33
ISSN NO. 0854-9699 EDlSl No. 23 NOVEMBER 2010 Analisis Kepemimpinan Organisasional Menurut Sektor Industri, Kepemilikan Usaha dan Kinerja Organisasional (Kasus pada Perusahaan-Perusahaan Publik di Jabodetabek) Singmin Johanes Lo, Musa Hubeis, Aji Hermawan dan Parulian Hufagaol Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumen dalam Memilih Jenis Minuman Rlngan pada Situasi Konsumsi Health and Appearance Zeffry Alamsyah, Ujang Sumarwan, Hartoyo dan Eva 2. Yusuf Kapasitas Sektor Perbankan dalam Pembiayaan Sektor Tanaman Pangan dan Altematif Pengembangannya Imam Teguh Saptono, Marimin, Mangara Tambunan dan Rina Oktaviani Keunggulan Komparatif dan Kompetitif Ekspor lkan Hias Betta di Pasar lnternasional (Pendekatan: PolicyAnalysis Matrix) Suprapto Penentuan Composite Leading Indicator (CLI) lnvestasi Melalui Gross Fixed Capital Formation (GFCF) Eddy S. Tumenggung dan Cecep Winata Pengaruh KepemimpinanTerhadap Kinerja Karyawan Melalui Pembentukan Budaya Organisasi dan Komitmen Organisasi - - Anik Herminingsih -- I PUSAT PENELlTlAN - UNlVERSlTAS MERCU BUANA JL. RAYA MERUYA SELATAN, KEMBANGAN, JAKARTA BARAT 11650 TELP. (021) 5840816, EXT. 340113451, FAX. (021) 5840813 http:llpuslit.mercubuana.ac.id

JL. RAYA MERUYA SELATAN, KEMBANGAN, JAKARTA …ujangsumarwan.blog.mb.ipb.ac.id/files/2010/07/2010-UJANG-SUMARWAN... · Analisis Kepemimpinan Organisasional Menurut Sektor Industri,

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: JL. RAYA MERUYA SELATAN, KEMBANGAN, JAKARTA …ujangsumarwan.blog.mb.ipb.ac.id/files/2010/07/2010-UJANG-SUMARWAN... · Analisis Kepemimpinan Organisasional Menurut Sektor Industri,

ISSN NO. 0854-9699 EDlSl No. 23 NOVEMBER 2010

Analisis Kepemimpinan Organisasional Menurut Sektor Industri, Kepemilikan Usaha dan Kinerja Organisasional

(Kasus pada Perusahaan-Perusahaan Publik di Jabodetabek) Singmin Johanes Lo, Musa Hubeis, Aji Hermawan

dan Parulian Hufagaol

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumen dalam Memilih Jenis Minuman Rlngan pada Situasi Konsumsi

Health and Appearance Zeffry Alamsyah, Ujang Sumarwan, Hartoyo

dan Eva 2. Yusuf

Kapasitas Sektor Perbankan dalam Pembiayaan Sektor Tanaman Pangan dan Altematif Pengembangannya

Imam Teguh Saptono, Marimin, Mangara Tambunan dan Rina Oktaviani

Keunggulan Komparatif dan Kompetitif Ekspor lkan Hias Betta di Pasar lnternasional

(Pendekatan: Policy Analysis Matrix) Suprapto

Penentuan Composite Leading Indicator (CLI) lnvestasi Melalui Gross Fixed Capital Formation (GFCF) Eddy S. Tumenggung dan Cecep Winata

Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan Melalui Pembentukan Budaya Organisasi dan Komitmen Organisasi - -

Anik Herminingsih -- I PUSAT PENELlTlAN - UNlVERSlTAS MERCU BUANA

JL. RAYA MERUYA SELATAN, KEMBANGAN, JAKARTA BARAT 11650 TELP. (021) 5840816, EXT. 340113451, FAX. (021) 5840813

http:llpuslit.mercubuana.ac.id

Page 2: JL. RAYA MERUYA SELATAN, KEMBANGAN, JAKARTA …ujangsumarwan.blog.mb.ipb.ac.id/files/2010/07/2010-UJANG-SUMARWAN... · Analisis Kepemimpinan Organisasional Menurut Sektor Industri,

BULLETIN PENELITIAN

PENASEHAT : Dr. Ir. Arissetyanto Nugroho, MM Dr. Petrina Faustine, SE., MM, MSc.

PENANGGUNG IAWAB : Dr. Ir. Eliyani

EDITOR : Dr. Ir. Eliyani Ir. Suprapto, M.Si Dr. A. A. Anwar Prabu Mangkunegara, M.Psi Ir. Zainal Abidin Shahab, MT Dr. Ir. Andi Adriansyah, M.Eng Dr. Andy Corry W., M.Si Dr. Yudhi Herliansyah, SE.Ak., M.Si Dr.-Ing. Mudrik Alaydrus

SElTING & LAYOUT : Arfan Sandy I lham

SIRKULASI : Kusnadi

Page 3: JL. RAYA MERUYA SELATAN, KEMBANGAN, JAKARTA …ujangsumarwan.blog.mb.ipb.ac.id/files/2010/07/2010-UJANG-SUMARWAN... · Analisis Kepemimpinan Organisasional Menurut Sektor Industri,

Kata Pengantar /'

Puji Syukur kehadirat Allah SWTyang telah rnernberikan kernarnpuan kepada civitas akademika Universitas Mercu Buana untuk terus berkernbang dan berkarya. Salah satu karya tersebut adalahJurnal 'Bulletin Penelitian".

Fokus Bulletin Penelitian edisi kali ini adalah hasil-hasil riset bidang ekonorni dan sosial baik yang dilakukan oleh civitas akademika Universitas Mercu Buana rnaupun dari luar UMB.

Partisipasi seluruh civitas akademika dan peneliti sangat diharapkan agar kornunikasi ilrniah rnelalui lurnal Bulletin Penelitian ini dapat terus berlangsung. Terima kasih kepada sernua peneliti/penulis yang telah mendukung kelancaran penerbitan Bulletin ini, semoga berrnanfaat.

Jakarta, November 2010

Dewan Redaksi

Page 4: JL. RAYA MERUYA SELATAN, KEMBANGAN, JAKARTA …ujangsumarwan.blog.mb.ipb.ac.id/files/2010/07/2010-UJANG-SUMARWAN... · Analisis Kepemimpinan Organisasional Menurut Sektor Industri,

DAFTAR IS1

Halaman

Kata Pengantar .................................................................... i Daftar Is i ...................... .. ................................................... ii

........... Kebijakan Dewan Redaksi dan Standar Penulisan Hasil Riset iii

I. Analisis Kepemimpinan Organisasional Menurut Sektor Industri, Keperniiikan Usaha dan Kine rja Organisasional (Kasus pada Perusahaan-Perysahaan Publik di Jabodetabek) ........................................................... 1

11. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumen dalam Memilih Jenis Minuman Ringan pada Situasi Konsurnsi Health and Appearance ................................................. 21

i

1 111. Kapasitas Sektor Perbankan dalam Pernbiayaan Sektor I ............. Tanarnan Pangan dan Alternatif Pengembangannya 47

I

IV. Keunggulan Komparatif dan Kornpetitif Ekspor Ikan Hias Betta , .

; . d i Pasar Internasional (Pendekata n : Policy Analysis Matrix) ................................ 63

V. Penentuan Composite Leading Indicator (CLI) Investasi ..................... Melalui Gross Fixed Capital Formation (GFCF) 78

VI. Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kine rja Karyawan Melalui Pembentukan Budaya Organisasi dan Komitrnen Organisasi ..... ; ............................................... 95

Page 5: JL. RAYA MERUYA SELATAN, KEMBANGAN, JAKARTA …ujangsumarwan.blog.mb.ipb.ac.id/files/2010/07/2010-UJANG-SUMARWAN... · Analisis Kepemimpinan Organisasional Menurut Sektor Industri,

PEDOMAN PENULISAN

I. Kebijakan Dewan Redaksi

Bulletin Peneiitian (BP) diterbitkan oleh Pusat Penelitian Universitas Mercu Buana secara berkala, yakni setiap empat bulan. Tujuan BP adaiah untuk rnenyebarluaskan hasii riset dari berbagai disiplin iimu yang terdapatpada rnasing-masing Fakultas yang ada di lingkup Universitas Mercu Buana. Penyebariuasan hasil riset sangat penting karena manfat riset dapat d~ketahui dan diimplementasikan oleh rnasyarakat luas. BP juga menerima kiriman hasii riset dari institusi lain di luar Universitas Mercu Buana.

Hasil riset yang dikirimkan ke dewan redaksi BP harus disertai surat pernyataan penulis bahwa hasil riset tersebut belum pernah diterbitkanl dipubiikasikan di media cetak atau elektronik. Hasil riset penelitian dapat ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris. lika riset dilakukan dengan pendekatan suwei atau eksperimental, maka harus melampirkan instrumen riset (kuisioner, kasus, daftar wawancara, danlatau model).

Penentuan hasil riset yang akan dimuat dalam BP dilakukan berdasarkan hasil review dewan redaksi. Pertimbangan pemuatan berdasarkan antara lain : (a) hasil riset ditulis dengan kaidah bahasa Indonesia (bahasa Inggris) yang benar dan (b) memenuhi persyaratan buku publikasi jurnal. Dewan redaksi akan mengembalikan kepada penulis apabila terdapat kesalahan yang, , dapat ditolerir untuk diperbaiki oleh penulis untuk kemudian mengirirnkannya kembali ke Dewan Redaksi. Hasil riset dapat dikirim ke dewan redaksi dengan alamat :

PUSAT PENELITIAN UNIVERSITAS MERCU BUANA

11. Raya Meruya Selatan, Kembangan, Jakarta Barat 11650 Telp: (021) 5840816 Ext: 340113451 Fax: (021) 5840813

E-mail: [email protected] http://puslit.mercubuana.ac.id

11. Pedoman Penulisan Hasil Riset

Pedoman penulisan hasil riset yang dapat digunakan sebagai acuan oleh penulis adalah: 1). Susunan hasil riset setidaknya terdiri atas bagian-bagian berikut ini :

a. Abstrak. Bagian ini rnemuat ringkasan hasil riset yang terdiri dari:

BULLETIN Penelitian No. 23Tahun 2010 Pedoman Penulisan

Page 6: JL. RAYA MERUYA SELATAN, KEMBANGAN, JAKARTA …ujangsumarwan.blog.mb.ipb.ac.id/files/2010/07/2010-UJANG-SUMARWAN... · Analisis Kepemimpinan Organisasional Menurut Sektor Industri,

rnasalah, tujuan, rnetode, temuan/kesirnpulan. Abstrak disajikan di awal dan penyajiannya kurang lebih 150 sampai dengan 4PO kata ditulis dalarn bahasa Inggris. Di akhir abstrak dicantumkan kata kunci (key words).

b. Pendahuluan. Bagian ini berisi latar belakang (rnotivasi/isu) riset,

perrnasalahan, pernyataan tujuan, kajian pustaka yang menguraikan teori, ternuan dan bahasan penelitian sebelurnnya yang dijadikan acuan dalam peneiitian dan hipotesis.

e. Metode Riset. Bagian ini terutarna rnenguraikan tentang rancangan, yaitu rnencakup jenis penelitian, definisi operasional dan pengukuran variabel, model yang digunakan, rnetode sampling dan rnetode pengumpulan data, serta rnetode analisis. Untuk penelitian yang bersifat kualitatif, dapat dijelaskan tentang pendekatan yang digunakan, proses pengurnpulan dan analisis informasi, proses penafsiran dan penyirnpulan hasil peneiitian.

e. Hasil dan Pernbahasan. Bagian ini rnenjelaskan hasil penelitian dan rnelakukan pernbahasan atas hasil ternuan penelitian.

f. Kesirnpulan. Bagian ini berisi kesirnpulan atas pernbahasan rnengenai ternuan penelitian.

g. Irnplikasi dan Keterbatasan. Bagian ini rnenjelaskan implikasi dari

ternuan dan keterbatasan penelitian. Selain itu apabila dipandang perlu bisa rnernuat saran bagi riset atau telaah berikutnya.

h: Daftar Pustaka/Referensi. Bagian ini rnernuat surnber-surnber yang dikutip dalarn badan tulisan hasil riset dan bukan berisi surnber yang tidak diacu di badan tulisan.

