23
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PERILAKU 1. Teori perilaku Perilaku adalah apa yang dikerjakan oleh organisme, baik yang dapat diamati secara langsung maupun secara tidak. Perilaku dan gejala perilaku yang tampak pada kegiatan organisme tersebut dipengaruhi oleh faktor genetik (keturunan) dan lingkungan. Perilaku merupakan hasil hubungan antara perangsang atau stimulus dan tanggapan atau respon. Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang atau organisme terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta lingkungan. Hal yang penting dalam perilaku kesehatan adalah masalah pembentukan dan perubahan perilaku. Beberapa faktor yang merupakan penyebab perilaku menurut Green dan Kreuter dibedakan dalam tiga jenis, yaitu: 8 a. Faktor Pendorong (predisposing faktors) Faktor pendorong adalah merupakan faktor anteseden terhadap perilaku yang menjadi dasar atau motivasi bagi perilaku. Dalam arti umum, kita dapat mengatakan faktor pendorong sebagai preferensi pribadi yang dibawa seseorang atau kelompok ke dalam suatu pengalaman belajar. Preferensi ini mungkin mendukung atau menghambat perilaku sehat, dan dalam setiap kasus faktor ini mempunyai pengaruh. Faktor-faktor ini mencakup, pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal- hal yang berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, dan sebagainya. Faktor-faktor ini terutama yang positif akan mempermudah terwujudnya perilaku baru maka sering disebut faktor yang memudahkan.

Jtptunimus Gdl Irmayvitah 6973 3 Babii

Embed Size (px)

DESCRIPTION

drtrsg

Citation preview

  • 9BAB IITINJAUAN PUSTAKA

    A. PERILAKU

    1. Teori perilaku

    Perilaku adalah apa yang dikerjakan oleh organisme, baik yang dapat

    diamati secara langsung maupun secara tidak. Perilaku dan gejala perilaku

    yang tampak pada kegiatan organisme tersebut dipengaruhi oleh faktor

    genetik (keturunan) dan lingkungan. Perilaku merupakan hasil hubungan

    antara perangsang atau stimulus dan tanggapan atau respon. Perilaku

    kesehatan adalah suatu respon seseorang atau organisme terhadap stimulus

    yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan,

    makanan, serta lingkungan. Hal yang penting dalam perilaku kesehatan

    adalah masalah pembentukan dan perubahan perilaku. Beberapa faktor

    yang merupakan penyebab perilaku menurut Green dan Kreuter dibedakan

    dalam tiga jenis, yaitu:8

    a. Faktor Pendorong (predisposing faktors)

    Faktor pendorong adalah merupakan faktor anteseden terhadap

    perilaku yang menjadi dasar atau motivasi bagi perilaku. Dalam arti

    umum, kita dapat mengatakan faktor pendorong sebagai preferensi

    pribadi yang dibawa seseorang atau kelompok ke dalam suatu

    pengalaman belajar. Preferensi ini mungkin mendukung atau

    menghambat perilaku sehat, dan dalam setiap kasus faktor ini

    mempunyai pengaruh.

    Faktor-faktor ini mencakup, pengetahuan dan sikap masyarakat

    terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-

    hal yang berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut

    masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, dan

    sebagainya. Faktor-faktor ini terutama yang positif akan mempermudah

    terwujudnya perilaku baru maka sering disebut faktor yang

    memudahkan.

  • 10

    Pengukuran pengetahuan biasanya menggunakan pengaktegorian

    dengan presentase. Skor yang sering digunakan untuk mempermudah

    dalam mengkategorikan jenjang/peringkat dalam penelitian biasanya

    ditulis dalam prosentase. Misalnya, pengetahuan : baik = 76-100 %;

    cukup = 56-75 %; dan kurang 56%.11

    b. Faktor pemungkin (enabling faktors)

    Faktor pemungkin adalah faktor enteseden terhadap perilaku yang

    memungkinkan suatu atau motivasi atau aspirasi terlaksana. Termasuk

    di dalamnya keterampilan dan sumber daya pribadi di samping sumber

    daya masyarakat. Faktor pemungkin mencakup berbagai ketrampilan

    dan sumber daya yang perlu untuk melakukan perilaku kesehatan.

    Sumber daya itu meliputi fasilitas pelayanan kesehatan, sekolah, klinik,

    atau sumber daya yang serupa itu. Faktor pemungkin ini juga

    menyangkut keterjangkauan sumber daya, biaya, jarak, ketersediaan

    transportasi, jam buka atau jam pelayanan, dan sebagainya, termasuk

    pula di dalamnya petugas kesehatan seperti perawat, bidan, dokter, dan

    pendidikan kesehatan sekolah. Fasilitas ini pada hakikatnya mendukung

    untuk atau memungkinkan terwujudnya perilaku kesehatan, maka

    faktor-faktor ini disebut faktor pendukung, atau faktor pemungkin.

    c. Faktor penguat (reinforcing faktors)

    Faktor penguat merupakan faktor penyerta (yang datang sesudah)

    perilaku yang memberikan ganjaran, insentif, atau hukuman atas

    perilaku dan berperan bagi menetap atau melenyapnya perilaku itu.

    Yang termasuk dalam faktor ini adalah manfaat sosial dan jasmani serta

    ganjaran nyata ataupun tidak nyata yang pernah diterima pihak lain.

    Faktor penguat adalah faktor yang menentukan apakah tindakan

    kesehatan, memperoleh dukungan atau tidak. Faktor-faktor ini meliputi

    faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat (toma), tokoh agama (toga),

    sikap dan perilaku para petugas termasuk petugas kesehatan. Termasuk

  • 11

    juga di sini undang-undang, peraturan-peraturan baik dari pusat maupun

    pemerintahan daerah yang terkait dengan kesehatan.

