Upload
others
View
5
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
JUAL BELI MAKANAN DENGAN SISTEM APLIKASI GO-FOOD
PERSPEKTIF HUKUM BISNIS SYARIAH
Skripsi
Diajukan untuk Melengkapi Syarat-syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) dalam Jurusan Hukum
Ekonomi Syariah Pada Fakultas Syari’ah
Oleh:
Nama : Tika Junita
` NIM : 104170348
Pembimbing I : Fauzi Muhammad, S.Ag.,M.Ag
Pembimbing II : Neni Triana, S.E.,M.Ag
PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS SYARIAH UINIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
1443 H/ 2021
ii
iii
iv
v
vi
MOTTO
ان تكون تجارة عن ا اموالكم بينكم بالباطل ال نكم... يايها الذين امنوا ل تأكلو تزاض م
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
berlaku dengan suka sama suka diantara kamu.”...(An-Nisa [4]:29)
vii
PERSEMBAHAN
Dengan ini saya persembahkan skripsi ini untuk kedua orang tua saya yaitu
Ayahanda dan Ibunda, merekalah yang senantiasa mendo‟akan, memberikan motivasi
serta dukungan baik secara moril maupun materil. Kehadiran mereka membuat saya
menjadi bersemangat untuk menyelesaikan skripsi ini dan terimakasih selanjunya
untuk adik-adikku yang senantiasa menghiburku di saat lelah untuk cepat
menyelesaikan perkuliahan ini agar menjadi orang sukses dan menjadi contoh yang
baik untuk adik-adikku.
Kemudian terima kasih untuk sahabat-sahabatku seperjuangan khususnya kelas
HES C Angkatan 2017 yang selama ini bersama-sama menemani perjalanan jenjang
akademisiku di kampus yang memberikan banyak pengalaman dan juga cerita yang
telah kita lalui selama lebih kurang 4 tahun ini.
Terima kasih juga saya ucapkan kepada seluruh pihak yang terlibat dalam kesuksesan
di hidup saya, dan mohon maaf tidak dapat saya sebutkan satu persatu. Semoga Allah
SWT selalu membalas kebaikan kalian semua Aamiin yaa
Rabbal „Alamiin.
viii
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul “Jual Beli Makanan Dengan Sistem Aplikasi Go-Food
Perspektif Hukum Bisnis Syariah” .Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
bagaimana jual beli makanan dengan menggunakan sistem aplikasi Go-Food dan
untuk mengetahui tinjauan jual beli makanan di sistem aplikasi Go-Food perspektif
hukum bisnis syariah. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum
empiris, yaitu dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subyek atau objek
penelitian (geografis, masyarakat, dan lain-lain), berdasarkan fakta-fakta yang
tampak atau sebagainya, Dengan cara datang langsung kelokasi dimana tempat
penelitian itu dilakukan guna memperoleh data yang valid dan relevan dengan
peristiwa yang terjadi dimasyarakat. Sumber data dalam penelitian ini adalah terdiri
dari data primer dan data sekunder yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara,
dokumentasi, dan literatur lainnya yang berkaitan dengan penelitian. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan diperoleh hasil dan kesimpulan sebagai berikut: Pertama,
praktik pembatalan sepihak pemesanan Go-Food melalui aplikasi Go-Jek yang
dilakukan oleh customer dalam tinjauan hukum Islam berdasarkan akad jual beli
Istishna‟ memperbolehkan pembatalan tersebut. Akad istishna‟ merupakan akad ghair
lazim. Merujuk pada kitab Fiqih Islam wa Adillatuhu disebutkan bahwa istishn‟
bukan akad lazim sehingga salah satu pihak dapat membatalkan secara sepihak. Jadi
dalam hal ini pemesanan Go-Food dibolehkan untuk dibatalkan sepihak baik pihak
driver maupun pihak customer. Akan tetapi, pembatalan sepihak yang merugikan
driver menjadi haram dalam hukum Islam. Para ulama menjelaskan bahwa ijarah
(sewa-menyewa maupun upah-mengupah) tidak boleh dibatalkan tanpa seizin pihak
lain karena terdapat hubungan timbal balik di dalamnya yaitu antara konsumen dan
driver.
Kata Kunci: Jual beli makanan, Aplikasi Go-Food, Hukum Bisnis Syariah.
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah membimbing
manusia dengan petunjuk-petunjuk-Nya sebagaimana yang terkandung dalam Al-
Qur‟an dan As-sunnah, petunjuk menuju ke jalan yang lurus dan jalan yang diridhoi-
Nya. Demikian juga, penulis bersyukur kepada-Nya atas selesai skripsi ini yang
berjudul “Jual Beli Makanan dengan Sistem Aplikasi Go-Food Perspektif
Hukum Bisnis Syariah”.
Sholawat serta salam semoga senantiasa dihaturkan kepada jujungan
Nabi Muhammad SAW, paras sahabat, keluarga, dan para pengikutnya sampai di hari
kiamat. Skripsi ini disusun sebagai sumbangan pemikiran terhadap perkembangan
ilmu dan memenuhi sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar serana strata satu
(S1) pada Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Dalam penyelesaian penyusunan skripsi ini, penulis telah berusaha dengan
semaksimal mungkin untuk kesempurnaan skripsi ini, namun karena keterbatasan
ilmu pengetahuan yang penulis miliki, sehingga masih banyak terdapat kejanggalan
dan kekurangan dalam penyusunan skripsi ini.
Sebagai wujud rasa syukur, penulis juga menyampaikan ucapan terima
kasih kepada orang tua terkasih Ayahanda Amrrullah dan Ibunda Rosmanita dan
kerabat yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan studi ini serta segenap
Civitas Akademika UIN STS JAMBI yang telah memberi kesempatan dan
menghantarkan penulis kepada tahap akhir menempuh studi di UIN STS JAMBI
Penulis juga mengucapkan ribuan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
x
1. Bapak Prof. Dr. H. Su‟aidi Asyari, MA, Ph.D selaku Rektor UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
2. Bapak Dr. Sayuti Una, S.Ag., M.H selaku Dekan Fakultas Syariah UIN Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi.
3. Bapak Agus Salim, M.A., M.I.R., Ph.D selaku Wakil Dekan Bidang Akademik,
Dr. Ruslan Abdul Gani, S.H, M.Hum selaku Wakil Dekan Bidang Administrasi
Umum, Perencanaan dan Keuangan, Dr. H. Ishaq, S.H.,M.Hum selaku Wakil
Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerja sama di Lingkungan Fakultas UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
4. Bapak Dr. Rasito, S.H.,M.Hum selaku Ketua Jurusan dan Ibu Pidayan Sasnifa,
S.H.,M.Sy selaku sekretaris Jurusan Hukum Ekonomi Syariah di Fakultas
Syariah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
5. Bapak Fauzi Muhammad, S. Ag., M. Ag selaku pembimbing I dan ibu Neni
Triana, S. E., M. Si selaku pembimbing II.
6. Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh Karyawan dan Karyawati Fakultas Syariah
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
7. Kedua orang tua tercinta Bapak Amrullah dan Ibu Rosmanita yang selalu
memberikan Doa dan semangat yang tiada henti untuk anaknya.
8. Sahabat-sahabatku seperjuangan khususnya Prodi Hukum Ekonomi Syariah
Kelas C Angkatan 2017.
9. Semua pihak yang terlibat dalam penyusun skripsi ini, baik langsung maupun
tidak langsung. Atas segala bantuan dan bimbingan yang telah diberikan, penulis
mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga, semoga Allah SWT membalas
xi
kebaikan semua. Dan terakhir penulis berharap bahwa skripsi ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Jambi, Oktober 2021
Penulis
Tika Junita
104170348
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................ i
PERNYATAAN KEASLIAN .................................................................. ii
PERSETUJUAN PEMBIMBIMG .......................................................... iii
NOTA DINAS ........................................................................................... iv
PENGESAHAN PANITIA UJIAN ......................................................... v
MOTTO .................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN ..................................................................................... vii
ABSTRAK ................................................................................................ viii
KATA PENGANTAR .............................................................................. ix
DAFTAR ISI ............................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. Latar BeIakang Masalah............................................................ 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................... 7
C. Batasan Masalah ........................................................................ 8
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian............................................... 9
E. Tinjauan Pustaka ........................................................................ 10
F. metode penelitian……………………………………………. 12
G. Sistematika Penulisan ................................................................ 19
H. Jadwal Penelitian ....................................................................... 21
BAB II KERANGKA TEORI ................................................................. 22
A. Sistem Go-Food dalam Aplikasi Go-Jek Perspektif Hukum Bisnis
Syariah...................................................................................... 22
xiii
B. Dasar Hukum Go-Food dalam Aplikasi Go-Jek ...................... 23
C. Syarat dan Rukun Sah Sistem Go-Food dalam Aplikasi Go-Jek
Perspektif Hukum Bisnis Syariah ........................................... 26
D. Mekanisme Pemesanan Makanan Melalui Fitur Go-Food ...... 28
E. Jenis-Jenis Akad yang Digunakan dalam Go-Food ................. 31
F. Prinsip-Prinsip Umum Muamalah yang Melandasi Hukum Bisnis
Syariah Mengenai Sistem Go-Food Dalam Aplikasi Go-Jek .. 35
BAB III GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN................... 41
A. Sejarah Berdirinya PT.Go-Jek di Kota Jambi ........................... 41
B. Visi dan Misi PT Go-Jek di Kota Jambi .................................... 43
C. Kegiatan dan Produk-Produk PT Go-Jek di Kota Jambi ........... 43
D. Struktur Organisasi PT. Go-Jek di Kota Jambi ......................... 47
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN ........................ 49
A. Praktek Jual Beli Makanan dengan sistem aplikasi Go-Food ... 49
B. Jual Beli Makanan Sistem Aplikasi Go-Food Perspektif Hukum Bisnis
Syariah ............................................................................................ 54
BAB V PENUTUP .................................................................................... 66
A. Kesimpulan ............................................................................... 66
B. Saran .......................................................................................... 67
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ xii
LAMPIRAN ............................................................................................. xv
CURRICULUM VITAE ........................................................................... xvi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kemajuan teknologi memegang peranan penting di era milineal saat ini.
Revolusi teknologi yang lahir dari munculnya internet yang merubah pola pikir
manusia menjadi lebih kritis. Layanan internet yang didapatkan dengan mudah
membawa perubahan dan perkembangan yang sangat cepat khususnya dibidang
industri yang berbasis digital. Perkembangan teknologi tersebut telah membawa
perubahan dan memberi kemudahan di semua lini kehidupan salah satunya di
bidang jual beli (muamalah). Perkembangan tekonologi yang semakin maju
membuat tranksasi muamalah menjadi lebih mudah melalui tranksaksi online (e-
commers). Electronic Commerce atau yang disingkat dengan E-Commerce adalah
kegiatan-kegiatan bisnis yang menyangkut konsumen (consumers), manufaktur
(manufactures), services providers dan pedagang perantara internet. Penggunaan
sarana internet merupakan suatu kemajuan teknologi yang dengan menggunakan
jaringan-jaringan komputer (computer network) yaitu dapat dikatakan menunjang
secara keseluruhan spektrum kegiatan komersial.1
Salah satu perusahaan yang sedang berkembang pesat dalam jual beli melalui
jasa online adalah aplikasi Go-Jek. Go-Jek merupakan perusahaan transportasi
yang dalam pelayanannya menggunakan armada motor (ojek) berbasis online.
Perusahaan ini didirikan oleh Nadiem Makariem pada tahun 2011 dan
meluncurkan
1Abdul Halim Barakatullah. Hukum Transaksi Elektronik di Indonesia. (Sebagai Pedoman
dalam Menghadapi Era Digital Bisnis e-Commerce di Indonesia) (Bandung: Nusa Media, 2017),
hlm. 11.
2
aplikasi mobile pada awal 2015 dengan wilayah cakupan Jakarta, Bandung,
Surabaya dan Bali, dan sekarang merambah ke wilayah Aceh khususnya Banda
Aceh pada akhir Tahun 2017, tepatnya pada bulan Agustus 2017. Hingga saat ini
Go-Jek telah tersebar di 167 Kota dan Kabupaten yang tersebar di seluruh
Indonesia.2
Setelah Go-Jek berhasil mengembangkan sayap bisnisnya di bidang jasa
transportasi, kini semakin berkembang dalam jasa layanan antar pesan makanan
atau yang biasa yang disebut Go-Food. Go-Food adalah salah satu fitur layanan
yang memberikan kemudahan pada pelanggan dalam layanan pesan antar
makanan. Terdapat 15.000 data restoran yang menunyai dapat di akses melalui
aplikasi Go-Jek. Di dalam layanan Go-Food terdapat tiga fitur tambahan yaitu
near me, add note dan suggest a restoran/warung. Near me adalah Fitur untuk
menemukan restoran yang posisinya paling dekat dengan pelanggan tersebut. Add
note adalah untuk memperjelas pesanan, apabila pelanggan mempunyai keinginan
khusus pada makanan yang dipesan dapat melalui fitur ini, misalnya: goreng
kering, tidak pedas, tidak pakai bawang goreng, dsb. Suggest a restoran/warung:
Apabila restoran favorit dari pelanggan tidak ada dalam daftar, pelanggan yang
bersangkutan dapat menyarankan restoran yang diinginkan dengan menuliskan
nama restoran tersebut pada fitur ini.3
Penawaran jasa yang dilakukan oleh provider Gojek dengan aplikasinya
dalam bentuk Go-Food, pelanggan dapat memesan makanan pada driver Gojek
hanya dengan membayar biaya pembelian dan pengantaran ke tempat pelanggan
2 Gerrizeta Febtian, “Analisis Faktor-Faktor yang Mendorong Penggunaan Jasa Layaanan
Go-Jek PT. GOJEK Indonesia” Skripsi Universitas Telkom Bandung, 2016, hlm. 2-3. 3 Ibid., hlm. 3.
3
berada. Pihak driver Gojek harus menalangi dahulu semua biaya pembelian
makanan yang diinginkan pelanggan. Biaya pembelian dan pengantaran makanan
ke tempat pelanggan menggunakan akad ijarah. Dalam implementasinya, dalam
pemesanan via Go-Food ini cenderung memiliki efek finansial bagi drivernya,
karena bila terjadi risiko-risiko dalam proses pemesanan makanan tersebut maka
pihak driver akan menanggung seluruh risikonya.4
Pada awalnya, sistem yang ada pada layanan jasa Go-Food ini belum meng-
cover secara menyeluruh kepentingan driver. Hal ini terbukti dari banyaknya
driver yang dirugikan oleh para pelanggan dengan cara pembatalan pesanan
secara sepihak. Tentu hal ini menuai banyak protes dari pihak driver. Dengan
banyaknya komplain yang dilaporkan pada perusahaan, maka pihak managemen
Gojek memperbaiki sistem dengan meng-upgrade konten pada aplikasi Go-Food.
Namunternyata driver masih juga dirugikan karena harus menalangi biaya
pembelian makanan tersebut dalam jumlah yang banyak.5
Semakin banyaknya pengguna aplikasi Go-Jek oleh masyarakat, semakin
banyak pula terjadi permasalahan driver Go-Jek khususnya pada layanan Go-
Food. Terjadi praktik pembatalan sepihak oleh konsumen dikarenakan konsumen
meng-cancel pesanan, yang dengan begitu tidak membayar makanan atau
minuman yang sudah dipesan. Secara ekonomi, hal tersebut merugikan driver Go-
Food karena telah membelikan makanan atau minuman yang konsumen pesan
dengan menggunakan uang pribadi mereka, namun tidak ada ganti rugi yang
4
Saputri, Pertanggungjawaban Atas Pembatalan Pesanan Makanan via Go-Food
Perspektif Akad Ijarah. (Surakarta: IAIN Surakarta, 2019), hlm. 5. 5Ibid., hlm.5.
4
didapatkan. Secara sosial, praktik pembatalan sepihak yang terjadi merugikan
driver Go-Food yang sudah sepantasnya menerima hak mendapatkan upah, seperti
disyaratkan jika pekerjaan telah selesai, sebagaimana dalam H.R Ibnu Majah No.
