60
Journal Reading “Juvenile myopia progression, risk factors and intervention”

Journal Reading

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Journal Reading

Journal Reading

“Juvenile myopia progression,

risk factors and intervention”

Page 2: Journal Reading

Bab ITinjauan pustaka

Page 3: Journal Reading

Pendahuluan

• Miopia merupakan kelainan yang diturunkan dan seringkali ditemukan pada anak-anak ketika mereka berusia 8-12 tahun, antara usia 13-19 tahun, ketika tubuh mengalami pertumbuhan yang pesat, miopia semakin memburuk. Antara usia 20-40 tahun, biasanya terjadi sedikit perubahan.13

Page 4: Journal Reading

Definisi

• Myopia adalah suatu bentuk kelainan refraksi dimana sinar-sinar sejajar yang datang dari jarak tak terhingga oleh mata dalam keadaan tidak berakomodasi dibiaskan pada satu titik di depan retina.1

Page 5: Journal Reading

FISIOLOGIS penglihatan

Page 6: Journal Reading

Penglihatan pada miopia

Page 7: Journal Reading

patofisiologi

Page 8: Journal Reading

Klasifikasi miopia

Page 9: Journal Reading

Etiologi

Page 10: Journal Reading

Klasifikasi miopia berdasarkan derajat

Page 11: Journal Reading

Gejala klinis

Page 12: Journal Reading

Diagnosis

Page 13: Journal Reading

Komplikasi

Page 14: Journal Reading

Penatalaksanaan

Page 15: Journal Reading

Bab ii Jurnal

Progresivitas Miopia pada Remaja, Faktor Resiko dan Intervensi

Page 16: Journal Reading

Abstrak

Page 17: Journal Reading
Page 18: Journal Reading
Page 19: Journal Reading
Page 20: Journal Reading

Pendahuluan

Page 21: Journal Reading
Page 22: Journal Reading

Miopia pada remaja

• Kebanyakan penelitian mengklasifikasikan lebih dari 60% miopia onset dini juga disebut juvenile miopia atau miopia sekolah yang terjadi pada anak usia antara 9 dan 11 tahun dengan progresifitas pada anak di awal usia remaja .11

Page 23: Journal Reading

• Ada kesepakatan bahwa faktor genetik dan faktor lingkungan berkontribusi terhadap onset dan progresifitas dari miopia. Salah satu variabel yang diprediksi pada masa depan untuk terjadinya miopia adalah auto refraksi cycloplegic dari 0,75 diopter atau kurang pada hyperopia pada usia rata-rata 8,6 tahun yang telah terbukti memiliki sensitivitas 87% dan spesifisitas 73% dalam memprediksi myopia pada masa depan.57

Page 24: Journal Reading

• Sementara studi prevalensi mungkin terlihat pada kelompok usia yang sama, protokol mereka dapat berbeda membuatkan perbandingan menjadi sulit. Mulai laporan pada tahun 2000, 26 banyak studi populasi di seluruh dunia menggunakan protokol umum.

Page 25: Journal Reading

• The Sydney Myopia Study34 menggunakan protokol umum dengan enam studi dimulai dengan Studi Kesalahan Koreksi Refraksi pada anak (Refractive Error Study in Children , (RESC) ) pada tahun 2000. Namun, ada juga 13 studi prevalensi miopia pada kelompok usia yang sama yang memiliki protokol yang berbeda untuk menentukan prevalensi myopia.34

Page 26: Journal Reading

• Prevalensi miopia yang dilaporkan pada anak-anak yang berusia 6 tahun bervariasi dari 0,6% di Oman23 dan menjadi 29% di Singapore.44 Prevalensi di Oman untuk anak berusia 6 tahun adalah 0,6%, namun definisi miopia lebih dari -1.0 diopter ketika sebagian besar penelitian menggunakan definisi miopia -0.5 diopter. Prevalensi miopia pada anak pra-sekolah di King Abdul Aziz Medical City, Riyadh di Arab Saudi adalah 2,5% .1