    Lingkungan juga menjadi faktor nonbehavioral yang dapat

    mempengaruhi terbentuknya perilaku spesifik. Hal ini meliputi faktor-

    faktor individu yang sangat sulit dikontrol baik oleh tindakan individu

    maupun kolektif namun mempunyai pengaruh dalam masalah-masalah

    kesehatan. Faktor-faktor ini di antaranya adalah genetik, umur,jenis

    kelamin, penyakit bawaan, kelainan fisik dan mental, dan tempat

    bekerja atau tempat tinggal. Beberapa faktor risiko nonbehavioral dapat

    dikontrol oleh individu sendiri, misalnya risiko terpapar sinar matahari

    yang berlebihan, individu dapat menghindari atau membatasi paparan

    ini.10

    2. Perilaku Merokok

    Merokok adalah membakar tembakau yang kemudian dihisap

    asapnya, baik menggunakan rokok maupun menggunakan pipa. Merokok

    merupakan suatu aktivitas yang sudah tidak lagi terlihat dan terdengar

    asing lagi bagi kita. Sekarang banyak sekali bisa kita temui orang-orang

    yang melakukan akitivitas merokok yang disebut sebagai perokok. Rokok

    itu sendiri adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga

    120 mm, dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau

    yang telah dicacah.12

    Merokok telah banyak dilakukan pada zaman Tiongkok kuno dan

    romawi, pada saat itu orang sudah menggunakan suatu ramuan yang

    mengeluarkan asap dan menimbulkan kenikmatan dengan jalan dihisap

    melalui hidung dan mulut. Saat ini, perilaku merokok sudah menjadi

    perilaku yang umum dijumpai dimana saja dan kapan saja. Perokok

    berasal dari berbagai kelas sosial, serta kelompok umur yang berbeda.13

  • 12

    a. Tipe Perilaku Merokok

    Tipe perokok dapat diklasifikasikan menurut banyaknya jumlah rokok

    yang dihisap, tipe perokok tersebut adalah 14

    1. Perokok berat yang menghisap > 15 batang per hari

    2. Perokok sedang yang menghisap 5-14 batang per hari

    3. Perokok ringan yang menghisap 1-4 batang per hari

    Tempat merokok juga mencerminkan pola perilaku merokok.

    Berdasarkan tempat merokok, perokok dapat digolongkan :14

    a) Merokok di tempat umum

    1) Kelompok Homogen terdiri dari orang-orang yang memang

    sama-sama perokok. Mereka secara bersama-sama berkumpul

    dalam suatu tempat untuk merokok seperti diwilayah khusus

    merokok (smoking area). Perokok tipe ini memiliki sikap

    menghormati orang lain.

    2) Kelompok Heterogen terdiri dari berbagai macam orang, baik

    yang merokok maupun tidak. Mereka tidak secara khusus

    merokok ditempat khusus, jadi cenderung mengabaikan orang

    lain.

    b) Merokok di tempat yang bersifat pribadi

    1) Kantor, kamar tidur, perokok yang gemar merokok di kantor

    atau kamar memiliki kecenderungan sikap kurang menjaga

    kebersihan diri dan mudah gelisah.

    2) Toilet, perokok yang gemar merokok di toilet memiliki

    kecenderungan sikap suka berfantasi.

    Selain itu ada 4 tipe perilaku merokok berdasarkan management of affect

    theory, keempat tipe tersebut adalah ;14

    a) Tipe perokok yang dipengaruhi perasaan positif

    1) Pleasure relaxtion adalah tipe perokok yang merokok hanya

    untuk menambah kenikmatan saja, biasanya merokok

    dilakukan sambil minum kopi.

  • 13

    2) Simulation of pick them up adalah tipe perokok yang merokok

    untuk menyenangkan perasaan.

    3) Pleasure of handling the cigarette adalah tipe perokok yang

    merokok hanya karena memiliki rasa kesenangan dengan

    memegang rokok

    b) Tipe perokok dipengaruhi perasaan negative

    Perokok tipe ini mengganggap rokok adalah penyelamat saat

    kondisi emosi sedang tidak baik. Mereka merokok lebih banyak

    pada saat marah, cemas, dan gelisah.

    c) Tipe perokok adiksi

    Tipe perokok ini selalu menambah dosis rokok yang

    dikonsumsi.Mereka memiliki rasa puas bila jumlah rokok yang

    dikonsumsi terus meningkat.

    d) Perilaku merokok yang menjadi kebiasaan

    Tipe perokok ini sudah menjadikan rokok sebagai kebiasaan

    sehari-hari yang tidak bisa di tinggalkan.

    b. Faktor faktor yang mempengaruhi perilaku merokok

    Permulaan untuk merokok terjadi akibat pengaruh lingkungan

    sosial. Modeling (meniru perilaku orang lain) menjadi salah satu

    determinan dalam memulai perilaku merokok. Sejalan dengan

    pernyataan di atas, ada pendapat lain yang menyatakan bahwa perilaku

    merokok merupakan fungsi dari lingkungan sosial dan individu, artinya

    perilaku merokok selain dari faktor dirii sendiri juga dipengaruhi faktor

    lingkungan.8

    Ada beberapa faktor resiko bagi remaja sehingga mereka menjadi

    perokok. Faktor-faktor tersebut antara lain :8

    1. Faktor Psikologik

    a) Faktor Psikososial

    Aspek perkembangan sosial remaja antara lain:

