35
Tugas Pendahuluan FTS Steril Materi 3 : "Preformulasi dan Eksipien" 1. Jelaskan tujuan penambahan eksipien pada formulasi sediaan parenteral 2. Jelaskan komponen suatu produk steril 3. Solvet dan cosolvent : a. Tuliskan tabel solven dan kosolven yang sering digunakan b. Tuliskan tabel bahan yang biasanya dimasukkan dalam pembaa c. !pa yg dimaksud dengan solubili"er d. #apan digunakan solubili"er dan berikan contoh $. %reservative agent a. #egunaan pengaet dalam produk steril b. #apan digunakan pengaet c. Sifat ideal suatu pengaet d. &ahan pengaet yang sering digunakan '. &uffer a. !pa yg dimaksud dengan dapar dan kapasitas dapar b. !lasan penggunaan dapar c. #apan digunakan dapar d. (ara membuat dapar e. )ekanisme dapar mempertahankan p* +. (helating agent a. Tujuan penambahan bahan pengkhelat b. (ontoh bahan pengkhelat dan konsentrasi ,. !ntio-idant !gent a. !pa yg dimaksud dengan oksidasi reduksi autooksidasi dan anti oksidan b. %embagian dan mekanisme kerja antioksidan c. #apan digunakan antioksidan /. Jelaskan bahan pengatur bobot jenis kegunaan daan contohnya 0. sotonic agent a. !pa yang dimaksud dengan tonisitas isotonis hipertonis hipotonis tekanan faktor disosiasi dan titik lebur b. &agaiman jika sediaan hipertonis hipotonis isotonis dimasukkan kedalam c. &agaimana tonisitas sediaan yabg digunakan untuk intratechal intramuscul intracutan dan subkutan d. (ontoh beberapa bahan pengisotonis

JUPE 3

Embed Size (px)

DESCRIPTION

jurnal pendahuluan tehno steril preformulasi dan eksipien

Citation preview

2. Jelaskan komponen suatu produk steril
3. Solvet dan cosolvent :
 b. Tuliskan tabel bahan yang biasanya dimasukkan dalam pembaa
c. !pa yg dimaksud dengan solubili"er 
d. #apan digunakan solubili"er dan berikan contoh
$. %reservative agent
 b. #apan digunakan pengaet
c. Sifat ideal suatu pengaet
d. &ahan pengaet yang sering digunakan
'. &uffer 
 b. !lasan penggunaan dapar 
c. #apan digunakan dapar 
d. (ara membuat dapar 
+. (helating agent
 b. (ontoh bahan pengkhelat dan konsentrasi
,. !ntio-idant !gent
a. !pa yg dimaksud dengan oksidasireduksi autooksidasi dan anti oksidan
 b. %embagian dan mekanisme kerja antioksidan
c. #apan digunakan antioksidan
0. sotonic agent
a. !pa yang dimaksud dengan tonisitasisotonishipertonishipotonistekanan osmosis
faktor disosiasi dan titik lebur
 b. &agaiman jika sediaan hipertonis hipotonisisotonis dimasukkan kedalam tubuh
c. &agaimana tonisitas sediaan yabg digunakan untuk intratechal intramuscular
intracutan dan subkutan
 
! Tuuan penam#ahan eksipien pada formulasi sediaan parenteral :
• )enurut ennaro 2444:,/'5
6at tambahan dapat mencegah reaksi tertentu. Tidak hanya dapat memperlihatkan
terjadinya inkompatibe tetapi hidrolisis kompleksasi oksidasi dan reaksi tak terlihat
lainnya dapat terurai atau tidak aktif dengan "at tambahan lainnya. 7leh karena itu
"at tambahan harus dipilih dengan pertimbangan dan investigasi efeknya terhadap
total formulasi dan sistem containe8penutupan.
• )enurut #atdare dan )ahesh 244+:15
9ksipien kini diketahui telah menetapkan peran fungsional dalam bentuk sediaan
farmasi. aitu: 15 modulasi kelarutan dan bioavailabilitas bahan aktif 25
meningkatkan stabilitas bahan aktif dalam bentuk sediaan jadi; 35 membantu bahan
aktif menjaga bentuk polimorfik yang disukai atau konformasi; $5 mempertahankan
 p* dan osmolaritas formulasi cair; '5 bertindak sebagai antioksidan +5 mencegah
agregasi atau disosiasi; ,5 modulasi respon imunogenik bahan aktif 
• )enurut !pte dan Sydney 2443:$+5
6at tambahan selain "at aktif obat dalam bentuk sediaan jadi telah dievaluasi tepat
untuk keamanan dan termasuk dalam sistem penghantaran obat baik membantu
 pengolahan sistem penghantaran obat selama pembuatannya; melindungi;
mendukung; meningkatkan stabilitas bioavailabilitas atau penerimaan pasien;
membantu dalam identifikasi produk; atau meningkatkan atribut lain dari
keseluruhan keamanan dan efektivitas sistem penghantaran obat selama penyimpanan
atau penggunaan.
• )enurut !nsel<s %harmaceutical =osage >orms and =rug =elivery Systems
2411:'3+5
=engan menggunakan obat steril air murni steril pembaa isotonik steril dan
teknik aseptik produk steril dapat dibuat. Selain menjadi steril dan isotonik
 pembaa yang umumnya digunakan adalah buffer dan mengandung pengaet yang
cocok untuk menjaga stabilitas dan sterilitas produk.
• )enurut ?S% 32th 244/5
#omposisi produk steril terdiri atas pembaa dan "at tambahan:
15 %embaa berair 
?mumnya air untuk injeksi digunakan sebagai pembaa kecuali ditentukan
lain dalam masing8masing monografi. @atrium klorida dapat ditambahkan
dalam jumlah yang cukup untuk membuat larutan isotonik yang dihasilkan; dan
njeksi @atrium #lorida atau njection Ainger dapat digunakan seluruhnya atau
sebagian daripada !ir untuk njeksi kecuali ditentukan lain dalam masing8
masing monografi.
25 %embaa lain
)inyak >i-ed digunakan sebagai pembaa untuk injeksi berair yang berasal
dari sayuran tidak berbau dan tidak memiliki bau tengik. )ereka memenuhi
 persyaratan tes untuk parafin padat di baah )inyak )ineral pendinginan
yang dipertahankan pada 144 memiliki nilai Saponifikasi antara 1/' dan 244
memiliki nilai odium antara ,0 dan 1$1.
35 6at tambahan
6at yang sesuai dapat ditambahkan ke persiapan injeksi untuk meningkatkan
stabilitas atau kegunaan kecuali dilarang dalam masing8masing monografi
asalkan mereka tidak berbahaya dalam jumlah yang diberikan dan tidak 
mengganggu keberhasilan terapi atau dengan tanggapan terhadap tes tertentu.
Tidak ada "at pearna dapat ditambahkan meskipun untuk tujuan mearnai
sediaan jadi.
3! Sol&et dan 'osol&ent :
a( ta#el sol&en dan kosol&en )ang sering digunakan :
• )enurut sarbrick 244,:144+5
 
=imethyl sulfo-ide
• )enurut Biu 244/ Cater8nsoluble =rug >ormulation Second 9dition Taylor D
>rancis roup BB( *al. 1/1.10+ dan '3+
#osolven yang sering digunakan dalam preformulasi dan eksipien :
Teknik (ontoh
 
