Jtptunimus Gdl Wahyunovia 6390 2 Bab2dhf

  • Upload
    dilo

  • View
    259

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Wahyunovia 6390 2 Bab2dhf

    1/63

    8

    BAB II

    KONSEP DASAR

    A. Konsep Keluarga

    1. Definisi Keluarga

    Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional yang

    merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu

    dan kiat keperawatan, dalam bentuk bio-psiko-sosiokultural-spiritual yang

    komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga, dan masyarakat, baik

    sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.

    Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan

    dalam praktik keperawatan yang diberikan kepada klien pada berbagai

    tatanan pelayanan kesehatan dengan menggunakan proses keperawatan,

    pedoman standar keperawatan, serta landasan etika dan etiket keperawatan

    dalam lingkup wewenang dan tanggung jawab keperawatan.

    Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas

    kepala keluarga serta beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di satu

    atap dalam keadaan saling ketergantungan.

    (Sudiharto, 2007 : 22)

    Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang

    diberikan melalui praktek keperawatan kepada keluarga, untuk membantu

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Wahyunovia 6390 2 Bab2dhf

    2/63

    9

    menyelesaikan masalah kesehatan keluarga tersebut dengan menggunakan

    pendekatan proses keperawatan.

    (Sri Setyowati, 2008 : 75)

    2. Bentuk-Bentuk Keluarga

    Beberapa bentuk keluarga adalah sebagai berikut.

    a. Keluarga inti(Nuclear Family)

    Keluarga yang dibentuk karena ikatan perkawinan yang direncanakan

    yang terdiri dari suam, istri, dan anak-anak, baik karena kelahiran

    (natural) maupun adopsi.

    b. Keluarga besar(Extended Family)

    Keluarga inti ditambah keluarga yang lain (karena hubungan darah),

    misalnya kakek, nenek, bibi, paman, sepupu termasuk keluarga modern,

    seperti orangtua tunggal, keluarga tanpa anak, serta keluarga pasangan

    sejanis(guy/lesbian families).

    c. Keluarga Campuran(Blended Family)

    Keluarga yang terdiri dari suami, istri, anak-anak kandung dan anak-

    anak tiri.

    d. Keluarga menurut hukum umum (Common Law Family) Anak-anak

    yang tinggal bersama.

    e. Keluarga orang tua tinggal

    Keluarga yang terdiri dari pria atau wanita, mungkin karena telah

    bercerai, berpisah, ditinggal mati atau mungkin tidak pernah menikah,

    serta anak-anak mereka yang tinggal bersama.

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Wahyunovia 6390 2 Bab2dhf

    3/63

    10

    f. Keluarga Hidup Bersama (Commune Family)

    Keluarga yang terdiri dari pria, wanita dan anak-anak yang tinggal

    bersama berbagi hak dan tanggungjawab, serta memiliki kepercayaan

    bersama.

    g. Keluarga Serial (Serial Family)

    Keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang telah menikah dan

    mungkin telah punya anak, tetapi kemudian bercerai dan masing-masing

    menikah lagi serta memiliki anak-anak dengan pasangannya masing-

    masing, tetapi semuanya mengganggap sebagai satu keluarga.

    h. Keluarga Gabungan (Composite Family)

    Keluarga yang terdiri dari suam dengan beberapa istri dan anak-anaknya

    (poligami) atau istri dengan beberapa suami dan anak-anaknya

    (poliandri).

    i. Hidup bersama dan tinggal bersama (Cohabitation Family)

    Keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang hidup bersama tanpa ada

    ikatan perkawinan yang sah.

    Sedangkan menurut Sussman (1970) membedakan 2 bentuk keluarga, yaitu :

    1. Keluarga Tradisional(Traditional Family)

    a. Keluarga yang terbentuk karena/tidak melanggar norma-norma

    kehidupan masyarakat yang secara tradisional dihormati bersama-

    sama, yang terpenting adalah keabsahan ikatan keluarga.

    b. Keluarga Inti(Nuclear Family)

    Keluarga yang terdiri dari suami, istri serta anak-anak yang hidup

    bersama-sama dalam satu rumah tangga.

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Wahyunovia 6390 2 Bab2dhf

    4/63

    11

    c. Keluarga Inti diad(Nuclear Dyad Family)

    Keluarga yang terdiri dari suami dan istri tanpa anak, atau anak-anak

    mereka telah tidak tinggal bersama.

    d. Keluarga orang tua tunggal(Single Parent Family)

    Keluarga inti yang suami atau istrinya telah meninggal dunia.

    e. Keluarga orang dewasa bujangan(Single Adult Living Alone)

    Keluarga yang terdiri dari satu orang dewasa laki-laki atau wanita

    yang hidup secara membujang.

    f. Keluarga tiga generasi(Three Generation Family)

    Keluarga inti ditambah dengan anak yang dilahirkan oleh anak-anak

    mereka.

    g. Keluarga pasangan umur jompo atau pertengahan (Middle Age or

    Aldert Couple)

    Keluarga inti diad yang suami atau istrinya telah memasuki usia

    pertengahan atau lanjut.

    h. Keluarga jaringan keluarga (Kin Network)

    Keluarga inti ditambah dengan saudara-saudara menurut garis

    vertikal atau horizontal, baik dari pihak suami maupun istri.

    i. Keluarga karier kedua (Second Carrier Family)

    Keluarga inti diad yang anak-anaknya telah meninggalkan keluarga,

    suami atau istri aktif lagi kerja.

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Wahyunovia 6390 2 Bab2dhf

    5/63

    12

    2. Keluarga Non Tradisional

    Keluarga yang pembentukannya tidak sesuai atau dianggap

    melanggar norma-norma kehidupan tradisional yang dihormati bersama.

    Yang terpenting adalah keabsahan ikatan perkawinan antara suami-istri.

    Dibedakan 5 macam sebagai berikut :

    a. Keluarga yang hidup bersama(Commune Family)

    Keluarga yang terdiri dari pria, wanita dan anak-anak yang tinggal

    bersama, berbagi hak dan tanggungjawab bersama serta memiliki

    kekayaan bersama.

    b. Keluarga dengan orang tua tidak kawin dengan anak (Unmarried

    Parents and Children Family): pria atau wanita yang tidak pernah

    kawin tetapi tinggal bersama dengan anak yang dilahirkannya.

    c. Keluarga pasangan tidak kawin dengan anak (Unmarried couple with

    children Family): keluarga inti yang hubungan suami-istri tidak terikat

    perkawinan sah.

    d. Keluarga pasangan tinggal bersama (Combifity Family): keluarga

    yang terdiri dari pria dan wanita yang hidup bersama tanpa ikatan

    perkawinan yang sah.

    e. Keluarga homoseksual (Homoseksual Union) adalah keluarga yang

    terdiri dari dua orang dengan jenis kelamin yang sama dan hidup

    bersama sebagai suami istri.

    (Sudiharto, 2007 :23)

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Wahyunovia 6390 2 Bab2dhf

    6/63

    13

    3. Tugas Kesehatan Keluarga

    Dalam upaya penanggulangan masalah kesehatan, tugas keluarga

    merupakan faktor utama untuk pengembangan pelayanan kesehatan

    kepada masyarakat. Tugas kesehatan keluarga menurut Friedmann 1998

    adalah sebagai berikut:

    a. Mengenal gangguan perkembangan masalah kesehatan setiap

    anggotanya.

    b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan kesehatan yang tepat.

    c. Memberikan keperawatan kepada anggota keluarganya yang sakit dan

    yang tidak dapat membantu dirinya sendiri.

    d. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan

    dan perkembangan kepribadian anggota keluarga.

    e. Mempertahankan hubungan timabal-balik antara keluarga lembaga-

    lembaga kesehatan yang menunjukkan manfaat fasilitas kesehatan

    dengan baik.

    (Sri Setyowati, 2007 : 32)

    4. Struktur dan Fungsi Keluarga

    Setiap anggota keluarga mempunyai struktur peran formal dan

    informal. Misalnya, ayah mempunyai peran formal sebagai kepala

    keluarga dan pencari nafkah. Peran informal ayah adalah sebagai panutan

    dan pelindung keluarga.

    Struktur kekuatan keluarga meliputi kemampuan berkomunikasi,

    kemampuan keluarga untuk saling berbagi, kemampuan sistem

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Wahyunovia 6390 2 Bab2dhf

    7/63

    14

    pendukung diantara anggota keluarga, kemampuan perawatan diri, dan

    kemampuan menyelesaikan masalah.

    Menurut Friedman (1999) ada lima fungsi dasar keluarga adalah

    sebagai berikut.

    a. Fungsi afektif, adalah fungsi internal keluarga untuk pemenuhan

    kebutuhan psikososial, saling mengasuh dan memberikan cinta kasih,

    serta saling menerima dan mendukung.

    b. Fungsi sosialisasi, adalah proses perkembangan dan perubahan

    individu keluarga, tempat anggota keluarga berinteraksi sosial dan

    belajar berperan di lingkungan sosial.

    c. Fungsi reproduksi, adalah fungsi keluarg meneruskan kelangsungan

    keturunan dan menambah sumber daya manusia.

    d. Fungsi ekonomi, adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan

    keluarga, seperti sandang, pangan, dan papan.

    e. Fungsi perawatan kesehatan, adalah kemampuan keluarg untuk

    merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan.

    (Sudiharto, 2007 : 24)

    5. Peran Perawat Keluarga

    Dalam melakukan asuhan keperawatan keluarga, perawat perlu

    memerhatikan prinsip-prinsip berikut.

    a. Melakukan kerja bersama keluarga secara kolektif.

    b. Memulai pekerjaan dari hal yang sesuai dengan kemampuan keluarga.

