Jtptunimus Gdl Sugiyonoco 5229 2 Bab2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

adafa

Citation preview

  • BAB II

    DASAR TEORI

    2.1.Kontruksi Gookart

    Kendaran menurut jumlah roda penerus daya dibagi menjadi dua jenis, yaitu

    kendaraan roda dua dan kendaraan roda empat, dimana gokart termasuk jenis

    kendaraan roda empat. Kendaraan roda empat mempunyai empat komponen

    utama, yaitu:

    1. Rangka/Chasis

    2. Body

    3. Rangkaian Penghasil tenaga

    4. Rangkaian penerus tenaga

    Demikian juga dengan gokart, secara garis besar sama hanya tanpa body dan

    sebagian besar komponennya berupa chasis, karena gokart merupakan kendaraan

    kecil yang digunakan untuk sirkuit balap dengan lintasan yang rata dan tikungan

    tikungan dengan jarak yang dekat maka paling dibutuhkan oleh sebuah gokart

    adalah akselerasi yang ditentukan oleh rangkaian penghasil tenaga dan rangkaian

    penerus tenaga, serta kekuatan atau keamanan dari frame chasis gokart tersebut.

    Desain gokart yang penyusun buat adalah seperti gambar berikut

    Gambar 2.1. Desain Gokart

  • 2.2.Komponen Utama

    Gokart terdiri dari beberapa komponen utama antara lain

    2.2.1. Rangka/Chasis

    Chasis gokart biasa terbuat dari besi kotak 4x2 cm, dimana desain chasis

    gokart tidak menggunakan suspensi, jadi chasis berfungsi juga sebagai suspensi

    dari gokart, jadi bahan dari chasis harus memenuhi syarat yaitu cukup flexible

    atau lentur dan mempunayi kekakuan yang cukup,dan bahan tidak mudah

    mengalami kegagalan patah.

    2.2.2. Mesin

    Penghasil tenaga yang biasa di gunakan dalam gokart ada beberapa macam

    yaitu, mesin 4 langkah, dan mesin 2 langkah, dimana dijelaskan lebih lanjut:

    1. Mesin 2 langkah : Pada mesin 2 tak langkah, mempunyai 2 langkah kerja,

    yaitu:

    a. langkah ekspansi

    b. langkah kompresi

    a) Langkah kompresi: Torak/piston bergerak dari TMB ke TMA,saluran

    masuk bahan bakar terbuka,campuran bahan bakar & udara masuk ke ruang

    karter& gas yang ada di ruang bakar dimampatkan oleh piston.

    b) Langkah ekspansi: Beberapa derajat sebelum TMA busi meloncatkan bunga

    api listrik & gas yang ada di ruang bakar akan terbakar & timbul tekanan

    yang tinggi sehingga mendorong piston ke TMB. Saluran masuk tertutup &

    bahan bakar di dalam karter naik ke ruang bakar melalui saluran pembilasan

    sekaligus mendorong gas sisa pembakaran keluar dari ruang bakar melalui

    saluran buang.

  • Gambar 2.2. Langkah kerja mesin 2 langkah

    2. Mesin 4 langkah : mempunyai 4 langkah kerja,yaitu:

    a. langkah hisap

    b. langkah usaha

    c. langkah kompresi

    d. langkah buang

    Keterangan:

    a) Langkah hisap: katup hisap membuka, torak bergerak dari titik mati atas

    ke titik mati bawah ,dan menghisap campuran bensin dan udara.

    b) Langkah kompresi: torak bergerak dari titik mati bawah ke titik mati

    atas,pada saat torak akan mencapai titik mati atas, busi meloncatkan

    bunga api listrik yang membakar campuran bensin dan udara. Kemudian

    timbul ledakan yang mendorong torak ke TMB.

    c) Langkah usaha: torak bergerak dari TMA ke TMB karena terdorong

    oleh ledakan yang timbul pada saat kompresi, pada saat ini timbul

    langkah kerja/langkah usaha.

    d) Langkah buang: torak bergerak dari TMB ke TMAdan membuang sisa

    gas hasil pembakaran.pada saat ini katup buang membuka.

