Upload
ivan-ardhiansyah
View
176
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
34
BAB III
GAMBARAN UMUM PT SAIPEM INDONESIA
III.1. Sejarah Umum Perusahaan
Dalam membahas sejarah umum PT Saipem Indonesia, maka perlu diketahui asal-
usul singkat dari induk perusahaan PT Saipem Indonesia, yaitu The Saipem Group. The
Saipem Group atau biasa disebut Saipem merupakan anak perusahaan (subsidiary) yang
berbentuk joint-stock company dari perusahaan induk bernama Eni S.p.A. Saipem yang
berkantor pusat di San Donato Milanese, Milan, Italia dan memiliki corporate capital
sebesar 441.410.900 Euro telah terdaftar di Milan Stock Exchange sejak 1984 dengan
sekitar 43 % kepemilikan sahamnya dimiliki oleh Eni. Sebelum diakuisisi oleh Eni,
Saipem telah beroperasi sejak tahun 1950-an dengan mengedepankan akumulasi
kompetensi dari berbagai aktifitas seperti pemasangan pipa untuk ekplorasi di daerah
daratan (onshore pipelaying), pelaksanaan konstruksi (plant construction), dan
pengeboran (drilling).
Kini, The Saipem Group adalah perusahaan terbesar, terkuat, dan terluas secara
internasional yang bergerak di bidang kontraktor industri eksplorasi minyak dan gas.
Saipem juga merupakan yang terdepan di dunia dalam hal oil and gas contracting
services sector, baik itu onshore (eksplorasi minyak dan gas yang dilakukan di daratan),
maupun offshore (eksplorasi minyak dan gas yang dilakukan di lepas pantai). Fokus
utama dari seluruh aktivitas yang dilakukan Saipem adalah mengedepankan arti
pentingnya tingkat kesehatan dan keselamatan para pelaksananya yang mereka sebut
sebagai “our clients and our people”.
35
Karena memiliki sistem manajemen lingkungan kesehatan dan keselamatan yang
sangat kuat dan konsisten, maka Quality Management System yang dimiliki Saipem
tersebut telah disertifikasi ISO 9001:2000 oleh Lloyd’s Register Certification.
Sebagai perusahaan yang mendunia, Saipem justru menggunakan banyak Sumber
Daya Manusia yang berasal dari negara-negara berkembang. Saipem merekrut begitu
banyak pekerja, lebih dari 30.000 orang yang terdiri lebih dari 100 kewarganegaraan
yang berbeda-beda, dan mayoritas berasal dari negara-negara berkembang yang paling
efektif jika ditinjau dari segi biayanya (most cost effective developing countries) serta
memiliki basis aktivitas dalam skala besar, seperti di India, Kroasia, Rumania, dan tentu
saja, Indonesia.
PT Saipem Indonesia didirikan sekitar 10 tahun yang lalu, berkantor pusat di
Jalan Haji Rangkayo Rasuna Said Kavling 62, Kuningan, Jakarta Selatan, tepatnya di
gedung Setiabudi Atrium lantai 6 (suite 601). Perusahaan ini dipimpin oleh Managing
Director yang dijabat oleh seorang Frenchmen bernama Michel Laine dan menjalankan
usahanya sebagai sebuah perusahaan kontraktor industri eksplorasi minyak dan gas.
Dalam menjalankan bidang usahanya, PT Saipem Indonesia memiliki empat aktivitas
utama yang disebut sebagai EPIC (Engineering, Procurement, Installation, Construction).
Keempat aktivitas itu dapat dijelaskan secara singkat sebagai berikut:
1. Engineering
Aktivitas utamanya adalah melakukan rancangan-rancangan atau desain-desain secara
basic design dan detailed design yang diperlukan untuk membangun sebuah platform
atau anjungan beserta segala kebutuhannya. Platform atau anjungan sangat diperlukan
untuk menunjang proses industri eksplorasi minyak dan gas.
36
2. Procurement
Aktivitas utamanya adalah melakukan pembelian material-material dan atau
equipments yang digunakan untuk membangun sebuah platform atau anjungan
beserta segala kebutuhan yang diperlukan.
3. Installation
Aktivitas utamanya yaitu melakukan pemasangan atau instalasi material-material
yang diperlukan terhadap pembangunan platform sampai dengan proses ‘start up’
dimulai. Aktivitas lainnya yaitu memastikan apakah seluruh komponen yang telah
dipasang dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
4. Construction
Aktivitas utamanya yaitu melaksanakan konstruksi atau dengan kata lain melakukan
fabrikasi platform guna menunjang proses eksplorasi minyak dan gas yang
merupakan tujuan utama bidang usaha perusahaan. Aktivitas ini oleh kalangan
perusahaan dinamakan “to fabricate”.
Dengan adanya aktivitas EPIC tersebut maka jelas bidang usaha apa yang
dikerjakan oleh PT Saipem Indonesia dalam menjalankan roda kegiatan perusahaan.