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Wahyunovia 6390 2 Bab2dhf

    8/63

    15

    c. Menyesuaikan rencana asuhan keperawatan dengan tahap

    perkembangan keluarga.

    d. Menerima dan mengakui struktur keluarga.

    e. Menekankan pada kemampuan keluarga.

    Peran perawat keluarga adalah sebagai berikut.

    a. Sebagai pendidik, perawat bertanggung jawab memberikan

    pendidikan kesehatan kepada keluarga,terutama untuk memandirikan

    keluarga dalam merawat anggota keluarga yang memiliki masalah

    kesehatan.

    b. Sebagai koordinator pelaksana pelayanan keperawatan, perawat

    bertanggung jawab memberikan pelayanan keperawatan yang

    komprehensif.

    c. Sebagai pelaksana pelayanan perawatan, pelayanan keperawatan dapat

    diberikan kepada keluarga melalui kontak pertama dengan anggota

    keluarga yang sakit yang memiliki masalah kesehatan.

    d. Sebagai supervisor pelayanan keperawatan, perawat melakukan

    supervise ataupun pembinaan terhadap keluarga melalui kunjungan

    rumah secara teratur, baik terhadap keluarga berisiko tinggi maupun

    yang tidak.

    e. Sebagai pembela (advokat), perawat berperan sebagai advokat

    keluarga untuk melindungi hak-hak keluarga sebagai klien.

    f. Sebagai fasilisator, perawat dapat menjadi tempat bertanya individu,

    keluarga, dan masyarakat untuk memecahkan masalah kesehatan dan

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Wahyunovia 6390 2 Bab2dhf

    9/63

    16

    keperawatan yang mereka hadapi sehari-hari serta dapat membantu

    memberikan jalan keluar dalam mengatasi masalah.

    g. Sebagai peneliti, perawat keluarga melatih keluarga untuk dapat

    memahami masalah-masalah kesehatan yang dialami oleh anggota

    keluarga.

    h. Sebagai modifikasi lingkungan, perawat komunitas juga harus dapat

    memodifikasi lingkungan, baik lingkungan rumah, lingkungan

    masyarakat, dan lingkungan sekitarnya agar dapat tercipta lingkungan

    yang sehat.

    (Sudiharto dan Sri Setyowati, 2007 : 29 dan 43)

    B. Konsep Penyakit

    Beberapa pengertian DHF (Dengue Haemoragic Fever) menurut beberapa

    ahli :

    DHF(Dengue Haemoragic Fever) adalah penyakit yang terdapat pada

    anak dan dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi yang

    disertai leucopenia, dengan/tanpa ruam (rash) dan limfadenopati.

    Trombositopenia ringan dan bintik-bintik perdarahan (petekie) spontan.

    (Noer Sjaefullah, 2000 : 20)

    Demam berdarah dengue adalah penyakit demam akut dengan ciri-ciri

    demam manifestasi perdarahan dan bertendensi mengakibatkan renjatan

    yang dapat menyebabkan kematian.

    (Arief Mansjoer, 2000 : 428)

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Wahyunovia 6390 2 Bab2dhf

    10/63

    17

    Demam berdarah dengue adalah penyakit demam akut yang

    disebabkan oleh empat serotype virus dengue dan ditandai dengan empat

    gejala klinis utama yaitu demam tinggi, manifestasi perdarahan,

    hepatomegali, dan tandatanda kegagalan sirkulasi sampai timbulnya

    renjatan (sindrom renjatan dengue) sebagai akibat dari kebocoran plasma

    yang dapat menyebabkan kematian.

    (Soegeng Soegijanto, 2002 : 45)

    Dari beberapa pengertian DHF (Dengue Haemoragic Fever) diatas

    penulis dapat menyimpulkan dengue haemoragic fever adalah satu penyakit

    infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam

    disertai gejala perdarahan dan bila timbul renjatan dapat menyebabkan

    kematian.

    C. Anatomi dan Fisiologi

    Sistem sirkulasi adalah sarana untuk menyalurkan makanan dan

    oksigen dari traktus digestivus dan dari paru-paru ke sel-sel tubuh. Selain

    itu, sistem sirkulasi merupakan sarana untuk membuang sisa-sisa

    metabolism dari sel-sel ke ginjal, paru-paru, dan kulit yang merupakan

    tempat ekskresi sisa-sisa metabolisme. Organ-organ sistem sirkulasi

    mencakup jantung, pembuluh darah dan darah.

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Wahyunovia 6390 2 Bab2dhf

    11/63

    18

    1. Jantung

    Merupakan organ yang berupa otot, berbentuk kerucut, berongga dan

    dengan basisnya di atas dan puncaknya di bawah. Terletak di dalam

    thorak, diantara paru-paru, agak lebih ke arah kiri.

    Gambar 1

    anatomi sistem sirkulasi

    (Sumber: Guyton, 2000)

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Wahyunovia 6390 2 Bab2dhf

    12/63

    19

    Gambar 2

    anatomi pembuluh darah

    (Gambar: Syaifuddin, 2000)

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Wahyunovia 6390 2 Bab2dhf

    13/63

    20

    Struktur jantung :

    a. Atrium kanan

    Atrium kanan berada disepanjang sebelah kanan jantung dan terbuka

    pada bagian kirinya kedalam segitiga ventrikel kanan.

    b. Atrium kiri

    Atrium kiri berbentuk persegi tidak beraturan dengan vena pulmonalis

    masuk kedalam setiap sudutnya.

    c. Ventrikel kanan

    Atrium ini berada pada bagian depan jantung, dan memompakan

    darah keatas masuk ke arteri pulmonalis.

    d. Ventrikel kiri

    Dinding ventrikel kiri jauh lebih tebal dibandingkan dinding ventrikel

    kanan namun strukturnya sama. Dinding yang tebal diperlukan untuk

    memompa darah teroksigenasi dengan tekanan tinggi melalui

    sirkulasi sistemik.

    e. Katup bikuspidalis

    Katup yang menjaga aliran darah dari atrium kiri ke ventrikel kiri.

    f. Katup trikuspidalis

    Katup yang terdapat antara atrium kanan dengan ventrikel kanan yang

    terdiri dari 3 katup.

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Wahyunovia 6390 2 Bab2dhf

    14/63

    21

    g. Endokardium

    Merupakan lapisan jantung yang terdapat disebelah dalam sekali,

    yang terdiri dari jaringan indotel atau selaput lender yang melapisi

    permukaan rongga jantung.

    h. Myocardium

    Merupakan lapisan inti dari jantung terdiri dari otot-otot jantung, otot

    jantung ini membentuk bundalan-bundalan otot.

    i. Pericardium

    Lapisan jantung sebelah luar yang merupakan selaput pembungkus,

    terdiri dari 2 lapisan yaitu lapisan parietal dan viseral yang bertemu

    dipangkal jantung membentuk kantung jantung.

    2. Pembuluh darah

    Pembuluh darah ada tiga, yaitu :

    a. Arteri (pembuluh nadi)

    Arteri meninggalkan jantung pada ventrikel kiri dan kanan. Beberapa

    pembuluh darah arteri yang penting :

    1) Arteri koronaria

    Arteri yang mendarahi dinding jantung

    2) Arteri subklavikula

    Arteri bawah selangka yang bercabang kanan kiri leher melewati

    aksila.

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Wahyunovia 6390 2 Bab2dhf

    15/63

    22

    3) Arteri brachialis

    Arteri pada lengan atas.

    4) Arteri radialis

    Arteri yang teraba pada pangkal ibu jari.

    5) Arteri karotis

    Arteri yang mendarahi kepala dan otak.

    6) Arteri temporalis

    Arteri yang teraba denyutnya pada depan telinga.

    7) Arteri facialis

    Teraba berdenyut di sudut rahang bawah.

    8) Arteri femoralis

    Arteri yang berjalan ke bawah menyusuri paha menuju ke

    belakang lutut.

    9) Arteri tibia

    Arteri pada kaki.

    10) Arteri pulmonalis

    Arteri yang menuju ke paru-paru.

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Wahyunovia 6390 2 Bab2dhf

    16/63

    23

    Gambar 3

    Struktur arteri

    (Akhtyo, 2009 http://akhtyo.blogspot.com/2009/04/struktur arteri.html

    Sabtu, 23 Mei 2009)

    b. Kapiler (pembuluh rambut)

    Kapiler adalah pembuluh darah yang sangat kecil yang berasal dari

    cabang terhalus dari arteri sehingga tidak tampak kecuali di bawah

    mikroskop. Kapiler membentuk anyaman di seluruh jaringan tubuh,

    kapiler selanjutnya bertemu satu dengan yang lain menjadi pembuluh

    darah yang lebih besar yang disebut vena. Fungsi kapiler adalah :

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Wahyunovia 6390 2 Bab2dhf

    17/63

    24

    1) Alat penghubung antara pembuluh darah arteri dan vena.

    2) Tempat terjadinya pertukaran zat-zat antara darah dan cairan

    jaringan.

    3) Mengambil hasil-hasil dari kelenjar.

    4) Menyerap hasl makanan yang terdapat di usus.

    5) Menyaring darah yang terdapat di ginjal.

    c. Vena (pembuluh darah balik)

    Vena membawa darah kotor kembali ke jantung. Beberapa vena yang

    penting :

    1) Vena Cava Superior

    Vena balik yang memasuki atrium kanan, membawa darah kotor

    dari daerah kepala, thorak, dan ekstremitas atas.

    2) Vena Cava Inferior

    Vena yang mengembalikan darah kotor ke jantung dari semua

    organ tubuh bagian bawah.

    3) Vena Jugularis

    Vena yang mengembalikan darah kotor dari otak ke jantung.