2434: 5
ثب انعجبض حد ث ح ثب عجد انس حد ه عطخ انع ظعد ث ت ث ثب حد يشق ند اند ان أظهى ث د ث ش
ظهى أ عه صهى الل س قبل قبل زظل الل ع ث عجد الل ع أث جف عسق ع عطا الجس أجس قجم أ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami (Al Abbas bin Al Walid Ad Dimasyqi)
berkata, telah menceritakan kepada kami (Wahb bin Sa'id bin Athiah As
Salami) berkata, telah menceritakan kepada kami ('Abdurrahman bin
Zaid bin Aslam) dari (Bapaknya) dari (Abdullah bin Umar) ia berkata,
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Berikanlah upah
kepada pekerja sebelum kering keringatnya."6
Dapat disimpulkan bahwa ujrah (upah) seyogianya dibayarkan kepada
pekerja secepat mungkin.7 Akan tetapi fakta di lapangan membuktikan bahwa
masih sering terjadi praktik pembatalan sepihak oleh konsumen Go-Food di PT.
Go-Jek. Ketidakjelasan pelanggan dan juga keseriusan pesanannya ini sangat
mempengaruhi kinerja driver. Hal yang lazim dialami pelanggan tidak bisa
dihubungi kembali setelah pesanan dibeli driver dan diantar ke tempat yang dituju
dan telah disepakati menyebabkan biaya pembelian makanan tersebut tidak bisa
diperoreh kembali. Hal ini menyebabkan driver mengalami kerugian secara
materil dan moril. Kerugian financial yang dialami driver atas pembatalan
pesanan secara sepihak sangat riskan karena kondisi keuangan driver sangat
terbatas. Hal ini sangat memberatkan pihak driver karena harus menanggulangi
6
Al-Hafidz Ibnu Hajar Al Ashqhoni. Terjemahan Hadits-Hadits dari kitab Bulughul
Marom (Bangil: Tarjamah Bulugul Maraam, 2019), hlm. 67. 7 Mardani, Ayat-ayat dan Hadis Ekonomi Syariah (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014),
hlm. 193.
5
kerugian secara financial, baik biaya pembelian makanan, ongkos kirim, watu dan
tenaga yang telah digunakan untuk memenuhi pesanan makanan pelanggan.
Dalam Islam dijelaskan bahwa suatu transaksi dapat dikatakan sah apabila
kedua belah pihak menyelesaikan kewajiban masing-masing. Sebagaimana
pengertian dari nafadhul al aqd al ba‟i ialah akad itu memindahkan barang yang
dijual dari penjual kepada pembeli, sedangkan untuk mencapai kepemilikan
sempurana (milkiyah thammah) berpindah dari pembeli kepada penjual dan lalu
masing-masingnya diharuskan menyerahkan yang harus mereka serahkan.8
Mekanisme transaksi Go-Food ini dilakukan dengan membuka fitur Go-
Food pada aplikasi Go-Jek sehingga muncul daftar restoran dan rumah makan
serta menu dan harga makanan/minuman kemudian konsumen memilih menu
makanan/minuman yang tersedia. Setelah itu pihak driver membelikan
makanan/minuman dengan memberikan talangan untuk pembelian terlebih
dahulu. Kemudian pihak driver mengantar makanan/minuman kepada konsumen.
Selanjutnya konsumen akan membayar harga makanan sesuai dengan struk/nota
beserta ongkos kirim kepada driver. Dalam hal ini driver mendapatkan kembali
pembayaran atas dana talangan yang driver berikan kepada konsumen. Sedangkan
driver yang telah membelikan makanan/minuman akan mendapat upah dari jasa
yang dia berikan.9
Pembatalan pesanan merupakan tindakan membatalkan atau tidak menerima
order baik dilakukan oleh driver maupun customer. Biasanya pembatalan
dilakukan oleh customer dengan alasan menu yang dipesan tidak tersedia, terdapat
8 Hasbi Ash Shiddieqy, Pengantar Fiqih Muamalah (Semarang: Pustaka Rizki Putra,
2009), hlm. 54. 9 Wawancara: Kemas, driver Go-Jek Kota Jambi, Tanggal 1 Januari 2021.
6
selisih harga aplikasi dengan aslinya, antri pembelian sehingga menyebabkan
lama dalam pengantaran. Selain itu, pembatalan oleh customer terjadi karena
customer ingin memilih makanan tetapi tidak sengaja pilihan makanannya keliru
jadi harus dibatalkan.10
Melihat praktik yang terjadi di lapangan, jika di tinjau dari
sisi hukum ekonomi syariah. Apabila dalam transaksi jual beli makanan melalui
aplikasi Go-Food tersebut ditemukan suatu perubahan keadaan yang
memunculkan sendiri dapat menyebabkan kerugian atau resiko dari masing-
masing pihak.
Dari penjelasan tersebut bagaimanakah pandangan hukum ekonomi Islam
mengenai kerugian tersebut belum termasuk resiko lainnya yang terkait dengan
transportasi yang merupakan persoalan insidental, seperti kecelakaan lalu lintas.
Dengan demikian, untuk mengetahui lebih dalam maka penulis tertarik untuk
mengkaji lebih dalam mengenai Jual Beli Makanan Dengan Sistem Aplikasi
Go-Food Perspektif Hukum Bisnis Syariah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka dapat di
rumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana Praktek jual beli makan dengan sistem aplikasiGo-Food?
2. Bagaimana jual beli makanan dengan sistem aplikasi Go-Food Perspektif
Hukum Bisnis Syariah?
10
Wawancara: Heru, Driver Go-Jek Kota Jambi, Tanggal 1 Januari 2021.
7
C. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini diperlukan agar pembahasan dan
tujuan terarah dan tidak menjalar menjadi luas, maka dalam penelitian ini penulis
hanya membahas tentang Jual Beli makanan Dengan Sistem Aplikasi Good-Food
pada Perusahaan Go-Jek yang berkantor di Jalan Hayam Wuruk, Jelutung, Kota
Jambi pada tahun 2021.
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, tujuan yang
hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mendeskripsikan bagaimana jual beli Makanan dengan menggunakan
sistem aplikasiGo-Food.
2. Untuk mengetahui tinjauan jual beli makanan di Sistemaplikasi Go-Food
Perspektif Hukum Bisnis Syariah.
Adapun kegunaan penelitian ini adalah:
1. Memberikan informasi serta wawasan kepada pembaca khususnya kepada
penulis sendiri mengenai praktik transaksi melalui aplikasi Go-Food.
2. Secara teoritis untuk mengetahui kepastian hukum Islam mengenai jual beli
makanan melalui aplikasi Go-Food.
3. Menambah wawasan kepada pembaca untuk memahami hukum juaI beIi
yang diperbolehkan oleh syara‟ khususnya dalam praktik jual beli makanan
dan minuman melalui aplikasi Go-Food. Agar perusahaan Go-Jek Iebih
memperhatikan kesejahteraan driver. Sehingga PT Go-Jek bisa memperbarui
mekanisme Go-Food daIam aplikasinya agar pelanggan tidak merasa kecewa
dan bertransaksi dengan baik.
8
E. Tinjauan Pustaka
Dari beberapa penelitian terdahulu penulis menemukan beberapa literatur
yang hampir sama dengan penelitian yang akan penulis lakukan, di antaranya
sebagai berikut:
Penelitian dilakukan oleh Allina Mustaufiatin Ni‟mah berjudul “Akad Go
Food Dalam Prespektif Hukum Islam (Studi Kasus user Fitur Go Food di Pondok
Pesantren Roudhotul Qur‟an 2 Purwokerto)”. Hasil penelitian ini adalah praktik
akad Go-Food di Pondok Pesantren Roudhotul Qur‟an 2 Purwokerto termasuk
transasksi multi akad. Sebagian ulama membolehkaan multi akad dengan dasar
hukum hadis yang melarang dua transaksi dalam satu akad tidak diberlakukan
secara umum, tetapi mengecualikan pada kasus yang diharamkan menurut dalil
tersebut dan selama rukun dan syarat akad-akadnya terpenuhi serta tidak
mengantar kepada hal yang dilarang seperti riba, gharar, kesamaran harga dan
sebagainya dan dalam akad Go-Food setiap akadnya terpenuhi syarat dan
rukunnya.11
Penelitiaan yang dilakukan Halimatus Sadiyah Ika Rahayu dengan judul
Analisis Hukum Islam Terhadap Praktik Jual Beli Makanan dan Aplikasi Go-
Food. Merupakan penelitian yang bertujuan untuk menjawab pertanyaan:
Bagaimana praktik jual beli makanan dan aplikasi Go-Food dan Bagaimana
analisis hukum Islam terhadap praktik jual beli makanan dan aplikasi Go-Food.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa praktik akad jual beli makanan dan aplikasi
Go-Food belum terlaksana dengan baik karena adanya ketentuan diluar
11
Ni‟mah, Allina. Skripsi. Akad Go Food Dalam Prespektif Hukum Islam (Studi Kasus
user Fitur Go Food di Pondok Pesantren Roudhotul Qur‟an 2 Purwokerto). (Purwokerto: IAIN
Purwokerto, 2018), hlm. 62.
9
kesepakatan awal yang dilakukan oleh pihak driver ketika makanan yang dipesan
oleh pembeli terjadi perubahan harga namun pihak driver tidak konfirmasi
terlebih dahulu ke pembeli apakah transaksi tersebut tetap berlanjut atau
dibatalkan. Yang menurut hukum Islam, praktik jual beli tersebut tidak sah ketika
driver tidak konfirmasi adanya perbedaan harga dan dikatakan sah jika driver
konfirmasi adanya perbedaan harga dan konsumen memilih untuk melanjutkan
jual beli tersebut.12
Penelitian yang dilakukan oleh Atik Abidah yang berjudul Tinjauan Hukum
Islam Terhadap Jasa Delivery Order Go-Food Pada Aplikasi Go-Jek Madiun.
Didalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis
penelitian (field research), teknik pengumpulan data dengan cara observasi,
dokumentasi, dan wawancara. Selanjutnya analisis data induktif metode yang
menekankan pada pengamatan dahulu, lalu menarik kesimpulan berdasarkan
pengamatan tersebut yang berarti data yang dikumpulkan berupa kata-kata, hasil
wawancara, dan bukan angka-angka. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa
pertama, Akad yang digunakan dalam transaksi delivery order Go-Food adalah
multiakad (hybrid contract) dengan menggabungkan akad ijarah dengan akad
qardh. Jika ditinjau berdasarkan rukun dan syarat di masing-masing akad, maka
semua rukun dan syarat telah terpenuhi. Penggabungan akad ini, termasuk
kedalam multiakad yang mujtami‟ah (tergabung/terkumpul). Mayoritas ulama
Hanafiyah, sebagian pendapat ulama Malikiyah, ulama Syafi‟iyah, dan Hanbali
12
Rahayu, Ika. Skripsi.“Analisis Hukum Islam Terhadap Praktik Jual Beli Makanan dan
Aplikasi Go-Food”. (Surabaya: Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, 2019), hlm.
54.
10
berpendapat bahwa hukum multi akad (hybrid contract) adalah sah dan
diperbolehkan menurut syariat Islam. Kedua, penetapan marketing fee oleh PT
Go-Jek Madiun kepada pelaku usaha menurut hukum Islam telah terpenuhi. Akad
yang digunakan adalah akah ijarah berupa sewa lapak. Karena marketing fee yang
diterapkan PT Go-Jek Madiun ialah sebagai ujroh atau upah atas sewa lapak yang
mereka sediakan.13
Penelitian yang di lakukan oleh Annisa Adelia Yusufin, yang berjudul
“Transaksi jual beli melalui jasa Go-Food dalam perspektif hukum Islam.” Skripsi
jurusan Hukum Keperdataan fakultas HukumUniversitas Lampung, 2018. Dari
pembahasan dan analisa dapat diperoleh kesimpulan bahwa syarat jual beli
melalui jasa Go-Food adalah menginstal aplikasi Go-Jek dan mematuhi syarat dan
ketentuan yang telah dtentukan oleh pihak perusahaan. Prosedur transaksi jual beli
melalui jasa Go-Food adalah konsumen membuka aplikasi Go-Jek pada
smartphone, lalu memilih fitur Go-Food, memilih lokasi pembelian dan
makanan/minuman yang dipesan kemudian memesan dan driver akan
mengonfirmasi pesanan dengan menelepon konsumen. Perspektif hukum Islam
yang menghalalkan transaksi jual beli melalui jasa Go-Food didasarkan adanya
dasar hukum dalam Al-Qur‟an QS. Al-Kahfi ayat 19 dan hadisth nabi Muhammad
SAW yaitu memperbolehkan mewakilkan pembelian (wakalah bil ujrah) dan
memandang pemanfaatan jasa driver sebagai ijarah. Perspektif hukum Islam yang
13
Pratiwi, Indah. Skripsi. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jasa Delivery Order Go-
Food Pada Aplikasi Go-Jek Madiun. (Ponorogo: Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo,
2018), hlm 52.
11
menharamkan didasarkan pada Al-Qur‟an QS Al-Baqarah ayat 275 yang
mengharamkan riba karena terjadi penggabungan akad.14
Skripsi yang ditulis oleh Dewi Safitri dengan judul Praktik Jual-Beli
Makanan Online Melalui Fitur Go-Foodpada Aplikasi Go-Jek Menurut Tokoh
Muhammadiyah Dan Tokoh Al-Washliyah Kecamatan Medan Tembung. Hasil
penelitian menyebutkan bahwa dari pandangan tokoh Muhammadiyah
menyatakan bahwa membolehkan secara mutlak praktik jual-beli makanan
melalui fitur Go-Food pada aplikasi Go-jek. Tidak ada permasalahan mengingat
di aplikasi Go-jek spesifikasi tentang menu makanan beserta harga juga sudah
jelas. Tokoh Al-Washliyah bahwa dalam menyikapi kemajuan teknologi kita
harus berhati-hati dengan tidak mengatakan praktik jual beli makanan online
melalui fitur Go-Food adalah mutlak boleh. Jadi penulis mengambil kesimpulan
bahwa jual beli makanan via Go-Food dibolehkan karena memenuhi syarat dan
rukun jual beli, namun perlu ditambahkan hal yang mengikat supaya terhindar
dari penipuan seperti kata-kata ‚jangan dibatalkan‛ atau jika terjadi kerusakan atau
ketidaksesuaian makanan maka jangan diterima sebagai kehati-hatian (ihtiyath)
dan kewaspadaan pada transaksi ini mengingat maraknya perubahan kondisi
dimana pada praktiknya terjadi kecurangan, kesalahan, dan ketidakjelasan
(gharar) yang jelas dilarang oleh syariat.15
14
Annisa Adelia, Skripsi. “Transaksi jual beli melalui jasa Go-Food dalam perspektif
hukum Islam” (Lampung: Universitas Lampung, 2018), hlm.68. 15
Safitri, Dewi. Skripsi. “Praktik Jual-Beli Makanan Online Melalui Fitur Go-Food pada
Aplikasi Go-Jek Menurut Tokoh Muhammadiyah Dan Tokoh Al-Washliyah Kecamatan Medan
Tembung” (Sumatera Utara: Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, 2018), hlm. 57.
12
F. Metode Penelitian
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian ini dilakukan di Kantor Gojek yang beralamat di Jl.
Hayam Wuruk No.119 F, Talang Jauh, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi. Adapun
waktu penelitian dilakukan pada bulan September 2021.
B. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif
yang bersifat deskriptif. Pendekatan kualitatif adalah pendekatan suatu cara
analisis hasil penelitian menghasilkan data deskritif analistis, yaitu data yang
dinyatakan oleh responden secara tertulis atau lisan serta juga tingkah laku yang
nyata, yang diteliti dan dipelajari sebagai sesuatu yang utuh.16
Sedangkan
penelitian yang bersifat deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk
memberikan data yang seteliti mungkin tentang keadaan manusia, atau gejala-
gejala lainnya. Maksudnya adalah terutama untuk mempertegas hipotesa-hipotesa
agar dapat membantu memperkuat teori-teori lama atau menyusun teori baru.17
Ciri-ciri metode deskriptif adalah memusatkan diri pada masa sekarang dan
masalah-masalah yang actual dan kemudian data yang dikumpulkan disusun,
dijelaskan dan dianalisis.18
Proses ini untuk bisa mendapatkan data yang berkaitan
dengan jual beli makanan perpektif hukum bisnis syariah.
C. Jenis Penelitian
16
Lexy J Moleong,Metode Penelitian Kualitatif, Cet. Ke-25, (Bandung: Remaja
Roskadakarya, 2008), hlm. 20.
17 Ibid., hlm. 31.
18 Sayuti Una, (ED)., Pedoman Penulisan Skripsi (Edisi Revisi), (Jambi: Syariah Press,
2012)., hlm. 251.