Pada intinya, PT Saipem Indonesia sebagai perusahaan kontraktor industri eksplorasi
minyak dan gas harus mengikuti proses Tender (baik di dalam maupun luar negeri)
terlebih dahulu sebelum mendapatkan kontrak untuk melakukan pekerjaan konstruksi
platform yang dapat dilakukan bukan hanya di Indonesia, melainkan juga di luar
negeri. Sebagai gambaran, pada saat skripsi ini ditulis, PT Saipem Indonesia sedang
mendukung kegiatan pelaksanaan proyek-proyek bernilai besar yang sedang digarap
di Australia dan Thailand dalam hal aktivitas Engineering dan Procurement.
37
III.2. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas Perusahaan
III.2.1. Struktur Organisasi Perusahaan
Setiap perusahaan pada dasarnya menginginkan agar tujuan perusahaan dapat
tercapai. Untuk mewujudkan hal itu diperlukan adanya sebuah struktur organisasi
perusahaan sebagai salah satu gambaran yang memperlihatkan aspek-aspek penting dari
suatu perusahaan yang mencakup pembagian tugas, wewenang, serta tanggung jawab
masing-masing fungsi atau bagian di dalam perusahaan.
Dengan didukung oleh struktur organisasi yang baik, maka tujuan perusahaan
dapat dicapai melalui suatu proses yang efisien, terarah, penuh dengan tanggung jawab
(full of responsibilities), serta terciptanya hubungan antar individu yang menghasilkan
sebuah teamwork yang baik guna mencapai tujuan perusahaan.
Berikut ini adalah struktur organisasi yang dapat menggambarkan pembagian
tugas, wewenang, dan tanggung jawab pada PT Saipem Indonesia:
Sumber: PT Saipem Indonesia.
MANAGING DIRECTOR
HUMAN RESOURCES & ICT
ADMINISTRATION, FINANCE, & CONTROL
QUALITY, HEALTH, SAFETY, & ENVIRONMENT
PROCUREMENT
OFFSHORE PLANT ENGINEERING
ESTIMATING & COMMERCIAL
CHAIRMAN
Shareholders’ Meeting (RUPS)
38
Dari struktur organisasi tersebut, tampak bahwa PT Saipem Indonesia dalam
kegiatan operasionalnya terdiri atas 6 (enam) departemen yang bertugas semaksimal
mungkin untuk mencapai tujuan perusahaan. Keenam departemen yang saling
berkoordinasi dan memiliki teamwork yang efektif demi kepentingan perusahaan tersebut
adalah:
1. Administration, Finance, and Control (AFC)
2. Human Resources and ICT (HRIT)
3. Quality, Health, Safety, and Environment (QHSE)
4. Procurement (PROC)
5. Estimating and Commercial (COMM)
6. Offshore Plant Engineering (ENG)
Keenam departemen diatas wajib melaporkan seluruh hasil dari kegiatan
operasional yang telah dilakukannya kepada Managing Director (MDIR) yang nantinya
akan memberikan laporan pertanggungjawabannya kepada Chairman (CHAM) yang
berkedudukan di kantor pusat The Saipem Group di Milan, Italia.
III.2.2. Uraian Tugas Perusahaan
Tujuan dalam pembagian fungsi dan tugas adalah agar seluruh pekerjaan dapat
dilaksanakan dengan efektif, efisien, dan ekonomis. Apabila seluruh pekerjaan dapat
terlaksana secara efektif, efisien, dan ekonomis maka sasaran atau tujuan yang telah
disusun dan dicanangkan sedemikian rupa oleh perusahaan dapat terlaksana dan tercapai
dengan baik.
39
Dari struktur organisasi PT Saipem Indonesia yang telah digambarkan secara
garis besar sebelumnya, maka seluruh tugas beserta tanggung jawab penuh yang dipikul
oleh masing-masing departemen ataupun bagian termasuk seluruh personalia yang
berwewenang selaku Kepala Bagian masing-masing departemen (di dalam perusahaan
disebut sebagai Department Head) pada PT Saipem Indonesia dapat diuraikan sebagai
berikut:
1. Managing Director (MDIR)
Dijabat oleh: Michel Laine
Tugas dan tanggung jawab:
a. Managing Director PT Saipem Indonesia harus mengawasi, memantau, dan
mengevaluasi kinerja departemen-departemen, khususnya 6 departemen inti
perusahaan yaitu departemen Administration, Finance, and Control (AFC),
Human Resources and ICT (HRIT), Quality, Health, Safety, and Evironment
(QHSE), Procurement (PROC), Estimating and Commercial (COMM), dan
Offshore Plant Engineering (ENG).
b. Managing Director PT Saipem Indonesia juga harus melaporkan hasil evaluasi
kinerja PT Saipem Indonesia serta bertanggung jawab penuh kepada Chairman
The Saipem Group yang berada di Milan, Italia.