    4) Vena Pulmonalis

    Vena yang mengembalikan darah kotor ke jantung dari paru-paru.

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Wahyunovia 6390 2 Bab2dhf

    18/63

    25

    Gambar 4

    Struktur vena

    (Akhtyo, 2009 http://akhtyo.blogspot.com/2009/04/struktur vena.html

    Sabtu, 23 Mei 2009)

    3. Darah

    Beberapa pengertian menurut beberapa ahli :

    Darah adalah jaringan cair dan terdiri atas dua bagian, bagian cair

    yang disebut plasma dan bagian padat yang disebut sel-sel darah.

    (Pearce Evelyn, 2008 : 133)

    Darah adalah cairan yang terdapat pada semua hewan tingkat

    tinggi yang berfungsi mengirimkan zat zat dan oksigen yang

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Wahyunovia 6390 2 Bab2dhf

    19/63

    26

    dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan bahan kimia hasil

    metabolisme dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau

    bakteri. Istilah medis yang berkaitan dengn darah diawali dengan kata

    hemo-atauhemato-yang berasal dari bahasa Yunanihaimayang berarti

    darah.

    Darah manusia adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi utamanya

    adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel sel di seluruh

    tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut

    zatzat sisa metabolisme dan mengandung berbagai bahan penyusun

    sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai

    penyakit. Hormonhormon dari sistem endokrin juga diedarkan melalui

    darah. Proses pembentukan sel darah (hemopoesis) terdapat tiga tempat,

    yaitu: sumsum tulang, hepar dan limpa.

    (Syaifuddin, 2006 : 23)

    a. Sumsum tulang

    Sumsum tulang yang aktif dalam proses hemopoesis adalah :

    1) Tulang vertebrae

    Vertebrae merupakan serangkaian tulang-tulang kecil yang

    tidak teratur bentuknya dan saling berhubungan, sehingga tulang

    belakang mampu melaksanakan fungsinya sebagai pendukung dan

    penopang tubuh. Tubuh manusia mempunyai 33 vertebrae, tiap

    vertebrae mempunyai korpus (badan ruas tulang belakang)

    berbentuk kotak dan terletak di depan dan menyangga berat

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Wahyunovia 6390 2 Bab2dhf

    20/63

    27

    badan. Bagian yang menjorok dari korpus ke belakang disebut

    Arkus neoralis (lengkung neural) yang dilewati medulla spinalis

    yang membawa serabut-serabut dari otak ke semua bagian tubuh.

    Pada Arkus terdapat bagian yang menonjol pada vertebrae dan

    dilekati oto-otot yang menggerakkan tulang belakang, yang

    dinamakan Processus Spinalis.

    2) Sternum (tulang dada)

    Sternum adalah tulang dada. Tulang ini sebagai pelekatan

    tulang costa dan klavikula. Sternum terdiri dari manubrium sterni,

    Corpus Sterni, dan Processus Spinosis.

    3) Costa (tulang iga)

    Costa terdapat 12 pasang, 7 pasang costa vertebra

    sternalis, 3 pasang costa vertebra condrals dan 2 pasang costa

    fluktuantes. Costa di bagian posterior tubuh melekat pada tulang

    vertebrae dan bagian anterior melekat pada tulang sternum, baik

    secara langsung maupun tidak langsung, bahkan ada yang sama

    sekali tidak melekat.

    b. Hepar

    Hepar merupakan kelenjar terbesar dari beberapa kelenjar

    pada tubuh manusia. Organ ini terletak di bagian kanan atas abdomen

    di bawah diafragma. Kelenjar ini terdiri dari 2 lobus yaitu lobus

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Wahyunovia 6390 2 Bab2dhf

    21/63

    28

    dextra dan lobus sinistra. Dari kedua lobus tampak adanya ductus

    hepaticus dextra dan ductus hepaticus sinistra, kedua bertemu

    membentuk ductus hepaticus komunis. Ductus hepaticus comunis

    menyatu dengan ductus sistikus membentuk ductus coledaktus.

    c. Limpa

    Limpa terletak di bagian kiri atas abdomen limpa

    berbentuk setengah bulan berwarna kemerahan. Limpa adalah organ

    berkapsula dengan berat normal 100-150 gr. Limpa mempunyai 2

    fungi sebagai organ limfoid dan mefagosit material tertentu dalam

    sirkulasi darah. Limpa juga berfungsi menghancurkan sel darah

    merah yang rusak.

    Volume darah pada tubuh yang sehat atau orang dewasa terdapat

    darah kira-kira 1/13 dari berat badan atau kira-kira 4-5 liter. Keadaan

    jumlah tersebut pada tiap-tiap orang tidak sama tergantung pada

    umur, pekerjaan, keadaan jantung atau pembuluh darah.

    Tekanan viskositas atau kekentalan dari pada darah lebih kental dari

    pada air yaitu mempunyai berat jenis 1,041 1,067 dengan

    temperature 38C dan Ph 7,37 7,45.

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Wahyunovia 6390 2 Bab2dhf

    22/63

    29

    Gambar 5

    Komponen darah sel-sel darah

    Fungsi darah secara umum terdiri atas :

    a. Sebagai alat pengangkut

    1) Mengambil O2atau zat makanan dari paru-paru untuk diedarkan

    ke seluruh jaringan tubuh.

    2) Mengangkut CO2 dari jaringan untuk dikeluarkan melalui paru-

    paru.

    3) Mengambil zat-zat makanan dari usus halus untuk diedarkan

    dan dibagikan ke seluruh jaringan atau alat tubuh.

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Wahyunovia 6390 2 Bab2dhf

    23/63

    30

    4) Mengangkat atau mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna bagi

    tubuh untuk dikeluarkan melalui kulit dan ginjal.

    b. Sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan bibit penyakit dan

    racun yang akan membinasakan tubuh dengan perantara leukosit,

    antibodi atau zat-zat anti racun.

    c. Menyebarkan panas ke seluruh tubuh

    Fungsi khususnya diterangkan lebih banyak di struktur atau

    bagian-bagian dari masing-masing sel-sel darah dan plasma darah.

    Gambar 6

    Bagian-Bagian Darah

    Sel-sel darah, ada tiga macam yaitu :

    a) Eritrosit (sel darah merah)

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Wahyunovia 6390 2 Bab2dhf

    24/63

    31

    Eritrosit merupakan cakram bikonkaf yang tidak

    berhenti, ukurannya kira-kira 8 m, tidak dapat bergerak,

    banyaknya kira-kira 5 juta dalam mm3. Eritrosit berwarna

    kuning kemerahan karena didalamnya mengandung suatu zat

    yang disebut hemoglobin. Warna ini akan bertambah merah

    jika didalamnya banyak mengandung O2. Fungsi dari eritrosit

    adalah mengikat CO2 dari jaringan tubuh untuk dikeluarkan

    melalui paru-paru.

    Pengikat O2dan CO2 ini dilakukan oleh hemoglobin

    yang telah bersenyawa dengan O2 disebut oksihemoglobin

    yang telah bersenyawa dengan O2 disebut oksi hemoglobin

    (Hb+ O2 HbO2) jadi O2dingkut dari seluruh tubuh sebagai

    oksi hemoglobin dan kemudian dilepaskan dalam jaringan

    HbO2 Hb+O2 dan seterusnya Hb akan mengikat dan

    bersenyawa dengan Hb+ O2 HbO2CO2 yang disebut

    karbondioksida hemoglobin (Hb+ CO2 HbCO2) yang mana

    CO2akan dilepaskan dari paru-paru.

    Eristrosit di buat dalam sumsum tulang, limpa dan

    hati, yang kemudian akan beredar keseluruh tubuh selama 14-

    15 hari, setelah itu akan mati. Hemoglobin yang keluar dari

    eritrosit yang mati akan terurai menjadi dua zat yaitu hematin

    yang menjadi Fe yang berguna untuk pembuatan eritrosit baru

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Wahyunovia 6390 2 Bab2dhf

    25/63

    32

    dan hemoglobin yaitu suatu zat yang terdapat dalam eritrosit

    yang berguna untuk mengikat O2dan CO2. Jumlah Hb dalam

    orang dewasa kira-kira 11, 5-15 mg %. Normal Hb wanita 11,

    5- 15, 5 mg % dan Hb laki-laki 13, 0- 17, 0 mg %.

    Dari dalam tubuh banyaknya sel darah merah ini bisa

    berkurang, demikian juga banyaknya hemoglobin dalam sel

    darah merah. Apabila keduanya berkurang maka keadaan ini

    disebut anemia. Biasanya hal ini disebabkan karena pendarahan

    yang hebat dan gangguan dalam pembuatan eritrosit.

    Gambar 7

    Struktur eritrosit yang berbentuk bikonkaf

    b) Leukosit (sel darah putih)

    Sel darah yang bentuknya dapat berubah-ubah dan

    dapat bergerak dengan perantara kaki palsu (pseudopodia)

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Wahyunovia 6390 2 Bab2dhf

    26/63

    33

    mempunyai bermacam-macam inti sel sehingga dapat

    dibedakan berdasar inti sel. Leukosit berwarna bening (tidak

    berwarna), banyaknya kira-kira 4.000-11.000/mm3.

    Leukosit berfungsi sebagai serdadu tubuh, yaitu

    membunuh dan memakan bibit penyakit atau bakteri yang

    masuk ke dalam tubuh jaringan RES (Retikulo Endotel Sistem).

    Fungsi yang lain yaitu sebagai pengangkut, dimana leukosit

    mengangkut dan membawa zat lemak dari dinding usus melalui

    limpa ke pembuluh darah. Sel leukosit selain didalam

    pembuluh darah juga terdapat di seluruh jaringan tubuh

    manusia. Pada kebanyakan penyakit disebabkan karena

    kemasukan kuman atau infeksi maka jumlah leukosit yang ada

    dalam darah akan meningkat.

