JPG RAPERMEN PU KLHS.pdf

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/20/2019 JPG RAPERMEN PU KLHS.pdf

    1/38

    Pedoman Pelaksanaan KLHS dalam Penyusunan atau Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang

    i

    PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM

    NOMOR 20/ PRT/ M/ 2011 

    TENTANG

    PEDOMAN PELAKSANAAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS

    DALAM PENYUSUNAN ATAU PENINJAUAN KEMBALI RENCANA TATA RUANG

    DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

    MENTERI PEKERJAAN UMUM,

    Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 19, Pasal 22 ayat (2), dan

    Pasal 25 ayat (2) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 penyusunan

    rencana tata ruang wilayah perlu memperhatikan daya dukung dan

    daya tampung lingkungan hidup serta Pasal 15 ayat (2) Undang-

    Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan

    Lingkungan Hidup yang mewajibkan pemerintah daerah melaksanakan

    kajian lingkungan hidup strategis dalam penyusunan rencana tata

    ruang wilayah (RTRW) beserta rencana rincinya;

    b. bahwa dalam setiap dokumen perencanaan tata ruang harus dilengkapi

    dengan dokumen Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) sehingga

    dibutuhkan suatu petunjuk bagaimana menyusun KLHS yang sesuai

    dengan amanat Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang

    Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;

    c. bahwa Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 9 Tahun 2011

    Tentang Pedoman Umum Kajian Lingkungan Hidup Strategis dan

    Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 67 Tahun 2012 Tentang

    Pedoman Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam

    Penyusunan atau Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah tidak sesuai

    dengan kebutuhan perencanaan tata ruang sehingga perlu dibentuk

    Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Tentang Pedoman Pelaksanaan

    Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan Atau Peninjauan

    Kembali Rencana Tata Ruang.

  • 8/20/2019 JPG RAPERMEN PU KLHS.pdf

    2/38

    Pedoman Pelaksanaan KLHS dalam Penyusunan atau Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang

    ii

    Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68,

    Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

    2. Undang-Undang No.32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan

    Pengelolaan Lingkungan Hidup;

    3. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan

    Penataan Ruang (lembar negara Republik Indonesia Tahun 2010

    Nomor 21);

    4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 15 Tahun 2009 tentang

    Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi;

    5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16 Tahun 2009 tentang

    Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten;

    6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 17 Tahun 2009 tentang

    Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota;

    7. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 9 Tahun 2011 tentang

    Pedoman Umum Kajian Lingkungan Hidup Strategis;

    8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20 Tahun 2011 tentang

    Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang;

    9. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 15 Tahun 2012 tentang

    Pedoman umum Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis

    Nasional

  • 8/20/2019 JPG RAPERMEN PU KLHS.pdf

    3/38

    Pedoman Pelaksanaan KLHS dalam Penyusunan atau Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang

    iii

    MEMUTUSKAN :

    Menetapkan : PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM TENTANG PEDOMAN

    PELAKSANAAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS DALAM

    PENYUSUNAN ATAU PENINJAUAN KEMBALI RENCANA TATA RUANG

    BAB I

    KETENTUAN UMUM

    Bagian Kesatu

    Pengertian

    Pasal 1

    Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

    1. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang

    udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah,

    tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan

    memelihara kelangsungan hidupnya.

    2. Penataan Ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang,

    pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.

    3. Perencanaan Tata Ruang adalah suatu proses untuk menentukan

    struktur ruang dan pola ruang yang meliputi penyusunan dan

    penetapan rencana tata ruang.

    4. Rencana Tata Ruang adalah hasil perencanaan tata ruang

    5. Kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau budi

    daya.

    6. Kajian Lingkungan Hidup Strategis yang selanjutnya disingkat KLHS

    adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif

    untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah

    menjadi dasar dan terintegrasi dalam perencanaan tata ruang.

    7. Menteri adalah Menteri Pekerjaan Umum.

  • 8/20/2019 JPG RAPERMEN PU KLHS.pdf

    4/38

    Pedoman Pelaksanaan KLHS dalam Penyusunan atau Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang

    iv

    Bagian Kedua

    Maksud, Tujuan, dan Ruang Lingkup

    Pasal 2

    (1) Peraturan Menteri ini dimaksudkan sebagai acuan dalam

    pelaksanaan KLHS dalam penyusunan atau peninjauan kembali

    rencana tata ruang oleh pemerintah, pemerintah daerah dan para

    pemangku kepentingan lainnya.

    (2) Peraturan Menteri ini bertujuan untuk mewujudkan rencana tata ruang

    yang sudah mengintegrasikan prinsip berkelanjutan sesuai dengan

    peraturan perundangan berlaku.

    (3) Ruang lingkup Peraturan Menteri ini meliputi:

    a. ketentuan umum pelaksanaan KLHS dalam penyusunan atau

    peninjauan kembali rencana tata ruang; dan

    b. ketentuan teknis pelaksanaan KLHS dalam penyusunan atau

    peninjauan kembali rencana tata ruang.

    BAB II

    KETENTUAN UMUM PELAKSANAAN KLHS

    DALAM PENYUSUNAN ATAU PENINJAUAN KEMBALI

    RENCANA TATA RUANG

    Pasal 3

    (1) Ketentuan umum pelaksanaan KLHS dalam penyusunan atau

    peninjauan kembali rencana tata ruang merupakan arahan umum

    yang harus dipertimbangkan dalam pelaksanaan KLHS.

    (2) Ketentuan umum pelaksanaan KLHS dalam penyusunan atau

    peninjauan kembali rencana tata ruang sebagaimana dimaksud pada

    ayat (1) terdiri atas:

    a. muatan KLHS;

    b. kedudukan KLHS dalam perencanaan tata ruang;

    c. prinsip dasar pelaksanaan;

    d. pelaksanaan KLHS;

    e. persyaratan pelaksanaan; dan

  • 8/20/2019 JPG RAPERMEN PU KLHS.pdf

    5/38

    Pedoman Pelaksanaan KLHS dalam Penyusunan atau Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang

    v

    f. integrasi KLHS dalam perencanaan tata ruang.

    Pasal 4

    Ketentuan mengenai ketentuan umum pelaksanaan KLHS dalam

    penyusunan atau peninjauan kembali rencana tata ruang sebagaimana

    dimaksud dalam Pasal 3 secara lebih rinci tercantum dalam lampiran yang

    merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

    BAB III

    KETENTUAN TEKNIS PELAKSANAAN KLHS

    DALAM PENYUSUNAN ATAU PENINJAUAN KEMBALI

    RENCANA TATA RUANG

    Pasal 5

    (1) Ketentuan teknis pelaksanaan KLHS dalam penyusunan atau

    peninjauan kembali rencana tata ruang merupakan arahan teknis

    yang harus dipertimbangkan dalam pelaksanaan KLHS.

    (2) Ketentuan teknis pelaksanaan KLHS dalam penyusunan atau

    peninjauan kembali rencana tata ruang sebagaimana dimaksud pada

    ayat (1) terdiri atas:

    a. tahapan pelaksanaan KLHS;

    b. pelaksanaan KLHS dalam penyusunan rencana tata ruang; dan

    c. pelaksanaan KLHS untuk peninjauan kembali rencana tata

    ruang.

    Pasal 6

    Ketentuan mengenai ketentuan teknis pelaksanaan KLHS dalam

    penyusunan atau peninjauan kembali rencana tata ruang sebagaimana

    dimaksud dalam Pasal 5 secara lebih rinci tercantum dalam lampiran yang

    merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

  • 8/20/2019 JPG RAPERMEN PU KLHS.pdf

    6/38

    Pedoman Pelaksanaan KLHS dalam Penyusunan atau Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang

    vi

    BAB IV

    DOKUMENTASI DAN AKSES PUBLIK

    Pasal 7

    Ketentuan mengenai dokumentasi dan akses publik KLHS dalam

    penyusunan atau peninjauan kembali rencana tata ruang secara lebih rinci

    tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari

    Peraturan Menteri ini.

    BAB V

    KETENTUAN PERALIHAN

    Pasal 8

    Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, semua peraturan

    perundang-undangan yang terkait dengan pelaksanaan KLHS dalam

    penyusunan atau peninjauan kembali rencana tata ruang yang telah ada

    tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan dalam

    Peraturan Menteri ini.

    BAB VI

    KETENTUAN PENUTUP

    Pasal 9

    Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

     Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan

    Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara

    Republik Indonesia.