13
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum empiris, yaitu
dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subyek atau objek penelitian
(geografis, masyarakat, dan lain-lain), berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau
sebagainya, Dengan cara datang langsung kelokasi dimana tempat penelitian itu
dilakukan guna memperoleh data yang valid dan relevan dengan peristiwa yang
terjadi dimasyarakat. Menurut creswell yang dikutip dalam buku yang berjudul
metode penelitian kualitatif karya Raco bahwa penelitian kualitatif adalah suatu
pendekatan atau penelusuran untuk mengeksplorasi dan memahami suatu gejala
sentral.
Untuk mengerti gejala sentral tersebut peneliti mewawancarai peserta
penelitian atau partisipan dengan mengajukan pertanyaan umum dengan
pertanyaan yang agak luas. Informasi tersebut biasanya berbentuk data yang
berupa kata-kata atau teks-teks tersebut kemudian dianalisis.19
Jadi, pendekatan
kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada
metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia.20
Dengan dasar tersebut, maka penelitian ini diharapkan maupun memberikan
gambaran mengenai sistem aplikasi Go-Food perspektif hukum ekonomi syariah.
D. Jenis Data dan Sumber Data
a. Sumber Data
1. Data Primer
Data primer yaitu data pokok yang diperlukan dalam penelitian, yang
diperoleh secara langsung dari sumbernya ataupun dari lokasi objek penelitian,
19
Raco, Metode Penelitian Kualitatif (Jenis, Karakteristik Dan Keunggulannya), (jakarta :
PT. Gramedia, 2010), hlm. 7. 20
Tim penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi, (Jambi : Syariah press, 2014), hlm. 33
14
atau keseluruhan data hasil penelitian yang diperoleh dilapangan, data primer
tidak diperoleh melalui sumber perantara atau pihak kedua danseterusnya.
1) Driver pengendara PT Go-Jek Indonesia di Kota Jambi.
2) Pelanggan Go-Food PT Go-Jek Indonesia di Kota Jambi.
3) Pihak Restauran yang bekerjasama dengan PT Go-Jek di Kota Jambi.
4) Pihak Perusahaan PT Go-Jek Indonesia di Kota Jambi
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan jenis data yang digunakan untuk menjawab
permasalahan yang ada dalam penelitian ini melalui studi kepustakaan.Sumber
bahan hukum dalam penelitian ini antara lain:21
a. Bahan Hukum Primer
Menurut Soerjono Soekanto bahan hukum primer yaitu bahan-bahan
hukumyang mengikat dan terdiri dari norma atau kaidah dasar yaitu Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945, peraturan dasar, peraturan perundang-undangan,
bahan hukum yang tidak dikodifikasikan misalnya hukum adat,
yurisprudensi,traktat dan KUHP.
b. Bahan Hukum Sekunder
Bahan hukum sekunder, yaitu bahan hukum yang mendukung dan
memperkuat bahan hukum primer memberikan penjelasan mengenai bahan
hukum primer yang ada sehingga dapat di lakukan analisa dan pemahaman yang
lebih mendalam. Sehingga adanya penguatan atas dasar hukum mengasilkan
analisa hukum yang baik.
21
Soerjono Suekanto, dan Sri Mamudi , Penelitian Hukum Normative Suatu Tinjauan
Singkat, Penerbit (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), hlm.23.
15
c. Bahan Hukum Tersier
Bahan hukum tersier, yaitu bahan hukum yang merupakan pelengkap yang
sifatnya memberikan petunjuk dan penjelasan terhadap bahan hukum primer dan
sekunder. Bahan hukum tersier dapat dicontohkan seperti: Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), ensiklopedia, indeks, komulatif dan seterusnya.22
b. Sumber Data
Sumber data yang dari penelitian ini wawancara dan observasi dengan
informan yang berkaitan dengan penelitian.
E. Instrumen Pengumpulan Data
a. Observasi
Observasi didefinisikan sebagai suatu proses melihat, mengamati, dan
mencermati serta “merekam” perilaku secara sistematis untuk suatu tujuan
tertentu. Observasi ialah suatu kegiatan mencari data yang dapat digunakan untuk
memberikan suatu kesimpulan diagnosis.23
Pengumpulan data secara langsung ke
perusahaan Go-Jek di Kota Jambi dengan mengamati operasional perusahaan Go-
Jek khususnya Go-Food, marketing fee yang diterapkan, penerapan poin kepada
driver Go-Jek dan hal-hal lainnya yang dibutuhkan dalam penelitian.
b. Wawancara
Wawancara adalah salah satu metode pengumpulan data dengan jalan
komunikasi, yakni melalui kontak atau hubungan pribadi antara pengumpul data
22
Ibid, hlm. 24. 23
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Sigma, 1996), hlm 131-132.
16
dengan sumber data.24
Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara tidak terstruktur. Dengan wawancaratidak terstruktur ini, penulis tidak
menggunakan pedoman wawancara secara sistematis dan lengkap untuk
pengumpulan data yang mengenai tinjauan hukum Islam terhadap jual beli
makanan online melalui aplikasi Go-Food di Bogor.Pihak-pihak yang
diwawancara dalam skripsi ini adalah driver Go-Jek dan customer Go-Jek yang
menggunakan fitur Go-Food yang berkaitan dengan praktik jual beli makanan
online melalui jasa Go-Food di Kota Jambi.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengambilan data dengan cara membaca dan
mengambil kesimpulan dari berkas-berkas atau keterangan Go-Food pada aplikasi
dan website Go-Jek yang berupa syarat dan ketentuan serta kebijakan yang telah
dibuat oleh PT Karya Anak Bangsa (Go-Jek). Peneliti berusaha mencari bahan
yang berkaitan dengan hak dan kewajiban driver maupun customer.
F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
a. Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah teknik yang dilakukan pada saat melakukan
penelitian (research) untuk menemukan potensi dan masalah yang akan
digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk.25
Metode yang digunakan
untuk menjaga akurasi dan hasilnya pada penelitian ini adalah metode observasi
atau pengamatan, wawancara atau dokumentasi.
b. Analisis Data
24
Rianto Adi, Metodologi Sosial dan Hukum, (Jakarta: Granit, 2005), hlm.72. 25
Sugiyono, Metode Penelitian dan Pengembangan (Research and Development/ R&D),
(Bandung: Bandung, 2015), hlm.201.
17
Setelah data terkumpul maka langkah selanjutnya yaitu analisis data kualitatif
dapat dilakukan dengan cara data reduktion (reduksi data), data display
(penyajian data), serta menarik kesimpulan.
c. Reduksi Data
Data yang diperoleh dari lapangan jumblahnya cukup banyak, untuk itu
maka perlu di catat secara teliti dan rinci. Seperti itu telah di kemukakan, semakin
lama peneliti kelapangan, maka jumlah semakin banyak, kompleks dan rumit.
Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi
data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal
yang penting, dicari pena polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi
akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk
melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.
Reduksi data dapat dibantu dengan peralatan elektronik seperti komputer mini,
dengan memberikan kode pada aspek-aspek tertentu.26
d. Penyajian Data
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan
data. Kalau dalam penelitian kuantitatif penyajian data ini dapat dilakukan dalam
bentuk tabel, grafik, phie chard, pictogram dan sejenisnya. Melalui penyajian data
tersebut, maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga
akan semakin dipahami. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan
dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya.
Penyajian data ini dapat membantu penulisan dalam memahami apa yang sedang
26
Sugiono, metode penelitian pendidikan, (Bandung : alfabeta, 2014), hlm. 338.
18
terjadi dan apa yang harus dilakukan berdasarkan dan pemahaman yang penulis
dapat dari penyajian-penyajian tersebut.
e. Kesimpulan
Penarikan kesimpulan dan verifikasi awal yang dikemukakan masih
bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat
yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila
kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang
valid dan konsisten pada saat peneliti kembali kelapangan mengumpulkan data,
maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.
27Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat
menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga
tidak, karena seperti yang telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan
masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan
berkembang setelah penelitian berada dilapangan.
27
Ibid., hlm. 345.
19
f. Laporan
Setelah melakukan pengolahan dan menganalisi data, langkah terakhir adalah
membuat laporan hasil penelitian.28
G. Sistematika Penulisan
Penyusun skripsi ini terbagi dalam lima bab, antara babnya ada yang terdiri
dari sub-sub Bab. Masing-masing bab membahas permasalahan tersendiri, tetapi
tetap saling berkaitan antara sub Bab dengan Bab yang berikutnya. Untuk
memberikan gambaran secara mudah agar lebih terarah dan jelas mengenai
pembahsan skripsi ini penyusun menggunakan sistematika dengan membagi
pembahasan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Dalam Bab ini menguraikan latar belakang masalah, rumusan
masalah, batasan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian,
kerangka teori, tinjauan pustaka metode penelitian, metode
pengumpulan data, metode analisis data dan diakhiri dengan
sistmatika penulisan dan jadwal penelitian.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Merupakan bab yang membahas tentang teori yang berkaitan
dengan penelitian.
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Bab ini memuat tentang gambaran umum perusahaan Go-Jek yang
meliputi sejarah singkat Go-Jek, visi dan misi Go-Jek, struktur
organisasi Go-Jek di Kota Jambi.
28
Ibid., hlm. 345.
20
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
Dalam Bab ini berisi tentang pembahasan inti dari skripsi. Bab ini
menjelaskan laporan hasil penelitian mengenai praktik user Go-
Food terhadap praktik user fitur Go-Food yang ditinjau dari
Hukum Islam.
BAB V PENUTUP
Dalam Bab ini berisi kesimpulan yang memuat jawaban terhadap
pertanyaan yang diajukan dalam rumusan masalah dan saran-saran
yang dimaksudkan sebagai rekomendasi untuk kajian lebih lanjut.
Pada bagian akhir penulisan ini terdiri dari daftar pustaka,
lampiran-lampiran serta daftar riwayat hidup.
21
H. Jadwal Penelitian
No Kegiatan
2021
Januari Maret September Oktober November
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan
Judul
2 Pembuatan
Proposal
3 Perbaikan
Propsal dan
Seminar
4 Surat izin
riset
5 Pengumpulan
data
6 Pengolahan
data
7 Pembuatan
Laporan
8 Bimbingan
dan
Perbaikan
9 Agenda dan
ujian skripsi
10 Perbaikan
dan
penjilidan
22
BAB II
KERANGKA TEORI
A. Sistem Go-Food dalam aplikasi Go-Jek Perspektif Hukum Bisnis Syariah
PT. Go-Jek Indonesia adalah perusahaan berjiwa sosial yang memimpin
revolusi industri transportasi ojek yang didirikan oleh Nadiem Makarim (Founder
dan CEO Go-Jek Indonesia) pada Februari 2011. Go-Jek bermitra dengan para
pengendara ojek berpengalaman di Jakarta, Bandung, Bali dan kota besar lainnya.
Berawal dari layanan transportasi, sekarang aplikasi Gojek memiliki lebih dari 20
layanan yang menjadi solusi utama dalam pengiriman, berbelanja dan bepergian
di tengah kemacetan kota.29
Go-Food adalah suatu layanan yang menawarkan jasa pesan antar makanan.
Go-Food merupakan layanan dalam aplikasi Go-Jek, di mana Go-Jek adalah
sebuah aplikasi ciptaan PT Go-Jek Indonesia. Dalam menjalankan kegiatannya,
PT Go-Jek Indonesia bermitra dengan pengemudi ojek/driver. Melalui sistem
dalam aplikasi perangkat lunak yang berfungsi sebagai sarana untuk menentukan
layanan dengan menggunakan sepeda motor yang disediakan oleh pihak ketiga
(pengemudi ojek/driver). Aplikasi ini menawarkan informasi tentang layanan
yang ditawarkan oleh penyedia layanan. Jenis layanan yang dapat diminta melalui
aplikasi salah satunya adalah Go-Food.
Layanan Go-Food ini berfungsi untuk memesan makanan dengan jarak
pengantaran maksimal 25 km. Terdapat sekitar 75.000 rumah makan yang
29
www.go-jek.com/about/ di akses pada tanggal 3 Januari 2021, pukul 22.00.
23
menjadi mitra Go-Jek dengan berbagai menu dan harga perkiraannya. Layanan ini
tidak
24
dibatasi jumlah pembelian yang dilakukan oleh customer. Fitur chat yang terdapat
didalamnya memudahkan untuk berkomunikasi dengan driver atas pesanan yang
dipesan.30
Layanan Go-Food memberikan pilihan sistem pembayaran yaitu
pembayaran cash dan sistem pembayaran Go-Pay. Mekanisme pembayaran cash
dilakukan dengan cara driver menalangi terlebih dahulu pembayaran makanan
yang dipesan customer. Sedangkan sistem pembayaran Go-Pay melalui uang
elektronik berupa saldo yang dibayarkan melalui bank. Pada sistem pembayaran
Go-Pay terdapat beberapa diskon atau bonus Top Up. Harga yang tertera pada
sistem layanan Go-Food merupakan harga perkiraan yang belum tentu nominal
yang dibayarkan pelanggan sesuai dengan aplikasi. Nominal harga sewaktu-waktu
dapat berubah sesuai dengan harga makanan di restoran.31
B. Dasar Hukum Go-Food dalam Aplikasi Go-Jek
Para ulama Islam sejak zaman Nabi hingga sekarang sepakat bahwa jual beli
secara umum hukumnya mubah.32
Jual beli sebagai sarana tolong-menolong
antara sesama umat manusia mempunyai landasan yang kuat di dalam Al-Qur‟an
dan Hadis. Terdapat beberapa ayat Al-Qur‟an dan Hadis. yang berbicara tentang
jual beli, antara lain:
a. Al-Qur’an
Diantara ayat Al-Qur‟an yang menjelaskan tentang jual beli adalah
ا ... ثه و انس حس ع انجاحم الله
30
Aplikasi Karya Anak Bangsa, “Go-Jek Indonesia” dirujuk dari www.gojek.com/termsand-
condition/ diakses 15 Februari 2021, pukul 09.41 WIB. 31
Ibid. 32
Saiful Jazil, Fiqih Mu‟amalah (Suarabaya: UINSA Press, 2014), hlm. 98.
25
Artinya: … “Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan
riba.”33
Dalam ayat lain, yang Berbunyi:
تجبزح ع تك ا كى ثبنجبطم ال انكى ث ا اي ا ل تأكه ي اه ب انر ب كى... ه تساض ي
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan
harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan
peniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu.”34
b. Hadits
ظهى ظئم : أي انكع عه صهى الل انج ع } أ الل زافع زض زفبعخ ث أطت ت ع
ح انحبكى صح از ا انجص ع يجسز { ز كم ث ، جم ثد م انس ؟ قبل : ع
Artinya: “Nabi SAW ditanya tentang mata pencaharian yang baik.beliau
menjawab, seseorag berkerja dengan tangannya dan setiap beli
yang mabrur (HR.Bajjar, Hakim menyahihkannya dari Rifa‟ah
Ibn Rafi‟).35
Yang dimaksud kata mabrur dalam hadis di atas adalah jual-beli yang
terhindar dari usaha tipu-menipu dan merugikan orang lain. Karena jual beli
merupakan mata perncaharian / pekerjaan yang paling baik.
c. Ijma
Ijma‟ ulama telah sepakat bahwa jual beli diperbolehkan dengan alasan
bahwa manusia tidak mampu mencukupi kebutuhan dirinya, tanpa bantuan orang
lain. Namun demikian, bantuan atau barang milik orang lain yang dibutuhkannya
itu, harus diganti dengan barang lainnya yang sesuai.36
Banyak kasus hukum
termasuk dalam aspek bisnis yang dasarnya adalah hasil ijtihad ulama.
33
Al-Baqarah (2): 275 34
An-Nisa‟ (4): 29 35
Al-Hafidz Ibnu Hajar Al Ashqhoni. Terjemahan Hadits-Hadits dari kitab Bulughul
Marom (Bangil: Tarjamah Bulugul Maraam, 2019), hlm. 58. 36
Rachmat Syafe‟i, Fiqih Muamalah(Bandung: Pustaka Setia, 2001), hlm.75.
26
Contohnya, mayoritas ulama memperbolehkan jual beli melalui internet.
Alasannya, jika hal itu dilakukan atas dasar suka sama suka dan tidak ada unsur
penipuan didalamnya. Jual beli dengan sistem murabahah diperbolehkan oleh
mayoritas ulama. Dasrnya adalah ijtihad dengan mendasar kepada aspek
maslahat.37
Qiyas
Adapun menurut qiyas (analogi hukum), maka dari satu sisi kita melihat
bahwa kebutuhan manusia memerlukan hadirnya suatu proses transaksi jual beli.