    Hal ini disebabkan sel leukosit yang biasanya tinggal

    di dalam kelenjar limfe sekaran beredar dalam darah untuk

    mempertahankan tubuh terhadap serangan bibit penyakit

    tersebut. Macam-macam leukosit meliputi :

    (1) Agranulosit

    Sel yang tidak mempunyai granula, terdiri dari :

    (a) Limfosit

    Leukosit yang dihasilkan dari jaringan RES dan

    kelenjar limfe di dalam sitoplasmanya tidak terdapat

    granula dan intinya besar, banyaknya 20-25%.

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Wahyunovia 6390 2 Bab2dhf

    27/63

    34

    Fungsinya membunuh dan memakan bakteri yang

    masuk ke dalam jaringan tubuh.

    (b) Monosit

    Fungsinya sebagai fagosit dan banyaknya 34%.

    (2) Granulosit

    (a) Neutrofil

    Mempunyai inti, protoplasma banyaknya bintik-bintik,

    banyaknya 60-70%.

    (b) Eosinofil

    Granula lebih besar, banyaknya kira-kira 24%.

    (c) Basofil

    Inti teratur dalam protoplasma terdapat granula besar,

    banyaknya 1/2%.

    Gambar 8

    Jenis-jenis leukosit: (a) granulosit dan (b) agranulosit

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Wahyunovia 6390 2 Bab2dhf

    28/63

    35

    (3) Trombosit (sel plasma)

    Merupakan benda-benda kecil yang bentuknya dan

    ukurannya bermacam-macam, ada yang bulat dan ada

    yang lonjong. Warnanya putih dengn jumlah normal

    150.000-450.000/mm3. Trombosit memegang peran

    penting dalam pembekuan darah, jika kurang dari normal.

    Apabila timbul luka, darah tidak lekas membeku sehingga

    timbul perdarahan terus menerus.

    Proses pembekuan darah dibantu oleh zat Ca2+ dan

    fibrinogen. Fibrinogen mulai bekerja apabila tubuh

    mendapat luka. Jika tubuh terluka, darah akan keluar,

    trombosit pecah dan akan mengeluarkan zat yang disebut

    trombokinase. Trombokinase akan bertemu dengan

    protombin dengan bantuan Ca2+ akan menjadi thrombin.

    Trombin akan bertemu dengan fibrin yang merupakan

    benang-benang halus, bentuk jaringan yang tidak teratur

    letaknya, yang akan menahan sel darah, dengan demikian

    pembekuan.

    2) Plasma darah

    Bagian darah encer tanpa sel-sel darah warna bening

    kekuningan hampir 90% plasma darah terdiri dari :

    (a) Fibrinogen yang berguna dalam proses pembekuan darah.

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Wahyunovia 6390 2 Bab2dhf

    29/63

    36

    (b) Garam-garam mineral (garam kalsium, kalium, natrium, dan

    lain-lain yang berguna dalam metabolisme dan juga

    mengadakan osmotik).

    (c) Protein darah (albumin dan globulin) meningkatkan viskositas

    darah dan juga menimbulkn tekanan osmotik untuk

    memelihara keseimbangan cairan dalam tubuh.

    (d) Zat makanan (zat amino, glukosa lemak, mineral, dan vitamin).

    (e) Hormon yaitu suatu zat yang dihasilkan dari kelenjar tubuh.

    (Pearce Evelyn, 2008 : 121-167)

    D. Etiologi

    1. Virus dengue

    Virus dengue yang menjadi penyebab penyakit ini termasuk ke

    dalam Arbovirus (Arthropodborn virus) group B, tetapi dari empat tipe

    yaitu virus dengue tipe 1,2,3 dan 4 keempat tipe virus dengue tersebut

    terdapat di Indonesia dan dapat dibedakan satu dari yang lainnya secara

    serologis virus dengue yang termasuk dalam genus flavivirus ini

    berdiameter 40 meter dapat berkembang biak dengan baik pada berbagai

    macam kultur jaringan baik yang berasal dari sel sel mamalia misalnya

    sel BHK (Babby Homster Kidney) maupun selsel Arthropoda misalnya

    sel aedes Albopictus.

    (Soedarto, 2001: 36)

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Wahyunovia 6390 2 Bab2dhf

    30/63

    37

    2. Vektor

    Virus dengue serotipe 1, 2, 3, dan 4 yang ditularkan melalui

    vektor yaitu nyamuk aedes aegypti, nyamuk aedes albopictus, aedes

    polynesiensis dan beberapa spesies lain merupakan vektor yang kurang

    berperan berperan infeksi dengan salah satu serotipe akan menimbulkan

    antibodi seumur hidup terhadap serotipe bersangkutan tetapi tidak ada

    perlindungan terhadap serotipe jenis yang lainnya

    (Arief Mansjoer &Suprohaita, 2000: 420)

    Nyamuk Aedes Aegypti maupun Aedes Albopictus merupakan

    vektor penularan virus dengue dari penderita kepada orang lainnya

    melalui gigitannya nyamuk Aedes Aegyeti merupakan vektor penting di

    daerah perkotaan (Viban) sedangkan di daerah pedesaan (rural) kedua

    nyamuk tersebut berperan dalam penularan. Nyamuk Aedes berkembang

    biak pada genangan Air bersih yang terdapat bejana bejana yang

    terdapat di dalam rumah (Aedes Aegypti) maupun yang terdapat di luar

    rumah di lubang lubang pohon di dalam potongan bambu, dilipatan

    daun dan genangan air bersih alami lainnya ( Aedes Albopictus). Nyamuk

    betina lebih menyukai menghisap darah korbannya pada siang hari

    terutama pada waktu pagi hari dan senja hari.

    (Soedarto, 2001 : 37)

    3. Host

    Jika seseorang mendapat infeksi dengue untuk pertama kalinya

    maka ia akan mendapatkan imunisasi yang spesifik tetapi tidak sempurna,

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Wahyunovia 6390 2 Bab2dhf

    31/63

    38

    sehingga ia masih mungkin untuk terinfeksi virus dengue yang sama

    tipenya maupun virus dengue tipe lainnya. Dengue Haemoragic Fever

    (DHF) akan terjadi jika seseorang yang pernah mendapatkan infeksi virus

    dengue tipe tertentu mendapatkan infeksi ulangan untuk kedua kalinya

    atau lebih dengan pula terjadi pada bayi yang mendapat infeksi virus

    dengue huntuk pertama kalinya jika ia telah mendapat imunitas terhadap

    dengue dari ibunya melalui plasenta.

    (Soedarto, 2001 : 38)

    E. Patofisiologi

    Virus Dengue masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk

    terjadi viremia, yang ditandai dengan demam mendadak tanpa penyebab yang

    jelas disertai gejala lain seperti sakit kepala, mual, muntah, nyeri otot, pegal

    di seluruh tubuh, nafsu makan berkurang dan sakit perut, bintik-bintik merah

    pada kulit. Selain itu kelainan dapat terjadi pada sistem retikulo endotel atau

    seperti pembesaran kelenjar-kelenjar getah bening, hati dan limpa. Pelepasan

    zat anafilaktoksin, histamin dan serotonin serta aktivitas dari sistem kalikrein

    menyebabkan peningkatan permeabilitas dinding kapiler/vaskuler sehingga

    cairan dari intravaskuler keluar ke ekstravaskuler atau terjadinya

    perembesaran plasma akibatnya terjadi pengurangan volume plasma yang

    terjadi hipovolemia, penurunan tekanan darah, hemokonsentrasi,

    hipoproteinemia, efusi dan renjatan. Selain itu sistem retikulo endotel bisa

    terganggu sehingga menyebabkan reaksi antigen anti body yang akhirnya bisa

    menyebabkan anaphylaxia.

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Wahyunovia 6390 2 Bab2dhf

    32/63

    39

    Akibat lain dari virus dengue dalam peredaran darah akan

    menyebabkan depresi sumsum tulang sehingga akan terjadi trombositopenia

    yang berlanjut akan menyebabkan perdarahan karena gangguan trombosit

    dan kelainan koagulasi dan akhirnya sampai pada perdarahan kelenjar

    adrenalin.

    Plasma merembas sejak permulaan demam dan mencapai puncaknya

    saat renjatan. Pada pasien dengan renjatan berat, volume plasma dapat

    berkurang sampai 30% atau lebih. Bila renjatan hipovolemik yang terjadi

    akibat kehilangan plasma yang tidak dengan segera diatasi maka akan terjadi

    anoksia jaringan, asidosis metabolik dan kematian. Terjadinya renjatan ini

    biasanya pada hari ke-3 dan ke-7.

    Reaksi lainnya yaitu terjadi perdarahan yang diakibatkan adanya

    gangguan pada hemostasis yang mencakup perubahan vaskuler,

    trombositopenia (trombosit < 100.000/mm3), menurunnya fungsi trombosit

    dan menurunnya faktor koagulasi (protrombin, faktor V, IX, X dan

    fibrinogen). Pembekuan yang meluas pada intravaskuler (DIC) juga bisa

    terjadi saat renjatan. Perdarahan yang terjadi seperti petekie, ekimosis,

    purpura, epistaksis, perdarahan gusi, sampai perdarahan hebat pada traktus

    gastrointestinal.

    (Salmiyatun, 2004 : 18 dan Soegeng Soegijanto, 2002 : 48)

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Wahyunovia 6390 2 Bab2dhf

    33/63

    40

    F. Manifestasi Klinik

    1. Masa Inkubasi

    Sesudah nyamuk menggigit penderita dan memasukkan virus

    dengue ke dalam kulit , terdapat masa laten yang berlangsung 4 5 hari

    diikuti oleh demam , sakit kepala dan malaise.