  • 8/20/2019 JPG RAPERMEN PU KLHS.pdf

    7/38

    Pedoman Pelaksanaan KLHS dalam Penyusunan atau Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang

    vii

    Ditetapkan di Jakarta

    pada tanggal20 Desember

    MENTERI PEKERJAAN UMUM,

    DJOKO KIRMANTO

    Diundangkan di Jakarta

    pada tanggal

    MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

    REPUBLIK INDONESIA,

     AMIR SYAMSUDIN

    BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2012 NOMOR…

  • 8/20/2019 JPG RAPERMEN PU KLHS.pdf

    8/38

    Pedoman Pelaksanaan KLHS dalam Penyusunan atau Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang

    viii

    LAMPIRAN : PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM

    NOMOR :

    TANGGAL :

    PEDOMAN

    TENTANG

    PEDOMAN PELAKSANAAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS

    DALAM PENYUSUNAN ATAU PENINJAUAN KEMBALI RENCANA TATA RUANG 

  • 8/20/2019 JPG RAPERMEN PU KLHS.pdf

    9/38

    Pedoman Pelaksanaan KLHS dalam Penyusunan atau Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang

    ix

    DAFTAR ISI

    Daftar Isi.................................................................................................................... ix

    Daftar Gambar  .......................................................................................................... x 

    Daftar Tabel .............................................................................................................. xi 

    Daftar Lampiran ........................................................................................................ xii

    BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1 

    1.1 Latar Belakang.......................................................................................... 1

    1.2 Maksud dan Tujuan .................................................................................. 1

    1.3 Ruang Lingkup.......................................................................................... 2

    1.4 Istilah dan Definisi .................................................................................... 2

    1.5 Acuan Normatif ......................................................................................... 3

    1.6 Kedudukan Pedoman .............................................................................. 4

    1.7 Fungsi dan Manfaat Pedoman .................................................................. 5

    1.8 Pengguna Pedoman ................................................................................. 5

    BAB II KETENTUAN UMUM PELAKSANAAN KLHS ............................................... 6 

    2.1 Muatan KLHS ........................................................................................... 6

    2.2 Kedudukan KLHS dalam Perencanaan Tata Ruang ................................. 6

    2.3 Prinsip Dasar Pelaksanaan ....................................................................... 8

    2.4 Pelaksanaan KLHS .................................................................................. 9

    2.4.1 Mekanisme Pelaksanaan KLHS Secara Umum............................... 9

    2.4.2 Mekanisme Pelaksanaan KLHS dalam Perencanaan Tata Ruang .. 92.5 Persyaratan Pelaksanaan ......................................................................... 10

    2.6 Integrasi KLHS dalam Perencanaan Tata Ruang ...................................... 10

    BAB III KETENTUAN TEKNIS PELAKSANAAN KLHS ............................................ 12 

    3.1 Tahapan Pelaksanaan KLHS .............................................................. 12

    3.1.1 Tahap Persiapan ................................................................... 12

    3.1.2 Tahap Pra-Pelingkupan ........................................................ 12

    3.1.3 Tahap Pelingkupan ............................................................... 14

    3.1.4 Tahap Kajian Pengaruh ........................................................ 16

    3.1.5 Tahap Perumusan Alternatif dan Rekomendasi .................... 17

    3.2 Pelaksanaan KLHS dalam Penyusunan RTR ..................................... 17

    3.3 Pelaksanaan KLHS untuk Peninjauan Kembali RTR ........................ 23

    BAB IV DOKUMENTASI DAN AKSES PUBLIK ................................................ … 25 

    4.1 Substansi KLHS untuk Penyusunan RTR ........................................... 25

    4.2 Substansi KLHS untuk Peninjauan Kembali RTR ............................... 25

    BAB V PENUTUP ................................................................................................ 26 

  • 8/20/2019 JPG RAPERMEN PU KLHS.pdf

    10/38

    Pedoman Pelaksanaan KLHS dalam Penyusunan atau Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang

    x

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1.1 Kedudukan Pedoman terhadap Peraturan Perundangan Terkait Lainnya 5

    Gambar 2.1 Kedudukan KLHS Dalam Penyusunan RTR........................................ 7

    Gambar 2.2 Kedudukan KLHS Dalam Peninjauan Kembali RTR ............................ 8

    Gambar 2.3 Tipologi Pendekatan Integrasi KLHS dalam Perencanaan Tata Ruang 11

    Gambar 3.1 Ilustrasi Definisi Isu Lingkungan Strategis ............................................ 15

    Gambar 3.2 Penjabaran Proses dan Integrasi KLHS dalam Penyusunan RTR........ 18

    Gambar 3.3 Pelaksanaan KLHS untuk Peninjauan Kembali RTR.............................. 22 

  • 8/20/2019 JPG RAPERMEN PU KLHS.pdf

    11/38

    Pedoman Pelaksanaan KLHS dalam Penyusunan atau Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang

    xi

    DAFTAR TABEL

    Tabel 3.1 Masukan KLHS untuk Rencana Tata Ruang ............................................. 18

    Table 3.2 Proses Pelaksanaan KLHS untuk Beberapa Dokumen Perencanaan ....... 19

  • 8/20/2019 JPG RAPERMEN PU KLHS.pdf

    12/38

    Pedoman Pelaksanaan KLHS dalam Penyusunan atau Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang

    xii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Tabel 1. Informasi Dasar KLHS ............................................................................... 25

    Tabel 2. Contoh Isu-isu Per Tema ......................................................................... 26

    Tabel 3 Contoh Pra Pelingkupan.............................................................................. 27

    Tabel 4. Contoh Matriks Pelingkupan Isu ................................................................. 29

    Tabel 5. Contoh Format Identifikasi Pemangku Kepentingan .................................. 31

    Tabel 6. Perancangan Pelibatan Masyarakat dan Pemangku Kepentingan Lainnya 31

    Tabel 7. Hasil Pelingkupan Isu Strategis Pembangunan Berkelanjutan.................... 32

    Tabel 8. Telaahan Kausalitas dan Signifikansi Isu ................................................... 32

    Tabel 9. Alternatif Penyempurnaan RTR .................................................................. 32

    Tabel 10. Rekomendasi Pebaikan RTR ................................................................... 33

    Gambar 1. Pemetaan Isu-isu Strategis..................................................................... 34

    Gambar 2.Contoh Peta Kajian (Analisis) Pengaruh .................................................. 35

    Gambar 3.Peta Overlay Isu-isu Strategis ................................................................. 36

  • 8/20/2019 JPG RAPERMEN PU KLHS.pdf

    13/38

    Pedoman Pelaksanaan KLHS dalam Penyusunan atau Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, tujuan

    dari penataan ruang adalah untuk mewujudkan ruang wilayah nasional yang aman,

    nyaman, produktif, dan berkelanjutan berlandaskan wawasan nusantara dan ketahanan

    nasional dengan:

    a. terwujudnya keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan;

    b. terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya

    buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia; dan

    c. terwujudnya perlindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap

    lingkungan akibat pemanfaatan ruang.

    Untuk memastikan bahwa pertimbangan lingkungan dan prinsip berkelanjutan menjadi

    dasar dan terintegrasi dalam perencanaan tata ruang wilayah, maka pemerintah pusat

    dan pemerintah daerah sebagai penanggungjawab penyusunan rencana tata ruang

    (RTR) perlu melaksanakan kajian lingkungan hidup strategis (KLHS). Hal ini dimaksudkan

    agar produk RTR yang dikeluarkan telah memadukan aspek lingkungan hidup, sosial dan

    ekonomi.

    KLHS adalah serangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif, untuk

    memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan

    terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, program.

    KLHS merupakan tindakan strategis dalam menuntun dan mengarahkan tidak terjadinya

    dampak negatif dari RTR terhadap lingkungan dan keberlanjutan. Kemampuan untuk

    melaksanakan KLHS dalam penyusunan RTR menjadi suatu hal yang penting dalam

    meningkatkan kualitas RTR.

    Dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut, perlu adanya pedoman pelaksanaan KLHS

    dalam perencanaan tata ruang baik rencana umum maupun rencana rinci. Pedoman

    tersebut diharapkan dapat memberikan petunjuk bagi yang akan melaksanakan KLHS di

    dalam penyusunan atau peninjauan kembali RTR.

    1.2 Maksud dan Tujuan

    a. Maksud

    Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan dalam pelaksanaan KLHS dalam

    penyusunan atau peninjauan kembali RTR oleh Pemerintah, pemerintah daerah

    dan/atau para pemangku kepentingan lainnya.

    b. Tujuan

    Pedoman ini bertujuan mewujudkan RTR yang sudah mengintegrasikan prinsip

    pembangunan berkelanjutan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

  • 8/20/2019 JPG RAPERMEN PU KLHS.pdf

    14/38

    Pedoman Pelaksanaan KLHS dalam Penyusunan atau Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang

    2

    1.3 Ruang Lingkup

    Pedoman ini memuat ketentuan umum dan ketentuan teknis pelaksanaan KLHS dalam

    penyusunan atau peninjauan kembali rencana umum dan rencana rinci tata ruang.

    Rencana umum tata ruang terdiri atas Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) provinsi,

    kabupaten, dan kota. Sedangkan rencana rinci tata ruang meliputi RTR pulau/kepulauan,kawasan strategis nasional, kawasan strategis provinsi, kawasan strategis

    kabupaten/kota, dan rencana detail tata ruang (RDTR) kabupaten/kota.

    1.4 Ist ilah dan Definisi

    a. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk

    ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain

    hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya.

    b. Penataan Ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan

    ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.

    c. Perencanaan Tata Ruang adalah suatu proses untuk menentukan struktur ruang dan

    pola ruang yang meliputi penyusunan dan penetapan rencana tata ruang.

    d. Rencana Tata Ruang yang selanjutnya disingkat RTR adalah hasil perencanaan tata

    ruang

    e. Kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau budi daya.

    f. Kajian Lingkungan Hidup Strategis yang selanjutnya disingkat KLHS adalah rangkaian

    analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip

    pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan

    suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana dan/atau program.

    g. Daya Dukung Lingkungan Hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk

    mendukung perikehidupan manusia, makhluk hidup lain, dan keseimbangan

    antarkeduanya.

    h. Daya Tampung Lingkungan Hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk

    menyerap zat, energi, dan/atau komponen lain yang masuk atau dimasukkan ke

    dalamnya.

    i. Dampak Lingkungan Hidup adalah pengaruh perubahan pada lingkungan hidup yang

    diakibatkan oleh suatu usaha dan/atau kegiatan.

     j. Ekosistem adalah tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan kesatuan utuh-

    menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam membentuk keseimbangan, stabilitas,

    dan produktivitas lingkungan hidup.

    k. Struktur Ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan

    prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi

    masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan fungsional.

    l. Pola Ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputiperuntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budi daya.