2. Administration, Finance, and Control (AFC)
Department Head / Kepala Bagian: Tomy John
Tugas dan tanggung jawab:
40
a. Memastikan seluruh pencatatan, analisis, dan pengendalian dari keseluruhan
aktivitas administrasi perusahaan telah dilakukan dengan baik, dan juga
memastikan bahwa seluruh Laporan Tahunan dan Laporan Konsolidasi, termasuk
juga Neraca, Laporan Laba / Rugi , dan Laporan Arus Kas telah disusun secara
akurat.
b. Mengkoordinasikan seluruh aktivitas operasional khususnya dalam Management
Accounts, termasuk juga menyiapkan Laporan Penganggaran Perusahaan
(Company Budget), Laporan Analisa Biaya (Cost Analysis Reporting) beserta
pengendaliannya, dan juga melakukan analisa atas budgetary variances
perusahaan sesuai dengan standar kebutuhan pelaporan kegiatan perusahaan.
c. Memonitor dan mengendalikan seluruh biaya produktivitas, biaya overheads,
biaya vessel (alat transportasi berupa kapal besar untuk mengangkut platform),
seluruh biaya pelayanan dalam perusahaan, dan juga memantau performa
perusahaan secara keseluruhan ditinjau dari segi efisiensinya.
d. Memastikan adanya kegiatan operasional keuangan perusahaan termasuk juga
adanya manajemen Cash Flow and Risk Capital yang berjalan dengan baik sesuai
dengan prinsip-prinsip dasar perusahaan secara garis besar.
e. Memastikan efektivitas kegiatan manajemen dalam hal aktivitas administrasi dan
pencatatan yang tepat mengenai aset-aset internal perusahaan.
f. Memastikan kesesuaian seluruh obligasi fiskal, dan mempertahankan hubungan
penting antara perwakilan perusahaan dengan otoritas pemerintah.
41
g. Berkontribusi dalam mengumpulkan informasi-informasi serta mengidentifikasi
apa saja kebutuhan-kebutuhan lokal yang diperlukan untuk menunjang aktivitas
sekretariat perusahaan.
h. Memastikan efektivitas dukungan atas proyek-proyek perusahaan dalam segala
hal khususnya yang berkaitan dengan Perencanaan dan Pengendalian Biaya
termasuk mengumpulkan informasi-informasi yang berkaitan erat dengan
perencanaan, kontrak-kontrak, dan sebagainya, menyajikan seluruh laporan yang
telah dikonsolidasi, menganalisa biaya-biaya proyek, membantu Project Manager
dalam hal efektivitas waktu, aplikasi sistem pengendalian proyek beserta
keterampilan, teknik-teknik, dan alat-alat yang diperlukan, serta juga me-manage
seluruh pengendalian biaya, assigned engineers, dan berkolaborasi dengan
departemen-departemen lain dalam perusahaan yang memiliki relevansi dan harus
sejalan dengan standar-standar dan prinsip-prinsip yang telah ditetapkan oleh
perusahaan sebagai panduan utama kegiatan perusahaan.
3. Human Resources and ICT (HRIT)
Department Head / Kepala Bagian: Kusdiarto
Tugas dan tanggung jawab:
a. Memastikan bahwa seluruh metode dan instrumen-instrumen dalam hal
perekrutan dan seleksi pegawai-pegawai perusahaan telah sesuai dengan
kebutuhan kuantitas dan kualitas pegawai-pegawai yang diperlukan perusahaan,
serta menjamin dan memonitor perkembangan Sumber Daya Manusia (SDM)
perusahaan karena hal tersebut sangat penting untuk mendukung kelancaran
42
proyek-proyek perusahaan, utamanya pada departemen Offshore Plant
Engineering (ENG) sebagai ujung tombak kelancaran proyek-proyek yang telah,
sedang, dan akan dilaksanakan perusahaan.
b. Berkontribusi dalam hal mengumpulkan informasi-informasi dan juga
mengidentifikasikan kebutuhan-kebutuhan lokal untuk evaluasi, kompensasi,
pelatihan, serta perkembangan SDM perusahaan.
c. Berkontribusi dalam hal mengumpulkan informasi-informasi dan juga
mengidentifikasikan kebutuhan-kebutuhan lokal untuk defining dan updating
struktur organisasi perusahaan serta relevansinya dengan Authorisations Matrix
and Powers of Attorney System.
d. Berkolaborasi dengan departemen Quality, Health, Safety, and Environment
(QHSE) dalam hal perkembangan dan implementasi Sistem Dokumen Perusahaan
(Company Document System) sesuai dengan Corporate Guidelines.
e. Berkoordinasi dengan fungsi-fungsi lain yang relevan dalam perusahaan untuk
memastikan bahwa perkembangan, implementasi, serta review atas Sistem
Informasi Perusahaan (Company Information Systems), termasuk pengelolaan
infrastruktur telekomunikasi dan fasilitas-fasilitas perusahaan telah dilakukan
dengan baik dan benar sesuai dengan standar-standar yang telah ditetapkan
perusahaan.
f. Me-manage implementasi dan perkembangan kebijakan-kebijakan mengenai
keamanan perusahaan, baik itu standar-standarnya maupun prosedur-prosedurnya
sehingga adanya kepastian jaminan keamanan perusahaan.