I 2). Hasil riset dengan jarak baris satu spasi pada kertas A4 diserahkan dalarn

i bentuk hard dan soft copy. Untuk tabel dan kutipan langsung yang i panjang lebih dari 5 baris diketik dengan huruf miring. I I ',

3). Panjang hasil riset tidak lebih dari 7000 kata dengan jenis huruf "Verdana" ukuran 10, 10 sarnpai 12 halarnan A4, dan margin ata3 bawah kiri-kanan 1,25 inci.

4). Judul ditulis dalarn bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, narna penulis

I tanpa gelar tetapi dicatat, disebutkan profesi, alarnat kantor, dan alarnat

! surat (e-rnail). ! I

5). Tabel diketik dengan jarak satu spasi, judul tabel diletakkan di atas dan

I diberi nornor urut satu (1) dan seterusnya.

I

Pedoman Penulisan BULLETIN Penelitian No. 23Tahun 2010

Page 7: JL. RAYA MERUYA SELATAN, KEMBANGAN, JAKARTA …ujangsumarwan.blog.mb.ipb.ac.id/files/2010/07/2010-UJANG-SUMARWAN... · Analisis Kepemimpinan Organisasional Menurut Sektor Industri,

6). Judul gambar diletakkan di bawah garnbar dengan nomor urut satu (1) dan seterusnva.

7). Kutipan ditulis dengan pedoman sebagai berikut: a. Satu surnber dan satu penulis: McGregor (1995) atau dengan nomor

halaman McGregor (1995:25). b. Satu sumber dan dua penulis: Nailsen and Warkentin (1995) atau

(Nailsen and Warkenti'n (1995:25) atau (Nailsen and Warkentin, 1995:25).

c. Satu surnber dan lebih dan dua penulis: Barnbang etal. (1995) atau Barnbang etal, 1996, atau jika dengan nornor halarnan: barnbang et a1 (1995:25) atau Barnbang eta l . (1995:25) atau (Barnbang etal, 1995:25).

d. Lebih dari satu sumber: Yasuda (2000); Surya (1998) atau jika dengan nornor halarnan Yasuda (2000:63); Surya (1998:25) atau (Yasuda, 2000:63; Surya 1998:25)

e. Surnber kutipan yang berasal dari hasil pekerjaan suatu institusi sebaiknya rnenyebutkan akronirn dari institusi yang bersangkutan, rnisal: Bapeparn (2002).

8). Setiap hasil riset harus rnencanturnkan daftar pustaka (hanya yang rnenjadi sumber kutipan), dengan pedornan sebagai berikut: a. Daftar referensi disusun alfabetik sesuai dengan narna penulis atau

narna institusi. b. Susunan pengetikan adalah: narna penulis, tahun publikasi, judul hasil

riset atau judul buku, narna jurnal atau penerbit, volume atau Edisi, nornor halarnan.

Contoh: Bandi dan logiyanto. 2000. Perilaku Reaksi Harga dan Volume Perdagangan

Saharn terhadap Pengumurnan Dividen. lurnal RlsetAkuntansi In- donesia, Vo1.3 No.2:201-216.

Reuter D.1 and 1.6 Robinson. 1998. Plant Analysis: An Interpretation Manual. Inkata Pers, Sydney.

BULLETIN Penelitian No. 23Tahun 2010 Pedoman Penulisan

Page 8: JL. RAYA MERUYA SELATAN, KEMBANGAN, JAKARTA …ujangsumarwan.blog.mb.ipb.ac.id/files/2010/07/2010-UJANG-SUMARWAN... · Analisis Kepemimpinan Organisasional Menurut Sektor Industri,

ANAUSIS FAKTOR-FAKTORYANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM MEMILIH JENIS MINUMAN RINGAN PADASITUASI KONSUMSI

HEALTHAND APPEARANCE

Oleh : Zeffry Alamsyah '1, Ujang Sumarwan '), Hartoyo ')

dan Eva Z. Yusuf '1

Abstract

Soft-drink market in Indonesia experiences growth in the last ten years. Besides influenced by increasing number of population and more types o f soft-drink products launched, the growth was caused by consumption that is related to life-style. This encourages practitioners in soft-drink industry to understand what factors infiuencing the consumer when they buy soft-drink to consume, as this will be beneficial to formulate an effective marketing strategy. This research elaborates factors that are predicted as infiuencer for consumer in choosing soft-drink to buy and consume during health and appearance situation. I n summary, from 26 factors o f product attributes, consumer characteristics, social, and environmental, there are 11 factors which significantiy influence respondent decision t o choose any type o f soft-drink. These are: age, household expenditure, price, taste, aroma, product quality, haial certificate, product freshness,brand awareness, packaging volume, and advertising awareness. Bottled water, ready to drink tea, packaged milk, and isotonic are the most chosen soft-drink categories by respondent.

Keywords: Consumption situation, infiuencing factors, soft-drink, mdtinomiai logit.

I. PENDAHULUAN konsurnsi di situasi health and appearance. Tujuan rnengkonsurnsi

1.1. Latar Belakang rninurnan ringan di situasi konsurnsi

Perkernbangan pasar rninurnan health andappearance adalah untuk

ringan di Indonesia selain dipengaruhi rnendapatkan asupan nutrisi yang ber-

oleh pertarnbahan jurnlah penduduk rnanfaat untuk rnenjaga kesehatan dan sernakin banyaknya jenis rninurn- dan penarnpilan (CCI, 2008a).

an ringan yang dipasarkan, juga dipe- Pernilihan rninurnan ringan ngaruhi oleh perubahan gaya hidup yang akan dikonsurnsi dirnulai dengan rnasyarakat. Sebanyak 35% volume pernilihan jenis rninirnan. Konsurnen

rninuman ringan yang dikonsurnsi di dapat rnernilih jenis rninurnan ringan

Indonesia dilakukan bukan karena ra- yang berbeda untuk situasi konsurnsi sa haus atau pelengkap acara rnakan, yang sarna. Misalnya sebagai ritual

rnelainkan untuk aktifitas yang ber- rninurnan pagi sesudah bangun tidur

hubungan dengan gaya hidup (CCI, konsurnen bisa rnernilih untuk rneng-

2008a). Salah satu aktifitas gaya konsurnsi air putih atau susu atau jus

hidup yang rnernpengaruhi perkern- buah. Sesudah rnernilih jenis rninurnan bangan pasarrninurnan ringan adalah ringan yang akan dikonsumsi baru

Page 9: JL. RAYA MERUYA SELATAN, KEMBANGAN, JAKARTA …ujangsumarwan.blog.mb.ipb.ac.id/files/2010/07/2010-UJANG-SUMARWAN... · Analisis Kepemimpinan Organisasional Menurut Sektor Industri,

terjadi pernilihan rnerek dari jenis rninuman yang dipilih.

Dengan kata lain merek-merek rninurnan ringan bersaing tidak hanya dengan alternatif di jenis minurnan yang sarna tetapi juga dengan merek- merek dari jenis rninurnan ringan lain yang sarna-sarna dapt dipilih untuk dikonsumsi di situasi yang sarna.

Pernahaman mengenai faktor- faktor yang rnenjadi pertirnbangan konsurnen dalarn rnernilih jenis rninurn- an ringan khususnya di situasi kon- surnsi health and appearance akan berrnanfaat bagi produsen untuk rne- nyusun strategi pernasaran yang lebih efektif. Selain itu hasil penelitian ini akan rnernperkaya pustaka rnengenai pengarnbilan keputusan konsurnen untuk produk kebutuhan sehari-hari seperti rninurnan ringan.

1.2. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang didefi-

nisikan berdasar perurnusan rnasalah di atas adalah: a. Mernaharni perilaku konsurnsi ber-

bagai rninurnan ringan. b. Menentukan faktor-faktor yang

rnernpengaruhi konsurnen dalarn rnernilih jenis rninurnan ringan di situasi konsurnsi heafth and appearance.

c. Mengernbangkan strategi pernasa- ran rninurnan ringan di situasi kon- surnsi health and appearance dengan rnernanfaatkan faktor- faktoryang rnernpengaruhi pilihan konsumen.

11. Kerangka Teoritis, Kajian Penelitian Terdahulu, dan Kerangka Pemikiran

2.1. Kerangka Teoritis Menurut Peter dan Olson

(2008), Sumarwan (2004), Blackwell et dl. (2001), dan Mowen (1993), proses pengarnbilan keputusan generik terdiri dari lirna tahap yaitu pengena- Ian rnasalah, pencarian alternatif pe- rnecahan rnasalah, evaluasi alternatif, pernbelian atau konsurnsi, dan evalua- si sesudah pernbeiian. Proses pe- ngarnbilan keputusan oleh konsurnen ini dipengaruhi oleh tiga kornponen yaitu perbedaan individu, faktor lingkungan, dan strategi pernasaran (Surnarwan, 2004; Howard dan Seth dalarn Farley dan Ring, 1970).

Situasi konsurnsi juga rnempe- ngaruhi keputusan pernilihan oleh konsurnen. Menurut Sumarwan (2004) dan Assael (1992), situasi konsurnsi adalah kondisi sernentara pada ternpat dan waktu yang rnern- pengaruhi pilihan konsurnen, sehingga situasi ketika konsurnen rnernbeli dan rnengkonsurnsi produk ikut rnenentu- kan pilihan jenis dan rnerek.

Dalarn rnengevaluasi alternatif pilihan konsurnen menggunakan ber- bagai kriteria untuk rnernilih. Konsu- .