Page 27: Journal Reading

• Sistem penglihatan merupakan proses aktif dari emmetropisasi yang melibatkan deteksi defocus dan pertumbuhan terkoordinasi komponen refraksi terhadap emmetropia dengan perubahan struktur yang aktif.54 , 39 Mekanisme emmetropisasi dan memahami apa yang terjadi ketika proses ini gagal adalah target penelitian ini.30

Page 28: Journal Reading

• Dalam tiga tahun pertama kehidupan kornea dan lensa ,mengalami perubahan untuk mengimbangi sebuah peningkatan kira-kira 20 diopter dengan panjang aksial dari pertumbuhan mata.47 Antara usia 3 dan 13 tahun, lensa dan atau kornea perlu menyesuaikan kira-kira 3 dioptri untuk mempertahankan emmetropia.

Page 29: Journal Reading

• Sewaktu dengan pertumbuhan mata, lensa menambahkan lapisan jaringan yang menipis dengan peregangan di bidang ekuator sehingga mendatar, menipis dan kehilangan kekuatan untuk mengimbangi panjang aksial meningkatkan dan mempertahankan emmetropia.32, 25

Page 30: Journal Reading

• kekuatan untuk mengimbangi panjang aksial meningkatkan dan mempertahankan emmetropia.32, 25 Ketika lensa gagal untuk meregang dan tipis maka mata menjadi rabun dan bentuk bola mata menjadi lebih prolate atau kurang oblate. Sumber gangguan ekspansi dari sumbu khatulistiwa ini tidak diketahui dengan hanya satu hipotesis yang penebalan otot ciliary yang ditemukan pada anak-anak dengan miopia dan pada orang dewasa.35, 2

Page 31: Journal Reading

• Saat terjadi miopia mata menjadi lebih panjang daripada lebar (anteroposterior lebih panjang daripada dimensi lateral tranversal) . Bentuk prolate bola mata akan membuat relative defocus hyperopic dalam penglihatan perifer , bersama dimensi lateral yang menjauh dari makula . Refraksi penglihatan perifer adalah hipotesis lain sebagai potensial atau kesan yang memicu pada proses emmetropisasi.33

Page 32: Journal Reading

• Refraksi perifer pada mata rabun menjadi relatif lebih hyperopic (Gambar 1 ) . Daerah retina lokal dapat mengontrol pertumbuhan lokal mata dan miopia.52 Status refraksi perifer mata dapat mempengaruhi perkembangan mata terutama progresivitas dari miopia.46 Sebuah studi menarik ditemukan 77 % dari pilot muda yang emmetropic dengan hyperopic relatif defocus pada refraksi periferal berkembang menjadi miopia selama perlatihan.13

Page 33: Journal Reading

• Mata hyperopic biasanya rabun pada perifer menambah hipotesis bahwa fokus perifer bisa menjadi pemicu pada pertumbuhan mata . Peningkatan pada ketinggalan akomodasi pada pekerjaan yang dekat dan peningkatan menjadi myopia juga sedang diteliti. 4, 29

Page 34: Journal Reading

• Sebuah pencarian di PubMed 2010 menghasilkan lebih dari 14.000 kutipan dengan banyak penelitian untuk mengidentifikasi faktor risiko dan potensi intervensi untuk membantu mengontrol miopia. Memahami, mengontrol dan mengobati miopia juga tujuan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang merupakan projek visi 2020.53

Page 35: Journal Reading

Faktor genetik

• Heritabilitas tinggi miopia menunjukkan bahwa ada signifikan komponen genetik untuk menjelaskan varians dalam populasi. Sebuah indeks heritabilitas tinggi ditemukan dalam studi kembar bervariasi dari 75% menjadi 94%. Sebuah penelitian sampel besar baru-baru ini mengenai monozigot dan kembar dizigot memperkirakan indeks heritabilitas adalah 77% .24 Namun, indeks yang tinggi ini tidak menolak faktor lingkungan, dan beberapa asumsi (Morgan dan Rose).