    Proses tersebut terjadi berulang-ulang dimulai dari langkah hisap sampai

    langkah buang dan menggerakkan mesin.

  • Gambar 2.3. langkah kerja mesin 4 langkah

    2.2.3 Transmisi (Rangkaian penerus tenaga)

    Dalam gokart tidak menggunakan gardan ini berarti kedua roda mempunyai

    torsi dan kecepatan putar yang sama sehingga dalam posisi belok maka salah satu

    roda mengalami pergeseran dan roda lain sedikit terangkat, ini menyebabkan saat

    membelok roda gokart kehilangan cekaman terhadap lintasan. Pada gokart yang

    penyusun buat daya ditransmisikan oleh belt dan pully, dan Kopling sentrifugal.

    Dimana perhitungan kopling sentrifugal merupakan tugas khusus bagi penyusun

    2.2.4 Roda (Tires)

    Roda dan velg yang digunakan dalam gokart lebih kecil daripada yang

    biasa digunakan pada mobil. Roda dan Velg digunakan dalam pembuatan gokart

    adalah roda dan velg dari sepeda motor Scooter, dikarenakan roda dan velg vespa

    mempunyai diameter yang sesuai dengan yang digunakan pada gokart umumnya.

    Ban jenis ini termasuk kalsifikasi ban jenis Rain/WetBan, jenis ini digunakan,

    dimana ban ini mempunyai alur dan terbuat dari compon yang lunak dan

    mempunyai permukaan cekam yang lebih sempit dari ban jenis slick. Ban jenis ini

    dibuat untuk mempunyai daya cekam yang lebih besar.

  • 2.3.Performa Gokart

    Dalam dinamika kendaraan khususnya gokart, adalah kendaraan yang

    merupakan benda kaku tanpa suspensi. Untuk dapat bergerak kendaraan harus

    memiliki gaya dorong yang cukup untuk melawan semua hambatan pada

    kendaraan. Gaya dorong ini terjadi pada roda penggerak kendaraan, yang

    ditransformasikan dari torsi mesin ke roda penggerak. Gambar 2.4 berikut

    menunjukan diagram benda bebas kendaraan yang menggambarkan gaya dorong

    dan hambatan meliputi angin dan rolling.

    Gambar 2.4 Diagram Benda bebas Kendaraan

    Keterangan :

    F = gaya dorong dari mesin penggerak

    Ff = gaya dorong roda depan

    Fr = gaya dorong roda belakang

    Rr = gaya hambat rolling roda belakang

    Rf = gaya hambat rolling roda depan

    Ra = gaya hambat angin

    m = massa total gokart

    2.3.1. Kinerja Traksi Kendaraan

    Kinerja traksi kendaraan merupakan kemampuan kendaraan untuk melaju

    dengan membawa suatu beban dan melawan hambatan. kemampuan tersebut

    Ra

    Fr Rr Ff Ff

    F

    m

  • sangat dipengaruhi oleh kemampuan mesin, pemilihan tingkat dan rasio transmisi,

    serta jenis transmisi yang dipakai.

    2.3.2. Penentuan Posisi Titik Berat

    Sebelum menganalisis dinamika kendaraan lebih lanjut, maka perlu ditentukan

    terlebih dahulu dimana titik berat dari kendaraan. Untuk menentukan titik berat

    kendaraan dapat menggunakan sistem eksperimen, yaitu ditimbang dengan asumsi

    bahwa beban terdistribusi merata. Secara bergantian roda depan dan roda

    belakang ditimbang seperti gambar 2.5 a dan 2.5 b

    (a)penimbangan pada roda depan (b)penimbangan pada roda belakang

    Gambar 2.5 (c)Titik Berat Kendaraan

    Dari penimbangan tersebut didapat :

    Wf = berat kendaraan roda depan / gaya reaksi roda depan

    Wr = berat kendaraan roda belakang / gaya reaksi belakang

    Dimana L = Lr + Lf ; adalah jarak antara kedua sumbu roda depan dan belakang,

    dan Wt = Wf + Wr ; merupakan berat total.

