10
I. PENDAHULUAN Untuk megetahui jumlah eritrosit dapat dilakukan penghitungan eritrosit dengan menggunakan hemasitometer. Agar leukosit tidak mengganggu dalam proses penghitungan, maka dihancurkan dengan menambahkan larutan Hayem. Dengan pengenceran darah 200X menggunakan pipa toma, kemudian sel dihitung setiap 1ml darah. dibawah mikroskop dengan glass neaubauer. Warna merah darah dikarenakan adanya hemoglobin yang berada dalam cairan eritrosit, senyawa ini merupakan suatu protein yang terdiri dari protoporfirin, globin, dan besi bervalensi 2 (Fe ++ = Ferro). Kadar hemoglobin dalam darah dapat diukur dengan beberapa cara antara lain cara Sahli, kertas Talquist Adam ataupun metode Sianmethemoglobin (spektrofotometri). Pada metode Sahli darah ditambahkan senyawa HCl 0.1 N sehingga ertrosit akan hemolisis, dan hemoglobin yang keluar keplasma akan tereduksi oleh HCl membentuk asam-hematin yang berwarna coklat. Kemudian dengan menambahkan aquades hingga warna asam-hemati sama dengan warna standar, maka diperolehlah kadar hb dam gr%. Metode Talquist Adam adalah metode yang ditujuak untuk menentukan kadar hb di lapangan, karena metode ini praktis, efsien, tetapi keakuratan (presisi) yang rendah. Cara ini berpedoman pada intensitas warna darah pada kertas talquist dengan warna standar. 1

Jumlah eritrosit

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Jumlah eritrosit

I. PENDAHULUAN

Untuk megetahui jumlah eritrosit dapat dilakukan penghitungan eritrosit

dengan menggunakan hemasitometer. Agar leukosit tidak mengganggu dalam

proses penghitungan, maka dihancurkan dengan menambahkan larutan Hayem.

Dengan pengenceran darah 200X menggunakan pipa toma, kemudian sel

dihitung setiap 1ml darah. dibawah mikroskop dengan glass neaubauer.

Warna merah darah dikarenakan adanya hemoglobin yang berada dalam

cairan eritrosit, senyawa ini merupakan suatu protein yang terdiri dari

protoporfirin, globin, dan besi bervalensi 2 (Fe++ = Ferro). Kadar hemoglobin

dalam darah dapat diukur dengan beberapa cara antara lain cara Sahli, kertas

Talquist Adam ataupun metode Sianmethemoglobin (spektrofotometri).

Pada metode Sahli darah ditambahkan senyawa HCl 0.1 N sehingga

ertrosit akan hemolisis, dan hemoglobin yang keluar keplasma akan tereduksi

oleh HCl membentuk asam-hematin yang berwarna coklat. Kemudian dengan

menambahkan aquades hingga warna asam-hemati sama dengan warna

standar, maka diperolehlah kadar hb dam gr%.

Metode Talquist Adam adalah metode yang ditujuak untuk menentukan

kadar hb di lapangan, karena metode ini praktis, efsien, tetapi keakuratan

(presisi) yang rendah. Cara ini berpedoman pada intensitas warna darah pada

kertas talquist dengan warna standar.

Darah terdiri dari beberapa elemen yakni bagian cair dan padat, bag.

padat sediri terdiri dari eritrosit, leukosit, dan keping darah. Dengan

pengendapan (darah ditaruh dapam pipa/tabung melalui pemusingan (sentrifuge)

secara sentrifugal, maka bagian padat darah akan mengendap pada ujung (sisi

bawah tabung) yang berwarna merah. Sedangkan bagian atas adalah plasma,

dan bagian tengah yang berwarna putih keabuan yang merupakan butir leukosit

dan keping darah disebut buffy coat.

Nilai PCV adalah prosentase endapan yang berwarna merah terhadap

volume total darah (merupakan prosentase eritrosit terhadap vol. Darah)

Maksud dan tujuan untuk menghitung dan mempelajari jumlah eritrosit

tiap 100 ml darah, nilai padatan bagian solid darah, dan kadar hemoglobin dalam

seiap 100 ml darah.