43
g. Memastikan kelengkapan yang berkaitan dengan manajemen dan pengelolaan
fasilitas-fasilitas perusahaan, seperti kendaraan, gedung, dan telepon.
h. Memastikan kelengkapan pengelolaan administrasi SDM perusahaan telah sesuai
dengan data-data SDM yang diperoleh perusahaan.
i. Mengembangkan local content initiatives.
j. Memastikan adanya aktivitas hubungan industrial dan manajemen litigasi buruh
untuk kepentingan perusahaan.
k. Memberikan pelaporan mengenai aktivitas dan definisi upah buruh berupa
informasi-informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan.
4. Quality, Health, Safety, and Environment (QHSE)
Department Head / Kepala Bagian: Dilip Sunderdas
Tugas dan tanggung jawab:
a. Bertanggung jawab atas seluruh aktivitas perusahaan terutama dalam hal kualitas
serta perlindungan kesehatan, keselamatan, dan lingkungan, di seluruh level area,
sesuai dengan kebijakan-kebijakan dan standar-standar perusahaan.
b. Berkoordinasi dan memastikan sertifikasi perusahaan dan kualitas proyek-proyek
yang telah diotorisasi secara layak untuk tujuan perlindungan kualitas kesehatan,
keselamatan, serta lingkungan.
c. Memberikan dukungan sepanjang proses penawaran sampai dengan proses
eksekusi proyek sebagai bentuk kontribusi pengimplementasian sistem
manajemen departemen QHSE, sesuai dengan hukum-hukum, peraturan-
peraturan, dan regulasi-regulasi yang berlaku demi kepuasan pelanggan.
44
d. Berkolaborasi dengan departemen Human Resources and ICT (HRIT) untuk
memastikan terlaksananya perkembangan dan implementasi Sistem Dokumen
Perusahaan sesuai dengan standar perusahaan.
e. Memberikan spesialisasi dukungan dalam updating prosedur-prosedur umum
sistem kesehatan, keselamatan, dan lingkungan perusahaan beserta seluruh
instruksi kerjanya.
5. Procurement (PROC)
Department Head / Kepala Bagian: Melanie Iskandar
Tugas dan tanggung jawab:
a. Memastikan adanya perkembangan yang signifikan atas material-material yang
berkaitan dengan aktivitas pembelian untuk kepentingan proyek-proyek
operasional perusahaan.
b. Berkontribusi dalam hal manajemen sub-kontrak sebagaimana yang tertuang
dalam aspek-aspek kontraktual.
c. Berkontribusi dalam aktivitas manajemen material-material, ekspedisi, inspeksi
dan percobaan, serta transportasi atau shipping ke area proyek.
d. Bertanggung jawab atas pelaporan aktivitas-aktivitas dalam hal mendukung dan
membantu fungsi-fungsi yang terkait yang terdapat pada Saipem Singapore
dengan tujuan sebagai bentuk garansi adanya alur informasi yang tepat untuk
perusahaan, utamanya untuk sentral perusahaan, The Saipem Group.
e. Bertanggung jawab atas pelaporan aktivitas-aktivitas dengan tujuan agar memiliki
kontribusi untuk penyampaian informasi yang tepat kepada perusahaan.
45
6. Estimating and Commercial (COMM)
Department Head / Kepala Bagian: Budi Karnadi
Tugas dan tanggung jawab:
a. Berkontribusi untuk melakukan analisis estimasi atas dokumen-dokumen tender
dan definisi kriteria-kriteria dalam menyiapkan penawaran (bid).
b. Berkontribusi dalam persiapan dokumen-dokumen penting seperti pra-kualifikasi
dan proposal untuk melakukan tendering dan atau untuk mengakuisisi proyek-
proyek.
c. Berkoordinasi dalam proyek dengan tujuan mendapatkan feed back terutama
dalam hal isu-isu operasional yang relevan demi meraih peningkatan yang cukup
signifikan atas kualitas penawaran-penawaran di masa yang akan datang.
d. Berkontribusi dalam hal implementasi risiko, kesempatan, dan pengetahuan
metodologi-metodologi manajemen selama fase komersial.
e. Berkontribusi dalam mengevaluasi biaya-biaya yang berkaitan dengan spesifikasi-
spesifikasi tender termasuk strategi-strateginya berdasarkan strategi melakukan
penawaran atau tidak (Bid No Bid).
7. Offshore Plant Engineering (ENG)
Department Head / Kepala Bagian: Alain Bellio
Tugas dan tanggung jawab:
a. Memberikan jasa engineering secara detail untuk seluruh aspek yang terkait
aktivitas-aktivitas estimasi dan komersial dan melakukan eksekusi proyek
46
termasuk dalam hal proses, instrumentasi, elektrikal, mekanikal, pemasangan
pipa, dan disiplin-disiplin strukturnya.
b. Berkontribusi dalam menentukan strategi-strategi untuk kapasitas-kapasitas dan
inisiatif-inisiatif baru yang memiliki relasi terhadap isu-isu engineering.
c. Memastikan bahwa aktivitas-aktivitas engineering telah dilakukan secara
sempurna, beserta relevansinya dengan standar-standar dan prosedur yang telah
ditetapkan perusahaan dan sejalan dengan target-target yang telah ditentukan
berdasarkan ketepatan waktu, biaya-biaya, kualitas, dan keselamatan.
d. Memberikan dukungan kepada departemen Human Resources and ICT (HRIT)
dan departemen Offshore Plant Engineering (ENG) pusat agar alokasi-alokasi
SDM dalam mengeksekusi proyek-proyek dapat berjalan dengan optimal.
