173
jL;?-/ PP5 /T KISAH NABI IBRAHIM A.S. DALAM ALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Agama dalam Ilmu Bahasa dan Sastra Arab Oleh: Maisaroh Nurharjanti NIM : 01.2.00.1.06.01.0049 ,> Pembimbing : Dr. H. A. Sayuti Anshan Nasution, M.A. KONSENTRASI BAHASA DAN SASTRA ARAB " SEKOLAHPASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HlDAYATULLAH JAKARTA 1429 H / 2008 M

jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

jL;?-/PP5 /T

KISAH NABI IBRAHIM A.S. DALAM ALQURAN

(SUATU KAJIAN SEMIOTIK)

TesisDiajukan untuk Memenuhi Persyaratan

Dalam Memperoleh Gelar Magister Agamadalam Ilmu Bahasa dan Sastra Arab

•Oleh:

Maisaroh NurharjantiNIM : 01.2.00.1.06.01.0049

,> Pembimbing :Dr. H. A. Sayuti Anshan Nasution, M.A.

KONSENTRASI BAHASA DAN SASTRA ARAB" SEKOLAHPASCASARJANA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HlDAYATULLAHJAKARTA

1429 H / 2008 M

Page 2: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

SURATPERNYATAAN.,

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Maisaroh Nurharjanti

NIM : 01.2.00.1.06.01.0049

.,

Tempat dan Tanggal Lahir : Gunungkidul, 27 Januari 1975

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang berjudul "Kisah Nabi Ibrahima.s. dalam Alquran (Suatu Kajian Semiotik)" adalah benar karya asli saya kecualikutipan dan bukan merupakan jiplakan. Apabila di kemudian hari terbukti tidak benar,maka saya bersedia menerima sanksi berupa pencabutan gelar.

Surat pemyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya

~

31 Desember 2007

ii

Page 3: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Tesis yang berjudul Kisah Nabi Ibrahim a.S. dalam Alquran (Suatu Kajian

Semiotik) telah diujikan dalanl Sidang Munaqasyah Magister Sekolah Pascasarjana

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta pada tanggal 12 Februari

2008. Tesis ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Magister Agama (M.A.) bidang Pengkajian Islam, konsentrasi Bahasa dan Sastra

Arab.

Jakarta, 12 Februari 2008

Sidang Munaqasyah

1. Dr. Yusuf Rahman, M.A.Ketua SidangIPenguji

(

2. Dr. Thoyib I.MPenguji

( )

3. Dr. H. A. Sayuti Ansharv Nasution, M.A.Pembimbing / Penguji

Page 4: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

ABSTRAK

Tesis ini membahas tentang Kisah Nabi Ibrahim a.s. dalam Alquran.PeneJitian ini difokuskan untuk menjawab pertanyaan tentang bagaimana strukturyang membangun kisah Ibrahim a.s. dalam Alquran, bagaimana koherensi danketerpaduan unsur-unsur dalam kisah Ibrahim a.s., dan bagaimana pemaknaan totalkisah Ibrahim a.s. dalam Alquran.

Untuk membahas permasalahan tersebut, penelitian ini menggunakanpendekatan semiotik yang merupakan perkembangan dari pendekatan strukturaJisme.Strukturalisme melihat sebuah karya sastra sebagai sebuah konstruksi yang memilikiunsur-unsur internal yang membentuknya. Dalam perkembangannya, teori ini lebihluas lagi tidak hanya memperhatikan unsur-unsur intrinsiknya saja melainkan jugaunsur-unsur di luar diri teks tersebut, misalnya latar belakang kemuncuFannya, situasisosial budaya di sekitarnya, ataupun diri pengarang yang melahirkan karya.

Pendekatan semiotik ini digunakan. karena dianggap dapat memberikanpemaknaan yang lebih luas -dari sekedar makna litllralnya- dari sebuah kisah yangterdapat dalam Alquran. Data yang diperlukan diperoleh dengan melakukan studikepustakaan, dengan mengumpulkan data-data dan bahan-bahan penulisan dariberbagai sumber. Untuk menganalisis ayat-ayat yang berkaitan dengan persoalanyang dibahas, penuJis menggunakan metode kualitatif, yaitu penelitian yangmenghasilkan data-data deskriptif seperti kata-kata tertuJis. Melalui metode ini,penulis mencoba untuk mengungkapkan berbagai pemaknaan yang timbul darikumpulan tanda di dalam teks.

Berdasarkan penelitian penulis, dapat dikemukakan bahwa kisah NabiIbrahim a.s. dalam Alquran mengandung unsur-unsur sebagaimana yang terdapatdalam kisah, berupa tema, tokoh, plot, peristiwa, setting atau Jatar, dan pesan moral.Diantara pesan yang ingin disampaikan adalah sebuah tatanan sosial yangberlandaskan tauhid. Inti dari segala uraian Alquran adalah memperkenalkan keesaanAllah swt.

Kisah Ibrahim a.s. lebih mementingkan tema yang ingin disampaikan berupapesan-pesan moral yang luhur dan sedikit "mengabaikan" unsur-unsur lainnya,seperti siapa ayah Ibrahim a.s. yang sesungguhnya, usia berapa ia mulai berdakwah,Alquran tidak merincinya. HaJ ini disebabkan Alquran lebih mengutamakan pesan­pesan tersebut sampai kepada pembaca dan dijadikan peJajaran agar dapat mengikutijejak Ibrahim a.s. dari perjuangan dan keteguhannya serta menjauhi kesesatan dankebodohan kaumnya. Allah swt. menjadikan Ibrahim a.s. sebagai teladan atau contohmanusia yang teguh pendirian.

Tema yang menggambarkan tentang qiaran tauhid menjadi tema utama darikeseJuruhan kisah Ibrahim a.s. dalam Alquran. Tema utama ini mempengaruhi ataumewarnai keseluruhan episode kisah Ibrahim a.s. yang memang tersebar dalambeberapa surah dalam Alquran. Keteguhan dan keyakinan Ismail tentang mimpi yangdialami ayahnya merupakan wujud pengabdian yang sangat tinggi kepada Allah swt.

Page 5: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

Beberapa tema minor mengarah kepada tema utarna diantaranya adalahkecerdasan Ibrahim dalam menyarnpaikan hujjah atau dalil-dalil untuk mengajakkaumnya mengikuti ajaran tauhid, keteguhan sikap dan sikap pengorbanan Ibrahima.s. dalam mempertahankan suatu keyakinan meskipun sikap seperti itu akanmembahayakan dirinya, dan proses observasi dan perenungan terhadap bintang,bulan, dan matahari yang dilakukan Ibrahim merupakan salah satu perjalananspiritual dalam rangka menemukan keesaan Allah swt. Ketika Ibrahim dan Ismailmendirikan kakbah sebagai tempat beribadah terlihat bahwa keduanya memilikiketaatan, kepatuhan dan penghormatan kepada Sang Pencipta.

Selain tema utama dan tema-tema minor, penggambaran kisah. Ibrahim a.s.juga dipaparkan melalui penggambaran sang tokoh, setting kehidupannya, sifat-sifatpositifuya, dan juga alur yang membangun rangkaian episode dari kisah Ibrahim a.s.Unsur-unsur tersebut mengarah pada satu tema pokok yaitu ajaran tauhid.

Wallahu atllam biZ shawiib..)

vi

Page 6: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

Jv ~I I..u. jS'.J!.) ·r-Pl iJ0Af1 .; f,wl~ r-A'ftJ U cj ~ aJt...)I o..u. J)1.:::i

Y"r/all cj ~')\....ll ~ 1"""1y!) a.....i ..p <jill A,,;.,JI ..:.;IS' ..;.,f (,) :</") ,~I A.l,••81 o..u. .:.f" ~ l::-~I

'Yf>WI ~ 1"""1f.! A..aAJ :t:;s:LI .r"t:.ll JotSJ) (coherence) ~I)I )f Jolu\I DIS' ..;.,f (Y»)

YA.,.lS" aJ~~ A..aAJI o..u. aJ~~ ..:.;IS' ..;.,f (l"»)

""""yl j,.:...wl 1)03 0)~~ ~).# ~..Lo ~t,ll ~J..i<;:...J ,UtWI JoWl Jv ~l::-{'J)

v.o aJ.,..y cj :i.(»-\I o..lA) .:tP::;1 ~1J.l1.r"t:.l1 ':'>I~ ~ pJ ~~~I Jl..P~1 .,f :i.(""yl :i.(»-\II$.J

~)Ul-I 0.r"1oP J) I$J.It:j LC)) ,~ ..,....u ~1J.l1 .r"t:.ll.! ..pJ ~ ~ ,ijl.6.i t:")f L»y.; J.:-Iy

'<J~~I J..-li~ <$.ilI....aJjll) ''4 ~I a.,.!l.i;)I) ~I..-.~I J)};JI) ,0).,#~ cj~I

LC)~ ,t:")f aJ~~ f-..\Aj v.o~ ~..Lo fi'"I. "'~ ~I I..u. cj if.")."......J1 j,.:...L\1 J-;.-!

~I 1.1!. "')~I .:.>uyl e () ·f-Pl DTyall cj .~)I)I ;;.....all ~I ~I ~r. Jv~~ cj ~t,ll ~J..i<;:...J) .:i.(-La; ¥I) .ol} ~ol}) ~I)I) )~L.al.1 Jv t~~~ ~I LI~l.!

J.':-I) ':'>I},.JI) ;WSJI v.o a,a....,)1 .:.>uyl~ <jill Ut)o.ll ~) ,~yll )f~I Ut)o.ll .:.>uyl

..,a.;ll cj .~J')I .:.>Lo~1 01)) v.o;u..IS'':>t...)f .:.>~~~ 3~ Ut)o.ll o-4-! ~.:>f J)l>'!) .~pJ.1

.~I

.r"1oP~ .,Tyall .j ~')\....ll ~ 1"""1y!) a.....i.:>f JjAJl~,~ (<jill .:.>uyl Jv o~)

,;U~lJ-I) ,~I))I ~) ,(,-",,~~I) ':'>~I) ,t."....)1 </") ,~ <$i .:>u. ~u. :t§...

<J"t...i Jv 1f'1..-.~1 ~ll2.J1 o,-! A..aAJ1 o..u. I.&--< I$~U <jill Jon....)1 v.o) ..:.>l,.i~~I) ,Mill) ,~I)

.Jw .!ill ~J"! ......~I JI> .:.>Li..pI)1 v.o f-PI DTyall .j II <$J"y..1 ..,...ul) .~;::ll

v.o 0y}- D)~ Jill ~) y y....f Jv .fr"'l ~ .,r}!1 cj ~')\....ll ~ 1"""1f.! ~ ~.r')

~I.J') A..aAJ1 .H--J .:r.t"' .j ,y,S"f Lo\.o;:.>I Jv~I,:t,l~~1 J:l.1) jJt...)~ 1"""1y!! a.....i~ .-,...It...~1

Y3Y'J.l~ ~1"QJ1.j tro LoJ.:l:. 0r-".:>IS' ~) ,~II"""If.! J.l1) v.o :J\!:.4f v.o ~J"y. y}-.r"1oP t,.,...J

3.;>'JJ':>#~ J) jJt...)1 JL...o.t!~.:>Tyall':>~ ~~).~ DTyall~ ~ ,~..I..AlII..u. ~

:U~ y~1 v.o) ,.I»I ....tJ:, .j "",~I) o~~) ;;;yU) 1"""1f.! ~I.o:<i 01.\::!~1 v.o '4 .:>~ \! ,3y)

.~I .:t?) .:>u;,~1 <$;3 <J"I.:JJ LoLo!) 3)..L! I"""IA .!ill j-. .loi.I) .~~) "';3

I..u.) .Dr}!I cj 1"""1y!! ~ ~.r' ~ uJY L;.."....Y ~ ~;::ll ~ <$.ill t""'")1)

~l.Q$I.,lJ ..:>Tyall v.o)J-" 3~.j 3~1 A..aAJ1 j....'>I.w ~ cj piW\ JS' )J; <$jS')\ U.;:.)\

vii

Page 7: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

..ydl ~w ~ ..:r ;;)~ rl.:l.l <J l;j)1 J,!~ ..:r '4) ~I.JIJ .}<II IA J.t- •frI'; r')lJl~ ~~!

.Jw; <til>..,...> .I» JWI; J5J1

';1,1';11 <J ~IA .\S""~ ~ <J'; ,~)I tyP}1~ J.t- ;::-J ~jli <.:J~yPyo ;;~ ai;

~) ,~\A$'il ..:r t U..l.lJ~; ,~;WI; <Jj}1 <J ""'\A:;...>I; ,~;::ll JJ ....} y>J.,I aJ~'iI; &-4~I; rAJl; ~~I t.;Y- <J .;".LoWI ..,.;j;; .d;...~ ~ Dr Jl asW>';Il; ,~ ~ I!.li~ .;f

~~!J ~I.JIJ r li IA~; .Jw .1»1 ;;.,;1......; ..:r ~I j.,.,....j ~;)\ .ul..r:--< <$......1..:r ;;)~

.,.wI .;IWJ 4.,lo.l; "~t,a;I; ,~i.b w wi L:l .;..,lr "~\.,MI Ifr asr-LI ~I .lY. r')lJl~

.~I

J,!~ ..:r ~; ( r')lJl ~ ~I.JI! ;;..,d ~.r" .;f i.,>jWI; ~)I tyP}1 Jl JI..io!;

.J..>; .........all .J..> J..;~ J:z;; JI ~I;)I 4; ,;;.;..j..1 .uL<..,.:.; ,.uy.. ~; ,~I J-,o;

.yl;-all; ~i .1»1; .~;::ll y>; 'if ,~) tyPyo.j Jw'il :JJ:w J!~ r"t.:.J1

viii

Page 8: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

ABSTRACT

This thesis discusses the Tales o/the Prophet Ibrahim 'alayhis salam in TheQuran. The study is focused on answering questions regarding the constructivestructure of story creation regarding the Prophet Ibrahim 'alayhis salam in the Quran,its coherency and cohesion of elements in the story, and the complete understandingof the Prophet Ibrahim'alayhis salam tale in the Quran.

To disscuss the issue, this study .utilizes the semiotic approach, which is afurther development of the structuralism approach. Structuralism views a literarypiece as a construction that contains internal elements creating the work. In itsdevelopment, this theory is more extensive, it not only observes the intrinsic, but alsothe external elements of the text itsel£ For example, the background of itsmaterialization, the surrounding socio-cultural situation, as well as the author creatingthe work.

The semiotic approach is used because it can proviae a more extensivecomprehension - rather than just a literal understanding - of a tale contained in theQuran. The required data is obtained by conducting a literary study of compiled dataand literature material from various sources. To analyze verses related to the issue indiscussion, the writer utilizes the qualitative method, a research resulting indescriptive data such as written words. By means of this method, the writer attemptsto disclose various understandings emerging from the collection ofsigns in the text.

Based on the writer's study, it is proposed that the tale of the ProphetIbrahim'alayhis salam in the Quran contains elements found in a story in the form oftheme, character, plot, events, setting or background, and moral message. Amongstthe messages to be conveyed are that of a social structure based on tauhid(monotheism). The essence of the elucidation contained in the Quran is theintroduction of the Oneness ofAllah subhanahu wata'ala.

Tales of the Prophet Ibrahim .alayhis salam emphasize more on thecommunication of the theme of exalted moral messages, and somewhat "disregards"the other elements such as the identity of his true father, or at what age he beganproselytizing. The Quran does not discuss these issues in detail. This is caused by thereason that the Quran devotes greater emphasis on the moral messages reaching itsreaders, and tum them into lessons to follow the footsteps of Ibrahim 'alayhis salambased on his struggle and conviction, and to avoid his people's misled ways and lackof common sense. Allah subhanahu wata' ala presents Ibrahim 'alayhis salam as anexample ofa man of great conviction.

The theme illustrating the teachings of monotheism became the main themeof the overall tale of the Prophet Ibrahim 'alayhis salam in the Quran. This maintheme influences or provides nuance to the overall episodes of the Prophet Ibrahim'alayhis salam which is disseminated in several surah of the Quran. The firmness andconviction ofIsmail regarding his father's dream displays tremendous dedication toAllah subhanahu wata'ala.

Several minor themes leading to the main theme, are Ibrahim's astuteness inconveying persuasive arguments for his people to follow the teaching of tauhid

ix

Page 9: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

(monotheism), his strength and sacrificial attitude in defending a conviction, althoughthis behavior may endanger himself. And the process of observation andcontemplation of the stars, moon and sun by Ibrahim is a form of spiritual journey inthe framework of finding the oneness of Allah subhanahu wata'ala. When Ibrahimand Ismail constructed the kaabah as a place of worship, it is depicted that both hadobedience, loyalty and respect for the Creator.

Aside from the main theme and sub-themes, the tale of the Prophet Ibrahim.alayhis salam is also presented through the portrayal of the character, hisbackground, positive nature, and a story line creating a series of episodes of theProphet Ibrahim .alayhis salam tale. These elements lead to a single main themewhich is the teaching of tauhid.

Wallahu a 'lam bi! shawdb.

x

Page 10: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

KATAPENGANTAR

~)I~)I.&I~

Segala puji dan syukur hanya milik Allah swt., yang atas curahan rahmat,

taufik dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan pendidikan dan penulisan tesis°

dalam rangka memperoleh gelar magister di bidang Bahasa dan Sastra Arab pada

Sekolah Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) SyarifHidayatullah Jakarta.

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan umat

Nabi Muhammad saw. yang telah diutus Allah swt. sebagai rahmat bagi alam

semesta. Begitu juga semoga tercurah kepada para keluarga, sahabat, serta

pengikutnya yang setia sampai akhir zaman.

Setelah sekian waktu, penulis "vakum" dari aktifitas perkuliahan, penulis.• °

sempat merasakan putus harapan akan terselesaikannya penulisan tesis ini. Namun,

penulis yakin Allah swt. akan memberikan kemudahan kepada hamba yang selalu

memohon kepada-Nya. Dengan energi dan semangat yang sedikit demi sedikit

penulis kumpulkan dan dengan adanya bantuan dari berbagai pihak, baik perorangan

°maupun lembaga, baik secara langsung maupun tidak langsung, mulai perencanaan,

penelitian, penyusunan sampai pada tahap finalisasi, Alhamdulillah penulis dapat

menyelesaikan pada batas limit waktu yang diberikan. Alhamdulilliihi rabbi! 'iilamin.

Untuk itu, sudah sewajamya penulis mengucapkan terima kasih yang

sedalam-dalamnya kepada :

I. Bapak Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, M.A. selaku Rektor Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang dengan kepemimpinan dan

kebijakan-kebijakannya, penulis bisa menyelesaikan program S2 ini.

2. Prof. Dr. Azyumardi Azra, M.A. selaku Direktur Sekolah Pascasarjana

sekaligus sebagai Deputi Sekretaris Wakil Presiden Bidang Kesejahteraan

Rakyat yang telah memberikan semangat dengan kata-kata beliau, "Tesis

adalah untuk ditulis dan bukan untuk dikhayalkan".

Page 11: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

3. Asisten Direktur dan seluruh staf Sekolah Pascasarjana DIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan arahan dan pelayanan yang

sebaik-baiknya kepada penulis, sehingga penulis tetap bersemangat untuk

menyelesaikan program S2 inL

4. Bapak Dr. H. Ahmad Sayuti Anshari Nasution, M.A. yang telah meluangkan

waktu yang sangat berharga untuk memberikan bimbingan, masukan­

masukan, arahan-arahan serta memberikan dorongan moril yang sangat

membantu penulis dalam penyelesaian tesis ini.

5. Segenap Dosen Sekolah Pascasarjana DIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang

selama penulis menimba ilmu, mereka dengan ikhlas dan penuh tanggung

jawab memberikan i1mu pengetahuan dan telah memperluas cakrawala

berfikir penulis.

6. Kepala dan segenap staf perpustakaan DIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

Kepala perpustakaan di Gedung Dakwah Muhammadiyah, JI Menteng Raya

Jakarta Pusat yang telah sudi meminjamkan buku-buku yang diperlukan untuk

penyelesaian penulisan tesis.

7.. Deputi Sekretaris Wakil Presiden Bidang Administrasi, Bapak /;;!enry

Soelistyo Budi, S.H., L. LM., Kepala Pusat Penerjemahan dan Penyiapan

Naskah, Bapak Drs. Maman H. Soetardja, Apt., M.M. beserta rekan kerja di

Sekretariat Wakil Presiden RI, khususnya Pusat Penerjemahan dan Penyiapan

Naskah, Mas Sapto, Siti Khodijah, dan Risti, serta tentu saja untuk Pak

Hananto, terima kasih atas pengertian dan perhatiannya selama penulis dalam

proses penyelesaian penulisan tesis.

Atas semua bantuan dan jasa mereka, sekali lagi penulis ucapkan terima kasih,

jazaahumullah khairan katsiro, semoga'°menjadi am<lJ shaleh yang akan memberatkan. .timbangan amal kebaikan di akhirat nanti dan Allah swt. senantiasa melimpahkan

hidayah-Nya. Amin.

Selanjutnya penulis tidak lupa memanjatkan doa kepada Allah swt., kiranya

Allah swt. mengampuni dan mengasihi kedua orang tua penulis, H. Muhaji dan Hj.

Page 12: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

Siti Jamhariah yang atas atas doa dan kasih sayangnya yang tulus dan tiada pernah

pupus serta rnotivasi untuk terus belajar dan belajar, yang sangat penuJis rasakan

berkahnya. PenuJis ucapkan "Jazdkumulldh khaira al-jaza', serta doa Rabbi ighfir Ii

wa liwdlidayya wa arhamhumd kamd rabbaydnf shaghfrd, Amin. Saudara-saudaraku

di Yogyakarta, Mbak Nur, Mbak Upik, Irwan , dan Ulfa, terima kasih banyak atas

dukungannya.

Begitu pula penuJis menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya

kepada Bapak dan Mama Mertua, Drs. H. Chusnan Jusuf dan Dr. ~. Masyitoh,

M.Ag. atas dorongan moril dan materiil dalam upaya menyelesaikan studi ini.

Kepada suami tercinta, Faiz Rafdhi, M.Kom., yang tiada bosan memberikan

motivasi kepada penuJis selama studi, serta mendampingi penuJis dalam suka maupun

dukfu Semoga tesis ini dapat memacu dalam menyelesaikan penuJisan disertasi pada

Program Doktor Bidang Teknologi Pendidikan di Universitas Negeri Jakarta.

Terakhir, kepada kedua permata hati °Rifda Hanun dan Izza Mufida yang dengan

canda dan tawanya dapat memecah kebuntuan dan menjadi penghibur saat lelah

menghadapi tugas. Teriring doa untuk kedua permata hati, semoga kelak permata

hatiku tersayang akan menjadi mukminah, 'alimah, 'arifah, dan shalihah. Amin.

Akhirnya, PenuJis sadar sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dan

ketidak sempurnaan dalam penuJisan tesis ini. Untuk itu dengan segala kerendahan

hati, kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca sangat dinantikan demi

kesempurnaan tesis ini. PenuJis berharap semoga tesis ini bermanfaat bagi

perkembangan ilmu pengetahuan. Semoga kita termasuk hamba Allah yang

senantiasa berserah diri kepada-Nya. Amin.

Jakmia, 3I Desember 2007 M

21 Dzulhijjah 1428 H

Maisaroh Nurharjanti•

Page 13: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

DAFTARISI

Halaman Judul

Halaman Pemyataan ..

Halaman Persetujuan Pembimbing .

Halaman Pengesahan ..

Abstrak .

Kata Pengantar .

Daftar lsi .

Pedoman Transliterasi .

BABI

A.

B.

C.

D.

E.

F.

G.

H.

I.

J.

K.

L.

BABn

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah .

Identifikasi Masalah .

Pembatasan Masalah .

Perumusan Masalah .

Tujuan dan Kegunaan Penelitian ..

Manfaat Penelitian .

Metode Penelitian .

Sumber Data .

Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data .

Teknik dan Prosedur Analisis Data ..

Tinjauan Pustaka dan Kajian Terdahulu ..

Sistematika Penulisan .

QASHASH AL-QUR'AN

ii

iii

iv

v

xi

xiv

xix

I

10

IO

12

12

12

I3

15

15

16

12

21

A. Pengertian Qashash al-Qur'an 22

B. Unsur-unsur Qashash al-Qur 'an 28

C. Kesatuan Kisah dan Pengulangan Kisah 37

D. Karakteristik Qashash al-Qur 'an 40

E. Kisah Ibrahim dalam al-Qur 'an 41

xiv

Page 14: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

BAB III KAJIAN TEORI: SEMIOTIKA, PERKEMBANGAN, DAN

PENERAPANNYA

58

61

66

67

72

74

76

A.B.

C.

D.

BABIV

Makna Semiotika .

P erkembangan Semiotika dan Penerapannya .

Beberapa Konsep Semiotika .

1. Teori Semiotik Saussure .

2. Teori Semiotik Peirce .

3. Teori Semiotik Eco .

Pendekatan Semiotika dalam Karya Sastra .

ANALISIS SEMIOTIK PADA AYAT-AYAT YANG

MENGKISAHKAN IBRAHIM A.S.

A. Struktur yang Membangun Kisah Ibrahim a.s. d!lc!am Alquran 82

I. Tema 83

2. Tokoh dan Penokohan 96

3. Alur atau Plot 106

4. Setting 109

5. Bahasa (Simbol, Gaya Bahasa/Dialog) 111

6. Moral (pesan) 115

B. Koherensi dan Keterpaduan Unsur-unsur dalam Kisah Ibrahim a.s. 116

C. Relasi Struktural Kisah Ibrahim a.s. dengan Konteks 134

BAB V PENUTUP

A. Simpulan 146

B. Saran 149

Daftar Pustaka

Lampiran

xv

Page 15: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

1. Konsonan

PEDOMAN TRANSLITERASI

I=a j=z J=q

y=b "' !l =kU'" = s

-:..> =t J'=sy J =1

c:., = ts c..T' = sh r=m

C =J ,..J' = dl 0=n

t=h .b=th )=w

t=kh J;=zh ~=h

~=d t.=,

~='

~=dz t=gh <$=y

.J =r J=f

2. Vokal

a. Vokal Tunggal_=a

=i

=u

b. Vokal Rangkap

<$1 = ai

XVI

Page 16: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

= Rabbana

3. Maddah (vokal panjang)

Vokal panjang dikembangkan dengan huruf dan tanda, yaitu:

Huruf-<i\rab HurufLatin dan Tanda Contoh

L iiJ19 =qiila

i JJ =qila~

ilJ~ =yaqilluj-

4. Ta marbuthah C.I L) yang hidup (berharakat fathah, kasrah, dan dlomat)

menjadi "tOO•

5. Syaddah ( )

Tanda syaddah dilambangkan dengan huruf yang sarna dengan yang diberi

tanda syaddah.

L:Contoh: .j

6. Kata Sandang

Kata sandang JI yang diikuti oleh huruf baik syamsyiyah maupun

qarnariyaI1

berlaku aturan yang sarna, yakni dimulai dengan kata sandang JI dan

diikutioleh huruf-huruf tersebut.

Contoh: al-Syams (untuk syamsyiyah) =~I

al-Qamar (untuk qamariyah) = ~I

Secara umum, transliterasi dalam tulisan ini merujuk pada Pedoman

Transliterasi Arab Latin berdasarkan Keputusan Bersama Menteri Agama

dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 158 tahun 1977 dan No.

0543 bl UI 1987. Untuk nama orang, dianggap sudah diindonesiakan.

XVII

Page 17: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Alquran berasal dari bahasa Arab al-Qur'dn yang secara harfiah merupakan

akar kata dari qara'a yang berarti membaca. AI-Qur'dn adalah bentuk mashdar

yang diartikan sebagai isim maf'ul yaitu maqru' yang berarti "yang dibaca".1

Menurut istilah pengertian Alquran adalah kalam yang diwahyukan Allah swt.

kepada Nabi Muhammad saw. melalui perantaraan malaikat Jibril.2 Alquran

merupakan baydn atau penjelasan kepada manusia tentang bagaimana

membangun sebuah tatanan sosial yang berlandaskan tauhid. Dengan kata lain inti

dari segala uraian Alquran adalah memperkenalkan keesaan Allah swt. Ini terlihat

sejak wahyu pertama Alquran, ketika wahyu tersebut memerintahkan untuk

membaca dengan nama Allah swt. yang dijJerkenalkannya sebagai Maha

Pencipta, Maha Pemurah, serta Maha Pemberi IImu.

Alquran diturunkan kepada Nabi Muhammad saw, dengan bahasa Arab,

bahasa yang dipakai oleh orang-orang Arab waktu itu. Tingkat kebahasaan bangsa

Arab pada waktu itu telah mencapai tingkat bahasa yang tinggi. Meskipun

demikian bahasa Alquran tetap tak bisa ditandingi oleh para penyair sekalipun.

Perlu digarisbawahi bahwa Alquran menggunakan kosa kata yang

digunakan oleh orang-orang Arab pada masa turunnya. Namun, pengertian kosa

kata tersebut tidak selalu sarna dalam pemaknaannya dengan yang berlaku di

masyarakat pada waktu itu. Selain harus memperhatikan struktur serta kaidah­

kaidah kebahasaan serta konteks pembicaraan ayat, harus diperhatikan pula

penggunaan kosa kata tersebut pada masa pra Islam. Hal ini penting untuk

menangkap makna yang dimaksud oleh Alquran.3

I Muhammad 'Abd al-'Azh!m al-Zarqani, Manahil al- 'fryanji 'Ul11m al-Qur'an, Juz I, Beirut:Daral-Pikr, 1988 h. 43-47

2 Shubhi al-Shillih, Mabiilzits ji 'Ulzim al- al-Qur 'an, Beirut: Dar al-' 11m Ii al-Malay!n, 1988 h. 2I3 M. Quraish Shihab, Membumilmn Alquran, Bandung: Mizan, 1992, h. 82

Page 18: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

Sebagai kitab hidayah dan lurqan, Alquran bertujuan untuk mempengaruhi

pendengar atau pembacanya agar mau menerima gagasan yang diajukannya dan

mengamalkannnya dalam kehidupan. Oleh karena itu Alquran selalu

menggunakan dualisme pendekatan dalam, menyeru manusia. Gagasan-gagasan

Allah swt. disampaikan oleh Alquran secara argumentatif, logis, dan rasional

tetapi menggunakan gaya bahasa dan teknik pengungkapan yang menyentuh

perasaan dan emosi pendengar atau pembacanya sehingga terpengaruh dan

terkesan oleh gagasan tersebut. Ini menunjukkan bahwa Alquran menggunakan

pendekatan sastra dalam menyampaikan pesan-pesan Allah swt. mengenai

kehidupan dunia dan akhirat.4

Allah swt. meyakinkan manusia tentang ajaran-Nya dengan menyentuh

seluruh totalitas manusia, termasuk menyentuh hati mereka. Sarana yang

digunakan adalah melalui seni yang ditampilkan oleh Alquran, antara lain melalui

kisah-kisah nyata atau simbolik yang dipadu oleh imiUinasi dan gambaran­

gambaran kongkrit dari gagasan abstrak yang dipaparkan dalam bahasa seni yang

mencapai puncaknya.s > •

Salah satu tradisi bangsa Arab dalam menyampaikan suatu pesan adalah

dengan menggunakan sarana kisah, hikayat, dan mitos yang diwariskan secara

turun temurun. Sebagaimana tradisi bangsa Arab pada waktu itu maka Alquran

pun banyak menggunakan kisah sebagai sarana untuk menyampaikan pesan

kebenaran. Alquran menjadikan kisah sebagai salah satu sarana pendidikan yang

sejalan dengan pandangannya tentang alam, manusia, dan kehidupan.

Secara teologis, Alquran diyakini oleh umat Islam sebagai firman Allah swt.

yang didektekan langsung oleh malaikat Jibril kepada Muhammad. Hal ini yang

membedakan otentisitas Alquran dibandingkan kitab suci agama lain yang mana

kitab suci agama lain redaksinya ditulis oleh para nabi (manusia). Teks Alquran

ditulis dalam bahasa Arab yang dapat membuka peluang penafsiran hermeneutis

ketika Alquran dibaca oleh generasi berikutnya yang berselang waktu dan tempat

4 Sayyid Quthb, AI-Tashwir al-Fann;ft AI-Qur 'an. Kairo: Dar al-Ma 'ar1, 1975, h. 125 M. Quraish Shih.b, Wmvasan Alquran, Bandung: Mizan, 1996, h. 399

2

Page 19: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

yang jauh berbeda. Kehadiran teks Alquran di tengah umat Islam pada khususnya

telah membuka pusaran kajian yang tak pemah berhenti. Alquran dikaji dari

berbagai sudut pandang dan tak pernah ada habisnya.6

Untuk memahami pesan yang disampaikan Alquran diperlukan tafsir.

Hidayat berpendapat bahwa Muhammad saw. terlibat langsung dalam proses•

penafsiran Alquran. Dengan keempat sifat utama yang dimilikinya (shiddiq,

amanah,Jathanah, tabligh), Muhammad saw. mampu memahami, menyerap, dan

mengungkapkann kembali pesan Allah swt. yang disampaikan melalui Jibril

tersebut dalam bahasa Arab. Keterlibatan Muhammad saw. dalam penafsiran

Alquran berlangsung dalam dua level. Kesatu, proses pengungkapannya dalam

bahasa Arab; kedua, penafsiran atas Alquran yang kemudian disebut dengan

hadis.7

Perdebatan mengenai pendekatan sastra untuk memahami kisah-kisah dalam

Alquran ini telah terjadi sejak lama. Selain al-Khuli, terdapat juga KhalafulJah

dan Nasr Hamid Abu Zaid yang mencoba menafsirkan Alquran dengan

memposisikan teks Alquran sebagai teks yang dapat dikaji dengan sudut pandang

pemahaman yang umum. Teks-teks kisah dalam Alquran dipandang sebagai

bukan teks sejarah melainkan teks-teks sastra yang dipilih Alquran sebagai

mediator demi kemudahan penyampaian pesan-pesan dasarnya yang kadang

bertentangan dengan mainstream tafsir yang biasanya memosisikannya sebagai

teks-teks sejarah.

Jika ditilik dari segi historisnya, Alquran diturunkan untuk berdialog dengan

realitas sosial budaya yang melingkupinya. Turunnya sebuah ayat Alquran

dilatarbelakangi oleh suatu peristiwa dan merupakan jawaban atas pertanyaan­

pertanyaan umat pada masa turunnya ayat tersebut. Sehingga muncullah

6 Komaruddin Hidayat, Memahami Bahasa Agama. Sebuah kajian Hermeneutik, Jak.rta:Paramadina, 1996, h. 15

7 Komaruddin Hid.y.t, Memahami Bahasa Agama, Sebuah kajian Hermeneutik, h. 16

3

Page 20: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

pemahaman bahwa teks Alquran tidak dapat dipisahkan dari sistem budaya yang

melatarbelakanginya.

Kisah dalam Alquran bukanlah sebuah karya seni yang terpisah dalam tema,

cara penyampaiannya, dan dalam pengolahan alur ceritanya tetapi Alquran

memiliki cara yang beragam dalam menyampaikan sebuah kisah untuk maksud

tujuan keagamaan. Tugas kisah dalam Alquran adalah memberikan gambaran­

gambaran yang semuanya tunduk pada tujuan keagamaan.8

Pemaparan Alquran menyatukan antara maksud tujuan keagamaan dan

maksud tujuan seni. Alquran menjadikan keindahan seni sebagai alat yang

digunakan untuk mempengaruhi perasaan.

Diantara tujuan-tujuan kisah dalam Alquran adalah:

I. Untuk menetapkan wahyu dan risalah. Sebagaimana terdapat dalam

pembukaan Surah Yusuf as.: "Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa

Alquran dengan berbahasa Arab agar kamu memahaminya. Kami

menceritakan kepadamu kisah pa-ling baik dengan mewahyukan Alquran ini

kepadamu dan sesungguhnya kamu se-belumnya adalah termasuk orang-

orang yang belum mengetahui. " SurahYusuf[QS 12:2-3]. "

2. Menerangkan bahwa semua agama berasaI dari Allah swt., sejak masa Nabi

Nuh a.s. hingga Nabi Muhammad saw.~

3. Menerangkan bahwa agama seluruhnya berlandaskan pada satu dasar yaitu

tauhid.

4. Menjelaskan cara-cara para nabi berdakwah dan sikap penerimaan umatnya

yang relatif sarna.

5. Menerangkan asal yang sarna antara agama Nabi Muhammad saw. dan agama

Nabi Ibrahim a.s. seCaI'a khusus dan agama-agama bani Israil secara umum.

6. Menerangkan bahwa Allah swt. pada akhirnya pasti akan menolong para nabi­

Nya dan membinasakan orang-orang yang mendustakan mereka.

8 Sayyid Quthb, Al-Tashwir al-Fannifi Al-Qur'dn, h. 120

4

Page 21: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

7. Membenarkan kabar gembira dan kabar ancaman serta menyajikan contoh­

contoh nyata dari pembenaran ini.

8. Menerangkan nikmat-nikmat Allah sM. yang diberikan kepada nabi-nabi-Nya

dan orang-orang pilihan-Nya

9. Memberikan peringatan kepada anak-anak Adam terhadap godaan dan rayuan

setan serta menampakkan permusuhan abadi antara setan dan anak keturunan

Adam as.

iO. Menerangkan kekuasaan Allah swt. yang di luar kebiasaan.9

Selain itu masih terdapat tujuan-tujuan lain yang berisi nasehat dan wejangan

yang mewamai dan mendominasi kisah-kisah dalam Alquran.

Mengingat peran penting dari kisah adalah untuk menanamkan nilai-nilai

keagamaan dan juga merupakan tradisi keberagamaan bangsa Arab pada masa itu,

maka Alquran menjadikan kisah sebagai salah satu alat dakwah. Kisah dalam

Alquran bukanlah karya sastra murni baik dilihat dari segi tema, alur cerita,

ataupun aspek penokohannya tetapi kisah dalam Alquran ini merupakan sarana

dakwah untuk mempengaruhi emosi pembaca ataupun pendengarnya.

Pentingnya posisi kisah dalam Alquran menjadikannya menempati porsi

yang tidak sedikit dari keseluruhan ayat-ayat Alquran. Bahkan ada surah-surah

Alquran yang dikhususkan untuk kisah semata-mata di dalamnya banyak

mengandung pelajaran bagi umat manusia, misalnya Surah Yusuf, al-Qashash, al­

Anbiyii', dan lain-lain. 1O

Salah satu kisah yang dipaparkan dalam Alquran adalah kisah nabi Ibrahim

a.S. Dalam agama Islam, Ibrahim a.s. adalah panutan iman yang teguh dan

penganut monoteisme yang kokoh, nabi dan rasul, dan penerima wahyu dari Allah

swt. Nabi Ibrahim a.s. tercatat sebagai kekasih atau sahabat Allah swt. ll

9 Sayyid Quthb, Al-Tashwir al-Fannifi Al-Qur'dn, h. 120-12810 A. Hanali, Segi-segi Kesusatraan Pada Kisah-Kisah Alquran, Jakarta: Pustaka AI-Husna, 1984,

h. 22II Jerald F. Dirk, Ibrahim Sang Sahabat Tuhan, penerjemah, Satrio Wahono Jakalta: Serambi,

2004, h. 13

5

Page 22: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

Selain menjadi nama dari surah dalam Alquran, Nabi Ibrahim a.s. juga

merupakan manusia yang memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki oleh nabi

ataupun manusia lain. Misalnya Nabi Ibrahim a.s. menemukan Allah swt. melalui

tahapan-tahapan pencarian dan analisa yang panjang serta pengalaman ruhaniah.

Nabi Ibrahim a.s. merupakan satu-satunya nabi yang memohon pada Allah swt.

agar diperlihatkan bagaimana Allah swt. menghidupkan yang mati dan

permohonan' tersebut dikabulkan. 12 Nabi Ibrahim as. juga pendiri kakbah sebagai

kiblat bagi umat Islam di seluruh dunia.

Pada masa hidupnya Nabi selalu memberikan penjelasan dan penafsiran

tentang ayat-ayat Alquran, namun tidak semua ayat telah dikomentari oleh beliau.

Setelah beliau wafat, para sahabat dan thabi'in memberikan penjelasan mengenai

ayat-ayat yang belum dijelas~an oleh Nabi. Munculnya penafsiran Alquran

menjadikan tumbuh berbagai aliran tafsir. Tafsir Alquran dapat membantu

manusia untuk menangkap pesan-pesan Allah swt. yang dituangkan dalam

Alquran. 13

Semiotika atau semiologi mel'llpakan terminologi yang merujuk pada ilmu

yang sarna. Istilah semiologi lebih banyak digunakan di Eropa sedangkano

semiotika lazim dipakai oleh i1muwan Amerika. Istilah ini berasal dari .bahasa

Yunani yaitu semeion, yang berarti "tanda". Yang dipelajari di dalamnya adalah

sistem tanda seperti bahasa, kode, sinyal, dan lain sebagainya.

Awal mula konsep semiotika diperkenalkan oleh Ferdinand de Saussure

melalui dikototlIi sistem tanda, yaitu penanda (signifier) dan petanda (signifie).

Jadi ketika salah satu aspek disebut atau ditunjuk, maka aspek yang lain tul'llt

hadir dalam penunjukan atau penyebutan tersebut l4• Dalam istilah Iinguistik,

fenomena penanda-petanda diungkap sebagai fenomena langue-parole atau

competence-performance. Langue dimaknai sebagai aspek sosial bahasa yang

12 M. Quraish Shihab, Lentera Hati Kisah dan Hikmah Kehidupan, Bandung: Mizan, 1994, h., 203IJ Thameem Ushama, Metodologi Tafsir Alquran, penerjemah, Hasan Basri dan Amroeni Jakarta:

Riora Cipta, 2000, h. 214 Riyadi Santoso, Semiotika Sosial Pandangan Terhadap Bahasa, Surabaya: Eureka, 2003, h. 2

6

Page 23: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

memungkinkan terjadinya komunikasi simbolik, sedangkan parole merupakan

wujud atau aktualisasi dari langue dalam tuturan atau tulisan. 15

Aminuddin menyebutkan bahwa ruang lingkup semiotika meliputi:

I. Karakteristik hubungan antara bentuk, lambang, atau kata yang satu dengan

yang lainnya.

2. Hubungan antara bentuk kebahasaan dengan dunia luar yang diacunya.

3. Hubungan antara kode bahasa dengan pemakainya.

Berkaitan dengan tiga ruang lingkup semiotika tersebut di atas, maka bahasa

dalam sistem semiotik dapat dibedakan dalam tiga komponen sistem, yaitu:

I. Sintaktik, yakni komponen yang berkaitan dengan lambang atau sign serta

bentuk hubungannya.

2. Semantik, yakni unsur yang berkaitan dengan masalah hubungan antara

lambang dengan dunia luar yang diacunya.

3. Pragmatik, yakni bidang kajian yang berkaitan dengan hubungan antara

pemakai dengan lambang dalam pemakaian. 16

Media sastra adalah bahasa. Bahasa adalah sistem tanda, maka untuk

memahami konsep makna dalam karya sastra seorang penelaah harus menguasai

tanda-tanda dan lambang-Iambang, sistem lambang, dan proses perlambangan

yang terdapat dalam suatu bahasa. Hal tersebut berdasarkan kenyataan bahwa

sistem tanda atau lambang pada masing-masing bahasa mempunyai ciri dan

spesifikasinya sendiri. 17

Fungsi bahasa sejJ'erti dikutip Sobur dari Roman Jacobson adalah bahwa

bahasa memiliki enam macam fungsi yaitu:

I. Fungsi referensial, atau bahasa sebagai pengacu pesan;

2. Fungsi emotif, bahasa adalah alat untuk mengungkapkan keadaan pembicara;

15 Hedy Sri Ahimsa Putra, Stl7Jkturalisme Levi Strauss. Milos dan KG/ya Sastro. (yogyakarta:Galang Press, 2001), h. 42-43

16 Aminuddin, Semantik Pengantar Studi Tentang Makna. Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2001,h.37

17 Zainuddin Fananie, Te/aah Sastra, Surakarta: Muhammadiyah University Press, 2002, h., 139

7

Page 24: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

3. Fungsi konatif, bahasa sebagai alat untuk mengungkapkan sesuatu keinginan

pembicara yang langsung atau segera dipikirkan oleh pendengamya;

4. Fungsi metalinguistik, bahasa sebagai penjelas terhadap sandi atau kode yang

digunakan;

5. Fungsi Fatis, bahasa sebagai pembuka, pembentuk, pemelihara hubungan,

atau kontak antara pembicara dengan pendengamya;

6. Fungsi puitis atau penyandi pesan. 18

Berbeda dengan Jacobson, Halliday mengungkapkan fungsi bahasa secara

makro yang terbagi menjadi tiga fungsi yaitu:

I. Fungsi Ideasional, bahasa sebagai alat untuk membentuk, mempertahankan,

dan memperjelas hubungan antar masyarakat;

2. Fungsi Interpersonal, berkaitan dengan pera bahasa sebagai alat untuk

menyampaikan informasi di antara anggota masyarakatnya. Bahasa berperan

sebagai pembangun dan pemelihara hubungan sosial dalam masyarakat.

Bahasa dapat mengungkapkan sebuah status, sikap sosial dan individu, serta

penilaian atau taksiran terhadap peristiwa komunikasi dalam masyarakat;

3. Fungsi tekstual, bahasa berfungsi untuk membentuk suatu mata rantai

hubungan kebahasaan dan mata rantai unsur situasi yang memungkinkan

digunakannya bahasa oleh para pemakainya. 19

Metode semiotik dalam kajian sastra lahir sebagai kelanjutan dari metode

strukturalisme. Strukturalisme memiliki asumsi bahwa dalam suatu fenomena

terdapat konstruksi tanda-tanda. Keterkaitan antar inner structure merupakan inti

dari metode strukturalisme ini. Dalam menanggapi karya sastra secara obyektif

haruslah berdasarkan teks karya sastra itu sendiri. Jika kajian struktural hanya

menitikberatkan pada aspek intrinsik, semiotik tidak demikian halnya karena

paham semiotik menganggap bahwa karya sastra memiliki sistem tersendiri.

Pengkajian terhadapnya diarahkan pada bagian-bagian karya sastra dalam

]8 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003, h. 5619 Halliday, MAX, Language Structure and Language Function, dalam John Lyons, 1972, h.140­

165

8

Page 25: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

menyangga keseluruhan dan sebaIiknya keseluruhan itu terdiri atas bagian­

bagian.20

Pendekatan sastra atas teks Alquran sebenamya bukan merupakan hal yang

baru. Pada masa abad pertama Islam, Abdullah ibnu Abbas (w. 68 Hijriah/687 M)

menggunakan puisi pra Islam untuk menafsirkan beberapa teks Alquran. Hal ini

dilakukan karena sebelum kedatangan Islam tradisi sastra berupa syi'r telah

berkembang di dunia Arab. Model penafsiran seperti ini diikuti oleh para ulama

sesudah ibn Abbas, diantaranya adalah Abd al-Qahir al-Jurjani dan al­

Zamakhsyari.21

Pada masa modern, pendekatan Iinguistik dan sastra dimotori oleh Amin al­

Khuli (w. 1967). Ia mulai mengkaji pendekatan sastra dalam menginterpretasikan

Alquran (al-rnanhaj al-adabi fi al-taftir) pada pertengahan abad ke dua puluh.

Keseriusannya dalam mengkaji Alquran tidak bisa dilepaskan dari kajian­

kajiannya terhadap bahasa dan sastra Arab. Menurutnya, kajian sastra Arab

membutuhkan perangkat analisis iImu balaghah yang mencakup aspek rna 'ani,

baydn dan badi'.