1

Page 2: Jumlah eritrosit

II. MATERI DAN METODE

Alat dan bahan :

Darah sapi

Larutan Hayem, Turk

Mikroskop

mikrohematokrit

Seperangkat hemasitometer

Neubauer, hemometer Sahli.

Pipet droping

Sentrifuge, mikrohematokrit

reader

Metode :

- jumlah eritrosit : penghitungan langsung dengan hemositometer

Neaubauer.

- Kadar Hb dengan : Sahli (komparasi warna asam hematin)

- PCV dengan sentrifugasi mikrohematokrit (pemampatan)

III. TATA KERJA

A. Jumlah Eritrosit

1. Mengambil darah kedalam gelas arloji sebanyak kira-kira 2 ml.

2. mengIsap darah dengan pipet toma (warna pengaduk di bag.

gembung warna merah) sampai angka 0.5 (tanpa satuan), kemudian

dilanjutkan dengan menghisap larutan Hayem sampai tanda

101(tanpa satuan), pengenceran 200X.

3. Melepas selang penghisap, dan memegang kedua ujung pipet

dengan ibu dan jari tengah, megoyangkan membentuk angka 8

sampai capur benar (selama 1 menit, kec. 50/menit).

4. Sebelum diteteskan ke bilik hitung, cairan yang ada disepanjang

ujung pipet sampai pipet bagian gembung dibuang.

5. Kamar hitung dan gelas penutup dibersihkan dari kotoran dan minyak

dengan tisue, lalu kamar hitung ditutup dengan gelas penutup,

Diletakkan di atas meja.

2

Page 3: Jumlah eritrosit

6. Menuangkan dengan jalan meneteskan cairan dari pipet kira-kira 0.5

tetes. Saat cairan masih menempel pada ujung pipet disentuhkan

pada sisi atas kamar hitung dan pinggir gelas penutup. Ditunggu

sampai cairan mengisi seluruh permukaan kamar hitung dengan cara

gaya kapileritasnya (merembes dengan sendirinya). Dikerjakan juga

pada sisi kamar hitung lainnya.

7. Kelebihan cairan dapat diisap dengan jari atau dengan sesuatu yang

tidak menghisap,

8. Dibiarkan kamar hitung selama 2-3 menit agar eritrosit mengendap

dan tetap pada tempatnya.

9. Menghitung dibawah mikroskop dengan pembesaran 250, atau 400X

10. Penghitungan dilakukan pada kotak eritrosit yaitu kotak bag. dalam

(bergaris kecil) = A, B, C, D dan E. Menghitung jumlah sel dalam 5

kotak yang tiap kotak terdiri dari 16 kotak kecil (luas kotak kecil =

1/40 mm2 )

11. Untuk menghindari hitungan ulang (ganda), caranya adalah

penghitungan dilakukan pada semua sel yang ada di dalam dan yang

menyentuh garis di sisi kanan dan bawah kotak yang bersangkutan.

B. Kadar Hemoglobin Darah (Hb)

1. Dimasukkan kurang-lebih 5 tetes HCl 0.1 N ke dalam tabung

hemometer.

2. MengIsap darah dengan pipet hemometer sampai tanda garis 20

mm, membersihkan darah yang menempel pada sisi luar pipet.

3. Meniuplah secara perlahan darah kedalam tabung hemometer (ujung

pipet tidak sampai menyentuh HCl), sisa darah pada sisi dalam pipet

dapat dicuci dengan menghisap HCl dalam tabung 2-3 kali. Mencatat

waktunya saat darah masuk ke dalam tabung.

4. Menggoyang-goyang tabung agar HCl dan darah bercampur dengan

baik, warna menjadi coklat tua, taruh pada hemometer.

5. Menambahkan aquades setetes demi setetes sambil diaduk dengan

alat pengaduk, sampai warnanya sama dengan warna standar.

C. PCV

3

Page 4: Jumlah eritrosit

1. Mengmbil darah ditaruh pada gelas arloji dan sentuhkan pipa kapiler

dengan posisi horisontal, sehingga darah mengalir ke dalam pipa.

