4
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aedes sp merupakan vektor dari beberapa penyakit yang menyerang manusia seperti malaria, demam kuning (yellow fever), demam berdarah dengue dan lain-lain.Walaupun sebagai vektor utama pembawa virus dengue, namun tidak setiap gigitan nyamuk Aedes sp dapat mengakibatkan demam berdarah. Hanya nyamuk yang mengandung virus dengue yang dapat menimbulkan penyakit. (Genis .G, 2008) Nyamuk Aedes sp merupakan masalah yang cukup besar menyangkut kesehatan masyarakat di negara-negara dengan iklim tropis termasuk Indonesia. DBD adalah salah satu masalah besar yang ditimbulkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. (Ndione .RD, 2007) Nyamuk Aedes aegypti adalah nyamuk yang mempunyai sifat yang khas, menggigit pada waktu pagi dan sore hari, hinggap antara lain di gantungan baju, dan berkembang biak di tempat penampungan air bersih seperti bak mandi, tempayan, tempat minum burung dan barang-barang bekas yang dibuang sembarangan yang pada waktu hujan terisi air. Serupa dengan Aedes aegypti, Aedes albopictus juga dikenal sebagai nyamuk harimau Asia, berkembang pada jenis kontainer yang sama dan juga menularkan virus dengue. (Soegeng .S, 2006) 1

Jtptunimus Gdl Restiapriy 6232 1 Babi

  • Upload
    aldibae

  • View
    212

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

a

Citation preview

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aedes sp merupakan vektor dari beberapa penyakit yang menyerang

manusia seperti malaria, demam kuning (yellow fever), demam berdarah

dengue dan lain-lain.Walaupun sebagai vektor utama pembawa virus dengue,

namun tidak setiap gigitan nyamuk Aedes sp dapat mengakibatkan demam

berdarah. Hanya nyamuk yang mengandung virus dengue yang dapat

menimbulkan penyakit. (Genis .G, 2008)

Nyamuk Aedes sp merupakan masalah yang cukup besar menyangkut

kesehatan masyarakat di negara-negara dengan iklim tropis termasuk

Indonesia. DBD adalah salah satu masalah besar yang ditimbulkan oleh

nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. (Ndione .RD, 2007)

Nyamuk Aedes aegypti adalah nyamuk yang mempunyai sifat yang

khas, menggigit pada waktu pagi dan sore hari, hinggap antara lain di

gantungan baju, dan berkembang biak di tempat penampungan air bersih

seperti bak mandi, tempayan, tempat minum burung dan barang-barang bekas

yang dibuang sembarangan yang pada waktu hujan terisi air. Serupa dengan

Aedes aegypti, Aedes albopictus juga dikenal sebagai nyamuk harimau Asia,

berkembang pada jenis kontainer yang sama dan juga menularkan virus

dengue. (Soegeng .S, 2006)

1

2

Telur, larva, dan pupa nyamuk Aedes sp tumbuh dan berkembang di

dalam air. Genangan air yang disukai nyamuk Aedes sp sebagai tempat

perindukannya (breeding place) adalah genangan air yang terdapat di dalam

suatu wadah atau kontainer, bukan genangan air di tanah. Dengan demikian

nyamuk Aedes sp hanya akan hidup dan bertelur di genangan air bersih saja

dan tidak mungkin hidup pada genangan air yang kotor dan bersinggungan

dengan tanah. (Soegeng .S, 2006)

Menurut ahli entomologi kesehatan Fakultas Kedokteran Hewan Institut

Pertanian Bogor (IPB) Upik Kusumawati Hadi, perilaku nyamuk perantara

penularan (vektor) penyakit DBD mulai berubah. Jika sebelumnya nyamuk

Aedes sp hanya suka berada di air bersih, tapi sekarang nyamuk ini bisa

tinggal di air yang tercemar. Beberapa waktu yang lalu ditemukan, nyamuk

yang tubuhnya berwarna belang hitam putih itu bisa hidup pada air yang

mengandung deterjen, kaporit, kotoran hewan, dan air sabun. Sedangkan

nyamuk ini sebelumnya hanya berkembang biak di air yang tidak bersentuhan

langsung dengan tanah. Ditambahkannya lagi bahwa tidak hanya di air bersih

yang tergenang, saat ini penyebar demam berdarah dapat hidup di air

comberan sekalipun, sehingga muncullah sebuah teori baru yang menyatakan

bahwa nyamuk Aedes sp dapat hidup pada genangan air yang tercemar.

(Upik .K H, 2010).

Sebuah penelitian serupa telah dilakukan di Universitas Udayana, Bali.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kemampuan menetas telur Aedes

aegypti bila kontak dengan kedua jenis air limbah yaitu air sabun dan air

3

detergent. Penelitian ini mendapatkan bahwa rata-rata telur yang menetas

menjadi larva pada hari ke-7 pada kelompok kontrol sebanyak 14,48%, pada

air sabun dalam konsentrasi 0,5 gram/liter sebanyak 58,9% dan pada air sabun

dalam konsentrasi 1 gram/liter sebanyak 42,77 % . Uji statistik mendapatkan

bahwa air sabun pada kedua konsentrasi mempercepat dan meningkatkan

jumlah larva yang terbentuk bila dibandingkan dengan kontrol. Pada air yang

mengandung detergen konsentrasi 1,75 gram/liter dan 3 gram/liter tidak

ditemukan telur Aedes aegypti yang menetas. (I Made .S, 2008)

Dari beberapa pendapat ini ditemukan masih adanya fenomena silang

pendapat perihal kemampuan Aedes sp berkembang biak di air yang

bersinggungan dengan tanah, sehingga perlu diadakannya pembuktian ilmiah.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu dibuktikan perihal

ketahanan hidup Aedes sp pada media air yang bersinggungan dengan tanah.

C. Tujuan Penelitian

1. Umum

Menguji ketahanan hidup Aedes sp pada media air yang

bersinggungan dengan tanah.

2. Khusus

a) Menguji ketahanan hidup Aedes sp pada air dalam bejana.

4

b) Menguji ketahanan hidup Aedes sp pada air di bejana yang

bersinggungan dengan tanah.

c) Menghitung frekuensi Aedes sp yang mampu berkembang biak pada

air dalam bejana dan air yang bersinggungan dengan tanah.

d) Membandingkan kemampuan berkembang biak Aedes sp pada air

dalam bejana dan air yang yang bersinggungan dengan tanah.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Dinas Kesehatan

Penelitian ini diharapkan dapat membantu Dinas Kesehatan dalam

perencanaan penyusunan kebijakan untuk menanggulangi penyakit-

penyakit yang disebabkan oleh nyamuk Aedes sp.

2. Bagi Juru Pemantau Jentik

Penelitian ini diharapkan dapat membantu Jumantik (Juru Pemantau

Jentik) untuk mengubah strategi dalam penanggulangan jentik nyamuk

Aedes sp, salah satu caranya yakni dengan melakukan survei tidak hanya

pada kontainer tapi juga pada tempat-tempat lain yang terlihat kotor.

3. Bagi Masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kewaspadaan

masyarakat untuk tidak hanya memperhatikan genangan air yang bersih,

tapi juga genangan air yang tercemar.