  • 8/20/2019 JPG RAPERMEN PU KLHS.pdf

    15/38

    Pedoman Pelaksanaan KLHS dalam Penyusunan atau Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang

    3

    m. Sumber Daya Alam adalah unsur lingkungan hidup yang terdiri atas sumber daya

    hayati dan nonhayati yang secara keseluruhan membentuk kesatuan ekosistem.

    n. Pembangunan Berkelanjutan adalah upaya sadar dan terencana yang memadukan

    tiga pilar yaitu sosial, ekonomi, dan lingkungan hidup yang menjamin kemampuan,

    kesejahteraan, serta mutu hidup generasi masa kini dan masa depan.

    o. Prinsip-prinsip Pembangunan Berkelanjutan adalah prinsip-prinsip yang harus

    diterapkan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian pembangunan untuk

    mencapai kondisi keutuhan lingkungan hidup serta keselamatan, kemampuan,

    kesejahteraan, dan mutu hidup manusia.

    p. Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan

    makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu

    sendiri, kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup

    lain.

    q. Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah upaya sistematis dan terpadu

    yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya

    pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan,

    pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum.

    r. Pra pelingkupan adalah rangkaian persiapan sebelum dilakukan proses pelingkupan,

    antara lain dilakukan dengan mempersiapkan daftar isu-isu strategis lingkungan, isu-

    isu sosial budaya, isu-isu ekonomi (isu-isu yang memenuhi tiga pilar pembangunan

    berkelanjutan). Pelingkupan adalah rangkaian langkah-langkah untuk menetapkan

    nilai penting KLHS, tujuan KLHS, isu pokok, ruang lingkup KLHS, kedalaman kajiandan kerincian penulisan dokumen, pengenalan kondisi awal, dan telaah awal kapasitas

    kelembagaan. Kegiatan ini dilakukan melalui pendekatan sistematis dan metodologis

    yang memenuhi kaidah ilmiah dan disertai konsultasi publik.

    s. Mitigasi dan Adaptasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi resiko atau

    dampak negatif atas pelaksanaan program pembangunan.

    t. Pemangku Kepentingan adalah para perencana, pengambil keputusan, dan

    masyarakat.

    1.5 Acuan Normatif

    Pedoman ini disusun dengan memperhatikan antara lain:

    a. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;

    b. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan

    Lingkungan Hidup;

    c. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan

    Ruang (lembar negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 21);

    d. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis

     Analisis Aspek Fisik dan Lingkungan, Ekonomi, Serta Sosial Budaya Dalam

    Penyusunan Rencana Tata Ruang.

  • 8/20/2019 JPG RAPERMEN PU KLHS.pdf

    16/38

    Pedoman Pelaksanaan KLHS dalam Penyusunan atau Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang

    4

    e. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 15/PRT/M/2009 tentang Pedoman

    Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi;

    f. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16/PRT/M/2009 tentang Pedoman

    Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten;

    g. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 17/PRT/M/2009 tentang Pedoman

    Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota;

    h. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 9 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum

    Kajian Lingkungan Hidup Strategis;

    i. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20/PRT/M/2011 tentang Pedoman

    Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota;

     j. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 15/PRT/M/2012 tentang Pedoman

    Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional.

    1.6 Kedudukan Pedoman

    Pedoman ini berkaitan dengan pedoman lainnya yaitu pedoman umum pelaksanaan

    KLHS dan pedoman penyusunan RTR baik RTRW provinsi/kabupaten/kota maupun

    rencana rinci tata ruang yang telah ditetapkan. Secara diagramatis, keterkaitan pedoman

    ini dengan peraturan perundang-undangan bidang penataan ruang ditunjukkan pada

    Gambar 1.1 berikut:

    Gambar 1.1

    Kedudukan Pedoman terhadap Peraturan Perundangan Terkait Lainnya

    UU Nomor 26 Tahun 2007 Tentang

    Penataan Ruang

    PP Nomor 15 Tahun 2010 Tentang

    Penyelenggaraan Penataan Ruang

    - Permen PU No. 15/PRT/M/2009 tentangPedoman Penyusunan RTRW Provinsi

    - Permen PU No. 16/PRT/M/2009 tentangPedoman Penyusunan RTRW Kabupaten

    - Permen PU No. 17/PRT/M/2009 tentangPedoman Penyusunan RTRW Kota

    - Permen PU No. 20/PRT/M/2011 tentangPedoman Penyusunan RDTR danPeraturan Zonasi Kabupaten/Kota

    - Permen PU No. 15/PRT/M/2012 tentangPedoman Umum Penyusunan RTR KSN

    UU Nomor 32 Tahun 2009

    Tentang Perlindungan dan

    Pengelolaan Lingkungan Hidup

    Permen LH Nomor 9 Tahun 2011

    Tentang Pedoman Umum KLHS

    Pedoman Pelaksanaan Kajian Lingkungan

    Hidup Strategis

    dalam Penyusunan atau Peninjauan

    Kembali Rencana Tata Ruang

    Menjadi dasar bagi

    Menjadi acuan bagi penyusunan RTR

  • 8/20/2019 JPG RAPERMEN PU KLHS.pdf

    17/38

    Pedoman Pelaksanaan KLHS dalam Penyusunan atau Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang

    5

    1.7 Fungsi dan Manfaat Pedoman

    a. Fungsi

    Fungsi pedoman ini yaitu sebagai 

    acuan dalam pelaksanaan KLHS oleh Pemerintah,

    pemerintah daerah dan/atau para pemangku kepentingan lainnya. 

    b. Manfaat

    Manfaat pedoman ini yaitu untuk dapat melaksanakan KLHS dengan benar sehingga

    dapat mewujudkan RTR yang mengintegrasikan prinsip pembangunan berkelanjutan

    sesuai dengan peraturan perundangan berlaku. 

    1.8 Pengguna Pedoman

    Pengguna pedoman ini adalah Pemerintah maupun pemerintah daerah, masyarakat

    dan/atau pemangku kepentingan lainnya dalam rangka pelaksanaan KLHS sebagai

    dokumen pelengkap perencanaan tata ruang.

  • 8/20/2019 JPG RAPERMEN PU KLHS.pdf

    18/38

     Pedoman Pelaksanaan KLHS dalam Penyusunan atau Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang

    6

    BAB II

    KETENTUAN UMUM PELAKSANAAN KLHS

    2.1 Muatan KLHSIsu lingkungan yang berkaitan dengan perencanaan tata ruang memiliki ruang lingkup

    yang luas. Pelaksanaan KLHS pada perencanaan tata ruang harus dimulai dengan

    menetapkan sasaran keberlanjutan lingkungan yang akan mengarahkan keseluruhan

    proses dan muatannya. Untuk efektivitas dan efisiensi KLHS terhadap proses

    perencanaan tata ruang, perlu memfokuskan pada isu-isu keberlanjutan aktual yang

    terkait langsung terhadap RTR yang dikaji.

    Berdasarkan Pasal 16, UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan

    Pengelolaan Lingkungan Hidup, KLHS memuat kajian antara lain:

    a. kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup untuk pembangunan; 

    b. perkiraan mengenai dampak dan risiko lingkungan hidup; 

    c. kinerja layanan/jasa ekosistem; 

    d. efisiensi pemanfaatan sumber daya alam; 

    e. tingkat kerentanan dan kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim; dan 

    f. tingkat ketahanan dan potensi keanekaragaman hayati.

    Muatan KLHS ini berbeda dengan muatan analisis aspek fisik dan lingkungan dalampenyusunan RTR. Berdasarkan Permen PU No.20/PRT/M/2007 tentang Pedoman

    Teknik Analisis Fisik dan Lingkungan, Ekonomi, serta Sosial Budaya dalam Penyusunan

    Rencana Tata Ruang, menyebutkan bahwa analisis aspek fisik dan lingkungan adalah

    analisis untuk mengenali karakteristik sumber daya alam dengan menelaah kemampuan

    dan kesesuaian lahan agar pemanfaatan lahan dapat dilakukan secara optimal dengan

    tetap memperhatikan keseimbangan ekosistem. Sementara KLHS dalam penyusunan

    RTR lebih memfokuskan pada kajian pengaruh kebijakan, rencana, dan/atau program

    terhadap keberlangsungan lingkungan hidup yang tidak hanya menyangkut ketersediaan

    sumber daya lahan. KLHS juga meliputi kajian pengaruh terhadap kinerja ekosistem dan

    keanekaragaman hayati.

    2.2 Kedudukan KLHS dalam Perencanaan Tata Ruang

    Sesuai dengan tujuan pelaksanaan KLHS untuk mencapai kinerja pembangunan

    berkelanjutan, maka kedudukan pelaksanaan KLHS adalah:

    a. Kedudukan KLHS dalam penyusunan RTR, sebagai:

    1) masukan pertimbangan lingkungan hidup pada tahap analisis penyusunan RTR;

    2) masukan untuk perumusan kebijakan dan strategi RTR; dan

  • 8/20/2019 JPG RAPERMEN PU KLHS.pdf

    19/38

     Pedoman Pelaksanaan KLHS dalam Penyusunan atau Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang

    7

    3) pemberi rekomendasi alternatif rencana dan indikasi program, dan/atau upaya

    pencegahan atau mitigasi dari rencana dan indikasi program setelah kebijakan

    dan strategi penataan ruang, rencana jaringan infrastruktur dan arahan pola

    ruang dirumuskan.

