29
I. ANALISA DATA SINTESA NAMA : Sdr “L” NIRM : 026936 RUANGAN : H TGL DATA ETIOLOGI MASALAH TTD 18- 1- 0 5 DS : - kl en mengatakan melihat sosok laki-laki bertubuh hitam tinggi besar - kl ien mengatakanlaki- laki yang dilihatnya seperti selalu mengancam jiwanya dengan ingin memukulnya - se telah diam dan menutup mata, laki-laki tinggi besar itu hilang DO : - sa at dikaji klien tampak marah- marah, karena merasa Halusinasi Pendengara n Gangguan Alam Perasaan (marah)

Jiwa Analisa data

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Univ Muhammadiyah

Citation preview

I. ANALISA DATA SINTESA

NAMA : Sdr “L” NIRM : 026936 RUANGAN : H

TGL DATA ETIOLOGI MASALAH TTD

18-1-

05

DS : - kle

n mengatakan melihat sosok laki-laki bertubuh hitam tinggi besar

- klien mengatakanlaki-laki yang dilihatnya seperti selalu mengancam jiwanya dengan ingin memukulnya

- setelah diam dan menutup mata, laki-laki tinggi besar itu hilang

DO :- saa

t dikaji klien tampak marah-marah, karena merasa terganggu

- klien tampak bingung

- klien dalam keadaan fixasi

- klien mudah tersinggung bila ditanya

- penampilan tidak rapi

- tegang, gelisah

- ber

Halusinasi

Pendengaran

Gangguan

Alam Perasaan

(marah)

musuhan, tidak kooperatif, mdah tersinggung

- flight ideas

- klien terkadang berbicara sendiri

- TTV

- T : 120 / 90 mmHg

- N : 88 x / menit

- S : 362 ° C

POHON MASALAH

Resiko tinggi perilaku kekerasan

Gangguan alam perasaan (marah) : Akibat

Perubahan sensori – perseptual (halusinasi pendengaran) : COR Problem

Koping individu tidak efektif (menarik diri) : Etiologi

Distress masa lalu

RENCANA KEPERAWATAN JIWA

Nama Klien : Sdr “D”

NIRM : Institusi : Prodikep Sidoarjo

Bangsal / tempat : Ruang H

No TglDIAGNOSA

KEPERAWATAN

PERENCANAAN

RASIONALTUJUAN KRITERIA EVALUASI

TINDAKAN

KEPERERAWATAN

1. 18-

01-

05

Gangguan alam perasaan

(marah) berhubungan

dengan perubahan sensori

perseptual (halusinasi

pendengaran)

TUM :Setelah dilakukan askep selama 1 x 2 jam gangguan alam perasaan (marah) teratsi. TUK 1:Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat, sesama klien yang lain dan kelompok

1.1. Ekspresi wajah bersahabat, menunjukkan rasa senang, ada kontak mata, mau berjabat tangan, mau menyebutkan nama, mau menjawab salam, klien mau mengutarakan masalah yang dihadapi

Bina hubungan saling percaya dengan mengungkapkan prinsip komunikasi terapeutik 1.1.1. sapa klien dengan ramah

baik verbal maupun non verbal

1.1.2. perkenalkan diri dengan sopan

1.1.3. tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien

1.1.4. jelaskan tujuan pertemuan1.1.5. Jujur dan menepati janji.

Hubungan saling percaya merupakan dasar untuk kelancaran hubungan interaksi selanjutnya.

TUK 2 klien dapat mengenal halusinasinya

2.1 klien dapat menyebutkan waktu, isi, frekwensi timbulnya halusinasi

1.1.6. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya

1.1.7. Beri perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien.

2.1.1 adakan kontak sering dan singkat secara bertahap.

2.1.2. observasi tingkah laku klien terkait halusinasinya bicara dan tertawa tanpa stimulus, memandang kekiri / kekanan / kedepan seolaholah ada teman bicara.

- jika menemukan klien yang sedang halusinasi, tanyakan apakah yang didengar / dilihat.

- Jika klien menjawab ada tanyakan apa yang dikatakan.