Page 36: Journal Reading

• Bukti genetik lainnya menunjuk adanya prevalensi miopia pada anak-anak meningkat dengan jumlah orang tua yang rabun 7.6, 14.9, 43.6 persen untuk tidak, satu atau kedua orang tua yang rabun.15 Namun, pengamatan yang menarik dari nilai heritabilitas rendah pada orangtua dengan korelasi genetik yang drastic pada lingkungan antara generasi .28 Studi Gen padaMiopia(GEM) keluarga dihitung indeks heritabilitas adalah antara 27% dan 55% .5 Dalam sebuah penelitian, 80% dari myopia pada usia remaja myopia mempunyai faktor yang diturunkan.31

Page 37: Journal Reading

• Beberapa lokus genetik miopia telah diidentifikasi menjadikan miopia sebagai kelainan umum yang kompleks .14 Sebuah tinjauan baru-baru ini yaitu data dari satu dekade terakhir dalam mencari gen poin myopia dengan panjang aksial dan gen refraksi dan menyatakan bahwa mayoritas kasus myopia kemungkinan tidak disebabkan oleh defek pada structural protein , tetapi defek yang melibatkan kontrol pada structural proteins.16 Mereka menyimpulkan dalam membahas gen dan pengaruhnya terhadap miopia,'' sulit untuk menunjukkan apa-apa tapi efek sederhana pada etiologi mereka. Jadi kita masih ditinggalkan dengan kesan bahwa pengaruh lingkungan memberikan efek yang lebih besar daripada dari beberapa gen''.16

Page 38: Journal Reading

Faktor lingkungan

• Sementara kita menunggu lebih banyak bukti untuk penentuan genetik ada kelainan refraksi memang ada bukti menunjukkan resiko faktor lingkungan terhadap kelainan refraksi. Peningkatan prevalensi miopia dan miopia yang drastik tinggi di Taiwan , Singapura , Hong Kong , Skandinavia , dan Amerika Serikat telah menunjukkan lebih mungkin faktor lingkungan . 34,50 Sulit untuk membandingkan studi prevalensi jika protokol untuk pengambilan sampel , refraksi dan penggunaan cycloplegia tidak standar .Mulai tahun 2000 telah ada penelitian populasi di Chile , China , Nepal , India Perkotaan , Pedesaan India , Afrika Selatan , dan Australia menggunakan protocol umum atau standar protokol.34

Page 39: Journal Reading

• Protokol standar ini lebih maju dari The Sydney Myopia Studi yang memiliki kelompok sampel cluster random stratified yaitu anak-anak berusia 6 tahun dan kelompok usia 12 tahun , dengan interval pemeriksaan ulang selama tiga tahun. Data pada struktur mata dan perubahan dari waktu ke waktu dalam penelitian ini meliputi penggunaan cyclopentolate dengan auto refraksi ,yang non-kontak biometri termasuk tomografi koherensi optik . Dengan mengumpulkan juga data dari orang tua dari populasi penelitian yang bertujuan untuk menilai interaksi antara faktor genetik dan faktor resiko lingkungan .34

Page 40: Journal Reading

• Urbanisasi dan pencapaian pendidikan juga memiliki beberapa kontribusi terhadap progresivitas miopia tetapi hanya menjelaskan sebagian kecil dari varians yang terlihat.28 Melakukan pekerjaan dengan jarak dekat telah diidentifikasi sebagai faktor risiko tetapi dengan hubungan lemah dan sukar dinilai.56

Page 41: Journal Reading

• Data baru-baru ini telah menunjukkan efek protektif dari waktu yang dihabiskan outdoor pada anak-anak yang berusia 6-7 tahun .31