Muhammad Ahmad Khalafullah menerapkan teori yang digunakan oleh al­

Khulli ini dalam mengkaji kisah-kisah nabi dalam Alquran. Menurutnya kisah­

kisah nabi yang terdapat dalam Alquran bukanlah data sejarah yang disusun

secara kronologis tetapi kisah-kisah tersebut banyak disebutkan secara berulang

karena memiliki misi tertentu. Gambaran sastrawi banyak digunakan untuk

mengekspresikan ajaran moral yang disampaikan sesuai dengan konteks asbdb al­

nuzUl pada saat ayat tersebut diturunkan.22 Generasi setelah kedua ulama di atas

adalah Nashr Hamid Abu Zayd yang mengembangkan teori sastra sebagai sebuah

pendekatan dalam menafsirkan Alquran.

20 Suminto A. Sayuti, Strukturalisme Dinamik dalam Pengkajian Sastra, dalam Jabrohim,Metodologi Penelitian Sastra Yogyakarta: Hanindita, 2001, h. 66

21 Mach. Nur Ichwan, Meretas KesO/janaan Kritis Alquran, Jakarta: Toraju, 2003, h. 4222 Muhammad Ahmad Khalafullah, al-Fann al- Qashashifi al-Qur'dn ai-Karim h. 44

9

Page 26: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

d. Surah AI-An 'dm disebut namanya sebanyak 4 kali. (Makiyyah)

e. Surah At-Taubah disebut namanya sebanyak 3 kali. (Madaniyyah)

f. Surah Hud disebut namanya sebanyak 4 kali. (Makiyyah)

g. Surah Yusufdisebut namanya sebanyak 2 kali. (Makiyyah)

h. Surah Ibrdhim a.S. disebut namanya sebanyak I kali. (Makiyyah)

i. Surah al-Hijr disebut namanya sebanyak I kali.(Makiyyah)

j. Surah an-Nab.! disebut namanya sebanyak 2 kali. (Makiyyah)

k. Surah al-Anbiyd' disebut namanya sebanyak 4 kali. (Makiyyah)

I. Surah aI-Hajjdisebut namanya sebanyak 3 kali.(Madaniyyah)

m. Surah al-Syu'ard' disebut namanya sebanyak I k!lli. (Makiyyah)

n. Surah al-AnkabUt disebut namanya sebanyak 2 kali. (Makiyyah)

o. Surah al-A!J.zab disebut namanya sebanyak I kali.(Madaniyyah)

p. Surah as-Shdffat disebut namanya sebanyak 3 ka~i. (Makiyyah)

q. Surah Shdd disebut namanya sebanyak I kali. (Makiyyah)

r. Surah as-Syurd disebut namanya sebanyak I kali. (Makiyyah)

s. Surah al-Zukhr/ifdisebut namanya sebanyak I kali. (Makiyyah)

t. Surah al-Dzariyat disebut namanya sebanyak I kali. (Makiyyah)

u. Surah an-Najm disebut namanya sebanyak I kali. (Makiyyah)

v. Surah al-Hadid disebut namanya sebanyak I kali. (Madaniyyah)

w. Surah al-Mumta!J.anah disebut namanya sebanyak 2 kali. (Madaniyyah)

x. Surah al-A 'ld disebut namanya sebanyak I kali. (Makiyyahi3

23 Pengklasifikasian Surah berdasarkan jeuis ayat Madaniyyha ataupuu Makiyyah berdasarkan AI­QUI" 'tin ai-Karim, Madinah: Majma' ai-Malik al-Fahd Ii Thibd'ah al-Mushhafal-Syarij, tanpa tahun.

Mayoritas kisah-kisah Alquran tergolong dalam ayat-ayat Makiyyah. Pada periode awal dakwahIslam di Mekah, isu sentral yang muneul ke pennukaan sangat kental diwamai dengan tiga poin yaitu,ketuhanan, kerasulan, dan mukjizat. (Muhammad Ahmad Khalafullah, al-Fann al- Qashashi fl al­Qur'dn ai-Karim h. 114

Dari dua puluh empat surah yang memuat kisah Ibrahim a.s. tersebut hanya tujuh surah yangmerupakan kelompok ayat-ayat madaniyyah. Hal tersebut merupakan salah satu ciri ayat-ayatmakiyyah yang lebih mengutamakan pengajaran tauhid melalui penjelasan-penjelasan tentang prinsip­prinsip akhlak yang mulia dan pranata sosial yang tinggi yang tujuannya untuk mengajak orang untukberiman, taat, dan menjauhi kemusyrikan.(Abdul Djalal, 'Ulilm al-Qur'an, h. 96)

t 1

Page 27: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

D. PERUMUSAN MASALAH

Dari pembatasan masalah di atas dapat dirumuskan masalah penelitian ini

dengan pertanyaan berikut:

"Bagaimana pemaknaan simbol, interpretasi, dan pemaknaan totalitas kisah

Ibrahim a.s. dalam Alquran dilihat dari paradigma semiotik'?"

E. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk:

I. Mengetahui pemaknaan simbol yang diungkapkan dalam kata-kata yang

tersusun tentang Ibrahim a.s. dalam Alquran.

2. Memahami kerangka pemaknaan yang logis berdasarkan urutan kisah.

3. Memahami kisah Ibrahim a.s. secara total, sistematis dan berdasilrkan

pendekatan semiotik.

4. Memperolehjawaban atas permasalahan yang diangkat

F. MANFAAT PENELITIAN

I. Manfaat teoritis

Penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan kaj ian sastra Arab

khususnya dalam menerapkan metode semiotik. Metode ini memiliki

kemampuan untuk menganalisis dan menginterpretasikan kisah-kisah

sehingga maknanya dapat digali lebih jauh.

2. Manfaat praktis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan wacana baru bagi masyarakat

dalam memahami pesan-pesan yang tersurat ataupun tersirat dalam kisah­

kisah Alquran.

.) ') 12

Page 28: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

G. METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan proses, prmslp dan prosedur kerja yang

digunakan untuk mendekati problem dan mencari jawaban. Metodologi adalah

pendekatan umum untuk mengkaji suatu obyek penelitian.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan prinsip kerja penelitian

kualitatif. Dengan demikian hasil penelitian ini dijabarkan dan dianalisis dengan

kata-kata atau susunan kalimat dan tidak menggunakan angka-angka statistik.

Penelitian kualitatif tidak mengandalkan bukti berdasarkan logika matematis,

prinsip angka dan metode statistik?4

Penelitian ini memiliki ciri-ciri atau karakteristik sebagai penelitian

.) kualitatif, diantaranya adalah:

I. Mempunyai latar ilmiah

Penelitian kualitatif dengan ciri latar ilmiah berarti peneliti melakukan

penelitian pada satu konteks secara utuh. Hal itu disebabkan oleh kesatuan

konteks yang terdari beberapa struktur yang saling menginterpretasi satu sarna

lain dan tidak dapat dipecah-pecah. Antara struktur yang satu dengan struktur

lainnya saling berpengaruh. 25

2. Menggunakan manusia (peneliti) sebagai instrumen penelitian

Kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif merupakan pengumpul data

utama. Penelitian dengan peneliti sebagai alat pengumpul data utama dalam

istilah Moleong26, disebut sebagai "pengamatan berperan serta" atau

"participant observation".

3. Bersifat diskriptif

Deskripsi dalam penelitian kualitatif dijabarkan dalam gambaran dengan

ciri-ciri yang akurat yang berupa kata-kata atau gambaran sesuatu. Data-data

yang dikumpulkan dapat berasal dari naskah, hasH wawancara, ataupun dari

24 Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 200 1, h. 15025 Fatimah Djajasudarma, Metode Linguistik Ancangan Metode Penelitian dan Kajian, Bandung:

Eresco, 1993, h. 1126 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996, h. 5.

13

Page 29: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

lapangan. Data tersebut kemudian disusun dengan dipilah sesuai denga

hakikatnya atau sesuai dengan ciri-cirinya. Penelitian juga harus diawali

dengan sebuah studi pustaka yan kemudian disusun dengan teliti dan

sistematis dengan pertimbangan ilmiah.27

4. Menganalisis data secara induktif

Analisis data pada tahapan ini menggunakan kaj ian data secara induktif, yaitu

data yang akan diuji berlangsung dari fakta kepada teori dan bukan

sebaliknya.

5. Mementingkan proses daripada hasil28

Penelitian kualitatif lebih mementingkan proses karena sejalan dengan

pengertian teori strukturalisme De Saussure yang menyatakan bahwa bagian­

bagian atau unsur-unsur itu merupakan satu kesatuan yang utuh yang saling

berhubungan satu dengan yang lainnya. Dapat dikatakan bahwa peranan

proses dalam penelitian kualitatif adalah besar sekali.

Metode penelitian pada tesis ini adalah metode deskriptif analitis, yaitu

dilakukan dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian disusun

dengan ana/isis, terutama yang berhubungan dengan isi teks. Sebagai jenis

penelitian kualitatif, dasar dari metode analisis adalah penafsiran.29

Penelitian ini juga bersifat diskriptif karena dalam penelitian ini data-data

akan dipaparkan sebagaimana adanya seperti yang tergambar pada saat penelitian')1

dilakukan. Laporan penelitian juga berbentuk paparan yang berisi kutipan dari

data untuk memberikan dukungan terhadap hal-hal yang diteliti. Penelitian

deskriptif ini bertujuan untuk menggambarkan dan menguraikan secara sistematis

mengenai fakta-fakta serta hubungan antar peristiwa yang diteliti.30 Di dalam

penelitian kebahasaan, metode penelitian deskriptif cenderung digunakan dalam

27 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 628 Zaini Hasan, Karakteristik Penelitian Kualitatif, dalam Aminuddin, Pengernbangan Penelitian

Kualitatifdalarn Bidang Bahasa dan Sastra, Malang: HISKI·YA3, 1990, h. 1429 Nyoman Kutha Ratna, Teori, Metode, dan Teknik Penelilian Sastra,oYogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2006, cet. ii, hA9.30 M.Nazir, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1985, h. 63

14

Page 30: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

penelitian kualitatif, terutama dalam mengumpulkan data serta menggambarkan

data secara ilmiah.

Data dalam penelitian ini adalah seluruh sistem tanda bahasa yang terdapat

dalam Alquran mengenai kisah Nabi Ibrahim a.s. yang merupakan unsur-unsur

pembentuk struktur kisah Nabi Ibrahim a.S. tersebut. Dalam tesis ini, dilakukan

beberapa langk~h penelitian, yaitu: 0

a. Menentukan topik penelitian

b. Merumuskan masalah

c. Menentukan met9de pengolahan data

d. Mengklasifikasi dan mengidentifikasi data

e. Menganalisis data, serta

f. Menarik kesimpulan

i>

H. SUMBERDATA

Data penelitian ini diperoleh dari Alquran pada ayat-ayat yang memuat

kisah Ibrahim a.S. Ayat-ayat tersebut menjadi sumber data utama dalam penelitian

inL Data skunder diperoleh dari buku-buku yang berhubungan dengan kajian

sastra, baik sastra pada umumnya maupun sastra Arab pada khususnya. Selain itu

buku-buku tentang kisah-kisah para' Nabi dijadikan juga sebagai data pendukung.

I. TEKNIK DAN PROSEDUR PENGUMPULAN DATA

Pengumpulan data diperoleh melalui langkah-Iangkah dan teknik sebagai

berikut:

I. Menentukan unsur-unsur kisah yang akan diteliti

2. Mengumpulkan data-data primer

3. Mengumpulkan data-data sekunder

4. Pembacaan keseluruhan terhadap kisah Ibrahim a.s. dalam Alquran

15

Page 31: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

J. TEKNIK DAN PROSEDUR ANALISIS DATA

Langkah-langkah analisis metode semiotik adalah sebagai berikut:

I. Teks dianalisis dengan memperhatikan hubungan antar unsur-unsur dengan

keseluruhannya dengan menggunakan pendekatan struktural.

2. Pemberian makna masing-masing unsur dengan metode semiotik sesuai

dengan yang berlaku dalam sastra.

3. Pencarian makna totalitas dalam kerangka semiotik.

4. Untuk kepentingan pemaknaan itu harus dilakukan pembacaan heuristik dan

hermeneutik.

Perlu ditekankan disini bahwa urut-urutan di atas dapat dibolak-balik sesuai

keperluan. Dalam kerangka semiotik perlu diperhatikan konvensi-konvensi sastra

dan kaitannya dengan kerangka kesejarahan dan kerangka sosial budaya dimana

teks tersebut diproduksi atau dihasilkan.

K. TINJAUAN PUSTAKA DAN KAJIAN TERDAHULU

Kajian tentang qashash al-qur'dn telah banyak tersebar dalam buku-buku

tafsir maupun dalam 'ulfim al- qur'dn karena qashash merupakan bagian dari

kandungan Alquran. Sejauh pengamatan penulis, kajian semiotik yang diterapkan

dalam Kisah Nabi Ibrahim a.S. belum penulis temukan. Namun, karya-karya

terdahulu yang menjadi tinjauan kepustakaan dalam kajian ini diantaranya adalah:

Khalafullah dalam bukunya yang berjusul al-Fann al- Qashashi fi al­

Qur'dn al-Karim31, Quthb dalam bukunya, Al-Tashwir al-Fannifi al-Qur'dnJ2

,

al-Qaththiin dalam Mabdhis fi 'Ulfim al-Qur'iin33, Ibnu Katsir dalam Qashash al­

Anbiyii' .34 Selain buku-buku tersebut, penulis juga menggunakan beberapa

penelitian tesis terdahulu sebagai studi kepustakaan diantaranya adalah tesis yang

31 Muhammad Ahmad Khalafullah, aI-Fann al- Qashashi fi al-Qur'an ai-Karim, Kairo:Maktabah al- Nahdlah al-Mashirah, 1951

32 Sayyid Quthb, AI-Tashwir al-Fann!fi al-Qur 'an33 Manna' al-Qaththiln, Mabdhisfi 'Wum al-Qur'an, tanpa penerbit, 199034 Ibnu Katsir, Qashash al-Anbiya', Juz I, Tahqlq Mushtofa Abdul Wahid, Kairo: Dar ai­

Kutub al-Haditsah, tanpa tahun

16

Page 32: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

ditulis oleh Wahab, Konsep Dialog dalam Alquran: Studi Kisah Nabi Ibrahim

a.s. 3S, Hadiyanto, Kajian Semiotik Kisah Yusuf Sebuah Tinjauan Sastra terhadap

Kisah Alquran36, Tohe, Gaya Bahasa Alquran Periode Mekah, Kajian Struktural

Semiotik37, dan Hidayat, Struktur Narasi dalam Qashash al-Qur'iin, Tinjauan

Analisa Strukturalime Narati,fS. Penjelasan mengenai kajian-k~ian terdahulu dan

menjadi tinjauan kepustakaan dalam penulisan tesis ini, secara singkat dapat

diuraikan sebagai berikut:

K~ian Khalafullah merupakan kajian yang komprehensif dan menjadi

argumen bahwa Alquran mengikuti konvensi sastra dalam penyajian qashash al­

Qur'iin. K~ian Khalafullah telah menggunakan pendekatan surah dalam

menyatukan tema-tema dan tidak menyatukan tokoh-tokoh atau peristiwa­

peristiwa khas dalam kisah Alquran. 39

Kajian Quthb lebih mengedepankan asumsi bahwa Qashash al-Qur'iin

tunduk dalam kerangka tujuan keagamaan dan tujuan dakwah Muhammad.

Pandangan yang dibangun Quthb adalah Alquran merupakan kitab dakwah

keagamaan dan Qashash merupakan salah satu sarananya. Qashash dalam

Alquran bukanlah sebuah karya seni yang terpisah dalam tema dan cara

pengungkapan atau penggambarannya tetapi merupakan salah satu cara Alquran

yang beragam untuk maksud tujuan keagamaan.40

Sebuah kritik terhadap tesis yang dikemukakan Quthb adalah fokus yang

menjadi perhatian Quthb pada pengungkapan atau penggambaran (tashwfr) yang

35 Muhbib Abdul Wahab, Konsep Dialog dalam Alquran: Studi Kisah Nabi Ibrahim a.S.,Tesis S2 Konsentrasi Bahasa dan Sastra Arab Program Pascasarjana Universitas Islam NegeriSlarifHidayatuliah Jakarta, 19973 Andy Hadiyanto, Kajlan Semiotik Kisah Yusuf, Sebuah Tinjauan Sastra terhadap Kisah

Alquran, Tesis S2 Konsentrasi Bahasa dan Sastra Arab Program Pascasarjana Universitas Islam NegeriSyarifHidayatuliah Jakarta, 2004 .

37 Achmad Tohe, Gaya Bahasa Alquran Periode Mekah Kajian Struktural Semiotik, Tesis 82Konsentrasi Bahasa dan Sastra Arab Program Pasc"sarjana Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta, 2006

J8 M. Wakhid Hidayat, Struklur Narasi dalam Qashas ai-QuI' 'an Tinjauan Analisa StrukturalimeNaratif, Tesis S2 Konsentrasi Bahasa dan Sastra Arab Program Pascasarjana Universitas Islam NegeriSyarifHidayatuliah Jakarta, 2007

39 Muhammad Ahmad Khalafullah, aI-Fann al- Qashashifi ai-QuI' 'an ai-Karim, h. 211-212.,0 Sayyid Quthb, AI-Tashwir al-Fannifi ai-QuI' 'an, h. 143

17

Page 33: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

masih berada pada tataran kajian unsur bahasa pada tingkat unsur cerita sehingga

kajian ini belum mengungkap lebih dalam mengenai unsur-unsur teks dalam

Qashash al-Qur'an. 41

Sementara itu, al-Qaththan, berpendapat bahwa Qashash al-Qur 'an

merupakan gambaran realita kehidupan masa lalu yang benar-benar terjadi dan

jauh dari khayalan ataupun imajinasi. Al-Qaththan, membagi cerita menjadi tiga;

cerita para nabi dan rasul, cerita orang-orang pendahulu yang tidak ditetapkan

kenabian dan kerasulannya, dan cerita yang berkaitan dengan masa Muhammad.42

Perbedaan antara Khalafullah dengan kajian al-Qaththiin, adalah pada penekanan

acuan (reference) cerita, dimana acuan narasi dalam pemikiran Khalafullah

kepada kehidupan Muhammad, sedangkan acuan narasi pemikiran al-Qaththan,

kepada kehidupan para tokoh cerita, misalnya Musa, Ibrahim, Luth, dan lainnya.4J

Sejalan dengan Quthb, Ibn Katsir menceritakan para nabi dari sudut pandang

kesejarahan sehingga yang diungkapkan lebih cenderung semacam biografi

kehidupan para nabi, dan peristiwa-peristiwa yang terjadi selia tokoh-tokoh lain

yang berinteraksi dengan para nabi semasa hidup mereka.44 Karena mengacu pada

referen kehidupan nyata sang tokoh atau suatu peristiwa, eksistensi teks cerita

atau kisah dengan model-model penceritaannya menjadi terabaikan.

Penjelasan singkat mengenai kaj ian kepustakaan dari beberapa tesis adalah:

Wahab dalam tesisnya yang berjudul "Konsep Dialog dalam Alquran: Studi

tentang Kisah Ibrahim a.s." menjabarkan tentang konsep dialog dalam Alquran

dengan fokus penelitian pada kisah Ibrahim. Objek kajian Muhbib dengan tesis

yang penulis susun adalah sarna-sarna meneliti kisah Ibrahim a.s. Namun,

menurut penulis, tesis Wahab hanya membahas salah satu unsur yang terdapat

dalam teori strukturalisme yaitu dialog. Sementara kajian semiotik yang penulis

41 Sayyid Quthb, Al-Tashwlral-Fanniji al-Qur'dn, h. 163-16842 Manna' al-Qaththan, Mabdhisji 'warn al-Qur'dn, h. 30643 Manna' al-Qaththan, Mabdhisji 'warn al-Qur'an, h. 30844 Ibn Katsir, Qashash al-Anbiyd'

18

Page 34: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

teliti adalah meneliti seluruh unsur yang membangun sebuah karya sastra. Oleh

karena itu pada unsur dialog hanya akan dibahas secara sekilas.

Teori semiotika yang diiplementasikan oleh Hadiyanto dalam tesisnya

tersebut adalah bertolak dari teori strukturalisme yang menyebutkan bahwa

sebuah karya sastra tersusun dari beberapa struktur yang membentuk satu

kesatuan dan dari kesatuan itulah muncul sebuah makna. Korpus kajian dalam

kajian Hadiyanto adalah kisah Nabi Yusuf a.s. Dalam Alquran, kisah Yusuf a.s.

dimuat dalam satu surah secara utuh sedangkan kisah Ibrahim a.s. ditampilkan

dalam Alquran secara parsial atau dengan kata lain tersebar dalam beberapa

episode dan berada dalam surah-surah yang terpisah. Hal ini menjadikan setiap

episode dalam pengkisahan Ibrahim memiliki ciri struktural yang berbeda dengan

pengkisahan Yusuf a.s.

Tohe dalam tesisnya yang berjudul "Gaya Bahasa Alquran Periode

Mekah, Kajian ·Struktural-Semiotik. Tesis ini objek kajiannya adalah ayat-ayat

Makiyyah dengan menggunakan metode struktural-semiotik. Sebagaimana pada

Hadiyanto, tesis ini menggunakan teori semiotik yang merupakan perkembangan

dari teori strukturalisme.

Hidayat mengangkat model analisa strukturalisme naratif A.J. Greimas

sebagai landasan kajian terhadap struktur narasi dalam qashshah al- Qur'an.

Strukturalisme naratif ini mengandaikan bahwa struktur suatu teks

dikarakteristikkan oleh enam peran yang disebut dengan istilah aktan.

Penelitian Hidayat menggunakan pendekatan sastra untuk mengkaji

Qashash al-Qur 'an dengan menggunakan teori strukturalisme naratif, terutama

yang dikembangkan oleh A.J.Greimas. Aktan ini memetakan tokoh yang berbeda­

beda yang ditelaah melalui tata bahasa naratif. Enam peran yang disebut aktan ini

disusun secara oposisi biner (pasangan opisisi) sebagai berikut: l) Subjek vs

Objek, (2) Pengirim vs Penerima, (3) Pembantul Penolong vs LawanlPenentang.

Analisa ini dilengkapi dengan analisis hubungan masing-masing oposisi biner

yang disebut sebagai poros-paros (the axis) meliputi poras komunikasi; aktan

19

Page 35: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

pengirim, aktan objek dan aktan penerima, paras kehendak; antar subjek dan

ol5jek, dan paras kekuatan; antara pembantu, subjek dan perintang. Analisa

kemudian dilengkapi juga dengan analisa./imgsi dan sintagma.

• Masalah utama yang diangkat dalam Tesis Hidayat adalah, "Bagaimana

struktur narasi dalam Qashash al-Qur 'an dianalisa dengan strukturalisme naratif'.

Masalah ini dijabarkan; (I) Bagaimana Qashash al-Qur 'an ditinjau dari konsep

strukturalisme dan konsep narasi? (2) Bagaimana struktur narasi Qashash al­

Qur 'an dianalisa dengan struktur aktansial A. J. Greimas?, (3) Apa karakteristik

struktur narasi Qashash al-Qur 'an yang didasarkan pada analisa strukturalisme

naratif model A.J. Greimas dan ditinjau dari konsep struktur narasi secara umum?,

Tujuan Penelitian ini adalah menemukan deskripsi Qashash al-Qur'an dalam

tinjauan strukturalisme dan narasi, menemukan deskripsi struktur-struktur narasi

berdasarkan struktur aktansial A.J.Greimas, dan menemukan karakteristik­

karakteristik struktur narasi Qashash al-Qur 'an. Qashash al-Qur 'an ditinjau dari

konsep strukturalisme dan narasi, dan dikombinasikan dengan paradigma tartib

al-dyat dan kesatuan ayat-ayat dalam surah, terbagi dalam tiga klasifikasi. Kesatu,

model Qashash al-Qur 'an satu narasi dalam satu surah, kedua, model kumpulan

narasi pendek berurutan dalam satu surah, dan ketiga model narasi tak beraturan

dalam satu surah.

Struktur aktansial A.J. Greimas dianalisakan kepada sembilan surah yang

mengandung model-model Qashash al-Qur'an, yaitu surah Yusuf [Q.S. 12], al­

Qashash [Q.S. 28], al-A 'raf[Q.S. 7], Maryam [Q.S. 19], asy-Syu'ara' [Q.S. 26],

al-Naml [Q.S. 27], al-Shdffat LQ.S. 37], al-Baqarah[Q.S. 2], dan al-Kahji [Q.S.

18].

Dari analisa ini ditemukan variasi deskripsi struktur-struktur narasi

aktansial Qashash al-Qur 'an yang lengkap dalam keenam aktan, atau zeroisasi

dalam salah satu dari aktan pembantu dan penentang.

Ditinjau dari beberapa penelitian di atas, dapat dikatakan bahwa penelitian

tentang kisah Ibrahim dengan pendekatan semiotika, belum pernah dilakukan.

20

o

Page 36: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

Pendekatan semiotik ini digunakan untuk memaknai fenomena kebahasaan

Alquran tidak hanya secara literal tetapi lebih luas dari itU.45

L. SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan penelitian ini disusun dalam lima bab, dengan

perincian sebagai berikut:

Bab pertama berisi pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah,

identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan dan

kegunaan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, sumber data, teknik

dan prosedur pengumpulan data, teknik dan prosedur analisis data, tinjauan

pustaka dan kajian terdahulu, serta sistematika penulisan tesis;

Bab kedua berisi uraian tentang Qashash al-Qur 'an. Pada bab kedua ini akan dijabarkan

mengenai pengertian Qashash al-Qur 'an, unsur-unsur Qashash al-Qur 'an, kesatuan,kisah dan pengulangan kisah, karakteristik Qashash al-Qur 'an, dan kisah Ibrahim a.s.

dalam Alquran.

Bab ketiga berisi uraian tentang kajian teori: meliputi pengertian semiotika,

perkembangan dan penerapannya, beberapa konsep semiotika yang terdiri dari

tiga orang tokoh yang mempopulerkan konsep semiotika yaitu Ferdinand De

Saussure, Charles Sanders Peirce, dan Umberto Eco, serta pendekatan semiotika

dalam karya sastra.

Bab keempat berisi analisis semiotik pada ayat-ayat yang mengkisahkan Ibrahim

a.s. Dalam bab ini akan dijabarkan mengenai struktur yang membangun kisah

Ibrahim a.s. dalam Alquran, koherensi dan keterpaduan unsur-unsur dalam kisah

Ibrahim a.s., relasi struktural kisah Ibrahim a.s. dengan konteks, dan interpretasi

seCaI'a keseluruhan terhadap kisah Ibrahim a.S.

Bab kelima berisi penutup berupa simpulan dan saran.

(J)

45 M. Wakhid Hidayat, Struktur Narasi dalam Qashas al-Qur'dn Tinjauan Analisa StrukturalimeNaratif, Tesis S2 Konsentrasi Bahasa dan Sas!ra Arab Program Paseasarjan. Universitas Islam NegeriSyarifHidaya!ull.h Jakarta, 2007

21

Page 37: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

-,

BABII

QASHASHAL-QUR 'AN

A. PENGERTIAN QASHASHAL-QUR 'AN

Menurut bahasa, kata qashash merupakan bentuk jama' dari qishshah yang

berarti mengikuti jejak atau menelusuri bekas, atau cerita/kisah. 1 Kata al-Qashsh

(kisah) adalah bentuk mashdar (gerund) dari kata kerja qashsha, yaqushshu.

Kisah menurut istilah ialah suatu media untuk menyalurkan tentang

kehidupan atau suatu~kebahagiaan tertentu dari kehidupan yang mengungkapkan

suatu peristiwa atau sejumlah peristiwa yang satu dengan yang lain saling

berkaitan, dan kisah harus memiliki pendahuluan dan bagian akhir. Secara

semantik kisah berarti cerita, kisah atau hikayat. Dapat pula berarti mencari jejak,

Al-Kalifi [Q.S. 18: 64], menceritakan kebenaran, Al-An'am [Q.S. 6: 57],.",

menceritakan ulang hal yang tidak mesti terjadi Yuszif [Q.S. 12: 5] dan berarti

berita berurutan, Ali Imran [Q.S. 3:62).• >

Pengertian qashash al-qur'dn menurut istilah adalah kisah-kisah dalam

Alquran yang menceritakan ihwal umat-umat terdahulu, para Nabi, dan peristiwa­

peristiwa yang teJjadi pada masa lampau, masa kini dan masa yang akan datang.

Di dalam Alquran banyak diceritakan tentang umat-umat terdahulu dan sejarah

para Nabi dan Rasul serta ihwal bangsa-bangsa dan perilaku mereka. 2

AI-Qaththiln mendefinisikan Qashash al-Qur'dn dalam kerangka

kesejarahan sehingga kisah dikelompokkan dalam tiga macam, yaitu:

I. Qashash al-anbiyd', (kisah para nabi)

Dalam Alquran diceritakan tentang dakwah para nabi dan mukjizat-mukjizat

para Rasul serta sikap umat-umat yang menentang. Tahapan dakwah dan

perkembangannya yang dilakukan para nabi disertai akibat-akibat yang

dihadapi orang yang beriman dan azab yang ditimpakan kepada orang-orang

I Manna' al-Qaththiin, Mabahitsfi 'Wzim a!-Qur'an, tanpa penerbit, 1990, h. 3052 Abdul Djalal, 'Wzlm a!-Qur'an, 8urabaya: Dunia IImu, 1998, h. 294

22

Page 38: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

yang mendustakan, misalnya kisah Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, Muhammad saw.

dan nabi-nabi serta rasullainnya.

2. Qashash al-qur'tin yang berkaitan dengan peristiwa-peristiwa yang telah telah

terjadi pada masa lampau yang tidak dapat dipastikan kenabian mereka,

seperti kisah ribuan orang yang pergi dari kampung halaman mereka karena

takut mati. Contoh lainnya adalah kisah Thalfit dan Jiilfit, Ahl al-Kahfi, Qiirfin,

dan lainnya.

3. Qashash al-qur'tin yang berkaitan dengan peristiwa yang terjadi pada masa

Rasulullah saw., seperti kisah perang Badr dan perang Uhud serta peristiwa

Isra' .3

Khalafullah, dengan kerangka tenninologi cerita sastra, mendefinisikan

qashash sebagai "Sebuah karya sastra dalam kapasitasnya sebagai hasil

imajinasi seorang pengisah atas suatu kejadian tertentu yang dialami oleh seorang

tokoh tak dikenal, ataupun sebaliknya, tokohnya dikenal tapi kejadiannya sama

sekali belum terjadi. Atau keduanya dikenal tapi dibungkus dalam sebuah kisah

"sastra, sehingga tidak semua fenomena yang terjadi diceritakan, artinya hanya

diambil beberapa hal yang dianggap penting saja. Bahkan bisa jadi dalam kisah

itu diceritakan sebuah kejadian nyata akan tetapi ditambah sendiri oleh

pengisahnya dengan kejadian dan tokoh khayalan, sehingga terkesan menjadi

sebuah kisah fiktif saja.,,4

Pendefinisian qashash menurut Khalaf\!llah yang mengambil teori sastra

pada umumnya memunculkan sebuah pertanyaan "Adakah aspek sastra dalam

Alquran? Agaknya pertanyaan tersebut akan selalu dipertanyakan mengingat

Alquran bagi umat Islam adalah kaltimullah yang tidak mungkin terdapat satu

okesalahan sekecil apapun. Alquran adalah kalam Allah yang tidak ada keraguan

lagi untuk meyakininya sebagai suatu kebenaran yang akan membimbing manusia

3 Manna' al-Qaththiin, Mabdhitsfi 'Wiim al-Qur'dn, h. 306'Muhammad A.Khalafullah, ,al-Fann al-Qashashfi al Quran ai-Karim, (Kairo: Sina' Ii al-Nasyr

wa al-!ntisyar al-'Arabi, 1999 h. 127

23

Page 39: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

kepada petunjuk (al-hudii). Akan tetapi Alquran akan dipahami melalui sarana

tafsir.

Benih-benih penafsiran Alquran yang mengandung nilai sastra sebenarnya

telah dimulai pada masa nabi Muhammad saw. Dalam riwayat-riwayat dari Nabi

sendiri menunjukkan bahwa beliau dalam beberapa kesempatan memberikan

interpretasi yang sejajar dengan pengertian istilah majiiz atau perluasan makna

dalam terminologi sastra Arab. Istilah majiiz bam muncul belakangan tetapi inti

dari istilah majiiz ataupun elemen-elemen penopangnya secara jelas dapat

diketahui dalam interpretasi Nabi.

Contoh dari penjelasan nabi yang mengandung unsur majiiz adalah dalam

menjelaskan makna dari Surah Al-Baqarah [Q.S. 2: 187]

"~~f» L:J·~·f'~'''» L:J~~ crs;'L '11~j"IT ~TJD~''''1-1()1l" iJ" " ,....., J iJ" " lJ • u, 'j'..,f • " ~\' '" .... ...

~ ~ ;!, -'~ ~;T 8J .. "I" J~T J ~ .... J@-......:.....J~ If' ,~~<JJj~

Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri­isteri kamu; mereka adalah Pakaian bagimu, dan kamupun adalah Pakaian bagimereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu,Karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi ma'af kepadamu. Makasekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang Telah ditetapkan Allahuntukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benanghitam, yaitufajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam,(tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri'tikaf dalammesjid. Itulah larangan Allah, Maka janganlah kamu mendekatinya. DemikianlahAllah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa.

o

24

Page 40: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

Nabi menjawab petanyaan Uday Ibn Hatim bahwa yang dimaksud dengan

benang hitam dan putih adalah gelapnya malam dan terangnya siang. Dari kasus

ini terdapat perubahan makna dari makna leksikal kepada makna majdzi. Jawaban

Nabi dalam kasus ini merupakan embrio dari penafsiran susastra Alquran.5

Selain perbedaan penafsiran yang memunculkan pebedaan makna suatu

teks, perbedaan penafsiran juga berpengaruh terhadap munculnya aliran i1mu

nahwu dan balaghah. Sejarah menunjukkan bahwa aliran nahwu antara Kufah,

Basrah, maupun Baghdad muncul karena perbedaan interpretasi dalam membaca

la/adz atau susunan kata dalam Alquran.

Dapat dipahami bahwa Alquran secara empiris merupakan suatu naskah

teks, sebagai suatu kitab yang menggunakan sarana komunikasi berupa bahasa.

Namun, harus dipahami pula bahwa Alquran tetap memiliki perbedaan dengan

teks sastra ataupun teks-teks lainnya. Kekhususan ini karena sifat hakikat bahasa

yang terkandung dalam Alquran yang memiliki fungsi yang berbeda dengan

fungsi bahasa lainnya dalam komunikasi antar manusia. Yang membedakan kedua

fungsi bahasa tersebut adalah fungsi bahasa Alquran yang khas, universal, dan

mengatasi ruang dan waktu.

Hakikat bahasa sebagaimana dikembangkan para pemikir bahasa dan

pemikir filsafat adalah suatu struktur dan makna. Struktur berkaitan dengan

bentuk kata, kaidah kata, struktUl' kalimat, makna kalimat, dan bagaimana cara

pengucapannya.

Teks dalam bahasa Alquran memiliki hakikat yang khusus karena hakikat

Alquran itu sendiri. Bahasa Alquran bukan hanya mengacu pada dunia melainkan

mengatasi ruang dan waktu. Hal ini ditunjukkan misalnya yang b€rkaitan dengan

kisah para nabi, dunia ghaib, alam ruh, dan lain sebagainya. Bahasa Alquran

mengacu pada :

5 M. Nur Kholis Setiawan. Al-Qur'an Kitab Sastra Terbesar, Yogyakarta:eLSAQ Press, 2005, h.130

25

Page 41: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

I. Dunia, yang meliputi dua hal. Kesatu, dunia human, yang meliputi dunia

kemanusiaan. Kedua, dunia infra human, yang berkaitan dengan dunia

binatang, tumbuhan, dan dunia fisik lainnya dengan segala hukum serta sifat

masing-masing.

2. Aspek metajisik, yaitu suatu hakikat makna di balik hal-hal yang bersifat fisiko

Aspek metajisik ini tidak terjangkau oleh indera manusia, sehingga hanya

dapat dipahami, dipikirkan, dan dihayati..3. Adikodrati, yaitu suatu wilayah di balik dunia manusia yang hanya

diinformasikan oleh Allah swt. meJalui wahyu, misalnya tentang surga,

neraka, ruh, hari kiamat, dan sebagainya.

4. Ilahiyah, yaitu aspek yang berkaitan dengan hakikat Allah, bahwa Allah itu

memiliki al-Asma' al-Husna, seperti al-Aziz, ai-Hakim, al-Alim, dan lain

sebagainya. 6

Khalafullah, dengan kerangka sastra tersebut, membagi Qashash al-qur 'an

menjadi tiga corak. Kesatu, corak sejarah (al-laun al-tarikhy), yaitu suatu cerita

yang menceritakan tokoh-tokoh sejarah tertentu seperti para nabi dan rasul dan

beberapa cerita yang diyakini orang-orang terdahulu sebagai sebuah realitas•sejarah. Kedua, corak perumpamaan (al-laun at-tamtsily), yaitu cerita-cerita yang

menurut orang-orang terdahulu, kejadiannya dimaksudkan untuk menerangkan

dan menjelaskan suatu hal atau nilai-nilai. Corak cerita seperti ini tidak

mengharuskan cerita yang diangkat dari sebuah realitas sejarah dan boJeh berupa

cerita fiktif dalam batasan orangorang terdahulu. Ketiga, bercorak legenda atau

mitos (al-laun al-usthUry), yaitu cerita yang diambil dari mitos-mitos yang

dikenal dan berlaku dalam sebuah komunitas sosial. Tujuan dari cerita mitos ini

adalah untuk memperkuat satu tujuan pemikiran atau untuk menafsirkan suatu

problem pemikiran. Unsur mitos dalam kisah bukan sebagai tujuan cerita, tapi

6 Sahiron Syamsuddin, Hermeneutika Alquran, YogyakaIta:Islamika, 2003, h. 71

26

Page 42: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

berfungsi sebagai salah satu instrumen untuk menarik pendengar atau

pembacanya.7

Menurut Quthb, kisah-kisah Alquran Ualam penyampaian ataupun dalam

alur kejadiannya tunduk pada maksud tujuan dakwah keagamaan. Namun,

pengaruh ketertundukan terhadap tujuan tersebut tidak menghalangi keserasian

seni dalam cara pengungkapan sehingga keserasian seni pengungkapan itu dapato

mempengaruhi perasaan.8

Quthb mengklasifikasikan kisah Alquran didasarkan kepada urutan

episode-episode ceritanya menjadi tiga, yaitu; (I) Cerita disajikan dari episode

kelahiran sang tokoh, seperti, cerita Adam, 'Isil, Isma'll, Ishilq, dan Musil. (2)

Cerita disajikan dari episode yang relatif akhir ketika sang tokoh menghadapi

konflik atau mengalami peristiwa yang dapat dijadikan pelajaran. Contoh, cerita

Yusuf, Ibrahim, Daud, dan Sulaimiin. (3) Cerita yang disajikankan pada episode

paling terakhir. Contoh cerita Nuh Hud, Shalih, dan juga Syu'aib.9

Lebih jauh, Ojalal mengklasifikan kisah Alquran dalam dua tinjauan yaitu

I) Segi waktu, yang terbagi menjadi tiga macam: Kesatu, kisah tentang hal-hal

ghaib pada masa lalu (al-qashash al-ghuyub al-mddliyah) yang sudah tidak

dapat lagi ditangkap oleh panca indra manusia karena waktu kejadiannya

sudah lampau. Contohnya adalah kisah para nabi, kisah Maryam, dan lainnya.

Kedua, kisah hal-hal ghaib yang teljadi pada masa kini (al-qashash al-ghuyub

al-!J.ddlirah). Meskipun sudah ada sejak zaman dulu akan tetapi tetap masih

ada sampai masa yang akan datang. Contohnya adalah kisah yang

menerangkan tentang segala sifat-sifat Allah swt., para malaikat, jin, setan,

kenikmatan surga dan juga siksaan neraka.Ketiga, kisah hal-hal ghaib yang

akan datang (al-qashash al-ghuyub al-mustaqbalah). Yaitu kisah-kisah yang

menceritakan peristiwa-peristiwa yang beIum pemah terjadi pada saat Alquran

diturunkan, kemudian peristiwa tersebut benar-benar terjadi. Contohnya

7 Muhammad Ahmad Khalafullah, al-Fann al- Qashashifi al-Qur 'an ai-Karim, h. 1278 Sayyid Quthb, AI-Taslnvir al-Fannifi al-Qur'an, Kairo: Dar al-Ma'arij, 1975, h. 1439 Sayyid Quthb, AI-Tashwir al-Fannifi al-Qur'an, h. 162-165

27

Page 43: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

adalah kemenangan nabi Muhammad saw. dari penganiayaan orang-orang

yang menentang dakwahnya.

2) Segi materi yang terbagi menjadi tiga macam, yaitu: Kesatu, kisah para nabi.

Kedua, kisah orang-orang yang belum tentu nabi atau kelompok manusia

tertentu. Ketiga, kisah tentang peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian pada

masa nabi Muhammad saw. 10

B. UNSUR-UNSUR QASHASHAL-QUR 'ANUnsur-unsur kisah dalam Alquran metode pengalokasiannya sama dengan

pengalokasian yang berlaku dalam karya sastra pada umumnya seperti pada

cerpen, prosa, dan novel. Yang membedakan antara unsur kisah pada karya sastra

umum dengan karya sastra Alquran diantaranya adalah dalam kisah-kisah

Alquran kita tidak akan dapat menemukan seluruh unsur kisah terkumpul pada

satu kisah melainkan akan tersebar pada berbagai surah. Kisah yang ditampilkan

secara utuh hanyalah kisah Yusuf a.s. sedangkan kisah-kisah lainnya banyak

tersebar dan mayoritas kisahnya bukanlah merupakan satu kisah yang panjang.

Hal tersebut kiranya berkaitan dengan tahapan dakwah Islam yang terjadi pada

saat ayat diturunkan.

Sebagai contoh dapat dilihat bahwa unsur peristiwa atau kejadian banyak

ditonjolkan apabila pesan yang disampaikan adalah berupa peringatan atau

ancaman. Jika unsur tokoh yang ditonjolkan maka maksud diturunkannya ayat

tersebut adalah untuk memberikan sugesti dan menyebarkan semangat dan pada

saat tertentu untuk meneguhkan hati nabi Muhammad saw. dan para pengikutnya.

Namun, apabila unsur dialog yang menjadi fokus maka akan tampak tujuannya

adalah sebagai pembelaan atas dakwah Islam terhadap orang-orang yang

menentang ajaran Allah.':)

10 Abdul Djalal, 'Ulzim al-Qur 'an, h. 296-300

28

Page 44: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

o

Khalafutlah menyatakan bahwa dalam kaidah kisah sastra II disebutkan

bahwa sebuah kisah harus terfokuskan pada satu unsur saja, adapun unsur kisah­

kisah lainnya harus disembunyikan. Artinya agar unsur-unsur kisah tidak

terkumpul dalam satu bingkai kisah dengan porsi tempat dan kepentingan yang

sarna di mana jika salah satu unsur kisah tenggelam akan mengakibatkan kisah

tersebut kehilangan keseimbangan seninya. Kisah-kisah Alquran notabene adalah

kisah-kisah pendek kecuali kisah Yusufa.s.

Beberapa perbedaan model kisah Alquran ditinjau dari perspektif tata cara

pengalokasian unsur-unsumya:

I. Kisah yang dimaksudkan untuk menakut-nakuti dan mengancam. Dalam hal

ini unsur peristiwa atau kejadian lebih dominan.

2. Kisah yang dimaksudkan untuk memberikan sugesti atau menumbuhkan

semangat baru serta meneguhkan hati Nabi Muhammad saw. dan para

pengikut setianya. Dalam hal ini unsur tokoh atau penokohan lebih dominan.

3. Kisah yang dirancang khusus untuk mengadakan pembelaan terhadap ajaran

dan dakwah Islam, unsur dialog lebih dominan. 12

Khalafullah berpendapat bahwa unsur-unsur dalam kisah Alquran dapat

dibagi menjadi empat unsur yaitu:

I. Tokoh

Dalam Alquran penggambaran tokoh dalam wacana kisah tidak hanya

tokoh yang berwujud manusia saja melainkan lebih luas dan bersifat umum.

Artinya bahwa tokoh adalah pemeran utama dari seluruh rangkaian peristiwa

-yang terjadi, dialog yang muncul, serta pemikiran berputar pada diri tokoh

tersebut. Sebagai contoh kisah dalam Alquran memuat tokoh-tokoh berupa

• malaikat, manusia baik laki-laki maupun perempuan, dan juga mengangkat

tokoh j in dan hewan.

Jl Muhammad Ahmad Khalafullah, a/-Fann a/- Qashashifi a/-Qur'iin a/-Karim, h. 29212 Muhammad Ahmad Khalafullah,A/-Fann a/- Qa,'1iashlfi a/-Qur'iin a/-Karim, h.292

29

Page 45: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

Dalam menggambarkan tokoh-tokoh dalam suatu kisah, terdapat

beberapa model, diantaranya:

Bersifat global tidak hanya yang berwujud manusia tetapi semua makhluk

hidup yang menjadi pemeran termasuk binatang. Dalam penyebutan tokoh

manusia disebutkan ada tokoh laki-laki dan perempuan. Mereka

disebutkan dengan tingkatannya misalnya raja, menteri, atau manusia

biasa. Tetapi tak pemah disebutkan sisi fisik dari seseorang tokoh

melainkan disebutkan tanda-tanda yang menunjuk pada sifat tertentu.

Nama tokoh kadang disebut untuk memudahkan pembaca atau pendengar

untuk memahami pesan-pesan yang terdapat dalam kisah tersebut. Contoh

kisah yang dikedepankan dari ~alangan rasul zaman awal adalah Musa a.s.

dan Ibrahim a.s. sementara dari zaman akhir adalah Ayyub a.s. dan Yunus

a.sYSelain tokoh-tokoh manusia yang memang seorang Nabi atau utusan Allah

disebutkan pula tokoh-tokoh lainnya seorang laki-laki biasa atau seorang

raja, misalnya Raja Fir'aun, Azar, Lukman, Putra Nuh, dan saudara­

saudara Nabi Yusuf a.s.

Selain tokoh laki-Iaki, dalam beberapa kisah Alquran juga disebutkan

tokoh wanita. Karakteristik penggambaran tokoh wanita tidaklah berbeda

dengan penggambaran tokoh laki-laki, walaupun kadang-kadang juga ada

yang berbeda. Karakteristik wanita kadang-kadang lebih menonjol

dibandingkan karakteristik tokoh laki-Iaki.

Titik persamaan pertama antara tokoh laki-Iaki dengan tokoh wanita

adalah keduanya sering tidak digambarkan secara sempuma dari bentuk

fisiknya, maupun dari watak perilakunya. Yang kedua adalah nama-nama

tokoh yang disembunyikan dan membuat tokoh-tokoh tersebut bersifat

umum. Dalam sebuah kisah, walaupun seorang wanita menjadi tokoh

utama, Alquran seolah-olah tidak memberikan porsi yang yang berlebihan

13 Muhammad Ahmad KhalafulJah, AI-Fann al- Qashashifi al-Qur'dn ai-Karim, h.296

30

Page 46: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

dan nyaris tidak begitu diperhatikan. Justru Alquran membidik sisi lain

dari suatu peristiwa atau dialog untuk ditonjolkan dalam

penggambarannya.

