24
INFOBPJS MEDIA EKSTERNAL BPJS KESEHATAN EDISI 56 TAHUN 2017 Kesehatan Dukung Keberlangsungan JKN-KIS MENDAFTARLAH SELAGI SEHAT

JKN-KIS - bpjs-kesehatan.go.id · Bahkan dalam peribahasa Jawa sangat terkenal istilah "cukup sandang pangane" atau "cukup sandang, pangan, lan ... BANDAR LAMPUNG KILAS & PERISTIWA

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: JKN-KIS - bpjs-kesehatan.go.id · Bahkan dalam peribahasa Jawa sangat terkenal istilah "cukup sandang pangane" atau "cukup sandang, pangan, lan ... BANDAR LAMPUNG KILAS & PERISTIWA

INFOBPJSMEDIA EKSTERNAL BPJS KESEHATANEDISI 56 TAHUN 2017 Kesehatan

Dukung Keberlangsungan

JKN-KIS

MENDAFTARLAH SELAGI SEHAT

Page 2: JKN-KIS - bpjs-kesehatan.go.id · Bahkan dalam peribahasa Jawa sangat terkenal istilah "cukup sandang pangane" atau "cukup sandang, pangan, lan ... BANDAR LAMPUNG KILAS & PERISTIWA
Page 3: JKN-KIS - bpjs-kesehatan.go.id · Bahkan dalam peribahasa Jawa sangat terkenal istilah "cukup sandang pangane" atau "cukup sandang, pangan, lan ... BANDAR LAMPUNG KILAS & PERISTIWA

CEOMessage

Direktur Utama Fachmi Idris

Kata-kata Nasrudin singkat saja, namun harus diakui sarat makna. Singkat dan telak, ibarat pukulan dasyat yang tidak berwujud tetapi membuat sekarat. Nyatanya manusia memang terbiasa untuk berfikir satu sisi saja, sesuai kebutuhan dan keinginan pribadinya, serta yang ditujukan untuk saat itu juga. Kebutuhan dan keinginan yang sesungguhnya justru dapat menunjukan siapa jati diri manusia yang sebenarnya.

Fakta bahwa manusia cenderung berfikir satu sisi saja, utamanya sesuai kebutuhan dan keinginan pribadinya, dicerminkan keseharian masyarakat kita di zaman dahulu. Sudah menjadi bahasa kesopanan sehari-hari, banyak orang tua yang jika ditanya atau pun mengungkapkan harapannya akan berkata, “Yang penting cukup sandang pangan, sekarang dan besok bisa makan dan tidak kekurangan.” Bahkan dalam peribahasa Jawa sangat terkenal istilah "cukup sandang pangane" atau "cukup sandang, pangan, lan papane". Pernyataan ini sejalan dengan Teori Kebutuhan Maslow yang mengatakan bahwa kebutuhan pertama manusia adalah basic need.

Keputusan manusia sesungguhnya juga dipengaruhi oleh bagaimana cara otak manusia bekerja. Sesuai teori fungsi otak, kemampuan manusia mengambil keputusan akan dipengaruhi oleh cara kerja otak dominannya. Otak kiri cenderung akan lama memutuskan, sementara otak kanan akan lebih cepat mengambil tindakan. Namun, meski dipengaruhi oleh otak dominannya dalam menentukan pilihan, cara kerja otak ini hanyalah untuk memproses atau menalar informasi yang dibutuhkan dalam mengambil keputusan. Ibarat ingin sampai ke seberang danau, jika otak kiri akan memikirkan dahulu langkah tiap langkah, risiko dan berbagai alternatif cara mencapainya, maka si otak kanan sudah mencari kayu untuk membuat getek kecil.

Tetapi dalam hal memutuskan apakah akan menyeberang atau tetap tinggal di tempat, sebagaimana kata Nasrudin tadi, hal utama yang akan mendasari tindakan manusia adalah apakah tindakan tersebut penting baginya. Apakah hal tersebut adalah sesuatu yang ia inginkan atau tidak. Manusia akan melihat apa yang paling menjadi kepentingannya. Apakah yang ada di seberang cukup menarik dan sesuai dengan risiko perjalanan saat menyeberang....? Ada untung rugi yang dipertimbangkan. Dan pasti manusia selalu mencari sesuatu yang berharga, dan belum ia miliki serta tentu saja sangat diinginkan. Manusia secara kodrati akan mencari keuntungan terbesar yang pantas untuk diperjuangkan.

Dengan kata lain, sebelum otak bekerja, ada hal lain yang berperan dalam pengambilan keputusan manusia. Menuru Erbe Sentanu, ”Umumnya manusia hanya memanfaatkan fikiran sadarnya yang memiliki kekuatan 12 persen dari keseluruhan kekuatan fikirannya. Fikiran sadar inilah yang biasa kita maksudkan ketika menyebut seseorang sedang menggunakan otaknya. Sedang yang 88 persen merupakan kekuatan bawah sadar yang secara umum hanya muncul dalam bentuk perasaan

Sejalan dengan Erbe Sentanu, Prof. Dr. Nurcholish Madjid atau lebih akrab disapa Cak Nur melalui bukunya, Islam dan Hak Asasi Manusia dalam Pandangan Nurcholish Madjid, pun sependapat bahwa pilihan manusia itu tidaklah berwajah tunggal. Ada alasan khusus yang mendasarinya, dimana alasan khusus itu sangat dipengaruhi oleh keinginan hakiki yang lahir dari hati (perasaannya). Dijelaskan Cak Nur, bahwa dalam menjawab pertanyaan, utamanya terkait pilihan, jawaban bisa A dan bisa pula B. Keduanya bisa sama-sama mulianya, namun bisa juga sama buruknya. Tergantung kepada niat hati atau perasaan yang mendasarinya.

Intinya, jika tadi kisah Nasrudin di atas mengajarkan bahwa seringkali fokus manusia itu hanyalah pada apa yang belum dimiliki dan kerap mencerminkan yang diinginkannya. Maka Erbe Sentanu dan Cak Nur melengkapi jawaban tersebut dengan argumen sangat baik, bahwa semua keinginan yang disampaikan manusia itu pada dasarnya adalah cerminan hati dan perasaannya, yang bisa saja bermotif baik namun bisa juga berlata belakang keburukan. Jika digabungkan, kita tiba pada satu kesimpulan bahwa manusia itu cenderung berfikir pada satu sisi keinginan yang mencerminkan isi perasaannya. Masalahnya adalah, apakah kita akan mengikuti perasaan yang mendorong pada kebaikan dan kemuliaan, atau justru perasaan dan cara kerja otak yang luar biasa tadi kita gunakan selalu untuk memilih pada jalan keburukan.... wallahu bishawab semoga kita semua selalu dalam lindunganNya.

Suatu ketika Nasrudin berbincang-bincang dengan hakim kota yang

terkenal angkuh dan sangat berkuasa. Hakim pun memulai perbincangan,

“Coba kita lihat cendekiawan seperti Anda. Kalau Anda memiliki pilihan

kekayaan atau kebijaksanaan, mana yang akan dipilih?" Nasrudin menjawab

seketika, "Tentu, saya memilih kekayaan." Hakim membalas sinis, "Memalukan.

Anda adalah cendekiawan yang diakui masyarakat. Dan Anda memilih kekayaan

daripada kebijaksanaan?" Nasrudin balik bertanya, "Kalau pilihan Anda

sendiri?" Hakim menjawab tegas, "Tentu, saya memilih kebijaksanaan." Nasrudin

pun menutup pebicaraan, "Terbukti, semua orang memilih apa yang belum

dimilikinya karena otak manusia terlatih untuk berfikir satu sisi saja, yaitu apa

yang ingin ia miliki dan bukan apa yang telah ia miliki."

BERFIKIR SATU SISI

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 56 TAHUN 2017

Page 4: JKN-KIS - bpjs-kesehatan.go.id · Bahkan dalam peribahasa Jawa sangat terkenal istilah "cukup sandang pangane" atau "cukup sandang, pangan, lan ... BANDAR LAMPUNG KILAS & PERISTIWA

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 56 TAHUN 2017

BULETIN DITERBITKAN OLEH BPJS KESEHATAN :Jln. Letjen Suprapto PO BOX 1391/JKT Jakarta Pusat

Tlp. (021) 4246063, Fax. (021) 4212940

PENGARAH

Fachmi Idris

PENANGGUNG JAWABMira Anggraini

PIMPINAN UMUM

Afrizayanti

PIMPINAN REDAKSI

Nopi Hidayat

SEKRETARIS

Rini Rahmitasari

SEKRETARIAT Ni Kadek M.Devi Eko Yulianto

Paramita Suciani

REDAKTURElsa NoveliaAri Dwi AryaniBudi SetiawanDwi SuriniTati Haryati DenawatiAngga FirdauzieJuliana RamdhaniDiah IsmawardaniRanggi Larissa Izzati

Darusman Tohir

DISTRIBUSI & PERCETAKAN Erry Endri Anton Tri WibowoAkhmad TasyrifanArsyad Didik Darmadi

Ramadhona A Lakoni

Salam Redaksi

BINCANG

5

14

16

17181920

DAFTAR ISI

126

10

Benefit - Kompensasi Demi Pelayanan Kesehatan Berkeadilan

Sehat & Gaya Hidup - Hidup Sehat Dengan Gelang Pintar

Pemerintah Kota Yogyakarta Capai UHC, Bukti dukungan terhadap JKN-KIS

Fita Yulia KisworiniPelanggan - Service Blue Print Jaga Kepuasan Peserta

Testimoni - Tidak Memiliki JKN-KIS Tabungan Terkuras Untuk Biaya Pengobatan

Inspirasi - Cara Klinik Simpang Jawo Jalankan Fungsi “Gate Keeper”

Recharge - Pesona Matahari Tenggelam di Jembatan Gentala Arasy

Persepsi - Kenapa sih , JKN-KIS Defisit

Pembaca Setia Media Info BPJS Kesehatan,

Program JKN-KIS telah memberikan berjuta manfaat bagi peserta yang membutuhkan, sayangnya masih ada sebagian kalangan yang hanya mendaftar dan membayar iuran ketika sakit. Perilaku yang disebut adverse selection ini, tentu mempengaruhi keberlanjutan JKN-KIS. Padahal, agar program ini dapat terus berjalan, iuran peserta yang sehat harus lebih banyak daripada peserta yang sakit. Gotong royong dalam program JKN-KIS dengan menjadi peserta di saat sehat maupun disiplin membayar iuran tiap bulan sangat penting.