Hal itu disebabkan karena kebutuhan manusia sangat tergantung pada harga
barang atau barang itu sendiri. Dari sini, tampaklah hikmah diperbolehkannya jual
beli agar manusia dapat memenuhi tujuannya sesuai dengan yang diinginkannya.38
d. Urf’
Kata al-urf berasal dari kata „Arafa, Ya‟rifu sering di artikan dengan arti
“sesuatu yang dikenal”. Pengertian “dikenal” ini lebih dekat kepada pengertian
“diakui oleh orang lain”. Kata al-urf jga terdapat dalam Al-Qu‟ran dengan arti
ma‟ruf yang artinya kebajikan (berbuat baik). Ketentuan berdasarakan urf‟ seprti
ketentuan berdasarkan nash.Contoh „urf‟dalam ekonomi Islam adalah transaksi
jual beli di pusat perbelanjaan modern dan transaksi yang berbasis online tanpa
mengucapkan shighat (ucapan saya jual-saya beli). Apabila menggunakan literatur
fiqh klasik maka jual beli seperti ini tidaklah sah karena tidak mengucapkan
shighat (ucapan) jual beli yang jelas melainkan menggunakan isyarat atau tanda.
Contoh isyarat atau tanda yang digunakan oleh penjual adalah meletakkan barang-
37
Fauzi Muhammad, Fikih bisnis syariah kontemporer (Jakarta: Prenada Media Grup,
2021) hlm. 23. 38
Saleh Al-fauzan, Fiqih Sehari-hari (Jakarta: Gema Insani, 2005), hlm. 369.
27
barang /memajang gambar barang dengan label harga (offline/online)yang hendak
dijual sedangkan untuk pembeli dengan cara mengambilnya dan membayarnya di
kasir atau dengan cara transfer. Jual beli tersebut sudah menunjukkan kerelaan
dari kedua belah pihak yang secara substantif sudah memenuhi prinsip dasar
dalam akad jual beli. Dan jual beli tersebut boleh dilakukan berdasarkan „urf atau
kebiasaan masyarakat pada saat ini.39
C. Syarat dan Rukun Sah Sistem Go-Food dalam Aplikasi Go-Jek Perspektif
Hukum Bisnis Syariah
Dalam bidang muamalah dikenal suatu asas yang di kenal dengan asas
kebolehan atau mubah. Asas ini menunjukkan bahwa semua hubungan muamalah,
sepanjang hubungan tersebut tidak dilarang oleh Al-Qur‟an dan sunnah. Ini bearti
bahwa hukum Islam memberikan kesempatan luas kepada yang berkepentingan
untuk mengembangkan bentuk dan macam hubungan muamalah baru sesuai
dengan perkembangan zaman dan kebutuhan umat manusia seperti kemudahan
dalam bertransportasi dan pemesanan makanan melalui aplikasi Go-Jek.Untuk
mengetahui, apakah e-commercebertentangan atau tidak dari perspektif perikatan
Islam. Maka e-commerceharus sesuai dengan rukun dan syarat akad menurut
hukumperikatan Islam. Adapun rukun yang harus dipenuhi dalam suatu akad,
menurut kompilasi hukum ekonomi syariah ada empat, yaitu:40
1. Pihak-pihak yang berakad;
2. Objek akad;
3. Tujuan pokok akad; dan
39
Amalia, Khimatun, 2020. Urf Sebagai Metode Penepatan Hukum Ekonomi Islam As-
Salam I Vol. IX No. 1. Hlm. 15. 40
Fauzi Muhammad, Fikih bisnis syariah kontemporer, Hlm. 54.
28
4. Kesepakatan.
Salah satu unsur dalam perjanjian adalah adanya ijab kabul, sebab akad
adalah pertalian antara ijab dan kabul. Agar ijab dan kabul benar-benar
mempunyai akibat hukum, diperlukan dengan tiga syarat sebagai berikut:
a. Ijab dan kabul harus dinyatakan oleh orang yang sekurang-kurangnya telah
mencapai umur tamyizyang menyadari dan mengetahui isi perkataan yang
diucapkan hingga ucapannya itu benar-benar menyatakan keinginan hatinya;
b. Ijab dan kabul harus tertuju pada objek yang merupakan objek akad;
c. Ijab dan kabul harus berhubungan langsung dalam suatu majelis.
Menegenai syarat pertama yaitu dewasa atau tamyiz, dalam e-commerce sulit
untuk menentukan apakah pihak yang terlibat dalam transaksi telah memenuhi
ketentuan tersebut atau belum. Hal ini karena pihak yang terlihat tidak bertemus
ecara langsung melainkan melalui internet, sehingga pihak yang satu tidak
mengetahui kondisi pihak yang lain. Oleh karena itu, apabila pihak yang
melakukan transaksi di e-commerce telah dewasa, mampu bertindak sendiri (tidak
berada dalam pengampuan), maka perjanjian yang terjadi pada e-commerce
tersebut adalah sah. Mengenai objek e-commerce harus memenuhi syarat objek
akad, yaitu;41
Menegenai objek e-commerceharus memenuhi syarat objek akad, yaitu:
1. Telah ada pada waktu yang diakadkan.
2. Dibenarkan oleh syari‟at.
3. Harus jelas dan diketahui.
41
Ibid., hlm 57.
29
4. Dapat diserahterimakan.
D. Mekanisme Pemesanan Makanaan Melalui fitur Go-Food
Dalam praktik pemesanan makanan via Go-Food, terdapat 3 pihak yang
terlibat di dalamnya yaitu: a) Warung/Resto Warung sebagai penyedia makanan
yang telah bekerja sama dengan Go-Food untuk memudahkan customer membeli
makanan. b) Driver Go-Jek Mitra-mitra khusus yang telah bekerjasama dengan
Go-Jek yang menjadi penyedia jasa layanan pesan antar makanan. c) Customer
adalah pembeli yang memanfaatkan driver Go-Jek sebagai penyedia jasa layanan
pesan antar makanan.42
Restoran yang dapat dipesan makanan melalui fitur Go-Food dipastikan
telah mendaftarkan ke Perusahaan Go-Jek, dalam hal ini restoran kerjasama
dengan perusahaan Go-Jek dalam fitur Go-Food dimana restoran diklaim sebagai
sewa jasa lapak dan fasilitas pemasaran dengan imbalan/ upah.43
Setelah
diverifikasi oleh Perusahaan Go-Jek, restoran sudah dapat menerima pesanan
melalui fitur Go-Food. Konsumen memesan makanan direstoran melalaui fitur
Go-Food yang telah terdaftar dalam aplikasi Go-Jek, setelah memesan makanan
secara otomatis akun driver yang terdekat dengan restoran mendapat notifikasi
pesanan konsumen. Driver membelikan makanan direstoran sesuai pesanan
aplikasi dan mengantarkan makanan ke konsumen, konsumen menerima pesanan
dan membayar makanan yang sesuai dengan nota/ struk yang tertera sekaligus
membayar ongkos kirim/ upah sewa jasa.
42
Ibid., hlm 58. 43
Wawancara: Ratna, pemilik warung mitra Go-Jek, 07 Februari 2021.
30
Mekanisme transaksi Go-Food ini dilakukan dengan membuka fitur Go-
Food pada aplikasi Go-Jek, sehingga muncul daftar restoran dan rumah makan
beserta menu dan harga makanan/minuman. Kemudian konsumen memilih menu
makanan/minuman yang tersedia. Selanjutnya klik “TAMBAH” pada menu
pilihan untuk memasukkan jumlah pesanan. Jika sudah selesai, klik “PESAN”,
maka secara otomatis aplikasi akan mencarikan driver untuk membelikan
pesanan. Kemudian driver akan mengkonfirmasi pesanan beserta alamat
pengiriman pada konsumen. Setelah itu driver akan membelikan
makanan/minuman dengan memberikan talangan terlebih dahulu. Jika sudah,
driver kemudian akan mengantarkan makanan/minuman ke alamat konsumen.
Ketika pesanan sampai, konsumen akan membayar harga makanan sesuai dengan
struk/nota beserta ongkos kirim kepada driver. Dalam hal ini driver mendapatkan
kembali pembayaran atas dana talangan yang driver berikan kepada konsumen
untuk membelikan pesanan, dan ongkos kirim sebagai upahnya karena sudah
membelikan dan mengantarkan pesanan konsumen.44
Untuk lebih jelasnya berikut
cara pemesanan Go-Food yang dijalankan oleh PT. Go-Jek dengan menggunakan
system online berdasarkan aplikasi yang ada:
a. Pada beranda aplikasi Go-Jek, Pilih layanan Go-Food.
b. Pilih restoran atau jenis makanan dari kategori serta rekomendasi yang telah
disediakan Go-Food.
c. Tulis menu yang dipesan atau restoran jika tidak menemukan pesanan yang
diinginkan dengan klik “pencarian/ search”.
44
Wawancara: Kamal, Driver Go-Jek Kota Jambi, 07 Februari 2021.
31
d. Pilih makanan dan masukkan jumlah pesanan. Terdapat varian makanan dan
harga perkiraannya. Harga yang tertera pada daftar tersebut hanya perkiraan.
Jadi, sewaktu-waktu dapat berbeda dengan harga sebenarnya.
e. Masukkan lokasi pada fitur GPS yang telah disediakan. Untuk lebih
memudahkan driver ke lokasi pengantaran, pelanggan sebaiknya
menambahkan catatan lokasi atau alamat lengkap. Setelah itu, pada poin
pilihan metode pembayaran, dapat dipilih dengan metode pembayaran tunai
atau Go-Pay. Apabila memiliki voucher Go-Food, maka biaya perjalanan
yang tertera di aplikasi sudah otomatis terpotong sesuai nilai voucher.
Langkah selajutnya klik “pesan”.
f. Apabila sudah mendapat driver, maka lokasi driver dapat terdeteksi dan
menghubunginya melalui chat dalam aplikasi atau telepon whatsapps.
Namun, jika terkendala koneksi internet, bisa juga menghubungi melalui sms
atau telepon.
g. Apabila makanan sudah diterima pelanggan, jangan lupa memberikan rating
kepada driver atau uang tip untuk driver yang telah membelikan
makanannya.45
Metode pembayaran Go-Food ini terdapat dua cara yakni melalui uang
elektronik dan tunai. Metode pembayaran dengan tunai ini para driver Go- Food
menalangi terlebih dahulu atas pesanan customer. Mekanisme pesanan tunai ini
pihak driver Go-Food menanggung pembayaran pesanan yang dipesan melalui
aplikasi dan akan dikembalikan jika pesanan sudah diantarkan. Permasalahan
45
Ibid.
32
yang timbul dari pesanan tunai yang bukan disebabkan oleh driver di antaranya
jika customer membatalkan pesanan, sedangkan pihak driver sudah dalam
perjalanan membelikan ataupun sudah mengantri pesanan.46
E. Jenis-Jenis Akad yang Digunakan dalam Go-Food
Dari mekanisme pemesanan melalui Go-Fooddapat diketahui terdapat
beberapa akad antara konsumen dan perusahaan Go-Jek. Yaitu akad qardh,
hawalah dan ijarah. Akad ijarah terjadi karena konsumen meminta jasa dari
perusahaan Go-Jek dalam memenuhi kebutuhan yang diinginkan. Dimana
konsumen adalah penyewa jasa, Go-Jek sebagai pemberi jasa dan
pembayarannya adalah upah. Terjadi akad qardh ketika konsumen meminta
kepada pihak Go-Jek untuk membayarkan terlebih dahulu. Perusahaan Go-Jek
berperan dalam akad wakalah karena driver menjadi wakil dari perusahaan.
Driver sebagai muqridh dan konsumen sebagai muqtaridh. Pemindahan hutang
dari perusahaan yang dipindahkan kepada driver Go-Jek termasuk dalam akad
hawalah.
a. Akad Ijarah
Al- Ijarah berasal dari kata al-ajru yang berarti al-„iwadu (ganti). Ijarah
menurut arti bahasa adalah upah. Menurut pengertian syara‟, al- ijarah suatu jenis
akad untuk mengambil manfaat dengan jalan pergantian.47
Menurut fatwa DSN
MUI No. 09/DSN-MUI/I/IV/2000 tentang pembiayaan ijarah. Ijarah adalah akad
pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang atau jasa dalam waktu tertentu
melalui pembayaran sewa/upah, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan
46
Kemas, Hasil Wawancara, Pada Tanggal 1 Januari 2021. 47
Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, Terj. Kamaluddin A. Marzuki, (Bandung: Al-Ma‟arif, 1996),
hlm. 7.
33
barang itu sendiri. Dengan demikian akad ijarah tidak ada perubahan kepemilikan,
tetapi hanya perpindahan hak guna saja dari yang menyewakan pada penyewa.48
Antara konsumen dan driver terdapat akad ijarah. Setelah membelikan makanan
driver mengantarkan makanan ke konsumen, dalam hal ini konsumen langsung
membayar makanan sekaligus membayar ogkos/upah kirim. Akad ijarah adalah
akad atas manfaat berupa imbalan.49
b. Akad Qardh
Secara bahasa qard berarti al-qat‟ yang artinya potongan karena harta orang
yang memberikan pinjaman diberikan kepada orang yang meminjam. Secara
terminologis qard adalah memberikan harta kepada orang yang akan
memanfaatkannya dan mengembalikan gantinya di kemudian hari.50
Dalam
pengertian lain, al-qard adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat
ditagih atau diminta kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa
mengharapkan imbalan.51
Terdapat akad qardh baik pinjaman yang diperlukan dari
konsumen ke Go-Jek atau dari Go-Jek ke driver. Dalam proses ini, driver
menalangi Go-Jek dalam rangka komitmen Go-Jek untuk menalangi konsumen.
Sehingga, sama dengan proses konsumen-GoJek, dalam proses ini, driver
bertindak sebagai wakil dari Go-Jek (wakil) dan sekaligus sebagai pihak yang
akan menalangi Go-Jek dan Go-Jek sebagai pihak yang diwakili (muwakkil) dan
48
Fatwa DSN MUI No. 09/DSN-MUI/I/IV/2000 Tentang Pembiayaan Ijarah. Lihat dalam
Himpunan Fatwa DSN untuk Lembaga Keuangan Syariah, Edisi Pertama, DSN- MUI, BI, 2001,
hlm. 55 49
Sayyid sabiq, Fiqh Sunah. terj. Mujahidin Muhayan (Jakarta: Pena Pundi Aksara, 2008),
hlm. 111. 50
Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah: Fiqh Muamalah, (Jakarta: Kencana Prenamedia Group,
2013), hlm. 333. 51
Amir Syarifuddin, Garis-garis Besar Fiqh, (Jakrta: Prenada Media, 2005), hlm. 223.
34
yang akan ditalangi. Dimana driver mengeluarkan uang untuk menalangi Go-Jek,
dan driver berkeinginan untuk menagih kembali dana talangan tersebut, maka
terjadi akad hutang-piutang antara driver (muqridh) dengan Go-Jek (muqtaridh)
sejumlah uang yang dibayarkan driver untuk membeli makanan/minuman,
katakanlah sejumlah Rp20.000, sesuai dengan daftar harga makanan/minuman
yang tertera di struk/ nota resmi dari merchant. Oleh karena itu secara otomatis,
terjadi akad hutang-piutang (qardh) juga antara Go-Jek (muqridh) dengan
konsumen (muqtaridh). Olehitu secara otomatis, terjadi akad hutang-piutang
(qardh) juga antara Go-Jek (muqridh) dengan konsumen (muqtaridh).52
c. Akad Hawalah
Hawalah secara bahasa berarti al-Intiqal (pindah). Sedangkan secara istilah,
definisi hawalah menurut ulama Hanafi yyah adalah memindah (naqlu)
penuntutan atau penagihan dari tanggungan pihak yang berutang (al-madin)
kepada tanggungan pihak al-Multazim (yang harus membayar hutang, dalam hal
ini adalah al-Muhal alaihi). Berbeda denga al-kafalah yang artinya adalah al-
dhammu (menggabungkan tanggungan) di dalam penuntutan atau penagihan,
bukan al-Naqlu (memindah). Dalam hal ini Go-Jek menangguhkan hutangnya
kepada driver Go-Jek untuk pemabayaran atas pesanan dari konsumen. Dan dalam
pemindahan atau penangguhan ini tidak ada manfaat atau riba yang diambil.