Ditunggu sampai volume 3/4-6/7 penuh.

2. Menahan dengan jari pada salah satu ujung sehingga darah tidak

mengalir keluar.

3. Menyumbat pipa mikrokapiler dengan malam dengan jalan

ditekankan bagian bawah pipa pada permukaan malam.

4. Ditaruh pipa ke dalam alat pemusing (sentrifuge) dengan posisi

bagian yang tersumbat disebelah luar.

5. Dipusingkan pada 5000 rpm selama 5 menit, Diambil dan dibaca

dengan alat pembaca khusus.

IV. HASIL

Darah : Sapi

No Parameter Hasil

1 Jumlah eritrosit (106/μl) 6.570.000

2 Kadar Hb (gr%) 11gr/dl

3 PCV (%) 30%

4 MCV (fl) 45,45

5 MCH (pg) 16,67

6 MCHC (%/dl) 36,67%

4

Page 5: Jumlah eritrosit

V. BAHASAN

Untuk mengetahui jumlah eritrosit dapat dilakukan penghitungan eritrosit

dengan menggunakan hemasitometer. Agar leukosit tidak menggangu dalam

proses penghitungan, maka dihancurkan dengan menambahkan larutan Hayem.

Dengan pengenceran darah 200x menggunakan pipa toma, kemudian sel

dihitung setiap 1 ml darah, di bawah mikroskop dengan glass neaubaeuer.

1. Jumlah eritrosit (y106/μl)yang didapat

Jumlah seluruh eritrosit adalah 7940000 μl

2. Kadar Hb

Warna merah darah dikarenakan adanya hemoglobin yang berada

dalam cairan eritrosit, senyawa ini merupakan suatu protein yang terdiri

dari protoporfirin,globin, dan besi bervalensi 2. kadar hemoglobin dalam

darah dapat diukur dengan beberapa cara salah satunya dengan metode

sahli (komparasi warna asam hematin)

Metode ini ditambahkan senyawa HCl 0,1 N sehingga eritrosit akan

hemolisis dan hemoglobin akan keluar ke plasma akan tereduksi oleh HCl

membentuk asam – hematin yang berwarna coklat. Kemudian dengan

menambahkan aquades hingga warna asam – hematin sama dengan

warna standar, maka diperoleh kadar Hb dalam gr%.

Dan dalam percobaan kami, pembacaan pada skala hemometer

warna kuning meunjukkan angka 14. jadi kadar Hb tersebut 14 gr%

3. PCV

Berdasarkan hasil praktikum, kadar hematrokrit darah sapi memiliki

nilai yang 30%. Nilai hematokrit pada saat pemusingan darah ditentukan

oleh faktor: radius sentrifuge, kecepatan sentrifuge, dan lama pemusingan.

4. MCV

Menyatakan volume satu sel eritrosit ( satuannya fl = femotoliter)

MCV = PCV.10/ Jml eritrosit = 30.10 / 6.6 = 45,45

5

Page 6: Jumlah eritrosit

5. MCH

Menyatakan rata jumlah Hb satu sel eritrosit ( satuannya pg =

pikogram)

MCH= Hb (g/ dl )x 10 / eritrosit= 11x10 / 6,6 = 16,67

6. MCHC

Menyatakan rata kadar Hb setiap eritrosit (g/dl=%)

MCHC = Hb (g/ dl )x 100 / PCV = 11 X100 / 30 = 36,67%

VI. SIMPULAN

Darah terdiri dari beberapa elemen yakni bagian cair dan padat, bagian

padat sendiri terdiri dari eritrosit, leukosit, dan keping darah. Dan semua itu bisa

diukur oleh pengukur tertentu. Yaitu hemasitometer untuk mengukur jumlah

eritrosit,metode sahli untuk mengetahui kadar hemoglobin.dan hasinya itu dapat

digunakan untuk mengukur PCV, MCV, MCH , MCHC.

6

Page 7: Jumlah eritrosit

KEPUSTAKAAN

Siswanto. 2008. Bahan Ajar Fisiologi. Laboratorium Fisiologi

Universitas udayana. Denpasar.

7