Seperti apa upaya yang dilakukan BPJS Kesehatan terkait dengan permasalahan tersebut, dan seperti apa bentuk dukungan masyarakat terkait keberlangsungan Program JKN-KIS Media Info BPJS Kesehatan akan merangkumnya di rubrik FOKUS.

Dalam edisi ini Media Info BPJS Kesehatan akan berbincang dengan salah satu Kepala Dinas Kesehatan yang baru saja merealisasikan komitmen dalam mendukung mensukseskan Program JKN-KIS yaitu mendaftarkan seluruh masyarakat Kota Yogyakarta menjadi peserta JKN-KIS. Apa yang membuat pemerintah daerah Kota Yogyakarta merealisasikan hal ini, kesemuanya akan dimuat dalam rubrik BINCANG.

Seiring dengan penerbitan Info BPJS Kesehatan, kami mengucapkan terima kasih atas berbagai dukungan dan tanggapan atas terbitnya media ini. Kami pun terus berupaya dalam memberikan informasi yang baik, akurat dan diharapkan kehadiran media ini dapat menjadi jembatan informasi yang efektif bagi BPJS Kesehatan dan seluruh stakeholder. Selamat beraktivitas.

Redaksi

JANGAN TUNGGU SAKIT

Peran Pemerintah Daerah sangat penting dalam penyelenggaraan program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS).

Kilas & Peristiwa - Optimalkan JKN-KIS, BPJS Kesehatan Perkokoh Sinergi dengan IDIFokus - Dukung Keberlangsungan JKN-KIS Mendaftarlah Selagi Sehat

Page 5: JKN-KIS - bpjs-kesehatan.go.id · Bahkan dalam peribahasa Jawa sangat terkenal istilah "cukup sandang pangane" atau "cukup sandang, pangan, lan ... BANDAR LAMPUNG KILAS & PERISTIWA

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 56 TAHUN 2017 INFO BPJS KESEHATAN

EDISI 56 TAHUN 2017

BANDAR LAMPUNGKILAS & PERISTIWA 5KILAS & PERISTIWA

MEDAN

Guna meningkatkan kualitas pelayanan kepada peserta JKN-KIS, BPJS Kesehatan siap memperkuat sinerginya dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dalam hal pertukaran data dan informasi, optimalisasi dalam upaya kendali mutu dan kendali biaya di fasilitas kesehatan, serta pertukaran informasi program pembinaan dokter. Pengokohan sinergi tersebut dituangkan dalam Perjanjian Kerja Sama (PKS) yang ditandatangani oleh Direktur Jaminan Pelayanan Kesehatan BPJS Kesehatan Maya Amiarny Rusady dan Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia Ilham Oetama Marsis.

“Melalui kerja sama ini, BPJS Kesehatan dan IDI siap melakukan mapping data ketersediaan dokter di suatu wilayah, serta melakukan sinkronisasi data fasilitas kesehatan dengan melibatkan berbagai pemangku kebijakan terkait,” kata Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi Idris yang turut hadir menyaksikan penandatanganan PKS tersebut dalam acara Pembukaan Rapat Kerja Nasional I Ikatan Dokter Indonesia di Bandar Lampung.

Pertukaran data dan informasi antara BPJS Kesehatan dengan IDI antara lain meliputi data jumlah, sebaran, dan kebutuhan dokter di suatu wilayah; data rasio dokter dibandingkan peserta terdaftar di FKTP (per jenis FKTP per wilayah); serta data ketersediaan dokter spesialis yang sudah bekerja sama dengan BPJS Kesehatan di suatu wilayah.

Sementara itu, dalam hal optimalisasi upaya kendali mutu dan kendali biaya di fasilitas kesehatan, IDI akan melakukan peningkatan kompetensi anggotanya melalui program pendidikan dan pelatihan berkelanjutan, memberikan rekomendasi terkait usulan keanggotaan Tim Kendali Mutu Kendali Biaya JKN-KIS, melakukan pembinaan kepada dokter, serta mengadvokasi pemerintah daerah untuk memeratakan peserta.

“BPJS Kesehatan bersama IDI juga akan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk memberikan rekomendasi tentang pemerataan peserta (redistribusi peserta) sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Diharapkan ke depannya, masyarakat dapat memperoleh pelayanan kesehatan yang adil dan berkualitas secara merata,” ungkap Fachmi.

Sebagai badan hukum publik yang fokus terhadap implementasi good governance, BPJS Kesehatan senantiasa menyelenggarakan program JKN-KIS berdasarkan prinsip kehati-hatian dan akuntabilitas. Untuk itu, BPJS Kesehatan selalu melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan dan pengendalian biaya di fasilitas kesehatan yang menjadi mitra.

"Penerapan prinsip good governance menjadi salah satu kunci penting bagi keberlangsungan program JKN-KIS. Ada banyak pihak yang mengawasi pelaksanaan program JKN-KIS ini, salah satunya adalah Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI). Tujuannya tentu agar program ini tetap sustain, sehingga BPJS Kesehatan bersama fasilitas kesehatan dapat mewujudkan layanan jaminan kesehatan yang berkualitas dan berkeadilan sesuai amanat dari undang-undang SJSN," kata Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi Idris pada acara Sosialisasi Akuntabilitas Pemanfaatan Dana Kapitasi di Puskesmas bersama BPK RI. Hadir dalam acara tersebut sebagai narasumber, Anggota VI BPK RI Hary Azhar Aziz dan Pakar Klinis Faskes Tingkat Primer dr. Isti Ilmiati Fujiati.

Adapun kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui permasalahan dan hambatan yang terjadi di lapangan, sehingga dapat didiskusikan bersama solusi atas

permasalahan tersebut, guna memonitor dan mengevaluasi pemanfaatan dana kapitasi di FKTP, dan juga terkait dengan pelaksanaan Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanan (KBK) di FKTP yang sudah berjalan di tahun 2017. KBK merupakan bagian dari pengembangan sistem mutu pelayanan yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelayanan kesehatan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama.

"Ke depannya kami berharap, semua pihak dapat bersama-sama mengawal dan mengawasi program JKN-KIS ini agar bisa terus mengalirkan manfaat kepada yang membutuhkan," kata Fachmi.

Optimalkan JKN-KIS, BPJS Kesehatan Perkokoh Sinergi dengan IDI

Prioritaskan Good Governance, BPJS Kesehatan Perkuat Sinergi dengan BPK RI

Page 6: JKN-KIS - bpjs-kesehatan.go.id · Bahkan dalam peribahasa Jawa sangat terkenal istilah "cukup sandang pangane" atau "cukup sandang, pangan, lan ... BANDAR LAMPUNG KILAS & PERISTIWA

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 56 TAHUN 2017

FOKUSUtama6

Seiring terus bertambah banyaknya jumlah peserta, pemanfaatan program ini juga terus meningkat. Hingga bulan September 2017 tercatat sebanyak 591,9 juta pemanfaatan

(kunjungan) menggunakan kartu JKN-KIS dengan biaya yang diserap mencapai lebih dari Rp 221 triliun.

Meskipun JKN-KIS telah memberikan berjuta manfaat bagi peserta yang membutuhkan, sayangnya masih ada sebagian kalangan yang hanya mendaftar dan membayar iuran ketika sakit. Perilaku yang disebut adverse selection ini, tentu mempengaruhi keberlanjutan JKN-KIS. Padahal, agar program ini dapat terus berjalan, iuran peserta yang sehat harus lebih banyak daripada peserta yang sakit. Gotong royong dalam program JKN-KIS dengan menjadi peserta di saat sehat maupun disiplin membayar iuran tiap bulan sangat penting. Dukungan peserta yang sehat dapat dilihat pada beberapa contoh berikut. Apabila 1 orang menderita Demam Berdarah Dengue (DBD), maka perlu 80 orang sehat untuk membiayai penyakitnya. Bila ada 1 pasien sectio caesaria maka perlu 135 orang sehat untuk membiayainya, 1 pasien kanker perlu 1.253 orang sehat, dan 1 pasien operasi jantung perlu 3.737 orang sehat.

Dukung Keberlangsungan JKN-KIS MENDAFTARLAH SELAGI SEHAT

Setelah beroperasi hampir genap empat tahun, Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) yang dikelola BPJS Kesehatan telah menjaring proporsi penduduk yang siginfikan. Kebijakan dan pelaksanaan program yang diluncurkan Pemerintah sejak 2014 ini juga menunjukkan banyak kemajuan. Dari sisi kepersertaan misalnya, hingga saat ini lebih dari 70% penduduk Indonesia atau sekitar 187 juta jiwa sudah menjadi peserta JKN-KIS. Jumlah ini meningkat terus dari awal diberlakukan pada 2014 baru sekitar 133 juta menjadi 157 juta di 2015 dan 172 juta di 2016.

Page 7: JKN-KIS - bpjs-kesehatan.go.id · Bahkan dalam peribahasa Jawa sangat terkenal istilah "cukup sandang pangane" atau "cukup sandang, pangan, lan ... BANDAR LAMPUNG KILAS & PERISTIWA

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 56 TAHUN 2017 INFO BPJS KESEHATAN

EDISI 56 TAHUN 2017

FOKUS 7Deputi Direksi Manajemen Iuran BPJS Kesehatan Pusat Agus Mustofa mengatakan, adverse selection hingga saat ini masih terjadi karena masyarakat belum sepenuhnya memahami pentingnya asuransi kesehatan kendati program ini sudah berjalan empat tahun.