    Penumpu L Penumpu L

    Timbangan Timbangan

  • Dengan menggunakan rumus M = 0, didapat :

    ( i ) Wr . L = Lr . W Lr = Wr. L / W

    ( ii ) Wf L = Lf . W Lf = Wf .L / W

    Untuk menentukan tinggi titik berat kendaraan maka dapat dilakukan

    dengan cara percobaan seperti gambar 2.6

    Gambar 2.6 Tinggi Titik Berat

    Dalam keadaan statis, dengan rumus MA = 0 MA = 0 W . tan . Hf = Wr.L W.Lr h f = tan.

    ..W

    aWLWr

    Tinggi titik berat dari permukaan jalan :

    H = hf + r

    Dimana r = jari jari roda

    2.4.Karakteristik Kinerja Laju kendaraan

    Kinerja laju dari suatu kendaraan sangat erat terkait dengan karakteristik gaya

    dorong yang dihasilkan oleh kendaraan dan karakteristik gaya hambatan yang

    dialami.

    Ada empat parameter pokok yang sering dipakai untuk menunjukkan kemampuan

    laju suatu kendaraan, yaitu :

    a) Percepatan kendaraan ( a ) yang dapat dihasilkan pada setiap kecepatan

    kendaraan.

  • b) Waktu yang diperlukan ( t ) untuk menaikkan kecepatan dari kecepatan

    awal (V0) ke kecepatan yang lebih tinggi (Vt).

    c) Jarak tempuh ( s ) yang diperlukan untuk menaikkan kecepatan dari V0 ke

    Vt

    2.5.Sistem Kemudi Pada Kendaraan

    Sistem kemudi pada kendaraan bertujuan untuk mengendalikan arah gerakan

    (handling ) kendaraan. Suatu sistem kemudi dikatakan ideal jika mempunyai

    sifat sifat sebagai berikut :

    1. Dapat digunakan sebagai pengendali arah kendaraan untuk segala

    kondisi,segala jenis belokan, dan dalam segala kecepatan.

    2. Dapat menjamin serta menjaga kestabilan kendaraan pada segala jenis

    gerakan belok dan dalam segala kecepatan

    3. Tidak membutuhkan tenaga yang besar dari pengemudi untuk

    menggerakkan dan mengendalikan arah roda kemudi.

    4. Tidak membahayakan pengemudi jika terjadi kecelakaan pada kendaraan.

    Pada pembahasan handling ditujukan sebagai pengantar kaji handling

    kendaraan, sehingga kendaraan dimodelkan sebagai benda kaku dimana pengaruh

    supensi diabaikan. Model yang dibahas bertujuan untuk menunjukkan pengaruh

    dari sifat sifat ban, letak pusat massa, kecepatan maju kendaraan, dan mengarah

    pada kesimpulan praktis yang penting pada stabilitas arah dan kontrol.

    2.5.1. Klasifikasi Sistem Pengemudi

    Sistem kemudi sangat penting di dalam mengendalikan sebuah kendaraan,

    dimana kendaraan akan bergerak berdasarkan sistem kemudi yang digerakkan

    oleh sang pengemudi.

    Ada beberapa macam sistem kemudi :

    A. Berdasarkan tenaga yang digunakan

    berdasarkan tenaga yang digunakan sistem kemudi ada dua yaitu:

    1. Manual steering

  • Sistem kemudi ini sering juga disebut konvensional dimana semua

    tenaga yang diperlukan untuk membelokkan roda dating dari

    pengemudi yang ditransmisikan melalui sistem kemudi

    2. Power steering

    Kendaraan yang menggunakan sistem kemudi ini memiliki sistem

    tenaga untuk membantu pengemudi membelokkan roda kendaraan.

    Tenaga yang diperlukan dari pengemudi hanya kecil yaitu

    umumnya hanya untuk memberi signal atau menggerakkan katup

    pengatur sistem tenaga. Sebagian besar sistem tenaga dari power

    steering pada kendaraan adalah sistem hidraulik. Sebuah pompa

    hidraulik mensuply hidraulik bertekanan tinggi jika pengemudi

    memutar lingkar kemudi

    B. Berdasarkan jumlah roda yang bergerak

    Berdasarkan jumlah roda yang bergerak ada dua sistem kemudi yaitu :

    1. Kemudi penggerak dua roda

    Sistem kemudi 2 roda yaitu sistem kemudi yang hanya

    menggunakan belokan 2 roda (roda depan) untuk mengendalikan arah

    gerakan kendaraan. Hampir semua kendaraan roda empat untuk saat

    ini menggunakan sistem kemudi 2 roda yaitu sistem kemudi yang

    hanya menggunakan 2 roda depan sebagai roda pengendali arah.