36,41,18,20 Efek protektif ini juga dilaporkan di Sydney pada anak-anak yang berusia 12 tahun. (Rose et al., 2008b) Efek protektif outdoor telah dilaporkan di Amerika Serikat, 31,18 di Turki, 36 dan di Jordan. (Khader et al., 2006)

Page 42: Journal Reading

• Studi longitudinal Orinda menemukan perbedaan protektif ini mendahului timbulnya myopia.18 Penurunan probabilitas progresivitas miopia oleh grade delapan jika seorang anak memiliki kedua orang tua yang rabun adalah dari 0,60 jika waktu outdoor di grade tiga rendah (0-5 jam per minggu) kepada 0,20 jika waktu outdoor tinggi (> 14 jam per minggu) .18 Statistik menunjukkan faktor risiko yang meliputi usia, jenis kelamin, etnis, sekolah, tingkat IQ, jumlah buku yang dibaca per minggu, tinggi, orangtua yang myopia tinggi dan menambahkan waktu yang dihabiskan di outdoor secara signifikan.9

Page 43: Journal Reading

• Untuk membantu mengukur peran relative dari lingkungan dan gen itu sangat penting untuk memeriksa prevalensi etnis yang sama dalam suatu populasi yang berpindah ke lingkungan yang berbeda . Hal ini dilakukan dalam membandingkan prevalensi dan factor resiko pada anak-anak berusia 6 dan 7 tahun 6 dari etnis Tionghoa di Sydney dan Singapura . Prevalensi miopia pada anak-anak etnis Tionghoa adalah adalah 3,3 % di Sydney dan 29,1 % di Singapura karena anak-anak di Sydney membaca lebih buku dan memiliki total waktu yang lebih untuk kegiatan dekat . Faktor yang paling signifikan antara dua lokasi ini adalah lebih banyak waktu kegiatan outdoor di Sydney.42

Page 44: Journal Reading

• Prevalensi pada mahasiswa di Kaukasia dan mahasiswa Cina di sekolah-sekolah lokal dan internasional di Hong Kong menemukan kedua efek genetik yang berbeda latar belakang dan efek dari lingkungan di Hong Kong .21 Etnis India menunjukkan prevalensi yang sangat rendah miopia di India , namun , prevalensi miopia pada etnisIndia di Singapura tinggi.55 Park and Congdon 37 berpendapat bahwa banyak dari prevalensi studi memiliki kekurangan yang signifikan '' '' terutama karena kurangnya data longitudinal . Morgan dan Rose 28 merasakan ada bukti yang cukup bahwa dalam lingkunganyang tekanan tinggi dengan sistem pendidikan massa- intensif sistem yang di lingkungan urbanisasi tinggi , hampir semua orang bisa menjadi rabun.

Page 45: Journal Reading

intervensi

• Intervensi untuk mengontrol progresifitas miopia remaja termasuklah pemberian obat-obatan agen farmasi, bifocal dan progresif lensa kontak, dan lensa kontakgas permeable yang rigid. Dalam tinjauan percobaan miopia untuk menghambat perkembangan miopia pada tahun 2002 itu ada bukti yang cukup untuk mendukung setiap interventions.44

Page 46: Journal Reading

• Penelitian terhadap hewan menunjukkan defocus pada myopia dihasilkan oleh positif lensa mengurangi panjang aksial.58 Namun, studi penelitian control prospektif pada anak-anak berusia 9-14 tahun yang dikoreksi dengan + 0,75 D ternyata menunjukkan progresifitas dari myopia dengan pertumbuhan panjang axial dan menjadikan lebih myopia.8

Page 47: Journal Reading

• Dalam uji coba 2 tahun mask secara acak memberikan atropine pada anak-anak yang myopia pada satu mata yang diobati meningkat 0,38 dioptri dan mata yang tidak diobati meningkat 1,20 diopters.7 Perbedaan progresif myopia ini yaitu 0,92 D juga disertai oleh dengan pengurangan panjang aksial sebanyak 0,40 mm. Tidak ada efek samping yang serius berhubungan dengan pemberian atropin dilaporkan. Namun, perbedaan ini menyempit setelah satu tahun pemberian atropin dihentikan.49