men rnernpertirnbangkan konsekuensi fungsional, psikososial, dan finansial (Peter dan Olson, 2008); kriteria yang dipergunakan adalah atribut yang re- levan untuk kategori produk (Hawkins et al., 2007); atribut produk yang dianggap penting (Schiffman dan

~~~~

Analisis Faktor-Faktor BULLETIN Penelitian No. 23Tahun 2010

Page 10: JL. RAYA MERUYA SELATAN, KEMBANGAN, JAKARTA …ujangsumarwan.blog.mb.ipb.ac.id/files/2010/07/2010-UJANG-SUMARWAN... · Analisis Kepemimpinan Organisasional Menurut Sektor Industri,

Kanuk, 1991); sedangkan menurut Assael(1992) konsumen akan meng- gunakan strategi berbasis atribut atau produk, atau tanpa strategi.

Salah satu cara menyusun strategi marketing adalah dengan pendekatan dua tingkat seperti yang dilakukan oleh Ansary (2006). Menu- rut Ansary (2006) strategi marketing terdiri dari strategi tingkat pertarna dimana perusahaan menentukan seg- men pasar yang ditargetkan, dan strategi tingkat kedua dimana perusa- haan menyusun bauran pemasaran untuk rnernenangkan persaingan di segrnen yang dipilih.

2.2. Tinjauan Pustaka Terdahulu Situasi konsumsi health and

appearance adalah situasi dirnana minuman dikonsurnsi teratur setiap hari dengan tujuan untuk menjaga kondisi kesehatan atau penampilan fisik, misalnya rninuman yang dikon- sumsi secara rutin setiap hari untuk menarnbah daya tahan tubuh dan meningkatkan kesehatan. Dalam kon- disi ini tujuan rnengkonsurnsi rninurnan adalah untuk rnendapatkan asupan yang dibutuhkan sehubungan dengan tu juan rnenjaga kesehatan dan penampilan (CCI, 2008a).

Menurut Quester dan Smart (1998), perilaku konsurnen dalarn rne- mutuskan pernbelian dipengaruhi oleh rencana situasi konsumsi, sedangkan rnenurut Orth (2005), untuk situasi konsurnsi yang berbeda konsumen rnengharapkan manfaat produk yang berbeda dari rnerek yang sarna, lebih

lanjut Aqueveque (2006) menarnbah- kan dalam situasi konsumsi y6ng ber- beda konsurnen menginterpretasikan atribut produk secara berbeda.

Umur, jenis kelamin, dan ting- kat pendapatan rnerupakan karakte- ristik individu yang mempengaruhi keputusan pemilihan oleh konsumen (Barber, 2006). Karakteristik konsu- men, faktor dernografi, dan perilaku konsumen yang berinteraksi dengan situasi konsurnsi pada akhirnya rnem- pengaruhi pilihan merek yang akan dibel i (Orth, 2005). Chen dan Paliwoda (2004) rnenunjukan resiko, perbedaan antar rnerek, perbedaan keahlian (expertise) antar perusaha- an, dan asoslasi narna perusahaan sebagai produsen utarna di kategori produk yang dibeli; rnerupakan faktor yang rnenentukan apakah konsurnen akan mernperhatikan narna pe~saha- an dalam rnelakukan keputusan pern- belian. Penelitian CCI (2008a) rnenun- jukkan pengeluaran rurnah tanggadan gaya hidup rnenjadi faktor pengaruh pernilihan jenis rninurnan ringan. Pene- litian CCI (2003) sebelurnnya menun- jukkan kelornpok usia dl atas 40 tahun rnewakili jumlah konsurnen yang relatif sedikit karena pada urnurnnya sudah rnengumngi konsurnsi rnlnurnan ringan karena alasan kesehatan.

Penelitian rnengenai beberapa jenis minurnan tingan dl Indonesia dari handayani (2007), Ratri (2005), Arrnin (2004), dan Tirtasuwanda (2003), rnencantumkan persepsi ter- hadap atribut-atribut produk sebagai faktor yang rnenjadi pertirnbangan

BULLETIN Penelnian No. 23Tahun 2010 Anallsls Faktor-Faktor

Page 11: JL. RAYA MERUYA SELATAN, KEMBANGAN, JAKARTA …ujangsumarwan.blog.mb.ipb.ac.id/files/2010/07/2010-UJANG-SUMARWAN... · Analisis Kepemimpinan Organisasional Menurut Sektor Industri,

konsurnen, yaitu harga yang terjang- kau dan sesuai, rasa dan aroma pro- duk yang dapat diterirna, kernudahan rnernperoleh di banyak toko, dan rnan- faat yang dirasakan, kernasan yang rnenarik, higienis, dan praktis; jarninan halal; kualitas produk; tanggal kada- iuarsa; rnerek yang terkenal; dan volume produk. Penelitian CCI (2008b) rnengenai faktor-faktor yang penting untuk konsurnen dalarn rnernbeii rninu- man ringan juga rnenunjukan hasil serupa yaitu : kualitas yang baik pada harga yang sesuai, rnudah diperoleh dan dibuka, rnudah dibawa dan disirn- pan, dan kebersihan dan kearnanan kernasan produk. Nisel (2001) rnengi- dentifikasikan harga, kualitas, dan tingkat ketersediaan produk di toko sebagai tiga motif pernbelian. yang dinyatakan responden sebagai faktor penting penentu keputusan pernbelian di supermarket.

Menurut Vartanian e t a/. (2007), konsurnsi rninurnan ringan ter- kait dengan penurunan kernarnpuan tubuh untuk rnenyerap gizi dari susu dan kalsiurn, serta rneningkatkan resi- ko kesehatan antara lain yang berhu- bungan dengan obesitas dan diabe- tes. Minurnan ringan sarnpai dosis tertentu dapat rnengurangi tekanan mental akan tetapi di atas dosis terse- but tekanan mental akan rneningkat lebih tinggi dibandingkan dengan tidak rnengkonsurnsi minurnan ringan (Lien etal., 2006). Penelitian Watanabe e t a/. (1998) rnenunjukan ada keterkaitan antara gaya hidup dalarn konteks sikap terhadap rnakan dan kesehatan

dengan jenis rninurnan yang dipiiih, rnisalnya terdapat hubungan negatif yang signifikan secara statistik antara kesadaran terhadap kesehatan dan frekuensi konsurnsi rninurnan bersoda, dirnana rninurnan bersoda dan juga susu dengan perasa urnurnnya dikon- surnsi oleh konsurnen dengan karak- teristikgaya hidup tidak rnernpunyai pola rnakan sehat dan tidak berolah- raga secara teratur.

Atrnosfir toko yang terdiri dari faktor lingkungan fisik dan tak berwu- jud dari toko beserta faktor pengaruh sosial dari orang-orang yang berinte- raksi di dalarn toko merupakan penga- ruh lain dalarn keputusan pernilihan oleh konsurnen. dirnana persepsi yang positif terhadap keseluruhan atrnosfir tokoakan rnernberikan pengaruh yang signifikan dan positif terhadap kondisi ernosionai konsumen sehingga secara tidak langsung berperan sebagai variabei rnediasi yang rnernpengaruhi keputusan untuk rnernbeli (Pan etal., 2008). Menurut Sherman etal. (1997), rangsangan faktor atrnosfir toko ber- pengaruh positif terhadap dorongan keinginan, dan dorongan keinginan rnernpengaruhi jurnlah uang yang di- beianjakan, jurnlah waktu yang digu- nakan, dan jurnlah barang yang dibeli di toko. Penelitian Neff (2008) rnenge- nai perilaku belanja kebutuhan sehari- hari di Arnerika Serikat rnenernukan ernpat puluh persen konsurnen rnernu- tuskan rnerek yang dibeli ketika sarnpai di toko; dua puluh persen dari konsurnen rnengganti rnerek yang se- belurnnya direncanakan untuk dibeli;

--

Analisis Faktor-Faktor

-- -

BULLETIN Penelitian No. 23Tahun 2010

Page 12: JL. RAYA MERUYA SELATAN, KEMBANGAN, JAKARTA …ujangsumarwan.blog.mb.ipb.ac.id/files/2010/07/2010-UJANG-SUMARWAN... · Analisis Kepemimpinan Organisasional Menurut Sektor Industri,

dan tujuh puluh tiga persen konsumen mernbuat keputusan untuk membeli ketika berada di toko. Penelitian AC Nielsen (2004) mengenai perkembang- an pola belanja di supermarket juga menunjukan atmosfirtoko yang dipe- ngaruhi oleh disain interior, lebar gang diantara rak; pendingin dan ventilasi udara, serta adanya kegiatan prornosi di dalarn toko, membuat aktifitas ber- belanja lebih rnenyenangkan dan mempengaruhi keputusan pembelian.

2.3. Kerangka Pemikiran Model penelitian yang diper-

gunakan diperlihatkan pada Gambar 1. Faktor-faktor yang mernpengaruhi konsumen dalam mernilih jenis rninum- an ringan di situasi konsumsi health and appearance adalah atribut pro- duk, karakteristik individu, tempat penjualan, gejala penyakit, dan kepe- milika" sumberair layak minum.

111. METODE PENELITIAN I'

3.1. Tempat dan Waktu ~ h e l i t i a n Tempat penelitian adalah 5

kotamadya DKI lakarta pada bulan September 2009.

3.2. Teknik Pengambilan Contoh dan Pengumpulan Data

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan 400 responden. Jumlah 400 responden diperoleh dengan memperhitungkan jumlah penduduk di propinsi DKI Jakarta sebesar 8.47 juta jiwa, tingkat respon 50% berdasar pengalaman penelitian ke rumah tang- ga sebelumnya, dan dengan tingkat kesalahan 5%. Proses penghitungan jumlah responden dihitung dengan menggunakan sampling calculator dari link www.custominsiaht.com.

Pemilihan responden dilakukan secara acak dari tingkat kotamadya

."mp'Ulr.ldr.mn -Ir- - ens .W, I

.,Wd.."lrn",dvr.", ....1*l* .IU* - X e d 6 1 . ~ . r a n c e 4 # r u U m

T T T Airdalan kmawn I t&atInumnixrmda

Thdalam knnaan Mi""."."

Su% dalam hemaran

MmlnanMlonih

Gambar 1. Model Penelitian

BULLETIN Penelitian No. 23Tahun2010 Analisis Faktor-Faktor

Page 13: JL. RAYA MERUYA SELATAN, KEMBANGAN, JAKARTA …ujangsumarwan.blog.mb.ipb.ac.id/files/2010/07/2010-UJANG-SUMARWAN... · Analisis Kepemimpinan Organisasional Menurut Sektor Industri,

sampai ke tingkat rumah tangga dengan metoda multistage random sampling. Proporsi jumlah responden di setiap kotamadya sama dengan proporsi jumlah penduduknya. Proses pengumpulan data dilakukan dari rumah ke rumah dengan wawancara menggunakan kuesioner ke responden di rumah tangga yang terpilih.

3.3. Deskripsi Variabel dan Analisis Data

Model multinomial logit diper- gunakan untuk menganalisis faktor- faktor yang menjadi pertimbangan konsumen dalam memilih jenis minum- an. Model multinomial logit dipilih ka- rena me~pakan model logistik dengan lebih dari dua variabel terikat, sehing- ga memungkinkan untukdipergunakan dalam menentukan pilihan diantara lebih dari dua alternatif (Siregar et al., 2006). Selain itu model regresi logistikdipilih karena memungkinkan penggunaan variabel bebas dengan respon continue (numerikal atau ranking) rnaupun categorical (nominal atau ordinal) untuk memperkirakan peluang terjadinya suatu hasil.

Lima jenis minuman ringan yang sudah mewakili 90% pasarvolu- me minuman ringan di Indonesia yaitu air dalam kemasan, minuman bersoda, teh dalam kemasan, susu dalam ke- masan, dan minuman isotonik (CCBI, 2007a) merupakan 5 variabel terikat yang dijadikan alternatif pilihan jenis minuman dalam model.

Iumlah variabel bebas yang diduga merupakan faktor-faktor

Analisis Faktor-Faktor

mempengaruhi responden dalam rne- milih jenis minurnan ringan berjumlah 26, yang terdiri 9 variabel dengan respon nominal yaitu jenis keiamin, usia, pendidikan terakhir, pengeluaran rumah tangga, kebiasaan olah raga, kebiasaan hang-out, keterlibatan konsumen, pengaruh kesehatan, dan kepemilikan sumber air layak minum; serta 17 variabel dengan respon ranking yaitu harga, banyaknya toko menjual, rasa, aroma, manfaat yang dirasakan, kemasan yang higienis, kualitas yang dipercaya, label halal, tanggal kadaiuarsa, keterkenalan me- rek, banyaknya isi kemasan, kemena- rikan iklan, keterkenalan perusahaan, saran pramuniaga, display yang men- colok, atmosfir toko yang menye- nangkan, pilihan minuman teman.