    Kendaraan dengan sistem kemudi 2 roda pada saat belok bisa terjadi

    kondisi understeer atau oversteer. Umumnya pada kecepatan tinggi

    atau kondisi operasional kendaraan kurang bagus sering terjadi kondisi

    yang membingungkan pengemudi karena kendaraan tak terkendali

    sehingga mengakibatkan kecelakaan. Permasalahan yang sering terjadi

    jika berbelok pada kecepatan tinggi adalah roda belakang skid ke

    sampaing sehingga terjadi gerakan yang terlalu besar sehingga

    pengemudi tidak mampu mengendalikan kendaraannya. Pada kondisi

    tersebut pengendalian kendaraan oleh pengemudi dengan

  • menggunakan belokan roda depan saja sudah tidak mampu lagi

    menstabilkan kendaraan.

    Gambar 2.7. Diagram Kemudi Penggerak 2 Roda

    Dimana :

    : sudut slip roda belakang

    : sudut slip roda depan

    : sudut belok roda depan dari arah normal

    R : radius putar kendaraan

    2. Kemudi penggerak empat roda Sistem kemudi 4 roda yaitu sistem kemudi yang menggunakan

    belokan keempat roda untuk mengendalikan arah gerakan. Belokan

    roda depan berfungsi sebagai pemberi arah sedangkan belokan

    roda belakang berfungsi sebagai pengendali atau penyetabil arah

    dari gerakan kendaraan. Sistem kemudi 4 roda ini menggunakan

    belokan roda belakang untuk menstabilkan arah gerak kendaraan

  • serta memperkecil kemungkinan terjadi kehilangan kendali pada

    kendaraan.

    Gambar 2.8. Diagram Kemudi Penggerak 4 Roda

    Dimana :

    r : sudut slip roda belakang

    f : sudut slip roda depan

    r : sudut belok roda belakang dari arah normal

    f : sudut belok roda depan dari arah normal

    R2 : radius putar kendaraan

    2.5.2. Sistem kemudi pada gokart

    Sistem kemudi yang digunakan pada gokart termasuk sistem kemudi 2 roda

    dengan manual stering ini dikarenakan Sistem kemudi yang penyusun gunakan

    dalam pembuatan gokart hanya menggunakan belokan 2 roda (roda depan) untuk

    mengendalikan arah gerakan kendaraan dan hanya memakai tenaga manual

    stering, Sistem kemudi ini sering juga disebut konvensional dimana semua tenaga

    yang diperlukan untuk membelokkan roda dari pengemudi yang ditransmisikan

    melalui sistem kemudi

    2.6.Mesin Penggerak

  • Mesin penggerak yang digunakan untuk sumber tenaga gokart mempunyai

    spesifikasi sebagai berikut:

    Jenis : Air Cooled, 4 langkah

    Daya Maksimum : 6,5 Hp

    Kecepatan : 3000 rpm

    CC : 160 liter

    Sumber tenaga yang digunakan untuk menggerakan gokart adalah motor besin

    4 langkah dengan daya maksimum 6,5 HP, dimana ditransmisikan oleh rangkaian

    puly dan belt

    2.6.1. Motor Bensin

    Adalah suatu motor yang mengunakan bahan bakar dari bensin, sebelum

    bahan bakar masuk kedalam silinder terlebih dahulu mengalami pencampuran

    bahan bakar dan udara pada kaburator. Kemdian setelah tercampur masuk

    ruang silinder pembakaran dan dikopresikan oleh torak, bunga api terpercik

    dari busi , sehingga terjadi pembakaran yang membuat ledakan sehingga

    mampu medorong torak kearah TMB (titik mati bawah), tenaga ini

    mendorong torak turun naik sesuai alur dari silinder, gerak turun naik torak

    oleh poros engkol diubah menjadi gerak putar.