Page 48: Journal Reading

• Kelompok studi atropin ini juga melaporkan pada uji klinis acak baru menggunakan tiga atropin yang berbeda konsentrasi dengan pengobatan bilateral selama lebih dari dua tahun dengan pemantauan pasca pengobatan untuk mengevaluasi efek panjang dibanding dengan efek kontrol pengobatan miopia.7 Terdapat dua studi penggunaan gel Pirenzepine , di Amerika Serikat, 45 dan, di Asia, 48 menunjukkan penurunan hampir 50% dalam progresivitas bila digunakan dua kali sehari.

Page 49: Journal Reading

• Lensa kontak yang rigid telah dilaporkan untuk memperlambat progresivitas dari miopia tetapi belum diteliti dalam uji coba terkontrol secara acak hingga tahun 2003. Gas lensa kontak permeabel yang kaku ditemukan hanya memiliki efek perlindungan tidak signifikan ringan. 19

Sebuah studi dua tahun terbaru dari empat puluh, anak-anak berusia 8-11 tahun yang diberikan lensa kontak yang membentuk kembali kornea mata saat tidur melaporkan pertumbuhan melambat dibandingkan dengan lensa kontak lunak yang dipakai .51

Page 50: Journal Reading

• Dua percobaan acak dari tambahan lensa yang progresif menunjukkan efek perlindungan yang sangat kecil pada penggunaan lensa progresif .10, 12 Namun, sebuah studi dua tahun terbaru, tiga kelompok anak-anak memakai kacamata tunggal, bifocal, atau bifocal dengan basis prisma berkembang setelah dua tahun menjadi 1.55 D, D 0,96, dan 0,70 D.6

Page 51: Journal Reading

• Data baseline untuk Studi Teori tentang Progresivitas dari Miopia Kemajuan (STAMP)dilaporkan baru-baru ini .3 Dua tahun ini, double-masked, uji coba secara acak akan melihat Progresif lensa tambahan dibandingkan dengan kacamata tunggal dan progresif dari myopia dan juga melihat refraksi perifer,respon akomodatif dan konvergensi, kelengkungan dari radius lensa, dimensi aksial, tekanan intraokular, kelengkungan kornea dan ketebalan, serta pekerjaan jarak dekat dan penilaian aktivitas outdoor.

Page 52: Journal Reading

• Penelitian STAMP akan mengumpulkan data lengkap biometrik pada interval 6 bulan. Data dasar STAMP menemukan bahwa anak-anak yang miopia memang memiliki hyperopic perifer defocus yang mirip dengan laporan lain sepanjang meridian lateral mata dan temuan baru adalah rabun defocus sepanjang meridian perifer vertical mata. (Gambar 2)

Page 53: Journal Reading

Kesimpulan

• Studi genetik banyak diteliti, namun sampai saat ini belum mengidentifikasi jalur genetik untuk risiko familial miopia. Proses emmetropisasi terus diteliti untuk mencari faktor risiko, seperti penglihatan perifer defocus dan akomodatif yang tertinggal, memberikan kontribusi untuk progresivitas miopia pada remaja.

Page 54: Journal Reading

• Pengobatan farmakologis telah mengurangi progresivitas myopia tapi lebih banyak penelitian lagi termasuk tindak lanjut yang diperlukan. Studi epidemiologi terbaru telah mengidentifikasi bahawa waktu yang dihabiskan outdoor untuk menjadi protektif dari progresivitas miopia. Banyak kemajuan telah dibuat dalam dekade terakhir ini, baik dari segi penelitian epidemiologi serta dalam uji klinis yang mengarah ke pertanyaan terbaru yang memerlukan penelitian lebih lanjut.