• Staples and Stephanie 10// (osolvent nfluences on 7rganic Solute Aetardation
>actors.
Solven
!ir 
)ethanol
)ethylene chloride
 @
- purified ater 
Ainger<s
 @ larutan asam hidrokloride.
-Jones 244/: 11$
sesame oil5; hoever non8aEueous
esters may be used e.g. ethyl
ethanoate.
- bismuth subsalicylate epinephrine
 penicillin
minyak kacang minyak ijen
• )enurut Biu 244/+435
• )enurut Sarbrick 244, : 12,3
Solubili"er adalah bahan yang digunakan untuk membantu dan menjaga kelarutan
larutan obat8obat yang memiliki kelarutan yang buruk dalam air.
• )enurut %ramanick S. 2413 jurnal %harma Times 8 Fol. $' 8 @o. 3
Solubili"er adalah bahan yang membantu dalam melarutkan atau meningkatkan
kelarutan obat dalam formulasi yang dikenal sebagai agen pelarut yang bahan pelarut
secara luas dapat diklasifikasikan menjadi surfaktan dan kosolven.
• )enurut *andbook of maging materials =iamond D david 2442 : /25
Solubili"er adalah bahan yang diperlukan untuk meningkatkan kompatibilitas dari
 perbedaan kimia dalam kepekaan larutan .
d( %apan digunakan solu#ili+er dan #erikan 'ontoh :
• )enurut Sarbrick 244, : 12,3
contoh bahan solubili"er yang digunakan dalam produk steril meliputi :
15 Solubili"er cair bekerja dengan mengurangi konstanta dielektrik bahan dari
system pelarut dengan mengurangi kapasitas konduksi elektrik dari pelarut dan
meningkatkan kelarutan hidrofobik atau obat non polar.
8Barutan kosolven contohnya glycerin polyethylene glycol 344 $44 33'45
 propylene alcohol and ethanol (remophor 9B sorbitol.
25 Surfaktan meningkatkan dispersibilitas dan kelarutan air dari obat8obat yang
 
 berinteraksi dengan molekul pelarut air. Sehingga molekul obat terletak dekat
dengan inti hidrofobik dari surfaktan biasanya disebut micelle5 dimana molekul
yang polar dari surfaktan terorientasi dengan air dan obat dilarutkan dengan
surfaktan sehingga dapat larut dengan air.
8Surface active agents surfaktan5 contohnya: polysorbate /4 polyo-yethylene
sorbitan monooleate5 polysorbate 24 %luronic +/ lecithin.
35 Solubili"er padat misalnya seperti b8cyclode-trins bekerja dengan membentuk 
larutan termasuk kompleks dalam larutan encer. )olekul ini sama dengan
surfaktan bersifat ampifilik berrati baha mereka terdiri bagian dalam yang
hidofobik dan bagian luar yang hidrofilik yang yang dapat melarutkan obat ke
dalam inti dan menjadi larut dalam air.
8&ahan pengompleks : b8(yclode-trins (aptisolG polyvinylpyrrolidone
carbo-ymethylcellulose sodium.
• )enurut %ramanick S. 2413 jurnal %harma Times 8 Fol. $' 8 @o. 3
8 Surfaktan meningkatkan pembubaran dengan mengurangi tegangan permukaan
"at obat sedangkan
8 #osolven didefinisikan sebagai pelarut yang dalam hubungannya dengan pelarut
lain dapat melarutkan "at terlarut.
E,'ipient range E,ample
&ristol )yers5
)erieu-5 ,4I v
• )enurut %harmaceutical =osage >orm %arenteral )edication Third 9d Fol. 1 @ema
2414 ; /2 dan /,5
&erbagai pendekatan untuk meningkatkan kelarutan air dari "at obat yang kurang larut
atau tidak larut pada tingkat yang diinginkan untuk injeksi optimum produk salah
satunya adalah dengan penambahan surfaltan sebagai solubili"er. #emampuan
 
 buruk dalam larutan air secara luas dikenal dan digunakan di banyak formulasi injeksi.
Surfaktan adalah bahan pelarut efektif karena sifat pembasahannya dan kecenderungan
asosiasi karena mereka mampu untuk membubarkan "at tidak larut dalam air.
-! Preser&ati&e agent
• )enurut )artin =7) 10,1; 0,/80,05
&ahan antibakteri digunakan pada konsentrasi yang relative rendah yang dapat
menghambat pertumbuhan statis5 pada beberapa mikroorganisme pada aktu
 penggunaan #arena potensinya secara langsung atau toksisitasnya secara akumulatif 
mereka mungkin tidak dimasukkan dalam preparasi untuk diberikan kedalam
kompartemen saraf seperti sum8sum tulang belakang atau diberikan dalam volume
yang besar sebagai larutan intravena. )ereka harus digunakan dengan perhatian yang
 penuh karena potensi toksisitasnya.
>ormulasi dengan pengaet dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang
mungkin secara tidak sengaja hadir ke dalam adah selama penarikan produk.
>ormulasi dosis ganda mengandung pengaet menaarkan beberapa keunggulan
lebih disbanding adah dosis tunggal meliputi: 15 pemborosan produk diminimalkan
karena dosis ukuran yang berbeda dapat diperoleh dari adah yang sama 25 dosis
dapat diperoleh dari adah selama periode tertentu tanpa khaatir adanya
 pertumbuhan mikroba dan 35 kemasan diminimalkan karena beberapa dosis
diberikan dalam botol tunggal.
formulasi multidosis mengandung bahan pengaet untuk membunuh bakteri
dan mencegah pertumbuhan jamur yang mungkin timbul dari
 penggunaan berulang dalam suatu produk obat.
#!( %apan digunakan penga*et :
&ahan bakteriostatatik sebagian besar biasanya digunakan pada dosis kecil dimana dia
dapat mencegah kontaminasi selama aktu penyimpanan. )ereka harus ditambahkan
dalam preparasi larutan dengn teknik aseptis atau sterilisasi menggunakan filtrasi
 bakteri kecuali kalau spesifikasi sebaliknya menggunakan monograf. Sementara itu
 bahan bakteriostatik dia tidak dapat digunakan untuk sediaan dalam adah dosis
tunggal. #arena bahan8bahannya itu tetap steril hingga dibuka dan dosis tunggal
diberikan.
&ahan antifungi atau antibakteri harus dimasukkan dalam formulasi pada semua
adah dosis ganda dan termasuk dalam produk yang melalui metode sterilisasi.
• )enurut Sarbrick 244,; 2//
formulasi multidosis mengandung bahan pengaet untuk membunuh bakteri
dan mencegah pertumbuhan jamur yang mungkin timbul dari
 penggunaan berulang dalam suatu produk obat.
'!( Sifat ideal suatu penga*et
)enurut %harmaceutical (ompounding and =ispensing Second 9dition )arriot 2414: /48
/15
  %engaet antimikroba yang ideal memiliki sifat berikut:
8 aktif pada konsentrasi rendah dengan aksi bakterisida dan fungisida yang cepat.
8 kompatibel dengan sejumlah obat8obatan dan sistem
8 aktif dan stabil pada rentang temperatur yang luas
8 aktif dan stabil pada rentang p* yang luas
8 mudah larut pada konsentrasi yang digunakan
8 kompatibel dengan plastik karet dan bahan lain yang digunakan dalam kemasan
8 bebas dari bau yang tidak menyenangkan
8 tidak beracun pada konsentrasi yang diperlukan untuk aktifitas pengaet
8 tidak bersifat karsinogenik 
8 tidak mengiritasi dan tidak sensitif pada konsentrasi yang digunakan.
• )enurut %harmaceutics The Science 7f =osage >orm =esign !ulton10//: 31,5
  #etika memilih pengaet yang cocok itu harus memastikan baha :
8 adsorpsi pengaet ke adah dari produk tidak terjadi dan
8 efisiensi tidak terganggu oleh p* larutan atau interaksi dengan bahan8bahan lainnya.
• )enurut 9ncyclopedia 7f %harmaceutical Technology Sarbrick 244, : 222+5
%engaet harus larut stabil aktif terhadap berbagai mikroba dan kompatibel dengan
 bahan aktif serta dengan bahan formulasi lainnya. #hasiat pengaet bisa
diatur oleh faktor8faktor seperti konsentrasi pengaet suhu p* formulasi interaksi
dengan bahan organik asing dan bahkan oleh partisi dari pengaet lolos dari fase berair 
dalam Sistem multifase.
• Menurut Encyclopedia Of Pharmaceutical Technology(Swarbrick, 2! "
#2!$%
  Tabel : &ahan %engaet !ntimikroba untuk sediaan parenteral volume kecil
• )enurut %harmaceutics =osage >orm and =esign Jones 244/ : 110 5
(ontoh bahan pengaet yang digunakan dalam formulasi parenteral meliputi :
8 9ster asam parahydro-yben"oic misalnya metil dan asam propil para hidroksiben"oat
sering digunakan dalam kombinasi dengan rasio 0 : 1. #onsentrasi ini biasanya sekitar 
42I b v
8 Senyaa fenolik misalnya fenol 42'84'I b v5 atau chlorocresol 41843I b v5.
• )enurut njectable =ispersed Systems &urgess 244' : 2435
#arena banyak suspensi parenteral yang dalam adah dosis bbesar maka pengaet
antimikroba umumnya digunakan. Termasuk ben"alkonium klorida chlorobutanol
 paraben dan ben"il alkohol.
Buffer
• )enurut 9ncyclopedia 7f %harmaceutical Technology Sarbrick 244, : 12,3812,$5
  &uffer merupakan bahan yang terdiri dari asam lemah dan bentuk garamnya yang
sesuai. &uffer digunakan untuk mempertahankan tingkat p* larutan dalam kisaran
yang menyediakan baik stabilitas maksimum obat terhadap degradasi hidrolitik atau
kelarutan maksimum atau optimal obat dalam larutan.
• )enurut A%S 24th ennaro 2444 : 2$45
stilah buffer atau larutan buffer mengacu pada konsentrasi ion hidrogen atau p*
yang merupakan kemampuan suatu sistem khususnya larutan berair untuk menolak 
 perubahan p* pada penambahan asam atau basa atau pengenceran dengan pelarut.
• )enurut %harmaceutics The Science 7f =osage >orm =esign !ulton10//: 3/5
Barutan buffer adalah larutan yang akan mempertahankan p* konstan bahkan ketika
 