Walaupun fenomena adverse selection lebih banyak terjadi pada dua tahun pertama JKN-KIS berlangsung. Hal ini terjadi karena pada awal awal penyelenggaraan masyarakat yang tadinya sakit tapi sulit mengakses layanan kesehatan karena keterbatasan biaya, begitu JKN-KIS hadir dengan memberikan kemudahan dalam pembiayaan maka masyarakat berbondong-bondong ke fasilitas kesehatan. “Fenomena adverse selection memang parah di sekitar dua tahun pertama. Angkanya sangat signifikan, dan itu turut mempengaruhi ke pembiayaan BPJS Kesehatan,” kata Agus. Euforia masyarakat menyambut hadirnya JKN-KIS tersebut juga memicu terjadinya insurance effect yaitu berobat ke rumah sakit walaupun sebenarnya tidak terlalu diperlukan. Hal ini tentu saja mempunyai dampak yang cukup besar terhadap biaya pelayanan Kesehatan.

Meski jumlahnya relatif lebih sedikit dari tahun-tahun sebelumnya, adverse selection masih berlangsung hingga sekarang. Adverse selection biasanya terjadi pada kasus kecelakaan dan kasus kasus yang segera membutuhkan pelayanan kesehatan. Perilaku ini terutama terjadi pada Peserta Bukan Penerima Upah (PBPU) atau peserta mandiri atau bukan pekerja. Selain mendaftar menjadi peserta JKN-KIS setelah sakit, tingkat kepatuhan peserta PBPU juga terbilang lebih rendah dibanding segmen lainnya. Dari sekitar 22 juta PBPU yang sudah menjadi peserta, baru 50% lebih yang disiplin membayar iuran rutin setiap bulannya.

Meminimalisir adverse selection dan ketidakpatuhan dalam membayar iuran, BPJS Kesehatan melakukan berbagai upaya. Di antaranya mendorong penduduk sehat untuk menjadi peserta JKN-KIS melalui kampanye baik secara langsung maupun tidak langsung dengan memanfaatkan kader JKN. Kader JKN adalah masyarakat yang direkrut BPJS Kesehatan menjadi mitra untuk membantu mengampanyekan pentingnya mengikuti JKN-KIS. Kader ini juga bertugas membantu masyarakat yang ingin mendaftar atau memberikan informasi serta mendengarkan keluhan mereka. Saat ini ada sekitar 1.689 Kader aktif yang tersebar di seluruh Indonesia. Setiap Kader mengelola lebih kurang 500 keluarga binaan di sekitar wilayahnya, yang rutin mereka kunjungi dan edukasi.

Tabungan Sehat

Selain itu, BPJS Kesehatan menggandeng Bank Negara Indonesia (BNI) menghadirkan program yang disebut Tabungan Sehat. Program ini ditujukan khusus kepada PBPU yang menunggak membayar iuran, dan tidak mampu membayarnya sekaligus kepada BPJS Kesehatan. Peserta bisa membayar tunggakan dengan cara angsuran atau cicilan ke BNI sebagaimana menabung pada umumnya. Saat saldo tabungan sudah mencukupi, secara otomatis BNI mendebet tabungan untuk pembayaran iuran JKN-KIS. Dengan cara ini diharapkan kolektibilitas iuran khusus kelompok PBPU meningkat. BPJS Kesehatan juga memperbanyak jaringan pendaftaran dan pembayaran premi untuk memudahkan akses bagi peserta.

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 56 TAHUN 2017

Page 8: JKN-KIS - bpjs-kesehatan.go.id · Bahkan dalam peribahasa Jawa sangat terkenal istilah "cukup sandang pangane" atau "cukup sandang, pangan, lan ... BANDAR LAMPUNG KILAS & PERISTIWA

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 56 TAHUN 2017

8 FOKUS

Sebelumnya BPJS Kesehatan memberlakukan sistem pembayaran iuran untuk keseluruhan anggota keluarga atau Virtual Account (VA) Satu Keluarga. Ini adalah sistem tagihan iuran yang bersifat kolektif untuk seluruh anggota keluarga, yang pada akhirnya juga bertujuan mendorong pendaftaran sekaligus untuk satu keluarga. Adapula kebijakan aktivasi kartu JKN-KIS 14 hari. Peserta harus menunggu setidaknya 14 hari sejak melakukan pendaftaran untuk kemudian membayar iuran pertama dan barulah menggunakan manfaat layanan kesehatannya. Pada prinsipnya, menurut Agus, kebijakan pemerintah dan BPJS Kesehatan ini tidak bertujuan menyulitkan peserta, melainkan mendidik masyarakat untuk menjaga kesehatannya sendiri dan lebih bijak memanfaatkan layanan JKN-KIS.

Sebetulnya, adverse selection tak hanya berpengaruh kepada keberlangsungan JKN-KIS, tapi juga merugikan masyarakat sendiri. Misalnya dalam keadaan gawat darurat, peserta yang belum memiliki kartu JKN-KIS tapi kurang mampu secara finansial harus membiayai diri sendiri. Kalau pun mengurus kartu JKN-KIS tidak bisa langsung dipergunakan, karena menunggu aktivasi 14 hari. Itulah mengapa BPJS Kesehatan selalu

mengimbau masyarakat untuk menjadi peserta dan membayar iuran sebelum sakit, agar ketika dibutuhkan kartu JKN-KIS telah dan tetap aktif. Bahkan dianjurkan sejak bayi dalam kandungan, sehingga ketika lahir dan membutuhkan perawatan intensif untuk kondisi-kondisi tertentu bisa dibiayai oleh BPJS Kesehatan.

Ada pula fenomena lain dari perilaku adverse selection, bahkan dapat mengarah pada moral hazard atau penyalahgunaan oleh masyarakat. Misalnya orang yang tidak memiliki kartu JKN-KIS, tapi sudah terlanjur di rumah sakit, mengurus surat rekomendasi tidak mampu dari kelurahan setempat, kemudian meminta rekomendasi dinas sosial, hal ini dilakukan agar dapat memenuhi persyaratan pegurusan kartu tanpa waktu tunggu 14 hari.

Hal ini menurut anggota Perhimpunan Ahli Manajemen Jaminan dan Asuransi Kesehatan Indonesia (PAMJAKI), Taufik Hidayat, sebaiknya dibenahi. Kalau pun ada orang tidak mampu tapi belum masuk sebagai peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI), harusnya biaya manfatnya tidak dibebankan kepada BPJS Kesehatan. Mestinya ada dana sosial di luar BPJS Kesehatan untuk penyandang masalah kesejahteran sosial seperti itu.

Pembaruan data (updating) jumlah PBI juga harus dilakukan secara berkala. Jika ada peserta PBI yang dinilai sudah mampu secara finansial, maka status kepesertaannya akan gugur dan digantikan oleh masyarakat lain yang tidak mampu. Dengan demikian manfaat JKN-KIS dapat terus bergulir secara adil dan merata bagi mereka yang membutuhkan. Program ini juga tidak disalahgunakan oleh oknum tidak bertanggungjawab.

“Mendaftar ketika masih sehat turut mendukung keberlangsungan JKN-KIS. Lebih banyak orang sehat dan mampu yang mendaftar dan rutin membayar premi tiap bulan akan membantu membiayai peserta yang sakit. Inilah prinsip gotong royong yang membedakan JKN-KIS dengan asuransi komersial,” kata Taufik.

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 56 TAHUN 2017

Page 9: JKN-KIS - bpjs-kesehatan.go.id · Bahkan dalam peribahasa Jawa sangat terkenal istilah "cukup sandang pangane" atau "cukup sandang, pangan, lan ... BANDAR LAMPUNG KILAS & PERISTIWA

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 56 TAHUN 2017 INFO BPJS KESEHATAN

EDISI 56 TAHUN 2017

FOKUS 9

“Pendataan ini kunci utama. Negara harus berani berinvestasi untuk pendataan ini. Mungkin akan butuh biaya besar, tapi sangat penting bagi masyarakat, sasarannya pasti. Yang tidak mampu masuk PBI, sehingga penganggarannya juga jelas,” ucapnya.

Dengan sasaran PBI yang lebih pasti, menurut Taufik, tidak akan terjadi moral hazard dari peserta, misalnya orang mampu mengaku miskin dan dimanfaatkan oleh oknum tak bertangggungjawab. Jangan sampai pemerintah melalui BPJS Kesehatan babak belur menanggung biaya yang seharusnya tidak menjadi bebannya. “Kalau hal-hal seperti ini tidak kita perhatikan dalam rangka kendali biaya, maka berapapun dana tambahan pemerintah untuk BPJS Kesehatan tidak akan cukup,” katanya.

Adverse selection biasanya tidak terjadi pada asuransi sosial seperti JKN-KIS. Itu karena cara rekruitmen pesertanya wajib serentak untuk semua segmen, bukan bertahap. Seiring bertambahnya peserta dan mencapai 100% pada 2019 dimana Indonesia mencapai universal health coverage maka pada saat itu adverse selection tidak terjadi lagi.

Pengeluaran

Adverse selection pada akhirnya turut mempengaruhi pengeluaran BPJS Kesehatan untuk membayar biaya manfaat. Isu tentang kesinambungan pendanaan JKN-KIS makin mencuat belakangan ini, yakni terjadi mismatch alias pengeluaran lebih besar dari penerimaan. Meskipun seluruh penduduk sudah menjadi peserta dan telah membayar iuran atau tidak menunggak, dan penyalahgunaan JKN minimal, defisit aset neto akan tetap terjadi jika besaran iuran belum sesuai dengan perhitungan aktuaria.

Disimulasikan, jika di 2018 besaran iuran tetap sama seperti sekarang dan semua peserta membayar iuran 100% dan tidak menunggak serta biaya pelayanan kesehatan dikendalikan, maka potensi defisit aset neto tetap terjadi. Dengan jumlah peserta mencapai 197 juta orang, pendapatan iuran di 2018 diproyeksikan mencapai Rp82,99 triliun dengan beban manfaat sebesar 89,231 triliun dan beban operasional 5%,

maka deifisit diperkirakan masih terjadi Rp10,43 triliun. Bahkan meskipun semua penduduk telah terdaftar di 2019 dengan semuanya membayar iuran 100% dan tidak menunggak serta pencegahan penyalagunaan optimal, lagi-lagi defisit aset neto akan tetap muncul jika besaran iuran tidak berubah. Di 2019 pendapatan iuran diperkirakan mencapai Rp116,60 triliun dengan beban manfaat mencapai 133,58 triliun, maka defisit aset neto diperkirakan mencapai 22,80 triliun jika besaran iuran tidak berubah.