Hal ini menurut Khalafullah karena dilatarbelakangi oleh kultur bangsa

Arab pada masa itu. yang masih terkungkung oleh tradisi yang

menganggap wanita harus mengikuti laki-laki dalam setiap hal dan wanita

tidak boleh disebut ,namanya secara jelas dalam pembicaraan yang

dilakukan oleh laki-laki di manapun tempatnya. Alasannya adalah fakta

bahwa tokoh wanita memang sengaja ditampilkan dalam Alquran untuk

memainkan peranannya sendiri dan bahkan bukan dimaksudkan untuk

sekedar menjadi simbol bagi berbagai pesan yang akan disampaikan.

Term bahasa yang digunakan dalam menggambarkan seorang wanita juga

terdapat perbedaan yang berkaitan dengan latar belakan maupun sifat dari

tokoh wanita tersebut. Misalnya kata ;;1y! (wanita secara umum) baik

yang sudah bersuami maupun yang tidak. Bila tokoh ini telah bersuami

maka dalam Alquran sebutan ini disandarkan pada nama suaminya seperti:

.J:!jc. ;;l y ! '(':!AI..>!I ;;I y ! ,.b) ;;l y ) 'cy;;l y ) ,u)l9 ;;Iy )

Bagi yang tidak bersuami, tokoh-tokoh wanita ini dilepaskan dari ikatan­

ikatan nama laki-Iaki atau disebut dengan sebutan lain, misalnya sebutan

untuk Ratu Saba' adalah f aSI .; ;;1.)--4) yang artinya perempuan yang

memerintah mereka. Satu-satunya tokoh wanita yang disebutkan namanya

dalam Alquran adalah Maryam. Hal ini dilakukan karena orang-orang

pada waktu itu menganggap Isa adalah anak Allah swt., maka Alquran

berusaha mengindari anggapan yang salah tersebut. Alquran juga

memberikan penegasan bahwa Isa bukanlah anak Allah melainkan anak

Maryam yang dilahirkan tanpa ayah seperti juga Adam yang ada tanpa ada

orang tuanya. Dalam Alquran disebutkan secara berulang-ulang bahwa Isa

adalah putra Maryam bukan anak Allah.

31

Page 47: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

Tokoh yang tergolong makhluk ghaib seperti malaikat, jin, iblis, dan

setan. Tokoh malaikat pemah menjumpai Nabi Ibrahim a.s. Tokoh

malaikat menjelma menjadi manusia dan mendatangi Ibrahim layaknya

seorang tamu. Ibrahim pun digambarkan memperlakukan tamunya

layaknya ketika menerima tamu pada umumnya dengan memberikan

sambutan dan suguhan. Penggambaran malaikat dalam kisah-kisah

Alquran tidak melebihi batas akal manusia. Hal ini menjadi penting karena

konsepsi yang berkembang dalam pemikiran manusia, khususnya di

Jazirah Arab pada masa itu, malaikat adalah makhluk halus yang memiliki

kelebihan luar biasa.

Selain malaikat tokoh yang ghaib lainnya adalah jin dan iblis. Tokoh jin

tidaklah digambarkan sebagai tokoh yang menjelma menjadi manusia laki­

laki. Kisah tentang tokoh jin ini terpolarisasi seperti orang-orang Arab

yang terbagi dua golongan yaitu yang beriman dan yang ingkar. Mereka

juga berseteru mengenai kebenaran !\iaran Islam. [Q.S. 72: 14-17]

Tokoh jin juga muncul dengan penggambaran yang berbeda dalam kisah

nabi Sulaiman a.s. Deskripsi dalam kisah ini berseberangan dengan kisah

yang sering muncul dalam syi'r al-Jdhili sebelum turunnya para nabi.

Dalam kisah ini sosok jin dimunculkan dalam bentuk yang tidak jelas.

Sosok jin di sini lebih dekat dengan konsepsi atau khayalan bangsa arab

tentangjin. [Q.S. 38: 36-38] dan [Q.S. 34: 12-14]

Selain malaikat dan jin, tokoh makhluk ghaib juga digambarkan dengan

adanya iblis. Tokoh ini terdapat dalam kisah penciptaan Adam dan

perilaku iblis dalam kisah keluarnya Adam dari surga. Iblis berjanji akan

menggoda manusia untuk berbuat kejahatan. Alquran juga mengkisahkan

usaha para iblis untuk lari ketika pengikutnya meminta

pertanggungjawaban di hari akhir.

Tokoh yang termasuk kategori hewan. Dalam Alquran terdapat kisah yang

tokohnya diperankan oleh hewan. Misalnya dalam kisah Sulaiman a.s.•

32

Page 48: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

ada tokoh semut [Q.S. 17: 18-19] dan tokoh burung hud-hud yang

berperan sebagai pembisik Sulaiman karena ia tahu kabar tentang

kerajaan-kerajaan lain yang belum diketahui Sulaiman. Burung hud-hud

juga uang memberitahukan Sulaiman tentang keberadaan Ratu Bulqis dan

rakyatnya [Q.S.: 27: 20-29].

Dalam penamaan surah Alquran, terdapat beberapa surah yang

menggunakan nama hewan, misalnya al-Baqarah, al-Fil, al-Naml, al­

Ankabut, dan al-Nabl. Ketiga surah yang terakhir disebut, merupakan

binatang yang seeara fisik sangat keeil bentuknya. Namun, sikap hidup

manusia di dunia dapat diibaratkan dengan berbagai binatang keeil

tersebut. Misalnya semut, semut adalah binatang yang suka menumpuk

dan menimbun disamping juga semut sangat pandai memanfaatkan

kesempatan sehingga muneul peribahasa "ada gula ada semut" sedangkan

laba-Iaba adalah binatang yang hanya menunggu mangsa untuk dapat

disantapnya dengan memasang jaring disekitar tubuhnya. Atau seekor

lebah yang dapat memberi manfaat tanpa merusak. Tidak makan keeuali

yang baik, tidak menghasilkan keeuali yang memberikan manfaat, dan jika

menimpa sesuatu tudak merusak dan tidak menghaneurkan. 14

Seni penciptaan tokoh dengan menggunakan peran seekor hewan tidak

hanya ditemukan dalam kesusastraan modern yang dikenal dengan nama

fabel, akan tetapi dalam khazanah sastra klasik eerita yang tokohnya

diperankan oleh hewan~uga sudah ada.

Keseluruhan tokoh-tokoh tersebut memiliki keterkaitan dengan situasi

dan kondisi serta peristiwa-peristiwa yang dialami nabi Muhammad saw. dan

para pengikutnya. Salah satu eontohnya adalah peristiwa pembakaran Ibrahim

a.S. yang tidak membuat Ibrahim terbakar dan tetap selamat melahirkan

semangat dan tekad bagi Nabi Muhammad saw. untuk tetap menyampaikan

dakwah. Fenomena penyembahan Allah swt. selain Allah (kemusyrikan) yang

.14 Quraish Shihab, Len/era A/quran, Edisi Baru, Bandung: Mizan, 2008, h. 190

33

Page 49: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

meliputi penyembahan bintang, matahari, bulan, berhala, makhluk halus dan

beberapa tokoh manusia sendiri. Dalam hal ini Ibrahim a.s. dapat dibedakan

dengan tokoh lainnya sebab dia lebih terkenal dengan pengingkarannya atas

penyembahan bintang-bintang dan penghancuran berhala. IS

2. Peristiwa

Keter~aitan antara berbagai peristiwa dengan para tokoh dalam satu

kisah adalah faktor penting untuk menarik perhatian pembaca atau pendengar

kisah. Bahkan kadang-kadang unsur peristiwa lebih menonjol dibandingkan

dengan keberadaan unsur tokoh yang dikaburkan atau dibuat umum.

Karekteristik unsur peristiwa dalam Alquran sangat beragam.

Diantaranya adalah peristiwa yang terjadi karena adanya pengaruh qadla dan

qadar. Sebagai contohnya dalah ketika Nabi didustakan oleh umatnya

sehingga mereka memaksa nabi untuk mel1)berikan bukti-bukti tentang

kebenaran kerasulannya. Ketika Allah menurunkan bukti-bukti yang$

menunjukkan kebenaran itu, mereka tetap ingkar sehingga datanglah azab atau

siksa Allah yang membinasakan mereka. [Q.S.: 26: 141-159]

Peristiwa berikutnya adalah yang digambarkan sebagai suatu mukjizat

yang luar biasa yang dikehendaki dan dijalankan oleh Allah melalui tangan­

tangan Rasul-Nya. Dengan pengkisahan suatu peristiwa seperti ini, Alquran

memiliki tujuan untuk kehidupan akal dan pemikiran manusia pada masa itu

dan masa selanjutnya. Peristiwa lainnya dalah peristiwa terkenal atau kejadian

biasa dan dikenal luas yang dialami oleh tokoh kisah. Para tokoh di sini

bersifat umum dan tidak terikat pada tokoh nabi atau rasul saja tetapi seluruh

manusia yang melakukan aktivitas seperti makan dan minum, tidur, dan

berjalan. Salah satu contoh peristiwa yang menggambarkan peristiwa model

ini adalah kish Yusuf a.s. 16

IS Muhammad Ahmad Khalafullah, AI-Fann al- Qashashifi al-Qur'dn ai-Karim, h.297-32316 Muhammad Ahmad Khalafullah, AI-Fann al- Qashashifi al-Qur'dn ai-Karim, h.323-326

34

Page 50: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

3. Dialog

Unsur dialog memang tidak harus ada dalam setiap kisah. Dalam

kisah-kisah cerita pendek atau kisah-kisah sastra lainnya ada kisah yang

mengabaikan unsur dialog dalam bangunan ceritanya. Namun, kisah tersebut

lebih intens menonjolkan unsur lainnya misalnya unsur peristiwa.

Tidak demikian dengan kisah Alquran yang justru lebih menekankan

pada unsur dialog kritis yang dijadikan sebagai sarana untuk melukiskan

gejolak-gejolak kejiwaan dari tokoh-tokoh kisahnya yang memindahkan satu

adegan ke adegan lainnya. Unsur dialog menjadi mediator dalam

menyampaikan doktrin-doktrin keagamaan atau sebaliknya untuk

mematahkan doktrin lain yang bertolak belakang dengan dakwah Islam.

Contohnya dalah dialog Ibrahim dengan ayahnya Azar mengenai sikap Azar

dan kaum pada masanya yang menjadikan berhala sebagai Allah swt. atau

sembahan. [Q.S. 6: 74-79]

74. Dan (Ingatlah) di waktu Ibrahim Berkata kepada bapaknya, AzarJ7,

"Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai Tuhan?Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yangnyata."

75. Dan demikianlah kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tandakeagungan (Kami yang terdapat) di langit dan bumi dan (Kamimemperlihatkannya) agar dia termasuk orangyangyakin.

76. Ketika malam telah gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata:"Inilah Tuhanku", tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata: "Sayatidak suka kepada yang tenggelam. "

77. Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit dia berkata: "Inilah Tuhanku".tetapi setelah bulan itu terbenam, dia berkata: "Sesungguhnya jikaTuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orangyang sesat. "

78. Kemudian tatkala ia melihat matahari terbit, dia berkata: "InilahTuhanku, Ini yang lebih besar". Maka tatkala matahari itu terbenam, dia

17 di antara Mufassirin ada yang berpendapat bahwa yang dimaksud dengan Abihi (bapaknya)ialah pamannya.

35

Page 51: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

berkata: "Hai kaumku, Sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yangkamu persekutukan.

79. Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakanlangit dan bumi, dengan cenderung kepada agama yang benar, dan Akubukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah swt.

Alquran mendeskripsikan unsur dialog ini biasanya menggunakan

metode pengkisahan atau menceritakan berbagai perkataaan sang tokoh

dengan menggunakan kata pendahuluan seperti kata, " Ia berkata", " Mereka

berkata", dan sebagainya. Selain itu model dialog yang dilatarbelakangi oleh

masalah keagaman, sosial, dan perilaku universal, maka dalam dialog yang

terbentuk, para pendengar atau pembaca akan mendapati pertentangan antara

dua pemikiran atau fenomena yang bertolak belakang yang mengarah pada

suatu kesimpulan bahwa manusia diberi kebebasan untuk berpikir, berusaha,

dan berbuat, sedangkan yang memberi ketentuan adalah Allah swt. 18

4. Qadla dan Qadar

Dalam konsep pemikiran kita istilah qadla dan qadar adalah identik

dengan nasib. Khalafullah mengategorikan unsur qadla dan qadar sebagai

salah satu unsur dalam kisah Alquran karena Khalafullah menganggap bahwa

azab atau balasan dari perbuatan yang dilakukan orang-orang kepada para

nabi tidak terlepas dari ketentuan takdir Allah swt. Demikian pula ketika para

nabi tersebut selamat dari upaya-upaya pembunuhan dari orang-orang yang

tidak mau mengimani keberadaan para nabi. Salah satu contoh yang

menunjukkan peran qadla dan qadar dalam mengubah nasib segala sesuatu.

Dalam kisah Ibrahim a.s. yang terdapat dalam Surah AI-Shdffat[Q.S. 37: 99­

108] dikisahkan adanya peran tangan Allah swt. yang menyelematkan Ismail

a.s. ketika Ibrahim a.s. telah berserah diri untuk melaksanakan perintah Allah

swt. dalam mimpinya. 19

18 Muhammad Ahmad. Khalafullah, AI-Fann al- Qashashiji al-Qur'dn ai-Karim, h.326-24119 Muhammad Ahmad. Khalafullah, AI-Fann al- Qashashiji al-Qur'dn aI-Karim, h.341

36

.,

Page 52: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

5. Suara Hati

Salah satu unsur kisah yang jarang dijumpai adalah unsur suara had.

Dalam kisah-kisah sastra pada umumnya, suara hati digambarkan sebagai

ungkapan hati seorang tokoh untuk dirinya sendiri agar dapat didengar orang

lain. Dalam kisah Alquran, suara hati ini digambarkan dengan sikap para nabi

ketika menghadapkan jiwa dan raganya secara ikhlas, pasrah, dan tawakkal

sekaligtls berdoa dengan penuh harap memohon kepada Allah swt. Adanya

pendiskripsian kisah seperti ini akan membuat pembaca atau pendengar turut

terbawa dalam alur kisah karena suasana hati antara tokoh dalam kisah dengan

orang di luar kisah tersebut seakan menyatu dalam satu kerangka suasana

yang diciptakan. Hal seperti ini dapat ditemukan dalam kisah Nuh a.s.[Q.S.

71: 26-28], kisah Ibrahim a.s. [Q.S. 34: 35-41] dan [Q.S. 12:lOlfo

C. KESATUAN KISAH DAN PENGULANGAN KISAH

Maksud dari kesatuan kisah adalah dikumpulkannya dasar-dasar dari

beberapa kisah dalam satu kesatuan. Penyatuan yang umum terjadi adalah dengan

menyatukan kisah orang-orang terdahulu baik itu nabi ataupun kelompok tertentu

yang merupakan tokoh sejarah dan diberikan nama dengan nama para nabi

tersebut ataupun karakter khusus dari kelompok-kelompok tertentu tersebut.

Penyatuan kisah yang seperti ini agaknya tidak disetujui oleh Khalafullah

sehingga ia mengemukakan pendapatnya bahwa kesatuan kisah-kisah Alquran

didasarkan pada substansi tujuan kisah, misalnya kisah untuk menakut-nakud,

peringatan, hikmah atau suri teladan, dan kisah untuk meneguhkan hati

Muhammad saw.21

Dapat dikatakan bahwa penyebutan secara berulang dari nama tokoh

bukanlah menjadi fokus dari pendapat Khalafullah. Ia lebih cenderung

20 Muhammad Ahmad Khalafullah, AI-Fann al- Qashashifi al-Qur'an ai-Karim, h.34221 Muhammad Ahmad Khalafullah, AI-Fann al- Qashashifi al-Qur 'an ai-Karim, h. 211

37

Page 53: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

0'

berpendapat bahwa setiap cerita memiliki tujuan dan substansi yang berbeda­

beda.

Selain penyatuan atau pengumpulan dasar-dasar dari beberapa kisah, di

dalam AIquran juga terdapat pengulangan-pengulangan beberapa bagian kisah.

Namun, pengulangan tersebut tidak dalam bentuk keseIuruhan kisah secara

lengkap. Ada pengulangan yang hanya sebagian-sebagian saja, ada pula

pengulangan kisah yang sarna tetapi menggunakan kalimat yang berbeda-beda.

Pengulangan kisah dalam AIquran secara umum dapat dikelompokkan

dalam tiga bentuk, yaitu:

I. Pengulangan kisah dengan alur kisah dengan tokoh yang berbeda.

Dantara tujuan kisah-kisah dalam Alquran adalah penetapan keesaan Allan

swt., kesatuan agama, kesatuan rasuI, kesamaan metode dakwah, dan

kesamaan cara yang ditempuh oleh orang-orang yang mendustakannya. Untuk

mengungkapkan tujuan tersebut digunakan alur kisah yang sarna dengan

tokoh yang berbeda.

Dalam kisah-kisah tentang dakwah yang disampaikan oleh nabi Nuh, Hud,

dan nabi Shiilih22 digunakan alur kisah yang sarna yaitu Allah swt. mengutus

Nabi kepada kaumnya agar mengajak mereka untuk mengesakan Allah dan

beribadah kepada Allah, tetapi, mereka membantah dan menentang ajakan

tesebut sehingga datang azab Allah.

Meskipun digunakan alur kisah yang sarna, akan tetapi pilihan kata yang

digunakan berbeda sehingga menimbulkan nuansa yang berbeda pula.23

2. Pengulangan kisah dengan kronologi yang berbeda.

Kisah AIquran tidak disuslln dengan kronologi kisah yang sebenamya tetapi

disesuaikan dengan tujuan kisah dan kondisi Nabi Muhammad saw. ketika

menerima wahyu. Menurut Abduh, Alquran tidak bermaksud menerangkan

materi sejarah atau menurunkan peristiwa-peristiwa secara kronologis.

22 [Q.S. 7: 59-64, 65-72, 73-79]23 Sayyid Quthb, AI-Taslnvir al-Fanniji al-Qur 'an, h. !41

Page 54: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

Namun, pengurutan suatu kisah secara berulang-ulang dengan pemilihan kata

yang berbeda membawa pengaruh kepada jiwa manuasia agar mau mengambil

suatu pelajaran dari kisah yang ditampilkan tersebut.24

3. Pengulangan kisah dengan gaya bahasa yang berbeda.

Alquran seringkali mengulang kisah dari tokoh yang sarna dengan pilihan kata

atau bahasa yang berbeda. Sebagai contoh adalah kisah Musa a.s. yang

terdapat dalam [Q.S. 20:24-98], [Q.S. 26: 10-68], dan [Q.S. 28: 1-47]. Dalam

ketiga kisah tersebut tampak berbeda padahal yang membedakan hanya gaya

bahasanya saja.25

Pengulangan-pengulangan dengan membedakan gaya bahasa yang digunakan

, tidak menimbulkan kejenuhan bagi pembaca atau pendengar. Selain itu,

pengulangan-pengulangan yang terjadi bukanlah pengulangan secara

keseluruhan kisah akan tetapi hanya sebagian-sebagian saja yang disesuaikan

dengan konteks dan dengan penggunaan gaya bahasa yang berlainan yang

dapat menimbulkan nuansa yang berbeda antara satu kisah dengan kisah

lainnya.

Dalam beberapa kitab 'Ulum al-Qur'dn disebutkan bahwa pengulangan

kisah itu memiliki beberapa tujuan atau hikmah, diantaranya adalah:

I. Menjelaskan ketinggian mutu sastra atau ke-balaghahan Alquran. Kisah

diungkapkan berkali-kali dengan menggunakan kalimat yang berbeda-beda

sehingga tidak membosankan bagi pendengarnya.

2. Membuktikan ketinggian mukjizat Alquran, yakni menjelaskan satu makna

(satu kisah) dalam berbagai bentuk kalimat yang bermacam-macam.

3. Untuk lebih memperhatikan kepada pentingnya kisah-kisah Alquran sehingga

perlu disebutkan dengan berulang-ulang agar lebih meresap ke dalam jiwa dan

lebih memberi penekanan kepada sesuatu yang disampaikan.

24 Muhammad Rasyid Ridla, Taftir al-Mantir, Jilid t, Kairo: Muhammad'Ali Sabih waAuliiduhu, 1375H, h. 327

25 Sayyid QUlhb,AI-Taslnviral-Fannijial-Qur'tin, h. 141

iB

39

Page 55: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

4. Menunjukkan perbedaan tujuan dari tiap-tiap pengulangan dari kisah Alquran

karena penyebutan suatu kisah memiliki tujuan yang berbeda dengan

penyebutan kisah berikutnya.26

5. Untuk pengembangan pola pikir, kisah-kisah Alquran juga bertujuan untuk

mengajak berpikir dan merenung. Kisah-kisah Alquran tidak lepas dari dialog

yang mengandung dan mengundang penalaran. Adapun tema pokoknya ialah

bahwa yang haq menjadi pihak yang menang. Dalam dialog tersebut, yang

menghasilkan kesimpulan, berupa pemantapan kebenaran dan keagungan

Alquran. Hal ini akan dapat mempengaruhi dan memperkokoh jiwa

masyarakat pada umumnya.

Selain tujuan-tujuan pengulangan kisah tersebut, mengingat bahwa salah

satu tujuan kisah adalah untuk memberikan pelajaran bagi umat akan peristiwa

terdahulu yang pernah terjadi, maka proses pengulangan. fakta yang sarna lebih

dari satu surah dalam Alquran menjadi sangat penting. Pengulangan dengan tidak

menggunakan bahasa yang persis sarna meskipun fakta yang dihadirkan sarna

akan memberikan pengaruh yang mendalam bagi pembacanya. Dengan

demikian, pelajaran yang akan diambil dapat lebih terserap oleh pembacanya.

Kisah yang baik tentu digemari dan menembus relung jiwa manusia dengan

mudah. Segenap perasaan mengikuti alur kisah tersebut tanpa merasa jenuh

akibat pengulangan kalimat yang monoton dan penggunaan bahasa yang

berulang. Dengan mengikuti alur kisah yang menarik, unsur-unsur kisah akan

dapat dijelajahi akal sehingga dapat diambil 'ibrah yang bermanfaat bagi

kehidupan.

D. KARAKTERISTIK QASHASHAL-QUR'AN

Dilihat dari sudut pandang seni penggambaran atau dapat disebut dengan

keistimewan artistik, kisah Alquran memberikan beberapa keistimewaan.

Keistimewan dalam keindahan susunan kebahasaan yang tetap tunduk pada tujuan

,6 Manna' al-Qaththan, Mabdhitsfi 'Ularn al-Qur'dn, h., 308

40

Page 56: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

keagamaan. Quthb mengelompokkan keistimewaan ini dalam empat tampilan

kisah, yaitu:

I. Keanekaragaman cara penyampaian. Terdiri dari bagaimana kisah

disampaikan dengan menyebutkan sinopsis terlebih dahulu, baru kemudian

diuraikan rincian-rinciannya dari awal hingga akhir. Dalam hal ini, Quth

mengambil contoh pengkisahan tentang Ahl al-Kalifi [Q.S.. 18:9-12].

2. Menyebutkan simpulan kisah dan maksudnya kemudian diikuti kisah dari

awal hingga akhir dengan pemaparan rincian-rincian episodenya. Contohnya

adalah kisah Musa a.s. yang dimuat dalam al-Qashash [Q.S. 28:2-6].

3. Menyebutkan kisah secara langsung tanpa ada pendahuluan dan tanpa ada

sinopsis, misalnya tentang kisah Maryam yang melahirkan Isa a.s.

4. Kisah digambarkan sebagai sebuah drama yang disusun berdasarkan adegan

yang dilakukan oleh tokoh, seperti kisah Ibrahim a.s. bersama Ismail a.s.

ketika membangun kakbah [Q.S. 2:127]. Dalam kisah tersebut hanya sedikit

beberapa lafal yang memeberitahukan akan awal pemaparan kemudian

membiarkan kisah itu bercerita tentang kisahnya dengan perantaraan para

pemainnya.27

E. KISAH IBRAHIM DALAM ALQURAN

I. Nama dan Kelahirannya

Nama Ibrahim a.s. mempunyai arti yang sangat penting kepada

beliaulah merujuk agama-agama samawi terbesar selama ini yaitu Yahudi, 0

Nasrani dan Islam. Islam menganggap Ibrahim as. sebagai "Bapak

monotheisme", juga "Bapak para Nabi", bapak orang-orang mukmin. Beliau

adalah contoh ideal dari seorang yang disebut mukmin. Ini ditunjukkannya

dengan penyerahan diri yang sempurna kepada Allah swt., dengan

kesediaannya untuk menyembelih anak kesayangan satu-satunya yaitu Ismail

a.s.

21 Sayyid Quthb, AI-Tashwir al-Fannifi al-QlIr 'an, h. 148·150

41

Page 57: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

Kitab Kejadian berulang-ulang menyatakan bahwa nama asli Ibrahim

a.s. adalah Abram (secara etimologis, nama ini berasal dari Abi'ram yang

artinya "terpujilah bapak (saya). Menurut Kitab Kejadian, Abram belum

diberi nama Abraham sampai beberapa waktu setelah kelahiran putra

pertamanya, Ismail a.s.: "karena itu namamu bukan lagi Abram, melainkan

Abraham karena engkau telah Kutetapkan menjadi bapak sejumlah besar

bangsa".28

Perubahan nama sebagaimana dituturkan dalam Kitab Kejadian

berkaitan dengan tiga faktor. Pertama, perubahan nama tersebut jelas

berhubungan dengan kelahiran Ismail as., sebab Ishak a.s. ketika itu belum

lahir. Kedua, etimologi yang digunakan dalam Kitab Kejadian tersebut di atas

sangat tidak tepat. "Bapak sejumlah besar bangsa" atau "Nenek moyang

banyak orang' adalah arti dari Abhamon, bukan Abraham. Ketiga, sejumlah

penafsir Alkitab menyatakan bahwa terdapat upaya untuk menutupi fakta

bahwa terdapat dua orang yang berbeda (Abram dan Abraham) dipadukan

dalam tuturan versi Kitab Kejadian.29

Dalam Ibnu Katsir, mengutip pendapat dalam nash ahl-al-kitab

disebutkan bahwa nama lengkap Ibrahim adalah Ibrahim bin Tarikh (250

tahun) bin Nahur (148 tahun) bin Saraugh (230 tahun) bin Raghu (239 tahun)

bin Faligh (439 tahun) bin Abir (464 tahun) bin Syalih (433 tahun) bin

Arfakhsyadz (438 tahun) bin Saam (600 tahun) bin Nuh a.s. Tanah

kelahirannya disebut dengan sebutan Kaldaniyyin yang merujuk kepada Babil.

Ibunya bernama Amilah. Sedangkan al-Kalabi mengemukakan bahwa sejarah

kelahiran ibu Ibrahim terdapat cerita yang cukup panjang yang disimpulkan

oleh al-Kalabi bernama Buna binti Kartiba bin Kartsi, salah seorang dari Bani

Arfakhsyadz bin Saam bin Nuh a.s.lO

28 Jerald F. Dirk, Ibrahim Sang Sahabat Tuhan, Jakarta: Serambi Hmu Semesta, 2004, h. 2429 Jerald F. Dirk, Ibrahim Sang Sahabat Tuhan, h. 2530 Ibnu Katsir, Qashash a/-Anbiyd', Juz I, Tahqiq Mushtofa Abdul Wahid, Kairo: Dar al-Kutub al­

Haditsah, tanpa tahun, h. 167

42

Page 58: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

.,

Menurut Solah AI-Khalidi nama Ibrahim a.s. berarti "bapa segala

nabi" (ab al-anbiyd') dijuluki dengan Khalilullah (kekasih Allah swt.) 31

berdasarkan pada firman-Nya: Allah swt. AI-Nisil' [Q.S. 4: 125]

"Dan Allah swt. menjadikan Ibrahim a.s. sebagai kesayangan-Nya".

Ibrahim a.S. diutus oleh Allah swt. kepada penduduk negeri Iraq yang

menyembah berhala dan bintang-bintang. Menurut pendapat ahli sejarah,

Nabi Ibrahim a.s. diutus kepada penduduk Harran di Damaskus (Turkii2 yang

menyembah bintang-bintang di langit dan berhala-berhala. Diceritakan bahwa

pada waktu itu, semua penduduk di muka bumi dalam keadaan kufur kepada

Allah swt. swt kecuali Nabi Ibrahim as., isterinya Sarah dan anak saudaranya

yaitu Nabi Luth as.33

Setelah beranjak dewasa, pemuda Ibrahim a.s. kembali ke tengah­

tengah warganya. Ia heran melihat kaumnya menyembah berhala. Ia jadi lebih

sedih setelah mengetahui ayahnya Azar ternyata bekerja sebagai pembuat

berhala. Ibrahim a.s. minta petunjuk dari Allah swt. dan karena itulah ia

diangkat jadi Nabi. Alquran banyak menceritakan riwayat Ibrahim a.s. ini,

bahkan namanya pun diabadikan sebagai nama salah satu surah di dalam

Alquran, Surah Ibrahim. Salah satu kisah Ibrahim a.s. yang diceritakan di

dalam Alquran adalah kisah tentang perjalanan spiritual Ibrahim a.s. dalam

menemukan keesaaan Allah swt.

Wafatnya Ibrahim a.s. terdapat beberapa pendapat. AI-Kilabi

menyebutkan bahwa usia Ibrahim mencapai 200 tahun. Pendapat lain yang

31 Solah AI-Khalidi, Al-Qashash al-Qur'dni: Ardhu Waqdi' Wa Tablit al-A!J.dats, Damaskus:Darul Qalam, 1997, h. 311

32 Jerald F. Dirk berpendapat bahwa Haran berada di wilayah Turki bagian Tenggara (lihat JeraldF. Dirk, Ibrahim Sang Sahabat Tuhan, h. 65), sementara Ibnu Katsir (dan jumhur ulama) berpendapatbahwa Haran berada di Damaskus

33 Ibnu Katsir, Al-Biddyah Wa al-Nihtiyah, Beirut: Darul Fikr, 1997, h. 213

43

Page 59: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

dikemukakan oleh sejarawan Nabi Ibrahim a.s. wafat dalam usia 175 tahun

dan dimakamkan di daerah Habrawan (Hebron) disamping istrinya, Sarah.J4

2. Keluarga dan Kehidupannya

Berkaitan dengan silsilah keturunan Ibrahim a.s., satu-satunya

informasi genealogis yang diberikan Alquran adalah bahwa Ibrahim a.s. itu

putera Azaf5, sebuah hubungan yang diperkuat oleh Hadis Shahih Bukhari.

Baik Alquran maupun hadis shahih tidak menceritakan secara

kronologis yang pasti mengenai kehidupan Ibrahim a.s. Kapan Ibrahim a.S.

hidup? Peristiwa-peristiwa apa yang mengiringinya? Namun Alquran

memberikan petunjuk kronologis dalam surah al-Baqarah [Q.S. 2: 258]

~~!':).l JLi ~l 'ni;lI:&r~l~ of ~~j J r~!':).l tt.. i..S;Jr Jl) tlf"", ,

.... ~,., ... ".......... j.:&o ~ o",.t.... ... J. J J. ~....

JJJI ~}3 ~~l Jlj ~Ij ~J-I LSI Jlj~j~0 ->;UI ~.)

'1 :&Ij "")5' i..S;J! ...:./~ y'; :11 ;p I:r- yJ~ J.J'~.:1I ;p ~l; Jt.... ...... ......... ...... ..

~~. I,tlr-·_;ir"".j~­~~ i.:r-' '-"~

258. Apakah kamu tidak memperhatikan orani6 yang mendebatIbrahim a.s. tentang Allah swt.nya (Allah swt.) Karena Allah swt. telahmemberikan kepada orang itu pemerintahan (kekuasaan). ketika Ibrahim a.s.mengatakan: "Allah swt.ku ialah yang menghidupkan dan mematikan, " orangitu berkata: "Saya dapat menghidupkan dan mematikan". Ibrahim a.s.berkata: "Sesungguhnya Allah swt. menerbitkan matahari dari timur, Makaterbitkanlah dia dari barat, " lalu terdiamlah orang kafir itu; dan Allah swt.tidak memberi peturifuk kepada orang-orang yang zalim.

34 Ibnu Katsir, Qashash al-Anbiyd', h. 16935 Versi lain menyebutkan bahwa Azar adalah kakek Ibrahim dari jalur ibunya. Lihat Kamal as­

Sayyid, Kisah-kisah Terbaik Alquran, (Jakarta: Pustaka Zahra, 2004), cet i, h. 6136 Yang dimaksud adalah Namrudz dari Babilonia. Lihat Alquran Terjemah, Departemen Agama

RI

44

Page 60: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

Meski Alquran dan Hadis Shahih tidak menyediakan identifikasi

langsung siapa tokoh yang mendebat Ibrahim a.s., namun beberapa sejarawan

berspekulasi bahwa orang tersebut adalah Nimrod (Nimrud atau Namrud), raja

Mesopotamia kuno, yang namanya dalam bahasa Ibrani berarti "kami akan

emberontak,,37.

Ibrahim a.s. hidup di kalangan orang Kaldea 38 yang menyembah

benda-benda langit. Ibrahim as. biasa merenungi bintang-bintang, matahari

dan bulan, namun Allah swt. memilih untuk mengilhaminya bahwa benda­

benda yang timbul tenggelam tidak pantas dipuja dan disembah.

Nabi Ibrahim a.s. memiliki istri bemama Sarah yang melahirkan Ishaq

dan Hajar yang melahirkan Ismail a.s. (anak pertama). Sebagaimana yang

diterangkan oleh Allah swt. dalam Alquran Surah Had [Q.S. II: 69 - 76].

b< b<

uf4 W (: ,1 ~, JLi 1:,1:.. i)Li --:..>~~ ~).J H:'·5 ';~1:;'- j iJ), ... .,! J... ....".... J ...... ."t - ..... ...." - ...

, >.' I' ,~.' <::'-" • .wI 'I -" ':1' >'..lJ1 I;' ~ ~';;"..L...:.>- 1':'_, ~ b.~''''''-?"JJ :r::--' ," ~ "....~..J _ /', ~ .,. , ... v . .. I O' "':11' ..

Jt J '" J. /. J ~ .....

~~ti J~I"h~.bI,j '111~L:ibl~ ':/i1Li ~b :.-.. ~ cr'J'W~y..-t..TtJff ...J J Y ...

o"..t J t ..r"..,," ... },.. ....... _ ... ... ....... ~ ...~I) .\}I~ ~Jl,! -.:.J1j ~ y~ ~J ~Ij) 01) ~.b ~j.':..j

31 Jerald F. Dirk, Ibrahim Sang Sahabat Tuhan, h, 22938 Faruq Sherif, Alquran Menul'Ut Alquran: Menelusuri Kalam Tuhan dari Tema ke Tema, Jakarta:

Serambi, 2001, h. 104.•

45

Page 61: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

69. Dan Sesungguhnya utusan-utusan kami (Malaikat-malaikat) Telah datangkepada Ibrahim a.s. dengan membawa kabar gembira, mereka mengucapkan:"Selamat. " Ibrahim a.s. menjawab: "Selamatlah," Maka tidak lama KemudianIbrahim a.s. menyuguhkan daging anak sapi yang dipanggang.70. Maka tatkala dilihatrrya tangan mereka tidak merifamahnya, Ibrahim a.s.memandang aneh perbuatan mereka, dan merasa takut kepada mereka.malaikat itu berkata: /'Jangan kamu takut, Sesungguhnya kami adalah(malaikat-maJaikat) yang diutus kepada kaum Luth."7I.Dan isterinya berdiri (dibalik tirai) lalu dia tersenyum, Maka kamisampaikan kepadanya berita gembira tentang (kelahiran) Ishak dan dari Ishak(akan lahir puterarrya) Ya'qub.72. Isterinya berkata: "Sungguh mengherankan, apakah Aku akan melahirkananak padahal Aku adalah seorang perempuan tua, dan Ini suamikupun dalamkeadaan yang sudah tua pula? Sesungguhnya Ini benar-benar suatu yangsangat aneh. "73. Para malaikat itu berkata: "Apakah kamu merasa heran tentang ketetapanAllah swt.? (Itu adalah) rahmat Allah swt. dan keberkatan-Nya, dicurahkanatas kamu, Hai ahlulbait! Sesungguhnya Allah swt. Maha Terpuji lagi MahaPemurah. "74. Maka tatkala rasa takut hUang dari Ibrahim a.s. dan berita gembira Telahdatang kepadanya, diapun bersoal jawab dengan (Malaikat-malaikat) kamitentang kaum Luth.75. Sesungguhnya Ibrahim a.s. itu benar-benar seorang yang Perryantun lagipenghiba dan suka kembali kepada Allah swt..76. Hai Ibrahim a.s., tinggalkanlah soaljawab ini, Sesungguhnya Telah datangketetapan Allah swt.mu, dan Sesungguhnya mereka itu akan didatangi azabyang tidak dapat ditolak.

Sebagaimana Nabi Muhammad saw., tidakjelas bagaimana rupa dan

fisik Ibrahim a.s. Imam Ahmad menjelaskan dari Ibnu Abbas RasuluIIah saw.

bersabda39;

"Aku melihat Isa putera Maryam, Musa, dan Ibrahim. Adapun Isa berwarna

merah, berambut keriting dan berdada lebar. Sedangkan Musa seorang yang

39 Ibnu Katsir, Qashash al-Anbiya', h. 168

46

Page 62: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

~':'"l;ir~rDan (ingatlah), ketilca Ibrahim a.s. meninggilean (membina) dasar-dasarBaitullah bersama Ismail a.s. (seraya berdoa); "Ya Allah swt. leami terimalahdaripada leami (amalan leami), sesungguhnya Engkaulah Yang MahaMendengar lagi Maha Mengetahui".

Beberapa syariat Ibrahim a.s. yang dilaksanakan ummat Islam

diantaranya:

Khitan adalah salah satu syariat kepada Ibrahim a.s. dan orang-orang

yang beriman. Untuk itu khitan ini diikuti oleh anak keturunan Ibrahim a.s.

termasuk Ismail a.s., Ishaq a.s., Musa a.s., Isa a.s. dan Muhammad saw.,

beserta pengikut-pengikutnya yang setia.

Kurban adalah salah satu ajaran Islam yang diambil dari nabi Ibrahim

a.s., yang diceritakan dalam Alquran bahwa nabi Ibrahim a.s. di usia tuanya

belum juga dikaruniai seorang anak maka ia pun berdoa kepada Allah swt.

Surah AI-Shaffdt [Q.S. 37: 100-107]

lOa. Ya Allah swt.ku, anugrahleanlah kepadaku (seorang anak) yangtermasuk orang-orang yang saleh.

48

Page 63: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

101. Maka kami beri dia khabar gembira dengan seorang anak yangamat sabar40

.

102. Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusahabersama-sama Ibrahim a.s., lbrahim a.s. berkata: "Hai anakkuSesungguhnya Aku melihat dalam mimpi bahwa Akumenyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" iamenjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkankepadamu; insya Allah swt. kamu akan mendapatiku termasukorang-orang yang sabar".

103. Tatkala keduanya Telah berserah diri dan Ibrahim a.s.membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabarankeduanya).

104. Dan kami panggillah dia: "Hai Ibrahim a.s.,105. Sesungguhnya kamu Telah membenarkan mimpi itu 41

Sesungguhnya Demikianlah kami memberi balasan kepadaorang-orang yang berbuat baik.

106. Sesungguhnya Ini benar-benar suatu ujian yang nyata.107. Dan kami tebus anak itu dengan seekar sembelihan yang besar.

Haji. Ibadah Haji yang dilaksanakan ummat Islam juga bersumber dari

nabi Ibrahim a.s. Sebagaimana yang diterangkan dalam Alquran Surah Al­

Baqarah [Q.S.2:I25 dan 128]

J. ,4 ~ ,J

~~'FJ'j125. Dan (ingatlah), ketika kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempatberkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. dan jadikanlah sebahagianmaqam Ibrahim as. tempat shalat. dan Telah kami perintahkan kepadalbrahim a.s. dan Ismail a.s.: "Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orangyang thawaf, yang i'tikaf, yang ruku' dan yang sujud".

40 Menurut Alquran terjemah terbitan Departemen Agama RI, anak yang dimaksud ialah nabiIsmail a.s. •

41 Menurut Alquran terjemah terhitan Departemen Agama RI, yang dimaksud denganmembenarkan mimpi ialah mempercayai bahwa mimpi itu benar dari Allah swl. dan wajibmelaksanakannya.

-"'-l\ 49

Page 64: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

128. Ya Allah swt. kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuhkepada Engkau dan (jadikanlah) diantara anak cucu kami umat yang tundukpatuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat­tempat ibadat haji kami, dan terimalah Taubat kami. SesungguhnyaEngkaulah yang Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.

Alquran banyak menyebut nama Ibrahim a.s. dan terdapat dalam dua

puluh empat (24) surah dan enam puluh enam (66) ayat, baik ketika disebut

secara khusus ataupun secara umum bersama dengan nama-nama nabi yang

lain.

Sekalipun terdapat banyak surah yang menceritakan Nabi Ibrahim a.s.

akan tetapi masing-masing surah memiliki kisah-kisah sendiri yang berlainan.

Ayat-ayat yang menceritakan Nabi Ibrahim a.s. berjumlah 194 ayat yang

menceritakan secara khusus serta 8 ayat yang menceritakan secara umum

bersamaan dengan para nabi lainnya. Jumlah tersebut lebih banyak daripada

jumlah ayat pada kisah Nabi Yusuf a.s. yang berjumlah I II ayat.

Jika mengacu pada tafsir (terjemah) Alquran yang diterbitkan

Departemen Agama RI, dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

I. Surah Al-Baqarah: terdapat pada ayat 124 - 141 (18 ayat), ayat-ayat

ini menceritakan:

Pengukuhan Nabi Ibrahim a.s. dan keturunannya sebagai

pemimpin bangsa-bangsa.

Perintah supaya dijadikan sebagian daripada maqam Ibrahim a.s.

sebagai tempat beribadah.

Doa Nabi Ibrahim a.s. dan anaknya Nabi Ismail a.S. setelah

membangun Kakbah.

Penegasan Allah swt. bahwa agama Nabi Ibrahim a.s. adalah

agama Islam.

50

Page 65: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

Wasiat Nabi Ibrahim a.s. kepada keturunannya supaya mel\iadi

muslim dan melarang mereka mati di dalam selain agama Islam.

Golongan Yahudi dan Nasrani yang mengaku bahwa mereka

mengikuti agama Nabi Ibrahim a.s.

Menegaskan keimanan kaum muslimin kepada Nabi Ibrahim a.s.

dan juga kepada nabi-nabi lain setelah Nabi Ibrahim a.s..

Menolak pengakuan orang-orang Yahudi dan Nasrani bahwa Nabi

Ibrahim a.s. dan rasul-rasul setelahnya adalah beragama Yahudi

ataupun Nasrani dan diikuti dengan penegasan bahwa Nabi

Ibrahim a.s. dan rasul-rasul setelahnya merupakan orang muslim.

Terdapat pula pada ayat 258 - 260 (3 ayat) yang menceritakan

tentang perdebatan Nabi Ibrahim a.s. dengan Namrud yang mengaku

sebagai Allah swt. Menarik untuk diketahui bahwa beliau satu-satunya

Nabi yang disebut Alquran memintil pada Allah swt. untuk

diperlihatkan bagaimana caranya menghidupkan yang mati, dan

permintaan beliau itu dikabulkan Allah swt. (ayat 260)

2. Surah Ali- 'Imran: surah ini lebih menekankan pada kelebihan dan

kemuliaan Nabi Ibrahim a.s. di sisi Allah swt. dan hakikat agama

yang dianutnya. Di dalam ayat 33, ditegaskan bahwa Allah swt.

memilih keluarga Nabi Ibrahim a.s. dan keluarga Imran dengan

diberikan kelebihan dan kemuliaan di atas umat-umat yang lain di

dunia. Sedangkan di dalam ayat 65 - 68 (4 ayat), Allah swt. menolak

pengakuan orang-orang Yahudi dan Nasrani bahwa Nabi Ibrahim a.s.

menganut agama mereka, melainkan Nabi Ibrahim a.S. seorang yang

bergama hanif. Hanif berarti lurus. Ibnu Katsir menyebut bahwa istilah

ini sebagai satu pemyataan bahwa Nabi Ibrahim a.s. suci bersih dari

amalan syirik dan beriman dengan keimanan yang sebenamya.42

.,

42 lbnu Katsir, Taftir al-Qur'dn al- 'Azim, Beirut: Dar ai-Filer, 1994, h. 457.

51

Page 66: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

kaum Nabi Luth yang telah melampaui batas di dalam kekufuran

kepada Allah swt.

9. Surah Al-Nahl: ayat 120 - 123 (4 ayat). Di dalam ayat 120 dikabarkan

bahwa Nabi Ibrahim a.s. ialah seorang yang taat kepada Allah swt.

(htinif) dan tidak sekali-kali termasuk golongan kaum musyrikin. Ayat

123 berupa anjuran dan perintah untuk mengikuti agama Nabi Ibrahim

a.s.

10. Surah Maryam: di dalam ayat 41 - 50 (10 ayat), mengkisahkan

clakwah Nabi Ibrahim a.s. kepada ayahnya supaya tidak kufur kepada

Allah swt. dan masuk kepada agama Islam. Namun ayahnya menolak

dakwah Nabi Ibrahim a.s., dan Nabi Ibrahim a.s. mengasingkan diri

dari bapanya dan dikaruniakan oleh Allah swt. dua orang anak yaitu

Nabi Ismail a.s. dan Nabi Ishak.

II. Surah Al-Anbiyd ': ayat 51 - 73 (23 ayat). Surah ini menceritakan

tentang penolakan terhadap ketuhanan JJerhala-berhala yang menjadi

sembahan bapak dan kaumnya. Kemudian diikuti dengan kisah penting

yaitu suatu peristiwa Ibrahim a.s. menghancurkan berhala-berhala

kecuali berhala yang terbesar. Kemudian terjadi debat antara Ibrahim

a.s. dan kaumnya, dan argumentasi Ibrahim a.s. tidak dapat dibantah.

Walaupun demikian, Nabi Ibrahim a.s. tetap dihukum dengan

dicampakkan ke dalam api namun diselamatkan oleh Allah swt.

Tingkatan atau tahapan proses dakwah yang dilakukan Ibrahim a.s

dapat dikelompokkan dalam tiga tahap. Kesatu, Ibrahim berdakwah

kepada ayahnya. Kedua, Ibrahim berdakwah di hadapan kaumnya atau

masyarakat yang berada di lingkungannya yang kala itu elakukan

penyembahan terhadap berhala maupun benda-benda langit yang terbit

dan tenggelam seperti bintang, buan, dan matahari. Sedangkan tahapan

dakwah Ibrahim yang tertinggi adalah ketika dia berhadapan dengan

penguasa atau raja yang berkuasa saat itu.

54

Page 67: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

Seruan Ibrahim untuk meninggalkan sembahan mereka, ditolak tidak

hanya oleh ayahnya tetapi juga oleh kaumnya. Ibrahim melihat sebab

utama seruannya ditolak ialah kerana adanya berhala-berhala yang

dianggap sebagai tuhan oleh kaumnya. Ibrahim kemudiannya

mengambil langkah untuk menghancurkan berhala-berhala tersebut.

Peristiwa ini dinyatakan beberapa kali di dalam AI-Quran.

Pada bagian akhir, Nabi Ibrahim a.s. keluar dari negeri tersebut

bersama anak saudaranya (Nabi Luth) ke "bumi yang diberkati" serta

dikaruniakan dua orang anak (Ishak dan Ismail a.s.).

