16
Effect of Rofecoxib or Naproxen vs Placebo on Alzheimer Disease Progresion Dora Pradesa H1AP09015 Pembimbing : dr. Suryo Bantolo, S.Psi, M.Sc, Sp.S

Jur Ding neurologi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

perbandingan efek naproxen dan rofecoxib

Citation preview

Effect of Rofecoxib or Naproxen vs Placebo on Alzheimer Disease Progresion

Dora PradesaH1AP09015

Pembimbing :dr. Suryo Bantolo, S.Psi, M.Sc, Sp.S

Effect of Rofecoxib or Naproxen vs Placebo on Alzheimer Disease ProgresionA Randomized Controlled Trial

Pendahuluan

• Pada dekade terakhir, inhibitor kolinestrase digunakan secara luas untuk mengurangi gejala disfungsi kognitif pada penderita Alzheimer Disease (AD).

• Penggunaan obat anti inflamasi diantaranya juga merupakan strategi dalam investigasi terhadap perkembangan keefektivan terapi AD.

• Banyak studi epidemiologi beranggapan bahwa obat anti inflamasi memiliki efek proteksi, dan mengurangi insidensi AD

• Context Bukti dari laboratorium menunjukkan bahwa mekanisme inflamasi berengaruh terhadap kerusakan neuronal pada AD, berhubungan dengan studi epidemiologi yang mengusulkan bahwa NSAIDs memiliki pengaruh positif terhadap perjalanan penyakit

• ObjectiveUntuk menentukan apakah terapi dengan inhibitor selektif COX-2 (rofecoxib) atau nonselektif NSAID (naproxen) memperlambat penurunan kognitif pada pasien dengan AD ringan-sedang.

• HipotesisPenggunaan NSAID pada AD akan memperlambat penurunan kognitif pada peserta dengan AD ringan-sedang.

• DesignMulticenter, randomized, double-blind, placebo-control, parallel group trial, dengan pajanan 1 tahun untuk pengobatan penelitian.

• Kriteria InklusiMasyarakat dengan umur > 50 tahun dengan skor

MMSE berada pada range 13-26.Pengguna inhibitor kolinesterase diizinkan ikut

• Kriteria EksklusiMemiliki kondisi komorbiditas (hipersensitivitas

terhadap aspirin/NSAID, ulkus peptikum aktif selama 5 tahun, gagal ginjal, penyakit liver, hipertensi yang tidak terkontrol, CHF, kelainan perdarahan)

Penggunaan antiinflamasi secara teratur selama 2 bulan, atau terapi lain untuk AD

• Interventions Rofecoxib, 1 kali sehari dengan dosis 25 mg, atau naproxen sodium 2 kali sehari dengan dosis 220 mg, atau plasebo.

• Outcome measurePrimer outcome measure : terdapat perubahan skor pada ADAS-Cog subscale.Sekunder outcome measure : CDR-SOB, ADCS-ADL scale, NPI, QOL-AD

• Statistical AnalysisAnalisis primer menggunakan Analysis of Convariance (ANCOVA) dengan ADAS-Cog score sebagai kovariat.Analisis sekunder pada perubahan ADAS-Cog score menggunakan imputasi LOCF

Result

Analysis of Outcome (primary and secondary measures)

Adverse Events

Diskusi

• Hasil dari analisis primer menunjukkan bahwa naproxen dan rofecoxib tidak memperlambat penurunan kognitif pada pasien AD dibandingkan dengan plasebo.

• Hasil yang sama juga didapatkan ketika ADAS-Cog score di imputasi kedalam analysis LOCF dan ketika data dianalisis menggunakan metode generalized estimating equations.

• Pada kelompok rofecoxib memiliki kecenderungan mengalami penurunan kognitif yang lebih besar dibandingkan dengan plasebo

Dua hal yang penting diperhatikan dalam interpretasi kekurangan dari efek terapi obat aktif :1. Pemilihan obat, dosis, dan durasi

terapi.2. Pemilihan partisipan

Kesimpulan • Hasil penelitian tidak mendukung

hipotesis bahwa rofecoxib dan naproxen bisa memperlambat progresifitas dari AD.

• Mengingat terdapat efek samping toksisitas yang serius jadi kedua obat ini tidak direkomendasikan.

• Rekomendasi yang berhubungan dengan penurunan risiko terjadinya AD dengan terapi NSAID jangka panjang harus menunggu hasil dari primary prevention trial.

Referensi