    2.6.2. Siklus Motor 4 langkah

    Pada motor 4 langkah siklus yang terjadi pada proses pembakaran dalam

    silinder adalah:

    1. Proses temperature konstan (isothermal)

    Proses ini terjadi didalam silinder pada saat gas dimasukan kedalam

    silinder kemudian gas berubah karena tekanan torak, suhu akan dijaga agar

    tetap konstandengan jalan memanaskan dan mendinginkan silinder

    2. Proses tekanan konstan (isobaris)

    Proses yang terjadi dimana keadaan gas berubah dengan cara memanaskan

    silinder, sedang torak bergerak bebas sehingga tekanan gas dalam silinder

    konstan.

    3. Proses Volume konstan

  • Proses yang terjadi dalam silinder dimana pada saat langkah kompresi gas

    disrubah dengan cara memanaskan silinder dan torak tidak bergerak

    sehingga volume gas tetap konstan.

    4. Proses Isentropik

    Proses kompresi gas didalam siinder dimana suhu gas sama.

    5. Proses Polintropis

    Proses yang terjadi didalam silinder dimana tekanan dan volume dianggap

    sama

    Gambar 2.9. Diagram P-V aktual dari siklus motor bensin

    Dimana:

    qm =jumlah kalor yang dimasukkan

    qk =jumlah kalor yang dikeluarkan

    Sifat ideal yang dipergunakan serta keterangan mengenai proses siklusnya dari

    gambar 2.3 adalah sebagai berikut:

    kurva 0 - 1 : Langkah hisap, pada tekanan konstan

    kurva 1-2 : Lankah kompresi, pada proses isentropis

    kurva 2 - 3 : Proses pembakaran pada volume konstan, proses

    pemasukan kalor pada volume konstan.

    kurva 3 - 4 : Langkah kerja pada proses ekspansi isentropis

    kurva 4 - 1- 0 : Langkah buang

  • 2.7.Poros

    Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari setiap mesin yang

    berfungsi meneruskan daya dari mesin penggerak, menurut pembebanan dibagi

    menjadi 3 yaitu poros transmisi, poros spindle dan poros gandar. Dalam

    perencanaan poros sangatlah perlu memperhatikan kekuatan dan pembebanan

    yang diterima poros untuk itu perlu diperhatikan sebagai berikut:

    1. Kekuatan poros

    Pada poros transmisi akan mengalami pembebanan yaitu pembebanan

    puntir dan lentur.

    2. Kekakuan poros

    Puntiran terlalu besar akan mengakibatkan ketidakstabilan getaran atau

    suara.

    3. Putaran kritis

    Putaran kritis terjadi jika putaran mesin di naikan pada putaran tertentu

    terjadi getaran cukup besar.

    4. Korosi

    Dalam perencanaan perlu diperhatikan dalam penggunaan bahan, hal ini

    untuk mencegah terjadinya korosi.

    5. Bahan poros

    Poros untuk mesin umumnya dibuat dari batangan yang ditarik dingin dan

    definisi baja karbon kontruksi mesin (bahan S-C) yang dihasilkan dari

    ingot yang di deoksidasi dengan ferrosilicon dan di cor, kadar karbonya

    terjamin.

    Hampir semua mesin meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran.

    Peranan utama dalam transmisi seperti itu dipegang oleh poros.

    Perhitungan Torsi yang terjadi ( )Nm

    nxpT 24500.=

    Momen lentur akibat tegangan sabuk

    ( ) ( )NmTTM 121 +=

  • Momen puntir

    22 MTTe += Dengan menghubungkan

    3

    16dFT ee

    = Menghitung Diameter Poros Tegangan geser maksimum :

    ( )21xSfSfB = ( Sularso, 1997 : 8 ) Diameter poros :

    31

    1,5

    = tbt

    maksp TCKd

    4..