- Katakan bahwa perawat percaya klien mendengar suara itu, namun perawat sendiri tidak mendengar / melihatnya (dengan nada bersahabat tanpa menuduh / menghakimi).

- Katakan

TUK 3klien dapat menyelidiki dirinya

2.2 klien dapat mengungkapkan halusinasinya.

3.1. klien dapat menyebutkan tindakan yang biasanya dilakukan untuk mengendalikan halusinasi.

3.2. klien dapat menyebutkan cara baru.

bahwa klien lain juga ada seperti klien.

2.1.3. diskusikan dengan klien- situasi yang

menimbulkan / tidak menimbulkan halusinasi

- waktu dan frekwensi terjadinya halusinasi (pagi, sore dan malam / jika sendiri).

2.2.1. Diskusikan dengan klien apa yang dirasakan jika terjadi halusinasi (marah, takut, sedih, sedang) beri kesempatan mengungkapkan perasaan.

3.1.1. identifikasi bersama klien cara / tindakan yang dilakuan jika terjadi halusinasi (tidur, marah, menyibukkan diri)

3.1.2. diskusikan manfaat dan cara yang digunakan klien jika bermanfaat beri pujian.

3.2.1. diskusikan cara baru untuk memutus / mengontrol timbulnya halusinasi

Diskusi tentang realitamerangsang klien untuk berfiir secara nyata.

TUK 4 klien dapat dukungan keluarga dalam mengontrol halusinasinya.

3.3. klien dapat memililh cara mengatsi halusinasi seperti yang telah didiskusikan klien dan dapat melaksanakannya

4.1. keluarga dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat. 4.2. keluarga dapat menyebutkan pengertian, tanda dan tindakan untuk mengendalikan halusinasi

- katakana “saya tidak mau dengar / lihat kamu “ (saat terjadi halusinasi

- katakana pada orang lain (perawat, teman / anggota keluarga) tentang halusinasi yang didengar

- meminta teman / keluarga / perawat untuk menyapa jika tampak bicara sendiri

3.2.1. bantu klien memilih dan melatih cara memutus halusinasi secara bertahap dan beri kesempatan untuk melakukan cara yang telah dilatih. Evaluasi hasilnya dan beri pujian bila berhasil

4.1.1. anjurkan klien untuk memberitahukan keluarga jika mengalami halusinasi.

4.1.2. diskusikan dengan keluarga (pada saat keluarga berkunjung / KR)

a. gejala halusinasi yang

Mengajak klien kearah realita secara perlahan

Menumbuhkan rasa saling percaya antara keluarga dengan perawat dengan harapan keluarga kooperatif

Untuk mengetahui pengetahuan keluarga dan meningkatkan kemampuan pengetahuan

TUK 5Klien dapat memanfaatkan obat dengan benar.

5.1. Klien dan keluarga dapat menyebutkan manfaat dosis obat dan efek samping obat5.2. klien dan keluarga dapat memahami akibat berhentinya abat tanpa konsultasi

dialami klienb. cara yang dapat dilakukan

klien dan keluarga untuk membantu klien mengenal realita

c. cara merawat anggota keluarga yang mengalmi gangguan halusinasi di rumah : beri kegiatan, jangan membiarkan sendiri, makan bersama, berpergian bersama

5.1.1. diskusikan dengan klien dan keluarga tentang dosis, frekwensi, manfaat obat

5.1.2. diskusikan dengan klien dan keluarga akibat berhenti obat

tentang halusinasi

Klien mengetahui dosis, frekwensi dan manfaat obat diharapkan klien melaksanakanProgram pengobatan dapat berjalan sesuai dengan rencana

I. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

NAMA :Sdr “D” NIRM : 026936 RUANGAN : H

TGL DX KEP IMPLEMENTASI EVALUASI T.T

18/01/05 Gangguan alam

perasaan (marah)

berhubungan

dengan halusinasi

pendengaran

TUK I: 09.00 WIB- Me

mbina hubungan saling percaya

- “Selamat pagi mas ? perkenalkan nama saya “IN”, saya biasa dipanggil “I” saya dari prodi keperawatan Sidoarjo”

- “kalau boleh tahu nama mas siapa ? dan mas senang dipanggil siapa ? mas asalnya dari mana ?”