campuran dari asam lemah dan salah satu garamnya meskipun campuran dari basa
lemah dan salah satu garamnya dapat digunakan.
%apasitas Buffer
#emampuan larutan buffer untuk menahan perubahan p* pada penambahan asam
atau basa dapat diukur dari segi kapasitas buffer. Secara umum konsentrasi asam
dalam buffer lemah8asam konjugat menentukan kapasitas untuk KmenetralkanK basa
yang ditambahkan sedangkan konsentrasi garam dari asam lemah menentukan
kapasitas untuk menetralkan asam tambahan.
• )enurut %harmaceutics The Science 7f =osage >orm =esign !ulton10//: 3/5
#emampuan buffer untuk menahan efek asam dan basa adalah sifat penting dari sudut
 pandang praktis. #emampuan ini dinyatakan sebagai kapasitas buffer.
• )enurut 9ncyclopedia 7f %harmaceutical Technology Sarbrick 244, : 3,''5
#apasitas buffer larutan didefinisikan sebagai jumlah ekuivalen asam kuat atau basa
yang diperlukan untuk menyebabkan 144 B buffer mengalami perubahan 144 unit
 p*.
• )enurut 9ncyclopedia 7f %harmaceutical Technology Sarbrick 244, : 144+5
&uffer dapat diberikan dalam formulasi parenteral untuk memastikan p* yang
diperlukan untuk kelarutan danatau untuk pertimbangan stabilitas.
• )enurut A%S 24th  ennaro 2444 : ,/'8,/+5
&uffer digunakan terutama untuk menstabilkan larutan terhadap degradasi kimia yang
mungkin terjadi jika p* berubah lumayan. Sistem buffer yang digunakan biasanya
harus memiliki kapasitas buffer serendah mungkin agar tidak mengganggu secara
signifikan sistem penyangga tubuh ketika disuntikkan.
• )enurut %harmaceutics =osage >orm and =esign Jones 244/ : 0 dan 11, 5
&uffer bekerja dalam larutan farmasi untuk mengontrol p* produk yang diformulasi
dan dengan demikian mengoptimalkan kinerja fisikokimia produk. buffer biasanya
digunakan dalam formulasi parenteral untuk mengontrol p* formulasi.
'!( %apan digunakan dapar :
• )enurut !nsel %harmaceutical =osage >orm !nd =eliver Systems 2411 : 11+811,5
 p* buffer dan kapasitas buffer sangat penting dalam formulasi produk 
obat karena dapat mempengaruhi kelarutan obat aktivitas obat penyerapan obat
dan stabilitas serta kenyamanan pasien. &uffer merupakan suatu sistem yang
 biasanya digunakan pada larutan berair yang dapat menahan perubahan p* pada
 penambahan asam atau basa . &uffer terdiri dari asam lemah dan basa konjugasinya
atau basa lemah dan asam konjugasinya. %enggunaan bahan penyangga untuk 
meningkatkan stabilitas senyaa yang tidak stabil. &uffer digunakan untuk 
 
menjadi paling tidak stabil . ?ntuk alasan ini p* kompromi umumnya dipilih untuk 
solusi dan penangulangan dengan buffer untuk tetap menjaga stabilitas. )isalnya
Sebuah fosfat isotonik disiapkan pada p* yang diinginkan.
• )enurut !ulton %harmaceutics The Science of =osage >orm and =esign 10// : 3/5
#etika sejumlah kecil asam atau basa ditambahkan ke dalam larutan buffer 
diperlukan untuk mengontrol p* sediaan agar menjaga stabilitas. Barutan buffer 
akan mempertahankan p* konstan. &uffer biasanya mengandung campuran dari
!sam lemah dan salah satu garamnya maupun campuran dari &asa lemah dan salah
satu garamnya. !ksi larutan buffer dapat dihargai dengan mempertimbangkan sistem
sederhana seperti larutan !sam asetat dan natrium asetat dalam air. #omponen
 berbagai sistem penyangga dan #onsentrasi yang dibutuhkan untuk menghasilkan
 p* yang berbeda Tercantum dalam beberapa buku referensi seperti farmakope.
#etika memilih penyangga yang sesuai nilai p#a asam harus dekat dengan p* yang
dibutuhkan dan kompatibilitas dengan komponen lainnya. &ahan dalam sistem harus
dipertimbangkan. #eracunan komponen penyangga juga harus diperhatikan jika
larutan yang digunakan untuk tujuan pengobatan.
• )enurut ennaro A%S24th  Remington : The Science and Practice Of Pharmacy
Folume 1 2444 : 2$45
stilah penyangga larutan penyangga dan larutan buffer ketika digunakan
mengacu pada konsentrasi ion hidrogen atau p* dilihat dari kemampuan sistem
khususnya larutan berair dapat menolak perubahan p* pada penambahan asam atau
 basa atau pengenceran dengan pelarut tertentu. Jika asam atau basa ditambahkan ke
dalam air p* akan berubah signifikan air tidak memiliki kemampuan untuk 
melaan perubahan p* ; *al tersebut terjadi tanpa adanya aksi penyangga. &ahkan
asam sangat lemah seperti karbondioksida dapat mengubah p* air menjadi
 berkurang yakni dari , menjadi ',. *al ini merupakan kerentanan ekstrim air suling
untuk mengalami perubahan p* pada penambahan sejumlah kecil atau besar 
konsentrasi asam atau basa dalam sediaan farmasi. Barutan tersebut disebut
unbufferedbukan dapar.
d!( /ara mem#uat dapar :
• )enurut !nsel 0%harmaceutical =osage >orm !nd =eliver Systems 2411 : 11,811/5
&uffer merupakan suatu sistem yang biasanya digunakan pada larutan berair yang dapat
menahan perubahan p* pada penambahan asam atau basa . &uffer terdiri dari asam
lemah dan basa konjugasinya atau basa lemah dan asam konjugasinya. &uffer dapat
dibuat dengan proses sebagai berikut :
1. )encampur asam lemah dan basa konjugasinya atau basa lemah dan asam konjugasinya
2. )encampur asam lemah dan basa kuat untuk membentuk basa konjugat atau basa lemah
dan asam kuat untuk membentuk asam konjugasi.
)enggunakan persamaan *enderson 8 *asselbach :
)engingat baha asam adalah donor proton dan basa adalah akseptor proton.
(ontoh 1 :
&uffer dibuat dengan mencampur 144 mB 42 ) asam fosfat dengan 244 mB 44/ ) natrium
fosfat monobasic. &erapa p* buffer iniL #a asam fosfat M ,' N 14835
(ontoh 2 :
 