12. Surah A/-Hajj: Di dalam ayat 62 - 69 (8 ayat), diceritakan tentang satu

episod yang berhubungan dengan nama surah ini sendiri,

yaitu permulaan ibadah haji yang didasarkan dengan perjalanano

spiritual Nabi Ibrahim a.s. Di dalam ayat-ayat ini, diceritakan tentang

pembangunan Masjidil Haram, perintah Allah swt. kepada Nabi

Ibrahim a.s. supaya menyeru manusia untuk datang ke Masjidil Haram

untuk menunaikan ibadah haji dan mengagungkan asma-Nya. Di

dalam ayat 78, merup1ikan ayat terakhir dari surah ini, menyebutkan

kaitan yang kuat antara umat Islam dengan Nabi Ibrahim a.s.

13. Surah A/-Syu 'ard ': Ayat 69 - 89 (21 ayat) mengandung kisah dakwah

Nabi Ibrahim a.S. kepada ayah dan kaumnya, diikuti dengan ikrar

Ibrahim a.s. yang berlepas diri dari apapun amalan syirik kaumnya.

14. Surah A/- 'AnkabUt: Ayat 16 - 27 (12 ayat) di dalam surah ini

menceritakan dakwah Nabi Ibrahim a.s. kepada kaumnya supaya

menyembah kepada Allah swt. dan menolak perbuatan kaumnya yang'>

menyekutukan-Nya. Berbeda dengan surah-surah yang lain, di sini

diceritakan bagaimana Nabi Ibrahim a.s. memperkenalkan sifat-sifat

Allah swt. kepada kaumnya. Namun penjelasan Ibrahim a.S. ditolak

oleh kaumnya dan diancam untuk dibunuh atau dibakar. Namun, Nabi

Ibrahim a.s. diselamatkan oleh Allah swt. dari segala tipu daya orang-

55

Page 68: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

orang katir. Selanjutnjya dikisahkan Nabi Ibrahim a.s. a.s. bersama­

sarna dengan Nabi Luth a.s. berhijrah dan dikaruniakan oleh Allah swt.

seorang anak yaitu Ishak, dari keturunannya Iahir Nabi Ya'qub.

15. Surah Al-Shajfat: Ayat 83 - 113 (31 ayat) dari surah ini menceritakan

Nabi Ibrahim a.S. dianugerahi hati yang damai. Dan dikisahkan juga

perihal dakwah Nabi Ibrahim a.s. yang menolak perbuatan kaumnya

yang menyekutukan-Nya, diikuti dengan peristiwa penghancuran

berhala°dan Nabi Ibrahim a.S. dihukum dengan dibakar hidup-hidup.

Selanjutnya ayat-ayat ini menceritakan peristiwa penyembelihan

terhadap anaknya sendiri. Di sini, Nabi Ibrahim a.s. teguh

membuktikan ketaatannya kepada Allah swt. Diceritakan juga tentang

anaknya yang lain yaitu Ishaq a.s. yang juga diangkat menjadi Nabi

dan dimuliakan Allah swt.

16. Surah Al-Zukhruj: Di dalam ayat 26 tentang penegasan Nabi Ibrahim

a.s. yang tidak bertanggungjawab atas apa yang diperbuat kaumnya.

17. Surah Al-Dzariyat: di dalam ayat 24 - 34, Nabi Ibrahim a.s.

dimuliakan dengan kisah para malaikat yang datang kepadanya untuk

menyampaikan berita gembira akan kelahiran puteranya, Ishak a.s.

Dinukilkan di dalam ayat ini keheranan isteri Nabi Ibrahim a.s.

mendengar berita tersebut. Kemudian para malaikat tersebut

memberitahu Nabi Ibrahim a.s. tentang bencana yang akan menimpa

umat Nabi Luth a;s.

18. Surah Al-Hadfd: ayat 26 mengandung isyarat kenabian Nabi Nuh a.s

dan Ibrahim a.s. serta keturunan mereka yang mewarisi kenabian.

19. Surah Al-Mumtauanah: Di dalam ayat 4 - 6 diceritakan tentang

kedudukan iman Nabi Ibrahim a.s. dan pengikut-pengikutnya yang

beriman. Juga disebutkan kemurkaan Allah swt. kepada orang-orang

katir. Dinukilkan juga perintah kepada orang-orang mukmin supaya

56

Page 69: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

o

.,

mencontoh Nabi Ibrahim a.s. dan menerangkan kedudukan doa Nabi

Ibrahim a.s. kepada ayahnya.

Selain dari surah-surah yang telah disebutkan di atas, disebut pula

nama Nabi Ibrahim a.s. secara umum bersama dengan nama-nama nabi•

yang lain dan pujian terhadapnya. Antara lain surah Yusuf[Q.S. 12: 6 dan

38], Al-Ab.zab [Q.S. 33: 7], Shad [Q.S. 38: 45], As-Syura [Q.S. 42: 13],

Al-Najm [Q.S. 53: 37], dan Al-A 'la [Q.S. 76: 19].

57

Page 70: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

BAB III

KAHAN TEORI: SEMIOTIKA,

PERKEMBANGAN DAN PENERAPANNYA

A. MAKNA SEMIOTIKA

Secara etimologis, istilah semiotik berasal dari bahasa Yunani semeion yang

berarti tanda. Tanda didefinisikan sebagai sesuatu yang mewakili sesuatu yang

lain atas dasar konvensi sosial yang telah terbangun sebelumnya. Tanda pada

masa itu masih bermakna sesuatu hal yang menunjuk pada adanya hal lain. I

Secara terminologis, semiotika dapat didefinisikan sebagai ilmu yang.,mempelajari sederetan luas objek-objek, peristiwa-peristiwa, dan seluruh

kebudayaan sebagai tanda.2 Van Zoest mendefinisikan semiotik sebagai ilmu

tanda dan segala yang berhubungan dengannya meliputi cara berfungsinya,

hubungannya dengan kata lain, pengirimannya, dan cara penerimaannya bagi

pemakainya.3

Batasan lain tentang semiotik diungkapkan oleh' Dick Hartoko yang

menyatakan bahwa semiotik adalah bagaimana karya itu ditafsirkan oleh para

pengamat, pembaca, atau masyarakat melalui tanda-tanda atau lambang-lambang.

Batasan lain sebagaimana dikutip oleh Alex Sobur adalah batasan yang

dikemukakan oleh Preminger bahwa semiotik adalah ilmu tentang tanda-tanda.

Fenomena sosial dan budaya merupakan sistem tanda yang memiliki aturan­

aturan atau konvensi-konvensi yang memungkinkan tanda-tanda itu mempunyai

arti. 4

Definisi semiotika menurut beberapa ahli' memang memiliki pengertian

yang bermacam-macam. Asal kata semiotika adalah seme dari bahasa Yunani

1 Umberto Eco, A Theory a/Semiotics, Bloomington: Indiana University, 1976, h. 162 Umberto Eco, A Theory a/Semiotics, h. 63 Aart van Zoest, "!nterpretasi dan Semiotika" dalam Sudjiman P. dan Aart van Zoest, Serba-serbi

Semiotika, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1996, h. 54 Alex Sobur, Analisis Telrs Media, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002, h. 96

58

Page 71: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

susunan huruf tertentu. Tanda berbeda dengan simbol. Lambang berarti simbol.

Tanda merujuk pada kenyataan sedangkan simbol memiliki hubungan yang tidak

langsung dengan kenyataan. Misalnya lambang bunyi bahasa yang dipergunakan

sebagai alat komunikasi memiliki dua unsur yang dalam istilah semiotik disebut

sebagai penanda (signifier) dan petanda (signifie).10

Tanda bersifat terbatas sedangkan lambang berkembang cepat sesuai dengan

perkembangan pemikiran penutur bahasa yang bersangkutan. Tanda, meskipun

bersifat konvensional tidak dapat diorganisasikan, tidak dapat direkam, dan tidak

dapat dikomunikasikan seperti lambang.

Simbol atau lambang memanfaatkan bunyi-bunyi bahasa yang dihasilkan

oleh alat bicara manusia kemudian dapat dinyatakan secara tertulis mengan

menggunakan grafem-grafem tertentu. Lambang juga dapat diartikan sebagai

unsur Iinguistik berupa kata atau kalimat yang tidak memiliki hubungan langsung

dengan objek atau acuan. Hubungan yang terjadi selamanya adalah melalui

pikiran dalam wujud konsep-konsep yang bersemayam dalam otak. Hubungan

antara lambang dengan objek bersifat arbriter dan tidak ada alasan yang kuat

mengapa suatu konsep harus dilambangkan dengan deretan huruftertentu. 11

B. PERKEMBANGAN SEMIOTIKA DAN PENERAPANNYA

Seluruh kehidupan manusia diliputi oleh tanda. Dari komunikasi yang

paling alamiah dan sederhana sampai kepada sistem budaya yang kompleks.

Sebagai teori, semiotik mengalami perkembangan menjadi dua jenis, yaitu:

semiotik komunikasi dan semiotik signifikasi. Semiotik komunikasi menekankan

pada produk tanda sedangkan signifikasi menekankan pada pemahaman atau

pemberian makna. Produksi tanda mengharuskan adanya unsur pengirim

informasi, penerima informasi, sumber, dan juga kode. Sedangkan pada

10 Fatimah Djajasudarma, Semanlik I Penganlar ke Arah I1mu Makna, Bandung: Breseo, 1993, h.23

11 Mansoer Pateda, Semantik Leksikal, Jakarta: Rineka Cipta, 200 I, h. 56

61

Page 72: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

signifikasi sangat menekankan pada segi pemahaman tanda-tanda serta

bagaimana proses interpretasinya. 12

Dalam penerapannya sebagai i1mu, semiotika adalah metode analisis untuk

mengkaji tanda. Tanda adalah sesuatu yang dapat mewakili suatu pemikiran,

pengalaman, gagasan atau ide, perasaan, dan lain sebagainya.

Setidaknya terdapat sembiIan macam semiotik l3 yaitu:

I. Semiotik analitik, yakni semiotik yang menganalisis sistem tanda. Peirce

menyatakan bahwa semiotik berobjekkan tanda dan menganalisisnya menjadi

ide, objek, dan makna. Ide dapat diartikan sebagai lambang, sedangkan makna

adalah beban yang melekat pada lambang dan mengacu pada objek tertentu.

2. Semiotik deskriptif, yakni semiotik yang memperhatikan sistem tanda yang

dapat kita alami sekarang. Misalnya, langit yang mendung menandakan akan

turun hujan. Sejalan dengan perkembangan teknologi telah banyak tanda

diciptaklll,l manusia untuk memenuhi kebutuhannya.

3. Semiotik faunal, yakni semiotik yang khusus memperhatikan sistem tanda

yang dihasilkan oleh binatang. Hewan menghasilkan sistem tanda untuk

berkomunikasi dengan sesamanya. Namun, kadang-kadang hewan juga

menghasilkan sistem tanda yang dapat ditafsirkan oleh manusia.

4. Semiotik kultural, yakni semiotik yang khusus meneliti sistem tanda yang

berJaku dalam budaya suatu masyarakat. Budaya masyarakat merupakan

sistem tanda yang secara turun temurun dipeltahankan dan dihormati yang

dapat membedakannya dengan masyarakat yang lain.

5. Semiotik naratif, yakni semiotik yang menelaah sistem tanda dalam narasi

yang berwujud mitos dan cerita lisan (folklore). Mitos dan cerita lisan

seringkali memiliki nilai kultural yang tinggi sehingga dalam pembahasan

persoalan semiotik naratif dimulai dengan nilai-nilai kultural.

[2 Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiks,; Yogyakarya: Gajah Mada University Press,2002,h.40 0

13 Mansoer Pated., Semantik Leksikal, h. 29

62

Page 73: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

3. Aliran semiotik behavioris yang dipelopori oleh Charles Morris membahas

bahasa sebagai sistem stimuli, respons yang jika ditelaah dari segi semiotik

adalah persoa1an sistem tanda yang berproses pada pengirim dan penerima.

Penerapan teori semiotika yang bersifat multidisiplin tersebut dapat

diterapkan dalam segala macam tanda. Dalam bidang seni, semiotika dapat

diterapkan dalam upaya menangkap makna baik seni lukis, patung, musik, tari,

seni arsitektur, film, dan juga seni sastra. Landasan seni sastra adalah bahasa

maka penerapan teori semiotika dalam ranah Iinguistik ini akan menduduki posisi

yang penting karena bahasa sangat kaya dengan tanda. 14

Disebabkan begitu luasnya cakupan, bidang dan objek kajiannya, semiotika

dapat disetarakan dengan theory ofeverything di dalam sains, yaitu sebuah teori

yang dapat menje1askan segala hal. Semiotika pada kenyataannya adalah sebuah

ilmu yang dapat menjelaskan apa pun, selama apa pun itu adalah sesuatu yang

bermakna.

Selain sembilan pengelompokan bidang semiotika tersebut, ljpgkup

semiotika dapat'pu1a diterapkan dalarn bidang semiotika hukum (legal semiotics),

semiotika seni, semiotika fashion, semiotika film, semiotika televisi, dan

sebagainya. Semiotika teks (text semiotics) adalah salah satu cabang dari

semiotika, yang secara khusus mengkaji penggunaan tanda-tanda dan

kombinasinya di dalam teks. Teks itu sendiri mempunyai pengertian yang luas,

:ehingga selarna sesuatu dibentuk dari seperangkat tanda-tanda, yango

ikombinasikan dengan cara tertentu, maka ia dapat dikatakan sebagai teks.

Dalam perkembangannya, semiotik yang bergerak di wilayah bahasa

'angkat dari seorang ahli bahasa Swiss, Ferdinand de Saussure (1857-1913).

'ssure mengemukakan pandangan bahwa linguistik merupakan bagian dari

I pengetahuan umum mengenai tanda. Saussure menyebutnya dengan istilah

ologi. Pada masa yang sama di Amerika rnuncul seorang filsuf, Charles

ers Peirce (1834-1914) yang rnengernukakan bahwa serniotik dipahami

an Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi, h. 40

64

Page 74: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

sebagai perluasan logika. Gagasan Peirce tentang serniotik bersifat rnenyeluruh

rnendeskripsikan struktur dari sernua sistern penandaan. Langkah yang dilakukan

adalah rnengidentifikasi partikel dasar dari tanda dan rnenggabungkan kernbali

sernua kornponen ke dalam struktur tunggal. 15

Pemahaman yang dikemukakan oleh Peirce menunjukkan bahwa serniotik

ingin membongkar bahasa secara keseluruhan dan kemudian menatanya kembali

menjadi sebuah struktur. Langkah kerja seperti ini akan memungkinkan

munculnya berbagai pemahaman akan struktur baru yang bergantung pada siapa

yang rnembongkar objek tersebut. Peluang akan munculnya makna baru adalah

sangat mungkin. Pada bagian ini sisi pragmatis dari seorang pemakai bahasa,J

pembaca, atau pengkaji objek akan menjadi sangat dominan.16

Pemahaman akan struktur ini berkaitan erat dengan strukturalisme yang

awaI munculnya adalah sebagai paharn filsafat. Dunia merupakan realitas yang

berstruktur. Dalam bidang linguistik umum, secara historis, strukturalisme

dimunculkan oIeh Ferdinand de Saussure. Strukturalisme Iinguis berkembang

lebih lanjut menjadi strukturalisme genetik dan berkembang Iagi menjadi

strukturalisme dinamik. Dalam pendekatan semiotik, strukturalisme dinamik

berkembang rnenjadi telaah heuristik dan telaah hermeneutik. Heuristik adalah

disiplin yang mempelajari metode-metode untuk menemukan dan

mengkomunikasikan kebenaran atau fakta-fakta. Yang dimaksud dengan

hermeneutik adalah bidang kajian filsafat yang memusatkan idang kajiannya pada

persoalan pemahaman atas pemahaman (understanding of understanding)

terhadap teks. I?

Cabang semiotika yang secara khusus mengkaji teks-teks keagamaan

disebut semiotika teologis (theological semiotics), yang menjadi bagian dari

15 Alex Sobur, AnaUsis Teks Media, h. 9716 Sebagaimana telah dikemukakan pada bab sebelumnya bahwa semiotik mempunyai liga

komponen sistem, yaitu sinlaktik, semantik, dan pragmatik. Pragmatik adalah kajian tentang hubungananlara pemakai bahasa dengan lambang yang digunakan dalam bahasa. (Aminuddin, SemantikPengantar Studi Tentang MalOla, h. 37)

17 Alex Sobur, AnaUsis Teks Media, h. 105

65

Page 75: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

bidang semiotika teks, yang lebih umum.18 Semiotika teologis mempelajari

persinggungan antara teks ketuhanan dan teks keduniaan, yaitu keberadaan tanda

keagamaan (religious sign) di dalam kehidupan keberagamaan manusia. Tanda­

tanda ketuhanan ini menuntut sebuah kajian teks yang khusus, disebabkan

terdapat pertalian antara tanda-tanda yang membentuk teks dengan dimensi

kesucian. 19 Problematika semiotika teologis, adalah kontradiksi yang terbuka di

dalamnya antara kesucian sebuah teks dan kebebasan interpretasi yang dimiliki

manusia sebagai makhluk berpikir.

C. BEBERAPA KONSEP SEMIOTIKA

Dua tokoh yang sangat berpengaruh terhadap teori semiotik adalah

Saussure dan Peirce. Kedua tokoh yang berasal dari dua tempat yang berbeda

mengemukakan sebuah teori yang" secara prinsip memiliki beberapa kesamaan.

Saussure mempergunaan istilah semiologi sedangkan Peirce mempergunakan

istilah semiotik untuk sebuah kajian yang menyangkut tentang tanda. Jika.,

dilihat, akan tampak bahwa semiotik Saussure bersifat semiotik struktural dan

semiotik model Peirce bersifat semiotik analitis. Adanya ketidaksamaan antara

keduanya tampaknya lebih disebabkan oleh latar belakang keilmuan mereka.

Saussure adalah seorang ahi bahasa sedangkan Peirce adalah seorang filosof.

Saussure mengembangkan dasar-dasar teori linguistik umum. la menyatakan

dalam teorinya bahwa bahasa merupakan sebuah sistem tanda. Peirce lebih

memusatkan perhatian pada berfungsinya tanda pada umumnya dengan

menempatkan tanda-tanda Iinguistik pada tempat yang penting tetapi bukan yang

utama.

Perkembangan semiotika hingga dewasa ini dapat dibedakan menjadi dua

yaitu semiotika komunikasi dan semiotika signifikasi. Semiotik komunikasi lebih

menekankan pada teori tetang produksi tanda, sedangkan semiotik signifikasi

18 Umberto Eco, The Name o/the Rose, London: Picador, 1984, h. II.19 Winfried Notb, Handbook a/Semiotics, BJoomington:lndiana University Press, 1995, h. 381.

66

.)

Page 76: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

lebih menekankan pemahaman atau pemberian makna pada suatu tanda.

Dikemukakan oleh Eco bahwa produksi tanda dalam semiotik komunikasi

mensyaratkan adanya pengirim informasi, penerima informasi, sumber, tanda­

tanda, saluran, proses pembacaan, dan kode. Semiotik signifikasi tidak

mempersoalkan produksi dan tujuan komunikasi melainkan menekankan bidang

kajiannya pada segi pemahaman tanda-tanda serta bagaimana proses kognitif

atau interpretasinya.

Dalam kajian ini akan dilihat teori yang dikemukakan oleh tiga orang tokoh

semiotik yang cukup temama yaitu Saussure, Peirce, dan Eco.

1. Teori Semiotik Saussure

Teori semiotik Saussure sebetulnya berkaitan dengan pengembangan teori

linguistik secara umum sehingga istiah-istilah yang digunakan banyak meminjam

istilah dan model linguistik. Hal tersebut bukan hanya disebabkan oleh seorang

Saussure yang mengilhami aliran ini, melainkan juga pada waktu mereka

mengembangkan teori semiotik, linguistik struktural telah bekembang pesat.

Bahasa sebagai sebuah sistem tanda,menurut Saussure memiliki unsur yang tidak

terpisahkan yaitu signifier dan signified, signifiant dan signifie, atau penanda dan

petanda. Wujud signifiant (penanda) dapat berupa bunyi-bunyi ujaran atau

huruf-huruf tulisan sedangkan signifie (petanda) adalah unsur konseptual,

gagasan, ide, atau makna yang terkandung dalam penanda tersebut.20

Misalnya kata 'buku' yang jika dituliskan akan terdiri dari rangkaian huruf

(lambang fonem). Kata buku dalam bayangan atau gagasan pendengar atau

pembacanya menunjuk pada benda tertentu yang ada secara nyata. Tulisan b-u­

k-u disebut sebagai penanda sedangkan buku (yang ada secara nyata) disebut

sebagai petanda. Dalam teori Saussure dikemukakan bahwa meskipun keduanya

(antara b-u-k-u dengan buku) dapat disebut sebagai dwitunggal, akan tetapi

20 M.H. Abrams, A Glossary ofLiterary Terms, New York: Holt Rinehart and Winston, 1981,h. 171

67

Page 77: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

hubungan antara penanda dengan petanda tersebut bersifat arbitrer, atau

tergantung kepada pemakai bahasa tersebut.21

Kenyataan bahwa bahasa mernpakan sebuah sistem, mengandung arti

bahwa bahasa memiliki beberapa unsur yang saling berkaitan secara teratur

sehingga bahasa dapat digunakan sebagai sarana komunikasi. Hal tersebut

melandasi adanya teori tinguistik modem (baca: strnkturatisme) yang selanjutnya

teori ini dijadikan landasan dalam kajian sastra. Dalam studi Iinguistik dikenal

adanya tataran fonetik, morfologi, sintaksis, semantik, dan pragmatik. Dalam

kajian sastra juga dikenal aspek sintaksis, semantik, dan pragmatik atau ada pula

yang menyebutnya sebagai aspek stilistika, komposisi, dan tematik. Oleh karena

itu penerapan teori semiotik dalam karya sastra dapat dimulai dengan

menggunakan tataran-tataran sebagaimana terdapat dalam kajian tinguistik.

Bahasa sebagai aspek material dalam sebuah karya sastra telah memiliki

konsep makna yang bergantung pada kesepakatan masyarakat pemakainya. Hal

ini menyebabkan unsur bahasa tidak bersifat netral sepenuhnya meskipun tidak

menutup kemungkinan makna tersebut dikreasikan juga oleh masyarakat

pemakainya. Di sisi lain, sastra mempunyai konsepsi yang sedikit berbeda

dengan bahasa. Dalam menuturkan sesuatu, sastra tidak langsung mengacu pada

suatu makna tertentu sebagaimana dalam tataran tinguistik. Namun, sastra lebih

menunjuk kepada sistem makna pada tingkat kedua. Misalnya, dalam sastra

digunakan lambang-Iambang atau perbandingan-perbandingan, personifikasi atau

metafora. Sehingga sebuah signifiant tidak hanya mengacu pada satu signifie

melainkan juga mengacu pada signifie-signifie lain dengan kata lain, sebuah

signifie menghasilkan signifie barn yang mewakili sesuatu yang lain.

21 Dikatakan arbitrer karena hubungan antara wujud formal bahasa dengan konsep atau sesuatuyang menjadi acuannya bersifat "semaunya" atau berdasarkan kesepakatan sosial masyarakat pemakaibahasa tersebut. Antara keduanya tidak bersifat identik. Suatu masyarakat mungkin menggunakan katalain untuk menunjuk pada acuan yang sarna yaitu buku.

68

Page 78: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

Saussure menjelaskan bahwa terdapat enam prinsip dasar dalam semiotika .

I. Prinsip struktural. Tanda dilihat sebagai sebuah kesatuan antara sesuatu yang

bersifat material dan konseptual. Yang menjadi fokus penelitian adalah relasi

antara unsur-unsur tersebut, karena dari relasi tersebut akan menghasilkan

makna.

2. Prinsip kesatuan. Sebuah tanda merupakan kesatuan yang tidak dapat

dipisahkan antara bidang penanda yang bersifat konkrit atau material dengan

bidang petanda.

3. Prinsip konvensional. Realsi antara penanda dan petanda sangat tergantung

pada apa yang disebut konvensi, yaitu kesepakatan sosial tentang bahasa

(tanda dan makna) di antara komunitas'bahasa .

4. Prinsip sinkronik. Tanda dipandang sebagai sebuah sistem yang tetap di dalam

konteks waktu yang dianggap konstan, stabil dan tidak berubah.

5. Prinsip representasi. Tanda merepresentasikan suatu realitas yang menjadi

rujukan atau referensinya .

6. Prinsip kontinuitas. Relasi antara sistem tanda dan penggunanya secara sosial

dipandang .sebagai sebuah kontinuitas, mengacu pada struktur yang tidak

pemah berubah.

Menurut Saussure tanda memiliki tiga wajah yaitu tanda itu sendiri (sign),

aspek material (suara, huruf, bentuk, gambar, gerak) dari tanda yang berfungsi

menandakan atau yang dihasilkan oleh aspek material (signifier), dan aspek

mental atau konseptual yang dibentuk oleh aspek materil (signified). Hal

terpenting yang dilakukan dalam melakukan analisis tentang tanda adalah

mengetahui mana aspek material dan aspek mental dari sebuah tanda; karena

tanda itu sendiri merupakan kesatuan antara signifier dan signified. Hubungan

antara signifier dan signified disebut sebagai signification. Dalam analisis

semiotika yang dicari adalah berbagai hubungan yang menyatukan antara

beberapa signified dan beberapa signifier dari berbagai unsur obyek tersebut.

Hubungan antara beberapa signified dan signifier kemudian akan menghasilkan

69

Page 79: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

makna. Dalam sistem tanda, Saussure menjelaskan bahwa suatu tanda akan dapat

menghasilkan makna karena adanya prinsip perbedaan atau sistem hubungan

antar tanda.

Ferdinand de Saussure menjelaskan bahwa terdapat tiga macam hubungan

tanda yaitu:

- Hubungan simbolik. Hubungan simbolik adalah hubungan tanda dengan

dirinya sendiri (internal).

- Hubungan paradigmatik. Hubungan paradigmatik adalah adalah hubungan

tanda dengan tanda lain dad satu sistem atau kelas

- Hubungan sintagmatik. Hubungan sintagmatik adalah hubungan tanda dengan

tanda lain dad satu struktur.

Kedua jenis hubungan -paradigmatik dan sintagmatik- kemudian disebut

sebagai hubungan eksternal. Ketiga jenis hubungan tanda ini kemudian

dijelaskan oleh Roland Barthes22 melalui gagasannya tentang dua tatanan

pertandaan.

Tataran pertandaan pertama digambarkan dalam relasi di dalam tanda;

antara signifier dan signified, atau yang Saussure sebut sebagai hubungan

simbolik, dan antara tanda dengan referennya dalam realitas eksternal; Barthes

menyebutnya sebagai denotasi. Pada tataran pertandaan yang kedua, tanda

kemudian berinteraksi dengan perasaan atau emosi penggunanya serta nilai-nilai

kultural dimana tanda dan penggunanya berada. Barthes menyebutnya sebagai

konotasi. Karena dipengaruhi oleh nilai kultural maka konotasi sebuah tanda

akan berbeda dalam berbagai masyarakat. Hal ini membuat tanda bersifat arbiter

dan spesifik pada kultur tertentu. Konotasi bekerja dalam level subyektif dan

oleh sebab itu seringkali nilai konotatif dibaca sebagai fakta denotatif. Tujuan

analisis semiotika adalah memberi metode analisis dan kerangka pikir untuk

22 Roland Barthes (1915-1980) adalah seorang penganut Saussure. Barthes merupakan peloporaliran semiotik konotasi. Dalam menelaah sistem tanda, aliran ini tidak berpegang pada makna primertetapi berusaha mendapatkan makna melalui makna konotasi. (Alex Sobur, Analisis Teks Media, h.102)

70

Page 80: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

menjaga kita dari kesalahan membaca seperti itu. Cara kedua bekerjanya tanda

dalam tatanan pertandaan kedua adalah melalui mitos.

Salah satu teori Saussure yang dipakai secara luas di bidang kajian sastra

adalah hubungan sintagmatik dan paradigmatik. Maksudnya adalah kata-kata

yang menyusun sebuah wacana, saling berhubungan dan berkesinambungan

sesuai dengan sifat linear dari bahasa yang tidak memungkinkan seseorang

melafalkan dua unsur sekaligus. Di sisi lain, di luar wacana, kata-kata yang sarna

berasosiasi dalam ingatan dan menjadi bagian kekayaan dari tiap individu dalam

bentuk langue. Hubungan yang bersifat linear tersebut dinamakan hubungan

sintagmatik, sedangkan hubungan yang bersifat asosiatif disebut hubungan

paradigmatik. Kedua model hubungan ini sering diterapkan dalam kajian fiksi

ataupun puisi.

Hubungan sintagmatik lebih menunjukkan pada pengaluran yang relatif

kronologis. Sistem alur semacam ini sering disebut dengan alur Iurus yaitu aIm

yang bertumpu pada satu tokoh dan tidak ada intervensi dari alur lain. Pengaluran

yang sepcrti ini tidak rumit dan merupakan salah saUl dari ciri aliran realisme.

Sedangkan kalau dilihat dalam hubungan paradigmatik maka akan tampak

kontras antara tokoh utama dengan tokoh-tokoh pelengkapnya. Hubungan antara

tokoh utama dengan tokoh pelengkap lainnya menunjukkan kebiasaan, tata cara,

adat, perilaku, ataupun nilai-nilai. Analisis hubungan paadigmatik ini menelaah

unsur-unsur yang tidak hadir dalam teks yaitu hubungan antara nalar (gagasan)

dengan simbol. Dasar dari analisis paradigmatik adalah makna konotasi karena

unsur-unsur cerita adalah berupa tanda-tanda yang berasosiasi dengan pikiran

pendengar atau pembaca. Tanda-tanda ini berupa nilai-nilai yang mempunyai

sifat implisit sebagai pesan dari sebuah budaya masyarakat yang

melatarbelakangi munculnya sebuah karya. 23

Ketika mengkaji sebuah fiksi ataupun sebuah cerita, maka akan dapat

ditemukan adanya hubungan antara penanda dengan petanda yang sangat banyak

23 Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Filrsi, h. 47

71

Page 81: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

jumlahnya. Yang pertama adalah aspek formal dari sebuah karya yang terdiri dari

deretan atau hubungan kata, kalimat, paragraf atau alinea, dan seterusnya hingga

membentuk sebuah teks yang utuh. Hubungan tersebut adalah hubungan yang

antara penanda dengan petanda yang hadir secara terus menerus dalam kata,

kalimat, ataupun alinea hingga akhir teks, 'maka hubungan yang seperti ini sering

disebut dengan istilah hubungan in praesentia. Dalam teori Iinguistik Saussure,

hubungan sintagmatik identik dengan hubungan in praesentia sedangkan

hubungan paradigmatik identik dengan hubungan in absentia.

Setiap konsep bahasa atau aspek formal, kala dan kalimat, dapat dipastikan

didahului dengan kehadiran konsep makna. Hubungan antara aspek formal

dengan aspek makna ini merupakan hubungan yang asosiatif atau hubungan

antara aspek yang hadir dengan aspek yang tidak hadir. Kata dan kalimat dapat

dilihat kehadirannya dalam sebuah teks, akan tetapi makna tidak dapat dilihat

dan hanya dapat diasosiasikan dalam gagasan pembaca atau pendengar.

Hubungan seperti iiii disebut dengan istilah hubungan in absentia.

2. Teori Semiotik Peirce

Teori semiotik Peirce menyatakan bahwa sesuatu itu dapat dikatakan

sebagai tanda jika ia mewakili sesuatu yang lain. Sebuah tanda haruslah

mewakili suatu objek atau dikenal juga dengan istilah referent. Fungsi utama

tanda adalah ketika tanda itu mewakili objek acuannya. Proses pewakilan tanda

terhadap objek acuannya ini terjadi pada saat tanda itu ditafsirkan dalam

hubungannya dengan yang diwakili. Hal ini disebut Peirce sebagai interpretant,

yaitu pemahaman makna yang timbul dalam kognisi (penerima tanda) melaui

sebuah interpretasi.

Proses pewakilan ini disebut semiosis. Semiosis adalah sebuah proses yang

menempatkan tanda sebagai tanda yaitu tanda mewakili sesuatu yang

ditandainya. Proses dasar dari semiosis adalah kognisi. Proses semiosis menuntut

hadimya unsur tanda, objek, dan interpretan secara bersamaan. Apabila ketiga

72

Page 82: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

elemen makna itu berinteraksi dalam benak seseorang, maka muncullah makna

tentang sesuatu yang diwakili oleh tanda tersebut. Bagi Peirce, semiotika adalah

suatu tindakan, pengaruh (influence), atau kerja sama tiga subjek, yaitu tanda,,objek, dan interpretan (interpretant). Yang dimaksud subjek pada semiotika

Peirce bukan manusia, tetapi tiga entitas semiotika yang sifatnya abstrak yang

tidak dipengaruhi kebiasaan berkomunikasi secara konkret. Dalam istilah Peirce

proses ini dinamakan triadik. Proses semiosis berlangsung secara terus menerus

sehingga sebuah interpretan menghasilkan tanda baru yang mewakili objek yang

baru pula yang akan melahirkan interpretant yang lain pula.

Peirce membedakan hubungan antara tanda dengan objek acuannya ke

dalam tiga jenis hubungan yaitu: ikon (hubungan kemiripan atau tanda suatu

bentuk yang dimengerti oleh kebanyakan orang karena menyerupai sesuatu),

indeks (hubungan kedekatan eksistensi), dan simbol (hubungan yang sudah

terbentuk karena adanya konvensi atau konsensus budaya). Tanda yang berupa

ikon, misalnya berupa foto,peta geografis, ataupun penyebutan di awal (sebagai

tanda sesuatu yang dipentingkan). Tanda yang berupa indeks, misalnya asap

menandakan adanya api, wajah yang murung menandakan hati yang sedang

sedih. Sedangkan tanda yang berupa simbol mencakup berbagai hal yang ada

berdasarkan konvensi sebuah masyarakat pemakainya. Antara tanda dengan

objek acuannya tidak memiliki hubungan kemiripan maupun hubungan

kedekatan eksistensi ataupun hubungan sebab akibat, tetapi semata-mata karena

adanya konvensi atau kesepakatan. Misalnya warna putih menandakan sesuatu

yang suci, lampu lalu Iintas terwarna hijau menunjukkan tanda boleh berjalan

bagi kendaraan. Bahasa merupakan simbol yang paling lengkap karena tanda

berfungsi sebagai sarana untuk berpikir dan berasa.•

Masih ungkap Peirce, salah satu bentuk tanda adalah kata, sedangkan objek '

adalah sesuatu yang dirujuk tanda. Sementara interpretan adalah tanda yang ada

dalam benak seseorang tentang objek yang dirujuk tanda. Seperti dikutip Sobur,24

24 Alex Sobur, Analisis reks Media, h. 109

73

Page 83: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

menurut Peirce tanda adalah segala sesuatu yang ada pada seseorang untuk

menyatakan sesuatu yang lain dalam beberapa hal atau kepastian. Peirce

mengatakan bahwa tanda itu sendiri merupakan contoh dari kepertamaan,,objeknya adalah kekeduaan, dan penafsimya (unsur pengantara) adalah contoh

dari keketigaan. Penafsir ini adalah unsur yang harus ada untuk mengaitkan tanda

dengan objeknya.

Dalam sebuah karya sastra ketiga jenis tanda tersebut kerap hadir secara

bersamaan yang sulit untuk dipisahkan. Dalam kajian semiotik kesastraan,

pemahaman dan penerapan konsep ikonisitas memberikan sumbangan yang

berarti. Peirce membedakannya dalam tiga macam ikon, yaitu ikon topologis,

diagramatik, dan metaforis. Ketiganya dapat muncul secara bersamaan dalam

sebuah teks akan tetapi tidak dapat dipilahkan tentang berbagai hal yang

menunjukkan kemunculannya.25

3. Teori Semiotik Eco

Definisi semiotik yang digunakan Eco26 adalah definisi Saussure dan

Peirce. Menurut Saussure, tanda memiliki dua dua entitas, yaitu signifier dan

signifie atau tanda dan makna, atau penanda dan petanda. Jika dua entitas

tersebut yaitu penanda dan petanda dihubungkan atas dasar sistem yang

dinamakan langue, maka semiotik Saussure akan mengarah sebagai semiotik

signifikasi. Menurut pandangan Eco, Saussure belum memberikan batasan yang

jelas mengenai pengertian petanda karena Saussure baru sampai pada imaji

25 Umberto Eco, A Theory ofSemiotics, h 14-1526 Umberto Eco dilahirkan di Italia pada tahun 1932. Karya yang ditulis olehnya selain A Theory

ofSemiotics diantaranya adalah dua buah novel yang cukup terkenal yaitu The Name ofthe Rose, danFoucault Pendulum. Novel The Name of the Rose dapat dikategorikan sebagai novel semiotiskhususnya semiotika teologis. Problem semiotis yang diangkat oleh Eco di dalam The Name of theRose adalah konflik antara penanda transendental (transendental signified) dan interpretasi bebas(open interpretation), antara ayat tuhan dan tafsiran manusia, antara Kitab Sud (Divine Book) danfilsafat, anlara strukturalisme-teologis dan postrukturalisme anti teologis, antara langue dan parole,antara logos (kehenaran akhir) dan gram (interpretasi tanpa akhir), antara Being dan Becoming, antarayang sakral dan yang profan. Pertentangan antara yang mempertahankan tradisi, dogma, dan orang­orang yang menginginkan perubahan, kekebasan dan interpretasi

74

Page 84: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

mental atau masih dalam tataran konsep. Menurut Saussure menekankan bahwa

petanda adalah segala sesuatu yang telah dikerjakan dengan aktivitas mental

seseorang sebagai penanda. Tanda mengekspresikan gagasan sebagai kejadian

mental yang berhubungan dengan pikiran manusia.27 Simpulan dari Saussure

secara implisit tanda dianggap sebagai alat komunikasi antara dua orang manusia

yang disengaja dan bertujuan untuk menyatakan suatu maksud tertentu.

Dalam pandangan Eco, definisi yang dikemukakan oleh Peirce lebih luas

dan secara semiotis lebih berhasil. Bagi Peirce, semiotik adalah suatu tindakan

(action), pengaruh (influence), atau kerja sama tiga subjek yaitu tanda (sign),

objek (object), dan interpretan (interpretant). Tiga entitas dalam Iingkup

pengertian yang diberikan oleh Peirce bukanlah mengacu pada subjek manusia

dan tidak dipengaruhi oleh kebiasaan berkomunikasi secara kongkrit. Menurut

Peirce, tanda adalah segala sesuatu yang ada pada seseorang untuk menyatakan

sesuatu yang lain dalam beberapa hal atau kapasitas. Tanda dapat memiliki arti

bagi seseorang jika diperantarai oleh interpretan. 28

Eco sepakat dengan Peirce dalam mengartikan interpretan sebagai suatu

pllristiwa psikologis dalam pikiran interpreter dan harus dipahami secara non­

antropomorfis.29 Apabila semiotik dibatasi hanya pada tindak komunikasi saja

maka jelas bahwa gejala dan perilaku manusia, baik disadari atau tidak disadari,

mustahil dapat dianggap sebagai tanda. Menurut Eco:

Since such authors maintain that they are solely concerned withcommunication, they have the right to exclude a lot ofphenomena from theset sign. Instead of denying that right I would like to defend the right toestablish a semiotic theory able to take into account a broader range ofsign­phenomena.3o

21 Umberto Eco, A TheOlY o/Semiotics, h. 1528 Umberto Eco, A TheOlY o/Semiotics, h. 1529 Antropomorfis dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai pengenaan ciri-ciri

manusia pada binatang atau benda mati. (Tim Penyusun:Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:BalaiPustaka, Cet-2, 1989. Dalam kamus Linguistik disebutkan bahwa pengertian antropomorfisme adalahmetafora berupa pemakaian kata atau bentuk lain yang bersangkutan dengan manusia untuk objek ataukonsep yang bukan manusia, misal: mulut sungai. (Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik, EdisiKetiga, Cet-I, Jakarta: Oramedia Pustaka Utama, 1993, h.15)

30 Umberto Eco, A Theory o/Semiotics, h. 16

75

..

Page 85: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

Karena beberapa penulis semata-mata fokus pada lwmunikasi, merekaseakan-akan berhak memisahkan begitu banyak gejala dari seperangkattanda. Mengingat hal itu, saya berusaha menyusun teori semiotik denganmemperhitungkan sejumlah gejala tanda yang lebih luas.

Menurut Eeo terdapat sembilan belas bidang yang dapat dipertimbangkan

sebagai bahan kajian semiotik, yaitu zoo-semotic (semiotik binatang/masyarakat

nonhuman), alfactory sign (tanda-tanda penciuman), tactile communication

(komunikasi rabaan), codes of taste (kode-kode eeeapan), paralinguistics

(paralinguistik), medical semiotics (semiotik medis), kinesics and proxemics

(kinesik dan proksemik), musical codes (kode-kode musik), formalized

languages (bahasa yang diformalkan), written languages, unknown alphabets,

secret codes (bahasa tertulis, alfabet tak dikenal, kode rahasia), natural

languages (bahasa alam), visual communication (komunikasi visual), systems of

objects (sistem objek).31

D. PENDEKATAN SEMIOTIKA DALAM KARYA SASTRA

Pada awalnya, sastra dikenal melalui penuturan dad mulut ke mulut. Sastra

pada tahap ini sering disebut sebagai sastra Iisan. Namun kini jika kita berbieara

mengenai sastra maka identik dengan teks. Maka kajian terhadap sastra tidak dapat

dipisahkan dad kajian teks. Meskipun demikian antara teks sastra dan teks pada

umumnya tetap memiliki perbedaan. Perbedaan antara teks seeara umum dengan

teks sastra memang tidak dapat dirumuskan seeara jelas karena keduanya sama­

sarna memiliki unsur kata, kalimat, dan makna.

Tentang definisi sastra, para ahli banyak mengemukakan dengan bahasa

yang berbeda. Namun, jika ditelaah lebih lanjut memiliki satu pemahaman yang

tidak jauh berbeda. Dalam bahasa Indonesia kata sastra berasal dad bahasa

Sansekerta. Akar kata sastra adalah sas yang berarti mengarahkan atau mengajar,

memberi petunjuk, akhiran tra berarti alat atau sarana. Maka sastra berarti alat

untuk mengajar, buku petunjuk atau buku intruksi. Kata susastra baru muneul

31 Umberto £co, A TileOlY olSemiotics, h. 9-14

76

Page 86: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

kemudian dalam khazanah Melayu yang diartikan sebagai karya yang indah

(mengandung nilai estetis).

Dalam bahasa Arab, istilah sastra disepadankan. dengan kata adab. Kata adab

dalam arti sempit berarti 8usastra, dalam makna yang lebih luas adab dapat

diartikan sebagai budaya. Selain kata adab, ada beberapa kata yang menunjuk

pada sastra tertentu misalnya kata qasidah dan syi 'r. 32

Sebuah karya sastra, dibangun oleh susunan kata atau bahasa yang sarat oleh

simbol atau tanda. Pemilihan kata (diksi) menyimpan makna konotatif yang

memungkinkan diinterpretasikan berdasarkan tanda-tanda yang ada di dalamnya.

Tanda bahasa dalam karya sastra sangat banyak. Simbol dapat dianalisis melalui

suku kata, kata, kalimat, alinea, bab, dan seterusnya, bahkan dapat juga dianalisis

melalui tanda baea dan huruf.

Dalam kaitannya dengan strukturalisme, karya sastra dinyatakan sebagai

sebuah konstruksi dari unsur tanda-tanda. Makna yang tepat muneul dari

keterkaitan antar struktur dalam karya sastra tersebut dan aspek struktur inilah

yang menjadi ojek kajian dalam strukturalisme semiotik.33

Dapat pula dikutip sini pendapat Komarudin Hidayat yang menyatakan

bahwa bidang kajian semiotik atau semiologi34 adalah mempelajari fungsi tanda

dalam teks, yaitu bagaimana sebuah tanda yang terdapat dalam teks akan

membimbing pembaeanya agar dapat menangkap pesan yang terkandung di

dalamnya. Dengan kata lain seorang pembaea dapat memasuki bilik-bilik makna

yang tersimpan dalam teks melalui interogasi (penelaahan) terhadap kode-kode

atau tanda-tanda yang dipasang oleh pengarang atau penulis.35

J2 A. Teeuw, Sastera dan lImu Sastera, Jakarta: Pustaka Jaya, 2003, h. 21JJ Alex Sobur, Analisis reks Media, h. 105]4 Tidak ada pembedaan atas istilah semiotik dan semiologi, yang membedakannya hanyalah

penggunaan tenninologi tersebut. Semiotik digunakan pada tradisi Amerika yang bennula padaCharles Sanderss Peirce sedangkan semiologi digunakan pada tradisi Eropa yang bennula padaFerdinand de Saussure

35 Komaruddin Hidayat, Memahami Bahasa Agama: Sebuah Kajian Hermeneutik, Jakarta:Paramadina, 1996, h. 163-164

77

"

Page 87: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

Pendekatan semiotik dalam karya sastra berawal dari asumsi bahwa karya

sastra memiliki sistem tersendiri dan dunia tersendiri yang sengaja dihadirkan

oleh pengarang di hadapan pePlbaca. Di dalam karya sastra tersebut terkandung

potensi komunikatif yang ditandai dengan adanya lambang-lambang kt<pahasaan

yang khas yang mengandung nilai-nilai keindahan. Pendekatan semiotik secara

lebih rinci digambarkan konsep dan kriterianya sebagai berikut:

I. Karya sastra menurut pandangan semiotik memiliki sistem sendiri yang

berupa sistem tanda. Tanda dalam karya sastra memiliki potensi besar

menimbulkan banyak interpretasi. Teks sastra bersifat otonom yang tidak

terikat acuan atau fakta apapun di luar teks.

2. Pendekatan semiotik mempunyai pertalian dengan pendekatan struktur dan

pendekatan stilistika. Dengan pendekatan struktural, pendekatan semiotik

merupakan lanjutan atau pengembangan pendekatan struktural yang

menekankan analisis unsur formal yang membangun karya sastra. Pendekatan

stilistika lebih menekankan kepada masalah kebahasaan sedangkan

pendekatan semiotik lebih luas karena menyangkut semua sistem tanda yang

terkait dengan sistem sastra.

3. Dalam melihat karya sastra, semiotik tidak hanya terbatas pada sosok karya

sastra itu saja tetapi juga menghubungkannya dengan sistem yang berada di

luamya. Sistem yang berada di luara karya sastra adalah semua anasir, data,

fenomena yang mereaksi bagi kelahiran karya sastra tersebut. 36

Beragam cara ditawarkan dalam menganalisis sastra secara semiotis. Cara

yang paling umum adalah yang ditawarkan oleh Wellek dan Warren yaitu analisis

melalui dua tahapan, intrinsik (mikrostruktur) dan ekstrinsik (makrostruktur).37

Cara yang lain adalah yang ditawarkan oleh Abrams yang memberikan sebuah

kerangka (framework) dengan menggabungkan empat pendekatan kritis terhadap

karya sastra yaitu:

J6 M. Atar Semi, Metode Penelitian 8astra, Bandung: Angkasa, 1990, h. 8737 Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiirsi, hal. 104

78

Page 88: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

1. Pendekatan objektif atau pendekatan yang menitikberatkan pada karya itu

sendiri.

2. Pendekatan ekspresif yang menitikeratkan kepada pengarang.

3. Pendekatan mimetik yang menitikberatkan pada kesemestaan atau

menghubungkan suatu karya sastra dengan fakta atau realitas yang

membentukya.