    Gambar 2.1

    Kedudukan KLHS dalam Penyusunan RTR

    Proses Penyusunan RTR

    Sumber: PP No.15 Tahun 2010

    Persiapan

    Pengumpulan Data

    Pengolahan dan Analisis

    Perumusan Konsepsi RTR

    Perumusan Rancangan

    Peraturan Perundang-

    undangan

    KLHS

    Sebagai masukan

    pertimbangan lingkungan

    hidup pada tahap analisis.

    Sebagai masukan untuk

    perumusan kebijakan dan

    strategi penataan ruang

    sebagai pemberi rekomendasi

    alternatif rencana dan indikasi

    program, dan/atau upaya

    pencegahan atau mitigasi dari

    rencana dan indikasi program

    setelah kebijakan dan strategi

    penataan ruang, rencana jaringan infrastruktur dan

    arahan pola ruang dirumuskan.

     

    b. Kedudukan KLHS dalam peninjauan kembali RTR, sebagai:

    1) masukan pertimbangan lingkungan hidup untuk menilai apakah kondisi

    lingkungan sudah berubah secara signifikan (terkait daya dukung dan daya

    tampung) sehingga dapat menentukan apakah RTR perlu direvisi atau tidak;

    2) masukan untuk perumusan kebijakan dan strategi, apabila RTR perlu direvisi;

    dan

    3) pemberi rekomendasi alternatif rencana dan indikasi program dan/atau upaya

    pencegahan atau mitigasi dari rencana dan indikasi program setelah kebijakan

    dan strategi penataan ruang, rencana jaringan infrastruktur, dan arahan pola

    ruang dirumuskan.

  • 8/20/2019 JPG RAPERMEN PU KLHS.pdf

    20/38

     Pedoman Pelaksanaan KLHS dalam Penyusunan atau Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang

    8

    Gambar 2.2

    Kedudukan KLHS dalam Peninjauan Kembali RTR 

    2.3 Prinsip Dasar Pelaksanaan KLHS

    Pelaksanaan KLHS dalam penyusunan atau peninjauan kembali RTR perlu merujuk

    pada prinsip dasar berikut:

    a. KLHS dilakukan untuk satu dokumen RTR;

    b. untuk penyusunan RTR, pelaksanaan KLHS dilakukan setelah delineasinya

    ditetapkan dan setidaknya telah memiliki arahan kebijakan penataan ruang yang akan

    dituangkan ke dalam RTR;c. lingkup wilayah yang menjadi objek KLHS adalah minimal sama dengan lingkup

    perencanaan;

    d. ruang lingkup pelaksanaan KLHS dalam penyusunan atau peninjauan kembali RTR

    paling sedikit meliputi penyusunan rona awal lingkungan, perumusan isu strategis,

    perumusan rekomendasi bagi RTR, dan pelaporan;

    e. kriteria kinerja pelaksanaan KLHS adalah terintegrasi, berkelanjutan, terfokus, dan

    iteratif sesuai dengan tahapan dan kedalaman penyusunan RTR;

    f. pelaku pelaksanaan KLHS dalam penyusunan RTR diutamakan adalah penyusunRTR dengan ahli lingkungan sebagai tim penyusun KLHS, agar ada interaksi

  • 8/20/2019 JPG RAPERMEN PU KLHS.pdf

    21/38

     Pedoman Pelaksanaan KLHS dalam Penyusunan atau Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang

    9

    menerus antara penyusun KLHS dengan tim penyusun RTR dalam setiap tahapan

    pelaksanaan KLHS;

    g. analisis yang dilakukan dalam KLHS memiliki masa perkiraan kajian yang sama

    dengan analisis dalam RTR yaitu 20 tahun;

    h. kedetilan KLHS disesuaikan dengan kedetilan RTR;i. analisis KLHS lebih difokuskan pada isu-isu strategis lingkungan hidup dan fokus

    pada agenda keberlanjutan yang bergerak dari sumber persoalan dampak

    lingkungan;

     j. analisis KLHS yang dilaksanakan mampu memberikan gambaran menyeluruh

    mengenai dampak RTR terhadap kondisi f isik lingkungan hidup dan implikasi sosial;

    k. pelaksanaan KLHS untuk peninjauan kembali RTR  yang belum melakukan KLHS

    sebelumnya dilakukan seperti pelaksanaan KLHS dalam penyusunan RTR;

    l. pelaksanaan KLHS untuk peninjauan kembali RTR yang telah melakukan KLHSsebelumnya dilakukan dengan memperhatikan hasil KLHS sebelumnya;

    m. pelaksanaan KLHS bersifat partisipatif dengan melibatkan masyarakat dan pemangku

    kepentingan lainnya dalam penentuan isu strategis dan dalam pengambilan

    keputusan rekomendasi; dan

    n. konsultasi publik dilakukan minimum 2 (dua) kali pada saat tahap pelingkupan dan

    setelah dirumuskan rekomendasi (seminar akhir).

    2.4 Pelaksanaan KLHS

    2.4.1 Mekanisme Pelaksanaan KLHS Secara Umum

    Berdasarkan UU Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan

    Lingkungan Hidup dan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.9 Tahun 2011

    tentang Pedoman Umum Pelaksanaan KLHS, mekanisme pelaksanaan KLHS meliputi:

    a. Pengkajian Pengaruh Kebijakan, Rencana, dan/atau Program

    Pengkajian pengaruh terhadap kebijakan, rencana, dan/atau program terhadap

    kondisi lingkungan hidup di wilayah perencanaan dilaksanakan melalui 4 (empat)

    tahapan sebagai berikut:

    1) identifikasi masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya;

    2) identifikasi isu pembangunan berkelanjutan;

    3) identifikasi kebijakan, rencana, dan/atau program; dan

    4) telaah pengaruh kebijakan, rencana, dan/atau program terhadap kondisi

    lingkungan hidup di suatu wilayah.

    b. Perumusan Alternatif Penyempurnaan Kebijakan, Rencana, dan/atau Program  

    Perumusan alternatif penyempurnaan kebijakan, rencana, dan/atau program

    bertujuan untuk mengembangkan berbagai alternatif perbaikan muatan kebijakan,

    rencana, dan/atau program dan menjamin pembangunan berkelanjutan. Bentukalternatif penyempurnaan tersebut antara lain:

  • 8/20/2019 JPG RAPERMEN PU KLHS.pdf

    22/38

     Pedoman Pelaksanaan KLHS dalam Penyusunan atau Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang

    10

    1) kebutuhan pembangunan;

    2) lokasi;

    3) proses, metode dan teknologi; dan

    4) jangka waktu dan tahapan pembangunan.

    c. Rekomendasi Perbaikan Kebijakan, Rencana, dan/atau Program danPengintegrasian Hasil KLHS

    Rekomendasi perbaikan dari kebijakan, rencana, dan/atau program yang dapat

    diberikan dan diintegrasikan ke dalam RTR yaitu:

    1) perbaikan rumusan kebijakan;

    2) perbaikan muatan rencana; dan/atau

    3) perbaikan materi program.

    2.4.2 Mekanisme Pelaksanaan KLHS dalam Perencanaan Tata Ruang 

    Pelaksanaan KLHS dalam perencanaan tata ruang dibagi menjadi beberapa tahap

    yang meliputi:

    a. Tahap Persiapan

    b. Tahap Pra-pelingkupan

    c. Tahap Pelingkupan

    d. Tahap Kajian Pengaruh

    e. Tahap Perumusan Alternatif dan Rekomendasi

    2.5 Persyaratan Pelaksanaan

    Persyaratan dalam penerapan panduan pelaksanaan KLHS dalam penyusunan atau

    peninjauan kembali RTR adalah sebagai berikut:

    a. pelaksana KLHS adalah ahli yang memiliki kemampuan dan keahlian kajian

    lingkungan;

    b. pemangku kepentingan mulai dari Pemerintah, pemerintah daerah setempat, swasta

    hingga masyarakat lokal perlu dilibatkan aktif dalam pelaksanaan KLHS;

    c. dokumen RTR sedang dalam proses penyusunan dan telah memiliki deliniasi wilayah

    yang tetap atau akan dilakukan peninjauan kembali;

    d. melakukan penyusunan informasi dasar lingkungan yang meliputi aspek fisik

    lingkungan, keanekaragaman hayati, sosial, dan ekonomi; dan

    e. menggunakan peta kerja untuk melakukan kajian yang berbasis pada peta rencana

    struktur ruang dan pola ruang dengan skala sesuai RTR yang sedang disusun.