    menetapkan kebebasan dan otonomi, membentuk identitas diri

  • 14

    dan penyesuaian perubahan psikososial berhubungan dengan

    maturasi fisik. Merokok menjadi sebuah cara agar mereka

    tampak bebas dan dewasa saat mereka menyesuaikan diri

    dengan teman sebayanya. Istirahat, santai dan kesenangan,

    penampilan diri rasa ingin tahu rasa bosan, sikap menentang

    dan stress mengkontribusi remaja untuk mulai merokok. 2

    Selain itu rasa rendah diri, hubungan interpersonal yang

    kurang baik, putus sekolah sosial ekonomi yang rendah dan

    tingkat pendidikan orangtua yang rendah serta tahun-tahun

    pertama transisi antara sekolah dasar dan sekolah menengah

    juga menjadi faktor resiko lain yang mendorong remaja mulai

    merokok.2

    b) Faktor psikiatrik

    Studi epidemiologi pada dewasa mendapatkan asosiasi

    antara merokok dengan gangguan psikiatrik seperti

    skizofrenia, depresi, cemas dan penyalahgunaan zat-zat

    tertentu.7 Pada remaja, didapatkan asosiasi antara merokok

    dengan depresi dan cemas. Gejala depresi lebih sering pada

    remaja perokok daripada bukan perokok. Merokok

    berhubungan dengan meningkatnya kejadian depresi mayor

    dan penyalahgunaan zat-zat tertentu. Remaja yang

    menperlihatkan gejala depresi dan cemas mempunyai resiko

    lebih besar untuk merokok dari pada remaja yang

    asimtomatik. Remaja dengan gangguan cemas menggunakan

    rokok untuk menghilangkan kecemasan yang mereka alami.15

    2. Faktor Biologik

    a) Faktor Kognitif

    Kesulitan untuk menghentikan kebiasaan merokok

    akibat dari kecanduan nikotin disebabkan karena perokok

    merasakan efek bermanfaat dari nikotin. Beberapa perokok

    dewasa mengungkapkan bahwa merokok memperbaiki

  • 15

    konsentrasi. Telah dibuktikan bahwa deprivasi nikotin

    menganggu perhatian dan kemampuan kognitif, tetapi hal ini

    akan berkurang bila mereka diberi nikotin atau rokok. Studi

    yang dilakukan pada dewasa perokok dan bukan perokok,

    memperlihatkan bahwa nikotin dapat meningkatkan finger-

    tapping rate, respon motorik dalam tes fokus perhatian, dan

    pengenalan memori.

    b) Jenis kelamin

    Pada saat ini, peningkatan kejadian merokok tidak hanya

    terjadi pada remaja laki-laki. Begitupun dengan wanita, wanita

    yang merokok dilaporkan menjadi percaya diri, suka

    menentang dan secara sosial lebih cakap.7

    c) Faktor Etnik

    Kejadian merokok di Amerika Serikat cenderung lebih

    tinggi terjadi pada orang-orang kulit putih dan penduduk asli

    Amerika, serta terendah pada orang Amerika keturunan Afrika

    dan Asia. Laporan tersebut memberi kesan bahwa perbedaan

    asupan nikotin dan tembakau serta waktu paruh kotinin antara

    perokok dewasa Amerika keturunan Afrika dengan orang kulit

    putih adalah substansial. Hal ini dapat menjelaskan mengapa

    ada perbedaan resiko pada beberapa etnik dalam hal penyakit

    yang berhubungan dengan merokok.5

    d) Faktor genetik

    Variasi genetik mempengaruhi fungsi reseptor dopamin

    dan enzim hati yang memetabolisme nikotin. Kensekuensinya

    adalah meningkatnya resiko kecanduan nikotin pada beberapa

    individu. Variasi efek nikotin dapat diperantarai oleh

    polimorfisme gen dopamin yang mengakibatkan lebih besar

    atau lebih kecilnya reward dan mudah kecanduan obat. Pada

    studi genetik molekular beberapa tahun terakhir, individu

    dengan alela TaqIA (A1 dan A2) dan TaqIB (B1 dan B2) dari

  • 16

    reseptor dopamin D2 lebih mungkin merokok 100 kali atau

    lebih dalam hidupnya dan mereka lebih awal memulai

    merokok dan lebih sedikit meninggalkannya.16

    3. Faktor Lingkungan

    Faktor-faktor lingkungan yang berkaitan dengan penggunaan

    rokok antara lain orangtua, saudara kandung maupun teman sebaya

    yang merokok. Selain itu juga karena paparan iklan rokok dimedia.

    Orangtua sepertinya memegang peranan penting, dalam

    pembentukan perilaku merokok remaja. Sebuah studi kohort

    terhadap siswa SMU didapatkan bahwa prediktor bermakna dalam

    peralihan dari kadang-kadang merokok menjadi merokok secara

    teratur adalah orangtua perokok dan konflik keluarga.7

    4. Faktor Regulatori

    Peningkatan harga jual atau diberlakukannya cukai yang

    tinggi, diharapkan dapat menurunkan daya beli masyarakat terhadap

    rokok. Selain itu pembatasan fasilitas merokok dengan menetapkan

    ruang atau daerah bebas rokok diharapkan dapat mengurangi

    konsumsi. Akan tetapi kenyataannya masih terdapat peningkatan

    kejadian mulainya merokok pada remaja, walaupun telah banyak

    dibuat usaha-usaha untuk mencegahnya.7

    5. Pengaruh iklan

    Melihat iklan di media massa dan elektronik yang

    menampilkan gambaran bahwa perokok adalah lambang kejantanan

    atau glamour, membuat remaja seringkali terpicu untuk mengikuti

    perilaku seperti yang ada dalam iklan tersebut. 7

  • 17

    c. Motif Perilaku Merokok

    Motif seseorang merokok secara umum terbagi menjadi dua, yaitu : 17

    1. Faktor psikologis

    a) Kebiasaan

    Perilaku merokok menjadi sebuah kebiasaan perilaku yang harus

    tetap dilakukan tanpa ada motif yang bersifat positif maupun

    negatif. Merokok dilakukan tanpa ada tujuan tertentu, seperti sudah

    menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.