#emampuan larutan penyangga untuk menahan perubahan p* pada penambahan asam
atau basa disebut kapasitas buffer O 5 dan dirumuskan sebagai berikut:
di mana
Pp* adalah perubahan p* karena penambahan asam atau basa dan
Pp* dapat ditentukan secara eksperimental atau dihitung dengan menggunakan persamaan
*enderson 8 *asselbach.
(ontoh 3 :
Jika 42 mol *(l ditambahkan ke 441' ) larutan amonium hidroksida dan p* menurun dari
0' menjadi /.0 berapa kapasitas buffer L
• )enurut ennaro A%S24th Aemington : The Science and %ractice 7f %harmacy Folume
1 2444 : 2$482$25
Sebuah sistem penyangga terdiri dari konjugat pasangan asam8basa @a! 8 *! mis.
natrium asetat dan asam asetat5. Sebagai contoh p* larutan buffer mengandung asam asetat
dan natrium asetat masing8masing konsentrasi 41 ) dapat dihitung. #a asam asetat adalah
1/ Q 148' pada 2' R .
%ersamaan *enderson 8 *asselbalch memprediksi baha larutan yang mengandung
 
larutan #onsentrasi 441 ) masing8masing akan memiliki p* yang sama yakni $.,$.
Sebenarnya akan ada beberapa perbedaan p* larutan dengan #oefisien aktivitas komponen
konsentrasi yang bervariasi. konsentrasi buffer yang lebih tinggi dari masing8masing
#omponen akan memiliki kapasitas yang jauh lebih besar untuk menetralkan ditambahkan
asam atau basa dan hal ini akan dibahas lebih lanjut dalam pembahasan kapasitas buffer .
%ersamaan *enderson 8 *asselbalche berguna juga untuk menghitung rasio
konsentrasi molar sistem penyangga yang diperlukan untuk menghasilkan larutan p* tertentu
. Sebagai contoh anggaplah baha akan dibuat larutan penyangga asam asetat 8 natrium
asetat dgn p* $.'. &erapa rasio komponen penyangga harus digunakan L
nterpretasi dari hasil tersebut adalah baha proporsi @atrium asetat ke asam asetat akan
4',' mol dan 1 mol untuk menghasilkan p* $' . Suatu larutan yang mengandung 44','
mol natrium asetat dan 41 mol asam asetat per liter akan memenuhi persyaratan ini seperti
 juga satu berisi 444',' mol natrium asetat dan 441 mol asam asetat per liter . #onsentrasi
aktual yang dipilih akan tergantung terutama pada kapasitas buffer yang diinginkan.
• )enurut *enry @. dan @. ). Seno"an 2441 The *endersonH*asselbalch 9Euation : ts
*istory and Bimitations Journal of (hemical 9ducation Fol. ,/ @o. 11.
Barutan penyangga dapat ditentukan dari persamaan *enderson H *asselbalch di
mana asam dan basa ditafsirkan sebagai molaritas yang akan hadir jika memang tidak 
terdapat disosiasi atau hidrolisis . %erhitungan yang tepat *U di dalam larutan buffer
dimana harus memperhitungkan disosiasi *! hidrolisis !8  dan ionisasi air . &erikut
 persamaannya :
 
=alam persamaan tersebut n! dan n& adalah jumlah mol asam dan garam yang
digunakan dalam pembuatan buffer dan F adalah volume buffer . %ersamaan ketiga berasal
dari kesetimbangan massa; jumlah F *! dan F ! *arus sama dengan jumlah mol asam
dan basa yang larut. Jika garam natrium dari asam atau natrium hidroksida digunakan dalam
 pembuatan buffer . &erikut persamaannya :
=imana )a dan )b hadir untuk naF dan nbF dan 7*8*U adalah 1481$ .
e!( Mekanisme dapar mempertahankan p1 :
• )enurut )ohan (. &uffers ! guide for the preparation and use of buffers in
 biological systems )erck #ga! Jerman.
?ntuk menggambarkan kemampuan buffer yang diberikan untuk melaan
 perubahan p* pada penambahan asam atau basa merupakan kapasitas dari buffer 
itu sendiri. Sebuah kapasitas buffer dari 1 adalah ketika 1 mol asam atau alkali
ditambahkan ke 1 liter penyangga dan p* perubahan dengan 1 unit.
)enggunakan persamaan di atas kita tahu baha ketika p* M p#a konsentrasi asam
asetat dan ion asetat adalah sama. )enggunakan sistem penyangga hipotetis *! p#a M ,45
dan !8 kita dapat menunjukkan bagaimana konsentrasi ion hidrogen * U relatif tidak 
sensitif terhadap pengaruh eksternal karena adanya larutan penyangga.
• )enurut )artin !. 2440 >armasi fisik 1 ?8%ress Jakarta. *al. $+4 dan $+$
=apar dapat menahan perubahan p* suatu larutan terhadap penambhan asam kuat basa
kuat atau "at2 lain yg dapat mengubah konsentrasi ion * larutan itu. )isalnya larutan efedrin
 
*(l maka terbentuk efedrin *(l dan system dapar efedrin dan efdrin *cl trsebut mencegah
 prubahan p* sampai efedrin habis bereaksi dengan asam.
• )enurut ennaro !.A. 2444  Remington: The Science And Practice Of 
 Pharmacy Bippincott Cilliams and Cilkins Bondon. *al. 2$4 ha.pdf 2'/5
#arakteristik solusi buffer yang mengalami perubahan kecil p* pada penambahan
asam atau basa adalah adanya salah satu dari asam lemah dan garam dari asam lemah atau
 basa lemah dan garam dari basa lemah. =ari konsep proton dari asam dan basa dibahas
sebelumnya jelas baha tindakan penyangga tersebut melibatkan konjugat pasangan asam8
 basa dalam larutan. %erlu diingat baha ion asetat adalah basa konjugat dari asam asetat dan
ion amonium adalah asam konjugasi dari amrronia konstituen utama ofhat umumnya
adalah ca&ed amonium hidroksida5. )ekanisme aksi dari asam asetat8natrium pasangan
 buffer asetat adalah baha asam yang ada dalam sebagian besar dalam molekul bentuk 
nonioni"edl menggabungkan dengan ion hidroksil yang dapat ditambahkan untuk 
membentuk ion asetat dan air dengan demikian
(* 3(77* U 7* 8  (*3(778U *24
on asetat yang merupakan dasar menggabungkan dengan hidrogen ion lebih tepatnya
hydroniuml yang dapat ditambahkan untuk membentuk asam asetat pada dasarnya terionisasi
dan air direpresentasikan sebagai
Seperti yang akan diilustrasikan kemudian oleh contoh perubahan p* sedikit asalkan jumlah
hidronium atau VW ion hidroksil tambahan tidak melebihi kapasitas sistem buffer untuk 
menetralisir.
• )enurut !nsel pengantar bentuk sediaan farmasi 244/ : 1$+5.
6at pembentuk khelat adalah suatu "at yang membentuk kompleks stabil dengan
logam. 6at pembentuk khelat digunakan dalam sediaan farmasi cairan sebagai
 penstabil untuk membentuk kompleks dengan logam berat yang dapat menyebabkan
ketidakstabilan produk.
• )enurut ennaro remington : the science and practice of pharmacy 2444 : 1++5
&ahan pengkhelat mungkin digunakan untuk beberapa tujuan seperti penyerapan
logam stabilisasi pembuatan obat yang rentan terhadap oksidasi dengan adanya jejak8
logam dan pengobatan terhadap keracunan logam berat.
 
&ahan pengkhelat merupakan substansi penstabil yang larut dalam air membentuk 
kompleks kelat 5 dengan logam ; digunakan dalam beberapa cairan obat8obatan
sebagai stabilisator logam berat yang kompleks yang mungkin dapat meyebabkan
ketidakstabilan. =alam penggunaan tersebut bahan pengkhelat sering juga disebut
 bahan eksekusi.
(helating agent Sarbrick 2411 : 1+2'5 :
&ahan pengkhelat :aram asam etilendiamintetraasetat 441844,' I5 Bahman
244/ : 13415.
1. (itric acid Hdigunakan sebagai antioksidan pada konsentrasi 4.44'H4.41I.
2. =isodium edetate disodium dihydrogen ethylenediaminetetra8acetate dihydrateH 
9=T!5 H digunakan pada konsentrasi 4.442H4.1I.
3. Tartaric acid Hdigunakan sebagai antioksidan sinergis pada konsentrasi 4.41H 
4.42I.
a.5 Apa )g dimaksud dengan oksidasi4reduksi4 autooksidasi4 dan anti oksidan  :
• 7ksidasi
:1315.
atau air ennaro2444: 11215.
7ksidasi adalah proses kimia yang melepaskan elektron dari unsur atau
senyaa misalnya oksidasi senyaa besi >e2 ke besi >e35 sering bersama8
sama dengan penghapusan ion hidrogen *5 &ender 244+ : 3$05.X
• Aeduksi
elektron yang sama !ulton 10// : 1315
 