- “bisa kita bicara sebentar kira-kira 10 menit”.

- Kalau perkenankan saya disini akan membantu masalah mas D, apa mas bersedia.

- Baikklah kalu begitu kita akan membicarakan masalah suara-suara yang sering mas dengar.

TUK II : 09.30Membantu klien mengenal halusinasinya “Selamat pagi mas?”“Masih ingat dengan saya ?”

S: “Pagi, Nama saya “DN”, biasa dipanggil D saja, saya dari pesapen surabaya.

O:.klien mau berjabat tangan, “klien menatap dengan wajah tampak tegang”.

S: bisaO: klien

mengangguk dengan mata melirik kekanan ke kiri, klien terfixasi di tempat tidur.

S : terserah mbakO : klien menatap

dengan wajah tegang dan sedikit gelisah

S : klien diam saja.O:- mata melirik ke

kanan ke kiri sambil tersenyum

A : Masalah teratasi sebagian

P : pertahankan TUK I lanjutkan TUK II

S : selamat pagi mbak ?

S: ya, mbak dari AKPER Sidoarjo kan ?

O:Klien tampak tersenyum, mau menjawab salam, ada

apa yang dirasakan mas sekarang ?

Bisikan itu seperti apa ?Kenapa mas kelihatan marah ?Mas, perasaan marah itu disebabkan karena suara-suara yang mas dengar, kalau mas tidak ingin marah, mas tidak usah memikirkan suara-suara itu lagi. Obat ini mau dimasukkan ke dalam tubuh mas supaya mas bisa tenangBiasanya suara itu muncul kalau mas sedang apaBerapa kali suara itu terdengar dalam sehariSaya percaya mas mendengarnya, tapi saya kok nggak melihat apapun ?Mas tadi bilang kalau sering mendengar suara ? itu tapi saya dan teman saya nggak mendengarkan, jadi itulah yang namanya halusinasi, mas ngerti apa halusinasi itu ?Mas halusinasi itu adalah kita rasa mendengar sesuatu tetapi orang lain tidak mendengar, hanya perasaan kita, pa mas mengerti. Nah mas bagaimana kalau kita besok bicara mengenai

kontak mataS : saya mendengar

bisikan orang banyak saya merasa nggak tahan terhadap suara tersebut

O :klien menjawab dengan nada keras, ekspresi wajah tegang dan klien tampak marah.

S : saya disuruh untuk sholat, minta rokok, menyuruh mukul orang, suara itu sangat banyak (laki-laki dan perempuan.

O : klien menjawab dengan nada keras dan mata yang tajam

S: ngak tahu, pokoknya sekarang ingin mukul orang

O : klien menjawab dengan nada keras kedua tangan yang difixasi tampak ingin memukul seseorang

S : - O : Klien tampak

diam sajaKlien diberi obat Serenace IM (09.00)Klien tampak tenang

S : kalau bangun tidur dan tidak ada yang diajak ngobrol

S : ngak saya hitungO : klien menjawab

dengan jelas sedikit marah

S : mbak jangan banyak omong

20 – 01

05

cara mengendalikan suata, kira-kira jam 09.00 disini saja ya ?ketika

“ Selama disini,kegiatan apa saja yang mas kerjakan ?”

TUK III : 09.00Klien dapat mengendalikan halusinasinya “ Selamat pagi mas ?“ masih mendengar suara-suara lagi ! trus apa yang mas lakukan ?”

“lho kok malah menuruti perintah suara-suara itu , seumpama bapak kamu ngak ngasih apa yang kamu lakukan”.