Penangguhan hutang sesuai dengan jumlah yang sudah tertera pada layar ponsel.
Setelah driver selesai melaksanakan tugasnya akan langsung menagih kepada
konsumen. Penagihan pinjaman sesuai dengan yang tertulis pada nota tidak ada
52
Erwandi Tarmizi, Harta Haram Muamalat Kontemporer, (Bogor: Berkat MuliaInsani,
2017), hlm. 27.
35
tambahan. Karena apa yang tertulis merupakan persetujuan antara kedua belah
pihak dan tidak bisa direkayasa.Oleh karena itu, dengan adanya hawalah, menurut
kesepakatan ulama, pihak yang berutang (maksudnya adalah muhil) tidak di tagih
lagi.53
d. Akad Wakalah
Akad wakalah adalah akad dimana pihak yang memiliki kuasa memberikan
kuasa kepada pihak yang menerima kuasa untuk melakukan tindakan atau
perbuatan tertentu. Pelimpahan kekuasaan olh satu pihak kepada pihak lain dalam
hal yang boleh diwakilkan54
. Akad antara konsumen dan go-food, go-food dan
driver adalah akad wakalah. Karena konsumen mewakilkan ke pihak go-food
untuk membelikan makanan, kemudian pihak go-food mewakilkan lagi ke pihak
driver untuk membelikan makanan. Akad wakalah menurut etimologis adalah
pelimpahan atau penyerahan. Sedangkan menurut terminologi wakalah adalah
pelimpahan seseorang kepada orang lain atas urusan yang boleh dilakukan sendiri
dan boleh diambil alih orang lain (niyabah) agar dilakukan ketika masih hidup.55
Menurut Ahmad, wakalah adalah seseorang yang menyerahkan suatu urusannya
kepada orang lain yang dibolehkan oleh syari‟ah, supaya yang diwakilkan
mengerjakan apa yang harus dilakukan dan berlaku selama yang mewakilkan
masih hidup.56
53
Wahbah Zuhaili, Fiqh Islam wa Adillatuhu, Jilid 6, Terj. Abdul Hayyie Al-Ka"ani,
(Jakarta: Gema Insani, 2011), hlm. 84. 54
Fauzi Muhammad, Fikih Bisnis Syariah Kontemporer, hlm.239. 55
Tim Laskar Pelangi, Metodologi Fiqh Muamalah (lirboyo: Laskar Pelangi Press, 2013),
hlm. 206. 56
Ismail Nawawi, Fikih Muamalah Klasik dan Kontemporer (Bogor: Ghalia Indonesia,
2012), hlm. 211.
36
F. Prinsip-Prinsip Umum Muamalah Yang Melandasi Hukum Bisnis
Syariah Mengenai Sistem Go-Food Dalam Aplikasi Go-Jek.
Adapun prinsip-prinsip umum muamalah yang melandasi hukumbisnis
syariah adalah sebagai berikut:57
a. Prinsip Tauhid/Keimanan/Kesatuan
Tauhid atau keimanan kepada Allah merupakan prinsip asal/prinsip
dominan dari bisnis dalam Islam. Tauhid menyadarkan manusia sebagai makhluk
ilahiyah, sosok makhluk yang bertuhan. Artinya setiap bangunan dan aktivitas
manusia harus didasarkan pada nilai-nilai tauhidi. Maksudnya bahwa dalam
setiap gerak langkah dan bangunan hukum harus mencerminkan nilai-nilai
ketuhanan. Untuk itu kegiatan manusia tidak terlepas dari pengawasan Tuhan
dalam rangka melaksanakan titah Tuhan. Berpijak dari hal tersebut bahwa segala
aktivitas bisnis yang kita lakukan itu bersumber dari Syariah Allah SWT. dan
bertujuan akhir kembali kepada-Nya.
Selanjutnya prinsip ini mengantarkan perilaku dan kegiatan bisnis untuk
meyakinkan bahwa harta benda yang dimiliki manusia yang bersumber dari
bahan baku ciptaan Allah artinya secara hakikat semua sumber bisnis hanyalah
milik Allah Swt. tegasnya dalam prinsip ini dipahami bahwa apa saja yang ada
di alam ini ialah milik Allah dengan ungkapan lain Allah adalah pemilik yang
sebenarnya dari segala sesuatu. Tegasnya dengan konsep tauhid seyogyanya umat
Islam dalam melakukan aktivitas bisnis memperhatikan hal-hal sebagai berikut
ini: Pertama, seluruh aktivitas bisnis tidak terlepas dari nilai-nilai ketuhanan
57
Fauzi Muhammad, Fikih Bisnis Syariah Kontemporer, hlm.246.
37
maksudnya apapun jenis muamalah dan bisnis yang dilakukan oleh seorang
muslim harus senantiasa dalam rangka pengabdian kepada Allah dan berprinsip
bahwa Allah selalu mengontrol dan mengawasi tindakan tersebut. Implikasinya
adalah seluruh kesalahan keduniaan yang dilakukan harus selalu dengan
mempertimbangkan persoalan akihirat. Kedua, seluruh aktivitas bisnis tidak
terlepas dari nilai-nilai kemanusiaan dan dilakukan dengan mengetengahkan
akhlak yang terpuji sesuai dengan kedudukan manusia sebagai khalifah di bumi.
Ketiga, melakukan pertimbangan atas kemaslahatan pribadi dan kemaslahatan
masyarakat jika untuk memenuhi kemaslahatan individu maka hal itu
dibolehkan.58
Prinsip tauhid ini harus dipenuhi oleh konsumen maupun driver
agar transaksi menjadi berkah dan dibenarkan oleh syari‟at.
b. Prinsip Kemaslahatan
Kemaslahatan adalah tujuan pembentukan hukum Islam yaitu mendapatkan
kebahagiaan di dunia dan di akhirat dengan cara mengambil manfaat dan
menolak kemudharatan. Kemaslahatan memiliki tiga sifat yaitu:
Dharriyat, sesuatu yang ada demi tegaknya kebaikan di dunia dan di akhirat
dan apabila tidak ada maka kebaikan akan sirna. Sesuatu tersebut terkumpul
dalam maqashid al-syari‟ah yaitu memelihara agama, jiwa, keturunan, kekayaan
dan akal. Mencari rezeki termasuk pada dharuriyat karena bertujuan memelihara
keturunan dan harta pencarian dapat dilakukan dengan menjual melalui jual beli,
wadiah, ijarah mudharabah, qardh, wakalah, hiwalah dan lain-lain.
58
Ibid., hlm 248.
38
Hajiyat, merupakan sesuatu yang dibutuhkan masyarakat untuk
menghilangkan kesulitan tetapi tidak adanya tidak menyebabkan rusaknya
kehidupan. Pada bidang muamalah seperti jual beli salam, murabahah dan istisna.
Perwujutan hajiyat dalam bisnis Islam bertujuan untuk memelihara keturunan
harta keturunan akan terhindar dari memakan yang haram dan terhindar dari
rezeki yang dilarang syariat.
Melalui fitur Go-Food ini diharapkan akan memberikan kemaslahatan bagi
konsumen maupun driver karena sama-sama memperolah manfaat dari transaksi
jual beli makanan.
c. Prinsip keadilan
Keadilan merupakan nilai paling asasi dalam ajaran Islam. Menegakkan
keadilan dan memberantas kezaliman adalah tujuan utama dari risalah Rasul-
Nya. Seluruh ulama terkemuka sepanjang sejarah Islam menempatkan kata
keadilan sebagai unsur paling utama dalam muqashid syariah. Alquran secara
tegas menyatakan bahwa maksud di wahyukannya adalah untuk membangun
keadilan dan persamaan.59
Driver dan konsumen harus sama-sama menerapkan
prinsip keadilan dalam transaksi jual beli makanan melalui fitur Go-Food. Adil
disini dalam artinya konsumen mendapatkan layanan dan driver mendapatkan
upah atas transaksi yang dilakukan.
d. Tolong-Menolong (Ta’awun)
Semangat tolong-menolong merupakan aspek sangat penting dalam bisnis
Syariah. Tolong-menolong secara sederhana berarti saling membantu dan saling
59
Ibid., hlm 250.
39
bekerja sama. Dalam hal ini Allah Swt. telah memerintah kepada manusia untuk
saling berbuat tolong menolong dalam berbuat kebaikan dan takwa. Sebaliknya
setelah melarang manusia tolong-menolong dalam hal perbuatan dosa dan
pelanggaran.60
Dalam sistem Go-Food telah memenuhi prinsip tolong menolong
antara pengguna layanan dan driver. Konsumen dapat memesan makanan tanpa
perlu mengunjungi restauran secara langsung melalui aplikas Go-Food dan driver
mendapatkan upah biaya antar makan tersebut. Begitupun dengan restauran akan
mendapatkan keuntungan dari penjualan makanannya.
e. Prinsip Kejujuran
Prinsip kejujuran dan kebenaran merupakan seniakhlakul karimah. Prinsip ini
dapat berupa:61
1. Prinsip transaksi yang meragukan dilarang, akad transaksi harus jelas, tegas
dan pasti. Baik benda yang menjadi objek akad maupun harga barang yang
jaga tersebut.
2. Prinsip transaksi yang merugikan dilarang. Setiap transaksi yang merugikan
diri sendiri maupun pihak kedua dan pihak ketiga dilarang.
3. Prinsip mengutamakan kepentingan sosial. Prinsip ini menekankan
pentingnya kepentingan bersama yang harus didahulukan tanpa menyebabkan
kerugian individu.
4. Prinsip manfaat. Objek transaksi harus memiliki manfaat.
5. Prinsip transaksi yang mengandung riba dilarang.
6. Prinsip suka sama suka.
60
Ibid., hlm 250. 61
Ibid., hlm. 256.
40
7. Prinsip Milikiah. Kepemilikan yang jelas.
8. Prinsip tidak ada paksaan.
Dalam melakukan transaksi jual beli makanan melalui fitur Go-Foodantara
konsumen dan driver harus saling jujur. Driver harus menyertakan nota pembelian
sehingga dapat meminimalisir terjadinya kecurangan atau penipuan terkait harga
makanan dan minuman yang dipesan oleh konsumen. Jika driver tidak
menerapkan prinsip kejujuran, tentu hal ini akan merugikan konsumen.
f. Prinsip Amanah
Amanah artinya dapat dipercaya dapat tanggung jawab. Seorang pebisnis
harus memiliki sifat amanah karena Allah menyebutkan sifat orang yang
beruntung adalah orang memelihara amanah yang diberikan
kepadanya.Konsekuensi amanah adalah mengembalikan setiap hak kepada
pemiliknya baik sedikit maupun banyak tidak mengambil lebih banyak daripada
yang ia miliki dan tidak mengurangi hak orang lain baik itu berupa hasil
penjualan bonus jasa atau upah buruh. Amanah merupakan unsur yang sangat
vital dan sangat urgen keberadaannya dalam keberlangsungan roda bisnis62
Antara konsumen dan driver harus saling memegang amanah karena jika tidak
amanah akan merugikan salah satu pihak. Misalnya pada saat driver sudah
membelikan makanan tetapi tiba-tiba di cancel oleh konsumen, maka akan
menyebabkan terjadinya kerugian bagi pihak driver.
62
Ibid., hlm. 260.
41
g. Prinsip Pelayanan
Pelayanan merupakan rasa yang menyenangkan yang diberikan kepada
konsumen yang diikuti dengan sikap keramahan dan kemudahan dalam
memenuhi kebutuhan. Pelayanan diberikan sebagai tindakan atau sikap seseorang
atau perusahaan untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan.63
Driver dalam
memberikan layanannya harus maksimal dan dapat memuaskan konsumen agar
konsumen semakin sering membeli makanan menggunakan jasa ojek online.
63
Ibid., hlm. 260.
42
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Berdirinya PT.Go-Jek di Kota Jambi
PT. Go-Jek didirikan pada tahun 2010 merupakan sebuah perusahaan
Transportasi asal Indonesia yang melayani angkutan umum yang berbasis Aplikasi
GO-JEK. Mulai memperluas jangkauannya di Jambi, yaitu pada maret 2017 yang
beralamat di Jl. Hayam Wuruk No.119 F, Talang Jauh, Jelutung, Kota Jambi, Jambi
36124 tepatnya pada tanggal 4 juni 2017 setelah sekitar 1 tahun terakhir teknologi
layanan transportasi online ini beredar di ibu kota besar antara lain. GO-JEK
beropreasi di 50 Provinsi yang ada di Indonesia, Bali, Balikpapan, Banda Aceh,
Bandar Lampung, Bandung, Banjarmasin, Banyuwangi, Batam, Belitung,
Bukittinggi, Cilacap, Cirebon, Garut, Gresik, Jakarta, Jambi, Jember, Karawang,
Kediri, Madiun, Madura, Magelang, Makassar, Malang, Manado, Mataram, Medan,
Mojokerto, Padang, Palembang, Pasuruan, Pekalongan, Pekanbaru, Pematang Siantar,
Pontianak, Probolinggo, Purwakarta, Purwokerto, Salatiga, Samarinda, Semarang,
Serang, Sidoarjo, Solo, Sukabumi, Sumedang, Surabaya, Tasikmalaya, Tegal, dan
Yogyakarta.64
Awal peluncurannya, Go-Jek hanya melayani lewat call center saja dan hanya
melayani pemesanan ojek di wilayah Jakarta saja. Tetapi pada tahun 2015 Go-Jek
mulai berkembang dan membuat aplikasi Go-Jek dengan sistem yang tertata rapi.
Dengan aplikasi ini, pengguna ojek dapat dengan mudah memesan ojek secara online,
membayar secara kredit dan mengetahui keberadaan driver yang akan menjemput
64
https://www.gojek.com/id-id/about/. Di akses Pada 4 September 2021
43
para pemesan. GoJek bermitra dengan para tukang ojek menggunakan sistem bagi
hasi
44
dengan ketentuan 20/80, yang artinya 20 persen pendapatan yang diterima untuk
perusahaan dan 80% untuk driver Go-Jek. Go-Jek juga melakukan pelatihan kepada
mitra driver mereka untuk memberikan kepuasan pelayanan terhadap pelanggan. Go-
Jek telah menuai prestasi sebagai Juara 1 dalam kompetisi bisnis Global
Entrepreneurship Program Indonesia (GEPI) di Bali dalam perkembangannya yang
pesat ini. Selain itu, Go-Jek telah memperoleh berbagai penghargaan dari komunitas
bisnis maupun sosial.65
Go-Jek dapat dipesan melalui Go-Jek App yang bisa diunduh melalui Play Store
maupun App Store. Pada awal peluncuran aplikasi dalam waktu satu bulan aplikasi
ini sudah berhasil mencapai 150.000 download, dengan rating 4,4 dari 5 bintang.
Untuk pembayarannya pun memiliki dua cara yaitu secara cash atau menggunakan
Go-Jek Credit atau Go-Pay. Go-Pay adalah metode pembayaran Go-Jek yang dibuat
cashless dan dapat digunakan untuk membayar semua layanan.66
Jasa transportasi yang menggunakan Media Ponsel pintar ini memang belum
ada di Jambi. Ojek menjadi transportasi yang lumayan dijadikan alternatif untuk
menjangkau daerah yang tidak dilewati oleh angkutan umum yang ada di kota Jambi.
Hampir setiap titik sudut wilayah di kuasai go jek online kota Jambi 40 terdapat
tempat mangkal ojek dan tidak semua sopir ojek terorganisasi dalam sebuah
paguyuban sopir ojek. Peluang ini dilirik oleh tim Go-Jek untuk mengorganisir sopir
ojek serta menghubungkan sopir ojek dengan pelanggannya dengan mudah yakni
melalui ponsel pintar yang memiliki aplikasi Go-Jek di smartphone. 67
65
https://www.gojek.com/id-id/about/. Di akses Pada 4 September 2021 66
Ibid. 67
Go-jek jambi http://puan.co/2017/04/go-jek-telah-hadir-di-jambi/. Di akses Pada 4
September 2021
45
B. Visi dan Misi PT Go-Jek di Kota Jambi
Visi :
Membantu memperbaiki struktur transportasi di Indonesia, memberikan kemudahan
bagi masyarakat dalam melaksanakan pekerjaan sehari-hari seperti pengiriman
dokumen, belanja harian, dengan menggunakan layanan fasilitas kurir, serta turut
mensejahterakan kehidupan tukang Ojek Online di Kota Jambi dan Indonesia
kedepannya. 68
Misi :
1. Menjadikan PT Go-Jek Indonesia sebagai jasa transportasi tercepat dalam
melayani kebutuhan masyarakat Indonesia.