4. Pendekatan pragmatik yang menitikberatkan pada pembaca. Sebuah karya

sastra yang baik dapat memberikan efek atau pengaruh kepada pembacanya.38

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penelitian menggunakan

pendekatan semiotik adalah sebagai berikut

I. Tidak membawa suatu sistem karya sastra yang lain sebagai bahan acuan atau

ukuran. Sebagai langkah awal, objek kajian harus dibaca dan dipahami untuk

menemukan sesuatu yang khas. Pengalaman yang telah tersimpan, sebaiknya

tidak secara langsung digunakan sebagai tolak ukur. Dengan semiotik, yang

akan dilihat adalah keunikan dan kekhasan dari karya tersebut.

2. Bila pemahaman terhadap teks yang dikaji telah menyeluruh maka selanjutnya

diadakan analisis yang lebih terperinci menyangkut teknik, gaya, dan

kekuatan-kekuatan atau keistimewaan-keistimewaan yang menjadikan objek

kajian itu memiliki sistem sendiri.

3. Langkah berikutnya adalah mengaitkan hal-hal yang berada dalam tubuh

karya sastra tersebut dengan sistem dan dibandingkan dengan sistem yang

berada di luarnya.39

Teks sastra secara keseluruhan memiliki ciri-ciri indeksikal40 karena teks

berhubungan dengan dunia yang disajikannya. Mengacu pada teori Peirce, sebuah

teks paling tidak terdiri atas tiga sisi indeksikal yaitu pengarang sebagai ciri

komunikasi, dunia nyata sebagai ciri nilai-nilai pengetahuan, dan pembacanya

38 A. Teeuw, Sastera dan Ilmu Sastera, hal. 4339 M. Atar Semi, Metode Penelitian Sastra, h. 88 - 89.40 Indeks dalam istilah linguistik berarti perbandingan antara unsur-unsur tertentu dalam bahasa

yang dapat dipakai untuk membandingkan dan mengklasifikan bahasa. Harimurti Kridalaksana,Kamus Linguistik, Edisi III, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1993, h. 81

79

Page 89: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

umum dengan teks Alquran diantaranya adalah dalam kisah-kisah Alquran kita

tidak akan dapat menemukan seluruh unsur kisah terkumpul dalam satu alur

kisah yang berkelanjutan tetapi unsur-unsur tersebut tersebar dalam berbagai

surah. Rangkaian kisah terbagi dalam beberapa episode yang saling berhubungan

membentuk satu tujuan kisah yang tunduk pada tujuan keagamaan.

o

o

81

Page 90: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

BABIV

ANALISIS SEMIOTIK PADA AYAT-AYAT

YANG MENGKISAHKAN IBRAHIM A.S.

A. STRUKTUR YANG MEMBANGUN KISAH IBRAHIM DALAM ALQURAN

Pengertian kisah sebagaimana teIah dikemukakan pada bab sebelumnya

didefinisikan sebagai mengikuti jejak atau menelusuri bekas, atau cerita/kisah.!

Kata al-Qashsh (kisah) adalah bentuk mashdar (gerund) dari kata kerja qashsha,o •

yaqushshu.

Pengertian qashash al-Qur'dn menurut istilah adalah kisah-kisah dalam

Alquran yang menceritakan ihwal umat-umat terdahulu, para nabi, dan peristiwa­

peristiwa yang terjadi pada masa lampau, masa kini dan masa yang akan datang.,Sebetulnya kalau mau dirunut lagi lebih ke belakang secara literal, kata qashsha

itu artinya adalah menggunting. Jadi kisah itu sebetulnya semacam konstruksi

yang dibangun berdasarkan guntingan-guntingan. Alur atau plot cerita yang

membentuk suatu bangunan. Jadi pada dasarnya kisah itu adalah memang

konstruksi.

Di dalam kata kisah itu terdapat dimensi susunan. Susunan itu artinya

adalah ada tindakan menyusun secara sengaja dan di dalam tindakan menyusun

itu tersangkut di dalamnya secara sengaja orang membuat suatu cerita,

memasukkan suatu unsur, dan sekaligus mengeluarkan unsur yang lain. Jadi, ada

sesuatu yang dimasukkan dan dibuang. Sebuah kisah bukanlah suatu cerita yang

menyeluruh tentang suatu fakta tetapi suatu fakta yang dibentuk kembali. Itulah

yang ditunjuk oleh kata qishshah. Jadi, kisah itu adalah guntingan dan jika

terdapat guntingan maka ada editing. Ada sesuatu yang dimasukkan untuk

disusun dan ada yang dikeluarkan dari susunan karena dianggap tidak diperlukan.

I Manna' al-Qaththan, Mabdhitsji 'Ulzim al-Qur'dn, tanpa penerbit, 1990 h. 305

Page 91: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

Alquran di dalam menyusun suatu kisah, - atau hampir semua kisah-kisah

dalam Alquran - merupakan konstruksi. Suatu susunan yang dibangun secara

sengaja untuk mencapai suatu tujuan tertentu dan tidak semata-mata dimaksudkan

sebagai penceritaan ulang mengenai sesuatu yang berlangsung di masa lampau.

Dengan kata lain kisah-kisah dalam Alquran memang dari awal tidak diniatkan

sebagai rekaman historis. Dan penggunaan kata qashsha, yang artinya

menggunting itu, secara semantik dipakai dengan kesadaran penuh bahwa

sebetulnya kisah-kisah yang ditunjukkan dalam Alquran itu bukan semata-mata

menceritakan secara historis kejadian masa lampau tetapi konstruksi yang

memang disengaja dipakai untuk mencapai suatu message atau pesan tertentu.

Unsur-unsur kisah sebagai sebuah sastra yang akan dibahas pada bab ini

adalah sebagai berikut:

1. Tema

Tema merupakan dasar kisah yang paling penting dari seluruh kisah.

Tema adalah' ide, gagasan, tujuan kisah, atau ide pokok yang merupakan

patokan untuk membangun suatu kisah yang melatarbelakanginya2• Tema bisa

berupa persoalan moral, etika, agama, sosial budaya, cinta, serta tradisi yang

terkait dengan kehidupan masyarakat karena tema merupakan refleksi dari

kehidupan masyarakat. Tanpa tema, sebuah kisah tidak ada artinya sarna

sekali. Dengan kata lain, tema adalah suatu unsur yang memandu seorang

pengarang ke mana sebuah cerita akan diarahkan. Dalam kasus kisah Ibrahim

a.s. dalam Alquran, yang dimaksud dengan pengarang adalah penyusun plot­

plot atau unsur-unsur kisah. PenyuslID di sini, mengangkat tema atau pesan­

pesan moral yang terkandung dalam kisah tersebut. Robert Stanton

menempatkan tema sebagai pusat dalam cerita, atau disebut juga sebagai ide

pusat. Tema juga bermti makna yang dikandung dan ditawarkan oleh ceritaJ•

2 Zainuddin Fanani, Telaah Saslra, h. 84J Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi, Yogyakarya: Gajah Mada University Press, 2002,

h.67.

00

Page 92: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

",

Oleh karena itu, tema menjadi salah satu unsur dan aspek cerita yang

memberikan kekuatan dan sekaligus sebagai unsur pemersatu kepada sebuah

fakta dan alat-alat penceritaan, yang mengungkapkan tentang kehidupan.

Tema dapat diolah berdasarkan suatu motif tertentu yang terdiri dari

objek, peristiwa kejadian dan sebagainya. Tema juga dapat berupa gagasan,

fikiran atau persoalan utama yang mendasari sesebuah karya sastra dan

terungkap secara langsung (eksplisit) atau tidak langsung (implisit). Tema

dalam sebuah cerita tidak dapat dilihat sepenuhnya sehingga cerita itu selesai

dibaca.

Selain itu, tema dapat pula ditangkap melalui perwatakan tokoh dalam

sebuah cerita, peristiwa, kisah, suasana, dan unsur lain seperti nilai-nilai."b

kemanusian dan kemasyarakatan yang terdapat dalam cerita atau melalui

persoalan-persoalan yang disuguhkan dan kemudian mendapatkan pokok

persoalannya secara keseluruhan.

Tema tidak dapat dipisahkan dari permasalahan-permasalahan yang

dikemukakan dalam masalah kehidupan. Akan tetapi tema tidak sarna dengan

masalah. Tema adalah suatu (hal) yang berkaitan dengan pandangan,

pendapat, ataupun sikap pengarang (penyusun kisah) tentang suatu masalah,

sedangkan masalah adalah sesuatu hal yang harus diselesaikan. Sebuah tema

pada dasarnya merupakan abstraksi dari suatu masalah. Oleh karena itu, tema

sebuah karya sastra haruslah diabstraksikan dari masalah utama yang

diungkapkan pengarang (penyusun kisah) dalam karyanya.

Memahami tema sebuah cerita tidaklah mudah ditunjukkan, apalagi

tema sebuah kisah yang bersumber dari kitab suci. Memahami sebuah tema

kisah, apapun sumbernya haruslah dipahami dan ditafsirkan melalui data-data

atau unsur-unsur pembangun kisah yang lain seperti aim atau plot,

penokohan, dan seting. Dalam kenyataannya ada banyak makna yang

terkadung dalam sebuah cerita atau kisah. Dari sini harus ditentukan makna

kllUsus mana yang dapat dijadikan sebuah tema, atau jika berbagai makna

QA

Page 93: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

o

tersebut dapat dijadikan tema, yang manakah dan bagaimanakah yang dapat

dianggap sebagai makna pokok sehingga dapat dijadikan sebagai tema pokok

(major).

Dalam kasus kisah Ibrahim a.s terdapat beberapa makna atau pesan yang

terkandung di dalamnya. Kesatu, keimanan akan keesaan mutlak Dzat

Pencipta yaitu Allah swt. serta agama yang !J.anif. Pada tema ini, Ibrahim a.S.

mempertanyakan manfaat patung bagi kehidupan manusia kepada bapaknya

dan pencarian Ibrahim a.s. akan hakikat Allah melalui penalaran premis dari

pengamatannya terhadap fenomena alam semesta. Di samping itu juga

peristiwa perdebatan antara Ibrahim a.s. dengan Namrud. Kedua, keteguhan

dan pengakuan Ibrahim a.s. akan keesaan Allah (tau!J.id) sebagai wujud

keimanannya kepada Allah swt. Ketiga, pengorbanan melaksanakan perintah

Allah untuk menyembelih puteranya, yang telah dinanti-nantinya selama ± 80

tahun. Keempat, kesabaran dan ketabahan Ismail as. menerima perintah Allah

swt. dalam melaksanakan penyembelihan atas dirinya serta kesabaran dan

ketabahan Hajar ketika mengasuh Ismail as. ketika masih bayi dan ditinggal

Ibrahim a.s. dan Kelima, perintah Allah swt. kepada Ibrahim a.s. dan Ismail

a.s. untuk membangun Kakbah sebagai rumah Allah swt., sekaligus sebagai

pusat peribadatan seluruh umat manusia.

Menilik kriteria bahwa makna utama atau tema pokok (major) bersifat

merasuki atau mempengaruhi keseluruhan cerita, maka harus ditentukan

makna manakah dari kelima tema di atas yang mempengaruhi keseluruhan

jalannya cerita. Perintah Allah swt. kepada Ibrahim a.s. untuk melaksanakan

"ritual" kurban menyembelih puteranya dan kepasrahan Ismail as. menerima

perintah tersebut, jelas bukan makna pokok, karena tidak mempengaruhi

keseluruhan jalannya cerita. Begitupun dengan pengabdian ayah dan anak

dalam membangun Kakbah. Sedangkan kesabaran serta ketabahan Hajar dan

Ismail a.s. menurut hemat penulis juga bukan makna pokok karena tidak

Q<

Page 94: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

merasuki jalannya kisah Ibrahim a.s. Begitu pula dengan keteguhan dan

pengakuan Ibrahim a.s. akan keesaan Allah swt.

Maka yang paling mungkin dijadikan tema! makna pokok pada kasus

kisah Ibrahim a.s. adalah konsep keimanan tentang keesaan Allah swt.

(tauhid) berdasarkan ilmu dan bukan hanya berdasarkan taqlid. Karena hanya

tema inilah yang mempengaruhi tema-tema lainnya. Ajaran tauhid

membutuhkan keteguhan dan pengakuan yang tulus (b.anif) akan hakikat

Allah swt., tidak penuh dengan kepura-puraan. Pengorbanan menjalankan

perintah-perintahNya tidak cukup jika tidak didukung keluarganya yang sabar

dan tabah sebagaimana ditunjukkan Hajar dan Ismail a.s. Konsekuensi atas

seIuruh sikap tersebut di atas, maka diperlukan rumah Allah swt. sebagai

bentuk pengabdian kepada-Nya serta meninggalkan monument terpenting dan

terluhur bagi keturunan-keturunannya. Inilah inti dari agama yang b.anif.

Dalam beberapa ayat disebutkan frase

frase tersebut berdampingan dengan

Dengan adanya dua frase yang disebut secara berulang dan secara

berdampingan dan memiliki makna yang berlawanan maka dapat diambil

suatu kesimpulan bahwa tema pokok dalam kisah Ibrahim ini adalah

keimanan yang sungguh-sungguh dan tidak mempersekutukan Allah swt.

dengan siapapun dan dengan apapun.

Disamping itu dapat pula dijabarkan bahwa frase

, ('I ~fso..Jb'.J "J-4 .....\ ...... J'J ...

dalam ayat ini dapat dikategorikan sebagai sebuah langue dalam tataran

semiotik yang dikemukakan oleh Saussure. Langue di sini merupakan

kumpulan kata atau elemen bentuk yang memiliki makna berdasarkan

Page 95: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

konsensus. Dalam istilah bahasa Arab, kata millah selalu disandingkan khusus

dengan kata Ibrahim a.s. Konsensus atau konvensi yang melingkupi

pemaknaan kata millah ini sangat berkaitan dengan frase sesudahnya bahwa

setiap pengikut millah Ibrahim maka ia selalu menghindari hal-hal yang

merupakan tidakan mempersekutukan Allah dengan benda-benda ataupun

makhluk lain.

Hubungan semiotik yang terjadi dalam contoh ini adalah yang disebuto

dengan hubungan paradigmatik. Dikatakan demikian karena hubungan

paradigmatik merupakan hubungan makna dan perlambangan, hubungan

asosiatif, pertautan makna, antara unsur yang hadir dengan unsur yang tidak

hadir.4 Millah merupakan signifier yang mengacu pada signifie. Sifat implisit

yang terkandung di dalamnya adalah penghambaan diri kepada Allah swt.

yang menciptakan seluruh alamo Kaitannya dengan budaya pada waktu itu

adalah tradisi kaum Ibrahim a.s. yang secara turun temurun melakukan

penyembahan terhadap berhala ata~pun benda-benda langit. Millah

merupakan simbol tauhid yang diperkuat oleh kata selanjutnya yaitu !J.anif.

Kriteria lain yang dapat dijadikan acuan dalam membentuk atau

mengambil tema pokok adalah melalui beberapa pertanyaan seperti: Apa

permasalahan yang dihadapi? Bagaimanakah perwatakannya? Bagaimanakah

sikap dan pandangannya terhadap permasalahan itu? Apa dan bagaimana cara

yang dipikir, dirasa dan dilakukannya serta bagaimana keputusan yang

diambil?5 Jika menilik kriteria ini, maka akan menghasilkan kesimpulan yang

sama bahwa tema pokok dari kisah Ibrahim as. adalah kemurnian ajaran

Tauhid serta agama yang !J.anif.

Alquran memberikan gambaran perihal tema pokok kisah Ibrahim a.S. dengan

istilah ~C;~~ (kalimat tauhid). [Q.S. 43:28].

Menurut Al-Zujaj, ~c; 0 disini adalah tauhid (la ilaha ilia Allah)

4 Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi, h. 475 Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi, h. 85.

Page 96: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

yang abadi pada anak keturunan Ibrahim a.s. yang tetap mengesakan Allah

swt.6 Maksudnya Ibrahim a.s. menjadikan kalimat tauhid sebagai pegangan

bagi keturunannya yang abadi hingga akhir zaman, dan kalau terdapat di

antara mereka yang mempersekutukan-Nya, mereka mau kembali kepada"tauhid itu.

~

Untuk menyebut agama Ibrahim a.s. digunakan kata ~ dan bukan~

menggunakan kata dfn. Kata~ , terambil dari kata yang berarti mengimla'-

kan, yakni membacakan kepada orang lain agar ditulis olehnya. Kata ini

seringkali dipersamakan dengan kata dfn! agama. Ini karena agama atau

millah adalah tuntunan-tuntunan yang disampaikan Allah swt., bagaikan

sesuatu yang di-imla 'kan dan ditulis, sehingga sama sepenuhnya dengan apa

yang disampaikan itu. Penggunaan kata millah selalu dikaitkan dengan nama

penganjumya, yang dalam ayat ini dikaitkan dengan Nabi Ibrahim as. Oi sisi

lain, biasanya kata millah tidak digunakan kecuali untuk menggambarkan.,

keseluruhan ajaran agama, tidak dalam rinciannya, sedang kata dfn digunakan,

di samping untuk keseluruhan ajaranjuga dapat untuk rinciannya.

Ajaran yang disampaikan oleh Nabi Muhammad saw. dipersamakan

dengan millah Ibrahim, karena prinsip-prinsip ajaran Islam sama dengan

prinsip-prinsip ajaran Nabi Ibrahim as., yaitu tauhid, kesesuaian dengan fitrah,

moderasi, penegakkan hak dan keadilan, keramahtamahan atau perdamaian

dan lain-lain.7

Jika dilihat, proses dakwah yang dilakukan oleh Muhammad saw.

tampak sebagai potret dari proses dakwah yang dilakukan oleh Ibrahim a.s.

Pada masanya, Ibrahim a.s. menghancurkan berhala, Muhammad juga

menghancurkan berhala-berhala yang diletakkan di sekitar kakbah. Ibrahim

a.S. membangun kakbah bersama putranya, Ismail a.s., pada masa Muhammad

saw. dilakukan peletakan hajar aswad yang merupakan bagian dari kakbah.

6 Ibnu Manzhilr, Lisdn al- 'Arab, Juz. 12, Beirut: Dar Ihya' AI-Turats Al- 'Arabi, h. 148.7 Quraish Shihab, Taftir al-Mishbah, Vol 4, Cet. III, Jakarta: Lentera Hati, 2005, h. 368

00

Page 97: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

r----~'-, .., ., " -''''---------1l II I,

il r r i\ i, ~ JL __,_,_"_,_,,., ,_,, ~,.,, ,_'-_-'_

Ibrahim melakukan perenungan saat mencari hakikat Tuhan, demikian pula

Muhammad saw.melakukan perenungan di gua Hira' ketika hatinya mulai

gundah, hingga akhirnya Allah swt.mengutus Jibri! untuk menemuinya dan

menurunkan tirman Allah swt. yang pertama. Demikian pula Ibrahim a.s

merupakan satu-satunya nabi yang mohon untuk diberikan bukti bahwa Allah

swt . dapat menghidupkan sesuatu yang telah mati dan kemudian permohonan

itu dikabulkan, maka Muhammad saw. juga mengalami fase yang hampir

sarna dengan peristiwa yang dialami oleh Ibrahim a.s. Nabi Muhammad saw.

dapat melihat kehidupan setelah kematian ketika ia melakukan perjalanan

Isra' ketika akan menerima wahyu berupa perintah untuk mendirikan shalat.

Stanton mengemukakan sejumlah kriteri~ dalam penentuan atau

penafsiran tema pokok sebuah cerita atau kisah. 8 Kesatu, pertimbangan setiap

deti! cerita yang menonjol. Kriteria ini merupakan hal yang paling penting.

Hal ini disebabkan pada detil-detil cerita yang menonjol yang dapat

diidentitikasikan sebagai tokoh masalah atau pokok masalah. Kedua, dalam

menafsirkan sebuah tema, tidak bersifat bertentangan dengan tiap detil cerita.

Ketiga, penafsiran tema sebuah kisah, tidak mendasarkan diri pada bukti-bukti

yang tidak dinyatakan baik secara langsung maupun tidak langsung dalam

cerita tersebut. Dan keempat, penafsiran sebuah tema dalam cerita haruslah

mendasarkan diri pada bukti-bukti yang secara langsung ada dan atau yang

disarankan atau diungkapkan dalam cerita. Dalam hal ini, maka bukti-bukti

tersebut harus mendasarkan diri pada Alquran sebagai sebuah sumber kisah

Ibrahim a.s.

Sedangkan beberapa tema minor sebagaimana telah diurai di atas yang

mengandung pesan-pesan moral adalah sebagai berikut.

a. Keteguhan (Istiqdmah) dan Pengakuan

Dalam mengajarkan dan menjalankan ajaran tauhid tentulah

membutuhkan keteguhan dan keyakinan, tidak mudah disogok atau

·8 Robert Stanton. An Introduction to Fiction, New York: Holt, Rinehart and Winston, 1965, h. 22

Page 98: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

diiming-imingi harta dan jabatan serta tidak takut akan ancaman yang

menghadangnya walau ancaman tersebut ditujukan bagi keselamatan

jiwanya. Nabi Ibrahim a.S. membuktikan keteguhannya ketika

mendapatkan ancaman akan dibakar tubuhnya hidup-hidup, sebagaimana

dikisahkan Alquran surahAl-Anbiyti' [QS 21: 51 -71].

Keyakinan Ibrahim a.s. kepada Allah swt. bukanlah untuk mencari

sensasi semata apalagi untuk mencari ketenaran supaya dikenal orang

banyak. Di masa sekarang, sudah umum orang menjadi terkenal diawali

dengan sensasi. Para politisi dan pemimpin negara sering melakukan

tindakan sensasi untuk menaikkan popularitasnya agar dipilih kembali

pada pemilihan umum berikutnya. Dalam istilah i1mu marketing dikenal

dengan model diffirensiasi sebagai suatu tindakan merancang

seperangkat perbedaan yang berarti dalam perusahaan, lebih jauh

diffirensiasi diartikan sebagai suatu taktik perusahaan melakukan

perbedaan yang khas untuk mendukung positioning-nya yang tidak

dimiliki perusahaan lain. Tetapi Ibrahim a.s. bukan tipe demikian,

mencari sensasi ataupun melakukan strategi difJerensiasi. Ibrahim a.s.

tulus mengakui keesaan Allah swt. dengan sepenuh hati. Pengakuannya

adalah monotheisme atau keesaan Allah swt., serta penolakan terhadap

segala macam dan bentuk kemusyrikan baik berupa patung-patung,

bintang, bulan dan matahari bahkan segala sesuatu selain dari Allah swt.

Pengakuan Ibrahim tersebut diungkapkan di dalam surah Al-An'tim [QS.

6: 79]

Menurut James, orang yang melakukan pengakuan, usailah

kepura-puraan dan datanglah kenyataan. Kebusukan pada dirinya sudah

dibuang, kalaupun ia belum benar-benar menyingkirkannya, setidaknya ia

tidak lagi melumuri diri dengannya, yaitu dengan memamerkan kebajikan

.,

Page 99: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

o

secara munafik, paling tidak ia hidup berdasarkan kejujuran9• Lebih lanjut

ia mengemukakan bahwa dalam sebagian besar sejarah dan buku agama,

terdapat tiga hal menjadi unsur-unsur paling pokok. Ketiga hal ini adalah

pengakuan, pengorbanan dan doaJO• Ketiga unsur ini banyak mewamai

peristiwa kisah Ibrahim as. Bahkan jika ditelaah lebih jauh, ayat-ayat

yang terkait dengan Ibrahim as. banyak mengandung doa-doa beliau.

Hakikat doa juga merupakan satu bentuk pengakuan lain akan kelemahan

dan keterbatasan dirinya serta membutuhkan Satu Dzat yang dapat

mengatasi keterbatasannya tersebut. Di antara doa-doa dan permohonan

Ibrahim a.s. yang terdapat di dalam Alquran adalah sebagai berikut:

1. Permohonan agar keturunannya dijadikan imam bagi seluruh manusia.

Al-Baqarah [QS.2: 124]>

2. Doa agar menjadikan Mekah sebagai negeri yang aman sentosa Al-

Baqarah [QS.2: 126] dan Surah Ibrahim [QS. 14: 35] serta anak>

cucunya dijauhi dari perbuatan menyembah berhala, tetap mendirikan

shalat dan dilimpahkan rezki yang cukup. Surah Ibrahim [QS.l4: 350 ­

38].

3. Doa mohon ampunan bagi kedua orang tua dan orang-orang mukmin.

Surah Ibrahim [QS. 14: 41]

4. Doa agar pengabdiannya membangun Kakbah diterima sebagai

amalannya. Al-Baqarah [QS.2: 127]

5. Doa agar keturunannya termasuk orang yang tunduk dan patuh kepada

Allah swt. Al-Baqarah [QS.2: 128 - 1.29]

6. Permohonan agar diperlihatkan proses kehidupan dari kematian. Al­

Baqarah [QS. 2: 260]

7. Permohonan Ibrahim atas keselamatan ayahnya. Surah Maryam [QS.

19: 41 - 50].

9 William James, Peljumpaan Dengan Tuhan: Ragam Pengalaman Religius Manusia,peneljemah: Gunawan Admiranto, Bandung: Mizan, 2004, h. 595.

10 William James, Peljumpaan Dengan Tuhan: Ragam Pengalaman Religius Manusia, h. 594.

Page 100: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

8. Doa diberikan hikmab, dimasukkan ke dalam golongan orang yang

shaleh dan orang-orang yang mempusakai surga yang penuh

kenikmatan, diberikan tutur kata yang baik dan tidak dihinakan pada

hari kemudian serta diampuni ayabnya. Al-Syu 'ara' [QS. 26: 83 - 89]

9. Permohonan agar dikaruniai anak yang termasuk orang-orang yang

shaleh. Al-Shaffdt [QS. 37: 100]"

1O.Doa mohon ampunan serta dijauhi dari sasaran fitnab bagi orang-orang

kafir. AI-Mumtab.anah[QS.60: 4 - 6]

Dalam perkembangannya, bentuk pengakuan menjadi sebuah

"ritual" yang dijalankan para penganut atau pemeluk agama. Bagi

agama Kristen, dikenal dengan pengakuan dosa, sedangkan dalam

agama Islam dikenal dengan ucapan pengakuan dua kalimah syahadat:

"aku bersaksi tiada Allah melainkan Allah swt., dan oku bersaksi

bahwa Muhammad saw. itu utusan-Nya" sebagai tanda bahwa

seseorang telah menyatakan dirinya sebagai pemeluk Islam. Dan bagi

agama Yahudi juga terdapat ungkapan pengakuan seperti halnya

syahadat dalam agama Islam, yaitu: "wahai bani Israel, Tuhan kita

Satu".

b. Pengorbanan

Kegiatan pengorbanan yang dipersembahkan kepada para dewa

dan Allah selalu dijumpai dalam peribadaban primitif. Akan tetapi, ketika

kultus-kultus ini semakin berkembang, persembahan-persembahan

dengan membakar dan darah digantikan dengan pengorbanan yang

bersifat lebih spiritual. Dalam Yahudi, Islam dan Budha, tidak terdapat

pengorbanan yang bersifat ritual.

Sebagaimana dijelaskan di atas, dalam mengajarkan ajaran tauhid

tidak hanya membutuhkan keteguhan sikap tapi juga sikap pengorbanan

sebagai bukti ketulusan sikap yang diambil. Sikap demikian dikisabkan

dalam pengorbanan Ibrahim a.s. akan anakn)fll yang belum dewasa ketika

Page 101: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

diperintahkan Allah swt. untuk disembelih. Peristiwa ini dikisahkan

dalam Al-Shaffat [QS. 37: 100 - III]

Pengorbanan Ibrahim a.s. terjadi semata-mata karena kecintaannya

yang tulus kepada Allah swt. melebihi kecintaannya kepada Ismail a.s.,

puteranya yang telah dinanti-nanti (dicita-citakan) sangat lama. Alquran

menggambarkan bahwa Ibrahim a.s. menerima anugrah Allah berupa

anak ketika beliau dalam kondisi sudah tua, sebagaimana firman-Nya:

e~!ul~Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan kepadaku di hari tua(ku) Ismail a.s. dan Ishaq. Sesungguhnya Tuhanku, benar-benar Mahamendengar (memperkenankan) doa. [QS 14: 39]

Dirk menyatakan bahwa usia Nabi Ibrahim a.s. ketika memperoleh

anak pertama (Ismail a.s.) berusia 86 tahun. 11 Apabila Ibrahim a.s. bukan

orang yang mencintai Allah swt. dengan tulus tentu ia tidak akan mau

mengorbankan apa yang telah dicita-citakan sejak lama.

Peristiwa pengorbanan Ibrahim a.s. dan kepasrahan Ismail a.s.

sebagai tonggak pengorbanan yang mengutamakan spiritual daripada

ritual. Melalui Ibrahim a.s., secara amaliah dan tersirat pesan-pesan

tersebut disampaikan, bukan karena manusia atau benda lainnya terlalu

tinggi nilainya sehingga tak wajar untuk dikorbankan atau berkorban, tapi

karena sifat Allah swt. yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Puteranya Ismail diperintahkan Allah swt. untuk dikorbankan, sebagai

pertanda bahwa apa pun bila panggilan telah tiba wajar untuk

dikorbankan karena Allah swt. Setelah perintah tersebut dilaksanakan

sepenuh hati oleh ayah dan anak, Allah swt. dengan kekuasaan-Nya

II Jerald F. Dirk, Ibrahim Sang Sahabat Tuhan, penerjemah, Satrio Wahono Jakarta: Serambi,2004,h.122

Page 102: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

menghalangi penyembelihan tersebut dan menggantikannya dengan

seekor domba sebagai pertanda bahwa hanya karena kasih sayang-Nya

pula pada manusia, maka praktek pengorbanan semacam itu pun tak

diperkenankan. 12

Islam melalui Ibrahim a.s. menggantikan semua pengorbanan

mubazir itu dengan pengorbanan hati dan penyangkalan batin terhadap

nafsu diri. Setiap amal perbuatan yang dilakukan manusia untuk

mendekatkan diri kepada Allah swt. adalah pengorbanan. Shalat adalah

pengorbanan harian setiap muslim. Dalam Nahj al-Baldghah, Amirul

Mukminin Ali ibn Abi Thalib berkata: "Zakat dijadikan, seperti halnya

shalat, sebagai (bentuk) pengorbanan".

C. Kesabaran dan Ketabahan Hajar serta Ismail a.s.

Satu aspek lain dari kisah Ibrahim a.s. yang ditonjolkan secara

khusus oleh Allah swt. di dalam Alquran merupakan asal dari satu ritual

yang khas dalam Islam yaitu ibadah qurban. Diriwayatkan bahwa Ibrahim

a.s. bermimpi (mimpinya seorang nabi merupakan wahyu) bahwa Allah

swt. memerintahkan mengurbankan puteranya Ismail a.s. 13 Perintah

tersebut datang justru ketika Ibrahim a.s. baru bertemu dengan putera

kesayangannya dan telah lama berpisah selama II sampai 12 tahun.

Dikisahkan, setelah menerima wahyu yang aneh, menakutkan,

menyakitkan ini, Ibrahim a.s. menemui Ismail a.s. dan mengatakan

kepada puteranya apa yang dilihatnya dalam mimpi, dan ia menanyakan

pendapat serta jawaban dari Ismail a.s. mengenai mimpinya tersebut.

Namun di luar dugaan, Ismail a.s. tidak meragukan "wahyu" Allah swt.

tersebut. Ismail a.s. "siap untuk menderita dan bersabar" serta bersedia •

untuk menjalankan "ketabahan dan kepatuhan kepada Allah swt".

12 Quraish Shihab, Wmvasan A/quran, Bandung: Mizan, 1996, h. 75.13 Bagi agama Yahudi dan Nasrani, putera yang dimaksud adalah Ishaq, sedangkan dalam Alquran

Terjemah terbitan Departemen Agama Ri ditafsirkan bahwa yang dimaksud dengan anak yang sabaradalah Ismail

OA•

Page 103: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

Jawaban atau pendapat Ismail as. menunjukkan kepa,Allah total pada

Allah swt. dan Ismail a.S. meminta ayahnya agar melaksanakan perintah

yang diterimanya tersebut. Riwayat lain menyebutkan, Ismail a.s.

khawatir ketika pelaksanaan proses pengurbanan dirinya ia akan melawan

dan memberontak, maka ia memohon kepada ayahnya untuk mengikat

kedua tangan dan kakinya. Hal itu dilakukan Ismail a.s. karena ia

khawatir akan menyakiti ayahnya yang sudah tua dan baik hati. 14 AI­

Shaffiit [QS. 37: 100 - 109]

d. Membangun Rumah Allah atau Tempat Peribadatan (bentuk ketundukan

dan kepaAllah)

Implikasi dari ajaran tauhid adalah menjalankan perintahNya dan

menjauhi larangan-Nya membutuhkan perilaku yang tawakkal dan patuh>

kepada Dzat yang Maha Kuasa, perilaku tersebut dalam kehidupan sehari-

hari dijalankan melalui shalat (ruku' dan sujud), i'tikaf, dan thawaf, hal

ini tergambarkan dari sikap Nabi Ibrahim a.S. sebagaimana firman-Nya

dalam AI-Baqarah [QS. 2: 124 - 126] dan AI-Hajj [QS.22: 26]

Pelaksanaan shalat (ruku' dan sujud), i'tikaf, dan thawaf adalah

sebagai bentuk peribadatan (ketundukan dan kepatuhan) Ibrahim a.s.

kepada Allah swt. Keteladanan dalam kepaAllah tersebut, setiap tahun

ummat Islam memperingatinya antara lain diwujudkan dalam bentuk

ibadah haji dengan berkunjung ke Mekah, karena beliaulah bersama

putranya Ismail a.s. yang membangun (kembali) fondasi-fondasi Kakbah

sebagai tempat beribadah al-Baqarah [QS. 2: 127].

14 Kamal al-Sayyid, Kisah-kisah TerbaikAlquran, penerjemah, Selma Anis, Jakarta: PustakaZahra, 2004, h. 75

Page 104: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

2. Penokohan

Pembicaraan mengenai alur pada, dasarnya adalah pembicaraan

mengenai rangkaian peristiwa dan kejadian dalam sebuah karya sastra.

Peristiwa itu terjadi karena tindakan dan perbuatan manusia yang menjadi

tokoh cerita dalam lingkungannya. Karakter (watak) dari sang tokoh

sesungguhnya merupakan penentu bagi peristiwa dan kejadian. Sebaliknya,

peristiwa merupakan ilustrasi atau pencerminan karakter tokoh. Dengan kata

lain dapat dikatakan bahwa tokoh dan penokohan merupakan faktor penting

yang harus ada dalam cerita sebab ~egenap peristiwa terjadi karena aksi/

tindakan para tokoh cerita itu. Peristiwa Ibrahim a.s. di dalam Alquran tidak

dapat dipisahkan dan dilepaskan dad tokoh yang menyebabkan terjadinya

peristiwa tersebut.

Istilah "tokoh" sendiri menunjuk pada orang atau pelaku di dalam cerita.

Penunjukkan orang dimaksud:' misalnya dapat dilakukan dengan sejumlah

pertanyaan: "Siapakah tokoh (orang) yang terlibat dalam cerita tersebut?",

"Ada berapa orang?". Menurut Jones, penokohan berarti pelukisan gambaran

yang jelas tentang seseorang yang dimunculkan dalam sebuah ceritalS• Dalam

pengertian lain, orang-orang yang ditampilkan tersebut oleh pembaca

(penulis) ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu

seperti yang diekspresikan dalam perkataan dan apa yang dilakukan dalam

tindakan l6• Jadi, kualitas pribadi tokoh sangat berkaitan erat dengan

penerimaan dan persepsi pembaca (penulis).

Dalam sebuah karya sastra, tokoh cerita merupakan tokoh rekaan dari

pengarang. Namun, tokoh dalam cerita haruslah tokoh yang hidup secara

wajar seperti manusia pada umumnya yang memiliki adat kebiasaan, sikap,

dan perasaan. Tokoh cerita ini menempati posisi yang strategis sebagai

15 Edward H. Jones, Outlines 0/ Literature: Short Stories, Novels, and Poems, New York: TheMacmillan Company, 1968, h.33

16 M.H. Abrams, A Glossmy a/Literary Terms, New York: Holt, Rinehart and Winston, 1981, h.20.

Page 105: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

penyampai pesan, amanat, moral, atau sesuatu yang akan disampaikan oleh

pengarang kepada pembaca.

Seorang "tokoh" tidak dapat dilepaskan dari watak atau karakter yang

menunjuk pada suatu sikap dan sifat dari para tokoh yang menampilkan

kualitas pribadinya yang ditafsirkan oleh para pembaca. Dalam kasus kisah

Ibrahim a.s., penafsiran tokoh tentu saja dilakukan oleh penulis. Penggunaan

istilah "watak" atau "karakter" mengacu pada dua pengertian yaitu pertama,

sebagai tokoh-tokoh cerita yang ditampilkan, dan kedua, sebagai sikap,.,ketertarikan, keinginan, emosi, dan prinsip moral yang dimiliki oleh tokoh-

tokoh tersebut17• Karakter dapat berarti "pelaku cerita" atau "perwatakan".

Dalam kasus penafsiran atas novel-novel atau karya sastra lainnya,

pengenalan atau pengidentifikasian terhadap tokoh tidak mudah dilakukan

atau tidak sekaligus hadir di hadapan pembaca, melainkan sedikit demi sedikit

sejalan dengan perkembangan cerita dan kompleksitas pribadi dan karakter

toR'oh. Namun, dalam kasus kisah Ibrahim a.s. dalam Alquran, tidaklah

mengalami kesukaran, hal ini disebabkan Ibrahim a.s. merupakan seorang

Nabi sekaligus tokoh yang diakui sebagai pendiri tiga agama samawi yang di

dalam kitab suci mereka masing-masing disebut atau ditampilkan tokoh ini.

Yang menjadi persoalan adalah bagaimana persepsi penulis terhadap tokoh

Ibrahim a.s. berdasarkan sumber kitab suci Alquran yang tentu saja pada

akhimya akan berbeda dengan penerimaan atau persepsi kedua agama lain

terhadap tokoh ini.

Khusus dalam kisah Alquran, tokoh yang menjadi pelaku dari

serangkaian peristiwa tidaklah harus seorang manusia. Namun, tokoh yang

memainkan peranan dalam kisah-kisah Alquran dapat berupa sem'ang

manusia, binatang, dan makhluk ghaib.

J7 Robert Stanton, An Introduction to Fiction, h. 17

Q7

Page 106: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

Ada tiga prinsip pengidentifikasian seorang tokoh dalam sebuah cerita

termasuk kisah yang bersumber dari kitab suci 18, yaitu:

1) Prinsip Pengulangan

Prinsip ini menggambarkan bahwa sifat atau karakter tokoh diulang-ulang

dalam sebuah cerita untuk menekankan atau mengintensifkan sifat yang

menonjol tersebut sehingga pembaca memahaminya dengan jelas. Alquran

menceritakan secara berulang tentang sifat Ibrahim a.s. yang f1anif

sebanyak 7 kali, yaitu pada Surah Al-Baqarah [QS.2: 135], Ali Imran

[QS.3: 67 dan 95], Al-Nisd' [QS.4: 125], Al-An'dm [QS.6: 161], serta

Surah AI-Naf11 [QS. 16: 120 dan 123].

Kata f1anif biasa diartikan lurus atau cenderung pada sesuatu. Kata ini

pada mulanya digunakan untuk menggambarkan telapak kaki dan

pasangannya yang kiri condong ke arah kanan dan yang kanan condong ke

arah kiri. Ini menjadikan manusia dapat berjalan dengan lurus. Dalam

beberapa ayat di atas, yang dimaksud dengan f1anifsebagai millah Ibrahimo

a.s. memiliki makna bahwa agama Ibrahim tidak memihak pada ajaran

Yahudi maupun ajaran Nasrani.

2) Prinsip Pengumpulan

Prinsip ini dilakukan dengan cara mengungkapkan seluruh kedirian

tokoh sedikit demi sedikit dalam seluruh rangkaian cerita. Pada prinsip ini

dapat dilakukan juga dengan mengumpulkan data-data kedirian tokoh

yang tercecer di seluruh cerita tersebut, sehingga akhirnya diperoleh eata

yang lengkap. Pengumpulan data ini menjadi penting karena, karena data­

data kedirian yang diperoleh dapat'dikumpulkan dan digabungkan

sehingga bersifat saling melengkapi dan menghasilkan suatu gambaran

yang padu tentang kedirian tokoh dimaksud.

Hubungan paradigmatik dari teori Saussure dapat terlihat dalam

hubungan antara tokoh utama dalam kisah Ibrahim a.s. ini. Dari data yang

18 Burhan Nurgiyantoro, Teori Penglwjian Fiksi, h. 212 - 214

91l

Page 107: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

dikumpulkan dalam Alquran, penulis mengidentifikasi beberapa tokoh

yang memainkan peran dalam serangkaian kisah yaitu Sarah, Hajar,

Ismail a.s., Ishaq a.s., Luth a.s.

Selain tokoh utama dan tokoh pendukung tokoh utama, dalam kisah

Ibrahim a.s daat disebutkan satu kelompok tokoh yang merupakan tokoh

penentang dari dakwah yang dilakukan Ibrahim a.s. Tokoh-tokoh tersebut

adalah Ayah Ibrahim a.s., kaumnya, serta Namrud sang raja pada

masanya. Ketiga tokoh ini memiliki sifat yang berlawanan dengan sifat

Ibrahim a.S. dan tokoh-tokoh pendukungnya. Mereka meiliki karakter

sebagai pembangkang dan tidak mempercayai pembaharuan yang

ditemukan oleh Ibrahim a.s. Mereka adalah penganut setia tradisi yang

tidak berdasarkan akal pemikiran sehingga apa yang mereka lakukan

terutama dalam sembahan dan peribadatan mereka dapat disebut sebagai

sebuah tindakan bodoh.

Tohoh utama (Ibrahim a.s.) mengajak ketiga tokoh penentang

(ayahnya, kaumnya, serta rajanya) untuk berpikir bahwa apa yang mereka

lakukan selama ini adalah tidak benar sebab bagaimana mungkin berhala

yang mereka ciptakan dengan tangan dan sesuai dengan kemauan mereka

justru mereka jadikan sembahan (sesuatu yang lebih mulia) mereka.

Padahal kalau mereka mau berpikir, berhala tersebut tidakl dapat dapat

mendengar, melihat, apalagi memberikan kemanfaatan bagi mereka.

Berhala itu ada karena dibuat oleh mereka sendiri.

Tokoh utama dalam sebuah cerita menumt Abrams, adalah orang

atau tokoh yang ditampilkan dalam suatu karya qaratif atau drama yang

oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan

tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan perilakunya.19

Karakter atau perwatakan tokoh utama mengarah kepada sikap,

19 Abrams, M.H., A Glossary ofLitermy Terms, h. 20.

00

Page 108: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

ketertarikan, dan prmslp moral yang melekat pada sang tokoh.2°

Perwatakan yang melekat pada Ibrahim a.s. diantaranya adalah shiddiq

(benar dan membenarkan), !J.anif,fathanah (cerdas), istiqdmah (konsisten

atau teguh pendirian), tabligh (ko~unikatif), tenang, toleran, dan santun,

serta reformis.

Pengelompokan sifat-sifat atau perwatakan dari tokoh utama ini

tidak hadir dalam teks. Perwatakan ini hadir berdasarkan analisis

paradigmatik atau upaya menelaah unsur-unsur yang tidak hadir dalam

teks karena adanya hubungan makna dengan simbol. Dasar analisisnya

adalah makna konotasi karena unsur-unsur cerita berupa tanda berasosiasi

dengan pikiran pembaca. Tanda-tanda itu berupa niIai-niIai yang

mempunyai sifat implisit sebagai pesan dari kebudayaan.

Beberapa penjelasan dari karakter atau perwatakan tokoh utama

dalam kisah Ibrahim a.s., dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Shiddiq

Menurut aI-Laits dalam Lisdn ai- 'Arab disebutkan:

J:\.... ) .~ ~ ~~ ~ ..J,.~ :I .illl J'i~ J:\.... 0" J5'.~:\.... ~ rL )~ .illl~~I

Makna ~:\.... adalah orang yang membenarkan segala yang

diperintahkan Allah swt. dengan penuh keyakinan tanpa ada sedikitpun

perasaan bimbang dan ragu-ragu.21

Sebagaimana para nabi dan rasuI, salah satu wataknya adalah

memiliki sifat shiddiq, yaitu selalu membenarkan wahyu Allah swt.

20 Islilah tokoh merujuk pada orangnya apabila tokoh itu seorang manuasia atau pelaku cerita jikapelakunya selain manusia. Penokohan atau dapat disebut sebagai karakter atau perwatakan, menunjukpada sifat dan sikap para tokoh sebagaimana yang ditafsirkan oleh pembaca. Dapat dikatakan karaktertidak hadlr sebagai petanda berupa bahasa atau kalimat, melalnkan la hadir sebagal sebuah prosespemaknaan oleh pembaca. Perwatakan adalah peluklsan atau penggambaran yang jelas dari seorangyang ditampilkan dalam sebuah cerita.(Edward H. Jones, Outlines ofLiterature: Short Stories. Novels,and Poems, New York: The Macmillan Company, 1968, h. 33)

21 Ibnu Manzhfir, Lisdn al- 'Arab, Beirut: Dar Ihya' AI-Turats AI·'Arabi, Juz 7, h. 308

100

Page 109: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

dan selalu yakin bahwa segala sesuatu yang berasal dari Allah swt.

adalah benar. Surah Maryam [Q.S. 19: 41).

b. Hanif

Makna hanif sebagaimana disebutkan dalam Lisdn al- 'Arab

memiliki pengertian

Orang Islam yang selalu condong pada agamanya atau selalu

condongpada kebenaran

Menurut Abu Zaid:

r)- ,\1 ~. J.,-J-I (orang yang lurus, teguh pendirian) yang

disebutkan dalam ungkapannya:

'-7.~-'''' ,~ JP 'i 'cY.» W!~~ wi~Abu Ubadah menyebutkan berdasarkan firman Allah swt.:

•Li...c,.. I I J..L. 1, I.• r-:"" .f., if. <f

Dari ayat tersebut disimpulkan

~* r-:""IA 0!~ ~ wt) ..:r'setiap orang yang mengikuti agama Ibrahim maka dia disebut !J.anif.

Karakter dari Ibrahim a.s. adalah !J.anif, yaitu sebagaimana !J.anif

pengertian di atas, seorang yang lurus dan selalu berpegang kepada

kebenaran selia tidak pernah meninggalkannya.22 Terdapat beberapa

ayat yang menjelaskan karakter !J.anif. Di antaranya AI·Na!J.1 [QS.16:

120], Al-An'dm [QS. 6: 161], AI·Nisd' [QS. 4: 125]

c. Fathanah (Cerdas dan Kritis)

Salah satu keutamaan para nabi dan rasul adalah kecerdasannya..