“begini ya mas jika suara itu muncul mas bisa

dehO : ekspresi wajah

klien marah pandangan mata tajam

S : ngak tahuO : klien

memandang kearah lain sambil memejamkan mata (pura-pura tidur)

S : -O : klien diam saja

dan memandang ke arah lain

S : terserah mbak, sekarang saya mau tidur

O : klien menutup matanya

Dalam waktu 2 jam klien sudah tenang (tidak marah) (11.00)

A : klien dapat mengenal halusinasinya (TUK II berhasil)

P : pertahankan TUK II dan lanjutkan TUK III

S : pagi…mbakO : klien menatap sambil tersenyum S : ya saya disuruh minta rokok, ya saya minta rokok !O : klien tampak menghisap rokokS : la wong roko’an itu enak ko’ mbak ! kalau bapak ngak ngasih yan tak tonjokO : ekspresi wajah

22 – 01

05

24 – 01

mencoba saran saya”1. mas coba ngobrol

sesuatu dengan teman sebelah / depan mas !

2. mas coba cerita ke bapak mas dan bilang “pak jangan dituruti apa yang saya bilang”

3. mas coba untuk istirahat / tidur dengan tenang dan jangan melamun

4. mas harus mau minum obat secara teratur.

TUK III : 09.30Klien dapat mengendalikan halusinasinya“Selamat pagi mas ?”mas mndengar suara-suara lagi, yang mas lakukan apa jika mendengar suara-suara itu

Jika mas mendengar suara itu, mas coba melakukan kegiatan seperti yang saya beritahu kemarin, masih ingat ngak ? kalau masih ingat coba sebutkan cara-cara tersebut

Ada 2 cara lagi mas yang belum mas sebutkan cerita ke bapak tenang suara itu dan minum obat secara teratur

klien terlihat tegangS : mbak ini banyak omongnya, sudah-sudah jangan ngomong lagi, saya ngak mau denger, ini itu urusan saya, ngapain ikut-ikutan….A : klien belum dapat mengontrol halusinasinya (TUK III belum berhasil)P : pertahankan TUK III

S : pagi mbakO : klien menyapa dengan tersenyumS : ya saya masih mendengar suara itu, saya disuruh minta rokok tapi tapi tidak disuruh untuk mukulO : klien tampak menghisap rokokS : saya minta rokok ke bapakO : ekspresi klien terlihat tegangS : ya mbak saya akan mencobanyaO : wajah klien tampak senangS : cara itu adalah ngobrol dengan teman sebelah, tidurO : klien menjawab dengan jelasS : ya mbak saya akan coba ngobrol dengan teman saya jika suara itu datangO : klien menjawab dengan jelas sambil tersenyumA : klien dapat mengendalikan halusinasinyaP : Pertahankan TUK III

05

TUK IVKlien mendapat dukungan keluarga untuk mengendalikan halusinasinya- Selamat sore Pak, perkenalkan nama saya “H” saya adalah mahasiswa program studi keperawatan Sidoarjo Selama 2 minggu dan selama itu telah merawat mas “D” Apa kabar Pak orang tua mas “D” . Siapa nama lengkap Bpk ? dan bagai mana saya memanggil.”- Begini Pak, saya disini bertugas untuk melakukan kunjungan rumah ditempat klien kami, serta bertanya beberapa hal pada keluarganya untuk mengetahui system pendukung dalam keluarga yang dapat mempercepat proses penyembuhan klien kami.- Bpk, Apa sering menjenguk mas “D” selama di RS.

- Lalu bagaimana menurut Bpk, apakah ada perkembangan.

- Apasih Pak yang sebenarnya membuat anak Bpk dibawa ke RSJ Menur ?

S : ya nak, nama saya “PS” pangil saja “S”- Ayo diskusi disiniO : Bpk klien menjawab ramah sambil tersenyum- Bpk klien menjabat tangan perawat- Bpk klien lalu mempersilahkan perawat duduk disampingnyaS : ya, saya setiap hari datang kesanaO : Bpk klien menjawab dengan jelas

S : ya nak dia sudah mau berbicara dengan saya sekarangO : Bpk klien tampak senang

S : begini nak, sejak 1 tahun yang lalu anak saya sering ngomong sendiri, teiak-teriak, memecahkan barang di rumah karena dia merasa putus asa tidak diterima di UNAIR. O : Bpk klien tampak sedih saat berceritaS : entahlah nak …..! anak saya itu sifatnya tertutup sejak dia kecil jika ada masalah selalu di pendam sendiri tidak pernah cerita pada saya.O : Bpk klien bercerita dengan

- Apa sebelumnya mas “D” punya masalah ?