Meskipun ada pendanaan dari pajak rokok yang diasumsikan sebesar Rp7 triliun sebagai subsidi hingga 100% untuk JKN-KIS, sayangnya potensi defisit aset neto pun belum teratasi. Defisit masih terjadi sekitar Rp3,08 triliun di 2018.

Jika besaran iuran peserta sesuai dengan usulan DJSN pada 2015 maka otomatis masalah defisit aset neto dapat teratasi. Besaran iuran sesuai hitungan DJSN sebesar Rp36.000 untuk segmen PBI, PBPU kelas 1 Rp80.000, kelas 2 Rp63.000, dan kelas 3 Rp53.000 per orang per bulan. Ditambah dengan upaya lainnya, maka otomatis masalah defisit bisa teratasi. Dengan besaran iuran tersebut, potensi pendapatan iuran yang terkumpul akan mencapai Rp105,96 triliun dengan beban manfaat 89,23 triliun ditambah biaya operasional 5%, maka surplus Rp11,38 triliun. Sedangkan di 2019 pendapatan iuran bisa mencapai Rp147,08 trtiliun dengan beban manfaat 133,58 triliun, maka surplus Rp6,15 triliun. Surplus tersebut bisa digunakan menutup defisit aset neto pada tahun-tahun sebelumnya.

Namun, hingga saat ini pemerintah masih memilih opsi memberikan dana tambahan dari APBN daripada menaikkan iuran. Selain dana tambahan, sebetulnya Peraturan Pemerintah Nomor 87 Tahun 2013 juga memungkinkan untuk kenaikkan iuran dan mengurangi manfaat jika terjadi defisit. Regulasi juga mengamanatkan dua tahun sekali besaran iuran harus dievaluasi.

Belum adanya keputusan mengenai penyesuaian iuran merupakan wujud nyata keberpihakan dan kehadiran negara bagi rakyat untuk mendapat layanan kesehatan bagi semua. Namun, masyarakat harus mempersiapkan diri bila suatu saat iuran dinaikkan. Agar layanan JKN-KIS lebih berkualitas dan berkesinambungan dibutuhkan dukungan dari semua pihak. Bersama, mari kita kawal keberlangsungan JKN-KIS. Dengan gotong royong semua tertolong.

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 56 TAHUN 2017

Page 10: JKN-KIS - bpjs-kesehatan.go.id · Bahkan dalam peribahasa Jawa sangat terkenal istilah "cukup sandang pangane" atau "cukup sandang, pangan, lan ... BANDAR LAMPUNG KILAS & PERISTIWA

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 56 TAHUN 2017

Bincangtokoh10

Peran Pemerintah Daerah sangat penting dalam penyelenggaraan program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS). Bukan hanya berperan menyediakan sarana dan prasarana

kesehatan serta sumber daya manusia (SDM) bidang kesehatan, tapi juga mendaftarkan seluruh warganya dalam program JKN-KIS. Mengacu UU No.40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial dan peta jalan program JKN-KIS, seluruh penduduk Indonesia ditargetkan telah terdaftar sebagai peserta paling lambat 1 Januari 2019. Oleh karenanya peran Pemerintah Daerah penting untuk mendukung tercapainya target tersebut.

Tidak sedikit Pemerintah Daerah yang sudah mengintegrasikan program jaminan kesehatannya ke JKN-KIS. Tercatat dari 514 Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia sebanyak 476 Kabupaten/Kota telah mengintegrasikan Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) ke JKN-KIS. Selain itu, sudah banyak Pemerintah Daerah yang mampu mencapai cakupan jaminan kesehatan semesta atau universal health coverage (UHC).

PEMERINTAHKota Yogyakarta Capai UHC, Bukti Dukungan Terhadap JKN-KIS

Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) kota Yogyakarta, Fita Yulia Kisworini

Berharap warga kota Yogyakarta mendapat pelayanan kesehatan yang menyeluruh.

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 56 TAHUN 2017

Page 11: JKN-KIS - bpjs-kesehatan.go.id · Bahkan dalam peribahasa Jawa sangat terkenal istilah "cukup sandang pangane" atau "cukup sandang, pangan, lan ... BANDAR LAMPUNG KILAS & PERISTIWA

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 56 TAHUN 2017 INFO BPJS KESEHATAN

EDISI 56 TAHUN 2017

BINCANG 11

Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Fita Yulia Kisworini

Pemerintah Daerah yang berhasil mencapai UHC berarti telah mendaftarkan sekitar 95 persen penduduknya dalam program JKN-KIS. Dari banyak daerah yang sudah mencapai UHC, salah satunya adalah kota Yogyakarta. Mayoritas penduduk kota Yogyakarta saat ini menjadi bagian peserta JKN-KIS.

Cakupan kesehatan semesta yang dicapai pemerintah kota Yogyakarta itu bukan sekedar dukungan terhadap program JKN-KIS tapi juga komitmen untuk memberi jaminan kesehatan kepada seluruh warganya. Per 30 September 2017 jumlah peserta JKN-KIS di kota Yogyakarta mencapai 381.611 jiwa dari 410.262 penduduknya.

Pada Oktober 2017 jumlah peserta JKN-KIS di kota Yogyakarta bertambah. Segmen peserta yang bertambah diantaranya berasal dari pekerja bukan penerima upah (PBPU) atau mandiri yang menunggak iuran dan masuk kriteria miskin. Kemudian peserta baru dan bayi baru lahir dari warga kota Yogyakarta yang sebelumnya telah didaftarkan jadi peserta JKN-KIS. Lalu pegawai pemerintah non pegawai negeri yang bukan penduduk kota Yogyakarta. Serta pekerja penerima upah (PPU) non aktif yang masuk kategori miskin dan memiliki KTP/KK kota Yogyakarta.

Bertambahnya jumlah peserta itu juga diimbangi dengan jumlah fasilitas kesehatan (faskes) yang tersedia. BPJS Kesehatan cabang Yogyakarta sudah bekerja sama dengan 188 faskes tingkat pertama, 34 faskes rujukan tingkat lanjutan, 22 apotek, dan 12 optik. Berbagai faskes itu tersebar di kota Yogyakarta, kabupaten Bantul, dan kabupaten Gunung Kidul. Khusus untuk kota Yogyakarta terdapat 56 faskes tingkat pertama, dan 14 faskes rujukan tingkat lanjutan.

Untuk mendapat informasi lebih lanjut mengenai pelaksanaan program JKN-KIS di kota Yogyakarta, redaksi Info BPJS Kesehatan berkesempatan untuk melakukan wawancara dengan Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) kota Yogyakarta, Fita Yulia Kisworini. Berikut kutipannya:

Sejak kapan pemerintah kota Yogyakarta mengintegrasikan Jamkesda ke program JKN-KIS?

Kami mengintegrasikan Jamkesda ke JKN-KIS sejak Mei 2016. Kategori peserta yang kami daftarkan dalam program JKN-KIS yakni penduduk kota Yogyakarta yang masuk kategori miskin dan tidak mampu.

Apa alasan pemerintah kota Yogyakarta mengintegrasikan Jamkesda ke JKN-KIS?

Sebagai bentuk dukungan pemerintah kota Yogyakarta terhadap program JKN-KIS. Ini sebagaimana arah kebijakan pemerintah pusat. Selain itu UU SJSN menegaskan hanya BPJS (Kesehatan) yang diamanatkan untuk menyelenggarakan Jaminan Sosial Kesehatan.

Apa perbedaan penyelenggaraan jaminan kesehatan melalui Jamkesda dan JKN-KIS?

Ketika penyelenggaraan jaminan kesehatan di kota Yogyakarta masih menggunakan Jamkesda, pelayanan kesehatan yang diberikan kepada peserta hanya melalui faskes yang telah bekerjasama dengan pemerintah kota Yogyakarta. Semua faskes itu berada di wilayah kota Yogyakarta. Kemudian, bagi peserta Jamkesda yang tidak mempunyai Kartu Menuju Sejahtera (KMS) harus menanggung selisih biaya pelayanan (cost sharing).

Setelah berintegrasi ke JKN-KIS, portabilitasnya lebih baik sehingga peserta bisa mendapat pelayanan kesehatan di luar wilayah kota Yogyakarta. Peserta tidak perlu khawatir untuk iur biaya karena semua ongkos pelayanan sudah ditanggung program JKN-KIS.

Apa untungya mengintegrasikan Jamkesda ke JKN-KIS?

Pemerintah kota Yogyakarta, khususnya Dinas Kesehatan bisa lebih fokus dalam meningkatkan mutu faskes dan mengoptimalkan fungsi regulasi dalam pelaksanaan program JKN-kIS.

Apakah penting bagi Pemerintah Daerah untuk mengintegrasikan Jamkesda ke JKN-KIS?

Penting, sesuai Instruksi Presiden (Inpres) No.8 Tahun 2017 tentang Optimalisasi Pelaksanaan Program JKN, bahwa dalam upaya optimalisasi pelaksanaan JKN Bupati/Walikota harus mengalokasikan anggaran untuk pelaksanaan program JKN-KIS. Sekaligus memastikan seluruh penduduknya terdaftar dalam program JKN-KIS.

Apa komitmen pemerintah kota Yogyakarta untuk mendukung keberlanjutan program JKN-KIS?

Pemerintah kota Yogyakarta berkomitmen membayar iuran atau premi peserta yang telah didaftarkan dalam program JKN-KIS. Mendorong pelaku usaha yang berada di wilayah kota Yogyakarta untuk mendaftarkan seluruh pekerja dan anggota keluarganya menjadi peserta JKN-KIS. Mengoptimalkan fungsi regulasi dalam pelaksanaan program JKN-KIS.

Apa harapan pemerintah kota Yogyakarta setelah mengintegrasikan Jamkesda ke program JKN-KIS?

Harapan kami agar seluruh penduduk kota Yogyakarta terjamin pemeliharaan kesehatannya secara menyeluruh meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.