Setiap Department Head atau Kepala Bagian, disamping harus memenuhi
tanggung jawabnya masing-masing, juga diharuskan untuk melaksanakan beberapa
tugas yang berguna bagi kelancaran aktivitas perusahaan. Beberapa tugas yang
dimaksud adalah sebagai berikut:
a. Mempromosikan perkembangan dan updating sistem dokumen perusahaan,
memberikan garansi atas konsistensi penerapannya serta ketepatan aplikasi
dengan fungsinya sesuai dengan Corporate Guidelines.
b. Memastikan optimisme biaya-biaya overhead yang kompeten dan pencapaian
target yang telah dicanangkan beserta anggaran daripada fungsi-fungsi yang
bersangkutan.
47
c. Berkontribusi dalam hal perkembangan budaya yang terinspirasi dari perluasan
pelatihan-pelatihan terbaik yang dimiliki perusahaan dan berdasarkan observasi-
observasi terhadap nilai-nilai kualitas, keselamatan, kesehatan, dan lingkungan
dan juga terhadap operasional pelatihan-pelatihan untuk kepastian efektivitas
manajemen atas risiko-risiko dan kesempatan-kesempatan yang membentuk
karakteristik aktivitas-aktivitas yang relevan.
d. Melakukan supervisi di dalam area profesional yang relevan dan pada tingkatan
level perusahaan, bahwa manajemen dan perkembangan SDM telah terlaksana
dengan baik seperti rekrutmen dan mobilitas program-program yang menyatu
dengan SDM perusahaan dan fungsi ICT.
e. Memastikan adanya koordinasi yang efektif dan alur informasi yang konstan
kepada manajemen APAC (Asia Pasific) demi adanya kepastian implementasi
yang tepat dalam pengelolaan proses-proses, sejalan dengan kebijakan-kebijakan
dan metodologi-metodologi yang telah ditetapkan oleh Saipem.
Seluruh fungsi-fungsi perusahaan, dalam hal ini departemen-departemen yang berada
di dalam PT Saipem Indonesia, beserta tugas-tugas dan tanggung jawab-tanggung
jawabnya masing-masing yang telah ditentukan, diharuskan untuk membina,
melestarikan, dan mempertahankan hubungan-hubungan baik dengan berkorespondensi
secara semaksimal mungkin terhadap fungsi-fungsi yang berada pada The Saipem Group,
khususnya pada manajemen APAC (Asia Pasific).
48
III.3. Ketenagakerjaan
PT Saipem Indonesia memiliki karyawan-karyawan permanen atau full-time
employees yang berjumlah sekitar 200 sampai dengan 300 orang. Perusahaan ini tidak
merekrut karyawan-karyawan paruh waktu atau yang biasa disebut part-time employees.
Namun demikian PT Saipem Indonesia menerapkan sistem perekrutan “karyawan
kontrak”. Yang dimaksud dengan “karyawan kontrak” yaitu karyawan yang sengaja
direkrut dan dipekerjakan dengan memberlakukan sistem kontrak dalam jangka waktu
tertentu (biasanya dalam jangka waktu satu tahun). Perekrutan satu atau lebih “karyawan
kontrak” dilakukan PT Saipem Indonesia dengan berdasarkan kejadian-kejadian yang
sifatnya mendadak. Kejadian-kejadian yang bersifat mendadak tersebut semisal adanya
pengunduran diri atau resign yang dilakukan secara tiba-tiba oleh satu orang atau lebih
karyawan perusahaan sehingga situasi tersebut memaksa PT Saipem Indonesia untuk
melakukan perekrutan “karyawan kontrak” agar pergerakan operasional perusahaan tidak
terganggu kelancarannya.
Untuk jam kerja, PT Saipem Indonesia memberlakukan sistem jam kerja untuk
seluruh karyawan yaitu dari pukul 08:30 sampai dengan pukul 17:30 WIB. Jam kerja ini
berlaku bagi seluruh karyawan, baik dari tingkatan yang paling rendah maupun sampai ke
tingkatan Kepala Bagian atau kalau di perusahaan ini disebut Head Of Department
(HOD). Apabila seorang karyawan bekerja hingga melebihi jam kerja (melewati pukul
17:30 WIB), semisal bekerja sampai pukul 19:00 WIB, maka karyawan tersebut berhak
mengklaim untuk mendapatkan tambahan biaya bagi dirinya karena ia telah bekerja
melewati jam kerja yang telah ditentukan perusahaan. Tambahan biaya yang dimaksud
disebut biaya overtime dan biayanya akan diakumulasikan ke dalam gaji bulanan
49
karyawan tersebut. Namun yang perlu dicatat adalah karyawan tersebut harus benar-
benar bekerja sampai dengan pukul 19:00 WIB, tidak kurang. Besarnya biaya overtime
tersebut yakni sejumlah Rp. 50.000,-. Dan apabila karyawan tersebut terus melakukan
pekerjaannya hingga melewati pukul 19:00 WIB, semisal sampai pukul 22:00 WIB, maka
karyawan tersebut berhak mengklaim mendapatkan biaya overtime yang lebih besar yaitu
sejumlah Rp. 150.000,-.