2. Menjadikan PT Go-Jek Indonesia sebagai acuan pelaksanaan kepatuhan dan tata
kelola struktur transportasi yang baik dengan menggunakan kemajuan teknologi.
3. Meningkatkan kepedulian dan tanggung jawab terhadap lingkungan dan sosial.
4. Memberikan layanan prima dan solusi yang bernilai tambah kepada pelanggan.69
C. Kegiatan dan Produk-Produk PT Go-Jek di Kota Jambi
Go-Jek yang awalnya hanya memberikan 4 pelayanan yaitu Go- Send, Go-
Ride, Go-Food, dan Go-Mart, kini berkembang dan bertambah pelayanan-pelayanan
lainnya, seperti Go-Box, Go-Clean, Go-Glam, Go-Message dan pelayanan lainnya.
Berikut ini merupakan penjelasan dari berbagai macam pelayanan yang disediakan
oleh PT. Go-Jek Indonesia:70
68
Sumber: Go-Jek.Com, Di Unduh Pada 4 September 2021 69
Sumber: Wawancara di pada PT. Go-Jek pada tanggal 15 September 2021 70
Fitur layanan dalam sub Bab ini dirujuk seluruhnya dari https://www.go-jek.com diakses
pada Selasa, 15 Februari 2021, pukul 20.05 WIB.
46
a. Go-Ride
Pada layanan ini, driver akan mengantarkan customer dari tempat penjemputan
ke tempat tujuan. Go-Ride merupakan transportasi yang memberikan kemudahan,
keamanan dan kenyamanan dalam aktifitas berpergian. Ketika pelanggan memesan
layanan ini, lokasi penjemputan pelanggan sudah otomatis disekitar tempat dimana
pelanggan berada. Namun, terdapat layanan dalam memusatkan notes penjemputan
agar tepat di arah tempat pelanggan.
b. Go-Car
Layanan ini, memberikan kecepatan akses yang memudahkan para keluarga
yang ingin berpergian secara bersamaan, aman dan nyaman. Cara pemesanan hampir
sama Go-Ride, pelanggan menentukan lokasi penjemputan dan tujuan. Perbedaan
dengan Go-Ride hanya pada jenis kendaraan. Go-Ride menggunakan sepeda motor,
sedangkan Go-Car menggunakan mobil.
c. Go-Bluebird
Layanan taksi online yang menawarkan kemudahan dan kenyamanan dalam
memesan taksi pada aplikasi Go-Jek customer. Berbeda dengan GoCar, harga yang
tertera pada layanan Go-Bluebird merupakan harga perkiraan. Sedangkan harga yang
harus dibayarkan oleh customer adalah harga yang tertera pada argo taksi bluebird.
d. Go-Food
Go-Food adalah layanan pesan antar makanan dengan lebih dari 75.000 restoran
yang terdaftar di aplikasi Go-Jek. Pada layanan Go-Food ini, driver akan membelikan
makanan yang dipesan oleh pelanggan dan mengantarkannya ke lokasi pelanggan
yang sudah tertera pada aplikasi ketika pelanggan memesan. Maksimal jarak
47
pengantaran pada layanan ini adalah 25 KM. Metode pembayaran yang ditawarkan
adalah tunai dan pemotongan saldo Go-Pay.
e. Go-Send
Go-Send adalah layanan kurir instan untuk kirim barang, dokumen dengan cepat
tanpa batasan jarak dalam satu area. Mekanisme pada layanan ini adalah driver
mengantarkan barang ke pelanggan sesuai keterangan dalam pesanan.
f. Go-Pay
Go-Pay adalah dompet virtual yang dapat digunakan untuk pembayaran semua
layanan dalam aplikasi Go-Jek ketika melakukan transaksi.
g. Go-Deals
Go-Deals adalah layanan yang memberikan penawaran promo, voucher makan,
belanja, kecantikan, hobi, hiburan, travel sampai berbagai voucher layanan Go-Jek
dengan metode pembayaran menggunakan Go-Pay.
h. Go-Pulsa
Go-Pulsa adalah layanan Go-Jek untuk membelikan pulsa customer yang
memesan dengan ketentuan terdapat saldo Go-Pay pada aplikasi GoJek customer. 71
i. Go-Point
Go-Point adalah program loyalti dari Go-Jek khusus untuk pengguna Go-Pay
sebagai reward. Pelanggan akan mendapat token untuk bermain game dan
mendapatkan poin di Go-Point. Poin ini diperoleh dari bermain game dan dapat
ditukarkan dengan berbagai hadiah menarik.
71
Ibid.
48
j. Go-Nearby
Go-Nearby adalah layanan untuk mencari rekan usaha Go-Pay yang terdekat dari
lokasi pelanggan/ pengguna.
k. Go-Bills
Go-Bills adalah layanan Go-Jek untuk melakukan pembayaran berbagai tagihan
(pembayaran listrik, token listrik, BPJS Kesehatan dan kode voucher Google Play)
dengan menggunakan saldo Go-Pay.
l. Go-Shop
Go-Shop adalah layanan yang dapat digunakan untuk berbelanja produk apapun
dengan jarak maksimal 25 KM.
m. Go-Box
Go-Box adalah layanan untuk pemesanan mobil pickup, mobil boks, truk engkel
dan truk engkel boks untuk keperluan pengangkutan barang dengan berat muatan
maksimal masing-masing armada.
n. Go-Massage
Go-Massage adalah layanan Go-Jek untuk pemesanan tukang pijat.
o. Go-Tix
Go-Tix merupakan layanan Go-Jek untuk membelikan tiket bioskop.
p. Go-Clean
Go-Clean adalah layanan pada aplikasi Go-Jek untuk membersihkan rumah.
q. Go-Glam
Go-Glam adalah layanan pada aplikasi Go-Jek untuk memesan perias kecantikan.
49
r. Go-Auto
Go-Auto adalah layanan pada aplikasi Go-Jek untuk memesan mekanik agar
memperbaiki mesin mobil atau motor.
s. Go-Fix
Go-Fix adalah layanan pada aplikasi Go-Jek untuk memperbaiki dan merawat
alat-alat elektronik dan komponen rumah tangga.
t. Go-Med
Go-Med adalah hasil kolaborasi antara Go-jek dan Halodoc. Dimana konsumen
dapat membeli obat, vitamin, dan kebutuhan kesehatan lainnya. Semua produk
dijamin keasliannya karena Go-Med hanya bekerjasama dengan apotek berlisensi
yang telah resmi terdaftar dan memiliki Surat Ijin Apotek (SIA).72
D. Struktur Organisasi PT. Go-Jek di Kota Jambi
Struktur organisasi PT. Gojek Indonesia merupakan struktur organisasi
fungsional, dimana pembagian tugas dibagi kedalam kelompok fungsional yang
terpisah. Berikut ini adalah gambar struktur organisasi PT. Gojek Indonesia.
72
Ibid.
50
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT Go-Jek
Sumber: Dokumen PT. Go-Jek Cabang Jambi
Satgas
- Jito
- Apik
Karyawan :
- Bidang IT
- Programing
- Web
Karyawan :
- Akuntasi
Kepala Cabang
Rudi
Tim Go-Food
- Dedi
- Reihan
Karyawan :
-Pengemudi Ojek
- OB
Karyawan Front Office :
- Costumer
Service
- Administrasi
- Pemasaran
51
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Praktik Jual Beli Makanan dengan Sistem Aplikasi Go-Food
Go-Food merupakan salah satu layanan jasa dalam bentuk pesan antar
makanan melalui aplikasi Go-Jek. Konsumen meilih menu sesuai dengan pilihan
yang tersedia dari restoran atau warung yang terdapat pilihannya pada aplikasi
Go-Jek, kemudian aplikasi Go-Jek akan mencari driver yang bersedia membelikan
dan mengantarkan pesanan makanan yang dibuat oleh pelanggan tersebut.
Sebelum melakukan pemesanan makanan atau minuman melalui aplikasi
Go-Food terlebih dahulu semua pihak (driver, konsumen dan pemilik
restoran/warung) harus memiliki akun terlebih dahulu pada aplikasi Go-Jek.
Konsumen menginstal aplikasi Go-Jek dan pemilik restoran/warungmenginstal
aplikasi Go-Biz. Dengan menginstal aplikasi tersebut pemilik restoran/warungbisa
melihat riwayat transaksi, daftar pesanan, ketersediaan menu, atur status buka
tutup restoran, atau jika tidak menginstal aplikasi Go-Biz dapat dilakukan dengan
cara mengirim e-mail ke [email protected]
Driver Go-Jek bisa
medaftarkan diri sebagai mitra di kantor PT.Go-Jek dan melengkapi persyaratan
yang telah ditentukan oleh PT.GoJek. Setelah drivermelengkapi persyaratan
kemudian driver mendapatkan akun sebagai driver.
Konsumen yang sudah mempunyai akun pada aplikasi Go-Jek dapat
melakukan transaksi jual beli melalui fitur Go-Food dan memilih makanan atau
73
Wawancara dengan PT Go-Jek pada tangal 15 September 2021
52
minuman yang tersedia di restoran/warung yang terdaftar sebagai mitra Go-Jek
khususnya di wilayah Kota Jambi dengan cara berikut:74
1. Konsumen membuka aplikasi Go-Jek dan memilih Layanan Go-Food untuk
memesan makanan.
2. Konsumen dalam memilih restoran/warung yang diinginkan dengan cara
antara lain:
a. Memilih dengan fitur-fitur yang telah tersedia pada Layanan Go- Food
seperti, baru minggu ini, promosi, terdekat, terlaris, promo antar, buka 24
jam, menu hemat, menu sehat dan terfavorit.
b. Dapat juga menulis di kolom pencarian untuk memudahkan mencari
resto/kedai yang ingin dibeli.
3. Kemudian konsumen memilih menu yang tersedia pada resto/kedai untuk
dipesan dan juga memilih metode pembayaran serta pencarian driver yang
mengantarkan pesanan konsumen.
4. Jika sudah mendapatkan driver, maka driver akan menghubungi konsumen
untuk mengkonfirmasi pesanan yang dipesan dan ketersediaan pesanan pada
resto/kedai.
5. Dalam proses ini konsumen berhak memilih kehendak untuk melanjutkan
pesanan / membatalkan pesanan, dengan ketentuan:
a. Ketika konsumen melanjutkan pesanan, maka terjadi kesepakatan ketika
terdapat perbedaan harga antara aplikasi dengan resto/kedai, dengan transaksi
harga baru.
74
Wawancara: Maria, Pengguna Aplikasi Go-Jek Kota Jambi, 17 September 2021
53
b. Ketika konsumen membatalkan pesanan, maka konsumen harus bersedia
meng-cencel pesanan pada aplikasi.
6. Ketika pesanan dilanjutkan maka driver akan melanjutkan prosesnya, dan
akan muncul pemberitahuan kegiatan driver ketika melanjutkan pesan seperti,
ketika driver memesankan makanan, driver perjalanan membawa makanan ke
konsumen dan driver tiba ditempat konsumen.
7. Konsumen melakukan pembayaran sesuai dengan kesepakatan yang telah
disetujui oleh kedua pihak dengan harga sesuai aplikasi atau dengan harga
baru.
8. Dalam pencapaian driver dalam mengantarkan pesanan kepada konsumen,
konsumen berhak menilai kinerja driver dengan melakukan penilaian pada
akhir transaksi pada aplikasi.
Berdasarkan hasil temuan di lapangan, masih sering terjadi pembatalan
pesanan makanan melalui aplikasi Go-Jek oleh pelanggan. Terdapat bermacam
alasan yang disampaikan oleh konsumen ketika mereka melakukan pembatalan
sepihak atas pemesanan melalui aplikasi Go-Jek.
Pernah membatalkan pemesanan makanan di Go-Jek itu karena salah
menulis alamat warung/restoran yang dikehendaki atau kadang suka
berubah pikiran jadi mau ganti warung/restoran. Tapi, biasanya saya
memastikan terlebih dahulu ke drivernya sudah di pesan atau belum, kalau
sudah dalam proses pembuatan makanannya nggak jadi saya batalkan,
kasihan juga sama driver gitu.75
Adapun beberapa alasan lain yang melatarbelakangi konsumen melakukan
pembatalan sepihak berdasarkan wawancara dengan pelanggan Go-Jek karena
driver terlalu lama dalam perjalanan sebagaimana yang disampaikan Ita:
75
Wawancara: Susanti, pengguna layanan Go-Food, 29 September 2021
54
Sering menggunakan jasa driver Go-Jek untuk membeli makanan, tapi
saya jarang membatalkan pemesanan. Pernah saya membatalkan makanan
di Go-Jek itu karena kadang drivernya lama banget dijalan dan kurang fast
response. Jadi saya suka malas kalau nunggu lama-lama, tapi kalau
drivernya sudah dijalan menggantarkan makanannya nggak jadi
dibatalkan, tapi kalo belum dipesan makanannya saya kadang batalkan dan
ganti restoran/warung terdekat.76
Hal berberbeda disampaikan pelanggan aplikasi Go-Jek bernama Agus,
dalam wawancaranya beliau mengatakan:
Saya pernah membatalkan pesanan makanan yang saya pesan melalui
aplkasi Go-Jek karena waktu itu setelah memesan makanan.ternyata saya
baru sadar kalau uang ditangan saya tidak cukup untuk membayar
sejumlah makanan yang saya pesan, tapi saya langsung buru-buru
menelpon drivernya untuk komfirmasi dan saya juga jelaskan alasan saya
membatalkan pesanan dan saya juga meminta maaf kepada driver. Tapi
alhamdulillah pada saat itu drivernya belum memesan makanan, sebagai
permintaan maaf ya saya kasih saj tip sebanyak uang tersedia di saldo Go-
Jek saya77
Temuan lain diperoleh dari hasil wawancara dengan pengguna layanan Go-Food
yang lain bernama Ferdian, beliau mengatakan:
Saya pernah membatalkan pesanan makanan yang saya pesan melalui Go-
Food, sudah lama sekali sebenarnya. Waktu itu sebenarnya saya iseng aja
pesan makanan di Go-Food beberapa menu nggak terlalu banyak Cuma
saya lupa nominalnya. Tapi nggak tau kenapa saya tiba-tiba berbah pikiran
nggak jadi mau pesan, jadi saya cancel aja orderannya. Saya langsung
cancel di aplikasi, sempat di telepon driver Cuma nggak saya angkat. Tapi
semenjak kejadian itu saya nggak pernah lagi membatalkan pesanan gitu
aja78
Beradasarkan hasil wawancara dengan pihak Go-Jek disampaikan bahwa sistem kerja
sama dengan pihak warung/restoran adalah kerjasama bagi hasil dan apabila terjadi
pembatalan pemesanan perusahaan ikut membantu kerugian pihak warung/restoran.
76
Wawancara: Ita, pengguna layanan Go-Food, 29 September 2021 77
Wawancara: Agus, pengguna layanan Go-Food, 29 September 2021 78
Wawancara: Ferdian, pengguna layanan Go-Food, 29 September 2021
55
Bentuk sistem kerjasama kami dengan pihak retoran/warung adalah bagi hasil
dengan commfee 20 persen dan ditambah biaya layanan sebesar Rp 1000 untuk
setiap transaksinya. Apabila restoran/warung sudah membuatkan makanan
namun driver tidak datang atau terjadi pembatalan pesanan maka bisa
mengajukan kompensasi ke pihak Go-Jek dan akan di ganti sebesar 40 persen
dari harga makanan tersebut.79
Konsekuensi terbesar adalah pembatalan secara sepihak oleh pihak konsumen
meskipun transaksi pembelian makanan telah dilakukan sesuai dengan jumlah order
dan nominal finansial yang telah dikeluarkan oleh pihak driver. pihak driver harus
menanggung kerugian secara sepihak disebabkan pembatalan yang dilakukan oleh
pihak konsumennya, dan tindakan yang dilakukan oleh konsumen tersebut merupakan
kezaliman yang sangat tidak bisa ditolerir, karena tindakan tersebut sebagai bentuk
penganiayaan dalam bentuk finansial, hal ini disebabkan pihak driver telah
mengeluarkan uang pribadinya.
Saya pernah mendapatkan orderan dan pada saat makanan sudah jadi dan sudah
saya talangin terlebih dahulu, waktu saya mencoba menghubungi konsumennya
ternyata sudah tidak bisa di hubungi lagi. Ya rugilah saya kadang penghasilan
sudah berkurang ditambah dengan konsumen yang membatalkan pesanan.