    b) Reaksi emosi yang positif

    Merokok dilakukan untuk menghasilkan reaksi yang positif seperti

    perasaan senang dan kenikmatan tersendiri. Merokok juga menjadi

    simbol rasa kenjatantan dan kedewasaan bagi sebagian laki-laki.

    c) Reaksi untuk penurunan emosi

    Merokok digunakan sebagai cara untuk menghilangkan perasaan

    tegang dan cemas ketika akan menghadapi sesuatu. Merokok

    diyakini mampu menurunkan perasaan negatife tersebut.

    d) Alasan sosial

    Merokok ditujukan untuk mengikuti kebiasaan kelompok

    (umumnya remaja dan anak), identifikasi dengan perokok lain dan

    untuk menentukan image diri seseorang. Merokok pada anak

    biasanya terjadi akibat paksaan dari teman sebayanya.

    e) Kecanduan dan Ketagihan

    Seseorang merokok karena mengaku telah mengalami kecanduan.

    Motivasi merokok pertama kali karena alasan coba-coba namun

    Nikotin yang terdapat di dalam rokok mempengaruhi tubuh

    seseorang untuk terus mengonsumsi rokok.16

    2. Faktor Biologis

    Faktor ini menekankan pada kandungan nikotin yang terdapat dalam

    rokok. Nikotin sudah terbukti mempengaruhi ketergantungan secara

    biologis.7

  • 18

    d. Tahap Tahap Dalam Perilaku Merokok

    Ada beberapa tahapan dalam dalam perkembangan perilaku merokok

    yaitu : 7

    1. Tahap persiapan (preparatory)

    Tahap ini berlangsung saat individu belum mengenal rokok. Pada

    tahap ini terjadi pembentukan opini terhadap perilaku merokok. Hal

    ini disebabkan karena adanya pengaruh perkembangan sikap dan

    intense tentang rokok serta citra yang diperoleh dari perilaku

    merokok. Informasi dan perilaku merokok diperoleh dari observasi

    terhadap orang tua atau orang lain seperti kerabat ataupun juga lewat

    media. Pengaruh media salah satunya melalui iklan rokok dengan

    menggunakan artis atau model terkenal, sehingga menimbulkann

    kesan bahwa merokok adalah sesuatu yang glamour. Ada juga

    anggapan bahwa rokok adalah simbol kedewasaan dan kemandirian.

    Merokok dianggap sesuatu yang prestise, simbol pemberontakan dan

    salah satu upaya untuk menenangkan diri dalam situasi yang

    menegangkan. Pembentukan sikap dan opini terhadap rokok ini

    merupakan awal dari kebiasaan merokok.

    2. Tahap inisiasi (initiation)

    Pada tahap ini adalah tahapan yang kritis pada seorang individu

    karena tahap ini adalah tahap coba-coba dimana ia beranggapan

    bahwa dengan merokok ia akan terlihat dewasa. Tahap coba-coba ini

    dimulai dengan beberapa batang, apabila seseorang mulai mencoba 1-

    2 batang maka kemudian nantinya ia tidak akan menjadi seorang

    perokok. Akan tetapi seseorang yang awalnya mulai mencoba-coba

    dengan jumlah rokok > 10 batang, dikemudian hari ia memiliki

    kemungkinan sebesar 80% untuk menjadi seorang perokok.

    3. Tahap menjadi seorang perokok (becoming a smoker)

    Pada tahap ini individu mulai memberikan label bahwa dirinya

    adalah seorang perokok dan mulai ketergantungan pada rokok. Pada

    tahap ini terjadi pembentukan konsep belajar tentang kapan dan

  • 19

    bagaimana berprilaku merokok serta menyatakan peran perokok pada

    konsep dirinya. Pada umumnya mereka percaya bahwa rokok

    berbahaya bagi kesehatan orang lain tapi tidak bagi dirinya.

    4. Tahapan tetap menjadi perokok ( maintenance of smoking)

    Pada tahap ini faktor psikologis dan mekanisme biologis di

    gabungkan menjadi suatu pola perilaku merokok. Faktor faktor

    psikologis seperti kebiasaan, kecanduan, penurunan kecemasan, dan

    ketegangan relaksasi yang menimbulkan rasa senang, cara berteman,

    memperoleh penghargaan sosial dan stimulasi. Ada 2 faktor

    mekanisme biologis yang berperan utama dalam tahapan menjadi

    seorang perokok tetap yaitu efek penguat nikotin dan level nikotin

    yang dibutuhkan dalam aliran darah.7

    e. Klasifikasi perokok

    Pengukuran perilaku merokok pada seseorang dapat ditentukan

    pada suatu kriteria yang dibuat berdasarkan anamnesis atau

    menggunakan kriteria yang telah ada, biasanya batasan yang digunakan

    berdasarkan jumlah rokok yang dihisap setiap hari atau lamanya

    kebiasaan merokok.2 Perokok terdiri atas tiga kategori, yaitu 1). Bukan

    perokok adalah seseorang yang belum pernah mencoba merokok sama

    sekali; 2) Perokok eksperimen adalah seseorang yang pernah mencoba

    merokok tapi tidak menjadikannya suatu kebiasaan, dan 3) perokok

    tetap adalah perokok yang teratur merokok baik dalam hitungan

    mingguan atau dengan intensitas yang lebih tinggi lagi.7

    f. Dampak Perilaku Merokok

    Dampak perilaku merokok dibagi menjadi dua yaitu : 16

    a. Dampak positif

    Merokok menimbulkan dampak positif kesehatan yang sangat sedikit.