Adapun hari kerja yang berlaku di PT Saipem Indonesia diluar hari libur nasional
adalah dari hari Senin sampai hari Jumat setiap minggunya. Namun demikian PT Saipem
Indonesia memperbolehkan dengan tidak mewajibkan karyawan-karyawannya untuk
bekerja di hari Sabtu setiap minggunya. Jikalau ada karyawan yang bekerja di hari Sabtu
setiap minggunya, maka karyawan tersebut juga akan mendapatkan tambahan biaya
overtime sebesar Rp. 175.000,- dengan hitungan per 5 jam kerja di hari Sabtu setiap
minggunya.
Berbicara mengenai biaya overtime, PT Saipem Indonesia hanya mengizinkan dan
memperbolehkan karyawan-karyawan perusahaan yang berada pada tingkat di bawah
Head Of Department (HOD) untuk mendapatkan biaya overtime yang dapat diperoleh
dengan melakukan cara-cara seperti telah disebutkan sebelumnya. Oleh karena biaya gaji
yang diterima para Head Of Department (HOD) dari perusahaan sudah dianggap besar
setiap bulannya, maka PT Saipem Indonesia tidak mengizinkan atau memperbolehkan,
atau dengan kata lain melarang para Head Of Department (HOD) melakukan cara-cara
diatas dengan tujuan untuk mendapatkan biaya tambahan yang disebut biaya overtime
tersebut.
50
Mengenai sistem penggajian, PT Saipem Indonesia menerapkan sistem
penggajian per bulan untuk setiap tahunnya. Sementara itu berdasarkan informasi yang
diperoleh penulis, jumlah rata-rata gaji karyawan PT Saipem Indonesia berkisar di angka
Rp. 8 juta setiap bulan. Gaji bersih yang diterima setiap karyawan setiap bulan adalah
sudah termasuk di dalamnya berupa tunjangan kesehatan atau medical insurance dari
perusahaan. Selain mendapatkan gaji bulanan, karyawan-karyawan PT Saipem Indonesia
juga dapat menerima kompensasi-kompensasi tertentu seperti mendapatkan biaya
overtime sebagaimana telah dibahas sebelumnya.
Sementara itu, seperti di perusahaan-perusahaan pada umumnya, seluruh
karyawan PT Saipem Indonesia juga berhak mendapatkan Tunjangan Hari Raya (THR)
yang akan diberikan perusahaan sekali dalam setiap tahunnya. Jumlah THR yang
diberikan perusahaan adalah sama dengan besarnya gaji pokok bulanan karyawan yang
akan menerima THR tersebut. Dengan demikian maka jumlah THR yang diberikan
perusahaan kepada karyawan-karyawannya akan bervariasi, sesuai dengan besarnya gaji
pokok bulanan masing-masing karyawan. Dengan mendapatkan THR maka dapat
dikatakan bahwa seluruh karyawan PT Saipem Indonesia digaji oleh perusahaan
sebanyak 13 kali dalam setiap tahunnya.
Selain itu, khusus untuk para Head Of Department (HOD), disamping
mendapatkan gaji pokok bulanan dan THR, PT Saipem Indonesia juga memberikan
fasilitas berupa tunjangan transportasi dan telekomunikasi. Tunjangan transportasi yang
dimaksud adalah perusahaan memberikan masing-masing HOD sebuah kendaraan berupa
mobil beserta supir dan biaya-biaya lainnya. Sedangkan tunjangan komunikasi yang
dimaksud yaitu perusahaan memberikan masing-masing HOD sebuah alat komunikasi
51
berupa handphone beserta pengisian dan pembayaran pulsanya yang dilakukan dengan
cara pasca-bayar.
III.4. Kegiatan Operasional Perusahaan
Dalam membahas mengenai kegiatan operasional PT Saipem Indonesia, penulis
dihadapkan pada sebuah realita yang menjelaskan bidang usaha dari perusahaan tersebut
sedang berjalan. PT Saipem Indonesia yang menjadi obyek penelitian penulis adalah
merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang kontraktor industri eksplorasi
minyak dan gas.
III.5. Bidang Usaha Perusahaan
Dalam membahas mengenai bidang usaha PT Saipem Indonesia, maka penulis
mengetahui apa saja yang dihasilkan dari kegiatan operasional perusahaan tersebut.
Bidang usaha PT Saipem Indonesia mengerjakan kontrak-kontrak atas proyek eksplorasi
minyak dan gas, baik itu offshore maupun onshore. Pembahasan terhadap kegiatan PT
Saipem Indonesia diarahkan terhadap kegiatan yang berkaitan dengan pengadaan barang
dan jasa untuk menunjang kegiatan operasional perusahaan.