atau hidrogen &ender 244+ : 3$05.
Aeduksi adalah penambahan hydrogen pada substansi tertentu atau secara
lebih umum penerimaan electron =orlan 244/ : 0235.
• !utooksidasi
Aeaksi kimia yang biasanya terjadi pada suhu kamar antara oksigen dari
atmosfer dan senyaa organik secara umum didefinisikan sebagai autoksidasi
Sarbrick2411:1305.
!uto-idasi terjadi secara spontan di baah pengaruh aal oksigen di atmosfer 
dan ikuti secara perlahan pada aalnya dan kemudian lebih cepat !nsel 2411
: 1115.
secara spontan pada suhu normal =orlan 244/ : 1215.
• !ntioksidan
asam askorbat aulton 10// :'$,5.
!ntioksidan adalah senyaa yang mampu menghambat oksidasi yang dapat
ditambahkan untuk tujuan menghalangi proses oksidatih pada produk farmasi
ennaro 2444 : 141'5.
disebabkan oleh oksidasi !nsel 2411 : 12/5.
 b.5 Pem#agian dan mekanisme kera antioksidan :
• !da tiga tipe utama antioksidan Sarbrick 2411 : 1+2'5 :
15 !ntioksidan sebenarnya berperan dalam pemutusan rantai bereaksi dengan
radikal bebas. contohnya butylated hydro-ytoluene
25 Aeducing !gents: bahan ini memiliki potensi redoks yang rendah dan lebih
cenderung teroksidasi contohnya asam askorbat.
35 !ntioksidan sinergis: yang meningkatkan efek antioksidan contohnya 9=T!.
• !ntioksidan yang digunakan dalam produk steril Bahman 244/ : 13415 :
15 !ntioksidan "at pereduksi : !sam askorbat @atrium bisulfit @atrium
metabisulfit @atrium >ormaldehid sulfoksinat dan Tiourea
25 !ntioksidan 6at pemblokir : !ster asam askorbat &util hidrositoluen &*T5
dan tokoferol.
35 Sinergis : !sam askorbat !sam sitrat !sam sitrakonat !sam fosfat dan !sam
Tartrat.
• %embagian antioksidan berdasarkan mekanisme kerjanya )arriot 2414: /25 :
15 !ntioksigen
mudah menghentikan reaksi rantai auto8oksidasi. (ontohnya : !lfa8tokoferol8
asetat &utilenhidroksianisol &*!5 &utilenhidroksitoluen &*T5 dan !lkil
galat.
25 &ahan pereduksi
&ahan pereduksi lebih mudah teroksidasi dibandingkan obat dan oleh karena itu
dapat digunakan jika terdapat "at pengoksidasi. &ahan pereduksi melindungi
obat hingga pereduksi habis dan oksigen dalam adah juga habis. 7leh karena
itu pereduksi juga berguna dalam memblokir rantai reaksi yang terjadi di auto8
oksidasi obat. (ontohnya : !sam askorbat Sodium metabisulfit Sodium sulfit.
35 &ahan %engkhelat
&ahan ini meningkatkan efek antioksidan tetapi sedikit digunakan sebagai
 bahan tunggal karena bahan ini bekerja sebagai pengkhelat dengan ion logam
 berat yang sering mengkatalis auto8oksidasi. (ontohnya : !sam sitrat =isodium
edetat Sodium citrate dan !sam Tartar.
• %embagian antioksidan berdasarkan cara kerjanya %okomy 2441 : 5
c.5 %apan digunakan antioksidan :
• !ntioksidan dimasukkan ke dalam larutan sediaan farmasi untuk meningkatkan
stabilitas bahan aktif yang rentan terhadap degradasi kimia oleh oksidasi Jones
244/ : 145.
terapetis yang mudah mengalami oksidasi terutama pada kondisi dipercepat dengan
sterilisasi panas dan bisa berfungsi paling tidak dalam dua acara yaitu 15 dengan
 
lahan atau 25 dengan memblokir suatu reaksi rantai oksidatif dimana "at8"at
tersebut biasa tidak dikonsumsi Bahman 244/ : 13445.
• Jenis formulasi mungkin mempengaruhi efektivitas antioksidan. Sebagai contoh
dalam sistem dua fase seperti emulsi dan krim fase minyak lipid5 dapat mengalami
oksidasi dan karena antioksidan ditambahkan ke >ormula tersebut larut dalam fase
 berminyak. %enambahan antioksidan juga penting karena beberapa agen pengemulsi
sendiri dapat mengalami oksidasi oleh oksigen di atmosfer. *al ini penting untuk 
menambah antioksidan sedini mungkin dalam formulasi suatu produk untuk 
membantu memperlambat auto8oksidasi. *al ini juga penting untuk memastikan
 baha antioksidan yang tergabung merata di seluruh produk )arriot2414 : /$5.
5! Jelaskan #ahan pengatur #o#ot enis4 kegunaan daan 'ontohn)a :
• )enurut %harmaceutic The Science of =osage form and =esign !ulton 10// : 31,5 :
%engatur bobot jenis dilakukan untuk mengontrol densitas dalam larutan
kecuali diformulasi untuk anastesi spiral larutan dan bobot jenis yang lebih tinggi
akan jatuh control secara hati8hati dari bobot jenis misalnya mungkin untuk anastesi
untuk ditentukan istilah ini digunakan untuk menggambarkan bobot jenis dari injeksi
dalam hubungan cairan spinal adalah isobaric hipobarik dan hiperbarik yang setara
lebih rendah dan lebih tinggi kepadatannya masing8masing. &ahan yang paling
 banyak digunakan untuk modifikasi kepadatan adalah dekstrosa.
• )enurut 9ncyclopedia Sarbrick 244, : 00'5
%engatur bobot jenis seperti sukrosa dan propilen glikol dapat ditambahkan untuk 
mencegah perbedaan besar dalam kepadatan yang dapat mengakibatkan sedimentasi
6! 7sotoni' agent
osmosis4 faktor disosiasi4 dan titik le#ur :
T9#.7S)7 :
)enurut !nsel : $$3
Sistem biologis yang kompatibel dengan solusi yang memiliki tekanan osmotik yang sama
yaitu jumlah setara spesies terlarut. Sebagai contoh sel8sel darah merah plasma darah dan
40I larutan natrium klorida mengandung sekitar jumlah yang sama partikel "at terlarut per 
 
hipertonik5 atau lebih sedikit hipotonik5 spesies terlarut mungkin perlu untuk mengubah
komposisi solusi untuk membaa mereka ke dalam rentang yang dapat diterima.
)enurut ennaro 24 : 221
>enomena osmosis didasarkan pada kenyataan baha "at cenderung bergerak atau menyebar 
dari daerah konsentrasi tinggi ke daerah konsentrasi rendah. #etika solusi dipisahkan dari
 pelarut melalui membran yang permeabel terhadap pelarut tetapi tidak untuk "at terlarut
membran tersebut disebut sebagai membran semipermeabel5 adalah mungkin untuk 
menunjukkan tampak difusi pelarut ke dalam terkonsentrasi solusi seperti perubahan volume
yang akan terjadi. =engan cara yang sama jika dua solusi konsentrasi yang berbeda
dipisahkan oleh membran pelarut akan bergerak dari larutan konsentrasi "at terlarut rendah
ke Vlarutan konsentrasi "at terlarut yang lebih tinggi. ni difusi pelarut melalui membran
disebut osmosis.
%roses difusi pelarut melalui membran semipermeabel dari larutan yang kurang pekat
menjadi solusi yang lebih terkonsentrasi adalah osmosis. *al ini menyebabkan
 pengembangan tekanan atas hidrostatik pada sisi larutan yang lebih terkonsentrasi membran.
!tau tekanan dapat diterapkan ke sisi solusi yang lebih pekat dari membran semipermeabel
untuk mencegah difusi pelarut. Tekanan ini diterapkan pada larutan pekat identik dengan
tekanan atas hidrostatik yang dapat mengembangkan karena osmosis. *al ini dikenal sebagai
tekanan osmotic.
T7@ST!S
)enurut Jones : 121
7smolaritas mengacu pada massa "at terlarut itu ketika dilarutkan dalam 1 liter larutan akan
menghasilkan tekanan osmotik setara dengan yang dihasilkan oleh satu8molar 1 mol5 larutan
"at serikat yang ideal. ?nit untuk osmolaritas yang digunakan dalam hubungannya dengan
 persiapan parenteral adalah mosmol kg. Barutan isotonik adalah salah satu yang
menunjukkan tekanan osmotik efektif sama dengan serum darah sedangkan solusi hipotonik 
 