    2. Demam

    Demam terjadi secara mendadak berlagsung selama 2 7 hari

    kemudian turun menuju suhu normal atau lebih rendah. Bersamaan

    dengan berlangsungnya demam , gejala- gejala klinik yang tidak spesifik

    misalnya , anoreksia , nyeri punggung , nyeri tulang dan persendian ,

    nyeri kepala dan rasa lemah dapat menyertainya.

    3. Perdarahan

    Perdarahan biasanya terjadi pada hari kedua dari demam dan

    umumnya terjadi pada kulit , dan dapat berupa uji turniket yang positif ,

    mudah terjadi perdarahan pada tempat fungsi vena , petekia dan purpura.

    Selain itu juga dapat dijumpai epstaksis dan perdarahan gusi ,

    hematomesis dan melena.

    4. Hepatomegali

    Pada permulaan dari demam biasanya hati sudah teraba ,

    meskipun pada anak yang kurang gizi hati juga sudah teraba. Bila terjadi

    peningkatan dari hepatomegali dan hati teraba kenyal , harus diperhatikan

    kemungkinan akan terjadinya renjatan pada penderita.

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Wahyunovia 6390 2 Bab2dhf

    34/63

    41

    5. Renjatan ( syok )

    Permulaan syok biasanya terjadi pada hari ketiga sejak sakitnya

    penderita , dimulai dengan tanda tanda kegagalan sirkulasi yaitu kulit

    lembab , dingin pada ujung hidung , jari tangan dan jari kaki serta

    cyanosis di sekitar mulut. Bila syok terjadi pada masa demam maka

    biasanya menunjukkan prognosis yang buruk. Nadi menjadi lembut dan

    cepat , kecil bahkan sering tidak teraba. Tekanan darah sistolik akan

    menurun sampai di bawah angka 80 mmHg.

    6. Gejala klinik lain

    Nyeri epigastrum , muntah-muntah , diare maupun obstipasi dan

    kejang-kejang. Keluhan nyeri perut yang hebat seringkali menunjukkan

    akan terjadinya perdarahan gastrointestinal dan syok.

    ( Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G Bare. 2002 )

    G. Penatalaksanaan

    Pemberantasan Dengue Haemoragic Fever (DHF) seperti juga

    penyakit menular laibn didasarkan atas meutusan rantai penularan, terdiri

    dari virus, aedes dan manusia. Karena sampai saat ini belum terdapat vaksin

    yang efektif terdapat virus itu maka pemberantasan ditujukan pada manusia

    terutama pada vektornya.

    (Soemarmo, 2000 : 56)

    Prinsip tepat dalam pencegahan DHF (Soemarmo, 2000 : 57)

    1. Manfaatkan perubahan keadaan nyamuk akibat pengaruh alamiah dengan

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Wahyunovia 6390 2 Bab2dhf

    35/63

    42

    melaksanakan pemberantasan pada saat hsedikit terdapatnya DHF / DSS

    2. Memutuskan lingkaran penularan dengan menahan kepadatan vektor pada

    tingkat sangat rendah untuk memberikan kesempatan penderita veremia.

    3. Mengusahakan pemberantasan vektor di pusat daerah pengambaran yaitu

    sekolah dan RS, termasuk pula daerah penyangga sekitarnya.

    4. Mengusahakan pemberantasan vektor di semua daerah berpotensi

    penularan tinggi.

    Menurut Rezeki S, 2002 : 22 ,

    Pemberantasan penyakit Dengue Haemoragic Fever (DHF) ini yang

    paling penting adalah upaya membasmi jentik nyamuk penularan ditempat

    perindukannya dengan melakukan 3M yaitu :

    a. Menguras tempattempat penampungan air secara teratur sekurang

    kurangnya sxeminggu sekali atau menaburkan bubuk abate ke dalamnya.

    b. Menutup rapat rapat tempat penampung air.

    c. Menguburkan / menyingkirkan barang kaleng bekas yang dapat

    menampung air hujan seperti dilanjutkan di baliknya.

    Pada dasarnya pengobatan pasien Dengue Haemoragic Fever

    (DHF) bersifat simtomatis dan suportif (Ngastiyah, 2001 : 344)

    Dengue Haemoragic Fever (DHF) ringan tidak perlu dirawat,

    Dengue Haemoragic Fever (DHF) sedang kadang kadang tidak

    memerlukan perawatan, apabila orang tua dapat diikutsertakan dalam

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Wahyunovia 6390 2 Bab2dhf

    36/63

    43

    pengawasan penderita di rumah dengan kewaspadaan terjadinya syok yaitu

    perburukan gejala klinik pada hari 3-7 sakit

    ( Purnawan dkk, 2001 : 571)

    Indikasi rawat tinggal pada dugaan infeksi virus dengue (UPF IKA,

    2004 : 203) yaitu: Panas 1-2 hari disertai dehidrasi (karena panas, muntah,

    masukan kurang) atau kejangkejang. Panas 3-5 hari disertai nyeri perut,

    pembesaran hati uji torniquet positif/negatif, kesakitan, Hb dan Ht/PCV

    meningkat, Panas disertai perdarahan, Panas disertai renjatan.

    Sedangkan penatalaksanaan Dengue Haemoragic Fever (DHF)

    menurut UPF IKA, 2004 : 203 206 adalah.

    Belum atau tanpa renjatan:

    1. Grade I dan II

    Hiperpireksia (suhu 400C atau lebih) diatasi dengan antipiretika

    dan surface cooling. Antipiretik yang dapat diberikan ialah golongan

    asetaminofen,asetosal tidak boleh diberikan

    Umur 6 12 bulan : 60 mg / kaji, 4 kali sehari

    Umur 1 5 tahun : 50 100 mg, 4 sehari

    Umur 5 10 tahun : 100 200 mg, 4 kali sehari

    Umur 10 tahun keatas : 250 mg, 4 kali sehari

    Terapi cairan

    1) infus cairan ringer laktat dengan dosis 75 ml / kg BB / hari untuk anak

    dengan BB < 10 kg atau 50 ml / kg BB / hari untuk anak dengan BB

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Wahyunovia 6390 2 Bab2dhf

    37/63

    44

    10 10 kg bersama sama di berikan minuman oralit, air susu

    secukupnya

    2) Untuk kasus yang menunjukan gejala dehidrasi disarankan minum

    sebanyak banyaknya dan sesering mungkin.

    3) Apabila anak tidak suka minum sama sekali sebaiknya jumlah cairan

    infus yang harus diberikan sesuai dengan kebutuhan cairan penderita

    dalam kurun waktu 24 jam yang diestimasikan sebagai berikut :

    100 ml/Kg BB/24 jam, untuk anak dengan BB < 25 Kg

    75 ml/KgBB/24 jam, untuk anak dengan BB 26-30 kg

    60 ml/KgBB/24 jam, untuk anak dengan BB 31-40 kg

    50 ml/KgBB/24 jam, untuk anak dengan BB 41-50 kg

    Obat-obatan lain : antibiotika apabila ada infeksi lain, antipiretik

    untuk anti panas, darah 15 cc/kgBB/hari perdarahan hebat.

    Dengan Renjatan ;

    2. Grade III

    a. Berikan infus Ringer Laktat 20 mL/KgBB/1 jam

    Apabila menunjukkan perbaikan (tensi terukur lebih dari 80 mmHg

    dan nadi teraba dengan frekuensi kurang dari 120/mnt dan akral

    hangat) lanjutkan dengan Ringer Laktat 10 mL/KgBB/1jam. Jika nadi

    dan tensi stabil lanjutkan infus tersebut dengan jumlah cairan dihitung

    berdasarkan kebutuhan cairan dalam kurun waktu 24 jam dikurangi

    cairan yang sudah masuk dibagi dengan sisa waktu ( 24 jam dikurangi

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Wahyunovia 6390 2 Bab2dhf

    38/63

    45

    waktu yang dipakai untuk mengatasi renjatan ). Perhitungan kebutuhan

    cairan dalam 24 jam diperhitungkan sebagai berikut :

    100 mL/Kg BB/24 jam untuk anak dengan BB < 25 Kg

    75 mL/Kg BB/24 jam untuk anak dengan berat badan 26-30 Kg.

    60 mL/Kg BB/24 jam untuk anak dengan BB 31-40 Kg.

    50 mL/Kg BB/24 jam untuk anak dengan BB 41-50 Kg.

    1. Apabila satu jam setelah pemakaian cairan RL 20 mL/Kg BB/1 jam

    keadaan tensi masih terukur kurang dari 80 mmHg dan andi cepat

    lemah, akral dingin maka penderita tersebut memperoleh plasma

    atau plasma ekspander (dextran L atau yang lainnya) sebanyak 10

    mL/ Kg BB/ 1 jam dan dapat diulang maksimal 30 mL/Kg BB dalam

    kurun waktu 24 jam. Jika keadaan umum membai dilanjutkan cairan

    RL sebanyk kebutuhan cairan selama 24 jam dikurangi cairan yang

    sudah masuk dibagi sisa waktu setelah dapat mengatasi renjatan.

    2. Apabila satu jam setelah pemberian cairan Ringer Laktat 10 mL/Kg

    BB/ 1 jam keadaan tensi menurun lagi, tetapi masih terukur kurang

    80 mmHg dan nadi cepat lemah, akral dingin maka penderita

    tersebut harus memperoleh plasma atau plasma ekspander (dextran L

    atau lainnya) sebanyak 10 Ml/Kg BB/ 1 jam. Dan dapat diulang

    maksimal 30 mg/Kg BB dalam kurun waktu 24 jam.