    Perokok menyatakan bahwa dengan merokok dapat menimbulkan

    mood positif dan menghilangkan segala emosi negatif pada diri

  • 20

    seorang perokok. Keuntungan merokok bagi perokok adalah

    mengurangi ketegangan, membantu berkonsentrasi, dukungan sosial

    dan menyenangkan.

    b. Dampak negatif

    Merokok dapat menimbulkan berbagai dampak negatif bagi

    kesehatan. Merokok tidak penyebab suatu penyakit tetapi merokok

    dapat memicu suatu jenis penyakit, sehingga bisa dikatakan merokok

    tidak menyebabkan kematian, tetapi dapat mendorong jenis penyakit

    tertentu yang dapat menyebabkan kematian. Beberapa penyakit yang

    dapat dipicu karena rokok antara lain kardiovaskular atau penyakit

    jantung, kanker, gangguan saluran nafas, peningkatan tekanan darah,

    penurunan kesuburan, maag, gondok, gangguan pembuluh darah,

    pengahambat pengeluaran air seni, penglihatan kabur, kulit menjadi

    kering, pucat, keriput, serta polusi udara dalam ruangan sehingga

    terjadi iritasi mata, hidung, telinga.

    B. ROKOK

    1. Pengertian

    Silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm

    (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang

    berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada

    salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup

    lewat mulut pada ujung lainnya.4

    Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau

    kemasan kertas yang dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam

    kantong. Sejak beberapa tahun terakhir, bungkusan-bungkusan tersebut

    juga umumnya disertai pesan kesehatan yang memperingatkan perokok

    akan bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan dari merokok, misalnya

    kanker paru-paru atau serangan jantung (walaupun pada kenyataannya

    itu hanya tinggal hiasan, jarang sekali dipatuhi).4

  • 21

    2. Kandungan pada rokok

    Asap rokok mengandung ribuan bahan kimia beracun dan bahan-

    bahan yang dapat menimbulkan kanker (karsinogen). Kandungan racun

    pada rokok antara lain :4

    a. Tar

    Tar terbentuk selama pemanasan tembakau. Tar merupakan

    kumpulan berbagai zat kimia yang berasal dari daun tembakau

    sendiri, maupun yang ditambahkan dalam proses pertanian dan

    industri sigaret. Tar adalah hidrokarbon aromatik polisiklik yang ada

    dalam asap rokok, tergolong dalam zat karsinogen, yaitu zat yang

    dapat menumbuhkan kanker. Kadar zat yang terkandung dalam asap

    rokok inilah yang berhubungan dengan resiko timbulnya kanker.

    b. Nikotin

    Nikotin adalah alkolid toksis yang terdapat dalam tembakau.

    Sebatang rokok umumnya berisi 1-3 mg nikotin. Nikotin diserap

    melalui paru-paru dan kecepatan absorbsinya hampir sama dengan

    masuknya nikotin secara intravena. Nikotin masuk ke dalam otak

    dengan cepat dalam waktu kurang lebih 10 detik. Dapat melewati

    barrier otak dan diedarkan ke seluruh bagian otak, kemudian

    menurun secara cepat, setelah beredar ke seluruh bagian tubuh dalam

    waktu 15-20 menit pada waktu penghisapan terakhir. Efek bifasik

    dari nikotin pada dosis rendah menyebabkan rangsangan ganglionik

    yang eksitasi. Tetapi pada dosis tinggi yang menyebabkan blokade

    gangbionik setelah eksitasi sepintas.

    c. Karbon Monoksida

    Karbon monoksida merupakan gas beracun yang tidak berwarna.

    Kandungannya didalam asap rokok 2-6%. Karbon monoksida pada

    paru-paru mempunyai daya pengikat (afinitas) dengan hemoglobin

    (Hb) sekitar 200 kali lebih kuat dari pada daya ikat oksigen (O2)

    dengan Hb. Dalam waktu paruh 4-7 jam sebanyak 10% dari Hb

    dapat terisi oleh karbon monoksida (CO) dalam bentuk COHb

  • 22

    (Carboly Haemoglobin), dan akibatnya sel darah merah akan

    kekurangan oksigen, yang akhirnya sel tubuh akan kekurangan

    oksigen. Pengurangan oksigen dalam jangka panjang dapat

    mengakibatkan pembuluh darah akan terganggu karena menyempit

    dan mengeras. Bila menyerang pembuluh darah jantung, maka akan

    terjadi serangan jantung.

    3. Penyakit yang diakibatkan oleh rokok

    Melihat dari kandungan bahan-bahan kimia yang terdapat dalam

    rokok tersebut, sangat jelas bahwa rokok merupakan bahan yang sangat

    berbahaya bagi tubuh dan dapat menimbulkan berbagai macam

    gangguan pada sistem yang ada dalam tubuh manusia. Berbagai penyakit

    mulai dari rusaknya selaput lendir sampai penyakit keganasan seperti

    kanker dapat ditimbulkan bari perilaku merokok. Beberapa penyakit

    tersebut antara lain :4

    a. Penyakit paru

    Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi

    saluran napas dan jaringan paru-paru. Pada saluran napas besar, sel

    mukosa membesar (hipertrofi) dan kelenjar mukus bertambah banyak

    (hiperplasia). Pada saluran napas kecil, terjadi radang ringan hingga

    penyempitan akibat bertambahnya sel dan penumpukan lendir.