    2.6 Integrasi KLHS dalam Perencanaan Tata Ruang

    Pelaksanaan KLHS harus terintegrasi di dalam perencanaan tata ruang. Terdapat 3

    (tiga) tipe pendekatan integrasi pelaksanaan KLHS dalam perencanaan tata ruang,

    yaitu:

  • 8/20/2019 JPG RAPERMEN PU KLHS.pdf

    23/38

     Pedoman Pelaksanaan KLHS dalam Penyusunan atau Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang

    11

    a. satu-kesatuan (embedded), dimana proses pelaksanaan KLHS berlangsung secara

    menyatu di dalam proses penyusunan RTR. Pada tipe ini, ahli lingkungan berada

    dalam satu tim dengan perencana tata ruang. kelemahan metode ini berpotensi

    mengandung konflik kepentingan karena berada dalam tim yang sama. Kelebihan

    metode ini adalah memungkinkan integrasi menyeluruh aspek lingkungan padaproses penyusunan RTR.

    b. paralel, dimana proses KLHS berlangsung secara bersamaan dengan proses

    penyusunan RTR. Tim perencana tata ruang dan ahli lingkungan bekerja pada tim

    yang berbeda. Komunikasi dengan menggunakan rapat, diskusi, dan kerja bersama

    untuk mengintegrasikan KLHS dalam penyusunan RTR. Kelemahan tipe ini adalah

    kurang efisien ditinjau dari waktu, biaya, dan tenaga.

    c. setelah (post), dimana pelaksanaan KLHS dilakukan setelah selesainya penyusunan

    RTR. Tim perencana tata ruang dan ahli lingkungan bekerja pada tim yang berbeda.Kelemahan tipe ini, keluaran KLHS yang dapat dipergunakan hanya terbatas pada

    aspek mitigasi isu-isu strategis. Kelebihannya adalah efisien dari waktu, biaya, dan

    tenaga.

    Pelaksanaan KLHS untuk penyusunan RTR dilakukan dengan pendekatan integrasi

    satu-kesatuan (embedded), paralel, dan setelah (post). Sedangkan pelaksanaan KLHS

    untuk peninjauan kembali RTR dilakukan dengan pendekatan integrasi satu-kesatuan

    (embedded) dan paralel.

    Ketiga tipe pendekatan pelaksanaan KLHS dalam perencanaan tata ruang dapat dilihat

    pada Gambar 2.3 berikut:

    Gambar 2.3

    Tipologi Pendekatan Integrasi KLHS dalam Perencanaan Tata Ruang

    l

  • 8/20/2019 JPG RAPERMEN PU KLHS.pdf

    24/38

     Pedoman Pelaksanaan KLHS dalam Penyusunan atau Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang

    12

    BAB III

    KETENTUAN TEKNIS PELAKSANAAN KLHS

    3.1 Tahapan Pelaksanaan KLHS3.1.1 Tahap Persiapan

    Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan meliputi:

    a. Penyiapan dokumen rancangan rencana yang akan dikaji jika sedang dalam

    proses penyusunan;

    b. Penyusunan format data dan informasi yang akan dikumpulkan, berupa daftar

    informasi dasar dengan muatan seperti ditunjukkan pada lampiran Tabel 1;

    c. Penyiapan peta dasar guna lahan dengan skala sesuai dengan RTR; dan

    d. Penyusunan jadwal kegiatan pengumpulan data serta penyiapan tim survey kelapangan.

    3.1.2 Tahap Pra-pelingkupan

    Tahap pra-pelingkupan (pre-scooping) bertujuan untuk menyusun informasi dasar

    (baseline), melakukan kajian terhadap RTR, dan perumusan isu strategis

    lingkungan hidup awal.

    Persyaratan untuk melakukan tahap ini adalah:

    a. deliniasi wilayah kajian sudah ditentukan;

    b. konsep pengembangan sudah ditentukan; dan

    c. informasi dasar sudah tersusun.

    Kegiatan yang dilakukan pada tahap pra-pelingkupan adalah:

    1) Kegiatan Penyusunan dan Penyajian Informasi Dasar

    Pemahaman kondisi lingkungan serta kecenderungannya dibutuhkan baik

    bagi perencanaan tata ruang dan pelaksanaan KLHS. Pada umumnya KLHS

    bergantung pada efektivitas investigasi dan organisasi data sekunder,

    namun data primer dapat dibutuhkan untuk isu yang sensitif dan/atauinformasi yang jumlahnya sedikit.

    Kegiatan yang dilakukan pada tahap penyusunan informasi dasar meliputi:

    a) menguraikan tentang informasi dasar meliputi aspek fisik lingkungan

    (eksisting) dan lingkungan hidup, ekologis dan sosial ekonomi, yang

    disesuaikan dengan kondisi dan karakteristik masing-masing wilayah.

    (1) informasi fisik lingkungan dan lingkungan hidup pada area yang

    terpengaruh dari kawasan perencanaan tata ruang, antara lain

    meliputi:

      kawasan yang terdapat permasalahan kualitas lingkungan;

  • 8/20/2019 JPG RAPERMEN PU KLHS.pdf

    25/38

     Pedoman Pelaksanaan KLHS dalam Penyusunan atau Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang

    13

      kawasan-kawasan alami ataupun buatan yang berisiko dari

    kawasan industri eksisting, tsunami, gempa bumi, letusan

    gunung berapi;

      kualitas air.

    (2) informasi ekologis:  habitat darat atau laut sensitif seperti mangrove, koral, rawa,

    hutan lindung;

      kawasan konservasi atau perlindungan.

    (3) informasi sosial ekonomi:

      kegiatan ekonomi utama (industri/pertanian/pariwisata/dll);

      struktur budaya;

      permasalahan sosial-ekonomi eksisting

      infrastruktur dan guna lahan eksisting;

    b) memetakan kelompok informasi tersebut menggunakan pemetaan sistem

    informasi geografis (peta SIG). Data yang dibutuhkan antara lain:

    (1) informasi spasial dari lembaga pemerintah terkait (misal: pemerintah

    provinsi/kabupaten/kota, kementerian/lembaga, dan lainnya) yang

    diperoleh dengan cara bekerjasama dengan perencana tata ruang;

    (2) database spasial dari LSM, perguruan tinggi atau asosiasi lokal;

    (3) informasi sekunder yang diterjemahkan kepada peta;

    (4) peta hasil survey lokasi.

    Peta SIG harus cukup jelas, sederhana dan fokus untuk memastikan bahwa

    data yang relevan tersajikan dengan baik. Sebagai contoh, simbol yang

    menunjukkan lokasi dari spesies sensitif atau habitat, kawasan konfilik guna

    lahan, atau melingkari kawasan terjadinya penurunan kualitas udara. Contoh

    dari peta disajikan dalam lampiran.

    2) Kajian konsep pengembangan

    Kegiatan yang dilakukan pada tahap kajian konsep pengembangan meliputi:

    a) mengidentifikasi tujuan dan sasaran dari RTR yang disusun; dan

    b) mengidentifikasi arahan rencana pengembangan infrastruktur dan

    rencana guna lahan kawasan, yang terdiri atas:

    (1) guna lahan (permukiman baru, kawasan pertanian, agroforestry,

    kawasan konservasi, dll);

    (2) rencana infrastruktur (jaringan jalan baru, jaringan rel kereta,

    pembangkit listrik, pengelolaan limbah, dll).

    3) Perumusan Isu Lingkungan Hidup Awal

  • 8/20/2019 JPG RAPERMEN PU KLHS.pdf

    26/38

     Pedoman Pelaksanaan KLHS dalam Penyusunan atau Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang

    14

    Keluaran dari kegiatan ini adalah data dan informasi dasar pada wilayah

    yang direncanakan serta potensi konflik dan masalah yang akan menjadi

    kendala terkait dengan RTR kawasan tersebut. Contoh pra-pelingkupan

    terdapat dalam lampiran Tabel 3.

    3.1.3 Tahap Pelingkupan

    Tahap pelingkupan (scooping)  bertujuan untuk memantapkan isu-isu strategis

    lingkungan hidup dengan melakukan penilaian terhadap isu-isu lingkungan hidup

    awal dan menetapkan isu strategis yang disepakati oleh semua pemangku

    kepentingan (stakeholders).

    Persyaratan untuk melakukan tahap ini adalah:

    a. tahap pra-pelingkupan telah selesai dilakukan;

    b. isu lingkungan hidup awal telah dirumuskan; danc. melibatkan pemangku kepentingan (stakeholder ).

    Persiapan untuk melakukan pelingkupan meliputi:

    a. persiapan peta-peta overlay antara peta rencana dengan kondisi eksisting;

    b. pengkajian hasil pra-pelingkupan dan peta-peta overlay oleh tim KLHS; dan

    c. persiapan material untuk sesi pelingkupan oleh kelompok keahlian (misal:

    matriks pelingkupan).

    Pada tahap perumusan isu strategis ini kegiatan yang dilakukan adalah menetapkan

    isu-isu strategis yang potensial sebagai akibat dari dampak perencanaan tata ruang

    yang disusun serta konflik lingkungan yang diperkirakan muncul.

    Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelingkupan adalah:

    1) Penilaian dan Penetapan Isu Strategis

    a) Penilaian isu strategis dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

    (1) penilaian dari para ahli dengan merujuk pada pandangan para

    pakar sesuai dengan bidang keahlian yang difokuskan pada kajian

    isu strategis lingkungan pada kawasan yang direncanakan.

    (2) konsultasi publik yang dilakukan dengan melibatkan para pemangku

    kepentingan dalam menetapkan isu-isu strategis.

    b) Penetapan isu strategis didasarkan pada kriteria: 

    (1) menjadi fokus perhatian utama di wilayah perencanaan dan memiliki

    relevansi tinggi terhadap kepentingan wilayah perencanaan.