Di dalam berdakwah dan menyampaikan pesan-pesan Allah

22 Lihal Alquran Terjemah terhitan Departemen Agama Rl

,,) 1

Page 110: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

dibutuhkan kemampuan menangkap pesan tersebut dan mengolahnya

menjadi sumber informasi yang mudah diterima ummatnya. Pesan­

pesan Allah tidak akan sampai kepada ummatnya, manakala para nabi

dan rasul tidak memiliki kecerdasan mengolah wahyu Allah menjadi

bahasa yang diterima masyarakat. Ibrahim a.s. membuktikan

kecerdasannya ketika menyimpulkan bahwa setiap benda yang timbul

dan tenggelam atau hidup dan mati bukanlah Allah, seperti premis di

bawah ini:

Allah itu hidup (timbul), dan Allah itu tidak mati (tidaktenggelam)Matahari itu timbul, dan matahari tenggelamMaka, matahari bukan AllahBulan itu timbul, dan bulan tenggelamMaka, bulan bukan AllahBintang itu timbul, dan bintang tenggelamMaka bintang bukan Allah

Di dalam menarik kesimpulan premis di atas tentulah

membutuhkan kecerdasan, apalagi menyangkut hakikat dan

keberadaan Allah swt. Penalaran Ibrahim a.s. tersebut tertulis dalam

AI-An 'am [QS. 6: 74 - 79]. Kecerdasan dam kekritisan Ibrahim a.s.

ditunjukkan pula dalam Alquran ketika berdebat dengan Namrud akan

hakikat kekuasaan Allah, sebagaimanaAI-BaqarahJQS. 2: 258].

d. Istiqdmah (Teguh pendirian)

Nabi Ibrahim a.s. juga memiliki sikap yang teguh, tidak plin-plan

atau gampang terombang-ambing dengan bujukan dan rayuan serta

ancaman. Sikap demikian tentu saja dibutuhkan seorang nabi dan rasul

ketika menyampaikan risalah-Nya yang mengandung kebenaran

hakiki. Kebenaran tidak akan sampai kepada ummatnya, jika Ibrahim

a.s. plin-plan karena ummat akan menjadi ragu.

Keteguhan Ibrahim a.s. dikisahkan di dalam Al-Anbiyd' [QS.2I:

66-69] ketika memperoleh ancaman dibakar hidup-hidup oleh Namrud

In?

Page 111: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

dan para pengikutnya.

e. Tabligh (Komunikatif)

Nabi Ibrahim a.s. termasuk seorang nabi yang komunikatif,

artinya beliau mampu menggunakan bahasa sesuai dengan tempat dan

lawan bicaranya. Ketika berhadapan dengan Namrud dan para

pengikutnya, ia menggunakan bahasa yang tegas, namun ketika

berbicara dengan anaknya Ismail a.s., ia menggunakan bahasa yang

lembut dan penuh kasih sayang. Sebagaimana dalam surah Al-Anbiyii',

[QS. 21: 66-69] ketika Ibrahim a.s. memperoleh ancaman akan

dibakar hidup-hidup oleh Namrud dan para pengikutnya.

> Contoh lain dari gaya komunikasi Ibrahim a.s., adalah ketika ia

menyeru kepada ayahnya untuk meninggalkan penyembahan kepada

berhala. Konflik ideologi yang sangat mendasar antara Ibrahim a.s. dan

ayahnya dikemukakan dengan lembut , penuh sopan santun, dan penuh

kasih sayang. Sebagaimana diungkapkan dalam Alquran surah

Maryam [QS.l9:42-45].

Perkataan Ibrahim dalam ayat tersebut sangatlah santun, kata,yang digunakan adalah ~tr,; yang diulang-ulang sampai empat kali.

Hal ini menunjukkan suasana kasih sayang (rasa kecintaan) yang

tidak dimiliki oleh kata "YaAbiy'yu" meskipun secara linguistik arti

dasamya sama.23

" Di satu sisi ungkapan kata tersebut menunjukkan k01embutan

hati Ibrahim a.s. sekaligus kesopanan Ibrahim a.s. dalam

menyampaikan pesan dakwahnya. Dapat dikatakan bahwa metode

dakwah Ibrahim a.s. adalah sesuai dengan apa yang difirmankan oleh

Allah swt. bahwa untuk menyiarkan dakwah hendaknya dengan kata-

23 Ami! Badi' Ya'kub, Mausli 'ah al-Nalnvi wa al-Shmji wa al-I'rab, Beirut: Dar al- '11m Ii al­Maliiyin, 1988, h. 15

Q

Page 112: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

kata yang baik dan jika harns berdebat hendaknya dilakukan dengan

etika dan tatakram

f. Tenang, toleran, dan santun

Seperti yang diungkapkan dalam surah HUd [Q.S. I I: 75]

bahwasannya Ibrahim a.s. memiliki sikap yang santun dan berserah

diri kepada Allah swt. Ketenangan dirinya dalam menghadapi segala

seusuatu, digambarkan dalam Alquran ketika Ibrahim a.s. berada pada

proses pencarian hakikat Tuhan. Ia lama merenung dan pada akhimya

setelah berdebat dengan logika pemikirannya, ia mengambil sebuah

kesimpulan bahwa ia harns beriman kepada Sang Pencipta langit bumi

serta seisinya.

Setelah yakin akan hakikat Tuhan yang dicarinya, Ibrahim

kembali kepada kaumnya dan kepada ayahnya. Namun, sang ayah

menolak dengan kasar apa yang disampaikan oleh Ibrahim a.s. Ia tidak

membalas penolakan ayahnya dengan kebencian tetapi dengan sikap

yang santun. Ia melakukan tidakan menghancurkan berhala-berhala

sembahan kaumnya dan meninggalkan berhala yang paling besar

dengan tujuan agar kaumnya berpikir dengan logis apakah mungkin

sebuah berhala memberikan kesaksian tentang siapa yang

menghancurkan berhala-berhala di sekitarnya.

Cara yang diambil Ibrahim a.s ketika melakukan penghancuran

berhala adalah upaya Ibrahim untuk berdialog dengan kaumnya agar

mau berpikir dengan logis tentang eksistensi tuhan mereka. Apakah

mungkin sebuah kekuatan yang Maha Agung dapat mereka ciptakan

sendiri? Itu berarti kekuatan benda yang diciptakan mereka berada

pada level di bawah kekuatan mereka dan tidak mungkin hakikat

Tuhan berada di bawah kuasa manusia.24

24 Muhammad Ahmad Khalafullah, al-Fann ai- Qashashifi al-Qur'dn ai-Karim, h. 116

1 ()A

Page 113: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

Selain itu, ketika Ibrahim a.s. bergembira dengan tumbuh

kernbang Ismail, ia bermimpi diperintah Allah swt. untuk membunuh

anaknya dengan cara menyembelihnya. Dalam situasi seperti inipun,

keimanan Ibrahim tak tergoyahkan. Ia tetap melaksanakan apa yang

dimimpikannya tersebut dengan penuh keyakinan.25

g. Reformis (Pembaharu)

Nabi Ibrahim a.s. termasuk seorang nabi yang refonnis, beliau

tidak mau mengikuti ajaran-ajaran nenek moyangnya yang sesat.

Tingkah laku kesesatan masyarakatnya yang tidak mendatangkan

manfaat harus ditinggalkan dan ditolak, serta dirubah kepada perilaku

yang menimbulkan manfaat serta berada pada cahaya iman. Salah satu

sikap Ibrahim a.s. yang reformis ditunjukkan di dalam Alquran surah

Al-Anbiya' [QS 21: 51- 54].

3) Prinsip Kemiripan dan Pertentangan

Prinsip ini dilakukan dengan cara mempergunakan prinsip

kemiripan dan pertentangan dilakukan dengan memperbandingkan antara

seorang tokoh dengan tokoh lain dari cerita yang ditampilkan.

Perbandingan dan pertentangan antar tokoh tidak harus berada dalam

pengertian yang ekstrem, hitam-putih, negatif-positif, melainkan lebih

merupakan mempertunjukkan kadar, gradasi dan intensitas tokoh satu

lebih dalam hal sifat tertentu dibandingkan dengan tokoh lain. Alquran

juga menunjukkan kemiripan dan pertentangan antar tokoh dalam kisah

Ibrahim a.s., misalnya keinginan yang sarna dalam ketundukkan antara

Ibrahim a.s. dengan Ismail a.s. kepada Allah swt., seperti Surah Al­

Baqarah [QS 2: 128]. Kemiripan yang sarna dalam berserah did

menerima perintah Allah swt. sebagaimana ditunjukkan oleh Alquran

dalam peristiwa pengurbanan Ismail a.s. Al-Shaffat [QS 37: 83 - 113]

25 Sayyid Quthb, AI-Tashwiral-Fannifi al-Qur'dn, h. 135

It,,,

Page 114: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

3. Alur atau plot

Alur atau plot menurut merupakan unsur sebuah cerita yang penting

karena cerita adalah pengisahan peristiwa demi peristiwa yang tersusun

sedemikian rupa berdasarkan urutan waktu. Secara sepintas, perbedaan antara

batasan cerita dan alur agak kabur dan sedikit tersamar. Pengertian alur atau

plot juga memiliki batasan sebagai sebuah penekanan bahwa cerita tidak

hanya tersusun dari rentetan peristiwa tetapi terletak pada hubungan

kausalitas. Hubungan kausalitas tersebut tidak hanya dinyatakan dengan

sangat eksplisit, tetapi juga mengandung suatu misteri, yaitu suatu bentuk

pemyataan yang dapat dikembangkan

Salah satu elemen terpenting dalam membentuk sebuah karya sastra.J

adalah plot atau cerita. Dalam pengertiannya y!$IIg paling umum, plot atau alur

sering diartikan sebagai keseluruhan rangkaian peristiwa yang terdapat dalam

cerita. Oleh karena itu, cerita merupakan sederetan kisah dan peristiwa yang

tidak harus berhubungan dan belum tentu pula berkaitan satu sarna lainnya.

AIur sebenamya merupakan salah satu aspek intelektual dan logika

dalam cerita rekaan, yang juga memerlukan misteri, yang membuat

pembacanya mungkin meraba-raba dalam dunia yang tidak nyata. Alur adalah

jalan cerita dalam sebuah cerpen dengan pengertian bagaimana cara

pengarang menyuguhkan cerpennya kepada pembaca, bagaimana suatu cerita

dirangkaikan antara satu peristiwa dengan peristiwa yang lain dalam

hubungan kausalitas. 26

Menurut Abrams, pengertian alur adalah struktur peristiwa-peristiwa.

Alur tidak hanya mengemukakan apa yang terjadi, tetapi yang lebih penting

menjelaskan mengapa hal itu terjadi. Hubungan sebab-akibat dalam alur

selalu menuntut kemampuan daya ingat dan kecerdasan berpikir pembaca agar

dapat memahami sebuah cerita rekaan. Pengurutan dan penyajian berbagai

26 Burhan Nurgiyantoro, Teari Pengkajian Fi/(si, h. 113

lOt;

Page 115: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

peristiwa tersebut dimaksudkan untuk mencapai efek emosional dan efek

artistik tertentu.27

Secara teoritis, plot dapat diklasifikasikan dalam tiga urutan pokok yaitu

plot awal, tengah, dan akhir. Tahapan plot ini saling berkaitan membentuk

sebuah kepaduan cerita terlepas dari mana letak masing-masing tahapan

dalam urutan sintagmatik. Tahap awal cerita umumnya akan membawa para

pembaca dari proses pengenalan seting menuju tanda-tanda munculnya

konflik. Tahap tengah menggambarkan tahapan konflik yang mulai

meningkat, hubungan antar konflik yang mengarah pada suatu klimaks yang

merupakan inti cerita. Tahap akhir mengurakan tahapan klimaks yang terdiri

dari beberapa konflik menuju sebuah penyelesaian. Namun, pada praktiknya

dalam langkah operasional, seorang pengarang sering tidak tunduk pada teori

itU?8o

Jika dilihat dari urutan waktu atau kronologis cerita, plot dapat

dibedakan dalam dua kategori, yaitu kronologis dan tidak kronologis. Urutan

waktu yang dimaksud adalah waktu terjadinya peristiwa-peristiwa yang

diceritakan dalam sebuah karya. Plot kronologis disebut juga plot lurus, maju,

atau plet progresif, sedangkan plot tidak kronologis adalah plot sorot balik,

mundur,flash-back, atau sering disebut sebagai plot regresif?9

Plot cerita dalam kisah Ibrahim a.s. disusun dengan pola maju-mundur,

kad angkala melompat ke depan, atau kadangkala melompat mundur ke

belakang atau flash back. Model alur kisah Yusuf a.S. berbeda dengan kisah

Ibrahim a.s., kisah peristiwa Nabi Ylisuf a.s. berurutan secara kronologis dan

berkembang dimulai dengan peningkatan usia Nabi Yusuf. Peristiwa­

peristiwa pada masa Nabi Yusuf masih kecil diceritakan lebih dahlllu, diikuti

dengan peristiwa ketika beliau menjadi pemllda dan dewasa, kemlldian

akhirnya peristiwa ketika bel iau diangkat menjadi menteri perbendaharaan

27 Abrams, M.H., A Glossary ofLiterary Terms, h. 13728 Burhan Nurgiyanloro, Teori Pengkajian Fiksi, h. 14929 Burhan Nurgiyanloro, Teori Pengkajian Fiksi, h. 153

111'7

Page 116: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

Mesir. Plot cerita pada kisah nabi Ibrahim a.s. menggunakan teknik.flash back

ataupun .flash forward ataupun parallel, tidak berdasarkan urutan waktu.

Penyajiannya dalam Alquran tidak daIam satu kesatuan surah sebagaimana

kisah Yusuf a.s. melainkan menyebar dalam episode-episode tertentu pada"

beberapa surah Alquran yang berlainan.

Kisah Ibrahim a.s. dalam Alquran tidak dipaparkan dari awal kisah,

melainkan dipaparkan dari beberapa episode yang berbeda. Yaitu episode

keimanannya atau proses Ibrahim a.S. mencari hakikat Tuhan, dialog Ibrahim

dengan ayah dan kaumnya, penghancuran yang dilakukan Ibrahim a.s.

terhadap berhala-berhala serta Ibrahim a.s. menjauhi ayah dan kaumnya. Juga

episode tentang anugrah dari Allah swt. dua orang anak yaitu Ismail dan

Ishaq, mimpi Ibrahim a.s. yang diperintahkan untuk menyembelih anaknya

dan episode penebusan anaknya tersebut. Episode pembangunan kakbah dan

panggilan Ibrahim a.s. kepada seluruh manusia untuk melaksanakan ibadah

haji. Episode tentang permintaaannya kepada Allah swt. akan bukti bahwa

orang yang sudah mati dapat hidup kembali, bukan agar dia percaya, sebab

dia sudah percaya, akan tetapi tujuannya agar dia mendapatkan ketenangan

hatinya. Episode ini dijeIaskan dengan peristiwa kebangkitan empat ekor

burung yang telah dimutilasi dan dipisahkan masing-masing bagiannya di

atas bukit yang berlainan.30 Al-Baqarah [Q.S. 2: 260].

Secara terperinci, Dirk mengurutkan kisah Ibrahim a.s. dalam episode-.,

episode sebagai berikut:

1. Kelahiran Nabi Ibrahim a.s. dan masa remajanya (tidak diceritakan di

dalam Alquran kapan dan dimana);

2. Ibrahim a.s. mengamati aIam untuk sampai pada penemuan hakikat

"Allah";

3. Ibrahim a.s. menghancurkan berhala;

30 Sayyid Quthb, AI-Taslnvir al-Fannifi AI-Qur'dn, h.135

Page 117: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

,)

4. Ibrahim a.s. mengajak kll,umnya menyembah Allah swt. dan beragama

yang fJ.anifserta diadili oleh Namrud;

5. Keyakinan Luth dan Pernikahan Ibrahim a.s. dengan Sarah;

6. Ibrahim a.s. meninggalkan kampungnya;

7. Ibrahim a.s. di Mesir;

8. Ibrahim a.s. menikahi Rajar;

9. Rajar melahirkan Ismail a.s.;

10. Ibrahim a.s. pergi dari Palestina ke Jazirah Arab dan meninggalkan RajaI';

I I. Kabar tentang Luth, Sarah, dan kelahiran Ishaq;

12. Ibrahim a.s. dan Ismail a.s. dikhitan;

13. Ibrahim a.s. dan Ismail a.s. membangun Kakbah;

14. Ibrahim a.s. meninggalkan RajaI' dan Ismail a.s.;

15. Ismail a.S. beranjak remaja dan Ismail a.s. dikorbankan;

16. Ibrahim a.s. wafat (sebagaimana kelahirannya, Alquran tidak

menceritakan kapan dan dimana) 31

Urutan-urutan peristiwa tersebut di atas, di dalam Alquran tidak

dikisahkan secal'a berurutan dimulai dari lahir hingga wafatnya Ibrahim a.s.

4. Seting

Dalam karya sastra, seting merupakan satu elemen pembentuk cerita

yang sangat penting, karena elemen tersebut dapat menentukan situasi umum

sebuah karya. Seting dimaksudkan untuk mengidentifikasi situasi yang

tergambar dalam cerita, kelleradaan elemen seting hakikatnya tidaklah hanya

sekedar menyatakan dimana, kapan dan bagaimana situasi peristiwa

berlangsung melainkan berkaitan juga dengan gambaran tradisi, karakter, atau

perwatakan tokoh, dan perilaku masyarakat serta tokoh yang bersangkutan.

JI Urutan-urutan peristiwa yang menyangkut Ibrahim a.S dalam Jerald F. Dirk, Ibrahim SangSahabat Tuhan, h. 286 - 290

'"''

Page 118: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

Latar atau seting juga merupakan salah satu fakta cerita yang harus

diperhatikan, dianalisis dan dinilai. Latar biasa juga disebut sebagai

atmosphere atau setidak-tidaknya bagian dari atmosphere atau tone secara

keseluruhan.

Pada dasarnya, latar adalah tempat terjadinya peristiwa dalam cerita

pada suatu waktu tertentu. Dengan cara yang lebih luas, dapat dikatakan

bahwa latar adalah lingkungan di sekeliling pelaku cerita, mungkin berupa

sebuah kamar, lingkungan kehidupan sebuah rumah tangga, bahkan di

dalamnya termasuk pula pekerjaan dan lingkungan pekerjaan para pelaku,

alat-alat yang digunakan dan berhubungan dengan pekerjaan tokoh, dan

sebagainya.

Dalarn kisah Ibrahim a.s. ini terdapat beberapa hal yang berkaitan

dengan seting, yaitu:

I. Seting Tempat

Secara umum, kehidupan Nabi Ibrahim a.s. terbagi kepada dua tahap,

yaitu ketika beliau berada di Mekah dan yang kedua ketika berada di

tempat sebelum Mekah, yaitu suatu masa ketika Ibrahim a.s. belum

memiliki putera, peristiwa ini banyak terjadi di Vr, Palestina, Haran atau

sebelum kepergian Ibrahim a.S. ke Mekah.

2. Lingkungan Kehidupan

Lingkungan kehidupan yang mewarnai kehidupan Ibrahim terutama yang

menggerakkan akal pemikirannya adalah adalah Iingkungan yang

menjadikan benda-benda langit sebagai sembahan dan berhala-berhala

yang dibuat sendiri oleh kaumnya dianggap sebagai tuhan.

3. Lingkungan kekuasaan Namrud

Dalam alquran digambarkan dialog yang dilakukan Ibrahim a.s dengan

raja Babilonia kala itu yang sering disebut sebagai Namrud bin Kan'an

bin Kausy bin Saam bin Nuh. Dialog yang dilakukan oleh Ibrahim dengan

Namrud perihal kekuasaan Allah swt. dalam menghidupkan sesuatu yang

1 l{\

o

Page 119: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

telah mati. Ibrahim berdoa kepada Allah swt. agar ditunjukkan sebuah

bukti bahwa sesuatu yang telah mati dapat hidup kembali dan allah swt.

mengabulkan permohonan itu dengan perantaraan burung yang dipotong­

potong dan setiap bagiannya diletakkan di atas bukit yang berbeda. Dan

atas kuasaAllah swt. burung yang telah mati, terpotong, dan terpisah­

pisah itu dapat menyatu kembali dan hidup seperti sedia kala.

4. Lingkungan keluarga

Sasaran dakwah Ibrahim yang pertama kali adalah orang yang paling

dekat dengannya, yaitu Azar, sang ayah. Namun, dakwahnya ditolak oleh

ayahnya. Walaupun ditolak oleh ayahnya, Ibrahim dengan bahasa yang

santun menympaikan kebenaran yang diyakininya dengan menyampaikan

bukti-bukti bahwa benda yang dibuat dengan tangan manusia tidak

mungkin mempunyai kekuatan atau kekuasaan melebihi manusia yang

menciptakannya.

5. Sistem kehidupan

Ibrahim hidup di tengah budaya feodalisme yang dipimpin oleh seorang

raja bemama Namrud. Dalam lingkunganyang memiliki tradisi atau adat

istiadat menyembah berhala. Padahal berhala tidakdapat memberikan

kemanfaatan apapun bagi orang yang membuatnya.

5. Bahasa (Simbol, Gaya Bahasa/ Dialog)

Kisah di dalam Alquran bukan merupakan karya sastra yang bebas, baik

dalam tema, plot, penokohan, seting maupun bahasa (termasuk di dalamnya

gaya bahasa), senantiasa tunduk kepada tujuan keagamaan yaitu untuk

mencapai tujuan yang mulia. Namun, ketundukkan ini tidaklah menghalangi

munculnya karakteristik seni (gaya bahasa) dalam pemaparannya32• Sehingga

pemaparan kisah dalam Alquran merupakan gabungan dari aspek seni dan

aspek keagamaan.

32 Sayyid Quthb, AI-Tashw;r al-Fanni.li AI-QuI' 'an, h. 11.

o

1 1 1

.•

Page 120: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

Dapat dimaklumi bahwa Alquran secara empiris merupakan suatu

naskah teks, sebagai suatu kitab yang menggunakan bahasa sebagai sarana

komunikasi. Namun, harus dipahami bahwa Alquran berbeda dengan teks­

teks sastra ataupun teks-teks lainnya. Hal ini disebabkan sifat hakikat bahasa

yang terkandung di dalam Alquran memiliki fungsi yang berbeda dengan

fungsi lainnya dalam komunikasi antar manusia. Perbedaan tersebut terletak

pada hakikat makna, fungsi bahasa Alquran yang khas, universal, dan

mengatasi ruang dan waktu.33 Kekhususan sifat hakikat Alquran itu adalah

sarana komunikasi antara Allah swt. dengan makhluk, terutama manusia

sedangkan bahasa dalam pengertian umum hanya merupakan komunikasi

antar sesama manusia.

Bahasa pada dasamya merupakan sarana pengungkapan sastra.

Keindahan sebuah sastra tergantung pada konteks pemakaian dan situasi

wacana dimana tuturan itu terjadi. Hakikat bahasa merupakan suatu struktur

dan makna. Struktur berkaitan dengan bentuk kata, kaidah kata, susunan frasa,

struktur kalimat, makna kalimat, struktur fonologi dan pengucapannya34•

Dengan demikian, suatu bahasa sebagai sarana komunikasi harus memenuhi

seluruh unsur hakikat makna bahasa dan harus berkaitan dengan aspek

pragmatisnya.

Untuk memahami struktur kalimat, struktur frasa sebuah kalimat dalam

teks Alquran dapat dilakukan melalui pendekatan stilistika, suatu pendekatan

secara sederhana diartikan sebagai kajian Iinguistik yang objeknya berupa

style35. Cara atau gaya bahas~ suatu kisah dalam Alquran, meliputi: teknik

pemaparan kisah, penyajian unsur-unsur kisah, pengulangan kisah dan seni

penggambaran kisah36•

33 Sahiron Syamsnddin, dkk, Hermeneutika Alquran, Yogyakarta: Islamika, 2003, h. 7034 Sahiron Syamsuddin, Hermeneutika Alquran, h. 7035 Style berarti snatu cara penggunaan bahasa dari seseorang dalam konteks tertentu untuk tujuan

tertentu, Iihat Geoffrey Neil Leech, Style in Fiction, London: Longman, 1981, h. 1036 Syihabuddin Qalyubi, Stilistika Alquran, Yogyakarta: Titian I1ahi Press, 1997, h. 66

o1 1')

Page 121: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

Alquran sendiri menegaskan bahwa wahyu disampaikan dalam "bahasa

Arab" yang jelas AI-Nahl [QS.16: 103] dan AI-Syu'ard [QS. 26: 195].

Montgomery mengatakan terdapat berbagai bentuk atau ciri bahasa yang

digunakan di dalam Alquran37, yaitu:

1) Bentuk slogan atau peribahasa, seperti firman-Nya: "Peturifuk Allah

adalah petunjuk (yang sebenarnya)" Al-Baqarah [QS. 2: 120] atau "Allah

adalah (penentu) nasibku kepadanyalah orang-orang yang tawakkal

berserah diri" Al-Zumar [QS. 39: 38] atau sebagaimana perkataan Ibrahim

a.s.; "Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhannya, kecuali

orang-orang yang sesaf'

2) Bacaan yang memastikan positif dan "kapan", biasanya menunjukkan

waktu atau didahului dengan "idza" (ketika/ apabila) atau "yauma" (hari

ketika), ''falamma'' (tatkala) seperti: " Apabila Telah datang pertolongan

Allah dan kemenangan" Al-Nashr [QS. 110: 1] atau, "Maka tatkala anak

itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim,

Ibrahim berkata: "Hai anakku Sesungguhnya Aku melihat dalam mimpi

bahwa Aka menyembelihmu" Al-Shaffdt (QS. 37: 102]

3) Adegan dramatik. Alquran menggambarkan suatu peristiwa secara

dramatik dengan maksud untuk meninggalkan kesan dalam hati nurani dan

memenangkan suatu argumen. Misalnya peristiwa hari kiamat dan hidup

yang akan datang ditampilkan atau adegan dramatik dari peristiwa

pengurbanan Ismail a.s.: Al-Shdffat [QS. 37: 102 - 103]

4) Narasi dan Perumpamaan. Narasi yang paling panjang adalah kisah Yusuf

a.s. dalam Surah Yusuf, dan sesekali kejadian-kejadian akan disela dengan

penjelasan-penjelasan mengenai maksud Allah swt. dalam kejadian itu.

37 W. Montgomery Watt, Richard Beli: Pengantar Alquran, penerjemah, Lilian D Tedjasudhana,Jakarta INIS, 1998, h. 66

Page 122: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

Ciri lainnya adalah perumpaan atau matsal, seperti dalam Al-Jumu 'ah

[QS. 62: 5]. Menurut penelusuran penulis, ayat-ayat yang mengkisahkan

Ibrahim a.s. tidak terdapat kandungan matsal atau perumpamaan.

Namun, tidak demikian halnya dengan narasi. Jika mengacu pada Kamus

Besar Bahasa IndonesiaJ8, narasi berarti penceritaan suatu cerita atau

kejadian, pengertian lainnya adalah cerita atau deskripsi dari suatu

kejadian atau peristiwa. Menurut pengertian ini, maka narasi dalam ayat-

ayat Ibrahim a.s. dapat dimulai dengan kata L.:J.g seperti: AI-An 'am [QS.

6: 77]

Meskipun dalam imajinasi umum kalangan muslim, tokoh-tokoh

yang diceritakan dalam narasi kisah Ibrahim a.s. adalah nyata, artinya

tokoh-tokoh yang benar-benar ada akan tetapi sangat sedikit atau tidak ada

perhatian yang detil terhadap tokoh-tokoh itu. Hal ini disebabkan

pelajaran dari kehidupan dan perjuangan mereka merupakan isu pokok

dari pesan-pesan Ilahi. Kalaupun ada tokoh yang diceritakan detil di dalam

ayat Alquran, lebih dikarenakan kesamaan predikatnya dengan Ibrahim

a.s., sebagai Nabi dan Rasul, yaitu Ismail a.s. dan Luth a.S.

Sesungguhnya pesan utama dari narasi, dengan ketiadaan perhatian

yang delil terhadap tokoh lain, adalah tekanan pada kontinuitas kenabian

Muhammad saw. dan para nabi sebelumnya, sebagai pelajaran moral dan

peringatan bagi orang-orang yang mengabaikan atau menentang perintah

Allah. Kisah-kisah ini juga sekaligus memantapkan jalan dan risalah Nabi

Muhammad saw. atas apa yang sudah ditempuhnya dengan menceritakan

padanya bahwa para nabi sebelumnya juga memiliki musuh, dan dengan

keyakinan serta keteguhan mereka melawan musuh-musuhnya.39

38 Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia39 Fadd Esack, Samudra Alquran, terjemahan dad, The Quran: A Short Introduction, Oxford:

Oneworld Publication, 2002, h. 135

Page 123: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

• Kisah Ibrahim a.s. dalam Alquran banyak mengandung pesan-pesan

moral yang disampaikan kepada pembacanya. Di antara pesan-pesan moral

dari kisah Ibrahim a.s. yang dapat penulis tangkap adalah:

Tujuan mulia tidak akan tercapai tanpa kesabaran, pengorbanan,

komitmen dan konsistensi (istiqdmah)

Pendekatan dialogis lebih diutamakan daripada menggunakan pendekatan

kekerasan dalam pendidikan dan berdakwah.

Berprasangka baik kepada Allah swt. dengan kesabaran dan tunduk dalam

melaksanakan segala perintah-perintahNya serta menjauhi larangan­

laranganNya (dalam rangka mencapai tujuan hidup yang mulia).

B. KOHERENSI DAN KETERPADUAN UNSUR-UNSUR DALAM KISAHIBRAHIM A.S.

Secara umum, kehidupan Nabi Ibrahim a.s. terbagi kepada dua tahap, yaitu

ketika beliau berada di Mekah dan yang kedua ketika berada di tempat s,fbelum

Mekah, seperti Iraq (tanah kelahirannya), Palestina, Haran (Turki) dan Mesir. Di

dalam tulisan ini, penulis tidak bermaksud mengkaji keseluruhan kehidupannya,

namun lebih fokus kepada ujian terhadap diri dan keluarganya serta pesan-pesan

yang terkandung di dalamnya sebagaimana dikisahkan Alquran. Alquran tidak

menceritakan alur peristiwanya secara berurutan, tetapi lebih mementingkan tema

atau pesan-pesan yang diangkat waIau tidak mengabaikan peristiwa itu sendiri.

Penulis membagi dua episode, yaitu: episode sebelum Mekah dan episode

Mekah. Pertimbangan penulis membagi ke dalam dua episode ini adalah faktor

subjektif semata. Diketahui, bahwasanya kisah Ibrahim a.s. secara umum terbagi

ke dalam masa ketika beliau bersama Ismail a.s. membangun Kakbah, Ismail a.s.

dikurbankan, dan Hajar serta Ismail a.s. ditinggalkan di padang tandus, peristiwa

ini terjadi di Mekah dan satu masa lain ketika Ibrahim a.s. belum memiliki putera,

peristiwa ini banyak terjadi di Ur, Palestina, Haran atau sebeluJ!! kepergian

Ibrahim a.s. ke Mekah.

1 1 "

Page 124: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

• •

I. Pendahuluan

Di dalam Alquran, Allah swt. memerintahkan kepada Muhammad

dengan menggunakan fi'il amr, dengan kata ,plj (bacakanlah) dan

J ..

5)lj (ceritakanlah), masing-masing tercantum pada Surah Maryam [QS.19:

41] dan Al-Syu'ara' [QS.26: 69 - 70], yang pada hakikatnya juga mengajak

atau memerintahkan kepada kaum muslimin untuk membaca cerita atau kisah

Ibrahim a.s., karena di dalamnya terdapat keistimewaan-keistimewaan yang

dapat dijadikan ibrah bagi ummat sesudahnya.

Terdapat sepuluh keistimewaan atau pujian yang diberikan Allah swt.

kepada Ibrahim a.s.42, yaitu:

I) Ibrahim a.s. adalah orang yang selalu berbuat baik dengan tulus (muhsin).

Al-Shaffat [QS. 37: 104 - 105];

2) Imam teladan yang patuh kepada Allah swt (qanit) lagi lurus (!:lanifJ. Al­

Na!:ll [QS.16: 120];

3) Dia adalah orang yang pandai bersyukur, orang yang dipilih dan diberi

petunjuk oleh Allah swt. Pada jalan yang lurus (shirath al-mustaqfm). Al­

Na!:ll [QS. 16: 121];

4) Orang shalih yang mendapatkan kebaikan dunia dan akhirat. Al-Na!:ll

[QS.16: 122];

5) Seorang Nabi yang sangat cepat membenarkan (shiddiq) segala hal ghaib

yang datang dari Allah swt. Maryam [QS. 19: 41];

6) Orang yang sangat lembut hatinya dan penyantun (awwah halfm). Al­

Taubah [QS. 9: 114];

7) Orang yang selalu menepati janji (alladzf waffa). Al-Najm [QS. 53: 37];

8) Orang yang mencapai derajat kekasih Allah (Khalil Allah). Al-Nisa' [QS.

4: 125];

42 Muchtar Adam, Taftir Ayat-ayat Haji, h. 33

1 17

Page 125: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

9) Orang yang memiliki karya besar dan ilmu tinggi (uti a/-aidi wa a/­

abshar) serta disucikan oleh Allah swt. sehingga menjadi ~amba yang

mulia serta selalu mengingat kehidupan akhirat. Shad [QS. 38: 45 - 47];

10) Orang yang senang menjamu tamu dengan jamuan yang berlimpah,

sehingga beliau dijuluki abu d/aif. Hfid [QS II: 69 - 70] dan A/-Dzariyat

[QS. 51: 25 - 27.]

2. Episode Sebelum Mekah

a. Kelahiran Nabi Ibrahim as. dan masa remajanya (tidak diceritakan di

dalam Alquran kapan dan dimana)

Menurut riwayat yang masyhur Nabi Ibrahim a.s. dilahirkan pada

tahun ~166 SM43 di sebuah gua, namun tidak ada yang mengetahui pasti

dimana letak gua tersebut. Ibnu Abbas mengemukakan bahwa Ibrahim a.s.

dilahirkan di Babil (Babilonia, Irak), pendapat Ibnu Abbas inilah yang

sangat terkenal. Ketika itu ibunya ingin menghindari pembantaian bayi

lelaki besar-besaran di negerinya yang dilakukan seorang penguasa. Para

ahli sejarah berkeyakinan bahwa penguasa tersebut bemama Nimrod atau

Namrud atau Namrudz.

Dikisahkan, keputusan Namrud untuk membantai seluruh anak laki­

laki diawali oleh datangnya seorang peramal yang mengatakan kepadanya

akan lahir seorang bayi laki-Iaki dan ia akan mengakhiri kerajaan Namrud.(;)

Ketika disembunyikan orang tuanya di dalam gua itu, bayi Ibrahim a.s.

tidak mendapatkan makanan apa-apa kecuali dari ibu jarinya yang selalu

dihisap-hisapnya dan membuatnya kenyang.44

Agama Yahudi dan Nasrani mengenal Ibrahim a.s. sebagai

Abraham. Tidak jelas asal usul Ibrahim a.s. Satu-satunya informasi

4J Jerald F. Dirk, Ibrahim Sang Sahabat Tuhan, h. 2444 Kamal al-Sayyid, Kisah-kisah Terbaik Alquran, h. 60

Page 126: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

genealogis yang diceritakan Alquran adalah bahwa Ibrahim a.s. itu putera

Azar, sebagaimana surah At-An 'am [QS. 6: 74t5

Ibnu Katsir lebih spesifik lagi menyebutkan genealogis Ibrahim a.S.

dengan lengkap. Nama lengkap Ibrahim a.s. jika mengacu pada bapak dan

nenek moyangnya adalah Ibrahim a.S. ibn Tarikh (250) ibn Nahur (148)

ibn Sarugh (230) ibn Raghu (239) ibn Faligh (439) ibn Abir (464) ibil

Syalih (433) ibn Arfakhsyadz (438) ibn Saam (600) ibn Nuh a.s46•

Berbeda dengan Ibnu Katsir Jerald F. Dirk, menambahkan silsilah

keturuan Ibrahim a.s. setelah Ibn Syatih (433) adalah Qaynan47, baru

kemudian Arfakhsyadz (438) dan ibn Saam (600). Lebih lanjut Ibn Katsir

mengatakan bahwa ibu Ibrahim a.s. bemama Amilah. Ibrahim a.s.

dilahirkan ketika Tarikh berusia 75 (tujuh puluh lima) tahun. Saudara­

saudara kandung Ibrahim a.s. adalah Nahur atau Nahor dan Haran, dari

Haran inilah lahir Luth a.s.48

Ibnu Katsir juga menceritakan, Tarikh mengajak Ibrahim a.S. dan

isterinya, serta Luth pergi ke Haran. Pada zaman itu, penduduk haran

menyembah tujuh bintang dan berkiblat ke kutub selatan. Dan tiap-tiap

tujuh bintang tersebut, para penduduk selalu mengadakan hari raya dan

juga berkurban. Tidak jelas apa motivasi Tarikh pergi ke Haran.

Berdasarkan penemuan arkeologis teridentifikasi bahwa Haran merupakan

pusat penyembahan dan pemujaan dewa bulan Akad dan Sin yang

merupakan dewa utama yang dipuja di Ur. Sejalan dengan penemuan

arkeologis tersebut nampaklah bahwa Haran merupakan lokasi ziarah

favorit bagi para pemuja Sin (sebagaimana Mekah, Madinah dan Baitul

Maqdis sebagai ziarah favorit bagi ummat Islam). Dari fakta itu, menurut

45 Jerald F. Dirk, Ibrahim Sang Sahabat Tuhan, h. 25, lelapi Alquran Terjemah lerbilanDepartemen Agama menjelaskan bahwa di anlara Mufassirin ada yang berpendapal bahwa yangdimaksud dengan Abiihi (bapaknya) ialah pamannya

'6 Ibnu Kalsir, Qashash al-Anbiyii " Tanpa Kola: Dar al-Kulub al-J::!adltsah, h. 16647 Jerald F. Dirk, Ibrahim SangSahabat Tuhan, h. 31.48 Jerald F. Dirk mengemukakan hal yang sama perihal saudara kandungnya, Ibrahim Sang

Sahabat Tuhan, h. 25.

11 Q

Page 127: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

Jerald F. Dirk49, maka motivasi Tarikh ke negeri Haran dalam rangka

perjalanan religius.

Semenjak keeil, Ibrahim a.S. telah dianugerahi oleh Allah swt. akal

yang eerdas lagi kritis. Dia memberikan kepada Ibrahim a.s. kematangan

dan hikmah di usia dini. Ahmad Bahjat meneeritakan kekritisan Ibrahim

a.s. di waktu keeil ketika melihat ayahnya membuat patung-patung

tuhan.50

b. Ibrahim a.s. mengamati alam untuk sampai pada penemuan hakikat

"Allah".

Di atas digambarkan bahwa penduduk Ur adalah penyembah bulan

dan tujuh bintang. Dan dijelaskan pula, Ibrahim a.s. telah meneapai

kematangan akalnya. Pada saat hari menjadi gelap, Ibrahim a.S.

bertafakkur dan pergi ke kota untuk meneari kebenaran. Terlihatlah

penerangan yang menyala di suatu kuil, dan nampak orang-orang sedang

menyembah planet. Mereka berfikir bahwa planetlah tuhan mereka.

Kepekaan religius Ibrahim a.s. terus menerus terfokus pada

tritunggal yang berhubungan dengan benda langit yang terdiri atas bulan,

bintang, dan matahari, yang merupakan sesembahan kaum Ur. Ketika

mengil\iak usia rem~a sekitar 14 tahun51, ia mulai berproses menjadi

seseorang yang seeara spiritual, religius. Ia mulai mempertanyakan

konteks religius yang mengelilinginya dan memalingkan pada benda

tritunggal tersebut yang seeara sakral menjadi sesembahan. Dan ia mulai

merenungkan hukum-hukum alam yang mengatur dan menata benda­

benda langit. Dengan kebijakannya, Ibrahim a.s. mengajak kaum Ur untuk

menggunakan akalnya dalam menemukan hakikat Tuhan. AI-An 'am [ QS.

6: 75 -79]

49 Jerald F. Dirk Ibrahim Sang Sahabat Tuhan, h. 6650 Ahmad Bahjat, Ensiklopedi Nabi-nabi Ai/ah, penerjemah, Khalifurahman Fath, Yogyakarta: Al­

Manar, 2007, h. 126 - 128.51 Jerald F. Dirk. Ibrahim Sang Sahabat Tuhan, h. 46

Page 128: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

tritunggal benda langit tidaklah pantas menyandang sifat i1ahiyah maupun

rububiyah.

Ibrahim a.s. ingin mengatakan kepada kaumnya dengan dalil-dalil

rasional. Ia berargumen bahwa benda-benda yang memiliki sifat

tenggelam, mati, terbenam, tidak bisa dijadikan sandaran. Benda-benda

tersebut dianggap tidak dapat mempertahankan eksistensi dirinya. Seolah­

olah ia ingin mengatakan, "saya belum mantap bertuhankan bulan". Pola

argumentasi Ibrahim a.s. seperti di atas dikisahkan pula oleh Allah swt.

dalamAI-Anbiyd' [QS. 21: 62 - 63]

Pada ayat ini, seakan-akan Ibrahim a.s. ingin memposisikan diri

seperti kaumnya sebagai penyembah berhala (patung), walaupun

sesungguhnya Ibrahim jelas-jelas tidak meyakini hal yang sama. Kira-kira

Ibrahim a.s. ingin mengatakan: "bukan saya, mana mungkin saya

melakukannya (karena saya sama seperti engkau), tanyalah samapatung

yang besar itu". Sekali lagi, jelaslah disini bahwa Ibrahim a.s. semata­

mata ingin menggiring mereka kepada argumentasi yang dapat diterima

oleh aka!. Dengan sifatnya yang l1anif, maka Ibrahim a.S. bersih dari

prasangka-prasangka yang mengotori keyakinannya terhadap Allah swt.

Menarik untuk ditelaah, dalam kasus ini Ibrahim a.s. sekaligus mengajak

kepada kaumnya untuk bisa merasakan kehadiran Allah Sang Pencipta

melalui ciptaan-Nya bukan kepada wujud-Nya. Sebab wujud Allah tidak

bisa dilihat, melainkan dirasakan kehadirannya melalui ayat-ayat-Nya atau

ciptaan-Nya. Seperti diketahui pula, tidak ada satupun kitab suci agama

lain yang menyebutkan dan menjelaskan wujud Allah. Ibrahim a.s. ingin

memberikan bukti-bukti ilmiah bahwa Allah itu ada dan bisa dirasakan

melalui ciptaan-Nya. Al-Anbiya' [QS. 21: 51-73] dan AI-An 'am [QS. 6:

76 -78]

o

o

Page 129: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

Ini!ah salah satu kisah Ibrahim a.s. yang diceritakan di dalam

Alquran, suatu kisah tentang perjalanan spiritual Ibrahim a.s. dalam

menemukan keesaaan Allah swt.

c. Ibrahim a.s. menghancurkan berhala

Konflik terus berlanjut. Kala itu ada perayaan religius, mungkin

dipersembahkan kepada dewa atau sesembahan mereka, para penduduk

mengajaknya namun Ibrahim a.s. menolaknya dengan alasan sakit,

terdapat dalam AI-ShaJfdt [QS. 37: 89], bahkan ia mengisyaratkan bahwa

ia memiliki rencana atas berhala-berhala tersebut, sebuah rencana yang

akan ia laksanakan ketika orang lain tidak ada yang mengawasi. Al­

Anbiyd,[QS. 21 : 57]

Dengan penuh hati-hati Ibrahim a.S. keluar menuju rumah ibadah

(kuil) sambi! membawa sebilah kapak yang tajam. Lalu ia menghampiri

berhala kayu berIapis emliS yang berbusana megah dan memiliki sajian

makanan lezat di hadapannya. Ibrahim a.s. kemudian menghina berhala

itu, dan juga menghina konsep pemberhalaan, yaitu bahwa manusia sangat

menipu diri sendiri karena menyembah sesuatu yang diciptakannya.

Patung yang ditanya men1'bisu, dan patung-patung lainpun tidak luput dari

hinaan dan ejekan Ibrahim a.s. AI-ShaJfdt [QS. 37: 83 - 113], senada

dengan ayat di atas, Surah Al-Anbiyd' [QS. 21: 58] juga mengkisahkan hal

yang sarna.

Dari kedua ayat di atas, tidak ada ditemukan pengulangan. Bila

kedua ayat tadi ditempatkan dalam satu konteks, peristiwa penghancuran

berhala, maka kejadian yang diceritakan dalam ayat kedua tadi tidak lain

hanyalah pelengkap dari kejadian yang dikisahkan sebelumnya.

d. Ibrahim a.s. mengajak kaumnya menyembah Allah swt. dan beragama

yang bfinifselta diadi!i Namrud

Setelah perayaan keagamaan selesai, para pendeta (pemuka agama)

beserta pengikut-pengikutya kembali ke kuil untuk memberikan

l'n

Page 130: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

Jika diamati, penggunaan kata pada dialog Ibrahim a.s. kepada ayahnya

mengandung makna atau unsur kasih sayang sesuai dengan sifatnya

sebagai seorang anak di samping seorang rasul yang diutuskan oleh Allah

swt. Misalkan lafaz w.,l digunakan Ibrahim a.s. ketika memanggil

ayahnya yang memiliki makna atau ungkapan rasa sayang, meskipun ia

sendiri mengetahui dengan jelas dakwahnya ditolak oleh ayahnya. Lafaz

yang berbeda digunakan untuk objek dakwahnya masyarakat umum, Nabi

Ibrahim a.s. menggunakan gaya bahasa yang sesuai sifat masyarakat yang

"ngeyel", fanatik terhadap keyakinan dan golongannya. Misalnya

perkataan ~ 0i yang artinya celakalah kamu, jijik perasaanku

terhadap kamu. Jelas sekali kata tersebut mengandung celaan, terhadap

penyembah-penyembah berhala yang tetap ingkar menerima kebenaran

sekalipun mereka sudah kalah di dalam perdebatan.

Sebagian besar mufassirin berpendapat bahwa peristiwa "Empat

Ekor Burung" yang dicincang dan kemudian dihidupkan kembali oleh

Allah swt. terpisah dengan peristiwa pengadilan Ibrahill), a.s.. Namun,

menurut Kamal al-Sayyid kejadian tersebut menyatu dengan peristiwa

pengadilan Ibrahim a.s.53, yaitu ketika Namrud telah menunjukkan kepada

Ibrahim a.s. bagaimana ia bisa menghidupkan dan mematikan dengan

memanggil dua orang tahanan, yang satu divonis hukuman mati dan yang

lain dibiarkan hidup. Kemudian Namrud, karena terdesak atau keras

kepala, ia meminta Ibrahim a.s. untuk menunjukkan pula bagaimana

Allahnya bisa mematikan dan menghidupkan. Lantas Ibrahim a.S.

meminta kepada Allah swt. untuk menunjukkan bagaimana proses

kehidupan dan kematian. Al-Baqarah [QS. 2: 260]

Menurut penulis, pendapat terakhirlah yang dapat dijadikan

pegangan, mengingat tidak ada kaitan peristiwa "Empat Ekor Burung"

53 Kamal al-Sayyid, Kisah-kisah TerbaikAlquran. h. 67.

1')':;;

Page 131: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

dengan peristiwa-peristiwa lainnya dalam kisah Ibrahim a.s. Di sisi lain

ayat ini beriringan dengan ayat tentang kejadian pengadilan Ibrahim a.s.,

meskipun tidak bisa dijadikan patokan atas pendapat di atas. Argumen lain

adalah, sejak kecil Ibrahim a.s. telah memperoleh kematangan religius dan

dianugerahi akal penalaran yang kritis. Maka, kurang tepat jika Ibrahim

a.s. merasa perlu meminta Allah untuk menunjukkan proses kehidupan

dan kematian tanpa ada konteksnya. Konteks kemantapan dan keyakinan

yang diharapkan Ibrahim a.s. pada ayat di atas adalah semata-mata untuk

digunakan pada adu debat atau argumen Ibrahim a.s. kepada lawan

bicaranya yaitu Namrud. Jelasnya, Ibrahim a.s. memperoleh satu dalil atau

hujjah bahwa apa yang dikatakan Ibrahim a.s. bukanlah omong kosong

tetapi dengan pembuktian empirik.

e. Kelemahan dan kerentanan sifat manusia (fanatisme terhadap golongan

dan keyakinan lama yang dianut) jika berhadapan dengan kebenaran

adalah cenderung menanggapinya dengan emosional daripada secara.•logis. Hal itu dikarenakan kekhawatiran dan keterpaksaan manusia dalam

menghadapi kebenaran. Sifat tersebut cenderung muncul bila sifat mutlak

dari kebenaran itu dibentuk oleh penalaran dan logika yang tidak dapat

dijelaskan, terutama bila orang itu terperangkap dengan kesombongan,

keangkuhan dan kebanggaannya sendiri serta golongannya. Maka

jawaban yang diterima Ibrahim a.s. bukanlah kesadaran mereka untuk

kembali kepada Allah yang benar, melainkan respon emosional dengan

tetap meminta kepada Namrud untuk membakarnya. Tidak demikian

halnya dengan Ibrahim a.s., walau menghadapi ancaman siksaan dan

hukuman, ia tetap mengajak mereka dengan santun kembali kepada

kebesaran Allah Pencipta Alam AI- 'Ankabut [QS. 29: 16 - 27]

f. Keyakinan Luth dan Pernikahan Ibrahim a.s. menikahi Sarah

Meskipun mayoritas penduduk Dr tidak mau menerima ajakan

dakwah Ibrahim a.s. yaitu ajaran monoteisme (tauhid), setidaknya ada dua

1 .",

Page 132: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

orang yang mendengarkan dan memahami dakwah Ibrahim a.s., yaitu

Luth. dan Sarah (sepupunya)54 calon isterinya.