Model multinomial logit adalah model logistik yang variabel terikatnya bukan mempakan pilihan yang dikoto- mi (ya atau tidak) rnelainkan pilihan berganda yang lebih dari dua (Siregar etal., 2006). 3ika dalam model regresi logistik dikotomi variabel terikat dinyatakan dalam fungsi logit untuk Y = 1 dibanding dengan fungsi logit untuk Y = 0, dalam model logistik dengan lirna kategori fungsi logitnya ada-empat:Fungsi logit model multi- nomial logit penelitian dengan iima variabel terikat yaitu Y = 0 air daiam kemasan sebagai variabel pemban- ding, Y = 1 adalah minuman bersoda, Y = 2 teh dalam kemasan, Y = 3 susu dalam kemasan, dan Y = 4 minuman isotonik, adalah sebagai berikut:

BULLETIN Penelitian No. 23Tahun 2010

Page 14: JL. RAYA MERUYA SELATAN, KEMBANGAN, JAKARTA …ujangsumarwan.blog.mb.ipb.ac.id/files/2010/07/2010-UJANG-SUMARWAN... · Analisis Kepemimpinan Organisasional Menurut Sektor Industri,

a. Fungsi logit rninuman bersoda terhadap airdaiam kemasan:

z, (x) = I n P r ( Y = 11x1 P r ( Y = OIx)

= PIO+ P I I ~ , + P12xZ+ ..... + P l p ~ 2 p

b. Fungsi logit teh dalarn kemasan terhadap air dalam kemasan:

z, (x) = I n P r (Y= 2 I x ) P r ( Y = OIx)

= P20+P21xI+P22x2+.....+P2pxp

c. Fungsi logit susu dalam kemasan terhadap air dalam kemasan:

d. Fungsi logit minuman isotonik terhadap air dalarn kemasan:

z4 (x) = In P r (Y = 4 I x ) P r (Y = OIx)

= P40~P41x1+P42x2+. . . . .+P4pxp

Perangkat lunak yang diguna- kan untuk pengolahan data adalah program QPS-MR9 untuk analisis des- kriptif, dan SPSS 13 untuk pernbuatan model dan analisis rnultinomiai logit termasuk uji kecocokan model, good- ness-of-fit, pseudo R2, dan keakurat- an model. -

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Profil Responden Sebagian besar responden

rnerupakan keiornpok usia muda, dimana kelompok usia 12-25 tahun

27

merupakan 45% dari total responden, kelornpok usia 26-35 tahun &banyak 36%, dan kelompok usia 36-40 tahun sebanyak 19%.

Lebih dari sembilan puluh per- sen responden berpendidikan SMU atau lebih rendah. Sebanyak 20% res- ponden dengan pendidikan SD dan se- derajat, 22% SMP dan sederajat, 50% SMU dan sederajat, dan 8% diploma atau lebih tinggi.

Sebanyak 22% responden adalah pelajardan rnahasiswa, 23% karyawan dan wiraswasta, 45% ibu rurnah tangga, dan 10% penganggu- ran. Proporsi ibu rurnah tangga yang separuh dari responden menyebabkan 70% dari responden adalah wanita sedangkan pria 30%.

Lebih dari enam puluh persen responden tergolong dalarn kelompok sosial ekonomi C atau lebih rendah berdasar pengeluaran rumah tangga per bulan yaitu kelompok pengeluaran di bawah Rp. 1.750.000,OO per bulan atau kurang. Responden dengan pe- ngeluaran rurnah tangga per bulan > Rp. 2.500.000,OO rnerupakan 11% responden, 27% Rp. 1.750.000,OO- Rp. 2.500.000, 29% Rp. 1.250.000- Rp. 1.750.000, dan 33% < Rp. 1.250.000,OO.

4.2. Model Multinomial Logit Situasi Konsumsi Health and Appearance

Minurnan yang dikonsumsi pada situasi health and appearance ditujukan untuk menjaga kesehatan dan penarnpilan (CCI, 2008a).

BULLETIN Penelitian No. 23Tahun 2010 Analisis Faktor-Faktor

Page 15: JL. RAYA MERUYA SELATAN, KEMBANGAN, JAKARTA …ujangsumarwan.blog.mb.ipb.ac.id/files/2010/07/2010-UJANG-SUMARWAN... · Analisis Kepemimpinan Organisasional Menurut Sektor Industri,

Minuman yang dipilih akan dikonsumsi teratur setiap hari dengan tujuan untuk rnendapatkan asupan nutrisi yang dibutuhkan. Dalam penelitian ini jawaban untuk kebutuhan minum health andappearance diperoleh dari pertanyaan: 'lika anda harus memilih minurnan yang akan dikonsumsi seca- ra rutin setiap pagi hari dengan tujuan untuk rnenjaga kesehatan, rnening- katkan daya tahan tubuh, rnencukupi kebutuhan zat nutrisi dan vitamin, mencegah timbuinya gejala penyakit tertentu, mernbantu proses regenera- si sel; rninurnan apa yang anda pilih untuk dibeli untuk tujuan-tujuan tersebut?"

Model rnultinornial logit untuk situasi konsumsi ini hanya dibuat untuk teh dalam kernasan, susu da- lam kemasan, dan minurnan isotonik, dengan air dalam kernasan sebagai variabel pembanding, karena dari 391

responden yang menjawab pertanya- an tentang pilihan minurnan di situasi konsumsi health and apperance, hanya 2 orang yang memilih minurnan bersoda.

Dari 26 variabel bebas yang dipergunakan dalarn penyusunan rno- del terdapat 11 variabel yang signi- fikan untuk masuk ke model situasi konsumsi health andappearance, di- rnana 2 adalah variabel diukur dengan skala nominal yaitu usia dan penge- luaran rumah tangga; dan 9 adalah variabel yang diukur dengan skala ranking yaitu harga, rasa, aroma, kualitas produk, label haial, tanggal kadaluwarsa, keterkenalan rnerek,

Analisis Faktor-Faktor

volume kernasan, dan iklan yan rnenarik.

Hasil uji Chi Square dari model fitting information rnenunjukan nilai signifikansi 0.000** yang artinya model final dapat dipergunakan untuk melakukan analisa. Hasil uji Pearson dan Deviance untuk melihat kecoco- kan model dengan data yang dipergu- nakan (goodness o f fit) masing- rnasing rnenghasilkan nilai signifikansi 1.000, dimana nilai signifikansi yang lebih besar dari 0.05 dan mendekati 1 rnengindikasikan data dan asurnsi yang dipergunakan sesuai untuk membangun model. Pengukuran pseudo R2 dengan uji Cox & Snell dan Nagelkerke untuk melihat keragaman variabel terikat yang dapat dijelaskan model nilainya 0.385 dan 0.438. Nilai ketepatan prediksi model adalah 72.1%.

4.2.1. Model Teh dalam Kemasan Keputusan konsurnen untuk

rnernbeli teh dalarn kernasan sebagian besar tidak direncanakan terlebih dahulu. Hanya 14% responden yang menjawab pembelian teh dalam kema- san direncanakan terlebih dahulu, 47% menjawab tidak direncanakan, dan 39% bisa direncanakan atau tidak tergantung dari situasi konsurnsinya.

Pernbelian teh dalarn kernasan juga merupakan keputusan yang individual. Sebanyak 82% responden menjawab pernbelian teh daiarn kerna- san adalah inisiatif sendiri dan hanya 18% yang rnenjawab karena penga- ruh orang lain.

BULLETIN Penelitian No. 23Tahun 2010

Page 16: JL. RAYA MERUYA SELATAN, KEMBANGAN, JAKARTA …ujangsumarwan.blog.mb.ipb.ac.id/files/2010/07/2010-UJANG-SUMARWAN... · Analisis Kepemimpinan Organisasional Menurut Sektor Industri,

Teh dalam kemasan tidak ba- Variabel bebas usia responden nyak dipilih di situasi konsurnsi health yang diukur dengan skala-dominal and appearance, rneskipun banyak signifikan pada tingkat kesalehan 5%. khasiat teh untuk kesehatan yang di- Dari tiga kategori dalam variabel usia iklankan misalnya mengenai manfaat yaitu 12-25 tahun, 26-35 tahun, dan teh hijau. Dari 100% responden, ha- 36-40 tahun sebagai kategori pem- nya 2% memiiih teh dalarn kemasan, banding; responden di kelompok usia 25% memilih susu dalam kemasan, 12-25 tahun menunjukan kecenderu- 15% minuman isotonik, 1% minuman ngan memilih teh dalam kemasan yang bersoda, 56% airdalarn kemasan, dan lebih besar daripada kelompok usia 2% minurnan lain di luar kelima jenis lainnya. Nilai signifikan eksponensial minuman ringan yang diteliti. p dari kategori usia 12-25 tahun pada

Nilai koefisien fungsi logit mo- Tabel 1 adalah 2.5 yang artinya res- del multinomiai logit teh dalam kema- ponden di kelompok usia 12-25 tahun san dengan airdalam kemasan seba- memiliki peluang lebih besar 2.5 kali gai pembanding dan interpretasinya untuk memilih teh dalam kemasan da- yang dibaca dari nilai eksponensial p ripada airdalam kemasan, dibanding- dicantumkan pada Tabel 1. kan dibandingkan responden usia 36-

40 tahun yang menjadi kate- Tabel 1. Koefisien Fungsi Logit Model Teh dalam gori pembanding. Nilai signifi-

Kemasan kan eksponensiai dari kate- gori usia 26-35 tahun pada Tabel 1 adalah 1.7 yang arti- nya responden di kelompok usia 26-35 tahun rnemiliki peluang lebih besar 1.7 kali untuk memilih teh dalam ke- rnasan daripada air dalam ke- masan, dibandingkan respon- den usia 36-40 tahun yang

.-. .

"

h s a pmduk

Arnmapraduk

Kualltas oroduk

menjadi kategori pembanding. Kecendewngan kelompok usia 12-25 dan 26-35 tahun untuk memilih teh menunjukkan usia yang lebih rnuda merupakan target potensial untuk pema- saran minuman ringan terma- suk juga teh dalam kemasan.

Variabel pengeluaran rumah tangga yang diukur

1250-1750~ I

-. . . . . . . . . .

Tanggal kadaluann

Keterkenalan mrek Volulre kemvsan Kernenadan Man

BULLETIN Penelitian No. 23Tahun 2010 Analisis Faktor-Faktor

*

* *

0.1

Note : ** ripifikon pada tinJrat kewlrhan 1% rlpntrran pa& tlngkat Lcnlahan 5%

a *

* *

1.1

1750-2500~

0 7'

-1 1

1 9'

2 0

03

0 1

0.2

0.5

0.2

-0.1

0.1

1.2

1.7

1.3

0.9

1.1

Page 17: JL. RAYA MERUYA SELATAN, KEMBANGAN, JAKARTA …ujangsumarwan.blog.mb.ipb.ac.id/files/2010/07/2010-UJANG-SUMARWAN... · Analisis Kepemimpinan Organisasional Menurut Sektor Industri,

dengan skala nominal signifikan pada pada tingkat kesalahan 1%. Sernua kategori pengeluaran rurnah tangga tidak rnenunjukan nilai eksponensial pyang signifikan, yang berarti rneski- puri variabel pengeluaran rurnah tang- ga rnenjadi faktor yang dipertirnbang- kan responden, tetapi tidak ada per- bedaan peluang untuk rnernilih teh dalarn kernasan diantara kategori- kategori variabelnya.

Harga adalah variabel bebas yang signifikan pada tingkat kesala- han 1%. Nilai eksponensial p variabel harga yang diukur dengan skala ranking pada fungsi logit teh dalarn kernasan besarnya adalah 1.7, yang berarti responden yang rnernentingkan harga berpeluang lebih kecil untuk rnernilih teh dalarn kernasan daripada air. Setiap kenaikan urutan ranking harga satu tingkat rnisalnya dari ting- kat kepentingan nornor 1 rnenjadi no- rnor 2 yang berarti tingkat kepenting- annya berkurang, peluang responden untuk rnernilih teh dalarn kernasan bertarnbah besar 1.7 kali; sebaliknya penurunan urutan ranking harga rnisalnya dari urutan 2 rnenjadi urutan 1 yang berarti tingkat kepentingannya rneningkat, peluang responden rnernilih berkurang sebesar0.59 kali (1:1.7). Hal ini rnenunjukan responden tetap rnernpertirnbangkan value yang dipe- roleh dari uang yang dikeluarkan untuk rnernbeli teh dalarn kernasan, rneski- pun rnereka rnernbeli untuk kebutuhan yang tujuannya berhubungan dengan kesehatan dan penarnpilan.

Analisis Faktor-Faktor