adalah kurang dari dan lebih besar dari serum darah masing8masing. Tonisitas formulasi
 parenteral merupakan kriteria desain penting. =i hadapan solusi hipotonik sel8sel darah
merah akan membengkak karena masuknya air ke dalam sel5 dan akhirnya meledak disebut
hemolisis5 sedangkan dengan adanya larutan hipertonik air akan meninggalkan sel darah
merah yang mengarah ke #renasi .
)enurut Sarbrick :12,'
%aling umum adalah elektrolit sederhana seperti natrium klorida atau garam natrium lain dan
non8elektrolit seperti gliserin dan laktosa. !djuster tonisitas biasanya bahan terakhir 
ditambahkan pada formulasi setelah bahan8bahan lain dalam formulasi ditetapkan dan
osmolalitas formulasi diukur. Jika formulasi masih hipotonik yaitu Y2/4 m7sm kg yang
diukur dengan alat osmometer umum digunakan5 agen tonisitas menyesuaikan ditambahkan
sampai formulasi yang isotonik. Jika formulasi adalah hipertonik tingkat hipertonisitas dan
rute dimaksudkan kebutuhan pemberian obat harus dipertimbangkan. ?ntuk pemberian
intravena nilai hipertonisitas sampai kira8kira 3+4 m7sm kg tidak dianggap berbahaya.
 @amun untuk rute lain administrasi upaya harus dilakukan untuk membuat isotonik produk 
akhir sebelum pemberian. *al ini dapat dicapai baik dengan mengurangi konsentrasi bahan
 jika diterima atau dengan cara pengenceran produk sebelum administrasi.
Sarbrick :3,+/
Tonisitas merupakan faktor penting dalam perumusan produk yang ditujukan untuk aplikasi
untuk selaput lendir sensitif organ seperti mata telinga dan hidung. Tonisitas adalah properti
formulasi yang memiliki pengaruh langsung pada kemampuan formulasi untuk menghasilkan
iritasi jaringan seperti yang dijelaskan oleh contoh berikut.
Jika sejumlah kecil darah defibrinated untuk mencegah penggumpalan dicampur dengan
larutan yang mengandung 40I b v @a(l sel8sel darah merah tetap utuh dan
mempertahankan ukuran normal dan bentuk. Solusi @a(l dianggap isotonik dan memiliki
dasarnya konsentrasi garam yang sama seperti halnya sel darah merah. Sebaliknya jika darah
dicampur dengan 1/I b v larutan @a(l eritrosit menyusut dan menjadi keriput atau
crenated seolah8olah isi sel telah tersedot keluar. Barutan garam yang menyebabkan ini
dianggap hipertonik terhadap isi sel darah merah. *al ini karena sel darah merah
 
seolah8olah air dari eritrosit meleati membran sel untuk mencairkan larutan garam
sekitarnya untuk menyamakan dua konsentrasi garam melintasi membran . >enomena
sebaliknya terjadi jika darah dicampur dengan 4$'I b v larutan @a(l. !ir dari larutan
garam sekitarnya memasuki eritrosit menyebabkan mereka membengkak dan akhirnya
meledak dengan pembebasan hemoglobin. The 4$'I b v larutan garam dianggap
hipotonik dan fenomena ini dikenal sebagai hemolisis.
• )enurut A%S 24th ennaro 2444 : 2$,5
%ada umumnya osmosis diterima sebagai hal utama dalam memelihara
homeostasis keadaan keseimbangan dalam tubuh sehubungan dengan berbagai
fungsi dan komposisi kimia dari cairan dan jaringan misalnya suhu denyut
 jantung tekanan darah kadar air atau gula darah5. ?ntuk sebagian besar efek ini
terjadi dalam atau di antara sel8sel dan jaringan di mana mereka tidak dapat
diukur. Salah satu masalah yang paling bermasalah dalam kedokteran klinis
adalah pemeliharaan cairan tubuh yang memadai dan keseimbangan yang tepat
antara volume cairan ekstraseluler dan intraseluler pada pasien sakit parah.
isotonis,hipertonis,hipotonis :
Barutan isotonik adalah larutan yang menunjukkan tekanan osmotik efektif sama
dengan serum darah sedangkan larutan hipotonik dan hipertonik mengacu pada
larutan di mana tekanan osmotik yang diberikan oleh larutan adalah kurang dari
dan lebih besar dari serum darah.
• A%S edisi 24 ennaro 2444 : 2235 Tekanan osmosis larutan sama atau hampir 
sama dengan cairan dalam sel dikatakan sebagai larutan isotonis. Barutan dengan
konsentrasi lebih besar daripada cairan dalam sel dikatakan hipertonis dan larutan
dengan konsentrasi rendah dikatakan hipotonis
 Iso :
 
Barutan isotonik adalah larutan yang menghasilkan nada yang sama atau
tekanan osmotik sebagai cairan tubuh melintasi membran biologis dan dengan
demikian mencegah aliran air di kedua arah dan karenanya tidak8mengiritasi
ketika disuntikkan ditanamkan dengan perfusi atau dikontakkan dengan
membran mukosa yang sensitif.
stilah isotonis adalah kesamaan nada yang umumnya digunakan secara
 bergantian dengan iso8osmotik.
stilah isotonic berarti nada yang sama biasanya digunakan secara bergantian
dengan isoosmotik tetapi hanya mengacu pada cairan tubuh tertentu.
- )enurut %harmaceutical Technology parrot 10,1 : 10+5
Barutan yang memiiki tekanan osmotik sama seperti cairan tubuh dikatakan
isotonis dengan cairan tubuh.
Barutan yang memilika tekanan osmosis yang besar disebut hipertonis.
- )enurut Scoville Jenkins 10', : 1'281'$5
larutan lebih kuat dan cairan dengan konsentrasi lebih tinggi5 disebut
hipertonis.
Barutan dengan konsentrasi lebih besar daripada dalam sel dikatakan
hipertonis
• *ipotonis
- )enurut !nsel %=> !nsel 2411 : '3$5
Barutan dengan tekanan osmotik lebih rendah dari cairan tubuh atau larutan
natrium klorida 40I yang biasa disebut hipotonik.
- )enurut Scoville Jenkins 10', : 1'281'$5
Barutan hipotonis akan memberikan rasa sakit kemungkinan sel dapat over 
ekspansi dan pecah hemolisis5 sehingga menimbulkan kelumpuhan permanen
- )enurut A%S 1/th ennaro 1004 : 5
&ila larutan hipotonis digunakan dalam kontak dengan sel air akan
digambarkan masuk ke dalam sel karena adanya perbedaan tekanan osmosis
larutan pada masing8masing sisi membran plasma

• mnurut Sarker, S& ' dan utfun ), 2!,*hemi+try for Pharmacy
Student+ eneral, Organic and )atural Product *hemi+try, ohn wiley and Son+, .S/& (p&$%
 Titik lebur digunakan untuk mengkarakteri+a+i +enyawa organik dan untuk mengkon0rma+i kemurnian& Titik leleh +enyawa murni +elalu lebih tinggi dari titik leleh +enyawa dicampur dengan +e1umlah kecil pengotor& Semakin banyak pengotor hadir, +emakin rendah titik leleh&
• -,Melting Point 'etermination, Stanford 3e+earch +y+tem+, .S/&
 