    Pada jaringan paru-paru, terjadi peningkatan jumlah sel radang

    dan kerusakan alveoli. Akibat perubahan anatomi saluran napas, pada

    perokok akan timbul perubahan pada fungsi paru-paru dengan segala

    macam gejala klinisnya. Hal ini menjadi dasar utama terjadinya penyakit

    paru obstruksi menahun (PPOM) bahkan kanker paru merupakan jenis

    penyakit paling banyak yang diderita perokok. Sekitar 90% kematian

    karena kanker paru terjadi pada perokok .4

    b. Penyakit jantung koroner

    Seperti yang telah diuraikan diatas mengenai zat-zat yang

    terkandung dalam rorok. Pengaruh utama pada penyakit jantung terutama

  • 23

    disebakan oleh dua bahan kimia penting yang ada dalam rokok, yakni

    nikotin dan karbonmonoksida. Nikotin dapat mengganggu irama jantung

    dan menyebabkan sumbatan pada pembuluh darah jantung, sedangkan

    CO menyebabkan supply oksigen untuk jantung berkurang karena

    berikatan dengan Hb darah. Hal inilah yang menyebabkan gangguan

    pada jantung, termasuk timbulnya penyakit jantung koroner.4

    c. Impotensi

    Tjokronegoro, seorang dokter spesialis andrologi universitas

    Indonesia mengungkapkan bahwa, nikotin yang beredar melalui darah

    akan dibawa ke seluruh tubuh termasuk organ reproduksi. Zat ini akan

    menggangu proses spermatogenesis sehingga kualitas sperma menjadi

    buruk. Sedangkan Taher menambahkan, selain merusak kualitas sperma,

    rokok juga menjadi faktor resiko gangguan fungsi seksual terutama

    gangguan disfungsi ereksi (DE). Dalam penelitiannya, sekitar seperlima

    dari penderita DE disebabkan oleh karena kebiasaan merokok.4

    d. Kanker

    Tar yang terkandung dalam rokok dapat mengikis selaput lendir

    dapat diberbagai organ tubuh seperti ginjal, pankreas, leher rahim,

    kantung kemih, dan juga selaput lendir yang terdapat dimulut, bibir dan

    kerongkongan. Ampas tar yang tertimbun merubah sifat sel-sel normal

    menjadi sel ganas yang menyebakan kanker.4 Selain itu, kanker mulut

    dan bibir ini juga dapat disebabkan karena panas dari asap. Sedangkan

    untuk kanker kerongkongan, didapatkan data bahwa pada perokok

    kemungkinan terjadinya kanker kerongkongan dan usus adalah 5-10 kali

    lebih banyak daripada bukan perokok .14

    Perokok beresiko 10 kali lebih tinggi menderita periodontitis

    (gusi terbakar yang mengarah ke infeksi) yang akan merusak jaringan

    halus dan tulang. Jadi kandungan Tar dalam rokok dapat menyebabkan

    kanker ginjal, kanker pankreas, kanker leher rahim, kanker kantung

    kemih, kanker mulut, kanker kerongkongan, dan kanker darah.14

  • 24

    e. Merusak otak dan indera

    Sama halnya dengan jantung, dampak rokok terhadap otak juga

    disebabkan karena penyempitan pembuluh darah otak yang diakibatkan

    karena efek nikotin terhadap pembuluh darah dan supply oksigen yang

    menurun terhadap organ termasuk otak dan organ tubuh lainnya,

    sehingga sebetulnya nikotin ini dapat mengganggu seluruh system

    tubuh.4 Sistem tubuh yang dapat terganggu karena penggunaan nikotin

    antara lain; Mata: perokok beresiko 3 kali lebih tinggi menderita katarak

    yang menyebabkan kebutaan14

    f. Mengancam kehamilan.