Rasa adalah variabel bebas yang signifikan pada tingkat kesala- han 1%. Nilai eksponensial P variabel rasa yang diukurdengan skala ranking pada fungsi logit teh dalarn kernasan besarnya adalah 2.0, yang berarti responden yang rnernentingkan rasa berpeluang lebih kecil untuk rnernilih teh dalarn kernasan daripada air. Setiap kenaikan urutan ranking rasa satu tingkat rnisalnya dari tingkat kepentingan nornor 1 rnenjadi nornor 2 yang berarti tingkat kepentingannya berkurang, peluang responden untuk rnernilih teh dalarn kernasan bertarn- bah besar2.0 kali; sebaliknya penuru- nan urutan ranking rasa rnisalnya dari urutan 2 rnenjadi urutan 1 yang berarti tingkat kepentingannya rneningkat, peluang responden rnernilih berkurang sebesar 0.50 kali (1:2.0). Interpretasi ha1 ini adalah rneskipun rasa rnerupa- kan variabel yang dipertirnbangkan dalam rnernilih, tetapi responden siap rnengkonsurnsi rasa teh yang tidak enak, karena tujuan mengkonsurnsi teh dalam kemasan di situasi konsurn- si health andappearance adalah rnen- dapatkan khasiat teh untuk keseha- tan dan bukan rnencari rninunian dengan rasa yang enak.

Aroma adalah variabel bebas yang signifikan pada tingkat kesala- han 1%. Nilai eksponensial p variabel bebas aroma tidak signifikan pada fungsi logit teh dalarn kernasan, yang berarti rneskipun rnerupakan aroma rnenjadi pertirnbangan konsurnen da- lam rnernilih, perubahan tingkat kepen- tingan aroma tidak rnernpengaruhi

BULLETIN Penelitian No. 23Tahun 2010

Page 18: JL. RAYA MERUYA SELATAN, KEMBANGAN, JAKARTA …ujangsumarwan.blog.mb.ipb.ac.id/files/2010/07/2010-UJANG-SUMARWAN... · Analisis Kepemimpinan Organisasional Menurut Sektor Industri,

peluang responden untuk rnemilih isotonik.

Nilai eksponensial P variabel bebas kualitas produk yang diukur

~ -

dengan skala ranking pada fungsi logit banyaknya toko yang menjual besar- nya 0.1, yang berarti responden yang rnementingkan kualitas produk berpe- luang lebih besar untuk mernilih teh dalam kemasan daripada air. Setiap kenaikan urutan ranking kualitas pro- duk satu tingkat misalnya dari tingkat kepentingan nomor 1 menjadi nomor 2 yang berarti tingkat kepentingannya berkurang, peluang responden untuk memilih teh dalam kernasan bertam- bah kecilO.1 kali; sebaliknya penuru- nan urutan ranking kualitas produk misalnya dari urutan 2 menjadi urutan 1 yang berarti tingkat kepentingannya meningkat, peluang responden rnemilih bertambah besar 10.0 kali (1:O.l). Yang dapat dijelaskan disini adalah kepercayaan responden terhadap kualitas sangat penting dalarn memilih teh dalam kemasan untuk kegunaan kesehatan dan penampilan.

Nilai eksponensial P variabel label halal yang diukur dengan skala ranking pada fungsi logit teh dalam kemasan besarnya adalah 2.6, yang berarti responden yahg mementingkan label halal berpeluang lebih kecil untuk memilih teh dalam kemasan daripada air. Setiap kenaikan urutan ranking label halal satu tingkat misalnya dari tingkat kepentingan nomor 1 menjadi nomor 2 yang berarti tingkat kepenti- ngannya berkurang, peluang respon- den untuk mernilih teh dalam kemasan

3 1

bertambah besar 2.6 kali; sebaliknya penurunan urutan ranking label halal misalnya dari urutan 2 menjadi urutan 1 yang berarti tingkat kepentingannya meningkat, peluang responden memilih berkurang sebesar 0.39 kali (1:2.6).

Tanggal kadaluwarsa merupa- kan variabel yang signifikan pada tingkat kesalahan 1%. Meskipun dernikian nilai eksponensial p variabel bebas tanggal kadaluwarsa tidak signifikan pada fungsi logit teh dalarn kemasan, yang artinya walaupun tanggal kadaluwarsa merupakan salah satu faktor yang menjadi pertimbang- an responden tetapi perubahan ting- kat kepentingan tanggal kadaluwarsa tidak mempengaruhi peluang respon- den untuk memi l ih teh dalam kernasan.

Penjelasan yang sama juga berlaku untukvariabel bebas keterke- nalan merek. Meskipun rnerupakan variabel yang signifikan pada tingkat kesalahan 1% pada model health and appearance, nilai eksponensial P vari- abel bebas keterkenalan merek tidak signifikan pada fungsi logit teh dalam kemasan, yang artinya perubahan tingkat kepentingan keterkenalan merek tidak mempengaruhi peluang responden untuk memilih teh dalam kemasan, walaupun keterkenalan rne- rek merupakan salah satu faktor yang menjadi pertimbangan responden.

Hal yang sarna juga berlaku untuk variabel bebas volume kerna- san. Volume kemasan rnerupakan variabel yang signifikan pada tingkat kesalahan 1%. Meskipun demikian nilai

BULLETIN Penelitian No. 23Tahun 2010 Analisis Faktor-Faktor

Page 19: JL. RAYA MERUYA SELATAN, KEMBANGAN, JAKARTA …ujangsumarwan.blog.mb.ipb.ac.id/files/2010/07/2010-UJANG-SUMARWAN... · Analisis Kepemimpinan Organisasional Menurut Sektor Industri,

eksponensial p variabel bebas volume kemasan tidak signifikan pada fungsi logit teh dalam kernasan, yang arti- nya walaupun volume kemasan meru- pakan salah satu faktor yang rnenjadi pertimbangan responden tetapi peru- bahan tingkat kepentingan volume kemasan tidak mempengaruhi peluang responden untuk mernilih teh dalam kemasan.

Penjelasan serupa juga diberi- kan untukvariabel bebas kemenarikan iklan. Kemenarikan iklan merupakan variabel yang signifikan pada tingkat kesalahan 1% pada model health and appearance, rneskipun demikian nilai eksponensial p variabel bebas keme- narikan iklan tidak signifikan pada fungsi iogit teh dalam kernasan, yang artinya perubahan tingkat kepenting- an kemenarikan iklan tidak mempenga- ruhi peluang responden untuk memilih teh dalam kemasan, walaupun keme- narikan rnerupakan salah satu faktor yang menjadi pertimbangan respon- den.

4.2.2. Susu dalam Kemasan Sebagian besar pembelian

susu dalam kemasan dilakukan dengan tidak direncanakan terlebih dahulu, meskipun demikian jumlah yang mem- beli tanpa perencanaan relatif paling sedikit dibandingkan empat jenis mi- numan ringan lain yang diteliti. Dari 100% responden sejumlah 27% men- jawab pembelian susu dalam kemasan direncanakan terlebih dahulu, se- dangkan 34% tidak direncanakan, dan 39% bisa direncanakan atau tidak

Analisis Faktor-Faktor

tergantung dari situasi konsumsinya. Hal ini menunjukan responden memiliki lebih banyak pertimbangan dan loyali- tas yang lebih besar ke susu dalarn kemasan dibandingkan dengan ke jenis minuman ringan yang lain.

Keputusan pembelian susu dalam kemasan juga merupakan kepu- tusan yang individual. Sebanyak74% responden menjawab pembelian susu dalam kemasan adalah inisiatif sendiri dan hanya 26% yang menjawab kare- na pengaruh orang lain.

Susu dalam kemasan merupa- kan minuman ringan yang paling ba- nyak dipilih di situasi konsumsi health and appearance sesudah air dalam kemasan. Dari 100% responden, 25% memilih susu dalam kemasan, 15% mi- numan isotonik, 2% teh dalam kema- san, 1% minuman bersoda, 56% air dalam kemasan, dan 2% minuman lain di iuar kelima jenis rninuman ringan yang diteiiti. Kepercayaan konsumen terhadap manfaat susu terhadap ke- sehatan dapat dipahami karena susu dikenal sebagai minuman yang penuh dengan beragam nutrisi yang diperlu- kan oleh tubuh.

Nilai koefisien fungsi logit mo- del multinomial logit susu dalam kema- san dengan air dalam kemasan seba- gai pembanding dan interpretasinya yang dibaca dari nilai eksponensial p dicantumkan pada Tabel 2.

Usia responden yang diukur dengan skala nominal me~pakan vari- abel yang signifikan pada tingkat ke- salahan 5%. Dari tiga kategori dalarn variabel usia yaitu 12-25 tahun, 26-

BULLETIN Penelitian No. 23Tahun 2010

Page 20: JL. RAYA MERUYA SELATAN, KEMBANGAN, JAKARTA …ujangsumarwan.blog.mb.ipb.ac.id/files/2010/07/2010-UJANG-SUMARWAN... · Analisis Kepemimpinan Organisasional Menurut Sektor Industri,

33

Tabel 2. Koefisien fungsi iogit model minuman is0 umumnya masih secara tera.

. . - - -- - -. .

Rasa pmduk

Amma pmduk

Kualitas produk 0.3''

Label halai 0.0 1.0

tur mengkonsumsi s u p setiap hari.

Pengeluaran rumah tangga signifikan pada model health and appearance pada tingkat kesalahan l0/o. Dari empat kategori dalam varia- be1 pengeluaran rumah tang- ga yaitu c Rpl.25 juta, Rp 1.25-1.75 juta, Rp 1.75-2.5 juta, dan > Rp 2.5 juta seba- gai kategori pembanding; res- ponden di kelompok pengelua- ran < Rp1.25 juta dan Rp

Tanggalkadaluana -1 1.75-2.5 juta rnenunjukan

Keterkenalan mrek kecenderungan memilih susu volume kemasan 0.3- yang lebih kecil daripada ke- Kernenarkan iklan 0.2- lompok pengeluaran > Rp 2.5 N o t e : ** rignifikan pa& fingXat keralahan 1% . s~gnltikan p a d r,ngkat kesalahan 5 % jUta yang menjadi kategori

pembanding. Nilai signifikan 35 tahun, dan 36-40 tahun sebagai eksponensial p dari kategori pengelua- kategori pembanding; responden di ran rumah tangga yaitu < Rp 1.25 kelompok usia 12-25 tahun rnenunjuk- juta dan Rp 1.75-2.5 juta pada Tabel kan kecenderungan lebih besar untuk 2 masing-masing adalah 0.3 yang ar- memilih susu dalam kemasan daripada tinya responden di kategori pengelua- kelompok usia lainnya. Nilai signifikan ran < Rp1.25 juta dan Rp 1.75-2.5 eksponensial p dari kategori usia 12- juta memiliki peluang lebih kecil 0.3 25 tahun pada Tabel 2 adalah 3.1 kaliuntukmemilihsusudalamkemasan yang artinya responden di kelompok usia 12-25 tahun memiliki peluang lebih besar.3.1 kali untuk memilih susu dalam kernasan daripada air dalam kemasan, dibandingkan dibandingkan responden usia 36-40 tahun yang menjadi kategori pembanding. Peluang lebih besar dari kelornpok usia 12-25 tahun untuk memilih susu dalam ke- masan dapat dimengerti karena res-

daripada air dalam kemasan, diban- dingkan dibandingkan kelompok pe- ngeluaran > Rp 2.5 juta tahun yang menjadi kategori pembanding. Peluang lebih kecil dari kelompok pengeluaran rumah tangga yaitu < Rpl.25 juta dan Rp 1.75-2.5 juta dapat dihubungkan dengan keterbatasan kemampuan ke- lompok ini untuk mernbeli susu dalam kemasan di tingkat harga yang seka-

ponden dalarn usia sekolah pada rang ini ada, dibandingkan dengan

BULLETIN Peneiitian No. 23Tahun 2010 Analisis Faktor-Faktor

Page 21: JL. RAYA MERUYA SELATAN, KEMBANGAN, JAKARTA …ujangsumarwan.blog.mb.ipb.ac.id/files/2010/07/2010-UJANG-SUMARWAN... · Analisis Kepemimpinan Organisasional Menurut Sektor Industri,

responden di kelompok pengeluaran yang lebih tinggi yaitu > Rp 2.5juta per bulan.

Harga adalah variabel bebas yang signifikan pada tingkat kesala- han 5%. Nilai eksponensial p variabel bebas harga tidak signifikan pada fungsi logit susu dalarn kernasan, yang berarti rneskipun rnerupakan harga rnenjadi pertirnbangan konsurnen da- lam rnernilih, tetapi perubahan tingkat kepentingan harga tidak rnernpenga- ruhi peluang responden untuk rnernilih susu dalarn kernasan.