 Titik lebur +uatu 4at adalah +uhu di mana perubahan materi dari padat ke keadaan cair& 5at kri+tal murni memiliki 1ela+, titik leleh ta1am dide0ni+ikan& Selama pro+e+ peleburan, +emua energi ditambahkan ke 4at dikon+um+i +ebagai o6u+ion pana+, dan +uhu tetap kon+tan&
• 7ritain, *&&, 28, .+ing Melting Point to 'etermine Purity of
*ry+talline Solid+, p&#
 Titik lebur +uatu 4at adalah ki+aran +uhu dimana kri+tal pertama yang +olid hanya mulai mencair dan kri+tal terakhir +ele+ai leleh&
Faktor disosiasi
• menurut an+el, 9&*&, 2:, ;alkula+i farma+etika Panduan utk
apoteker, *, 1akarta (p&<:%
• menurut ho+h, T& ;& 'an 7ha+kara 3& a+ti, 2$, Theory and practice
of contemporary pharmaceutic+, *3* Pre++, =lorida& P&#2
=aktor di+o+ia+i adalah bia+anya ditun1uk oleh i, terma+uk dalam propor+i ketika kita beru+aha untuk menentukan kekuatan larutan i+otonik natrium klorida&
• menrut Pharmaceutical calculation the pharmaci+t>+ handbook, /n+el,
9&* dan Shelly &P, #8??, ippincott william+ and wilkin+, .S/&
=aktor di++o+ia+i adalah ukuran dari 1umlah partikel yang efektif diha+ilkan ketika 4at ditempatkan dalam larutan berair&
#!( Bagaiman ika sediaan hipertonis4 hipotonis4isotonis dimasukkan kedalam tu#uh
• )enurut !nsel 244/ : '3$
(airan tubuh termasuk darah dan air mata memiliki tekanan osmotik yang sesuai dengan
larutan 40I natrium klorida. =engan demikian larutan natrium klorida 40I dikatakan
isoosmotik atau memiliki tekanan osmotik sama dengan cairan fisiologis. The isotonik 
istilah yang berarti nada yang sama umumnya digunakan secara bergantian dengan
isoosmotik meskipun benar digunakan hanya dengan mengacu pada cairan tubuh tertentu
sedangkan isoosmotik adalah istilah fisika membandingkan tekanan osmotik dari dua cairan
yang mungkin atau mungkin tidak cairan fisiologis . Solusi dengan tekanan osmotik lebih
rendah dari cairan tubuh atau larutan natrium klorida 40I yang biasa disebut hipotonik
sedangkan solusi yang memiliki tekanan osmotik yang lebih besar yang disebut hipertonik.
Secara teoritis larutan hipertonik ditambahkan ke sistem tubuh akan memiliki kecenderungan
untuk menarik air dari jaringan tubuh ke arah solusi dalam upaya untuk mencairkan dan
membangun keseimbangan konsentrasi. =alam aliran darah suntikan hipertonik dapat
menyebabkan #renasi menyusut5 dari sel8sel darah; di mata solusinya dapat menarik air 
menuju lokasi aplikasi topikal. Sebaliknya solusi hipotonik dapat menyebabkan hemolisis sel
 
8 sotonis
Barutan yang mempunyai tekanan osmotik yang sarna dengan cairan dikatakan baha yang
isotonik dengan yang lainnya jika suatu larutan yang digunakan berkontak dengan sel air 
akan masuk kedalam sel karena perbedaan osmotik dari larutan disekitamya. =emonstrasi
dengan tekanan osmotik menunjukkan baha kedua larutan dengan tonisitas yang tidak sarna
yang dipisahkan oleh suatu larutan semi permeabel cairan atau pelarut yang digunakan dari
larutan yang mempunyai tonisitas yang mudah ditarik meleati membran menjadi kelarutan
yang mempunyai konsentrasi yang lebih tinggi jadi meningkatkan volume larutan akhir 
berkonsentrasi tinggi5. =alarn sistem dengan larutan dengan konsentrasi rendah disebut
hipotonik dibanding larutan yang konsentrasinya lebih kuat dan cairan yang pekat dibuat
menjadi hipertonik dibandingkan dengan yang lain. #etika dua larutan memiliki tekanan
osmotik yang sarna tidak akan terjadi sesuatu pada alat8alat eksperimen menunjukkan baha
daya tanggap untuk transpor cairan dalam keadaan aal telah diabaikan. Setiap larutan
dikatakan menjadi isotonis yaitu jika mempunyai tonisitas yang sarna.
8 Barutan *ipotonik dan *ipertonik
Jika larutan hipotonik mengalami kontak dengan sel maka cairan akan masuk kedalam sel
karena perbedaan tekanan larutan. %ada sisi lain membran plasma sel merupakan unit yang
tertutup sehingga pemasukan air banyak kedalam sel akan menghasilkan pembengkakan dan
selanjutnya hal ini menimbulkan rasa sakit. Sebagai tambahan hal ini sangat mungkin
menghasilkan atau menyebabkan terjadinya pemisahan sel hemolisis5 yang menyebabkan
kerusakan perman en jika larutan hipertonik digunakan cairan akan tertarik dari sel dan sel
menjadi berkerut atau keriput dan tidak berfungsi secara normal. #etika menimbulkan rasa
nyeri kerusakannya tidak permanen sel akan kembali normal dengan segera setelah larutan
hipertonis masuk kedalam cairan tubuh.
• )enurut parrot
Barutan yang memiiki tekanan osmotik sama seperti cairan tubuh dikatakan isotonis dengan
cairan tubuh. Tekanan osmotik memiliki efek pada sel darah merah yang ditunjukan dengan
 pengentalan sel darah merah dalam 3I larutan garam disebut hipertonik. Barutan hipertonik 
memiliki tekanan osmotik lebih tinggi. !ir dalam sel darah merah meleati membrane sel
semipermeabel dan mecairkan larutan garam. !kibat dari kehilangan air sel menyusut dan
mengkerut fenoena ini disebut krenasi.
 Jika sel darah merah tersuspensi ke dalam suling air meleati membran sel menuju kedalam
sel menyebabkan sel mengembang dan pecah dengan pelepaan hemoglobin. %ross ini dikenal
dengan hemolisis cairan bersifat hipotonik dengan darah dan memiliki tekanan osmotik lebih
rendah.
• )enurut gennaro edisi 24thh 2444:2'45
#elebihan nfus cairan hipotonik dapat menyebabkan seling sel darah merah
hemolisis dan invasi air tersebut yang sel8sel tubuh secara umum. #etika ini adalah
di luar toleransi tubuh air hasil keracunan air dengan kejang dan edema seperti
edema paru. nfus yang berlebihan cairan isotonik dapat menyebabkan peningkatan
volume cairan ekstrasel yang dapat mengakibatkan kelebihan peredaran darah. nfus
cairan hipertonik af berlebihan menyebabkan berbagai komplikasi. Sebagai contoh
 
intraseluler diuresis osmotik. hilangnya air dan elektrolit dehidrasi dan koma.
'!( Bagaimana tonisitas sediaan )ang digunakan untuk intrate'hal4 intramus'ular4
intra'utan4 dan su#kutan :
• )enurut &anker 2442:3/+5
sotonis dibutuhkan untuk mengurangi rasa sakit dan iritasi serta mencegah hemolisis
dari sel darah di tempat suntikan. Aute injeksi yang memerlukan isotonisitas adalah
intraartikular = dan melalui SS% seperti intratekal epidural dan
intracerebroventricular. Seperti yang tercatat sebelumnya injeksi parenteral volume
 besar harus isotonis dengan darah osmolalitasnya harus sama dengan darah atau
cairan tubuh lainnya.
• )enurut Troy Aemington : The Science and %ractice of %harmacy 2444 :/42 5
%roduk yang untuk cairan cerebrospinal harus isotonis.
• )enurut *opper Corkbook and Bab )anual for )osbyVs %harmacy Technician:
%rinciples and %ractice 241$ : 1,/5 Semua produk parenteral harus isotonis tetapi
isotonisitasnya akan berbeda8beda tergantung rute administrasinya.
d!( /ontoh #e#erapa #ahan pengisotonis
• )enurut )enurut Sarbrick 244, : 12,'
&erbagai agen yang digunakan dalam produk steril untuk menyesuaikan tonisitas.
%aling umum adalah 9lektrolit sederhana seperti natrium klorida atau garam natrium
lainnya dan non8elektrolit seperti gliserin dan laktosa.
• )enurut )artin =7) 10,1; 0,05
&ahan pengisotonis
• )enurut Bahman Teori dan %raktek >armasi ndustri 100$; 12005
&ahan pengisotonis
ntramuscular Bebih disukai sotonic
1 liserin 1+I822'I
2 Baktosa 41$8'4I
3 )anitol 4$82'I
$ =ekstrosa 3,'8'4I
=ekstrosa @atrium #lorida atau #alium #lorida adalah bahan yang biasanya
digunakan sebagai pengisotonis dalam formulasi parenteral.
e!( Metode perhitungan tonisitas :
8 )etode >ree"ing %oint =epression
)etode ini memanfaatkan nilai = yang memiliki unit derajat (elcius-I obat5.
(ontohnya untuk larutan deksametason natrium fosfat dengan titik beku Tf M
4'2. Barutan isotonic untuk deksametasone @atrium fosfat dapat diberikan
melalui langkah8langkah berikut :
)ft isotonic solution
PTf M 4'2o(
25 #ontribusi obat
4'2o H 441o M 4'1o
 @a(l yang dibutuhkan :
- 34 ml M 42+' g @a(l
8 )etode Sodium #lorida 9Euivalent
Sebuah klorida yang setara natrium nilai 9 didefinisikan sebagai berat natrium
klorida yang akan menghasilkan efek osmotik sama dengan 1 g obat. Sebagai
contoh deksametason natrium fosfat memiliki nilai 9 dari 41/ g @a(l g obat
 