    Hal ini terutama ditujukan pada wanita perokok. Banyak hasil

    penelitian yang menggungkapkan bahwa wanita hamil yang merokok

    meiliki resiko melahirkan bayi dengan berat badan yang rendah,

    kecacatan, keguguran bahkan bayi meninggal saat dilahirkan.4

    C. ANAK

    Anak adalah periode pekembangan yang merentang dari masa bayi

    hingga usia lima atau enam tahun, periode ini biasanya disebut dengan

    periode prasekolah, kemudian berkembang setara dengan tahun tahun

    sekolah dasar.1 Pada usia sekolah dasar sering disebut sebagai masa

    intelektual atau masa keserasian bersekolah. Pada masa keserasian

    bersekolah ini secara relative, anak-anak lebih mudah dididik daripada masa

    sebelumnya dan sesudahnya. Usia sekolah dasar (6-12 tahun) anak sudah

    dapat mereaksi rangsangan intelektual, atau melaksanakan tugas-tugas

    belajar yang menuntut kemampuan intelaktual atau kemampuan kognitif

    (seperti : membaca, menulis dan menghitung).17

    Pada permulaan usia 6 tahun anak mulai masuk sekolah, sehingga anak-

    anak mulai masuk kedalam dunia baru, dimana mulai banyak berhubungan

    dengan orang-orang diluar keluarganya dan berkenalan dengan suasana dan

    lingkungan baru dalam hidupnya.9

  • 25

    Beberapa gambaran karakteristik anak sekolah dasar antara lain sebagai

    berikut: karakteristik anak sekolah dasar yang pertama adalah senang

    bermain, karakteristik yang kedua senang bergerak, karakteristik yang ketiga

    senang bekerja dalam kelompok dan karakteristik keempat senang

    merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung. Anak sekolah dasar

    senang bergerak dan dapat duduk dengan tenang paling lama sekitar 30

    menit. Dalam pergaulan dengan kelompok sebaya, anak belajar aspek-aspek

    yang penting dalam proses sosialisasi. Seperti: belajar memenuhi aturan-

    aturan kelompok, belajar setia kawan, belajar tidak tergantung pada orang

    lain dan diterima di lingkungannya, belajar menerima tanggung jawab,

    belajar bersaing dengan orang lain secara sehat dan sportif.9

    Anak usia sekolah biasanya banyak memiliki aktivitas bermain yang

    menguras banyak tenaga, dengan demikian terjadi ketidakseimbangan antara

    energi yang masuk dengan energi yang keluar. Akibatnya tubuh anak

    menjadi kurus, untuk mengatasinya dengan mengontrol waktu bermain anak

    sehingga anak memiliki waktu istirahat yang cukup. Kurangnya nafsu

    makan dapat disebabkan banyak jajan, untuk meningkatkannya dapat

    diberikan obat nafsu makan sesuai dosis yang dianjurkan. Makanan jajanan

    yang kurang mengandung nilai gizi dan kebersihannya kurang terjaga, maka

    akan menimbulkan dampak yang merugikan kesehatan.9

    Masa usia sekolah dasar sering disebut sebagai masa intelektual atau

    masa keserasian bersekolah. Pada masa keserasian bersekolah ini secara

    relatif, anak-anak lebih mudah untuk dididik dari pada masa sebelum dan

    sesudahnya. Masa ini diperinci lagi menjadi 2 fase, yaitu:18

    1) Masa kelas-kelas rendah sekolah dasar, kira-kira 6 atau 7 tahun sampai

    umur 9 atau 10 tahun. Beberapa sifat anak-anak pada masa ini antara lain

    sebagai berikut:

    a) Adanya hubungan positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan

    prestasi (apabila jasmaninya sehat banyak prestasi yang diperoleh).

    b) Sikap tunduk kepada peraturan-peraturan permainan yang

    tradisional.

  • 26

    c) Adanya kecenderungan memuji diri sendiri (menebut nama sendiri).

    d) Suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak lain.

    e) Apabila tidak dapat menyelesaikan suatu soal, maka soal itu

    dianggap tidak penting.

    f) Pada masa ini (terutama usia 6-8 tahun) anak menghendaki nilai

    (angka rapor) yang baik tanpa mengingat apakah prestasinya

    memang pantas di beri nilai baik atau tidak.

    2) Masa kelas tinggi sekolah dasar kira-kira kira umur 9 atau 10 tahun

    sampai 12 atau 13 tahun. Beberapa sifat khas anak-anak pada masa ini

    ialah:

    a) Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang kongkret.

    Hal ini menimbulkan adnya kecenderungan untuk membandingkan

    pekerjaan-pekerjaan yang praktis.

    b) Amat realistik, ingin mengetahui, ingin belajar.

    c) Menjelang akhir masa ini telah ada minat kepada hal-hal dan mata

    pelajaran khusus, yang oleh para ahli yang mengikuti teori faktor

    ditafsirkan sebagai mulai menonjolnya faktor-faktor (bakat-bakat

    khusus).

    d) Sampai umur kira-kira umur 11 tahun anak membutuhkan guru atau

    orang-orang dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugas dan

    memenuhi keinginnanya. Selepas umur ini pada umumnya anak

    menghadapi tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha untuk

    menyelesaikannya.

    e) Pada masa ini, anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran

    yang tepat (sebaik-baiknya) mengenai prestasi sekolah.

    f) Anak-anak pada usia ini gemar membentuk kelompok sebaya

    biasanya untuk dpat bermain bersama-sama. Dalam permainan itu

    biasanya anak tidak lagi terikat kepada peraturan permainan yang

    trdisional (yang sudah ada), mereka membuat peraturan sendiri.17

  • 27

    D. Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Merokok

    Salah satu faktor pembentuk perilaku seseorang adalah faktor

    pendorong. Salah satu unsur dari faktor pendorong adalah pengetahuan.8

    Dalam proses pembentukan perilaku pengatahuan ini sering diimbangi oleh

    faktor pembentuk perilaku lainnya. Faktor lainnya inilah yang terkadang

    membentuk perilaku menerima terhadap rokok sehingga siswa setuju untuk

    mengadopsi perilaku merokok menjadi kebiasaan sehari-harinya. Hal ini

    sesuai dengan penelitian Alamsyah yang menunjukan meskipun seseorang

    memiliki pengetahuan yang baik tentang bahaya dan kandungan rokok tetap

    memiliki kebiasaan merokok. Pada penilitian Alamsyah justru menunjukan

    bahwa remaja yang mengetahui bahaya merokok lebih banyak yang merokok

    daripada yang tidak tahu.19 Sukaenah juga menyatakan bahwa pengetahuan

    yang baik tidak diiringi dengan perilaku yang baik pula terhadap rokok.

    E. Hubungan Lingkungan Sosial dengan Perilaku Merokok

    Lingkungan sosial merupakan salah satu faktor penguat untuk

    mendorong perilaku merokok.8 Lingkungan sosial yang mungkin sangat

    berpengaruh dalam perilaku merokok siswa adalah orang tua dan teman

    sebaya. Menurut beberapa penelitian teman sebaya mempunyai pengaruh

    yang sangat besar dalam tahapan seseorang menjadi perokok, dalam

    penelitian itu juga disebutkan bahwa sebagian besar siswa sekolah dasar

    mulai merokok karena ajakan teman sebayanya. Selain teman sebaya, orang

    tua juga memmiliki pengaruh yang besar terhadap perilaku merokok anak.19

    Seorang anak memiliki kecenderungan untuk meniru perilaku orang tuanya,

    anak yang merokok biasanya juga memiliki orang tua yang merokok juga.