Rasa adalah variabel bebas yang signifikan pada tingkat kesala- han 1%. Nilai eksponensial p variabel rasa yang diukur dengan skala ranking pada fungsi logit susu dalam kemasan besarnya adalah 0.7, yang berarti responden yang rnernentingkan rasa berpeluang lebih besar untuk rnernilih susu dalam kernasan daripada air. Setiap kenaikan urutan ranking rasa satu tingkat rnisalnya dari tingkat ke- pentingan nornor 1 rnenjadi nomor 2 yang berarti tingkat kepentingannya berkurang, peluang responden untuk rnernilih susu dalarn kernasan bertarn- bah kecil0.7 kali; sebaliknya penuru- nan urutan ranking rasa rnisalnya dari urutan 2 rnenjadi urutan 1 yang berarti tingkat kepentingannya rneningkat, peluang responden mernilih bertarn- bah sebesar 1.43 kali (1:0.7). Inter- pretasinya adalah responden rneng- harapkan rasa yang enak dari susu dalarn kernasan. Hal ini berhubungan dengan rasa rnual yang dinyatakan oleh harnpir setengah responden

sebagai alasan tidak rnengkonsurnsi susu dalarn kernasan. Rasa yang enak diharapkan dapat rnengurangi rasa rnual yang ditimbulkan setelah rneng- konsurnsi susu dalam kemasan.

Aroma adalah variabel bebas yang signifikan pada tingkat kesala- han 5%. Nilai eksponensial p variabel bebas aroma tidak signifikan pada fungsi logit susu dalarn kernasan, yang berarti rneskipun rnerupakan aroma rnenjadi pertirnbangan konsurnen da- lam rnernilih, perubahan tingkat kepen- tingan aroma tidak rnernpenga~hi pe- luang responden untuk rnernilih susu dalarn kernasan.

Kualitas produkadalah variabel bebas yang signifikan pada tingkat kesalahan 1%. Nilai eksponensial P variabel bebas kualitas produk yang diukur dengan skala ranking pada fungsi logit susu dalam kemasan be- sarnya 1.3, yang berarti responden yang mernentingkan kualitas produk berpeluang lebih kecil untuk rnernilih susu dalarn kernasan daripada air. Se- tiap kenaikan urutan ranking kualitas produk satu tingkat rnisalnya dari tingkat kepentingan nornor 1 rnenjadi nornor 2 yang berarti tingkat kepen- tingannya berkurang, peluang res- ponden untuk mernilih susu dalarn ke- rnasan bertarnbah besar 1.3 kali; se- baliknya penurunan urutan ranking kualitas produk rnisalnya dari urutan 2 rnenjadi urutan 1 yang berarti ting- kat kepentingannya rneningkat, pe- luang responden rnernilih bertarnbah kecil0.77 kali (1:1.3). Penjelasan ha1 ini adalah meskipun kualitas produk

Analisis Faktor-Faktor BULLETIN Penelitian No. 23Tahun 2010

Page 22: JL. RAYA MERUYA SELATAN, KEMBANGAN, JAKARTA …ujangsumarwan.blog.mb.ipb.ac.id/files/2010/07/2010-UJANG-SUMARWAN... · Analisis Kepemimpinan Organisasional Menurut Sektor Industri,

rnenjadi satu faktor yang dipertirn- bangkan dalarn rnemilih, responden yang berpeluang lebih besar rnernilih susu dalarn kemasan adalah yang menganggap kualitas bukan sebagai pertirnbangan yang utarna. Hal ini da- pat te rjadi karena persepsi responden terhadap kualitas produk berbagai rnerek susu dalarn kernasan adalah serupa.

Label halal adalah variabel bebas yang signifikan pada tingkat kesalahan 5%. Nilai eksponensial p variabel bebas label halal tidaksignifi- kan pada fungsi logit susu dalarn kernasan, yang berarti rneskipun label halal rnenjadi pertimbangan konsurnen dalarn rnernilih, tetapi perubahan tingkat kepentingan label halal tidak rnernpengaruhi peluang responden untuk rnernilih susu dalarn kemasan.

Tanggal kadaluwarsa rneru- pakan variabel yang signifikan pada tingkat kesalahan 1%. Nilai ekspo- nensial p variabel tanggal kadaluwar- sa yang diukur dengan skala ranking pada fungsi logit susu dalarn kernasan besarnya adalah 0.8, yang berarti responden yang rnernentingkan tang- gal kadaluwarsa berpeluang lebih be- sar untuk rnernilih susu dalarn kerna- san daripada air. Setiap kenaikan urutan ranking tanggal kadaluwarsa satu tingkat rnisalnya dari tingkat ke- pentingan nornor 1 rnenjadi nornor 2 yang berarti tingkat kepentingannya berkurang, peluang responden untuk mernilih susu daiam kernasan bertam- bah kecil0.8 kali; sebaliknya penuru- nan urutan ranking rasa rnisalnya dari

BULLETIN Penelltian No. 23Tahun 2010

urutan 2 rnenjadi urutan 1 yang berarti tingkat kepentingannya rnehingkat, peluang responden rnernili6 bertarn- bah sebesar1.25 kali (1:0.8). Hal ini rnenunjukan responden yang rnernilih susu dalarn kernasan mernentingkan 'kesegaran' (freshness) dalarn rnernu- tuskan untuk mernilih susu dalarn kernasan.

Keterkenalan rnerek rnerupa- kan variabel yang signifikan pada tingkat kesalahan 5%. Nilai ekspo- nensial p variabel tanggal kadaluwar- sa yang diukurdengan skala ranking pada fungsi logit susu dalarn kernasan besarnya adalah 1.1, yang berarti responden yang rnernentingkan keter- kenalan rnerek berpeluang lebih kecil untuk rnernilih susu dalarn kernasan daripada air. Setiap kenaikan urutan ranking keterkenalan merek satu ting- kat rnisalnya dari tingkat kepentingan nornor 1 rnenjadi nornor 2 yang berarti tingkat kepentingannya berkurang, peluang responden untuk rnernilih susu dalarn kernasan rneningkat 1.1

kali; sebaliknya penurunan urutan ranking keterkenalan rnerek rnisalnya dari urutan 2 rnenjadi urutan 1 yang berarti tingkat kepentingannya rne- ningkat, peluang responden rnernilih susu dalarn kernasan bertarnbah kecil 0.91 kali (1 : l . l ) . Interpretasi ha1 ini adalah rnerek yang terkenal penting dalarn pertirnbangan responden, teta- pi responden yang berpeluang lebih besar untuk rnernilih susu dalarn kerna- san adalah yang tidak rnenernpatkan rnereksebagai pertirnbangan utarna. Hal ini dapat terjadi karena responden

Analisis Faktor-Faktor

Page 23: JL. RAYA MERUYA SELATAN, KEMBANGAN, JAKARTA …ujangsumarwan.blog.mb.ipb.ac.id/files/2010/07/2010-UJANG-SUMARWAN... · Analisis Kepemimpinan Organisasional Menurut Sektor Industri,

tidak rnernperrnasalahkan perbedaan antara merek dari susu dalam kema- san sepanjang rnerek-rnerek tersebut terkenal. Beberapa rnerek terkenal susu dalarn kernasan adalah Ultra, Bendera, dan Indornilk disebutkan sebagai rnerek yang pertarna diingat (top ofmindbrand) oleh jurnlah res- ponden yang harnpirsarna. Irnplikasi dari ha1 ini adalah susu dalarn kernasan harus rnenciptakan diferensiasi rnereknya agar tidak dipersepsikan sernua rnerek susu daiarn kemasan rnerniliki rnanfaat yang generik.

Volume kernasan rnerupakan variabel yang signifikan pada tingkat kesalahan 1%. Nilai eksponensial p variabel volume kemasan yang diukur dengan skala ranking pada fungsi logit susu dalarn kernasan besarnya adaiah 1.3, yang berarti responden yang rne- rnentingkan volume kernasan berpe- luang lebih kecil untuk rnemilih susu dalarn kernasan daripada air. Setiap kenaikan urutan ranking volume kema- san satu tingkat rnisalnya dari tingkat kepentingan nornor 1 rnenjadi nomor 2 yang berarti tingkat kepentingannya berkurang, peluang responden untuk rnemilih susu dalam kernasan rnening- kat 1.3 kali; sebaliknya penurunan umtan ranking volume kernasan rnisal- nya dari urutan 2 rnenjadi urutan 1

yang berarti tingkat kepentingannya rneningkat, peluang responden rnernilih susu dalarn kernasan bertarnbah kecil 0.77 kali (1:1.3). Responden yang mernilih susu kernasan tidak rnencari nilai ekonorni terbesar dari kernasan dengan volurne yang banyak, ha1 ini

Analisis Faktor-Faktor

karena tujuan rnengkonsurnsi susu da- lam kernasan di situasi konsurnsi health andappearance adalah rnendapatkan asupan nutrisi yang cukup untuk rnenjaga kesehatan.

Iklan yang rnenarik rnerupakan variabel yang signifikan pada tingkat kesalahan 1%. Nilai eksponensial p variabel iklan yang rnenarik yang di- ukurdengan skala ranking pada fungsi logit susu dalarn kemasan besarnya adalah 1.2, yang berarti responden yang mementingkan iklan yang mena- rik berpeluang lebih kecil untukrnernilih susu dalarn kernasan daripada air. Setiap kenaikan urutan ranking iklan yang rnenarik satu tingkat rnisalnya dari tingkat kepentingan nornor 1

rnenjadi nornor 2 yang berarti tingkat kepentingannya berkurang, peluang responden untuk rnernilih susu dalarn kernasan rneningkat 1.2 kali; sebalik- nya penurunan urutan ranking iklan yang rnenarik rnisalnya dari urutan 2

menjadi urutan 1 yang berarti tingkat kepentingannya rneningkat, peluang responden mernilih susu dalarn kerna- san bertarnbah kecil0.83 kali (1:1.2). Meskipun merupakan saiah satu faktor yang rnenjadi pertirnbangan respon- den dalarn rnernilih susu dalarn kerna- san,iklan yang rnenarik tidak rnern- buat peluang responden untuk rnernilih susu dalam kemasan rnenjadi lebih besar. Hal ini dapat terjadi karena responden rnenganggap iklan yang rnenarik penting sebagai surnber infor- rnasi, tetapi bukan rnerupakan faktor yang rnernperbesar peluang rnernilih susu dalarn kernasan.

BULLETIN Penelitian No. 23Tahun 2010

Page 24: JL. RAYA MERUYA SELATAN, KEMBANGAN, JAKARTA …ujangsumarwan.blog.mb.ipb.ac.id/files/2010/07/2010-UJANG-SUMARWAN... · Analisis Kepemimpinan Organisasional Menurut Sektor Industri,

. 4.2.3. Minuman Isotonik Nilai koefisien fungsi logit mo-

Minuman isotonik juga meru- del multinomial logit minuman'bersoda pakan produk yang juga dibeli dengan dengan air dalam kemasan sebagai tidak direncanakan terlebih dahulu. pembanding dan interpretasinya yang Dari 100% responden hanya 19% dibaca dari nilai eksponensial P dican- yang rnenjawab pembelian minuman tumkan padaTabel3. isotonik direncanakan terlebih dahulu, sedangkan 31% tidak Tabel 3. Koefisien Fungsi Logit Model Minuman

direncanakan, dan 50% bisa lsotonik

nya. Keputusan pembelian mi- numan isotonik juga merupa- kan keputusan yang individu- al. Sebanyak 81% responden rnenjawab pembelian minuman isotonik adalah inisiatif sendiri dan hanya 19% yang menja- wab karena pengaruh orang lain.

direncanakan atau tidak ter- gantung dari situasi konsumsi-

Isotonik merupakan salah, satu minuman ringan yang banyak dipilih situasi

Ln ( ~ 4 1 ~ 0 )

P I M(D) Variabel bebas

~ -

konsumsi health and appea- rance. selain air dalam kema-

Dari 100% responden, 15% IKemnahiWan 1 * 1 0.11 1.1 Note : *. sigritikm padatingkat kesalahan I %

minuman isotonik, 25% memi- ~ ~ ~ ~ ~ t ~ ~ m p s a tmaat keullahan 5%

o

Rasa pmduk

Amma pmduy ::

Kualitas pmdul;.J: ,,,,,,,,,,

, ~~-~

san dan susu dalam kemasan.

lih susu dalam kemasan, 56% air dalam kemasan, 2% teh dalarn kemasan, 1% minuman bersoda, dan 2% minuman lain di luar kelima jenis minuman ringan yang diteliti. Keperca- yaan konsumen terhadap isotonik sebagai minuman yang bermanfaat untuk kesehatan bersumber dari reko- mendasi banyak dokter yang mengan- jurkan konsumsi isotonik untuk pen- derita atau orang yang baru sembuh dari diare, tifus, dan demam berdamh.

I I I

Usia responden yang diukur dengan skala nominal merupakan vari- abel yang signifikan pada tingkat ke- salahan 5%. Meskipun demikian tidak ada nilai eksponensial p yang signifi- kan, yang berarti meskipun variabel ini signifikan sebagai faktor yang rnen- jadi pertimbangan responden, tetapi tidak ada perbedaan peluang untuk memilih isotonik antar kategori- kategori variabelnya yaitu diantara

