan dipisahkan dari ulat-ulat yang lain. Ulat-ulat tersebut diletakkan di atas kain yang telah disiapkan sebelumnya.

Gambar 9. Ulat yang mati terinfeksi nematode diletakkan di atas kain basah.

Page 37: Jika Dikembalikan Langsung Ke Lahan Sawah

Gambar 10. Ulat mati terinfeksi nematode di atas kain basah.

Kemudian ulat ini dibiarkan hingga 21 hari. Nematoda akan berkembang biak di dalam tubuh inang. Ketika cairan tubuh inang mulai habis, nematode akan keluar dari tubuh inang dan akan mengikuti air ke bawah nampan. Pada hari ke-16 nematoda akan mulai keluar. Hal ini ditunjukkan dengan air yang mulai keruh. Pindahkan air yang telah keruh ini ke dalam botol penyimpanan. Tambahkan lagi air ke dalam bak plastik. Ulat akan keluar lagi pada hari ke-18 dan 21. Setelah 21 hari ulat sudah kering dan nematode sudah tidak lagi ada di dalam ulat.

Nematoda di simpan di dalam botol.

Page 38: Jika Dikembalikan Langsung Ke Lahan Sawah

Gambar 11. Nematoda di simpan di dalam botol sebelum dipakai.

Satu botol NPS dilarutkan untuk 2 tangki penyemprot. NPS ini siap disemprotkan ke padi di lahan.

Penyemprotan sebaiknya dilakukan pada sore hari karena nematoda rentan terhadap sinar matahari dan kekeringan.Hanya dibutuhkan waktu satu malam untuk NPS agar dapat menemukan hama penggerek batang padi.

NPS ini diformulasikan menjadi bioinsektisida dengan bahan pembawa berupa spon. Spon yang berisi NPS sudah ada dalam bentuk  kemasan siap pakai dan dengan harga yang terjangkau.Produk ini cukup dibeli 1 kali saja,selanjutnya dapat dengan mudah untuk diperbanyak sendiri .Produk ini bisa didapatkan di Universitas Jember,atau dapat menghubungi BBP-OPT Jatisari untuk keterangan lebih lanjut.