Page 55: Journal Reading

referensi• 1. Al-Rowaily MA. Prevalence of refractive errors among pre-school children at King Abdulaziz Medical City, Riyadh, Saudi Arabia. Saudi J Ophthalmol

2010;24:45–8.• 2. Bailey MD, Sinnott LT, Mutti DO. Ciliary body thickness and refractive error in children. Invest Ophthamol Vis Sci 2008;49:4353–60.• 3. Berntsen D, Mutti DO, Zadnik K. Study of theories about myopia progression (STAMP) design and baseline data. Optom Vis Sci 2010;87:823–32.• 4. Charman WN. Near vision, lags of accommodation and myopia. Ophthalmic Physiol Opt 1999;19:126–33.• 5. Chen CY, Scurrah KJ, Stankovich J, Garoufalis P, Dirani M, Pertile KK, Richardson AJ, Mitchell P, Baird PN. Heritability and shared environment

estimates for myopia and associated ocular biometric traits: the genes in myopia (GEM) family study. Hum Genet 2007;121:511–20.• 6. Cheng D, Schmid KL, Woo GC, Drobe B. Randomized trial of effect of bifocal and prismatic bifocal spectacles on myopic progression: twoyear

results. Arch Ophthalmol 2010;128:12–9.• 7. Chua W-H, Balakrishnan V, Chan Y-H, Tong L, Ling Y, Quah B-L, Tan D. Atrophine for the treatment of childhood myopia. Ophthalmology

2006;113:2285–91.• 8. Chung K, Mohidin N, O’Leary DJ. Under correction of myopia enhances rather than inhibits myopia progression. Vision Res 2002;42:2555–9.• 9. Dirani M, Tong L, Gazzard G, Zhang X, Chia A, Young TL, Rose KA, Mitchell P, Saw S-M. Outdoor activity and myopia in Singapore teenage children.

Br J Ophthalmol 2009;93:997–1000.• 10. Edwards MH, Li RW, Lam CS, Lew JK, Yu BS. The Hong Kong progressive lens myopia study: study design and main findings. Invest Ophthalmol Vis

Sci 2002;43:2852–8.• 11. Gilmartin B. Myopia: precedents for research in the twenty-first century. Clin Exp Ophthalmol 2004;32:305–24.• 12. Gwiazda J, Hyman L, Hussein M, et al. A randomized clinical trial of progressive addition lenses versus single vision lenses on the progression of

myopia in children. Invest Ophthalmol Vis Sci 2003;44:1492–500.• 13. Hoogerheide J, Rempt F, Hoogenboom WP. Acquired myopia in young pilots. Opthalmologica 1971;163:209–15.• 14. Hornbeak DM, Young TL. Myopia genetics: a review of current research and emerging trends. Curr Opin Opthalmol 2009;20:356–62.• 15. Ip JM, Huynh SC, Robaei D, Rose KA, Morgan IG, Smith W, Kifley A, Mitchell P. Ethnic differences in the impact of parental myopia: findings from a

population-based study of 12-year-old Australian children. Invest Ophthalmol Vis Sci 2007;48(6):2520–8.• 16. Jacobi FK, Pusch CM. A decade of search of myopia genes. Front Biosci 2010;15:359–72.• 17. Javitt JC, Chiang YP. The socioeconomic factors of laser refractive surgery. Arch Opthalmol 1994;112:1526–30.• 18. Jones LA, Sinnott LT, Mutti DO, et al. Parental history of myopia, sports and outdoor activities and future myopia. Invest Opthalmol Vis Sci

2007;48:3524–32.• 19. Katz J, Schein OD, Levy B, et al. A randomized trial of rigid gas permeable contact lenses to reduce progression of children’s myopia. Am J

Ophthalmol 2003;136:82–90.• 20. Khader YS, Batayha WQ, Abdul-Aziz SM, et al. Prevalence and risk indicators of myopia among school children in Amman, Jordan. East Mediterr

Health J 2006;12:434–9.