*

.. v o i ~ m k ~ - ~ ~ ~

BULLETIN Penelitian No. 23Tahun 2010

0.1 1.1 Tan~gal kadaluarsa

Analisis Faktor-Faktor

-0.1

0.1

0.2

0 1

Keterkenalan mrek 1 . 1 0.11 1.1

*.

*

0.9

1.7

1.2

1.1

0.2 1.3

Page 25: JL. RAYA MERUYA SELATAN, KEMBANGAN, JAKARTA …ujangsumarwan.blog.mb.ipb.ac.id/files/2010/07/2010-UJANG-SUMARWAN... · Analisis Kepemimpinan Organisasional Menurut Sektor Industri,

responden dari kelornpok usia yang berbeda.

pengeluaran rurnah tangga signifikan pada model health and appearance pada tingkat kesalahan 1%. Ketiga kategori dalarn variabel pengeluaran rurnah tangga yaitu < Rp1.25 juta, Rp 1.25-1.75 juta, Rp 1.75-2.5 juta rnerniliki nilai eksponen- sial p yang signifikan, yang artinya terdapat perbedaan peiuang untuk rnernilih isotonik antar kategori res- ponden dengan pengeluaran rurnah tangga yang berbeda dibandingkan dengan kategori pernbanding yaitu responden dengan pengeluaran ~ r n a h tangga > Rp 2.5 juta. Nilai signifikan eksponensial p dari kategori pengelua- ran rurnah tangga yaitu < Rp1.25 juta pada Tabel 3 adalah 0.3 yang artinya responden di kategori pengeluaran c Rpl.25 juta rnerniliki peluang lebih kecil 0.3 kali untuk rnernilih isotonik dari- pada airdalarn kernasan, dibandingkan dibandingkan kelompok pengeluaran > Rp 2.5 juta tahun yang rnenjadi kategori pernbanding. Nilai signifikan eksponensial p dari kategori pengelua- ran rurnah tangga yaitu Rp 1.25-1.75 juta dan Rp 1.75-2.5 juta pada Tabel 3 masing-masing adalah 0.2 yang arti- nya responden di kategori pengelua- ran Rp 1.25-1.75 juta dan Rp 1.75- 2.5 juta rnerniiiki peluang lebih kecil 0.2 kali untuk rnernilih isotonik daripa- da airdalarn kernasan, dibandingkan kelompok pengeluaran > Rp 2.5 juta tahun yang rnenjadi kategori pernban- ding. Peluang lebih kecil dari kelornpok pengeluaran rumah tangga < Rp1.25

juta, Rp 1.25-1.75 juta dan Rp 1.75- 2.5 juta dibandingkan dengan kelom- pok pengeluaran > Rp 2.5 juta dapat dihubungkan dengan kernarnpuan rnernbeli masing-masing kelornpok pengeluaran ini terhadap isotonik di tingkat harganya saat ini.

Harga adalah variabel bebas yang signifikan pada tingkat kesala- han 5%. Nilai eksponensial p variabel harga yang diukur dengan skala ranking pada fungsi logit rninurnan iso- tonik besarnya adalah 1.2, yang berarti responden yang rnernentingkan harga berpeluang lebih kecil untuk rne- rnilih isotonik daripada air..Setlap kenaikan urutan ranking harga satu tingkat misalnya dari tingkat kepenti- ngan nomor 1 rnenjadi nornor 2 yang berarti tingkat kepentingannya berku- rang, peluang responden untuk rnerni- lih isotonik bertarnbah besar 1.2 kali; sebaliknya penurunan urutan ranking harga misalnya dari urutan dua rnenjadi urutan 1 yang berarti tingkat kepentingannya rneningkat, peluang responden rnernilih berkumng sebesar 0.83 kali (1:1.2). Irnplikasinya rninu- man isotonik harus rnenetapkan ting- kat harga secara seksarna karena responden yang rnenganggap penting harga akan mernilih isotonik dengan mernpertirnbangkan'value' yang akan diperoleh dari uang yang dikeluarkan.

Rasa adalah variabel bebas yang signifikan pada tingkat kesala- han 1%. Nilai eksponensial p variabei bebas msa tidak signifikan pada fungsi logit isotonik, yang berarti rneskipun rasa rnenjadi pertirnbangan konsurnen

- -

Analisis Faktor-Faktor

- p p p p p

BULLETIN Penelitian No. 23Tahun 2010

Page 26: JL. RAYA MERUYA SELATAN, KEMBANGAN, JAKARTA …ujangsumarwan.blog.mb.ipb.ac.id/files/2010/07/2010-UJANG-SUMARWAN... · Analisis Kepemimpinan Organisasional Menurut Sektor Industri,

dalam mernilih, tetapi perubahan ting- kat kepentingan rasa tidak mernpe- ngaruhi peluang responden untuk rnernilih isotonik.

Aroma adalah variabel bebas yang signifikan pada tingkat kesala- han 5%. Nilai eksponensial p variabel bebas aroma tidak signifikan pada fungsi isotonik, yang berarti meskipun aroma menjadi pertirnbangan konsu- men dalam rnernilih, perubahan tingkat kepentingan aroma tidak mernpenga- ruhi peluang responden untuk mernilih isotonik.

Kualitas produkadalah variabel bebas yang signifikan pada tingkat kesalahan 1%. Nilai eksponensial p variabel bebas kualitas produk tidak signifikan pada fungsi isotonik, yang berarti rneskipun kualitas menjadi per- tirnbangan konsurnen dalam rnernilih, perubahan tingkat kepentingan kuali- tas tidak rnernpengaruhi peluang res- ponden untuk rnemilih isotonik.

Label halal adalah variabel be- bas yang signifikan pada tingkat kesa- lahan 5%. Nilai eksponensial p varia- be1 bebas label halal tidaksignifikan pada fungsi logit isotonik, yang berarti meskipun keberadaan label halal rnen- jadi pertimbangan konsurnen dalam memilih, tetapi perubahan tingkat ke- pentingan label halal tidak rnernpe- ngaruhi peluang responden untuk rnerniiih isotonik.

Tanggal kadaluwarsa rnerupa- kan variabel yang signifikan pada tingkat kesalahan 1%. Nilai ekspo- nensial p variabel bebas tanggal ka- daluwarsa tidaksignifikan pada fungsi

BULLETIN Penelitian No. 23Tahun 2010

logit isotonik, yang berarti meskipun tanggal kadaluwarsa menjadd'pertim- bangan konsumen dalam' rnem~lih, tetapi perubahan tingkat kepentingan tanggal kadaluwarsa tidak mempe- ngaruhi peluang responden untuk mernilih isotonik.

Keterkenalan rnerek merupa- kan variabel yang signifikan pada tingkat kesalahan 5%. Nilai ekspo- nensial p variabel bebas keterkenaian rnerek tidaksignifikan pada fungsi logit isotonik, yang berarti meskipun merek yang terkenal rnenjadi pertimbangan responden dalam mernilih, tetapi pe- rubahan tingkat kepentingan keterke- nalan merektidak mernpengaruhi pe- luang responden untuk memilih iso- tonik.

Volume kernasan merupakan variabel yang signifikan pada tingkat kesalahan 1%. Nilai eksponensial p variabel bebasvolume kernasan tidak signifikan pada fungsi logit isotonik, yang berarti meskipun volume kerna- san rnenjadi pertirnbangan responden dalam rnemilih, tetapi perubahan ting- kat kepentingan volume kemasan ti- dak rnernpenga~hi peluang responden untuk rnernilih isotonik.

Iklan yang menarik me~pakan variabelyang signifikan pada tingkat kesalahan 1%. Nilai eksponensial p variabel bebas kernenarikan iklan tidak signifikan pada fungsi logit isotonik, yang berarti meskipun iklan yang rne- narik rnenjadi pertimbangan respon- den dalarn mernilih, tetapi perubahan tingkat kepentingan volume kemasan

Analisis Faktor-Faktor

Page 27: JL. RAYA MERUYA SELATAN, KEMBANGAN, JAKARTA …ujangsumarwan.blog.mb.ipb.ac.id/files/2010/07/2010-UJANG-SUMARWAN... · Analisis Kepemimpinan Organisasional Menurut Sektor Industri,

tidak mempengaruhi peluang respon- yang ditargetkan untuk situasi kon- den untuk rnemilih isotonik. sumsi health and appearance. Minu-

man bersoda tidak ditargetkan untuk 4.3. Implikasi Manajerial situasi konsumsi health and appearan-

Strategi marketing tingkat ce karena tidak ada kebiasaan di ma- pertama dilakukan untuk menentukan syarakat yang memanfaatkan produk target segrnen dan posit ioning soda untuk tujuan kesehatan. masing-masing jenis minuman dilaku- Positioning teh dalam kemasan . . .

kan dengan rnempertimbangkan anali- yang didasarkan dari khasiat dan tra-

sis SWOT yang disusun bersama pe- disi teh di Indonesia adalah 'kenikma- laku industri minuman pada Tabel 4, tan rasa dan khasiat daun teh asli variabel yang signifikan pada model, tradisi Indonesia dalam format modern dan pemahaman mengenai pengguna- yang higienis". Positioning susu dalam an masing-masing jenis minuman kemasan yang didasarkan kepada ringan yang diteliti saat ini. keunggulan nutr is i susu untuk

Tabel 4. Analisis SWOT Teh dalam kemasan, teh dalam kemasan, susu dalam kemasan, dan isotonik

3. Tradisi minumteh

3. Har@relatifmahal

2. Minuman untuk kesehatan

2. Kredibililar kcsehatm 3. Sebwi minuman mtin

I I dari anjurm dotter I I 1 I

Dengan mempertimbangkan kesehatan adalah 'sernua manfaat hal-ha1 tersebut hanya jenis minuman dan kebaikan susu dalam format yang teh dalam kernasan, susu dalam praktisdan higienis". Positioningrninu- kemasan, dan minuman isotonik saja man isotonik yang didasarkan kepada

Analisis Faktor-Faktor BULLETIN Penelltian No. 23Tahun 2010 -- .-

Page 28: JL. RAYA MERUYA SELATAN, KEMBANGAN, JAKARTA …ujangsumarwan.blog.mb.ipb.ac.id/files/2010/07/2010-UJANG-SUMARWAN... · Analisis Kepemimpinan Organisasional Menurut Sektor Industri,

kredibilitasnya sebagai minurnan signifikan di model, hasil analisis pengganti cairan tubuh adalah "kan- SWOT, dan juga kondisi ernpvk peng- dungan mineral yang efektif rnernulih- guna produksaat ini. Bauran pemasa- kan rnasalah dehidrasi karena aktifitas ran rninuman bersoda dan teh dalarn fisik atau pernulihan kesehatan". kernasan untuk target segmen situasi

Penyusunan strategi rnarke- konsurnsi health andappearance di- ting tingkat kedua dalarn bentuk bau- perlihatkan pada Garnbar Za, 2b, dan ran pernasaran dilakukan dengan me- 2c. rnanfaatkan kategori variabel yang

Kalegorl Variabel

Label Halal i - 1

Karegorl Minuman Bauran Pemasaran

Fokur k. konzunm 12-2Stahtln denganpendeketan kemodeinsn teh

Mlmslpmkenpers.pu kualhstsh 0 yangmsmbetikan efek poslhf t.8hDd.p k.s*latan dan penaimplan

Gambar Za. Bauran Demasaran teh dalam kemasan

M*rnstilproduk pad. b-baapa 0 tingkathrrgauntukmenjangkau konwmndengan dayabeliysng bsrbeda

Mencipmkanparrepd kual'uasyang 0 Sebandngdengantehlsduh.

>

Kategori Variabel Kategori Minuman Bauran Pemasaran

TEH

Mengemban~mrnereuyengbalda 0 memili!4'&eaam hunggula den memk

susu SYSU dalemkemsrsn yangada.

Meniapa peeps kumr sum abapai 0 pmmk yang Daik u r n keshstan

Menlasa m u pmduk yang omaI dl semva

dengan kebuluhan Mnurn"m" SCtiB. D..i Iklan yang rrrahlr meng*mm*ro*m d m 0 mrwiogJaan rnmraa msa YmW( kerehafan

0 Mernbangvn mreL ysng Opmw8 rebagsi mbol t u m r *all manlaat wrw

Gambar Zb. Bauran pemasaran susu dalam kemasan

BULLETIN Penelitian No. 23Tahun 2010 Analisis Faktor-Faktor

Page 29: JL. RAYA MERUYA SELATAN, KEMBANGAN, JAKARTA …ujangsumarwan.blog.mb.ipb.ac.id/files/2010/07/2010-UJANG-SUMARWAN... · Analisis Kepemimpinan Organisasional Menurut Sektor Industri,

Kategori Variabel Katwgori Minuman Bauran Pemasaran

I I 1

Menetapkan harga sesuai 0 perceived value konsumen terhadap produk

Allernatifproduk pada beberapa tingkat harga untuk 0 menjangkau konsumen dengandaya beli yang berbeda

Menentukan tingkat harga 0 jual opti?um untuk setiap alternat~f produk

Gambar Zc. Bauran pemasaran minuman isotonik

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan Sebagian besar keputusan