nilai 41+ g @a(l g obat pada 2 I obat. Fariasi ini sedikit di setara natrium
klorida dengan konsentrasi karena perubahan dalam daya tarik interionic pada
konsentrasi yang berbeda dari obat; nilai 9 tidak berbanding lurus dengan
konsentrasi seperti pada metode titik beku. Barutan rujukan untuk metode setara
 @a(l adalah 40I @a(l seperti pada metode titik beku.
=eksametason natrium fosfat 41I
!ir murni E.s 34 ml
)ft isotonic solution
- 34 ml M 42,4 g @a(l
9 M 41/ g @a(lg obat
25 #ontribusi obat
35 Barutan acuan H larutan sebenarnya
42,4 g @a(l H 444'$ g @a(l M 42+' g @a(l
8 @ilai F Barutan sotonis
 @ilai F obat adalah volume air yang akan ditambahkan ke berat tertentu obat 43
g atau 14 g5 untuk menyiapkan larutan isotonik. !lasan untuk menyediakan data
untuk 43 g obat untuk kenyamanan dalam mempersiapkan 34 mB sekitar 1
fiuidounce5 larutan volume umumnya diresepkan. %rinsip yang mendasari
 penggunaan nilai F adalah untuk mempersiapkan larutan isotonik dari obat yang
diresepkan dan kemudian encerkan larutan ini ke volume akhir dengan pembaa
isotonik yang cocok.
)ft isotonic solution
15 @ilai F dari deksametason natrium fosfat dapat dihitung dari @a(l eEuivalen.
- 43 g obat M '+, ml larutan
?ntuk larutan yang cair :
25 Jumlah obat yang dibutuhkan
 - 34 ml M 4434 g obat
Jumlah air yang dibutuhkan untuk membuat larutan isotonis adalah :
 
4434 g obat M 4', ml * 27
35 )empersiapkan larutan 443 g obat dilarutkan ke dalam 4', ml air.
#emudian ditambahkan hingga volume yang sesuai dengan pembaa isotonis
seperti 40I @a(l ''1I dekstrosa atau larutan isotonis buffer fosfat.
42,4 g @a(l H 444'$ g @a(l M 42+' g @a(l
• )enurut A. Foight buku pelajaran teknologi farmasi 100$ : $/+ H $045
1. penentuan secara perhitungan penurunan titik beku dan jumlah natrium klorida
2.penentuan secara perhitungan dibaah penggunaan tabel dengan keterangan penurunan
titik beku dari bahan obat
3. penentuan dibaah penggunaan ekivalen natrium klorida
 
$. penentuan dibaah penggunaan grafik 
Pharma'euti'al Te'hnolog) 0Parrot4 6: 6(
)etode B sejumlah solut yang harus ditambahkan unutk mengatur larutan hipotonik 
dari obat untuk isotonisitas dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
termodinamika.
 
Bebih dari rentang ekstrim dari konsentrasi akan berubah. ?ntuk kenyamanan pada
system farmasetik dimana larutan mencair dan konsentrasi molar dapat diganti dengan
konsentrasi molal penurunan titik beku dapat dinyatakan dengan:
 @ilai B berubah lebih dari rentang konsentrasi yang luas akan tetapi B1'4 meakili nilai
 
!nonim 244/ United Stated Pharmacopeia The ?nited States %harmacopeial (onvention
!merica. /nonim, Melting Point 'etermination, Stanford 3e+earch +y+tem+, .S/&
!nsel (. *. 2411  Ansel’s Pharmaceutical Dosage Form and Drug Deliery Systems
Calkers #luer *ealth Bondon. /n+el, 9&* dan Shelly &P, #8??, Pharmaceutical calculation the pharmaci+t>+ handbook, ippincott william+ and wilkin+, .S/&
an+el, 9&*&, 2:, ;alkula+i farma+etika Panduan utk apoteker, *, 1akarta
!pte S.%. and Sydney 7. ?gu 2443  A Reie! and "lassification of #merging #$cipients
in Parenteral %edications %harmaceutical Technology.
!ulton ). 9. 10//  Pharmaceutics The Science of Dosage Form Design (harcill
Bivingstone.
&anker ilbert S. dan (.T. Ahodes 2442  %odern Pharmaceutics $th )arcell dekker nc.
 @e ork.
&ender =. !. 244+  &ender’s Dictionary of 'utrition and Food Technology (A( %ress
 @e ork. 7ritain, *&&, 28, .+ing Melting Point to 'etermine Purity of *ry+talline Solid+, p&#
=iamond !. S. dan =avid S. C. 2442 *andbook of maging materials )ercel =ekker nc.
 @e ork.
=orland C. !. @. 244/  (amus Sa)u (edo)teran Dorland   9disi 2/ %enerbit &uku
#edokteran 9( Jakarta.
>ulmer .A. !le-ander J.).). @athaniel *.S. *ugo 9.. !braham @. &rian ).S. John
9.&. and #aren .. 2414 @)A (hemical Shifts of Trace mpurities: (ommon
Baboratory Solvents 7rganics and ases in =euterated Solvents Aelevant to the
7rganometallic (hemist Organometallics Folume 20 @omor 0.
ennaro !.A. 2444 Remington: The Science And Practice Of Pharmacy Bippincott
Cilliams and Cilkins Bondon. ho+h, T& ;& 'an 7ha+kara 3& a+ti, 2$, Theory and practice of contemporary pharmaceutic+, *3* Pre++, =lorida&
*opper T. 241$ *or)boo) and +ab %anual for %osby,s Pharmacy Technician: Principles
and Practice 9lsevier !merica.
Jan %okorny J. @edyalka . dan )ichael 2441  Antio$idants in food practical applications
Coodhead %ublishing Btd and (A( %ress BB( 9ngland.
Jenkins 10', Scoville<s the !rt of (ompounding )c. ra Cill book @e ork.
Jenkins . B. =. 9. >rancke 9. !. &recth dan . J. Sperandio 10', Scoville<s The !rt of
(ompounding )cro&ill &ook (ompany Bondon.
Jones =. 244/ %harmaceutics =osage >orm and =esign %harmaceutical %ress Bondon.
#atdare !shok dan )ahesh F. (haubhal 244+ 9-cipient =evelopment for %harmaceutical
&iotechnology and =rug =elivery Systems Taylor D >rancis roup Bondon.
Bahman B. dkk. 100$ Teori dan %raktek >armasi ndustri 9disi 3 %enerbit ?niversitas
ndonesia Jakarta.
 
Bee ). 244, -ibaldi’s : Drug deliery Systems in Pharmaceutical "are !merican Society
of *ealth8System %harmacistnc. !merica.
Biu Aong 244/ Cater8nsoluble =rug >ormulation Second 9dition (A( %ress Taylor D
>rancis roup @e ork.
"ompounding and Dispensing  %harmaceutical %ress Bondon.
)artin 9. C. 10,1 =ispensing of )edication )ack %ublishing (ompany ?S!.
 @ema S. John =. B. 2414 %harmaceutical =osage >orm %arenteral )edication
Third 9d Fol. 1 nforma *ealthcare ?S!.
%arrott 9. B. 10,4 %harmaceutical Technology >undamental %harmaceutics &urgress
%ublishing (ompany ?S!.
%ramanick S. dkk. 2413 9-cipient Selection in %arenteral >ormlation =evelopment jurnal
%harma Times Fol. $' @o. 3. Sarker, S& ' dan utfun ), 2!,*hemi+try for Pharmacy Student+ eneral, Organic and )atural Product *hemi+try, ohn wiley and Son+, .S/& (p&$%
Staples (.!. and Stephanie J.. 10// (osolvent nfluences on 7rganic Solute Aetardation
>actors.
Sarbrick J. 244, 9ncyclopedia of %harmaceutical Technology nforma *ealthcare nc.
 @e ork.
Troy =. &. 2444  Remington : The Science and Practice of Pharmacy Bippincott Cilliam D
Cilkins !merica.