    (2) skala dampak dari rencana tata ruang, yaitu dampak yang

    berpotensi berskala regional, nasional, atau bahkan internasional;

    (3) interaksi antar dampak, yaitu ketika terjadi konflik antar unsur-unsur

    RTR; dan

  • 8/20/2019 JPG RAPERMEN PU KLHS.pdf

    27/38

     Pedoman Pelaksanaan KLHS dalam Penyusunan atau Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang

    15

    (4) dampak sinergis dari beberapa proyek/rencana, yaitu dampak yang

    ditimbulkan akibat gabungan beberapa aspek dari RTR jika tidak

    ditangani.

    (5) berpotensi mengganggu pelaksanaan pembangunan berkelanjutan.

    Definisi isu strategis dapat dilihat pada Gambar 3.1 berikut:

    Gambar 3.1

    Ilustrasi Definis i Isu Lingkungan Strategis

    Berdasarkan gambar ilustrasi di atas, terlihat bahwa suatu isu lingkungan

    dikatakan sebagai isu strategis apabila suatu kegiatan pembangunan

    menimbulkan dampak terhadap aspek-aspek fisik lingkungan dan lingkungan

    hidup, ekologis dan sosial-ekonomi. Masing-masing dampak tersebut saling

    terkait sehingga menghasilkan akumulasi dampak yang besar.

    Untuk melakukan pelingkupan ini dapat digunakan berbagai metoda seperti:

    matriks, pohon analisis, pemodelan dan simulasi, analisis multi-kriteria,

    analisis skenario dan kecenderungan, analisis hirarki (analytical hierarchy

    process), analisis hubungan (kausalitas atau keterkaitan), model analisis

    Delphi atau model analisis lainnya. Selain itu hasil pelingkupan isu-isu

    strategis perlu dipresentasikan dalam bentuk peta isu-isu strategis. Contoh

    untuk peta isu-isu strategis sebagaimana tampak pada lampiran Gambar 1.

  • 8/20/2019 JPG RAPERMEN PU KLHS.pdf

    28/38

     Pedoman Pelaksanaan KLHS dalam Penyusunan atau Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang

    16

    2) Konsul tasi Publik (Pelibatan Pemangku Kepentingan) 

    Tujuan dari pelaksanaan konsultasi publik adalah:

    a) untuk menyampaikan temuan isu-isu strategis lingkungan terkait

    kawasan yang direncanakan;

    b) untuk memperoleh informasi tambahan yang dapat mendukung tahapananalisis KLHS lebih lanjut;

    c) untuk menanggapi masukan dan tanggapan serta menyepakati isu

    strategis lingkungan hidup yang akan dikaji lebih lanjut; dan

    d) untuk mendokumentasikan hasil diskusi dan kesepakatan pada forum

    FGD tahap pelingkupan sebagai bahan pertimbangan pada tahap

    analisis.

    Pelibatan pemangku kepentingan dalam tahap pelingkupan ini diawali

    dengan pemetaan pemangku kepentingan. Pemetaan ini untuk membantupemilihan pemangku kepentingan yang tidak tidak saja berpengaruh, tetapi

     juga mempunyai tingkat kepentingan yang tinggi terhadap rencana tata

    ruang yang akan disusun.

    Secara umum pemangku kepentingan dapat dikelompokkan sebagai berikut:

    a) Pembuat keputusan, yaitu Kementerian, pemerintah provinsi,

    pemerintah kabupaten/kota;

    b) Penyusun rencana tata ruang, baik pemerintah pusat dan pemerintah

    daerah;

    c) Instansi lain yang terkait yang membidangi lingkungan hidup serta

    instansi sektor lain seperti: kehutanan, pertanian, pertambangan,

    pariwisata dan sektor lain sesuai dengan kekhususan rencana tata

    ruang yang disusun;

    d) Masyarakat yang memiliki informasi dan/atau keahlian, baik berasal dari

    perguruan tinggi, asosiasi profesi, lembaga swadaya masyarakat, tokoh

    masyarakat, dan unsur pemerhati lingkungan hidup;

    e) Masyarakat yang terkena dampak, meliputi: lembaga adat, organisasi

    masyarakat, tokoh masyarakat, dan unsur masyarakat lainnya.

    Untuk mempermudah proses pelingkupan isu strategis dapat melihat Tabel

    4. Sedangkan untuk membantu mengidentifikasi stakeholder dapat melihat

    contoh format Tabel 5 dan Tabel 6.

    3.1.4 Tahap Kajian Pengaruh

    Tahap kajian pengaruh merupakan tahap analisis lanjutan setelah isu-isu strategis

    disepakati. Hal ini bertujuan untuk memperkirakan dan menghitung besaran dampak

    dari isu strategis. Pada tahap ini dapat menggunakan beragam metode yangdigunakan untuk analisis dan prediksi konsekuensi lingkungan, baik berupa model-

  • 8/20/2019 JPG RAPERMEN PU KLHS.pdf

    29/38

     Pedoman Pelaksanaan KLHS dalam Penyusunan atau Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang

    17

    model deskriptif internal, model black-box empiris (statistik), model skenario

    kebijakan dan analisis kualitatif dll. Tahap ini pada akhirnya akan menghasilkan

    masukan alternatif perbaikan muatan rencana tata ruang, termasuk mencegah atau

    mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan hidup.

    Telaah pengaruh sudah dapat dilakukan sejak dibuat:a. rancangan/konsep kebijakan (dan strategi);

    b. rancangan/konsep rencana struktur dan pola ruang; dan/atau

    c. rancangan/konsep indikasi program.

    Metoda untuk kajian pengaruh ini disesuaikan dengan aspek kajian. Alat analisis

    yang dapat digunakan untuk pengkajian pengaruh antara lain:

    a. model statistik;

    b. penggunaan standar dan kriteria (seperti: baku mutu pencemaran);

    c. analisis sistem informasi geografis (SIG);d. Threshold analysis dan footprint analysis; atau

    e. metode lainnya

    Keluaran kegiatan ini adalah hasil penilaian yang bersifat komprehensif terhadap

    kajian perkiraan pengaruh dari (rancangan) rencana tata ruang terhadap aspek kajian

    sesuai dengan ketentuan muatan KLHS yang meliputi: daya dukung lingkungan,

    dampak lingkungan hidup, sumber daya alam, keanekaragaman hayati, jasa

    lingkungan dan perubahan iklim. Kajian pengaruh ini meliputi skala, periode dan/atau

    lokasi implementasi rencana yang akan berpengaruh terhadap kondisi lingkungan

    hidup.

    Sebagai contoh gambaran cara melakukan telaah terhadap isu strategis lingkungan

    dapat melihat Tabel 7 dan Tabel 8.

    3.1.5 Tahap Perumusan Alternatif dan Rekomendasi

    Tahap perumusan alternatif dan rekomendasi dilakukan terhadap rencana yang

    disusun dengan pertimbangan hasil analisis dampak lingkungan setelah tahap kajian

    pengaruh dilakukan. Rekomendasi KLHS dapat bersifat spasial dan non-spasial,

    namun yang diintegrasikan dalam RTR adalah rekomendasi yang bersifat spasial.

    Sedangkan rekomendasi yang bersifat non-spasial diakomodir dalam dokumen

    sebagai catatan untuk dapat ditindaklanjuti oleh pihak lain yang terkait. Rekomendasi-

    rekomendasi tersebut dapat berupa:

    a. alternatif skenario perencanaan guna lahan dan infrastruktur; atau

    b. mitigasi terhadap dampak lingkungan yang potensial ditimbulkan dari suatu

    rencana yang ditetapkan.

  • 8/20/2019 JPG RAPERMEN PU KLHS.pdf

    30/38

     Pedoman Pelaksanaan KLHS dalam Penyusunan atau Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang

    18

    3.2 Pelaksanaan KLHS dalam Penyusunan RTR

    Secara umum tahap – tahap pelaksanaan KLHS untuk penyusunan semua jenis

    rencana sama yakni persiapan, pra-pelingkupan, pelingkupan, kajian pengaruh, dan

    perumusan alternatif rekomendasi. Namun kedetilan informasi dasarnya dan muatan

    KLHS akan berbeda tergantung jenis rencana dan skala rencana yang akan disusun.Untuk rencana rinci, terutama RTR KSN berbasis objek dan RDTR kedalaman

    informasinya akan lebih detil sehingga dalam rangka konsultasi publik sebaiknya

    melibatkan hingga lapisan masyarakat yang merasakan dampak pembangunan secara

    langsung.

    Seperti dijelaskan dalam bab sebelumnya, proses pelaksanaan KLHS untuk semua

     jenis rencana tata ruang dapat dilakukan dengan 3 (tiga) tipe pendekatan yang

    terintegrasi yakni satu-kesatuan (embedded), paralel, dan setelah (Post). Dalampelaksanaannya dapat dilakukan variasi dari ketiga pendekatan ini yang disesuaikan

    dengan jadwal, anggaran dan karakter dari RTR.

    Untuk lebih jelasnya, penjabaran masing-masing proses dan integrasinya dapat

    melihat pada Gambar 3.2.

    Gambar 3.2

    Penjabaran Proses dan Integrasi KLHS dalam Penyusunan RTR

    KLHS akan memberikan masukan terhadap kebijakan, rencana, dan program (KRP)

    pada dokumen perencanaan tata ruang. KRP yang dimaksud dapat dilihat pada Tabel

    3.1.