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Wahyunovia 6390 2 Bab2dhf

    39/63

    46

    H. Tumbuh Kembang Anak

    Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup 2 peristiwa yang sifatnya

    berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan

    perkembangan. Sedangkan pengertian mengenai apa yang dimaksud dengan

    pertumbuhan dan perkembangan per definisi adalah sebagai berikut:

    1. Pertumbuhan(growth)berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar,

    jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang

    bisa diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran

    panjang (cm, meter), umur tulang dan keseimbangan metabolic (retensi

    kalsium dan nitrogen tubuh).

    2. Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill)

    dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang

    teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan.

    Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan

    tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa

    sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga

    perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi

    dengan lingkungannya.

    Sehingga dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan mempunyai dampak

    terhadap aspek fisik, sedangkan perkembangan berkaitan dengan

    pematangan fungsi organ/individu. Walaupun demikian, kedua peristiwa itu

    terjadi secara sinkron pada setiap individu.

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Wahyunovia 6390 2 Bab2dhf

    40/63

    47

    a. Tumbuh kembang Infant / bayi , umur 0 12 bulan

    1) Umur 1 bulan :

    Fisik : berat badan akan meningkat 150 200

    gram/minggu, tinggi badan meningkat 2,5 cm /

    bulan, lingkar kepala meningkat 1,5 cm/bulan.

    Besarnya kenaikan seperti ini akan berlangsung

    sampai bayi umur 6 bulan.

    Motorik : Bayi akan mulai berusaha untuk mengangkat

    kepala dengan dibantu oleh orang tua, tubuh

    ditengkurapkan, kepala menoleh ke kiri ataupun ke

    kanan, reflek menghisap, menelan, menggenggem

    mulai positif.

    Sensoris : Mata mengikuti sinar ke tengah

    Sosialisasi : Bayi sudah mulai tersenyum pada orang yang ada

    di sekitarnya

    2) Umur 2 3 bulan :

    Fisik : fontanel posterior sudah menutup

    Motorik : mengangkat kepala, dada dan berusaha untuk

    menahannnya sendiri dengan tangan, memasukkan

    tangan ke mulut, mulai berusaha untuk meraih

    benda-benda yang menarik yang ada di sekitarnya,

    bisa di dudukkan dengan posisi punggung

    disokong, mulai asyik bermain-main sendiri,dengan

    tangan dan jari-jarinya.

    Sensoris : sudah bisa mengikuti arah sinar ke tepi, koordinasi

    ke atas dan ke bawah, mulai mendengarkan suara

    yang didengarnya

    Sosialisasi : Mulai tertawa pada seseorang, senang jika tertawa

    keras, menangis sudah mulai berkurang.

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Wahyunovia 6390 2 Bab2dhf

    41/63

    48

    3) Umur 4 5 bulan :

    Fisik : berat badan menjadi dua kali berat badan lahir,

    ngeces karena tidak adanya koordinasi menelan

    saliva

    Motorik : jika di dudukkan kepala sudah bisa seimbang dan

    punggung sudah mulai kuat, bila ditengkurapkan

    sudah bisa mulai miring dan kepala sudah bisa

    tegak lurus, berusaha meraih benda di sekitar

    tangannya.

    Sensoris : sudah bisa mengenal orang-orang yang sering

    berada di dekatnya, akomodasi mata positif

    Sosialisasi : senang jika berinteraksi dengan orang lain

    walaupun belum pernah dilihat atau dikenalnya,

    sudah bisa mengeluarkan suara petanda tidak

    senang bila mainan atau benda miliknya diambil

    oleh orang lain.

    4) Usia 6 7 bulan :

    Fisik : berat badan meningkat 90-150 gram/minggu, tinggi

    badan meningkat 1,25 cm/bulan, lingkar kepala

    meningkat 0,5 cm/bulan, besarnya kenaikan seperti

    ini akan berlangsung sampai bayi berusia 12 bulan,

    gigi sudah mulai tumbuh.

    Motorik : bayi sudah bisa membalikkan badan sendiri,

    memindahkan anggota badan dari tangan yang satu

    ke tangan yang lainnya, mengmbil mainan dengan

    tangannya, senang memasukkan kaki ke mulut,

    sudah bisa memasukkan makanan ke mulut sendiri.

    Sensoris : sudah dapat membedakan orang yang dikenalnya

    dengan yang tidak dikenalnya, jika bersama dengan

    orang yang tidak dikenalnya bayi akan merasa

    cemas, sudah dapat menyebut atau mengeluarkan

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Wahyunovia 6390 2 Bab2dhf

    42/63

    49

    suara em...em...em..., bayi biasanya cepat menangis

    jika terdapat hal-hal yang tidak disenanginyaakan

    tetapi akan cepat tertawa lagi.

    5) Umur 8 9 bulan :

    Fisik : sudah bisa duduk dengan sendirinya, koordinasi

    tangan ke mulut sangat sering, bayi mulai

    tengkurap sendiri dan mulai belajar untuk

    merangkak, sudah bisa mengambil benda dengan

    menggunakan jari-jarinya.

    Sensoris : bayi tertarik dengan bend-benda kecil yang ada

    disekitarnya

    Sosialisasi : bayi merasa cemas terhadap hal-hal yang belum

    dikenalnya ( orang asing ) sehingga dia akan

    menangis dan mendorong serta meronta-ronta,

    merangkul/memeluk orang yang dicintainya, jika

    dimarahi dia sudah bisa memberikan reaksi

    menangis dan tidak senang, mulai mengulang kata-

    kata dada...dada tetapi belum punya arti.

    6) Umur 10 12 bulan :

    Fisik : berat badan 3 kali berat badan waktu lahir, gigi

    bagian atas dan bawah mulai tumbuh.

    Motorik : sudah mulai belajar berdiri tetapi tidak bertahan

    lama, belajar berjalan dengan bantuan, sudah bisa

    berdiri dan duduk sendiri, mulai belajar makan

    dengan menggunakan sendok, akan tetapi lebih

    senang menggunakan tangan, sudah bi8sa bermain

    ci...luk...ba.., mulai senang mencorat-coret kertas.

    Sensoris : sudah dapat membedakan bentuk

    Sosialisasi : emosi positif, cemburu, marah, lebih senang pada

    lingkungan yang sudah diketahuinya, merasa takut

    pada situasi yang asing, mulai mengerti akan

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Wahyunovia 6390 2 Bab2dhf

    43/63

    50

    perintah yang sederhana, sudah mngerti namanya

    sendiri, sudah bisa menyebut abi,umi.

    b. Tumbuh kembang Toddler, umur 1 3 tahun

    1) Umur 15 bulan :

    Motorik kasar : sudah bisa berjalan sendiri tanpa bantuan

    orang lain.

    Motorik halus : sudah bisa memegangi cangkir,

    memasukkan jari ke lubang, membuka

    kotak , melempar benda.

    2) Umur 18 bulan :

    Motorik kasar : mulai berlari tetapi masih sering jatuh,

    menarik-narik mainan, mulai senang naik

    tangga tetapi masih dengan bantuan.

    Motorik halus : sudah bisa makan dengan menggunakan

    sendok, bisa membuka halaman buku,

    belajar menyusun balok-balok.

    3) Umur 24 bulan :

    Motorik kasar : berlari sudah baik, dapat naik tangga

    sendiri dengan kedua kaki tiap tahap.

    Motorik halus : sudah bisa membuka pintu, membuka

    kunci, menggunting sederhana, minum

    dengan menggunakan cangkir, sudah dapat

    menggunakan sendok dengan baik.

    4) Umur 36 bulan :

    Motorik kasar : sudah bisa naik turun tangga tanpa

    bantuan, memakai baju dengan bantuan,

    mulai bisa naik sepeda roda tiga.

    Motorik halus : bisa menggambar lingkaran, mencuci

    tangannya sendiri, menggosok gigi.

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Wahyunovia 6390 2 Bab2dhf

    44/63

    51

    c. Tumbuh kembang Pra Sekolah

    1) Usia 4 tahun

    Motorik kasar : berjalan berjinjit, melompat, melompat

    dengan satu kaki, menangkap bola dan

    melemparkannya dari atas kepala.

    Motorik halus : sudah bisa menggunakan gunting dengan

    lancar, sudah bisa menggambar kotak,

    menggambar garis vertikal maupun

    horizontal, belajar membuka dan

    memasang kancing baju.

    2) Usia 5 tahun

    Motorik kasar : berjaln mundur sambil berjinjit, sudah bisa

    menangkap dan melempar bola dengan

    baik, sudah dapat melompat dengan kaki

    secara bergantian.

    Motorik halus : menulis dengan angka-angka, menulis

    dengan huruf, menulis dengan kata-kata,

    belajar menulis nama, belajar mengikat tali

    sepatu.

    Sosial emosional : bermain sendiri mulai berkurang,sering

    berkumpul dengan teman sebaya, interaksi

    sosial selama bermain meningkat, sudah

    siap untuk menggunakan alat-alat bermain.

    Pertumbuhan fisik : berat badan meningkat 2,5 kg/tahun, tinggi

    badan meningkat 6,75 7,5 cm/tahun.

    d. Tumbuh kembang Usia Sekolah

    Motorik : lebih mampu menggunakan otot-oto kasar

    daripada otot-otot halus . Misalnya lompat tali,

    batminton, bola volley,pada akhir masa sekolah

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Wahyunovia 6390 2 Bab2dhf

    45/63

    52

    motorik halus lebih berkurang, anak laki-laki

    lebih aktif daripada anak perempuan.