    .484s

    t

    dGIT=

    Kelenturan porors dari pembebanan :

    LdIIMy r

    ....10.23,3 4

    4

    22

    214= ( Sularso, 1997 : 8 )

    Koreksi Kekuatan Poros Koreksi kekuatan poros

    ( ) ( )2231,5 xTKxMKd tmmaks +

    = ( Sularso, 1997 : 8 )

    Jika tegangan geser maksimum yang terjadi pada poros lebih kecil dari egangan

    ijin bahan poros jadi poros aman.

    2.8.Pasak

    Pasak adalah suatu komponen elemen mesin yang dipakai untuk menetapkan

    bagian-bagian mesin seperti roda gigi, sproket, puley, kopling, dan sebagainya

    pada poros. Momen diteruskan dari poros ke naf atau dari naf ke poros. Fungsi

  • yang serupa dengan pasak dilakukan pula oleh splain (spilne) dan gerigi yang

    mempunyai gigi luar pada poros dan gigi dalam dengan jumlah gigi yang sama

    pada naf dan saling terkait yang satu dengan yang lain. Gigi pada splain adalah

    besar-besar, sedangkan pada gerigi adalah kecil-kecildengan jarak bagi yang kecil

    pula. Kedua-duanya dapat digeser secara aksial pada waktu meneruskan daya.

    pasak yang kita gunakan adalah Pasak-benam rata Pasak benam rata merupakan

    pasak memanjang yang paling banyak diterapkan pada konstruksi dimana roda

    harus dapat digeserkan pada poros maupun pada konstruksi dimana roda harus

    disanbung tak bergerak dengan poros.

    Gambar 2.10 Pasak Benam

    Gambar 2.11 Gaya Geser pada Pasak

    1

    bIF

    ka

    =ka tegangan geser yang di ijinkan ( )2/ mmkg =1I panjang pasak ( mm )

    21

    kk

    Bka xSfSf

    = ( Sularso, 1997 : 8 )

    Dimana :

    1kSf 6

    2kSf 1 1,5 ( beban berlan lahan )

    1,5 2 ( tumbukan ringan )

  • 2 5 ( secara tiba-tiba dan tumbukan berat )

    ( )21. atauttIFp =

    ( )21. atauttIFpa =

    Dimana :

    P = tekanan permukaan (kg/mm)

    pa = tekanan permukaan yang dijinkan

    8 kg/mm2 poros diameter kecil

    10 kg/mm2 poros diameter besar

    dari di atas poros putaran tinggi

    Lebar pasak 25 35 (%) dari diameter poros

    Panjang pasak 0,75 1,5 ds

    2.9.Bantalan

    Bantalan adalah elemen mesin yang menumpu poros berbeban, sehingga

    putaran atau gerakan bolak-baliknya dapat berlangsung secara halus, aman, dan

    panjang umur. Bantalan harus cukup kokoh untuk memungkinkan poros serta

    elemen mesin lainnya bekerja dengan baik. Jika bantalan tidak berfungsi dengan

    baik maka prestasi seluruh sistem akan menurun atau tidak bekerja secara

    semestinya. Dalam rancang bangun gokart ini, bantalan yang digunakan adalah

    bantalan gelinding.

    2.9.1. Klasifikasi bantalan gelinding

    Pada bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara bagian yang berputar

    dengan yang diam melalui elemen gelinding seperti bola (peluru), rol atau rol

    jarum dan rol bulat.

    a. Atas dasar arah beban terhadap poros

    1. Bantalan radial

    Arah beban yang ditumpu bantalan ini adalah tegak lurus sumbu poros.

    2. Bantalan aksial

  • Arah beban yang ditumpu bantalan ini adalah sejajar sumbu poros.

    3. Bantalan kombinasi

    Bantalan ini dapat menumpu beban yang arahnya sejajar dan tegak lurus

    sumbu poros.

    b. Atas dasar elemen gelinding

    1. Roll

    2. Ball

    Bantalan gelinding mempunyai keuntungan dari gesekan gelinding yang

    sangat kecil dibandingkan dengan bantalan luncur. Elemen gelinding seperti bola

    atau rol, dipasang di antara cincin luar dan cincin dalam. Dengan memutar salah

    satu cincin tersebut, bola atau rol akan membuat gerakan gelinding sehingga

    gesekan diantaranya akan jauh lebih kecil. Untuk bola atau rol, ketelitian tinggi

    dalam bentuk dan ukuran merupakan keharusan. Karena luas bidang kontak antara

    bola atau rol dengan cincinnya sangat kecil maka besarnya beban per satuan luas

    atau tekanannya menjadi sangat tinggi. Dengan demikian bahan yang dipakai

    harus mempunyai ketahanan dan kekerasan yang tinggi.