Semenjak kejadian itu saya lebih hati-hati lagi dalam menerima orderan Go-
food, kadang kalo pembeli minta ditalangin dulu saya nggak mau kecuali kalo
sudah saya pastikan dan buat perjanjian dengan pembeli.80
Pembatalan pesanan secara sepihak juga pernah di alami oleh Sofli, salah satu
driver Go-Jek di Kota Jambi, dalam wawancarnya beliau mengatakan:
Saya pernah dapat orderan, waktu saya mau mengantarkan ke alamat yang
dituju ternyata konsumen tidak membuat alamat sesaui titik di aplikasi jadi saya
kesulitan mencari alamat konsumen. Saya coba hubungi, tapi ternayat nggak
diangkat telepon saya, sudah coba saya whatsapp nggak aktif. Saya masih
sempat berpikir positif saja mungkin lagi nggak pengang HP tapi setelah saya
tunggu sekitar 1 jam, nggak ada kabar juga. Ya akhirnya saya pasrah saja, saya
coba ikhlas mudah-mudahan di ganti sama yang lebih baik. Kerugian saya itu
lumayan sekitar 70 ribuan.81
79
Wawancara dengan pihak Go-Jek secara online 80
Wawancara: Agung driver Go-Jek Kota Jambi, 1 Oktober 2021. 81
Wawancara: Sofli, driver Go-Jek Kota Jambi, 1 Oktober 2021
56
Informasi lain disampaikan oleh salah satu driver Go-Jek bernama Fadlan,
beliau mengatakan:
Saya pernah menemukan pelanggan yang membatalkan orderan saat pesanan
makananya sudah saya beli dan saya sudah membayar ke restorannya. Tiba-tiba
saya di chat melalui aplikasi kalau ingin membatalkan orderan, saya sudah
komfirmasi kalau pesanannya sudah saya pesan dan bayar tapi tidak ada respon
dari pemesannya. Saya sudah ajukan kompensasi ke pihak Go-Jek, tapi
prosesnya lama dan kadang tidak ada tanggapan dari pihak Go-Jeknya. Jadi
kerugiannya kita tanggung sendiri.82
Pada praktik pembatalan sepihak yang dilakukan oleh konsumen, driver
mendapatkan ganti rugi dari pihak kantor Go-Jek. Namun belum merata dalam
pemberian ganti ruginya, ada yang prosesnya cepat ada yang membutuhkan waktu
yang lama kurang lebih minggu bahkan ada yang tidak mendapatkan tanggapan
dari pihak Go-Jek sehingga menyebabkan driver mengalami kerugian.
B. Jual Beli Makanan Sistem Aplikasi Go-Food Perspektif Hukum Bisnis
Syariah
Setelah peneliti menjelaskan terkait praktik jual beli makanan melalui
layanan Go-Food di Kota Jambi, selanjutnya peneliti akan menganalisis perspektif
hukum bisnis syariah terhadap jual beli makanan melalui layananGo- Food.
Terdapat hal yang menyebabkan berakhirnya suatu akad perjanjian jual beli, yaitu
dengan melakukan pembatalan kontrak. Hal ini diperbolehkan selama tidak
merugikan kedua belah pihak.83
Suatu akad dipandang berakhir apabila telah
tercapai tujuannya. Dalam akad jual beli akad dipandang berakhir juga apabila
82
Wawancara: Fadlan, driver Go-Jek Kota Jambi, 1 Oktober 2021 83
A. Azhir Dahlan, Ensiklopedia Hukum Islam, (Jakarta: Inter Masa, 1971), hal 68.
57
terjadi fasakh atau pembatalan.Fasakh jual beli dapat terjadi dengan sebab-sebab
berikut:84
a. Difasakh karena adanya hal-hal yang tidak dibenarkan syara‟, seperti yang
disebutkan dalam akad rusak. Misalnya, jual beli barang yang tidak
memenuhi syarat kejelasan.
b. Dengan sebab adanya khiyar, baik khiyar rukyat, cacat, syarat atau majelis.
c. Sebab satu pihak dengan persetujuan pihak lain membatalkan karena merasa
menyesal atas akad yang baru saja dilakukan. Fasakh dengan cara ini disebut
dengan iqalah.
d. Karena kewajiban yang ditimbulkan, oleh adanya akad tidak dipenuhi oleh
pihak-pihak bersangkutan. Misalnya, dalam khiyar pembayaran (khiyar naqd)
penjual mengatakan bahwa ia menjual barangnya kepada pembeli, dengan
ketentuan apabila dalam tempo seminggu harganya tidak dibayar, akad jual
menjadi batal.
e. Karena habis waktunya, seperti dalam akad sewa menyewa berjangka waktu
tertentu dan tidak dapat diperpanjang.
Dalam jual beli istishna “akad istishna” sendiri termasuk dalam akad ghair
lazim (tidak mengikat), sehingga masing-masing pihak dapat membatalkannya.85
Oleh karena itu, terdapat hak khiyar untuk melangsungkan akad atau
membatalkannya, dan berpaling dari akad sebelum pemesan melihat barang yang
dibuat/dipesan. Apabila penjual menjual barang yang dibuatnya sebelum dilihat
84
Ahmad Azhar Basyir, Asas-Asas Hukum Muamalat, Hukum Perdata Islam
(Yogyakarta: UII Press, 2000), hal 130-131. 85
Wahbah az- Zuhaili, Fiqih Islam wa Adillatuhu, Jilid 5, terj. Abdul Hayyie el-Kattanie,
dkk, (Jakarta : Gema Insani, 2011), hal 276.
58
oleh pembeli maka hukum akadnya sah karena akadnya ghair lazim, dan objek
akadnya bukan benda yang dibuat itu sendiri, melainkan sejenisnya yang masih
ada dalam tanggungan. Dengan demikian pembatalan sepihak pemesanan Go-
Food oleh customer dibolehkan karena akadnya bersifat tidak mengikat (ghair
lazim) dan berakhirlah pemesanan tersebut.
Tindakan pembatalan sepihak tersebut juga merupakan perbuatan ingkar janji
atas kewajiban konsumen.Konsumen ingkar janji karena tidak membayar semua
biaya pembelian makanan yang telah dibayar dan ditalangi driver, hal tersebut
merupakan perbuatan zalim lainnya yang seharusnya dibayarnya sebagai utang untuk
dilunasi berdasarkan kewajiban yang harus dipikulnya. Maka dapat disimpulkan
bahwa selain tidak memberikan upah, customer juga tidak membayar semua cost
pembelian makanan yang ditanggung oleh driver, maka secara jelas customer telah
berhutang banyak aspek kepada driver secara materil dan immateril.
Terdapat beberapa syarat yang menjadi acuan bagi tercapainya hukum dalam
jual beli. Pada kasus tersebut, terdapat syarat-syarat yang tidak terpenuhi sehingga
menyebabkan kerugian yang diterima salah satu pihak, diantaranya adalah yang
terdapat pada:86
Pertama, pelaku akad. Syarat penjual dan pembeli menurut jumhur ulama
adalah berakal (aqil) dan dapat membedakan (tamyiz), orang yang berakad cakap
dalam bertindak hukum. Oleh sebab itu jual beli yang dilakukan orang gila, orang
mabuk, dan anak kecil yang tidak dapat membedakan atau mumayyiz tidak sah. Jika
orang gila dapat sadar seketika dan gila seketika (kadang-kadang gila kadang-kadang
tidak), maka akad yang dilakukan ketika sadar dinyatakan sah dan yang dilakukan
86
Ibid., 279
59
ketika gila tidak sah, akad anak kecil yang sudah mampu membedakan dinyatakan
sah tergantung kepada izin walinya dan orang yang berakad cakap dalam bertindak
hukum. Dalam praktik jual beli ini, jika makanan sudah datang, maka pembeli wajib
memenuhi kewajibannya untuk membayar makananya. Namun, disisi lain ketika ada
perbedaan harga dan driver tidak konfirmasi terlebih dahulu pembeli bisa complain
ke driver kenapa tidak konfirmasi terlebih dahulu jika terdapat perbedaan harga
meskipun di setiap pembelian selalu disertakan struk pembelanjaan, Sebaiknya driver
tetap konfirmasi agar jual beli tersebut memenuhi syarat.
Kedua, Akad (Sighat). Pada saat akad, jumhur ulama menyepakati beberapa
syarat diantaranya yaitu: syarat umum adalah syarat-syarat yang berhubungan dengan
syarat Aqid dan maqu<d alaih, selain itu juga harus terhindar dari kecacatan jual-beli,
ketidak jelasan, keterpaksaan, penipuan, pembatasan waktu, dan kemudharatan,
tempat akad harus bersatu, pengucapan ijab dan qabul tidak terpisah. Syarat khusus
adalah syarat yangada pada barang-barang tertentu. Syaratnya antara lain barang yang
diperjual belikan harus dapat dipegang, harga awal harus diketahui, serah terima
barang dilakukan sebelum berpisah, seimbang dalam ukuran timbangan, dan
sebagainya Ijab qabul merupakan indikasi yang meyakinkan tentang adanya unsur
kerelaan atau rasa sukasama suka. Ijab qabul harus dikatan secara lisan, akan tetapi
bila tidak memungkinkan seperti bisu, menyampaikan akad lewat utusan, perantara,
tulisan, surat-menyurat hal ini sudah sama halnya dengan Ijab qabul. Jual beli dengan
cara ini dilakukan karena penjual dan pembeli tidak berhadapan secara langsung atau
dalam satu majlis akad, tetapi melalui pos atau giro bahkan dengan semakin
60
berkembanganya zaman jual beli dilakukan secara online melalui smartphone, jual
beli ini diperbolehkan karena sudah mengandung ijab qabul87
Praktik yang terjadi dalam kasus ini adalah pada saat pembeli memilih
makanan yang berada di aplikasi dan pada aplikasi tersebut sudah tertera harga pada
setiap menu yang berada di masing-masing restoran. Kemudian setelah pembeli
cocok untuk harga tersebut maka pembeli akan segera memasukkan jumlah makanan
dan alamat tujuan pengantaran makanan setelah itu pembeli klik order dan tidak lama
kemudian pembeli akan mendapatkan driver yang akan membelikan makanannya.
Pada saat itu akad terjadi karena driver akan selalu konfirmasi untuk memastikan apa
pesanan sesuai dengan di aplikasi. Jika sama, driver akansegera berangkat ke restoran
tujuan. Setelah sampai driver akan memesankan makanan. Pada saat memesankan
makanan jika ada perbedaan harga, terkadang driver yang tidak konfirmasi jika ada
perbedaan harga antara aplikasi dan nota pembelian, padahal hal tersebut sangat
penting dalam akad. Meskipun di dalam aplikasi sudah di cantumkan bahwa harga
tersebut estimasi namun alangkah baiknya seorang driver konfirmasi terlebih dahulu
ke pembeli agar tidak terjadi kecacatan akad. Ketika akad sudah disepakati, masing-
masing pihak terkait harus saling melakukan kewajibannya yang merupakan hak bagi
pihak lain, dan sebaliknya.
Penjual dan pembeli juga harus memiliki komitmen untuk menjalankan
kesepakatan yang tertuang dalam sebuah akad/kontrak. Ketiga, Mauqud alaih. Objek
akad (ma‟qud alaih) merupakan suatu barang yang dapat diperjual belikan dan
jumhur ulama menyepakati syaratnya sebagai berikut: harta harus kuat, tetap dan
bernilai, yakni benda yang mungkin dimanfaatkan dan disimpan. Benda yang
87
Ibid., hlm 301
61
diperjual belikan adalah milik aqid atau berkuasa untuk akad, pada benda tidak
terdapat miliki orang lain, jadi tidak boleh menjual barang yang bukan miliknya
sendiri kecuali diizinkan oleh pemilik sebenarnya. Objek jual beli adalah bukan
barang yang dilarang menurut syara‟, suci, bermanfaat, diketahui oleh kedua belah
pihak dan dapat diserahkan. Dalam hal ini objek akadnya adalah makanan yang dijual
melalui aplikasi Go-Jek.
Menurut penulis, dalam hal objek akad jual beli tersebut sudah sesuai dengan
syara‟ karena makanan tersebut merupakan barang manfaat yang bisa dimanfaatkan
untuk dimakan dan bisa disimpan. Dalam hal suci, makanan tersebut suci dan halal
sesuai syariat Islam. Saat penyerahan barangnya pun diketahui oleh kedua belah
pihak jadi antara penjual (driver) dan pembeli mengetahui wujud barang tersebut.
Selain itu barang tersebut juga milik sendiri bukan milik orang lain karena saat driver
membeli makanan di restoran tersebut maka makanan tersebut sepenuhnya milik
driver yang akan di jual ke pembeli.
Dalam hal jual beli dalam bentuk apapun prinsip jual beli merupakan suka
sama suka dan rela sama rela. Jika salah satu ada yang tidak suka bahkan tidak rela
maka jual tersebut bisa dikatakan cacat. Untuk mendapatkan atau menghalalkan hak
orang lain hendaklah melalui ridha serta keikhlasan pemiliknya baik hati dan
kemauan sendiri. Karena kerelaan merupakan perkara hati (batin) yang tidak bisa
diketahui orang lain, maka untuk melakukannya memerlukan tanda yang dapat untuk
membuktikannya. Hal tersebut dapat dilakukan dengan empat cara: bisa dengan
menggunakan lisan, tulisan, isyarat, maupun perbuatan. Dari sinilah diharuskan
adanya ijab dan qabul karena sebagai pengungkap kerelaan seseorang.
62
Pada jual beli melalui aplikasi ini, pembeli bisa dikatakan tidak rela karena
perbedaan harga yang tidak dikonfirmasi terlebih dahulu oleh driver. Ada beberapa
driver tidak mempedulikan perbedaan harga karena patokan mereka adalah nota
pembelian dari restoran tersebut. Disisi lain, nota tersebut justru belum menjadi
sebuah bukti pembelian yang sah karena pembeli berpatokan pada harga aplikasi jika
driver tidak konfirmasi adanya perbedaan harga tersebut. Jika melihat keterangan
diatas maka akad tersebut tidak sah, karena driver tidak melakukan kewajibannya
secara utuh yaitu tidak menjelaskan harga barang yang seharusnya dipakai dalam jual
beli tersebut. Padahal pembeli hanya mengetahui jika ada perubahan harga yang
terjadi pada makanan yang dibeli.
Disamping hal tersebut diatas selisih harga yang terjadi pada aplikasi Go-
Food, juga tidak sesuai dengan syarat jual beli, bahwa harga yang diperjualbelikan
pada nota harusnya sesuai dengan harga yang berada di aplikasi agar tidak terjadi
kekecewaan pada pembeli dan saling rela. Jika dilihat dari hukum Islam terhadap
selisih harga yang terjadi pada aplikasi Go-Jek, dikatakan sah apabila driver
konfirmasi perihal adanya perubahan harga baru di restoran tersebut. Dikatakan tidak
sah ketika driver tidak konfirmasi kepada pelanggan jika ada perubahan harga
aplikasi dan struk. Sehingga jual beli tersebut mengandung unsur penipuan, yakni
para penjual menyembunyikan harga yang seharusnya dipakai dalam jual beli tetapi
pada kenyataanya harga tersebut lebih tinggi dibanding harga yang ada di aplikasi
meskipun dalam aplikasi dijelaskan harga tersebut merupakan estimasi harga.
Namun, keterangan estimasi harga tersebut masih belum dijelaskan dengan detail.
Apabila akad terlaksana, sedangkan pembeli mengetahui adanya cacat (pada
harga yang dibelinya), maka akad ini bersifat mengikat. Tidak ada khiyar bagi
63
pembeli karena dia telah ridha. Adapun jika pembeli tidak mengetahui adanya cacat,
lalu dia mengetahui setelah akad, maka akad sah, tetapi tidak bersifat mengikat.
Pembeli boleh memilih antara mengembalikan barang dan mengambil harga yang
telah dibayarkannya kepada penjual atau mempertahankan barang dan mengambil
dari penjual sebagian dari harga sesuai dengan kadar kekurangannya yang
ditimbulkan oleh cacat tersebutJika telah mencapai kesepakatan antara penjual dan
pembeli, kemudian mereka berselisih mengenai besarnya harga, sedang saksi-saksi
tidak ada, maka garis besarnya fuqaha bersepakat bahwa keduanya saling bersumpah
dan membatalkannya. Dijelaskan dalam ketentuan surat An-Nisa‟ ayat 29,
bahwasannya dalam melakukan perniagaan didasarkan suka sama suka diantara
kedua belah pihak.