Page 56: Journal Reading

• 21. Lam CS, Goldschmidt E, Edwards MH. Prevalence of myopia in local and international schools in Hong Kong. Optom Vis Sci 2004;81:317–22.• 22. Lin LL, Shih YF, Tsai CB, Chen CJ, Lee LA, Hung PT, et al. Epidemiologic study of ocular refraction among schoolchildren in Taiwan in 1995. Optom

Vis Sci 1999;76:275–81.• 23. Lithander J. Prevalence of myopia in school children in the Sultanate of Oman: a nation-wide study of 6292 randomly selected children. Acta

Opthamol Scand 1999;77:306–9.• 24. Lopes MC, Andrew T, Carbonaro F, Spector TD, Hammond CJ. Estimating heritability and shared environmental effects for refractive error in twin

and family studies. Invest Opthalmol Vis Sci 2009;50:126–31.• 25. Manns F, Parel JM, Denham D, Billotte C, Ziebarth N, Borja D, Fernandez V, Aly M, Arrieta E, Ho A, Holden B. Optomechanical response of human

and monkey lenses in a lens stretcher. Invest Opthalmol Vis Sci 2007;48:3260–8.• 26. Maul E, Barroso S, Munoz, et al. Refractive error study in children:results from LaFlorida, Chile. Am J Ophthalmol 2000;129:445–54.• 27. Mitchell P, Hourihan F, Sandbach J, et al. The relationship between Glaucoma and myopia: the Blue Mountains Eye Study. Opthamology

1999;106:2010–5.• 28. Morgan I, Rose K. How genetic is school myopia? Prog Retin Eye Res 2005;24:1–38.• 29. Mutti DO. Hereditary and environmental contributions to emmetropization and myopia. Optom Vis Sci 2010;87(4):255–9.• 30. Mutti DO, Zadnik K, Adams AJ. Myopia: the nature versus nurture debate goes on. Invest Opthamol Vis Sci 1996;37:952–7.• 31. Mutti DO, Mitchell GL, Moeschberger ML, Jones LA, Zadnik K. Parental myopia, near work, school, achievement, and children’s refractive error.

Invest Opthalmol Vis Sci 2002;43:3633–40.• 32. Mutti DO, Mitchell GL, Jones LA, Friedman NE, Frane SL, Lin WK, Moeschberger ML, Zadnik K. Axial growth and changes in lenticular and corneal

power during emmetropization in infants. Invest Opthamol Vis Sci 2005;46:3074–780.• 33. Norton TT, Siegwart JT, Amedo AO. Effectiveness of hyperopic defocus, minimal defocus, or myopic defocus in competition with a myopiagenic

stimulus in tree shrew eyes. Invest Opthalmol Vis Sci 2006;47:4687–99.• 34. Ojaimi E, Rose KA, Smith W, Morgan IG, Martin FJ, Mitchell P. Methods for a population-based study of myopia and other eye conditions in school

children: the Sydney Myopia Study. Opthalmic Epidemiol 2005;12:59–69.• 35. Oliveira C, Tello C, Leibmann JM, Ritch R. Ciliary body thickness increases with increasing axial myopia. Am J Opthalmol 2005;140:324–5.• 36. Onal S, Toker E, Akingol Z, et al. Refractive errors of medical students in Turkey: one year follow-up of refraction and biometry. Optom Vis Sci

2007;84:175–80.• 37. Park DJ, Congdon NG. Evidence for an ‘‘epidemic’’ of myopia. Ann Acad Med Singapore 2004;33:21–6.• 38. Powell, C., Wedner, S., Hatt, S.R., 2006. Vision screening for correctable visual acuity deficits in school-age children and adolscents. Cochrane

Database of Systematic Reviews (2). Art. No.:CD005023. doi: 1002/14651858. CD 005023. pub2.• 39. Rabin J, Van Sluyters RC, Malach R. Emmetropisation: a visiondependent• phenomenon. Invest Opthamol Vis Sci 1981;20:661–4.• 40. Resnikoff S, Pascolini D, Mariotti SP, Pokharel GP. Global magnitude of visual impairment caused by uncorrected refractive errors in 2004. Bull

World Health Organ 2008;86:63–70.