Page 12: JKN-KIS - bpjs-kesehatan.go.id · Bahkan dalam peribahasa Jawa sangat terkenal istilah "cukup sandang pangane" atau "cukup sandang, pangan, lan ... BANDAR LAMPUNG KILAS & PERISTIWA

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 56 TAHUN 2017

12 Benefit

Jauh-jauh hari sebelum program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) dibentuk, sudah dipatok bahwa tujuan utamanya adalah untuk mewujudkan

jaminan kesehatan yang layak bagi setiap peserta sebagai pemenuhan kebutuhan dasar hidup penduduk Indonesia.

Berkaca dari tujuan tersebut, sejatinya setiap penduduk, baik tua-muda, kaya-miskin, atau yang bermukin di kota atau desa berhak mendapatkan pelayanan kesehatan yang sama, tanpa adanya sedikitpun pembedaan atau diskriminasi.

Namun, untuk mengimplementasikan tatanan layanan kesehatan yang merata tentu tidak semudah membalik tangan. Harus disadari bahwa sebagai negara kepulauan, wilayah negara kita sangatlah luas.

Dengan kondisi geografi nan beragam, sudah barang tentu ada saja beberapa wilayah yang tidak memiliki fasilitas kesehatan (faskes) yang memenuhi syarat. Bahkan di beberapa daerah terpencil, sama sekali tidak ada fasilitas atau layanan kesehatan.

Kenyataan ini berpotensi membuat peserta JKN-KIS di wilayah tersebut untuk tidak mendapatkan

pelayanan kesehatan tidak sesuai dengan kebutuhan medis. Kondisi seperti ini tentu terasa ironis. Karena sesuai tujuan awal berdirinya program JKN-KIS, semua peserta diupayakan bakal mendapatkan akses terhadap pelayanan yang sama.

Tentu saja permasalahan ini tetap menjadi perhatian pemerintah dan BPJS Kesehatan selaku pengelola program JKN-KIS. Pemerintah dan BPJS Kesehatan tetap berkomitmen untuk memberikan askes terhadap pelayanan kesehatan kepada peserta, walaupun peserta tersebut bermukim di daerah yang tidak memiliki faskes yang memenuhi syarat.

Mengacu kepada amanah Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, bahwa dalam hal di suatu daerah belum tersedia fasilitas kesehatan yang memenuhi syarat guna memenuhi kebutuhan medik sejumlah peserta, BPJS Kesehatan memberikan kompensasi. Saat ini kebijakan tentang pemberian kompensasi yang diberikan pada daerah itu beragam bentuknya.

Salah satu bentuk kompensasi itu adalah penggantian uang tunai. Misalnya, bila di daerah itu tidak ada faskes yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan, peserta diberikan kompensasi dalam bentuk penggantian uang

Pelayanan Kesehatan BerkeadilanKOMPENSASI demi

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 56 TAHUN 2017

Page 13: JKN-KIS - bpjs-kesehatan.go.id · Bahkan dalam peribahasa Jawa sangat terkenal istilah "cukup sandang pangane" atau "cukup sandang, pangan, lan ... BANDAR LAMPUNG KILAS & PERISTIWA

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 56 TAHUN 2017 INFO BPJS KESEHATAN

EDISI 56 TAHUN 2017

BENEFIT 13

tunai berupa klaim perorangan atas biaya pelayanan kesehatan yang diberikan oleh fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) yang tidak bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.

Bila syarat-syarat seperti, formulir pengajuan klaim dan bukti pendukung terpenuhi, peserta bisa mengajukan klaim ke kantor Operasional Kabupaten atau Kantor Cabang BPJS Kesehatan terdekat. Namun, sekali lagi ditekankan, kompensasi penggantian uang tunai ini hanya diberlakukan pada peserta yang mendapatkan pelayanan di FKTP yang tidak bekerja sama dengan BPJS Kesehatan di daerah yang tidak memiliki fasilitas kesehatan yang memenuhi syarat. Jika di daerah tempat peserta tersebut terdapat fasilitas kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan, maka peserta mendapatkan pelayanan kesehatan di FKTP tersebut dan tidak berhak mendapatkan kompensasi.

Bentuk kompensasi lain yang diberikan BPJS Kesehatan adalah dengan mengirimkan tenaga kesehatan. Yang dikirim bisa dokter spesialis, dokter umum, perawat dan sebagainya. Selain itu, kompensasi juga bisa diberikan dalam bentuk penyediaan fasilitas kesehatan tertentu.

Untuk teknis pengiriman tenaga kesehatan dan penyediaan fasilitas kesehatan tersebut, BPJS Kesehatan bekerja sama dan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan setempat, organisasi profesi kesehatan, atau asosiasi fasilitas kesehatanTentu saja, tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan yang dikirim tersebut disesuaikan dengan kebutuhan medis peserta yang berada di daerah tersebut.

Sesuai syarat

Kendati ada kebijakan kompensasi, perlu diperjelas bahwa pemberian kompensasi bisa diberikan jika daerah tersebut terbukti tidak memiliki faskes yang memenuhi syarat. Adapun syarat tersebut ditetapkan oleh Dinas Kesehatan setempat atas pertimbangan BPJS Kesehatan dan Asosiasi Fasilitas Kesehatan.

Daerah yang tidak tersedia Faskes memenuhi syarat ditetapkan dengan surat keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan dapat ditinjau sewaktu-waktu menyesuaikan dengan kondisi ketersediaan Faskes di daerah tersebut.

Adapun kriteria lebih rinci perihal daerah dengan faskes dianggap tidak layak antara lain apabila sebuah Kecamatan tidak terdapat puskesmas, dokter, bidan atau perawat sama sekali. Bila kriteria ini terpenuhi, BPJS Kesehatan wajib memberikan kompensasi.

Kantor Cabang Tarakan

Kantor Cabang Sampit

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 56 TAHUN 2017

Page 14: JKN-KIS - bpjs-kesehatan.go.id · Bahkan dalam peribahasa Jawa sangat terkenal istilah "cukup sandang pangane" atau "cukup sandang, pangan, lan ... BANDAR LAMPUNG KILAS & PERISTIWA

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 56 TAHUN 2017

Peserta Datang

Peserta Melengkapi PersyaratanPeserta

Datang

Peserta MengambilAntrian

Peserta Mengisi Formulis Pendaftaran

1. Peserta Menuju Loket Layanan2. Petugas Melakukan Veri�kasi Berkas

Peserta Pulang

25 Menit

14

Mayoritas institusi kesehatan umumnya sudah memiliki standard operating prosedur (SOP) sendiri. Begitu pula dengan BPJS Kesehatan selaku operasional

program JKN-KIS. SOP merupakan tatacara atau tahapan yang dibakukan dan yang harus dilalui untuk menyelesaikan suatu proses kerja tertentu.

SOP yang berisi urutan langkah yang harus dilakukan petugas dari awal hingga akhir sebuah pekerjaan. Misalnya adalah SOP pemberian informasi langsung yaitu urutan dari petugas menerima permintaan informasi sampai dengan informasi tersampaikan kepada peserta.

Satu hal yang menonjol dari SOP adalah pertimbangan utama dalam menyusun lebih didasarkan pada pertimbangan legal formal dan standar profesi, dalam artian bahwa apa yang dilakukan petugas bisa dipertanggungjawabkan dalam konteks peraturan dan hukum yang berlaku serta profesi.

Dalam penyusunan SOP juga perlu diiringi dengan penyusunan service blueprint. Service blueprint merupakan keseluruhan alur layanan yang terdokumentasikan dari peserta sebelum memulai layanan sampai dengan peserta selesai mendapatkan layanan sehingga diharapkan alur layanan tersebut

terstandar sehingga didapat kepastian layanan yang berdampak pada kepuasan dan loyalitas peserta.

Adapun service blueprint BPJS Kesehatan meliputi alur pelayanan cepat (fast track), alur pelayanan perubahan data dan cetak kartu, alur pelayanan korporasi, alur pelayanan informasi dan penanganan pengaduan

Fungsi pelayanan cepat meliputi pelayanan pendaftaran baru peserta PBPU, tambah anggota keluarga peserta PBPU, perubahan FKTP, perubahan kelas rawat dan perubahan segmen peserta.

Fungsi pelayanan perubahan data dan cetak kartu meliputi pelayanan pendaftaran bayi dalam kandungan, mutasi kurang data anggota keluarga PBPU, penggantian kartu hilang, pendaftaran PBPU dengan rekomendasi Dinas Sosial, perubahan identitas peserta (NIK, nama, tempat tanggal lahir, alamat, nomor telepon, email), dan perubahan data ganda.

Sedangkan fungsi pelayanan korporasi meliputi pendaftaran dan perubahan data peserta PPU Badan Usaha dan PPU Penyelenggara Negara baik secara individu atau secara kolektif. Fungsi pelayanan pemberian informasi serta penanganan pengaduan meliputi pemberian informasi, penanganan pengaduan, legalisasi, denda pelayanan, dan rujukan luar wilayah

Service Blueprint Jaga Kepuasan Peserta

PELANGGAN

Page 15: JKN-KIS - bpjs-kesehatan.go.id · Bahkan dalam peribahasa Jawa sangat terkenal istilah "cukup sandang pangane" atau "cukup sandang, pangan, lan ... BANDAR LAMPUNG KILAS & PERISTIWA

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 56 TAHUN 2017 INFO BPJS KESEHATAN

EDISI 56 TAHUN 2017

Peserta Datang

Peserta Melengkapi PersyaratanPeserta

Datang

Peserta MengambilAntrian

Peserta Mengisi Formulis Pendaftaran

1. Peserta Menuju Loket Layanan2. Petugas Melakukan Veri�kasi Berkas

Peserta Pulang

25 Menit

PELANGGAN 15

Adapun service blueprint perihal semua layanan ini telah dipublikasikan oleh seluruh kantor cabang BPJS Kesehatan dengan contoh seperti berikut:

Dengan adanya service blueprint ini, diharapkan BPJS Kesehatan bisa mendalami keinginan dan kendala yang ditemui peserta dalam alur pelayanan. Karena dalam menyusun service blueprint, tentu semua alur dari awal hingga akhir peserta berkaitan dengan program JKN-KIS telah dipetakan terlebih dahulu.