Alquran dan hadis shahih tidak memberikan petunjuk berapa usia

Ibrahim a.s. ketika menikah dengan Sarah. Menurut penelitian Dirks yang

bersumber dari beberapa kitab perjanjian lama, hanya diketahui bahwa

Ibrahim a.s. lebih tua 10 tahun dibandingkan Sarah55. Dan hingga usia 75

tahun Ibrahim a.s. belum dikaruniai anak.

g. Ibrahim a.s. meninggalkan kampungnya

Sebagian ahli sejarah berpendapat bahwa motivasi Ibrahim a.s.

meninggalkan kaumnya adalah kekecewaan Ibrahim a.s. melihat tiadanya

harapan bagi kaumnya untuk mau mengikuti risalahnya. Sementara Kamal

al-Sayyid beranggapan bahwa alasan kepergian Ibrahim a.s. adalah karena

mendapatkan hukuman psikis diusir dari kampungnya oleh Namrud,

setelah hukuman pembakaran tidak punya pengaruh apa_apa56. Jika

menilik Surah Maryam [QS. 19: 46], akan nampak sesungguhnya Ibrahim

a.s. meninggalkan kaumnya disebabkan Azar-Iah yang mengusirnya

sekaligus tidak mengakui puteranya (anak asuhnya) tersebut, bahkan

bersiap akan membunuh Ibrahim a.S. dengan cara dirajam.

Namun demikian, walaupun diusir oleh ayahnya (Azar), Ibrahim a.s.

tetap mendoakannya dan meninggalkan ayahnya dengan kata-kata manis.

Maryam [Q.S. 19: 47-48].

h. Ibrahim a.s. di Mesir

Ibrahim a.s., Sarah dan Luth tiba di Mesir, karena ada ketentuan

untuk membayar pajak pada orang yang baru tiba di Mesir, maka Ibrahim

54 Riwayat Ibnu Jarir dalam Ibnu Katsir mengatakan bahwa Sarah adalah pUleri Raja Haran,namun yang paling masyhur adalah sepupu dari ayah Ibrahim.

55 Jerald F. Dirk Ibrahim Sang Sahabat Tuhan, h. 6456 Kamal al-Sayyid, Kisah-kisah TerbaikAlquran, h. 70.

1?7

Page 133: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

dari tanah akibat kaki si keeil Ismail a.s. menendang-nendang. Peristiwa

ini kemudian menjadi salah satu ritual dalam ibadah haji, yaitu Sa'i (lari­

lari kecil) antara bukit Shafa dan Marwah.

k. Ibrahim a.s. pergi dari Palestina ke Jazirah Arab dan Meninggalkan Hajar

Keeemburuan Sarah menyebabkan kepergian Ibrahim a.s. dan Hajar

beserta anaknya Ismail a.s. yang ketika itu masih menyusui. Sarah melihat

Hajar mampu memiliki anak sementara dirinya tidak, di samping itu

Ibrahim a.s. lebih memperhatikan Ismail a.s., karena sebagai orang tua ia

telah menantinya selama ± 30 tahun usia pemikahannya. Sarah memohon

kepada Ibrahim a.s. agar dirinya dijauhi dari Hajar dan Ismail a.s.. Ibrahim

a.s. mengabulkan permintaannya. Lalu Ibrahim a.s. berdoa kepada Allah

swt., dan Allah mengabulkan permohonan Ibrahim a.s. sekaligus memberi

petunjuk kepadanya agar pergi ke Jazirah Arab (Mekah) dan menjamin

kesehatan dan keamanan Ismail a.S. dan kelak satu bangsa besar akan

muneul dari keturunan Ismail a.s.

Setibanya di Mekah, Ibrahim a.s. langsung meninggalkan Hajar dan

Ismail a.s. Hajar mengikuti Ibrahim a.s. seraya bertanya, "Hai Nabiyallah,

kemana engkau akan pergi, apakah engkau akan meninggalkan kami

sedang lembah ini tidak terdapat seorang manusiapun dan tidak pula

makanan apapun? ", hal yang demikian itu diueapkannya berkali-kali,

namun Ibrahim a.s. tidak menjawabnya. Lalu Sarah merubah

pertanyaannya, "Apakah Allah yang menyuruhmu melakukan hal ini?".

Ibrahim a.s. berhenti dan mengiyakan pertanyaan itu. "Kalau begitu, kami

tidak akan disia-siakan ", kata Hajar. setelah mendapatkan jawaban itu,

Hajar punya satu pertanyaan tambahan, "Wahai Nabiyallah, kepada siapa

engkau akan meninggalkan kami? ", jawaban Ibrahim a.s. jelas dan• •

langsung kepada intinya, "Aku menitipkanmu kepada perlindungan

Allah ". Keimanan kepada Allah dan keteguhan Hajar langsung memegang

kendali dan menenangkan batinnya, "Aku ridla bersama Allah ".

.,

Page 134: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

Kemudian Hajar pun kembali. Dan Ibrahim a.s.pun berdoa. Surah Ibrahim

[QS. 14: 37]

I. Kbabar tentang Luth, Sarah, dan kelahiran Ishak

Suatu hari ctatang tiga orang pemuda berbadan kuat ke rumah Nabi

Ibrahim a.s. Terdapat kebiasaan di kampung itu untuk menghormati tamu

dengan menyiapkan hidangan yang istimewa. Bagi tamu ia akan

menyantap hidangan yang disediakan tuan rumah sebagai bentuk

penghormatan kembali. Jika menolak hidangan yang disediakan tuan

rumah, maka itu berarti sang tamu menolak keramahtamahan dan

menumbuhkan sikap kurang simpati atau sakit hati dari tuan rumah.

Ibrahim a.s. menghidangkan daging sapi panggang kepada tamunya

sebagai wujud pengormatan beliau. Ada satu ukuran di kampung Ibrahim

a.s. bahwa hidangan daging kambing sudah sangat layak dalam

menghormati tamu. Namun Ibrahim a.s. menyediakannya lebih. Ketika

hidangan itu disuguhkan, tamu-tamu tersebut tidak menyentuhnya.

Ibrahim a.s. khawatir atau takut bahwa penolakan para tamunya

merupakan preseden buruk. Untuk menenangkan sikap Ibrahim a.s., tamu­

tamu itu memperkenalkan diri sekaligus mengkhabarkan bahwa mereka

membawa berita sedih dan berita gembira. Berita sedih adalah hukuman

dan siksaan yang diberikan Allah swt. kepada kaum Nabi Luth a.s.,

sedangkan berita gembira adalah akan lahimya anak (Ishaq) dari rahim

Sarah. Alquran menggambarkan sikap Ibrahim a.s. dan Sarah menerima

khabar yang dibawa para tamunya sebagaimana firman-Nya dalam Al­

Dzdriydt [QS.51: 24 - 34], Hitd [ QS. 11: 69 - 76], dan Al-Hijr [QS. 15:

51 - 60]

, " ,

Page 135: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

3. Episode Mekah

a. Ismail a.s. beranjak reml\ia dan dikorbankan

Episode berikut dari kisah Ibrahim a.s. adalah berkumpulnya

kembali Ibrahim a.s. setelah perjalanan panjang ke negeri Sarah selama

beberapa waktu. Setelah sekian lama berpisah sekitar II - 12 tahun

dengan Ismail a.s. (usia Ismail a.s. 13 tahun) dan ketika Ismail a.s. sudah

beranjak remaja serta telah mencapai akil baligh dimana ia telah mampu

melakukan sesuatu berdasarkan akal fikirannya, Ibrahim a.s. menerima

wahyu lewat mimpi, dimana ia diperintahkan untuk mengurbankan nyawa

Ismail a.s. bagi Allah.

Ibrahim a.s. menerima ujian yang paling suIit, ia hams memilih

ketaatan, kepaAllah sebagai wujud kecintaannya kepada Allah swt..

ataukah kecintaannya kepada Ismail a.s., seorang anak yang beranjak

remaja dan dirindukan karena telah lama ditinggalkan, tiba-tiba menerima

perintah untuk memilih: Ismail a.s. ataukah Allah yang lebih dicintai.

Ujian pun diterima Ismail a.s., seorang anak yang tidak merasakan

masa kanak-kanak bersama ayahnya, seorang anak yang "tidak"

merasakan kasih sayang ayahnya, menerima perintah Allah harus

mengakhiri hidupnya justru di tangan ayahnya. Bagaimana kira-kira

perasaan dan sikap si bocah itu? Kekecewaankah dalam diri Ismail a.s.

karena tidak sempat merasakan kasih sayang sang ayah, ketika ia

mengharapkan kehadiran sang ayah? ataukah kekecewaan lain menerima

kenyataan ayah yang tidak pemah ada di sisinya (tidak mempedulikan

dirinya) harus membunuh nyawanya. Alquran memberikan jawaban atas

sikap kedua orang, yaitu Ibrahim a.s. si ayah dan Ismail a.s. si anak. AI­

Shaffat [QS 37: 83 - 113].

b. Ibrahim a.s. dan Ismail a.s. dikhitan

Setelah Ibrahim a.s. dan Ismail a.S. berhasil melalui ujian keyakinan

dan kepaAllah yang diberikan Allah, mereka menerima perintah baru

Page 136: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

yaitu melaksanakan khitan. Awalnya pisau yang akan digunakan untuk

khitan. Namun karena pisau telah temoda oleh darah domba sebagai

tebusan dari Allah swt., maka Ibrahim a.s. menggunakan kapak yang

sedianya digunakan untuk menebang pohon atau memotong kayu. Kapak

inilah sebagai senjata pertama yang digunakan pertama kali dalam ritual

khitan.60 Dalam kisah ini Alquran sarna sekali tidak menceritakan.

c. Ibrahim a.s. dan Ismail a.s. membangun Kakbah

Mengenai pembangunan Baitullah Kakbah ini, Allah swt. berfirman dalam

Ali-Imran [QS 3: 96 - 97]. Ketika dalam proses pembangunan rumOO

Allah, dan Ibrahim a.s. membersihkan rumah-Nya atas perintOO-Nya pula,

Ibrahim a.s. dan Ismail a.s. berdoa: Al-Baqarah [QS 2: 124 - 141]

d. Ibrahim a.S. wafat

Ibnu Katsir menyebutkan, Ibrahim a.s. meninggal dunia dalam usia

seratus tujuh puluh lima (175) tOOun setelah jatuh sakit. Pemakamannya

dilakukan oleh Ismail a.s. dan Ish'l,k serta dikuburkan di gua (Makhpela61)

yang terdapat di daerah Habrawan di samping isterinya Sarah.62

Sebagaimana kelahirannya pula Alquran tidak menceritakan kapan dan

dimana.

e. Penutup atau Kesimpulan

Sebagai penutup sekaligus kesimpulan dari kisah Ibrahim a.s. dan

siapakah dia, penulis mengutipAI-Nab.l[QS 16: 120 dan 123]:

60 Jerald F. Dirk Ibrahim Sang Sahabat Tuhan, h. 15461 Penyebutan gua Makhpela disampaikan oleh Jerald F. Dirk, ia juga sepakat bahwa Ibrahim

wafat pada usia 175 tahun. Lihat Jerald F. Dirk Ibrahim Sang Sahabat Tuhan, h. 21662 Ibnu Katsir, Kisah Para Nabi, h. 221.

Page 137: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

120. Sesungguhnya Ibrahim a.s. adalah seorang imam yang dapatdijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. dan sekali-kalibukanlah dia termasuk orang-orangyang mempersekutukan (Allah).

~''''' t:" ., }"-" ",.... "'.. ....... ~ (....., ... - " ... ., t f1 J

~PI~ut)l.j ¥~).1~li'91.1.Wl~)I~

123. Kemudian kami wahyukan kepadamu (Muhammad): "Ikutilahagama Ibrahim a.s. seorang yang hanif' dan bukanlah dia termasukorang-orangyang mempersekutukan Allah.

C. RELASI STRUKTURAL KISAH IBRAHIM A.S. DENGAN KONTEKS

Di atas telah dijelaskan, kajian kisah Alquran dapat dilakukan melalui

pendekatan stilistika (gaya bahasa) yang meliputi: teknik pemaparan kisah,

penyajian unsur-unsur kisah, pengulangan kisah dan seni penggambaran kisah.

Teknik pemaparan kisah-kisah di dalam Alquran memiliki cara yang

spesifik. Ada 6 cara yang dapat dilakukan pada teknik ini63, yaitu:

I. Berawal dari Kesimpulan

Pada teknik ini dimulai dari kesimpulan, lalu diikuti dengan rinciannya

(episode pertama hingga episode terakhir). Contoh pada kisah Ibrahim a.s. a.s.

dengan teknik ini adalah Al-Nahl [QS 16: 120-123] dan Al-Taubah [QS 9:

114].

2. Berawal dari Ringkasan Kisah

Pada teknik ini kisah justru dimulai dari ringkasan lalu diikuti rinciannya dari

awal hingga akhir. Contoh pada teknik ini adalah Al-Baqarah [QS2: 124 ­

141]

3. Berawal dari Adegan Klimaks

Pola pada teknik ini adalah memapatkan kisah yang berawal dari adegan

klimaks, lalu diceritakan rinciannya dari awal hingga akhir, sebagaimana

firman-Nya Al-Baqarah [QS 2: 258].

.,

63 Shihabuddin Qalynbi, Stilistilra Ai-Qur 'on, Yogyakarta: Titian lIabi Press, 1997, h. 67

Page 138: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

4. Tanpa Pendahuluano

Pada teknik ini kisah justru dimulai dari intinya yang tidak didahului dengan

pendahuluan sebagaimana pada teknik pertama, kedua dan ketiga atau dengan

pola pertanyaan, seperti tertera dalam AI-An 'am [QS 6: 74]

5. Adanya Keterlibatan Imajinasi Manusia

Menurut Watt, dalam memahami Alquran (terutama kisah) harus

dipergunakan daya imajinasi pembacanya.64 Sebab ayat-ayat Alquran pada

umumnya disusun secara garis besamya saja. Misalnya kisah Ibrahim a.s. dan

Ismail a.S. tatkala membangun Kakbah sebagaimana firman Allah swt. dalam

Al-Baqarah [QS 2: 127].

Pada pemaparan kisah di atas akan tergambar pada imaginasi kita suatu

kondisi yang terdiri dari dua tokoh Ibrahim a.s. dan Ismail a.s. dengan latar

Baitullah. Adegan pertama dimulai peletakkan batu pertama oleh tukang

bangunan yang bemama Ibrahim a.s. dibantu asistennya bemama Ismail a.s.

Imaginasi tersebut akan terus mengembara dan membayangkan kira-kira apa

yang dilakukan kedua tokoh tersebut pada saat membuat batu dari tanah,

menyusun, meninggikan hingga tahap pembersihan.

6. Penyisipan Nasihat Keagamaan

Teknik pemaparan kisah dalam Alquran sering disisipi pesan-pesan moral

keagamaan. Pesan tersebut antara lain ajaran tauhid atau keesaan Allah swt..

dan keharusan adanya hari akbir. Contoh pola ini adalah Al-Baqarah [QS 2:

124 - 141] atau pada. Al-Hijr [QS 15: 56]

Pada unsur-unsur yang kedua yaitu teknik penyajian unsur-unsur kisah telah

dijelaskan pada sub bab di atas. Unsur-unsur kisah pada umumnya di dalam

Alquran terdiri dari 3 (tiga), yaitu adanya tokoh, peristiwa dan dialog. Ketiga

unsur tersebut terdapat hampir seluruh kisah Alquran.

Sedangkan pada teknik pengulangan kisah dan seni penggambaran kisah,

kiranya penulis dapat memaparkan sekaligus kedua teknik tersebut, beberapa

64 W. Montgomery Watt, Richard Sell: Pengantar Alquran, h~ 66•

Page 139: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

kisah Ibrahim a.s. yang mengalami pengulangan, yaitu dialog Ibral1im a.s. dengan

ayahnya perihal ketiadamanfaatan menyembah patung-patung. Kisah tersebut

diulang konteksnya sebanyak 4 kali, yaitu dalam Surah AZ-Anbiyd' [QS 21: 52],

Surah AZ-Syu'ard' [QS 26: 70], Surah AZ-An'am [QS 6: 74], dan Surah Maryam

[QS 19: 42].

Contoh stilistika terakhir dari pemaparan Alquran, seni penggambaran

kisah, di antaranya adalah peristiwa penghancuran berhala, dapat diperhatikan

peristiwa dialog Ibrahim a.s. dengan ayahnya dan di sisi lain seolah terjadi

pengulangan, misalnya pada Surah AZ-Anbiyd' [QS 21: 52], Surah Al-Syu'ard'

[QS 26: 70], Surah AI-An 'am [QS 6: 74] dan surah Maryam [QS 19: 42]

Pada dasarnya hal ini hanya merupakan cabang-cabang atau tahap-tahap

dari babak perjalanan kepribadian Ibrahim a.S. Boleh jadi, pada masa kecil

Ibrahim a.s. telah berani mengingkari sembahan ayahnya beserta kaumnya dalam

bentuk pertanyaan pengingkaran seperti yang disebut dalam Surah AZ-Syu 'ard'

[QS 26: 70]. Padahal saat itu Ibrahim a.s. belum diangkat menjadi Rasul. Karena

itu dapat diartikan bahwa pengingkaran Ibrahim a.s. berangkat dari kecerdasan

dan daya kritisnya.

Ketika akalnya mulai matang dan pengetahuannya bertambah, menegaskan

penyebutan nama benda (patung) sembahan ayahnya dan kaumnya seperti yang

disebut dalam Surah AZ-Anbiyd' [QS 21: 52]. Kemudian ketika akalnya semakin

matang, Ibrahim a.s. menyebutkan letak kesalahan ayahnya dan kaumnya. Surah

AI-An 'am [QS 6: 74]. Dan ketika mencapai kematangan, Ibrahim a.s. menjelaskan

alasan atau argumen dari pendapatnya atas pengingkaran terhadap patung-patung

sesembahan dan buatan ayahnya seperti Surah Maryam [QS 19: 42]. Allah swt.

menegaskan bahwa apa yang diperoleh Ibrahim a.s. atas akal dan argumennya

merupakan hujjah-Nya, sebagaimana ditegaskan dalam AI-An 'am [QS 6: 83].

Kisah lain yang dapat penulis analisis yang terkait dengan seni

penggambaran kisah, terutama dilihat dari penggunaan kata. Di antaranya adalah

peristiwa penghancuran berhala, dapat diperhatikan seolah telah terjadi

Page 140: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

pengulangan pada surah yang sarna. Pada Surah Al-Anbiyd' [QS 21: 58], seolah­

olah berhala besar itulah yang menghaneurkan berhala-berhala lain, sementara

pada Surah Al-Anbiyd' [QS21: 63] seolah merupakan penjabaran dari ayat yang

pertama. Namun, timbul pertanyaan, mengapa dalam perkataan Ibrahim a.s.

, '.. ...muneul kata t'"P (bertanya kepada berhala yang haneur), dan bukannya

> > •...p (bertanya kepada berhala yang besar). Seakan-akan berhala yang haneur

itulah yang harus ditanya oleh mereka. Oleh sebab itu tidak diragukan lagi,

kalimat ini mengandung sindiran. Kata tersebut juga bisa memiliki makna, bah-

>wa kata r-'" tadi bahwa berhala besar sebagai pel'W\ljudan semua bentuk berhala

yang dihaneurkan tadi. Sebab berhala besarlah sebagai simbol Allah para Allah.

Bertanya kepadanya berarti bertanya kepada semua Allah, dan sekaligus dapat

dipahami bahwa maksud Ibrahim a.s. membiarkan berhala yang besar tadi untuk

membedkan sindiran kepada kaumnya, sekaligus memelihara simbol karena ia

juga memelihara Allah Pencipta Alam yang disimbolkan dalam hatinya. Dan

pada saat ia menghaneurkan berhala-berhala, Allah swt telah memilihnya sebagai

khalilullah65

Kisah lain yang mengalami pengulangan atau kemiripan eerita adalah

peristiwa hukuman pembakaran terhadap Ibrahim a.s. dari Namrud yang diulang

sebanyak 3 kali, yaitu pada Al-Shaffdt [QS 37: 97], Al-Anbiyd' [QS 2: 68], dan

Al- 'Ankabut [QS 29: 24].

Usulan membunuh Ibrahim a.s. hanya disebut sekilas, yang menjadi pokok

atau tekanan adalah substansi dad usulan tersebut, yaitu pembakaran. Menurut

penulis, jika kaumnya Ibrahim a.s. atau Namrud menghendaki Ibrahim a.s.

dibunuh, tentu tidak perlu repot-repot menyiapkan bangunan, tidakkah lebih

mudah di tanah lapang saja, mengapa kaum Ibrahim a.s. justru memilih untuk

menyiapkan bangunan guna membakar Ibrahim as.?

65 Ahmad Bahjat, EnsikJopedi Nabi-nabi Allah, h. 14. Tidak diterangkan apakah pada saatdipilihnya Ibrahim sebagai Khalilullah sekaligus diangkal ia sebagai Rasul.

''>7

Page 141: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

Kiranya dapat disimpulkan dari keinginan mereka yang kuat tersebut dan

cara yang mereka tempuh, bahwa maksud tersembunyi dari semua itu adalah

bukan hanya sekedar cara untuk membunuh Ibrahim a.s., melainkan dapat diduga

bahwa hal tersebut merupakan satu bentuk upacara ritual yang telah menjadi

tradisi mereka. Dan menjadikan Ibrahim a.s. sebagai korban sesembahan bagi

Allah-Allah mereka. Jika dilihat dari literatur sejarah-sejarah kuno, korban dalam

bentuk persembahan manusia dan hewan telah menjadi tradisi di seluruh bangsa

ketika itu66•

Berdasarkan fakta sejarah tadi kiranya dapat dipahami bahwa keinginan

kaum Ibrahim as. untuk membakarnya tidak lain sebagai upaya membersihkan

jiwa Ibrahim as. yang mereka yakini telah ternodai atau menodai kaum Ibrahim

a.s.

Di sisi lain tidak dapat dipungkiri juga menurut sejarawan bahwa masa itu

sebagian k;aum Ibrahim a.s. memiliki keyakinan meny;mbah api, yang di dalam

sejarah dikenal dengan keyakinan Majusi. Maka pengorbanan Ibrahim a.S.

melalui sarana api, pada hakikatnya memberikan sesembahan kepada tuhan

mereka.

Menilik kajian kisah Ibrahim as. dalam Alquran, kiranya dapat ditelusuri

dan ditelaah beberapa simbol yang dapat diambil hikmah dan ibrah sesuai dengan

konteksnya yang meliputi: pengorbanan, api, berhala, tritunggal benda langit

(bulan, bintang dan matahari), bait (bait Allah) atau rumah.

1. Pengorbanan

Sejarah awal dan tatacara kurban sudah ada lama sebelum adanya

pelianian yang terorganisir bahkan sejak Nabi Adam as. Habil putera Adam

as. melaksanakan pengorbanannya denllan mempersembahkan hewan yang

gemuk-gemuk dan sehat-sehat sebagai kurbannya, sementara Qabil putera

66 FW. Dillistone, The Power a/Symbol, terj. A. Widyamartaya, Yogyakarta: Kanisius, 2002, h. 70

138

Page 142: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

I !

L~ ._._. . . JAdam as. yang lain mempersembahkan hasil pertaniannya yang buruk-buruk

dan busuk-busuk.

Sebagaimana uraian di atas, Ibrahim as. pun tidak luput dar! proses dan

pelaksanaan kurban, yaitu ketika ia dipersembahkan kaumnya sebagai

sesembahan bagi tuhan-tuhan kaumnya, karena ia dianggap menodai kesucian

dan kekuasaan tuhan-tuhan mereka.

Kegiatan pengorbanan yang dipersembahkan kepada para dewa dan

tuhan selalu ditemui dalam peribadahan agama-agama kuno dan primitif.

Namun, dalam perkembangannya, persembahan-persembahan kepada para

dewa dan tuhan tersebut digantikan dengan pengorbanan yang bersifat lebih

spiritual. Dalam Yahudi, Islam dan Budha, tidak terdapat pengorbanan yang

bersifat ritual. Dan inti dari setiap kegiatan pengorbanan adalah kesediaan

melakukan apa s1\ia demi sesuatu yang dicintainya

Peristiwa pengorbanan Ibrahim dal) kepasrahan Ismail-Iah sebagai

tonggak pengorbanan yang mengutamakan spiritual daripada ritual. Melalui

Ibrahim as. secara amaliah dan tersirat pesan-pesan tersebut disampaikan,

bukan karena manusia atau benda lainnya terlalu tinggi nilainya sehingga tak

wajar untuk dikorbankan atau berkorban, tapi karena sifat-Nya yang Maha

Pengasih lagi Maha Penyayang. Puteranya Ismail diperintahkan Tuhan untuk

dikorbankan, sebagai pertanda bahwa apa pun -bila panggilan telah tiba- wajar

untuk dikorbankan demi karena Allah. Setelah perintah tersebut dilaksanakan

sepenuh hati oleh ayah dan anak, Tuhan dengan kekuasaan-Nya menghalangi

penyembelihan tersebut dan menggantikannya dengan domba sebagai

pertanda bahwa hanya karena kasih sayang-Nya pula pada manusia, maka

praktek pengorbanan semacam itu pun tak diperkenankan67•

Islam melalui Ibrahim menggantikan semua pengorbanan mubazir itu

dengan pengorbanan hati dan penyangkalan batin terhadap nafsu diri. Setiap

amal perbuatan yang dilakukan manusia untuk mendekatkan diri kepada Allah

67 Qur.ish Shih.b, Wawasan Alquran, h. 75.

Page 143: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

adalah pengorbanan. Shalat adalah pengorbanan harian setiap muslim. Dalam

Nahj al-Balaghah, Amirul Mukminin Ali ibn Abi Thalib berkata: "Zakat

dijadikan, seperti halnya shalat, sebagai (bentuk) pengorbanan".

2. Api

Pada awal perjalanan dakwah Ibrahim a.s. dijumpai kaumnya sebagai

penyembah matahari, bulan dan bintang. Ketergantungan pada matahari,

bintang dan fase-fase bulan, bagi penduduk bumi zaman purbakala atau kaum

Ibrahim as. adalah sangat mutlak. Terang hanya datang dari atas atau dari

kebakaran hutan yang kadang-kadang dan tak terduga-duga terjadi. Matahari,

bukan dan bintang sebagai simbol pemberi cahaya kehidupan. Tanpa mereka,

uml1lat manusia tidak dapat melakukan aktifitas kehidupan dan

bermasyarakat. Baru kemudian lahirlah babak baru ditemukan api, baik yang

bersumber langsung dari matahari maupun kayu-kayu kering.

Tidak mengherankan bahwa api menjadi salah satu bentuk simbolis

yang paling kuat dan paling luas penerapannya sebagaimana air. Api dapat

mengacu kepada sedemikian banyak manfaat dan sekaligus sedemikian

banyak bahaya. Api tidak dapat diperlakukan secara serampangan tanpa tahu

kegunaan dan akibatnya. Oleh karenanya, timbullah seruan orang yang

melihat api sebagai simbol katarsis tertinggi: Tuhan yang diyakini bangsa

Israel adalah api yang melalap68. Tidak banyak adegan dramatis daripada

turunnya api dad langit sebagai jawaban atas permohonan Nabi Musa as di

bukit Tursina. Tidak banyak ucapan Yesus (Nabi Isa as.) yang lebih

mengantlung misteri daripada perkataan-Nya bahwa ia telah datang untuk

melemparkan api ke bumi

Keldani mengatakan bahwa penyucian jiwa seorang muslim dilakukan

Tuhan melalui api yang berarti bahwa Allah swt meresapi dan mengisinya

68 FW. Dillistone, The Power ofSymbol, terj. A. Widyamartaya, Yogyakarta: Kanisius, 2002, h. 67

lAA

Page 144: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

dengan rasa cinta dan ketundukan kepada-Nya.69 Lebih lanjut ia menguraikan

bahwa dengan shibghah (pembaptisan/ celupan) dengan api yang dilakukan

Muhammad dijelaskan melalui wahyu Allah swt. dalam Al-Baqarah [Q.S. 2:

138]... be.... ~

~,.. J .. ~t}'.'.... {ij"'.....- J .. ,t" .. ¢"""' ...

~0j~)",~j ~~I~~I()Aj ~I~

"Shibghah (pembaptisan/o Allah. Dan siapakah yang lebih baik darishibghahnya daripada Allah? Dan hanya kepada-Nyalah kami menyembah.

Senada dengan Keldani, Quraish Shihab menafsirkan kata shibghah

dengan celupan. Jika suatu benda dicelupkan ke sesuatu, maka sesuatu itu

akan mengambil warna sesuai warna celupan. Yang dimaksud celupan ini

adalah mencelupkan hati ummat Islam ke dalam celupan berupa iman yang

diajarkan oleh Ibrahim a.s.?1

Di sisi lain tidak dapat dipungkiri juga, bahwa simbol katarsis dad api

juga berpengaruh bagi sebagian kaum Ibrahim a.s. yaitu keyakinan

menyembah api, yang di dalam sejarah dikenal dengan key.gkinan Majusi.

3. Berhala

Dalam memahami makna kata keberadaan teks dan konteks tidak bisa

dipisahkan, di mana keduanya telah menjalin dialektika. Teks tidak lahir dad

ruang hampa, namun teks pada umumnya merupakan respon terhadap situasi

yang dihadapi dalam ruang dan waktu tertentu. Teks yang dibaca karena ada

konteks atau faktor yang melatal'belakangi. Jika pemahaman hanya terfokus

69 David Benjamin Keldani, Menguak Misteri Muhammad, Jakarta: Sahara, 2003, h. 191 - 193.70 David Benjamin Keldani menerjemahkan kata shibghah dengan pembaptisan agama Allah.

Pembaptisan bagi kaum Muslim berbeda dengan yang dilakukan kaum Kristen. Dalam tradisi ajaranKristen, pembaptisan dilakukan dengan air yang bersumber dari sungai Yordan. Menurutnya, tradisiini tidak dihapus oleh Islam tetapi disempumakan dengan cara berwudlu (Lihat David BenjaminKeldani, Menguak Misteri Muhammad, h. 186 - 196). Lebih jauh ia mengatakan bahwa pembaptisanberarti peresapan ajaran-ajaran tauhid ke dalam dada kaum muslimin, sehingga menimbulkan api yangberkobar-kobar dalam menjalankan perintah-perintahNya.

71 Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah, vol. I, h. 318.

Page 145: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

o

Dari beberapa simbol yang telah disebutkan di atas, setidaknya dapat

mengungkap tiga keistimewaan Ibrahim a.s. yang tidak dimiliki oleh nabi dan

manusia lainnya. Kesatu, Ibrahim menemukan Tuhan melalui pencarian dan

pengalaman ruhani Kedua, melalui Ibrahim, kebiasaan mengorbankan

manusia sebagai sesaji atau persembahan dibatalkan oleh Allah swt. Ketiga,

nabi Ibrahim adalah satu-satunya nabi yang berdoa kepada Allah swt. agar

ditunjukkan bukti bagaimana Allah swt. dapat menghidupkan makhluk hidup

yang telah mati dan permohonan tersebut dikabulkan oleh Allah swt.

o

Page 146: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

BABV

PENUTUP

A. SIMPULAN

Dapat disimpulkan ditinjau dari pembahasan semiotika dari cerita Ibrahim

a.s. di dalam Alquran. Yang kesatu, telah terpenuhinya unsur-unsur kisah Ibrahim

a.s. dalam Alquran, berupa tema, tokoh, plot, peristiwa, setting atau latar, bahasa

dan moral atau pesan-pesan yang ingin disampaikan yaitu sebuah tatanan sosial

yang berlandaskan tauhid. Inti dari segala uraian Alquran adalah memperkenalkan

keesaan Allah swt. Kedua, kisah Ibrahim a.s. tidak diuraikan di dalam Alquran

hanya dengan satu teknik pemaparan saja. Ketiga, kisah Ibrahim a.s.

mementingkan tema yang ingin disampaikan berupa pesan-pesan moral yang

luhur, dan sedikit "mengabaikan" unsur-unsur lainnya, seperti siapa ayah yang

sesungguhnya dari Ibrahim a.s., usia berapa ia mulai berdakwah, Alquran tidak

merincinya.

Hal ini disebabkan Alquran lebih mengutamakan pesan-pesan tersebut

sampai kepada pembaca dan dijadikan pelajaran agar dapat mengikuti jejak

Ibrahim a.s. dari perjuangan dan keteguhannya serta menjauhi kesesatan dan

kebodohan kaumnya. Oleh Allah swt., Ibrahim a.s. dijadikan teladan atau model

manusia yang teguh pendirian atau keyakinannya. Di dalam QS. Al-Mumtallanah

[Q.S. ·60: 4], dikatakan: "Sesungguhnya Telah ada suri tauladan yang baik

bagimu pada Ibrahim a.s. dan orang-orang yang bersama dengan Dia; ketika

mereka Serkata kepada kaum mereka: "Sesungguhnya kami berlepas diri

daripada kamu dari daripada apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari

(kekafiran)mu dan Telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian

buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja. kecuali perkataan

Ibrahim a.s. kepada bapaknya: "Sesungguhnya Aku akan memohonkan ampunan

bagi kamu dan Aku tiada dapat menolak sesuatupun dari kamu (siksaan) Allah".

(Ibrahim a.s. berkata): "Ya Tuhan kami Hanya kepada Engkaulah kami

Page 147: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

balaghah dapat disejajarkan dengan teori linguistik umum atau sebagai

perbandingan teori-teori kebahasaaan dan kesastraan yang telah berkembang.

Dengan demikian, akan diketahui dan ditemukan jalan guna melakukan

sintesis dan pengembangan-pengembangan teoretis lebih lanjut di masa yang

akan datang.

2. Bagi non akademik, khususnya umat Islam hendaknya mengikuti keteladanan

Ibrahim a.s. IttiM' atas keteladanan Ibrahim a.s. yang menyebabkan

kesejahteraan di masyarakat (Saldmun 'ala IbrahIm dan Saldmun 'ala ummat

Ibrahfm). Hal ini dapat diperhatikan di tengah-tengah masyarakat yang

terpuruk, disebabkan oleh pemimpin yang enggan berkorban lebih

mementingkan individu dan kelompoknya serta ketakutan yang tidak

beralasan terhadap hegemoni negara-negara Barat. Di samping itu, para

pemimpin dan kaum muslimin pada umumnya dapat pula meneladani

kepasrahan total terhadap apa yang diberikan oleh Allah swt. dan ber-b.usnu

zhan atas cobaan yang ditetapkan-Nya

3. Ajaran tauhid dapat menjadi landasan kehidupan bermasyarakat dalam

menghadapi arus globalisasi, yang cenderung membuat orientasi hidup

manusia mengalami pergeseran nilai berupa sikap hedonisme, materialisme

serta pengkultusan terhadap individu, lembaga dan negara.

Wallahu A 'lam bi al-Shawab.

150

..

Page 148: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

DAFTAR PUSTAKA

A Committee of Arab Linguists, Dictionary of Modern Linguistic Terms, Beirut,

1983

Abrams, M.H., A Glossary of Literary Terms, (New York: Holt, Rinehart and

Winston, 1981)

Adam, Muchtar, Tqftir Ayat-ayat Haji, (Bandung: AI-Bayan Mizan, 2005)

Alquran ai-Karim

Aminuddin, Semantik Pengantar Studi Tentang Makna, (Bandung: Sinar Baru

Algensindo, 200 I)

Bahjat, Ahmad, Ensiklopedi Nabi-nabi Allah, terj, Khalifurrahman Fath,

(Yogyakarta: AI-Manar, 2007)

Djajasudarma, Fatimah, Metode Linguistik ancangan Metode Penelitian dan Kajian,

(Bandung: Eresco, 1993)

Djalal, Abdul, 'Ulum al-Qur'tin, (Surabaya: Dunia Ilmu, 1998)

Dillistone, FW, The Power ofSymbol, terj. A. Widyamartaya, (Yogyakarta: Kanisius,

2002)

Dirk, Jerald F., Ibrahim a.s. Sang Sahabat Tuhan, penerjemah, Satrio Wahono

(Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2004)

Eco,Umberto, A Theory ofSemiotics, (Bloomington: Indiana University, 1976)

___--', The Name ofthe Rose, (London: Picador, 1984)

Esack, Farid, Samudra Alquran, terj. Dari, The Quran: A Short Introduction, (Oxford:

Oneworld Publication, 2002)

Fanani, Zainuddin, Telaah Sastra, (Surakarta: Muhammadiyah University Press,

2002)

Hadiyanto, Andy, Kajian Semiotik Kisah Yusuf, Sebuah Tinjauan Sastra terhadap

Kisah Alquran, Tesis S2 Konsentrasi Bahasa dan Sastra Arab Program

Pascasarjana Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah (Jakarta, 2004)

Page 149: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

Halliday, M.A.K, Language Structure and Language Function, dalam John Lyons,

1972

Hanafi, A., Segi-segi Kesusatraan Pada Kish-Kisah Alquran, (Jakarta: Pustaka AI­

Husna, 1984)

Hasan, Zaini, Karakteristik Penelitian Kualitatif, dalam Aminuddin, Pengembangan

Peneliti,{ln Kualitatif dalam Bidang Bahasa dan Sastra, (Ma1ang: HISKI­

YA3,1990)

Hidayat, Komaruddin, Memahami Bahasa Agama: Sebuah Kajian Hermeneuti/c,

(Jakarta: Paramadina, 1996)

Hidayat, Nuim, Sayyid Quthb Biograji dan Kejernihan Pemikirannya, (Jakarta: Gema

Insani Press, 2005)

Ibnu Katsir, Al-Biddyah Wa al-Nihdyah, (Beirut: Darul Fikr, 1997)

___" Qashash al-Anbiyd', Juz 1, Tahqiq Mushtofa Abdul Wahid, (Kairo: Dar al-

Kutub al-Hadltsah, tanpa tahun)

__--', Tafslr Alqurdn al 'Azhim, (Beirut: Darul Fikr, 1994)

Ibnu Manzhur, Lisan al- 'Arab, (Beirut: Dar Ihya' AI-Turats AI-'Arabi)

Ichwan, Moch. Nur, Meretas Kesarjanaan Kritis Alquran, (Jakarta: Teraju, 2003)

James, William, Perjumpaan Dengan Tuhan: Ragam Pengalaman Religius Manusia,

penerjemah: Gunawan Admiranto, (Bandung: Mizan, 2004)

Jones, Edward H., Outlines of Literature: Short Stories, Novels, and Poems, (New

York: The Macmillan Company, 1968)

AI-Khalidi, Solah, Al-Qashash al-Qurani: 'Ardhu Waqd'iha Wa Tahlilu Ahdats,

(Damaskus: Dar al- Qalam, 1997)

Keldani, David Benjamin, Menguak Misteri Muhammad, (Jakarta: Sahara, 2003)

Kenny, William, How to Analyze Fiction, (New York: Monarch Press, 1966)

Khalafullah, Muhammad Ahmad, al-Fann al- Qashashiji al-Qur'dn aI-Karim,

(Kairo: Maktabah al- Nahdlah al-Mashlrah, 1951)

Leech, Geoffrey Neil, Style in Fiction, (London: Longman, 1981)

ii

Page 150: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

•Moleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

1996)

Mulyana, Deddy, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2001)

Nazir, M., Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1985)

Noth, Winfried, Handbook of Semiotics, (Bloomington:lndiana University Press,

1995)

Nurgiyantoro, Burhan, Teori Pengkajian Fiksi, (Yogyakarya: Gajah Mada University

Press, 2002)

Pateda, Mansoer, Semantik Leksikal, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001)

Putra, Hedy Sri Ahimsa, Strukturalisme Levi Strauss, Milos dan Karya Sastra,

(Yogyakarta: Galang Press, 200I)

al-Qaththan, Manna' Mabtihisfi 'Ulitm al-Qur'dn, (tanpa penerbit, 1990)

Qalyubi, Syihabuddin, Stilistika Alquran, (Yogyakarta: Titian I1ahi Press, 1997)

Quthb, Sayyid, AI-Tashwfr al-Fanniji Al-Qur 'dn, (Kairo: Dar al-Ma 'arif, 1975)

Ratna, Nyoman Kutha, Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra, (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2006)

Ridla, Muhammad Rasyid, Tafsir al-Mandr, Jilid I, (Kairo: Muhammad 'Ali Sabih

wa Auladuhu, 1375H)

AI-Sa'di, Abdurrahman ibn Nashir, Tafsir al-Lathifal-Mananji Khulashah Tafsir al­

Quran, terj. Abu Muhammad Idral Haris, (Tegal: Pustaka AI-Nusroh, 2004)

Santoso, Riyadi, Semiotika Sosial Pandangan Terhadap Bahasa, (Surabaya: Pustaka

Eureka, 2003)

AI-Sayyid, Kamal, Kisah-kisah Terbaik Alquran, Penerjemah, Selma Anis (Jakarta:

Pustaka Zahra, 2004)

Sayuti, Suminto A., Strukturalisme Dinamik dalam Pengkajian Sastra, dalam

Jabrohim, Metodologi Penelitian Sastra (Yogyakarta: Hanindita, 2001)

Semi, M. Atar, Metode Penelitian Sastra, (Bandung: Angkasa, 1990)

iii

Page 151: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

Setiawan, M. ,Nur Kholis, Al-Qur'an Kitab Sastra Terbesar, (Yogyakarta: Elsaq

Press, 2005)

Shiilih, Shubhi al-, MabdfJ.its fi 'Ulilm al- al-Qur'dn, (Beirut: Dar al-'I1m Ii al­

Malayin, 1988)

Sherif, Faruq, Alquran Menurut Alquran: Menelusuri Kalam Tuhan dari Tema ke

Tema, (Jakarta: Serambi, 2001)

Shihab, M. Quraish, Membumikan Alquran, (Bandung: Mizan, 1992)

____"Lentera Hati, Edisi Baru (Bandung: Mizan, 2008)

____" Wawasan Alquran, (Bandung: Mizan, 1996)

____"Tafsir AI-Mishbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2002)

Shofan, Mohammad, Urgensi Pembacaan Ulang Terhadap al-Qur'an: Menakar

Kembali Kebenaran Agama, dalam Kembali ke Alquran Menaftir Makna

Zaman, ed. M. Hilmi Faiq (Malang: UMM Press, 2004)

Sobur, Alex, Analisis Teks Media, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002)

____"Semiotika Komunikasi, (Bandung: Rem'\ia Rosdakarya, 2003)

Stanton, Robert, An Introduction to Fiction, (New York: Holt, Rinehart and Winston,

1965)

Syamsuddin, Sahiron, dkk, Hermeneutika Alquran, (Yogyakarta: Islamika, 2003)

Teeuw A., Sastera dan Ilmu Sastera, (Jakarta: Pustaka Jaya, 2003)

TG'he, Achmad, Gaya Bahasa Alquran Periode Mekah Kajian Struktural Semiotik,

Tesis S2 Konsentrasi Bahasa dan Sastra Arab Program Pascasarjana

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah (Jakarta, 2006)

Umar, Ahmad Mukhtar, 'Ilmu al-Daldlah, Kuwait: Maktabah Dar al-'Arubah Ii al­

Nasyri wa al-Tauzi', 1982

Ushama, Thameem, Metodologi Taftir Alquran, penerjemah, Hasan Basri dan

Amroeni (Jakarta: Riora Cipta, 2000)

Wahab, Muhbib Abdul, Konsep Dialog dalam Alquran: Studi Kisah Nabi Ibrahim

a.s., Tesis S2 Konsentrasi Bahasa dan Sastra Arab Program Pascasarjana

Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah (Jakarta, 1997)

iv

Page 152: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

Wakhid, Hidayat, M., Struktur Narasi dalam Qashas al-Qur'iin Tinjauan Analisa

Strukturalime Naratif, Tesis S2 Konsentrasi Bahasa dan Sastra Arab Program

Pascasarjana Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah (Jakarta, 2007)

Watt, W. Montgomery, Richard Bell: Pengantar Alquran, terjemahan Lilian D.

Tedjasudhana, (Jakarta: INIS, 1998)

Ya'kub, Ami! Badi' Mausu'ah al-Nahwi wa al-Sharfi wa al-I'rab, Beirut: Dar al-'I1m

Ii al-Maliiyln, 1988

al-Zarqani, Muhammad 'Abd al-'Azhlm, Mandhil al- 'Iifdnfi 'Uli1m al-Qur'dn, Juz I,

(Beirut:Diir al-Fikr, 1988)

Zoest, Aart van "Interpretasi dan Semiotika" dalam Sudjiman P. dan Aart van Zoest,

Serba-serbi Semiotika, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1996)

v

Page 153: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

Lampiran:

AYAT-AYAT TENTANG NABI IBRAHIM A.S.

be. ... 11"'... ........ t /... ... ... - ... .".... ~ .... J .. ""11 ~'... ""

W< 1# 01JS' ~'Jj ;'~!':;'l Jl bJyPj ~ ;'~!':;'l~l.L (fl Ij~I~,

11.,;, '1'::':1,..::'/ ~,"I 'ILi ~1' ~;." ~.~ t11c!=" ttl' --:,<:','11' ~ . L!JJ~ .:J , J., U )j ® ,~ 'Y' j~ j ~ ,... .... .- ....

... ... ... .... ... "" be. ....~"'''' ",,...,;,J <> .... '" ... ... ... ~ oJ J"'... t.". }.,.,;: ?c......

fia-j Jij f; 'SI1~~lj~~ ('4:? &-1; a-9~1~ J~I <Jjjlj ~I; l..\l..i

... .". .,,., .". .6!: /,., ... ... ... t J ;:'... { __

~,"I ~" ~I' ~~I ' .' 81 d.:LC 'II ~~j)a ~ol ". )l,lj J~:''':1.9, A \....J" }J @ ., ~j ~ J U, ('-'."o ~

~' ®~I :.A .~.II-=:..:J J,tl t. 0"~~ ~' J,.,~ ,~,1'...:. :'i1 ~ ~I~;i\u~ ., c::::::-- '/. U ., }J,.. (fl ,Y'"

/ ~ "'" J.... t~;:. ;:'~! _ J ... ,,"",.,

db) I~ .Ie ~j ~~ G)j JlJo~ A.: I l.St~ (flj JlJ~~Ij... ............ ...

o

Page 154: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

"

}/ .. "."";1 ;1........... "... "".... -"" ...... .......... J J., .... J ....