Page 57: Journal Reading

• 41. Rose KA, Morgan IG, Ip J, Kifley A, Hunyh S, Smith W, Mitchell P. Outdoor activity reduces the prevalence of myopia in children. Opthalmology 2008;115:1279–85.

• 42. Rose KA, Morgan IG, Smith W, et al. Myopia, lifestyle, and schooling in students of Chinese ethnicity in Singapore and Sydney. Arch Opthalmol 2008;126:527–30.

• 43. Saw SM, Katz J, Schein OD, Chew SJ, Chan TK. Epidemiology of myopia. Epidemiol Rev 1996;18:175–87.• 44. Saw SM, Carkeet A, Chia KS, Stone RA, Tan DT. Component dependent risk factors for ocular parameters in Singapore Chinese children.

Opthalmology 2002;109:2065–71.• 45. Siatkowski, R.M., Cotter, S.A., Miller, J.M., et al. 2004. Pirenzepine 2% ophthalmic gel retards myopic progression in 8–12 year old children over

two years. Invest Opthalmol Vis Sci 45: E-Abstract 2733.• 46. Smith III EL, Hung LF. The role of optical defocus in regulating refractive development in infant monkeys. Vision Res 1999;39:1415–35.• 47. Sorsby, A., Leary, G.A., 1970. A longitudinal study of refraction and its components during growth. Medical Research Council Special Report Series

309. London: HMSO.• 48. Tan, D.T., Lam, D., Chua, W.H., Crockett, R.S., Group APS, 2003. Pirenzephine ophthalmic gel (PIR): safety and efficacy for pediatric myopia in a

one-year study in Asia. Invest Opthalmol Vis Sci 44: EAbstract 801.• 49. Tong L, Huang XL, Koh ALT, Zhang X, Tan DT, Chua W-H. Atropine for the treatment of childhood myopia: effect on myopia progression after

cessation of atropine. Ophthalmology 2009;116:572–9.• 50. Vitale S, Sperduto RD, Ferris FL. Increased prevalence of myopia in the United States between 1971–1972 and 1999–2004. Arch Ophthalmol

2009;127(12):1632–9.• 51. Walline JJ, Jones LA, Sinnott LT. Corneal reshaping and myopia progression. Br J Ophthalmol 2009;93:1181–5.• 52. Wallman J, Gottlieb MD, Rajaram V, Fugate-Wentzek LA. Local retinal regions control local eye growth and myopia. Science 1987;237:73–7.• 53. World Health Organization, 2000. Elimination of avoidable visual disability due to refractive errors (WHO/PBL/0079). Geneva: World Health

Organization, Vision 2020: http://www.v2020.org/html/ sight.html.• 54. Wiesel TN, Raviola E. Myopia and eye enlargement after neonatal lid fusion in monkeys. Nature (London) 1977;266:66–8.• 55. Wu HM, Seet B, Yap EP, Saw SM, Lim TH, Chia KS. Does education explain ethnic differences in myopia prevalence? A population based study of

young adult males in Singapore. Optom Vis Sci 2001;78:234–9.• 56. Zadnik K, Mutti DO. Prevalence of myopia. In: Rosenfield M, Gilmartin B, editors. Myopia and Near Work. Oxford: Butterworth/ Heinemann; 1998.

p. 13–30.• 57. Zadnik K, Mutti DO, Friedmann NE, et al. Ocular predictors of the onset of juvenile myopia. Invest Opthamol Vis Sci 1999;40:1936–43.• 58. Zhu X, Winawer J, Wallman J. Potency of myopic defocus in spectacle lens compensation. Invest Opthalmol Vis Sci 2003;44:2818–27.

Page 58: Journal Reading
Page 59: Journal Reading
Page 60: Journal Reading