Melalui service blueprint ini pula, diharapkan dapat dijadikan sebagai alat ukur pelayanan agar mutu pelayanan terus dapat ditingkatkan. Serangkaian kegiatan yang tertuang dalam service blueprint akan terus dievaluasi, sehingga mudah dilakukan perbaikan bila ada sistem yang tidak berjalan dengan baik di lapangan

PROSES PENDAFTARAN PESERTA BPJS KESEHATAN

PENDAFTARAN BARU PESERTAPEKERJA BUKAN PENERIMA

UPAH

TAMBAHAN ANGGOTA KELUARGA PESERTA

PEKERJA BUKAN PENERIMA UPAH

PERUBAHAN FASILITAS KESEHATAN TINGGKAT PERTAMA

PERUBAHAN KELAS RAWAT

PERUBAHAN SEGMEN PESERTA

• Fotokopi Kartu Tanda Penduduk

• Fotokopi Kartu Keluarga

•Nomor Rekening (Kelas I dan II)

•Nomor Handphone•Surat Kuasa

Autodebet pembayaran Iuran BPJS Kesehatan bagi peserta yang memiliki manfaat (Kelas 1dan 2)

•Kartu Keluarga•Kartu Tanda

Penduduk

•Kartu JKN-KIS•Kartu Keluarga•Kartu Tanda

Penduduk

•Kartu JKN-KIS•Kartu Keluarga•Kartu Tanda

Penduduk

•Kartu JKN-KIS•Kartu Keluarga•Kartu Tanda

Penduduk• Fotokopi surat tanda

bukti penerima pensiun/KARIP

• Fotokopi surat keputusan Janda/Duda/Yatim/Piatu/

•Surat Keterangan dari sekolah/perguruan tinggi bagi anak usia lebih dari 21 s/d 25 tahun

PELAYANAN CEPAT (FAST TRACK)

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 56 TAHUN 2017

Page 16: JKN-KIS - bpjs-kesehatan.go.id · Bahkan dalam peribahasa Jawa sangat terkenal istilah "cukup sandang pangane" atau "cukup sandang, pangan, lan ... BANDAR LAMPUNG KILAS & PERISTIWA

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 56 TAHUN 2017

16 TESTIMONI

Musibah penyakit tidak pernah bisa diketahui kapan datangnya. Orang yang tadinya sehat-sehat saja mendadak bisa menjadi sakit. Karenanya, setiap penduduk

Indonesia perlu memiliki kartu Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) sebelum sakit. Supaya ketika tiba-tiba terkena penyakit yang membutuhkan penanganan medis, harta benda dan tabungan tidak sampai terkuras untuk membayar biaya pengobatan.

Pentingnya mendaftarkan diri ke dalam program JKN-KIS jauh hari sebelum sakit juga berlaku untuk bayi, bahkan sejak mereka masih dalam kandungan. Apalagi sistem kekebalan tubuh pada bayi yang baru dilahirkan belumlah sempurna. Kondisi ini membuat mereka sangat rentan terhadap berbagai penyakit. Belum lagi ketika ada masalah dalam proses persalinan.

Seperti pengalaman Tri Fatmawati asal Kota Depok, Jawa Barat. Lantaran tidak memiliki jaminan perlindungan kesehatan dari program JKN-KIS, setahun lalu Tri harus mengeluarkan biaya hingga belasan juta untuk biaya persalinan dan perawatan bayinya yang mengalami masalah kesehatan. Biaya tersebut terasa berat sekali, terlebih Tri sudah tidak lagi bekerja. Sementara suaminya seorang montir di bengkel kecil.

"Selama proses kehamilan, saya hampir tidak pernah mengalami masalah kesehatan yang berat. Pikirnya pasti bisa melahirkan normal seperti anak pertama di bidan dekat rumah. Makanya waktu itu tidak terpikir untuk mengurus pendaftaran BPJS Kesehatan untuk saya dan bayi yang masih dalam kandungan," cerita Tri.

Ketika tiba saatnya proses persalinan, kondisi bayinya terdeteksi melemah. Rupanya ada penumpukan cairan di dalam otak yang baru diketahui saat dilakukan pemeriksaan ultrasonograpi (USG) secara lebih mendalam. Bila tak ingin menanggung risiko, proses persalinan harus dilakukan melalui operasi sesar. Seketika perasaan Tri campur aduk. Ia tidak siap menghadapi kondisi seberat itu.

"Dokter menyarankan untuk segera melakukan operasi sesar. Saya benar-benar bingung karena tidak pernah membayangkan hal ini sebelumnya. Seharian saya menangis karena khawatir memikirkan kondisi bayi yang masih di dalam kandungan," ungkapnya.

Kekhawatiran Tri akhirnya menjadi kenyataan. Saat dilahirkan, kondisi fisik bayinya sangat melemah. Berat badannya pun tidak sampai 2 kilogram. Untuk bisa bertahan hidup, bayi perempuan yang kemudian diberi nama Kanaya itu harus mendapatkan penanganan intensif di ruang Perinatologi.

"Untuk operasi sesar dan perawatan bayi di rumah sakit, biayanya sampai belasan juta. Uang itu tadinya kami

kumpulkan sedikit demi sedikit untuk biaya pendidikan anak-anak nanti. Kalau saja dari dulu kami punya kartu JKN-KIS, tentu saja tidak sampai menguras uang tabungan," ujarnya.

Penyesalan itu tidak dibiarkan Tri semakin berlarut. Fokusnya ketika itu adalah mengupayakan pengobatan yang terbaik untuk anak keduanya, meskipun harus menguras harta bendanya. "Asalkan anak saya bisa sembuh dan hidup normal, segalanya pasti akan kami upayakan," tuturnya.

Kini, seluruh anggota keluarga Tri, termasuk juga Kanaya, telah memilik kartu JKN-KIS. Ia tak lagi dipusingkan dengan biaya pengobatan anaknya yang mahal di rumah sakit. "Sampai usia satu tahun, tumbuh kembang anak saya masih belum optimal. Dia juga masih sering kejang-kejang, jadi setiap bulan masih harus kontrol ke rumah sakit. Tapi sekarang sudah lumayan ringan karena tidak lagi dipusingkan dengan biaya," ungkap Tri.

Penyesalan yang sama juga diungkapklan Rian Julian asal Kota Bogor, Jawa Barat. Merasa belum perlu memiliki kartu JKN-KIS lantaran tidak pernah mengalami sakit yang berat, nyatanya Rian tumbang juga ketika suatu hari terkena Demam Berdarah. Penyakit itu hampir saja merenggut nyawanya lantaran terlambat ditangani.

"Kejadiannya satu tahun lalu. Itu jadi pengalaman pertama saya masuk rumah sakit. Sebelumnya kalau sakit, paling hanya flu dan demam saja. Dari kejadian itu akhirnya saya tersadar mengenai pentingnya memiliki kartu JKN-KIS. Karena walaupun kita sudah menjaga kesehatan dan menjalankan pola hidup sehat, penyakit masih bisa menyerang karena faktor lingkungan,” ungkap Rian.

TIDAK MEMILIKI JKN-KIS Tabungan Terkuras Untuk Biaya Pengobatan

Page 17: JKN-KIS - bpjs-kesehatan.go.id · Bahkan dalam peribahasa Jawa sangat terkenal istilah "cukup sandang pangane" atau "cukup sandang, pangan, lan ... BANDAR LAMPUNG KILAS & PERISTIWA

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 56 TAHUN 2017 INFO BPJS KESEHATAN

EDISI 56 TAHUN 2017

17

Selain memberikan akses kepada masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang komprehensif, program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) juga

telah membuat fasilitas kesehatan (faskes) yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan semakin bertumbuh. Salah satunya Klinik Simpang Jawo di kawasan Tanjung Pinang, Kota Jambi.

Saat mulai bekerja sama dengan BPJS Kesehatan pada April 2014, Klinik Simpang Jawo awalnya berstatus Dokter Praktek Perorangan (DPP) milik dr. Akhmadi. Fasilitas pelayanan kesehatan yang dimiliki juga belum selengkap saat ini. Seiring berjalannya waktu, tempat praktiknya semakin berkembang, hingga menjadi klinik yang memiliki berbagai fasilitas, mulai dari laboratorium hingga layanan dokter gigi. Per Oktober 2017, peserta JKN-KIS yang terdaftar di klinik tersebut mencapai 10.677 peserta.

"Setelah bergabung dengan BPJS Kesehatan, Alhamdulillah tempat praktik saya semakin berkembang. Awalnya memang DPP, lalu pada Februari 2016 berkembang menjadi klinik. Fasilitas pelayanan kesehatannya juga terus ditingkatkan. Sekarang sudah ada laboratorium, dokter gigi dan perawat, serta tiga dokter umum," ujar dr Akhmadi.

Dalam menjalankan perannya sebagai gate keeper atau penyedia layanan kesehatan primer, dr Akhmadi mengatakan fokusnya tidak hanya pada pengobatan pasien yang sakit, tetapi juga berbagai upaya promotif dan preventif, agar peserta JKN-KIS yang terdaftar di kliniknya tidak gampang sakit. Atau peserta yang sudah sakit tidak menjadi semakin parah.

"Di klinik ini, peserta JKN-KIS tidak hanya datang ketika sakit saja. Mereka juga sering datang untuk sekedar berkonsultasi mengenai masalah kesehatan dan pola hidup sehat, atau melakukan pemeriksaan kesehatan supaya gejala penyakitnya bisa terdeteksi lebih dini," ujar dia.

Dalam kegiatan senam sehat yang dilaksanakan setiap hari Minggu pagi, para pesertanya juga bukan hanya dari anggota klub Prolanis. Mereka yang sehat tanpa adanya keluhan penyakit juga aktif mengikuti kegiatan rutin tersebut. "Untuk kegiatan senam sehat, pesertanya bisa sampai 150-an orang. Bukan hanya yang terkena diabetes dan hipertensi saja, yang sehat pun banyak yang ikut. Jadi walaupun sudah punya kartu jaminan kesehatan, mereka rupaya termotivasi untuk selalu menjaga kesehatan," tuturnya.

Khusus untuk peserta Prolanis, beberapa program yang dijalankan seperti kegiatan penyuluhan atau konsultasi. Kegiatan ini biasanya dilakukan usai melaksanakan senam sehat. Kemudian untuk peserta Prolanis yang tidak memungkinkan mengikuti kegiatan senam rutin dan kontrol ke klinik, ada juga kegiatan home visit.