- Apakah Bpk pernah mendengar istilah Halusinasi ?

- Menurut Bpk halusinasi itu bagaimana sih Pak ?

- Menurut Bpk orang yang mengalami halusinasi itu bagai mana tandanya ?

- Apakah tanda-tanda itu juga ada pada putra Bpk ?

- Apakah bila punya masalah putra Bpk menceritakan pada Bpk ?

- Jadi menurut Bpk ,anak Bpk termasuk memgalami halusinasi ? Mengapa Bpk menilai demikian ?

- Anjurkan setiap anggota untuk mengenal halusinasi dan cara menanggulanginya / mengatasinya.-“ Begini pak, orang yang mengalami halusinasi itu adalah dia merasa merasa mendengar sesuatu tetapi orang lain tidak mendengar” dan biasanya

nada sedihBpk klien tampak berkaca-kacaS : ya O : Bpk klien menjawab dengan jelasS : halusinasi itu adalah seperti mendengar / melihat sesuatu padahal itu tidak nyata / tidak adaO : Bpk klien menjawab dengan jelasS : bicara keras seperti ada yang diajak bicara O : Bpk klien menjawab dengan jelasS : yaO : Bpk klien menjawab dengan jelasS : tidak, dia lebih sering menyendiri dan melamunO : Bpk klien menjawab dengan jelasS : saya rasa ya karena anak saya itu tertutup kalau ada masalah tidak pernah cerita kepada saya dan sering bicara sendiriO : Bpk klien menjawab dengan jelasS : yaO : Bpk klien mengangguk-angguk

S : ya, masO : Bpk klien mengangguk-angguk

S : saya, mas. Saya pasti akan melakukannya

25 – 01 -

05

berusaha untuk menurutinya, jadi kalau putra bapak mengalami halusinasi katakan padanya saya percaya tapi saya ngak mendengarnya, coba saat terjadi halusinasi Bpk ajak untuk bercerita atau melakukan kegiatan untuk mengalihkannya.”Oh ya…Pak, saya rasa cukup sampai disini dulu bincang-bincang kita. Saya berharap Bpk dapat melaksanakan semua yang saya bicarakan tadi dan menerapakan pada kehidupan mas “D” agar proses penyembuhan dapat berjalan lebih cepat karena adanya dukungan dan motivasi dari keluarganya kalau begitu, saya pamit dulu

TUK VKlien dapat memanfaatkan obat dengan benar“Mas sudah minum obat hari ini ?”“Bagaimana rasanya setelah minum obat ?”enak mana minum obat dengan ngak ?”

O : Bpk klien mengangguk-angguk sambil tersenyum

S : ya…mas, saya akan berusaha sebaik mungkin untuk “D” agar dia cepat sembuhO : Bpk klien tersenyum dan menjabat tangan perawatA : masalah teratasiP : tindakan keperawatan berhasil dan dihentikan

S : sudahO : klien menganggukS : enak mbakO : klien menjawab dengan jelasA : TUK V berhasilP : TUK V dipertahankan

LAPORAN

KUNJUNGAN RUMAH

I. IDENTITAS PENDERITA

Nama : Sdr “D”

Umur : 20 Th

Jenis kelamin : Laki-Laki

Pendidikan : Mahasiswa

Pekerjaan : Belum bekerja

Status perkawinan : Belum Kawin

Alamat : Surabaya

No.Register : 026936

Dx Medis : Skizofrenia Hebefrenik episode berulang

II. SUSUNAN KELUARGA

N

O

SEX UMUR PENDIDIKAN STATUS

PERKAWINAN

PEKERJAAN KET

1

2

3

4

5

L

P

L

L

L

48 Th

40 Th

20 Th

17 Th

11 Th

SMP

SD

Mahasiswa

SLTA

SD

Kawin

Kawin

Belum Kawin

Belum Kawin

Belum Kawin

Wiraswasta

Wiraswasta

-

-

-

Bapak

Ibu klien

klien

Adik klien

Adik klien

III. KESAN PENERIMAAN

Keluarga bersikap kooperatif, keluarga sangat terbuka dan menerima tamu

dengan tangan terbuka, Keluarga memberikan semua informasi dan menceritakan

apa yang terjadi dengan klien hingga Ia masuk RSJ Menur, Keluarga menyambut

hangat dan menghormati kami yang datang sebagai tamu dengan sangat baik.