>4) ~j I~j 4J1~jj J";,'. ,~'jj ;'~!':;'1 ~~I~ 4.Jjj~1 ~ I}(jb!. ~ ~ ".

,"-;,'~"'':; ~"I"~" ~";-"4J' :I~ ·'»"·I~II.@'~',l..4-YUt-"" .. l ... ., ..., 1..4 ... ~l.4 ~..u~~@"\"j. j. , -'-' ,

I~.:;' ;'~!':).1 ~ J.! JJ \'1:';; t:>j.;,5 jf I~~ i}~ i)Lij~o)~:J i)D"" "'"

;'~!':).1;]1 J-?IL:j ~1 J-?IL:j ~~ il":1~ i))~ 0f!,~,~iT~ oD" L:j

..:-:)j~/'lr J)L:j ~j;;';'J)L:j J;>~\irjY):0~jjJ#jj... ... ... ... ...

¥ ~ ,,--:' )) ~:J i)D" I:c OJ\; ~.~,

124. Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji[87] Tuhannya dengan beberapa kalimttt(perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman:"Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia". Ibrahimberkata: "(Dan saya mohon juga) dari keturunanku"[88]. Allah berfirman: "Janji-Ku(ini) tidak mengenai orang yang zalim".125. Dan (ingatlah), ketika kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpulbagi manusia dan tempat yang aman. dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim[89]tempat shalat. dan Telah kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: "Bersihkanlahrumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang i'tikaf, yang ruku' dan yang sujud".

Page 155: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

137. Maka jika mereka beriman kepada apa yang kamu Telab beriman kepadanya,sungguh mereka Telah mendapat petunjuk; dan jika mereka berpaling, Sesungguhnyamereka berada dalam permusuhan (dengan kamu). Maka Allah akan memeliharakamu dari mereka. dan Dia-lah yang Maha mendengar lagi Maba Mengetahui.138. Shibghah Allah[91]. dan siapakah yang lebih baik shibghahnya dari pada Allah?dan Hanya kepada-Nya-lah kami menyembah.139. Katakanlah: "Apakah kamu memperdebatkan dengan kami tentang Allah,padabal dia adalah Tuhan kami dan Tuhan kamu; bagi kami amalan kami, dan bagikamu amalan kamu dan Hanya kepada-Nya kami mengikhlaskan hati,140. Ataukah kamu (hai orang-orang Yahudi dan Nasrani) mengatakan bahwaIbrahim, Isma'il, Ishaq, Ya'qub dan anak cucunya, adalah penganut agama Yahudiatau Nasrani?" Katakanlah: "Apakah kamu lebih mengetahui ataukah Allah, dansiapakah yang lebih zalim dari pada orang yang menyembunyikan syahadah dariAllah[92] yang ada padanya?" dan Allah sekali-kali tiada lengah dari apa yang kamukerjakan.141. \tu adalah umat yang Telah lalu; baginya apa yang diusahakannya dan bagimuapa yang kamu usahakan; dan kamu tidak akan diminta pertanggungan jawab tentangapa yang Telab mereka kerjakan.[87] ujian terhadap nabi Ibrahim a.s. diantaranya: membangun Ka'bab,

membersihkan ka'bah dari kemusyrikan, mengorbankan anaknya Ismail, menghadapiraja Namrudz dan lain-lain.[88] Allah Telah mengabulkan doa nabi Ibrahim a.s., Karena banyak di antara rasul­rasul itu adalah keturunan nabi Ibrahim a.s.[89] ialah tempat berdiri nabi Ibrabim a.s. diwaktu membuat Ka'bab.[90] di antaranya menjadi; Imam, rasul, banyak keturunannya yang menjadi nabi,diberi gelar khalilullah.[91] Shibghah artinya celupan. Shibghah Allah: celupan Allah yang berarti imankepada Allah yang tidak disertai dengan kemusyrikan.[92] Syahadab dari Allah ialah persaksian Allab yang tersebut dalam Taurat dan Injilbahwa Ibrahim a.s. dan anak cucunya bukan penganut agama Yahudi atau Nasranidan bahwa Allah akan mengutus Muhammad s.a.w.

2. QS. AI-Baqarah [2]: 258 - 260:

Qj ~~~:).l J~ ~l -311~11~\~I; of ~~) J F~~:).l E'- LS~\ Jl) rJf-;.J ~ /. ""... .- ~J { ! 0 t .... J ~,.J

~" G -G:LUI ": l!~'~ ('I 'llj -.::.,.....1' ~ 'I lSI 'llj~' £.. ,} .....->jJl. L:l • ---.;...J, , f" u -,) t.?"" U " J) ~ ,... ..." ...... .... .../. .i. /. .,.

~\ 'i~\LS~ -q ~\j ")5" LSj}\~ /~ u'; :11.: t;, -.:.;li JJ'~.:II ~........ .... .. ... .... ,.:.. u ;.......... ...

..

Page 156: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

65. Hai ahli kitab, Mengapa kamu bantah membantah[198] tentang hal Ibrahim,padahal Taurat dan Injil tidak diturunkan melainkan sesudah Ibrahim. apakah kamutidak berpikir?66. Beginilah kamu, kamu Ini (sewajamya) bantah membantah tentang hal yangkamu ketahui[199], Maka Kenapa kamu bantah membantah tentang hal yang tidakkamu ketahui[200]? Allah mengetahui sedang kamu tidak Mengetahui.67. Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi diaadalah seorang yang lurus[201] lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kalibukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik.68. Sesungguhnya orang yang paling dekat kepada Ibrahim ialah orang-orang yangmengikutinya dan nabi Ini (Muhammad), beserta orang-orang yang beriman (kepadaMuhammad), dan Allah adalah pelindung semua orang-orang yang beriman.[198] orang Yahudi dan Nasrani masing-masing menganggap Ibrahim a.s. itu darigolongannya. lalu Allah membantah mereka dengan alasan bahwa Ibrahim a.s. itudatang sebelum mereka.[199] yakni tentang nabi Musa a.s., lsa a.S. dan Muhammad s.a.w.[200] yakni tentang hal Ibrahim a.s.[201] Lurus berarti jauh dari syirik (mempersekutukan Allah) dan jauh darikesesatan.

~a.,ol,;ilif ~ ~10~" '

95. Katakanlah: "Benarlah (apa yang difirmankan) Allah". Maka ikutilah agamaIbrahim yang lurus, dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang musyrik.96. Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat)manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadipetunjuk bagi semua manusia[214].

Page 157: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

97. Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim[215];barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah Dia; mengerjakan hajiadalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggupmengadakan perjalanan ke Baitullah[216]. barangsiapa mengingkari (kewajiban haji),Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya (Tidak memerlukan sesuatu) dari semestaalam.[214] ahli Kitab mengatakan bahwa rumah ibadah yang pertama dibangun berada diBaitul Maqdis, oleh Karena itu Allah membantahnya.[215] ialah: tempat nabi Ibrahim a.s. berdiri membangun Ka'bah.[216] yaitu: orang yang sanggup mendapatkan perbekalan dan alat-alat pengangkutanserta sehat jasmani dan perjalananpun aman.

6. QS. AI-Nisi!' [4J: 125:~ ...:~,., .!! ~... "., ...t: ...... t:"" JJ .,J J '(j; J ... ':> ...! .. -; VI? ..... ., t ., ...

31j~~-~:;'l~ ~Ij~~j ~ '4.p.-j ~\~ ~~..:r->Ia-j

125. Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlasmenyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan iamengikuti agama Ibrahim yang lurus? dan Allah mengambil Ibrahim menjadikesayanganNya.

,.,.... J ~ , fJ "" ... ..... ... t _ ""........ ... ... ;: ... .,,., /. ........

; ". '.L-'j" ·.l":I .. t-tlj I.\W "1.:u;-tlj~·G-~'IjI;-wc:P --:.J.r- 4,) 4;0;. r ~ u if 4,) u .) ..r-"" )

,., "~fT:li ~fT1.; JJ 11.; JIJ ~)~ ~I\;J I :li.~~WJI-!).iJ1

-7-'3' ~ "II)J <s;J! ~j ~ gf;.j Jl~ '0J;1 ~ ~Cs;' Jkja'J JIJ

Page 158: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

t', " ,;",.. ..r- ... :: J. J. :: J.~ -,. ,..... '" J"~,- 0"..$-_".. ... ... ..-- -;",J

J~I J[j J4.0~ J~b-j~ ~"pI-.....:.-rJ \51 L:.j~---J:'j~lj

.!L ........... '" "" • J. '" ~",'" / -...... J" 't:: t' _ ..-- _~." ...}.... r- -"" "...." ... o;;i J

(.;1'; ~j I...., J,; ;~ 01 ~1 '-~ ......:-l.y~ L:. J\c..1 'lj ~..u JJj ;Jl1 JJ"-::, J. '" ." t_ J ... t .,,,,; J 11 ...... "",,;(A p'" ... ~ J

".-:)~~ 'lj~pl C:J\c..I,'n/ j(Q0JP.:2i '>t!1 l...Jf ~~ Jf=;.,

." 't-",J J ... t "... ....,,"" l t ... (. ....... ." ). J. "...... '" J'" "..., J '" ." t ~t0 1,....~L0->I~..rUI<.S1.9 I~,bl .. ;b Ic'-"-".bV:IC:J1lL~pl' '1f";:! • • \ r- .

J ,"-;''''',JJ. J"" ~! "J. J ..... J.,. j. ..:.., , ....." ... .,,} J

~j.:r~1 ~J.lfJIA~, {, oJ1 18,;.1j Iy.-ol; (f..;U1 ¢»--<)~f5.l (. r. "

01 {lliJ;;- '';:'J~ [:'J '-~~ J.P~).1 16<';1; ~.l.ltj ~0/1:t~(. ::: J t:. J

~~ r;,..;j ~~~ Y~:Jj~1 ~~ I~:~jj~;:"~c~ ->'It

;., ,~ .-:'- I, "-IT ~- -l!1~ "1.::11- " "'~ G<?~, ~~ .. :: 'IT ,r.~>WI~ <X U-' LY".}J ~J \.$. J J-(.JJ ~~ <.o>~

... ... ..."-" ...... ... " ~ ... t J I::.. ~ J. J J. .......",., ",. ...

~~ I~ t::J.,a.9 >Lf=j Lb}j~J:!j~ Ij J.,. 0 ,~,Jj

74. Dan (Ingatlah) di waktu Ibrahim Berkata kepada bapaknya, Aazar[489],"Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai tuhan-tuhan? SesungguhnyaAku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata."75. Dan Demikianlah kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan(Kami yang terdapat) di langit dan bumi dan (Kami memperlihatkannya) agar diatermasuk orang yang yakin.76. Ketika malam Telah gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata: "InilahTuhanku", tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata: "Saya tidak suka kepadayang tenggelam."77. Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit dia berkata: "Inilah Tuhanku". tetapisetelah bulan itu terbenam, dia berkata: "Sesungguhnya jika Tuhanku tidak membedpetunjuk kepadaku, Pastilah Aku termasuk orang yang sesat."78. Kemudian tatkala ia melihat matahad terbit, dia berkata: "Inilah Tuhanku, Iniyang lebih besar". Maka tatkala matahari itu terbenam, dia berkata: "Hai kaumku,Sesungguhnya Aku berlepas did dad apa yang kamu persekutukan.79. Sesungguhnya Aku menghadapkan didku kepada Rabb yang menciptakan langitdan bumi, dengan cenderung kepada agama yang benar, dan Aku bukanlah telmasuk @

orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.

Page 159: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

9. QS. AI-Taubah [9J: 114:J -:: 'f _J"" ... .:;:...... .:;:"'-; J /. -... ... ... '" -:: "'.:;: -a ... ...,,., ,. ...

o.ul o4l W W3 o~j lA..LPj j..lfy if ~l ~'i ~J!l)~I ~)D l.j....,;; .... ....

r. ~ ..

«dl J} I:' "~\j, 'I'" I " -1"'/ ",.{!"dD~ I J~" • .0..:... - JJl ..LP;:. _, oJ _, f.j uj " IP.J , ,J

114. Dan permintaan ampun dad Ibrahim (kepada Allah) untuk bapaknya tidak lainhanyalah Karena suatu janji yang Telah diikrarkannya kepada bapaknya itu. Maka,tatkala jelas bagi Ibrahim bahwa bapaknya itu adalah musuh Allah, Maka Ibrahimberlepas diri dad padanya. Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang yang sangatLembut hatinya lagi Penyantun.

10. QS. Hud [l1J: 69 -76:be be

;1.;- of4 w r,1'.. J[j I:.t. i)[j~J4~ ~:).JH:,,) ~;l? ',alj

i l[j rc~b >. ' ,: ,nfnr-"'" L-.~ JI 'I -~.q"'.LfT;' ~ ~7,'.:w;. I': _.y _ , ~~J J :.r::--' ,- ,()-I;'-' ,...,.._ - J qp '-, ~\ l'" .... \ ,. ... t:$ ...

.'~L Ig,~~~.'~~~[j o~hTJ' m.b·1J-i '1IT~i 'J,fbl~.qv- -~-;.: . ... ; v "WJ ~ y .. -..T U; .. J

be1J ." ... .. ... -:- .... JJ J... o ...t J t _/.", ... '" ... ... J."........._~~ lJ.JAjj~ l5lj ~I; ~~...:.Jlj ~y~~) ~IJj 0'Jj

be"'~"'l;:: J.... ;:-.--.... ";'" J ~ .;;"" '" t" ... ... ", ...t ~ J... ... r. ............ ..-~ o4.Wy'j ~I~J ~I ~10'J ~llylj~~~Zs1J I.:u.." 0}

~"'~I " y "~~I' 'I" "~ I :I~ ~ J} "J} , '''I rc .. "i~1 JA/' £1.'1" • ,(j' 1<>' Y ,sUb".-c ~;l .-, ..L..:...L..i'- .u <..::....l-I~. ~ . J L!- \.... fl; u-- . @........... ) ~ ... ...

be_... ... ""'" "t J ... ... J JJ .:;:t jj ......... ... .:;: }.... J J

I.:u.." if UO«"I ~J!~ ~(,'. .~: oJI (.FJ ~J!) U} ~;p}~jj J W0(~be ~

J .. -,'" ... ... -.:... t -.... "' .... J'"~;l;l' ~c01.:u-' -1"'·1' J.X,' "1'1,;. ..uo.ul@)J V J.-. r-y.:; < \'"1"1-' }J,/ < • j

69. Dan Sesungguhnya utusan-utusan kami (Malaikat-malaikat) Telah datang kepadaIbrahim dengan membawa kabar gembira, mereka mengucapkan: "Selamat." Ibrahimmenjawab: "Selamatlah," Maka tidak lama Kemudian Ibrahim menyuguhkan daginganak sapi yang dipanggang.70. Maka tatkala dilihatnya tangan mereka tidak menjamahnya, Ibrahim memandanganeh perbuatan mereka, dan merasa takut kepada mereka. malaikat itu berkata:"Jangan kamu takut, Sesungguhnya kami adalah (malaikat-ma]aikat) yang diutuskepada kaum Luth."

Page 160: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

14. QS. Maryam [19J: 41 - 50:"' .. },.,," ,.t,. -;. ... """ ?1!~ .. ...... }'.1~,... ...... """ J"J

'11. ¥ H<;-!~ ~~ Jl:9 ~l~ L;f l.a.:!+,o 0 DJoUl ~:;'l~' J'-~Ij

,...,... ".,." -.....,.... ...t ... ;::".........., 1- ...,. J.".}.......

(oJ l. -#1~ ~;iq.. .Jj ~l<;-!~~ 1'0 ",~~ '1j~ '1j~

~ l!lJ:.Jl- ~ L.:J .. 'i I~i;;;..· 1~7'i--" , • ~'i Q:.;.n~ o•• ...,..-0. r ,J. :J0:!, ,JJ

41. Ceritakanlah (hai Muhammad) kisah Ibrahim di dalam Al Kitab (AI Quran) ini.Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan[905]lagi seorang nabi.42, Ingatlah ketika ia Berkata kepada bapaknya; "Wahai bapakku, Mengapa kamumenyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat dan tidak dapat menolongkamu sedikitpun?43, Wahai bapakku, Sesungguhnya Telah datang kepadaku sebahagian i1mupengetahuan yang tidak datang kepadamu, Maka ikutilah aku, niscaya Aku akanmenunjukkan kepadamujalan yang lurus,44, Wahai bapakku, janganlah kamu menyembah syaitan, Sesungguhnya syaitan itudurhaka kepada Tuhan yang Maha Pemurah, >

45, Wahai bapakku, Sesungguhnya Aku khawatir bahwa kamu akan ditimpa azabdari Tuhan yang Maha pemurah, Maka kamu menjadi kawan bagi syaitan",46, Berkata bapaknya: "Bencikah kamu kepada tuhan-tuhanku, Hai Ibrahim? jikakamu tidak berhenti, Maka niscaya kamu akan kurajam, dan tinggalkanlah Aku buatwaktu yang lama",47, Berkata Ibrahim: "Semoga keselamatan dilimpahkan kepadamu, Aku akanmemintakan ampun bagimu kepada Tuhanku, Sesungguhnya dia sangat baikkepadaku,

Page 161: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

48. Dan Aku akan menjauhkan diri darimu dan dari apa yang kamu sem selain Allah,dan Aku akan berdoa kepada Tuhanku, Mudah-mudahan Aku tidak akan kecewadengan berdoa kepada Tuhanku".49. Maka ketika Ibrahim sudah menjauhkan diri dari mereka dan dari apa yangmereka sembah selain Allah, kami anugerahkan kepadanya Ishak, dan Ya'qub. danmasing-masingnya kami angkat menjadi nabi.50. Dan kami anugerahkan kepada mereka sebagian dari rahmat kami dan kamijadikan mereka buah tutur yang baik lagi Tinggi.

[905] Maksudnya: ialah Ibrahim a.s. adalah seorang nabi yang amat cepatmembenarkan semua hal yang ghaib yang datang dari Allah.

15. QS. AI-Anbiya' [21]: 51 -73:

c: <-.....,.i. 4...;\1 J(j 11 ffl ~,.. 1,;:' <- ~J' J1,i ..... y~.Jj,.J ~(.JI t:51~ jiJ'J' J!t......7'...-1 ........:",. J~~ .: ~u.... ~ ...... "'/'; ..

... ....... .... -.... - ... ?... • J... ...}.... ",,' J t ~,.4 J ...... ,., ...

~~y.~ II b~~I~ b..tt;-j I}u~0.# II ~I cs}1 ~~I ~~

... t"::lt <>.J t. J.... 1.... ... J J_ J t J J "'....... ...

~,.::.•:,j ....I~~ 1~~~z:-II:;Ju ~W P J FjL;l~j~l~ .:w Ju, /

J ... ... 0 t J.... ... -;.1 t "'.... ..,?~ ... .;: ,.,

5!') J-" lSljJ~ 00J1 ~5~lj y)'; ~,II ~J~.J tY. Ju~ ~)!.\II

... .,. J • J! J t .... .,..... /:: ... ,-: ""_! ~ .... ~ '" -61"'''' .:;,., ..

~ LY-~..L: I}y 0 1~~I 0 1_ '" '1 ~bj ~ ~y'~1 ~

11; 1.::1: .' i((j~ -: J "..]1;. ~1;1 ~;{ ( L ~I IS,l:,. , ~1.::.:'-1:<..t""" u-" y 'ifJ; --.:....>~..r. " ft r ~ ft •~

J .... J.... J ... J J}oJ?.... ,;f...... ." ..... J.... -::.J'" ,-;i -".. ,; ...

o ~~) ~4J J~ (oJ'y.:y ~~ I}u~~I~ Y4:>) ~l!.;

1<" ~ ~ I;L'::,)~ i:;](j ~ ,-:)/1 ~;~ r~1;1 ,-",01 ~f ~ <-~ i~t i)(j\,# ...... ...

Page 162: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

5I. Dan Sesunggldmya Telah kami anugerahkan kepada Ibrahim hidayah kebenaransebelum (Musa dan Harun)[960], dan adalah kami mengetahui (keadaan)nya.52. (ingatlah), ketika Ibrahim Berkata kepada bapaknya dan kaumnya: "Patung­patung apakah Ini yang kamu tekun beribadat kepadanya?"53. Mereka menjawab: "Kami mendapati bapak-bapak kami menyembahnya".54. Ibrahim berkata: "Sesungguhnya kamu dan bapak-bapakmu berada dalamkesesatan yang nyata".55. Mereka menjawab: "Apakah kamu datang kepada kami dengan sungguh-sungguhataukah kamu termasuk orang-orang yang belmain-main[96I]?"56. Ibrahim berkata: "Sebenamya Tuhan kamu ialah Tuhan langit dan bumi yangTelah menciptakannya: dan Aku termasuk orang-orang yang dapat memberikan buktiatas yang demikian itu".57. Demi Allah, Sesungguhnya Aku akan melakukan tipu daya terhadap berhala­berhalamu sesudah kamu pergi meninggalkannya[962].58. Maka Ibrahim membuat berhala-berhala itu hancur berpotong-potong, kecualiyang terbesar (induk) dari patung-patung yang lain; agar mereka kembali (untukbertanya) kepadanya.59. Mereka berkata: "Siapakah yang melakukan perbuatan Ini terhadap tuhan-tuhankami, Sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang zalim."60. Mereka berkata: "Kami dengar ada seorang pemuda yang mencela berhala­berhala Ini yang bernama Ibrahim".61. Mereka berkata: "(Kalau demikian) bawalah dia dengan cara yang dapat dilihatorang banyak, agar mereka menyaksikan".62. Mereka bertanya: "Apakah kamu, yang melakukan perbuatan Ini terhadap tuhan­tuhan kami, Hai Ibrahim?"63. Ibrahim menjawab: "Sebenarnya patung yang besar Itulah yang melakukannya,Maka tanyakanlah kepada berhala itu, jika mereka dapat berbicara".

Page 163: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

"" "'- -;;", "" "".J. if 1. "" ", -;;", 1< "" ~ "" ""., ", "" ""f-""'"~WJI ~ Ut) JoUl t.:J.~plj~~1 ~.~jj~ ~Ij~(t-t""ll

'7 ia):&\J~ ~1~0~ .qjJL: (j.J.q ry. ~0;;:; ry. Jj.qj~~ ,

69. Dan bacakanlah kepada mereka kisah Ibrahim.70. Ketika ia Berkata kepada bapaknya dan kaumnya: "Apakah yang kamu sembah?"71. Mereka menjawab: "Kami menyembah berhala-berhala dan kami senantiasatekun menyembahnya".72. Berkata Ibrahim: "Apakah berhala-berhala itu mendengar (doa)mu sewaktu kamuberdoa (kepadanya)?,73. Atau (dapatkah) mereka memberi manfaat kepadamu atau memberi mudharat?"74. Mereka menjawab: "(Bukan Karena itu) Sebenamya kami mendapati nenekmoyang kami berbuat demikian".75. Ibrahim berkata: "Maka apakah kamu Telah memperhatikan apa yang selalukamu sembah,76. Kamu dan nenek moyang kamu yang dahulu?,77. Karena Sesungguhnya apa yang kamu sembah itu adalah musuhku, kecualiTuhan semesta Alam,78. (yaitu Tuhan) yang Telah menciptakan aku, Maka dialah yang menunjuki aku,79. Dan Tuhanku, yang dia memberi makan dan minum kepadaku,80. Dan apabila Aku sakit, dialah yang menyembuhkan aku,81. Dan yang akan mematikan aku, Kemudian akan menghidupkan Aku (kembali),82. Dan yang amat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada hari kiamat".83. (Ibrahim berdoa): "Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku hikmah dan masukkanlahAku ke dalam golongan orang-orang yang saleh,84. Dan jadikanlah Aku buah tutur yang baik bagi orang-orang (yang datang)Kemudian,85. Dan jadikanlah Aku termasuk orang-orang yang mempusakai surga yang penuhkenikmatan,86. Dan ampunilah bapakku, Karena Sesungguhnya ia adalah termasuk golonganorang-orang yang sesat,87. Danjanganlah Engkau hinakan Aku pada hari mereka dibangkitkan,88. (yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-Iaki tidak berguna,89. Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih,

o

Page 164: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

,(;,..

;~, ~, ~~c..: 'L~ ,f~ ~, ~ .. 1\ :c ,~ 'L ~ , 1\

~ ~\....

~\ f,l \ :" ~"~~ (;;,

~:' , lc '1 ..

~~ ~\to

1~, , , , ' .. tj".,

}~-, I (9 C:

~<1;, ~i\ 10 \l'

-" 'a;" -'" C:" :>, ,\ ..~\ '"

-, '.- -, '"r ''i;, C:'-,

t~-, , '" .' r-, } ~ 't" .... ,f'l

"",, 1.. ,... '",'

o ¥: ;;, , -< ~ , -".. ., .., , -, r-, \' "" [~ "~t~ ,

\'1' It" ~'\ ~~:., .. =~ ,

~' .. "" ,' ~

"" '£\\ ':1'."' 't.~ \ \~t [;' ~:, r-,

t~~' ~\... .. ' .. E\ "

"" ".~

~

E" \.~\. \\ \.\) {, ~\ J~:,

1f~" c't· ...'\.\ -< 't" -, C:1\ ~, (;, '",' ...

" '.- -< -" ,...~"

,.-~,

,G..~ 1\ }; 1'- '~" <1;, .1:-: ['. ~>J, tU: \ 'Ie ,(;,.. () .. I<:l., 'I . ,'",\ C:'"" ~

-,

'~:" \\"::"1.:.-\ ... ., '.-

11' G...: ~~ ~\ '~ ~, { .. ,~, ~ ,~~ ~-\ ~ \ -, C. ,

~~· .. \ \ ~,",Il \ 0\ 0~ , ,'<i. 1;' ~i\ ~ ., I. ,.. .- , t ~' \.~\ t~

-, '.--, 'y "" Ii" -,~\ ,~..

>J

t-~ f:'e, ' .. ,~" .....'t ~. ~. c:; .. -".., , , '- oL."' e -, ..

_\ tJ°,

~: ~~ {,\r:~\,(;,.. -~ l "~ ,v'" ,(;,.. E\ ,(;,.. \t.>:. c;:~

, ..u<:' j~ ",.,e ,(;,.. ty } .. C: \\ (\ (\ 'G:l \

'~:.,

., .. 1\"- 9 '<i. ~F"

~ "",t f' ' ' , '\... " " 'e'"~\. ,

G' 'h Gi,\ e,~:, " [, --'-~." ,

~ '1. ,· , v" " '" oL."' <;:\ ,. ,

""\ ." -\ '",' -~.,

,",,'

"" (,>:. ' ~\\ l\ -" ,

"f(;;"",j

~~ C;; '\ -" ~~{,

:-' ~{~ 9 .. L. ~~ e. , '~" -,'.[\ t..: \~ 'C -, ~.-,

\\~ t,..~, l .. ,. , £;' ~~

\C: t..C:..~ ..... ,",,'~i\

~" f~ "" ' ~ . ..-" -" v ..(;,''~" -" e C: s' II., , -,

~\.,

r-" ~-,

\~> r <;: \ (;,' Il -, f ~,'I:;,

~\ ~t'C: "" ~~~.... 9~, .. e ~\ ~\., '\1 ~

~\\ -,

.0' v .. <;:"' '" ~ Col.\ t 1~"~ . .,

9-~ ,.-~,

-, '"" "-~\,(;,.. e ,:: ., .. '" .'

~\,! I.; c..:~, 'f." .. l

Ol,f'f

~ .. ~" 't, .. ')\~\'"'....

~.' ;C ..t~

(;;,

t. " 1':,

~~v"

~' : , -, oL.,· , 1:" .0' " "-'I:;, (\ ~.. "" r:F {~', 1 .,

'~" ' ' -~'~" '~" [",1\ "" ,,' -" ,..

~~'a{:\ \:;\

l"-,

't~-\

.", -, . , -,\..."

~L~ rt, '.-., ."

['" 'C: -, 'C: I:t.:'1:::" e . : " ~ ~ 'I:;, ."

""oL." it.~ ~ 9 'I:;,-\ ,~ '.- -, v .. -\ ,.- "- v ..

Page 165: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

16. Dan (Ingatlah) Ibrahim, ketika ia Berkata kepada kaumnya: "Sembahlah olehmuAllah dan bertakwalah kepada-Nya. yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jikakamu Mengetahui.17. Sesungguhnya apa yang kamu sembah selain Allah itu adalah berhala, dan kamumembuat dusta[1l46]. Sesungguhnya yang kamu sembah selain Allah itu tidakmampu memberikan rezki kepadamu; Maka mintalah rezki itu di sisi Allah, dansembahlah dia dan bersyukurlah kepada-Nya. Hanya kepada- Nyalah kamu akandlkembalikan.18. Dan jika kamu (orang kafir) mendustakan, Maka umat yang sebelum kamu jugaTelah mendustakan. dan ke:wajiban Rasul itu, tidak lain hanyalah menyampaikan(agama Allah) dengan seterang-terangnya."19. Dan apakah mereka tidak memperhatikan bagaimana Allah menciptakan(manusia) dari permulaannya, Kemudian mengulanginya (kembali). Sesungguhnyayang demikian itu adalah mudah bagi Allah.20. Katakanlah: "Berjalanlah di (muka) bumi, Maka perhatikanlah bagaimana Allahmenciptakan (manusia) dari permulaannya, Kemudian Allah menjadikannya sekalilagi[1147]. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.21. Allah mengazab siapa yang dikehendaki-Nya, dan memberi rahmat kepada siapayang dikehendaki-Nya, dan Hanya kepada-Nya-Iah kamu akan dikembalikan.22. Dan kamu sekali-kali tidak dapat melepaskan diri (dari azab Allah) di bumi dantidak (pula) di langit dan sekali-kali tiadalah bagimu pelindung dan penolong selainAllah.23. Dan orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah dan pertemuan dengan Dia,mereka putus asa dari rahmat-Ku, dan mereka itu mendapat azab yang pedih.24. Maka tidak adalah jawaban kaum Ibrahim, selain mengatakan: "Bunuhlah ataubakarlah dia", lalu Allah menyelamatkannya dari api. Sesungguhnya pada yangdemikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yangberiman.25. Dan Berkata Ibrahim: "Sesungguhnya berhala-berhala yang kamu sembah selainAllah adalah untuk menciptakan perasaan kasih sayang di antara kamu dalamkehidupan dunia Ini Kemudian di hari kiamat sebahagian kamu mengingkarisebahagian (yang lain) dan sebahagian kamu mela'nati sebahagian (yang lain); dantempat kembalimu ialah neraka, dan sekali- kali tak ada bagimu para penolongpun.26. Maka Luth membenarkan (kenabian)nya. dan berkatalah Ibrahim:"Sesungguhnya Aku akan berpindah ke (tempat yang diperintahkan) Tuhanku(kepadaku); Sesungguhnya dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.27. Dan kami anugrahkan kepda Ibrahim, Ishak dan Ya'qub, dan kami jadikankenabian dan Al Kitab pada keturunannya, dan kami berikan kepadanya balasannyadi dunia[1l48]; dan Sesungguhnya dia di akhirat, benar-benar termasuk orang-orangyang saleh.[1146] Maksudnya: mereka menyatakan bahwa berhala-berhala itu dapat memberi

syafaat kepada mereka disisi Allah dan Ini adalah dusta.[1147] Maksudnya: Allah membangkitkan manusia sesudah mati kelak di akhirat

Page 166: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

85. (Ingatlah) ketika ia Berkata kepada bapaknya dan kaumnya: "Apakah yang kamusembah itu?86. Apakah kamu menghendaki sembahan-sembahan selain Allah dengan jalanberbohong?87. Maka apakah anggapanmu terhadap Tuhan semesta alam?"88. Lalu ia memandang sekali pandang ke bintang-bintang.89. Kemudian ia berkata:"Sesungguhnya Aku sakit".90. Lalu mereka berpaling daripadanya dengan membelakang.91. Kemudian ia pergi dengan diam-diam kepada berhala-berhala mereka; lalu iaberkata: "Apakah kamu tidak makan[1280]?92. Kenapa kamu tidak menjawab?"93. Lalu dihadapinya berhala-berhala itu sambil memukulnya dengan tangankanannya (dengan kuat).94. Kemudian kaumnya datang kepadanya dengan bergegas.95. Ibrahim berkata: "Apakah kamu menyembah p,atung-patung yang kamu pahat itu96. Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu". .,97. Mereka berkata: "Dirikanlah suatu bangunan untuk (membakar) Ibrahim;lalulemparkanlah dia ke dalam api yan~ menyala-nyala itu".98. Mereka hendak me1akukan tipu muslihat kepadanya, Maka kami jadikan merekaorang-orang yang hina[1281].99. Dan Ibrahim berkata:"Sesungguhnya Aku pergi menghadap kepada Tuhanku,dan dia akan memberi petunjuk kepadaku[1282].100. Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang­orang yang saleh.101. Maka kami beri dia khabar gembira dengan seorang anak yang amatsabar[1283].102. Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-samaIbrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku Sesungguhnya Aku melihat dalam mimpibahwa Aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" ia menjawab: "Haibapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akanmendapatiku termasuk orang-orang yang sabar".103. Tatkala keduanya Telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya ataspelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya ).104. Dan kami panggillah dia: "Hai Ibrahim,105. Sesungguhnya kamu Telah membenarkan mimpi itu[I284] SesungguhnyaDemikianlah kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.106. Sesungguhnya Ini benar-benar suatu ujian yang nyata.107. Dan kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar[1285].108. Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orangyang datang Kemudian,109. (yaitu)"Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim".110. Demikianlah kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.Ill. Sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba kami yang beriman.

Page 167: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

112. Dan kami bed dia kabar gembira dengan (kelahiran) Ishaq seorang nabi yangtermasuk orang-orang yang saleh.113. Kami Iimpahkan keberkatan atasnya dan atas Ishaq. dan diantara anak cucunyaada yang berbuat baik dan ada (pula) yang zalim terhadap dirinya sendiri dengannyata.[1278] Maksudnya: Ibrahim termasuk golongan Nuh a.s. dalam keimanan kepada

Allah dan pokok-pokok pelajaran agama.[1279] maksud datang kepada Tuhannya ialah mengikhlaskan hatinya kepada Allahdengan sepenuh-penuhnya.[1280] maksud Ibrahim dengan perkataan itu, ialah mengejek berhala-berhala itu,Karena dekat berhala itu banyak diletakkan makanan-makanan yang baik sebagaisajian-sajian.[1281] Maksudnya: Tuhan menggagalkan tipu daya mereka.[1282] Maksudnya: Ibrahim pergi ke suatu negeri untuk dapat menyembah Allah danberda'wah.[1283] yang dimaksud ialah nabi Ismail a.S.[1284] yang dimaksud dengan membenarkan mimpi ialah mempercayai bahwamimpi itu benar dari Allah S.W.t. dan wajib melaksana- kannya.[1285] sesudah nyata kesabaran dan ketaatan Ibrahim dan Ismail a.s. Maka Allahmelarang menyembelih Ismail dan untuk meneruskan korban, Allah menggantinyadengan seekor sembelihan (kambing). peristiwa Ini menjadi dasar disyariatkannyaqurban yang dilakukan pada had raya haji.

21. QS. AI-Zukhruf [43]: 26:J1f.- ......... ";,J -;; ... JJ,"," -; .. _,.....- 1i ... 1-} ......... ..

).up J)d .s;.J1 'lIJ ~ uJ¥ ~ ~~ ~J =-~~j ~~ ~:;'J J(j ~Jj

... J "" J1i...... ... ;:' ... r.......... "'...... '" ....~ . ' ". ;\;1 - . wL:,~I ~I:: '~ .. l'~ .@0~y.lr-~~~ .,. ,~JWq..;:-r--

26. Dan ingatlah ketika Ibrahim Berkata kepada bapaknya[1353] dan kaumnya:"Sesungguhnya AIm tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamusembah[1354],27. Tetapi (aku menyembah) Tuhan yang menjadikanku; Karena Sesungguhnya diaakan memberi hidayah kepadaku".28. Dan (Ibrahim a. s.) menjadikan kalimat tauhid itu kalimat yang kekal padaketurunannya supaya mereka kembali kepada kalimat tauhid itu[1355].[1353] di antara Mufassirin ada yang berpendapat bahwa yang dimaksud denganAbiihi (bapaknya) ialah pamannya.[1354] Maksudnya: nabi Ibrahim a.s. tidak menyembah berhala-berhala yangdisembah kaumnya.

Page 168: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

... .J .. '3'" JJ '"~ • ft;; ..."· J .• L-'@u.r-+~~J

26. Dan Sesungguhnya kami Telah mengutus Nuh dan Ibrahim dan kami jadikankepada keturunan keduanya kenabian dan Al kitab, Maka di antara mereka ada yangmenerima petunjuk dan banyak di antara mereka fasik.

24. QS. AI-Mumtahanah [60): 4 - 6:.f. .} ....} -::: .... J. "" "" _}............ ~~ ",. JJ....... ~ ! J. .............. ",,"

~ Ij;~.r. [;,J~:;.a! l}lJ ~J~"""" ~;Ulj~:;'J~~ oy:;,1~~D ..u

~,." ...... ".""t_ .... ......... ~ ....... ~ .. ~ ......... ..-11_"' ... "" ~,.".J"'J

(;-J ~I &.w ~Il.j.wcJ~'J~~ ~:;'J J:J.i 'JJ ~o..L>j ~~ IBY

11'" ~ .,. ...::",... "",.,. ..... t ""... "'1i".. ""'- be,;~ .:uJ 8 ~ 'J LG' Q7' J -' 'I .lUI' lilil .lUI' t.JS".~ LG'" <'.~" , . .J CP~ .!J. - !J Y _ U l$"" ,,

J ~

k:;. ~y:;,i ~jj;:,5'raJQJ~ y.;JT..;:.:,f J.bJ 8.5 w~Tj iJ~

o JIJLT~T;' :&T0~ JBU-:j~<iTt:;;]Tj :&Ti;-jd;:,5'ifI4. Sesungguhnya Telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang­orang yang bersama dengan Dia; ketika mereka Berkata kepada kaum mereka:"Sesungguhnya kami berlepas diri daripada kamu dari daripada apa yang kamusembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan Telah nyata antara kami dankamu permusuhan dan kebencian buat selama-Iamanya sampai kamu beriman kepadaAllah saja. kecuali perkataan Ibrahim kepada bapaknya[I470]: "Sesungguhnya Akuakan memohonkan ampunan bagi kamu dan Aku tiada dapat menolak sesuatupun darikamu (siksaan) Allah". (Ibrahim berkata): "Ya Tuhan kami Hanya kepada Engkaulahkami bertawakkal dan Hanya kepada Engkaulah kami bertaubat dan Hanya kepadaEngkaulah kami kernbali."5. "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan kami (sasaran) fitnah bagi orang­orang kafir. dan ampunilah kami Ya Tuhan kami. Sesungguhnya Engkaulah yangMaha Perkasa lagi Maha Bijaksana".6. Sesungguhnya pada mereka itu (Ibrahim dan umatnya) ada teladan yang baikbagimu; (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap (pahala) Allah dan (keselamatan

Page 169: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

pada) hari kemudian. dan barangsiapa yang berpaling, Maka Sesungguhnya AllahDia-Iah yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji.[1470] nabi Ibrahim pemah memintakan ampunan bagi bapaknya yang musyrikkepada Allah: Ini tidak boleh ditiru, Karena Allah tidak membenarkan orang mukminmemintakan ampunan untuk orang-orang kafir (lihat surat An Nisa ayat 48).

25. Ayat-ayat yang tidak disebutkan secara langsnng:

o

6. Dan Demikianlah Tuhanmu, memilih kamu (untuk menjadi Nabi) dandiajarkan-Nya kepadamu sebahagian dari ta'bir mimpi-mimpi dandisempurnakan-Nya nikmat-Nya kepadamu dan kepada keluarga Ya'qub,sebagaimana dia Telah menyempurnakan nikmat-Nya kepada dua orangbapakmu[743] sebelum-zitu, (yaitu) Ibrahim dan Ishak. Sesungguhnya TuhanmuMaha mengetahui lagi Maha Bijaksana.[743] dimaksud bapak disini kakek dan ayah dari kakek.

b. QS. Yusuf [12J: 38:J

..- ";"'''- '" ill t_..- ,., ..- ~ J""............. .... _........-:: J "" ...~

~z;,(fl ~~ J.l,Fi 01W '::-JDl. Y~j~lJ~).lC>~L!I; ~~Ij

~;)J~'1lJ"OTj; f~j lJ"0T J'-j I~Jc ~T J;:aj (fl -nl'S ~38. Dan Aku pengikut agama bapak-bapakku yaitu Ibrahim, Ishak dan Ya'qub.tiadalah patut bagi kami (para Nabi) mempersekutukan sesuatu apapun denganAllah. yang demikian itu adalah dari karunia Allah kepada kami dan kepadamanusia (seluruhnya); tetapi kebanyakan manusia tidak mensyukuri (Nya).

>'

Page 170: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

7. Dan (Ingatlah) ketika kami mengambil perjanjian dari nabi-nabi dan dari kamu(sendiri) dari Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa putra Maryam, dan kami Telahmengambil dari mereka perjanjian yang teguh[1202].

[1202] Perjanjian yang teguh ialah kesanggupan menyampaikan agama kepadaumatnya masing-masing.

d. QS. Shad [38): 45:.... -;. "'"I ,,1- ".... .,. J..,............ ....... _............ j..,,,1

~!"Q.r~lj -'>f,1~1 ~JIy~j~Jj~).115..lL:-fJS'~lj

45. Dan ingatlah hamba-hamba Kami: Ibrahim, Ishaq dan Ya'qub yangmempunyai perbuatan-perbuatan yang besar dan ilmu-ilmu yang Tinggi.

e. QS. Al-Syura [42): 13? /. .... .....,. .... - ..... .,! -::.... }. -;;i.... "'.... '" ,......... ..-

=--~ I~_~oj L:.j.lJ)l ~JI C>0llj ~y ~~ ~j L:. 0,.\11 ~ ~ ~ f;l

.,..,.... .... t: .}.........; '" .... • t (be.L:~.(".''1 \;:.,,'(" Wi_d.",:}', ..u\\ '-\"1 T' ,,' ',' ('\(ft'~ r..r..f:" ",~'p J.:t, ~ <J ~J (,$"YJ ~A

J ... .,,, - ............ "'.... "'., .... ,.~..,r::...,.... }. J.,""~~. .w\C> j ~n ; G..). .w\ -,"..c:-.oJI <\..Ji':.~.c J.:iW . ...... <.JA .... t 7T.J .. L,r4 ..... J~ ...... t \. .T

13. Dia Telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang Telahdiwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang Telah kami wahyukan kepadamu danapa yang Telah kami wasiatkan kepadaIbrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlahagama[1340] dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. amat berat bagiorang-orang musyrik agama yang kamu sem mereka kepadanya. Allah menarikkepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada(agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya).

[1340] yang dimaksud: agama di sini ialah meng-Esakan Allah s.w.t., berimankepada-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhirat selia mentaatisegala perintah dan larangan-Nya.

f. QS. AI-Najrn [53): 37

37. Dan lembaran-lembaran Ibrahim yang selalu menyempumakanjanji?'OJ

Page 171: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

g. QS. AI-A'la [87]: 19.

19, (yaitu) kitab-kitab Ib h'ra 1m dan Musa

o

o

Page 172: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

1. IDENTITASNama

DAFTARRIWAYATHIDUP

: Maisaroh Nurharjanti

Tempat, Tanggal Lahir : Gunungkidul, 27 Januari 1975

Orangtua/ AyahIbu

Suami

Anak

Alamat Rumah

: H. Muh!\ii bin Praptodimulyo: Hj. Siti Jamhariah bt. H. Rofi'i

: Faiz Rafdhi, M. Kom.(Dosen di STMIK Muhammadiyah Jakarta)

: I. Rifda Hanun (5 Juli 2002)2. Izza Mufida (3 Maret 2006)

: JI. Rusa VII / 9, RT 008/ 08, Manggarai SelatanJakarta Selatan 12860.Telp. (021) 8292409/68674313

Alamat Kantor : Pusat Penerjemahan dan Penyiapan Naskah,Sekretariat Wakil Presiden RI,Jln. Kebon Sirih No. 14 Jakarta 10110Telp. (021) 3842780 - 3865507

II. RIWAYAT PENDIDlKAN

I. SDN II Wonosari di Gunungkidul (Tamat Tahunl987)2. Madrasah Mu'allimaat Muhammadiyah di Yogyakarta (Tamat Tahun1993)3. Fakultas Adab, lAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, (Tamat Tahunl998)4. S.2 Program Studi Bahasa dan Sastra Arab pada Sekolah Pascasarjana UIN

SyarifHidayatullah Jakarta sejak tahun 2001

III. KURSUS DAN PELATIHAN

I. Kursus Bahasa Inggris di Pusat Pelayanan Bahasa Universitas Indonesia(2006)

2. In house training Bahasa Inggris oleh LB-LIA di Jakarta (2007)3. Pelatihan Jurnalistik Instansi dan Media Internal, di Bandung (2007)4. Pelatihan Metodologi Penelitian dan Penulisan Karya Tulis I1miah oleh

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesii! (2006)5. Pelatihan Microsoft Office XP Full Package di Sciencom Jakarta (2006)

Page 173: jL;?-/PP5 /Trepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PP5 /T KISAH NABIIBRAHIMA.S. DALAMALQURAN (SUATU KAJIAN SEMIOTIK) Tesis Diajukanuntuk Memenuhi Persyaratan DalamMemperoleh

6. Pelatihan Sistem Informasi "Paperless Online" di Telkom Bandung (2006)7. Pelatihan Sistem Informasi "Perpustakaan Online" di Telkom Bandung

(2006)8. Pelatihan Table Manner, di Sheraton Media Hotel & Tower Jakarta (2006)9. Pelatihan Table Manner, di Hotel Borobudur Jakarta (2007)10. Kursus Komunikasi Tulis dan Tata Naskah Bahasa Indonesia di Sekretariat

Negara RI, Jakarta (2007)11. Kursus Penulisan Pidato Kenegaraan di Sekretariat Negara RI, Jakarta

(2007)

IV. SEMINAR, LOKAKARYA, WORKSHOP DAN LAIN-LAIN

I. Peserta Seminar Komunikasi Politik , Jakarta (2007)2. Peserta Seminar Teknik Wawancara yang Efektif ,Jakarta (2007)3. 5th Asian Translators Forum, "Translation and Cultural Dialogue" di Bogor

(2007)

V. RIWAYAT PEKERJAAN

I. Gu'fu Pondok Pesantren An-Najah, Bekasi (1998)2. Guru Pondok Pesantren Harisul Khairat, Tidore Maluku Utara (1999)3. Guru Madrasah Mu'allimaat Muhammadiyah, Yogyakarta (2000-2001)4. Guru SMK Muhammadiyah 6 Jakarta (2001-2004)5. StafPusat Penerjemahan dan Penyiapan Naskah, Sekretariat Wakil Presiden

RI, Jakarta (2005-sekarang)

VI. PENGALAMAN ORGANISASI

I. Ketua Umum Persatuan Pelajar Madrasah Mu'allimaat MuhammadiyahYogyakarta (1992)

2. Pengurus Bidang Litbang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah KomisariatFakultas Adab lAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (1995)