"Hubungan saya dengan pasien peserta Prolanis sudah seperti keluarga. Mayoritas juga saya kenal secara baik. Jadi kalau misalkan ada yang tidak sempat datang ke klinik untuk pemeriksaan rutin dan ambil obat, ketika ketemu di jalan atau saat ada acara nikahan, biasanya langsung saya ingatkan. Tapi mayoritas peserta Pronalis di sini sangat disiplin untuk kontrol dan minum obat,” ujarnya.

Untuk pelayanan kebidanan dan neonatal, meskipun di kliniknya tidak memiliki fasilitas tersebut, Klinik Simpang Jowo juga memiliki 36 bidan jejaring yang sudah bekerja sama. Sehingga untuk pelayanan kebidanan dan neonatal bagi peserta JKN-KIS yang terdaftar di Klinik Simpang Jawo tidak harus ditangani di rumah sakit.

dr Akhmadi juga sangat tegas dalam memberikan surat rujukan. Untuk kasus-kasus non spesialistik yang masih bisa ditangani di kliniknya, dia tidak akan memberikan surat rujukan, meskipun pasien tersebut memaksanya. Di dinding klinik juga terpasang tulisan untuk mengingatkan pasien yang datang. Bunyinya, “Rujukan Diberikan Dokter, Bukan Diminta”.

"Kalau memang harus dirujuk karena membutuhkan penanganan khusus, pasti akan langsung saya kasih surat rujukannya. Tapi kalau kasusnya masih bisa ditangani di klinik, tentunya tidak akan saya kasih,” pungkas dr Akhmadi.

INSPIRASI

“Gate Keeper”

CARA KLINIK SIMPANG JAWO JALANKAN FUNGSI

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 56 TAHUN 2017

Page 18: JKN-KIS - bpjs-kesehatan.go.id · Bahkan dalam peribahasa Jawa sangat terkenal istilah "cukup sandang pangane" atau "cukup sandang, pangan, lan ... BANDAR LAMPUNG KILAS & PERISTIWA

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 56 TAHUN 2017

18SEHAT

Gaya Hdup

Sembari berlari di atas alas treadmill elektrik, sesekali Matias Sinaga melihat ke layar gelang yang dilingkarkan ke tangan kanannya. Kurang lebih sudah hampir 20 menit pria 55 tahun ini

berlari ringan.

Bajunya mulai basah oleh cucuran keringat. Napasnya mulai tersengal-sengal. Maklum, bagi orang seusia Matias, memang tidak mudah berlari nonstop di atas 10 menit. Terlebih lagi pria berkulit putih ini mengalami kelebihan badan alias obesitas. Justru karena obesitas inilah, pria yang tinggal hitungan bulan ini pensiun dari tempatnya bekerja, menjadi rajin berolahraga.

“Masih sekitar 10 menit lagi nih. Targetnya kan 3 km,” ujarnya pada kolega yang mengajaknya berhenti berolahraga.

Sudah setahun belakangan ini, pria yang bekerja di sebuah harian nasional ini rajin nge-gym di kantornya. Niat utamanya adalah menurunkan berat badan. Lama kelamaan dia semakin kecanduan untuk berolahraga.

“Dulu jalan kaki 10 menit di atas treadmill saya tidak kuat. Kini lari 30 menit sudah bisa,” ujar bapak tiga anak ini.

Hampir setiap hari dirinya mengaku rajin berolahraga lari di fasilitas

gym milik kantor. Hasilnya, setiap minggu staminanya bertambah kuat. Dari hanya bisa berjalan di atas treadmill, kini dia sudah bisa berlari. Saat ini dia bahkan sudah mulai terbiasa menyelingi kegiatan olahraganya itu dengan angkat beban.

Guna menunjang hobi barunya itu, dia membeli sebuah gelang pintar berharga sekitar Rp600 ribu dari toko daring (online). Gelang berwarna hitam yang bagian tengahnya terdapat layar kecil itu piranti activity tracker dan sleep monitor yang dipakai sehari-hari pada pergelangan tangan. Piranti ini akan memantau aktivitas olah raga dan pola tidur kita.

Dari alat ini, lanjut dia, berapa langkah kita per hari, kalori yang dibakar, serta lama tidur dan detak jantung kita terpantau. Cara mengeceknya pun sederhana. Bisa langsung

melihat di layar gelang, atau via telepon pintar dengan mengunduh aplikasinya terlebih dahulu.

Usai membeli alat itu, gelang pintar itu tidak pernah lepas dari tangan Matias. Alat ini, lanjut dia, sudah seperti pelatih olahraga pribadinya. Karena dengan alat ini, Matias menjadi tahu berapa langkah yang telah ditempuh serta kalori yang dibakar per harinya.

Perkembangan teknologi informasi memang semakin menakjubkan. Salah satunya adalah bisa dimanfaatkan untuk memulai gaya hidup sehat, seperti gelang pintar yang dipakai Matias.Kini semakin banyak orang bergaya hidup sehat yang mulai memanfaatkan alat tersebut. Bentuknya beragam, mulai dari gelang pintar dengan harga terjangkau seperti milik Matias, hingga jam tangan pintar (smartwatch) yang harganya bisa mencapai di atas Rp10 juta.

Tidak hanya berupa gawai, kini di dunia maya juga muncul beragam situs-situs kesehatan. Dari situs tersebut, masyarakat bisa berkonsultasi terkait kesehatan kepada dokter. Situs-situs seperti ini kini menjamur seperti cendawan di musim hujan. Maklum, selain mudah dan cepat, konsultasi dengan dokter ini gratis.

Bagi pengamat kesehatan, dr. Kartono Mohamad menilai fenomena beragam aplikasi kesehatan dan gelang pintar ini positif-positif saja. Karena hal ini setidaknya mendorong orang untuk lebih peduli dengan masalah kesehatan tubuh mereka.

Namun, ujar dia, yang penting masyarakat jangan sampai terlalu mendewakan alat tersebut, karena tingkat akurasi alat elektronik itu tentu mustahil bisa mencapai 100% akurat. Begitu pula dengan konsultasi kesehatan via daring. Menurut Kartono, publik tetap perlu berkonsultasi tatap muka langsung dengan dokter.

Karena bagaimanapun, publik tentunya awam dengan penjelasan medis yang diberikan. Ditakutkan, publik salah menginterprestasi penjelasan yang diberikan dan lebih suka mengobati sendiri penyakit yang diderita.

“Pemakai gelang kesehatan terkadang sangat terobsesi dengan target yang dipatok di gelang pintar. Padahal, target setiap orang kan berbeda-beda, tergantung umur, kondisi kesehatan, dan sebagainya.”

Berkenaan dengan efek samping bagi orang yang mengenakan gelang pintar atau smartwatch, sembari tertawa, Kartono mengatakan tidak ada. “Paling mentok iritasi di kulit karena alergi dengan karet atau metal yang ada di gelang,” tutur dia.

Hidup Sehat dengan Gelang Pintar

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 56 TAHUN 2017

Page 19: JKN-KIS - bpjs-kesehatan.go.id · Bahkan dalam peribahasa Jawa sangat terkenal istilah "cukup sandang pangane" atau "cukup sandang, pangan, lan ... BANDAR LAMPUNG KILAS & PERISTIWA

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 56 TAHUN 2017 INFO BPJS KESEHATAN

EDISI 56 TAHUN 2017

19Recharge

Aktivitas harian yang padat seringkali membuat kita merasa lelah dan jenuh, bahkan bisa menimbulkan stres yang menjadi biang keladi munculnya berbagai penyakit. Supaya tidak

semakin larut, baiknya segera mencari solusi untuk mengatasi kebosanan, misalnya dengan berlibur ke tempat-tempat baru sambil memandangi indahnya matahari terbit.

Tidak harus ke laut atau ke perbukitan, Jembatan Gentala Arasy di Kota Jambi juga menawarkan keindahan serupa. Bila kebetulan sedang berkunjung ke Kota Jambi, tempat ini wajib menjadi salah satu destinasi wisata.

Salah satu tempat paling ikonik di Kota Jambi ini terdiri dari jembatan pedestrian yang melintasi Sungai Batanghari, dan Menara Gentala Arasy setinggi 80 meter. Memiliki bentuk yang meliuk-liuk seperti huruf “S”, Jembatan Gentala Arasy membentang sepanjang 532 meter dan lebar 4,5 meter.

Asiknya, jembatan ini khusus dibangun untuk pejalanan kaki. Saat melintasi jembatan ini, kita tidak akan diganggu kendaraan yang melintas seperti kebanyakan jembatan yang dibangun di tempat lain.

Dari atas Jembatan Gentala Arasy yang diresmikan tahun 2015, kita bisa melihat aliran air sungai Batanghari

PESONA MATAHARI TERBENAM DI JEMBATAN

yang merupakan sungai terpanjang di Pulau Sumatera dengan panjang sekitar 800 kilometer. Perahu-perahu kecil juga kerap melintas di bawah jembatan membawa pengunjung yang ingin menyusuri sungai.

Waktu terbaik untuk mengunjungi kawasan ini adalah di sore hari. Langit akan tampak berwarna jingga melengkapi cantiknya pemandangan matahari yang bersiap pulang ke peraduannya. Bila ingin mendapatkan sudut pandang yang berbeda saat menikmati pesona matahari terbit, kita juga bisa menyewa perahu kecil dengan tarif Rp100 ribu sampai Rp200.000, tergantung lokasi yang ingin dijangkau. Dari atas perahu, kita bisa menjadikan siluet jembatan dan Menara Gentala Arasy sebagai latar belakang foto.

Sisi sungai dekat pintu masuk Jembatan Gentala Arasy merupakan pusat kuliner yang selalu ramai dikunjungi warga maupun para wisatawan. Selain menawarkan banyak panganan khas, kawasan yang terkenal dengan sebutan Ancol ini juga menjadi tempat untuk mencari cendera mata.

Dari tempat ini, pemandangan yang disuguhan juga tidak kalah cantik, apalagi saat malam hari. Mata kita akan dimanjakan oleh warna-warni lampu yang menghiasi jembatan dan juga tiang penyangga. Sungguh akan menjadi penutup hari yang sempurna.