  • 8/20/2019 JPG RAPERMEN PU KLHS.pdf

    31/38

     Pedoman Pelaksanaan KLHS dalam Penyusunan atau Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang

    19

    Tabel 3.1

    Masukan KLHS untuk Rencana Tata Ruang

    KLHS Rencana Umum Tata Ruang dan

    Rencana Rinci selain RDTR

    RDTR

    KebijakanTujuan, kebijakan, dan strategi

    (Raperpres/Raperda)Tujuan penataan BWP

    RencanaRencana struktur ruang dan rencana pola

    ruang (Raperpres/Raperda)

    Rencana pola ruang;Rencana jaringan prasarana;Penetapan sub BWP prioritas

    Program Indikasi program (dokumen teknis RTRW)Program prioritas periode 5

    tahun

    Pelaksanaan KLHS untuk rencana rinci, khususnya untuk kawasan strategis nasional

    berbasis objek dan RDTR, memiliki perbedaan dengan KLHS untuk rencana umum tata

    ruang dan rencana rinci lainnya. Namun perbedaan ini tidak terlalu mendasar secara

    proses maupun prosedur, hanya pada skala kedalaman informasi dasar, muatan, dan

    pengintegrasian rekomendasi KLHS. Untuk lebih jelasnya dapat melihat Tabel 3.2 

  • 8/20/2019 JPG RAPERMEN PU KLHS.pdf

    32/38

     Pedoman Pelaksanaan KLHS dalam Penyusunan atau P eninjauan Kembali Rencana Tata Ruang

    20

    Tabel 3.2

    Proses Pelaksanaan KLHS untuk Beberapa Dokumen Perencanaan

    KLHS 

    RENCANA UMUM TATA RUANG  RENCANA RINCI TATA RUANG 

    RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota RTR Pulau, RTR KSN Berbasis

    Kawasan, RTR Kawasan StrategisProvinsi 

    RTR Kawasan StrategisKab/Kota, RTR KSN Berbasis

    Objek

    RDTR 

    Persiapan 

    −  penentuan lingkup kegiatan

    penyusunan RTR danpelaksanaan KLHS.

    −  penyiapan rencana anggaran danbiaya.

    −  penyusunan Kerangka AcuanKerja

    −  penentuan lingkup kegiatan

    penyusunan RTR danpelaksanaan KLHS.

    −  penyiapan rencana anggarandan biaya.

    −  penyusunan Kerangka AcuanKerja

    −  penentuan lingkup kegiatan

    penyusunan RTR danpelaksanaan KLHS.

    −  penyiapan rencana anggarandan biaya.

    −  penyusunan Kerangka AcuanKerja

    −  penentuan lingkup kegiatan

    penyusunan RTR danpelaksanaan KLHS.

    −  penyiapan rencana anggarandan biaya.

    −  penyusunan Kerangka AcuanKerja

    Pra Pelingkupan−  Pengkajian aspek lingkungan

    hidup yang ada dalam RTR.−  Pengumpulan data dan informasi

    lingkungan hidup (desk study). −  Baseline, memuat informasi:

      fisik dan lingkungan hidup

      Informasi ekologis

      sosial ekonomi- Pemetaan kelompok informasi

    dasar.−  Sintesis data dan informasi

    lingkungan hidup yang tersedia.

    −  Identifikasi awal isu strategis

    lingkungan hidup.−  Contoh isu strategis lingkungan

    hidup:a. RTRW Provinsi:   Alih fungsi

    kawasan suaka alam menjadikawasan budi daya, sehinggamengakibatkan menurunnyatingkat keanekaragamanhayati pada kawasan suaka

    −  Pengkajian aspek lingkunganhidup yang ada dalam RTR.

    −  Pengumpulan data daninformasi lingkungan hidup(desk study). 

    −  Baseline, memuat informasi:

      fisik dan lingkungan hidup

      Informasi ekologis

      sosial ekonomi- Pemetaan kelompok informasi

    dasar.−  Sintesis data dan informasi

    lingkungan hidup yang tersedia.−  Identifikasi awal isu strategis

    lingkungan hidup.−  Contoh isu strategis lingkungan

    hidup:a. RTR Pulau: tekanan

    penduduk, meluasnya jumlah lahan kritis,degradasi dan deforestasihutan (Studi Kasus Pulau

    −  Pengkajian aspek lingkunganhidup yang ada dalam RTR.

    −  Pengumpulan data daninformasi lingkungan hidup(desk study). 

    −  Baseline, memuat informasi:

      fisik dan lingkunganhidup

      Informasi ekologis

      sosial ekonomi

      data pendukung lainnyasesuai karakteristikmasing-masing wilayah.

    - Pemetaan kelompok informasidasar.

    - Sintesis data dan informasilingkungan hidup yangtersedia.

    −  Penyiapan peta kerjamenggunakan peta dasarsesuai dengan skala petamasing-masing rencana rinci.

    −  Pengkajian aspek lingkunganhidup yang ada dalam RTR.

    −  Pengumpulan data daninformasi lingkungan hidup(desk study). 

    −  Baseline, memuat informasi:

      fisik dan lingkunganhidup

      Informasi ekologis

      sosial ekonomi

      data pendukung lainnyasesuai karakteristikmasing-masing wilayah.

    - Pemetaan kelompokinformasi dasar.

    - Sintesis data dan informasilingkungan hidup yangtersedia.

    −  Penyiapan peta kerjamenggunakan peta dasarsesuai dengan skala petamasing-masing rencana rinci.

  • 8/20/2019 JPG RAPERMEN PU KLHS.pdf

    33/38

     Pedoman Pelaksanaan KLHS dalam Penyusunan atau P eninjauan Kembali Rencana Tata Ruang

    21

    alam.b. RTRW Kabupaten: Bencana

    banjir dan genangan yangmengakibatkan kerusakankawasan pertanian danpenurunan produksi pangan.

    c. RTRW Kota: Penurunanprosentase ruang terbukahijau secara signifikan,sehingga penyediaan ruangterbuka hijau kota tidakmemenuhi kebutuhan untukfungsi ekologis dan sosial.

    Jawa). b. RTR KSN berbasis

    kawasan: Konflik antarapeningkatan aktivitastambang di area pentingyang mengandungkeragaman hayati berupasejumlah spesies endemik(Studi Kasus KSNSorowako). 

    −  Pada tahap pengkajiankonsep pengembangan, perlumengidentifikasi rencanapengembangan yang tertuangdalam RTR dan KLHSkabupaten/kota.

    −  Identifikasi awal isu strategislingkungan hidup perlumelihat/mengacu materiteknis dan KLHS RTRprovinsi, kabupaten, dan kota.

    −  Contoh isu strategislingkungan hidup: sanitasi

    lingkungan kurang baik,dicirikan dengan airpermukaan dan air tanahtercemar limbah domestik(studi kasus: KSNPrambanan)  dan potensigangguan suara terhadapmasyarakat sekitar dari alat-alat (studi kasus: KSNTeknologi Tinggi StasiunPengamat Dirgantara diKotababang). 

    −  Review aspek lingkunganhidup dalam RTR yang adadan kebijakan lainnya.

    −  Review data dan informasilingkungan hidup yangtersedia.

    −  Pada tahap pengkajiankonsep pengembangan,perlu mengidentifikasirencana pengembanganyang tertuang dalam RTRdan KLHS kabupaten/kota.

    - Identifikasi awal isu strategisperlu melihat/mengacumateri teknis dan KLHS RTRprovinsi, kabupaten, dankota.

    −  Contoh isu strategislingkungan hidup: BWP

    Waibakul bertujuan untukmewujudkan kawasanPerkotaan Waibakul sebagaikota transit yang didukungoleh perdagangan dan jasaserta berbasis agropolitan,akan memunculkan isustrategis berupa penanganankota transit agar tidakmenghilangkan fungsi yangmendukung agropolitan.

    −  Pra pelingkupan dapatdilakukan apabila:

      Delineasi wilayah kajiansudah ditentukan;

      Pengenalan kondisi fisikdan sosial ekonomi BWPsudah dilakukan; dan

      Informasi dasar sudah

    tersusun−  Review aspek lingkungan

    hidup dalam RTR yang adadan kebijakan lainnya.

    −  Review data dan informasilingkungan hidup yangtersedia.

    Pelingkupan - Penilaian daftar isu lingkungan

    hidup awal oleh para ahli.- Penilaian daftar isu lingkungan

    hidup awal oleh para ahli.- Penilaian daftar isu

    lingkungan hidup awal oleh- Penilaian daftar isu

    lingkungan hidup awal oleh

  • 8/20/2019 JPG RAPERMEN PU KLHS.pdf

    34/38

     Pedoman Pelaksanaan KLHS dalam Penyusunan atau P eninjauan Kembali Rencana Tata Ruang

    22

    - Identifikasi pemangkukepentingan.

    - Penetapan dan penyepakatan isustrategis lingkungan hidup. 

    - Identifikasi pemangkukepentingan.

    - Penetapan dan penyepakatanisu strategis lingkungan hidup.

    para ahli.- Identifikasi pemangku

    kepentingan.- Penetapan dan penyepakatan

    isu strategis lingkungan hidupyang dampaknya berskalaregional atau nasional.

    para ahli.- Identifikasi pemangku

    kepentingan.

    - Penetapan danpenyepakatan isu strategislingkungan hidup yangdampaknya berskala regionalatau nasional. 