    Sosial emosional : mencari lingkungan yang lebih luas sehingga

    cenderung sering pergi dari rumah hanya untuk

    bermain dengan teman, saat ini sekolah sangat

    berperan untuk membentuk pribadi anak, di

    sekolah anak harus berinteraksi dengan orang

    lain selain keluarganya, sehingga peranan guru

    sangatlah besar.

    Pertumbuhan fisik : berat badan meningkat 2 3 kg/tahun, tinggi

    badan meningkat 6 7 cm/tahun.

    e. Tumbuh Kembang Remaja ( Adolescent )

    Pertumbuhan fisik : merupakan tahap pertumbuhan yang sangat

    pesat, tinggi badan 25 %, semua sistem tubuh

    berubah dan yang paling banyak perubahan

    adalah sistem endokrin, bagian bagian tubuh

    tertentu memanjang, misalnya tangan, kaki,

    proporsi tubuh memanjang.

    Sosial emosional : kemampuan kan sosialisasi meningkat, relasi

    dengan teman wanita/pria akan tetapi lebih

    penting dengan teman yang sejenis,

    penampilan fisik remaja sangat penting karena

    supaya mereka diterima oleh kawan dan

    disamping itu pula persepsi terhadap badannya

    akan mempengaruhi kosep dirinya, peranan

    orang tua/keluarga sudah tidak begitu penting

    tetapi sudah mulai beralih pada teman sebaya.

    (Soetjiningsih, 2002 : 1)

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Wahyunovia 6390 2 Bab2dhf

    46/63

    53

    I. Komplikasi

    Adapun komplikasi dariDengue Haemoragic Feveradalah

    1. Perdarahan

    Perdarahan pada Dengue Haemoragic Fever disebabkan adanya

    perubahan vaskuler, penurunan jumlah trombosit dan koagulopati, dan

    trombositopeni dihubungkan meningkatnya megakoriosit muda dalam

    sumsum tulang dan pendeknya masa hidup trombosit. Tendesi

    perdarahan saluran cerna, hematemesis, melena.

    2. Kegagalan Sirkulasi

    DSS (Dengue Syock Syndrome) biasanya terjadi sesudah hari 2-7

    disebabkan oleh peningkatan permeabilitas vaskuler sehingga terjadi

    kebocoran plasma, efusi cairan serosa ke rongga pleura dan peritoneum,

    hipoproteinemia, hemokonsentrasi dan hipovolemi yang mengakibatkan

    berkurangnya aliran balik vena, preload, miokardium, penurunan volume

    sekuncup dan curah jantung sehingga terjadi disfungsi atau kegagalan

    sirkulasi dan penurunan perfusi organ. Dengue Syock Syndrome juga

    disertai dengan kegagalan homeostatis mengakibatkan aktifitas dan

    integritas sistem kardiovaskuler, perfusi miokard dan curah jantung

    menurun, sirkulasi darah terganggu dan iskemi jaringan dan kerusakan

    fungsi sel secara progresif dan irreversible, terjadi kerusakan sel dan

    organ sehingga pasien akan meninggal dalam waktu 12-24 jam.

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Wahyunovia 6390 2 Bab2dhf

    47/63

    54

    3. Hepatomegali

    Hati umumnya membesar dengan perlemakan yang berhubungan dengan

    nekrosis karena perdarahan yang terjadi pada lobules hati dan sel-sel

    kapiler. Terkadang tampak sel metrofil dan limfosit yang lebih besar dan

    lebih banyak dikarenakan adanya reaksi atau komplek virus antibodi.

    4. Efusi Pleura

    Efusi pleura karena adanya kebocoran plasma yang mengakibatkan

    ekstravasi cairan intravaskuler sel, hal tersebut dapat dibuktikan adanya

    cairan dalam rongga pleura bila terjadi efusi pleura akan terjadi dispnea.

    J. Pengkajian Fokus

    Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Masalah Utama DHF (Dengue

    H aemorr agic F ever)

    Pengkajian Asuhan Keperawatan Keluarga dengan DHF menurut Friedman.

    1. Identitas Data

    a. Nama Kepala Keluarga :

    b. Usia :

    c. Pendidikan :

    d. Pekerjaan :

    e. Alamat :

    f. Komposisi keluarga

    Jumlah keluarga yang banyak (extended family), status sosial

    ekonomi menurun dan tingkat pendidikan dan pengetahuan rendah

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Wahyunovia 6390 2 Bab2dhf

    48/63

    55

    menyebabkan keluarga tidak mampu menjalankan 5 fungsi keluarga

    di bidang kesehatan (5 tahap) terhadap penderita DHF di keluarga.

    g. Tipe keluarga

    Biasanya tipe keluarga besar yang ekonominya rendah, lebih

    berpengaruh terhadap status kesehatan terutama DHF.

    h. Suku bangsa

    Asal suku, identifikasi budaya suku yang terkait dengan masalah

    kesehatan.

    i. Agama

    Agama yang dianut serta kepercayaan yang dapat berpengaruh pada

    persepsi keluarga dalam pengobatan atau perawatan pada penderita

    DHF.

    j. Status sosial ekonomi keluarga

    Pendidikan yang rendah, didukung pendapatan yang rendah pula kan

    berpengaruh pada keluarga dalam mengenal masalah DHF dalam

    pengambilan keputusan, dan keluarga tidak mampu untuk memenuhi

    kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan gizi pada penderita DHF serta

    biaya pengobatannya.

    k. Latar Belakang Budaya

    1) Kebiasaan fasilitas Kesehatan

    Keluarga mempunyai kebiasaan jika ada anggota keluarga yang

    sakit, sumber pelayanan kesehatan yang ada di masyarakat

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Wahyunovia 6390 2 Bab2dhf

    49/63

    56

    merupakan tempat pertama yang dituju dalam rangka

    pengobatan. Contohnya Puskesmas.

    2) Pengobatan Tradisional

    Keluarga biasanya hanya memberikan pengobatn tradisional,

    misalnya untuk mengurangi demam, keluarga menganjurkan

    penderita untuk istirahat dan jika masih demam hanya dibelikan

    obat di warung.

    l. Aktivitas di waktu senggang

    Kebiasaan aktivitas yang mempengaruhi penderita DHF yaitu

    aktivitas yang banyak apalagi di tempat yang kotor. Penderita DHF

    harus mengurangi aktivitas, istirahat dan harus bayak minum air putih

    secara teratur.

    2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

    a. Tahap perkembangan keluarga saat ini

    Anggota keluarga yang tertua akan berpengaruh pada keluarga,

    dalam pengambilan keputusan untuk mengatasi masalah.

    b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

    Dalam tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi misalnya

    dalam masalah kesehatan, keluarga belum bisa meningkatkan

    kesehatan anggota keluarga.

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Wahyunovia 6390 2 Bab2dhf

    50/63

    57

    c. Riwayat keluarga inti

    Jika dalam silsilah keluarga didapatkan anggota keluarga ada yang

    menderita DHF maka tidak dapat beresiko pada kerabat atau

    keturunan berikutnya untuk menderita DHF, sebab DHF merupakan

    penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue.

    3. Data Lingkungan

    a. Karakteristik Rumah

    Karakteristik luas tipe, jumlah ruangan, jumlah jendela, pemanfaatan

    ruangan, peletakan perabot, jarak sumber air dengan septic tank,

    sumber air yang digunakan, status kepemilikan dan denah rumah.

    Keadaan rumah yang kecil, sempit, kotor, ventilasi yang kurang,

    perabotan rumah berserakan, penataan ruangan atau kamar yang

    banyak baju bergantungan. Hal tersebut merupakan faktor

    predisposisi timbulnya penyakit DHF. Di samping itu, tempat-tempat

    di luar rumah penderita DHF, misal : lingkungan dengan kondisi atau

    keadaan kotor, pembuangan sampah terbuka, pembuangan air limbah

    tidak lancar.

    (Nelson, 2001)

    b. Karakteristik tetangga dan komunitas

    Karakteristik fisik tetangga dan masyarakat yang berpengaruh pada

    penyakit DHF, misal : sanitasi jalan terlihat kumuh, rumah,

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Wahyunovia 6390 2 Bab2dhf

    51/63

    58

    pekerjaan, kelas sosial dan karakteristik sosial budaya masyarakat,

    serta sulitnya masyarakat menggunakan transportasi.

    c. Mobilitas geografis keluarga

    Penderita DHF biasanya sering bertempat tinggal di daerah yang

    kumuh, kotor sehingga akan mempengaruhi pada penderita DHF.

    d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

    Keluarga menyadari pentingnya intoleransi dengan masyarakat dan

    menggunakan fasilitas pelayanan masyarakat misalnya pelayanan

    kesehatan.

    e. Sistem pendukung keluarga

    Biasanya yang membantu keluarga saat membutuhkan bantuan

    adalah tetangga dekat atau sanak keluarga dan petugas kesehatan

    dalam membantu kesehatan keluarga.

    4. Struktur Keluarga

    a. Pola komunikasi keluarga

    Kurang komunikasi diantara keluarga yang menderita DHF akan

    mempengaruhi pengambilan keputusaN dalam memutuskan suatu

    masalah.

    b. Struktur kekuatan keluarga

    Dalam keluarga yang membuat keputusan dalam menyelesaikan

    masalah biasanya dilakukan oleh kepala keluarga dengan cara

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Wahyunovia 6390 2 Bab2dhf

    52/63

    59

    demokrasi. Jika kepala keluarga tidak mampu mengambil keputusan

    tepat dalam mengatasinya maka dapat memperberat penyakit DHF.

    c. Struktur Peran

    Peran kepala keluarga adalah memenuhi kebutuhan anggota

    keluarganya dn setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-

    masing dalam menaggulangi, mencegah serta merawat anggota

    keluarga yang sakit.

    d. Nilai dan norma keluarga

    Keluarga mempunyai persepsi bahwa suatu penyakit tidak dapat

    sembuh tanpa diobati seperti DHF tidak dapat sembuh tanpa

    pengobatan.