G E N T A L A A R A S Y

Page 20: JKN-KIS - bpjs-kesehatan.go.id · Bahkan dalam peribahasa Jawa sangat terkenal istilah "cukup sandang pangane" atau "cukup sandang, pangan, lan ... BANDAR LAMPUNG KILAS & PERISTIWA

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 56 TAHUN 2017

20 PERSEPSI

Sebagian orang menilai program Jaminan Kesehatan Nasional/Kartu Indonesia Sehat (JKN/KIS) rumit karena peserta harus mengikuti mekanisme rujukan berjenjang

untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Mekanisme rujukan ini dinilai ‘mempersulit’ peserta untuk mendapat pelayanan di fasilitas kesehatan tingkat lanjutan (FKRTL) seperti RS.

Sepintas pandangan ini benar terutama didukung kondisi masyarakat Indonesia yang selama ini terbiasa langsung berobat ke dokter spesialis di RS. Dengan mekanisme rujukan berjenjang yang diterapkan dalam program JKN/KIS masyarakat merasa dipersulit.

Namun mari kita kaji lebih jauh manfaat dari rujukan berjenjang ini. Namun sebelumnya kita pahami terlebih dahulu apa itu rujukan berjenjang.

Rujukan berjenjang adalah suatu system yang mengatur, di mana saat seseorang merasakan gejala penyakit, maka pertama kali yang harus dikunjunginya adalah fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP). FKTP dapat berupa puskesmas, klinik maupun praktek pribadi dokter umum. Di FKTP ini terdapat dokter umum, dokter gigi dan bidan.

Apabila kondisi kesehatan pasien memerlukan pemeriksaan atau tindakan medis lebih lanjut yang tidak dapat dilakukan oleh FKTP, maka pasien akan dirujuk ke RS untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dari dokter spesialis dan atau sub spesialis

Mula-mula pasien dirujuk ke RS berskala kecil (Tipe D & C). Selanjutnya jika di RS kecil ini tidak tersedia pelayanan kesehatan yang dibutuhkan pasien, ia akan dikirim ke RS skala sedang (Tipe B) hingga RS besar (Tipe A dan RS Khusus).

Sebagai contoh, peserta JKN/KIS sebut saja Ibu Wati, berasal dari Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat. Beliau menemukan benjolan mencurigakan pada payudaranya. Beliau kemudian mengunjungi puskesmas terdekat. Setelah diperiksa oleh dokter umum di puskesmas, dicurigai benjolan tersebut adalah kanker payudara, tetapi untuk memastikannya dokter umum di puskesmas kemudian merujuk Ibu Wati ke RSUD Kabupaten Bogor. Setelah melakukan serangkaian pemeriksaan penunjang diagnosa, akhirnya dokter di RSUD Kabupaten Bogor memastikan bahwa benjolan di payudara Ibu Wati benar kanker payudara.

Namun untuk melakukan tindakan medis seperti operasi dan kemoterapi, fasilitas yang tersedia di RSUD Kabupaten Bogor, belum memadai. Maka dokter spesialis di RSUD Kabupaten Bogor kemudian merujuk

Ibu Wati ke RS yang lebih besar, misalnya RS Khusus Kanker Dharmais yang ada di Jakarta.

Tentu saja mekanisme rujukan berjenjang ini tidak berlaku jika pasien dalam kondisi emergency. Meski terkesan berbelit-belit, sesungguhnya mekanisme rujukan berjenjang ini sangat bermanfaat. Mari kita simak beberapa manfaatnya sebagai berikut.

Pertama, mekanisme rujukan berjenjang memastikan peserta JKN/KIS mendapatkan pelayanan kesehatan yang tepat sesuai dengan kondisi medisnya. Pada kasus Ibu Wati di atas, dokter umum yang ada di puskesmas menentukan diagnose awal dan mengarahkan yang bersangkutan ke dokter spesialis yang tepat sedari dini.

Sebaliknya jika Ibu Wati langsung ke RS, pertanyaannya adalah harus ke dokter spesialis apa ? Orang awam dengan pengetahuan medis yang terbatas bias saja berfikir benjolan adalah masalah kulit sehingga yang bersangkutan malah tersesat berobat ke dokter spesialis penyakit kulit dan kelamin. Kesalahan seperti ini akan memperpanjang proses pengobatan dan pada akhirnya merugikan pasien sendiri.

Manfaat kedua adalah memangkas antrian pasien di RS. Jika mekanisme rujukan berjenjang ini ditiadakan, maka antrian pasien, khususnya peserta JKN/KIS, di RS akan semakin panjang. Dalam satu antrian ke dokter spesialis penyakit dalam, bersama-sama antri pasien flu dan batuk ringan dengan pasien diabetes melitus akut. Padahal, pasien flu dan batuk ringan sangat dapat diobati cukup oleh dokter umum yang ada di puskesmas saja.

Manfaat berikutnya adalah mengembalikan pelayanan kesehatan kepada pemberi jasa pelayanan kesehatan sesuai kompetensinya.

Seorang dokter umum memiliki kompetensi untuk menyelesaikan setidaknya 144 jenis diagnose. Untuk 144 jenis diagnose ini, pasien tidak perlu dirujuk ke dokter spesialis yang ada di RS. Sementara, untuk penyakit-penyakit di luar 144 diagnosa tersebut, khususnya yang memiliki tingkat keparahan sedang hingga berat, diserahkan kepada ahlinya yaitu para dokter spesialis dan sub spesialis. Dengan demikian, program JKN/KIS juga menunjukkan pengakuan dan penghormatan terhadap kompetensi para pemberi jasa pelayanan kesehatan secara obyektif.

Nah, ternyata dibalik kesan rumitnya, sesungguhnya mekanisme rujukan berjenjang ini sangat bermanfaat. Mari peserta JKN/KIS, ikuti mekanisme rujukan berjenjang ini demi pelayanan kesehatan yang lebih berkulitas, efisien dan efektif.

Benarkah Mekanisme Rujukan JKN/KIS Rumit?

Page 21: JKN-KIS - bpjs-kesehatan.go.id · Bahkan dalam peribahasa Jawa sangat terkenal istilah "cukup sandang pangane" atau "cukup sandang, pangan, lan ... BANDAR LAMPUNG KILAS & PERISTIWA

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 56 TAHUN 2017 INFO BPJS KESEHATAN

EDISI 56 TAHUN 2017

JAWAB

KONSULTASI 21

RUJUKAN MELAHIRKAN

PERTANGGUNGAN PROGRAM KB (KELUARGA BERENCANA)

JAWAB

SELISIH NAIK KELAS

Saya mau tanya, Faskes saya adalah klinik umum. Saya ingin melahirkan di rumah sakit yang bekerja sama dengan BPJS. Apakah bisa mendapatkan rujukan dari klinik umum tersebut? (Pengirim: [email protected] – Magetan)

Persalinan diutamakan dilakukan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) tempat peserta terdaftar. Jika FKTP yang tercantum di Kartu BPJS Kesehatan peserta tidak melayani persalinan, maka peserta tersebut akan diarahkan ke jejaring fasilitas kesehatan pertama tersebut, seperti bidan desa/bidan praktik mandiri atau puskesmas PONED. Jika kandungannya perlu penanganan spesialistik, peserta dapat dirujuk ke rumah sakit oleh FKTP yang melayani peserta tersebut.

Persalinan di rumah sakit hanya dilakukan jika:1) FKTP beserta jejaringnya tidak memiliki peralatan dan tenaga medis yang memadai,2) peserta berada dalam kondisi darurat. Yang dimaksud kondisi darurat adalah perdarahan, kejang pada kehamilan, ketuban pecah dini, gawat janin, serta kondisi lainnya yang mengancam keselamatan jiwa ibu dan bayinya.

Apa BPJS menanggung KB? Dan dimana saja kira-kira fasilitas kesehatan yang melayani KB dengan BPJS?(Pengirim: [email protected] – Jakarta)

Untuk penyediaan alat KB ditanggung oleh pemerintah, sedangkan untuk pelayanan KB (pemasangan, pelepasan, konsultasi, dll) ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Layanan tersebut dapat diperoleh peserta JKN-KIS di seluruh Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang telah bekerja sama dengan BPJS Kesehatan, yang menyediakan pelayanan KB, seperti puskesmas, dokter praktik perorangan, dan klinik pratama.

Bagaimana jika saya ingin mengubah fasilitas perawatan naik kelas (misal dari kelas 2 ke kelas 1)? Bagaimana cara menghitung selisih biaya tersebut?(Pengirim : [email protected] – Banten)

Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2017, peserta JKN-KIS yang naik kelas rawat inap diwajibkan membayar selisih biaya antara tarif INA CBG’s di kelasnya saat ini dengan tarif INA CBG’s di kelas yang dikehendaki. Ilustrasinya, peserta kelas III akan naik kelas rawat inap di kelas II, sehingga ia harus membayar selisih biaya antara tarif INA CBG’s kelas II dengan kelas III. Jika ia ingin naik ke kelas I, maka ia harus membayar selisih biaya antara tarif INA CBG’s kelas III dan kelas I. Kemudian apabila peserta kelas III tersebut naik ke kelas VIP, maka ia harus membayar selisih biaya antara tarif INA CBG’s kelas I dengan kelas III ditambah paling banyak 75% dari tarif INA CBG’s kelas I.

JAWAB

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 56 TAHUN 2017

Page 22: JKN-KIS - bpjs-kesehatan.go.id · Bahkan dalam peribahasa Jawa sangat terkenal istilah "cukup sandang pangane" atau "cukup sandang, pangan, lan ... BANDAR LAMPUNG KILAS & PERISTIWA
Page 23: JKN-KIS - bpjs-kesehatan.go.id · Bahkan dalam peribahasa Jawa sangat terkenal istilah "cukup sandang pangane" atau "cukup sandang, pangan, lan ... BANDAR LAMPUNG KILAS & PERISTIWA
Page 24: JKN-KIS - bpjs-kesehatan.go.id · Bahkan dalam peribahasa Jawa sangat terkenal istilah "cukup sandang pangane" atau "cukup sandang, pangan, lan ... BANDAR LAMPUNG KILAS & PERISTIWA