pernbelian rninurnan ringan dilakukan tanpa perencanaan terlebih dulu. Keputusan pernbelian rninurnan ringan pada urnurnnya dilakukan secara indi- vidual dengan sedikit pengaruh dari orang lain. Jenis rninurnan ringan yang paling banyak dikonsurnsi oleh res- ponden di situasi konsurnsi health and appearance adalah air dalarn kerna- san, minurnan susu dalarn kernasan, rninuman isotonik, dan teh dalarn ke- masan. Pemilihan rninuman pada kon- disi kebutuhan health and apperance dilandasi motif yang berhubungan dengan keinginan rnenjaga kondisi ke- sehatan dan penampilan. Tujuan yang berhubungan dengan kesehatan dan penarnpilan diri rnernbuat responden rnernpertirnbangkan dengan seksama berbagai faktor untuk rnernastikan

jenis rninurnan yang dipilih akan rnern- berikan rnanfaat seperti yang diharap- kan. Beberapa faktor atribut produk yang rnernpengaruhi konsurnen dalarn rnernilih rninurnan ringan untuk tujuan kesehatan adalah adalah harga, rasa, aroma, kualitas, label halal, tanggai kadaluwarsa, dan keterkenalan rne- rek, kernasan, dan kernenarikan; se- hingga kornunikasi pernasaran produk rninurnan ringan untuk kebutuhan yang berhubungan dengan kesehatan hams rnenciptakan kredibilitas dari variabel- variabel tersebut. Selain itu faktor karakteristik individu dari segi usia dan pengeluaran rurnah tangga ikut mernpenga~hi pertimbangan respon- den dalarn mernilih jenis minuman ringan di situasi konsurnsi health and appearance.

Strategi marketing tingkat pertarna untuk rnenentukan target segrnen dan positioning dilakukan dengan rnernpertirnbangkan variabel-

Analisis Faktor-Faktor BULLETIN Penelilian No. 23Tahun 2010

Page 30: JL. RAYA MERUYA SELATAN, KEMBANGAN, JAKARTA …ujangsumarwan.blog.mb.ipb.ac.id/files/2010/07/2010-UJANG-SUMARWAN... · Analisis Kepemimpinan Organisasional Menurut Sektor Industri,

variabel yang signifikan daiam model multinomial iogit, hasil analisis SWOT,

dan pemahaman kondisi empiris peng- gunaan minuman ringan di rnasyamkat saat ini. Teh dalam kemasan, susu dalam kemasan, dan rninurnan isotonik adalah jenis minuman yang dipilih untuk ditargetkan di situasi konsumsi health and appearance. Positioning teh dalam kernasan didasarkan kepa- da khasiat dan tradisi teh di Indonesia, positioning susu didasarkan kepada manfaat nutrisi susu, dan positiniong isotonikdidasarkan kepada kredibiiitas sebagai pengganti cairan tubuh yang efektif.

Kategori-kategori variabel yang signifikan pada model multinomial logit minuman teh daiam kemasan, susu dalarn kemasan, dan minuman isotonik kernudian dipergunakan untuk rnenyusun strategi marketing tingkat kedua yaitu bauran pemasaran. Usia responden 12-25 tahun dan 26-35 tahun, pengeluaran rumah tangga, harga, rasa, kualitas produk, dan label halal adalah kategori-kategori variabel yang dipergunakan dalam menyusun bauran pemasaran teh dalarn kema- san. Usia 12-25 tahun, pengeluaran rurnah tangga < Rp 1.25 juta dan Rp 1.75-2.5 juta perbulan, rasa, kualitas, tanggal kadaluwarsa, volume kema- san, kernenarikan iklan, dan keterke- nalan merek adalah kategori-kategori variabel untuk rnenyusun bauran pemasaran susu dalam kemasan. Sedangkan untuk minuman isotonik adalah semua kategori pengeluaran rumah tangga dan harga.

5.2. Saran Penelitian ini rnenggunakan 400

orang responden dimana 391 orang rnenjawab untuk situasi konsumsi health and appearance. Meskipun demikian terdapat beberapa kategori variabel jumlah respondennya terlalu sedikit. Penambahan jumlah respon- den yang memungkinkan semua kategori variabel memperoleh jumlah responden yang mencukupi akan rnemberikan kesimpulan yang lebih mendalarn.

Proses pemilihan responden yang dilakukan secara acak ke rumah tangga yang dilakukan pada hari kerja dan jam kerja mengakibatkan persen- tase responden wanita berjumlah 67% dan pria 33%. Kelima model situasi konsumsi tidak memunculkan jenis ke- larnin sebagai variabel yang signifikan. Meskipun dernikian akan lebih baikjika penelitian selanjutnya rnenggunakan teknik pengambilan contoh yang me- mungkinkan untuk mendapatkan per- sentase responden wanita dan pria yang proporsional dengan populasi.

Selain untuk situasi konsumsi health and appearance, penelitian serupa untuk situasi konsumsi lain di- mana minurnan ringan banyak dikon- sumsi akan sangat bermanfaat untuk melengkapi pemahaman mengenai faktor-faktor yang rnernpengaruhi pilihan konsumen.

Penelitian sejenis perlu dilaku- kan secara periodik mengingat pasar minuman ringan berkembang dinamis dengan penambahan jenis-jenis minuman baru secara terus menerus,

BULLETIN Penelitian No. 23Tahun 2010 Analisis Faktor-Faktor

Page 31: JL. RAYA MERUYA SELATAN, KEMBANGAN, JAKARTA …ujangsumarwan.blog.mb.ipb.ac.id/files/2010/07/2010-UJANG-SUMARWAN... · Analisis Kepemimpinan Organisasional Menurut Sektor Industri,

untuk memahami kemungkinan pergeseran konsumsi dan preferensi konsumen.

VI. DAFTAR PUSTAKA

[ACNielsen] AC Nielsen Indonesia. 2004. Shopper Trends 2003 Indonesia. Jakarta.

Ansary AIE. 2006. Marketing strategy: taxonomy and frameworks. European Business Review; 18(4); 266- 293.

Aqueveque C. 2006. Extrinsic cues and perceived r isk: the influence of consumption situation. lournalof Consumer Marketing; 23(5); 237-247.

Armin FD. 2004. Analisis preferensi konsumen minuman energi M- 150 di wilayah kota Bogor dan Implikasinya terhadap strategi pemasaran [tesis]. Bogor: Program Studi Magister Manajemen Agribisnis, Sekolah Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor.

Assael H. 1992. Consumer Behavior & Marketing Action. Ed ke-4. Boston: PWS-KENT Publishing Company.

Barber N, Almanza BA, Donovan 1A. 2006. International Journal o f Wine Marketing; 18 (3): 218- 232.

Analisis Faktor-Faktor

Blackwell RD, Miniard PW, Engel IF.

2001. Consumer Behaviour. Ed ke-9. Forth Worth:Harcourt College Publishers.

[CCI] PT Coca-Cola Indonesia. 2003. Consumer Informat ion Source: Continuous Consumer Tracking. Jakarta.

[CCI] PT Coca-Cola Indonesia. 2008a. Need State Share of Beverage Volume by Category in Indonesia. Jakarta.

[CCI] PT Coca-Cola Indonesia. 2008b. Shopper Path to Purchase in Indonesia. Jakarta.

Chen I , Paliwoda S. 2004. The influence of company name in consumer variety seeking. Brand Management; I1 (3): 219-231.

Farley IU, Ring LW. 1970. An empirical test of the Howard-Seth model of buyer behavior. Journal of Marketing Research; 7(4): 427-438.

Handayani S. 2007. Analisis kepuasan konsumen minuman isotonik Mizone [tesis]. Bogor: Program Studi Magister Manajemen Agribisnis, Sekolah Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor.

Hawkins DI, Mothersbaugh DL, Best R1.1989. ConsumerBehavior: Building Marketing Strategy. Ed ke-10. New York: McGraw- Hill/Iwin.

BULLETIN Penelitian No. 23Tahun 2010

Page 32: JL. RAYA MERUYA SELATAN, KEMBANGAN, JAKARTA …ujangsumarwan.blog.mb.ipb.ac.id/files/2010/07/2010-UJANG-SUMARWAN... · Analisis Kepemimpinan Organisasional Menurut Sektor Industri,

Lien et al. 2006. Consumption of softdrinks and hyperactivity, mental distress, and conduct problems among adolescents in Oslo, Norway. American l ou rna l o f Public Health; 96(10): 1815-1820.

Mowen 1C. 1993. ConsumerBehavior. Ed ke-3. NewYork: Macmilian Publishing Company.

Muriina T. 2000. Perilaku konsumen minuman kesehatan dan implikasinya pada strategi pernasaran tonic tea Mustika Ratu [tesis]. Bogor: Program Studi Magister Manajemen Agribisnis, Sekolah Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor.

Neff J. 2008. Consumer Pick a product: 40% of publicdecide in store. Advertising Age (Midwest region edition), 79(29): 1-2.

' Nisel R. 2001. Analysis of consumer characteristics which influence the determinants of buying decision by the logistic regression model. Logistic Information Management; 14(3): 223-228.

- Nuruliman A. 2003. Analisis perilaku

konsumen untuk strategi pemasaran Lipovitan [tesis]. Bogor: Program Studi Magister Manajemen Agribisnis, Sekolah Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor.

Nurvrihadhi T. 2003. Analisis kepuasan konsumen terhadap produk

BULLETIN Penelitian No. 23Tahun 2010

minuman berbasis rasa teh dalam kemasan botoi,merek Frestea d i PT ~o='a-cola Indonesia [tesis]. Bogor: Program Studi Magister Manajemen Agribisnis, Sekolah Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor.

Orth UR. 2005. Consumer personality and other factors in si tuat ional brand choice variation. Journal o f Brand Management; 13(2):115-133.

Pan FC, Su SJ, Chiang CC. 2008. Dual attractiveness of winery: atmospheric cues on purchasing. In ternat ional lournal o f Wine; 20(2): 95- 110.

Peter IP, Olson IC. 2008. Consumer Behavior a n d Market ing Strategy. Ed ke-8. Boston: McGraw-Hill Education (Asia).

Quester PG, Smart J. 1998. The influence o f consumption s i tuat ion and product involvement over consumers' use of product attribute. The l o u r n a l o f Consumer Marketing; 15(3): 220.

Ratri F. 2005. Analisis persepsi dan sikap konsumen terhadap minuman teh dalam kemasan botol merek Frestea di kota Bogor [tesis]. Bogor: Program Studi Magister Manajemen Agribisnis, Sekolah Pasca Sarjana, Inst i tut Pertanian Bogor.

Analisis Faktor-Faktor

Page 33: JL. RAYA MERUYA SELATAN, KEMBANGAN, JAKARTA …ujangsumarwan.blog.mb.ipb.ac.id/files/2010/07/2010-UJANG-SUMARWAN... · Analisis Kepemimpinan Organisasional Menurut Sektor Industri,

Schiffman LG, Kanuk LL. 1991. ConsumerBehavior. Ed ke-4. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.

Siregar H, Marimin, Juanda B, Achsani NA. 2007. Metode Kuantitatif untuk Manajemen Bisnis Lanjut. Bahan Perkuliahan Doktor Manajemen Bisnis. Bogor: Program Pasca Sa rjana Manajemen dan Bisnis, Institut Pertanian Bogor.

Sumarwan U. 2004. Peri laku Konsurnen: Teori dan Penerapannya dalam Pernasaran. Bog or: PT Ghalia Indonesia.

Suryadi. 2003. Analisis perilaku konsumen minuman sari buah mengkudu dan implikasinya terhadap strategi pemasaran: studi kasus CV. Morinda House Bogor [tesis]. Bogor: Program Studi Magister Manajemen Agribisnis, Sekolah Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor.

Tirtasuwanda RR. 2003. Analisis ekuitas merek terhadap minuman bersoda merek Coca-Cola d i kota Bogor [tesis]. Bogor: Program Studi Magister Manajemen Agribisnis, Sekolah Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor.

Vartanian LR, Schwartz MB, Brownell KD. 2007. Effects of softdrink consumption on nutrition and health: a systematic review and meta-analysis. American Journal o f Public Health; 97(4): 667-675.

Watanabe Y, Suzuki N, Kaiser HM. 1998. Factors affecting consumers' choice of beverages i n Japan. Agribusiness; 14(2): 147-156.

Anallsls .Faktor-Faktor BULLETIN Penelitian No. 23Tahun 2010