    5. Fungsi Keluarga

    a. Fungsi Afektif

    Perhatian yang kurang sehingga penderita DHF tidak mendapatkan

    perawatan kesehatan yang dibutuhkan.

    b. Fungsi Sosialisasi

    Tingkat kependidikan dan pengetahuan masyarakat rendah, sehingga

    dalam proses sosialisasi masyarakat, keluarga tidak mendapatkan

    informasi yang tepat tentang DHF dan penanganannya.

    c. Fungsi Kesehatan

    Keluarga mampu melakukan lima tugas kesehatan keluarga yaitu :

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Wahyunovia 6390 2 Bab2dhf

    53/63

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Wahyunovia 6390 2 Bab2dhf

    54/63

    61

    b. Stressor jangka panjang

    Keluarga mampu bertindak tenang dan sabar dalam perawatan DHF

    dan pengobatannya.

    c. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor

    Keluarga begitu peka terhadap situasi yang terjadi dalam anggota

    keluarga, sehingga akan lebih cepat dalam mengambil keputusan

    sehingga tidak berakibat buruk, misal akibat atau komplikasi dari DHF

    (Dengue Haemorragic Fever).

    d. Strategi koping yang digunakan

    Keluarga yang menggunakan mekanisme koping yang tidak adaptif

    terkait dengan masalah kesehatan yang muncul, misal tidak segera

    membawa anggota keluarga yang sakit ke pelayanan kesehatan

    cenderung akan mempengaruhi tingkat kesehatan keluarga.

    7. Keluhan utama

    Penderita mengeluh badannya panas (peningkatan suhu tubuh) sakit

    kepala, lemah, nyeri ulu hati, mual dan nafsu makan menurun.

    8. Riwayat penyakit sekarang

    Didapatkan adanya keluhan panas mendadak dengan disertai menggigil

    dan saat demam kesadaran kompos mentis. Turunya panas terjadi antara

    hari ke-3 dan ke-7, dan anak semakin lemah. Kadang-kadang disertai

    keluhan batuk pilek, nyeri telan, mual, muntah, anoreksia, diare atau

    konstipasi, sakit kepala, nyeri otot dan persendian, nyeri ulu hati dan

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Wahyunovia 6390 2 Bab2dhf

    55/63

    62

    pergerakan bola mata terasa pegal, serta adanya manifestasi perdarahan

    pada kulit, gusi (grade III, IV), melena atau hematemasis.

    9. Riwayat penyakit yang pernah diderita

    Penyakit apa saja yang pernah diderita. Pada DHF, anak biasanya

    mengalami serangan ulangan DHF dengan type virus yang lain.

    10. Riwayat imunisasi

    Apabila anak mempunyai kekebalan yang baik, maka kemumgkinan

    akan timbulnya komplikasi dapat dihindarkan.

    11. Riwayat gizi

    Status gizi anak yang menderita DHF dapat bervariasi. Semua anak

    dengan status gizi baik maupun buruk dapat berisiko, apabila ada faktor

    predisposisinya. Anak yang menderita DHF sering mengalami keluhan

    mual, muntah,dan nafsu akan menurun. Apabila kondisi ini berlanjut

    dan tidak disertai pemenuhan nutrisi yang mencukupi, maka anak dapat

    mengalami penurunan berat badan sehingga status gizinya menjadi

    kurang.

    12. Kondisi lingkungan

    Sering terjadi pada daerah yang padat penduduknya dan lingkumgan

    yang kurang bersih (seperti yang mengenang dan gantungan baju yang

    di kamar).

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Wahyunovia 6390 2 Bab2dhf

    56/63

    63

    13. Pola kebiasaan

    a. Nutrisi dan metabolisme

    Nutrisi dan metabolisme: frekuensi, jenis, pantangan, nafsu makan

    berkurang, dan nafsu makan menurun.

    b. Eliminasi BAB

    Eliminasi BAB: kadang-kadang anak mengalami diare atau

    konstipasi. Sementara DHF grade III-IV bisa terjadi melena.

    c. Eliminasi BAK

    Eliminasi BAK: perlu dikaji apakah sering kencing, sedikit atau

    banyak, sakit atau tidak. Pada DHF grade IV sering terjadi hematuria.

    d. Tidur dan istirahat

    Tidur dan istirahat: anak sering mengalami kurang tidur karena

    mengalami sakit atau nyeri otot dan persendian sehingga kualitas dan

    kuantitas tidur maupun istirahatnya kurang.

    e. Kebersihan

    Kebersihan: upaya keluarga untuk menjaga kebersihan diri dan

    lingkungan cenderung kurang terutama untuk membersihkan tempat

    sarang nyamuk aedes aegypti. Perilaku dan tanggapan bila ada

    keluarga yang sakit serta upaya untuk menjaga kesehatan.

    14. Pemeriksaan fisik

    Meliputi inspeksi, auskultasi, palpasi, perkusi dari ujung rambut sampai

    ujung kaki. Berdasarkan tingkatan grade DHF, keadaan fisik anak

    adalah :

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Wahyunovia 6390 2 Bab2dhf

    57/63

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Wahyunovia 6390 2 Bab2dhf

    58/63

    65

    k. Ekstrimitas : sianosis, ptekie, echimosis, akral dingin, nyeri otot,

    sendi tulang

    l. Genetalia : bersih tidak ada kelainan di buktikan tidak terpasang

    kateter

    15. Sistem integumen

    Adanya peteki pada kulit, turgor kulit menurun, dan muncul keringat

    dingin dan lembab.

    Kuku sianosis atau tidak.

    a. Kepala dan leher

    Kepala terasa nyeri, muka tamp0ak kemerahan karena demam

    (flusy), mata anemis, hidung kadang mengalami perdarahan

    (epistaksis) pada grade II,III, IV. Pada mulut didapatkan bahwa

    mukosa mulut kering, terjadi perdarahan gusi, dan nyeri telan.

    Sementara tenggorokan mengalami hyperemia pharing dan terjadi

    perdarahan telingga (grade II, III, IV ).

    b. Dada

    Bentuk simetris dan kadang-kadang sesak. Pada fhoto thorax

    terdapat adanya cairan yang tertimbun pada paru sebelah kanan,

    (efusi pleura), rales, ronchi, yang biasanya terdapat pada grade III

    dan IV.

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Wahyunovia 6390 2 Bab2dhf

    59/63

    66

    c. Abdomen

    Mengalami nyeri tekan, pembesaran hati (hepatomegali) dan asites.

    Ekstremitas : akral dingin, serta terjadi nyeri otot, sendi, serta

    tulang.

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Wahyunovia 6390 2 Bab2dhf

    60/63

    67

    K. Pathways Keperawatan

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Wahyunovia 6390 2 Bab2dhf

    61/63

    68

    L. Diagnosa Keperawatan Keluarga

    1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada An. L dikeluarga Tn.

    A dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat An. L yang

    mengalami DHF (Dengue Haemorragic Fever).

    2. Kurangnya volume cairan tubuh pada An. L dikeluarga Tn. A dengan

    ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah An. L yang

    mengalami DHF (Dengue Haemorragic Fever).

    3. Kurangnya pengetahuan pada An. L dikeluarga Tn. A dengan

    ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah An. L yang

    mengalami DHF (Dengue Haemorragic Fever).

    M. Fokus Intervensi

    1. Diagnosa Keperawatan 1

    a) Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan kebutuhan nutrisi

    dapat terpenuhi.

    b) Rencana tindakan

    1) Pencegahan primer

    - Memberikan informasi tentang kebutuhan nutrisi.

    - Meyakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk

    mencegah kontipasi.

    - Mengkaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang

    dibutuhkan.

    - Menurunkan kebutuhan metabolisme untuk mencegah

    penurunan kalori dan simpanan energi dengan melakukan tirah

    baring atau pembatasan aktivitas selama fase sakit.

    - Anjurkan pasien untuk meningkatkan masukan Fe, protein dan

    Vitamin C.

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Wahyunovia 6390 2 Bab2dhf

    62/63

    69

    2) Pencegahan sekunder

    - Anjurkan untuk sediakan makanan dalam ventilasi yang baik,

    lingkungan menyenangkan karena lingkungan yang

    menyenangkan akan menurunkan stress dan lebih kondusif

    untuk makan.

    - Berikan kebersihan oral karena mulut yang bersih dapat

    meningkatkan rasa makanan.

    3) Pencegahan tersier

    - Monitor mual dan muntah.

    - Monitor adanya penurunan BB.

    - Monitor interaksi anak atau orang tua selama makan.

    - Kolaborasi nutrisi perenteral total, terapi IV sesuai indikasi.

    2. Diagnosa Keperawatan 2

    a) Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan tidak adanya

    tanda-tanda dehidrasi, membran mukosa lembab, tidak

    ada rasa haus yang berlebihan.

    b) Rencana tindakan

    1) Pencegahan primer

    - Pantau status hidrasi (kelembaban membran, nadi akurat).

    - Monitor masukan makanan/cairan.

    2) Pencegahan sekunder

    - Anjurkan banyak minum 1500-2000 ml/hari.

    - Batasi aktivitas yang menguras tenaga.

    3) Pencegahan tersier

    - Kolaborasi dokter juga pemberian cairan IV sesuai dengan

    suhu ruangan.

    - Memberikan deuritik sesuai intruksi.

  • 7/24/2019 Jtptunimus Gdl Wahyunovia 6390 2 Bab2dhf

    63/63