    Gambar 2.12 Macam-macam Bantalan Gelinding

    Dalam pembuatan gokart bantalan yang digunakan adalah bantalan gelinding

    rol dengan beban radial, karena beban yang bekerja adalah beban radial

    2.9.2. Rumus perhitungan

    Mencari beban ekuivalen dinamis bantalan

  • arr FYFVP ... += ( Sularso, 1997 ) Keterangan :

    rP = beban ekuivalensi dinamis ( kg)

    X = faktor beban radial

    Y = faktor beban aksial

    =rF beban radial ( kg ) =aF beban aksial ( kg )

    V = faktor putaran

    Menentukan faktor- faktor :

    faktor putaran V = 1, untuk cicilan dalam berputar faktor beban radial dan aksial

    0CFa 0C = kapasitas nominal dinamis statik ( kg )

    Dari tabel beban radial dan aksial didapat ;

    Faktor beban radial X

    Faktor beban aksial Y

    Maka beban ekuivalen bantalan :

    arr FYFVXP ... += Menghitung faktor kecepatan ( nF )

    Untuk bantalan bola

    31

    3,33

    =n

    fn

    Menghitung umur bantalan bola ( ball bearing )

    rnh p

    Cff .=

    hf = faktor umur

    C = kapasitas nominal dinamis spesifik ( kg )

    hL = 500 . ( )jamfh3

  • 2.10. Mur dan Baut Baut dan mur merupakan alat pengikat yang sangat penting.Untuk mencegah

    kecelakaan atau kerusaskan pada mesin pemilihan baut dan mur sebagai alat

    pengikat harus dilakukan dengan seksama untuk mendapatkan ukuran yang

    sesuai.Untuk menentukan ukuran baut dan mur, berbagai factor harus

    diperhatikan seperti sifat gaya yang bekerja pada baut, syarat kerja, kekuatan

    bahan dan kelas ketelitian.

    2.10.1. Rumus Perhitungan Mur

    Rumus perhitungan mur

    aqhzdWq =

    2

    ahqdWz2=

    H = Z . P

    75,0;

    84,0;

    1

    =

    =

    jpzD

    W

    kkpzd

    W

    n

    b

    Dimana :

    H = tinggi profil yang bekerja menahan gaya ( mm )

    Z = jumlah lilitan ulir

    =2d diameter efektif ulir luar baut ( kg ) W = gaya tarik pada baut

    P = jarak bagi

    H = tinggi mur ( mm )

    Sumber : (Sularso dan Kiyokatsu,1997 Dasar Perencanaan dan Pemilihan

    Elemen Mesin, hal 297)

    2.10.2 .Rumus perhitungan baut

    g ijin = ( ) ( )2/.75,05,0 mmNt ( sularso, 1983 ) Keterangan :

  • g ijin = tegangan geser ijin ( )2/ mmN t = tegangan tarik ( )2/ mmN

    Gaya geser yang terjadi pada tiap tiap baut :

    g ijin = ( )211

    /8 mmNnnbd ( khurmi, 1980 )

    Keterangan :

    ijin = tegangan mulur pada tiap-tiap baut ( N ) F = gaya pada pengencangan baut ( N )

    1d = diameter baut

    b = tebal ulir ( mm )

    n = jumlah lilitan ulir

    1n = jumlah baut

    Gaya tarik pada baut :

    Fi = 1420 . d ( N ) ( khurmi, 1980 )

    Dengan :

    Fi = gaya tarik baut ( N )

    D = diameter luar baut ( mm )

    Tegangan mulur tiap-tiap baut :

    ( )22 /24,0 mmNaFib = ( khurmi, 1980 )

    Dengan :

    b = tegangan mulur tiap-tiap baut ( )2/ mmN Fi = gaya tarik pada baut ( N )

    d = diameter baut ( mm )