III.6. Prosedur Operasional Pembelian PT Saipem Indonesia
Dalam menjalankan aktivitasnya, bagian pembelian atau Procurement Department
PT Saipem Indonesia memiliki prosedur operasional pembelian yang telah disusun oleh
perusahaan yang disebut sebagai “Procurement Procedure”.
52
Prosedur ini telah disusun dan harus diaplikasikan dalam menunjang kegiatan
pembelian yang merupakan salah satu bagian utama daripada proyek-proyek yang telah,
sedang, atau akan dijalankan oleh perusahaan.
Namun demikian sebelum dilaksanakannya prosedur operasional pembelian,
perusahaan harus terlebih dahulu memastikan deskripsi tujuan proyek (purpose), ruang
lingkup proyek (scope), sistem prosedur yang berhubungan (related system procedure),
definisi-definisi proyek seperti nama proyek, perusahaan pelaksana proyek, kontraktor,
pembeli, vendor atau supplier, sub-supplier, kontrak kerja atau purchase order, serta juga
memastikan deskripsi tanggung jawab-tanggung jawab yang akan dibebankan kepada
Project Procurement Manager, Project Procurement Coordinator, dan tentunya kepada
pihak yang bertindak sebagai Purchaser. Tanggung jawab-tanggung jawab yang
dimaksud adalah seperti Project Procurement Manager yang harus menyiapkan laporan
kepada manajemen atas aktivitas-aktivitas pembelian dan sebagainya, Project
Procurement Coordinator yang harus menyiapkan perencanaan pembelian atas material-
material yang diperlukan dalam proyek dan sebagainya, ataupun Purchaser yang
memiliki tanggung jawab dalam menyiapkan Vendor List yang akan disetujui perusahaan
dan sebagainya.
Setelah perusahaan memastikan dan menetapkan deskripsi-deskripsi tersebut,
barulah prosedur operasional pembelian yang telah disusun oleh perusahaan dapat
dijalankan sebagaimana mestinya. Prosedur operasional pembelian PT Saipem Indonesia
dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Sebuah tim yang dinamakan Project Team dibentuk oleh perusahaan dan akan
mengerjakan sebuah proyek. Project Team tersebut menyiapkan dokumen permintaan
53
pembelian (Purchase Request) untuk kemudian dikirim kepada Project Procurement
Manager. Hal ini juga bisa dilakukan oleh bagian Engineering dengan menyiapkan
dokumen permintaan penawaran (Requisition for Quotation) yang juga akan dikirim
kepada Project Procurement Manager.
2. Setelah menerima dokumen-dokumen yang diperlukan, Project Procurement
Manager lalu menugaskan kepada pembeli (Purchaser) untuk menyiapkan daftar
Vendor atau Supplier yang dinamakan Bidders List.
3. Daftar penawaran-penawaran tersebut diserahkan kepada Procurement Manager atau
Project Director untuk kemudian dimintai persetujuannya. Apabila tidak disetujui,
maka Purchaser harus menyiapkan ulang Bidders List sampai disetujui.
4. Apabila telah disetujui, maka Purchaser langsung menyiapkan sebuah paket
penawaran dan permintaan seperti Letter Of Invitation dan sejenisnya. Paket
penawaran dan permintaan yang telah disiapkan tersebut lalu dikirimkan ke pihak
Supplier. Jika ada pertanyaan dari Supplier, maka Purchaser akan meneruskannya ke
bagian Engineering dan kemudian jawabannya langsung dikirim ke pihak Supplier.
5. Setelah semuanya jelas, Supplier mengirim penawaran (Bid) kepada Procurement
Manager dan Project Manager untuk kemudian meneruskannya ke Purchaser.
6. Kemudian Purchaser melakukan dua analisis, yakni analisis teknis dan analisis
komersial. Analisis teknis (Technical Analysis) akan dilakukan oleh bagian
Engineering, sedangkan analisis komersial (Commercial Analysis) akan dilakukan
sendiri oleh Purchaser. Jika terdapat penyimpangan permintaan, seperti adanya
kekurangan ataupun kelebihan permintaan, maka Eni S.p.A sebagai induk perusahaan
Saipem akan menerbitkan spesifikasi persetujuannya (Waiver).
54
7. Setelah melakukan analisis teknis, Purchaser menyiapkan dokumen permintaan
klarifikasi teknis (Technical Clarification Request) untuk memenuhi kelengkapan
permintaan proyek yang bersangkutan seperti mengenai tekanan (pressure) pompa,
ketebalan dan ukuran tangki, dan masalah-masalah teknis lainnya.
8. Sedangkan setelah melakukan analisis komersial, maka diperlukan konfirmasi terkait
apabila ada pertanyaan seputar segi komersial seperti mengenai harga, pengiriman,
garansi, dan masalah-masalah komersial lainnya.
9. Setelah melakukan dua analisis tersebut, Purchaser membuat tabel perbandingan
penawaran-penawaran ditinjau dari segi teknis dan komersial. Dari tabel
perbandingan tersebut, dapat dilihat perbandingan-perbandingan penawaran secara
teknis seperti mengenai ukuran-ukuran (sizes) material-material yang dibutuhkan dan
sebagainya serta secara komersial seperti mengenai persaingan harga dan sebagainya.