    Anak menjadi tidak asing dengan rokok, bau rokok, dan perilaku merokok

    keluarganya.2

    Pada penelitian Amelia bahwa penyebab perilaku merokok pada remaja

    adalah pengaruh orang tua, teman sebaya,dan faktor kepribadian.20 Keluarga

    yang orang tuanya merokok berperan dalam perilaku merokok anak.2

  • 28

    Penelitian Safrudin juga menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara

    dukungan orang tua dan teman sebaya dengan perilaku merokok.21

    F. Hubungan Ketersediaan Sarana Prasarana dengan Perilaku Merokok

    Ketersediaan sarana dan prasarana adalah salah satu faktor pemungkin

    yang memungkinkan terhadap perilaku yang memungkinkan suatu atau

    motivasi atau aspirasi terlaksana.8 Berdasarkan penelitian Alamsyah

    mengatakan bahwa remaja memperoleh uang untuk membeli rokok dari uang

    saku yang diberikan orangtuanya. Pada usia tersebut seorang anak masih

    mendapatkan uang dari kedua orangtuanya. Remaja memiliki tempat-tempat

    khusus yang digemarinya untuk merokok yaitu rumah,sekolah dan tempat

    bermain. Sebagian melakukan aktivitas merokok pada sore atau malam

    hari.19 Penelitian tersebut menunjukan bahwa tersedianya sarana mendukung

    seorang remaja untuk berperilaku merokok.

    G. Kerangka Teori

    Berdasarkan teori perilaku, perilaku adalah apa yang dikerjakan oleh

    organisme, baik yang dapat diamati secara langsung maupun secara tidak.8

    Perilaku siswa merokok pada siswa sekolah dasar adalah siswa sekolah dasar

    yang melakukan kegiatan merokok, baik sebagai perokok tetap, coba-coba

    ataupun bukan perokok.7 Perilaku siswa sekolah dasar untuk merokok juga

    dipengaruhi oleh faktor pembentuk perilaku, yaitu faktor pendorong, faktor

    pemungkin dan faktor penguat.8

    Faktor pendorong yang mencakup pengetahuan, sikap, keyakinan, nilai,

    dan persepsi berkenaan dengan motivasi seseorang atau kelompok untuk

    bertindak. Faktor pemungkin adalah faktor enteseden terhadap perilaku yang

    memungkinkan suatu atau motivasi atau aspirasi terlaksana Faktor

    pemungkin ini juga menyangkut keterjangkauan sumber daya, biaya, jarak,

    ketersediaan transportasi, ketersediaan sarana prasarana dan sebagainya,

    termasuk pula di dalamnya petugas kesehatan seperti perawat, bidan, dokter,

    dan pendidikan kesehatan sekolah.8

  • 29

    Faktor penguat adalah faktor yang menentukan apakah tindakan

    kesehatan, memperoleh dukungan atau tidak. Faktor-faktor ini meliputi faktor

    sikap dan perilaku tokoh masyarakat (toma), tokoh agama (toga), sikap dan

    perilaku para petugas termasuk petugas kesehatan,orang tua,teman atau

    orang-orang yang berada di sekitar lingkungan seseorang, serta undang-

    undang dan peraturan-peraturan. Kerangka teori faktor perilaku seseorang

    dapat terlihat pada bagan berikut.

    Gambar 2.1

    Kerangka Teori

    Faktor Pendorong1. Pengetahuan2. Motivasi3. S ikap4. Kepercayaan5. Persepsi

    Faktor Pemungkin1. Ketersediaan sarana

    dan prasarana2. Pendidikan

    Kesehatan disekolah

    3. Petugas Kesehatan

    Faktor Penguat1. Orang tua2. Teman sebaya3. Tokoh agama4. Tokoh masyarakat5. Peraturan (undang-

    undang)

    Perilaku merokok siswaSekolah Dasar

  • 30

    H. Kerangka Konsep

    Pada penelitian ini tidak semua faktor resiko yang berpengaruh

    terhadap perilaku siswa sekolah dasar untuk berperilaku merokok diteliti

    karena adanya beberapa hal keterbatasan. Variabel yang akan diteliti adalah

    variabel bebas (pengetahuan, lingkungan sosial, dan ketersediaan sarana

    prasarana) dan variabel terikatnya adalah perilaku merokok yang selanjutnya

    terlihat pada bagan kerangka konsep berikut;

    Gambar 2.2

    Kerangka Konsep

    PengetahuanSiswa SD tentang rokok

    Ketersediaan sarana danprasarana bagi siswa untukberprilaku merokok dirumah dan sekolah meliputitempat yang menjual rokok,tempat yang biasadigunakan untuk aktivitasmerokok, jarak rumahresponden dengan tempatyang menjual rokok,keberadaan iklan-iklanrokok disekitar rumahresponden.

    Lingkungan Sosial : orangtua, teman sebaya, sahabatdan guru terhadap perilakumerokok

    Perilaku merokok siswaSekolah Dasar

    Variabel bebas: Variabel terikat:

  • 31

    I. Hipotesis Penelitian

    Adapun hipotesa dalam penelitian ini adalah

    a. Ada hubungan pengetahuan dengan perilaku merokok pada siswa

    sekolah dasar SDN Ungaran 02.04

    b. Ada hubungan lingkungan sosial dengan perilaku merokok pada

    siswa sekolah dasar SDN Ungaran 02.04

    c. Ada hubungan ketersediaan sarana prasarana dengan perilaku

    merokok pada siswa sekolah dasar SDN Ungaran 02.04