IV. RIWAYAT HIDUP PENDERITA

a. Pre Natal.

Usia kehamilan 9 bulan, selama kehamilan Ibu tidak pernah sakit dan tidak

mengalami kelainan pada kandungannya.

b. Natal

Klien lahir spontan, usia kehamilan 9 bulan, ditolong dokter di RS Soetomo

Surabaya dengan berat 3,5 kg dan panjang badan 53 cm, Ia merupakan anak

pertama dari tiga bersaudara.

c. Post Natal

Klien pada saat kecil sering sakit panas sampai kejang dan keluarga langsung

membawanya ke dokter, sakit yang dialami berjalan sampai 5 tahun setelah itu

tidak lagi sakit dan kejang lagi.

V. FAKTOR HEREDITER

Dalam keluarga klien tidak ada yang mempunyai riwayat sakit jiwa.

Genogram

20 th

Keterangan :

: Laki-Laki : Garis perkawinan

: Perempuan : Garis keturunan

: Meninggal duna : Klien

……………. : Tinggal satu rumah.

VI. PREMORBID

sejak 1 tahun yang lalu klien sering ngomong sendiri, teriak-teriak,

memecahkan barang di rumahnya karena dia merasa putus asa tidak diterima di

UNAIR, oleh keluarganya klien dibawah kedokter dan diberi terapi obat tetapi tidak

di minum secara teratur kemudian oleh keluarga dibawa ke RSJ Menur.

VII. HUBUNGAN INTER DAN ANTAR KELUARGA

Klien mulai dari kecil mempunyai sikap tertutup, orang terdekat klien

adalah adiknya .

Klien tidak pernah mengikuti kegiatan kemasyarakatan di lingkungannya ,

klien lebih senang di dalam rumah dan jarang berinteraksi dengan lingkungan

sekitar. Klien orangnya pendiam dan tertutup jika ada masalah dipendam sendiri dan

lebih banyak dikamar.

VIII. KEADAAN RUMAH DAN LINGKUNGAN

Rumah klien terlatak di sebuah gang kecil, lingkungan sekitar cukup baik,

kebersihan ruangan cukup, jumlah ventilasi cukup, sirkulasi udara baik.

IX. SOSIAL EKONOMI

Ayah klien bekerja sebagai wiraswasta, keadaan ekonomi cukup, dan

sederhana, biaya pengobatan klien melalui umum.

X. INDEKS TEKANAN RUANG

Rumus : N² - N

2Pasangan interaksi : 5² - 5 = 25 – 5 = 10

2 2

Luas bangunan ( LB ) : 5 m x 19 m x 9 feet

: 855 feet

ITR : 855 = 85,5

10

Catatan :

N : Penghuni rumah.

XI. DENAH RUMAH

dapur

5 m

Ruang Keluarga teras

Ruang Tamu

KM Kamar Kamar kamar

Tidur Tidur tidur

19 m

DAFTAR NAMA KELOMPOK

1. Dodik Dwi F (2002.014)

2. Dessy Eka J (2002.051)

3. Dwi Mira Y.S (2002.054)

4. Dwi Wahyu R.C (2002.055)

5. Eni Mujiati (2002.057)

6. Esti Marfiah (2002.058)

7. Hendra Prasetya S.P (2002.061)

8. Inna Aniati (2002.023)

9. Merry Ratna P (2002.026)

10. M. Syamsul Arif (2002.028)

11. Nur Laili (2002.029)

12. Nurul Wahdaniyah (2002.030)

13. Wawan Yuni K (2002.078)