Di sini terlihat betapa ajaran Islam menempatkan kegiatan usaha perdagangan
sebagai salah satu bidang penghidupan yang sangat dianjurkan, tetapi tetap dengan
cara-cara yang dibenarkan oleh agama. Dengan demikian, usaha perdagangan akan
mempunyai nilai ibadah, apabila hal tersebut dilakukan sesuai dengan ketentuan
agama dan diletakkan dalam kerangka ketaatan kepada Allah Swt. Jika dilihat dari
segi akadnya, maka hal tersebut tidak sesuai dengan kehendak akad, sebagaimana
dijelaskan di awal, akad merupakan pertalian dua kehendak.88
Maka setiap melakukan jual beli harus memenuhi unsur-unsur serta syarat-
syarat yang telah ditetapkan oleh syara‟, bila tidak demikian maka jual beli dapat
dikatakan batal demi hukum atau tidak sah. Disamping syarat-syarat yang diberikan
dengan rukun jual beli yang telah ditentukan, para ulama‟ fiqh juga mengemukakan
beberapa syarat lain, yaitu berkaitan dengan syarat sah jual beli. Para ulama‟ fiqh
88
Ibid., hlm 303.
64
menyatakan bahwa jual beli baru dianggap sah apabila jual beli itu terhindar dari
cacat, seperti criteria barang yang diperjualbelikan itu diketahui, baik jenis, kualitas,
maupun kuantitasnya, jumlah harga jelas, jual beli itu tidak mengandung unsur
paksaan, unsur tipuan, mudharat, serta adanya syaratsyarat lain yang membuat jual
beli itu rusak.
Jual beli makanan melalui aplikasi Go-Food, transaksi ini termasuk jual beli
menggunakan akad salam yang dimana driver sebagai perantara untuk membelikan
pesanan tersebut dan mengantarkannya ke konsumen. Seperti halnya di jelaskan di
Surah Al-Baqarah ayat 282.
ك نكتت ث ى فبكتج ع ى اجم ي انه تى ثد ا اذا تدا ي اه بب انر ب ه كتت ك ل أة كبتت ا ثبنعدل
ى كبتت
ش ل جخط ي زث نتق الله انحق هم انري عه ن فهكتت الله ـب عه
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, Apabila kamu melakukan utang piutang
untuk waktu yang ditententukan,hendaklah kamu menulisnya.dan hendak
lah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. ”
Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa jika kita bermuamalah tidak secara
tunai maka hendaknya menuliskannnya dengan benar. Ketika seorang driver
membelikan makanan pelanggan dan mengetahui bahwa makanan tersebut
mengalami kenaikan harga harusnya seorang driver konfirmasi harga terhadap
pelanggan. Adapun syarat sahnya akad salam yaitu, hendaknya barang yang dipesan
disebutkan ciri-ciri dan jenisnya beserta harga yang sesuai dengan setiap ciri dan jenis
yang disebutkan. Untuk barang yang dipesan sama seperti yang dipesan oleh
pelanggan. Namun untuk harga ada yang tidak sama meskipun hanya berbeda sedikit
itu sangat berpengaruh dalam tidak sahnya akad jual beli salam tersebut.
65
Terdapat lima kaidah pokok yang lazim disebut al-qawa'id al-khams al-kubra
(lima kaidah induk)89
1. Pertama, “Al-umur bi maqasidiha", artinya segala urusan tergantung pada
tujuan. Kaidah ini diambil dan disarikan dari sejumlah nash-nash Al-Qur‟an
dan hadits.
2. Kedua, “Al-yaqin la yazulu bi al-syakk", artinya keyakinan tidak dapat
dikalahkan dengan keraguan.
3. Ketiga, “AI-masyaqqah tajlib al-taisir”, artinya kesulitan itu akan
menimbulkan adanya kemudahan.
4. Keempat, “Al-darar yuzal", artinya kemudharatan (bahaya) itu harus
dihilangkan.
5. Kelima, "Al-adah muhakkamah", artinya adat kebiasaan dapat dijadikan
sandaran hukum.
Adapun kaidah kaidah fiqih yang diterapkan dalam transaksi ekonomi
adalah sebagai berikut:
جت يبإنتصيب ثبنتعبقد ت تعب قد الصم فى انعقدزضى ان
Artinya: “Hukum pokok pada akad adalah kerelaan kedua belah pihak yang
mengadakan akad dan hasilnya apa yang salingditentukan dalam akad
tersebut”
Maksud kaidah diatas adalah bahwa setiap transaksi harus didasarkan atas
kebebasan dan kerelaan, tidak ada unsur paksaan atau kekecewaan salah satu
pihak, bila itu terjadi maka transaksinya tidak sah.90
89
Moh. Mufid, Kaidah Fiqh Ekonomi Syariah (Jakarta: ebookid, 2017), hlm. 21
66
انجبطم لقجم الإجبشح
Artinya: “Akad yang batal tidak menjadi sah karena dibolehkan”
Akad yang batal dalam hukum Islam dianggap tidak ada atau tidak pernah
terjadi. Oleh karena itu, akad yang batal tetap tidak sah walaupun diterima oleh
salah satu pihak.91
“Apabila sesuatu akad batal, maka batal pula yang ada dalam tanggungannya.”
Contohnya, penjual dan pembeli telah melaksanakan akad jual beli. Si
pembeli telah menerima barang dan si penjual telah menerima uang. Kemudian
kedua belah pihak membatalkan jual beli tadi. Maka, hak pembeli terhadap barang
menjadi batal dan hak penjual terhadap harga barang menjadi batal. Artinya, si
pembeli harus mengembalikan barangnya dan si penjual harus mengembalikan
uang (harga barangnya).92
كبنعقد عهى يبفعب انعقد عهى العب
“Akad yang objeknya suatu benda tertentu adalah seperti akad terhadap manfaat
benda tersebut”
Objek suatu akad bisa berupa barang tertentu, misalnya jual beli, dan bisa
pula berupa manfaat suatu barang seperti sewa menyewa. Bahkan sekarang
objeknya, objeknya bisa berupa jasa seperti jasa broker. Maka, pengaruh hukum
dan akad yang objeknya barang atau manfaat dari barang adalah sama, dalam arti
rukun dan syaratnya sama.93
ع إلثبنقجض لتى ا نتجس 90
Drs. H. Muhlish Usman, MA., Kaidah-Kaidah Ushuliyah dan Fiqhiyyah, (Jakarta : Rajawali
Pers, 1993), hlm.184. 91
Prof. H. A. Djazuli, Kaidah-Kaidah Fikih., (Jakarta, 2006) hlm. 131. 92
Ibid., hlm 132 93
Ibid., hlm 133
67
“Tidak sempurna akad tabarru‟ kecuali dengan penyerahan barang”
Praktik yang terjadi di lapangan, masih banyak terjadi pembatalan sepihak
oleh konsumen Go-Food dimana driver tidak mendapatkan pembayaran sesuai
pesanan entah dari orderan asli maupun orderan fiktif. Para fukaha menegaskan
bahwa semua perbuatan yang mengandung tujuan tidak masyru‟ (bertentangan
dengan hukum syara‟), sehingga menimbulkan kemudharatan maka hukumnya
haram, hal tersebut menggambarkan perbuatan konsumen yang telah melakukan
pembatalan sepihak atas pesanannya di layanan jasa Go-Food. Dapat dikatakan
menimbulkan ke-mudharatan karena terdapat satu pihak (driver) yang dirugikan
atas tindakan pihak lainnya (konsumen).
.
68
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan semua landasan teori terkait jual beli makanan melalui aplikasi
Go-Jek yang digunakan untuk menganalisis hasil data lapangan yang telah
peneliti peroleh, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Praktik pemesanan makanan melalui Go-Food pada aplikasi Go-Jek
dilakukan dengan cara konsumen memilih layanan Go-Food pada aplikasi
Go-Jek, memilih makanan, mengetik nama restoran di kolom pencarian,
memesan makanan yang diinginkan, mengkonfirmasi pesanan dengan cara
mengecek makanan, metode pembayaran yang digunakan serta penulisan
alamat yang dituju, lalu klik pesan. Setelah itu, konsumen mendapatkan
driver yang akan mengantar makanannya.
2. Praktik pembatalan sepihak pemesanan Go-Food melalui aplikasi Go-Jek
yang dilakukan oleh customer dalam tinjauan hukum Islam berdasarkan akad
jual beli Istishna‟ memperbolehkan pembatalan tersebut. Akad istishna”
merupakan akad ghair lazim. Merujuk pada kitab Fiqih Islam wa Adillatuhu
disebutkan bahwa istishn‟ bukan akad lazim sehingga salah satu pihak dapat
membatalkan secara sepihak. Jadi dalam hal ini pemesanan Go-Food
dibolehkan untuk dibatalkan sepihak baik pihak driver maupun pihak
customer. Pembatalan sepihak yang merugikan driver menjadi haram dalam
hukum Islam Para ulama menjelaskan bahwa ijarah (sewa-menyewa maupun
69
upah-mengupah) tidak boleh dibatalkan tanpa seizin pihak lain karena
terdapat hubungan timbal balik di dalamnya yaitu antara konsumen dan
driver.
B. Saran
1. Untuk PT Go-Jek tetap harus memperhatikan ketentuan syariat Islam dalam
menciptakan sistem dalam aplikasi Go-Food, khususnya dalamsistem
pemesanan dan pembatalan pemesanan karena pada tahap tersebut terjadilah
akad atau perjanjian meski secara online. Alangkah lebih baik jika setelah
pemesanan masuk pada driver dibuatlah tahap konfirmasi dari customer untuk
menyatakan lanjut pemesanan atau batal pemesanan agar driver tidak
langsusng ke warung dan sesampai warung dibatalakan, hal ini driver
dirugikan.
2. Untuk driver sebelum berangkat ke warung atau sebelum membelikan
pesanan pelangan di restoran/warung alangkah lebih baik melakukan inisiatif
konfirmasi dengan customer untuk memastikan kelanjutan pemesanan guna
menghindari terjadinya pembatalan ketika driver sedang menuju warung atau
tiba diwarung. Ringkasnya jangan langsung berjalan atau menuju ke warung
untuk membelikan pesanan customer sebelum ada kepastian tidak akan
dibatalkan oleh customer. Untuk customer hendaknya lebih memahami dan
memperhatikan prinsip-prinsip jual beli baik dari segi hukum Islam.
Hendaknya sebagai customer dapat menghargai perjuangan dan pengorbanan
driver dalam membelikan pesanan yang harus membayarkan talangan terlebih
dahulu menggunakan uangnya ke warung.
xii
DAFTAR PUSTAKA
A. Literatur
Abdul Aziz Dahlan dkk, Ensiklopedi Hukum Islam, Jakarta: Ichtiar Baru Van
Hoeve, 2001.
Abdul Rahman Ghazali, dkk, Fiqh Muamalah, Jakarta: Prenamedia, 2010.
Adi, Rianto. Metodologi Sosial dan Hukum, Jakarta: Granit, 2005.
Ahmad Warson Munawwir, Kamus al-Munawwir Arab-Indonesia lengkap,
Surabaya: Pustaka Progresif, 1997.
Az-Zuhaili, Wahba.Fiqh Islam 5. Depok: Gema Insani, 2007.
Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan terjemahannya, Bandung: Cv Diponegoro,
2010.
Erwin Tarmizi, Harta Haram Muamalat Kontemporer, Bogor: Berkat Mulia
Insani, 2007.
Gerrizeta Febtian, “Analisis Faktor-Faktor yang Mendorong Penggunaan Jasa
Layaanan Go-Jek PT. GOJEK Indonesia” Tugas Akhir…, hlm. 2-3.
Diakses pada tanggal 5 Januari 2021, pukul 21.00 WIB.
Haroen,Hasrun.Fiqh Muamalah. Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007
Hendi suhendi. Fiqh mualmalah, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002.
HR.Bajjar, Hakim menyahihkannya dari Rifa‟ah Ibn Rafi‟.
Ismail Nawawi, Fiqh Muamalat (Hukum Ekonomi, Bisnis dan Sosial), Surabaya:
Putra Media Nusantara, 2010
Jonathan Sarwono, Metodologi Penelitian Kuantitatif & Kualitatif, (Yogyakarta:
GrahaIlmu, 2006.
M. Amirin Tatang, Menyusun Rencana Penelitian, Jakarta: Rajawali, 1990.
Mardani, Hukum Ekonomi Syariah, Jakarta: Kencana Pradana Group, 2013.
Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Sigma, 1996.
xiii
Munawwir, Ahmad Warson.. Kamus al-Munawwir Arab-Indonesia lengkap,
1997.
Ni‟mah, Allina.Akad Go Food Dalam Prespektif Hukum Islam (Studi Kasus
user Fitur Go Food di Pondok Pesantren Roudhotul Qur‟an 2
Purwokerto). Skripsi Fakultas Syariah IAIN Purwokerto, 2018
Pratiwi, Indah. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jasa Delivery Order Go-Food
Pada Aplikasi Go-Jek Madiun. Skripsi Jurusan Hukum Ekonomi Syariah.
Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo, 2019.
Rahayu, Ika. Analisis Hukum Islam Terhadap Praktik Jual Beli Makanan dan
Aplikasi Go-Food.Fakultas Syariah dan Hukum Jurusan Hukum Perdata
Islam Prodi Hukum Ekonomi Syariah Universitas Islam Negeri Sunan
Ampel Surabaya, 2019
Rahmat Syafi‟i, Fiqh Muamalah, Bandung: Pustaka Setia, 2004.
Rianto Adi, Metodologi Sosial dan Hukum, Jakarta: Granit, 2005.
Safitri, Dewi. Praktik Jual-Beli Makanan Online Melalui Fitur Go-Foodpada
Aplikasi Go-Jek Menurut Tokoh Muhammadiyah Dan Tokoh Al-Washliyah
Kecamatan Medan Tembung. Skripsi Jurusan Perbandingan Mazhab
Fakultas Syariah Dan Hukum Universitas Islam Negeri Sumatera Utara,
2019.
Sarwono, Jonathan. Metodologi Penelitian Kuantitatif & Kualitatif, Yogyakarta:
2006.
Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah Juz. 3. Beirut: Darul Fikri. 1995.
Shobirin, Jual Beli dalam Pandangan Islam, Jurnal Bisnis dan Manajemen
Islam, Vol. 3 (2), 2015.
Shobirin,Jual Beli dalam Pandangan Islam, Jurnal Bisnis dan Manajemen 2015
Sugiyono, Metode Penelitian dan Pengembangan (Research and
Development/ R&D) Bandung: Bandung, 2015.
Suekanto, Soerjono, dan Sri Mamudi, Penelitian Hukum Normative Suatu
Tinjauan
Singkat, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003.
Sugiono, metode penelitian pendidikan, (Bandung: alfabeta, 2014).
xiv
Yusufin, Annisa Adelia, Transaksi jual beli melalui jasa Go-Food dalam
perspektif hukum Islam. Skripsi jurusan Hukum Keperdataan fakultas Hukum
Universitas Lampung. 2018.
B. Lain – Lain
http: //www. Go-Jek.com/about/, diakses pada tanggal 3 Januari 2021, jam 19.30
WIB.
xv
LAMPIRAN
Gambar 1. Wawancara dengan Sofli (kiri) dan Bapak Yasril (kanan) selaku driver
Go-Jek di Kota Jambi
Gambar 2. Wawancara dengan Ibu Siti (kiri) dan Ibu Yanti (kanan) selaku mitra
Go-Jek (warung/restoran Go-Food) di Kota Jambi
xvi
Gambar 3. Wawancara seara online dengan karyawan Go-Jek di Kota Jambi
Gambar 4. Wawancara dengan pengguna layanna Go-Jek di Kota Jambi
xvii
CURRICULUM VITAE
A. Identitas Diri
Nama : Tika Junita
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat & Tanggal Lahir : Dusun Bangko, 17- 06- 1997
Alamat : Tiga Alur Pangkalan Jambu
No.Telp/ HP : 082181509422
Nama Ayah : Amrullah
Nama Ibu : Rosmanita
B. Riwayat Pendidikan
NO Pendidikan Tahun Tamat Alamat
1 SD N 13/VI KP
Tengah
2009 TIGA ALUR
2 SMP N 26 2012 TIGA ALUR
3 SMK N 3 2015 TIGA ALUR
4