10. Jika Purchaser memutuskan bahwa diperlukannya sebuah klarifikasi final, maka
Purchaser harus merancang sebuah pertemuan dengan mengundang pihak Supplier.
Jika klarifikasi final tidak dianggap perlu, maka Purchaser langsung melakukan
negosiasi final berdasarkan perbandingan dan rekomendasi penawaran final dari segi
teknis dan komersial.
11. Hasil dari negosiasi final diserahkan kepada Project Team untuk dimintakan
persetujuannya. Jika tidak disetujui, maka negosiasi harus dilakukan kembali dengan
tetap berdasarkan kepada perbandingan dan rekomendasi penawaran final dari segi
teknis dan komersial.
55
12. Setelah Project Team menyetujui negosiasi final tersebut, maka harus dilakukan
persiapan rekomendasi kontraktor dan justifikasi yang ditujukan ke pihak owner,
dalam hal ini induk perusahaan Saipem, yaitu Eni S.p.A.
13. Persetujuan dari pihak owner, dalam hal ini yaitu Eni, dijadikan dasar perusahaan
untuk mengeluarkan Purchase Order yang ditujukan kepada Supplier yang telah
dipilih oleh PT Saipem Indonesia selaku kontraktor.
Sesuai dengan kebijakan perusahaan, Purchase Order yang dikeluarkan harus
mencantumkan hal-hal berikut:
• Nama dan Nomor Kontrak serta lokasi Engineering Procurement
Construction (EPC).
• Nomor Dokumen (Requisiton Number).
• Nomor Purchase Order.
• Kode Proyek (Job Number).
• Spesifikasi material-material (spesifikasi aplikasi desain, kalkulasi-kalkulasi,
standar-standar, kode-kode yang dibutuhkan, dan data-data lainnya).
• Harga-harga.
• Tanggal pengiriman.
• Persyaratan pengiriman, apakah dengan Cost Insurance Freight, Free On
Board, atau Cost and Freight, sesuai dengan Inco Terms 2000.
• Penalty atau Liquidated Damages atas keterlambatan pengiriman material-
material sebesar 0,5 % dengan maksimal 10 % per hari yang dikenakan atas
undelivered materials.
• Persyaratan-persyaratan pembelian yang berlaku secara umum.
56
• Garansi dan Tanggung Jawab (Warranty and Liability) yang berlaku dari 12
bulan sampai dengan 36 bulan terhitung sejak start-up proyek.
• Pengamatan atas perkembangan proyek (Expediting).
• Inspeksi dan Pengawasan (Inspection and Surveillance).
• Daftar Spare Parts (Provision of Spare Parts).
• Perencanaan Produksi.
• Pelaporan kemajuan produksi.
• Kalkulasi-kalkulasi dan gambar-gambar (drawings) sebagai data-data yang
diperlukan Vendor atau Supplier.
• Keperluan inspeksi beserta testing atas material-material.
• Tanda pengiriman material (Marking of Packages), termasuk alamatnya.
• Pembayaran.
• Lampiran-lampiran.
Purchase Order yang asli dikirimkan kepada Supplier atau Vendor terpilih,
disertakan juga formulir standar mengenai requesting order acknowledgement. Formulir
ini akan dikembalikan oleh Supplier atau Vendor setelah ditandatangani. Ketika formulir
ini diterima, formulir ini harus diperiksa untuk melakukan verifikasi bahwa order telah
disetujui tanpa adanya kualifikasi-kualifikasi tertentu. Sementara itu tembusan daripada
Purchase Order, termasuk data-data Supplier atau Vendor, dimasukkan ke dalam buku-
buku penyimpan data yang di dalam perusahaan dinamakan “as-built data books”.
Selain itu, prosedur operasional pembelian PT Saipem Indonesia yang telah
dijelaskan diatas dapat digambarkan dalam Flow Chart yang bersumber dari perusahaan
sebagai berikut ini:
57
Discipline Engineer Project Team
Purchase Request
Requisition for Quotation Project Procurement
Manager
Assignment to the Purchaser Purchaser
Prepare the Bidders List Procurement Manager/
Project Director Approval ?
Bid package preparation and Inquiry issuance
Supplier
Any Supplier’s questions ?
Purchaser / Buyer
Discipline Engineer
Answer
Yes
No
1
58
ENI for specific issues in case of request of deviation / Waiver
Procurement and project manager
CommercialAnalysis
1
Bid
Answers
Commercial
questions
Supplier
no
Purchaser/ Buyer
Engineering Lead Discipline
Conformity
Technical Analysis
TechnicalClarification
Request
Issue of bidscomparison
Organization ofthe meeting
Finalnegotiations
yes
yes
no It is a final clarification
necessary?
Final CommercialBid Comparison
and/or technical
Procurement / Engineering / Project Team
Approval ?
Preparation of the Contractor recommendation and justifications and submission to Company
Company
Approval ?
Issuance of the Purchase Order to the selected supplier by Contractor
Yes
No
Yes
No
OK
Final Technical Comparison and Recommendation