    Kajian Pengaruh -  Analisis lanjutan terhadap isu

    strategis lingkungan hidup yangtelah disepakati 

     Analisis lanjutan terhadap isustrategis lingkungan hidup yangtelah disepakati 

     Analisis lanjutan terhadap isustrategis lingkungan hidup yangtelah disepakati 

    −  Analisis lanjutan terhadap isustrategis lingkungan hidupyang telah disepakati

    −  Kajian pengaruh dapatdilakukan jika sudah terdapatrancangan/konsep:  tujuan penataan BWP

      rencana pola ruang dan jaringan prasarana

      sub BWP yangdiprioritaskanpenanganannya

    Perumusan alternatif/Rekomendasi

    Rekomendasi KLHS yangdiitegrasikan dalam RTR bersifatspasial, dapat berupa:−  alternatif skenario perencanaan

    guna lahan dan infrastruktur;atau

    −  mitigasi terhadap dampaklingkungan yang potensialditimbulkan dari suatu rencanayang ditetapkan. 

    Rekomendasi KLHS yangdiitegrasikan dalam RTR bersifatspasial, dapat berupa:−  alternatif skenario perencanaan

    guna lahan dan infrastruktur;atau

    −  mitigasi terhadap dampaklingkungan yang potensialditimbulkan dari suatu rencanayang ditetapkan. 

    Rekomendasi KLHS yangdiitegrasikan dalam RTR bersifatspasial, dapat berupa:−  alternatif skenario

    perencanaan zona, jaringan,serta sarana dan prasarana;atau

    −  alternatif tema penanganan(program utama)kawasan/objek yangdiprioritaskan. 

    Rekomendasi KLHS yangdiitegrasikan dalam RTR bersifatspasial, dapat berupa:−  alternatif skenario

    perencanaan zona, jaringan,serta sarana dan prasarana;atau

    −  alternatif tema penanganan(program utama) sub BWPyang diprioritaskan. 

  • 8/20/2019 JPG RAPERMEN PU KLHS.pdf

    35/38

     Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional

    23

    3.3 Pelaksanaan KLHS untuk Peninjauan Kembali RTR

    KLHS perlu dilaksanakan pada proses peninjauan kembali RTR untuk memberikan

    masukan dari sisi lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi agar dapat mendukung

    keputusan RTR perlu direvisi atau tidak. Tahapan pelaksanaan KLHS sama seperti

    tahapan yang telah dijelaskan dalam bab-bab sebelumnya dan dilakukan sejak awaldilaksanakan peninjauan kembali dengan pendekatan satu-kesatuan (embedded) atau

    paralel. Untuk lebih jelasnya, penjabaran proses penijauan kembali dan

    pengintegrasian KLHS dapat melihat pada Gambar 3.3.

    Gambar 3.3

    Pelaksanaan KLHS Untuk Peninjauan Kembali RTR

    Pada tahap persiapan tim pelaksana KLHS perlu menyiapkan data-data dasar terkait

    capaian implementasi RTR. Informasi dasar (baseline data) yang dimaksud memuat

    kelompok informasi sama seperti dalam pelaksanaan KLHS dalam penyusunan RTR

    namun berisi data sebelum implementasi RTR dan sesudah RTR dilaksanakan.

    Pada tahap pra-pelingkupan selain menggunakan baseline data, dengan melihat

    KLHS sebelumnya akan dapat diketahui hasil kajian terdahulu dan bagaimana jika

    dibandingkan dengan kondisi eksisiting saat peninjauan kembali. Hasil desk study

    akan menunjukkan rumusan perubahan-perubahan signifikan dari implementasi RTR

    dan isu lingkungan awal yang perlu dikaji lebih lanjut dampaknya sehingga dari sinipula dapat diketahui apakah RTR yang sudah ada perlu direvisi atau tidak.

  • 8/20/2019 JPG RAPERMEN PU KLHS.pdf

    36/38

     Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional

    24

    Hasil keluaran tahap ini memperkuat keputusan perlunya RTR direvisi atau tidak.

     Apabila RTR perlu direvisi maka proses KLHS akan berlanjut, sehingga pada saat

    merumuskan KRP revisi RTR dapat menggunakan hasil KLHS ini sebagai bahan

    pertimbangan.

    Jika menurut kajian dan masukan KLHS menyatakan bahwa RTR tidak perlu direvisi,

    maka proses KLHS untuk peninjauan kembali telah selesai. Namun apabila RTR

    perlu direvisi maka proses KLHS untuk revisi RTR berlanjut dimulai pada tahap

    pelingkupan.

    Pada tahap pra-pelingkupan dalam rangka peninjauan kembali, telah dihasilkan

    masukan perubahan penting dari implementasi RTR terhadap kondisi fisik lingkungan

    dan sosial di suatu wilayah perencanaan dan wilayah sekitarnya sehingga pada tahap

    pelingkupan difokuskan pada analisis lebih mendalam berbagai dampak pentingtersebut untuk disarikan menjadi isu strategis yang perlu dikaji lebih lanjut.

    Tahap pelingkupan juga dilakukan dengan melihat kembali hasil KLHS sebelumnya

    karena pada dokumen KLHS sebelumnya terdapat rumusan isu-isu strategis hasil

    dari konsultasi publik. Jika selama 5 (lima) tahun isu yang berkembang masih sama

    maka tim pelaksana hanya perlu meng-update datanya. Jika berbeda, maka dapat

    melaksanakan konsultasi publik kembali untuk menyepakati isu strategis yang perlu

    dianalisis.

    Dalam hal revisi RTR, selain menentukan dampak potensial maka penetapan isu

    strategis ini dapat didasarkan pada dampak besar yang timbul dari implementasi RTR

    sehingga melalui RTR yang baru kebijakan, rencana, atau program yang dihasilkan

    dapat memberikan solusi dari timbulnya dampak negatif atau lebih mengembangkan

    dampak yang positif. Selanjutnya tahapan KLHS dalam proses revisi mengikuti

    tahapan KLHS dalam penyusunan RTRW.

  • 8/20/2019 JPG RAPERMEN PU KLHS.pdf

    37/38

     Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional

    25

    BAB IV

    DOKUMENTASI DAN AKSES PUBLIK 

    Dokumentasi pelaksanaan KLHS meliputi pelaporan hasil KLHS maupun prosedur

    dalam pelaksanaan KLHS. Sistematika isi laporan KLHS baik dalam penyusunan ataupeninjauan kembali RTR tidak ada standar baku, tetapi terdapat muatan minimum

    sebagaimana dijabarkan pada subbab berikut.

    4.1 Substansi KLHS untuk Penyusunan RTR

    Laporan KLHS untuk penyusunan RTR setidaknya memuat:

    a. gambaran tentang rencana tata ruang;

    b. penjelasan tentang informasi lingkungan;

    c. peraturan terkait dan sasaran lingkungan yang ditetapkan (terkait dengan rencana

    tata ruang);

    d. hasil KLHS pada isu strategis, meliputi: kapasitas daya dukung dan daya tampung

    lingkungan hidup untuk pembangunan, perkiraan mengenai dampak dan risiko

    lingkungan hidup, kinerja layanan/jasa ekosistem, efisiensi pemanfaatan sumber

    daya alam, tingkat kerentanan dan kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim, dan

    tingkat ketahanan dan potensi keanekaragaman hayati.

    e. rumusan alternatif penyempurnaan rencana tata ruang; dan

    f. rekomendasi perbaikan untuk pengambilan keputusan.

    4.2 Substansi KLHS untuk Peninjauan Kembali RTR

    a. Untuk proses peninjauan kembali yang hasilnya tidak perlu revisi, laporan KLHS

    setidaknya memuat:

    1) gambaran tentang rencana tata ruang;

    2) penjelasan tentang informasi lingkungan sebelum dan sesudah implementasi;

    3) rumusan perubahan signifikan yang menyatakan perlu atau tidaknya revisi RTR.

    b. Untuk proses peninjauan kembali yang hasilnya perlu revisi, laporan KLHS

    setidaknya memuat:

    1) gambaran tentang rencana tata ruang;

    2) penjelasan tentang informasi lingkungan sebelum dan sesudah implementasi;

    3) rumusan perubahan signifikan yang menyatakan perlu atau tidaknya revisi RTR;

    4) isu-isu strategis lingkungan hidup mengacu pada KLHS sebelumnya atau isu

    strategis lingkungan hidup baru sesuai hasil konsultasi publik;

    5) rumusan alternatif penyempurnaan rencana tata ruang;dan

    6) rekomendasi perbaikan untuk pengambilan keputusan.

    Seluruh tahapan penyelenggaraan KLHS dalam perencanaan dan peninjauan kembali

    rencana tata ruang perlu didokumentasikan dan dapat diakses oleh masyarakat.

    Dokumentasi penyelenggaraan KLHS memuat seluruh proses dan hasil

  • 8/20/2019 JPG RAPERMEN PU KLHS.pdf

    38/38

     Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional

    penyelenggaraan KLHS dalam penyusunan serta peninjauan kembali rencana tata

    ruang, termasuk dokumentasi rangkaian urutan tahapan pelaksanaan KLHS yang

    dikerjakan dan laporan pelaksanaan dan kesimpulan dari setiap pembahasan dan

    konsultasi publik.

    Dokumentasi penyelenggaraan KLHS disiapkan oleh pemrakarsa rencana tata ruang

    dan menjadi lampiran dokumen rencana tata ruang dan dibuat salinannya bagi instansi

    lingkungan hidup. Dokumen publik ini dapat diakses oleh masyarakat. Dalam kasus-

    kasus tertentu, pemrakarsa rencana tata ruang dapat mengadakan konferensi pers

    atau pengumuman publik untuk mensosialisasikan penyelenggaraan KLHS dalam

    rangka penyusunan dan peninjauan kembali rencana tata ruang.